42
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BAWAK TAHUN 2014 DISUSUN OLEH : NAMA : MARINAH NIM : 823 588 878 POKJAR : CAWAS F FAKULITAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA – UBJJ SURAKARTA TAHUN 2014 ABSTRAK MARINAH : “ UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 BAWAK TAHUN 2014”. Sebagai subyeknya adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Bawak, Kecamatan Cawas yang berjumlah 20 siswa. Penelitian Perbaikan Pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 22 Februari sampai dengan tanggal 13 April 2014. Tujuan diadanya penelitian perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Bawak, Kecamatan Cawas melalui metode demontrasi. Pada proses pembelajaran Pra Siklus (guru mengajar tanpa menggunaka alat peraga / prestasi

contoh karya ilmiah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kaya ilmiah Universitas Terbuka UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BAWAK TAHUN 2014

Citation preview

Page 1: contoh karya ilmiah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV

SD NEGERI 2 BAWAK TAHUN 2014

DISUSUN OLEH :

NAMA : MARINAH

NIM : 823 588 878

POKJAR : CAWAS F

FAKULITAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA – UBJJ SURAKARTA

TAHUN 2014

ABSTRAK

MARINAH : “ UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE

DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 BAWAK TAHUN 2014”.

Sebagai subyeknya adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Bawak, Kecamatan Cawas yang berjumlah 20 siswa. Penelitian Perbaikan Pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 22 Februari sampai dengan tanggal 13 April 2014.

Tujuan diadanya penelitian perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Bawak, Kecamatan Cawas melalui metode demontrasi.

Pada proses pembelajaran Pra Siklus (guru mengajar tanpa menggunaka alat peraga / prestasi belajar siswa dalam ulangan harian banyak yang belum tuntas.

Prosentase nilai dari 20 siswa yang mendapat nilai 85 ada 2 siswa atau 10 %, yang mendapat 80 ada 2 siswa atau 10%, yang mendapat nilai 70 ada 1 siswa atau 5%, yang mendapat nilai nilai 65 ada 1 siswa atau 5%, yang mendapat nilai 60 ada 1 siswa atau 5 %, yang mendapat nilai 55 ada 5 siswa atau 25%, yang mendapat nilai 45 ada 2 siswa atau 10 % yang mendapat nilai 40 ada 1 siswa atau 5%.

Pada siklus I ada peningkatan prestasi 35% yang mendapat nilai 90 ada 2 siswa atau 10%. Yang memperoleh nilai 80 ada 3 siswa atau 15%.

Page 2: contoh karya ilmiah

Yang memperoleh nilai 75 ada 2 siswa atau 10%. Yang memperoleh nilai 70 ada 2 siswa atau 10%, Yang memperoleh nilai 65 ada 4 siswa atau 20%, yang memperoleh nilai 60 ada 1 siswa atau 5%. Yang memperoleh nilai 55 ada 4 siswa atau 20%. Yang mendapat nilai 50 ada 2 siswa atau 10%.

Pada siklus II prestasi belajar siswa lebih meningkat dibandingkan pembelajaran siklus I. Hal ini dapoat dilihat dari hasil ulangan gharian siswa pada siklus II adalah sebagai berikut : yang memperoleh nilai 90 ada 1 siswa atau 5 %, yang memperoleh nilai 80 ada 7 siswa atau 35%, yang memperoleh nilai 75 ada 3 siswa atau 15%, yang memperoleh nilai 70 ada 5 siswa atau 25%, Yang memperoleh nilia 65 ada 3 siswa atau 15%, Yang memperoleh nilai 60 ada 2 siswa atau 10%.

Dalam proses pembelajaran matematika di kelas IV dengan menggunakan Metode Demontrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat kita lihat dari prosentase rata-rata nilai ulangan harian dari 59 % menjadi 67,5% pada siklus 1, dan pada siklus II mengalami peningkatan prestasi belajar dari 67,5% menjadi 72,5%.

Kata kunci : Hasil Belajar, Matematika, Metode Demontrasi

Page 3: contoh karya ilmiah

1

PENDAHULUAN

Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Adanya jaminan

pendidikan diatur dalam UUD 1945 pasal 31 ayat I : tiap-tiap warga

Negara berhak mendapatkan pengajaran. Pengajaran pada tiap warga

Negara pada hakekatnya merupakan suatu upaya untuk mengembangkan

potensi yang dimilikinya agar berguna bagi keluarga, masyarakat, dan

bangsa.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan dapat

memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai sumber.

Kemampuan ini membutuhkan pemikiran berpikir secara sistematis, logis,

dan kritis yang dapat dikembangkan materi pembelajaran matematika Wina

Sanjaya, (2008 : 21).

Matematika adalah salah satu ilmu yang sangat penting dalam

kehidupan kita. Belajar matematika tidak dapat dengan hanya menghafal saja.

Pelajaran matematika juga sering dijadikan momok dari pada pelajaran yang

lain. Hal ini disebabkan karena siswa sering merasa kesulitan dan kurang

biasa menerima pemahaman tentag pelajaran matematika sehingga hasil

belajar rendah.

Sekolah Dasar Negeri 2 Bawak, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten

adalah salah satu lembaga pendidikan pada jenjang pendidikan dasar. Dalam

kenyataan menunjukkan bahwa indikasi hasil belajar / siswa masih rendah

dalam mata pelajaran matematika bab penjumlahan dan pengurangan

pecahan.

Dalam kekurang aktifan siswa dalam mengikuti pelajaran matematika,

daya pikir siswa rendah serta kurang berminatnya siswa terhadap mata

pelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian

matematika yang tidak mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 60.

Dari siswa yang berjumlah 20 anak yang mendapat nilai ulangan harian

yang memenuhi KKM hanya 7 siswa atau 35%, sedangkan sisanya 13 siswa

Page 4: contoh karya ilmiah

atau 45 % masih dibawah KKM dengan nilai rata-rata 54,6 sehingga masih

perlu ditingkatkan.

2 siswa mendapat nilai 85 = 10%

2 siswa mendapat nilai 80 = 10%

1 siswa mendapat nilai 70 = 5%

1 siswa mendapat nilai 60 = 5%

1 siswa mendapat nilai 65 = 5%

5 siswa mendapat nilai 55 = 25%

5 siswa mendapat nilai 50 = 25%

2 siswa mendapat nilai 45 = 10%

1 siswa mendapat nilai 40 = 5%

Melihat kenyataan tersebut penulis yang juga sebagai guru kelas

berusaha melaksanakan perbaikan terutama dalam penggunaan media

pembelajaran.

Untuk itu penulis mengambil keputusan untuk memperbaiki

pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai

sehingga membantu pemahaman materi pelajaran dan merangsang keaktifan

siswa.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis tertarik melakukan

Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Upaya Meningkakan Hasil Belajar

Siswa Mata Pelajaran Matematika Dengan Metode Demontrasi Pada Siswa

Kelas IV SD Negeri 2 Bawak Tahun 2014 diharapkan hasil belajar

meningkat.

Pembelajaran matematika kelas IV SD agar dapat memperoleh hasil yang

maksimal, seorang guru harus tahu teknik untuk mengatasi berbagai

permasalahan yang ada, dalam penelitian ini penulis mencatat berbagai

masala yang timbul dari siswa antara lain :

1. Siswa ramai serndiri dan kurang memperhatikan guru

2. Motivasi belajar siswa kurang

3. Siswa kurang memahami materi yang disampaikan guru

4. Hasil belajar siswa rendah

Page 5: contoh karya ilmiah

5. Siswa malas mempraktekkan

6. Siswa malas mengerjakan PR

Untuk mengatasi sebagai masalah di atas tidaklah mudah, tetapi perlu

kajian yang benar-benar tepat, sehingga dengan satu langkah

penyelesaian, masalah lain berangsur membaik. Memiliki dari persoalan

diatas bisa diambil pokok permasalahan yaitu :

1. Guru tidak memeriksa pemahaman siswa setelah menjelaskan materi-

materi pembelajaran.

2. Guru tidak menggunakan alat peraga yang membantu menumbuhkan

minat belajar siswa.

3. Guru tidak menggunakan pendekatan pembelajaran yang menarik bagi

siswa.

Alternatif dan Pemecahan Masalah

Berdasarkan analisis masalah diatas, guru menggunakan metode

demontrasi agar siswa tidak bosan dan siswa menjadi tertarik untuk

mengikuti pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi lebih

efektif. Karena metode demontrasi dapat menyajikan atau

mempertunjukkan obyek yang dipelajari secara langsung kepada siswa

sehingga pembelajaran yang tertanam pada diri siswa akan lebih mantap.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan analisis masalah

maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Apakah dengan Metode Demontrasi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar

Matemarika Kelas IV SD Negeri 2 Bawak, Kecamatan Cawas,

Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014 ?”.

Tujuan Penelitian / Perbaikan

Dengan diadakanya Penelitian dan Perbaikan akan bermanfaat :

1. Meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Meningkatkan keatifian siswa

Page 6: contoh karya ilmiah

3. Meningkatkan pemahaman siswa dalam materi pembelajaran.

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian tentang perbaikan pembelajaran sangat bermanfaat

bagi guru, siswa, penulis, dan pembaca. Adapun manfaatnya adalah :

1. Bagi Guru

1. Guru dapat menentukan langkah pembelajaran

2. Meningkatkan professional guru dalam penggunaan metode

demontrasi

3. Memungkinkan guru secara aktif mengemabngkan pengetahuan dan

ketrampilan.

2. Bagi Siswa

1. Dapat meningkatkan keaktifan siswa.

2 Dapat meningkatkan hasi; belajar siswa

3 Siswa lebih mudah menerima pelajaran matematika dengan

menggunakan alat peraga yang sesuai.

3. Bagi Sekolah

1. Sebagai masukan agar lebih meningkatkan penggunaan alat peraga

yang tepat dalam setiap proses pembelajaran

2. Dengan siswa yang berprestasi dan guru yang professional akan

meningkatkan mutu sekolah.

3. Meningkatkan inovasi dan pengembangan kurikulum di sekolah

dasar.

Kajian Pustaka

Pengertian Belajar

Belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan-pengetahuan

tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang ini

dikenal sebagai guru. Dalam belajar, pengetahuan tersebut dikumpulkan

sedikit demi sedikit hingga akhirnya menjadi banyak Imron, (1996 :2)

Page 7: contoh karya ilmiah

Belajar menurut Slameto (1995) “Belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya”. (Hal : 2).

Menurut teori Sibernetik Budiningsih, (2005 : 80-81) belajar adalah

pengolahan informasi. Seolah-olah ini mempunyai kesamaan dengan

teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar daripada hasil belajar.

Proses belajar memang penting dalam teori Sibernetik namun yang lebih

penting lagi adalah sistem informasi yang diproses yang akan dipelajari

siswa.

Hasil Belajar

Pengertian Hasil Belajar

Pengertian belajar menurut Gagne didalam buku strategis belajar mengajar

(2004 : 7.3) adalah “suatu proses dimana suatu organisasi berubah

perilakunya sebagai akibat pengalaman” Pengertian belajar tersebut

terdapat tiga atribut (ciri utama) belajar, yaitu : proses, perubahan

perilaku dan pengalaman.

1. Proses

2. Perubahan Perilaku

3. Pengalaman

Kondisi Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dalam buku strategis belajar mengajar (2004 : 1.3) kondisi yang hasil belajar

dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1. Kondisi Internal

Kondisi internal adalah kondisi yang ada dalam diri anak yang belajar. Yang

termasuk kondisi internal adalah :

1. Kemampuan intelektual

2. Rasa percaya diri

3. Motivasi

4. Kematangan untuk belajar

5. Usia

6. Jenis kelamin

Page 8: contoh karya ilmiah

7. Latar belakang sosial

8. Kemampuan mengingat

9. Kemampuan penginderaan seperti melihat, mendengar atau merasakan.

2. Kondisi Eksternal

Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada diluar anak.

1. Guru

2. Kualitas proses belajar mengajar

3. Lingkungan (teman, sekolah, keluarga)

Kondisi-kondisi tersebut akan mempengaruhi terhadap hasil belajar yang

dicapai oleh siswa. Kondisi tersebut jika dibuat bagan sebagai berikut :

Kemampuan Penginderaan

Kemampuan Intelektual

Rasa Percaya Diri

Motivasi

Kematangan untuk belajar

Jenis Kelamin

Usia

Latar belakang sosial

Kebiasaan belajar

Kemampuan mengingat

Guru

Kualitas PBM

Lingkungan

Kondisi Internal

Kondisi Ekstern

Kondisi Internal

Page 9: contoh karya ilmiah

Gambar 1. Kondisi yang mempengarhui hasil belajar siswa

Hakekat Pembelajaran Matematika

1. Pengertian Mata Pelajaran Matematika

Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar

kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan terencana sehingga peserta

didik memperoleh kompetensi tentang bahan maematika yang dipelajari.

2. Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran Matematika

Adapun tujuan dan fungsi pembelajaran adalah matematika:

1. Memahami konsep matematika dalam pemecahan masalah

2. Memecahkan masalah meliputi kemampuan memahami masalaah.

3. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat matematika

Ruang lingkup pelajaran matematika kelas IV meliputi aspek :

1. Berhitung atau bilangan

2. Geometri atau kebaikan.

Metode Demontrasi

Metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai

tujuan untuk menentukan metode yang tepat harus adanya kriteria

UN/patokan yang jelas. Patokan tersebut adalah faktor tujuan, pesera

didik dan faktor situasi. Hadi Kusuma, Kunaryo (1996 :33)

Metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos” yang berari cara atau jalan

yang ditempuh.

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah dapat diartikan sebagai cara yang

digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam

bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Wina

Sanjaya, (2008 :21).

2. Macam-macam metode mengajar

Berbagai metode pembelajaran yang biasanya digunakan guru dalam

kegiatan pembelajaran yaitu metode ceramah, metode demontrasi, metode

Page 10: contoh karya ilmiah

diskusi, metode study mandiri, metode study kelas, medote proyek, metode

tanya jawab, dan lain-lain.

3. Manfaat metode pembelajaran

Penggunaan metode pada kegiatan pembelajaran bermanfaat untuk :

1. Meningkatkan motivasi siswa

2. Meningkatkan minat dan kemampuan siswa

3. Megembangkan daya kreatifitas dalam memahami materi

4. Meningkatkan hasil belajar siswa

4. Pemanfaatan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Matematika

Muhibin Syah (1995 : 209) memberikan definisi bahwa metode

demontrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,

kejadian, aturan atau urutan-urutan melakukan suatu kejadian, baik secara

langsung atau melalui penggunaan media pengajaran yang relevan degan

materi pembelajaran.

Metode demontrasi adalah metode mengajar dimana guru

memperagakan atau menunjukkan proses terjadinya sesuatu sehingga siswa

memperoleh pemahaman yang lebih melekat tentang hal tersebut Gatot

Mahsetyo (2008 : 89)

Tujuan pokok menggunakan metode demontrasi adalah untuk

memperjelas pengertian, konsep dan memperlihatkan cara melakukan atau

mengerjakan suatu tindakan, prosedur dan ketrampilan.

Tabel I.

Kartakteristik, Pengalaman Belajar, Keunggulan dan Kelemahan

Metode Demontrasi.

Karakteristik Pengalaman Belajar Keunggulan Kelemahan

- Mempertunjukkan

obyek yang

sebenarnya

- Ada proses

- Mengamati

suatu objek

sebenarnya

- Berpikir

- Siswa dapat

memahami

sesuai obyek

sebenarnya.

- Dapat

- Dapat

menimbulkan

konkret saja

- Bila jumlah

Page 11: contoh karya ilmiah

peniruan

- Ada alat bentuk

yang digunakan

- Memerlukan

tempat yang

strategis Bisa

dilakukan guru dan

murid

sistimatis

- Pemahaman

terhadap suatu

proses

- Menerapkan

cara suatu

proses

- Menganalisis

kegiatan

secara

sostimatis

mengembangkan

rasa ingin tahu

siswa

- Siswa dibiasakan

kerja secara

sistimatis

- Siswa dapat

mengamati

sesuatu sesuai

proses

- Siswa dapat

membandingkan

beberapa obyek

siswa banyak

efektifitas

demokratis

sulit dicapai

- Bergantung

pada alat

bantu

- Banyak siswa

yang kurang

berani

Metode Demontrasi disertai pemberian tugas, mewajibkan siswa untuk

mempertanggungjawabkan tugas yang diberikan oleh guru. Itu

merupakan bentuk pertanggungjawaban tugas yang diberikan oleh guru.

Metedo Demontrasi merupakan salah satu cara untuk menyampaikan

pengalaman belajar secara l;angsung yang ditekankan pada penggunaan

dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah dengan tujuan

untuk memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan masalah.

Ketrampilan proses yang digunakan dalam matematika antara lain :

1. Mengamati

2. Menggolongkan

3. Mengukur

4. Mengunakan alat

5. Mengkomunikasikan hasil melalu berbagai cara seperti lisan, tulisan,

dan diagram.

6. Melakukan percobaan

Page 12: contoh karya ilmiah

Agar mampu “bekerja secara ilmiah” siswa perlu ditanamkan sikap-sikap sebagai

berikut :

1. Rasa ingin tahu

2. Bekerja sama secara terbuka

3. Mengambil keputusan yang bertanggung jawab.

Dengan penggunaan metode demontrasi pada pembelajaran matematika

diharapkan dapat meningkatkan kerja ilmiah siswa.

Kerangka Berfikir

Dalam melaksanakan pembelajaran matematika guru tidak menggunakan

alat peraga gambar lingkaran, tentang penjumlahan dan pengurangan

pecahan mata pelajaran matematika kelas IV semester 2 SDN 2 Bawak

Tahun Ajaran 2013/2014 masih rendah.

Dengan permasalahan pembelajaran tersebut guru mengambil tindakan

PTK (Penelitian Tindakan Kelas) pada pelaksanaan siklus I guru

melaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan alat

peraga. Hasil belajar siswa sudah meningkat tetapi belum menunjukkan

hasil yang maksimal.

Selanjutnya guru melaksanakan siklus yang ke 2 pada pelaksanaan siklus

yang ke 2 guru menggunakan alat peraga gambar lingkaran secara

maksimal sehingga hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan.

Berdasarkan kajian pustaka maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan

kelas sebagai berikut :

Dengan menggunakan metode demontrasi dapat meningkatkan hasil

belajar matematika siswa kelas IV, Sekolah Dasar Negeri 2 Bawak.

Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Dalam mengatasi masalah yang di dapat di dalam pelajaran Matematika

tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan kels IV SD Negeri 2

Bawak. Penulis menyusun perbaikan pembelajaran dengan du siklus.

Sedangkan aktifitas perbaikan pembelajaran tercantum dalam kegiatan

Page 13: contoh karya ilmiah

masing-masing rencana perbaikan pembelajaran (RPP) RPP 1 dan RPP 2

terlampir.

Siklus I

Perencanaan

Sebelum melaksanakan perbaikan pembelajaran maka perlu di buat

perencanaan terbaik dahulu. Perbaikan pembelajaran meliputi :

1. Membuat skenario pelaksanaan perbaikan yaitu :

1. Mengkondisikan kelas

2. Menyampaikan topik pembelajaran

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran

4. Melakukan apersepsi

5. Memperjelas materi pembelajaran

6. Melakukan tanya jawab

7. Membuat kesimpulan

8. Melakukan penilaian

9. Mengoreksi hasil penelitian

10. Pemberian tindak lanjut

2. Mempersiapkan alat peraga

3. Mempersiapkan lembar pengamatan

4. Melakukan simulasi dengan supervisor 2.

Pelaksanaan

Sebelumnya penulis minta ijin dahulu kepada Kepala Sekolah SDN 2

Bawak untuk melakukan PTK guna perbaikan pembelajaran. Adapun

pelaksanaan sebagai berikut :

1. Guru mengkondisikan kelas terlebih dahulu.

2. Guru menyampaikan topik pembelajaran “penjumlahan dan

pengurangan

Page 14: contoh karya ilmiah

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajara yaitu supaya siswa dapat

menjumlahkan dan mengurangkan pecahan

4. Guru melakukan apersepsi dan murid menanggapinya.

5. Guru memberi penjelasan materi pembelajaran dan siswa

mendengarkan penjelasan guru.

6. Guru melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran.

7. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dan siswa di buku catatan.

8. Guru melakukan evaluasi dan siswa mengerjakannya.

9. Guru mengoreksi hasil evaluasi dan menganisisnya.

10. Guru memberikan tndak lanjut.

Pengamatan

Penulis dibantu oleh supervisor 2 yaitu Surono,S.Pd.SD sebagai

pengamat untuk memudahkan pengamatan. Adapun hal-hal yang perlu di

amati adalah sebagai berikut :

1. Apersepsi sesuai dengan materi yang akan disanpaikan

2. Penyampaian materi pembelajaran

3. Pemberian motivasi terhadap siswa

4. Tanya jawab antara guru dan siswa

5. Penggunaan alat kerja

Refleksi

Berdasarkan pelaksanaan perbaikan Siklus I dan pengamatan yang

dilakukan supervisor, serta hasil penelitian siswa, guru melakukan

refleksi, terdapat banyak kelemahan dan kekurangan yang ada yaitu hasil

belajar ada perubahan namun masih kurang menegaskan, pelaksanaan

pembelajaran tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, sehingga perlu

mengadakan perbaikan lagi pada siklus II dengan melakukan perbaikan

pada media yang digunakan yakni dengan menggunakan alat peraga

buah-buahan

Page 15: contoh karya ilmiah

Siklus II

Perencanaan

Sebelum melaksnakan perbaikan pembelajaran maka perlu di buat

perencanaan terlebih dahulu. Adapun perencanaan perbaikan

pembelajaran meliputi :

Membuat skenario pelaksanaan perbaikan pembelajaran yaitu :

1. Mengkondisikan kelas

2. Menyampaikan topik pembelajaran

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran

4. Melakukan apersepsi

5. Memperjelas materi pembelajaran

6. Melakukan tanya jawab pemantapan

7. Membuat kesimpulan

8. Melakukan penilaian

9. Membahas hasil penelitian

10. Pemberian tindak lanjut

Pelaksanaan

Setelah membuat perencanaan perbaikan pembelajaran dilanjutkan

dengan pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Sebelumnya penulis minta

ijin dahulu kepada Kepala Sekolah SDN 2 Bawak untuk melakukan PTK

guna perbaikan pembelajaran. Adapun pelaksanaan sebagai berikut :

1. Guru mengkondisikan kelas terlebih dahulu.

2. Guru menyampaikan topik pembelajaran “penjumlahan dan

pengurangan bilangan pecahan.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajara yaitu supaya siswa dapat

menjumlahkan dan mengurangkan pecahan

4. Guru melakukan apersepsi dan murid menanggapinya.

Page 16: contoh karya ilmiah

5. Guru memberi penjelasan materi pembelajaran dan siswa

mendengarkan penjelasan guru.

6. Guru melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran.

7. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dan siswa di buku catatan.

8. Guru melakukan evaluasi dan siswa mengerjakannya.

9. Guru mengoreksi hasil evaluasi dan menganisisnya.

10. Guru memberikan tndak lanjut.

Pengamatan

Supervisor 2 selaku pengamat memberikan hasil pengamatan sebagai berikut

:

1. Adanya pemberian motivasi terhadap siswa

2. Siswa dapat menjawab setiap pertanyaan guru

3. Penggunaan alat peraga sudah maksimal

4. Adanya pemberian reward atau umpan balik

Refleksi

Berdasarkan pengamatan Supervisor hasil pelaksanaan perbaikan

pembelajaran Siklus II dan penilaian dari hasil siswa, guru meneliti

melakukan refleksi untuk mencari kelebihan dan pengurangannya. Hasil

yang diperoleh ternyata proses pembelajaran dengan menggunakan alat

peraga buah-buahan sudah berhasil dengan baik terbukti kekurangan dan

kelemahan yang menyebabkan hasil belajar rendah pada Siklus I dapat

diatasi.

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif

kualitatif yang artinya data yang berupa hasil belajar yaitu hasil tes

dianalisis dengan cara membandingkan nilai tes antar siklus maupun

dengan indikator kinerja.

Page 17: contoh karya ilmiah

Kemudian data yang berupa hasil observasi dan wawancara

dianalisis dengan analisis dekripstif kualitatif berdasarkan hasil pbservasi

antar siklus dan refleksinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Diskripsi Pra Siklus

Sebelum melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I peneliti

melakukan penelitian pra siklus, hasil refleksi pra siklus yang

berhubungan dengan hasil belajar seperti terlihat pada table 2 di bawah

ini:

Tabel 2

Hasil Pembelajaran Pra Siklus

No Nama Siswa Nilai

Keterangan

TuntasBelum

Tuntas

1 Ika Wahyuni 40 - √2 Dwi Adi Utomo 45 - √3 Eko Bagus Suputro 85 √ -4 Purwo Wasono 80 √ -5 Arum Widya Kusuma 85 √ -6 Adit Setiawan 65 √ -7 Anang Prabowo 50 - √

8 Erlina Wulandari 55 - √9 Vita Tri Wahyuni 60 √ -10 Ditta Anggraeni 80 √ -

11 Radika Telestiyo Utami 50 - √12 Ratna Arum Wulandari 70 √ -13 Dhani Kurniawan 55 - √

14 Mistaqul Anam V.A 50 - √15 Gery Santoso 45 - √16 Prima Lestari 55 - √

17 Viska Ramurti 55 - √18 Syaifudin Latif 50 - √19 Viandra Efrida Agustina 50 - √

20 Mahendra Kurniawan 55 - √Jumlah 1.180 7 13

Page 18: contoh karya ilmiah

Nilai rata-rata 59

Dari tabel diatas dapat disederhanakan menjadi tabel 3 sebagai

berikut :

Tabel 3

Rekapitulasi siswa yang memenuhi KKM dan

yang tidak memenuhi KKM :

Nilai KKM Jumlah Siswa Prosentase

>60 7 35%<60 13 65%

Rata-Rata 59 100%

Dari tabel diatas dikatagorikan masih kurang yaitu nilai rata-rata 59.

Sedangkan ketuntasan minimal siswa mata pelajaran matematika, dari 20

siswa yang tuntas belajar hanya 7 siswa, ini berarti sebanyak 35% siswa

sudah tuntas, 13 siswa belum tuntas atau 65 % siswa sudah tuntas, 13

siswa belum tuntas atau 65%.

Rendahnya hasil belajar siswa tersebut disebabkan oleh :

1. Penggunaan metode ceramah yang mendominasi akibatnya

menimbulkan kebersamaan pada siswa.

2. Guru tidak menggunakan alat peraga, akibatnya siswa tidak terfokus

pada penyajian materi karena kurang menarik perhatian siswa sehingga

pemahaman siswa kurang.

Adapun data tersebut dapat disajikan dalam diagram berikut ini :

Gambar 4. Diagram Hasil Pembelajaran Pra Siklus

Page 19: contoh karya ilmiah

1. Deskripsi Siklus I

1. Perencanaan (Planning)

Dalam perencanaan pembelajaran yang disiapkan guru antara lain :

1. Jadwal pelaksanaan

2. Skenario pembelajaran

3. Rencana pembelajaran

4. Alat peraga

5. Instrumen evaluasi

6. Instrument penilaian

2. Pelaksanaan Tindakan (action)

1. Kegiatan awal

Kegiatan awal berapa apresepsi dan penyampaian tujuan

pembelajaran.

2. Kegiatan inti

1. Penjelasan guru tentang materi pembelajaran

2. Pemberian tugas

3. Penyelesaian tugas

4. Pembahasan tugas

5. Pengumpulan

3. Kegiatan Akhir

1. Siswa dan guru menyimpulkan hasil tugas

2. Siswa mengerjakan evaluasi

3. Guru memberi tugas rumah sebagai tindak lanjut

3. Pengamatan (Observation)

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh supervisor dapat

disimpulkan kegiatan guru dan kegiatan siswa antara lain :

1. Kegiatan Guru

1. Guru dalam memberikan apersepsi dan mengaitkan.

2. Pelajaran berhubungan dengan kegiatan sehari-hari

3. Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan.

Page 20: contoh karya ilmiah

4. Tujuan Pembelajaran

5. Guru memajang alat peraga buah-buahan di papan tulis.

6. Guru menjelaskan penjumlahan pecahan dengan alat peraga

buah-buahan.

7. Guru memberikan tugas kepada siswa

8. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil tugas.

2. Kegiatan Siswa

1. Siswa memperhatikan materi pembelajaran

2. Siswa mendengarkan penjelasan guru

3. Siswa menjawab pertanyaan yang diajarkan oleh guru

4. Siswa mengerjakan tugas

5. Siswa melakukan evaluasi

4. Refleksi (Reflection)

Kegiatan ini dilakuakn dengan cara diskusi antara peneliti dan

supervisor. Hasil diskusi dapat merekam kekurangan dan kelebihan

perbaikan pembelajaran siklus I. Pada siklus I kemampuan belajar

siswa kelas IV SD Negeri 2 Bawak 14 siswa atau 70% yang sudah

memenuhi KKM dari 20 siswa.

Kelemahan terjadi pada kurangnya guru memberikan motivasi

pada siswa. Media pembelajaran kurang maksimal berupa gambar.

Masih banyak siswa yang tidak berani bertanya kepada guru.

Hasil refleksi pada siklus I tentang kemampuan siswa kelas IV

pada pelajaran matematika kompetensi dasar menjumlahkan dan

mengurangkan pecahan adalah seperti tabel 4 berikut ini :

Tabel 4

Hasil Pembelajaran Siklus I

No Nama Siswa Nilai

Keterangan

TuntasBelum

Tuntas

1 Ika Wahyuni 50 - √2 Dwi Adi Utomo 55 - √

Page 21: contoh karya ilmiah

3 Eko Bagus Suputro 90 √ -4 Purwo Wasono 80 √ -5 Arum Widya Kusuma 90 √ -

6 Adit Setiawan 70 √ -

7 Anang Prabowo 55 - √8 Erlina Wulandari 65 √ -9 Vita Tri Wahyuni 75 √ -10 Ditta Anggraeni 80 √ -11 Radika Telestiyo Utami 55 - √12 Ratna Arum Wulandari 80 √ -13 Dhani Kurniawan 65 √ -14 Mistaqul Anam V.A 55 - √15 Gery Santoso 50 - √

16 Prima Lestari 65 √ -

17 Viska Ramurti 60 √ -

18 Syaifudin Latif 65 √ -19 Viandra Efrida Agustina 70 √ -20 Mahendra Kurniawan 75 √ -

Jumlah 1.350 14 6Nilai rata-rata 67,5

Dari tabel diatas dapat disederhanakan menjadi tabel 5 sebagai berikut

Tabel 5

Rekapitulasi siswa yang memenuhi KKM dan

yang tidak memenuhi KKM :

Nilai KKM Jumlah Siswa Prosentase

>60 14 70%<60 6 30%

Rata-Rata 67,5 100%

Dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV

dalam memahami materi mata pelajar Matematika Kompetensi Dasar

Menjumlahkan Pecahan, yang sudah memenuhi KKM 60 sebanyak 4

Page 22: contoh karya ilmiah

siswa atau 4 % dan nilai rata-rata yang diperolah 67,5. Adapun data

tersebut dapat disajikan dalam diagram berikut ini :

Gambar 5. Diagram Hasil Pembelajaran Siklus I

2. Deskripsi Siklus II

1. Perencanaan (Planning)

Dalam perencanaan pembelajaran yang disiapkan guru antara

lain :

1. Jadwal pelaksanaan

2. Skenario pembelajaran

3. Rencana perbaikan pembelajaran

4. Alat peraga

5. Instrumen evaluasi

6. Instrument penilaian

2. Pelaksanaan Tindakan (action)

Setelah membuat perencanaan perbaikan pembelajaran

dilajutkan pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Sebelumnya penulis

meminja ijin terlebih dahulu kepada Kepala Sekolah SD Negeri 2

Bawak untuk melakukan PTK guna perbaikan pembelajaran.

Adapun pelaksanaannya sebagai berikut :

1. Guru mengkondisikan kelas terlebih dahulu.

Page 23: contoh karya ilmiah

2. Guru menyampaikan topik pembelajaran tentang “Pengurangan

Pecahan”.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa dapat

mengurangkan pecahan.

4. Guru melakukan apersepsi dan siswa menanggapinya.

5. Guru menjelaskan materi pelajaran dan sioswa mendengarkan

penjelasan guru.

6. Guru melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran guna

mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang

disampaikan guru.

7. Guru bersama siswa membuat kesimpulan kemudia siswa

menuliskan dibuku catatan.

8. Guru melakukan evaluasi dan siswa mengerjakan soal-soal

evaluasi.

9. Guru mengoreksi hasil evaluasi dan menganalisanya.

10. Guru memberikan tindak lanjut.

3. Pengamatan (Observation)

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh supervisor dapat

disimpulkan kegiatan guru dan kegiatan siswa antara lain :

1. Kegiatan Guru

1. Guru memajang alat peraga.

2. Guru menjelaskan pengurangan pecahan dengan alat peraga

buah-buahan.

3. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil tugas.

4. Guru melakukan observasi

4. Refleksi (Reflection)

Kegiatan ini dilakuakn dengan cara diskusi antara peneliti dan

supervisor. Hasil diskusi dapat merekam kekurangan dan kelebihan

perbaikan pembelajaran siklus II. Kemampuan belajar siswa kelas IV

Page 24: contoh karya ilmiah

SD Negeri 2 Bawak terdapat 20 siswa atau 100% yang sudah

memenuhi KKM dari 20 siswa.

Hasil refleksi pada siklus II tentang kemampuan siswa kelas IV

pada mata pelajaran matematika Kompetensi Dasar Menjumlahkan

Dan Mengurangkan Pecahan adalah seperti tabel 6 berikut ini :

Tabel 6

Hasil Pembelajaran Siklus II

No Nama Siswa Nilai

Keterangan

TuntasBelum

Tuntas

1 Ika Wahyuni 60 √ -2 Dwi Adi Utomo 60 √ -3 Eko Bagus Suputro 80 √ -4 Purwo Wasono 80 √ -5 Arum Widya Kusuma 80 √ -

6 Adit Setiawan 65 √ -

7 Anang Prabowo 75 √ -8 Erlina Wulandari 75 √ -9 Vita Tri Wahyuni 80 √ -10 Ditta Anggraeni 75 √ -11 Radika Telestiyo Utami 70 √ -12 Ratna Arum Wulandari 65 √ -13 Dhani Kurniawan 70 √ -14 Mistaqul Anam V.A 70 √ -15 Gery Santoso 70 √ -

16 Prima Lestari 65 √ -

17 Viska Ramurti 70 √ -

18 Syaifudin Latif 80 √ -19 Viandra Efrida Agustina 80 √ -20 Mahendra Kurniawan 80 √ -

Jumlah 1.450 20 0Nilai rata-rata 72,5

Dari tabel diatas dapat disederhanakan menjadi tabel 7 sebagai

berikut :

Tabel 7

Page 25: contoh karya ilmiah

Rekapitulasi siswa yang memenuhi KKM dan

yang tidak memnuhi KKM :

Nilai KKM Jumlah Siswa Prosentase

>60 20 100%<60 0 0%

Rata-Rata 72,5 100%

Dari tabel 7 diatas dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV dalam

memahami materi mata pelajar Matematika Kompetensi Dasar

Mengurangkan Pecahan, yang sudah memenuhi KKM 60 sebanyak 20

siswa atau 100 % , sedangkan yang belum memenuhi KKM (belum

tuntas) adalah 0 siswa atau 0%. Dengan nilai rata-rata yang diperolah

72,5%. Adapun data tersebut dapat disajikan dalam diagram berikut

ini :

Gambar 6. Diagram Hasil Pembelajaran Siklus II

Pembahasan hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Siklus I

1. Memperhatikan hasil kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I guru

dalam pembelajaran menggunakan alat peraga dan metode demotrasi

Page 26: contoh karya ilmiah

kemampuan siswa kelas IV terhadap pelajaran matematika semakin

meningkat.

2. Hasil belajar belum dapat mencapai ketuntasan secara maksimal

karena masih ada siswa yang belum tuntas.

3. Dengan menggunakan media dalam proses pembelajaran menambah

motivasi siswa untuk belajar lebih giat dan lebih maksimal.

2. Siklus II

Pada siklus II guru menggunakan media benda kongkrit yang

sesuai dengan pembelajaran menjumlahkan dan mengurangkan pecahan

dan hasil yang dapat dicapai adalah sebagai berikut :

1. Menggunakan media pembelajaran yang tepat dan benar ternyata dapat

meningkatkan hasil prestasi belajar siswa dan sesuai dengan yang

diharapkan oleh guru.

2. Hasil yang didapat adalah 20 siswa atau 100% yang sudah mencapai

KKM dari 20 siswa dalam matrei penjumlahan dan pengurangan

pecahan.

Hal ini dapat dilihat pada tabel 8 rekapitulasi kemampuan belajar siswa

kelas IV mata pelajaran Matematika Kompetensi Dasar menjumlahkan

dan mengurangkan pembelajaran.

3. Dengan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan

pemahaman konsep dan ketrampilan proses sehingga hasil belajar

siswa meningkat sesuai harapan.

4. Siswa termotivasi untuk giat belajar.

Tabel 8

Rekapitulasi kemampuan belajar siswa kelas IV mata pelajaran Matematika

Kompetensi Dasar Menjumlahakan dan Mengurangkan Pecahan.

No Nilai KKMPra siklus Siklus I Siklus II

Perubahan∑ % ∑ % ∑ %

1 > 60 7 35 14 70 20 100 7 siswa/35%

Page 27: contoh karya ilmiah

2 < 59 13 65 6 30 0 0 6 siswa/30%

Rata-Rata 59 67,5 72,5

Dari tabel 8 diatas dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa kelas

IV SD Negeri 2 Bawak pada mata pelajaran Matematika Kompetensi

Dasar Menjumlahkan dan Mengurangkan Pecahan, dari pra siklus ke

siklus I terdapat peningkatan sejumlah 7 siswa atau 35%, Dari siklus I ke

siklus II terdapat peningkatan sejumlah 6 siswa atau 30 %. Siswa yang

memenuhi KKM ada 20 siswa atau 100%.

Hal tersebut dapat disajikan dalam tabel dan grafik berikut ini :

No Nama SiswaNilai

Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Ika Wahyuni 40 50 60

2 Dwi Adi Utomo 45 55 60

3 Eko Bagus Suputro 85 90 80

4 Purwo Wasono 80 80 80

5 Arum Widya Kusuma 85 90 80

6 Adit Setiawan 65 70 65

7 Anang Prabowo 50 55 75

8 Erlina Wulandari 55 65 75

9 Vita Tri Wahyuni 60 75 80

No Nama SiswaNilai

Pra Siklus Siklus I Siklus II

10 Ditta Anggraeni 80 80 75

11 Radika Telestiyo Utami 50 55 70

12 Ratna Arum Wulandari 70 80 65

13 Dhani Kurniawan 55 65 70

14 Mistaqul Anam V.A 50 55 70

Page 28: contoh karya ilmiah

15 Gery Santoso 45 50 70

16 Prima Lestari 55 65 65

17 Viska Ramurti 55 60 70

18 Syaifudin Latif 50 65 80

19 Viandra Efrida Agustina 50 70 80

20 Mahendra Kurniawan 55 75 80

Jumlah 1.180 1.350 1.450

Nilai rata-rata 59 67,5 72,5%

Gambar 7.

Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

Simpulan

Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Guru telah melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan sungguh-

sungguh sehingga hasilnya baik dan memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari

hasil rata-rata nilai matematika kelas IV SDN 2 Bawak yang semakin

meningkat nilai rata-rata dari pra siklus 59 menjadi 67,5 pada siklus I.

Kemudian dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata

72,5.

2. Nilai rata-rata siswa yang semakin meningkat tersebut dikarenakan dalam

proses pembelajaran menggunakan alat peraga sehingga minat dan

motivasi dalam belajar siswa meningkat.

Page 29: contoh karya ilmiah

Saran Tindak Lanjut

Berdasarkan simpulan tersebut ada beberapa hal yang sebaiknya

dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar khususnya pelajaran matematika

diantaranya :

1. Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.

2. Menggunakan alat peraga sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

Penulis telah membuktikan bahwa dengan melaksanakan dapat

meningkat. Oleh karena itu penulis menyarankan pada rekan-rekan guru

untuk mempelajari dan menerapkan PTK.

Melalui KKG yang ada di gugus maupun tingkat dabin PTK dapat

dibicarakan. Kegiatan KKG dapat ditingkatkan terutama dalam hal bertukar

pikiran dan tugas mengajar sehari-hari untuk menerapkan PTK.

DAFTAR PUSTAKA

Imron, Ali.1966. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Pustaka Jaya

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Budiningsih. 2005. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Pusat Penerbit Universitas Terbuka.

Gagne.2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka.

Hadi Kusuma, Kunaryo. 1996. Dikdakhik Asas-Asas Mengajar. Bandung : Jem Mars

Malik, Umar.2001. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Baginya, Yogyakarta : Gadjah Mada Univerity Press

Tirta Raharja, Umar. 2005. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta : Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2008. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas Terbuka.

Syah, Muhibin. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai

Pustaka

Page 30: contoh karya ilmiah

Jamaroh, Syaiful.2000.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas

Terbuka.

Winataputra, H.Udin.S.2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka.

TIM FKIP,2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas Terbuka.

Surya dkk.2004.Kapita Selekta Kependidikan SD. Universitas Terbuka