16
STATUS PASIEN 1. KETERANGAN UMUM 2. Nama : Tn. A 3. JenisKelamin : Laki-laki 4. Usia : 55 Tahun 5. Alamat :kp. Pereng Rt 006/003 Kariwil 6. Agama : Islam 7. Status : Menikah 8. Pekerjaan : Buruh 9. Penghasilan : Cukup 10. Pendidikanterkhir : SMA 11. TanggalPemeriksaan : 28 Mei 2015 1. ANAMNESIS KeluhanUtama Keluar cairan dari telinga kiri RiwayatPenyakitSekarang PasiendatangkePoli THT-KL dengankeluhankeluar cairan dari telinga kiri sejak satu minggu yang lalu. Cairan yang keluar berwarna kuning dan kadang berbau.

Conny Lapkas Omsk THT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

conny lapkas omsk

Citation preview

STATUS PASIEN

1. KETERANGAN UMUM1. Nama: Tn. A1. JenisKelamin: Laki-laki1. Usia: 55 Tahun1. Alamat:kp. Pereng Rt 006/003 Kariwil1. Agama: Islam1. Status: Menikah1. Pekerjaan: Buruh1. Penghasilan: Cukup1. Pendidikanterkhir: SMA1. TanggalPemeriksaan: 28 Mei 2015

1. ANAMNESIS KeluhanUtamaKeluar cairan dari telinga kiri

RiwayatPenyakitSekarangPasiendatangkePoli THT-KL dengankeluhankeluar cairan dari telinga kiri sejak satu minggu yang lalu. Cairan yang keluar berwarna kuning dan kadang berbau.Awalnya pasien mengaku gatal pada telinga kirinya, lalu os mengorek telinganya dengan pembersih telinga (cottonbud), lambat laun keluar cairan dari telinga. Os mengatakan dulu waktu muda pernah mengeluh hal yang sama, os mengaku dulu pernah mengorek telingannya dengan lidi, ketika gatal os juga kadang mengorek telingannya dengan kuku jari tangannya.keluhan dahulu sempat berenti namun sekarang keluhan timbul kembalidan telinganya tidak terasa nyeri.Pada hidung tidak ada gangguan seperti pilek, hidung tersumbat, dll.Pada mulut dan tenggrokan tidak ada gangguan.Pasien mengaku tidakadademam. Pasien mengeluh pendengaran nya menurun.

RiwayatPenyakitDahuluPasien mengaku pernah keluar cairan dari telingawaktu muda .

RiwayatPenyakitKeluargaTidak ada yang mengalami seperti ini dalam keluarga.

RiwayatPengobatanPasien belum pernah berobat sebelumnya.

RiwayatAlergiMakanan(-)Obat (-)

PEMERIKSAAN FISIK Status generalis KeadaanUmum: baik Kesadaran: compos mentis Vital Sign: TD: 120/80 mmHg- Respirasi : 22x/ menit Nadi: 82x/menit- Suhu : 36,3 C

Kepala: DBN

Leher: KGB tidakmembesar

Thorax: tidakdilakukanpemeriksaan

Abdomen: tidakdilakukanpemeriksaan

Ekstremitas: tidakdilakukanpemeriksaan

Neurologi: tidakdilakukanpemeriksaan

Status lokalis TelingaBagianKelainanAuris

DekstraSinistra

PreauriculaKelainanRadangdan tumorTrauma------

AuriculaKelainanRadangdan tumorTrauma------

RetroauriculaEdemaHiperemisNyeritekanSikatriksFistulaFluktuasi------------

CanalisAcusticusEksternusKelainankongenitalKulitSekretSerumenEdemaJaringangranulasiMassaKolesteatoma-TidakHiperemis-Sedikit(+)-----TidakHiperemisSekret banyak-----

MembranTimpaniWarna

Intak

CahayaPutih mutiara

Utuh

Arah jam 4Tidak dapat dinilaiTidak dapat dinilai

Tidak dapat dinilai

TesPendengaranPemeriksaanAuris

DekstraSinistra

TesRinne(+)-

Tes WebberLateralisasi ke telinga kiri

Kesan:Tuli konduktif

HidungPemeriksaanNares

DekstraSinistra

KeadaanluarBentukdanukuranNormalNormal

Rhinoskopi AnteriorMukosaSekretKrustaConcha InferiorSeptum

Polip/TumorPasaseudaraMerah muda --NormalTidakadadeviasi-(+)Merahmuda--NormalTidakadadeviasi-(+)

Rhinoskopi PosteriorMukosa

Merah muda

Merah muda

KhoanaMerah muda

Sekret--

Torus tubariusFossa rosenmullerAdenoid Tidak membesarTidak ada massaTidakhipertropi

TenggorokBagianKelainanKeterangan

MulutMukosamulutLidahPalatummolleNormalPergerkan normalTampaklicindanMerahmuda

Gigi Geligi8 7 6 5 4 3 2 11 2 3 4 5 6 7 8

UvulaHalitosisDBN

Normal-

TonsilMukosaBesarKriptaDentritusPerlengketanMerahmudaT1Tidakmelebar--MerahmudaT1Tidakmelebar--

FaringMukosa

Granulasi

Post nasal dripMerah muda

-

-Merah muda

-

-

LaringEpiglotisKartilagoAntenoidPlikaArieplogtikaPlikaVestibularisPlikaVokalisRima GlotisTrakeaSulitdinilaiSulit dinilaiSulit dinilaiSulit dinilaiSulitdinilaiSulit dinilaiSulitdinilai

MaksiofasialBentuk: (DBN)ParaseN.Kranial: (DBN)Leher: KGB tidakmembesar (DBN)

RESUME AnamnesisTelinga: Otorea (+) Auris Sinistra/ AD (-) Tinitus (-) Auris Sinistra/ AD (-) Otalgia (-) AurisSinistra/ AD (-) Hearing loss (+) Auris Sinistra/ AD (-) Pruritus (+) AurisSinistra/ AD (-)

Hidung dan mulut: DBNTenggorok: DBN

PemeriksaanFisik Status generalis : KU: Baik Status lokalis: ADS: Otorhea (+) auris sinistra/ AD (-) Hearing Loss (+) auris sinistra/ AD (-) CN: DBN NPOP: NP (DBN), OP (Sulitdinilai) MF: DBN Leher: KGB tidakmembesar

DIAGNOSIS BANDING0. OMSK tipe Benigna Eksaserbasi Akut AS0. OMSK tipeMalignaEksaserbasiAkut AS0. OMA stadium perporasi AS DIAGNOSIS KERJA1. OMSK tipe Benigna Eksaserbasi Akut AS

USULAN PEMERIKSAANUntukevaluasi : Audiometri Foto mastoid (Rongentschuller)

PENATALAKSANAAN Umum: Telinga jangan dikorek-korek Hindari kemasukan air Menjagakebersihan telinga Medikamentosa : R/ H2O2 3% ,30cc3 dd X gtt A.S

R/ Ofloksasintts No. I2 dd VI gtt A.S

R/ Ciprofloksasin tab 500mg No. X 2 dd tab I pc

1. R/ Cetirizin 10 mg No.VI1 dd 1 p.c

1. Operatif- Timpanoplasty

PROGNOSIS Quo ad vitam: ad bonam Quo ad functional: ad malam

PEMBAHASANOtitis Media SupuratifKronis

1. Definisi Otitis Media SupuratifKronis (OMSK) Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) dahulu disebut dengan Otitis Media Perforasi (OMP), yaitu infeksi kronis di telinga tegah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus-menerus atau hilang timbul. Sekretmungkinenceratauketal, beningatauberupananah.

b. Etiologi OMSKTerjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba Eustachius.

1) Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, dan organisme gram negatif lain seperti Proteus sp.,Klebsiella sp., dan Escherichia coli biasanya dapat dikultur pada otorrhea kronik tanpa komplikasi. 2) Bacteriodes fragilis sering ditemukan pada mastoiditis yang terkait dengan otitis media supuratif kronik

c.Klasifikasi OMSK

Jenis OMSK terbagi atas 2 jenis:

0. OMSK tipe BenignaProses peradangannya terbatas pada mukosa saja dan biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral. Umumnya OMSK tipe benigna jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe benigna tidak terdapat kolesteatoma.

0. OMSK tipe MalignaMerupakan OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. Kolesteatoma adalah suatu kista epitelial yang berisi deskuamasi epitel (keratin). Kolesteatomdapatdibagiatas 2 tipeyaitukongenitaldandidapat.OMSK tipe maligna dikenal juga dengan OMSK tipe berbahaya atau OMSK tipe tulang. Perforasi pada OMSK tipe maligna letaknya di atik atau marginal, kadang-kadang terdapat juga kolesteatoma pada OMSK dengan perforasi yang berbahaya atau fatal timbul pada OMSK tipe maligna.

d. Gejala Klinis OMSK1. Telinga Berair (Otorrhoe)2. Gangguan Pendengaran3. Otalgia (Nyeri Telinga)4. Vertigo

e. Patogenesis Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) OMSK dapat terjadi akibat kelanjutan dari otitis media akut (OMA) dengan perforasi membran timpani yang telah berlangsung lebih dari 2 bulan. Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK adalah terapi yang tidakadekuat, terapi yang terlambat diberikan, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang) atau higiene buruk. Letak perforasi di membrana timpani penting untuk menentukan tipe/jenis OMSK. Pada perforasi sentral, perorasi terdapat di pars tensa, sedangkan di seluruh tepi perforasi masih ada sisa membran timpani. Pada perforasi marginal sebagian tepi perforasi langsung berhubuangn dengan anulus atau sulcus timpanikum, perforasi atik ialah perforasi yang terletak di pars flaksida. Menurut Couzus et al (2003), luas perforasi membran timpani dibedakan menjadi beberapa derajat yaitu:1) Kecil yaitu sebesar 0-25% 2) Sedang yaitu sebesar 25%-50% 3) Besar yaitu sebesar 50%-75% 4) Sangat Besar yaitu sebesar >75%.

f. PenatalaksanaanTerapi OMSKTerapi OMSK sering memerlukan waktu yang lama serta harus berulang-ulang, karena sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. Keadaan ini antara lain disebabkan oleh satu atau beberapa keadaan, yaitu:1. Adanya perforasi membran timpani yang permanen, sehingga telinga tengah berhubungan dengan dunia luar.1. Terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung, dan sinus paranasal.1. Sudah terbentuk jaringan patologik yang ireversibel dalam rongga mastoid.1. Gizi dan higiene yang kurang.

Tipe BenignaPrinsip terapinya ialah konservatif atau dengan medikamentosa. Bila sekret yang keluar terus menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan H2O2 3 % selama 3-5 hari. Setelah sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan memeberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid. Karena semua obat tetes yang mengandung antibiotik bersifat ototoksik. Sehingga dianjurkan penggunaan obat tetes telinga jangan diberikan terus menerus lebih dari 1 atau 2 minggu atau pada OMSK yang sudah tenang. Secara oral diberikan antibiotika dari golongan ampisilin, atau eritromisin (bila pasien alergi terhadap penisilin). Pada infeksi yang dicurigai karena penyebabnya telah resistensi terhadap ampisilin, dapat diberikan ampisilin asam klavulat.Bila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah observasi selama 2 bulan, maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi ini bertujuan untuk menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran.Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada, atau terjadinya infeksi berulang, maka sumber infeksi harus diobati terlebih dahulu, mungkin juga perlu melakukan pembedahan, misalnya adenoidektomi dan tonsilektomi.Tipe MalignaPrinsip terapi ialah pembedahan, yaitu mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Terapi konservatif dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal retroaurikuler, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi

g. Komplikasi OMSK

DAFTAR PUSTAKA

1. Adam, Boies, Higler.Boies Buku Ajar Penyakit THT.Edisi 6.Jakarta: EGC. 1997.2. Helmi.Otitis Media Supuratif Kronis. Edisi Pertama. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2005.3. Soepardi, Efiaty Arsyad dkk.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher edisi 6.Jakarta: FKUI. 2007.4. . Paparella MM, Adams GL, Levine SC. Penyakit Telinga Tengah Dan Mastoid. Dalam: Effendi H, Santoso K, Ed. BOIES Buku Ajar Penyakit THT.Edisi 6. Jakarta: EGC. 1997.