Upload
ineke-kusmeiwati
View
51
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kaya ilmiah Universitas Terbuka UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BAWAK TAHUN 2014
Citation preview
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN
METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV
SD NEGERI 2 BAWAK TAHUN 2014
DISUSUN OLEH :
NAMA : MARINAH
NIM : 823 588 878
POKJAR : CAWAS F
FAKULITAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA – UBJJ SURAKARTA
TAHUN 2014
ABSTRAK
MARINAH : “ UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE
DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 BAWAK TAHUN 2014”.
Sebagai subyeknya adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Bawak, Kecamatan Cawas yang berjumlah 20 siswa. Penelitian Perbaikan Pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 22 Februari sampai dengan tanggal 13 April 2014.
Tujuan diadanya penelitian perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Bawak, Kecamatan Cawas melalui metode demontrasi.
Pada proses pembelajaran Pra Siklus (guru mengajar tanpa menggunaka alat peraga / prestasi belajar siswa dalam ulangan harian banyak yang belum tuntas.
Prosentase nilai dari 20 siswa yang mendapat nilai 85 ada 2 siswa atau 10 %, yang mendapat 80 ada 2 siswa atau 10%, yang mendapat nilai 70 ada 1 siswa atau 5%, yang mendapat nilai nilai 65 ada 1 siswa atau 5%, yang mendapat nilai 60 ada 1 siswa atau 5 %, yang mendapat nilai 55 ada 5 siswa atau 25%, yang mendapat nilai 45 ada 2 siswa atau 10 % yang mendapat nilai 40 ada 1 siswa atau 5%.
Pada siklus I ada peningkatan prestasi 35% yang mendapat nilai 90 ada 2 siswa atau 10%. Yang memperoleh nilai 80 ada 3 siswa atau 15%.
Yang memperoleh nilai 75 ada 2 siswa atau 10%. Yang memperoleh nilai 70 ada 2 siswa atau 10%, Yang memperoleh nilai 65 ada 4 siswa atau 20%, yang memperoleh nilai 60 ada 1 siswa atau 5%. Yang memperoleh nilai 55 ada 4 siswa atau 20%. Yang mendapat nilai 50 ada 2 siswa atau 10%.
Pada siklus II prestasi belajar siswa lebih meningkat dibandingkan pembelajaran siklus I. Hal ini dapoat dilihat dari hasil ulangan gharian siswa pada siklus II adalah sebagai berikut : yang memperoleh nilai 90 ada 1 siswa atau 5 %, yang memperoleh nilai 80 ada 7 siswa atau 35%, yang memperoleh nilai 75 ada 3 siswa atau 15%, yang memperoleh nilai 70 ada 5 siswa atau 25%, Yang memperoleh nilia 65 ada 3 siswa atau 15%, Yang memperoleh nilai 60 ada 2 siswa atau 10%.
Dalam proses pembelajaran matematika di kelas IV dengan menggunakan Metode Demontrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat kita lihat dari prosentase rata-rata nilai ulangan harian dari 59 % menjadi 67,5% pada siklus 1, dan pada siklus II mengalami peningkatan prestasi belajar dari 67,5% menjadi 72,5%.
Kata kunci : Hasil Belajar, Matematika, Metode Demontrasi
1
PENDAHULUAN
Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Adanya jaminan
pendidikan diatur dalam UUD 1945 pasal 31 ayat I : tiap-tiap warga
Negara berhak mendapatkan pengajaran. Pengajaran pada tiap warga
Negara pada hakekatnya merupakan suatu upaya untuk mengembangkan
potensi yang dimilikinya agar berguna bagi keluarga, masyarakat, dan
bangsa.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan dapat
memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai sumber.
Kemampuan ini membutuhkan pemikiran berpikir secara sistematis, logis,
dan kritis yang dapat dikembangkan materi pembelajaran matematika Wina
Sanjaya, (2008 : 21).
Matematika adalah salah satu ilmu yang sangat penting dalam
kehidupan kita. Belajar matematika tidak dapat dengan hanya menghafal saja.
Pelajaran matematika juga sering dijadikan momok dari pada pelajaran yang
lain. Hal ini disebabkan karena siswa sering merasa kesulitan dan kurang
biasa menerima pemahaman tentag pelajaran matematika sehingga hasil
belajar rendah.
Sekolah Dasar Negeri 2 Bawak, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten
adalah salah satu lembaga pendidikan pada jenjang pendidikan dasar. Dalam
kenyataan menunjukkan bahwa indikasi hasil belajar / siswa masih rendah
dalam mata pelajaran matematika bab penjumlahan dan pengurangan
pecahan.
Dalam kekurang aktifan siswa dalam mengikuti pelajaran matematika,
daya pikir siswa rendah serta kurang berminatnya siswa terhadap mata
pelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian
matematika yang tidak mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 60.
Dari siswa yang berjumlah 20 anak yang mendapat nilai ulangan harian
yang memenuhi KKM hanya 7 siswa atau 35%, sedangkan sisanya 13 siswa
atau 45 % masih dibawah KKM dengan nilai rata-rata 54,6 sehingga masih
perlu ditingkatkan.
2 siswa mendapat nilai 85 = 10%
2 siswa mendapat nilai 80 = 10%
1 siswa mendapat nilai 70 = 5%
1 siswa mendapat nilai 60 = 5%
1 siswa mendapat nilai 65 = 5%
5 siswa mendapat nilai 55 = 25%
5 siswa mendapat nilai 50 = 25%
2 siswa mendapat nilai 45 = 10%
1 siswa mendapat nilai 40 = 5%
Melihat kenyataan tersebut penulis yang juga sebagai guru kelas
berusaha melaksanakan perbaikan terutama dalam penggunaan media
pembelajaran.
Untuk itu penulis mengambil keputusan untuk memperbaiki
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai
sehingga membantu pemahaman materi pelajaran dan merangsang keaktifan
siswa.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis tertarik melakukan
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Upaya Meningkakan Hasil Belajar
Siswa Mata Pelajaran Matematika Dengan Metode Demontrasi Pada Siswa
Kelas IV SD Negeri 2 Bawak Tahun 2014 diharapkan hasil belajar
meningkat.
Pembelajaran matematika kelas IV SD agar dapat memperoleh hasil yang
maksimal, seorang guru harus tahu teknik untuk mengatasi berbagai
permasalahan yang ada, dalam penelitian ini penulis mencatat berbagai
masala yang timbul dari siswa antara lain :
1. Siswa ramai serndiri dan kurang memperhatikan guru
2. Motivasi belajar siswa kurang
3. Siswa kurang memahami materi yang disampaikan guru
4. Hasil belajar siswa rendah
5. Siswa malas mempraktekkan
6. Siswa malas mengerjakan PR
Untuk mengatasi sebagai masalah di atas tidaklah mudah, tetapi perlu
kajian yang benar-benar tepat, sehingga dengan satu langkah
penyelesaian, masalah lain berangsur membaik. Memiliki dari persoalan
diatas bisa diambil pokok permasalahan yaitu :
1. Guru tidak memeriksa pemahaman siswa setelah menjelaskan materi-
materi pembelajaran.
2. Guru tidak menggunakan alat peraga yang membantu menumbuhkan
minat belajar siswa.
3. Guru tidak menggunakan pendekatan pembelajaran yang menarik bagi
siswa.
Alternatif dan Pemecahan Masalah
Berdasarkan analisis masalah diatas, guru menggunakan metode
demontrasi agar siswa tidak bosan dan siswa menjadi tertarik untuk
mengikuti pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi lebih
efektif. Karena metode demontrasi dapat menyajikan atau
mempertunjukkan obyek yang dipelajari secara langsung kepada siswa
sehingga pembelajaran yang tertanam pada diri siswa akan lebih mantap.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan analisis masalah
maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
“Apakah dengan Metode Demontrasi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar
Matemarika Kelas IV SD Negeri 2 Bawak, Kecamatan Cawas,
Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014 ?”.
Tujuan Penelitian / Perbaikan
Dengan diadakanya Penelitian dan Perbaikan akan bermanfaat :
1. Meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Meningkatkan keatifian siswa
3. Meningkatkan pemahaman siswa dalam materi pembelajaran.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian tentang perbaikan pembelajaran sangat bermanfaat
bagi guru, siswa, penulis, dan pembaca. Adapun manfaatnya adalah :
1. Bagi Guru
1. Guru dapat menentukan langkah pembelajaran
2. Meningkatkan professional guru dalam penggunaan metode
demontrasi
3. Memungkinkan guru secara aktif mengemabngkan pengetahuan dan
ketrampilan.
2. Bagi Siswa
1. Dapat meningkatkan keaktifan siswa.
2 Dapat meningkatkan hasi; belajar siswa
3 Siswa lebih mudah menerima pelajaran matematika dengan
menggunakan alat peraga yang sesuai.
3. Bagi Sekolah
1. Sebagai masukan agar lebih meningkatkan penggunaan alat peraga
yang tepat dalam setiap proses pembelajaran
2. Dengan siswa yang berprestasi dan guru yang professional akan
meningkatkan mutu sekolah.
3. Meningkatkan inovasi dan pengembangan kurikulum di sekolah
dasar.
Kajian Pustaka
Pengertian Belajar
Belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan-pengetahuan
tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang ini
dikenal sebagai guru. Dalam belajar, pengetahuan tersebut dikumpulkan
sedikit demi sedikit hingga akhirnya menjadi banyak Imron, (1996 :2)
Belajar menurut Slameto (1995) “Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”. (Hal : 2).
Menurut teori Sibernetik Budiningsih, (2005 : 80-81) belajar adalah
pengolahan informasi. Seolah-olah ini mempunyai kesamaan dengan
teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar daripada hasil belajar.
Proses belajar memang penting dalam teori Sibernetik namun yang lebih
penting lagi adalah sistem informasi yang diproses yang akan dipelajari
siswa.
Hasil Belajar
Pengertian Hasil Belajar
Pengertian belajar menurut Gagne didalam buku strategis belajar mengajar
(2004 : 7.3) adalah “suatu proses dimana suatu organisasi berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman” Pengertian belajar tersebut
terdapat tiga atribut (ciri utama) belajar, yaitu : proses, perubahan
perilaku dan pengalaman.
1. Proses
2. Perubahan Perilaku
3. Pengalaman
Kondisi Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Dalam buku strategis belajar mengajar (2004 : 1.3) kondisi yang hasil belajar
dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1. Kondisi Internal
Kondisi internal adalah kondisi yang ada dalam diri anak yang belajar. Yang
termasuk kondisi internal adalah :
1. Kemampuan intelektual
2. Rasa percaya diri
3. Motivasi
4. Kematangan untuk belajar
5. Usia
6. Jenis kelamin
7. Latar belakang sosial
8. Kemampuan mengingat
9. Kemampuan penginderaan seperti melihat, mendengar atau merasakan.
2. Kondisi Eksternal
Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada diluar anak.
1. Guru
2. Kualitas proses belajar mengajar
3. Lingkungan (teman, sekolah, keluarga)
Kondisi-kondisi tersebut akan mempengaruhi terhadap hasil belajar yang
dicapai oleh siswa. Kondisi tersebut jika dibuat bagan sebagai berikut :
Kemampuan Penginderaan
Kemampuan Intelektual
Rasa Percaya Diri
Motivasi
Kematangan untuk belajar
Jenis Kelamin
Usia
Latar belakang sosial
Kebiasaan belajar
Kemampuan mengingat
Guru
Kualitas PBM
Lingkungan
Kondisi Internal
Kondisi Ekstern
Kondisi Internal
Gambar 1. Kondisi yang mempengarhui hasil belajar siswa
Hakekat Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Mata Pelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar
kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan terencana sehingga peserta
didik memperoleh kompetensi tentang bahan maematika yang dipelajari.
2. Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran Matematika
Adapun tujuan dan fungsi pembelajaran adalah matematika:
1. Memahami konsep matematika dalam pemecahan masalah
2. Memecahkan masalah meliputi kemampuan memahami masalaah.
3. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat matematika
Ruang lingkup pelajaran matematika kelas IV meliputi aspek :
1. Berhitung atau bilangan
2. Geometri atau kebaikan.
Metode Demontrasi
Metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai
tujuan untuk menentukan metode yang tepat harus adanya kriteria
UN/patokan yang jelas. Patokan tersebut adalah faktor tujuan, pesera
didik dan faktor situasi. Hadi Kusuma, Kunaryo (1996 :33)
Metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos” yang berari cara atau jalan
yang ditempuh.
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Wina
Sanjaya, (2008 :21).
2. Macam-macam metode mengajar
Berbagai metode pembelajaran yang biasanya digunakan guru dalam
kegiatan pembelajaran yaitu metode ceramah, metode demontrasi, metode
diskusi, metode study mandiri, metode study kelas, medote proyek, metode
tanya jawab, dan lain-lain.
3. Manfaat metode pembelajaran
Penggunaan metode pada kegiatan pembelajaran bermanfaat untuk :
1. Meningkatkan motivasi siswa
2. Meningkatkan minat dan kemampuan siswa
3. Megembangkan daya kreatifitas dalam memahami materi
4. Meningkatkan hasil belajar siswa
4. Pemanfaatan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Matematika
Muhibin Syah (1995 : 209) memberikan definisi bahwa metode
demontrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,
kejadian, aturan atau urutan-urutan melakukan suatu kejadian, baik secara
langsung atau melalui penggunaan media pengajaran yang relevan degan
materi pembelajaran.
Metode demontrasi adalah metode mengajar dimana guru
memperagakan atau menunjukkan proses terjadinya sesuatu sehingga siswa
memperoleh pemahaman yang lebih melekat tentang hal tersebut Gatot
Mahsetyo (2008 : 89)
Tujuan pokok menggunakan metode demontrasi adalah untuk
memperjelas pengertian, konsep dan memperlihatkan cara melakukan atau
mengerjakan suatu tindakan, prosedur dan ketrampilan.
Tabel I.
Kartakteristik, Pengalaman Belajar, Keunggulan dan Kelemahan
Metode Demontrasi.
Karakteristik Pengalaman Belajar Keunggulan Kelemahan
- Mempertunjukkan
obyek yang
sebenarnya
- Ada proses
- Mengamati
suatu objek
sebenarnya
- Berpikir
- Siswa dapat
memahami
sesuai obyek
sebenarnya.
- Dapat
- Dapat
menimbulkan
konkret saja
- Bila jumlah
peniruan
- Ada alat bentuk
yang digunakan
- Memerlukan
tempat yang
strategis Bisa
dilakukan guru dan
murid
sistimatis
- Pemahaman
terhadap suatu
proses
- Menerapkan
cara suatu
proses
- Menganalisis
kegiatan
secara
sostimatis
mengembangkan
rasa ingin tahu
siswa
- Siswa dibiasakan
kerja secara
sistimatis
- Siswa dapat
mengamati
sesuatu sesuai
proses
- Siswa dapat
membandingkan
beberapa obyek
siswa banyak
efektifitas
demokratis
sulit dicapai
- Bergantung
pada alat
bantu
- Banyak siswa
yang kurang
berani
Metode Demontrasi disertai pemberian tugas, mewajibkan siswa untuk
mempertanggungjawabkan tugas yang diberikan oleh guru. Itu
merupakan bentuk pertanggungjawaban tugas yang diberikan oleh guru.
Metedo Demontrasi merupakan salah satu cara untuk menyampaikan
pengalaman belajar secara l;angsung yang ditekankan pada penggunaan
dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah dengan tujuan
untuk memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan masalah.
Ketrampilan proses yang digunakan dalam matematika antara lain :
1. Mengamati
2. Menggolongkan
3. Mengukur
4. Mengunakan alat
5. Mengkomunikasikan hasil melalu berbagai cara seperti lisan, tulisan,
dan diagram.
6. Melakukan percobaan
Agar mampu “bekerja secara ilmiah” siswa perlu ditanamkan sikap-sikap sebagai
berikut :
1. Rasa ingin tahu
2. Bekerja sama secara terbuka
3. Mengambil keputusan yang bertanggung jawab.
Dengan penggunaan metode demontrasi pada pembelajaran matematika
diharapkan dapat meningkatkan kerja ilmiah siswa.
Kerangka Berfikir
Dalam melaksanakan pembelajaran matematika guru tidak menggunakan
alat peraga gambar lingkaran, tentang penjumlahan dan pengurangan
pecahan mata pelajaran matematika kelas IV semester 2 SDN 2 Bawak
Tahun Ajaran 2013/2014 masih rendah.
Dengan permasalahan pembelajaran tersebut guru mengambil tindakan
PTK (Penelitian Tindakan Kelas) pada pelaksanaan siklus I guru
melaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan alat
peraga. Hasil belajar siswa sudah meningkat tetapi belum menunjukkan
hasil yang maksimal.
Selanjutnya guru melaksanakan siklus yang ke 2 pada pelaksanaan siklus
yang ke 2 guru menggunakan alat peraga gambar lingkaran secara
maksimal sehingga hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan.
Berdasarkan kajian pustaka maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan
kelas sebagai berikut :
Dengan menggunakan metode demontrasi dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa kelas IV, Sekolah Dasar Negeri 2 Bawak.
Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Dalam mengatasi masalah yang di dapat di dalam pelajaran Matematika
tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan kels IV SD Negeri 2
Bawak. Penulis menyusun perbaikan pembelajaran dengan du siklus.
Sedangkan aktifitas perbaikan pembelajaran tercantum dalam kegiatan
masing-masing rencana perbaikan pembelajaran (RPP) RPP 1 dan RPP 2
terlampir.
Siklus I
Perencanaan
Sebelum melaksanakan perbaikan pembelajaran maka perlu di buat
perencanaan terbaik dahulu. Perbaikan pembelajaran meliputi :
1. Membuat skenario pelaksanaan perbaikan yaitu :
1. Mengkondisikan kelas
2. Menyampaikan topik pembelajaran
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Melakukan apersepsi
5. Memperjelas materi pembelajaran
6. Melakukan tanya jawab
7. Membuat kesimpulan
8. Melakukan penilaian
9. Mengoreksi hasil penelitian
10. Pemberian tindak lanjut
2. Mempersiapkan alat peraga
3. Mempersiapkan lembar pengamatan
4. Melakukan simulasi dengan supervisor 2.
Pelaksanaan
Sebelumnya penulis minta ijin dahulu kepada Kepala Sekolah SDN 2
Bawak untuk melakukan PTK guna perbaikan pembelajaran. Adapun
pelaksanaan sebagai berikut :
1. Guru mengkondisikan kelas terlebih dahulu.
2. Guru menyampaikan topik pembelajaran “penjumlahan dan
pengurangan
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajara yaitu supaya siswa dapat
menjumlahkan dan mengurangkan pecahan
4. Guru melakukan apersepsi dan murid menanggapinya.
5. Guru memberi penjelasan materi pembelajaran dan siswa
mendengarkan penjelasan guru.
6. Guru melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran.
7. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dan siswa di buku catatan.
8. Guru melakukan evaluasi dan siswa mengerjakannya.
9. Guru mengoreksi hasil evaluasi dan menganisisnya.
10. Guru memberikan tndak lanjut.
Pengamatan
Penulis dibantu oleh supervisor 2 yaitu Surono,S.Pd.SD sebagai
pengamat untuk memudahkan pengamatan. Adapun hal-hal yang perlu di
amati adalah sebagai berikut :
1. Apersepsi sesuai dengan materi yang akan disanpaikan
2. Penyampaian materi pembelajaran
3. Pemberian motivasi terhadap siswa
4. Tanya jawab antara guru dan siswa
5. Penggunaan alat kerja
Refleksi
Berdasarkan pelaksanaan perbaikan Siklus I dan pengamatan yang
dilakukan supervisor, serta hasil penelitian siswa, guru melakukan
refleksi, terdapat banyak kelemahan dan kekurangan yang ada yaitu hasil
belajar ada perubahan namun masih kurang menegaskan, pelaksanaan
pembelajaran tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, sehingga perlu
mengadakan perbaikan lagi pada siklus II dengan melakukan perbaikan
pada media yang digunakan yakni dengan menggunakan alat peraga
buah-buahan
Siklus II
Perencanaan
Sebelum melaksnakan perbaikan pembelajaran maka perlu di buat
perencanaan terlebih dahulu. Adapun perencanaan perbaikan
pembelajaran meliputi :
Membuat skenario pelaksanaan perbaikan pembelajaran yaitu :
1. Mengkondisikan kelas
2. Menyampaikan topik pembelajaran
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Melakukan apersepsi
5. Memperjelas materi pembelajaran
6. Melakukan tanya jawab pemantapan
7. Membuat kesimpulan
8. Melakukan penilaian
9. Membahas hasil penelitian
10. Pemberian tindak lanjut
Pelaksanaan
Setelah membuat perencanaan perbaikan pembelajaran dilanjutkan
dengan pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Sebelumnya penulis minta
ijin dahulu kepada Kepala Sekolah SDN 2 Bawak untuk melakukan PTK
guna perbaikan pembelajaran. Adapun pelaksanaan sebagai berikut :
1. Guru mengkondisikan kelas terlebih dahulu.
2. Guru menyampaikan topik pembelajaran “penjumlahan dan
pengurangan bilangan pecahan.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajara yaitu supaya siswa dapat
menjumlahkan dan mengurangkan pecahan
4. Guru melakukan apersepsi dan murid menanggapinya.
5. Guru memberi penjelasan materi pembelajaran dan siswa
mendengarkan penjelasan guru.
6. Guru melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran.
7. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dan siswa di buku catatan.
8. Guru melakukan evaluasi dan siswa mengerjakannya.
9. Guru mengoreksi hasil evaluasi dan menganisisnya.
10. Guru memberikan tndak lanjut.
Pengamatan
Supervisor 2 selaku pengamat memberikan hasil pengamatan sebagai berikut
:
1. Adanya pemberian motivasi terhadap siswa
2. Siswa dapat menjawab setiap pertanyaan guru
3. Penggunaan alat peraga sudah maksimal
4. Adanya pemberian reward atau umpan balik
Refleksi
Berdasarkan pengamatan Supervisor hasil pelaksanaan perbaikan
pembelajaran Siklus II dan penilaian dari hasil siswa, guru meneliti
melakukan refleksi untuk mencari kelebihan dan pengurangannya. Hasil
yang diperoleh ternyata proses pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga buah-buahan sudah berhasil dengan baik terbukti kekurangan dan
kelemahan yang menyebabkan hasil belajar rendah pada Siklus I dapat
diatasi.
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif
kualitatif yang artinya data yang berupa hasil belajar yaitu hasil tes
dianalisis dengan cara membandingkan nilai tes antar siklus maupun
dengan indikator kinerja.
Kemudian data yang berupa hasil observasi dan wawancara
dianalisis dengan analisis dekripstif kualitatif berdasarkan hasil pbservasi
antar siklus dan refleksinya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Pra Siklus
Sebelum melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I peneliti
melakukan penelitian pra siklus, hasil refleksi pra siklus yang
berhubungan dengan hasil belajar seperti terlihat pada table 2 di bawah
ini:
Tabel 2
Hasil Pembelajaran Pra Siklus
No Nama Siswa Nilai
Keterangan
TuntasBelum
Tuntas
1 Ika Wahyuni 40 - √2 Dwi Adi Utomo 45 - √3 Eko Bagus Suputro 85 √ -4 Purwo Wasono 80 √ -5 Arum Widya Kusuma 85 √ -6 Adit Setiawan 65 √ -7 Anang Prabowo 50 - √
8 Erlina Wulandari 55 - √9 Vita Tri Wahyuni 60 √ -10 Ditta Anggraeni 80 √ -
11 Radika Telestiyo Utami 50 - √12 Ratna Arum Wulandari 70 √ -13 Dhani Kurniawan 55 - √
14 Mistaqul Anam V.A 50 - √15 Gery Santoso 45 - √16 Prima Lestari 55 - √
17 Viska Ramurti 55 - √18 Syaifudin Latif 50 - √19 Viandra Efrida Agustina 50 - √
20 Mahendra Kurniawan 55 - √Jumlah 1.180 7 13
Nilai rata-rata 59
Dari tabel diatas dapat disederhanakan menjadi tabel 3 sebagai
berikut :
Tabel 3
Rekapitulasi siswa yang memenuhi KKM dan
yang tidak memenuhi KKM :
Nilai KKM Jumlah Siswa Prosentase
>60 7 35%<60 13 65%
Rata-Rata 59 100%
Dari tabel diatas dikatagorikan masih kurang yaitu nilai rata-rata 59.
Sedangkan ketuntasan minimal siswa mata pelajaran matematika, dari 20
siswa yang tuntas belajar hanya 7 siswa, ini berarti sebanyak 35% siswa
sudah tuntas, 13 siswa belum tuntas atau 65 % siswa sudah tuntas, 13
siswa belum tuntas atau 65%.
Rendahnya hasil belajar siswa tersebut disebabkan oleh :
1. Penggunaan metode ceramah yang mendominasi akibatnya
menimbulkan kebersamaan pada siswa.
2. Guru tidak menggunakan alat peraga, akibatnya siswa tidak terfokus
pada penyajian materi karena kurang menarik perhatian siswa sehingga
pemahaman siswa kurang.
Adapun data tersebut dapat disajikan dalam diagram berikut ini :
Gambar 4. Diagram Hasil Pembelajaran Pra Siklus
1. Deskripsi Siklus I
1. Perencanaan (Planning)
Dalam perencanaan pembelajaran yang disiapkan guru antara lain :
1. Jadwal pelaksanaan
2. Skenario pembelajaran
3. Rencana pembelajaran
4. Alat peraga
5. Instrumen evaluasi
6. Instrument penilaian
2. Pelaksanaan Tindakan (action)
1. Kegiatan awal
Kegiatan awal berapa apresepsi dan penyampaian tujuan
pembelajaran.
2. Kegiatan inti
1. Penjelasan guru tentang materi pembelajaran
2. Pemberian tugas
3. Penyelesaian tugas
4. Pembahasan tugas
5. Pengumpulan
3. Kegiatan Akhir
1. Siswa dan guru menyimpulkan hasil tugas
2. Siswa mengerjakan evaluasi
3. Guru memberi tugas rumah sebagai tindak lanjut
3. Pengamatan (Observation)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh supervisor dapat
disimpulkan kegiatan guru dan kegiatan siswa antara lain :
1. Kegiatan Guru
1. Guru dalam memberikan apersepsi dan mengaitkan.
2. Pelajaran berhubungan dengan kegiatan sehari-hari
3. Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan.
4. Tujuan Pembelajaran
5. Guru memajang alat peraga buah-buahan di papan tulis.
6. Guru menjelaskan penjumlahan pecahan dengan alat peraga
buah-buahan.
7. Guru memberikan tugas kepada siswa
8. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil tugas.
2. Kegiatan Siswa
1. Siswa memperhatikan materi pembelajaran
2. Siswa mendengarkan penjelasan guru
3. Siswa menjawab pertanyaan yang diajarkan oleh guru
4. Siswa mengerjakan tugas
5. Siswa melakukan evaluasi
4. Refleksi (Reflection)
Kegiatan ini dilakuakn dengan cara diskusi antara peneliti dan
supervisor. Hasil diskusi dapat merekam kekurangan dan kelebihan
perbaikan pembelajaran siklus I. Pada siklus I kemampuan belajar
siswa kelas IV SD Negeri 2 Bawak 14 siswa atau 70% yang sudah
memenuhi KKM dari 20 siswa.
Kelemahan terjadi pada kurangnya guru memberikan motivasi
pada siswa. Media pembelajaran kurang maksimal berupa gambar.
Masih banyak siswa yang tidak berani bertanya kepada guru.
Hasil refleksi pada siklus I tentang kemampuan siswa kelas IV
pada pelajaran matematika kompetensi dasar menjumlahkan dan
mengurangkan pecahan adalah seperti tabel 4 berikut ini :
Tabel 4
Hasil Pembelajaran Siklus I
No Nama Siswa Nilai
Keterangan
TuntasBelum
Tuntas
1 Ika Wahyuni 50 - √2 Dwi Adi Utomo 55 - √
3 Eko Bagus Suputro 90 √ -4 Purwo Wasono 80 √ -5 Arum Widya Kusuma 90 √ -
6 Adit Setiawan 70 √ -
7 Anang Prabowo 55 - √8 Erlina Wulandari 65 √ -9 Vita Tri Wahyuni 75 √ -10 Ditta Anggraeni 80 √ -11 Radika Telestiyo Utami 55 - √12 Ratna Arum Wulandari 80 √ -13 Dhani Kurniawan 65 √ -14 Mistaqul Anam V.A 55 - √15 Gery Santoso 50 - √
16 Prima Lestari 65 √ -
17 Viska Ramurti 60 √ -
18 Syaifudin Latif 65 √ -19 Viandra Efrida Agustina 70 √ -20 Mahendra Kurniawan 75 √ -
Jumlah 1.350 14 6Nilai rata-rata 67,5
Dari tabel diatas dapat disederhanakan menjadi tabel 5 sebagai berikut
Tabel 5
Rekapitulasi siswa yang memenuhi KKM dan
yang tidak memenuhi KKM :
Nilai KKM Jumlah Siswa Prosentase
>60 14 70%<60 6 30%
Rata-Rata 67,5 100%
Dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV
dalam memahami materi mata pelajar Matematika Kompetensi Dasar
Menjumlahkan Pecahan, yang sudah memenuhi KKM 60 sebanyak 4
siswa atau 4 % dan nilai rata-rata yang diperolah 67,5. Adapun data
tersebut dapat disajikan dalam diagram berikut ini :
Gambar 5. Diagram Hasil Pembelajaran Siklus I
2. Deskripsi Siklus II
1. Perencanaan (Planning)
Dalam perencanaan pembelajaran yang disiapkan guru antara
lain :
1. Jadwal pelaksanaan
2. Skenario pembelajaran
3. Rencana perbaikan pembelajaran
4. Alat peraga
5. Instrumen evaluasi
6. Instrument penilaian
2. Pelaksanaan Tindakan (action)
Setelah membuat perencanaan perbaikan pembelajaran
dilajutkan pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Sebelumnya penulis
meminja ijin terlebih dahulu kepada Kepala Sekolah SD Negeri 2
Bawak untuk melakukan PTK guna perbaikan pembelajaran.
Adapun pelaksanaannya sebagai berikut :
1. Guru mengkondisikan kelas terlebih dahulu.
2. Guru menyampaikan topik pembelajaran tentang “Pengurangan
Pecahan”.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa dapat
mengurangkan pecahan.
4. Guru melakukan apersepsi dan siswa menanggapinya.
5. Guru menjelaskan materi pelajaran dan sioswa mendengarkan
penjelasan guru.
6. Guru melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran guna
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan guru.
7. Guru bersama siswa membuat kesimpulan kemudia siswa
menuliskan dibuku catatan.
8. Guru melakukan evaluasi dan siswa mengerjakan soal-soal
evaluasi.
9. Guru mengoreksi hasil evaluasi dan menganalisanya.
10. Guru memberikan tindak lanjut.
3. Pengamatan (Observation)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh supervisor dapat
disimpulkan kegiatan guru dan kegiatan siswa antara lain :
1. Kegiatan Guru
1. Guru memajang alat peraga.
2. Guru menjelaskan pengurangan pecahan dengan alat peraga
buah-buahan.
3. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil tugas.
4. Guru melakukan observasi
4. Refleksi (Reflection)
Kegiatan ini dilakuakn dengan cara diskusi antara peneliti dan
supervisor. Hasil diskusi dapat merekam kekurangan dan kelebihan
perbaikan pembelajaran siklus II. Kemampuan belajar siswa kelas IV
SD Negeri 2 Bawak terdapat 20 siswa atau 100% yang sudah
memenuhi KKM dari 20 siswa.
Hasil refleksi pada siklus II tentang kemampuan siswa kelas IV
pada mata pelajaran matematika Kompetensi Dasar Menjumlahkan
Dan Mengurangkan Pecahan adalah seperti tabel 6 berikut ini :
Tabel 6
Hasil Pembelajaran Siklus II
No Nama Siswa Nilai
Keterangan
TuntasBelum
Tuntas
1 Ika Wahyuni 60 √ -2 Dwi Adi Utomo 60 √ -3 Eko Bagus Suputro 80 √ -4 Purwo Wasono 80 √ -5 Arum Widya Kusuma 80 √ -
6 Adit Setiawan 65 √ -
7 Anang Prabowo 75 √ -8 Erlina Wulandari 75 √ -9 Vita Tri Wahyuni 80 √ -10 Ditta Anggraeni 75 √ -11 Radika Telestiyo Utami 70 √ -12 Ratna Arum Wulandari 65 √ -13 Dhani Kurniawan 70 √ -14 Mistaqul Anam V.A 70 √ -15 Gery Santoso 70 √ -
16 Prima Lestari 65 √ -
17 Viska Ramurti 70 √ -
18 Syaifudin Latif 80 √ -19 Viandra Efrida Agustina 80 √ -20 Mahendra Kurniawan 80 √ -
Jumlah 1.450 20 0Nilai rata-rata 72,5
Dari tabel diatas dapat disederhanakan menjadi tabel 7 sebagai
berikut :
Tabel 7
Rekapitulasi siswa yang memenuhi KKM dan
yang tidak memnuhi KKM :
Nilai KKM Jumlah Siswa Prosentase
>60 20 100%<60 0 0%
Rata-Rata 72,5 100%
Dari tabel 7 diatas dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV dalam
memahami materi mata pelajar Matematika Kompetensi Dasar
Mengurangkan Pecahan, yang sudah memenuhi KKM 60 sebanyak 20
siswa atau 100 % , sedangkan yang belum memenuhi KKM (belum
tuntas) adalah 0 siswa atau 0%. Dengan nilai rata-rata yang diperolah
72,5%. Adapun data tersebut dapat disajikan dalam diagram berikut
ini :
Gambar 6. Diagram Hasil Pembelajaran Siklus II
Pembahasan hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Siklus I
1. Memperhatikan hasil kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I guru
dalam pembelajaran menggunakan alat peraga dan metode demotrasi
kemampuan siswa kelas IV terhadap pelajaran matematika semakin
meningkat.
2. Hasil belajar belum dapat mencapai ketuntasan secara maksimal
karena masih ada siswa yang belum tuntas.
3. Dengan menggunakan media dalam proses pembelajaran menambah
motivasi siswa untuk belajar lebih giat dan lebih maksimal.
2. Siklus II
Pada siklus II guru menggunakan media benda kongkrit yang
sesuai dengan pembelajaran menjumlahkan dan mengurangkan pecahan
dan hasil yang dapat dicapai adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan media pembelajaran yang tepat dan benar ternyata dapat
meningkatkan hasil prestasi belajar siswa dan sesuai dengan yang
diharapkan oleh guru.
2. Hasil yang didapat adalah 20 siswa atau 100% yang sudah mencapai
KKM dari 20 siswa dalam matrei penjumlahan dan pengurangan
pecahan.
Hal ini dapat dilihat pada tabel 8 rekapitulasi kemampuan belajar siswa
kelas IV mata pelajaran Matematika Kompetensi Dasar menjumlahkan
dan mengurangkan pembelajaran.
3. Dengan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan
pemahaman konsep dan ketrampilan proses sehingga hasil belajar
siswa meningkat sesuai harapan.
4. Siswa termotivasi untuk giat belajar.
Tabel 8
Rekapitulasi kemampuan belajar siswa kelas IV mata pelajaran Matematika
Kompetensi Dasar Menjumlahakan dan Mengurangkan Pecahan.
No Nilai KKMPra siklus Siklus I Siklus II
Perubahan∑ % ∑ % ∑ %
1 > 60 7 35 14 70 20 100 7 siswa/35%
2 < 59 13 65 6 30 0 0 6 siswa/30%
Rata-Rata 59 67,5 72,5
Dari tabel 8 diatas dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa kelas
IV SD Negeri 2 Bawak pada mata pelajaran Matematika Kompetensi
Dasar Menjumlahkan dan Mengurangkan Pecahan, dari pra siklus ke
siklus I terdapat peningkatan sejumlah 7 siswa atau 35%, Dari siklus I ke
siklus II terdapat peningkatan sejumlah 6 siswa atau 30 %. Siswa yang
memenuhi KKM ada 20 siswa atau 100%.
Hal tersebut dapat disajikan dalam tabel dan grafik berikut ini :
No Nama SiswaNilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Ika Wahyuni 40 50 60
2 Dwi Adi Utomo 45 55 60
3 Eko Bagus Suputro 85 90 80
4 Purwo Wasono 80 80 80
5 Arum Widya Kusuma 85 90 80
6 Adit Setiawan 65 70 65
7 Anang Prabowo 50 55 75
8 Erlina Wulandari 55 65 75
9 Vita Tri Wahyuni 60 75 80
No Nama SiswaNilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II
10 Ditta Anggraeni 80 80 75
11 Radika Telestiyo Utami 50 55 70
12 Ratna Arum Wulandari 70 80 65
13 Dhani Kurniawan 55 65 70
14 Mistaqul Anam V.A 50 55 70
15 Gery Santoso 45 50 70
16 Prima Lestari 55 65 65
17 Viska Ramurti 55 60 70
18 Syaifudin Latif 50 65 80
19 Viandra Efrida Agustina 50 70 80
20 Mahendra Kurniawan 55 75 80
Jumlah 1.180 1.350 1.450
Nilai rata-rata 59 67,5 72,5%
Gambar 7.
Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Simpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Guru telah melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan sungguh-
sungguh sehingga hasilnya baik dan memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari
hasil rata-rata nilai matematika kelas IV SDN 2 Bawak yang semakin
meningkat nilai rata-rata dari pra siklus 59 menjadi 67,5 pada siklus I.
Kemudian dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata
72,5.
2. Nilai rata-rata siswa yang semakin meningkat tersebut dikarenakan dalam
proses pembelajaran menggunakan alat peraga sehingga minat dan
motivasi dalam belajar siswa meningkat.
Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan simpulan tersebut ada beberapa hal yang sebaiknya
dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar khususnya pelajaran matematika
diantaranya :
1. Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
2. Menggunakan alat peraga sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
Penulis telah membuktikan bahwa dengan melaksanakan dapat
meningkat. Oleh karena itu penulis menyarankan pada rekan-rekan guru
untuk mempelajari dan menerapkan PTK.
Melalui KKG yang ada di gugus maupun tingkat dabin PTK dapat
dibicarakan. Kegiatan KKG dapat ditingkatkan terutama dalam hal bertukar
pikiran dan tugas mengajar sehari-hari untuk menerapkan PTK.
DAFTAR PUSTAKA
Imron, Ali.1966. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Pustaka Jaya
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Budiningsih. 2005. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Pusat Penerbit Universitas Terbuka.
Gagne.2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka.
Hadi Kusuma, Kunaryo. 1996. Dikdakhik Asas-Asas Mengajar. Bandung : Jem Mars
Malik, Umar.2001. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Baginya, Yogyakarta : Gadjah Mada Univerity Press
Tirta Raharja, Umar. 2005. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta : Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2008. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas Terbuka.
Syah, Muhibin. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka
Jamaroh, Syaiful.2000.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Winataputra, H.Udin.S.2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka.
TIM FKIP,2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas Terbuka.
Surya dkk.2004.Kapita Selekta Kependidikan SD. Universitas Terbuka