Clearing & Stripping Ratio

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/30/2019 Clearing & Stripping Ratio

    1/21

    STUDI TEKNIS PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA

    TAMBANG BATUBARA TANDUNG MAYANG DI PT. KITADIN

    KALIMANTAN TIMUR

    PROPOSAL TUGAS AKHIR

    Disusun sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan

    Tugas Akhir pada jurusan Teknik Pertambangan

    Oleh :

    MJ MAROLOP NAIBAHO

    97.117 / TA

    JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

    UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

  • 7/30/2019 Clearing & Stripping Ratio

    2/21

    YOGYAKARTA

    2002

    STUDI TEKNIS PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA

    TAMBANG BATUBARA TANDUNG MAYANG DI PT. KITADIN

    KALIMANTAN TIMUR

    PROPOSAL TUGAS AKHIR

    Disusun sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan

    Tugas Akhir pada jurusan Teknik Pertambangan

    Oleh :

    MJ MAROLOP NAIBAHO

    97.117 / TA

    Mengetahui Menyetujui

    Dosen Wali Pembimbing I

  • 7/30/2019 Clearing & Stripping Ratio

    3/21

    (Ir. Winda, MT) (.)

    STUDI TEKNIS PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA

    TAMBANG BATUBARA TANDUNG MAYANG DI PT. KITADIN

    KALIMANTAN TIMUR

    PROPOSAL TUGAS AKHIR

    Disusun sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan

    Tugas Akhir pada jurusan Teknik Pertambangan

    Oleh :

    MJ MAROLOP NAIBAHO

    97.117 / TA

    JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

    UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

    YOGYAKARTA

  • 7/30/2019 Clearing & Stripping Ratio

    4/21

    2001

    A. JUDUL

    STUDI TEKNIS PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA

    TAMBANG BATUBARA TANDUNG MAYANG DI PT. KITADIN

    KALIMANTAN TIMUR

    A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL.

    Pengupasan lapisan tanah penutup merupakan salah satu kegiatan yang sangat

    mempengaruhi dalam kegiatan penambangan, makin cepat kegiatan pengupasan

    lapisan tanah penutup maka kegiatan selanjutnya juga akan semakin cepat. Sesuai

    dengan rencana perusahaan untuk meningkatkan produksi pada setiap tahunnya,

    maka pengupasan lapisan tanah penutup juga selalu dilakukan sesuai dengan

    kemampuan produksi dari alat mekanis yang dipakai.

    B. TUJUAN PENELITIAN

    Adapun tujuan dari studi teknis pengupasan lapisan tanah penutup adalah :

    1. Memperhitungkan produksi dari alat mekanis yang dipakai.

    2. Memperbaiki metode kerja Bulldozer dalam melakukan kegiatan

    pengupasan lapisan tanah penutup yaitu dari metode kerja Bulldozer secara

    terpisah atau metode kerja Bulldozer secara berdampingan.

    3. Menentukan pengaturan penggunaan alat muat dan alat angkut yang

    akan digunakan dalam penanganan lapisan tanah penutup.

    C. DASAR TEORI

    Pengertian kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yaitu pemindahan

    suatu lapisan tanah atau batuan yang berada diatas cadangan bahan galian, agar

  • 7/30/2019 Clearing & Stripping Ratio

    5/21

    bahan galian tersebut menjadi tersingkap. Untuk mewujudkan kondisi kegiatan

    pengupasan lapisan tanah penutup yang baik diperlukan alat yang mendukung

    dan sistimatika pengupasan yang baik.

    Pekerjaan pengupasan lapisan tanah penutup merupakan kegiatan yang

    mutlak harus dikerjakan pada pertambangan terutama pada kegiatan

    penambangan yang menggunakan sistim tambang terbuka. Kegiatan pengupasan

    lapisan tanah penutup ditentukan oleh rencana target produksi. Semakin serasi

    kerja alat dalam pengupasan tanah penutup maka semakin baik. Untuk

    mewujudkan kondisi tersebut diperlukan metode dan alat yang mendukung

    pengupasan lapisan tanah penutup.

    Adapun pola teknis dari pengupasan lapisan tanah penutup yaitu :

    1. Back filling digging method

    Pada cara ini tanah penutup di buang ke tempat yang batubaranya sudah

    digali. Peralatan yang banyak digunakan adalah Power Shovel atau Dragline.

    Bila yang digunakan hanya satu buah peralatan mekanis, Power Shovel atau

    Dragline saja disebut Single Stripping Shovel / Dragline dan bila menggunakan

    lebih dari satu buah Power Shovel atau Dragline disebut Tandem Stripping

    Shovel / Dragline. Cara Back Filling Digging Method cocok untuk tanah

    penutup yang bersifat :

    - tidak diselangi oleh berlapis-lapis endapan bijih ( hanya ada satu lapis).

    - material atau batuannya lunak.

    - letaknya mendatar ( horizontal ).

  • 7/30/2019 Clearing & Stripping Ratio

    6/21

    2. Benching System

    Cara pengupasan lapisan tanah penutup dengan sistem jenjang (Benching) ini

    yaitu pada waktu pengupasan lapisan tanah penutup juga sekaligus membuat

    jenjang. Sistem ini cocok untuk :

    - tanah penutup yang tebal.

    - bahan galian atau lapisan batubara yang juga tebal.

    3. Multi Bucket Exavator System

    Pada pengupasan cara ini tanah penutup dibuang ke tempat yang sudah digali

    batubaranya atau ke tempat pembuangan khusus. Cara ini ialah dengan

    menggunakan Bucket Wheel Exavator (BWE). Sistem ini cocok untuk tanah

    penutup yang materialnya lunak dan tidak lengket.

    4. Drag Scraper System

    Cara ini biasanya langsung diikuti dengan pengambilan bahan galian setelah

    tanah penutup dibuang, tetapi bisa juga tanah penutupnya dihabiskan terlabih

    dahulu, kemudian baru bahan galiannnya ditambang. Sistem ini cocok untuk

    tanah penutup yang materialnya lunak dan lepas ( loose ).

    5. Cara Konvensional

    Cara ini menggunakan kombinasi alat-alat pemindahan tanah mekanis (alat

    gali, alat muat, dan alat angkut), seperti kombinasi antara Bulldozer, Wheel

    Loader dan Dump Truck.

    Bila material tanah penutup lunak bisa langsung dengan menggunakan alat gali

    muat, sedangkan bila materialnya keras mungkin menggunakan Ripper atau

    pemboran dan peledakan untuk pembongkaran tanah penutup, dan kemudian

  • 7/30/2019 Clearing & Stripping Ratio

    7/21

    dimuat dengan alat muat ke alat angkut, dan selanjutnya diangkut ke tempat

    pembuangan dengan alat angkut.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan pengupasan lapisan tanah

    penutup.

    a. Material

    Setiap macam tanah atau batuan pada dasarnya memiliki sifat-sifat fisik dan

    kimia yang berbeda-beda. Pada dasarnya pemindahan tanah itu merupakan suatu

    pekerjaan untuk meratakan tanah atau penggalian suatu lahan. Beberapa jenis

    tanah dianggap mudah untuk dimuat, jenis tanah yang dapat langsung digusur

    dalam kondisi aslinya.

    Tanah atau batuan yang keras akan lebih sukar dikoyak (ripped), digali (dug)

    atau dikupas (stripped). Hal ini tentu akan menurunkan produksi alat mekanis

    yang digunakan. Nilai kekerasan tanah atau batuan biasanya diukur dengan alat

    Ripper Mater atau Seismic Test dan satuannya adalah meter per detik, yaitu

    sesuai dengan satuan untuk kecepatan gelombang seismik pada batuan. Tanah

    yang banyak mengandung humus harus dipisahkan, sehingga dikemudian hari

    dapat digunakan untuk menutupi tempat penimbunan (reklamasi).

    b. Alat mekanis yang digunakan.

    Pemilihan dan penggunaan alat mekanis sangat penting, karena alat mekanis

    merupakan alat yang digunakan dalam pengupasan konvensional, sehingga perlu

    pemilihan alat untuk kegiatan pengupasan tepat dan cepat. Pemilihan alat

    mekanis dapat menentukan cepat lambatnya kegiatan pengupasan lapisan tanah

    penutup terselesaikan.

  • 7/30/2019 Clearing & Stripping Ratio

    8/21

    c. Effesiensi kerja

    Hal ini sangat penting dalam hubungannya dengan produksi alat mekanis.

    Karena dalam keadaan normal akan didapatkan effesiensi kerja yang maksimum.

    Dari kondisi dan keadaan di lapangan dapat diketahui penilaian mengenai

    effesiensi kerja sering mengalami kesulitan. Karena sekali ada perubahan maka

    kondisi dan keadaan akan berubah, sehingga akan mempengaruhi kondisi

    effesiensi kerja.

    Teknis pelaksanaan pembersihan lahan

    Pembabatan atau penebasan (clearing), yaitu semua kegiatan pembersihan

    tempat kerja dari semak-semak, pohonpohon besar kecil, sisa pohon yang

    sudah ditebang, kemudian membuang bagian tanah atau batuan yang dapat

    menghalangi pekerjaan selanjutnya. Seluruh pekerjaan tersebut dapat dikerjakan

    sebelum pemindahan itu sendiri dilakukan, atau dikerjakan bersama-sama.

    a. Cara Pembersihan Lahan

    Cara-cara pembabatan atau penebasan dan pembersihan lahan itu tergantung

    dari keadaan lapangan, misalnya:

    1. Bila di daerah itu hanya ditumbuhi oleh semak-semak dan pohon-pohon

    yang diameternya < 10 cm, cukup langsung didorong. Tanah yang

    berhumus dikumpulkan lagi untuk dipakai lagi pada waktu reklamasi.

    2. Bila pohon-pohonya berdiameter antara 10 cm - 25 cm dan akarnya

    kokoh, maka ada dua cara :

  • 7/30/2019 Clearing & Stripping Ratio

    9/21

  • 7/30/2019 Clearing & Stripping Ratio

    10/21

    Bulldozer bergerak sesuai dengan garis yang serupa dengan pegas ulir.

    4. Metode zigzag

    Bulldozer bergerak dari kiri ke arah kanan dan sebaliknya menurut garis

    lurus, baik untuk tanah datar.

    5. Metode Pembakaran

    Tumbuhan / tanaman dibakar dari arah lawan angin baris per baris.

    6. Metode Contur

    Bulldozer bekerja pada contur-contur dengan ketinggian tempat yang

    sama (untuk tanah miring).

    7. Metode Penumpukan

    Tumbuhan / tanaman digusur dan ditumpuk segaris dengan arah angin

    untuk kemudian dibakar.

    b. Perkiraan Waktu Untuk Menumbangkan Pohon

    Alat yang digunakan untuk kegiatan pembabatan (clearing) adalah Bulldozer,

    dan untuk memperkirakan waktu yang diperlukan oleh Bulldozer untuk

    merobohkan pepohonan dipergunakan persamaan sebagai berikut:

    T = B + ( M1 x N1) + ( M2. x N2 ) + ( D x F )

    Dimana :

    T = Waktu yang diperlukan untuk merobohkan pepohonan untuk lapangan

    kerja seluas 1 acre (1 acre = 0,047 km2).

    B = Waktu untuk menjelajah lapangan seluas 1 acre tanpa merobohkan

    pepohonan.

    M = Waktu untuk merobohkan pepohonan yang memiliki diameter tertentu.

    N = Jumlah pohon tiap acre untuk diameter tertentu, berdasarkan survey di

    lapangan.

  • 7/30/2019 Clearing & Stripping Ratio

    11/21

    D = Jumlah pohon yang mempunyai diameter yang lebih dari dari 6 ft (180

    cm).

    F = Waktu yang diperlukan untuk merobohkan pepohonan dengan diameter

    lebih dari 6 ft (180 cm).

    Teknis pelaksanaan pengupasan lapisan tanah penutup

    Hal yang perlu diperhatikan dalam teknis pelaksanaan pengoperasian

    Bulldozer untuk pekerjaan pengupasan lapisan penutup, yaitu :

    - Diusahakan agar kerja Bulldozer pada saat mengupas dan mendorong

    material penutup dengan arah menuruni lereng, hal ini dimaksudkan untuk

    memenfaatkan gaya gravitasi sehingga diharapkan tenaga dorongnya akan

    bertambah.

    - Jarak dorongnya diusahakan tidak terlalu jauh, dimana hal ini berkaitan

    dengan waktu edar, apabila jarak dorong terlalu jauh maka akan dapat

    mengurangi kemempuan produksinya. Jarak dorong rata-rata oleh Bulldozer

    dalam pengupasan lapisan tanah penutup bisanya berkisar 50 m.

    Agar pengupasan lapisan tanah penutup dapat dilakukan dengan baik maka perlu

    ditentukan daerah awal pengupasan. Urutan pengupasan lapisan tanah penutup

    dapat dipisahkan dengan cara membagi atas beberapa blok-blok dari muka kerja,

    yaitu dimulai dari :

    a. Blok I, dimana material hasil kupasannya di dorong ke arah barat.

    b. Blok II, dimana material hasil kupasannya di dorong ke arah barat

    c. Blok III, dimana material hasil kupasannya di dorong ke arah barat

    d. Blok IV, dimana material hasil kupasannya di dorong ke arah barat

  • 7/30/2019 Clearing & Stripping Ratio

    12/21

    e. Blok V, dimana material hasil kupasannya di dorong ke arah barat dan utara

    f. Blok VI, dimana material hasil kupasannya di dorong ke arah barat.

    Metode kerja alat mekanis pada pengupasan lapisan tanah penutup

    a. Metode kerja Bulldozer

    Cara kerja Bulldozer yang baik dan effisien dimana alat-alat lain tidak dapat

    melakukannya yaitu :

    1. Selalu mendorong ke bawah, jadi mengambil keuntungan dari gaya

    gravitasi untuk menambah tenaga atau kecepatan. Cara ini disebut Down

    Hill Dozing.

    2. Menggali beberapa kali, dikumpulkan menjadi satu lalu didorong ke lereng

    yang curam. Sebelum tanaga habis terdorong ke lereng, Bulldozer harus

    direm agar tidak ikut terjungkir ke lereng. Cara kerja ini dinamakan High

    Wall Or Float Dozing .

    3. Menggali melalui jalan yang sama akan menyebabkan terbentuknya

    semacam dinding sebelah kiri dan kanan bilah yang disebut Spilages

    sehingga pada pendorongan tanah berikutnya tidak ada tanah yang keluar

    atau tercecer ke samping bilah. Cara ini dikenal sebagai Trench or Slot

    Dozing .

    4. Menggali dan mendorong material dengan dua bilah Bulldozer yang

    bergerak berdampingan. Cara penggusuran ini disebut Side by Side

    Dozing. Cara ini lebih baik dibandingkan cara atau metode lain karena

    akan mengurangi atau menghindari kehilangan material.

    b. Metode kerja Wheel Loader

  • 7/30/2019 Clearing & Stripping Ratio

    13/21

  • 7/30/2019 Clearing & Stripping Ratio

    14/21

    - Bottom dump, mengosongkan muatan ke arah bawah.

    Produksi alat mekanis pada pengupasan lapisan tanah penutup

    a. Produksi Bulldozer

    Untuk menghitung produksi Bulldozer, ditentukan dengan faktor-faktor yang

    ada, adapun faktor-faktor tersebut adalah :

    Operator

    Jenis material

    Faktor Dozing secara berdampingan

    Efisiensi kerja

    Swell faktor

    Di dalam perhitungan secara teoritis yang diperhitungkan dalam perkiraan

    produksi Bulldozer secara berdampingan adalah sama seperti pada perhitungan

    produksi bulldozer secara terpisah, hanya perbedaannya terletak pada faktor

    koreksi penggunaan Blade (bilah).

    Perhitungan produksi Bulldozer secara terpisah :

    - Kapasitas Blade (q), BCM

    - Waktu edar (cycle time), menit

    - Banyaknya trip =( )

    edarwaktu

    menit60= (x) trip

    - Produksi teoritis (PT) = kapasitas blade (q) x banyaknya trip (x).

    - Faktor koreksi (FK) :

    Operator (op)

  • 7/30/2019 Clearing & Stripping Ratio

    15/21

    Material (m)

    Dozing secara terpisah (dst)

    Efisiensi kerja (ek)

    Grade faktor (gf)

    Sehingga didapatkan produksi secara nyata (PN) adalah :

    PN = PT x FK

    = PT x (Op x m x dst x ek x gf) BCM /jam

    = BCM / jam

    Perhitungan produksi Bulldozer secara berdampingan

    - Kapasitas Blade (q), BCM

    - Waktu edar (cycle time), menit

    - Banyaknya trip =( )

    edarwaktu

    menit60= (x) trip

    - Produksi teoritis (PT) = kapasitas blade (q) x banyaknya trip (x)

    - Faktor koreksi (FK) :

    Operator (op)

    Material (m)

    Dozing secara berdampingan (dsb)

    Efisiensi kerja (ek)

    Grade faktor (gf)

    Sehingga didapatkan produksi secara nyata (PN) adalah :

  • 7/30/2019 Clearing & Stripping Ratio

    16/21

  • 7/30/2019 Clearing & Stripping Ratio

    17/21

    Effesiensi kerja

    Tatalaksana dan kondisi pekerjaan

    - Produksi nyata (PN) = PT x FK .BCM / jam

    = .. BCM / jam

    B. PERMASALAHAN DI LAPANGAN

    Berdasarkan informasi dan studi literatur, kegiatan pengupasan lapisan tanah

    penutup yang telah dan sedang dilakukan oleh perusahaan masih terdapat

    beberapa kekurangan antara lain

    Pola kerja Bulldozer yang belum optimal

    Effesiensi dan efektifitas alat berat yang

    digunakan belum mencapai keserasian seperti yang harapkan.

    Metode pengupasan lapisan tanah

    penutup yang tidak terencana

    C. PEMECAHAN MASALAH

    Melihat permasalahan yang ada di lapangan, maka dapat diambil suatu

    metode pemecahan masalah diantaranya :

    Memperbaiki metode kerja Bulldozer yang selama ini menggunakan metode

    kerja secara terpisah, diganti dengan metode alat berat secara berdampingan.

    Menggunakan metode blok dalam kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup

    agar lebih mudah terkontrol dan terencana.

    Memperbaiki metode kerja alat muat dan alat angkut.

    Pemilihan atau peremajaan alat berat yang tepat.

  • 7/30/2019 Clearing & Stripping Ratio

    18/21

    D. METODE PENELITIAN

    Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penyusun menggabungkan antara teori

    dan kenyataan dilapangan, sehingga dari keduanya didapatkan pendekatan

    masalah yang paling baik.

    Data yang diperlukan

    a. Data peralatan mekanis yang digunakan dalam kegiatan pengupasan lapisan

    tanah penutup :

    1. Jumlah alat mekanis serta spesifikasinya.

    2. Waktu untuk menumbangkan pohon, serta waktu edar dari suatu alat, baik

    waktu untuk menufer, waktu tunggu, waktu pemuatan, waktu

    pengangkutan, serta waktu penumpahan.

    3. Produksi Bulldozer Secara terpisah dan berdampingan serta alat muat dan

    alat angkut yang digunakan.

    4. Waktu kerja efektif atau efesiensi kerja.

    b. Jumlah lapisan tanah penutup yang akan dipindahkan.

    c. Pola pengupasan lapisan tanah penutup dan cara pemuatannya.

    d. Data-data pendukung yang meliputi :

    1. Data geologi regional dan sejarah geologi.

    2. Data litologi, data topografi dan data curah hujan.

    3. Peta geologi.

    4. Kegiatan penambangan.

    5. Kondisi jalan angkut dan kondisi front kerja.

    e. Data-data lainnya dengan menyesuaikan keadaan dilapangan.

  • 7/30/2019 Clearing & Stripping Ratio

    19/21

    Urutan penelitian

    Urutan penelitian yang digunakan sebagai berikut :

    1. Studi literatur

    Mempelajari literatur yang berhubungan dengan teknis pengupasan lapisan

    tanah penutup dan produksi alat berat agar pembaca dapat memahami laporan

    tugas akhir yang dibuat.

    2. Pengamatan lapangan

    Pengamatan dilakukan tujuannya untuk mendapatkan pengertian dan

    gambaran terhadap teknis pengupasan lapisan tanah penutup didalam

    tambang serta produksi alat berat yang digunakan.

    3. Pengumpulan data

    Yang dimaksud disini adalah pelaksanaan untuk mendapatkan data-data yang

    diperlukan dalam rangka penyusunan tugas akhir ini.

    4. Pengolahan data

    Usaha untuk menyusun data dan diolah kemudian diklasifikasikan sesuai

    dengan kegunaanya.

    5. Analisa hasil pengolahan data

    Data yang telah diolah kemudian dianalisa untuk dibandingkan dengan teori

    yang terdapat dalam literatur.

    6. Kesimpulan

    Proses ini merupakan penyimpulan yang didasarkan atas segala data yang

    telah diolah dan dianalisa.

  • 7/30/2019 Clearing & Stripping Ratio

    20/21

    H. RENCANA JADWAL KEGIATAN PENELITIAN.

    No Kegiatan Waktu (minggu)1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    1. Pengajuan proposal

    2.Pengamatan di

    lapangan

    3.Pengambilan Data

    Primer & Sekunder

    4.Pengolahan dan

    Analisa Data

    5. Pembuatan Draft

    I. RENCANA DAFTAR PUSTAKA

    1. Rochmanhadi, Ir, Alat-alat Berat dan Penggunaanya, Departemen Pekerjaan

    Umum, 1989.

    2. Partanto Prodjosumarto, Prof, Ir., Pemindahan Tanah Mekanis , Jurusan Teknik

    pertambangan, ITB, 1995.

    3. Caterpillar Inc, Peoria illinois, USA., Caterpillar Performance Hand Book,

    October 1994.

    4. Peurifoy, RL., Construction Planning, Equipment and Methode, Second Edition,

    Mc Graw Hill, Kogasukha, Ltd, Tokyo, Singapura, Sidney, 1987.

    5. PT. United Tractors, Technical Consulting Departement, Teknik dasar

    Pemilihan Alat-alat Berat , Jakarta, November 1984.

    J. RENCANA DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI

    DAFTAR GAMBAR

    DAFTAR TABEL

    DAFTAR LAMPIRAN

    BAB

  • 7/30/2019 Clearing & Stripping Ratio

    21/21

    I PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangB. Tujuan Penelitian

    C. Permasalahan

    D. Cara Penyelesaian Masalah

    E. Hasil yang diharapkan

    II. TINJAUAN UMUM

    A. Lokasi dan Kesampaian Daerah

    B. Keadaan Topografi

    C. Iklim dan Curah Hujan

    D. Keadaan Daerah KerjaE. Kegiatan Penambangan

    III. DASAR TEORI

    A. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kegiatan Pengupasan

    B. Pembersihan Lahan

    C. Metode Pengupasan

    D. Produksi Alat Mekanis

    IV. PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP

    A. Jumlah Lapisan Tanah Penutup

    B. Alat Mekanis Yang Digunakan

    C. Pembersihan Lahan

    D. Metode Pengupasan Yang Digunakan

    E. Penimbunan Lapisan Tanah Penutup

    V. PEMBAHASAN

    A. Pembersihan Lahan

    B. Produksi Alat Mekanis

    3. Perbaikan Pengupasan

    D. Pengaturan Penggunaan Alat Muat dan Alat Angkut

    E. Penentuan Lokasi Penimbunan Tanah Penutup

    VI. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    B. Saran

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN