Upload
hartadi-gunawan
View
142
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Semoga Bermanfaat
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia dengan iklim tropisnya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan yang ada di dalamnya, begitu juga intensitas penyinaran
cahaya matahari yang cukup bagi berlangsungnya kehidupan tumbuhan.
Tumbuhan sendiri tidak terlepas dari adanya cahaya matahari sebagai penunjang
dari proses pertumbuhan dan berkembangnya tumbuhan. Jika tidak adanya cahaya
matahari, proses pertumbuhan akan terhambat dan mengakibatkan kematian pada
tumbuhan, dengan demikian ketergantungan tumbuhan terhadap cahaya matahari
sangat berpengaruh besar dalam proses pertumbuhan untuk ketersediaan bahan
makanan bagi tumbuhan, kerena di dalamnya terdapat zat klorofil dalam proses
fotosintesis .
Setiap tumbuhan sangat memerlukan penyinaran yang sesuai untuk
pertumbuhan dan dalam kehidupan. Pada kenyataanya, kondisi penyinaran yang
baik di mana tumbuhan selalu mengalami pertumbuhan yang berbeda. Perbedaan
yang terjadi mungkin saja masih berada dalam area toleransi makhluk hidup,
namun seringkali perubahan penyinaran matahari menyebabkan pertumbuhan
menjadi lamban, cepat, bahkan kematian pada tumbuhan. Hal ini menguatkan
bahwa setiap tumbuhan memiliki faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses
pertumbuhannya terhadap kelangsungan hidupnya bila kondisi penyinaran
matahari yang baik sehingga tumbuhan tanggap secara maksimal terhadap cahaya
matahari.
Pertumbuhan adalah proses fisiologis yang ditandai dengan bertambahnya
jumlah sel dan bertambahnya volume sel yang bersifat irreversible (tidak dapat
mengecil kembali) (Idun Kistinah dan Endang Sri Lestari, 2009 : 5). Pada
tumbuhan ber sel 1 terjadi penambahan besar sel, sedangkan pada tumbuhan
multiselluler terjadi pembesaran sel maupun penambahan ukuran sel. Pada proses
perkecambahan, ada 2 tipe perkecambahan : Epigeal (Perkecambahan dimana
kotiledon berada di atas tanah) dan Hipogeal (Kotiledon tetap berada di dalam
tanah).
1
Dalam rangka mengetahui pengaruh cahaya matahari, terhadap proses
pertumbuhan pada biji kacang hijau. Penulis membuat karya tulis dengan judul
“Pengaruh Sinar Mtahari Terhadap Pertumbuhan Biji Kacang Hijau”. Oleh karena
itu, hal tersebut akan di pelajari pada praktikum ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Di tempat manakah perkecambahan akan lebih cepat tumbuh?
2. Apakah perbedaan perkecambahan yang di letakkan di tempat yang
terkena matahari langsung, cahaya tidak langsung dan di tempat yang
gelap?
3. Bagaimana proses pertumbuhan pada perkecambahan di tempat yang
terkena cahaya langsung, tidak langsung, dan di tempat yang gelap?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui di tempat manakah perkecambahan akan tumbuh lebih
cepat.
2. Dapat membedakan antara pertumbuhan perkecambahan yang di
letakkan pada cahaya matahari langsung, tidak langsung dan di tempat
yang gelap.
3. Untuk mengetahui proses pertumbuhan dan perkembangan pada biji
kacang hijau di tempat yang gelap.
1.4 Hipotesis
Cahaya matahari mempengaruhi perkecambahan.
1.5 Manfaat
1. Mengetahui proses pertumbuhan pada perkecambahan terhadap cahaya
matahari.
2
2. Memperoleh pengalaman dalam menguji dan membuat karya ilmiah.
3. Mendapatkan wawasan tentang proses pertumbuhan pada perkecambahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Cahaya Matahari
Cahaya matahari adalah sinar yang berasal dari matahari. Perkecambahan
menggunakan cahaya matahari untuk berfotosintesis dan membuat makanan.
Tanpa cahaya matahari, takkan ada kehidupan di Bumi.
Perkecambahan memerlukan cahaya. Dengan air tanpa cahaya matahari,
Perkecambahan akan tumbuh tinggi dengan cepat, namun akan terlihat kuning dan
kekurangan air, meskipun saat disentuh, daunnya teraba amat basah. Faktor inilah
yang dapat mempengaruhi tumbuhan terhadap proses pertumbuhan pada
perkecambahan biji kacang hijau yang dapat memberikan kelangsungan hidup
yang baik.
Panas yang sesuai atau penyinaran yang baik dapat memberikan efek
pertumbuhan yang baik pula, karena di samping perawatan yang rutin juga harus
ada penyinaran matahari sebagai bahan makanan dan cadangan makanan bagi
tumbuhan agar tumbuh dengan baik.
Namun Panas berlebihan mengganggu dan membunuh suatu tumbuhan
dengan cara mendenaturasi enzim-enzimnya dan merusak metabolismenya dengan
berbagai cara. Salah satunya fungsi transpirasi adalah pendinginan melalui
penguapan. Pada hari yang panas, misalnya temperature daun berkisar 3oc sampai
10oc dibawah suhu sekitar. Tentunya, cuaca panas dan kering juga cenderung
menyebabkan kekurangan air pada banyak tumbuhan; penutupan stomata sebagai
respon terhadap cekaman ini akan menghemat air, namun mengorbankan
pendinginan melalui penguapan tersebut. Ini merupakan salah satu alasan bahwa
hari-hari yang sangat panas dan kering meminta korban seperti yang terjadi pada
sebagian besar tumbuhan.
3
Sebagian besar tumbuhan memiliki suatu respon cadangan yang
memungkinkan mereka dapat bertahan hidup dalam cekaman panas. Disuatu
temperature tertentu sekitar 40oc pada sebagian besar tumbuhan yang menempati
daerah tertentu (empat musim) sel-sel tumbuhan muali mensintesis suatu protein
khusus dalam jumlah yang cukup banyak mengandung protrein kejutan panas
(heat-shock protein). Beberapa protein kejutan panas itu identik dengan protein
chapore (pengantar) yang berungsi pada sel-sel yang tidak tercekam sebagao
penopang sementara yang membantu protein lain melipat membentuk konformasi
fungsional (Campbell, dalam Eko,2003).
Perubahan-perubahan morfologi pada Perkecambahan yang mengalami
kekeringan antara lain terhambatnya pertumbuhan akar, tinggi Perkecambahan,
diameter batang, luas daun dan jumlah daun. Sedangkan pengaruh fisiologi dan
biokimia adalah penurunann hasil atau bahan kering, perubahan alokasi asimilat,
penurunan laju fotosintesis, penurunan diameter hidraulik xilem akar dan laju
pertumbuhan perkecambahan. Pada penelitian ini diamati juga perubahan-
perubahan anatomi pada perkecambahan yang diakibatkan oleh cekaman air
antara lain, tebal epidermis daun, tebal mesofil, tebal daun, diameter akar,
kerapatan stomata dan jumlah stomata (Sinaga, dalam Eko, 2007). Di daerah iklim
kering terdapat 3 – 5 bulan kering. Pada musin kemarau cekaman lengas tanah
sering terjadi dan menghambat pertumbuhan tanaman karet. Untuk itu diperlukan
penelitian pengurangan penguapan dan peningkatan kemampuan menahan lengas
tanah (Sudiarto, dalam Eko, 2007).
Bahkan di tempat yang tidak ada cahaya matahari pun, tidak dapat tumbuh
secara baik karena pasokan cahaya matahari tidak ada, dengan begitu tumbuhan
akan layu, daun menguning bahkan bisa mati karena bahan makanan yang
seharusnya di dapat oleh tumbuhan malah tidak dapat karena tidak adanya cahaya
matahari.
4
2.2. Perkecambahan
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan,
khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula
berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang
menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini
dikenal sebagai kecambah.
1) Proses perkecambahan
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar
biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati
adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti
"minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah
maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah
membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji
melunak. Proses ini murni fisik. Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan
sejumlah enzim perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat menurun
kadarnya, sementara giberelin meningkat. Berdasarkan kajian ekspresi gen
pada tumbuhan model Arabidopsis thaliana diketahui bahwa pada
perkecambahan lokus-lokus yang mengatur pemasakan embrio, seperti
ABSCISIC ACID INSENSITIVE 3 (ABI3), FUSCA 3 (FUS3), dan LEAFY
COTYLEDON 1 (LEC1) menurun perannya (downregulated) dan
sebaliknya lokus-lokus yang mendorong perkecambahan meningkat
perannya (upregulated), seperti GIBBERELIC ACID 1 (GA1), GA2, GA3,
GAI, ERA1, PKL, SPY, dan SLY. Diketahui pula bahwa dalam proses
perkecambahan yang normal sekelompok faktor transkripsi yang mengatur
auksin (disebut Auxin Response Factors, ARFs) diredam oleh miRNA.
5
Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan sel di bagian yang
aktif melakukan mitosis, seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya
ukuran radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak dari
dalam, yang pada akhirnya pecah. Pada tahap ini diperlukan prasyarat
bahwa cangkang biji cukup lunak bagi embrio untuk dipecah.
2) Tipe perkecambahan
Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal
perkecambahan hipogeal dan epigeal. Epigeal adalah apabila terjadi
pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga
mengakibatkan daun lembaga dan kotiliden terangkat ke atas tanah,
misalnya kacang hijau. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari
epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul
di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada
kacang kapri dan jagung. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh
memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan
tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan
jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli agronomi untuk
memperkirakan kedalaman tanam (Puspitt,2011).
6
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Terdiri dari :
1). 3 biji kacang hijau
2). 3 aqua gelas
3). Air
4). Jarum
5). Kapas
6). Penggaris
7). Pulpen
8). Buku
3.2 Definisi Operasional
1) Cahaya matahari merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
proses pertumbuhan pada perkecambahan yang dapat mennjadi
kelangsungan hidupnya, di karenakan dapat menyediakan sebagai bahan
makanan. Namun harus sesuai dengan kecambah atau biji apa yang kita
tanam dan juga intensitas yang benar-benar di butuhkan bagi
perkecambahan tersebut, dengan begitu pemanfaatan cahaya matahari ini
sangat penting bagi proses pertumbuhannya.
7
2) Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan,
khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang
semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan
fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda.
Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah. Lama kelamaan
tumbuhan muda menjadi tumbuhan dewasa atau sejati.
3.3 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam karya tulis dengan judul Pengaruh״ Cahaya
matahari Terhadap Perkecambahan” adalah metode studi literature/studi pustaka
dan praktek/penelitian.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam menunjang penelitian ini melalui penelusuran internet,
mencari serta mengumpulkan data dari buku dari berbagai sumber yang masih
berhubungan dengan penulisan karya tulis ini.
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut ini adalah tabel perbedaan tinggi pada perkecambahan yang di tempatkan
di tempat yang berbeda :
Dari tabel diatas dapat antara perkecambahan yang terkena cahaya matahari
langsung, cahaya matahari langsung dan gelap mempunyai perbedaan tinggi yang
berbeda. Cahaya matahari sangat berpengaruh bagi perkecambahan karena
Cahaya matahari sebagai faktor penentu bagi kelangsungan hidup perkecambahan
karena hasil yang di peroleh dari cahaya matahari tersebuat adalah sebagai bahan
makanan karena berproses menghasilkkan zak klorofil yang sangat penting bagi
tumbuhan atau perkecambahan.
Kecambah yang tumbuh dari biji kacang hijau dan di masukkan ke dalam wadah
yang sama namun di letakkan pada tempat yang berbeda, dengan ini proses
pertumbuhan dari beberapa tempat dapat kita klasifikasikan bahwa di tempat
cahaya matahari langsung ternyata biji kacang hijau, mengalami pertumbuhan
yang lamban terbukti dalam waktu 7 hari. Pada hari pertama setelah penanaman
9
pertumbuhan akar sudah muncul dan mengalami pembelahan kulit biji. Setelah
hari keduanya biji mengalami perubahan pertumbuhan pada akar yaitu akar
bercabang, pada hari ketiga warna pada kulit biji yaitu berwarna coklat, pada hari
selanjutnya, biji mulai tidak mengalami pertumbuhan. Hari selanjutnya mulai
mengalami pertumbuhan kembali yaitu menembusnya akar kekapas dan mulai
tampak pertumbuhan batang sudah muncul, dan 2 hari selanjutnya tumbuh dan
mengalami pertumbuhan seperti biasa , memiliki daun yang hijau pekat diantara
kotiledonnya, batangnya kuat, dan akarnya kokoh dan banyak. Hal ini terjadi
karena mengandung air yang sedikit sedangkan zat gulanya banyak, yang dapat
memberikan makanan kepada biji kacang hijau yang terkena cahaya matahari
langsung tersebut. Akibatnya akan cepat mengadakan respirasi dan fotosintesis,
sehingga daunnya menjadi lebih tebal menghijau, jaringan palisadennya berlapis-
lapis, lapisan kutikula menebal sehingga terbentuk daun yang lebih tebal dan
sempit, berwarna hijau (Idun Kistinah dan Endang Sri Lestari, 2009 : 8).
Sementara di dalam ruangan atau terkena cahaya matahari tidak langsung, tidak
mengalami masalah dalam pertumbuhannya, hanya saja lebih cepat dari tanaman
yang terkena cahaya matahari langsung. Pada hari pertama dan kedua biji kacang
hijau mengalami perlambatan pertumbuhan dari biji kacang hijau yang di
tempatkan terkena cahaya matahari langsung yaitu mengalami pertumbuhan yang
sedikit (tidak bercabang), pada hari ketiga terpecahnya kulit biji kacang hijau dan
membelah sehingga munculnya daun dan batang, pada hari ke empat mengalammi
pertambahan tinggi dan daun sudah terlihat dengan warna hijau muda, pada hari
ke lima pertumbuhan batang bertambah sehingga melewati mulut aqua, pada hari
ke enam tinggi masih sama, pada hari terakhir mengalami pertembahan tinggi dua
kali lipat dari sebelumnya dan daun kriting.
Sedangkan di tempat yang gelap mengalami pertumbuhan yang lebih cepat
dibandingkan di tempat yang terkena cahaya matahari tidak langsung. Pada hari
pertama setelah penanaman biji tidak mengalami tanda-tanda pertumbuhan, hari
kedua mulai mengalami pertumbuhan akar meskipun masih sedikit, hari ketiganya
masih sama, hari ke empat mengalami pertumbuhan akar yang bercabang, hari ke
10
lima cabang bertambah menjadi lima cabang, pada hari ke enam munculnya daun
yang berwarna kuningdan terlihat mulai adanya batang namun layu, pada hari ke
tujuh tinggi batang bertambah. Pada biji kacang hijau yang di letakkan di tempat
yang gelap akan mengandung air lebih banyak sedangkan zat gulanya sedikit.
Akibatnya jumlah jaringan mesofil meningkat sehingga daun yang terbentuk
menjadi lebih lebar, tipis, layu dan berwarna kuning (Idun Kistinah dan Endang
Sri Lestari, 2009 : 8).
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1). Perkecambahan yang terkena cahaya matahari secara langsung (terang)
pertumbuhannya lebih lambat, daunnya lebar & tebal, berwarna hijau,
batang tegak, kokoh.
2). Perkecambahan yang tidak terkena cahaya matahari langsung mengalami
pertumbuhan yang lebih cepat dari Perkecambahan yang terkena cahaya
matahari langsung, daunnya keriring dan tipis, berwarna hijau muda,
batang tegak, kokoh.
3). Perkecambahan yang tidak terkena cahaya matahari (gelap)
pertumbuhannya lebih cepat dari kedua perkecambahan yang terkena
cahaya matahari langsung maupun tidak terkena cahaya matahari langsung
dan mempunyai batang yang lebih tinggi, daunnya tipis, berwarna pucat,
batang melengkung tidak kokoh.
5.2 Saran
Untuk hasil yang baik pada proses pertumbuhan perkecambahan maka
kecambah di tempatkan di dalam ruangan dengan intensitas yang cukup dan
penyiraman yang rutin dan cocok bagi kelangsungan hidup kecambah agar
tumbuh dengan baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
Alfiyatunnisa. 2011. Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau.
Http://www. alfiyanizers . blogspot .com/20 11 /0 8 / Pengaruh-Cahaya-Matahari- Terhadap-Pertumbuhan-Tanaman-Kacang-Hijau /. 8 januari 2008
Eko. 2011.Pengujian Ketahanan Benih Terhadap Cekaman Lingkungan. http://www.masbied.com/2011/05/23/pengujian-ketahanan-benih-terhadap-cekaman-lingkungan/
Dicky. 2011. Pengaruh Media Tanam Pada Perkecambahan Biji Kacang Hijau Http://jackdics.wordpress.com/makalah/pengaruh-media-tanam-pada-perkecambahan-biji-kacang-hijau/
Pratama,Aulia. 2010. Makalah Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman Pada Perkecambahan.
Http://www.kecerdasan.blogspot.com/ makalah pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman pada perkecambahan .htm
Puspitt.2010.Stuktur Benih dan Tipe Perkecambahan.
Http://www.blogger.com/stuktur benih & tipe perkecambahan _ puspitt.htm
BSNP. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: BSNP
Kistinnah, Idun dan Lestari, Sri. 2009. Biologi 3 Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Jakarta: Pusat Perbukuan,Depdiknas. (BSE)
12
13