Upload
karin-gusti-karina-saraswati
View
35
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
law school
Citation preview
ANTROPOLOGI BUDAYA
PENDAHULUAN
Istilah
Istilah pertama berasal dari Jerman dengan nama Kulturkunde. Di Indonesia digunakan
oleh Universitas Indonesia (UI) yaitu dengan nama Ilmu Kebudayaan.
Dalam perkembangannya berganti istilah menjadi Antropologi Budaya yang
berasal dari Amerika (Cultural Antropology).
Pada tahun 1875 di Inggris, istilahnya menjadi Social Antropology.
Selanjutnya istilah Antropologi Budaya dipakai oleh UNPAD.
Manfaat
Manfaat mempelajari Antropologi Budaya: sebagai penunjang bagi pengembangan Ilmu
hokum, telaah-telaah yang dilakukannya akan memberi masukan, memperluas
wawasan, terutama bagi para pakar hukum dalam menjalankan tugasnya sehari-hari
baik sebagai seorang teoritis maupun praktis.
• Kegunaan Antropologi bagi perkembangan Ilmu Hukum:
1. Bahan-bahan hasil penelitian Antropologi dapat memberikan gambaran tentang
hukum dalam konteks kebudayaan dalam suatu masyarakat. Pancasila merupakan
hasil kristalisasi dari budaya, hukum itu sendiri sebagai aspek budaya.
2. Dengan mempelajari Antropologi dapat ditelusuri
sistem nilai yang menjadi dasar dari sistem hukum, apakah itu Sistem Eropa
Kontinental, Sistem Anglo Saxon, Sistem Hukum Islam, ataukah Sistem Hukum
Adat.
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Antropologi Budaya
1
3. Dengan menelaah bahan-bahan Antropologi dapat diketahui pola-pola proses
hukum manakah yang dipergunakan untuk menegakkan sistem nilai-nilai dalam
masyarakat.
Contoh; Hukum Acara Perdata/ Hukum Acara Pidana, berbicara mengenai
peradilan;
Antropologi Budaya tidak sebatas peradilan saja melainkan juga konstruksi
hukum. Adil (= sifat orang), keadilan (= asas), peradilan (= proses mencapai
keadilan).
4. Penelitian Antropologi dapat memberikan data tentang penerapan hukum tertulis
pada masyarakat. Penerapan hukum (= efektivitas hukum), meliputi:
a. Hukumnya (yuridis, sosiologis, filosofis, juga antropologis);
b. Penegak hukum (professional berpengetahuan, luas, jujur, adil, bersih,
berwibawa, bertanggung jawab);
c. Fasilitas hukum (sarana dan prasarana),
d. Masyarakat (partisipasi, menyangkut perubahan sikap mental masyarakat
secara pribadi dan secara hukum).
5. Penelitian Antropologi dapat memberikan pengetahuan tentang kemungkinan
dipergunakannya proses peradilan tidak resmi yang mungkin lebih efektif daripada
peradilan yang resmi (ADR/ Alternative Dispute Resolution).
6. Dengan penelitian Antropologi dapat diketahui tentang sebab-sebab, latar
belakang mengapa warga masyarakat enggan untuk menyelesaikan masalah-
masalah hukum di pengadilan resmi (misal; karena birokrasi yang berbelit-belit,
biaya mahal, waktu yang lama, dsb).
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Antropologi Budaya
2
7. Dengan penelitian Antropologi dapat diidentifikasikan tentang kebutuhan-
kebutuhan hukum warga masyarakat serta latar belakang budayanya.
RUANG LINGKUP
• Antropologi dibagi menjadi:
1. Antropologi fisik,
Mempelajari fisik manusia.
a. Paleantropologi,
Meneliti tentang sejarah terjadinya dan perkembangan manusia sebagai makhluk
biologis, misal; fosil-fosil, dsb.
b. Somatologi.
Meneliti sejarah terjadinya aneka warna manusia, dilihat dari sudut ciri-ciri fisik.
2. Antropologi budaya.
Mempelajari nurani dan hasil-hasil yang dicapai oleh manusia.
a. Prehistori.
Mempelajari sejarah perkembangan dan persebaran kebudayaan manusia di
muka bumi terutama sebelum mereka mengenal huruf.
b. Etnolinguistik,
Mempelajari terjadinya persebaran aneka warna bahasa di dunia, yang diteliti
misal; daftar kata, huruf-huruf, tata bahasa, dsb.
c. Etnologi.
Mempelajari dasar-dasar kebudayaan manusia dalam kehidupan bermasyarakat
(merupakan cabang Antropologi yang tertua), dll.
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Antropologi Budaya
3
FASE-FASE PERKEMBANGAN
• Meliputi:
1. Fase I (sebelum 1800),
2. Fase II (kira-kira pertengahan abad ke-19),
3. Fase III (permulaan abad ke-20),
4. Fase IV (sesudah kira-kira 1930),
Ad 1): Fase I (sebelum 1800)
• Tahun 1800 mulai lahir pandangan primus interpares, yaitu anggapan bahwa orang
Eropa lebih kuat dari orang luar Eropa.
• Pada fase ini mulai terkumpul kitab-kitab kisah perjalanan. Laporan-laporan, buah
tangan para musafir dan pelaut, pendeta-pendeta agama Nasrani dan pegawai
pemerintah jajahan.
• Kesimpulan (sebagai pandangan) yang lahir di Eropa:
1. Bangsa Eropa menganggap bangsa jauh adalah bangsa yang sangat buruk,
manusia liar, timbulah istilah bangsa primitive savages.
2. Bangsa Eropa menganggap bahwa bangsa jauh adalah suatu contoh masyarakat
yang masih murni, yang belum termasuki oleh kejahatan seperti yang terjadi di
Eropa.
3. Bangsa Eropa tertarik akan adat istiadat bangsa jauh yang aneh, mulailah mereka
mengumpulkan benda-benda kebudayaan bangsa jauh.
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Antropologi Budaya
4
Ad 2): Fase II (kira-kira pertengahan abad ke-19)
• Antropologi merupakan ilmu yang akademis bertujuan mempelajari masyarakat dan
kebudayaan primitif dengan maksud untuk mendapat suatu pengertian tentang tingkat-
tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah persebaran kebudayaan manusia.
Ad 3): Fase lll (permulaan abad ke-2O)
Antropologi menjadi ilmu yang praktis dan bertujuan mempelajari masyarakat dan
kebudayaan bangsa-bangsa di luar Eropa guna kepentingan pemerintah kolonial dan
guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat-masyarakat yang komplek
melalui bentuk-bentuk masyarakat yang kurang komplek.
Ad 4): Fase IV (sesudah kira-kira 1930)
• Pada fase ini terjadi dua perubahan penting, yaitu:
1. Timbulnya antipati terhadap kolonialisme, yang tampak sedudah Perang Dunia
II,
2. Cepat hilangnya bangsa-bangsa yang primitif (dalam arti bangsa-bangsa asli dan
terpencil dari pengaruh Eropa dan Amerika).
• Pada fase ini Antropologi mempunyai 2 tujuan, yaitu tujuan akademis dan tujuan
praktis. Tujuan akademis ialah mencapai pengertian mengenai aneka warna makhluk
manusia, kebudayaan serta masyaratnya. Tujuan praktis adalah untuk mempelajari
manusia dalam masyarakat pedesaan guna memajukan penduduk pedesaan itu.
ANTROPOLOGI, SOSIOLOGI, DAN HUKUM
• Antropologi Hukum mempelajari hukum sebagai gejala-gejala dalam aspek dan tidak
sebagai norma-norma dalam kehidupan.
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Antropologi Budaya
5
• Sosiologi hukum merupakan cabang Sosiologi yang mempelajari hukum sebagai hasil
interaksi manusia.
• Hukum itu merupakan hasil karya manusia, yaitu kebudayaan, Antropologi melihat
hukum itu sebagai aspek dari kebudayaan, merupakan produk dari budaya tersebut.
Intinya yaitu pola nilai, sedang nilai itu sendiri konsep tentang baik dan buruk, mana
yang harus diikuti dan mana yang tidak.
Pola nilai menentukan bagaimana norma-norma hukum terjadi/tercipta.
Pola nilai norma/kaidah norma sosial (tidak termasuk norma agama karena
agama bersumber langsung dari Tuhan, bukan produk dari pola nilai/interaksi manusia
hukum (bersanksi).
• Antropologi Hukum mempelajari bagaimana hubungan pola nilai dengan hukum ilu
sendiri (norma hukum yang memiliki sanksi yang tegas), sedangkan Sosiologi
mempelajari hukum sebagai gejala dan aspek kehidupan sebagai hasil pergaulan hidup
manusia.
• Kaitan Antropologi Budaya dengan hukum, bahwa Antropologi mempelajari manusia
secara sosiologis, yaitu manusia sebagai makhluk yang berbudaya, dan hukum
mempelajari manusia yang hidup berbudaya.
Antropologi dan Sosiologi
• Persamaan; bahwa Antropologi mencari prinsip-prinsip persamaan di belakang aneka
warna dalam beribu-ribu masyarakat dan kebudayaan dari kelompok manusia di muka
bumi dengan tujuan mencapai pengertian tentang hidup masyarakat dan kebudayaan,
tujuan Sosiologi pun sama seperti demikian.
• Perbedaannya antara lain:
1. Asal-mula dan sejarah perkembangan,
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Antropologi Budaya
6
Antropologi Budaya:
Mula-mula sebagai bahan-bahan keterangan tentang masyarakat dan
kebudayaan pribumi di daerah-daerah luar Eropa, khusus karena kebutuhan
orang-orang Eropa untuk mendapatkan pengertian tentang tingkat-tingkat
permulaan dalam sejarah perkembangan masyarakat dan kebudayaan,
Mempelajari manusia sederhana.
Sosiologi :
Mula-mula sebagai bagian dari Filsafat Sosial dalam rangka llmu Filsafat
yang menjadi ilmu yang khusus, bahwa dalam krisis masyarakat Eropa
memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang dasar-dasar masyarakat dan
kebudayaan sendiri,
Mempelajari masyarakat yang sudah kompleks.
2. Objek ilmiah,
Antropologi Budaya :
Objek penelitiannya adalah masyarakat pedesaan (sederhana), tapi sebagai
satu kesatuan yang bulat,
Studi komparatif dari berbagai kebudayaan dan masyarakat yang amat besar
jumlahnya.
Sosiologi :
Masyarakat perkotaan (kompleks). Memusatkan perhatiannya pada berbagai
gejala khusus dengan menganalisa kelompok sosial yang khusus pula.
3. Metode dan masalah yang khusus.
Antropologi Budaya :
Analisis kualitatif, komparatif, deskriptif,
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Antropologi Budaya
7
Instrumennya observasi (pengamatan), paling jauh mengadakan interview,
Peneliti tinggal di lokasi penelitian relatif lama.
Sosiologi :
Analasis kuantitatif, verifikatif, Instrumennya quesioner,
Jangka waktunya relatif pendek.
Masyarakat
Menurut Ralph Linton:
Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja
sama sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya
sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
• Menurut Ralph Linton, masyarakat yang belum terorganisasikan, mengalami proses
yang fundamental, yaitu:
1. Adaptasi dan organisasi dari tingkah laku para anggota,
2. Perasaan kelompok.
Jika aggregate of individual menjadi kelompok yang terorganisasikan dan mempunyai
jiwa (perasaan) kelompok, dan jika kelompok itu mempunyai ciri-ciri seperti itu,
maka Linton menyebutnya masyarakat.
• Menurut Park dan Burgess, eksistensi masyarakat dimungkinkan oleh interaksi sosial
dan proses sosial, yaitu dengan:
1. Komunikasi,
2. Konflik,
3. Kompetisi,
4. Akomodasi,
5. Asimilasi,
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Antropologi Budaya
8
6. Kooperasi.
Antropologi melihat dua tipe masyarakat. yaitu:
1. Masyarakat primitive,
2. Masyarakat modern.
Struktur Sosial
Ruang lingkup Antropologi (sosial) menyangkut human social process
comparatively.
Dalam mempelajari relasi sosial dibedakan antara struktur, fungsi, dan
organisasi.
Struktur sosial adalah jaringan relasi sosial dalam masyarakat sebagai sistem
yang berlaku sebagai pedoman bagi tingkah laku manusia.
Aspek struktur relasi sosial adalah prinsip yang merupakan landasan dari bentuk;
role expectation, dan ideal patern.
Yang dimaksud dengan aspek fungsional relasi sosial adalah cara suatu tujuan
dicapai.
Yang dimaksud dengan organisasi relasi sosial adalah aktivitas yang menunjuk
gerak ke satu arah dengan tidak mengubah bentuk untuk mencapai suatu tujuan.
Pranata Sosial (Social Institution)
• Menurut Koentjaraningrat:
Pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakukan dan hubungan yang berpusat kepada
aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan
masyarakat (mengkhusus pada sistem norma dan sistem aktivitas manusia dalam
masyarakat).
• Merupakan perkembangan dari: folkways custom mores pranata sosial.
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Antropologi Budaya
9
PERUBAHAN KEBUDAYAAN
• Menurut Koentjaraningrat:
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar.
• Wujud kebudayaan:
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
• Perubahan kebudayaan terkait dengan proses sosial dan relasi sosial (masyarakat).
• Proses sosial adalah cara interaksi sosial yang dapat kita lihat apabila individu dan
kelompok bertemu dan membentuk satu sistem relasi sosial, atau apa yang terjadi
apabila berbagai perubahan mengganggu satu cara hidup yang telah disusun.
• Dilihat dari sudut kebudayaan, kehidupan bersama antar manusia menghasilkan:
1. Kebiasaan,
2. Custom dan folkways,
3. Mores,
4. Adat-istiadat,
5. Pranata sosial.
Semua itu merupakan aspek kebudayaan.
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Antropologi Budaya
10
Perubahan sosial adalah variasi dari cara hidup yang telah diterima dan berlaku yang
disebabkan oleh kondisi geografis, hasil kebudayaan yang berupa alat yang dapat
mempertinggi taraf kehidupan, komposisi penduduk, atau ideologi yang berasal dari
luar dengan jalan difusi, atau yang berasal dari dalam masyarakat sendiri karena
adanya invention.
Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan kebudayaan:
1. Discovery dan invention,
2. Difusi kebudayaan,
3. Akulturasi,
4. Asimilasi,
5. Migrasi.
Proses belajar kebudayaan, meliputi:
1. Internalisasi (internalization),
Merupakan proses panjang sejak, seseorang individu dilahirkan, sampai ia hampir
meninggal, dimana ia belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala perasaan,
hasrat, nafsu, serta emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.
2. Sosialisasi (socialization),
Merupakan proses dimana seorang individu dari masa anak-anak hingga masa
tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu
sekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Enkulturasi (enculturation),
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Antropologi Budaya
11
Merupakan proses dimana seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam
pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma, dan peraturan-peraturan
yang hidup dalam kebudayaannya.
Kepribadian (personality) adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan
perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia. Memiliki unsur-
unsur, antara lain:
1. Pengetahuan,
2. Perasaan,
3. Dorongan naluri.
REFERENSI
Diantaranya:
- Pengantar Ilmu Antropologi, oleh Prof. Koentjaraningrat.
- Catatan Kuliah Hukum Antropologi.
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005Campus in Compact – Antropologi Budaya
12