contoh makalah

Embed Size (px)

Citation preview

ONTOLOGIMAKALAHSEBAGAI SALAH SATU SYARAT TUGAS UNTUK MATA KULIAH FILSAFAT ILMU

KELOMPOK IV

FAKULTAS ILMU KOMPUTERUNIVERSITAS BOROBUDUR JAKARTA2013

Judul Makalah : ONTOLOGI

Nama Mahasiswa : IMAM FARHANNANANG FAISAL ANY JUVITASARI LONA ZIPAH F FITRIANA

Nomor Induk Mahasiswa : 081331044 081331032 081331001081331042081331005

Fakultas: Ilmu Komputer

Program Studi: Sistem Informasi Sistem Komputer

Menyetujui,

Ch. Veralita Amir Trianti, S.Pd, M.Si Dosen PengampuKATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatulloh Wabarokatuh,Bismillaahir Rohmaanir Rohiim.

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadiran Allah Swt, karena berkat kemurahannya makalah ini kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas Ontologi dalam rangka memperdalam di sebuah Persentasi.Kepada semua anggota yang berpartisipasi, Bapak/Ibu Dosen serta informasi-informasi yang ada demi terwujudnya makalah ini hanya doa yang dapat kami panjatkan. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Wassalamualaikum Warrohmatullah Wabarokatuh.

Jakarta, Oktober 2013

Kelompok IV

DAFTAR ISIDAFTAR ISIiv-vBAB I PENDAHULUAN11.1.Latar Belakang.11.2 Perumusan Masalah.21.3 Tujuan dan Kegunaan21.4 Ruang lingkup bahasan.3BAB II TINJAUAN PUSTAKA3BAB III PEMBAHASAN43.1 Pengertian Ontologi43.2 Pengertian Ilmu Pengetahuan5-63.3 Pandangan-pandangan Dalam Ontologi6 3.3.1 Menurut Suriasumantri (1985).............................7 3.3.2 Menurut The Liang Gie7 3.3.3 Menurut Ensiklopedi Britannica8-93.4 Aliran Yang Mempengaruhi Ontolgi.10 3.4.1 Monisme10 3.4.1.1 Matrealisme11 3.4.1.2 Idealisme11 3.4.2 Dualisme12 3.4.3 Pluralisme13 3.4.4 Nihilisme13 3.4.5 Agnoitisisme143.5 Hubungan Ontologi Dan Ilmu Pengetahuan153.6. Implikasi Ontologi Dan Ilmu Pengetahuan16BAB IV PENUTUP174.1 KESIMPULAN.17DAFTAR PUSTAKA18

1

18

BAB IPENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang.

Menurut bahasa, Ontologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu On/Ontos = ada, dan Logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Sedangkan menurut istilah Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.Ontologiadalah hakikat yang ada yang merupakan asumsi dasar bagi apa yang disebut sebagai kenyataan dan kebenaran.

Ilmu pengetahuan (science) mempunyai pengertian yang berbeda dengan pengetahuan (knowledgeatau dapat juga disebutcommon sense). Orang awam tidak memahami atau tidak menyadari bahwa ilmu pengetahuan itu berbeda dengan pengetahuan.

Pandangan Aristoteles yang dapat dikatakan sebagai awal dari perintisan ilmu pengetahuan adalah hal-hal sebagai berikut: 1)Hal Pengenalan,yang meliputi pengenalan inderawi; yang memberi pengetahuan tentanghal-hal yang kongkritdari suatu benda.Dan pengenalan rasional, yang dapat mencapaihakekatsesuatu melalui jalanabstraksi. 2)Hal Metode,menurut Aristoteles, ilmu pengetahuan adalah pengetahuan tentangprinsip-prinsipatauhukum-hukumbukan objek-objek eksternal atau fakta.Penggunaan prinsip atau hukum berarti berargumentasi (reasoning). Menurut Aristoteles, mengembangkan ilmu pengetahuan berarti mengembangkan prinsip-prinsip, mengembangkan ilmu pengetahuan (teori) tidak terletak pada akumulasi data tetapi peningkatankualitas teoridanmetode.

1.2 Perumusan Masalah.

1. Apa yang dimaksud dengan Ontologi?2. Apa yang menjadi pandangan-pandangan Ontologi?3. Apa yang dimaksud dengan Ilmu Pengetahuan?4. Apa Aliran-aliran pemikiran yang mempengaruhi Ontologi?5. Bagaimana hubungan Ilmu pengetahuan dengan Ontologi?6. Implikasi Ontologi dengan Ilmu pengetahuan?

1.3 Tujuan dan Kegunaan

1. Sebagai salah satu tugas mata kuliah filsafat ilmu2. Mengetahui apa itu Ilmu Pengetahuan.3. Mengetahui apa itu Ontologi.4. Mengetahui Pandangan-pandangan terhadap Ontologi.5. Mengetahui hubungan Ontologi dengan Ilmu Pengetahuan.6. Mengetahui Aliran-aliran yang mempengaruhi Ontologi.7. Mengetahui Implikasi Ontologi dengan Ilmu Pengetahuan.

1.4 Ruang lingkup bahasanDalam makalah ini ruang lingkup pokok bahasan hanya sebatas :1. Definisi Ontologi.2. Definisi Ilmu Pengetahuan.3. Mengetahui Aliran-aliran dalam Ontologi.4. Bagaimana Pandangan-pandangan terhadap Ontologi Menurut tokoh.5. Hubungan antara Ontologi dengan Ilmu Pengetahuan.6. Penerapan Ontologi dalam Ilmu Pengetahuan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1.Definisi Ontologi.Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.

2.Mengapa harus ada Ontologi?

Penting dalam hal pemikiran dan komunikasi. Memberikan pemahaman tentang suatu sudut pandang tertentu. Sebagai simbol, kategorisasi dan penataan terhadap suatu fenomena.

3.Dari mana Ontologi itu ?

ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek, property dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yang mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan. Ringkasnya, pada tinjauan filsafat, ontologi adalah studi tentang sesuatu yang ada.

4.Apa tujuan dari Ontologi?

mencari hakikat dari sesuatu. memberikan pengertian untuk penjelasan secara eksplisit dari konsep terhadap representasi pengetahuan.

BAB IIIPEMBAHASAN3.1 Pengertian Ontologi.Menurut bahasa, Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu : On/Ontos = ada, dan Logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Sedangkan menurut istilah Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.Ontologi dapat pula diartikan sebagai ilmu atau teori tentang wujud hakikat yang ada. Obyek ilmu atau keilmuan itu adalah dunia empirik, dunia yang dapat dijangkau panca indera. Dengan demikian, obyek ilmu adalah pengalaman inderawi. Dengan kata lain, ontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat sesuatu yang berwujud (yang ada) dengan berdasarkan pada logika semata.Pengertian paling umum pada ontologi adalah bagian dari bidang filsafat yang mencoba mencari hakikat dari sesuatu. Pengertian ini menjadi melebar dan dikaji secara tersendiri menurut lingkup cabang-cabang keilmuan tersendiri.

Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Awal mula alam pikiran Yunani telah menunjukan munculnya perenungan di bidang ontologi. Dalam persolan ontologi orang menghadapi persoalan bagaimanakah kita menerangkan hakikat dari segala yang ada ini? Pertama kali orang dihadapkan pada adanya dua macam kenyataan. Yang pertama, kenyataan yang berupa materi (kebenaran) dan kedua, kenyataan yang berupa rohani (kejiwaan).

Pembicaraan tentang hakikat sangatlah luas sekali, yaitu segala yang ada dan yang mungkin adalah realitas, realita adalah ke-real-an, riil artinya kenyataan yang sebenarnya. Jadi hakikat adalah kenyataan sebenarnya sesuatu, bukan kenyataan sementara atau keadaan yang menipu, juga bukan kenyataan yang berubah.

3.2 PENGERTIAN ILMU PENGETAHUANlmu pengetahuan, adalah pengetahuan yang diperoleh melalui penyelidikan atau penelitian dengan menggunakan pendekatan ilmiah, seperti meneliti mengapa api panas, apa unsur-unsur yang ada dalam api dan lain sebagainya.Sementara itu, pengetahuan filsafat, merupakan hasil proses berpikir dalam mencari hakikat sesuatu secara sistematis, menyeluruh, dan mendasar. Seperti pengetahuan tentang api, apa hakikat api, dan darimana asal api. Jadi pengetahuan filsafat mencari hakikat sesuatu sampai ke dasarnya atau sedalam-dalamnya.Inilah yang membedakan ilmu pengetahuan dengan pengetahuan filsafat. Ilmu pengetahuan membatasi dirinya dengan pengalaman dan pembuktian, sedangkan pengetahuan filsafat tidak demikian, filsafat menyelidiki sesuatu sampai ke akar-akarnya.Salah satu karakter filsafat adalah spekulatif, karakter ini dijelaskan oleh Jujun S Suriasumantri. Spekulatif adalah dasar dari ilmu pengetahuan, biasa di sebut asumsi. Hal ini jugalah yang menjadi jurang pemisah antara pengetahuan filsafat dan ilmu pengetahuan / sains. Spekulatif sebagai dasar dari ilmu pengetahuan / sains hanya bersifat sementara, yang kemudian harus dibuktikan secara empiris dengan menggunakan metode ilmu atau sains.Kendati filsafat menjadikan spekulatif sebagai salah satu cirinya, namun bukan berarti ia berpikir hanya menebak-nebak atau menerka-nerka tanpa aturan. Akan tetapi, dalam analisis dan pembuktian filsafat akan dapat diketahui dan diterapkan mana spekulatif yang benar dan logis dan mana spekulatif yang salah dan atau tidak logis. Hal ini berarti, kebenaran berpikir filsafat hanya sepanjang kerangka filosofis dan belum tentu benar dalam kenyataan secara empiris. Sementara kebenaran hasil ilmu atau sains merupakan konsensus dari seluruh ilmuan ilmu tersebut di seluruh dunia. Hal ini disebabkan hasil kajian ilmu atau sains harus dapat dikaji ulang atau diperiksa ulang oleh yang bersangkutan atau ilmuan lainnya dengan hasil yang sama. Jika tidak ditemukan hasil yang sama, penemuan itu tidak dapat dikategorikan sebagai ilmu.

3.3 PANDANGAN-PANDANGAN DALAM ONTOLOGI

A. Suriasumantri (1985)

Ontologi yaitu merupakan azas dalam menerapkan batas atau ruang lingkup wujud yang menjadi obyek penelaahan (obyek ontologis atau obyek formal dari pengetahuan) serta penafsiran tentang hakikat realita (metafisika) dari obyek ontologi atau obyek formal tersebut dan dapat merupakan landasan ilmu yang menanyakan apa yang dikaji oleh pengetahuan dan biasanya berkaitan dengan alam kenyataan dan keberadaan.

B. The Liang Gie

Ontologi adalah bagian dari filsafat dasar yang mengungkap makna dari sebuah eksistensi yang pembahasannya meliputi persoalan-persoalan: Apakah artinya ada, hal ada? Apakah golongan-golongan dari hal yang ada? Apakah sifat dasar kenyataan dan hal ada? Apakah cara-cara yang berbeda dalam mana entitas dari kategori-kategori logis yang berlainan (misalnya objek-objek fisis, pengertian universal, abstraksi dan bilangan) dapat dikatakan ada.

C. Ensiklopedi Britannica Ontologi Yaitu teori atau studi tentang being / wujud seperti karakteristik dasar dari seluruh realitas. Ontologi sinonim dengan metafisika yaitu, studi filosofis untuk menentukan sifat nyata yang asli (real nature) dari suatu benda untuk menentukan arti , struktur dan prinsip benda tersebut. (Filosofi ini didefinisikan oleh Aristoteles abad ke-4 SM) . Pengertian paling umum pada ontologi adalah bagian dari bidang filsafat yang mencoba mencari hakikat dari sesuatu. Pengertian ini menjadi melebar dan dikaji secara tersendiri menurut lingkup cabang-cabang keilmuan tersendiri. Pengertian ontologi ini menjadi sangat beragam dan berubah sesuai dengan berjalannya waktu. Sebuah ontologi memberikan pengertian untuk penjelasan secara eksplisit dari konsep terhadap representasi pengetahuan pada sebuah knowledge base. Sebuah ontologi juga dapat diartikan sebuah struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan sebuah domain yang dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah knowledge base. Dengan demikian, ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek, property dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yang mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan. Ringkasnya, pada tinjauan filsafat, ontologi adalah studi tentang sesuatu yang ada.

Dan menurut Bagus, antara lain dapat disederhanakan sebagai berikut: 1. a. Ontologi adalah study tentang arti ada dan berada, tentang cirri-ciri esensial dari yang ada dalam dirinya sendirinya, menurut bentuknya yang paling abstrak. 2. b. Ontologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tata dan struktur realitas dalam arti seluas mungkin, dengan menggunakan katagori-katagori seperti: ada atau menjadi, aktualitas atau potensialitas, nyata atau penampakan, esensi atau eksistensi, kesempurnaan, ruang dan waktu, perubahan, dan sebagainya 3. c. Ontologi adalah cabang filsafat yang mencoba melukiskan hakikat terakhir yang ada, yaitu yang satu, yang absolute, bentuk abadi, sempurna, dan keberadaan segala sesuatu yang mutlak bergantung kepada-nya. 4. d. Cabang filsafat yang mempelajari tentang status realitas apakah nyata atau semu, apakah pikiran itu nyata, dan sebagainya.

Seperti telah diungkap diatas, hakikat abstrak atau jenis menentukan kesatuan (kesamaan ) dari berbagai macam jenis, bentuk dan sifat hal-hal atau barang-barang yang berbeda-beda dan terpisah-pisah,. Perbedaan dan keterpisahan dari orang-orang bernama Socrates, Plato, Aristoteles dan sebagainya, terikat dalam satu kesamaan sebagai manusia. Manusia, binatang, tumbuhan, dan benda-benda lain yang berbeda-beda dan terpisah-pisah, tersatukan dengan kesamaan jenis sebagai makhluk. Jadi, hakikat jenis dapat dipahami sebagai titik sifat abstrak tertinggi daripada sesuatu hal (an ultimate nature of a thing). Pada titik abstrak tertinggi inilah segala macam perbedaan dan keterpisahan menyatu dalam subtansi dalam filsafat, study mengenai hakikat jenis atau hakikat abstrak ini masuk kedalam bidang metafisika umum (general metaphisics) atau ontology. Oleh sebab itu, pembahasan tentang hakikat jenis ilmu pengetahuan berarti membahas ilmu pengetahuan secara ontologis. Persoalannya adalah sejauh mana fakta perbedaan dan keterpisahan ilmu pengetahuan ini merupakan kesungguhan (actus) atau kemungkinan (potency), dalam arti seharusnya ilmu pengetahuan itu tentang pluralistic atau monolistik?.

3.4 ALIRAN-ALIRAN YANG MEMPEMGARUHI ONTOLOGI

Dalam mempelajari ontologi muncul beberapa pertanyaan yang kemudian melahirkan aliran-aliran dalam filsafat. Dari masing-masing pertanyaan menimbulkan beberapa sudut pandang mengenai ontologi. Pertanyaan itu berupa Apakah yang ada itu? (What is being?), Bagaimanakah yang ada itu? (How is being?), dan Dimanakah yang ada itu? (What is being?).

1. Apakah yang ada itu? (What is being?)Dalam memberikan jawaban masalah ini lahir aliran filsafat, yaitu sebagai berikut :

a). MonoismeAliran ini berpendapat bahwa yang ada itu hanya satu, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber yang asal, baik yang asal berupa materi ataupun berupa ruhani. Tidak mungkin ada hakikat masing-masing bebas dan berdiri sendiri. Haruslah salah satunya merupakan sumber yang pokok dan dominan menentukan perkembangan yang lainnya. Plato adalah tokoh filsuf yang bisa dikelompokkan dalam aliran ini, karena ia menyatakan bahwa alam ide merupakan kenyataan yang sebenarnya. Istilah monisme oleh Thomas Davidson disebut dengan Block Universe. Paham ini kemudian terbagi ke dalam dua aliran .

Materialisme

Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan ruhani. Aliran ini sering juga disebut dengan naturalisme. Menurutnya bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu-satunya fakta. Aliran pemikiran ini dipelopori oleh bapak filsafat yaitu Thales (624-546 SM). Ia berpendapat bahwa unsur asal adalah air, karena pentingnya bagi kehidupan. Anaximander (585-528 SM) berpendapat bahwa unsur asal itu adalah udara, dengan alasan bahwa udara merupakan sumber dari segala kehidupan. Demokritos (460-370 SM) berpendapat bahwa hakikat alam ini merupakan atom-atom yang banyak jumlahnya, tak dapat dihitung dan amat halus. Atom-atom itulah yang merupakan asal kejadian alam.

Idealisme

Idealisme diambil dari kata idea yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini menganggap bahwa dibalik realitas fisik pasti ada sesuatu yang tidak tampak. Bagi aliran ini, sejatinya sesuatu justru terletak dibalik yang fisik. Ia berada dalam ide-ide, yang fisik bagi aliran ini dianggap hanya merupakan bayang-bayang, sifatnya sementara, dan selalu menipu. Eksistensi benda fisik akan rusak dan tidak akan pernah membawa orang pada kebenaran sejati. Dalam perkembangannya, aliran ini ditemui dalam ajaran Plato (428-348 SM) dengan teori idenya. Menurutnya, tiap-tiap yang ada di dalam mesti ada idenya yaitu konsep universal dari tiap sesuatu. Alam nyata yang menempati ruangan ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam ide itu. Jadi, idelah yang menjadi hakikat sesuatu, menjadi dasar wujud sesuatu.

b). Dualisme

Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat rohani, benda dan roh, jasad dan spirit. Kedua macam hakikat itu masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama azali dan abadi. Hubungan keduanya menciptakan kehidupan dalam alam ini. Tokoh paham ini adalah Descartes (1596-1650 M) yang dianggap sebagai bapak filsafat modern. Ia menamakan kedua hakikat itu dengan istilah dunia kesadaran (rohani) dan dunia ruang (kebendaan). Ini tercantum dalam bukunya Discours de la Methode (1637) dan Meditations de Prima Philosophia (1641). Dalam bukunya ini pula, Ia menerangkan metodenya yang terkenal dengan Cogito Descartes (metode keraguan Descartes/Cartesian Doubt). Disamping Descartes, ada juga Benedictus de Spinoza (1632-1677 M), dan Gitifried Wilhelm von Leibniz (1646-1716 M).

c). Pluralisme

Aliran ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata. Pluralisme dalam Dictionary of Philosophy and Religion dikatakan sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua entitas. Tokoh aliran ini pada masa Yunani Kuno adalah Anaxagoras dan Empedocles, yang menyatakan bahwa substansi yang ada itu terbentuk dan terdiri dari empat unsur, yaitu tanah, air, api, dan udara. Tokoh modern aliran ini adalah William James (1842-1910 M), yang mengemukakan bahwa tiada kebenaran yang mutlak, yang berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri, dan lepas dari akal yang mengenal.

d). Nihilisme

Nihilisme berasal dari bahasa Latin yang berarti nothing atau tidak ada. Sebuah doktrin yang tidak mengakui validitas alternatif yang positif. Istilah nihilisme diperkenalkan oleh Ivan Turgeniev pada tahun 1862 di Rusia. Doktrin tentang nihilisme sebenarnya sudah ada semenjak zaman Yunani Kuno, yaitu pada pandangan Gorgias (485-360 SM) yang memberikan tiga proposisi tentang realitas. Pertama, tidak ada sesuatupun yang eksis. Kedua, bila sesuatu itu ada, ia tidak dapat diketahui. Ketiga, sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang lain. Tokoh lain aliran ini adalah Friedrich Nietzche (1844-1900 M). Dalam pandangannya dunia terbuka untuk kebebasan dan kreativitas manusia. Mata manusia tidak lagi diarahkan pada suatu dunia di belakang atau di atas dunia di mana ia hidup.

e).Agnostisisme

Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda. Baik hakikat materi maupun hakikat ruhani. Kata agnostisisme berasal dari bahasa Grik Agnostos, yang berarti unknown. A artinya not, gno artinya know. Timbulnya aliran ini dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampu menerangkan secara konkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat kita kenal. Aliran ini dapat kita temui dalam filsafat eksistensi dengan tokoh-tokohnya seperti, Soren Kierkegaar (1813-1855 M) yang terkenal dengan julukan sebagai Bapak Filsafat Eksistensialisme, yang menyatakan bahwa manusia tidak pernah hidup sebagai suatu aku umum, tetapi sebagai aku individual yang sama sekali unik dan tidak dapat dijabarkan ke dalam sesuatu orang lain. Berbeda dengan pendapat Martin Heidegger (1889-1976 M), yang mengatakan bahwa satu-satunya yang ada itu ialah manusia, karena hanya manusialah yang dapat memahami dirinya sendiri. Tokoh lainnya adalah, Jean Paul Sartre (1905-1980 M), yang mengatakan bahwa manusia selalu menyangkal. Hakikat beradanya manusia bukan entre (ada), melainkan aentre (akan atau sedang). Jadi, agnostisisme adalah paham pengingkaran/penyangkalan terhadap kemampuan manusia mengetahui hakikat benda, baik materi maupun ruhani.

3.5 HUBUNGAN ILMU PENGETAHUAN DAN ONTOLOGI Ontologi merupakan salah satu diantara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Dimana awal mula alam pikiran orang Yunani telah menunjukkan perenungan dibidang ontology seperti yang kita kenal Thales atas perenungan terhadap air yang merupakan subtansi terhadap asal mula dari segala sesuatu.Asalnya air dapat di amati dari beberapa bentuknya. Air dapat menjadi benda halus berbentuk uap, ia juga dapat menjadi cair bahkan dapat menjadi benda keras berupa es, Secara totalitas air dapat dijadikan sumber kehidupan seluruh makhluk hidup, hewan, tumbuh-tumbuhan maupun manusia. Para filosof selalu mencari apa yang pertama yang ada dibelakang yang ada dan bersifat hakikih atau dasar yang dibelakang segala yang ada.Berpijak dari alasan Thales, ontology merupakan cabang filsafat yang mendeskripsikan hakekat wujud. Di mana ilmu pengetahuan dari segi ontology selalu mengkaji yang telah diketahui atau yang ingin diketahui. Dari fenomena yang terjadi disekitarnya manusia melakukan berbagai aktifitas untuk mengetahui apa sebenarnya di balik apa yang diraba oleh pancaindranya, sebab ilmu hanya mengkaji ada bagian yang bersifat empiris yang dapat diuji oleh pancaindra manusia.Ontologi merupakan kawasan ilmu yang tidak bersifat otonom, ontology merupan sarana ilmiah yang menemukan jalan untuk menagani masalah secara ilmiah. Oleh karena itu ontologis dari ilmu pengetahuan adalah tentang obyek materi dari ilmu pengetahuan itu adalah hal-hal atau benda-benda yang empiris.

3.6 IMPLIKASI ONTOLOGI DAN ILMU PENGETAHUAN

Kontribusi Ontologi dalam Ilmu Pengetahuan Sangatlah besar, Karena Ontologi adalah salah satu dasar dari ilmu pengetahuan. Ontologi juga mempelajari tentang eksistensi dari objek yang dapat dicerna oleh panca indera manusia. Untuk Implikasi yang sangat dekat pada kehidupan sehari-hari bisa kita temukan pada Air. Eksistensi air dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting sehingga apapun perubahan wujud dari air tersebut menjadi perhatian dan pengamatan oleh manusia. Seperti Perubahan wujud terhadap air menjadi uap ataupun embun bahkan menjadi sebuah Es Batu yang dapat dibuktikan kebenarannya melalui ilmu pengetahuan yang sudah di kembangkan.

BAB IVPENUTUP

4.1KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas tentang Ontologi maka dapat di simpulkan ontologi adalah bagian dari bidang filsafat yang mencoba mencari hakikat dari sesuatu. Sebuah ontologi memberikan pengertian untuk penjelasan secara eksplisit dari konsep terhadap representasi pengetahuan pada sebuah knowledge base. Sebuah ontologi juga dapat diartikan sebuah struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan sebuah domain yang dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah knowledge base. Dengan demikian, ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek, property dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yang mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan. Ringkasnya, pada tinjauan filsafat, ontologi adalah studi tentang sesuatu yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

[1] http://alicia-komputer.blog.friendster.com/2008/10/filsafat-ilmu-dan-logika[2] Suparlan Suhartono,2005,filsafat ilmu pengetahuan,AR-RUZZ MEDIA 194,Jogjakarta,hal:111[3] IBID,hal:112-114[4] http://umum.kompasiana.com/2010/01/24/ontologi/[5] http://id.wikipedia.org/wiki/Pluralisme [6] http://id.wikipedia.org/wiki/ Agnostisisme