Upload
uzzy-lintang-savitri
View
237
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
1/30
LAPORAN PENDAHULUAN
CLOSE FRACTURE SUPRACONDYLER HUMERUS
Untuk Memenuhi Tugas Pr!esi De"artemen Surgi#a$Di ruang %& RSSA Ma$ang
Disusun O$eh'
U((Y L)NTAN* SA+)TR)
N)M %,--.-/---%%%0-
PRO*RAM STUD) )LMU 1EPERA2ATAN
FA1ULTAS 1EDO1TERAN UN)+ERS)TAS 3RA2)4AYA
MALAN*
5-%6
LAPORAN PENDAHULUAN
CLOSE FRACTURE SUPRACONDYLER HUMERUS
)7 DEF)N)S)
Fraktur menurut smeltzer (2002) adalah terputusnya kontinuitas tulang dan
ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stres yang
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
2/30
lebih besar dari yang dapat diabsorpsinya. Menurut sjamsuhidayat (2005), faktur
atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau
tulang ra!an yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. "ementara doenges
(2000) memberikan batasan, faktur adalah pemisahan atau patah tulang. Fraktur
adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga #sik
(pri$e,%&&5). "edangkan fraktur menurut ree'es (200%), adalah setiap retak atau
patah pada tulang yang utuh.
Fraktur suprakondilus merupakan salah satu jenis fraktur yang mengenai
daerah elbo! (siku), dan sering ditemukan pada anakanak. Fraktur
suprakondilus adalah fraktur yang mengenai humerus bagian distal di atas kedua
kondilus.
Fraktur humerus suprakondiler adalah fraktur tulang suprakondiler adalah
jenis yang paling umum dari fraktur yang terjadi pada siku. erjadi melaluilempeng pertumbuhan dari humerus (di atas sendi siku). *enyebab paling umum
dari $edera ini adalah jatuh yang mengenai lengan yang dalam keadaan
terpelintir ke atas. +edera ini paling sering terjadi pada anak berusia antara 5
hingga tahun.
))7 1LAS)F)1AS)Menurut smeltzer (2002), jenis - jenis fraktur
a. Fraktur kompletadalah patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya
mengalami pergeseran (bergeser dari posisi normal).
b. Fraktur tidak kompletadalah patah hanya terjadi pada sebagian dari garis
tengah tulang.
c. Fraktur tertutup(fraktur simpel) tidak menyebabkan robeknya kulit.*ada fraktur tertutup ada klasi#kasi tersendiri yang berdasarkan keadaan
jaringan lunak sekitar trauma, yaitu%) ingkat 0 fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa $edera jaringan
lunak sekitarnya.2) ingkat % fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan
subkutan./) ingkat 2 fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak
bagian dalam dan pembengkakan.) ingkat / +edera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata
dan an$aman sindroma kompartement.
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
3/30
d. Fraktur terbuka(fraktur komplikatakompleks) merupakan fraktur dengan luka
pada kulit atau membrana mukosa sampai ke patahan tulang. Fraktur terbuka
digradasi menjadi
%. grade 1 dengan luka bersih kurang dari % $m panjangnya
2. grade 11 luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif
/. grade 111 yang sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan jaringan
lunak ekstensif, merupakan yang paling berat.
erajat patah tulang terbuka
%) erajat 1 3aserasi 4 2 $m, fraktur sederhana, dislokasi fragmen
minimal.
2) erajat 11 3aserasi 2 $m, kontusio otot dan sekitarnya, dislokasi
fragmen jelas.
/) erajat 111 3uka lebar, rusak hebat, atau hilang jaringan sekitar.
Menurut smeltzer (2002),
terdapat berbagai jenis
khusus fraktur berdasarkan
pergeseran antomis fragmen tulang (fraktur bergesertidak bergeser)
a. Greenstickadalah fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedangkan sisi
lainnya membengkok
b. Kominutif adalah fraktur dengan tulang pe$ah menjadi beberapa fragmen
$. Impaksiadalah fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang
lainnya.
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
4/30
d. Transversaladalah fraktur sepanjang garis tengah tulang
e. Oblik adalah fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang (lebih
tidak stabil dibanding trans'ersal)
f. Spiraladalah fraktur memuntir seputar batang tulang
g.
g. Depresi adalah fraktur
dengan fragmen patahan
terdorong kedalam (sering terjadi pada tulang tengkorak dan tulang !ajah)
h. Kompresi adalah fraktur
dimana tulang mengalami
kompresi (terjadi pada tulang belakang)
i. Patologik adalah fraktur
yang terjadi pada daerah
tulang berpenyakit (kista
tulang, penyakit paget, metastasis tulang, tumor)
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
5/30
. !vulsi
adalah
tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau tendo pada perlekatannya.
k. Impaksi adalah fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang
lainnya.
l. "pi#seal adalah fraktur melalui epi#sis
)))7 ET)OLO*)
Fraktur disebabkan oleh pukulanlangsung, gaya meremuk, gerakan puntir
mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem (smeltzer, 2002). 6mumnya
fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada
tulang. Fraktur $enderung terjadi pada lakilaki, biasanya fraktur terjadi pada
umur di ba!ah 5 tahun dan sering berhubungan dengan olahraga, pekerjaan,
atau luka yang disebabkan oleh ke$elakaan kendaraan bermotor, sedangkan
pada orang tua, perempuan lebih sering mengalami fraktur daripada lakilaki
yang berhubungan dengan meningkatnya insiden osteoporosis yang terkait
dengan perubahan hormon pada menopause (ree'es, 200%).
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
6/30
Menurut 7s!ari 8, (%&&/) 9 *enyebab Fraktur adalah
%. Kekerasan langsung9 :ekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada
titik terjadinya kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat fraktur terbuka
dengan garis patah melintang atau miring.
2. Kekerasan tidak langsung :ekerasan tidak langsung menyebabkan patah
tulang ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. ;ang patah
biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran 'ektor
kekerasan.
/. Kekerasan akibat tarikan otot:*atah tulang akibat tarikan otot sangat
jarang terjadi. :ekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan
penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.
Faktr8!aktr 9ang mem"engaruhi !raktur1) Faktr Ekstrinsik
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
7/30
trauma sedikitpun akan mengakibatkan terputusnya kontinuitas tulang yang di
sebut fraktur.
ulang bisa beregenerasi sama seperti jaringan tubuh yang lain. Fraktur
merangsang tubuh untuk menyembuhkan tulang yang patah dengan jalan
membentuk tulang baru diantara ujung patahan tulang. ulang baru dibentuk
oleh akti'itas selsel tulang. ematoma
*embuluh darah robek dan terbentuk hematoma disekitar daerah
fraktur. "elsel darah membentuk #brin guna melindungi tulang yang rusak
dan sebagai tempat tumbuhnya kapiler baru dan #broblast. "tadium ini
berlangsung 2 - ? jam dan perdarahan berhenti sama sekali.
b. "tadium ua*roliferasi "eluler
*ada stadium ini terjadi proliferasi dan di@erensiasi sel menjadi #brokartilago yang berasal dari periosteum, endosteum, dan bone marro! yang
telah mengalami trauma. "elsel yang mengalami proliferasi ini terus masuk
ke dalam lapisan yang lebih dalam dan disanalah osteoblast beregenerasi
dan terjadi proses osteogenesis. alam beberapa hari terbentuklah tulang
baru yang menggabungkan kedua fragmen tulang yang patah. Fase ini
berlangsung selama ? jam setelah fraktur sampai selesai, tergantung
frakturnya.
$. "tadium iga*embentukan :allus
"el - sel yang berkembang memiliki potensi yang kondrogenik dan
osteogenik, bila diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk
tulang dan juga kartilago. *opulasi sel ini dipengaruhi oleh kegiatan
osteoblast dan osteoklast mulai berfungsi dengan mengabsorbsi selsel
tulang yang mati. Massa sel yang tebal dengan tulang yang imatur dan
kartilago, membentuk kallus atau bebat pada permukaan endosteal dan
periosteal. "ementara tulang yang imatur (anyaman tulang ) menjadi lebih
padat sehingga gerakan pada tempat fraktur berkurang pada minggu
setelah fraktur menyatu.
d. "tadium 8mpat:onsolidasi
=ila akti'itas osteo$last dan osteoblast berlanjut, anyaman tulang
berubah menjadi lamellar. "istem ini sekarang $ukup kaku dan
memungkinkan osteo$last menerobos melalui reruntuhan pada garis fraktur,
dan tepat dibelakangnya osteo$last mengisi $elah$elah yang tersisa diantara
fragmen dengan tulang yang baru. 1ni adalah proses yang lambat dan
mungkin perlu beberapa bulan sebelum tulang kuat untuk memba!a beban
yang normal.
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
8/30
e. "tadium 3imaAemodelling
Fraktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. "elama
beberapa bulan atau tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses
resorbsi dan pembentukan tulang yang terusmenerus. 3amellae yang lebih
tebal diletakkan pada tempat yang tekanannya lebih tinggi, dinding yang
tidak dikehendaki dibuang, rongga sumsum dibentuk, dan akhirnya dibentuk
struktur yang mirip dengan normalnya
Fraktur suprakondilus biasanya ditemukan pada anakanak. Fragmen distal
dapat bergeser ke posterior atau anterior. *ergeseran posterior menunjukkan
$edera yang luas, biasanya akibat jatuh pada tangan yang terentang. >umerus
patah tepat di atas kondilus. Fragmen distal terdesak ke belakang dan (karena
lengan ba!ah biasanya dalam pronasi) terpuntir ke dalam. 6jung fragmen
proksimal yang bergerigi menyodok jaringan lunak ke bagian anterior, kadang
kadang men$ederai arteri brakialis atau saraf medianus. *ergeseran anterior -
yang jauh lebih jarang terjadi - diperkirakan akibat benturan langsung (misalnya,
jatuh pada siku) saat siku dalam keadaan Beksi.
+7 MAN)FESTAS) 1L)N)S
Cejala umum fraktur menurut "meltzer (2002) adalah%. N9eri terus menerus :an ;ertam;ah ;eratn9a sam"ai !ragmen
tu$ang :iim;i$isasi. "pasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk
bidai alamiah yang diren$anakaan untuk meminimalkan gerakan antar fragmen
tualng.
2. "etelah terjadi fraktur, bagianbagian yang tak dapat digunakan dan
$enderung bergerak se$ara tidak alamiah
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
9/30
. "aat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang
dinamakan kre"itusyang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan
lainnya.
5. Pem;engkakan dan "eru;ahan >arna lokal pada kulit terjadi sebagai
akibat trauma dan pendarahan yang mengikuti fraktur. anda ini bisa jadi baru
terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah $idera.
+)7 1OMPL)1AS)
a. :omplikasi
%) :erusakan
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
10/30
"ho$k terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya
permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi. 1ni
biasanya terjadi pada fraktur.
b. :omplikasi alam Haktu 3ama
%) elayed 6nion
elayed 6nion merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai
dengan !aktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung. 1ni disebabkan
karena penurunan suplai darah ke tulang.
2) Donunion
Donunion merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi dan
memproduksi sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil setelah G& bulan.
Donunion ditandai dengan adanya pergerakan yang berlebih pada sisi
fraktur yang membentuk sendi palsu atau pseudoarthrosis. 1ni jugadisebabkan karena aliran darah yang kurang.
/) Malunion
Malunion merupakan penyembuhan tulang ditandai dengan
meningkatnya tingkat kekuatan dan perubahan bentuk (deformitas).
Malunion dilakukan dengan pembedahan dan reimobilisasi yang baik.
+))7 PEMER)1SAAN PENUN4AN*
a) Pemeriksaan Ra:i$gi
"ebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah Ipen$itraanJ
menggunakan sinar rontgen (Kray). 6ntuk mendapatkan gambaran /
dimensi keadaan dan kedudukan tulang yang sulit, maka diperlukan 2
proyeksi yaitu al yang harus diba$a pada K
ray
(1) =ayangan jaringan lunak.
(2) ipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksi periosteum atau biomekanik
atau juga rotasi.
(3) robukulasi ada tidaknya rare fra$tion.
(4) "ela sendi serta bentuknya arsitektur sendi.
"elain foto polos Kray (plane Kray) mungkin perlu tehnik khususnya
seperti
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
11/30
(%) omogra# menggambarkan tidak satu struktur saja tapi struktur
yang lain tertutup yang sulit di'isualisasi. *ada kasus ini ditemukan
kerusakan struktur yang kompleks dimana tidak pada satu struktur saja
tapi pada struktur lain juga mengalaminya.
(2) Myelogra# menggambarkan $abang$abang saraf spinal dan
pembuluh darah di ruang tulang 'ertebrae yang mengalami kerusakan
akibat trauma.
(/)
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
12/30
*engelolaan penderita yang terluka parah memerlukan penilaian yang $epat
dan pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian. *ada penderita trauma,
!aktu sangat penting, karena itu diperlukan adanya suatu $ara yang mudah
dilaksanakan. *roses ini dikenal sebagai initial assessment yang se$ara garis
besar terdiri dari primary sur'ey dan se$ondary sur'ey.
a. *rimary sur'ey. *enilaian keadaan penderita dan prioritas terapi
berdasarkan jenis perlukaan, tandatanda 'ital, dan mekanisme trauma.
anda 'ital dinilai se$ara $epat dan e#sien.
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
13/30
isability
isability merupakan e'aluasi neurologis se$ara $epat setelah satu
sur'ey a!al. engan e'aluasi ini kita dapat menilai tingkat kesadaran,
besar, dan reaksi pupil. 8'aluasi ini menggunakan metode
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
14/30
perdarahan. *ada kebanyakan kasus, reduksi fraktur menjadi semakin sulit bila
$edera sudah mulai mengalami penyembuhan (Mansjoer, 2002)./. Aetensi (1mmobilisasi)6paya yang dilakukan untuk menahan fragmen tulang sehingga kembali
seperti semula se$ara optimal. "etelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus
diimobilisasi, atau di pertahankan dalam posisi kesejajaran yang benar sampaiterjadi penyatuan. 1mobilisasi dapat dilakukan dengan #ksasi eksterna atau
interna. Metode #ksasi eksterna meliputi pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu,
pin, dan teknik gips, atau #ksator eksterna. 1mplan logam dapat di gunakan
untuk #ksasi intrerna yang brperan sebagai bidai interna untuk mengimobilisasi
fraktur. Fiksasi eksterna adalah alat yang diletakkan diluar kulit untuk
menstabilisasikan fragmen tulang dengan memasukkan dua atau tiga pin metal
perkutaneus menembus tulang pada bagian proksimal dan distal dari tempat
fraktur dan pin tersebut dihubungkan satu sama lain dengan menggunakan
eksternal bars. eknik ini terutama atau kebanyakan digunakan untuk fraktur
pada tulang tibia, tetapi juga dapat dilakukan pada tulang femur, humerus dan
pel'is (Mansjoer, 2000).. AehabilitasiMengembalikan akti#tas fungsional semaksimal mungkin untuk menghindari
atropi atau kontraktur. =ila keadaan mmeungkinkan, harus segera dimulai
melakukan latihanlatihan untuk mempertahankan kekuatan anggota tubuh dan
mobilisasi (Mansjoer, 2000).
*enatalaksanaan bedah ortopedi=anyak pasien yang mengalami disfungsi muskuloskeletal harus menjalani
pembedahan untuk mengoreksi masalahnya. Masalah yang dapat dikoreksi
meliputi stabilisasi fraktur, deformitas, penyakit sendi, jaringan infeksi atau
nekrosis, gangguan peredaran darah (mis9 sindrom komparteman), adanya
tumor. *rpsedur pembedahan yang sering dilakukan meliputi Aeduksi erbuka
dengan Fiksasi 1nterna atau disingkat 7A1F (7pen Aedu$tion and FiKation). =erikut
diba!ah ini jenisjenis pembedahan ortoped dan indikasinya yang lazim
dilakukan Aeduksi terbuka melakukan reduksi dan membuat kesejajaran tulang yang
patah setelah terlebih dahulu dilakukan diseksi dan pemajanan tulang yang
patah Fiksasi interna stabilisasi tulang patah yang telah direduksi dengan skrup,
plat, paku dan pin logam Craft tulang penggantian jaringan tulang (graft autolog maupun heterolog)
untuk memperbaiki penyembuhan, untuk menstabilisasi atau mengganti tulang
yang berpenyakit.
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
15/30
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
16/30
lamanya serangan. 6ntuk memperoleh pengkajian yang
lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan
(1) *ro'oking 1n$ident apakah ada peristi!a yang menjadi
yang menjadi faktor presipitasi nyeri.
(2) Nuality of *ain seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau
digambarkan klien. a9at Pen9akit Sekarang
*engumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab
dari fraktur, yang nantinya membantu dalam membuat ren$ana
tindakan terhadap klien. 1ni bisa berupa kronologi terjadinya
penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan
yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena. "elain itu,
dengan mengetahui mekanisme terjadinya ke$elakaan bisa
diketahui luka ke$elakaan yang lain (1gnata'i$ius, onna ,
%&&5).
d) Ri>a9at Pen9akit Dahu$u
*ada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab
fraktur dan memberi petunjuk berapa lama tulang tersebut
akan menyambung. *enyakitpenyakit tertentu seperti kanker
tulang dan penyakit pagets yang menyebabkan fraktur
patologis yang sering sulit untuk menyambung. "elain itu,
penyakit diabetes dengan luka di kaki sangat beresiko
terjadinya osteomyelitis akut maupun kronik dan juga diabetes
menghambat proses penyembuhan tulang
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
17/30
e) Ri>a9at Pen9akit 1e$uarga
*enyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit
tulang merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya
fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang sering terjadi pada
beberapa keturunan, dan kanker tulang yang $enderung
diturunkan se$ara genetik (1gnata'i$ius, onna , %&&5).
f) Ri>a9at Psikssia$
Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang
dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat
serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari
harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat
(1gnata'i$ius, onna , %&&5).
g) P$a8P$a Fungsi 1esehatan
(1) P$a Perse"si :an Tata Laksana Hi:u" Sehat
*ada kasus fraktur akan timbul ketidakutan akan
terjadinya ke$a$atan pada dirinya dan harus menjalani
penatalaksanaan kesehatan untuk membantu
penyembuhan tulangnya. "elain itu, pengkajian juga
meliputi kebiasaan hidup klien seperti penggunaan obat
steroid yang dapat mengganggu metabolisme kalsium,
pengkonsumsian alkohol yang bisa mengganggu
keseimbangannya dan apakah klien melakukan olahraga
atau tidak. (1gnata'i$ius, onna ,%&&5).
(2) P$a Nutrisi :an Meta;$isme
*ada klien fraktur harus mengkonsumsi nutrisi melebihikebutuhan sehariharinya seperti kalsium, zat besi, protein,
'it. + dan lainnya untuk membantu proses penyembuhan
tulang. 8'aluasi terhadap pola nutrisi klien bisa membantu
menentukan penyebab masalah muskuloskeletal dan
mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang tidak adekuat
terutama kalsium atau protein dan terpapar sinar matahari
yang kurang merupakan faktor predisposisi masalah
muskuloskeletal terutama pada lansia. "elain itu juga
obesitas juga menghambat degenerasi dan mobilitas klien.
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
18/30
(3) P$a E$iminasi
6ntuk kasus fraktur humerus tidak ada gangguan pada
pola eliminasi, tapi !alaupun begitu perlu juga dikaji
frekuensi, konsistensi, !arna serta bau fe$es pada pola
eliminasi al'i. "edangkan pada pola eliminasi uri dikaji
frekuensi, kepekatannya, !arna, bau, dan jumlah. *ada
kedua pola ini juga dikaji ada kesulitan atau tidak.
(4) P$a Ti:ur :an )stirahat
"emua klien fraktur timbul rasa nyeri, keterbatasan
gerak, sehingga hal ini dapat mengganggu pola dan
kebutuhan tidur klien. "elain itu juga, pengkajian
dilaksanakan pada lamanya tidur, suasana lingkungan,
kebiasaan tidur, dan kesulitan tidur serta penggunaan obat
tidur (oengos. Marilynn 8, 2002).
(5) P$a Aktiitas
:arena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka
semua bentuk kegiatan klien menjadi berkurang dan
kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh orang lain. >al
lain yang perlu dikaji adalah bentuk akti'itas klien terutama
pekerjaan klien. :arena ada beberapa bentuk pekerjaan
beresiko untuk terjadinya fraktur dibanding pekerjaan yang
lain (1gnata'i$ius, onna , %&&5).
(6) P$a Hu;ungan :an Peran
:lien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam
masyarakat. :arena klien harus menjalani ra!at inap
(1gnata'i$ius, onna , %&&5).
(7) P$a Perse"si :an 1nse" Diri
ampak yang timbul pada klien fraktur yaitu timbulketidakutan akan ke$a$atan akibat frakturnya, rasa $emas,
rasa ketidakmampuan untuk melakukan akti'itas se$ara
optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah
(gangguan body image) (1gnata'i$ius, onna , %&&5).
(8) P$a Sensri :an 1gniti!
*ada klien fraktur daya rabanya berkurang terutama
pada bagian distal fraktur, sedang pada indera yang lain
tidak timbul gangguan. begitu juga pada kognitifnya tidak
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
19/30
mengalami gangguan. "elain itu juga, timbul rasa nyeri
akibat fraktur. (1gnata'i$ius, onna , %&&5).
(9) P$a Re"r:uksi Seksua$
ampak pada klien fraktur yaitu, klien tidak bisa
melakukan hubungan seksual karena harus menjalani ra!at
inap dan keterbatasan gerak serta rasa nyeri yang dialami
klien. "elain itu juga, perlu dikaji status perka!inannya
termasuk jumlah anak, lama perka!inannya (1gnata'i$ius,
onna , %&&5).
%-= P$a Penanggu$angan Stress
*ada klien fraktur timbul rasa $emas tentang keadaan
dirinya, yaitu ketidakutan timbul ke$a$atan pada diri dan
fungsi tubuhnya. Mekanisme koping yang ditempuh klienbisa tidak efektif.
%%= P$a Tata Ni$ai :an 1e9akinan
6ntuk klien fraktur tidak dapat melaksanakan kebutuhan
beribadah dengan baik terutama frekuensi dan konsentrasi.
>al ini bisa disebabkan karena nyeri dan keterbatasan gerak
klien
2) Pemeriksaan Fisik
ibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan umum (status
generalisata) untuk mendapatkan gambaran umum dan
pemeriksaan setempat (lokalis). >al ini perlu untuk dapat
melaksanakan total $are karena ada ke$enderungan dimana
spesialisasi hanya memperlihatkan daerah yang lebih sempit tetapi
lebih mendalam.
a) *am;aran Umum
*erlu menyebutkan
(%) 1ea:aan umum' ;aik atau ;urukn9a 9ang :i#atat
a:a$ah tan:a8tan:aB se"erti'
(a) :esadaran penderita apatis, sopor, koma, gelisah,
komposmentis tergantung pada keadaan klien.
(b) :esakitan, keadaan penyakit akut, kronik, ringan,
sedang, berat dan pada kasus fraktur biasanya akut.
($) andatanda 'ital tidak normal karena ada gangguanbaik fungsi maupun bentuk.
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
20/30
tambahan lainnya.
()
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
21/30
"uara nafas normal, tak ada !heezing, atau suara
tambahan lainnya seperti stridor dan ron$hi.
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
22/30
(f) *osisi dan bentuk dari ekstrimitas (deformitas)
(g) *osisi jalan (gait, !aktu masuk ke kamar periksa)
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
23/30
/7 Diagnsa 1e"era>atan
a. Dyeri akut bd spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, $edera
jaringan lunak, pemasangan traksi, stressansietas.
b. Cangguan pertukaran gas bd perubahan aliran darah, emboli,
perubahan membran al'eolarkapiler (interstisial, edema paru,
kongesti)
$. Cangguan mobilitas #sik bd kerusakan rangka neuromuskuler, nyeri,
terapi restriktif (imobilisasi)
d. Cangguan integritas kulit bd fraktur terbuka, pemasangan traksi (pen,
ka!at, sekrup)
e. Aisiko infeksi bd ketidakadekuatan pertahanan primer (kerusakan kulit,
taruma jaringan lunak, prosedur in'asiftraksi tulang)
f. :urang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhanpengobatan bd kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap
informasi, keterbatasan kognitif, kurang akuratlengkapnya informasi
yang ada
(oengoes, 2000)
,7 )nterensi 1e"era>atan
a7 N9eri akut ;: s"asme ttB gerakan !ragmen tu$angB e:emaB
#e:era @aringan $unakB "emasangan traksiB stressansietas7
ujuan "etelah dilakukan tindakan keper!atan selama /K2 jam, klien
mengatakan nyeri berkurang atau hilang
:riteria >asil klien menunjukkan tindakan santai, mampu berpartisipasi
dalam berakti'itas, tidur, istirahat dengan tepat, menunjukkan
penggunaan keterampilan relaksasi dan akti'itas trapeutik sesuai
indikasi untuk situasi indi'idual
)NTER+ENS) 1EPERA2ATAN RASIONAL
%.*ertahankan imobilasasi bagian
yang sakit dengan tirah baring,
gips, bebat dan atau traksi
2.inggikan posisi ekstremitas yang
terkena.
/.3akukan dan a!asi latihan gerak
&engurangi n%eri dan mencegah
malformasi.
&eningkatkan aliran balik vena'
mengurangi edema(n%eri.
&empertahankan kekuatan otot
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
24/30
pasifaktif.
.3akukan tindakan untuk
meningkatkan kenyamanan
(masase, perubahan posisi)
5.
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
25/30
klien.
/. :olaborasi pemberian obat
antikoagulan (!ar'arin, heparin)
dan kortikosteroid sesuai indikasi.
. b, kalsium, 38, lemak dan
trombosit
5. 8'aluasi frekuensi pernapasan dan
upaya bernapas, perhatikan
adanya stridor, penggunaan otot
aksesori pernapasan, retraksi sela
iga dan sianosis sentral.
paru.
&encegah teradin%a pembekuan
darah pada keadaan tromboemboli.
Kortikosteroid telah menunukkan
keberhasilan untuk
mencegah(mengatasi emboli lemak.
Penurunan PaO* dan peningkatan
P$O* menunukkan gangguan
pertukaran gas+ anemia'
hipokalsemia' peningkatan ,"D dan
kadar lipase' lemak darah danpenurunan trombosit sering
berhubungan dengan emboli lemak.
!dan%a takipnea' dispnea dan
perubahan mental merupakan tanda
dini insu#siensi pernapasan'
mungkin menunukkan teradin%a
emboli paru tahap a-al.
#7 *angguan m;i$itas sik ;: kerusakan rangka neurmusku$erB
n9eriB tera"i restrikti!
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
26/30
2. =antu latihan rentang gerak pasif
aktif pada ekstremitas yang sakit
maupun yang sehat sesuai
keadaan klien.
/. =erikan papan penyangga kaki,
gulungan trokantertangan sesuai
indikasi.
. =antu dan dorong pera!atan diri(kebersihaneliminasi) sesuai
keadaan klien.
5. 6bah posisi se$ara periodik sesuai
keadaan klien.
G. orongpertahankan asupan
$airan 2000/000 mlhari.
. =erikan diet :*.
?. :olaborasi pelaksanaan #sioterapi
sesuai indikasi.
&. 8'aluasi kemampuan mobilisasi
klien dan program imobilisasi.
&eningkatkan sirkulasi darah
muskuloskeletal' mempertahankan
tonus otot' mempertahakan gerak
sendi' mencegah kontraktur(atro#
dan mencegah reabsorbsi kalsium
karena imobilisasi.
&empertahankan posis fungsional
ekstremitas.
&eningkatkan kemandirian klien
dalam pera-atan diri sesuai kondisiketerbatasan klien.
&enurunkan insiden komplikasi
kulit dan pernapasan dekubitus'
atelektasis' penumonia/
&empertahankan hidrasi adekuat'
men0cegah komplikasi urinarius dan
konstipasi.
Kalori dan protein %ang cukup
diperlukan untuk proses
pen%embuhan dan mem0
pertahankan fungsi #siologis tubuh.
Kerasama dengan #sioterapis perlu
untuk men%usun program aktivitas
#sik secara individual.
&enilai perkembangan masalah
klien.
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
27/30
:7 *angguan integritas ku$it ;: !raktur ter;ukaB "emasangan traksi
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
28/30
protokol
2.
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
29/30
dan ambulasi sesuai program
terapi #sik.
/.
7/23/2019 Cf Supracondyler Humeri
30/30
DAFTAR PUSTA1A=runner O "uddarth. 2002. =uku