Upload
panitisp
View
83
Download
13
Embed Size (px)
Citation preview
Case ReportClose Fraktur Subtrocanther Femur Sinistra
Disusun oleh :
Eko Wahyu J500080035Asih Arifa J500080072
Panitis Prasasti S J500080073
Status Pasien Nama : Tn S
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Alamat : Jepara
Pekerjaan : Buruh bangunan
Status : Menikah
Tanggal masuk : 4 September 2013
Tanggal periksa: 10 September 2013
No. RM : 24xxxx
Riwayat Penyakit Sekarang
• Keluhan UtamaNyeri pada paha kiri setelah terjatuh.
• 1 hari SMRS: Kaki kiri pasien jatuh ke lobang kurang lebih 90 cm ketika jalan mundur mengagkat beban berat. Paha kiri pasien terasa nyeri, bertambah sakit bila digerakkan. Kemudian pasien langsung dibawa ke RS PKU. Disana dirongen kemudian dirujuk ke RSO. Ortopedi Dr. Soeharso Surakarta.
• HMRS: paha kiri terasa nyeri, bertambah sakit bila digerakkan. Deformitas (+), krepitasi (+), demam (-)
Anamnesis SIstem
• Neuro : Vertigo (-), chepalgia (-), demam (-), kejang (-), gangguan mental/ fungsi luhur (-), gamgguan kesadaran (-), gangguan penglihatan (-), Gangguan pendemgaran (-), penurunan kesadaran (-)
• Cardio : dada berdebar-debar (-), nyeri dada (-)• Pulmo : Sesak napas (-)• GI : Nyeri ulu hati (-), perut perih (-)• Muskulo : Nyeri otot (-), nyeri sendi (-), kaki kiri
nyeri jika digerakkan.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat Hipertensi : disangkal• Riwayat Diabetes Melitus : disangkal• Riwayat asma dan alergi : disangkal• Riwayat sakit jantung : disangkal• Riwayat trauma : diakui (1 hari yang lalu
a/i Kaki kiri pasien jatuh ke lobang ketika jalan mundur mengagkat beban berat).
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat Hipertensi : disangkal• Riwayat Diabetes Melitus : disangkal• Riwayat asma dan alergi : disangkal• Riwayat sakit jantung : disangkal
Status Fungsional
• Mobilitas : Pasien berbaring ditempat tidur, bila duduk bertambah nyeri, tidak dapat berjalan,
• Aktifitas kehidupan sehari-hari : terganggu• Kognisi : baik• Komukasi :baik
Riwayat Psikososial
• Dukungan Keluarga : Baik• Situasi Lingkungan : Baik• Riwayat Pendidikan : tidak sekolah• Riwayat Psikiatri : tidak ada gangguan status
mental• Riwayat Biaya pengobatan : pemerintah
Riwayat Sosial Ekonomi
• Pasien adalah seorang laki-laki usia 40 th, seorang buruh bangunan, sudah menikah, anak 2, tinggal dirumah bersama istri, dan 2 orang anaknya. Berobat dengan biaya pemerintah.
Pemeriksaan Fisik
• Status Generalis• Keadaan Umum: Baik• Kesadaran : Compos mentis• Status Gizi : Gizi kesan cukup (BB: 75 TB: 164)• Tanda Vital : TD: 110/70 mmHg RR: 20 x/menit• N: 82 x/menit S: 36,7 • Kepala : Mesocephal, simetris• Mata : Conjungtiva pucat (-), Sklera ikterik (-),
Refleks cahaya (+/+), pupil isokor 3mm/3mm• Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), darah (-)• Sekret (-)• Telinga : Darah (-), sekret (-)
• Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-) • Leher : JVP tidak meningkat, limfonadi tidak membesar• Thorax : Retraksi (-/-)• Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampakPalpasi : Ictus kordis tidak kuat angkatPerkusi : Batas jantung kesan tidak melebarAuskultasi : Bunyi jantung I,II intensitas normal, reguler, bising (-)
• Paru :Inspeksi : Pengembangan dada kanan dan kiri samaPalpasi : Fremitus raba kanan dan kiri samaPerkusi : Sonor/sonorAuskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+),
• Whezing (-/-), Rhonchi (-/-)• Abdomen :
Inspeksi : Tidak distendedAuskultasi : Peristaltik (+) normalPerkusi : TympaniPalpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
• Ekstremitas : Akral hangat, odem (-/-), sianosis (-/-)
Status Lokalis
• Regio femuralis sinistra post operasi ( 6 September 2013)
• Look : oedem (+),deformitas (-)• Feel : Nyeri tekan (+), neurovaskuler
intak (tidak ada tanda-tanda nekrosis), hangat (+).
• Move : ROM terbatas karena pasien kesakitan.
Status Psikiatri
• Deskripsi Umum• Penampilan : Laki-laki tampak sesuai umur • perawatan diri baik• Kesadaran : kuantitatif Compos metis• Kualitatif : tidak berubah• Perilaku dan aktivitas Motorik : Hipoaktif• Pembicaraan : kohoren• Sikap terhadap pemeriksaan : kooperatif, kontak
mata (+)
• Afek dan MoodAfek : appropiateMood : baik
• Gangguan PersepsiHalusinasi (-), ilusi (-)
• Proses BerfikirBentuk : RealistikIsi : Waham (-)Arus : Koheren
• Sensorium dan KognitifDaya konsentrasi : BaikOrientasi : BaikDaya ingat : Jangka pendek/ panjang : baik
• Daya Nilai : Daya nilai realistis• Taraf Dipercaya : Dapat dipercaya
• Nervi CranialisDalam batas normal
• Status AmbulasiDependent
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium Darah lengkap Rutin
• Pemeriksaan Foto Rongen
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hemoglobin 12.3 Gr/dl Laki – laki 13-16
Leukosit 14500 mm^3 5000 – 10000
Eritrosit 4.25 Juta/aa^3 4.5 – 5.5 juta
Hematokrit 39 Vol % 40 – 48
Trombosit 281000 mm^3 150000 – 500000
Golongan darah B
PT 14.2 Detik 10.8 – 14.4 detik
INR 1,17 2.0 – 4.5
APTT 26.5 Detik 24 – 36 detik
Pemeriksaan laboratorium Pre Operatif
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hemoglobin 10,8 Gr/dl Laki – laki 13-16
Leukosit 15300 mm^3 5000 – 10000
Eritrosit 3.71 Juta/aa^3 4.5 – 5.5 juta
Hematokrit 30 Vol % 40 – 48
Trombosit 201.000 mm^3 150000 – 500000
Golongan darah O
PT 13.6 Detik 10.8 – 14.4 detik
INR 1,11 2.0 – 4.5
APTT 35.1 Detik 24 – 36 detik
Pemeriksaan laboratorium Pre Operatif
Pada hasil foto rontgen femur sinistra nampak frakture subtrocanther
Pemeriksaan Foto Rongen
Diagnosa
• Post ORIF close fraktur subtrochanter femur sinestra.
Daftar Masalah
• Masalah Medis– Luka operasi setelah post ORIF.– Tahapan pemulihan meliputi keterbatasan gerak dan nyeri.
• Masalah Rehabilitasi Medik– Nyeri femur sinestra– Keterbatan gerak disertai stiff joint terutama pada sendi hip
dan knee– Gangguan fungsional dalam activity daily living– Pada tahap lanjut dapat terjadi disuse atrophy pada tungkai
kanan.
Penatalaksanaan
• Medikamentosa Infuse RL 20 tetes/menitInjCepazolin 1gr/8jamInjKetorolax 30mg/8jamOral :
• Meloxicam 2 x 1• Cal’95 3 x 1 • Operatif
Reduksi terbuka : ORIF close fracture subtrochanter femur dengan ABP (Angle Blade Plate). Reduksi juga dibantu (imobilisasi) dengan balutan.
Program Rehabilitasi Medik
• Fisioterapi :1. Elevasi tungkai untuk mengurangi edema.2. Ankle pumping exercise3. ROM (range of motion) exercise segera dimulai secara aktif
terlebih dahulu yang di awali dengan latihan isometric pada m.Quadriceps femoris sinistra dilanjutkan dengan gerak isotonik seperti gerakan pada sendi angkle, genu hingga hip secara bertahap.
4. Latihan fungsional : latihan mobilisasi bertahap mulai dengan ½ duduk, duduk di bed, duduk ongkang – ongkang, berdiri dibed. Tahap selanjutnya latihan berdiri dibantu crutch hingga latihan berjalan dengan metode NWB (Non Weight Bearing) dilanjutkan dengan PWB (Partial Weight Bearing). Pasien belum boleh menapakan kakinya sebelum 3 minggu.
6. Orthotik Prostetik : mobilitasi mengguanakan Billateral axillary crutches non weight bearing (double crutches).
7. Terapi Okupasi : melakukan aktivitas kembali secara bertahap sesuai batasan terapeutik dapat memperbaiki kemandirian fungsi.
8. Edukasi pasien dan keluarga untuk rutin melaksanakan program rehabilitasi medik.
Komplikasi
• Lokal : dapat terjadi perdarahan, gangguan saraf dan otot
• Sistemik : Syok haemoragik• Komplikasi Awal :• Lokal : Stiff joint, deep vein trombosis, infeksi
yang dapat menyebabkan terjadinya sepsis.• Komplikasi lanjut• Persendian : Kontraktur, kaku sendi persisten• Tulang : mal union, delayed union, non union
Prognosis
Penderita Fraktur subtrochanter femur setelah pemasangan internal fiksasi plate bila tanpa komplikasi dengan latihan fisioterapi secara dini dan tepat maka kapasitas fisik dan kemampuan fungsional akan kembali normal.
• Quo ad vitam : bonam • Quo ad sanam : dubia ad bonam• Quo ad fungsionam : dubia ad bonam• Quo ad cosmeticum : dubia ad bonam
Refleksi Kasus
• Pasien kecelakaan saat bekerja pada tanggal 3 September 2013 pukul 14.00 WIB. Kaki kiri pasien jatuh ke lobang kurang lebih 90 cm ketika jalan mundur mengagkat beban berat. Paha kiri pasien terasa nyeri, bertambah sakit bila digerakkan.
• Pasien dilakukan pemeriksaan radiologis dan ditemukan gambaran fraktur subtrochanter femur sinistra.
• Pemeriksaan lokalisasi dextra :Nyeri pada paha kiri saat digerakkan
• Pada kasus ini, setelah post operasi pemasangan ORIF, dapat dilakukan program rehabilitasi medik berupa :
• Elevasi paha kiri secara bertahap untuk mengurangi edema.• Ankle pumping• AROM exercise : hip, knee, ankle.• Latihan okupasi terapi activity daily living dapat dilakukan
dengan latihan menendang bola dilakukan 24 jam setelah operasi yang bertujuan untuk melatih kekuatan m. quadriceps agar tidak terjadi atropi pasca operasi, selain itu dapat juga dilakukan dengan menaruh bola di bawah sendi lutut pasien disuruh untuk menjepit bola tersebut. Terapi umumnya dilakukan d RSOP sebanyak 6x tetapi tetapi dapat diberikan edukasi untuk berlatih dirumah.
TERIMAKASIH