CONTOH LAPORAN ANALGETIK

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 CONTOH LAPORAN ANALGETIK

    1/22

    CONTOH LAPORAN ANALGETIK

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Farmakologi berasal dari kata pharmacon (Obat) dan Logos (Ilmu pengetahuan). Sehingga secara

    harfiah farmakologi berarti ilmu pengetahuan tentang obat. Namun secara umum didefinisikan sebagai

    ilmu yang ilmu yang mempelajari obat dan cara terjadinya pada sistem biologi. Disamping itu juga

    mempelajari asal usul, sifat fisik dan kimia, cara pembuatan, efek biokimia, dan fisiologi yang

    ditimbulkan serta nasib obat dalam tubuh dan kegunaan obat dalam terapi.

    Definisi obat adalah suatu zat kimia yang mempengaruhi jaringan biologi dan menurut OHO, obat

    adalah zat yang dapat mempengaruhi aktivitas hidup fisik dan psikis, sedangkan menurut kebijakan obat

    nasional (KONAS) obat adalah suatu bahan atau sediaan yang digunakan untuk mempengaruhi atau

    menyelidiki sistem fisiologis atau kondisi patologi dalam rangka penetapan, diagnosis, pencegahan,

    penyembuhan, pemulihan rasa sakit atau penyakit untuk dapat meningkatkan kesehatan untukkontrasepsi. Oleh karena itu pengetahuan tentang obat melalui bahan atau sediaan obat yang berwada,

    kemasan, diberi label dan penandaan yang membuat pernyataan dan atau klaim menurut pengertian

    KONAS obat meliputi untuk manusia dan hewan.

    Farmakologi atau terapi dengan obat mempunyai cakupan yang lebih luas dibandingka farmakologi.

    Farmakologi terapi tidak hanya memiliki pengetahuan aksi atau interaksi obat terapi juga berhubungan

    pemberian,penilaianpasien dan keputusan klinik. Pengetahuan farmakologi bagi para medis juga suatu

    yang penting terutama berkaitan pemberian obat. Pemberian obat kepada pasien untuk itu pemahaman

    dan pengetahuan farnmakologi mengenai jenis-jenis obat, cara kerja obat dan kegunaan obat.

    (Gan, Gunawan. 2007)

    Adapun maksud dari percobaan yaitu, untuk mengetahui dan memahami efek analgetik dari beberapa

    obat antalgin, asetosal dan paracetamol.

    Adapun tujuan dari percobaan yaitu untuk mengetahui dan memahami efek analgetik dari beberapa

    obat analgetik antalgin, asetosal dan paracetamol dan Na CMC sebagai kontrol negative terhadap

    hewan uji mencit (Mus musculus).

    Prinsip dari percobaan ini yaitu, berdasarkan pada metode induksi nyeri dengan efek yang di timbulkan

    setelah pemberian analgetik parasetamol, asetosal, dan antalgin serta Na CMC 1% sebagai kontrol

    negatif terhadap hewan uji mencit (Mus musculus) kemudian diletakkan di atas plat panas pada suhu

    20oC

    55

    oC.

  • 8/10/2019 CONTOH LAPORAN ANALGETIK

    2/22

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Teori Ringkas

    Obat analgetik antipiretik dan obat anti inflamasi non steroid merupakan salah satu kelompok yang

    banyak di tetapkan dan juga di serap tanpa resep dokter. Obatobat ini merupakan suatu kelompok

    obat yang keterangan secara kimia. Walaupun demikian obat- obat ini memiliki banyak persamaan dan

    efek terapi walaupun memiliki efek samping. Protatif obat ini adalah aspirin, karena obat ini sering disebut juga obat mirip aspirin.

    Demam pada umumnya adalah suatu gejala dan bukan merupakan penyakit. Para ahli berpendapat

    demam adalah suatu reaksi yang berguna bagi tubuh terhadap suhu, pasca suhu di atas 37oC. Limfosit

    akan menjadi lebih aktif pada suhu melampaui 45oC, barulah terjadi situasi kritis yang bisa berakibat

    fatal, tidak terkendali lagi oleh tubuh. (Tjay Hoan Tan, 2007)

    Demam terjadi jika set point pada pusat pengatur panas di hipotalamus anterior meningkat. Hal ini

    dapat di sebabkan oleh sintesis PEG yang di rangsang bila suatu zat penghasil demam endogen (pirogen)

    seperti sitokinin di lepaskan dari sel darah putih yang di aktivasi oleh infeksi, hipersensitifitas, keganasan

    atau inflamasi. Salisilat menurunkan suhu tubuh si penderita demam dengan jalan menghalangi sintesis

    dan pelepasan PEG. (Mycek J. Mary, 2001)

    Medicetator nyeri yang penting adalah mista yang bertanggung jawab untuk kebanyakan reaksi.

    Akerasi perkembangan mukosa dan nyeri adalah polipeption (rangkaian asam amino) yang dibentuk dari

    protein plasma. Prosagilandin mirip strukturnya dengan asam lemak dan terbentuk dari asam-asam

    anhidrat. Menurut perkiraan zat-zat bertubesiset vasodilatasi kuat dan meningkat permeabilitas kapiler

    yang mengakibatkan radang dan nyeri yang cara kerjanya serta waktunya pesat dan bersifat local. (Tjay

    Hoan Tan, 2007)

    Prostgilandin di duga mensintesis ujung saraf terhadap efek kradilamin, histamine danmedikator kimia lainnya yang dilepaskan secara local oleh proses inflamasi. Jadi, dengan menurunkan

    sekresi PEG, aspirin dan AIN lainnya menekan sensasi rasa sakit. (Mycek J. Mary, 2001)

  • 8/10/2019 CONTOH LAPORAN ANALGETIK

    3/22

    B. Penggolongan Obat

    1. Golongan salisilat

    Asam asetat salisilat atau yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin adalah analgetik antipiretik

    dan anti inflamasi yang luas digunakan dan digolongkan dalam obat bebas. Selain sebagai prototip, obat

    ini merupakan standar dalam menilai efek obat sejenis.

    2. Golongan pirazon

    Dalam kelompok ini termasuk dipiron, fenilbutazon, oksifenbutazon, antipirin dan aminopirin. Antifirin

    (fenazon) adalah 5akso-1-fenil-2,8dimetilpirazolidin. Aminofirin (amidopirin) adalah derivate

    metansufonat dari aminopirin yang larut baik dalam air dan dapat di berikan secara suntikan.

    3. Golongan para aminofenol

    Derivate para aminofenol yaitu fenacetin dan asetaminofen (paracetamol) merupakan metabolit

    fenasetin dengan efek antipiretik yang sama dan telah di gunakan sejak tahun 1893. Efek antipiretik

    ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Fenacetin tidak digunakan lagi dalam pengobatan karena

    penggunaanya dikaitkan dengan terjadinya nefropati. (Gan Gunawan, 2007)

    C. Uraian Bahan

    1. Aquadest ( Depkes RI 1979, Hal 96 )

    Nama resmi : AQUA DESTILLATA

    Nama lain : Air suling

    Rumus molekul : H2O

    Berat molekul : 18,02

    Pemerian : Cairan jernih, tidak bewarna, tidak berbau, tidakberasa

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

  • 8/10/2019 CONTOH LAPORAN ANALGETIK

    4/22

    2. Na CMC ( Depkes RI 1979, Hal 401 )

    Nama resmi : NATRII CARBON METHYL CELLULOSUM

    Nama lain : Natrium karboximetil selulosa

    Pemerian : Serbuk butiran putih, putih kuning gading, tidak tidak berbau, atau hampir tidak

    berbau, hidroskopik, mudah mendispersi dalam air.

    Kelarutan : Dalam eter P dan pelarut-pelarut lain

    Kegunaan : Zat tambahan

    D.Uraian Obat

    1. Asetosal (Depkes RI, 2009)

    Nama generik : Asetosal

    Rumus kimia : C9H8O4

    Pemerian : Berbentuk kristal putih seperti batang jarum, berbau,

    Kelarutan : Sedikit larut dalam air, sangat larut dalam alkohol

    Kelas terapi : Analgesik, antipiretik, antiinflamasi non steroid

    Indikasi : Nyeri :

    Sakit kepala, nyerinyeri ringan lain yang berhubungan debgan adanya inflamasi,

    nyeri ringan sampai sedang setelah operasi, melahirkan, sakit gigi

    Dosis : Nyeri dan demam :

    Dewasa 650 mg1,3 setiap 8 jam, tidak lebih dari 3,9 g/hari

    Penyakit inflamsi :

  • 8/10/2019 CONTOH LAPORAN ANALGETIK

    5/22

    Dosis awal : 2,43,6 g/hari dalam dosis terbagi dapat ditingkatkan 325 mg 1,2

    g/hari

    Farmakologi : Aspirin bekerja dengan mengastelisasi enzim prostaglandin H2enderoperoxide

    synthase dan menghambat kerja enzim cox secara permanen cox-1

    umumnya ada disemua sel

    termaksud prreletet. Aspirin relatif selektif menghambat cox-1

    dan sedikit cox-2

    Stabilitas dan : Stabil pada udara kering, lembab, panas dan

    Penyimpanan perubahan pH dapat mengidrolisis aspirin

    Konta indikasi : Alergi terhadap aspirin dari golongan salisilat

    Efek samping : Rasa lelah, ataksia, rasa malas, fertigo, sakit kepala. Mimpi buruk dan efek amnesia.

    2. Antalgin (Depkes RI, 2009)

    Nama generik : Metampiron

    Rumus kimia : C13H16N3N4NaO4S. H2O

    Pemerian : Serbuk kristal berwarna putih hampir tidak putih

    Kelarutan : Dalam air 1:1,5 ml, agak larut dalam etanol, praktis tidak larut dalam air bersifat

    netral, mungkin berubah warna menjadi kekuningan tetapi tidak menurunkan potensi fisiologis

    Kelas terapi : Analgesik, antipiretik, antiinflamasi non steroid, antipirei

    Indikasi : Analgetik, antipiretik

    Dosis : Analgetik antipiretik : oral dewasa 34 kali sehari 1 -2 tablet S.KI.M 0,51 g

    Farmakologi : Setelah pemberian oral, metampiron dubah menjadi 4metiltamino antipirin. Dan

    diabsorbsi secara sempurna 4- 7 jam. Diekskresi melalui ginjal, urin kadang berwarna merah karena

    adanya metabolit

    Stabilitas dan : Simpan pada suhu kamar, terlindung dari cahaya

    Penyimpanan

    Konta indikasi : Hipersensitifitas.

    Efek samping : Agranulositosis insidennya kurang dari 0,01%, risiko meningkat pada dosis tinggi dan

    penggunaan jangka waktu lama, sehingga tes darah harus dilakukan secara berkala. Indikasi akut yang

    dapat mengakibatkan tegang.

    Mekanisme aksi : Mampu mengurangi produksi prostaglandin yang dihasilkan asam anakhidonat

    sehingga mengurangi impuls nyeri yang diterima SSP.

  • 8/10/2019 CONTOH LAPORAN ANALGETIK

    6/22

    3. Parasetamol (Depkes RI, 2009)

    Nama generik : Parasetamol

    Rumus kimia : 4hydroxyacetanilidae

    Pemerian : Hablur kecil atau serbuk hablur putih berkilat, tidak berbau, tidak berasa, stabil

    di udara

    Kelarutan : Praktis larut dalam air, mudah larut dalam kloroform, larut dalam etanol

    Kelas terapi : Analgesik non narkotik

    Indikasi : Nyeri ringan sampai sedang dan demam.

    Dosisi : Dewasa dan anak > 12 tahun : oral 650 mg atau 1 gram tiap 46 jam bila perlu

    maksimum 4 g perhari.

    Anak untuk tiap 46 jam < 4 bulan (2,75 kg) 40 mg, 411 bulan (58 kg) 80 mg.

    Farmakologi : Memiliki aktivitas sebagai analgetik dan antipiretik

    Konta indikasi : Hipersensitif terhadap parasetamolt atau komponen sediaan lain , gangguan hati

    yang jelas, dispnea, obstruksi saluran nafas, hamil, ngantuk dan ataksia

    Efek samping : Efek samping dalam dosis terapi jarang kecuali ruan kulit, kelainan darah,

    pankreatis, alat pernah dilaporkan setelah penggunaan panjang.

    Mekanisme aksi : Bekerja pada pengaturan panas di hipotalamus dan menghambat sintesa

    prostaglandin di sistem saraf pusat

    E. Uraian Hewan Uji

    1. Klasifikasi Mencit (Mus musculus) (Anonim, 2011)

  • 8/10/2019 CONTOH LAPORAN ANALGETIK

    7/22

    Kingdom : Animalia

    Filum : Chordata

    Clas : Mamalia

    Ordo : Rodentia

    Family : Muridae

    Genus : Mus

    Spesies : Mus musculus

    2. Morfologi (Malole M.B.M, dan Pramono C.S.U, 1989)

    Mencit/mouse (Mus musculus) adalah hewan pengerat (rodentia) yang cepat berbiak, mudah dipelihara

    dalam jumlah banyak, variasi genetiknya cukup besar serta sifat anatomis dan fisiologisnya

    terkarakteristik dengan baik. Mencit hidup dalam daerah yang cukup luas penyebarannya mulai dari

    iklim dingin, sedang maupun panas dan dapat hidup liar, mencit paling banyak digunakan

    dilaboratorium untuk berbagai penelitian yang sering digunakan adalah albino swiss (Swiss Albino Mice)

    yang dibagi berdasarkan genetik dan sifat lingfkunga hidupnya.

    3. Karakteristik mencit (Mus musculus) (Malole M.B.M, 1989)

    Berat badan dewasa jantan : 2,05,0 kg

    Berat badan dewasa betina : 2,06,0 kg

    Berat lahir : 30,0100,0 gram

    Luas permukaan tubuh : 2,5 kg : 1270,0 cm2

    Temperature tubuh : 38,039,6 c

    Jumlah diploid : 44

    Harapan hidup : 5,06,0 tahun

    Konsumsi makanan : 5 g / 100 g per hari

  • 8/10/2019 CONTOH LAPORAN ANALGETIK

    8/22

    Komsumsi air minum : 510 ml / 100 g per hari

    Lama bunting : 2931 hari

    Umur sapih : 46 minggu

    Produksi anak : 46 / bulan

    Jumlah penapasan : 3260/ menit

    Kandungan oksigen : 0,470,85 ml/g/jam

    Detak jantung : 130325/ menit

    Volume darah : 5765 ml/kg

    Tekanan darah : 90130/6090 mmHg

    F. Metode pengujian

    1. Analgetik narkotik

    a. Metode tgailclip

    Dilakukan oleh Bianci dan Francesch ini menggunakan rangsangan tekan melalui arteri suatu

    clip pada pangkal ekor mencit (Mus musculus).

    b. Metode Green at. Al

    Rangasangan analgetik pada metode ini adalah tekanan yang di berikan kepada ekor tikus

    menggunakan suatu tabung yang di isi oleh suatu cairan. Tabung tersebut di hubungkan dengan sebuah

    manometer untuk mengukur tekanan (dalam mmHg)

    c. Metode dengan rangsang panas

    Metode ini dilakukan dengan cara menempatkan hewan percobaan di atas suatu permukaan

    panas.

    2. Analgetik non narkotik

    a. Peritorial Test (Whriting Test)

  • 8/10/2019 CONTOH LAPORAN ANALGETIK

    9/22

    Pemberian secara intraperitorial dari beberapa zat kimia, dapat memberikan respon yang khas pada

    mencit (Mus musculus) yaitu adanya gerakan peregangan berupa kontraksi dari dinding perut, kepala

    dan kaki di tarik ke belakang, sehingga abdomen menyentuh dasar dari ruang yang di tempatinya. Gejala

    ini di namakan whriting atau peregangan yang dapat di hitung secara kuantitatif.

    b. Podolorimeter

    Metode ini menggunakan arus listrik sebagai rangsang analgetik. Hewan uji di letakkan pada alas yang

    terbuat dari logam. Alat tersebut di aliri arus listrik yang voltasenya di ketahui. Voltase minimum yang

    menimbulkan respon hewan uji di catat. Kemudian voltase berangsurangsur di naikkan zat- zat yang

    berefek analgetik akan menyebabkan kenaikan voltase yang dibutuhkan untuk menimbulkan respon

    mencicit. Pertambahan voltase ini di identikan dengan efek analgetik.

    BAB III

    METODE KERJA

    A. Alat dan bahan

    1. Alat - alat yang digunakan

    a. Batang pengaduk

    b. Botol

    c. Corong

    d. Gelas kimia

    e. Gelas ukur

  • 8/10/2019 CONTOH LAPORAN ANALGETIK

    10/22

    f. Kompor

    g. Plat panas

    h. Spoit oral

    i. Stopwatch

    j. Timbangan

    2. Bahan yang digunakan

    a. Aquadest 100 ml

    b. Asetosal 100 mg

    c. Antalgin 500 mg

    d. Paracetamol 500 mg

    e. Na CMC 1% b/v

    f. Mencit (Mus musculus)

    B. Prosedur kerja

    1. Perlakuan terhadap hewan coba

    a. Disiapkan alat dan bahan

    b. Dipuasakan hewan uji mencit (Mus musculus) kemudian ditimbang

    c. Dikelompokkan, lalu diberi perlakuan terhadap hewan uji. Pada kelompok 1 diberikan Na CMC,

    kelompok 2 diberikan paracetamol, kelompok 3 diberi asetosal, dan kelompok 4 diberi antalgin secara

    per oral.

    d. Hewan uji mencit (Mus musculus) dimasukkan dalam gelas kimia dan diletakkan di atas waterbatch

    pada suhu 380C sampai 50

    0C.

    e. Dicatat waktu pengamatan pada mencit yaitu dengan menghitung pengangkatan kaki mencit padamenit ke 5, 10, 15 dan 20,

    2. Pembuatan larutan obat

    a. Untuk antalgin

    1. Disiapkan alat dan bahan

  • 8/10/2019 CONTOH LAPORAN ANALGETIK

    11/22

    2. Ditimbang antalgin sebanyak 2,9 gram kemudian dilarutkan dalam 100 ml aquadest.

    3. Diberikan pada hewan uji sesuai dengan volume pemberian.

    b. Untuk asetosal

    1. Disiapkan alat dan bahan

    2. Ditimbang paracetamol sebanyak 145,5 mg lalu dilrutkan ke dalam 100 ml aquadest.

    3. Diberikan pada hewan uji mencit sesuai volume pemberian dengan menggunakan spoit oral

    c. Untuk paracetamol

    1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    2. Di timbang paracetamol sebanyak 1,5 gram lalu dilarutkan dalam 100 ml aquadest

    3. Kemudian diberikan pada hewan uji sesuai dengan volume pemberian dengan menggunakan spoit

    oral

    d. Untuk Na CMC

    1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    2. Di panaskan aquadest 100 ml

    3. Di timbang Na CMC 1 gram, lalu dilarutkan dengan aquadest yang telah dipanaskan dan di

    dihomogenkan lalu dicukupkan volumenya sampai tanda batas

    4. Di berikan pada hewan uji sesuai dengan volume pemberian dengan menggunakan spoit oral.

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil pengamatan

  • 8/10/2019 CONTOH LAPORAN ANALGETIK

    12/22

    Tabel 1. Tabel pengamatan analgetik pada hewan uji mencit (Mus musculus)

    Perlakuan

    BB Mencit Pengangkatan kaki

    Menit 5 Menit 10 Menit 15 Menit 20

    Na CMC 20 gram 11 17 15 43

    Asetosal 28 gram 16 13 20 25

    Antalgin 18 gram 19 48 45 15

    Paracetamol 29 gram 15 14 19 17

    B. Pembahasan

    Analgetik atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau melenyapkan

    rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (berbeda dengan anastesi umum). Pada percobaan analgetik

    ini kami menggunakan Na CMC diberikan kepada mencit (Mus musculus) secara peroral dan dilakukan

    pengamatan langsung pada plat panas yang disediakan untuk menaikkan suhu badan mencit (Mus

    musculus) dengan menggunakan interval waktu 5, 10, 15, dan 20 menit.

    Pada percobaan analgetik ini, hewan uji mencit (Mus musculus) di puasakan selama 3-4

    jam dengan tujuan agar tidak terjadi absorbsi makanan dalam sistem pencernaan bersama obat atau

    memperlambat absorbsi obat.

    Pada percobaan ini digunakan obat analgesik yaitu asetosal dan paracetamol serta antalgin dengan

    pembanding suatu variabel kontrol yaitu Na CMC saat dilakukan perlakuan yang sesuai dengan prosedur

    kerja pada percoban analgetik ini dimana kami dapat melihat perbedaan dimana mencit yang diberi

    obat paracetamol, antalgin, asetosl, dapat diketahui tidak terlalu banyak gerakannya. Perbedaannyasaat mencit diletakkan diatas plat panas yang diberikan Na CMC sangat banyak gerakannya. Hal ini

    sangat jelas bahwa paracetamol, antalgin, asetosal, merupakan obat generik antipiretik analgesik dan

    Na CMC adalah pembanding atau sebagai variabel kontrol.

    Pada percobaan ini dibagi dalam 4 kelompok, yaitu kelompok 1 menggunakan Na CMC 1% sebagai

    pengsuspensi. Pada menit ke 5 diperoleh pengangkatan kaki sebanyak 10 kali, pada meit ke 10 diperoleh

  • 8/10/2019 CONTOH LAPORAN ANALGETIK

    13/22

    pengangkatan kaki sebanyak 17 kali, pada menit ke 15 diperoleh sebanyak 15 kali, dn pada menit ke 20

    diperoleh jumlah pengangkatan kakinya sebanyak 43 kali.

    Pada kelompok II dengan pemberian obat paracetamol diperoleh pengangkatan kaki pada menit

    ke 5 sebanyak 15 kali, pada menit ke 10 sebanyak 14 kali, pada menit ke 15 sebanyak 19 kali, dan pada

    menit ke 20 diperoleh sebanyak 17 kali.

    Pada kelompok III, dengan menggunakan obat antalgin diperoleh pengangkatan kaki pada menit

    ke 5 yaitu sebanyak 15 kali, pada menit ke 10 yaitu 48 kali, pada menit ke 15 sebanyak 45 kali dan pada

    menit ke 20 sebanyak 15 kali. Pada kelompok IV dengan menggunakan obat asetosal diperoleh

    pengangkatan kaki pada menit ke 5 sebanyak 15 kali, pada menit ke 10 sebanyak 13 kali, pada menit ke

    15 sebanyak 20 kali, sedangkan pada menit ke 20 sebanyak 25 kali.

    Mekanisme kerja nyeri, yaitu perangsang rasa nyeri baik mekanik maupun kimiawi, panas maupun

    listrik akan menimbulkan kerusakan pada jaringan sel sehingga sel-sel tersebut melepaskan suatu zat

    yang disebut mediator nyeri yang akan merangsang reseptor nyeri.

    1. Rangsangan mekanik yaitu nyeri yang disebabkan karena pengaruh mekanik seperti tekanan,

    tusukan jarum, insan pisau, dll.

    2. Rangsangan termal, yaitu nyeri yang disebabkan karena pengaruh suhu rata-rata manusia akam

    merasakan nyeri jika menerima panas diatas 45oC, dimana pada suhu tersebut jaringan akan mengalami

    kerusakan.

    3. Rangsangan kimia yaitu jaringan yang akanmengalami kerusakan aka membebaskan zat yang disebu

    mediator yang dapat berkaitan dengan reseptor nyeri antara lain, biokonin, serokinin, dan

    prostaglandin. Mediator nyeri penting adalah histamin karen yang bertanggung jawab atas kebanyakan

    reasi alergi. Biokonin adalah rangkaian asam amino yang disebut protein plasma.

    Nyeri merupakan suatu mekanisme pelindung tubuh mekanik untuk melandasi dan

    memberikan tanda bahaya tentang daya gangguan ditubuh. Mekanisme adalah rangsangan diterima

    oleh reseptor nyeri diubah dalam bentuk impuls yang dihantarkan kepusat nyeri ke korteks otak. Setelah

    diproses dipusat nyeri, impuls dikembalikan ke perifer dalam bentuk persepsi nyeri.

    Sebelum perlakuan mencit (Mus musculus) terlebih dahulu dipuasakan untuk menghilangkan faktor

    makanan karena interaksi makanan bisa mempengaruhi pemberian obat kepada hewan perlakuan

    hewan uji mencit (Mus musculus). Walaupun demikian faktor variasi biologisnya dari hewan tidak dapat

    dihilangkan sehingga faktor ini relative dapat memengaruhi hasil praktikum yang dilakukan dilaboratorium

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

  • 8/10/2019 CONTOH LAPORAN ANALGETIK

    14/22

    Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

    1. Analgetik adalah senyawa yang dalam dosis terapeutik dan meringankan atau menekan rasa nyeri,

    tanpa memiliki kerja anastesi umum.

    2. Pada pemberian obat antalgin, asetosal, paracetamol dan Na CMC secara oral, dapat memberikan

    efek atau dampak analgetikum dengan di tandainya adanya pengangkatan kaki pada mencit (Mus

    musculus) pada saat diletakkan diatas plat panas pada suhu 55oC. Pada menit ke 5, 10, 15 dan 20 menit

    B. Saran

    Kami sangat mengharapkan bimbingan dari para asisten dalam praktikum dan pembuatan

    laporan, agar dapat memperoleh hasil yang baik.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim, 2013. Klasifikasi .(Online) http :// wikipedia.org. Di akses 18 Maret 2013.

    Depkes RI, 1979 .Farmakope Indonesia Edisi III. Dirjen POM ; Jakarta.

    Depkes RI, 2007. Pelayanan Informasi Obat.Dirjen POM ; Jakarta.

    Gunawan, Gan, 2011 .Farmakologi dan Terapi. UI Press Indonesia ; Jakarta

    Malole M.B.M, Pramono C Utami Sri,1989 .Penanganan Hewan coba di laboratorium. ITB

    Mustchler, ernest, 2005 .Dinamika Obat. PT ITB ; Bandung

    Mycek J. Mary,2010 .Farmakologi Ulasan bergambar. PT buku kedokteran EGC ; Jakarta

    Priyanto, 2010 .Faramologi Dasar. PT Ienskonfi ; Jakarta

    Tjay Hoan Tan, 2007 .Obat-obat penting. PT Alex media ; Jakarta

  • 8/10/2019 CONTOH LAPORAN ANALGETIK

    15/22

    LAMPIRAN

    - Lampiran 1

    Hewan Uji Mencit ( Mus musculus )

    Di puasakan

    Di timbang

    Di kelompokkan

    Perlakuan

    Na. CMC 1% Parasetamol Antalgin Asetosal

    Di letakan di atas plat panas

  • 8/10/2019 CONTOH LAPORAN ANALGETIK

    16/22

    Di amati pengangkatan kaki pada menit ke 5, 10, 15 dan 20

    Analisis Data

    Pembahasan

    Kesimpulan

    - Lampiran 2

    a. Perhitungan Dosis :

    Asetosal 100 mg

    Berat 20 tablet : 4,75 gram

    Berat rata-rata : 0,2375 g

    BB mencit : 28 gram

    BB standar : 20-30 gram

    FK konversi : 0,0026

    - Dosis untuk BB mencit standar = DM x FK

    = 100 mg x 0,0026

    = 0,26 mg/ 20g/ 1 ml

    - Dosis untuk BB mencit max =

    = 0,173 mg/30 g/1 ml

  • 8/10/2019 CONTOH LAPORAN ANALGETIK

    17/22

    = 0,173 x 10-3

    g

    - % sediaan = 3g

    = 0,173 x 10-1

    g

    = 0,17%

    - Berat serbuk yang ditimbang = x dosis

    =

    =0,410mg

    - Volume pemerian = x vp max

    =

    = 0.93 ml

    b. Antalgin 500 mg

    Berat 20 tablet : 14,92 gram

    Berat rata-rata : 0,746 g

    BB mencit : 18 gram

    BB standar : 20-30 gram

    FK konversi : 0,0026

    - Dosis untuk BB mencit standar = DM x FK

    = 500 mg x 0,0026

    = 1,3 mg/ 20g/ 1 ml

    - Dosis untuk BB mencit max =

    = 1,95 mg/30 g/1 ml

  • 8/10/2019 CONTOH LAPORAN ANALGETIK

    18/22

    = 1,95 x 10-3

    g

    - % sediaan = -3g

    = 1,95 x 10-1g

    = 1,95%

    - Berat serbuk yang ditimbang = x dosis

    =

    =2,9094 mg

    - Volume pemerian = x vp max

    =

    = 0.6 ml

    c. Paracetamol 500

    Berat 20 tablet : 10,5 gram

    Berat rata-rata : 0,525 g

    BB mencit : 20 gram

    BB standar : 20-30 gram

    FK konversi : 0,0026

    - Dosis untuk BB mencit standar = DM x FK

    = 500 mg x 0,0026

    = 1,3 mg/ 20g/ 1 ml

    - Dosis untuk BB mencit max =

    = 1,95 mg/30 g/1 ml

    = 1,95 x 10-3

    g

  • 8/10/2019 CONTOH LAPORAN ANALGETIK

    19/22

    - % sediaan

    = -3g

    = 1,95 x 10-1g

    = 1,95%

    - Berat serbuk yang ditimbang = x dosis

    =

    =2,0475 mg

    - Volume pemerian = x vp max

    =

    = 0.96 ml

    - Lampiran 3

    Foto Perlakuan

    1. Spoit oral

    2. Mencit (Mus musculus)

    Keterangan :

  • 8/10/2019 CONTOH LAPORAN ANALGETIK

    20/22

    2

    (Gambar 1. Pemberian obat secara oral pada mencit (Mus musculus)

    2

    1

    1. Mencit (Mus musculus)

    2. Plat panas

    3.

  • 8/10/2019 CONTOH LAPORAN ANALGETIK

    21/22

    Keterangan :

    (Gambar 2. Mencit (Mus musculus) di letakkan di atas plat panas untuk mengetahui efek analgetik).

    - Lampiran 4

    SKEMA TERJADINYA NYERI

    Trauma / luka pada sel

    Gangguan pada membran sel

    Di hambat kosteroid Fosfolipid Enzim Fosfolifase

    asam arakidonat

  • 8/10/2019 CONTOH LAPORAN ANALGETIK

    22/22

    enzim lipoginase Enzim siklooksigenase

    Hidroperoksid Endoperoksid

    Leukotrien Tromboksan Prostaksilin

    Gambar 3. Skema terjadinya nyeri

    Diposkan olehCampuran di17.41

    Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

    PGE2

    PGF2

    PGD2

    http://www.blogger.com/profile/05332279196190300863http://www.blogger.com/profile/05332279196190300863http://cichojoelz.blogspot.com/2014/04/contoh-laporan-analgetik.htmlhttp://cichojoelz.blogspot.com/2014/04/contoh-laporan-analgetik.htmlhttp://cichojoelz.blogspot.com/2014/04/contoh-laporan-analgetik.htmlhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=7930591884690051029&postID=8833262157020282470&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=7930591884690051029&postID=8833262157020282470&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=7930591884690051029&postID=8833262157020282470&target=pinteresthttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=7930591884690051029&postID=8833262157020282470&target=pinteresthttp://www.blogger.com/email-post.g?blogID=7930591884690051029&postID=8833262157020282470http://www.blogger.com/email-post.g?blogID=7930591884690051029&postID=8833262157020282470http://www.blogger.com/email-post.g?blogID=7930591884690051029&postID=8833262157020282470http://www.blogger.com/email-post.g?blogID=7930591884690051029&postID=8833262157020282470http://www.blogger.com/email-post.g?blogID=7930591884690051029&postID=8833262157020282470http://www.blogger.com/email-post.g?blogID=7930591884690051029&postID=8833262157020282470http://www.blogger.com/email-post.g?blogID=7930591884690051029&postID=8833262157020282470http://www.blogger.com/email-post.g?blogID=7930591884690051029&postID=8833262157020282470http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=7930591884690051029&postID=8833262157020282470&target=pinteresthttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=7930591884690051029&postID=8833262157020282470&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=7930591884690051029&postID=8833262157020282470&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=7930591884690051029&postID=8833262157020282470&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=7930591884690051029&postID=8833262157020282470&target=emailhttp://cichojoelz.blogspot.com/2014/04/contoh-laporan-analgetik.htmlhttp://www.blogger.com/profile/05332279196190300863