87
LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK PEMBANGUNAN BADAN PUSAT STATISTIK SUMATERA UTARA 7 LANTAI TUJUH LANTAI Di Jalan Asrama, Nomor 179 Medan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sidang sarjana Pada Fakultas Teknik Sipil Universitas Islam Sumatera Utara Disusun Oleh Soritua Lubis Agung Fadillah. Hrp Khoirul Bahri. Hrp NIM : 08093017 NIM : 08093022 NIM: 080943 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA MEDAN

Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

LAPORAN KERJA PRAKTEKPROYEK PEMBANGUNAN BADAN PUSAT STATISTIK

SUMATERA UTARA 7 LANTAI

TUJUH LANTAI

Di Jalan Asrama, Nomor 179 Medan

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Ujian Sidang sarjana Pada Fakultas Teknik Sipil

Universitas Islam Sumatera Utara

Disusun Oleh

Soritua Lubis Agung Fadillah. Hrp Khoirul Bahri. Hrp

NIM : 08093017 NIM : 08093022 NIM: 080943

FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARAMEDAN2012

LAPORAN KERJA PRAKTEKPROYEK PEMBANGUNAN BADAN PUSAT STATISTIK SUMATERA

UTARA

Page 2: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

TUJUH LANTAI

Di Jalan Asrama Nomor 179 Medan

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Ujian Sidang sarjana Pada Fakultas Teknik Sipil

Universitas Islam Sumatera Utara

Disusun Oleh

Soritua Lubis Agung Fadillah Hrp Khoirul Bahri Hrp

NIM : 08093017 NIM : 08093022 NIM: 08093043

Koordinator Kerja Praktek Dosen Pembimbing

(Ir.H. Gunawan Tarigan,MT) (Ir.Hamidun Batubara,MT)

Diketahui oleh:

Ketua Jurusan Teknik Sipil

( Ir. Gunawan Tarigan,MT)

FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARAMEDAN2012

Page 3: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul

“Pembangunan Gedung Kantor Badan Pusat Statistik Sumatera Utara Tujuh

Lantai”. Penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar S-1 pada Fakultas Teknik Sipil di Universitas Islam Sumatera Utara.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini jauh dari

kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Saran dan

kritik yang positif dan bersifat membangun merupakan sesuatu yang sangat diharapkan

demi kesempurnaan tulisan yang akan datang.

Dalam penyusunan laporan ini tidak sedikit hambatan yang kami alami baik pada

saat pengumpulan data, pengolahan data maupun pada saat merampungkannya.

Seiring itu juga kami ucapkan terima kasih atas saran bimbingan serta petunjuk-

petunjuk praktis yan tidak ternilai kepada kami selama ini, kepada:

1. Orang Tua kami tercinta.

2. Bapak Ir. H. Luthfi Parinduri, MM. Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Islam

Sumatera Utara (UISU) Medan.

3. Bapak Ir. H. Gunawan Tarigan, MT. Selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan.

4. Bapak Ir. H. Gunawan Tarigan, MT. Selaku Koordinator Kerja Praktek pada Jurusan

Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan.

5. Bapak Ir. Hamidun Batubara, MT. Selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek.

Page 4: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

6. Bapak Agus. Selaku Koordinator Pengawas pada Proyek Pembangunan

Lanjutan Gedung Diklat BPK-RI Perwakilan Prov.Su 2 Lantai.

7. Abang Safri,ST.. Selaku Pembimbing di lapangan.

8. Rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Islam Sumatera Utara (UISU) yang tidak bisa disebut satu persatu namanya

“satu untuk semua, semua untuk satu”.

Demikianlah laporan ini kami perbuat dengan kesungguhan dan semangat.

Banyak pengalaman- pengalaman yang berguna yang didapat dalam kerja praktek ini

dan semoga pengalaman yang dilapangan dapat bermanfaat.

Wassalam

Medan, 2 Januari 2011

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

Page 5: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

.1. Latar Belakang

Untuk melengkapi kebutuhan kurikulum yang ada di Fakultas Teknik Sipil

UISU, yang mewajibkan mahasiswa untuk melaksanakan kerja praktek. Sebagai

syarat untuk melengkapi tugas sarjana.

Juga untuk menerapkan mata kuliah yang telah kami pelajari selama duduk di

bangku kuliah kedalam dunia kerja, dan kami dapat mengetahui secara langsung

bagaimana cara kerja dilapangan. Kami juga dapat mengaplikasikan ilmu yang kami

dapat di bangku kuliah kelapangan, sebagai pengalaman kami kelak dimasa depan

dalam mencari lapangan pekerjaan dibidang teknik sipil.

Dalam melaksanakan kerja praktek kami mengamati dan menganalisa

pembangunan Lanjutan Gedung Badan Pusat Statistik Sumatera Utara 7 Lantai di

Jl.Asrama Nomor 179 Medan yang terdiri atas elemen struktural dan non struktural.

Elemen struktural suatu bangunan adalah pondasi, kolom, balok, dan pelat. Dalam

mendirikan bangunan diperlukan perencanaan konstruksi yang aman, efektif, kuat,

dan ekonomis.

Pelat merupakan salah satu elemen struktural dari suatu bangunan karena pelat

sebagai elemen bangunan pertama yang menerima beban. Beban tersebut kemudian

diteruskan ke balok, lalu balok meneruskan beban kepada kolom, kolom meneruskan

beban kepada pondasi dan pada akhirnya pondasi meneruskan beban tersebut

kedalam tanah.

Mengingat kompleksnya permasalahan diatas, maka dalam menyusun laporan

KP ini kami mengambil balok sebagai pengamatan. Kami juga melakukan

Page 6: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

perhitungan balok yang mengacu pada SK-SNI-T-15-1990-03 yang hasil dari

perhitungan tersebut akan dibandingkan dengan pelaksanaan di lapangan.

.2. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

Kerja Praktek ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara nyata

kepada mahasiswa tentang teori-teori yang telah diterima diperkulihan. Sehingga

mahasiswa dapat lebih memahami dan menerapakannya dalam pelaksanaan proyek

yang akan diterima nantinya. Dapat membandingkan antara teori dengan prakteknya

di lapangan, mengambil manfaat dan kesimpulan dari kerja prakek itu sendiri.

Praktikan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman agar mampu

melaksanakan kegiatan yang sama kelak setelah bekerja atau terjun kelapangan.

Langkah-langkah pengamatan, hasil-hasil perhitungan, teknik-teknik pelaksanaan,

penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan, keunggulan-keunggulannya, dan data

lain yang disajikan dalam laporan Kerja Pratek ini dapat berfungsi sebagai bahan

masukan dan bahan bandingan, kelak dalam melakukan kegitan yang sama.

Adapun tujuan dari pelaksanaan kerja praktek untuk mahasiswa adalah

sebagai berikut:

1. Sebagai syarat agar dapat menempuh Skripsi pada persyaratan tugas sarjana

Fakultas

Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Sumatera Utara.

2. Agar dapat mengatahui tindakan yang diambil bila pelaksanaan di lapangan

membutuhkan tindakan yang seefisien mungkin.

3. Mengetahui prosedur pengerjaan di lapangan.

Page 7: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

4. Mengatahui permasalahan–permasalahan yang terjadi di lapangan.Mendapat

pengalaman yang sebenarnya tentang pemakaian bahan yang standar,

Perhitungan konstruksi dan sistematika pelaksanaan suatu bangunan di

lapangan.

5. Menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan ke dalam bentuk

praktek kerja lapangan.

6. Melatih disiplin dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang

diberikan.

7. Menempa diri menjadi tenaga kerja yang lebih handal dan profesional yang

dapat bermanfaat di dunia kerja kelak.

Dengan mengikuti Kerja Praktek, diharapkan lulusan program study Teknik

Sipil Universitas Islam Sumatera Utara akan lebih berpengalaman dan dapat

menerapkan teori yang dapat diperkuliahan dan yang didapat dari lapangan sehingga

siap melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai pelaksana maupun pengelola.

1.3.Lokasi Proyek

Proyek pembangunan Gedung Badan Pusat Statistik Sumatera Utara JL.

Asrama No. 179 Medan.

Page 8: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

1.4.1. Nama dan Lokasi Proyek.

1. Nama Proyek : Pembangunan Gedung Pusat Statistik

Sumatera Utara ( 7 lantai )

2. Pemilik Proyek : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara

3. Lokasi Proyek : Jl.Asrama, No. 179 Medan

4. Konsultan perencana : CV. Abdi Kriasy Konsultan

5. Konsultan Pengawas : CV. Abdi Kriasy Konsultan

6. Kontraktor : PT. Hutomo Mandala Perkasa

7. Manager Proyek : Ir. Harry Suprihanto

8. Bendahara : Jimmy

9. Pengawas lapangan : A. Silalahi

10. Drafter : Faisal Daulay , ST

11. Logistik : Yudhi

1.4.2. Pelaksanaan Kerja Praktek

Dalam pelaksanaan Kerja Praktek pada proyek pembangunan kantor dua

lantai ini kami mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan proyek ini, kami

dibimbing oleh pengawas lapangan yang memberi pengarahan tentang bagian

pekerjaan yang harus kami pelajari dan cermati. Sebagai penunjang penyusun

laporan kerja praktek ini, kami mengambil langkah-langkah sebagai berikut :

Page 9: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

1. Peninjauan ke lapangan untuk melihat secara langsung tentang pelaksanaan

pekerjaan proyek tersebut.

2. Mengadakan konsultasi langsung dengan para staf teknik dan staf administrasi

yang bekerja pada proyek tersebut.

3. Mengadakan konsultasi dengan para staf teknik yang berada dilapangan dengan

tujuan untuk mengetahui prinsip dan cara kerja yang mereka terapkan pada

proyek tersebut.

1.4.3. Pekerjaan Yang Diikuti

Adapun kegiatan – kegiatan yang diikuti selama pelaksanaan kerja

praktek pada proyek tersebut antara lain:

1. Pekerjaan Bekesting.

2. Pekerjaan Pembesian.

3. Pekerjaan Pengecoran.

4. Pekerjaan Perawatan.

1.4.4. Manajemen Proyek.

Manejemen proyek adalah suatu kegiatan yang mengatur dan

mengendalikan berbagai ragam kegiatan orang atau sekelompok orang untuk

mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Sedangkan proyek adalah

sekumpulan kegiatan yang menggunakan sumber daya untuk memperoleh hasil atau

manfaat dan tujuan yang diharapkan semaksimal dan seefisien mungkin.

Page 10: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

Manejemen pelaksaan proyek adalah suatu proses pengaturan yang terdiri

dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang

dilakukan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dengan memanfaatkan berbagai

sumber daya. Sumber daya yang tercakup dalam sektor kontruksi adalah manusia,

modal (uang), peralatan, material serta informasi dan teknologi.

Tujuan dari konsep manajemen konstruksi adalah bagaimana kita dapat

melakukan sumber daya yang tersedia untuk dapat menghasilkan kinerja seoptimal

mungkin.

Manajemen proyek mempunyai 5 (lima) fungsi atau prinsip kerja yang

harus dilakukan yaitu :

1. Membuat perencanaan (planning)

Pada intinya adalah mengambil keputusan dalam arti menetapkan

beberapa alternatif dan kemudian memilih salah satu alternatif yang baik.

2. Menyusun organisasi proyek (organizing and staffing)

Pada intinya dalam proses ini dilakukan penyusunan organisai proyek

yang terkait secara langsung maupun tidak langsung meliputi struktur

organisasi, pembentukan tim secara tanggung jawab atau wewenang

masing-masing bidang sehingga terbentuk suatu mekanismeyang saling

mendukung antara satu dengan yang lain.

3. Pelaksanaan (implementin )

Page 11: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

Pada intinya adalah mengkoordinir atau organisir agar sesuai dengan

pelaksanaan, spesifikasi teknis dan gambar yang telah disepakati dalam

tender.

4. Melakukan pengendalian (controlling)

Pada intinya adalah membandingkan realisasi dengan rencana apabila

terjadi penyimpangan, maka harus segera dicari sebab-sebabnya dan

diambil tindakan koreksi (replanning).

5. Memimpin (directing)

Pada intinya adalah memimpin dan mengkoordinir keempat fungsi diatas

yaitu planning, organizing dan staffing, implementing dan controlling

agar tujuan yang akan dicapai terlaksana dengan baik.

1.5. Stuktur Organisasi Pelaksanaan Proyek

Dalam pelaksanaan kerja suatu royek tidak terlepas dari Organisasi proyek.

Organisasi Proyek diperlukan untuk mendukung dan mempermudah pekerjaan yang

dilaksanakan di lapangan. Pada pelaksanaan pembangunan ini melibatkan beberapa

unsur organisasi.

Page 12: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

OWNER(BPS - SU)

Konsultan Pengawas(CV. ABDI KRIASY

KONSULTAN)

Kontraktor(PT. HUTOMO

MANDALA PERKASA)

Logistik

(YUDHI)

Pengawas(A.

SIAGIAN)

Drafter(FAISAL DAULAY, ST)

Konsultan Perencana(CV. ABDI KRIASY

KONSULTAN)

Adapun unsur – unsur yang terlibat dalam pelaksanaan proyek ini saling mendukung

dan mempunyai tugas serta tanggung jawab masing – masing, unsur – unsur tersebut

antara lain :

1. Pemilik Proyek (owner)

2. Konsultan

*Konsultan pengawas

*Konsultan perencana

3. Kontraktor

4. Bendahara

5. Logistik

6. Pengawas

7. Drafter

STUKTUR ORGANISASI

PROYEK PEMBANGUNAN BADAN PUSAT STATISTIK

SUMATERA UTARA TUJUH LANTAI

JL. ASRAMA NOMOR 179 MEDAN

Page 13: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

1.5.1Tugas dan Wewenang

Tugas dan wewenang masing-masing unsur dalam struktur organisasi

proyek harus dilakukan sedemikian rupa oleh masing-masing pihak, sehingga dalam

pelaksanaan proyek dapat dicapai mutu, bahan dan biaya yang ditargetkan dengan

memanagement dan efisien.

1.5.1.1.Owner / Pemilik Proyek

Page 14: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

Pemilik Proyek adalah seseorang, intansi pemerintah atau swasta yang

berkeinginan menderikan bangunan. Pemilik proyek bila berkeinginan menderikan

suatu bangunan akan menyampaikan keinginan tersebut kepada ahli agar dapat

direncanakan bentuknya dengan biaya yang diperlukan.

Adapun tugas dan tanggung jawab sebagai kuasa pemilik proyek adalah:

1. Harus menyediakan dana sesuai dengan petunjuk operasional.

2. Membentuk panitia tender atau lelang yang berfungsi memilih proyek

dalam melaksanakan pembangunan.

3. Memutuskan pemenang tender yang di ajukan panitia tender.

4. Mengadakan ikatan perjanjian dengan perencana, pengawas dan panitia

tender.

5. Bertanggung jawab kepada semua pihak seperti tercantum didalam surat

perjanjian, yaitu membayar semua biaya bangunan, biaya pengawas,

biaya perencanaan, biaya pelaksana dan biaya pajak bangunan.

6. pekerjaan harus selesai tepat pada waktunya. Pada proyek ini yang

bertindak sebagai pemilik proyek adalah BPS - SU

1.5.1.2. Konsultan

1. Konsultan Perencana.

Perencana adalah seseorang atau badan usaha jasa yang memiliki tenaga ahli

yang bergerak dalam bidang pembuatan yang berupa gambar – gambar konstruksi,

plumbing, listrik, dan site development.

Adapun tugas dan tanggung jawab perencana adalah :

Page 15: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

1. Menyusun rencana pelaksanaan proyek

2. Memberi uraian tentang maksud dan tujuan perencana.

3. Memberi gambar lengkap, rencana arsitektur dan gambar detailnya.

4. Memberi penjelasan pada waktu dilaksanakan pelelengan dan

melaksanakan pengawasan secara berkala selama proyek sedang

berlangsung.

Sebagai konsultan perencana pada proyek ini adalah CV. ABDI KRIASY

2. Konsultan Pengawas.

Pengawas adalah orang yang bertanggung jawab atas pelaksanaan

pekerjaan sehingga barjalan lancer, tepat waktu, denga mutu yang terjamin dan biaya

yag efisien.

Tugas dan tanggung jawab dari pengawas adalah :

1. Mengawasi jalannya pekerjaan konstruksi dan mengontrol kualitas dan

kuantitas bahan – bahan yang dipakai serta pelaksanaannya di lapangan.

2. Mengawasi kekuatan bangunan, ketepatan waktu kerja dan anggaran

biayanya.

3. Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan (bobot kemajuan)

untuk pembayaran termin, pemeliharaan,, pekerjaan, serah terima

pertama dan kedua pekerjaan di konstukri.

4. Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.

5. Menyesuaikan bastek dengan pekerjaan di lapangan.

Page 16: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

6. Penetapan konstruksi teknis bila terjadi penyimpangan suatu pekerjaan,

mengadakan kordinasi antara pelaksana dan sub pelaksana.

7. Menyusun daftar – daftar kekurangan dan cacat – cacat yang ada selama

masa pemeliharaan.

Yang bertanggung jawab sebagai konsultan pengawas dalm proyek ini A. Silalahi

1.5.1.3. Kontraktor.

Kontraktor merupakan pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar-gambar kerja, peraturan-peraturan

dan syarat yang telah ditetapkan oleh pihak konsultan perencana. Apabila seluruh

pekerjaan telah selesai dilaksanakan oleh kontraktor sesuai dengan perjanjian

kontrak, maka hasil pekerjaan itu diserahkan kepada pemberi tugas.

Apabila akan memulai pekerjaan dilapangan dan untuk melancarkan

pekerjaan itu maka pihak pemborong menempatkan seorang pelaksana yang ahli,

yang diberi kuasa penuh oleh direksi/direktur pemborong untuk bergerak atas

namanya. Dalam proyek ini yag bertindak sebagai kontraktor adalah : PT.

HUTOMO MANDALA PERKASA

1.5.1.4.1.Stuktur Organisasi Kontraktor.

Perancangan dan penyusun organisasi proyek pada umumnya

menggunakan pendekatan kontingensi ( contingensi approach ), yaitu dengan

melihat situasi, kondisi yang tidak ada satupun struktur organisasi yang efektif dan

efisien untuk segala macam situasi dan keperluan.

Page 17: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

Menurut James A.F Stoner (1982) menjelaskan bahwa variable-variabel

kunci yang mempengaruhi penentuan struktur oganisasi adalah strategi, lingkungan

tempat proyek beroperasi, teknologi yang dugunakan dalam pelaksanaan pekerjaan

dan karakteristik anggota manajemen. Sedangkan untuk pihak kontraktor,

sebagaimana layaknya penyusunan tim proyek dari suatu perusahaan jasa konstruksi

yang bertindak sebagai kontraktor utama (main contraktor), maka tim proyek akan

terdiri dari :

a. Proyek manager (PM) sebagai kepala tim.

b. Tim inti yang bertugas penuh untuk proyek.

c. Bidang fungsional yang mendukung serta menangani kegiatan pekerjaan

proyek.

Tim inti poyek bertugas menyelenggarakan pekerjaan proyek yang

dipimpin oleh projek manager. Anggota tim dapat berasal dari oganisasi perusahaan

itu sendiri atau dari luar perusahaan (merekrut). Dengan demikian pada suatu tim inti

proyek tersebut, maka personil yang diperlukan pada pembangunan proyek ini

adalah:

1. Proyek Manager (Kepala Proyek)

Yaitu organisator dan koordinat proyek yang bertanggung jawab atas

pelaksanaan proyek secara keseluruhan, baik secara teknis maupun administratif dan

keuangan serta lingkungan. Proyek manager bertanggung jawab pada Bouwheer atau

pemberi tugas. Adapun yang menjadi projek manager dalam proyek pembangunan

gedung ini adalah

Page 18: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

2. Site Manager

Seorang site manager dituntut untuk bisa mengambil keputusan yang tepat,

cepat dan bijaksana serta bertanggung jawab dengan tidak meninggalkan spesifikasi

pekerjaan yang telah ditentukan.

3. Wakil Site Manager

Membantu seorang site manager dilapangan pada suatu proyek.

4. Pelaksana

Tugas dan wewenang dari pelaksanaan utama adalah :

a) Merencanakan dan menentukan metode kerja.

b) Pengadaan dan menentukan metode kerja.

c) Bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan proyek yang sesuai

dengan spesifikasi dan ketepatan waktu serta sesuai dengan anggaran

yang tersedia (membuat laporan kemajuaan pekerjaan atau progress).

d) Melakukan opname pekerjaan untuk mandor dan bertanggung jawab

kepada site manager.

e) Mengkoordinasi tugas rumah tangga, lingkungan, keamanan dan

kesehatan pekerja dan staff.

5. Operator

Page 19: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

Untuk proyek konstruksi ini pihak pelaksana menempatkan beberapa orang

sebagai operator dilapangan yang mana tugasnya :

Operator I : Operator ini bertugas untuk menyusun semua

schedule kegiatan proyek.

Operator II : Operator tersebut bertugas membuat seluruh laporan

kegiatan yang berlangsung.

Operator III : Operator ini mempunyai tugas sebagai pengadaan

material serta alat yang digunakan.

Operator IV : Operator ini mengkoordinir tukang-tukang yang

berkerja pada tiap pelaksanaan proyek dilapangan,

serta mengawasi dan melaksanakan kegiatan

keamanan selama kegiatan berlangsung.

1.5.1.4.2. Bendahara

Tugas dan Tanggung jawab Bendahara Umum :

1. Menyimpan dan mengeluarkan dana perusahaan atas instruksi Board of

Director.

2. Bertanggung jawab atas segala yang terjadi menyangkut keuangan

perusahaan atas kelalaian sendiri.

3. Mengatur kebutuhan mengenai keuangan perusahaan sesuai dengan skedul

perusahaan.

Page 20: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

4. Menyusun laporan keuangan perusahaan.

1.6. Metode Penulisan

Sebagai penunjang pembuatan laporan kerja praktek ini dibutukan data yang

jelas dan akurat yang berkenaan dengan permasalahan tersebut diatas. Dalam hal ini

pratikan telah mengambil langkah-langkah sebagai berikut :

1. Riset Lapangan

Yaitu pengamatan dan penelitian yang dilakukan secara langsung dilokasi

proyek. Dalam penyusunan laporan ini, praktikan mengumpulkan dengan metode

sebagai berikut :

1. Melakukan study mengenai proyek tersebut meliputi spesifikasi teknik,

gambar-gambar dan volume pekerjaan.

2. Melakukan pengamatan langsung kelapangan tempat pekerjaan yang

dilaksanakan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.

3. Melakukan konsultasi dan wawancara secara langsung kepada pembimbing

lapangan, dan para pekerja dilapangan.

4. Mengambil dukumentasi kegitan di lapangan.

2.Riset Perpustakaan

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan membaca dan mengambil data dari

berbagai literatur yang berkaitan dengan masalah yang ditelilti.

Page 21: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

BAB II

DESKRIPSI TEORI

2.1. Defenisi Kolom dan Balok.

Struktur adalah bagian yang tak terpisahkan dari ilmu keteknisipilan. Definisi

sederhana tentang struktur dalam hubungannya dengan bangunan adalah bahwa

stuktur merupakan sarana untuk menyalurkan beban dan akibat penggunaan dan

kehadiran bangunan ke dalam tanah.

Page 22: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

Dalam perencanaan Struktur harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

Analisa struktur harus dilakukan dengan cara –cara mekanika teknik yang

baku.

Analisis dengan komputer, harus memberitahukan prinsip cara kerja program

dan harus ditunjukkan dengan jelas data masukkan serta penjelasan data

keluaran.

Percobaan model diperbolehkan bila diperlukan untuk menunjang analisis

teoritis.

Analisis struktur harus dilakukan dengan model-model matematis yang

mensimulasikan keadaan struktur yang sesungguhnya dilihat dari segi sifat

bahan dan kekakuan unsur-unsurnya.

Kolom dan balok merupakan salah satu bagian dari struktur tersebut.

Kolom juga merupakan Element Vertikal yang sangat banyak digunakan,

bahkan dinding pemikul beban itu sebenarnya dapat dipandang sebagai kolom yang

diperluas disatu bidang. Kolom tidak selalu harus berarah vertikal, Meskipun suatu

element struktur bias berarah miring asalkan memenuhi definisi kolom.

Kolom yaitu beban (Aksial) hanya diberikan di ujung-ujung nya dan tidak

ada beban transfersal, element struktur dapat disebut kolom. Dengan demikian

kolom tidak mengalami lentur secara langsung (tidak ada beban tegak lurus terhadap

sumbunya).

Kapasitas pikul beban dan panjang element struktur yang mengalami tekan.

Fenomena tekuk pada umumnya menyebabkan terjadinya pengurangan kapasitas

Page 23: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

pikul beban element tekan. Tegangan aksial aktual yang ada pada kolom simetris,

panjang maupun pendek,selalu diberikan oleh F=P/A. Taraf tegangan pada saat

kegagalan terjadi pada panjang dan pendeknya kolom.

Balok digunakan untuk mentransfer beban vertikal secara horizontal sejak

pertama kali gedung dibangun.

Meskipun dianggap sederhana dalam hal konstruksi, balok mempunyai

karakteristik yang rumit dalam memikul beban dibandingkan dengan jenis elemen

struktur yang lain. Apabila digunakan untuk membentuk sistem struktural pada

gedung, elemen pemikul balok adalah yang paling banyak digunakan dengan pola

berulang. Element pemikul beban yang merupakan bidang (misalkan papan,lantai)

mempunyai kemampuan membentang terbatas sehingga pada umumnya ditumpu

pada jarak-jarak tertentu oleh element sekunder yang terbentang lebih besar sehingga

terbentuk system dua arah.

Proses penentuan ukuran balok yang telah diketahui bentangnya, merupakan

proses yang relatif langsung dan terdiri atas penentuan beban yang bekerja. Variabel

dasar yang penting dalam design adalah besar beban yang ada, jarak antara beban-

beban, dan perilaku kondisi tumpuan balok.

2.2. Sambungan Balok ke Kolom.

Perencanaan semua sambungan balok ke kolom yang dipergunakan pada

sistem pemikul beban gempa harus didasarkan pada hasil pengujian kualifikasi yang

menunjukkan rotasi inelastik sekurang-kurangnya sama dengan momen plastic

nominal balok Mp pada saat terjadinya rotasi inelastik.

Page 24: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

Gaya geser terfaktor Vu, sambungan balok ke kolom harus ditentukan

menggunakan kombinasi beban dari bekerjanya momen lentur sebesar 1,1 Ry Rr Z

pada arah yang berlawanan masing-masing ujung balok, sebagai alternatif , nilai Vu

yang lebih kecil dapat digunakan selama dapat dibuktikan menggunakan analisis

yang rasional. Gaya geser terfaktor tidak perlu lebih besar daripada gaya geser yang

dihasilkan oleh kombinasi pembebanan (t ( dz + wz))/90.

2.3. Daerah panel pada sambungan Balok ke Kolom.

Kuat geser terfaktor Vu pada daerah panel ditentukan berdasarkan momen

lentur balok sesuai dengan kombinasi pembebanan :

Nu ≤ 0,75 Nu; v Vn = 0,6 v fy dctp [1+ 3 bcft 2 cf

dbdctp ]Dan

Bila Nu 0,75 Ny = 0,6 v fy dctp [1+ 3 bcft 2 cf

dbdctp ] [1−1,2 NuNy ]

Dimana :

tp : tebal total daerah panel termasuk pelat pengganda.

dc : tinggi keseluruhan penampang kolom.

bcf : lebar sayap kolom.

Page 25: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

db : tinggi bruto penampang balok.

fy : tegangan leleh bahan baja pada daerah panel.

Pelat-pelat pengganda pada daerah panel

2.4 Lentur pada Balok.

Beban-beban yang bekerja pada struktur, baik yang berupa beban gravitasi

( berarah vertikal) maupun beban-beban lain, seperti beban angin (dapat berarah

horizontal) atau juga beban kaarena susut dan beban karena perubahan temperatur

menyebabkan adanya lentur dan deformasi pada elemen struktur. Lentur pada balok

merupakan akibat dari adanya regangan yang timbul karena adanya beban luar.

Apabila bebannya bertambah, maka pada balok terjadi deformasi dan regangan

tambahan yang mengakibatkan timbulnya atau bertambahnya letak lentur

disepanjang bentang balok. Bila bebannya terus bertambah, pada akhirnya dapat

terjadi keruntuhan elemen struktur, yaitu pada saat beban luarnya mencapai kapasita

taraf elemen pembebanan demikian disebut keadaan limit dari keruntuhan pada

lentur. Karena itulah perencana harus mendesain penampang balok elemen balok

sedemikian rupa sehingga tidak terjadi retak yang berlebihan pada saat beban kerja.

Tegangan-tegangan lentur merupakan hasil dari momen lentur luar. Tegangan ini

hampir selalu menentukan dimensi geometris penampang beton bertulang. Proses

desain yang mencakup pemilihan dan analisis pemampang dimulai dengan

Page 26: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

pemenuhan syarat terhadap lentur, kecuali untuk komponen struktur yang khusus

seperti pondasi. Setelah itu faktor-faktor lain seperti kapasitas geser, defleksi, retak,

dan panjang penyaluran tulangan dianalisis sampai memenuhi persyaratan. Prinsip-

prinsip mekanika dasar mengenai keseimbangan merupakan hal yang harus

terpenuhi untuk setiap keadaan pembebanan.

2.5 Asumsi-asumsi yang digunakan dalam Penerapan Perilaku Penampang.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam menetapkan perilaku penampang

adalah sebagai berikut :

1. Distribusi regangan dianggap linier. Asumsi ini berdasarkan hipotesis

Bernoulli, yaitu penampang yang datar sebelum mengalami lentur akan tetap

datar dan tegak lurus terhadap sumbu netral setelah mengalami lentur.

2. Regangan pada baja dan beton di sekitarnya sama, sebelum terjadi retak pada

beton atau leleh pada baja.

3. beton lemah terhadap tarik. Beton akan retak pada taraf pembebanan kecil,

yaitu sekitar 10% dari kekuatan tekannya. Akibatnya bagian beton yang

mengalami tarik pada penampang diabaikan dalm perhitungan analisis dan

desain, juga tulangan tarik yang ada dianggap memikul gaya tarik tersebut.

2.6. Bahan yang Digunakan

Bahan yang dipakai harus memenuhi persyaratan dan standart serta spesifikasi

teknis yang telah ditentukan dalam Rencana Acuan Kerja agar dapat tercipta struktur

bangunan yang aman serta sesuai dengan Bestek.

Page 27: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

Adapun bahan-bahan yang dipergunakan dalam pembangunan gedung

serbaguna antara lain :

1. Semen Portland ( PC )

2. Agregat Halus ( pasir )

3. Agregat Kasar ( kerikil )

4. Air

5. Besi Tulangan

6. Kayu

2.6.1. Semen Portland (PC )

Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesif dan kohesif yang

memungkinkan melekatnya partikel-partikel agregat menjadi suatu massa padat

dengan bantuan air.

Persyaratan untuk semen Portland bagi beton adalah :

1. Menurut Peraturan Semen Portland Indonesia pada Peraturan Beton Bertulang

Indonesia 1971 ( NI – 2 ), dengan perbandingan campuran ditentukan dalam

berat dan tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 25%.

2. Semen Portland yang digunakan harus diperiksa di laboratorium dan hasilnya

harus diberitahukan kepada direksi pengawas untuk mendapatkan persetujuan

dan penggunaannya.

3. Semen harus diletakkan ± 30 cm diatas permukaan lantai untuk menghindari

semen dari kerusakan.

Page 28: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

Adapun semen yang dipergunakan dalam proyek ini adalah semen Portland

Type II merek Semen Padang, dengan berat 50 kg/zak yang diperoleh dari salah satu

distributor yang ada di Medan.

2.6.2. Agregat Halus ( Pasir )

Agregat halus untuk beton adalah agregat berupa pasir alam sebagai hasil

abrasi alami dari batu-batuan dan sebagai bahan pengisi dari suatu campuran beton

yang memiliki ukuran butir sebesar 0,075 – 5 mm.

Persyaratan untuk agregat halus ( pasir ) bagi beton bertulang menurut

SK – SNI – T – 15 – 1990 – 03 adalah :

1. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, dengan indeks

kekerasan ¿ 2,2.

2. Butir-butir agregat harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh

pengaruh-pengaruh cuaca, terik matahari dan hujan.

3. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%. Apabila kadar

lumpur melampaui 5%, maka agregat harus dicuci.

4. Susunan besar butir agregat halus harus mempunyai modulus kehalusan antara

1,5 – 3,8 dan harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan

harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Sisa diatas ayakan 4,80 mm, harus maksimum 2% berat.

b. Sisa diatas ayakan 1,20 mm, harus minimum 10% berat.

c. Sisa diatas ayakan 0,30 mm, harus minimum 15% berat.

Page 29: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

Tidak boleh mengandung kadar garam dan bahan-bahan organik terlalu banyak

kecuali mendapat petunjuk dari lembaga yang berwenang.

Untuk agregat halus yang digunakan dalam proyek ini diambil dari Quarry

yang ada di daerah Binjai. Dari pengamatan kerja praktek di lapangan, agregat halus

yang digunakan pada proyek ini baik, karena kandungan organiknya relative kecil

dan tidak mengandung lumpur. Walaupun pada proyek ini tidak dilakukan uji

kandungan lumpur dan bahan-bahan organik di laboraturium.

2.6.3. Agregat Kasar ( Kerikil )

Agregat kasar untuk beton adalah berupa kerikil sebagai hasil abrasi alami dari

batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecah batu dan

mempunyai ukuran butiran 5 – 40 mm.

Persyaratan untuk agregat kasar ( kerikil ) bagi beton sesuai SK – SNI – T – 15

– 1990 – 03 adalah :

1. Agregat kasar ini dapat berupa koral atau batu pecah, yang berukuran butiran

minimumnya adalah 5 mm, dan besar butiran maksimumnya tidak boleh lebih

besar daripada 1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan dan

1/3 tebal pelat atau 3/4 dari jarak bersih minimum diantara batang-batang

tulangan.

2. Terdiri dari butirn kasar, keras dan tidak berpori dan tidak akan hancur dan pecah

akibat pengaruh cuaca.

Page 30: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

3. Gradasi butiran yang beraneka-ragam yang baik serta cukup syarat kehalusannya

harus memenuhi persyaratan :

a. Sisa diatas ayakan 31,5 mm harus 0% berat.

b. Sisa diatas ayakan 4 mm antara 90% – 98% dari berat.

c. Selisih antara sisi kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan maksimum

60% berat dan minimum 10% berat.

4. Kadar lumpur dalam agregat kasar harus < 10% berat, bila kadar melebihi 10%,

maka agregat tersebut harus dicuci sampai kadar lumpur 10% atau agregat

diganti dengan agregat yang berkadar lumpur 10% berat.

5. Butiran yang pipih harus < 20% berat agregat seluruhnya.

6. Kekerasan butiran dicoba dengan percobaan laboratorium dengan menggunakan

mesin Los Angeles dimana hasil percobaan pengurangan berat yang terjadi

akibat pengausan harus < 50%.

7. Penyimpangan yang terjadi dapat diijinkan apabila penilaian dari pengawas telah

menjamin tidak akan terjadi rongga-rongga pada pengikatan agregat kasar.

8. Butir-butir bersih dan tidak berpori, batu pecah hasil dari stone crusher jumlah

butir pipih maksimum 20% berat bersih, tidak mengandung zat-zat aktif alkali

dengan ukuran rata-rata antara 4 – 7 mm.

Agregat kasar yang digunakan dalam proyek ini merupakan kerikil sungai yang

diambil dari Quarry. Pemakaian kerikil dalam campuran beton hanya digunakan

dalam pekerjaan pengecoran saja.

2.6.4. Air

Page 31: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

Air yang digunakan disini adalah air sebagai bahan pembantu dalam

konstruksi, yang kegunaannya meliputi pada pembuatan dan perawatan beton,

adukan pasangan batu dan adukan plesteran.

Persyaratan untuk air bagi campuran beton adalah :

1. Tidak mengandung bahan-bahan organik yang akan menimbulkan hilangnya

kekuatan beton dan baja.

2. Tidak mengandung minyak yang menyebabkan tidak berfungsinya bahan perekat

pada beton dan baja.

3. Tidak mengandung garam dan asam alkali yang dapat merusak beton dan baja.

4. Dengan kata lain yang digunakan adalah air bersih yang dapat diminum.

Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air, maka air harus diteliti di

laboraturium yang disetujui oleh konsultan dan pangdam.

Menurut hasil pengamatan kerja praktek di lapangan, air yang digunakan pada

proyek ini sudah baik ( sudah memenuhi syarat ) karena air yang digunakan berasal

dari instansi PDAM Tirtanadi Medan yang ada dilokasi proyek sehingga mutunya

sudah dapat dijamin meskipun tidak dilakukan pengujian di laboraturium.

2.6.5. Beton

Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus dan kasar yaitu

pasir, batu, batu pecah, atau bahan semacam lainnya, dengan menambahkan

secukupnya bahan perekat semen dan air sebagai bahan pembantu guna keperluan

reaksi kimia selama proses pengerasan dan perawatan beton berlangsung. Agregat

Page 32: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

halus dan kasar disebut sebagai bahan susun kasar campuran yang merupakan

komponen utama beton. Nilai kekuatan serta daya tahan ( durability ) beton

merupakan fungsi dari banyak faktor diantaranya adalah nilai banding campuran dan

mutu bahan susun, metode pelaksanaan pengecoran, pelaksanaan finishing,

temperatur, dan kondisi perawatan pengerasannya.

Nilai kuat tekan beton relatif tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya, dan

beton merupakan bahan bersifat getas. Nilai kuat tariknya hanya berkisar 9% – 15%

saja dari kuat tekannya. Pada penggunaan sebagai komponen struktural bangunan,

umumnya beton diperkuat dengan batang tulangan baja sebagai bahan yang dapat

bekerja sama dan membantu kelemahannya, terutama pada bagian yang menahan

tarik. Dengan demikian tersusun pembagian tugas, dimana batang tulangan bertugas

memperkuat dan menahan gaya tarik, sedangkan beton hanya diperhitungkan untuk

menahan gaya tekan. Komponen ini disebut dengan beton bertulang. Dalam

perkembangannya, didasarkan pada tujuan peningkatan kemampuan kekuatan

komponen, sering juga dijumpai beton dan tulangan baja bersama-sama ditempatkan

pada bagian struktur dimana keduanya menahan gaya tekan.

Dengan sendirinya untuk mengatur kerja sama antar dua macam bahan yang

berbeda sifat dan perilakunya dalam rangka membentuk satu kesatuan perilaku

struktural untuk mendukung beban, diperlukan cara perhitungan yang berbeda

dengan apabila hanya digunakan satu macam bahan saja seperti halnya pada struktur

baja, kayu, aluminium dan sebagainya.

Kerja sama antara bahan beton dan baja tulangan hanya dapat terwujud dengan

didasarkan pada keadaan seperti berikut :

Page 33: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

1. Lekatan sempurna antara batang tulangan baja dengan beton keras yang

membungkusnya sehingga tidak terjadi penggelinciran diantara keduanya. Beton

yang mengelilingi batang tulangan baja bersifat kedap air sehingga mampu

melindungi dan mencegah terjadinya karat baja.

2. Angka muai kedua bahan yang hampir sama, dimana untuk setiap kenaikkan

suhu satu derajat celcius angka muai beton 0,000010 sampai 0,000013 sedangkan

baja 0,000012 sehingga tegangan yang timbul karena perbedaan nilai dapat

diabaikan.

Sebagai konsekuensi dari lekatan yang sempurna antara kedua bahan didaerah

tarik satu komponen struktur akan terjadi retak-retak beton didekat baja tulangan.

Retak yang halus demikian dapat diabaikan sejauh tidak mempengaruhi penampilan

struktural komponen yang bersangkutan.

2.6.6. Adukan Beton

Beton sebagai bahan yang berasal dari pengadukan bahan-bahan susun agregat

kasar dan halus kemudian diikat dengan semen yang bereaksi dengan air sebagai

bahan perekat, harus dicampur dan diaduk dengan benar dan merata agar dapat

dicapai mutu beton yang baik. Pada umumnya pengadukan bahan beton dilakukan

dengan menggunakan mesin, kecuali jika hanya untuk mendapatkan beton mutu

rendah pengadukan dapat dilakukan tanpa menggunakan mesin pengaduk.

Kekentalan adukan beton harus diawasi dan dikendalikan dengan cara memeriksa

slump pada setiap adukan beton baru. Nilai slump digunakan untuk petunjuk

ketepatan jumlah pemakaian air dalam hubungannya dengan faktor air semen yang

ingin dicapai. Lamanya proses pengadukan tergantung pada kapasitas isi mesin

Page 34: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

pengadukan, jumlah adukan, jenis serta susunan butir bahan adukan, dan hasil

adukannya harus menunjukkan susunan dan warna yang merata.

Sesuai dengan tingkat mutu beton yang hendak dicapai perbandingan campuran

bahan susun harus ditentukan agar yang dihasilkan memberikan :

1. Kelecakan dan konsistensi yang memungkinkan pengerjaan beton ( penuangan,

perataan, dan pemadatan ) dengan mudah kedalam acuan dan sekitar tulangan

baja tanpa menimbulkan kemungkinan terjadinya segregasi atau pemisahan

agregat dan bleeding air.

2. Ketahanan terhadap kondisi lingkungan khusus ( kedap air, korosi dan lain-lain ).

3. Memenuhi uji kuat yang hendak dicapai.

Untuk kepentingan pengendalian mutu disamping pertimbangan ekonomis,

beton dengan nilai kuat tekan f’c lebih dari 20 MPa. Perbandingan campuran bahan

susun beton baik pada percobaan maupun produksinya harus didasarkan pada

penakaran berat. Untuk beton dengan nilai f’c s/d 20 MPa pada pelaksanaan

produksinya boleh menggunakan teknik penakaran volume, dimana volume tersebut

adalah hasil dari konversi takaran berat sewaktu membuat rencana campuran.

Dalam pelaksanaan pekerjaan beton dimana angka perbandingan antarfraksi

bahan susunannya didapatkan dari percobaan campuran rencana, harus diperhatikan

bahwa jumlah semen minimum dan nilai faktor air semen maksimum yang

digunakan harus disesuaikan dengan keadaan sekeliling.

Page 35: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

Persyaratan Beton sebagai Bahan Bangunan

Kelas dan Mutu Beton

Kelas Mutu σ bk kg/cm² Minimum Tujuan Pemeriksaan

I BO Non Struktural

II B1 Struktural

III K - 125

K – 175

K – 225

K > 225

σ bk = σ bm – 1,64 S

Struktural

Struktural

Struktural

Struktural

Pada proyek ini beton yang digunakan pada gambar kerja, kekuatan dan

penggunaan beton adalah beton structural yang meliputi pekerjaan beton biasa.

Keterangan :

σ bk = Tegangan beton karakteristik

σ bm = Tegangan beton minimum

S = Standar deviasi

2.6.7. Besi Tulangan

Page 36: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

Besi tulangan pada beton berfungsi sebagai penahan gaya tarik dan lentur

akibat momen yang bekerja pada konstruksi beton tulangan.

Persyaratan untuk besi tulangan bagi beton adalah :

1. Besi digunakan sebagai tulangan pada beton tidak boleh menunjukkan adanya

retak-retak, karat sisik, adanya lipatan dan gelombang yang menyebabkan

kurangnya daya lekat antara besi dan beton.

2. Adanya sertifikasi dari pabrik dan sertifikasi dari laboraturium.

3. Laboraturium tempat pangujian besi harus pabrik yang telah disetujui oleh

direksi.

Besi tulangan yang digunakan dalam proyek ini berasal dari peleburan besi

Gunung Agung di Belawan. Berdasarkan hasil pengamatan kerja praktek di

lapangan, baja tulangan yang dipakai dalam proyek ini sudah cukup baik

( memenuhi syarat ) karena besi tulangannya tidak mengandung karat maupun

serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-retak dan gelombang-gelomnbang.

2.6.8. Kayu

Kayu yang dimaksudkan disini adalah kayu yang digunakan sebagai bahan

bangunan, sebagai alat untuk membuat bekesting. Kayu yang digunakan sebagai

bahan bangunan adalah kayu olahan yang diperoleh dengan jalan mengkonversikan

kayu bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan ataupun bentuk-bentuk lain yang

sesuai dengan tujuan penggunaannya.

Page 37: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

Persyaratan untuk kayu adalah :

1. Dibuat kuat dan kaku sehingga sewaktu pengecoran dilakukan tidak terjadi

lenturan pada konstruksi.

2. Agar konstruksi tidak berubah bentuk pada saat pembongkaran, maka dipakai

sistem penyanggahan.

3. Untuk tidak melekatkan bekesting dengan beton maka sewaktu bekesting belum

digunakan, diolesi terlebih dahulu dengan minyak.

4. Bila terdapat sambungan sewaktu pembuatan bekesting maka sedapat mungkin

sambungannya tidak bocor yang akan mengeluarkan air semen dari

bekestingnya.

5. Kayu sebagai bahan bangunan dapat dibagi dalam tiga golongan pemakaian

yaitu:

a. Kayu Bangunan Struktural

Adalah kayu bangunan untuk digunakan dalam struktur bangunan.

b. Kayu Bangunan Non Struktural

Adalah kayu bangunan untuk digunakan dalam bagian bangunan yang

tidak berfungsi sebagai struktur bangunan.

c. Kayu Bangunan untuk Keperluan Lain

Adalah kayu bangunan yang tidak termasuk kedua golongan tersebut

diatas tetapi dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan penolong

ataupun bangunan sementara.

Page 38: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

2.7. Formulasi-Formulasi yang Digunakan

► Pemeriksaan tebal pelat berdasarkan syarat-syarat lendutan

● Ln1 = L1 – 0,25 ( Arah memanjang )

● Ln2 = L2 – 0,25 ( Arah melebar )

Nilai banding panjang terhadap lebar bentang bersih

β =

Ln1

Ln2

► Pemeriksaan lendutan menggunakan persamaan :

h min =

0,8+ Fy1500

36+(9×β ) ¿ Ln1

h max =

0,8+ Fy1500

36 ¿ Ln1

Syarat mengambil h, h min < h < hn max

► Lebar flens efektif ( beff )

1. beff = ¼ ¿ L1

2. beff = bw + ( 16 ¿ ht )

Page 39: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

3. beff = jarak dari pusat kepusat balok

Maka diambil nilai beff yang terkecil

► Kekuatan efektif ( αm ) ⇒ αm = 1

4 ¿ [ IbIpx ]

+ 1

2 ¿ [ Ib

Ipy ]

h =

0,8+ fy1500

36+5×β {α m−0 , 12(1+1β)}

¿ Ln1

Kontrol h, h < h rencana

► Perhitungan penulangan pelat

Wu = ( 1,2 ¿ W DL ) + ( 1,6 ¿ W LL )

● Arah memanjang ( arah – Y )

Mo = 1/8 ¿ Wu ( Ln1 )2

¿ L1

● Arah melebar ( arah – X )

Mo = 1/8 ¿ Wu ( Ln2 )2

¿ L2

► Faktor distribusi momen

Page 40: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

Mu = 0,65 ¿ Mo ( Momen Tumpuan Dalam = MTD )

Mu = 0,35 ¿ Mo ( Momen Lapangan = ML )

Mu = 0,65 ¿ Mo ( Momen Tumpuan Luar = MTL )

► Penulangan

Momen Tumpuan dan Momen Lapangan ( Arah – y dan Arah – x)

MTD = MTL → Mu = As ¿ fy ¿ ( d – ½ ¿ a )

Anggap p. ( d – ½ ¿ a ) = 0,9 ¿ d

As =

Mufy×(d−1 /2a )

a =

As×fy0 ,85×f ' c×b

Maka As’ =

Mufy×(d−1 /2a )

Setelah nilai As’ diperoleh, dilihat dari tabel penulangan pelat.

Page 41: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

BAHAN YANG DIGUNAKAN

Bahan yang dipakai harus memenuhi persyaratan dan standar serta spesifikasi

teknis yang telah di tentukan dalam rencana acuan kerja agar dapat tercipta struktur

bangunan yang aman serta sesuai dengan bestek.

Adapun bahan – bahan yang dipergunakan dalam pembangunan gedung

antara lain :

1. Semen

2. Agregat Halus ( pasir )

3. Agregat kasar ( karikil )

4. air

5. beton segar

6. besi beton

7. kayu

8. besi penyangga

Page 42: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

SEMEN

Semen adalah suatu hasil produksi yang dibuat di pabrik semen. Pabrik-

pabrik semen memproduksi bermacam-macam jenis semen dengan sifat-sifat dan

karakteristik yang berlainan.

Semen dibedakan dalam dua kelompok utama yakni :

1. Semen dari bahan klinker-semen-portland

Semen Portland

Semen Portland abu terbang

Semen Portland berkadar besi

Semen tanur-tinggi ( hoogovencement )

Semen Portland traz/ puzzolan

Semen Portland putih.

2. Semen-semen lain

Aluminium semen

Semen bersulfat.

Perbedaan di atas berdasarkan karakter karakter dari reaksi pengerasan

kimiawi. Semen-semen dari kelompok-1 yang satu dan yang lain tidak saling

bereaksi (membentuk persenyawaan lain), semen kelompok-2 bila saling dicampur

atau bercampur dengan kelompok-1 akan membentuk persenyawaan baru. Ini berarti

semen dari kelompok-2 tidak boleh dicampur. Semen Portland dan semen Portland

abu terbang adalah semen yang umum dipakai di Indonesia.

Dalam hal kecepatan dari perkembangan kekuatan, jenis-jenis semen dibedakan

dalam tiga kelas :

Page 43: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

Kelas A : semen dengan kekuatan awal yang normal

Kelas B : semen dengan kekuatan awal tinggi

Kelas C : semen dengan kekuatan awal sangat tinggi.

Agregat Halus ( Pasir )

Agregat halus untuk beton adalah agregat berupa pasir alam sebagai hasil

abrasi alami dari batu-batuan dan sebagai bahan pengisi dari suatu campuran beton

yang memiliki ukuran butir sebesar 0,075 – 5 mm.

Persyaratan untuk agregat halus ( pasir ) bagi beton bertulang menurut SK –

SNI – T – 15 – 1990 – 03 adalah :

5. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, dengan indeks

kekerasan ¿ 2,2.

6. Butir-butir agregat harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh

pengaruh-pengaruh cuaca, terik matahari dan hujan.

7. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%. Apabila kadar

lumpur melampaui 5%, maka agregat harus dicuci.

8. Susunan besar butir agregat halus harus mempunyai modulus kehalusan antara

1,5 – 3,8 dan harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan

harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Sisa diatas ayakan 4,80 mm, harus maksimum 2% berat.

b. Sisa diatas ayakan 1,20 mm, harus minimum 10% berat.

c. Sisa diatas ayakan 0,30 mm, harus minimum 15% berat.

Tidak boleh mengandung kadar garam dan bahan-bahan organik terlalu banyak

kecuali mendapat petunjuk dari lembaga yang berwenang.

Untuk agregat halus yang digunakan dalam proyek ini diambil dari Quarry

yang ada di daerah Binjai. Dari pengamatan kerja praktek di lapangan, agregat halus

Page 44: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

yang digunakan pada proyek ini baik, karena kandungan organiknya relative kecil

dan tidak mengandung lumpur. Walaupun pada proyek ini tidak dilakukan uji

kandungan lumpur dan bahan-bahan organik di laboraturium.

2.6.3. Agregat Kasar ( Kerikil )

Agregat kasar untuk beton adalah berupa kerikil sebagai hasil abrasi alami dari

batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecah batu dan

mempunyai ukuran butiran 5 – 40 mm.

Persyaratan untuk agregat kasar ( kerikil ) bagi beton sesuai SK – SNI – T – 15

– 1990 – 03 adalah :

9. Agregat kasar ini dapat berupa koral atau batu pecah, yang berukuran butiran

minimumnya adalah 5 mm, dan besar butiran maksimumnya tidak boleh lebih

besar daripada 1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan dan

1/3 tebal pelat atau 3/4 dari jarak bersih minimum diantara batang-batang

tulangan.

10. Terdiri dari butirn kasar, keras dan tidak berpori dan tidak akan hancur dan pecah

akibat pengaruh cuaca.

11. Gradasi butiran yang beraneka-ragam yang baik serta cukup syarat kehalusannya

harus memenuhi persyaratan :

a. Sisa diatas ayakan 31,5 mm harus 0% berat.

b. Sisa diatas ayakan 4 mm antara 90% – 98% dari berat.

c. Selisih antara sisi kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan maksimum

60% berat dan minimum 10% berat.

12. Kadar lumpur dalam agregat kasar harus < 10% berat, bila kadar melebihi 10%,

maka agregat tersebut harus dicuci sampai kadar lumpur 10% atau agregat

diganti dengan agregat yang berkadar lumpur 10% berat.

13. Butiran yang pipih harus < 20% berat agregat seluruhnya.

14. Kekerasan butiran dicoba dengan percobaan laboratorium dengan menggunakan

mesin Los Angeles dimana hasil percobaan pengurangan berat yang terjadi

akibat pengausan harus < 50%.

Page 45: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

15. Penyimpangan yang terjadi dapat diijinkan apabila penilaian dari pengawas telah

menjamin tidak akan terjadi rongga-rongga pada pengikatan agregat kasar.

16. Butir-butir bersih dan tidak berpori, batu pecah hasil dari stone crusher jumlah

butir pipih maksimum 20% berat bersih, tidak mengandung zat-zat aktif alkali

dengan ukuran rata-rata antara 4 – 7 mm.

Agregat kasar yang digunakan dalam proyek ini merupakan kerikil sungai yang

diambil dari Quarry. Pemakaian kerikil dalam campuran beton hanya digunakan

dalam pekerjaan pengecoran saja.

2.6.4. Air

Air yang digunakan disini adalah air sebagai bahan pembantu dalam

konstruksi, yang kegunaannya meliputi pada pembuatan dan perawatan beton,

adukan pasangan batu dan adukan plesteran.

Persyaratan untuk air bagi campuran beton adalah :

5. Tidak mengandung bahan-bahan organik yang akan menimbulkan hilangnya

kekuatan beton dan baja.

6. Tidak mengandung minyak yang menyebabkan tidak berfungsinya bahan perekat

pada beton dan baja.

7. Tidak mengandung garam dan asam alkali yang dapat merusak beton dan baja.

8. Dengan kata lain yang digunakan adalah air bersih yang dapat diminum.

Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air, maka air harus diteliti di

laboraturium yang disetujui oleh konsultan dan pangdam.

Menurut hasil pengamatan kerja praktek di lapangan, air yang digunakan pada

proyek ini sudah baik ( sudah memenuhi syarat ) karena air yang digunakan berasal

dari instansi PDAM Tirtanadi Medan yang ada dilokasi proyek sehingga mutunya

sudah dapat dijamin meskipun tidak dilakukan pengujian di laboraturium.

2.6.5. Beton

Page 46: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

Beton adalah pencampuran bahan-bahan agregat halus dan kasar yaitu pasir,

batu, batu pecah, atau bahan semacam lainnya, dengan menambahkan secukupnya

bahan perekat semen dan air sebagai bahan pembantu guna keperluan reaksi kimia

selama proses pengerasan dan perawatan beton berlangsung. Agregat halus dan kasar

disebut sebagai bahan susun kasar campuran yang merupakan komponen utama

beton. Nilai kekuatan serta daya tahan ( durability ) beton merupakan fungsi dari

banyak faktor diantaranya adalah nilai banding campuran dan mutu bahan susun,

metode pelaksanaan pengecoran, pelaksanaan finishing, temperatur, dan kondisi

perawatan pengerasannya.

Nilai kuat tekan beton relatif tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya, dan

beton merupakan bahan bersifat getas. Nilai kuat tariknya hanya berkisar 9% – 15%

saja dari kuat tekannya. Pada penggunaan sebagai komponen struktural bangunan,

umumnya beton diperkuat dengan batang tulangan baja sebagai bahan yang dapat

bekerja sama dan membantu kelemahannya, terutama pada bagian yang menahan

tarik. Dengan demikian tersusun pembagian tugas, dimana batang tulangan bertugas

memperkuat dan menahan gaya tarik, sedangkan beton hanya diperhitungkan untuk

menahan gaya tekan. Komponen ini disebut dengan beton bertulang. Dalam

perkembangannya, didasarkan pada tujuan peningkatan kemampuan kekuatan

komponen, sering juga dijumpai beton dan tulangan baja bersama-sama ditempatkan

pada bagian struktur dimana keduanya menahan gaya tekan.

Dengan sendirinya untuk mengatur kerja sama antar dua macam bahan yang

berbeda sifat dan perilakunya dalam rangka membentuk satu kesatuan perilaku

struktural untuk mendukung beban, diperlukan cara perhitungan yang berbeda

dengan apabila hanya digunakan satu macam bahan saja seperti halnya pada struktur

baja, kayu, aluminium dan sebagainya.

Kerja sama antara bahan beton dan baja tulangan hanya dapat terwujud dengan

didasarkan pada keadaan seperti berikut :

3. Lekatan sempurna antara batang tulangan baja dengan beton keras yang

membungkusnya sehingga tidak terjadi penggelinciran diantara keduanya. Beton

yang mengelilingi batang tulangan baja bersifat kedap air sehingga mampu

melindungi dan mencegah terjadinya karat baja.

Page 47: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

4. Angka muai kedua bahan yang hampir sama, dimana untuk setiap kenaikkan

suhu satu derajat celcius angka muai beton 0,000010 sampai 0,000013 sedangkan

baja 0,000012 sehingga tegangan yang timbul karena perbedaan nilai dapat

diabaikan.

Sebagai konsekuensi dari lekatan yang sempurna antara kedua bahan didaerah

tarik satu komponen struktur akan terjadi retak-retak beton didekat baja tulangan.

Retak yang halus demikian dapat diabaikan sejauh tidak mempengaruhi penampilan

struktural komponen yang bersangkutan.

Sesuai dengan tingkat mutu beton yang hendak dicapai perbandingan campuran

bahan susun harus ditentukan agar yang dihasilkan memberikan :

4. Kelecakan dan konsistensi yang memungkinkan pengerjaan beton ( penuangan,

perataan, dan pemadatan ) dengan mudah kedalam acuan dan sekitar tulangan

baja tanpa menimbulkan kemungkinan terjadinya segregasi atau pemisahan

agregat dan bleeding air.

5. Ketahanan terhadap kondisi lingkungan khusus ( kedap air, korosi dan lain-

lain ).

6. Memenuhi uji kuat yang hendak dicapai.

Untuk kepentingan pengendalian mutu disamping pertimbangan ekonomis,

beton dengan nilai kuat tekan f’c lebih dari 20 MPa. Perbandingan campuran bahan

susun beton baik pada percobaan maupun produksinya harus didasarkan pada

penakaran berat. Untuk beton dengan nilai f’c s/d 20 MPa pada pelaksanaan

produksinya boleh menggunakan teknik penakaran volume, dimana volume tersebut

adalah hasil dari konversi takaran berat sewaktu membuat rencana campuran.

Dalam pelaksanaan pekerjaan beton dimana angka perbandingan antarfraksi

bahan susunannya didapatkan dari percobaan campuran rencana, harus diperhatikan

bahwa jumlah semen minimum dan nilai faktor air semen maksimum yang

digunakan harus disesuaikan dengan keadaan sekeliling.

Persyaratan Beton sebagai Bahan Bangunan

Page 48: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

Kelas dan Mutu Beton

Kelas Mutu σ bk kg/cm² Minimum Tujuan Pemeriksaan

I BO Non Struktural

II B1 Struktural

III K - 125

K – 175

K – 225

K > 225

σ bk = σ bm – 1,64 S

Struktural

Struktural

Struktural

Struktural

Pada proyek ini beton yang digunakan pada gambar kerja, kekuatan dan

penggunaan beton adalah beton structural yang meliputi pekerjaan beton biasa.

Keterangan :

σ bk = Tegangan beton karakteristik

σ bm = Tegangan beton minimum

S = Standar deviasi

. Besi Tulangan

Page 49: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

Besi tulangan pada beton berfungsi sebagai penahan gaya tarik dan lentur

akibat momen yang bekerja pada konstruksi beton tulangan.

Persyaratan untuk besi tulangan bagi beton adalah :

4. Besi digunakan sebagai tulangan pada beton tidak boleh menunjukkan adanya

retak-retak, karat sisik, adanya lipatan dan gelombang yang menyebabkan

kurangnya daya lekat antara besi dan beton.

5. Adanya sertifikasi dari pabrik dan sertifikasi dari laboraturium.

6. Laboraturium tempat pangujian besi harus pabrik yang telah disetujui oleh

direksi.

Besi tulangan yang digunakan dalam proyek ini berasal dari peleburan besi

Gunung Agung di Belawan. Berdasarkan hasil pengamatan kerja praktek di

lapangan, baja tulangan yang dipakai dalam proyek ini sudah cukup baik

( memenuhi syarat ) karena besi tulangannya tidak mengandung karat maupun

serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-retak dan gelombang-gelomnbang.

2.6.8. Kayu

Kayu yang dimaksudkan disini adalah kayu yang digunakan sebagai bahan

bangunan, sebagai alat untuk membuat bekesting. Kayu yang digunakan sebagai

bahan bangunan adalah kayu olahan yang diperoleh dengan jalan mengkonversikan

kayu bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan ataupun bentuk-bentuk lain yang

sesuai dengan tujuan penggunaannya.

Persyaratan untuk kayu adalah :

6. Dibuat kuat dan kaku sehingga sewaktu pengecoran dilakukan tidak terjadi

lenturan pada konstruksi.

7. Agar konstruksi tidak berubah bentuk pada saat pembongkaran, maka dipakai

sistem penyanggahan.

8. Untuk tidak melekatkan bekesting dengan beton maka sewaktu bekesting belum

digunakan, diolesi terlebih dahulu dengan minyak.

Page 50: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

9. Bila terdapat sambungan sewaktu pembuatan bekesting maka sedapat mungkin

sambungannya tidak bocor yang akan mengeluarkan air semen dari

bekestingnya.

10. Kayu sebagai bahan bangunan dapat dibagi dalam tiga golongan pemakaian yaitu

:

d. Kayu Bangunan Struktural

Adalah kayu bangunan untuk digunakan dalam struktur bangunan.

e. Kayu Bangunan Non Struktural

Adalah kayu bangunan untuk digunakan dalam bagian bangunan yang tidak

berfungsi sebagai struktur bangunan.

f. Kayu Bangunan untuk Keperluan Lain

Adalah kayu bangunan yang tidak termasuk kedua golongan tersebut diatas

tetapi dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan penolong ataupun

bangunan sementara.

Peralatan Yang Digunakan

Peralatan-peralatan yang digunakan ini sangat penting sebagai sarana pemuat,

pengangkutan atau pemindahan bahan dari lokasi ke lokasi lain atau dari lokasi lain

ke lokasi proyek dan disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang ada.

Peralatan-peralatan yang dipakai dalam proyek ini adalah sebagai berikut :

1. Molen ( Concrete Mixer )

2. Mesin Pompa Beton (Concrete Pump)

3. Kereta Sorong

4. Vibrator

5. Gunting Pemotong Besi

Page 51: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

6. Dump Truck

7. Peralatan Pembantu

3.1.1 Molen ( Concrete Mixer )

Molen adalah mesin pengaduk campuran beton yang digunakan untuk

mengaduk bahan-bahan pembuat cor beton dan spesi dalam pemasangan dinding

bata,

Dalam pelaksanaan pekerjaan beton telah banyak digunakan mesin aduk beton

atau “molen”. Dengan mesin ini hasil adukan akan tercampur lebih merata dan lebih

sempurna. Selain hasil adukan baik, kecepatan adukan lebih meningkat dengan biaya

aduk lebih murah dibandingkan dengan cara mengaduk dengan tenaga manusia

( manual ).

Adukan beton yang berada didalam molen tersebut kemudian diangkat dengan

pompa hidrolik melalui saluran berbentuk pipa, kemudian adukan akan melalui pipa

tersebut disemburkan keluar pipa kedaerah yang akan dicor. Didalam

pelaksanaannya tinggi mulut pipa dari dasar daerah yang akan dicor lebih kurang

satu meter, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi agar agregat dari campuran beton

tidak terpisah antara satu dengan lainnya ataupun juga agar tidak terjadi penumpukan

material yang sejenis. Hal ini sungguh tidak diharapkan

3.1.2. Concrete Pump

Concrete pump adalah alat yang digunakan pada saat pengecoran yang

berfungsi sebagai alat pangangkut campuran beton yang berasal dari Concrete Mixer

( molen ) dan mobil molen ( Ready Mix ), untuk ditempatkan pada bekesting

pengecoran lantai dan balok yang lebih tinggi. Jadi campuran beton tidak dibawa

menggunakan ember.

3.1.3. Kereta Sorong

Kereta sorong adalah alat pengangkutan adukan semen, tanah timbunan dan

sebagainya sampai ke lokasi pekerjaan.

Page 52: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

3.1.4. Vibrator

Vibrator adalah alat perojok atau alat penggetar pada saat pengecoran, yang

berfungsi sebagai pengetar campuran beton dalam bekesting yang berisi penuh

dengan beton, tetapi pemakaian vibrator tidak boleh terlalu berlebihan dan mengenai

tulangan karena dapat mengakibatkan terjadinya penumpukan material dan merusak

pengikatan beton pada pengecoran yang telah dilakukan sebelumnya.

3.1.5. Gunting Pemotong Besi Tulangan

Gunting pemotong besi tulangan adalah alat untuk memotong besi tulangan

yang gunanya untuk memotong besi tulangan yang mempunyai diameter relatif

besar.

3.1.6. Dump Truck

Dump truck adalah alat transportasi pengangkutan, dimana didalam proyek ini

digunakan sebagai alat pengangkutan material-material berupa agregat halus, agregat

kasar, semen, besi tulangan dan kayu serta batu.

3.1.7. Peralatan Pembantu

Yang dimaksud peralatan pembantu adalah seperti alat pembengkok besi,

sendok spesi semen, palu, gergaji, meteran, benang, selang plastik, dan peralatan

kecil lainnya.

Pekerjaan Yang Diikuti

Pekerjaan yang diikuti dalam pembangunan SHOWROOM ini adalah sebagai

berikut :

1. Pekerjaan pemasangan perancah

2. Pekerjaan pemasangan bekisting balok, dan lantai

3. Pekerjaan pembesian balok dan lantai

4. Pekerjaan pengecoran balok dan lantai

Page 53: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

Pekerjaan Pemasangan Perancah

Pekerjaan pemasangan perancah ini sangat perlu diperhatikan kekuatannya,

karena ini akan memikul beban coran yang besar sehingga diusahakan agar tidak

terjadi penurunan bekesting diatasnya, hal ini untuk mencegah lendutan pada pelat

lantai. Untuk itu diusahakan tiang perancah ini agar tidak terlalu jauh jarak

bentangnya ( 60 cm ). Pada proyek ini tiang perancah menggunakan kayu dari kayu

laut.

3.2.3. Pekerjaan Pemasangan Bekesting

Bekesting yang dibuat harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai

bentuk dan ukuran yang sesuai dengan gambar kerja. Untuk itu pekerjaan-pekerjaan

ini harus dikerjakan oleh orang-orang yang berpengalaman dalam pekerjaan

bekesting. Pekerjaan bekisting harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Bekesting harus cukup kuat memikul beban beton dan getaran yang terjadi pada

saat pengecoran berlangsung.

2. Bekesting harus dibuat seekonomis mungkin.

3. Pada saat pembongkaran harus dapat dengan mudah dilepas.

4. Bekesting yang dibuat harus cukup rapat untuk menghindari kebocoran.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan bekesting adalah :

1. Tebal papan bekesting harus sama, guna untuk menghindari kesulitan dalam

pembuatan bekesting.

2. Paku sebagai pengunci bekesting diusahakan mudah dibuka.

Dalam proyek ini pekerjaan bekesting ada 2 bagian yaitu :

1. Bekesting Kolom

Page 54: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

Khusus bekesting kolom dikerjakan terdiri dari empat belahan bekesting

berbentuk segi empat ukuran 30 ¿ 50 cm. Tiap belahan bekesting dilengkapi dengan

balok-balok penyatu satu dengan lainnya. Kemudian sebelum pengecoran

berlangsung terlebih dahulu bekesting kolom disetel vertikal dengan menggunakan

unting pada dua sisi bekesting.

2. Bekesting Balok dan Lantai

Pada bekesting balok dan lantai digunakan bahan tripleks tebal 10 mm, ini

bertujuan untuk mendapatkan hasil coran yang rata dan mulus. Pengambilan tinggi

dari pemasangan bekesting lantai dan balok berpedoman pada titik 0,00 dilantai

dasar. Pemasangan balok dan lantai ini pada prinsipnya sama dengan bekesting

kolom dan harus rata ( datar ).

3.2.4. Pekerjaan Pembesian

Pembesian dilakukan harus sesuai dengan gambar kerja yang memenuhi

peraturan konstruksi baja untuk gedung. Dalam hal ini pekerjaan pembesian terdiri

dari beberapa pekerjaan yaitu :

1. Pemotongan tulangan

2. Pembengkokan tulangan.

3. pengikatan tulangan / penyetelan

1. Pemotongan Tulangan

Seluruh pekerjaan pemotongan tulangan harus dilakukan seteliti mungkin

untuk menghindari potongan besi secara percuma. Pemotongan besi pada proyek ini

menggunakan alat potong khusus.

2. Pembengkokan Tulangan

Setelah besi tulangan dipotong selanjutnya dikerjakan pembengkokan besi

tulangan yang fungsinya untuk penyaluran tegangan pada tulangan tarik.

Pembengkokkan besi dikerjakan dengan alat pembengkokkan tulangan khusus

Page 55: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

diameter tulangan yang besar dan meja pembengkokan tulangan untuk diameter

kecil.

3. Pengikatan Tulangan

Besi tulangan yang dipotong dan dibengkokkan (sesuai gambar) dirangkai di

lapangan, besi tulangan harus cukup kuat diikat dengan kawat pangikat (kawat baja)

sehingga sewaktu pengecoran dipastikan ikatan tidak bergeser terutama pada

persilangan tulangan. Pengikatan dilakukan dengan menggunakan tang kakak tua.

3.2.5 Pekerjaan Pengecoran

Sebelum pengecoran terlebih dahulu dilakukan penyiraman bekesting dengan

air agar bersih dari sisa potongan kayu dan kawat serta untuk mengecek kebocoran

yang melebihi toleransi. Untuk mengatur tebal penutup beton besi tulangan pada

bagian bawah pelat, besi tulangan diganjal dengan batu tahu.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengecoran adalah sebagai berikut :

Pengadukan

a. Pengadukan beton dilakukan dengan mesin pengaduk beton, ready mix yang

dipesan dari Medan Beton.

b. Campuran beton dalam pengadukan ini adalah 1 Pc : 1,5 Psr : 2 Krkl.

c. Selama pengadukan beton, kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan

memeriksa slump pada setiap campuran beton yang baru.

Pengecoran

a. Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai

mencapai siar-siar pelaksanaan.

b. Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang kerikil,

adukan beton harus dipadatkan selama pengecoran. Pemadatan ini dapat

Page 56: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

dilakukan dengan memukul-mukul cetakan, tetapi sebaliknya dianjurkan untuk

senantiasa menggunakan alat mekanis ( alat penggetar ).

Perawatan

a. Untuk mencegah pengeringan bidang-bidang beton, paling sedikit selama 2

minggu beton harus dibasahi terus-menerus. Pada pelat-pelat atap pembasahan

dilakukan secara terus-menerus dengan cara merendam atau menggenanginya

dengan air.

b. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan

atau proses-proses lain, dapat dipakai. Hal ini berguna untuk mempersingkat

waktu pengerasan beton. Cara-cara ini harus terlebih dahulu disetujui oleh

pemilik proyek atau pengawas.

3.2.6. Pekerjaan Pembongkaran Bekesting

Bekesting dan perancah dapat dibongkar setelah konstruksi benar-benar sudah

kering atau mencapai kekuatan yang cukup memikul berat sendiri dan beban-beban

pelaksanaan yang bekerja pada konstruksi. Secara umum perncah dan bekesting

dapat dibongkar setelah beton berumur 21 hari dan pembebanan penuh sesuai

dengan rencana, baru dapat diberikan setelah beton berumur 28 hari dimana

kekuatan beton telah mencapai kekuatan maksimum.

Pembongkaran bekesting diawali dengan membuka balok-balok pengunci,

kemudian dilanjutkan dengan membuka tiang perancah. Bekesting dibuka dengan

hati-hati untuk mencegah terjadinya kerusakan pada beton yang telah mengeras,

sehingga diperoleh permukaan beton yang rata dan mulus.

PERHITUNGAN

4.1. Analisa Pelat

Page 57: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

Setelah mendapatkan data-data yang diperlukan di lapangan, maka penyusun

melakukan perhitungan perencanaan tulangan pelat lantai dengan menggunakan

metode SK – SNI – T – 1990 – 03 dan hasil perhitungan tersebut akan dibandingkan

dengan pelaksanaan di lapangan.

Data-data tersebut antara lain :

- Mutu beton ( f’c ) = 22,50 Mpa

- Mutu baja ( fy ) = 240 Mpa

- Beban hidup ( qL ) = 1900 N/m2

- Beban mati ( qDs ) = 670 N/m2

4.1.1. Langkah-langkah Perhitungan Pelat Lantai

Arah x = Ln1 = 542,5 – 25 = 517,5 cm

Arah y = Ln2 = 312,5 – 25 = 287,5 cm

β =

Ln1

Ln2 =

517,5 287,5 = 1,8

Tebal Pelat = h

H ≥ =

Ln. 0,8+ fy1500

36+9β =

517 , 5(0,8+240 )/150036+9(1,8) = 9,5 mm

Coba (h) =12cm

qD = 287,5 + (0,12 x 24000) = 3167,5 N/m2

Untuk Ý

(115 x 12) (6,0 + y) + (25 . Y) (Y

2 )= 25 (45 – Y)

(45−Y )2

1380 (6,0+Y) + 25

Y 2

2 = 25

(45−Y 2 )2

2

8280 + 1380 Y + 12,5 Y2= 25

(2 ,025−90+Y 2 )2

Page 58: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

8280 + 1380 Y + 12,5 Y2= 25312,5 – 1125 Y + 12,5 Y

2

8280 + 1380 Y = 25312,5 – 1125 Y

25312,5 – 1125 Y – 18280 – 1380 Y = 0

17032,5 – 2505 Y = 0

2505 Y = - 17032,5

Ý = 6,7 cm

Inersia balok Ib

Ib =

112

115 x123+115 x12(6+6,7 )2+ 13

25 x6,73+ 13

25 (45−6,7)3

= 16560 + 222580,2 + 2506,36 + 468,182,2

= 709828,76 cm2

Inersia Plat

Arah x Isx =

112

x123 x 3125=450000

Arah y Isy =

112

x123 x 5425=781200

α 1=IbIsx

=709828 ,76450000

=1,5

α 2=IbIsy

=709828 ,76781200

=0 , 90

α μ=2 xα1+2 xα2

4=

2(1,5)+2(0 , 90 )4

=1,2

Page 59: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

H ¿

Ln(0,8+ fy /1500¿36+5 β (αm−0 , 12(1+

)) ¿

¿=

517 ,5(0,8+240/1500)

36+5(1,8)(1,2−0 ,12(1+1

1,8))

¿

H ¿

496 ,851 ,12 = 9,7 : h = 12 cm...............ok

H ¿ Ln (0,8 + fy/1500)

H ¿

Ln(0,8+ fy /1500¿36 ¿¿

=517 ,5 (0,8+240/1500 )36

=13 ,8>h=12 .. .. .. . ..ok ¿

Kontrol Terhadap Geser

qD = 287,5 + (0,12 x 24000) = 3167,5 N/m2

qμ = (1,2 x qD) + (1,6 ql)

= (1,2 x 3167,5) + (1,6 1900) =6841

Vμ= 1,15 x

qμ2 x Ln y = 1,15 x

68412 x 2,875 = 11309,02

d = .................................?

= 120 – 40 -

12

16

=120 – 40 – 8 = 72

φ x Vc = 0,65 x (√ f ' c /6 ) bw x d

= 0,65 x √22 ,5 /6 x 1000 x 72 = 90627,8

Maka φ x Vc = 90627,8 > Vu = 11309,02

Page 60: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

Tetapkan h = 12 cm

Perhitungan Momen Pada Plat Interior

Tabel. Faktor Distribusi Momen Mo Bentang Eksterior

(dikutip dari SK SNI T – 15 – 1991 – 03 pasal 3.6.6 ayat 3)

1 2 3 4 5

Tepi

eksterior

tidak di

tahan

Plat dengan

balok di

antara semua

tumpuan

Plat tanpa balok di antara

tumpuan interior

Tepi

eksterior

sepenuhnya

di tahan

Tanpa balok

tepi

Dengan balok

tepi

Momen

negative

terfaktor

interior

0,75 0,70 0,70 0,70 0,65

Momen

positif

terfaktor

0,63 0,57 0,52 0,50 0,35

Momen

negative

terfaktor

eksterior

0,00 0,16 0,26 0,30 0,65

Mencari μ

Arah x ► M0 =

18 x 6841 x 2,875 (5,175)2 = 65839,74

-Mμ = 0,65 x 65839,74 = 42795,83

+Mμ = 0,35 x 65839,74= 23043,90

Arah y ► M0 =

18 x 6841 x 5,175 (2,875)2 = 36577,63

Page 61: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

-Mμ = 0,65 x 36577,63= 23775,45

+Mμ = 0,35 x 36577,63= 12802,17

Mencari Distribusi Momen

Arah x = α= EcbxIbx

Ecs−Isx=4700√22 ,5 x709828 ,76

4700√22 ,5 x 450000= 1 ,58 x1010

1,003 x1010=1 ,57

L2

L1

=321 ,5542 ,5

=0 , 57

αL2

L1

=0 ,89<1

Faktor Distribusi Momen

- M = 0,75 -

(0 , 57−0,5)(1,0−0,5) x (0,75 – 0,75) = 0,75

+ M = 0,75 -

(0 , 57−0,5)(1,0−0,5) x (0,75 – 0,75) = 0,75

Arah y = α= EcbxIby

Ecs−Isy=4700√22 ,5 x 709828 ,76

4700√22 ,5 x 781200=1 ,58 x 1010

1 ,74 x 1010=1 ,90

L2

L1

=542 ,5312 ,5

=1 , 73

αL2

L1

=1 , 55>1

Faktor Momen Distribusi

Page 62: Contoh Laporan Kerja Praktek Struktur Plat

- M = 0,75 -

(1 ,73−1,0 )(2,0−1,0 ) x (0,75 – 0,45) = 0,53

+ M = 0,75 -

(1 ,73−1,0 )(2,0−1,0 ) x (0,75 – 0,45) = 0,53

Mn ( N-m )Arah X Arah Y

42795,83 23043,90 23775,45 12802,17

Faktor distribusi

momen %75 75 53 53