Contoh Laporan Pabrik Gula

Embed Size (px)

Citation preview

  • BAB II

    GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    2.1. Sejarah Perusahaan

    Pembangunan Pabrik Gula Kwala Madu dimulai dari proyek gula PT.

    Perkebunan Nusantara IX (Proyek Pengembangan Gula) tahun 1975 yang

    dilakukan di beberapa tempat, yaitu :

    1. Perkebunan Tanjung Morawa

    2. Perkebunan Batang Kuis

    3. Perkebunan Sei Semayang

    4. Perkebunan Kwala Madu

    Dalam upaya peningkatan produktivitas tanah, Balai penelitian PT.

    Perkebunan Nusantara IX melakukan penelitian tentang peranan tebu. Dari hasil

    penelitian yang dilakukan, Balai penelitian ini memiliki harapan besar untuk

    memulai suatu proyek gula. Hal ini dikarenakan output yang diperoleh setiap

    hektarnya sangat tinggi. Maka studi kelayakan pendirian pabrik pada bulan

    Februari tahun 1978 oleh Philpine Consurtium of Consultan, dan pada bulan

    Agustus 1978 izin prinsip pengembangan proyek gula PTP II dikeluarkan oleh

    Menteri Pertanian Republik Indonesia dengan Surat No. 252/Menteri/III/1978.

    Pabrik Gula Kwala Madu adalah suatu perusahaan penghasil gula kedua yang

    didirikan diluar pulau Jawa yang mempunyai kantor besar dijalan Tembakau Deli

    No.4 Medan.

    Universitas Sumatera Utara

  • Dalam tahap perkembangan Pabrik Gula ini, Pemerintah mengadakan

    kontrak dengan Hitachi Zosen yang ditandatangani pada tanggal 23 November

    1981 dan mulai dan mulai berlaku tanggal 6 Februari 1982. Dengan demikian

    penyelesaian Pabrik Gula Kwala Madu dapat diselesaikan dalam waktu kurang

    dari 24 bulan dari kontrak yang telah ditandatangani.

    Dalam proses pengolahannya, Pabrik Gula Kwala Madu beroperasi selama

    24 jam sehari dalam masa gilingan selama 7 bulan yang dibagi menjadi 3 shift

    kerja, dimana 1 shift adalah 8 jam. Pabrik Gula Kwala Madu beroperasi dengan

    kapasitas produksi 4000 ton tebu sehari (4000 TCD). Pada tahun 1997 PT.

    Perkebunan Nusantara IX berubah nama menjadi PTP. Nusantara II sampai

    sekarang.

    2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

    Pabrik Gula Kwala Madu menghasilkan gula tebu ataupun gula pasir dari

    tebu, dimana dalam penanaman tebu PTPN II memiliki perkebunan sendiri, yang

    selanjutnya tebu diolah pada pabrik dan menghasilkan gula pasir.

    Pabrik gula Kwala Madu dikategorikan dalam kelompok D sesuai dengan

    SK Menteri Pertanian No. 59/pst/EKKU/10/1997 yang mengelompokkan pabrik

    gula berdasarkan kapasitas dalam :

    1. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 800 1200 ton/hari

    2. Golongan B untuk pabrik dengan kapasitas 1200 1800 ton/hari

    3. Golongan C untuk pabrik dengan kapasitas 1800 2700 ton/hari

    4. Golongan D untuk pabrik dengan kapasitas 2700 4000 ton/hari

    Universitas Sumatera Utara

  • Selain pabrik Gula Kwala Madu, PTP. Nusantara II juga mempunyai

    pabrik gula yang lain yaitu Pabrik Gula Sei Semayang dengan kapasitas 4000

    ton/hari.

    2.2.1. Lokasi Perusahaan

    Lokasi Pabrik Gula Kwala Madu berjarak 36 Km dari kota Medan,

    tepatnya di Kwala Begumit, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat. Lokasi

    Pabrik Gula Kwala Madu jauh dari keramaian penduduk dan lokasi bahan baku

    yaitu perkebunan tebu yang berada cukup dekat disekitar pabrik, dengan luas areal

    penanaman tebu seluas 6706,47 Ha dimana areal perkebunan meliputi:

    1. Kwala Madu : 1.966,10 Ha

    2. Distrik Tb/P3GI : 6,0 Ha

    3. Tandem Hilir : 1100,00 Ha

    4. Tandem : 96,60 Ha

    5. Kwala Binjai : 1684,90 Ha

    6. T. Jati : 424,16 Ha

    7. Batang Serangan : 85,00 Ha

    Di lain sisi pabrik juga mengolah tebu dari hasil rakyat di sekitar

    pabrik melalui tebu rakyat intensifikasi seluas 500,25 Ha.

    2.2.2. Daerah Pemasaran

    PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu memiliki sistem

    pemasaran yang dimulai dari proses pemesanan. Pesanan ini diterima oleh pihak

    Universitas Sumatera Utara

  • perusahaan melalui bagian pemasaran berdasarkan sistem tender, dimana

    selanjutnya bagian pemasaran akan memberitahukan pemesanan tersebut ke

    pabrik untuk di proses. Setelah pemesanan selesai di proses, maka konsumen akan

    mengambil langsung ke Pabrik Gula Kwala Madu sesuai dengan jadwal yang

    telah ditentukan.

    2.3. Organisasi dan Manajemen

    Organisasi adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan tertentu dan

    diantara mereka dilakukan pembagian tugas untuk pencapaian tujuan tersebut.

    Organisasi mempunyai unsur-unsur seperti dibawah ini:

    1. Adanya dua orang atau lebih

    2. Adanya maksud dan tujuan untuk bekerja sama.

    3. Adanya pengaturan hubungan.

    4. Adanya tujuan yang hendak dicapai.

    Organisasi menggambarkan keseluruhan aktifitas manajemen dalam

    pengelompokan orang-orang dan penetapan tugas, fungsi-fungsi, wewenang, serta

    tanggung jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktifitas-aktifitas yang

    berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    Manajemen adalah alat organisasi untuk mencapai tujuannya.

    Administrator atau manajer harus berupaya mengerahkan kelompok orang-orang

    yang di bawahnya seefektif dan seefisien mungkin untuk mencapai tujuan

    tersebut. Ukuran keberhasilan administrator atau manajer adalah tinggi rendahnya

    produktivitas kelompok yang dibawahinya.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.3.1. Struktur Organisasi

    Dalam struktur organisasi akan dapat dilihat hubungan dan kerjasama

    dalam suatu organisasi. Struktur organisasi merupakan bahan yang memberikan

    gambaran secara skematis tentang penetapan dan pembagian pekerjaan yang harus

    dilakukan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan serta

    menetapkan hubungan antara unsur-unsur organisasi secara jelas dan terperinci.

    Bagan organisasi menunjukkan:

    1. Pembagian kerja

    2. Pimpinan dan bawahan

    3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan

    4. Pengelompokan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan

    5. Tingkatan-tingkatan dalam manajemen

    Dalam sistem pengorganisasian pada unit yang berbeda-beda, diperlukan

    struktur organisasi yang dapat mempersatukan seluruh sumber daya dengan cara

    yang teratur. Dengan struktur organisasi tersebut diharapkan setiap personil yang

    ada di dalam organisai dapat diarahkan sehingga dapat mendorong mereka

    melaksanakan aktifitas masing-masing dengan baik dengan mendukungnya

    sasaran perusahaan.

    Adapun struktur yang berlaku di Pabrik Gula Kwala Madu adalah organisasi

    fungsional, dimana organisasi ini disusun atas dasar fungsi yang harus

    dilaksanakan, serta dalam pembagian tugas-tugas dapat didasarkan pula oleh

    fungsi yang harus dilakukannya. Struktur organisasi Pabrik Gula Kwala Madu

    dapat dilihat pada Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pabrik gula Kwala Madu

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pabrik gula Kwala Madu

    Sumber : Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II

    MANAGER PABRIK

    KA. DINAS TEKNIK

    KA. DINAS TATA USAHA

    KA. DINAS LABORATORIUM

    KA. DINAS PENGOLAHAN

    TUIK TIMBANGAN GUDANG ASISTEN LAB

    ASISTEN LIMBAH

    ASISTEN WATER TREATMENT

    ASISTEN CANEYARD TRANSPORT DINAS SIPIL/ALAT BERAT

    ASISTEN BOILER

    ASISTEN GILINGAN

    ASISTEN LISTRIK INSTRUMENT

    ASISTEN WORKSHOP

    ASISTEN PENGUAPAN

    ASISTEN PUTARAN

    ASISTEN MASAKAN

    ASISTEN PEMURNIAN

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.3.2. Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab

    Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian

    dalam struktur organisasi dapat dilihat pada Lampiran I.

    2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

    Karyawan di Pabrik Gula Kwala Madu umumnya telah bekerja sejak

    berdirinya pabrik pada tahun 1983 sampai saat ini, dan telah mengalami

    pendidikan khusus Pabrik Gula baik dari Lembaga Pendidikan Perkebunan di

    Yogyakarta maupun Job Training di Pabrik Gula yang ada di pulau Jawa, Pabrik

    Gula Cot Girek di Aceh maupun Pabrik Gula yang ada di luar negeri seperti di

    Filipina.

    Komposisi tenaga kerja di PG. Kwala Madu terdiri dari :

    a. Pimpinan = 13 orang

    b. Karyawan Pelaksana = 560 orang

    c. Karyawan Tidak Tetap = 160 orang

    Jumlah = 733 orang

    Adapun komposisi susunan tenaga kerja di Pabrik Gula Kwala Madu dapat

    dilihat pada Tabel 2.1. Susunan Tenaga Kerja PG. Kwala Madu

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 2.1. Susunan Tenaga Kerja PG. Kwala Madu

    No Umum Pimpinan

    (orang)

    Karyawan

    Pelaksana (orang)

    Karyawan Tidak

    Tetap (orang)

    Jumlah

    (orang)

    1 Kantor Manager

    Manager

    TUK/Umum/G.Material

    Gudang Hasil

    1

    -

    1

    -

    44

    12

    -

    8

    41

    1

    52

    54

    2 Dinas Teknik

    Kantor Dinas teknik

    Boiler

    Mill

    Power House/ Listrik

    Instrument

    Workshop

    Cane yard

    Keamanan

    1

    1

    1

    1

    -

    1

    -

    -

    9

    57

    53

    58

    17

    48

    40

    28

    2

    6

    6

    8

    -

    8

    -

    -

    12

    64

    60

    67

    17

    57

    40

    28

    3 Dinas Pengolahan

    Kantor Dinas

    Pemurnian

    Penguapan

    Masakan

    Putaran

    Pengarungan

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    5

    50

    49

    24

    24

    2

    -

    8

    8

    9

    11

    18

    6

    59

    58

    34

    36

    21

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 2.1. Susunan Tenaga Kerja PG. Kwala Madu (Lanjutan)

    No Umum Pimpinan

    (orang)

    Karyawan

    Pelaksana (orang)

    Karyawan Tidak

    Tetap (orang)

    Jumlah

    (orang)

    4

    Laboratorium

    Laboratorium Pabrik

    Water Treatment

    Instalasi Limbah

    Timbangan

    1

    -

    -

    -

    25

    3

    3

    9

    15

    3

    3

    6

    41

    6

    6

    15

    Total 14 560 160 734

    Sumber : Pabrik Gula Kwala Madu

    Agar produksi perusahaan berjalan lancar dalam melakukan tugas untuk

    mencapai tujuannya, maka jam kerja diatur menjadi tiga shift, yaitu:

    1. Shift I mulai pukul 07.00 sampai 16.00 WIB

    2. Shift II mulai pukul 16.00 sampai 23.00 WIB

    3. Shift III mulai pukul 23.00 sampai 07.00 WIB

    2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

    Sistem pengupahan yang dilakukan di Pabrik Gula Kwala Madu adalah

    berdasarkan peraturan pemerintah melalui Surat keputusan Bersama (SKB) yang

    dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Departemen Pertanian.

    Sistem pengupahan dibedakan berdasarkan golongan karyawan. Karyawan

    pimpinan terdiri dari golongan III-A sampai IV-D, karyawan pelaksana terdiri dari

    golongan I-A sampai II-D.

    Universitas Sumatera Utara

  • Masa giling di Pabrik gula Kwala Madu adalah sekitar 7 bulan yaitu mulai

    bulan Januari sampai bulan Juli dalam 1 tahun, akan tetapi seluruh karyawan tetap

    dan pimpinan tetap aktif bekerja walaupun pada saat itu diluar jam kerja yang

    telah ditentukan, maka karyawan tersebut mendapat upah lembur.

    Upah/gaji dibayar oleh perusahaan setiap awal bulan sebesar upah standar,

    ditambah upah lembur bila ada, dan pada waktu-waktu tertentu karyawan akan

    menerima :

    a. Upah perangsang berdasarkan prestasi.

    b. Pembagian keuntungan

    c. Jaminan untuk hari tua/pensiun

    d. Tunjangan hari raya dan tahun baru dan lain-lain.

    Untuk mendorong pimpinan dan karyawan agar bekerja lebih giat dan

    meningkatkan prestasi kerja, pihak perusahaan memberikan fasilitas-fasilitas

    pendukung seperti berikut :

    1. Pemberian Cuti

    2. Perumahan

    3. Perawatan Kesehatan

    4. Sarana Pendidikan

    5. Sarana Rumah Ibadah

    6. Koperasi Karyawan

    7. Transportasi

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.4. Proses Produksi

    Proses Produksi merupakan kegiatan-kegiatan yang berlangsung di pabrik

    mulai dari pengolahan bahan baku menjadi suatu produk jadi. Proses produksi di

    Pabrik Gula Kwala Madu adalah untuk menghasilkan gula pasir.

    2.4.1. Bahan Yang digunakan

    1. Bahan Baku

    Bahan baku adalah semua bahan yang digunakan sebagai bahan

    utama dalam proses produksi, ikut dalam proses produksi dan memiliki

    persentase terbesar dibandingkan dengan bahan lainnya. Adapun bahan

    baku yang digunakan untuk proses produksi yang terdapat di Pabrik gula

    Kwala Madu adalah tebu.

    Tebu yang akan dipanen mempunyai rendemen (kadar gula) rata-rata

    6,5 7 %. Pemanenan tebu dilakukan antara 10 12 bulan sejak ditanam,

    dimana sebelumnya diperiksa terlebih dahulu dengan mengambil sepuluh

    batang tebu secara acak sebagai contoh. Tebu yang baik untuk dijadikan

    bahan baku pembuatan gula adalah tebu yang matang, dimana kandungan

    gula dalam batangnya adalah sama.

    kadar gula dalam tebu dipengaruhi oleh faktor intern yaitu varietas

    tebu dan faktor ekstern adalah iklim tanah, serta perawatan/pemeliharaan.

    Faktor yang paling nyata mempengaruhi kadar kandungan gula adalah

    iklim, karena itu panen dilakukan saat curah hujan sedikit yaitu pada bulan

    Januari sampai dengan bulan Agustus.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2. Bahan Tambahan

    Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses

    produksi, yang ditambahkan dalam proses pembuatan produk sehingga

    dapat meningkatkan mutu produksi. Bahan tambahan merupakan bahan

    yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk atau suatu bahan yang

    ditambahkan pada produk dimana keberadaannya tidak mengurangi nilai

    produk tersebut

    Adapun bahan tambahan dalam produksi gula adalah :

    a. Air

    Air digunakan sebagai air imbibisi pada stasiun gilingan untuk

    memeras kadar gula pada ampas tebu semaksimal mungkin. Volume

    air adalah 20% dari kapasitas tebu/hari.

    b. Susu kapur (Ca(OH)2)

    Kapur tohor dibuat menjadi susu kapur yang berfungsi untuk

    menaikkan pH nira menjadi 9,0 9,5. Pemilihan susu kapur sebagai

    bahan yang digunakan untuk menaikkan pH nira didasarkan pada

    harganya yang dapat terjangkau dan mudah membuatnya. Susu kapur

    dibuat dengan proses pembakaran batu kapur dan disiram dengan air.

    c. Gas Belerang (SO2)

    Gas belerang dibuat dari belarang yang digunakan dalam pemurnian

    nira. Tujuan pemakian gas belerang adalah :

    1) Menetralkan kelebihan air kapur (Ca(OH)2) pada nira terkapur pH-

    nya mencapai 7,0 7,2.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2) Untuk memutihkan warna yang ada dalam larutan nira yang

    mengurangi pengaruh pada warna Kristal dari gula.

    d. Floculant

    Floculant diberikan untuk mempercepat pengendapan yang berfungsi

    sebagai pengikat partikel halus yang tidak baik dalam nira 9larutan

    untuk membentuk gumpalan partikel yang lebih besar dan lebih mudah

    diendapkan kemudian disaring)

    3. Bahan Penolong

    Bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan dalam suatu

    proses produksi yang dikenakan langsung atau tidak langsung terhadap

    bahan baku dalam suatu proses produksi untuk mendapatkan produk yang

    diinginkan. Bahan-bahan penolong yang digunakan dalam produksi gula

    adalah :

    a. Karung plastik yang digunakan untuk pemngarungan gula.

    b. Benang jahit untuk menjahit karung plastik.

    2.4.2. Standar Mutu Produk

    Standar mutu produk yang digunakan pihak perusahaan Pbrik Gula Kwala

    Madu adalah standar mutu berdasarkan Pusat Penelitian Perkebunan Gula

    Indonesia (P3GI) yang ada di Yogyakarta. adapun standar mutu produk yang

    ditetapkan perusahaan adalah :

    a. Gula yang diproduksi harus berwarna putih dan bersih.

    Universitas Sumatera Utara

  • b. Ukuran kristal memenuhi persyaratan yaitu 0,7 0,9 mm.

    c. Gula hasil produksi haruslah benar-benar kering agar tahan lama.

    d. Gula yang dihasilkan tidak berbau.

    2.4.3. Uraian proses Produksi

    Gula yang diproduksi oleh Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II

    adalah gula tebu yang berbentuk sakarosa dengan rumus kimia sebagai berikut :

    C12H22O11 C6H12O6 + C6H12O6

    Saccharosa Glukosa Fruktosa

    Proses pembuatan gula dari tebu pada Pabrik Gula Kwala Madu dibagi

    dalam beberapa stasiun. Adapun tahapan proses produksi dari awal sampai akhir

    pengolahan tebu menjadi Kristal gula dapat dilihat pada Blok Diagram Gambar.

    2.2.

    1. Stasiun Penimbangan

    Tebu yang berasal dari perkebunan diangkat ke pabrik dengan truk.

    Sebelum sampai ke halaman pabrik, tebu beserta truk ditimbang terlebih

    dahulu kemudian setelah tebu ditimbang maka berat keseluruhan dikurangi

    berat truk sehingga diperoleh berat bersih.

    Truk yang berisi tebu dengan kapasitas 5-6 ton naik ke tripper dan

    dijungkitkan dengan tenaga pompa hidrolik sehingga tebu jatuh ke bagian

    pembawa tebu (cane carrier). Truk dengan 10 12 ton yang dilengkapi dengan

    tali dengan menggunakan alat pengangkat tebu, mengangkat tebu ke bagian

    Universitas Sumatera Utara

  • meja tebu dimana kabel pengangkat tebu dihubungkan dengan tali sling.

    Selanjutnya tenaga hidrolik digerakkan sehingga mengangkat tali sling dan

    tebu ditumpukkan ke bagian meja tebu, lalu tebu dimasukkan ke bagian

    pembawa tebu sehingga dapat digiling.

    2. Stasiun Penanganan (Cane Handling Station)

    Pada proses selanjutnya cane carrier membawa tebu masuk ke cane

    leveler (bagian pengaturan tebu) guna mengatur pemasukan tebu menuju cane

    cutter I. Pada cane cutter I tebu dipotong-potong secara horizontal, dicacah dan

    dipotong-potong agar mempermudah proses penggilingan. Selanjutnya dibawa

    ke bagian cane cutter II.

    a. Cane cutter I

    Cane cutter I berfungsi memotong tebu agar tebu terpotong-potong rata

    walaupun masih kasar, untuk mempermudah penggilingan.

    b. Cane cutter II

    Tahap berikutnya tebu dimasukkan ke cane cutter II yang digunakan

    sebagai alat pemecah tebu yang telah dipotong-potong oleh cutter I supaya

    lebih halus dari cutter I, sehingga penggilingan berlangsung lebih mudah.

    3. Stasiun Gilingan

    Pada stasiun gilingan tebu akan digiling yang bertujuan untuk

    mendapatkan aiar nira sebanyak mungkin. Penggilingan (pemerasan) dilakukan

    lima kali dengan unit gilingan (Five Set Three Roller Mill) yang disusun seri

    dengan memakai tekanan hidrolik yang berbeda-beda. Alat ini terdiri dari tiga

    Universitas Sumatera Utara

  • buah roll yang terbuat dari (satu set) yang mempunyai permukaan yang beralur

    berbentuk V dengan sudut 300 yang gunanya untuk memperlancar aliran nira

    dengan mengurangi terjadinya slip. Jarak antara roll atas (Top Roll) dengan roll

    belakang (bagasse roll) lebih kecil daripada jarak antara roll atas dan roll

    depan (feed roll). Besarnya daya yang digunakan untuk menggerakkan alat

    penggiling adalah 1500 2000 Kg.cm2 dengan putaran yang berbeda-beda

    antara gilingan I dengan gilingan yang lain dimana gilingan I sekitar 5,3 rpm,

    gilingan II 5,0 rpm, gilingan III 5,0 rpm, gilingan IV 5,2 rpm dan gilingan ke V

    3,8 rpm dan sesuai dengan kebutuhannya.

    Mekanisme kerja dari stasiun penggilingan ini adalah sebagai berikut :

    a. Tebu pada cane cutter I dibawa elevator ke mesin gilingan I. Air perasan

    (nira) dari gilingan I ditampung pada bak penampung I. Ampas dari mesin

    gilingan I masuk ke mesin gilingan II untuk digiling kembali. Air perasan

    (gilingan) yang diperoleh dari bak penampung I disebut primary juice

    masuk ke dalam bak penampung nira I.

    b. Nira yang berasal dari penggilingan I dan II ditampung pada bak

    penampung I masih mengandung ampas yang sama-sama disaring pada

    juice strainer kemudian dimasukkan pada gilingan II dan nira yang

    disaring ditampung dalam tangki dan siap dipompakan pada stasiun

    pemurnian.

    c. Ampas tebu yang berasal dari penggilingan II dibawa ke penggilingan III

    untuk digiling kembali. Nira ditampung pada bak penampung II dan

    Universitas Sumatera Utara

  • digunakan untuk menyiram ampas pada gilingan I, agar penggilingan

    berjalan dengan lancar.

    d. Ampas tebu dari penggilingan III dibawa ke penggilingan IV. Air perasan

    ditampung pada bak penampung III dan digunakan untuk menyiram ampas

    pada gilingan III agar nira yang dikeluarkan semakin optimal.

    e. Ampas tebu dari gilingan IV masuk ke gilingan V untuk digiling kembali.

    Air dari gilingan IV ditampung pada bak IV dan gunanya untuk menyiram

    ampas pada gilingan IV.Ampas dari gilingan IV diberi air imbibisi dengan

    temperature sekitar 60 70 0C berasal dari kondensat evaporator badan IV

    dan V.

    f. Ampas tebu (bagasse) darai gilingan V ddiangkut dengan satu unit

    conveyor melalui satu plat saringan, dimana ampas berserat kasar

    dilewatkan menuju boiler dan ampas halus dipisah untuk selanjutnya

    digunakan untuk membantu proses penyaringan pada alat vacum filter di

    stasiun pemurnian.

    Proses penggilingan sangat mempengaruhi kandungan nira tebu, dimana

    semakin banyak tebu mengalami penggilingan maka kadar niranya akan

    semakin sedikit. Ampas tebu dari gilingan V diangkut dengan satu unit

    conveyor melalui satu plat saringan dimana ampas kasar dibawa menuju

    gudang ampas sebagai cadangan bahan bakar dan sebagian dibawa menuju

    gudang ampas sebagai cadangan bakar. Ampas yang sudah halus dihisap

    dengan bagasse fan yang terdapat dibawa saringan dan dikirim lagi ke

    bagacillo tank untuk digunakan sebagai pencampur pada rotary vacuum filter.

    Universitas Sumatera Utara

  • Air imbibisi yang diberikan pada ampas gilingan IV berfungsi

    melarutkan nira yang masih ada tertinggal pada ampas tersebut. Debit alir air

    imbibisi adalah 26 30 m3/jam dan suhu 70 0C dengan perbandingan 19 24%

    dari berat tebu untuk kapasitas tebu per hari. Bila air imbibisi yang diberikan

    terlalu banyak, maka akan gula yang dilarutkan semakin banyak, akan tetapi

    diperlukan waktu yang terlalu lama untuk menguapkannya. Jika nilai imbibisi

    kurang maka kadar gula akan tertinggal pada ampas yang cukup tinggi, karena

    itu perlu ditentukan jumlah air imbibisi yang optimum ditambahkan selama

    penggilingan berlangsung. Apanila persediaan telah habis sehingga stasiun

    penggilingan terhenti maka roll mill harus disemprot dengan larutan kapur

    yang berfungsi untuk mencegah perkembangan mikroorganisme.

    4. Stasiun

    Nira yang diperoleh dari stasiun gilingan yang ditampung dalam bak

    penampung selanjutnya dipompakan menuju stasiun pemurnian. Nira yang

    berasal dari stasiun penggilingan merupakan nira mentah, masih mengandung

    kotoran disamping gula, dapat dikatakan nira mentah imi hamper masih semua

    komponen/partikel yang terdapat pada tebu masih ada didalamnya.

    Proses pemurnian ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran dari dalam

    nira sehingga nira dihasilkan lebih murni mengandung sakarosa. Tujuan utama

    pemurnian ini adalah untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang terkandung

    dalam nira mentah. Ada beberapa tahap yang dilakukan didalam proses

    pemurnian yaitu :

    Universitas Sumatera Utara

  • a. Timbangan Nira Mentah (Juice Weighting Scale)

    Nira yang berada di tangki penampungan dialirkan melalui pipa saringan

    dan dipompakan ke tangki nira mentah tertimbang. Sistem penimbangan

    nira mentah dapat bekerja secara otomatis denganmenggunbakan

    timbangan Maxwelt Bolougne. Prinsip kerja dari alat ini adalah atas dasar

    system kesetimbangan gaya berat bejana dan bandul, dimana akan berhenti

    secara gravitasi ke tangki penampungan. Berat timbangan diperkirakan

    mencapai 6,5 ton.

    b. Pemanasan Nira I (Juice Heater I)

    Setelah nira mentah ditimbang, selanjutnya ditampung pada tangki

    penampung nira tertimbang. Kemudian dipompakan kea lat pemanas I

    (primary heater) yang memiliki 2 unit pemanas. Tujuan dari pemanas I

    adalah untuk menyempurnakan reaksi yang telah terjadi dan mematikan

    mikroorganisme, sehingga komponen yang ada dapat dipisahkan dari nira

    pada bejana pengendapan nanti. Pada badan pemanas I nira dipanaskan

    hingga suhu 700C, kemudian nira dialirkan kedalam pemanasII dan

    dipanaskan hingga temperature 750C. Uap panas pada pemanas nira I

    merupakan uap bekas yang dihasilkan oleh evaporator I dan II, dengan

    demikian uap dapat dipakai seefektif dan seefisien mungkin.

    c. Tangki defekasi (Ddefecator)

    Setelah nira dipanaskan pada pemanas nira kemudian dipompakan ke

    tangki defekasi dan diberikan susu kapur dengan fungsi untuk mengubah

    pH nira 5,6 menjadi 8,0 8,5. Tujuan dari penambahan nira menjadi basa

    Universitas Sumatera Utara

  • karena gula akan rusak bila gula dalam keadaan basa. Pemasukan susu

    kapur diatur dengan control valve yang dikendalikan oleh pH indicator

    controller.

    d. Tangki Sulfitasi

    Tangki sulfitasi berfungsi untuk mencampur nira terkapur dari tangki

    defekasi dengan gas SO2 dari tabung belerang. Sedangkan sekat para bolis

    berfungsi untuk membantu proses pencampuran dapat berjalan dengan

    kontinyu. Penambahan gas SO2 dengan maksud agar nira terkapur

    mengalami penurunan pH menjadi 6,0 6,5 pada suhu 700C 750C

    dengan waktu lima (5) menit. Pada tangki sulfitasi ini diharapkan pada

    kelebihan susu kapur akan bereaksi dengan gas SO2. Selanjutnya

    dinetralkan kembali pada neutralizing Tank sehingga pH tercapai 7,0

    7,2. Dengan terbentuknya CaSO2, yang terbentuk endapan yang berfungsi

    untuk menyerap koloid-koloid yang terkandung dalam nira, dimana

    endapan yang terbentuk menyerap kotoran-kotoran lain yang lebih halus,

    hal inilah yang disebut dengan efek pemurnian.

    e. Tangki Tunggu

    Fungsi dari tangki tunggu adalah untuk mendapatkan koloid-koloid yang

    terbentukl dari tangki sulfilator, dimana nira mentah dari tangki sulfitasi

    mengalir secara over flow ke tangki tunggu dengan waktu 5 (lima) menit.

    f. Tangki netralisasi

    Nira yang berasal dari tangki tunggu mengalir ke tangki netralisasi. Fungsi

    dari tangki netralisasi adalah mengatur pH nira yang keluar dari tangki

    Universitas Sumatera Utara

  • sulfitator. Didalam tangki netralisasi nira diaduk dengan alat pengaduk

    mekanis. pH yang diharapkan adalah 7,0 7,2. Jika pH kurang dari 7,0

    maka ditambahkan dengan susu kapur.

    g. Pemanas Nira II (Juice Heater II)

    Pemanas nira II ini prinsip kerjanya sama dengan pemanas nira I. Nira dari

    tangki netralisasi dipompa dengan mesin pompa sentrifugal ke pemanas

    nira II yang juga memiliki dua unit badan pemanas dengan temperature

    100 0C.

    h. Tangki Pengembang (Flash Tank)

    Fungsi tangki pengembang adalah untuk menghilangkan udara dan gas-gas

    yang terlarut dalam nira. Bila udara dan gas-gas terlarut dalam nira tidak

    dihilangkan, maka akan mengganggu atau menghambat pemisahan

    kotoran-kotoran dari nira di tangki pengendapan. Selain itu dengan adanya

    tangki pengembang dapat menghemat energy dan dapat menghilangkan

    gaya-gaya yang bekerja sehingga memberikan aliran yang bergejolak. Nira

    yang berasal dari tangki pengembang selanjutnya dialirkan ke tangki

    pengendapan.

    i. Tangki Pengendapan (Settling Tank)

    Didalam tangki pengendapan ini nira jernih dan nira kotor dipisahkan.

    Nira yang jernih (bagian atas) dan nira kotor (bagian bawah). Nira yang

    jernih dialirkan ke stasiun penguapan (evaporator), sedangkan endapan

    nira atau nira kotor di bagian bawah dibawa ke Mud Feed Mixer untuk

    dicampur dengan ampas halus yang berasal dari stasiun penggilingan.

    Universitas Sumatera Utara

  • tangki pengendapan bekerja secara kontinyu dan memiliki empat

    kompartement yang dipergunakan untuk mempermudah proses

    pengendapan. Endapan yang terbentuk disapu dengan skrap yang bergerak

    lambat. Endapan jatuh ke tepi-tepi tiap peralatan. Selanjutnya dipompakan

    ke Mud Feed Mixer, sedangkan nira jernih keluar secara over flow melalui

    pipa-pipa yang dipasang pada tiap kompartement.

    Untuk mempercepat pengendapan, maka dtambahkan floculant kedalam

    tangki pengendapan. pencampuran ini bertujuan membantu pada saat

    penyaringan (vacuum filter) yang memisahkan nira dengan kotoran.

    Saringan yang digunakan adalah saringan hampa (rotary vacuum filter).

    Nira hasil saringan selanjutnya dikembalikan ke tangki penimbangan nira

    mentah, sedangkan endapan kotoran yang tersaring disebut dengan blotong

    yang selanjutnya dibuang atau dijadikan pupuk. Jadi dapat kita ketahui

    secara jelas bahwa tangki pengendapan berfungsi untuk memisahkan

    endapan yang terbentuk dari hasil reaksi dengan larutan yang jernih.

    5. Stasiun Penguapan (Evaporator Station)

    Stasiun Penguapan ditujukan untuk menguapkan air yang terkandung

    dalam nira encer, sehingga nira akan lebih mudah dikristalkan dalam proses

    selanjutnya. Stasiun penguapan pada proses pengolahan gula di Pabrik Gula

    Kwala Madu menggunakan empat unit, yang disebut Quadruple Evaporator

    dan memakai cara Forward Feed yang bertujuan untuk menguapkan air dan

    nira yang menggunakan proses pemvakuman. Penguapan dilakukan pada

    temperature 50 - 100 0C dan untuk menghindari kerusakan sukrosa maupun

    Universitas Sumatera Utara

  • monosakaridanya dilakukan penurunan tekanan didalam evaporatore sehingga

    titik didih nira turun. Evaporator yang tersedia ada lima unit yaitu empat unit

    beroperasi dan satu unit sebagai cadangan bila ada pembersihan. Selama proses

    berlangsung temperature dari masing-masing evaporator berbeda-beda. Untuk

    menghemat panas yang diperlukan maka media pemanas untuk evaporator I

    digunakan uap bekas yang berasal dari Pressure vessel, sedangkan media

    pemanas evaporator yang lain memanfaatkan kembali uap yang terbentuk dari

    evaporator sebelumnya. hal ini disebuit vapour temperature pada evaporator I

    sebesar 110 0C dan berangsur-angsur turun sampai temperature 50 55 0C

    pada evaporator IV. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menurunkan tekanan

    yang berbeda-beda dari evaporator I sampai dengan evaporator IV.

    Uap yang mengalir dari evaporator I ke evaporator II disebabkan pada

    evaporator I setelah masuk kedlaam bagian shell pada evaporator II akan

    melepaskan panas sehingga mengembun. Terkondensasinya uap menyebabkan

    terjadinya penurunan tekanan dalam shell sehingga uap air nira evaporator I

    dapat mengalir ke evaporator II dan seterusnya. Uap nira evaporator IV masuk

    kedalam kondensor untuk diembunkan (dikondensasikan) dan dijatuhkan

    bersama air injeksi, sedangkan uap-uap yang tidak terkondensasikan dibiarkan

    keluar ke udara. Peristiwa mengalirnya nira dari evaporator I ke evaporator II

    dan seterusnya disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan vakum pada

    masing-masing evaporator. Nira encer yang masuk pada setiap evaporatort

    akan bersirkulasi sampai mencapai titik tertentu dan secara otomatis valve akan

    Universitas Sumatera Utara

  • terebuka sehingga nira mengalir menuju evaporator selanjutnya, begitu

    seterusnya hingga evaporator IV.

    6. Stasiun Masakan

    Tujuan dari stasiun pemasakan adalah untuk mempermudah pemisahan

    Kristal gula dengan kotorannya dalam pemutaran sehingga diperoleh hasil

    yang memiliki kemurnian yang tinggi dengan kristal gula yang sesuai dengan

    standar kualitas yang ditentukan dan diperlukan untuk mengubah sukrosa

    dalam larutan menjadi kristal agar pembentukan gula setinggi-tingginya dan

    hasil akhir dari proses produksi yaitu tetes yang mengandung gula sangat

    sedikit, bahkan diharapkan tidak gula sama sekali.

    Pada stasiun masakan di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II ada tiga

    proses masakan yaitu :

    a. Masakan A

    Masakan A adalah masakan paling awal yang menghasilkan gula A dan

    stroop A (mengandung sukrosa). Pada maskan A terdapat dua buah fan

    masakan yang dapat mengkristalkan 68% dari nira kental yang masuk.

    Dimana stroop A akan diproses kembali agar mengkristal dan dapat

    menghasilkan gula B.

    b. Masakan B

    Stroop A yang berasal dari masakan A akan dimasak kembali di masakan

    B dimana proses pemasakan ini menghasilkan Kristal gula B dan stroop B.

    Pada masakan B terdapat satu buah fan masakan yang dapat

    Universitas Sumatera Utara

  • mengkristalkan 62% dari nira kental yang masuk. Kemudian stroop B

    akan diproses kembali pada masakan D

    c. Masakan D

    Stroop B yang berasal dari maskan B akan dimasak kembali di masakan D

    dimana proses masakan ini menghasilkan Kristal gula D dan klare D

    dengan menggunakan bahan dasar stroop A, stroop B dan klare D. Pada

    masakan D terdapat dua buah fan masakan yang dapat mengkristalkan

    58% dari nira kental yang masuk.

    7. Stasiun Putaran

    Stasiun pemutaran berfungsi untuk memisahkan kristal gula dari stroop

    dan tetes yang terdapat dalam masakan. hasil pengkristalan dalam pemasakan

    adalah campuran antara kristal gula, stroop dan tetes. Alat pemutar bekerja

    berdasarkan gaya sentrifugal. Untuk mendapatkan kristal dalam bentuk murni

    dilakukan pemisahan campuran dengan menggunakan kekuatan gaya

    sentrifugal. Sistem pemutaran yang digunakan di Pabrik Gula Kwala Madu ada

    5 jenis putaran yaitu :

    a. Putaran A sebanyak 4 unit

    b. Putaran B sebanyak 2 unit

    c. Putaran D1 sebanyak 5 unit

    d. Putaran D2 sebanyak 3 unit

    e. Putaran SHS sebanyak 3 unit

    Universitas Sumatera Utara

  • a. Putaran A dan B

    Nira kental yang berasal dari masakan dialirkan ke stasiun pemutaran dan

    diputar untuk mendapatkan kristal gula, dimana pada putaran ini juga

    terdapat saringan yang memisahkan antara stroop A dan kristal gula A pada

    putaran A dan stroop B dan kristal gula B pada putaran B.

    b. Putaran D1 dan D2

    Nira kental yang berasal dari putaran B dialirkan ke stasiun pemutaran D1

    dan D2 diputar untuk mendapatkan kristal gula sebagai pembibitan gula

    pada masakan A. dimana pada putaran ini juga terdapat saringan yang

    memisahkan tetes dan kristal gula D.

    c. Putaran SHS

    Kristal gula yang dihasilkan dari putaran A dan B dibawa oleh screw

    conveyor ke magma mingler. Larutan gula yang ada pada putaran tangki A

    dan B akan terpisah tetapi masih ada larutan yang menempel pada kristal,

    maka untuk menghilangkan larutan tersebut dibantu dengan mencampurkan

    dengan air panas, selanjutnya diputar pada SHS sehingga memperoleh

    kristal gula yang berkualitas.

    8. Stasiun Penyelesaian

    Kristal gula yang berasal dari stasiun putaran dibawa ke sugar elevator

    dimana kondisi gula SHS masih dalam keadaan basah. Oleh karena itu

    dilakukan pengeringan dan pendinginan untuk mendapatkan gula SHS yang

    standar. Gula SHS tersebut dimasukkan kedalam sugar dryer dan cooler

    dimana system pemanasan dan pengferingan dilakukan dengan cara mekanis

    Universitas Sumatera Utara

  • dan memberikan udara panas pada suhu kira-kira 80 90 0C yang dialirkan

    melalui air dryer langsung ke dryer cooler, kemudian gula tersebut

    dimasukkan ke Bucket Elevator dan diteruskan ke vibrating screen. Pada

    vibrating screen kristal gula SHS telah mencapai kekeringan dan pendinginan

    yang cukup. Dalam sugar dryer dan cooler dilengkapi dengan suatu alat

    pemompa yang berfungsi untuk menarik gula halus yang terkandung dalam

    proses pembuatan gula SHS. Gula halus dialirkan melalui pipa rangkap dan

    secara otomatis diinjeksikan dengan imbibisi oleh pemisahan nozel untuk

    menangkap partikel-partikel gula halus. Kemudian gula tersebut dimasukkan

    kedalam bak penampung dan dialirkan ke stasiun masakan untuk proses

    gumpalan-gumpalan gula yang dimasukkan kedalam tangki peleburan gula

    selanjutnya dikirim ke stasiun masakan untuk diproses selanjutnya. Gula

    standar dimasukkan ke alat pembawa gula penyadap logam yang mana

    penyadap logam ini berfungsi untuk menangkap partikel-partikel logam yang

    terbawa atau tercampur dengan gula produksi.

    9. Pengemasan dan Penggudangan Gula Produksi

    Penampungan kristal gula di Pabrik Gula Kwala Madu dilengkapi dengan

    dua alat pengisi gula secara otomatis dimana setiap alat pengisi mempunyai

    timbangan yang telah ditentukan oleh badan meteorologi dan bekerja sama

    dengan bulog untuk menjamin keamanan dan keselamatan produksi terbuat

    dengan ketentuan 50 kg/karung. Untuk menjaga keselamatan produksi gula

    SHS ditetapkan oleh direksi dengan standar yang telah ditentukan.

    Universitas Sumatera Utara

  • Penggudangan gula produksi SHS yang telah dikemas dikirim ke gudang

    untuk penyimpanan sementara dimana gula produksi ini disimpan dengan suhu

    gudang 30 35 0C, dengan kelembaban udara dalam ruang sekitar 72 82%.

    Kapasitas desain gudang 12.740 ton, namun kapsitas optimum yang dipakai

    adalah 10.056 ton. Untuk pendistribusian dan pemasaran gula produksi SHS

    ketentuannya diatur oleh pihak direksi dan bagian pemasaran PTP. Nusantara

    II.

    Proses pengolahan tebu menjadi gula dapat dilihat pada pada Gambar

    2.2. Blok Diagram Pengolahan Tebu menjadi Gula di Pabrik Gula Kwala Madu

    PTP. Nusantara II.

    Universitas Sumatera Utara

  • Ampas 30 40 % Air imbibisi 20 -24 %

    Susu kapur

    Gas SO2

    Floculant

    Menimbang tebu di bagian

    penimbangan

    Memotong & mencacah tebu di

    cane cutter I dan cane cutter II

    Menggiling tebu di bagian

    penggilingan

    Menimbang nira tebu di

    penimbangan nira mentah

    Memanaskan nira di pemanas nira I

    Memompa nira ke tangki defekasi

    untuk menaikkan pH menjadi 8 0-

    Menurunkan pH mencapai 6,0 6 5 Menunggu 5 menit serta

    Menetralkan pH nira hingga mencapai 7 0 7 2

    Memanaskan nira pada pemanas

    nira II

    Menghilangkan udara & gas yang

    terlarut dalam nira pada tangki

    Memisahkan nira jernih dan nira kotor di tangki pengendapan

    Menguapkan air yang terkandung

    dalam nira encer di stasiun

    Mengkristalkan gula pada stasiun masakan

    Memisahkan kristal gula daari

    stroop dan tetes pada stasiun

    Mengeringkan dan mendinginkan

    gula untuk mendapatkan gula SHS

    Gambar 2.2. Blok Diagram Pengolahan Tebu Menjadi Gula

    di Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.5. Mesin dan Peralatan

    2.5.1. Mesin Produksi

    Adapun spesifikasi mesin produksi yang ada di PTP. Nusantara II Pabrik

    Gula Kwala Madu adalah dapat dilihat pada tabel 2.2.

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 2.2. Spesifikasi Mesin Produksi PTP. Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu.

    Tahapan

    Proses

    Nama Mesin Fungsi Merk/

    Buatan

    Kapasitas Dimensi Jumlah Elektromotor/non

    elektromotor

    Power Tegangan

    (volt)

    Persiapan

    penggilingan

    Mesin pembawa

    Tebu

    Membawa batang tebu ke

    cane feeding table

    elektromotor

    220

    Meja Tebu (Cane

    Feeding Table)

    Membawa batang tebu

    untuk dipotong ke cane

    6 m x

    7.5 m

    220

    Cane Cutter

    (Mesin

    Pemotong)

    Memotong batang tebu

    menjadi bagian yang

    lebih kecil (cacahan)

    Kawatetsu

    Japan

    1400 x

    1080

    mm

    elektromotor

    220

    Cane Carrier

    Elevator

    Membawa cacahan

    batang tebu ke stasiun

    elektromotor

    220

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 2.2. Spesifikasi Mesin Produksi PTP. Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu (Lanjutan).

    Tahapan

    Proses

    Nama Mesin Fungsi Merk/

    Buatan

    Kapasitas Dimensi Jumlah Elektromotor/non

    elektromotor

    Power Tegangan

    (volt)

    Penggilingan

    Mill

    Menggiling cacahan

    batang tebu untuk

    Kawasaki

    elektromotor

    380

    Pemurnian

    Juice Heater Memanaskan nira

    mentah hingga 750 C

    Kawasaki

    elektromotor

    220

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 2.2. Spesifikasi Mesin Produksi PTP. Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu (Lanjutan).

    Stasiun Kerja

    Nama Mesin Fungsi Merk/ Buatan

    Dimensi Jumlah Elektromotor/non

    elektromotor

    Power Tegangan (volt)

    Pemurnian

    Defekator Mencampur dan pengaduk

    nira mentah dengan susu

    kapur hingga kotoran nira

    mengendap untuk dipotong

    ke cane cutter

    Kawatetsu

    K.H.I Japan

    D x t =

    1500 x

    2000 mm

    elektromotor

    220

    Tangki

    Sulfitasi Nira

    Mentah

    Mengendapkan kotoran

    nira mentah dengan

    menggunakan SO2

    Kawatetsu

    K.H.I Japan

    D x t =

    2700 x

    6000 mm

    Flash tank Menguapkan gas-gas yang

    terkandung dalam nira

    mentah

    Atmindo

    Indonesia Type

    Cylindrical

    D x t =

    500 x

    1800 mm

    220

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 2.2. Spesifikasi Mesin Produksi PTP. Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu (Lanjutan).

    Stasiun Kerja

    Nama Mesin Fungsi Merk/ Buatan

    Dimensi Jumlah Elektromotor/non

    elektromotor

    Power Tegangan (volt)

    Pemurnian

    Tangki

    Netralisasi

    Menurunkan pH nira

    mentah dengan cara

    mencampurkan susu kapur

    ke dalam larutan nira

    hingga menjadi pH netral

    Indonesia

    Type

    Cylindrical

    D x t =

    1650 x 2000

    mm

    elektromotor

    220

    Continous

    Clarifier

    Mengendapkan nira

    mentah sehingga diperoleh

    nira jernih

    Kawasaki

    D =10375 mm

    elektromotor

    110

    Vacum Filter

    Menyaring kotoran nira

    untuk memperoleh filtrat

    sebanyak-banyaknya

    D x p x La

    tapis = 500 x

    4878 x 46,5 m

    no mesh = 8

    220

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 2.2. Spesifikasi Mesin Produksi PTP. Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu (Lanjutan).

    Stasiun

    Kerja

    Nama Mesin Fungsi Merk/

    Buatan

    Dimensi Jumlah Elektromotor

    /non

    elektromotor

    Power Tegangan

    (volt)

    Pemurnian

    Mud Feed

    Mixer

    Mencampur nira kotor dengan

    ampas halus dari mesin giling

    P x l =

    3600 x 1200

    mm

    elektromotor

    110

    Penguapan

    Evaporator

    Mengurangi kadar air dalam nira

    encer dengan menyemprotkan uap

    kering

    D x t =

    4500 x 5000

    mm

    Masakan

    Heater

    Memanaskan nira kental hingga

    mencapai suhu 880C

    50 m2

    Clandria

    Vacum Pan

    Memasak nira kental hingga

    menghasilkan gula dan stroop

    3 unit

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 2.2. Spesifikasi Mesin Produksi PTP. Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu (Lanjutan).

    Stasiun

    Kerja

    Nama Mesin Fungsi Merk/

    Buatan

    Dimensi Jumlah Elektromotor/

    non

    elektromotor

    Power Tegangan

    (volt)

    Putaran

    Putaran AB

    Memisahkan kristal gula dan stroop

    dengan prinsip gaya sentrifugal

    4 unit

    elektromotor

    380 Volt

    2200 rpm

    Putaran D

    Memisahkan kristal gula dan stroop

    dengan prinsip gaya sentrifugal

    elektromotor

    380 Volt

    2200 rpm

    Putaran SHS Memutar gula sehingga dihasilkan

    gula SHS dan klare SHS

    elektromotor

    220Volt 500

    rpm

    Sugar Dryer Mengurangi kadar air gula SHS

    sehingga gula lebih tahan lama

    Pemanas 5 unit,

    pendingin 1 unit

    Saringan

    Gula

    Memisahkan gula standart, kasar,

    dan halus

    3,6 x 1,8

    m

    3 segmen elektromotor

    220Volt 500

    rpm

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 2.2. Spesifikasi Mesin Produksi PTP. Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu (Lanjutan).

    Stasiun

    Kerja

    Nama

    Mesin

    Fungsi Merk/

    Buatan

    Berat

    masing-

    masing

    Dimensi Jumlah Elektromotor

    /non

    elektromotor

    Power Tegangan

    (volt)

    Pengepakan

    Mengemas gula SHS dalam

    karung plastik

    50

    kg/karung

    2 unit

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.5.2. Peralatan Produksi

    Adapun spesifikasi peralatan produksi yang ada di PTPN II Pabrik Gula

    Kwala Madu dapat dilihat pada Tabel 2.3. Spesifikasi Peralatan Produksi PTP.

    Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu.

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 2.3. Spesifikasi Peralatan Produksi PTP. Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu.

    Nama Peralatan Fungsi Merk/

    Buatan

    Kapasitas Dimensi Jumlah Elektromotor/no

    n elektromotor

    Power Tegangan

    (volt)

    Raw juice Tank Sebagai tangki penampung nira

    mentah

    20 m3 1 unit

    Imbibition water

    Tank

    Sebagai tangki air imbibisi 20 m3 1 unit

    Cake Bunker Menampung amapas halus hasil

    gilingan

    64 m3 1 unit

    Grasshopper

    Strainer

    Mengayak kapur agar mendapat

    kapur yang cukup halus

    1 unit

    elektromotor 2 KW 220 volt

    Saringan Gula

    Kasar

    Memisahkan gula kasar dari gula

    krikil

    9 mesh, D =

    0,8 mm

    3 unit

    elektromotor 10 HP 220 volt

    Saringan Gula

    Kasar

    Memisahkan gula normal dari gula

    kasar

    22 mesh, D =

    0,4 mm

    3 unit

    elektromotor 10 HP 220 volt

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.5.3. Utilitas

    Untuk mendukung kelancaran proses produksi, Pabrik Gula Kwala Madu

    sangat membutuhkan utilitas yang meliputi :

    1. Air

    Dalam proses pembuatan gula, air merupakan utilitas yang sangat diperlukan.

    Air yang digunakan untuk Pabrik Gula Kwala Madu adalah berasal dari

    sungai, yang berjarak 4 Km dari lokasi Pabrik Air tersebut tidak langsung

    digunakan untuk proses produksi maupun air umpan ketel, sebab air sungai

    itu belum memenuhi persyaratan untuk digunakan. Oleh karena itu diperlukan

    perlakuan tertentu agar air memenuhi syarat untuk digunakan. Air yang telah

    diproses diantaranya adalah air bersih yang masuk ke dalam storage tank.

    2. Tenaga Listrik

    Tenaga listrik sangat diperlukan untuk menjalankan proses produksi,

    sehingga diperlukan pembangkit tenaga listrik sendiri demi kelancaran proses

    produksi tersebut. Turbin digerakkan dengan menggunakan uap kering yang

    dihasilkan dari boiler yang disuplay melalui power house. Turbin

    menggerakkan gear untuk memutar generator yang menghasilkan arus listrik.

    Tenaga listrik digunakan untuk penerangan pabrik, kantor dan kompleks

    perumahan. Fungsi utama tenaga listrik ini adalah untuk menggerakkan alat-

    alat proses produksi.

    Sedangkan diluar masa giling pembangkit listrik yang digunakan adalah

    mesin diesel dan listrik yang dihasilkan untuk keperluan penerangan work shop,

    penggerak motor serta keperluan lainnya.

    Universitas Sumatera Utara

  • 1. Tenaga Uap

    Tenaga uap sangat diperlukan untuk menggerakkan turbin uap generator

    listrik, penggerak turbin gilingan, penggerak turbin uap cane cutter dan

    keperluannya. Pabrik Gula Kwala Madu menggunakan tenaga uap yang

    diperoleh dari dua unit boiler jenis ketel pipa air dengan kapasitas masing-

    masing 60 ton uap/jam dengan tipe H-1600S.

    2. Work Shop

    Work Shop berfungsi untuk pelayanan teknis, produksi dan pelayanan jasa.

    Work Shop PTP. Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu digunakan untuk

    perbaikan dan perawatan peralatan. Dalam pengoperasian, operator biasanya

    mendatangi tempat-tempat dimana terjadinya kerusakan peralatan ataupun

    diperbaiki di Work Shop yang ada antara lain BPT (bagian pelayanan teknis).

    bagian ini berfungsi untuk melayani pekerjaan-pekerjaan dipabrik yang tidak

    biasa dilayani oleh work shop.

    2.5.4. Safety and Fire Protection

    Keselamatan pekerja adalah hal yang harus diperhatikan. Keselamatan

    kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan kerja, cacat dan

    kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja yang terjadi

    dapat mengakibatkan hambatan-hambatan yang sekaligus juga merupakan

    kerugian baik secara tidak langsung seperti kerusakan mesin dan peralatan kerja,

    terhentinya proses produksi untuk beberapa saat. Hal ini akan mengakibatkan

    tingginya biaya produksi. Jadi salah satu usaha untuk menekan biaya produksi

    Universitas Sumatera Utara

  • adalah dengan menggunakan mesin-mesin yang dilengkapi dengan alat pelindung

    yang aman guna memperkecil akibat yang ditimbulkan mesin tersebut jika terjadi

    kecelakaan. Keselamatan kerja harus benar-benar diperhatikan pada saat

    perancangan dan bukan baru dipikirkan kemudian setelah pabrik didirikan.

    Namun sekalipun pabrik sudah beroperasi, pengawasan tetap penting untuk

    mencapai standar keselamatan kerja yang tinggi.

    Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dalam bekerja sebaiknya pekerja

    mengunakan peralatan pelindung yang sesuai pada jenis pekerjaan dilapangan.

    Alat-alat pelindung diri meliputi :

    a. Untuk melindungi badan pekerja dari panas sebaiknya menggunakan pakaian

    kerja khusus yang tahan panas.

    b. Bagi pekerja yang berada di mesin penggiling sebaiknya menggunakan

    pelindung telinga.

    c. Untuk melindungi pekerja dari kecelakaan yang disebabkan oleh benda berat

    yang menimpa kaki, benda tajam yang mungkin terinjak oleh kaki pekerja

    harus menggunakan sepatu pengaman.

    d. Untuk melindungi kepala pekerja dari benda yang jatuh dari atas

    menggunakan topi/helm.

    e. Untuk melindungi tangan dari tusukan, sayatan dan aliran listrik

    menggunakan sarung tangan.

    Untuk pengamanan arus listrik maka saklar-saklar harus ditempatkan pada

    posisi yang mudah dijangkau dan tertutup, sekring-sekring harus pada panel

    tertutup, kabel listrik harus terpasang bagus agar tidak terjadi aliran listrik bila

    Universitas Sumatera Utara

  • terjadi hal-hal yang membahayakan keselamatan pekerja. Disamping alat

    pelindung diri juga merupakan perlengkapan pelindung mekanis terutama mesin-

    mesin penggerak, bagian-bagian yang berputar, penghubung gerak roda gigi.

    2.5.5. Waste Treatment

    Limbah merupakan hal yang tidak dapat dihindari dari setiap proses

    produksi, jika penanggulangan limbah tidak diperhatikan dan ditanggulangi

    dengan serius maka dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, yang dapat

    merugikan lingkungan maupun pihak perusahaan itu sendiri.

    Pabrik Gula Kwala Madu memiliki limbah berupa air yang berasal dari

    hasil proses produksi. Air limbah ini terjadi akibat kebocoran pompa dan

    tumpahan nira pada saat proses. Air limbah ini bersifat asam sehingga dapat

    merusak lingkungan. Air limbah pada Pabrik Gula Kwala Madu berasal dari

    beberapa stasiun produksi, diantaranya berasal dari stasiun gilingan, pemurnian,

    evaporator, putaran, boiler, dan power house.

    Dalam penanggulangan limbah pada Pabrik Gula Kwala

    Madu, terdiri dari 4 kolam yang masing-masing memiliki fungsi dan

    penanggulangan yang berbeda dan 1 kali pengendapan sebagai tahap

    akhir dari proses pengolahan limbah

    a. Penanggulangan limbah cair pada Pabrik Gula Kwala Madu

    Tahapan dalam pengolahan air limbah pabrik gula dilakukan

    dengan menggunakan beberapa jenis kolam sebagai berikut :

    1. Kolam Penampungan/Pengendapan

    Universitas Sumatera Utara

  • Limbah cair dari proses pengolahan dan utilitas dialirkan dengan

    menggunakan pompa ke kolam penampungan untuk diendapkan. Kolam

    penampungan ini terdiri dari penampungan soda, kolam kotoran nira, kolam

    air cucian dan kolam air pendingin. Fungsi dari kolam penampungan ini

    adalah untuk melakukan degradasi bahan dan menstabilkan pengaruh suhu,

    asam dan zat kimia lainnya.

    2. Kolam Anaerob

    Limbah cair yang masuk pada kolam ini berasal dari stasiun gilingan,

    pemurnian, evaporator, putaran, boiler, dan power house yang mengandung

    lemak, gula, ampas, dan lain-lain yang telah diendapkan di kolam

    pengendapan. Limbah ini memiliki pH 4,5-5,0, temperatur 280C-350C,

    dengan ukuran 60 m x 90 m x 4 m Pada kolam ini dilakukan

    pengembangbiakan bakteri Anaerob, yang berfungsi untuk menguraikan

    limbah tanpa menggunakan oksigen. Timbulnya gelembung udara dari dalam

    kolam ke permukaan merupakan indicator yang harus diperhatikan serta

    biogas dan ketebalan scum yang diperkirakan 15 cm.

    3. Kolam Vakultatif

    Limbah yang berasal dari kolam anaerob dialirkan ke kolam vakultatif dan

    didiamkan, dengan bantuan sinar matahari akan terjadi perubahan bakteri

    anaerob menjadi asimilasi. Kolam ini memiliki pH 5,0 5,5 dengan

    temperature 28 0C 30 0C dan ukuran 30 m x 90 m x 3,5 m. Kolam vakultatif

    merupakan kolam tempat dimana proses dekomposisi telah selesai.

    4. Kolam Aerob

    Universitas Sumatera Utara

  • Penurunan aktifitas bakteri aerob dilakukan di kolam aerob yaitu dengan

    menghilangkan bau air limbah.

    5. Kolam Sedimentasi

    Adanya pertumbuhan ganggang merupakan pertanda positif pada kolam

    sedimentasi yang akan diikuti dengan mulai beningnya warna air. Pada kolam

    sedimentasi terjadi pengendapan dan penyaringan air limbah. Penyaringan air

    limbah dilakukan pada pH 6,0 9,0 dengan debit air 24 jam 950 1000 m3.

    Proses pengendapan akan membentuk massa lumpur/satuan waktu. Dalam

    kolam sedimentasi tingkat keasaman (pH) air limbah diupayakan netral

    dengan menambahkan kapur tohor

    6. Kolam Aerasi

    Dalam kolam aerasi terjadi peningkatan nilai oksigen terlarut (dissolved

    oxygen) yang dilakukan dengan mengikat oksigen dari udara melalui curahan

    air oleh aerator. Aerator juga dapat difungsikan untuk member makan bakteri

    aerob, menghilangkan gas-gas yang terperangkap dari air mengabsorbsi

    oksigen ke dalam air. Aktifitas mikroorganisme digunakan untuk

    mendegradasi bahan-bahan organic secara aerob. Aerasi ditujukan untuk

    mereduksi COD, BOD dan TSS hingga berada pada baku mutu limbah yang

    ditetapkan.

    7. Kolam Lumpur Aktif

    Dalam kolam lumpur aktif akan terjadi pengikatan ion dan selanjutnya

    diendapkan. Setelah proses pengendapan Air limbah disaring dengan

    menggunakan pasir dan ijuk. Selanjutnya air dari kola mini dialirkan sebagai

    Universitas Sumatera Utara

  • effluent dan kontrol hasil akhir pengolahan. Adapun pengolahan dan

    penanganan air limbah ini dapat dilihat pada Gambar 2. Diagram Pengolahan

    Air Limbah Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II.

    b. Pada penanggulangan limbah padat adalah:

    1. Pemanfaatan blotong untuk bahan pupuk kompos

    2. Pemanfaatan ampas tebu untuk bahan bakar di boiler dan pupuk kompos

    c. Pengolahan limbah gas.

    Penanganan abu cerobong ketel yang mengandung abu ketel (dengan

    pemasangan wet scrubber pada gas duck boiler)

    Universitas Sumatera Utara

  • BAK SUSU KAPUR

    SALURAN LIMBAH

    BELAKANGSALURAN AIR, ABU &

    BOILER

    KOLAM

    PENGENDAPAN

    KOLAM ANAEROB

    KOLAM FAKULTATIF

    KOLAM AEROB

    TANGKI SUSU KAPUR

    KOLAM SEDIMENTASI

    Gambar 2.3. Diagram Pengolahan Air Limbah Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II

    Universitas Sumatera Utara