CLP Proposal ZUL

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    1/35

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

     Labiopalatoskisis  (celah bibir dan langit-langit, cleft lip and palate (CLP)),

    merupakan kelainan kongenital kraniofacial yang disebabkan oleh gangguan

     perkembangan wajah pada masa embrio.  Kegagalan penyatuan processus

    maxillaris dan processus nasalis media terutama pada minggu ke 5 ! kehamilan

    akan menimbulkan labioskisis  unilateral ataupun bilateral. "rocessus nasalis

    medial, yang merupakan bagian yang membentuk dua segmen intermaxillaris, bila

    gagal menyatu, terjadilah celah yang disebut  palatoskisis.  Labiopalatoskisis

    merupakan gabungan dari dua kelainan tersebut di atas. #,$

    %nsiden labioskisis  $,# dalam #&&& kelahiran pada etnis 'sia, ##&&& pada

    etnis Kaukasia, dan &,##&&& pada etnis 'frika-'merika. "ersentase labioskisis

    adalah $#* dari seluruh kasus labiopalatoskisis. +edangkan insiden palatoskisis

    adalah #$&&&. ampir 5&* kasus palatoskisis disertai dengan sindrom kelainan

     bawaan lain. "ersentase kasus  palatoskisis  adalah * dari seluruh kasus

    labiopalatoskisis. erbeda dengan labiopalatoskisis yang persentasenya adalah

    /* dari seluruh kasus skisis. 0i %ndonesia labiopalatoskisis menempati urutan

    keempat kelainan congenital tersering setelah kelainan system saraf pusat,

     jantung, dan genitalia. #-

    1aktor lingkungan yang teratogen dan genetik berperan dalam

    terbentuknya labiopalatoskisis. "aparan intrauterine oleh anti-kon2ulsan dapat

    menyebabkan peningkatan angka kejadian labiopalatoskisis hingga #& kali. %bu

    #

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    2/35

    yang merokok pada masa kehamilan dapat penyebabkan peningkatan $ kali lipat.

    3eratogen lain adalah alkohol dan asam retinoid. Kelainan genetik dapat

    mengakibatkan sindrom yang mencakup skisis dari palatum primer atau sekunder 

    saat perkembangannya.$,

    Bayi yang terlahir dengan labiopalatoskisis  harus ditangani

    oleh klinisi dari multidisiplin dengan pendekatan team-based ,

    agar memungkinkan koordinasi efektif dari berbagai aspek

    multidisiplin tersebut. Selain masalah rekonstruksi skisis pada

    labium dan palatum, masih ada masalah lain yang perlu

    dipertimbangkan yaitu masalah pendengaran, bicara, gigi-geligi

    dan psikososial. $, 

     Labiopalatoskisis sebagai kelainan kongenital yang menyebabkan banyak 

    morbiditas, serta beban ekonomi yang berat, hingga kini belum banyak diketahui

     penyebabnya. +elain itu, masih kurangnya penelitian menyangkut angka kejadianlabiopalatoskisis  di %ndonesianya khususnya di 4+ ahidin +udirohusodo

    6akassar, dimana penelitian terakhir tentang labiopalatoskisis  dilakukan pada

    tahun $&&7 oleh 0inas Kesehatan 8asional yang meneliti $57.// sampel rumah

    tangga dan 97!.$&5 sampel anggota rumah tangga yang di ambil dari $7 pro2insi

    di seluruh %ndonesia. 8amun penelitian itu tidak secara khusus meneliti tentang

    angka kejadian labiopalatoskisis  namun mencakup penyakit apa saja yang

    terbanyak dikeluhkan oleh sampel yang diteliti, dengan hasil angka kejadian

    labiopalatoskisis atau bibir sumbing adalah &,$* (berdasarkan keluhan responden

    atau obser2asi pewawancara). 0ari data itu pula didapatkan pro2insi 8usa

    3enggara 3imur sebagai pro2insi yang memiliki pre2alensi tertinggi pasien bibir 

    sumbing di %ndonesia, yang mana pro2insi ini terletak di %ndonesia 3imur. :leh

    karena itu pada kesempatan ini, peneliti mencoba untuk mengetahui angka

    kejadian labiopalatoskisis di 4+ 0r. ahidin +udirohusodo dan mencari

    kemungkinan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi kejadian sebagai bahan

    $

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    3/35

     pertimbangan dalam mencegah ; menekan kejadian dikemudian hari. 0ipilihnya

    4+ 0r. ahidin +udirohusodo oleh karena rumah sakit ini merupakan rumah sakit

    rujukan untuk wilayah %ndonesia 3imur dengan data rekam medik yang lengkap,

    serta masih kurangnya penelitian tentang labiopalatoskisis yang mengambil

    sampel di rumah sakit ini.

    1.2 RumusanMasalah

    erdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah

    dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik pasien  Labiopalatoskisis  di

    4+

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    4/35

    .

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    5/35

    . +ebagai tambahan ilmu, kompetensi, dan pengalaman berharga bagi peneliti

    dalam melakukan penelitian kesehatan pada umumnya, dan terkait tentang

     Labiopalatoskisis pada khususnya.5. "enelitian ini juga semoga dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan, acuan

    ataupun perbandingan bagi peneliti-peneliti selanjutnya.

    5

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    6/35

    BAB II

    TIN$AUAN PU%TA!A

    2.1. Pengertan  Labiopalatoskisis

     Labiopalatoskisis berasal dari kata labium yang berarti bibir, palatum yang

     berarti langit-langit, dan  skisis  yang berarti celah. =adi,  Labiopalatoskisis

    merupakan deformitas kongenital daerah orofacial, baik labium, palatum, atau

    keduanya.  >elah pada labium disebut labioskisis  sedangkan celah pada palatum

    disebut palatoskisis. Kelainan ini dapat merupakan bagian dari suatu sindrom atau

     berdiri sendiri. 0efek yang ada akan menyebabkan gangguan produksi suara,

    gangguan makan, gangguan pertumbuhan maxilofacial, dan pertumbuhan gigi

    abnormal. 6engingat banyaknya masalah yang ada, maka  Labiopalatoskisis

    merupakan salah satu defek yang melibatkan banyak disiplin ilmu dalam

     penanganannya.#,$,5

    2.2. E&'em(l(g

    "erbandingan antara laki-laki dan perempuan, labioskisis  dan celah

    kombinasi lebih banyak pada laki-laki, sedangkan  palatoskisis saja lebih banyak 

     pada perempuan. 'ngka pre2alensi celah berbeda untuk tiap ras. "re2alensi

    labiopalatoskisis lebih rendah pada kulit hitam dan lebih tinggi pada orang 'sia

    3imur. 0iantara populasi penderita labiopalatoskisis, yang di diagnosis dengan

    labiopalatoskisis  /*,  palatoskisis  *, kemudian labioskisis $#*. 6ayoritas

    labioskisis bilateral  (7/*) dan labioskisis unilateral  (/7*) berhubungan dengan

     palatoskisis. >elah unilateral sembilan kali lebih sering daripada celah bilateral,

    /

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    7/35

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    8/35

    @ambar #. A. "andangan dari sisi lateral embrio pada akhir minggu ke-

    menunjukkan posisi dari arkus faringeal. B. "andangan dari arah frontal embrio

    minggu ke 5 menunjukkan processus mandibula dan maxilaris. *.  Electron

    micrograph embrio manusia dengan usia minggu sama dengan B. !

    "rocessus frontonasalis dibentuk oleh proliferasi sel mesenkim di sebelah

    2entral 2esikel otak, merupakan tepi atas stomodeum. "ada kedua sisi dari

     processus frontonasalis, muncul penebalan permukaan ektoderm, yaitu plakoda

    nasalis, yang berasal dari bagian 2entral otak depan. !

    "ada minggu kelima, plakoda nasalis akan berin2aginasi membentuk 

    ca2itas nasalis, setiap ca2itas dan placoda nasalis membentuk rigi jaringan.

    "rocessus pada tepi luar dari ca2itas merupakan processus nasalis lateralA dan

    yang berada pada tepi dalam merupakan processus nasalis medial.  ! 

    7

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    9/35

    @ambar $. "andangan dari aspek frontal. A.  Bmbrio minggu ke-5. . Bmbrio

    minggu ke-/. "rocessus nasalis terpisah secara bertahap dari processus maxillaris.

    *.  Electron micrograph  dari embrio seekor tikus dengan usia minggu sama

    dengan B. !

    +elama $ minggu selanjutnya, ukuran processus maxillaris terus

     bertambah dan tumbuh ke arah medial, sehingga mendesak processus nasalis

    medial ke arah garis tengah. +elanjutnya celah diantara processus nasalis medial

    dan processus maxillaris menutup secara perlahan, kedua processus maxillarisdan kedua processus nasalis medialis yang berdifusi bergabung membentuk 

    segmen inter maxillaris. +egmen inter maxillaris membentuk # komponen labium

    superior (membentuk filtrum dari labium superior), komponen rahang atas

    (al2eolus dan gigi insisi2us), dan palatum (palatum primer triangular). "rocessus

    nasalis lateralis tidak ikut membentuk labium superior. Cabium inferior dan

    rahang bawah dibentuk oleh processus mandibula yang menyatu di garis tengah.!

    9

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    10/35

    @ambar . 'spek frontal dari wajah. A. Bmbrio minggu ke-!. "rocessus

    maxillaris berfusi dengan processus nasalis medial. B. Bmbrio minggu ke-#&. *.

     Electron micrograph dari embrio manusia dengan usia minggu sama dengan A. !

     Labioskisis terjadi dari kegagalan menyatunya sebagian atau seluruhnya

    dari jembatan epitel karena kekurangan pertumbuhan jaringan mesoderm dan

     proliferasi processus maxillaris dan processus nasalis medialis. >elah palatum

     primer pada satu atau kedua sisi, selalu muncul di depan foramen insisi2us.

    0isebabkan oleh pertumbuhan ke arah medial dari processus maxillaris, kedua

     processus nasalis medial tidak hanya tumbuh pada permukaan tetapi juga pada bagian yang terdalam. !

    +truktur yang terbentuk oleh kedua processus yaitu processus maxillaris,

    yang terdiri dari (a) komponen labialis, yang membentuk filtrum dari labium

    superiorA (b) komponen rahang atas, yang berisi gigi insisi2us A dan (c)

    komponen palatum, yang membentuk palatum trianguaris primer. !

    #&

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    11/35

    @ambar . +egmen intermaxillaris dan processus maxillaris. B. +egmen

    intermaxillaris menghasilkan filtrum labium superior, bagial medial dari os

    maxillaris dengan keempat gigi insisi2us dan palatum triangularis primer. !

    Em)r(geness 'an Em)r(&at!-#&

    #. "erkembangan pada regio facial di mulai dari penyatuan processus di akhir 

    minggu ke-, manakala terdapat dua gabungan proses yaitu pada minggu

    ke-7 merupakan terbentuknya facial secara sempurna, sedangkan pada

    minggu ke-#& merupakan terbentuknya palatum.

    $. "enggabungan palatum secara sempurna pada epithelium mediolateralis

    merupakan hal utama dari susunan palatum.

    .   Skisis merupakan penyebab dari berbagai faktor, termasuk hipoplasia,

    migrasi yang abnormal dari perkembangan wajah.

    .   Skisis  facial  tipe non syndromic dan syndromic merupakan dasar genetik 

    yang mungkin juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

    5. +ebanyak !&* dari pasien labiopalatoskisis, dan 5&* pasien dengan

     palatoskisis merupakan tipe nonsyndromic

    . Cebih dari && tipe  syndromic merupakan kumpulan dari labioskisis

    dengan atau tanpa palatoskisis.

    6eskipun palatum primer berasal dari segmen intermaxillaris, bagian

    utama palatum tetap dibentuk oleh dua lempeng dari processus maxillaris. "ada

    kedua tonjolan ini, yaitu lempeng palatina muncul di minggu ke-/ perkembangan

    ##

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    12/35

    dan mengarah ke bawah secara oblik pada sisi kanan dan kiri lingua. "ada minggu

    ke-!, lempeng-lempeng palatina mengarah ke atas untuk mencapai posisi

    horiDontal di atas lingua dan berfusi membentuk palatum sekunder. "ada bagian

    anterior, lempeng-lempeng tersebut bersatu, satu sama lain sehingga membentuk 

     palatum sekunder. +aat lempeng-lempeng dari palatina berfusi, pada waktu yang

     bersamaan septum nasalis tumbuh ke bawah dan bersatu dengan permukaan atas

     palatum yang baru terbentuk. !

    @ambar 5. "otongan frontal kepala pada embrio minggu ke-!. Cingua mengarah

    ke bawah dan lempeng-lempeng palatina mencapai posisi horiDontal. B. 'spek 

    2entral dari lempeng-lempeng palatina setelah mandibula dan lingua diangkat.

    Cempeng-lempeng palatina mengarah ke arah horiDontal. +eptum nasi dapat

    terlihat. *. Blectron micrograph dari seekor tikus dengan usia minggu sama

    dengan A. D. Cempeng-lempeng palatum pada usia minggu sama dengan B.!

    3eori fusi dan teori klasik menyatakan bahwa labioskisis  terjadi akibat

    kegagalan penyatuan antara processus maxillaris dengan processus nasalis

    #$

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    13/35

    medialis. +kema proses terjadinya fusi adalah sebagai berikut, teori penetrasi

    mesoderm menyatakan bahwa palatoskisis terjadi akibat hilang atau terhambatnya

    membran epitel, sehingga tidak dipenetrasi oleh mesoderm di sekitarnya.

    @abungan teori fusi dan teori penetrasi mesoderm diajukan pertama kali oleh

     Patten.!

    "ada proses fusi ini sangat diperlukan faktor-faktor pertumbuhan, yang

     berperan adalah dua macam regulator pertumbuhan yaitu 3@1E  dan F. 3@1E

    adalah suatu mitogen kuat, yang berperan di dalam akti2asi enDim Cyclin

     !ependent "inase # (>0K #) pada fase @# siklus sel yang akan masuk ke fase

    sintesis, dan selanjutnya terjadilah pembelahan sel. :leh karena itu apabila

    terdapat hambatan sintesis atau berkurangnya intensitas faktor pertumbuhan

    tersebut maka pertumbuhan jaringan mesoderm disana juga akan terhambat, dan

    terjadi kegagalan fusi tersebut sehingga terbentuklah celah pada daerah tersebut. !

    2.". Et(l(g

    +eperti kebanyakan kasus kelainan kongenital, celah orofacial disebabkan

    oleh adanya interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. 'rtinya, faktor genetik 

    merupakan suatu kerentanan yang dimiliki indi2idu tertentu, sedangkan faktor 

    lingkungan sebagai pemicu ekspresi gen tersebut. %nteraksi keduanya akan

    menyebabkan gangguan perkembangan pada tahap awal kehamilan.#,5,!

    "roporsi faktor genetik dan lingkungan ber2ariasi menurut jenis kelamin

    indi2idu yang mengalami kelainan celah. "ada celah bibir dan kombinasi, juga

    terdapat 2ariasi derajat keparahan dan lateralisasi anomali. "roporsi paling tinggi

    #

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    14/35

    terdapat pada kelompok wanita dengan celah bilateral dan proporsi terkecil adalah

    kelompok pria dengan celah unilateral.#,$,5

    0asar genetika kelainan celah sendiri cukup heterogen. 3erdapat berbagai

     pola genetik, seperti autosomal resesif, autosomal dominan, dan x-linked, yang

     berkaitan dengan klinis labiopalatoskisis. "ada keseluruhan orang tua, memiliki

    anak dengan celah adalah #/&&-!&&. +eperti yang telah dijelaskan, etiologi

    kelainan ini masih belum jelas. eberapa faktor lingkungan yang dapat memicu

    munculnya fenotif berupa kelainan celah, antara lain konsumsi alkohol pada

     periode embrional. eberapa bahan teratogen seperti fenitoin, asam retinoid, dan

     beberapa agen anestetik juga dapat memicu terjadinya kelainan ini. %bu yang

    merokok pada masa kehamilan juga dapat penyebabkan peningkatan angka

    kejadian labiopalatoskisis sebanyak $ kali. #,5,!,##

    "emetaan genetik pada keluarga yang memiliki labiopalatoskisis  yang

    diturunkan, berhasil mengidentifikasi gen yang berperan dalam kejadian

    labiopalatoskisis. Kelainan palatoskisis dengan ankiloglossia merupakan kelainan

    terkait-x yang menunjukkan adanya mutasi pada gen 3G$$. Bkspresi gen

    3G$$ pada lempeng palate berperan dalam proses penyatuan. 6utasi pada gen

    ini akan menyebabkan palatoskisis.,5,#&,#$

    @en lain yang juga berperan adalah 6+G# dan 3@1 yang terbukti

    menyebabkan kelainan celah pada uji coba hewan pengerat. 3erakhir, beberapa

    gen yang telah ditemukan berkaitan dengan kelainan labiopalatoskisis adalah gen

    0+#9$, 4'4', 6314, 41>#, @'4, "H4C#, dan %41/.  ,5,#&,#$

    6eskipun semakin banyak gen yang diketahui berperan terhadap

    #

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    15/35

    terjadinya labiopalatoskisis, namun bentuk interaksi gen-gen tersebut dengan

    faktor lingkungan masih sulit dipahami, baik pada kelainan sindrom maupun

    nonsindrom. :leh sebab itu, perlu adanya upaya pencegahan baik berupa skrining

    genetik maupun menghindari berbagai faktor risiko yang telah terbukti berkaitan

    dengan labiopalatoskisis. ,5,#&

    2.+. !las#kas

    eberapa klasifikasi labiopalatoskisis  ditujukan untuk menggambarkan

    derajat, lokasi dan 2ariasi kondisi celah. Klasifikasi yang dibuat sudah seharusnya

    sederhana,jelas, fleksibel, pasti, dan dapat digambarkan. +alah satu klasifikasi

    tersebut adalah klasifikasi dengan sistem C'+'C dari :tto Kriens yang

    mampu menggambarkan lokasi, ukuran, dan tipe celah.#,

    >elah atau skisis komplit labium, al2eolus, palatum durum dan palatum

    mole dideskripsikan dengan huruf kapital C' dan +, sedangkan bila skisis

    inkomplit dituliskan dengan huruf kecil. +kisis mikro dapat ditulis dengan

    asteriks. 0engan demikian, penulisan C'+'C menunjukkan skisis pada

    labium, al2eolar, dan palatum komplit bilateral. >ontoh lain, lah+h menunjukkan

    labioskisis inkomplit unilateral kanan dan al2eolus, dengan skisis komplit palatum

    mole yang melebar hingga sebagian palatum durum. #,

    #5

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    16/35

    @ambar /. 3ipe labioskisis (a) unilateral inkomplit, (b) unilateral komplit, (c)

     bilateral komplit.#

    @ambar !. 3ipe palatoskisis (a) inkomplit, (b) unilateral komplit, (c) bilateral

    komplit.#

    eberapa tipe labiopalatoskisis  meliputi labiopalatoskisis  komplit dan

    inkomplit. 0ikatakan komplit bila skisis mencapai dasar hidung (nasal floor ) dan

    inkomplit bila di bagian cranial dari skisis tersebut masih terdapat kulit dan

    mukosa, tetapi tanpa lapisan otot dan jaringan mesodermal lain ( simonart#s

    band ).#,

    #/

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    17/35

    @ambar 7. (') Labioskisis unilateral inkomplit, () Labioskisis unilateral

    (>) Labioskisis bilateral dengan Palatoskisis dan tulang al2eolar, (0)

     Palatoskisis.#$

    aik labioskisis maupun palatoskisis dapat terjadi bilateral dan unilateral.

    "ada skisis palatum molle tunggal yang selalu memiliki defek di bagian tengah,

    maka dapat disebut pula palatoschiDismediana.  Palatoskisis  submukosa sering

    tidak terlalu tampak adanya skisis pada palatum mole, namun muskulus dektra

    dan sinistranya tidak menyatu sehingga akan tampak adanya u2ula bifida.

    "enderita ini akan sengau suaranya bila defek tidak dikoreksi.#,,5

    Klasifikasi labiopalatoskisis berdasarkan 2ariasi dan pola genetik, yaitu

    -   Labioskisis nonsindrom dengan atau tanpa palatoskisis

    -   Palatoskisis nonsindrom

    #!

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    18/35

    -   Labioskisis sindromik dengan atau tanpa palatoskisis

    -   Palatoskisis sindromik 

    Klasifikasi I dari Kernohan untuk labiopalatoskisis  yang kemudian

    dimodifikasi oleh 6illard, juga mendeskripsikan keterlibatan nasal, seperti pada

    gambar berikut

    @ambar 9. 6odifikasi 6illard dari klasifikasi I Kernohan untuk klasifikasi >C".#

    Cingkaran kecil di tengah menunjukkan foramen incisi2us, segitiga menunjukkan

    ujung dan dasar nasalis.

    2.,. Penatalaksanaan

    Karena banyaknya masalah yang di hadapi, maka kelainan ini harus

    ditanggulangi bersama-sama interdisipliner. 'hli bedah plastik melakukan

     pembedahan pada cacat yang ada, ahli 33 mengobati masalah telinga,  speech

    therapist  membantu bicara yang benar, orthodontist mengatur rahang dan gigi

    yang biasanya dilakukan menjelang tumbuhnya gigi permanen, pekerja sosial dan

    #7

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    19/35

     psikolog membantu mengatasi keluhan kejiwaan setelah penderita dilahirkan.$

    'dapun tahapan penatalaksanaan labiopalatoskisis adalah sebagai berikut#,,5,#

    #. Cabioplasty dimulai umur #& minggu ( bulan), erat badan #& pon (5 Kg),

    dan b?#&g*.

    $. "alatoplasty dimulai umur #&-#$ bulan

    . +peech therapy segera setelah dilakukan cheilopalatoraphy untuk 

    mencegah timbulnya suara nasal

    . "haryngoplasty dilakukan umur 5-/ tahun5. :rthodonti dilakukan untuk memperbaiki lengkung al2eolus pada umur 7-9

    tahun

    /. one grafting dilakukan umur 9-## tahun, dan dilanjutkan hingga

     pertumbuhan gigi berhenti

    !. :perasi ad2ancement osteotomi Ce 1ort % umur #! tahun, dimana os facial

    telah berhenti pertumbuhannya.

    #9

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    20/35

    3abel #. "erencanaan tahapan penatalaksanaan pasien labiopalatoskisis

     berdasarkan umur pasien.5

    6anajemen labiopalatoskisis  sendiri secara umum dibagi menjadi dua

    tahapan besar, yaitu manajemen primer dan sekunder. 6anajemen primer 

    mencakup diagnosis antenatal, feeding (termasuk masalah air$ay), dan koreksi

     bedah, sedangkan manajemen sekunder mencakup seluruh prosedur penanganan

    hearing, speech, dan dental.$,,5,!,#

    $&

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    21/35

    +alah satu teknik untuk koreksi labiopalatoskisis adalah teknik modifikasi

    6illard. 3eknik modifikasi 6illard merupakan teknik yang digunakan secara luas,

    terutama untuk memperbaiki labioskisis bilateral. 3eknik ini juga dapat digunakan

    untuk memperbaiki skisis inkomplit atau asimetrik bilateral.  $,,5,!,#

    @ambar #&. 3ehnik modifikasi 6illard. 3epi-tepi celah antara labium dan nasal

    diinsisi (' dan ). agian bawah ca2um nasi dijahit (>). agian superior dari

     jaringan labium ditutup (0), dan jahitan diperpanjang hingga menutup seluruh

     bagian yang terbuka(B).#

    3eknik penutupan celah submukosa sebenarnya serupa dengan penutupan

    celah di bagian palatum. 3eknik pharyngeal flap atau phryngoplasty dapat

    dilakukan untuk masalah ini. "haryngoplasty meliputi $ flap yang diposisikan di

    $#

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    22/35

    sisi faring dan dirotasikan ke atas untuk memperkecil terbukanya palatum,

    sehingga akan memungkinkan penutupan palatum molle. 6etode ini lebih baik 

     pada pola penutupan sirkular atau koronal, karena tidak mengganggu gerakan

     palatum ke posterior. "emilihan teknik penutupan sendiri bergantung pola

     penutupan palatum preoperatif. $,,5,!,#

    'l2eolar bone-grafting merupakan bagian tak terpisahkan dari koreksi

    celah yang meliputi maxillaris anterior. 0engan adanya union dari os akan

    membantu mencegah kolaps segmental maxillaris, untuk menutup fistula

    oronasal, dan untuk mendorong erupsi gigi. one-grafting pada pasien yang

     berusia di bawah $ tahun perlu dipertimbangkan bone-grafting primer dan

    sekunder ($ tahap). 6aterial graft dapat diperoleh dari hip, costae, fibula, atau

    lapisan luarkranium. 6eskipun terdapat morbiditas bagi donor, namun

    keuntungan yang dicapai dalam menutup celah maxillaris jauh lebih besar 

    dibanding potensi risikonya. $,,5,!,#,#

    eberapa hal yang perlu dilakukan dan dipantau pada pasien

    labiopalatoskisis paska bedah adalah $,,5,!,#

    - "aska bedah, feeding dilakukan dengan menggunakan ujung dot lembut yang

    dipotong ujungnya.- ayi perlu dihospitalisasi untuk pemberian cairan intra2ena hingga intake oral

    memungkinkan dilakukan

    - =ahitan hams tetap bersih dengan berkumur ; dilusi larutan hidrogen peroksida

    kali sehari setelah makan

    - ila menggunakan benang jahit yang nonresorbable, jahitan dapat dilepas

     pada hari ke-5 paskaoperasi.

    $$

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    23/35

    2.-. Pr(gn(ss

    Kelainan labiopalatoskisis  merupakan kelainan kongenital yang dapat

    dimodifikasi atau disembuhkan. Kebanyakan anak yang lahir dengan kondisi ini

    melakukan operasi saat usia masih dini, dan hal ini sangat memperbaiki

     penampilan wajah secara signifikan. 0engan adanya teknik pembedahan yang

    makin berkembang, 7&* anak dengan labiopalatoskisis yang telah ditatalaksana

    mempunyai perkembangan kemampuan bicara yang baik. 3erapi bicara yang

     berkesinambungan menunjukkan hasil peningkatan yang baik pada masalah-

    masalah berbicara pada anak labiopalatoskisis.,!

    $

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    24/35

    BAB III

    !ERAN!A !/N%EP

    3.1 Dasar Pemkran 0ara)el ang Dtelt

    "ada setiap populasi, tiap indi2idu memiliki karakteristik yang berbeda-

     beda untuk setiap penyakit tertentu. erdasarkan tinjauan pustaka, terdapat

     berbagai macam karakteristik pasien  Labiopalatoskisis  seperti tipenya, jenis

    kelamin, status sosial, suku, umur pkontak pertama dengan tenaga medis, faktor 

    genetik;riwayat keluarga, riwayat penyakit penyerta, riwayat ibu konsumsi obat-

    obatan saat hamil, riwayat ibu '8> teratur, dan tindakan.

    0i antara berbagai karakteristik tersebut, maka 2ariabel independen pada

    karakteristik pasien  Labiopalatoskisis  yang akan diteliti dibatasi pada jenis

    labiopalatoskisis, jenis kelamin, status sosial, suku, faktor genetik;riwayat

    keluarga, umur penderita saat kontak pertama dengan dokter, riwayat penyakit

     penyerta, dan berdasarkan tindakan. "enentuan 2ariabel ini didasarkan pada

    ketersediaan data dari rekam medik pasien, dengan tetap mengingat kepentingan

    keterkaitan 2ariabel tersebut dengan kasus Labiopalatoskisis.

    :leh karena keterbatasan waktu dan tempat penelitian, maka penelitian ini

    dikhususkan pada pasien  Labiopalatoskisis  di 4+

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    25/35

    3.2 !erangka !(nse&

    erdasarkan konsep pemikiran yang dikemukakan di atas, maka

    disusunlah pola 2ariabel sebagai berikut.

    !eterangan

    2ariabel dependen

    2ariabel independen

    diteliti

    tidak diteliti

    @ambar ##. Kerangka Konsep

    $5

    3ipe

     Labiopalatoskisis

    =enis kelamin

    +tatus

    sosioekonomi

    +uku

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    26/35

    3.3 De#ns /&eras(nal 'an krtera ()jekt#

    3.3.1. $ens labiopalatoskisis 

    a. 0efinisi adalah =enis  Labiopalatoskisis  berdasarkan

     pemeriksaan fisis yang tercatat dalam rekam medik pasien

     b. 'lat ukur yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun

    sebelumnya berdasarkan 2ariabel penelitian yang akan diteliti.

    c. >ara ukur mencatat =enis labiopalatoskisis yang tercantum pada

    rekam medik ke dalam tabel.

    d. asil ukur, yaitu  %. Labioskisis

    #. ilateral, komplit celah mengenai kedua sisi labium

    dan mencapai ca2um nasi.

    $. ilateral, inkomplit celah mengenai kedua sisi labium

    namun belum mencapai ca2um nasi.

    .

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    27/35

    sinistra dan mencapai al2eolus.

    5.

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    28/35

    3.3.3. %uku

    a. 0efinisi adalah suku bangsa penderita labiopalatoskisis yang tercantum

    dalam rekam medik.

     b. 'lat ukur yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun sebelumnya

     berdasarkan 2ariabel penelitian yang akan diteliti.

    c. >ara ukur mencatat suku yang tercantum pada rekam medik ke dalam

    tabel.

    d. asil ukur, yaitu

    #. 6akassar 

    $. ugis. 3oraja

    . 6andar 

    5. Cainnya

    /. 3idak jelas (tidak tercantum di rekam medik)

    3.3.". %tatus %(sal

    a. 0efinisi 'dalah .cara pembayaran dalam hal ini jaminan pelayanan

    kesehatan yang digunakan oleh penderita pada saat berobat.

     b. 'lat ukur yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun sebelumnya

     berdasarkan 2ariabel penelitian yang akan diteliti.

    c. >ara ukur dengan mencatat 2ariabel status sosial berdasarkan

     jaminan pelayanan kesehatan yang digunakan sesuai dengan yang

    tercantum pada rekam medik ke dalam tabel.

    d. asil ukur, yaitu

    #. +endiri;=amsostek (swasta)$. 'skes ("8+)

    . =amkesmas;jamkesda;askeskin;gakin

    3.3.+. Umur !(ntak Pertama 'engan D(kter Tenaga Me's

    a. 0efinisi 'dalah usia dimana penderita labioplatoskisis pertama

    kali dibawa memeriksakan penyakitnya oleh keluarganya ke tenaga

    $7

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    29/35

    medis.

     b. 'lat ukur yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun

    sebelumnya berdasarkan 2ariabel penelitian yang akan diteliti.

    c. >ara ukur mencatat usia penderita ataupun riwayat usia penderita

    saat pertama kali berobat (apabila sudah berobat sebelumnya di

    rumah sakit selain 4+ ahidin +udirohusodo) sesuai yang

    tercantum pada rekam medik ke dalam tabel.

    d. asil ukur

    #. &- bulan

    $. -/ bulan. !-#$ bulan

    . #-5 tahun

    5. 5-#& tahun

    /. ? #& tahun

    !. 3idak jelas (tidak tercantum di rekam medik)

    3.3.,. R4aat keluarga

    e. 0efinisi penilaian adanya anggota keluarga

    (kakek,ayah,ibu,saudara dll) yang pernah atau sedang menderita

     Labiopalatoskisis dan memiliki hubungan garis keturunan secara

    langsung, yang tercatat dalam rekam medik pasien.

    f. 'lat ukur yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun

    sebelumnya berdasarkan 2ariabel penelitian yang akan diteliti.

    g. >ara ukur mencatat riwayat keluarga menderita Labiopalatoskisis

    sesuai yang tercantum pada rekam medik ke dalam tabel.

    h. asil ukur

    #. 'da 4iwayat keluarga menderita Cabiopalatoskisis

    $. 3idak ada 4iwayat keluarga menderita

    Cabiopalatoskisis

    . 3idak jelas (tidak tercantum di rekam medik)

    3.3.-. R4aat Penakt Penerta

    $9

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    30/35

    a. 0efinisi 'dalah penyakit-penyakit apa saja yang sering dikeluhkan

     pada penderita labiopalatoskisis selain penyakit primer yang dia derita. b. 'lat ukur yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun sebelumnya

     berdasarkan 2ariabel penelitian yang akan diteliti.

    c. >ara ukur mencatat riwayat penyakit apa saja yang tercantum pada

    rekam medik ke dalam tabel.

    d. asil ukur, yaitu

    #. 'da riwayat penyakit penyerta

    - @iDi uruk 

    - @angguan @enetik Cainnya

    - @angguan +istem 4espiratori-Cain-lain

    $. 3idak ada riwayat penyakit penyerta

    . 3idak jelas (tidak tercantum di rekam medik)

    3.3.5. Tn'akan

    e. 0efinisi 'dalah tindakan medis yang diperoleh oleh penderita

    labioplatoskisis dalam hal ini hanya difokuskan apakah penderita

    mendapatkan tindakan operasi atau tidak.

    f. 'lat ukur yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun sebelumnya

     berdasarkan 2ariabel penelitian yang akan diteliti.

    g. >ara ukur mencatat tindakan apa saja yang tercantum pada rekam

    medik ke dalam tabel.

    h. asil ukur, yaitu

    # 'da tindakan operasi

    $ 3idak ada tindakan operasi 3idak jelas (tidak tercantum di rekam medik)

    &

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    31/35

    BAB I0

    MET/D/L/I PENELITIAN

    ".1 $ens Peneltan

    6etode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

    deskriptif, dimana membuat gambaran atau deskripsi tentang penderita

     Labiopalatoskisis secara objektif berdasarkan data sekunder yang didapatkan.

    ".2 6aktu 'an L(kas Peneltan

    ".2.1 6aktu Peneltan

    "enelitian ini direncanakan diadakan pada tanggal 7 =uli sampai dengan $&

    =uli $.

    ".2.2 L(kas Peneltan

    "enelitian ini direncanakan diadakan di agian 4ekam 6edik 4+

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    32/35

    ".3.2 %am&el

    +ampel dalam penelitian ini adalah pasien Labiopalatoskisis di 4+

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    33/35

    "engumpulan data dilakukan setelah meminta periDinan dari pihak 

     pemerintah dan 4+

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    34/35

    . 0iharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak 

    yang terkait sesuai dengan manfaat penelitian yang telah disebutkan

    sebelumnya.

  • 8/16/2019 CLP Proposal ZUL

    35/35