92

Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pidato raja ampat

Citation preview

Page 1: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4
Page 2: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4
Page 3: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

Sambutan Bupati Raja AmpatDrs. Marcus Wanma, M.Si

A:i:f1ta patut bersyukur kepada Tuhan karena wilayah Kabupaten Raja Ampat diberikan karunia potensi sumberdaya alam di laut

(glJ maupun di darat yang kaya. Demikian juga, berbagai publikasi ilmiah telah menyebutkan bahwa Raja Ampat merupakan

salah satu kawasan di dunia yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.

Namun demikian, saat ini terus terjadi penurunan kualitas sumberdaya alam tersebut akibat ulah manusia yang hanya melihat

kepentingan jangka pendek dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang. Menyadari hal tersebut, pemerintah Kabupaten

Raja Ampat telah mengambil langkah-Iangkah untuk dapat mempertahankan kualitas sumberdaya alam laut. Salah satunya

adalah dengan menetapkan 6 Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) seluas 1.125.940 hektar. Tujuan Jejaring KKLD adalah

strategi melakukan perlindungan keanekaragaman hayati laut dalam hal ini perikanan berkelanjutan dan memastikan masyarakat

mendapat manfaat langsung dengan peningkatan kesejateraan dan mata pencaharian lokal yang berkesinambungan. Pemerintah

bekerja keras untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya konservasi sumber daya alam Raja Ampat.

Saya menaruh apresiasi yang tinggi terhadap terbitnya buku ini, ucapan terima kasih kepada tim yang menyusun. Semoga buku

ini dapat menggugah semua pihak untuk bersama pemerintah daerah mengambillangkah-Iangkah untuk melestarikan salah satuwarisan dunia.

~""-IlEBITISUISES COREMAP II IABUPATEN RAJA AMPAT 3

Page 4: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4
Page 5: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

aecara tradisional turun-temurun konservasi telah dikenal oleh masyarakat Raja Ampat, khususnya mengenai pemanfaatan sumber daya

~ laut. Bertahun-tahun yang silam telah dikenal kearifan lokal dengan apa yang disebut sebagai "Sasi" yakni model pengelolaan sumber

daya laut di mana tetua adat menetapkan untuk menutup kawasan laut terhadap pengambilan biota tertentu dalam jangka waktu tertentu.

Namun demikian, seiring dengan berlalunya waktu secara perlahan-Iahan kearifan tersebut mulai melemah.

Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengangkat kembali budaya ini oleh sejumlah pihak, untuk kebutuhan sarana peribadatan misalnya,

lembaga keagamaan mengajak masyarakat menerapkan sasi untuk beberapa jenis hasillaut seperti teripang, bialola, lobster dan sebagainya,

para pegiat konservasi lainnya pun demikian melakukan upaya melalui pendekatan budaya.

Seiring dengan upaya di atas, pendekatan formalpun dilakukan melalui program rehabilitasi dan pengelolaan kawasan terumbu karang, di

mana masyarakat diajak untuk mencari dan menelaah permasalahan keseharian mereka dalam pemanfaatan sumber daya lautnya, mengajak

mereka membuat perencanaan sederhana di tingkat kampung, untuk kemudian bagaimana pelaksanaan rencana yang telah dibuat. Seiring

dengan itu perencanaan yang bottom up tadi diangkat ketingkat atas dengan harapan para pengambil kebijakan menjadikannya sebagai

referensi pemecahan masalah-masalah di tingkat masyarakat.

Tidak hanya berhenti di situ, program juga mengajak masyarakat menemukan etos entrepreneur dalam diri mereka dengan upaya bagaimana

mendiversifikasi mata pencaharian mereka, bersamaan dengan itu upaya lain dilakukan dengan peningkatan kapasitas sdm, micro banking,

budi daya dan sebagainya.

Salah satu upaya mengenalkan mata pencaharian alternatif adalah dengan budidaya rumput laut. Yang dengan teknologi sederhana, modal

relatif kecil, ramah lingkungan, jika dilakukan secara massal diharapkan dapat sumber pertumbuhan ekonomi ditingkat kampung, membuka

lapangan pekerjaan, yang dengan sendirinya akan mengarah pada perbaikan taraf hidup masyarakat. Dengan demikian tekanan terhadap

ekosistem laut akibat kegiatan ekstraksi yang berlebihan bahkan tidak terkendali dapat dihindari, sehingga motto "Terumbu karang sehat,

ikan berlimpah" bukan hal yang mustahil.

-........:....._ CERITA SUUES COREMAP II IlABUPATEN RAJA AMPAT 5

Page 6: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4
Page 7: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

((\j')aja Ampat, disebut sebut masuk dalam 10 top diving site

l::::JL di dunia. Penelitian yang dilakukan memberikan simpulan

bahwa jenis terumbu karang di Raja Ampat adalah yang tertinggi

jumlahnya di dunia. Hal ini menjadi menarik ketika pemerintah

berencana menjadikan Raja Ampat sebagai kawasan wisata.

Pemerintah daerah sendiri telah berkomitmen untuk tetap menjaga

ke'perawan'an kawasan Raja Ampat. Sehingga meskipun nantinya

kawasan ini dijadikan kawasan wisata, terumbu karang dan

kehidupan biota laut di Kabupaten Raja Ampat akan tetap terjaga.

Jantung potensi terumbu karang dunia terletak di kawasan 'coral

triangle'. Kawasan ini mencakup negara Indonesia, Philipina,

Malaysia, Timor Leste, Papua New Guinea dan Kepulauan Salomon.

Dinamakan coral triangle atau segitiga karang dunia karena apabila

ditarik garis batas yang melingkupi wilayah terumbu karang di 6

negara tersebut maka akan menyerupai segitiga. Dengan luasan

total terumbu karang yang mencapai 75.000 km 2, dua per tiga

nya adalah luas terumbu karang yang dimiliki Indonesia. Kantung­

kantung potensi terumbu karang menyebar di berbagai daerah

Indonesia, seperti Nusa Penida (Bali) , Komodo (NTI), Bunaken

(Sulut), Kepulauan Derawan (Kaltim), Kepulauan Wakatobi (Sultra),

Teluk Cendrawasih (Papua), dan Kepulauan Raja Ampat (PapuaBarat).

Kepulauan Raja Ampat sendiri merupakan kepulauan yang berada di

barat pulau Papua Provinsi Papua Barat, tepatnya di bag ian kepala

burung Papua. Luas area ini kurang lebih 9,8 juta hektar darat dan

lautan - termasuk sebagian teluk Cendrawasih - membuatnya

sebagai taman laut terbesar di Indonesia. Taman Laut Raja Ampat

berlokasi penyelaman Pulau Raja Ampat Koordinat: (0030'O"S13000'0"E / ° ° .0.5 S 130 E) 50 mil atau memakan waktu 2 jam dengan

mempergunakan speedboat dari pelabuhan Jeftman Sorong. Lokasi

penyelaman ini baru ditemukan pada tahun 1990 oleh Max Ammer,

seorang Belanda.

Kepulauan yang menjadi tujuan penyelam-penyelam yang tertarik

akan keindahan pemandangan bawah lautnya ini, terdiri dari 1800

pulau dan 105 kampung. Empat di antara gugusan pulau ini adalah

pulau-pulau besar yaitu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati,

dan Pulau Batanta. Asal mula nama Raja Ampat sendiri diduga

berasal dari mitos yang berkembang dan memiliki beberapa varian

di masyarakat setempat. Mitos itu menceritakan seorang wanita

yang menemukan 7 telur. 4 butir telor di antaranya menetas menjadi

4 orang pangeran yang berpisah dan masing-masing menjadi

raja yang berkuasa di Waigeo, Salawati, Misool Timur dan Misool

Barat. Sementara 3 telur lainnya menjadi hantu, seorang wanita

dan sebuah batu. Terdiri dari empat pulau besar dengan ratusan

pulau pulau kedl disekitarnya, menjadikan Raja Ampat tidak hanya

menarik menjadi area diving tetapi juga paket wisata bahari yang

lengkap. Waiwo sebagai lokasi penting adalah kawasan pesisir yang

diinisiasi pemerintah menjadi pusat informasi kelautan Raja Ampat.

Waiwo dapat ditempuh dalam 1 jam mengendarai speedboat dari

Waisai, ibukota Raja Ampat.

Sepanjang perjalanan mata akan dimanja dengan

pemandangan alam yang luar biasa indah. Perairan yang jernih

tertimpa sinar matahari, dengan pohon-pohon kelapa yang

menjulang, ditambah hutan mangrove yang cantik dengan

pulau pulau karst yang berebaran. Hamparan pasir putih yang

menawan dengan perpaduan warna dari ikan ikan kecil dan

karang karang yang unik, menjadikan perjalanan terasa begitu

menyenangkan.

A1UIEMJU' II 1l'1I1HII'ITI:1I II lUllSOKSES .. ,

Page 8: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

Sebagai pusat informasi waiwo memiliki sebuah radio komunitas. Radio komunitas yang mengudara di 107.7 FM selain menjadi media hiburan

masyarakat juga menjadi media penyuluhan yang efektif. Pengelolaan oleh kelompok pemuda dengan bahasan dan topic segar seputar

terumbu karang dan ekosistem laut, menarik minat masyarakat sekitar. Kawasan yang sebagian perairanny telah ditetapkan sebagai DPL

(Daerah Perlindungan Laut) ini tidak hanya menjadi pusat informasi kelautan, melainkan juga kawasan konservasi yang kreatif dan edukatif

sekaligus alternative pili han wisata bahari yang menarik.

Pulau pulau kecil di Kepulauan Raja Ampat memiliki potensi terutama di sector wisata bahari. Lima kampung bahkan sudah mulai dipromosikan

sebagai kampung wisata. Satu diantaranya adalah Kampung Wisata Sauwandarek. Kampung wisata yang terletak di Distrik Meos Mansar,

memiliki beberapa lokasi untuk snorkeling dan menyelam (dive site). Selain itu juga terdapat atraksi memberi makan ikan di pantai dan sentra

industri kerajinan noken (tas tradisional Papua Barat).

Selain wisata air, pengunjung dapat menikmati wisata darat dengan trekking ke telaga Yenauwyau. Telaga yang konon dihuni oleh penyu putih

yang sesekali menampakkan diri, memiliki keunikan rasa air telaga yang asin. Mayarakat sekitar sendiri percaya seseorang yang menjumpai

penyu putih akan mendapat keberuntungan. Di wilayah Sauwandarek ini juga dapat ditemui satwa endemic Saunwandek, yaitu Maleo Waigeo.

Untuk menuju Sauwandek sendiri, perjalanan menggunakan perahu dapat ditempuh selama 7-8 jam dari Waisai.

Kampung wisata lainnya menawarkan panorama bahari dan wisata alam yang tak kalah menarik. Seperti Kampung Saonekdengan ekowisatanya,

C.. ). Untuk menjaga kelestarian terumbu karang dan jenis fauna yg ada di wilayah kepulauan Raja Ampat, Pemda bekerjasama dengan dua

lembaga LSM yg bergerak di bidang conservasi. Yaitu Conservation International Indonesia (CI) dan Coremap.

CI sebagai organisasi nirlaba, yang berpusat di Washington DC, Amerika Serikat merupakan organisasi yang peduli dan berusaha melindungi

perairan penting dunia. Organisasi ini memiliki kemitraan dan hubungan yang baik dengan LSM dan masyarakat pribumi. Dengan foku

pelestarian fauna, organisasi ini bertujuan menjaga warisan alami bumi yang masih hidup, sekaligus menunjukkan bahwa manusia bisa hidu

berdampingan dengan alam. CI didukung oleh ilmuwan dan pakar primatologi, herpetology bahkan berhasil menemukan 52 spesies faun

baru yang 24 diantaranya adalah spesies ikan, di kawasan Papua Barat.

Coremap yang menitikberatkan perhatiannya pada pelestarian terumbu karang dan pembinaan masyarakat terhadap hasil laut setidakny

memiliki sembilan strategi berikut program program didalamnya. Coremap yang merupakan Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumb

Karang merupakan program jangka panjang yang diprakarsai oleh Pemerintah Indonesia. Program ini terdiri dari 3 tahap, yaitu: tahap inisiasi

tahap akselerasi dan tahap institutionalisasi. Pada tahap I coremap berada dibawah tanggung jawab L1PI. Sedang pada tahap ke II Departeme

Kelautan dan Perikanan bertanggungjawab sebagai badan pelaksana program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang.

CERIIA SUIlSES ce:fMAP IlIlABUPARN RAJA AMPAT ........0--'

Page 9: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

Dalam meiaksanakan program ini Departemen Kelautan dan

Perikanan bekerjasama dengan L1PI, Bappenas, Departemen

Kehutanan, Departemen Dalam Negeri, Departemen Keuangan, TNI/

POLRI, dan instansi terkait iainnya. Di Kabupaten, Dinas Kelautan

dan Perikanan berperan sebagai unit pelaksana proyek, kecuali

di Kabupaten Biak yang berada dalam tanggungjawab Bappeda.

Kerjasama dari tiap element dalam hal ini pemerintah daerah dan

LSM jelas sangat dibutuhkan, disamping partisipasi aktif dari seluruh

kalangan masyarakat. Oleh sebab itu, selain upaya rehabilitasi sektor

alam, penyuluhan masyarakat lokal menjadi agenda harian yang juga

dilakukan. Masyarakat lokal mendapat akses dan kontribusi dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan kawasan. Daerah

konservasi terumbu karang di sejumlah pulau dikelola bersama

masyarakat sekitar. Ini mengingat, tujuan program yang tak lain

meningkatkan kesejahteraan masyarakat disamping menjaga dan

melestarikan potensi hayati.

Pada dasarnya, terumbu karang sebagai tempat hidup ikan dan

mahluk laut lainnya memiliki banyak manfaat. Manfaat terumbu

karang bagi manusia diantaranya melindungi pantai dari hempasan

ombak, tempat berkembangbiak ikan dan mahluk laut lainnya,

penyedia lapangan kerja bagi masyarakat melalui perikanan dan

pariwisata, disamping penyedia sumber protein dan obat- obatan

berbagai macam penyakit. Terumbu karang, secara tradisional

juga dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Karena kandungankapurnya.

Di Indonesia sendiri terumbu karang banyak tersebar di wilayah

kepulauan bag ian timur. Meski terdapat pula di wilayah Sumatera

dan Jawa, namun kawasan timur meliputi Bali, Flores, Banda dan

Sulawesi mendominasi dengan tipe terumbu karang tepi.

Page 10: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

Terumbu karang jenis ini dapat dijumpai sepanjang pesisir Sulawesi, Maluku, Barat dan Utara Papua, Madura, Bali, dan sejumlah pulau-pulau

kecil di luar pesisir Barat dan Timur Sumatera. Sedangkan tipe lainnya seperti Tipe Patch reefs (terumbu karang yang mengumpul) terdapat

di wilayah Kepulauan Seribu, terumbu karang penghalang di sepanjang tepi Paparan Sunda, bagian Timur Kalimantan dan sekitar Kepulauan

Togean (Sulawesi Tengah) dan atol, di Taka Bone Rate di Laut Flores, yang juga merupakan atol terbesar ketiga di dunia.

Tipe dari terumbu karang di Raja Ampat umumnya adalah terumbu karang tepi dengan kontur landai hingga curam. Tetapi ditemukan juga tipe

atol dan tipe gosong atau taka. Di beberapa tempat seperti di kampung Saondarek, ketika pasang surut terendah, bisa disaksikan hamparan

terumbu karang tanpa menyelam dan dengan adaptasinya sendiri, karang tersebut tetap bisa hidup walaupun berada di udara terbuka dan

terkena sinar matahari langsung.

Spesies yang unik yang bisa dijumpai pada saat menyelam adalah beberapa jenis pigmy seahorse atau kuda laut mini, wobbegong dan Manta

ray. Juga ikan endemik raja ampat, yaitu Eviota raja, atau sejenis ikan gobbie. Di Manta point yg terletak di Arborek selat Dampier, dapat

dijumpai beberapa ekor Manta Ray yang jinak seperti di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Jika menyelam di Cape Kri atau Chicken

Reef, akan ditemui kumpulan ikan tuna, giant trevallies dan

snappers, yang bebas berkelompok,

Ketegangan adrenalin juga dapat dirasakan ketika menjumpai

barakuda. Walaupun sebenarnya relatif tidak berbahaya (yang

berbahaya jika kita ketemu barakuda soliter atau sendirian),

namun sensasi petualangan dasar laut akan makin lengkap

rasanya. Hiu karang juga sering terlihat, dan pemandangan

penyu sedang diam memakan sponge atau berenang jinak

di sekitar manusia akan mudah dijumpai di beberapa tempat

seperti di Salawati, Batanta dan Waigeo juga terlihat Dugong

atau ikan duyung.

Karena daerahnya yang banyak pulau dan selat sempit, maka

sebagian besar tempat penyelaman pada waktu tertentu

memiliki arus yang kencang. Hal ini memungkinkan juga untuk

melakukan drift dive, menyelam sambil mengikuti arus yang

kencang dengan air yang sangat jernih sambil menerobos

10 CERITA SUIlSES COREMAP IlIlABUPATEN RAJA AMPAT

Page 11: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4
Page 12: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

kumpulan ikan. Ada juga pesawat karam peninggalan perang dunia

ke II yang bisa dijumpai di beberapa tempat penyelaman menjadikan

tempat yang bagus untuk wreck dive seperti di P. Wai. Dan masih

banyak lagi situs terumbu karang yang sebenarnya belum pernah

dijamah. Ini menjadikan penyelaman di Raja Ampat terasa lebih

menantang.

Kuatnya arus di Kepulauan Raja Empat, berpengaruh terhadap

penyebaran larva karang dan ikan melewati samudra Hindia dan

Pasifik. Hal ini didukukng oleh ketahanan terhadap ancaman­

ancaman seperti pemutihan karang dan penyakit, menjadikan

Kepulauan Raja Ampat wajib dilindungi sebagai asset dan sumber

potensi hayati. Beberapa kawasan terumbu karang yang masih

dalam kondisi baik ditandai dengan persentase penutupan karang

hidup hingga 90%, diantaranya di selat Dampier (selat antara P.

Waigeo dan P. Batanta), Kepulauan Kofiau, Kepualauan Misool Timur

Selatan dan Kepulauan Wayag.

Penelitian yang dilakukan oleh Tim ahli dari Conservation

International, The Nature Conservancy, dan Lembaga Oseanografi

Nasional (LON) Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia (UPI) pada

2001-2002 mencatat, terdapat lebih dari 540 jenis karang keras (75%

dari total jenis di dunia), lebih dari 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis

moluska, dan catatan tertinggi bagi gonodactyloid stomatopod

crustaceans terdapat di Raja Ampat. Ini membuktikan kawasan Raja

Ampat layak masuk dalam top site diving dunia, karena keragaman

potensi terumbu karangnya.

Upaya pelestarian kawasan Kepulauan Raja Ampat, akan terus

dilakukan untuk menjaga ekosistem terumbu karang dan kehidupan

laut. Dengan menjadikan kawasan ini sebagai kawasan wisata

bahari, proteksi dan penanganan terhadap pelestarian akan terus

ditingkatkan. Pemerintah yang didukung Bank Dunia, bekerja sama

dengan LSM mengawal masyarakat sekitar mencapai kesejahteraan

dan kecukupan ekonomi. Di sisi lain masyarakat sebagai penentu

keberhasilan proyek pelestarian lingkungan juga andil dalam

memberikan kontrol terhadap pemerintah daerah.

Dengan penyuluhan intensif dan kesadaran penuh terhadap

pentingnya pengelolaan hasil laut, ancaman kerusakan terumbu

karang diharapkan dapat menipis. Penyebab utama kerusakan

dan kemerosotan kualitas terumbu karang yang diduga akibat

penambangan karang, penangkapan ikan dengan cara yang tidak

tepat, dan proses sedimentasi, harus dapat diatasi dengan kerjasama

seluruh pihak diantaranya dengan:

- Memastikan kelangsungan industri pariwisata, sehingga

tetap sejalan dengan tujuan pemerintah, tanpa mengganggu

kehidupan alami itu sendiri. Dalam hal ini penanganan

dan pengelolaan merupakan dua hal mutlak yang harus

diperhatikan.

- Memastikan kondisi yang optimal bagi pertumbuhan dan

perkembangan terumbu karang. Seperti yang kita tahu,

terumbu karang merupakan ekosistem tertua di muka

bumi ini. Proses pembentukannya yang cukup lama, jika

tidak dibarengi dengan pelestariannya akan menyebabkan

ekosistem laut menjadi rusak, mengingat perannya yang

sangat penting dalam kehidupan ekosistem bawah laut.

- Memastikan perikanan yang berlanjut. Keterkaitan terumbu

karang dan perikanan yang amat erat dan saling berhubungan

membuat keduanya tidak dapat hidup terpisah.

Dengan dibukanya kawasan Raja Ampat menjadi kawasan wisata

memungkinkan terbukanya kawasan akan 'dunia luar'. Namun

dengan ketahanan dan pondasi, dibarengi kerjasama sinergis antara

CERITA SUKSES COREMAP II WUPATEN RAJA AMPIlf

Page 13: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

pemerintah, masyarakat, dan LSM kawasan Kepulauan Raja Ampat

akan tetap terjaga kealamiannya. Penghormatan terhadap alam

sebagai wrisan leluhur yang merupakan modal dasar masyarakat,

ditambah informasi yang memadai terkait kehidupan laut tercermin

dalam:- berkurangnya penggunaan bahan peledak, alat penangkap

ikan berbahaya yang tidak seharusnya dipakai, (karena

ketidaktahuan masyarakat)

- peningkatan kegiatan di darat, berdampak baik langsung

maupun tidak langsung terhadap kawasan laut. Dengan

meningkatnya kegiatan di darat, didukung pembangunan

sarana dan infrastuktur yang tepat, masyarakat akan memiliki

alternative mata pencaharian lain selain nelayan. Mengingat

jika mata pencaharian masyarakat terkonsentrasi sebagai

nelayan, maka usaha pelestarian tak akan berjalan baik

karena eksploitasi skala besar yang dilakukan oleh nelayan.

- Pemberdayaan masyarakat di berbagai sektor, baik sektor

pariwisata itu sendiri maupun sektor pelestarian kawasan

kepulauan dengan terumbu karang dan perairan di dalamnya.

Digerakkannya kelompok muda lokal sebagai penyuluh

program, para tetua, stakeholder dalam mensosialisasikan

budaya cinta lingkungan, sekaligus LSM sebagai inovator

sekaligus motivator peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Page 14: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

14

r ~iSah dua buah benih tanaman. Benih pertama memiliki keinginan kuat untuk tumbuh. la berkata "Aku ingin tumbuh besar, menjejakkar

~karku dalam ke tanah ini. Aku ingin menjulangkan tunasku di atas kerasnya tanah ini, dan membentangkan tunasku, menyapa musim semi

Aku ingin merasakan hangatnya sinar matahari dan lembutnya embun di pucuk daunku di pagi hari ...."

Sedangkan benih kedua bergumam, " Aku ragu, takutku, jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini maka akan kujumpai gelap. Aku tak kahL

apa yang akan kutemui disana. Jangan-jangan ada hewan yang mengerikan di dalam sana. Jika kuteroboskan tunasku diatas tanah ini, bukanka~

keindahanku akan hilang. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, bukankah siput akan memakannya? Apalagi jika aku tumbuh merekah dar

anak-anak coba mencabutku ... Ahhh lebih baik aku tetap disini, menunggu sampai keadaan aman ... " Benih itupun menunggu sendirian, hinggc

beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais ngais tanah dan mencaploknya.

Begitulah, kisah dua benih tanaman. Benih pertama mungkin saja bisa digambarkan sebagai keadaan Raja Ampat sekarang ini. Kepulauan yan~

sejak tahun 2006, memproklamirkan diri sebagai kawasan wisata dengan wisata bahari sebagai andalannya. Keinginan untuk terus berkembang dar

berkembang. Keinginan untuk mensejahterakan masyarakat sekaligus menyebarkan kearifan loka!. Kearifan untuk menjaga tradisi setempat dengan

penghormatan terhadap alam sebagai esensinya.

Tidak hanya milik Indonesia, Raja Ampat juga milik dunia. Karenanya, dengan membuka diri sebagai kawasan konservasi sekaligus kawasan wisata

Raja Ampat telah menunjukkan kompetensinya, dalam mengelola dan memanfaatkan potensi hayati. Terbukti di tahun 2009, Raja Ampat berhasil

meraih penghargaan Indonesian Tourisme Award, kategori Tourism Special Award. Penghargaan yang merupakan program Departeme

Kebudayaan dan Pariwisata RI, bersama majalah SWA bertujuan untuk mendorong perkembangan pariwisata di Indonesia.

Indonesian Tourism Award (ITA 2009), terbagi dalam tiga kategori, Indonesian Best Destination, The Most Favourite in Tourism Industry, da

Tourism Special Award. Banyak kalangan optimis, di tahun 2010 Raja Ampat dapat tetap mempertahankan Tourism Special Award, bahkan mampu

meraih kategori Indonesian Best Destination. Ini semua jelas merupakan tantangan besar bagi Pemkab Raja Ampat, sekaligus tanggung jawab dari

seluruh element terkait yang mendukung kesuksesan Raja Ampat.

Tak bisa dibantah, bumi Cendrawasih menawarkan sejuta keindahan. Kawasan Kepulauan Raja Ampat yang terbukti merupakan penyumbang

terbesar dalam keanekaragaman jenis terumbu karang tak hanya berpotensi di sektor pariwisata, melainkan juga pertambangan. Nikel menjad"

komoditas utama di Kawasan Raja Ampat. Sayang pengelolaan yang belum matang, di samping berbagai faktor menjadikan sektor pertambanga

belum menampakkan hasH yang memuaskan. Komoditas lain seperti mutiara, hutan mangrove, dan budaya loka!, bisa jadi sektor penunjang yan

apabila dikelola dengan baik dapat memberikan hasil yang memuaskan.

CERITASUISES COREMAP III1UUPllTDI RAJA AMPATJ.~r

Page 15: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4
Page 16: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4
Page 17: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

Sektor bahari dengan panorama dan kekayaannya yang men'jual' ada

baiknya diimbangi dengan sektor-sektor lain. Kesemuanya diharap

.dapat saling melengkapi, sehingga tak akan muneul over exploitasi

pada sektor tertentu, hingga mengakibatkan lumpuhnya sektor

tersebut di kemudian hari.

Seperti yang kita ketahui, pemerintah Indonesia telah berkomitmen

untuk menetapkan 20 juta ha kawasan konservasi laut hingga 2020.

Setelah komitmen itu, pemerintah kemudian genear melakukan

pembangunan konservasi di berbagai daerah. Tidak hanya kawasan

Kepulauan Raja Ampat, melainkan kepulauan lain seperti kawasan

Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur, Taman Nasional

Taka Bonerate di Sulawesi Selatan, Taman Nasional Togean di Sulawesi

Tengah, Taman Nasional Bunaken di Sulawesi Utara dan Taman Nasional

Wakatobi di Sulawesi Tenggara, dan Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur.

Di sisi lain, Indonesia bermaksud meningkatkan produksi perikanan

tangkap rata-rata 10 persen per tahun, dalam kesepakatan kerjasama.

Ini menjadi ketakutan tersendiri mengingat Raja Ampat sebagai

kawasan kepulauan dengan laut sebagai komoditas utamanya.

Genearnya pembangunan konservasi yang dilakukan pemerintah

setelah berkomitmen menetapkan 20 juta ha kawasan konservasi

diragukan keseriusannya. Apakah hanya sekedar memenuhi target

angka 20 juta ha, seeara sembarangan dan asal, mengingat bidang

yang digeluti membutuhkan perhatian dan pengelolaan yang ekstrahati-hati.

Ekosistem laut, termasuk terumbu karang adalah sumber daya

hayati yang rawan kerusakan. Sedikit mengalami kerusakan, maka

membutuhkan waktu yang eukup lama untukpemulihannya. Komitmen

yang terkesan dipaksakan pada akhirnya hanya akan meneapai target

yang ditentukan tanpa disertai kualitas. Begitu juga dengan target

peningkatan produksi ikan tangkapan.

Dengan target peningkatan ikan 10 persen tiap tahunnya otomatis,

kasus-kasus perampokan ikan akan semakin terabai. Kapal motor,

armada pelabuhan, dan pasar-pasar ikan bertambah jumlahnya

berbarengan dengan eksploitasi dan penangkapan berlebihan.

Dengan dalih pendapatan nelayan, eksploitasi berkedok peningkatan

kapasitas penangkapan ikan, sama saja mematahkan tujuan dan

sendi dari konservasi kawasan itu sendiri. Meski bertujuan sama, yaitu

meningkatkan pendapatan nelayan, sehingga masyarakat pesisir hidup

sejahtera, namun kebijakan atau ketetapan yang dikeluarkan bisa saja

ditunggangi kepentingan-kepentingan tertentu.

Peningkatan produksi ikan tangkapan, pada dasarnya merupakan

kerjasama perdagangan guna memperluas jangkauan pasar ekspor.

Bukankah dengan memenuhi pasar ekspor, konsumsi domestik akan

lebih kerontang. Hal inilah yang musti dipertimbangkan.

Berbeda dengan proyek konservasi yang eenderung berstigma

'mengusir' nelayan, Raja Ampat sejak awal konsisten untuk melakukan

pembangunan ekonomi melalui eagar laut. Proyek ini diterapkan

dalam dua pendekatan, yaitu system tarif masuk kawasan Raja Ampat

dan promosi pariwisata bahari bekerjasama dengan pihak swasta.

UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau

Pulau keeil, meneakup kebijakan dan ketentuan suatu kawasan sebagai

kawasan wisata. Undang-undang ini jelas menuturkan pedoman dan

batasan dalam penyelenggaraan pariwisata suatu wilayah. Namun

apakah sumber undang-undang saja eukup? Jelas tidak. Pengaruh

lokal masih memegang kemudi atas upaya pengembangan kawasan

menjadi daerah pariwisata sekaligus konservasi. Dalam hal ini, aspek

sosiologi, antropologi, dan geografi jelas memberikan peranan, dan

17........:..IIt_ CERITI suus COREMIP III11BUPATEN RlJIIMPAT

Page 18: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

Sektor bahari dengan panorama dan kekayaannya yang men'jual' ada

baiknya diimbangi dengan sektor-sektor lain. Kesemuanya diharap

.dapat saling melengkapi, sehingga tak akan muneul over exploitasi

pada sektor tertentu, hingga mengakibatkan lumpuhnya sektor

tersebut di kemudian hari.

Seperti yang kita ketahui, pemerintah Indonesia telah berkomitmen

untuk menetapkan 20 juta ha kawasan konservasi laut hingga 2020.

Setelah komitmen itu, pemerintah kemudian genear melakukan

pembangunan konservasi di berbagai daerah. Tidak hanya kawasan

Kepulauan Raja Ampat, melainkan kepulauan lain seperti kawasan

Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur, Taman Nasional

Taka Bonerate di Sulawesi Selatan, Taman Nasional Togean di Sulawesi

Tengah, Taman Nasional Bunaken di Sulawesi Utara dan Taman Nasional

Wakatobi di Sulawesi Tenggara, dan Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur.

Di sisi lain, Indonesia bermaksud meningkatkan produksi perikanan

tangkap rata-rata 10 persen per tahun, dalam kesepakatan kerjasama.

Ini menjadi ketakutan tersendiri mengingat Raja Ampat sebagai

kawasan kepulauan dengan laut sebagai komoditas utamanya.

Genearnya pembangunan konservasi yang dilakukan pemerintah

setelah berkomitmen menetapkan 20 juta ha kawasan konservasi

diragukan keseriusannya. Apakah hanya sekedar memenuhi target

angka 20 juta ha, seeara sembarangan dan asal, mengingat bidang

yang digeluti membutuhkan perhatian dan pengelolaan yang ekstrahati-hati.

Ekosistem laut, termasuk terumbu karang adalah sumber daya

hayati yang rawan kerusakan. Sedikit mengalami kerusakan, maka

membutuhkan waktu yang eukup lama untukpemulihannya. Komitmen

yang terkesan dipaksakan pada akhirnya hanya akan meneapai target

yang ditentukan tanpa disertai kualitas. Begitu juga dengan target

peningkatan produksi ikan tangkapan.

Dengan target peningkatan ikan 10 persen tiap tahunnya otomatis,

kasus-kasus perampokan ikan akan semakin terabai. Kapal motor,

armada pelabuhan, dan pasar-pasar ikan bertambah jumlahnya

berbarengan dengan eksploitasi dan penangkapan berlebihan.

Dengan dalih pendapatan nelayan, eksploitasi berkedok peningkatan

kapasitas penangkapan ikan, sama saja mematahkan tujuan dan

sendi dari konservasi kawasan itu sendiri. Meski bertujuan sama, yaitu

meningkatkan pendapatan nelayan, sehingga masyarakat pesisir hidup

sejahtera, namun kebijakan atau ketetapan yang dikeluarkan bisa saja

ditunggangi kepentingan-kepentingan tertentu.

Peningkatan produksi ikan tangkapan, pada dasarnya merupakan

kerjasama perdagangan guna memperluas jangkauan pasar ekspor.

Bukankah dengan memenuhi pasar ekspor, konsumsi domestik akan

lebih kerontang. Hal inilah yang musti dipertimbangkan.

Berbeda dengan proyek konservasi yang eenderung berstigma

'mengusir' nelayan, Raja Ampat sejak awal konsisten untuk melakukan

pembangunan ekonomi melalui eagar laut. Proyek ini diterapkan

dalam dua pendekatan, yaitu system tarif masuk kawasan Raja Ampat

dan promosi pariwisata bahari bekerjasama dengan pihak swasta.

UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau

Pulau keeil, meneakup kebijakan dan ketentuan suatu kawasan sebagai

kawasan wisata. Undang-undang ini jelas menuturkan pedoman dan

batasan dalam penyelenggaraan pariwisata suatu wilayah. Namun

apakah sumber undang-undang saja eukup? Jelas tidak. Pengaruh

lokal masih memegang kemudi atas upaya pengembangan kawasan

menjadi daerah pariwisata sekaligus konservasi. Dalam hal ini, aspek

sosiologi, antropologi, dan geografi jelas memberikan peranan, dan

17........:..IIt_ CERITI suus COREMIP III11BUPATEN RlJIIMPAT

Page 19: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

18

arah perkembangan.

Sebelum disahkan dan dibuat undang-undang, ketentuan, keputusan pihak-pihak berwenang, masyarakat Raja Ampat sebagai pemilik sah kekayaan

telah memiliki warisan budaya turun temurun. Di mana didalamnya tertuang ajaran menghargai dan melestarikan alam seperti tradisi sasi, teknik

memancing molo, dan bacigi, tarian wala, bintaki, dan banyak warisan kebudayaan lainnya.

Sasi adalah larangan mengambil hasillaut, dalam kurun waktu tertentu. Musyawarah digunakan untuk menentukan batasan, kurun waktu larangan

pengambilan hasil laut. Musyawarah juga digunakan untuk menentukan apakah hasil laut yang sebelumnya dilarang sudah boleh dipanen

kembali.

Bacigi sendiri adalah teknik memancing ikan, tanpa menggunakan umpan. Masyarakat mariadei memancing bersama-sama kaum muda, anak anak

tetua, menggunakan kail tanpa umpan. Bacigi dilakukan untuk menangkap ikan yang hidupnya berkelompok dan berenang dekat permukaan laut

Molo, adalah cara tradisional menangkap ikan dengan senapan kayu. Nelayan harus menyelam terlebih dahulu untuk kemudian menembak ikan

menggunakan senapan. Senapan ini menggunakan kawat sebagai pelurunya. Nelayan yang menggunakan cara ini disebut tukang molo ikan, biasa

menggunakan kaca molo, atau kaca selam untuk melindungi mata.

Lazimnya, masyarakat Papua khususnya Raja Ampat, hanya mengambil ikan dengan cara memancing. Inipun dilakukan dengan peralatan tradisional

dan alat sederhana seperti nilon, kail, dan timah sebagai pemberat. Yang disayangkan acapkali dengan proses globalisasi dan kemajuan teknologi,

masyarakat terkadang turut mengadopsi teknologi-teknologi luar yang sangat membahayakan keberlangsungan kekayaan laut.

Penggunaan bom dan sianida, bahan peledak dan pukat, acapkali dipergunakan untuk menangkap ikan, karena alasan sederhana, tidak tahu. Ironi

memang, tapi inilah dampak yang musti diterima dengan terbukanya Raja Ampat, sebagai kawasan pesisir yang juga tujuan wisata. Hal ini pulalah

yang mungkin melatarbelakangi, program kapal pendidikan KM Kalabia.

Kapal yang beroperasi mulai 30 Agustus 2008 ini merupakan hasil kerjasama Dinas Pendidikan dan Pengajaran Pemda Raja Ampat bersama

Conservation Internasional (CI) Indonesia, dan The Nature Conservancy. Kalibia yang diambil dari nama ikan hiu berwarna cokelat orange yang

berjalan neggunakan sirip ketika mencari makan di karang, ini adalah endemic khas Raja Ampat, dengan nama latin Hemiscyllium Freycineti. Kapal ini

memiliki panjang 37 meter, dengan kapasitas penumpang 18 orang dan 6 awak kapal.

KM Kalabia memiliki berbagai fasilitas ajar seperti perpustakaan, modul-modul konservasi, perangkat audio visual, ruang pertemuan dan sebagainya.

Pengenalan terhadap ekosistem laut Raja Ampat, adalah upaya menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan terhadap sumber daya alam yang ada.

Dengan tema "Berlayar sambil Belajar" KM Kalabia yang terdiri atas enam tenaga pendidik, akan mengelilingi 88 desa di wilayah Raja Ampat. Dengan

materi menyenangkan seputar kehidupan kelautan, generasi muda diharapkan memiliki pengalaman menarik sehingga sadar betul, akan fungsi

menjaga dan melestarikan Iingkungan, serta mampu membedakan dan memanfaatkan teknologi, tanpa harus merusak Iingkungan dan tatanan

alam selama ini.

elRlu SUISES eOREMAP II UBUPATEJI RAJA AMPlIT -J.....,r

Page 20: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

Ditinjau dari sisi geografis, Raja Ampat yang merupakan kabupaten

kepulauan jelas berpotensi terhadap perpecahan. Terlebih kawasan

yang berjauhan dipisahkan oleh perairan. Hal ini sebetulnya tidak

cukup berpengaruh karena kondisi masyarakat sendiri sudah cukup

kondusif. Selain multiras, multiagama, multietnis dan sebagainya, Raja

Ampat. tetap membuktikan persaudaraan dan kekokohan, utamanya

dalam upaya pengembangan kawasan Raja Ampat.

Daerah Pulau Dom, dengan mayoritas penduduk berasal dari Jatim dan

Madura, Pulau Buaya, denagn masyarakat Buton, Biak, dan Serui, Sorong

dengan masyarakat asli, Jawa dan Manado, tidak menimbulkan adanya

jarak atau keregangan antara semuanya. Kehidupan beragamapun

berjalan harmonis, rukun, dan toleransi. Meski di kawasan Salawati dan

Misool didominasi penduduk muslim, sedang Kabare, Waigeo barat

dan Waigeo utara dengan mayoritas kristen, tidak pernah menjadi

alasan untuk tidak hidup berdampingan.

Dari segi histori sosiologis, mayarakat Raja Ampat kebanyakan

merupakan peranakan Kesultanan Tidore. Catatatan sejarah Kesultanan

"Museum memorial Kesu/tanan Tidore Sinyine mallige" menjelaskan,

pada tahun 1453 Sultan Tidore yang ke 10 Ibnu Mansur bersama Sangaji

Patani Sahmardan dan Kapitan Waigeo bernama Kapitan Gurabesi

memimpin ekspedisi kedaratan tanah besar. Ekspedisi yang terdiri dari

satu armada kora-kora berangkat ke tanah besar beserta pulau-pulau

melewati patani Gebe dan Waigeo. Ekspedisi ini berhasil menaklukkan

tiga wilayah yang meliputi Wilayah Raja Ampat atau Korano Ngaruha,

Wilayah Papua Gamsio (Papua Sembi Ian Negeri), dan Wi/ayah Mafor

Soa Raha (Mafor Empat Soa).

Wi/ayah Raja Ampat meliputi Kolano Waigeo, Kolano Umsawol atau

Lilinta, dan Kolano Waigama. Sedang wilayah Papua Gamsio, mencakup

Sangadji Umka, Gimalah Usba, Sangaji Barei, Sangaji Boser, Gimalaha

Kafdarum, Sangaji Wakeri, Gina/aha Warijo, dan Sangaji Mar Gima/a

Marasay. Untuk wilayah Mafor Soa Raha terdiri dari Sangaji Rumberpon,

Rumansar, Angaradifa, dan Waropen.

Sebelum Malakajatuh ke tangan Portugis, Kerajaan kerajaan di kawasan

Maluku mencapai kejayaanya. Di antara kerajaan Ternate, Tidore, Bacan,

dan Jailolo, Tidore merupakan yang paling menonjol diantaranya.

Disamping faktor geografis, Kerajaan Tidore dengan kepemimpinan

Sultan Khairun dan Sultan Baabullah menjalin kerjasama bidang

ekonomi dengan kawasan Raja Ampat. Perdagangan dan kerjasama

hasil bumi, menjadikan Raja Ampat dan Kesultanan Tidore memiliki

kedekatan, dan hubungan kekerabatan yang kuat.

Pada mulanya, kerajaan Wagama dan Misool merupakan bag ian

kekuasaan Kesultanan Bacan. Pada abad XVII Tidore berhasil

mengalahkan Bacan hingga kedua daerah tersebut kemudian dikuasai

Tidore. Hingga kemudian, Tidore memgang peranan dan dominasi

besar di bagian barat papua ini.

Dari sumber The Preaching of Islam sendiri, pada tahun 1520 Thomas

W. Arnold mencatat, bahwa Kerajaan Islam Bacan di Maluku telah

menguasai daerah Waigeo, Misool, Waigama, san Salawati serta daerah

daerah yang sekarang menjadi bag ian dari daerah Sorong sekarang.

Demikian ha/nya dengan cerita rakyat yang berkembang, menerangkan

bahwa pada abad XV daerah Biak telah menjadi wilayak Kesultanan

Tidore. Sultan mengangkat pejabat daerah bersangkutan, dengan

gelar gelar seperti Kapitan, Sangaji, Korano, Dimara, Mayor, dan

sebagainya. Salah seorang tokoh dari Biak bernama Gurabesipun

diangkat sebagai penglima di Pusat Kesultanan. Gurabesi pulalah,

tokoh yang berpengaruh terhadapa asal usul nama Raja Ampat.

~..IIt_ CERITA SUIlSES COREMAP II KABUPATEN RAJA AMPA, 19

Page 21: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

Asal usul Raja Ampat terdapat dalam dua versi yang berbeda. Versi

pertama menyebutkan di Teluk Kabui Kampung Wawiyai, hiduplah

sepasang suami istri. Ketika mereka hendak pergi ke hutan untuk

mencari makan sampailah mereka di tepi Sungai Waikeo. Disana mereka

menemukan enam butirtelur naga. Keenam butirtelurtersebut mereka

masukan dalam noken dan dibawa pulang. Sesampainya di rumah,

telur telur tersebut disimpan di dalam kamar, hingga pada malam hari

telurtersebut menetas. Alangkah kagetnya mereka, mendapati keenam

telur tersebut menetas dalam wujud manusia. Empat diantaranya laki­

laki, dan satu perempuan.

Pada perkembangannya kelima anak tersebut mendapat nama War,

Betani, Dohar, Mohamad, dan Pintolee. War kemudian menjadi Raja di

Waigeo, Betani menjadi Raja di Salawati, Dohar di Lilinta, dan Mohamad

di Waiga. Sedang si anak perempuan, Pintolee, ketika didapati kakak

lakilakinya hamil, kemudian dihanyutkan dalam kulit bia, kerang besar

hingga terdampar di Pulau Numfor. Telur yang tidak menetas, sampai

sekarang masih disimpan dan mendapat penghormatan khusus dari

masyarakat.

Cerita lain menyebutkan, pasangan suami isteri yang tinggal di

Waigeo benama Gurabesi. Gurabesi sendiri adalah raja atau kola no,

yangmerupakan utusan sultan, berkuasa di pulau. Pulau pulau itulah

yang sekarang dikenal ebagai Pulau Raja Ampat. Dinamakan Raja

Ampat, karena sang kolano memiliki empat orang anak laki laki, yang

kemudian keempat putera itu mejadi raja dari pulau pulau Papua.

Gurabesi seorang pahlawan perang legendaries yang berasal dari Biak.

Berkat kecerdikan, keberanian, dan kekuatan gaibnya Gurabesi dan

para prajuritnya berhasil menundukkan musuh Tidore. Sebagai hadiah

atas keberhasilannya menyelamatkan Kesultanan Tidore, ia kemudian

menikah dengan Boki Taibah, puteri Ciliaci, Sultan Tidore pertama.

Page 22: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

Lantas apa kaitan, Kawasan Raja Ampat sebagaikawasan konservasi sekaliguswisata terhadap kondisi geografis, histories, dan antropologi Raja

Ampat?Jelas terdapat kaitan penting antar segi segi terkait. Untuk memajukan, mengembangkan kawasan Raja Ampat sebagai kawasan konservasi sekaligus

wisata diperlukan kesatuan misi dari berbagai pihak. Kesatuan misi tujuan dari program tak lain adalah mengembangkan kawasan Raja Ampat.

Pengembangan kawasan Raja Ampat tidak bisa hanya ditinjau dari kondisi fisik, dengan pembangunan sarana dan prasarana yang menunjang,

melainkan aspek nonfisik, batinijah.

Suatu kawasan dikatakan madani, diantaranya tercermin dalam kebijakan lokal, untuk terus mempertahankan dan melestarikan alam. Sebelumnya

telah diuraikan, bagaimana warisan nenek moyang memberikan pengajaran dan pendidikan cinta Iingkungan lewat berbagai hasH kebudayaan,

Molo, Sasi, Bacigi, tari tarian, nyanyian,cerita rakyat dan sebangsanya. Di era seperti sekarang, budaya dan tuntunan norma saja tak cukup untuk

mengawal perkembangan menuju daerah madani. IImu pengetahuan dan keterampilan teknologi merupakan hal yang patut dikuasai. Dan bukti riil

kesungguhan Pemkab untuk menunjang hal tersebut telah dibuktikan dengan hairnya KM Kalabia.

Disamping proyek KM Kalabia, upaya upaya seperti penyuluhan,

pembinaan, dan pelatihan khususnya bagi para generasi muda

Raja Ampatpun sering dilakukan. Generasi muda sebagai pioneer,

penentu kemajuan suatu daerah menjadivital dalam pengembangan

kawasan ini. Generasi muda diharap mampu tetap menjaga budaya

dan kearifan lokal, sekaligus memiliki kemampuan dan keterampilan

dalam teknologi dan pengetahuan khususnya terkait kelautan.

Pembangunan fisik lain yang rasa rasanya dianggap penting dalam

menyokong perkembangan Raja Ampat, adalah pembangunan

sektor tambang dan penggalian potensi non pariwisata.

Setidaknya terdapat lebih dari 8 perusahaan pertambangan di

kawasn Raja Ampat. SK Pertambangan Eksplorasi no 3 tahun 2005,

SK Pertambangan Eksplorasi no 1 tahun 2005, menetapkan kawasan

Waigeo Utara, Waigeo Timur, sebagai lokasi pertambangan dengan

area seluas 6.930 ha. Berbagai perusahaan pertambangan seperti

PT Anugerah Surya Pratama, PT Anugerah Surya Indotama, PT Pasific

........::..IIt_ CERITA SUKSES COREMAP II KABUPATEN RAJA AM PAr 21

Page 23: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

22

Nikel Mining, PT Harita Multi Karya Mineral, dan beberapa perusahaan

lainnya telah mendapatkan ijin perusahaan.

Sebagai sumber daya bernilai jual tinggi, pertambangan sudah

seharusnya memberikan kontribusi tinggi dalam pendapatan daerah.

Patut disayangkan ketidakseriusan seluruh elemen dalam menggarap

sektor ini, hingga sampai sekarang belum bisa memberikan sumbangsih

cukup besar dalam perkembangan Raja Ampat. Selain itu potensi

kekayaan lain seperti mutiara juga masih minim perhatian. Perusahaan

mutiara di Misool Tenggara dan Waigeo Barat bahkan sudah beroperasi

lebih dari sepuluh tahun namun belum banyak berkontribusi.

Sektor hutan mangrove yang belum dikelola dengan baik, juga perlu

diperhatikan. Hutan mangrove sebagai pendukung utama dalam

ekosistem laut memegang peranan penting di kawasan pesisir dan

pinggiran. Selain fungsi ekologisnya sebagai penyedia nutrient bagi

biota laut, penahan abrasi, badai, dan tsunami, penyerap limbah, dan

pencegah intrusi air laut, mangrove juga memiliki fungsi ekonomis.

Oiantaranya penyedia kayu, bahan baku obat obatan, dan industri

kerajinan.

Oi berbagai Negara berkembang seperti Australia dan Malaysia,

hutan mangrove bahkan dimanfaatkan sebagai sektor pariwisata.

Inilah yang mungkin bisa menjadi inspirasi bagi kawasan Raja

Ampat. Pengembangan sektor-sektor seperti di atas tak lain untuk

menghindarkan sektor pariwisata sebagai beban konsentrasi.

k-..r__CERITA SUKSES COREMAP Ilwupm. RAJA AMPAT .....!fII8IIi5'

Page 24: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

·Fasilitator Masvarakat Berperan dalamPerubahan Perilaku Masvarakat

Program Coremap II adalah satu-satunya program di Kabupaten Raja

Ampat yang menggunakan pendekatan pendampingan intensif

dengan menempatkan seorang fasilitator atau pendamping masyarakat

atau lebih akrab disebut dengan CF. Fasilitator tinggal, hidup, bekerja

dan belajar bersama masyarakat kampung secara full time. Peran CF

di kampung sangat penting dalam melakukan intervensi, memberikan

pengaruh positif, membuat masyarakat merasa diperhatikan dan

ditemani dalam pemecahan masalahnya. Peran CF dan kebutuhan

masyarakat akan seorang pendamping sangat terlihat dan terasa di

Kampung Meosmanggara. Kampung ini dulunya (sebelum Coremap

II masuk) adalah kampung yang hampir 100% masyarakat melakukan

penangkapan ikan dengan cara merusak. Mereka menggunakan

potassium, bom, kom presor, dII. Sudah sejak lama mereka hidup dengan

cara seperti itu dan sudah berbagai orang yang datang menegur mereka

baik dengan cara halus maupun dengan cara kasar. Dari pemuka agama

(pendeta) sampai tentara bersenjata pun datang menegur mereka

tapi tidak ada yang bisa membuat mereka berubah. Satu demi satu

pelakupun sudah merasakan sakit secara fisik akibat pekerjaan mereka

ini, tapi itu juga tidak membuat mereka sadar. Sampai pada suatu waktu

ada tiga orang pemuda dari Coremap II datang ke kampung ini untuk

beberapa hari dan bercerita dengan masyarakat. Setelah mereka pergi

beberapa minggu kemudian datang seorang pemuda yang mirip orang

tionghoa datang dan tinggal di Kampung Meosmanggara. Pemuda

ini adalah fasilitator masyarakat dari Coremap yang memilih tinggal

di salah satu pelaku destructive fishing di Kampung Meosmanggara.

~ CERITA SUUES COREMAP II IAIUPATE NRAJA AMPAT 23

Page 25: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

Beberapa hari pertama ia tidur di tempat tidur yang dibawanya penuh

dengan material destructive fishing. la tidak menghiraukan apa yang

ada di bawah tempat tidurnya ia pun menjalani hidupnya dengan

gembira dan penuh suasana kekeluargaan. Suasana kekeluargaan

yang dibangunnya dengan keluarga ini juga dibangunnya dengan

keluarga lain di kampung itu. la makan dari rumah ke rumah dan

menyapa semua orang yang ia temuLla menemui tokoh-tokoh penting

di kampung dan menciptakan suasana kekeluargaan dengan mereka.

Hari demi hari masyarakat khususnya tuan rumah tempat tinggal CF

ini memahami maksud dan tujuan program yang dibawa CF ini dan

semakin hari si tuan rumah merasa tidak tenang dan merasa berdosa

membiarkan material destructive fishing ada di bawah tempat tidur si

CF. Akhirnya material pun dikeluarkan dan disembunyikan di tempat

yang lain. Waktupun berjalan dengan banyak sekali diskusi dan sharing

yang terjadi antara CF dengan para tokoh termasuk tuan rumah.

Akhirnya seperti sebuah tekad yang terjadi secara serentak, merekapun

bersepakat dan berjanji untuk tidak melakukan destructive fishing lagL

Mereka malu pada anak muda yang datang dengan sederhana dan

mau hidup dengan mereka, justru yang peduli dengan lin

mereka. Perubahan ini terjadi serempak di kampung itu ~

menimbulkan banyak pertanyaan bahkan kecurigaan dari ~

tetangga yang mengetahui kehidupan mereka sebelumn

setiap kali kalo ditanya mengapa kalian berubah atau bahkc

mereka sendiri juga bertanya mengapa saya berubah, merek

tak mampu mencari jawabannya dan yang mereka tahu anak

yang mampu menyentuh hati mereka. Kisah ini sering dicerita

Ketua LPSTK, Motivator Kampung, Ketua LKM, Bendahara LK1\

gereja, ketua pokmaswas dan tokoh lainnya yang duluny,

pelaku destructive fishing. Mereka menceritakan ini dengan

haru yang mendalam.

Sekarang mereka tetap hidup sebagai nelayan dengan per

pas-pasan dari penangkapan yang ramah Iingkungan. Harapal

adalah mereka bisa hidup terus dari alam yang kemudian h.

menghasilkan pendapatan yang baik bagi mereka dengan c

ramah terhadap alam.

24 CERITA SUUES COREMAP IllIABUpmM RAJA AMPIT __(,../

Page 26: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4
Page 27: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

6

PEMBElAJARAN DARI PROSES PEMBENTUKlNDPl 01 KlB. RAJA AMPIT

Sejak pelaksanaan program COREMAP II pada tahun 2005 sampai

sekarang ini, di Kabupaten Raja Ampat telah terbentuk 23 Daerah

Perlindungan Laut di 21 Kampung dengan luasan yang bervariasi

untuk masing-masing kampung. Pada proses pembentukan DPL ini

bervariasi pada setiap kampung.

Proses awal pembentukan DPL ini diawali dengan sosialisasi oleh

Community Facilitator (CF). Dalam proses sosialisasi dilakukan

pendidikan Iingkungan hidup (PLH) mengenai pentingnya terumbu

karang bagi kehidupan manusia. Sosialisasi ini dilakukan dengan

cara formal dan non formal. PLH ini dilakukan pada semua unsur

yang ada di masyarakat mulai dari anak-anak sampai orang tua. Hal

ini penting karena langkah awal dalam pembentukan DPL dimana

seluruh masyarakat harus paham dan mengerti mengenai tujuan

dan manfaatnya.

Di Kabupaten Raja Ampat untuk pemilihan lokasi DPLnya agak beda

dengan di tempat lain terutama mengenai lokasi dan jarak lokasi

DPL. Hal ini disebabkan adanya faktor adat dan kepemilikan marga

yang kuat. Ada lokasi DPL yang jaraknya jauh dari suatu kampung

dan secara administrasi sudah masuk dalam wilayah kampung lain

namun karena faktor adat dan kepemilikan marga tersebut, lokasi

tersebut tetap dipilih menjadi lokasi DPL berdasarkan persetujuan

dan ijin marga pemilik lokasi terumbu karang tersebut.

Setiap lokasi DPL yang sudah ditetapkan diresmikan dengan

secara adat dan keagamaan dalam bentuk sasi. Ini dilakukan guna

CERI1I SUKSES COREMAP II UBUPATEK RAJA AMPAT _ .............

Page 28: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4
Page 29: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4
Page 30: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

lenghindari pelanggaran di daerah DPL, dimana masyarakat yang

lasih kuat dengan adat dan agama. Barang siapa yang melakukan

elanggaran di DPL dipereaya akan mendapat hukuman adat.

erbeda dengan sasi yang pada umumnya yang sifatnya bisa dibuka

an dimanfaatkan pada waktu-waktu tertentu, untuk sasi di DPL-DPL

3b. Raja Ampat sifatnya permanen. DPL-DPL ini dilengkapi dengan

lnda batas permanen. Selanjutnya DPL-DPL ini diperkuat dengan

eraturan kampung yang isinya digali dari masyarakat dan disahkan

eh semua unsur yang ada di kampung.

!karang ini tanda batas permanen lokasi DPL sudah banyak yang

sak dan putus karena arus. Hal ini disebabkan karena konstruksi

ngkar dan pelampung yang tidak sesuai dengan lokasi yang eukup

rbuka. Sebagai gantinya diupayakan untuk menggunakan tanda

ltas yang coeok dan biasa digunakan masyarakat, agar wilayah DPL

sa ada tandanya dan tetap terjaga dari aktivitas eksploitasi.

!telah adanya DPL-DPL hal yang perlu diperhatikan adalah masalah

~negakan aturan, karena sekarang masih marak terjadi kegiatan

'struktiffishing seperti pemboman dan bius. Sementara penangan

sus mengenai destruktif fishing masih kurang serius ditangani dan

lnyak pelaku yang divonis bebas padahal sudah jelas-jelas pelaku

rtangkap beserta barang bukti. Kalau hal ini masih sering terjadi

takutkan masyarakat akan frustasi dan malah menjadi perusak di

wasan mereka sendiri. Kerjasama yang baik dan keseriusan antar

arat penegak aturan diperlukan, agar bisa meminimalisir kegiatan

struktif fishing ini.

-

Page 31: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

DPL GURABESS~(341,8 Ha)

• 8 III

PETA LOKASI DPL GUREBESSYKAMPUNG SAONEKDISTRIK WAIGEO SELATAN

130'46'00" 8T 130'47'00· 8T

DPL GURABESSKAMPUNG SAON

DISTRIK WAIGEO SElKABUPATEN RAJA~

4001

Keterangan:

'- Kampung• Tanda batas DPLo BalasDPL

o Daratan_ HUlan mangroveo Terumbu karango LaUl

B I = Balas I B III = Bal'B II =Balas II B IV =Ball

Peta Indeks

30130'46'00" 8T

CERITASUIlSES COREMAP II WUpmN WAAMPAT -J....r

130'47'00" 8T 130'48'00" 8T

Kepulauan~aja Ampat

'".;;;:t.,..,'

Page 32: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

ROfil KAMPUNG SAONEK

mpung Saonek merupakan salah satu kampung yang terdapat di distrik Waigeo Selatan dan merupakan ibukota Distrik Waigeo Selatan,

bupaten Raja Ampat, Propinsi Papua Barat. Memiliki luas wilayah berkisar 4000 m2• Kampung ini dapat dijangkau dari Ibukota Kabupaten

lisai dengan perahu bermotor tempel15 PK selama 20 menit. Dan jika dijangkau dengan perahu bermesin katinting memakan waktu hingga

menit. Sedangkan Kampung Saonek dapat dijangkau dari Kota Sorong dengan menggunakan kapal motor seperti KM Kieraha, KM Raja

lpat I dan II, memakan waktu 4 jam. Bila menggunakan Kapal (epat Mega Express I dan III, atau speed boat dapat ditempuh selama 2 jam.

dangkan jika menggunakan long boat maka dapat ditempuh sekitar 3 jam.

mpung Saonek memiliki Ekosistem daratan dan lautan yang kedua-duanya saling mempengaruhi, dengan bentuk memanjang dari timur ke

rat dengan panjang pemukiman ± 707 m2 dan lebar 114 m2• Lautannya memiliki berbagai jenis ikan baik itu ikan ekonomis penting seperti

Iming (Napoleon), kerapu, cakalang, bubara, tenggiri dan hiu. Ada juga ikan-ikan ekonomis penting lainnya seperti samandar (ikan yang hidup

ekitar lamun), kakatua (Scarus spY, puri (Stylophorus comersonii) dan ikan karang lainnya seperti gutila, ikan kulit pasir, dan lain-lain. Hasillaut

n ikan seperti Lobster, suntung, lola, teripang, dan pia-pia (tiram yang tidak menghasilkan mutiara hanya diambil cangkangnya saja) dan

'bagai jenis moluska yang dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi. Dataran kampung Saonek dikelilingi oleh vegetasi daratan, seperti di

~ian selatan kampung terdapat hutan yang tanahnya sedikit berbukit curam yang terdapat areal perkebunan kelapa. Pantai Barat Saonek

utupi hutan mangrove dengan luasan yang sangat kecil, yang didominasi oleh jenis Rhizopora, Avicenia, Bruguira dan Soneratia alba. Padang

lun di Saonek terletak di bagian kampung dengan luas 800 m2 mengelilingi perairan kampung Saonek dari jenis Enhalus acoroides sebesar

va, Holodule pinipholia sebesar 15%, Thalassia hemprichi.

tuk melindungi potensi tersebut, Kampung Saonek saat ini telah memiliki Daerah Perlindungan Laut (DPL) dengan nama DPL Gurrabesy.

L Gurrabesy mempunyai luas 341. 8 Ha, terletak di daerah pesisir dengan kondisi pantai berpasir dan berbatu. Vegetasi pantainya berupa

ak belukar diselingi pohon kelapa juga terdapat mangrove. Panjang rataan terumbu antara 50 -100 meter. Kemiringan slopenya antara 30°­

. Karang hidup dapat ditemui sampai kedalaman 17 meter. Daerah DPL ini memiliki substrat karang mati. Ditemui pernah terjadi kegiatan

19rusakan karang akibat bom dan potassium. Juga kerusakan karang diakibatkan oleh arus yang kuat. Di lokasi DPL Gurrabesy ditemui 47

is karang dari 12 suku dan didominasi kategori jenis karang non acropora. Kondisi karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup

itar 63.50%. Di lokasi ini juga terdapat 70 jenis ikan karang.

~..IIt._ CERITA SUUIS COREMAI' II KABUPATEH RAJA AMPII 3

Page 33: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

PETA LOKASI DPL YENMANGKUANKAMPUNGSAPORKRENDISTRIK WAIGEO SELATAN

130'44'10" BT

DPL YENMANGKWKAMPUNG SAPORKR

DISTRIK WAIGEO SEUKABUPATEN RAJA~

150 M

BII

Keterangan:

• Kampung,; Tanda balas DPLo Batas DPLo Daralano Terumbu karango Laut

B I =Balas I Bill =BalasB II =Balas II B IV =Balas

Peta Indeks

Kepulauan Raja Ampat

Bill

DPL YENMANGKUAN(32,2 Ha)

130'43'45" BT 130'45'00" BT

32 CIRITA SUISIS CORlMAP II WUpmN RAJAAMPlIJ -

Page 34: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

Fil KAMPUNG SAPORKRIN

ung Saporkren merupakan salah satu kampung yang terdapat di distrik Waigeo Selatan, kabupaten Raja Ampat, Propinsi Papua Barat.

iki luas wilayah ± 32 Ha. Bentuk Topografi daratan pulau berbukit dengan ketinggian 20 m hingga 30 m dari permukaan laut sedangkan

r pulaunya berpasir. Profil pantai sebelah selatan pulau cenderung datar dan tidak terlindung oleh pulau-pulau sekitar atau pelindung

, maupun mangrove. Sehingga ketika datang musim selatan terjadi penggerusan dan erosi pantai, namun kondisi ini akan kembali normal

pografi pantai akan kembali kepada keadaan semula apabila terjadi musim utara. Kampung Saporkren dapat dijangkau dari ibu kota distrik

~k) selama 15 menit dengan menggunakan perahu bermotor tempel 15 pk dengan jarak 1,5 mil, sedangkan dari ibukota kabupaten yaitu

dapat ditempuh dengan perahu bermotor tempel15 pk selama 1jam, dengan jarak 6 mil. Jika dijangkau dengan perahu bermesin katinting

kan waktu hingga 1 jam ke ibukota distrik dan 2 jam ke ibukota kabupaten.

mg Saporkren memiliki Ekosistem daratan dan lautan yang kedua-duanya saling mempengaruhi. Hasil survei sederhana menunjukkan luas

mg Saporkren berkisar 5 Ha (belum ada pengukuran yang tepat). Lautan pulau Saporkren memiliki berbagai jenis ikan baik itu ikan ekonomis

9 seperti maming (Napoleon), kerapu, kakap, cakalang, bubara, tenggiri dan hiu. Ada juga ikan-ikan non ekonomis penting seperti samandar

'ang hidup disekitar lamun), kakatua (Scorus spY, puri (Stylophorus comersonii) dan ikan karang lainnya seperti gutila, lakorea, dan lain-lain.

Hasillaut non ikan seperti Lobster, suntung, lola, teripang, dan pia-pia

(tiram yang tidak menghasilkan mutiara hanya diambil cangkangnya

saja) dan berbagai jenis molusca yang dimanfaatkan untuk kebutuhan

konsumsi.

Untuk melindungi potensi tersebut, Kampung Friwen telah membentuk

Daerah Perlindungan Laut (DPL) dengan nama Yenmangkwan. DPL

Yenmangkwan mempunyai luas 32.2 ha dan terletak di pesisir. Vegetasi

pantainya berupa pohon kelapa diselingi semak belukardan merupakan

pantai berpasir. Kemiringan slopenya sekitar 35°. Karang hidup dapat

ditemui sampai kedalaman 15 meter. Lokasi DPL ini mempunyai substrat

karang mati dan pasir, juga banyak ditemui karang yang mati akibat

arus. Di lokasi DPL Yenmangkwan ditemui 12 jenis karang. Kondisi

karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 56 %.

Di lokasi DPL Yenmangkwan juga terdapat 57 jenis ikan karang.

~""-IlERITA SUISES COREMAP II KABUPATEN RAJA AMPAT 33

Page 35: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

PETA LOKASI DPL FIADURUKAMPUNG YENBESERDISTRIK WAIGEO SELATAN

250M

B I = Batas I B IV = Balas IVB II = Batas II B V = Batas VBill = Batas III

Kelerangan:

• Kampung.. Tanda batas DPLo BatasDPL

B DaratanLau!

Peta Indeks

DPLFIADURUKAMPUNG YENBESER

DISTRIK WAIGEO SELATA1jKABUPATEN RAJAAMPA

130·42'30" BT

Bill

tB,IV

130·41'00" BT

~

~ l--''"------;:;;;;:;::;;:;;:-;;;--------===-= -----===-=_--'

Yenbeser

f" ,

CERITA SUIlSES COREMAP IIwupm. RAJA AMPAT~

Page 36: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

PROfll KIMPUNG VENBESER

Distrik Waigeo Selatan terdiri dari 11 kampung, salah satunya adalah Kampung Yenbeser. Luas daratan kampung Yenbeser sekitar 18 Ha dengan

panjang 600 m dan lebarnya 300 m. BentukTopografi daratan berbukit dengan ketinggiaan kurang dari 2 m dari permukaan laut sedangkan tekstur

pulaunya berpasir. Profil pantai sebelah barat eenderung datar dan tidak terlindung oleh pulau-pulau sekitar atau pelindung pantai sehingga

ketika datang musim selatan terjadi penggerusan dan erosi pantai yang eukup berarti. Hal ini tergambar dari pergeseran garis pantai ke arah

dalam daratan pulau. Kampung Yenbeser dapat dijangkau dari ibu kota distrik (Saonek) selama 45 menit dengan menggunakan perahu bermotor

15 PK (sekitar 10 km), sedangkan ibukota kabupaten Waisai dapat ditempuh dengan perahu bermotor 15 PK selama 1 jam. Pada umumnya

masyarakat kampung Yenbeser memiliki perahu katinting sehingga waktu yang diperlukan untuk sampai pada pusat kota Kabupaten Raja Ampat

dapat meneapai 2 jam perjalanan. Pada musim selatan transportasi ke kampung relatif sulit bahkan tidak ada. Untuk menyiasati musim selatan

masyarakat berlayar dari dan ke Waisai dengan eara menyusuri pantai-pantai pesisir sebelah timur kampung dan melewati selat KabuL Namun

aktivitas ke luar kampung sangat sedikit pada saat musim angin selatan. Pada musim barat dimana kondisi euaea relatif baik, maka untuk tiba

ke Kampung Yenbeser dapat ditempuh dari berbagai arah. Biasanya masyarakat menggunakan perahu bermotor 15 PK untuk sampai ke Saonek

(menghemat waktu) dan kapal perintis untuk sampai ke Sorong (4 jam perjalanan).

Kondisi Osenografis Kampung Yenbeser relatif sama dengan kondisi pulau-pulau lain dalam kawasan. Salinitas pada perairan kampung Yenbeser,

yaitu berkisar 30 - 35 % dan tingkat keeerahan perairan meneapai 19 meter. Seeara bio-ekologis perairan kampung Yenbeser terdiri dari tiga

ekosistem penting, yaitu bakau, lamun dan terumbu karang. Pada ketiga ekosistem ini hidup beragam jenis biota. Pada ekosistem bakau berpasir

didominasi berbagai jenis moluska, eehinodermata dan bivalvia berukuran keeil (antara lain kepiting, teripang, udang-udangan, kelomang,

pari, dill. Sedangkan ekosistem lamun dihuni oleh jenis ikan baronang, kepiting, bintang laut, teripang, kerang, dll. Ekosistem terumbu karang

merupakan ekosistem yang paling kaya karena dihuni oleh beragam jenis karang, ikan, kerang-kerangan berukuran keeil sampai besar, lobster,

teripang, gurita, dll. Hal yang paling unik di ekosistem terumbu karang di Kampung Yenbeser adalah ditemukannya dua jenis kuda laut dengan

warna yang berbeda menghuni daerah terumbu karang disekitar dermaga Yenbeser.

Untuk melindungi potensi tersebut, masyarakat di Kampung Yenbeser sepakat untuk membentuk Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang diberi

nama Fiaduru. DPL Fiaduru terletak di pesisir dan. mempunyai luas 66,2 ha. Vegetasi pantai didominasi oleh semak belukar dan pohon kelapa.

kondisi pantai terdiri dari pasir dan karang mati. Karang hidup sampai pada kedalaman 9 meter. Substatnya terdiri dari pasir dan karang mati

dan ada indikasi ada bekas kegiatan pemboman yang dilakukan pada waktu lalu. Kemiringan slope bervariasi antara 35°- 75°. Di lokasi DPL

Yenmangkwan ditemui 26 jenis karang dari 8 suku. Kondisi karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 66 %. Di lokasi DPL

Kordiris terdapat 65 jenis ikan karang.

~""Il_ CERnA SOISES COREMAP II IABUPATEN RAJA AMPAT ,

Page 37: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

BII

Peta Indeks

100 100 M

Keterangan:

Ii Tanda balas DPLo BalasDPLo Daratan_ Hulan mangrove_ Lumpur

o Terumbu karango Laul

B I = Balas I Bill = BaB II =Balas II B IV =S.

DPLKORDIRKAMPUNG FRn

DISTRIK WAIGEO SlKABUPATEN RAJA

BI

PETA LOKASI DPL KORDIRISKAMPUNG FRIWENDISTRIK WAIGEO SELATAN

130"38'30" BT 130°39'00" BT l:w39'30"BT

I

\ 36 CIRITA SUKSIS CORlMAP IIIlABUPATIN RAJAAMPAT A.rr

Page 38: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

ROfil KIMPUNG fRIWEN

~mpung Friwen merupakan salah satu kampung yang terdapat di distrik Waigeo Selatan, kabupaten Raja Ampat, propinsi Irian jaya Barat.

emiliki luas wilayah berkisar 3 Ha. Kampung Friwen dapat dijangkau dari ibu kota Distrik (Saonek) selama 45 menit dengan menggunakan perahu

~rmotor tempel 15 PK, sedangkan dari ibukota Kabupaten Waisai dapat ditempuh dengan perahu bermotor tempel15 PK selama 1 jam. Dan jika

jangkau dengan perahu bermesin katinting memakan waktu hingga 2 jam.

3taran pulau Friwen memiliki lebar sekitar 500 meteryang dikelilingi oleh vegetasi daratan maupun pesisir dimana pada bagian barat pulau tersebut

rdapat hutan dengan ketinggian sekitar 50 meter. Disekitar hutan yang tanahnya berbukit sedikit euram ke arah pantai barat terdapat beberapa

eal yang sudah ditumbuhi alang-alang dan bambu friwen dan sebagian arealnya adalah perkebunan kelapa serta perkebunan keeil. Pantai

iwen berpasir putih dan sebagian ditutupi oleh hutan mangrove. Padang lamun mengelilingi perairan kampung Friwen. Dari hasil pengamatan

temukan bahwa seluruh bagian pulau Friwen ditutupi oleh terumbu karang dengan prosentase penutupan 44, 8 %. Rata-rata kondisi terumbu

karang tergolong baik dan masih sangat baik untuk

beberapa lokasi tempat pengamatan.

Untuk melindungi potensi tersebut, Kampung

Friwen telah mempunyai Daerah Perlindungan Laut

(DPL) yang bernama Kordiris. DPL Kordiris Kampung

Friwen mempunyai luas 81.5 ha dan terletak di

pesisir. Vegetasi pantai DPL Kordiris ditutupi oleh

mangrovejenis Rhizophora spdan kondisi pantainya

berpasir dan berlamun. Kemiringan slopenya

antara 30° - 45°. Karang hidup dapat ditemui sampai

kedalaman 10 meter. Daerah ini bersubstrat karang

mati dan pasir. Ada beberapa kerusakan yang di

akibatkan oleh arus juga pemboman dan bius. Di

lokasi DPL Kordiris ditemui 26 jenis karang. Kondisi

karang dikategorikan baik sekali dengan tutupan

karang hidup sekitar 76 %. Di lokasi DPL Kordiris

juga terdapat 69 jenis ikan karang.

A'I)~IUljU' II 1II'1l1l:1I1"ITUlIIIJIIUilPITS11ISES Ii'

Page 39: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

PETA LOKASI DPL KORMANSIWINKAMPUNG YENWAUPNORDISTRIK MEOSMANSAR

I,

l!

I-,38

130'36'20· 6T

~ YenwaUpnQr~ _f~

CERITASUIlSES COREMAP IlIlUUPAT1II RAJAAMPAT ~.lIKr

130'36'40· 6T

811

DPLKORMANKAMPUNGYE

DISTRIK MEOSIKABUPATEN RAJ

Keterangan:

• Kampung.. Tanda balas DPLo BalasDPL

D Daratan_ Hutan mangroveo Terumbu karango Laut

B I = Batas I B IVB II = Balas II B VBill = Balas III

Pela Indeks

Page 40: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

ROfil KAMPUNG YENWAUPNOR

i1mpung Yenwaupnor merupakan salah satu kampung yang berada di pulau GAM dan termasuk dalam wilayah administrasi Oistrik Meos

ansar, Kabupaten Raja Ampat. Memiliki luas wilayah berkisar 19.185,95 m2• Ketinggian dari permukaan laut kurang lebih 3m sehingga

empengaruhi jenis pasang dan surut serta jenis-jenis biota yang tumbuh disekitar pesisir pantai. Profil pantai sebelah barat cenderung datar

In tidak terlindung oleh mangrove, sehingga ketika datang ombak, terjadi pergeseran dan abrasi pantai yang cukup berarti. Ini terlihat dari

!rgeseran garis pantai ke arah dalam daratan kampung. Oengan kondisi demikian, maka penduduk yang bermukim di tepi pantai sebelah barat

Irus melakukan gerakan penanaman bakau untuk mencegah abrasi pantai dan pergeseran garis pantai. Yenwaupnor dapat dicapai dari pusat

~merintahan distrik (Yenbekwan) kurang lebih satu jam dengan menggunakan motor tempel, kurang lebih empat jam dari ibukota Kabupaten

aisai, sedangkan dari Ibukota Propinsi dapat ditempuh dalam dua hari. Waktu tempuh tersebut cukup stabil jika laut cenderung tenang. Tetapi

Ida musim selatan, saat laut sedang berombak, transportasi ke Kampung Yenwaupnor relatif sulit.

ltaran pulau Yenwaupnor dikelilingi oleh vegetasi daratan maupun pesisir. Kondisi penutupan lahan pulau Yenwaupnor dari arah laut ke

Irat dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Pada bagian laut dari sisi pulau didominasi oleh rataan terumbu karang kemudian diikuti oleh

dang lamun dan patahan karang dan pasir. Bagian berikut adalah hutan mangrove dan asosiasinya namun sebagian besar hutan mangrove

rdapat di bagian belakang kampung, bentuk pulau Yenwaupnor sangat unik karena hampir sebagian besar dikelilingi oleh estuari dengan

:lominasi tumbuhan mangrove dan lamun dari berbagai jenis. Lebih ke darat merupakan daerah pemukiman penduduk, selanjutnya kearah

ara kampung adalah area perbukitan dan merupakan kawasan hutan yang masih cukup luas. Sebagian lahan digunakan oleh masyarakat

bagai lahan kebun.

Ituk melindungi potensi tersebut, masyarakat Yenwaupnor sepakat membentuk Oaerah Perlindungan Laut yang diberi nama Kormansiwin.

'L Kormansiwin terletak di daerah pesisir dan mempunyai luasan sekitar 13.7 ha. Vegetasi pantainya didominasi belukar dan mangrove dan

ndisi pantainya berpasir dan berbatu. Kemiringan slopenya 45°. Pada lokasi ini karang hidup bisa ditemui sampai kedalaman 20 meter.

bstrat di lokasi ini terdiri dari karang mati dan pasir. Oi lokasi ini diindikasikan pernah terjadi kegiatan pengrusakan karang seperti bom,

tas dan juga kareria disebabkan arus. Oi lokasi OPL Kormansiwin ditemui 4 jenis karang dari 3 suku. Kondisi karang dikategorikan cukup baik

ngan tutupan karang hidup sekitar 40 % dengan 68 Jenis ikan.

~...IIIt_ CERnA SUUES COREMAP II KABUPATEN RAJA AMPAT 3

Page 41: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

,:

PETA LOKASI DPL MANSASWARKAMPUNG SAWINGGRAIDISTRIK MEOSMANSAR

130'33"30" BT

DPLMAKAMPUNGDISTRIK

KABUPATEI

DPL MANSASWAR(17,7 Ha)

.------_BIV

BII_-----.....

Keterangan:

• Kampung,. Tanda batao BatasDPL

D Daratan_ Hutanman!

D Terumbuk.D Laut

B I = Batas IBII=Batasll

Peta

CERITASUKSES COREMAP II UBUpmN RAJAAMPllT .J......~

,,

o130·33"30" BT 130"34'00" BT 130·34'30" BT 130"35'00" BT

KepullllWWl ft". Ampac

Page 42: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

~ROfll KAMPUNG SAWINGGRAI

Campung Sawinggrai merupakan salah satu kampung yang terdapat di pulau Gam Distrik Meos Mansar Kabupaten Raja Ampat. Kampung

;awinggrai terletak kurang lebih 50 km dari pusat pemerintahan ibukota kabupaten Raja Ampat (Waisai). Secara geogarafis Kampung Sawinggrai

lerada pada garis koordinat 00° 30'33"- 01 °OO'OO"lS dan 124° 30'00"-130° 30'00"BT. Kampung ini merupakan kampung yang terletak di dataran

lulau, mempunyai bentuk pantai yang landai dengan ketinggian berkisar antara 1 - 1,5 meter dari pemukaan air. luas wilayah kampung adalah

:urang lebih 5.000 Ha dengan panjang kampung kurang lebih 1.000 meter dan Lebar kurang lebih 500 meter (SOHal. Untuk menjangkau Ibu

~ota Distrik (Yenbekwan) dari Sawinggray, dapat ditempuh sekitar 20 menit dengan menggunakan motor tempells PK dan 90 menit perjalanan

nenuju Ibu Kota Kabupaten (Waisai) serta 7 jam menuju kota Sorong dengan menggunakan transportasi yang sama.

~ondisi Osenografis Kampung Sawinggrai relatif sama dengan kondisi kampung lain dalam kawasan. Tingkat salinitas perairannya bervariasi

lari 30 - 35 permil. Tingkat kecerahan perairan hampir 100%, kecuali pada daerah-daerah berarus keras kondisinya lebih keruh karena terjadi

lengadukan sedimen (proses sedimentasi). Arus bergerak sesuai kondisi pasang surut air laut, pada saat air pasang arus bergerak dari arah

elatan ke daratan pulau terus ke arah barat, sedangkan pada saat air surut air bergerak dari arah utara ke arah timur daratan pulau. Secara

lio-ekologis perairan Kampung Sawinggrai terdiri dari tiga ekosistem penting, yaitu bakau berpasir, lamun dan terumbu karang. Pada ketiga

'kosistem ini hidup beragam jenis biota. Pada ekosistem pasir didominasi berbagai jenis moluska, echinodermata dan bivalvia berukuran kecil

antara lain kepiting, teripang, udang-udangan, kelomang, pari dan lain-lain). Sedangkan ekosistem lamun dihuni oleh jenis ikan baronang,

epiting, bintang laut, teripang, kerang dan lain-lain. Dari ketiga ekosistem di atas, yang paling kaya adalah ekosistem terumbu karang dimana

lihuni oleh ratusan jenis karang, ikan, kerang-kerangan berukuran sedang sampai raksasa, udang lobster dan lain-lain.

Intuk melindungi segala potensi tersebut, dibentuklah Daerah Perlindungan laut (DPl) oleh masyarakat dengan nama DPl Mansawar. DPl

~ansawar terletak di patch reef dan mempunyai luas sekitar 17,7 ha. Kemiringan slopenya sekitar 60° yang di dominasi oleh patahan karang.

:arang hidup dapat ditemui sampai kedalaman 20 meter. Substrat lokasi ini terdiri dari pasir dan karang mati. Dibeberapa tempat ditemui

erusakan karang karena ombak juga karena ada pemboman sebelumnya. Di lokasi DPl Mansaswar ditemui 10 jenis karang. Kondisi karang

likategorikan sangat baik dengan tutupan karang hidup sekitar 77 % dengan 63 jenis ikan karang.

~"1 upAtU IUUAIlMI'ATCElinA SOUES elREM1l1' II 11I1

Page 43: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

PETA LOKASI DPL TANADIKAMPUNG KAPISAWARDISTRIK MEOSMANSAR

130'33'40" BT 130·34'00" BT 130'34'20" BT

Keterangan:

• Kampung,. Tanda batas DPL

CJ Balas DPLo Daratan_ Hulan mangroveo Terumbu Karango Laul

B I = Batas I B III = Batas IIIB II =Batas II B IV =Balas IV

..K&pUlauan Raja Ampat .~ •

'~

DPLTANADIKAMPUNG KAPISAWAIDISTRIK MEOSMANSAl

KABUPATEN RAJAAMPi

warpi

130'34'20" BT130·34'00" BT

BIV

BI

130·33'40" BT

DPLTANADI(66,7 Ha)

BII

Bill

CERITA SUKSES COREMAP II UBUpmN RAJAAMPAT ...J....'r42

Page 44: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

PROfll KAMPUND KAPISAWAR

Kampung Kapisawar merupakan salah satu kampung yang terdapat di pulau Gam, Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Provin:

Papua Barat. Kampung ini merupakan kampung yang terletak di dataran pulau, mempunyai bentuk pantai yang landai dengan ketinggia

dari pemukaan air berkisar antara 1 - 1,5 meter. Panjang kampung Kapiswar adalah ± 310 meter dan lebar 96 meter serta memiliki lua

wilayah pemukiman berkisar 29.760 mO. Untuk menjangkau Ibu Kota Distrik (Yenbekwan) dari Kapisawar, dapat ditempuh sekitar 20 men

dengan menggunakan motor tempel15 PK, dan 2 jam perjalanan menuju Ibu Kota Kabupaten (Waisai) serta 7 jam menuju kota Sorong denga

menggunakan transportasi yang sama.

Dataran kampung Kapisawar yang dikelilingi oleh vegetasi daratan maupun pesisir dimana pada bagian utara terdapat hutan dengan ketinggia

sekitar 50 meter. Disekitar hutan yang tanahnya berbukit terdapat beberapa areal yang ditumbuhi alang-alang dan bambu dan sebagian arealny

adalah perkebunan kelapa serta perkebunan keeil. Pantai Kapisawar berpasir putih dan sebagian ditutupi oleh hutan mangrove Pada kawasa

ini banyak dijumpai berbagai jenis ikan karang, kima, hiu, pari dan biota lainnya yang hidup berasosiasi dengan terumbu karang. Sehingg

kawasan tersebut sering dimanfaatkan sebagai tempat penangkapan ikan dan areal budidaya rumput laut.

Potensi tersebut dilindungi masyarakat dengan membentuk Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang diberi nama DPL Tanadi Bun. DPL Tanadi Bu

memiliki luas sekitar 66,7 ha. Vegetasi pantainya di dominasi oleh mangrove. Kondisi pantainya terdiri dari padang lamun dan karang mat

Kemiringan slopenya sekitar bervariasi antara 45°-60°. Karang hidup dapat ditemui sampai kedalaman 20 meter. Di lokasi substratnya terdi

dari pasir dan karang mati. Penyebab kerusakan selain karena ombak juga pernah terjadi kegiatan pemboman di lokasi DPL ini. Di lokasi DP

Tanadi Bun ditemui 19 jenis karang. Kondisi karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 56 % dengan 66 jenis karang.

~_-._ CERITI SUISES COREMAP II UBUPAlEN IIAJI AMP

Page 45: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

PETA LOKASI DPL INDIPKAMPUNG ARBOREKDISTRIK MEOSMANSAR

130"30'00· BT

DPL INDIP(34 Ha)

Bill

130"30'30· BT 130"3,'00· BT

DPLINDrKAMPUNG ARE

DISTRIK MEOSKABUPATEN RAJ

Keterangan:

• Kampung• Tanda batas DPLo BatasDPL

o Daratano Terumbu karango Laut

B I =Batas I B IIIB II = Batas II B IV

Peta Indeks

44

Arborek.

~

8

~ L------------:,:::3o=03O='OO=·:-::B~T----------,3-0.3O--'3-0-·B-T~~------------=-=---===----:,3O="3~-:::1'00-=.-=BT::-----.--J

CERITI SUDES COREMAP IllABUpmN RAJAAMPIT _-....___

Kepulauan hia Amp.

Page 46: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

ROfil KAMPUNG ARIOREK

ampung Arborek merupakan salah satu kampung yang termasuk dalam wilayah pemeritahan Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi

lpua Barat dan merupakan dataran pulau yang mempunyai bentuk pantai yang landai dengan ketinggian dari permukaan air berkisar antara 1,5-2 meter

~ngan panjang pulau 640 meter serta lebar pulau 175 meter. Memiliki luas wilayah berkisar 7 Ha. Kampung Arborek dapat ditempuh sekitar 90 menit

~rjalanan menggunakan perahu motor tempel 15 PK dari Ibukota Distrik Waigeo Selatan (Saonek). Sekitar 6 jam dari Sorong dengan menggunakan

lrana transportasi yang sama, sedangkan dengan mengunakan ketinting dari Saonek ibu kota Distrik Waigeo Selatan kurang lebih 3,5 - 4,5 jam sampai

~ kampung.

Jasan ekosistim padang lamun dikampung di kampung Arborek adalah + 152.000 M2 yang terletak di sekeliling pulau. Lokasi tersebut pada umumnya

gunakan masyarakat untuk mencari biota - biota yang berasosiasi di padang lamun seperti karang, bulu babi dan sebagian biota yang di konsumsi

eh masyarakat. Areal hutan mangrove pada kampung Arborek terdapat pada bagian utara, dan komposisi tutu pan lahan yang relatif rendah sekitar

) M2. Ekosistim terumbu karang di kampung Arborek terdiri dari terumbu karang tepi (Friging reer) dan terumbu karang penghalang (Barrier reef).

wsistem tersebut terletak pada sekeliling pulau dan daerah tersebut merupakan lokasi yang sering di gunakan oleh masyarakat untuk lokasi pencarian.

i Arborekjuga punya lokasi manta point dan lokasi diving.

ntuk melindungi potensi tersebut, masyarakat Arborek sepakat untuk membentuk Daerah Perlindungan Laut untuk 2 kawasan masing-masing

~rnama DPL Indip dan DPL Mambarayup. DPL Indip mempunyai luas sekitar 34 ha. Lokasi DPL Indip terletak di daerah patch reef. Daerah ini mempunyai

kemiringan slope 60° dan di dominasi oleh karang lunak. Kita dapat menemui karang hidup

sampe kedalaman 20 meter. Dilihat dari kondisi substratnya yang terdiri dari karang mati

diindikasikan dulunya menjadi lokasi pemboman. Di lokasi DPL Indip ditemui 24 jenis karang.

Kondisi karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 74 % dengan 66 jenis

ikan karang.

DPL Mambarayup mempunyai luas sekitar 68,7 ha dan terletak di patch reef. Rataan terumbunya

didominasi oleh karang hancur, soft coral, dan Porites nigrescens, Kemiringan slopenya sekitar

60° dan didominasi oleh soft coral. Kita dapat menemui karang hidup sampai kedalaman 25

m Daerah ini bersubstrat pasir dan karang mati. Kerusakan karang diperkirakan karena ombak

dan juga pemboman. Di lokasi DPL Mambarayup ditemui 24 jenis karang. Kondisi karang

dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 57 % dengan 66 jenis ikan karang.

~"II!_ CERITA SUISES COREMAP IIIABUPATEN RAJA AMPAT 4

Page 47: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

PETALOKASIDPLIMBURNOSKAMPUNG KURKAPADISTRIK MEOSMANSAR

130'36"00' BT 130'36'20" BT 130"36"40' BT

DPL IMBURNOSDUSUN SAUWANDA

KAMPUNG KURKADISTRIK MEOSMAN

KABUPATEN RAJA~

Keterangan:

'- Dusun.. Tanda balas DPLo BalasDPL

- Jalur perahuo Daratano Terumbu karango Laut

B I =Balas I B III =BatasB II = Balas II B IV = Balas

A1'"

Peta Indeks

Kepuhtuan Raja Ampet

j.

130'36'00' BT 130'36'20' BT 130"36'40' BT

46 CERITA SUNSES COREMAP II KABUPAnN RAJA AMPAT ..JfflipK,r

Page 48: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

Ifll KAMPUNG KURKAPA

pung Kurkapa dan Kampung Sauwandarek (dulu dusun Sauwandarek, dusun di dalam Kampung Kurkapa) terletak di pulau Manswar Distrik

; Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat dengan bentuk pantai yang landai dengan ketinggian dari permukaan air berkisar

"a 2 - 2,5 meter dengan panjang pulau 175 meter serta lebar pulau 125 meter serta luas pemukiman 21.875 m2• Sebagai daerah kepulauan,

la transportasi laut digunakan untuk menunjang kegiatan masyarakat. Kampung Kurkapa dan Kampung Sauwandarek dapat ditempuh

H 2 jam perjalanan menggunakan perahu motor tempel 40 PK dari Ibukota Distrik Waigeo Selatal1 (Waisai). Sekitar 4 jam dari Sorong

an menggunakan sarana transportasi yang sama. Untuk ke kampung tetangga (Yenbekwan, Yenbuba) dapat ditempuh melalui perjalanan

dengan berjalan kaki. Lingkungan pesisir Kampung Kurkapa dan Kampung Sauwandarek memiliki ekosistem daratan dan lautan yang

a-duanya saling mempengaruhi. Hasil survei sederhana menunjukan bentuk Kampung Kurkapa memanjang dari timur ke barat dengan

Ing 100 meter dan lebar pemukiman 60 meter. Sedangkan Kampung Sauwandarek ± 21.875 m2, dengan bentuk kampung memanjang

imur ke barat dengan panjang pemukiman 175 meter dan lebar pemukiman 125 meter. Keadaan bio fisik, ekologis dan penutupan lahan

awilayah ini tidakjauh berbeda. Hanya saja Kampung Sauwandarek wilayah pemukiman yang lebih besar, Kampung Sauwandarek memiliki

Ii yang lebih dipanjang bandingkan Kampung Kurkapa yang mencapai 360 meter dengan pasang surut 100 meter. Memiliki ekosistem

ir yang lengkap walaupun mangrove hanya ada asosiasinya yaitu pandanus dan baringtonia Sp.

< melindungi semua potensi tersebut, masyarakat Kampung Kurkapa dan Kampung Sawandarek sepakat untuk membentuk 2 Daerah

Idungan Laut di masing-masing kampung. Untuk kampung Kurkapa diberi nama Jendesner dan kampung Sawandarek diberi nama

rnos.

mburnos Kampung Sawandarek terletak di daerah pesisir dan mempunyai luas 35.8 ha. Vegetasi pantainya di dominasi oleh semak belukar

ngi pohon kelapa. Kondisi pantainya terdiri tebing berbatu, batu-batu dan pasir. Kemiringan slopenya 40°- 50°. Karang hidup bisa ditemui

ai kedalaman 20-30 meter. Lokasi DPL ini bersubstrat pasir dan karang mati. Ditemui ada kerusakan karang karena bom dan juga arus. Di

i DPL Imburnos ditemui 25 jenis karang dari 7 suku. Kondisi karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 74 % dengan

lis ikan karang.

Jendesner Kampung Kurkapa mempunyai luas sekitar 31.4 ha dan terletak daerah patch reef. Kemiringan slope sekitar 60°. Substratnya

ninasi karang mati dan berpasir dan karang hidup dapat ditemui sampai kedalaman 15 meter. Terlihat ada kerusakan akibat ombak dan

tan pemboman yang dilakukan sebelumnya. Di lokasi DPL Jendesner ditemui 8 jenis karang. Kondisi karang dikategorikan baik sekali

~n tutupan karang hidup sekitar 78 % dengan 41 jenis karang.

.........:...._ CERITA SlUES COREMAP JlIABUPITEN RAJI AMPAT 47

Page 49: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

PETA LOKASI DPL IKWAN IBAKAMPUNGYENBEKWANDISTRIK MEOSMANSAR

130'33'00" BT 130"34'30" BT 130"3000" BT 130·3730" BT

DPL IKWAN IBA~PUNGYENBEKWAN

DISTRIK MEOSMANSARKABUPATEN RAJAAMPA

DPI!. IKWAN IBA(289 ita)

811Sauwandarek

Kurkapa· •Yenbekwan

Keterangan:

• Kampung• Tanda batas DPLo BatasDPL

o Daratan_ Hulan mangroveo Terumbu karango Laut

B I =Balas I B III =Batas IIIB II = Balas II B IV = Balas IV

Pete Indeks

.~'

Kep....auanRaj.Ampat~

130'33'00" BT 130"34"30" BT 130"36'00" BT 130"3730" BT

8 CERI1I SUIlSES COREMAP II UBUPATlII RAJA AMPIT ...J.lII'-"

Page 50: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

IOfil KIMPUNG YENBEKWIN

mpung Yenbekwan merupakan Ibu Kota Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Propinsi Papua Barat. Memiliki luas wilayah berkisar

598 m2• Untuk menjangkau Ibu Kota Kabupaten Waisai dapat ditempuh dengan perahu bermotor tempel 15 PK selama 1,5 jam. Dan jika

nggunakan katinting, maka perjalanan akan di tempuh selama 4 jam ke Ibu Kota Kabupaten.

11pung Yenbekwan memiliki Ekosistem daratan dan lautan yang kedua-duanya saling mempengaruhi. Bentuk kampung memanjang dari

IUr ke barat dengan panjang pemukiman + 707 m2 dan lebar 114 m2• Lautan pulau Yenbekwan memiliki berbagai jenis ikan, baik itu ikan

)nomis penting seperti maming (Napoleon), kerapu, cakalang, bubara, tenggiri dan hiu, dan juga ikan-ikan non ekonomis penting seperti

samandar (ikan yang hidup disekitar lamun), kakatua (Scorus spY, puri (Stylophorus

comersonii) dan ikan karang lainnya seperti gutila, ikan kulit pasir, dan lain-lain. Hasil

laut non ikan seperti lobster, suntung, lola, teripang, dan pia-pia (tiram yang tidak

menghasilkan mutiara hanya diambil cangkangnya saja) dan berbagai jenis moluska

(kerang-kerangan) yang dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi.

Untuk melindungi potensi tersebut, masyarakat Yenbekwan membentuk Daerah

Perlindungan Laut (DPL) dengan nama Ikwan Iba. DPL Ikwan iba mempunyai luas

sekitar 289 ha dan merupakan daerah patch reef. Kemiringan slopenya sekitar 45°,

Substratnya terdiri atas karang mati dan pasir dan karang hidup dapat ditemui sampai

kedalaman 10 meter. Ada kerusakan karang yang disebabkan oleh arus dan juga

kegiatan pemboman. Di lokasi DPL Ikwan Iba ditemui 4 jenis karang. Kondisi karang

dikategorikan cukup baik dengan tutu pan karang hidup sekitar 40 % dan terdapat 47

jenis ikan karang.

........::..IIII!._CERITA SOISES COREMAP IIIABOPITEN RAJA AMPAT 4

Page 51: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

100 100M1"""""1

Keterangan:

• Kampung• Tanda balas DPlo BatasDPlo Daratan

8 Terumbu karanglaut

B I = Balas I Bill = BatB II = Balas II B IV = Bal

DPLWARASMUKAMPUNG YENB

DISTRIK MEOSKABUPATEN RAJA

Bill

DPL WARASMUS(33,6 Ha)

BII

PETA LOKASI DPL WARASMUSKAMPUNG YENBUBADISTRIK MEOSMANSAR

Pete Indeks

•Yenbu

KeplAauan Re,ja ArnplIt

50 CERITISUIlSES COREIUI' II WUPIIlN RAJAAMPII~

Page 52: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

Ifll KIMPUNG YENBUBI

pung Yenbuba merupakan salah satu kampung yang terdapat di pulau Manswar Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi

a Barat dan merupakan dataran pulau yang mempunyai bentuk pantai landai dengan ketinggian dari pemukaan air berkisar antara 1 ­

leter. Seperti kampung lainnya, kampung Yenbuba dikelilingi oleh dangkalan panjang yang ditumbuhi oleh berbagai ekosistem pesisir

"ti terumbu karang , padang lamun dan hutan mangrove. Kampung Yenbuba dapat ditempuh sekitar 10 men it perjalanan menggunakan

lU motor tempel 10 PK dari Ibukota Distrik Meos Mansar (Yenbekwan). Dan waktu tempuh dari ibukota Kabupaten (Waisai) adalah 90

t sampai 2 jam dari ibukota Kabupaten Waisai dengan menggunakan sarana transportasi yang sama. Sedangkan jika menggunakan

lU motor 40 PK dari Kota Sorong maka waktu tempuhnya kurang lebih 5 jam perjalanan.

ungan pesisir KampungYenbuba memiliki ekosistem daratan dan lautan yang kedua-duanya saling mempengaruhi. Hasil survei sederhana

~ampung Yenbuba berkisar 7 Ha dengan bentuk pulau memanjang dari timur ke barat dengan panjang pemukiman 640 meter dan lebar

leter. Lautan pulau Yenbuba sangat khas karena memiliki berbagai jenis ikan, baik itu ikan ekonomis penting seperti maming (Napoleon),

'u, cakalang, bubara, tenggiri dan hiu. Ada juga ikan-ikan non ekonomis penting seperti samandar (ikan yang hidup disekitar lamunl,

ua (Scarus sp), puri (Stylophorus comersonii) dan ikan karang lainnya seperti gotila, ikan kapas-kapas, dan ikan oci. Hasil laut non ikan

ti lobster, suntung, lola, teripang, dan pia-pia (tiram yang tidak menghasilkan mutiara hanya diambil cangkangnya saja) dan berbagai

molusca yang dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi.

( melindungi semua potensi tersebut, masyarkat sepakat membentuk suatu Daerah Perlindungan Laut yang diberi nama DPL Warasmus.

ilarasmus Kampung Yenbuba terletak di daerah pesisir dan mempunyai luas sekitar 33.6 ha. Vegetasi pantainya terdiri atas semak belukar

ohon kelapa dengan kondisi pantai berpasir. Kemiringan slopenya sekitar 45°. Substratnya terdiri atas karang mati dan pasir. Karang hidup

dapat ditemui sampai kedalaman 25

meter. Ada beberapa kerusakan karang

yang disebabkan oleh arus dan kegiatan

pemboman. Di lokasi DPL Warasmus

ditemui 24 jenis karang. Kondisi karang

dikategorikan baik dengan tutupan

karang hidup sekitar 69 % dan 67 jenis

ikan karang

""""''-..LCERITA SUISES CDREMIP II KABUPlTEN RAJA AMPAT 51

Page 53: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

PETA LOKASI DPL KAPSARAUKAMPUNG WAISILIPDISTRIK WAIGEO BARAT DARATAN

130'21'40' BT 130'22'00' BT 130'22'20" BT 130'22'40" BT

DPL KAPSARAUKAMPUNG WAISILI

DISTRIKWAIGEO BDARATAN

KABUPATEN RA]AAMJ

(1) I100 100M1""""'11 i

Keterangan:

• Kampung• Tanda batas DPLo BatasDPL

~ c;'J Daratanb _ Hutan mangrove~ o Terumbu karang1:> o Laut

BI = BataslBII = Batas IIB III = Batas III

Peta Indeks

DPL KAPSARAU(80 Ha)

~

~1:>

811

c-~~..130'21'40" BT 130'22'00" BT 130'22'20" BT

!-~.~/CERITASUISES COREMAP II wupm. RAJAAMPllI' ......,.....52

Page 54: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

,IAMPUNG WAISILIP

J Waisilip terletak di daratan besar pulau Waigeo dan terletak dalam Kawasan eagar Alam Waigeo Barat dan merupakan Ibu Kota Distrik

~rat. Peairan kampung ini dan pulau-pulau kecil yang masih termasuk dalam pemerintahan kampung Waisilip berada dalam Kawasan Suaka

wa Laut (KSMSL) yang telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 81/Kpts-II/1993. Secara geografis berada

si koordinat 00°15300 LS dan 130° 21 627 BT. Pemukiman kampung Waisilip mempuyai Luas yaitu ± 2,5 Ha dengan rincian panjang kampung

500 m dan lebar adalah ± 500 m. Secara administratif, sebelah Timur Kampung Waisilip berbatasan dengan Perairan Pulau Gof dan Gemin,

arat berbatasan dengan Pulau Yefnawan, sebelah Selatan berbatasan dengan Kampung Bianci dan sebelah Utara berbatasan dengan Hutan

Jntuk menuju ke Kampung Waisilip relatif sulit mengingat jaraknya yang jauh dari Ibu Kota Kabupaten Waisai dan medannya yang terbuka

hantaman ombak dan tiupan angin akan lebih kuat. Pada musim Selatan saat laut berombak, cukup sulit untuk mendapatkan akses transportasi.

~ masyarakat menggunakan transportasi reguler (kapal perintis) yang singgah di Kampung Mutus jika jadwal keberangkatannya sesuai. Untuk

ti musim Selatan, masyarakat terkadang menggunakan Kapal Momar yang berada di Kampung Bianci. Kapal ini sering mengunjungi kampung

:uk mengumpul ikan yang ditangkap oleh bagan milik pengusaha dari Sorong. Jika dalam keadaan terpaksa maka masyarakat nelayan yang

lari dan ke Waisai maupun Ke Sorong (atau daerah-daerah lain) akan melewati sisi depan pulau Paniki dan melewati teluk Kabui dan seterusnya

~ Waisai atau ke Sorong. Pada kondisi normal, apabila menggunakan motor tempel 40 PK waktu tempuh ke Ibu kota Kabupaten Raja Ampat

apat ditempuh selama 2 - 2,5 Jam. Sedangkan waktu tempuh ke Kota Sorong dengan alat transportasi yang sama dapat ditempuh dalam

rmal 5 - 6 Jam.

IWasilip terdiri dari 25 KK (Kepala Keluarga). Jumlah penduduk sebanyak 115 jiwa dengan komposisi laki-Iaki sebanyak 60 orang dan perempuan

55 orang. Penduduk kampung Wasilip secara kuantitatif di dominasi oleh suku/etnis Beteu Biak Beser Raja Ampat. Sebagai bahasa sehari-hari

lhasa Raja Ampat. Penduduk kampung Wasilip terdiri atas beberapa marga, antara lain yaitu : Mambrasar, Mayor, Sauyai, Mambraku, Dimara,

dan Ayelo.. Mayoritas Penduduk kampung Wasilip agama Kristen Protestan tetapi ada juga Kristen Katolik dan Muslim.

,caharian/pekerjaan masyarakat/penduduk kampung Wasilip pada umumnya adalah nelayan yaitu sebanyak 25 orang. Para nelayan pada

~ menjual hasil tangkapannya ke Mutus dan Bianci.

lam wilayah pesisir di kampung Wasilip sangat bagus sebagai daerah wisata bahari karena memiliki ekosistem pesisir yang lengkap yaitu mulai

n manggrove yang masih asri, lalu diikutu dengan lamun yang menjadi tempat pemijahan ikan dan hamparan terumbu karang yang tidak

~rsentuh oleh masyarakat. Potensi terumbu karangnya yang masih sangat bagus dan kedalaman yang tidak terlalu dalam karena pada saat

~ndah bagian tertinggi dari permukaan karang akan muncul ke permukaan laut. Dilihat dari potensi perikanannya Wasilip merupakan pulau

'agai jenis ikan karena segala jenis ikan yang di konsumsi maupun yang tidak dikonsumsi (ikan hias) sangat banyak di jumpai di daerah perairan

terumbu karang.

~"II!._CERITA SOISES COREMA' II IABUPATEN RAJA AMPAT 53

Page 55: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

PETA LOKASI DPL BIANCIKAMPUNG BIANCIDISTRIK WAIGEO BARAT DARATAN

130"21'30" BT

BIV

T_

130"22'00" BT

DPLBlANCIKAMPUNG BlANCI

DISTRIKWAIGEO BDARATAN

KABUPATEN RAJAAME

DPL BIANCI(30,6 Ha)

Bill tJ....~ (j)\: ~ 100 0 100M

"fl.\: '" e--;;;; I

BI BII

Keterangan:

• Kampung

" Tanda batas DPLo BatasDPLo Daratano Terumbu karangDLaut

B I = Balas I Bill = Balas IIIB II =Balas II B IV =Batas IV

Peta Indeks

\- "~.

54

Bianci •

130"21'30" BT

CERI1lISUIlSESCOREMAPlllABUPmN RAJAAMPlIJ~

130"22'00" BT

Page 56: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

fll KAMPUNG IIINel

ung Bianci merupakan sebuah pulau yang terletak di perairan Waigeo Barat Kabupaten Raja Ampat. Secara Geografis Kampung Bianci berada

<oordinat 00°30'33"- 01°0'00"LS dan 124°30'00"- 130°30'00' BT. Luas Pulau ± 140 Ha dengan panjang pulau ± 2000 m dan lebar ± 700 m.

ini termasuk salah satu pulau yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat menjadi Kawasan Suaka Margasatwa Laut berdasarkan SK Menteri

man No. 81/Kpts-II/1993. Keterjangkauan pulau Bianci sangat bergantung dengan alat transportasi yang dimiliki oleh masyarakat. Pada

nya masyarakat Kampung Bianci memiliki perahu dengan mesin katinting dan perahu dengan motor tempe/. Dari Ibu kota Kecamatan Waigeo

Waisilip) dapat ditempuh selama 30 menit dengan menggunakan motor tempel15 PK, sedangkan apabila menggunakan mesin katinting 5 PK

)uh dalam waktu 45 menit. Dari Ibu Kota Kabupaten Raja Ampat (Waisai) ditempuh dalam waktu 2,5 - 3 jam menggunakan perahu dengan mesin

I 15 PK, sedangkan jika menggunakan perahu dengan mesin katinting akan lebih lama yaitu sekitar 4 - 5 jam. Sedangkan jarak tempuh ke Kota

I sebagaimana alat transport diatas (mesin dengan motor tempel15 PK) dapat ditempuh dalam waktu normalS - 6 Jam.

n Bianci bervariasi mulai dari tanah datar dan pegunungan yang membentang dari Timur hingga sisi Barat pulau serta terdapat telaga di

Ira pulau. Tumbuhan yang mendominasi adalah tanaman produktif seperti Mangga, Kelapa, Pisang, Singkong, nenas, sagu dan diselingi

~rumputan. Pantainya bervariasi mulai berpasir putih, berdinding batu hingga mempunyai paparan daerah pasang surut yang luas yang

(di sebelah Barat laut. Ekosistem Hutan Mangrove terdapat di sisi Sebelah Timur hingga ke Selatan Pulau sedangkan Ekosistem padang lamun

H disebelah Barat Laut, Barat Daya, Timur Laut hingga Tenggara. Kurangnya daya dukung lingkungan serta adanya aktivitas alam menyebabkan

terjadinya abrasi. Abrasi yang sangat nyata terlihat di sebelah Utara pulau

dan sangat mengancam pemukiman penduduk dan ini terjadi sepanjang

tahun. Ekosistim Terumbu Karang dijumpai hampir di semua bag ian pulau

dengan kondisi yang masih tergolong bagus

Untuk melindungi potensi tersebut, masyarakat Bianci sepakat membentuk

Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang diberi nama sama dengan nama

kampung Bianci. DPL Bianci memiliki luasan sekitar 30.6 ha. Vegetasi

pantainya terdapat pohon mangrove dengan kondisi pantai berkarang

dan pasir. Kemiringan slopenya sekitar 45°. Karang hidup dapat ditemukan

pada kedalaman 5 meter dimana substratnya terdiri karang mati dan pasir.

Di lokasi DPL Bianci ditemui 9 jenis karang dari 3 suku. Kondisi karang

dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 50 %.

..........:......-CERITA SUKSES COREMAP II KABUPATEN RAJIIMPAT 55

Page 57: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

PETA LOKASI DPL MURSlKAKAMPUNG MUTUSDISTRIK WAIGEO BARAT DARATAN

Mutus

BII

Bill

DPLMURSlKAKAMPUNG MUTUS

DISTRIKWAIGEO BARDARATAN

KABUPATEN RAJA AM]

Keterangan:

• Kampung• Tanda balas DPLo BalasDPL

o Daralan_ Hulan mangrove

B Terumbu karangLaut

B' = Balas' Bill = Balas "'B II = Balas II B'V = Batas ,\I

Pets 'ndeks

56130"21'00" BT

CERIllSIIISES CORDUP II WIPITIII UJAAMPIT ".JlljjM:,r

Page 58: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

ROfil KAMPUNG MUTUS

lau Mutus terletak di perairan Distrik Waigeo Barat Kabupaten Raja Ampat. Perairan pulau ini termasuk gugusan pulau yang telah ditetapkan oleh

merintahpusat menjadi Kawasan Suaka Marga Satwa Laut (KSMSL) berdasarkan SK menteri Kehutanan No. 81 /Kpts-III1993. Secara geografis berada

da posisi koordinat Kabupaten Raja Ampat 00°30'33" - 01 °0'00" LS dan 124°30'00 -130° 30'00" BT. Luas daerah kampung Mutus yaitu ± 75 Ha dengan

njang pulau ± 1500 m dan lebar ± 600 m. Untuk menuju ke Kampung Mutus relatif sulit mengingat jaraknya yang jauh dari Ibu Kota Kabupaten

ia Ampat (Waisai) dan medannya yang terbuka sehingga goncangan ombak dan tiupan angin akan lebih kuat. Pada musim Selatan transportasi ke

rnpung Mutus relatif sulit bahkan tidak ada. Untuk menyiasati musim Selatan, maka masyarakat terkadang menggunakan Kapal Sebuah perusahaan

~ Food yang berada di Kampung Selpele. Jika dalam keadaan terpaksa maka masyarakat nelayan yang berlayar dari dan ke Waisai maupun Ke Sorong

au daerah-daerah lain) akan melewati sisi depan pulau atau Pulau Batanta dan seterusnya. Dari Ibu kota Kecamatan Waigeo Barat (Waisilip) bisa

empuh dalam waktu 20 menit dengan menggunakan motor tempel40 PK, sedangkan apabila menggunakan alat transport yang sama ke Ibu kota

Jupaten Raja Ampat (Waisai) dapat ditempuh selama 2 - 2,5 Jam. Dan jika akan ke Kota Sorong dengan alat transport yang sama dapat ditempuh

am waktu 5 - 6 Jam.

Potensi alam wilayah pesisir di kampung Mutus sangat indah sebagai daerah wisata

bahari karena memiliki beberapa pulau kosong yang berpotensi untuk dijaikan daerah

tujuan wisata bahari. Disamping itu di dukung juga dengan potensi terumbu karangnya

yang masih sangat bagus dan kedalaman yang tidak terlalu dalam karena pada saat surut

terendah bag ian tertinggi dari permukaan karang akan muncul ke permukaan laut. Dilihat

dari potensi perikanannya Mutus merupakan pulau bagi berbagai jenis ikan karena segala

jenis ikan yang di konsumsi maupun yang tidak dikonsumsi (ikan hias) sangat banyak di

jumpai di daerah perairan di sekitar kampung maupun di lokasi terumbu karang.

Untuk melindungi potensi tersebut, masyarakat membentuk sebuah kawasan

perlindungan dalam bentuk Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang diberi nama DPL

Mursika. DPL Mursika mempunyai luas sekitar 706.7 ha dan memiliki patch reef. Kondisi

tainya terdiri dari pasir dan karang mati. Kemiringan slopenya sampai 45° yang di dominasi oleh patahan karang dan soft coral. Karang hidup

at ditemui sampai kedalaman 20 meter. Substrat lokasi ini terdiri dari pasir dan karang mati. Dibeberapa tempat ditemui kerusakan karang karena

Jak juga karena ada pemboman sebelumnya. Di lokasi DPL Manfakwak ditemui 13 jenis karang. Kondisi karang dikategorikan buruk dengan

'pan karang hidup sekitar 30 % dengan 57 jenis ikan karang.

"""-="'''-.CERITA SOUES COBEMAP II IABOPATEN BAJA AMPAT

-5

Page 59: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

PETA LOKASI DPL MASADIMMAWAKAMPUNG MEOSMANGGARADISTRIK WAIGEO BARAT

130"15'30" BT

Peta Indeks

B I ; Balas I Bill; Balas IB II ; Balas II B IV ; Batas I

100 100M,......,

Keterangan:

.. Tanda balas DPLo BalasDPLo Terumbu karango Laut

DPL MASADIMMAWKAMPUNG MEOSMANG(

DlSTRIK WAlGEO BARKABUPATEN RAJA AM]

BI

130"15'30· BT 130"16'00" BT 130"16'30" BT

58 CERITI sallSEs CaREMAP II wupmN RAJA IMPIIJ -Jllliiill='r

Page 60: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

~Il KAMPUNG MEDSMANGGARA

geografis Kampung Meosmanggara berada pada titik koordinat 00°23"681" LS- 130°15'443" BT. Kampung Meosmanggara merupakan

yang letaknya di sebelah selatan ibukota distrik Waigeo Barat Daratan (Waisilip). Luas daerah kampung Meosmanggara yaitu ± 75 Ha

n pulau ± 1500 m dan lebar pulau ± 600 m. Topografi daratan kampung Meosmanggara relatif datar dengan ketinggian kurang lebih 500

"i permukaan air laut pada saat pasang tertinggi, dan tidak terlindung oleh pulau-pulau sekitar atau pelindung pantai dari batu berupa

reef. Perairan sekitar Kampung Meosmangara merupakan daerah Kawasan suaka Marga satwa Laut (KsMsL) yang telah dikelola dan

Ingi pemerintah berdasarkan sK Menteri Kehutanan No. 81/Kpts-II/1993. Kampung Meosmanggara relatif sulit untuk ditempuh karena

i pulaunya yang merupakan daerah terbuka. Saat musim ombak yaitu musim angin selatan dan musim angin barat, biasanya masyarakat

19in bepergian menyiasati dengan menyisir pulau-pulau sekitar yang terlindung ombak dan gelombang untuk menuju ke ibukota

Waigeo Barat dan ke Ibukota Kabupaten Raja Ampat. Pada umumnya masyarakat menggunakan sarana transportasi berupa perahu

1 motor tempel atau katinting. Jarak tempuh ke Ibukota Distrik Waigeo Barat dengan menggunakan perahu motor tempel15 PK biasanya

:an waktu 1 jam, sedangkan jika menggunakan perahu dengan mesin katinting biasanya ditempuh dalam waktu 2 jam. Waktu tempuh

npung Meosmanggara ke Ibukota Kabupaten Raja Ampat (Waisai) sekitar 3 jam dengan menggunakan perahu dengan motor tempel15

angkan jika menggunakan mesin katinting biasanya ditempuh dalam waktu sekitar 6 jam. Waktu tempuh dari kampung Meosmanggara

ng sekitar 1 hari dengan menggunakan perahu dengan motor tempel15 PK. Alternatif lain yaitu menggunakan kapal perusahan Mutiara

la dengan waktu tempuh sekitar 8 jam.

alam wilayah pesisir di kampung Meosmanggara sangat bagus sebagai daerah wisata bahari karena mempunyai beberapa pulau kosong

Ingat bagus dan indah. Disamping itu didukung juga dengan potensi terumbu karangnya yang masih sangat bagus pada kedalaman

iak terlalu dalam. Dilihat dari potensi perikanannya, Kampung Meosmanggara merupakan pulau bagi berbagai jenis ikan karena segala

In yang dikonsumsi maupun yang tidak dikonsumsi (ikan hias) sangat banyak di jumpai di daerah perairan di sekitar kampung maupun

terumbu karang.

lelindungi potensi tersebut, masyarakat membentuk sebuah kawasan perlindungan yang disebut Daerah Perlindungan Laut (DPL). DPL

i nama Masadimmawa. DPL Masadimmawa terletak dekat pesisir dan mempunyai luas sekitar 126.4 ha. Vegetasi pantainya didominasi

:emara dan pantainya merupakan pasir putih, karang dan soft coral. Kemiringan slopenyasampai 600 yang di dominasi oleh patahan

Karang hidup dapat ditemui sampai kedalaman 25 meter. substrat lokasi ini terdiri dari pasir dan karang mati. Dibeberapa tempat

kerusakan karang karena ombak juga karena ada pemboman sebelumnya. Di lokasi DPL Masadimmawa ditemui 16 jenis karang dari.

karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 50 % dengan 76 jenis ikan karang.

~""'-CIRITA SUISES COREMAP II KABUPATEN RAJA AMPAT 59

Page 61: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

PETA LOKASI DPL MANFAKWAKKAMPUNG MANYAIFUNDISTRIK WAIGEO BARAT KEPULAUAN

250M I

Pela Indeks

B I =Balas I B III =Balas IIIB II = Balas II B IV = Balas IV

Keterangan:

• Kampung.. Tanda balas DPLo BalasDPL

D Daralan_ Hutan mangroveD Terumbu karangD Laut

DPL MANFAKWAKKAMPUNG MANYAIFUDISTRIKWAIGEO BARJ

KEPULAUANKABUPATEN RAJAAMP~

130"15'00" BT

130"15'00" BT

DPL MANFAKWAK Bill

(30,2 Ha)

130"14'30" BT

130"14'30" BT

130"14'00" BT

F .01'

CERITASUIlSES COREMAP II UBUpmN RAJAAMPAT~'

Page 62: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

Il KAMPUNG MANYAIFUN

<ampung Manyaifun termasuk dalam wilayah pemerintahan Distrik Waigeo Barat Kabupaten Raja Ampat. Secara geografis berada pada posisi

at Kabupaten Raja Ampat 0°19.882 LS dan 130° 13.104 BT. Luas kampung Manyaifun ± 21 Ha dengan panjang kampung ± 700 m dan lebar ±

Kampung Manyaifun berada pada salah satu pulau yang cukup besar dengan bentuk topografi pulau adalah pegunungan. Tekstur pulaunya

r dan berbatu yang mengandung nikel. Kampung Manyaifun terlindung dari hempasan ombak Selatan karena posisinya yang menghadap

Utara. Tetapi apabila musim Barat dan musim angin Utara tiba maka bag ian pesisir pantai mengalami hempasan gelombang yang cukup

,kibat aktivitas ombak inilah maka terjadi pengikisan pantai dan pengurangan garis pantai. Untuk menuju ke Kampung Manyaifun relatif sulit

gat jaraknya yang jauh dari Ibu Kota Kabupaten Waisai dan medannya yang terbuka sehingga hantaman ombak dan tiupan angin akan lebih

Ituk menyiasati musim Selatan, maka masyarakat terkadang menggunakan Kapal perusahaan Mutiara (PT Cendana) yang berada di teluk Alyui

sih berada dalam wilayah pemerintahan Kampung Manyaifun. Jika dalam keadaan terpaksa maka masyarakat nelayan yang berlayar dari dan

3i maupun Ke Sorong (atau daerah-daerah lain) akan melewati pesisir pantai Waisilip dan melewati teluk Kabui dan seterusnya.

alam wilayah pesisir di kampung Manyaifun sangat bagus sebagai daerah wisata bahari karena mempunyai beberapa pulau kosong yang

>agus dan indah. Disamping itu di dukung juga dengan potensi terumbu karangnya yang masih sangat bagus. Dilihat dari potensi perikanannya

un merupakan pulau bagi berbagai jenis ikan karena segalajenis ikan yang di konsumsi maupun yang tidak dikonsumsi (ikan hias) sangat banyak

ai di daerah perairan di sekitar kampung maupun di Iikasi terumbu karang. Selain itu juga ada sebuah pulau yang berada di depan kampung

sangat banyak dijumpai anggrek, hanya saja tidak adanya pengelolaan

dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang konservasi mengakibatkan

diambilnya anggrek yang terdapat di pulau tersebut.

Untuk melindungi potensi tersebut, masyarakat membentuk Daerah

Perlindungan Laut (DPL) yang diberi nama Mnafakwak. DPL Manfakwak

terletak di pesisir dan mempunyai luas sekitar 30.2 ha. Vegetasi pantainya

terdiri dari semak belukar dan mangrove. Kemiringan slopenya sekitar 45°.

Karang hidup dapat ditemui sampai kedalaman 25 meter. Substrat lokasi ini

terdiri dari pasir berlumpur dan karang mati. Dibeberapa tempat ditemui

kerusakan karang karena arus juga karena ada pemboman sebelumnya. Di

lokasi DPL Manfakwak ditemui 32 jenis karang dari 7 suku. Kondisi karang

dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 61 %

~"IIIl_ CERnA SUUES COBEMAP IIIABUPATEN BAJA AMPIT 61

Page 63: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

PETA LOKASI DPL MANSILOKAMPUNG SELPELEDISTRIK WAIGEO BARAT DARATAN

130'13'30" BT

130'13'30" BT

)"2 CERITA SUISES COREMAP IIUBupm. RAJAAMPIT~

130'15'00" BT

130'15'00" BT 130'16'30" BT

DPLMANSILOKAMPUNG SELPELE

DISTRIK WAlGEO B.AR.A'DARATAN

KABUPATEN RAJAAMP~

SOOM

Keterangan:

• Kampung.. Pelampung tanda batas DPL

CJ BatasDPLDaratan

_ Hutan mangroveo Terumbu karango Laut

Bl = BataslBII=Batasll

Peta Indeks

Page 64: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

un UMPUNG SEIPEIE

pung Selpele terletak di daratan / pulau Waigeo bag ian Barat Kabupaten Raja Ampat. Luas kampung Selpele yaitu ± 6 Ha dengan panjanglung dari Timur ke Barat ± 300 m dan lebar dari Utara ke Selatan ± 200 m. Batas-batas pemerintahan kampung Selpele di Sebelah Timur3tasan dengan Pulau Mangole dan Pulau Ali, Sebelah Barat berbatasan dengan Pulau Waglol dan Pulau Sayang, Sebelah selatan berbatasanan Pulau Ronsiwer atau Pulau Kambing, dan sedangkan sebelah Utara berbatasan dengan Pulau Dufet dan Pulau Jefnabi. Bentuk Topografian pulau adalah pegunungan dengan ketinggian kampung kurang dari 2 m dari permukaan laut sedangkan tekstur pulaunya adalah tanah1 dan berpasir. Profil pantai sebelah timur pulau cenderung datar dan tidak terlindung oleh pulau-pulau sekitar atau pelindung pantai dari batu,gga ketika datang musim Selatan terjadi penggerusan dan erosi pantai yang cukup berarti. Hal ini tergambar dari pergeseran garis pantai kejalam daratan pulau.<menuju ke Kampung Selpele relatif sulit mengingat jaraknya yang jauh dari Ibu Kota Kabupaten Waisai dan medannya yang terbuka sehinggaIman ombak dan tiupan angin akan lebih kuat. Pada musim Selatan transportasi ke Kampung Selpele sulit bahkan tidak ada. Untuk menyiasatin Selatan, maka masyarakat terkadang menggunakan Kapal Sebuah perusahaan Mutiara yang berada tidak jauh dari Kampung. Jika dalamIan terpaksa maka masyarakat nelayan yang berlayar dari dan ke Waisai maupun Ke Sorong (atau daerah-daerah lain) akan melewati sisi depanung Waisilip kemudian melewati tanjung Kabui dan seterusnya. Dari ibu kota Kecamatan Waigeo Barat (Waisilip) bisa ditempuh dengan waktu~nit dengan menggunakan motor tempel 40 PK, sedangkan apabila menggunakan alat transportasi yang sama waktu tempuh ke ibu kota>aten Raja Ampat (Waisai) dapat ditempuh selama 3 jam 4S men it. Waktu tempuh ke kota Sorong dengan alat transportasi yang sama bisa3pai 6 - 7 jam.

Iduk kampung Selpele terdiri dari 78 KK (Kepala Keluarga) dengan jumlah penduduk sebanyak 336 jiwa. Penduduk kampung Selpele secaraitatif di dominasi oleh suku/etnis Kawe Raja Ampat dengan komposisi 81.54%, kemudian suku Tobelo Ternate 5.95%, suku Sanger 3.27%, sukun 2.67%, Timor 1.78%, Bugis 0.59%, Serui 2.08%, suku Wawiyai, dan Suku Batak masing-masing 1.48%, dan 0.59%. Sebagai bahasa sehari-hari1 bahasa Kawe Raja Ampat karena suku yang mendominasi adalah suku Kawe Raja Ampat. Masyarakat kampung Selpele terdiri atas beberapaI, antara lain yaitu : Ayello, Daat, Arempele, Dimalau, Gimlah (marga yang berasal dari suku Kawe yang merupakan penduduk asli kampunge. Sedangkan marga yang lain yang mendiami kampung Selpele dan merupakan masyarakat pendatang yang mendiami kampung adalahtu (Ambon), Boeng, Sitorus, Mandurung (Batak), Lapon, Monoim, Mayor, Mambraku (Beser Raja Ampat). Beragam marga yang ada di Selpele inidari adat istiadat yang berlaku di kampung. Adat ini mengatur bahwa apabila terjadi pernikahan, laki-Iaki yang melamar tidak diperkenankankeluar kampung.)encaharian penduduk kampung Selpele pada umumnya adalah nelayan yaitu sebanyak 242 orang (72.02 %), pereda ran uang di kampung= cukup bagus karena masyarakat dapat langsung menjual hasil tangkapan (lkan, Cumi, Lobster, Kerapu dll) kepada para pembeli, parampul serta dapat langsung dijual ke perusahaan mutiara. Terkadang juga dapat ditukar dengan bahan-bahan sembako.

:i alam wilayah pesisir di kampung Selpele sangat bagus sebagai daerah wisata bahari karena mempunyai beberapa pulau kosong yangbagus dan indah. Disamping itu di dukung juga d engan potensi terumbu karangnya yang masih sangat bagus. Terutama pada daerah yanganya akan di jadikan sebagai daerh DPL (Blocking Area). Dilihat dari potensi perikanannya Selpele merupakan pulau bagi berbagai jenis ikansegala jenis ikan yang di konsumsi maupun yang tidak dikonsumsi (ikan hias) sangat banyak di jumpai di daerah yang akan di jadikan daerah

lungan laut (DPL).

.........:..IIl_ CERITA SUKSES COREMAP II KABUPATEN RAJA AMPAT 63

Page 65: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

5001i

Keterangan:

• Kampung

" Tanda batas DPLo BalasDPL

§ DaratanTerumbu karangLaut

DPL IRWORKOJKAMPUNG PAN

DISTRIKWAIGEO BJKEPULAUAN

KABUPATEN RAJAAJ

130'19'00" BT130'18'00" BT130·1TOO~ BT

PETA LOKASI DPL IRWORKORKAMPUNGPAMDISTRIK WAIGEO BARAT KEPULAUAN

B I = Batas I Bill = Bata:BII=Batasll BIV =Bata

Peta Indeks

BI

DPL IRWORKOR(40,6 Ha)

Bill

Kepulauan Raja Am~t

130'17'00" BT 130'18'00" BT

BII

130'19'00" BT

64 CEBIIIISUI$ES COREMAP IIIlABUPmJI RAJAAMm J."'~

Page 66: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

Il KAMPUNG PAM

ng Pam merupakan salah satu kampung yang terdapat di Distrik waigeo Barat Kabupaten Raja Ampat,Propinsi Papua Barat.Kampung berada

oordinat 0°-40° "219" LS 130° -17 "768" BT dan memiliki luas wilayah ± 1,5 km dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

1 Barat berbatasan dengan Pulau Gag

1Timur berbatasan dengan Pulau Meos Mansar

1 selatan berbatasan dengan Pulau Batanta

I Utara berbatasan dengan Pulau Pam Besar

Penduduk kampung Pam sebanyak 666 jiwa dengan 150 Kepala Keluarga (KK) jiwa. Ada beberapa suku yang mendiami pulau Pam dan

19 dominan adalah Beteu Biak dengan mayoritas penduduk beragama Kristen Protestan ( 95 % ). Masyarakat kampung Pam sebagian besar

bermata pencaharian sebagai pembuat kopra dan Nelayan

yang menggunakan alat tangkap yang ramah Iingkungan.

Kampung Pam sendiri berasal dari kata " Pam Bemuk "yang

artinya " Jaring Putus ", dan Kampung Pam sendiri adalah

merupakan pulau kecil yangterpisah dari Pulau Pam besar.

Wilayah laut Kampung Pam saat ini sebagian besar telah

rusak terutama sumberdaya terumbu karang dikarenakan

oleh penggunaan alat tangkap yang tidak ramah Iingkungan

yaitu penggunaan bom dan racun sianidayang dilakukan oleh

masyarakat yang datang dari luar kampung Pam. Dampak

yang terjadi dari penggunaan alat tangkap yang tidak ramah

lingkungan tersebut menyebabkan hasil tangkapan nelayan

semakin berkurang dan jarak penangkapan pun semakain

jauh. Kampung Pam dilihat dari wilayah potensinya sangat

berpotensial untuk tempat pembudidayaan hasillaut. Untuk

itu, saat ini masyarakat kampung Pam telah menginisiasi

pembentukan Daerah Perlindungan Laut (DPL) dan akan

didukung oleh Peraturan Kampung tentang DPL.

........::..Ilt_ eUITA SUSES COREMAP 1/ KABUPATEN RAJA AMPAT 65

Page 67: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

Peta Indeks

Keterangan:

• Kampung.. Tanda batas DPLCl Batas DPLo Daratan[_::] Terumbu karango Laut

BI=Batasl Bill =B II = Batas II B IV =

Kepulauan Raja Ampat

DPLINDARVKAMPUNGSAl

DISTRIKWAIGECKEPULAUA

KABUPATEN RAJ.!

130"19'10" BT

130"19'10" BT

130"18'45" BT

130"18'45" BT

130"18'20" 8T

130"18'20" BT

CERITA SUIlSES COREMAP II UBUpmN RAJAAMPIII' J.~,r

PETA LOKASI DPL INDARWANKAMPUNGSAUKABUDISTRIK WAIGEO BARAT KEPULAUAN

Page 68: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

lAMPUNG SAUHABU

)aukabu adalah salah satu kampung yang terletak di Pulau Pam besar Distrik Waigeo Barat Kepulauan Kabupaten Raja Ampat.

lmpung Saukabu merupakan wilayah administari dari Kampung Pam. Pada tanggal 29 Juni Tahun 2000, Kampung Saukabu

menjadi kampung tersendiri dengan Surat Keputusan Bupati Sorong No.158/2000. Dalam Bahasa Biak, Saukabu artinya pelabuhan

ecara geografis kampung Saukabu terletak pada Posisi 00 40'217" LS - 1300 17' 765" BT dengan luas wilayah daratan pulau ± 160 Ha.

ra kampung Saukabu berbatasan dengan P. Yeben, sebelah selatan berbatasan dengan kampung Pam, sebelah barat berbatasan

iag dan sebelah timur berbatasan dengan Pulau Arborek/P. Mansuar. Kampung Saukabu didiami oleh orang-orang yang berasal

19 Pam yang di dominasi oleh Suku Biak Beser Raja Ampat, dan berpenduduk 21 KK (Kepala Kepala) dan 134 jiwa. Masyarakatnya

100 % beragama Kristen.

Kondisi atau keberadaan tutupan terumbu karang yang ada

di wilayah Kampung Saukabu masih cukup baik berkisar 55 %.

Disamping itu Kampung Saukabu juga memiliki beberapa pulau

dengan panorama alam yang indah serta pasir pantainya yang

putih (Pulau Pyainemo). Hal tersebut yang menjadi salah satu

daya tarik bagi wisatawan (turis) untuk berkunjung ke kampung

saukabu. Untuk mempertahankan Kelestarian terumbu karang

dan panorama alam Kampung Saukabu maka salah satu program

yang dapat melestarikan terumbu karang dan ekosistem yang

ada didalamnya serta keindahan alam adalah program COREMAP.

Saat ini, masyarakat Kampung Saukabu telah membentuk sebuah

kawasan perlindungan yang disebut Daerah Perlindungan

Laut (DPL). Daerah Perlindungan ini akan didukung oleh

sebuah Peraturan Kampung tentang DPL yang diinisiasi oleh

masyarakat

"""'l..IIIl-IlERITA SUISES COREMAP II KABOPATIN RAJA AMPAT 67

Page 69: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

PETALOKASIDPLAYOFKAMPUNG AREFIDISTRIK SELAT SAGAWIN

130'41'30" BT 130'42'00" BT

Arefi

13O'42'3O"BT 130'43'00" BT

DPLAYOFKAMPUNG ARE!

DISTRIK SELAT SAGiKABUPATEN RAJAAl

200M

B11.1-----------.... Bill

Keterangan:

'- Kampung" Tanda balas DPLo BalasDPL

o Daratan_ Hulan Mangroveo Terumbu karango Laut

BI =Balas 1 Bill =Bala,B II = Balas II B IV = Bala

Peta Indeks

Kepulauan Raja Ampat

..P'I

130'43'00" BT130'42'30" BT130'42'00" BT

BI

130'41'30" BT

DPLAYOF(64 Ha)

~ClRITA SUUlS CORlMAP II WUPmN RAJAAMPIT~ .68

Page 70: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

IOfll KAMPUNG AREfl

npung Arefi terletak di sebelah utara kepulauan Batanta yang memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat beragam utamanya potensi

lberdaya perikanan (sumberdaya ikan, karang, lamun, mangrove dan jasa Iingkungan laut). Selain itu juga, terdapat sumberdaya hutan,

~ebunan dan pertanian yang sangat menjanjikan. Secara geografis letak Kampung Arefi berada pada titik koordinat 00 48' 152" LS dan 130

723" BT.

uk menjangkau Kampung Arefi biasanya ditempuh kurang lebih 4 jam dari Sorong dengan menggunakan transportasi berupa perahu

or 15 PK. Sedangkan dari ibukota Kabupaten Raja Ampat (Waisai) biasanya ditempuh selama 2,5 jam dengan menggunakan perahu motor

'K. Mengapa seperti itu? Karena Kampung Arefi belum merupakan jalur kapal perintis.

Secara garis besar jumlah penduduk kampung Arefi

berdasarkan jenis kelamin laki-Iaki lebih banyak

dibandingkan perempuan. Jumlah penduduk laki­

laki sebesar 376 jiwa, sedangkan jumlah penduduk

perempuan sebesar 304 jiwa. Total keseluruhan

penduduk kampung Arefi laki-Iaki dan perempuan

yaitu 304 jiwa.

Kegiatan utama masyarakat Kampung Arefi adalah

nelayan (88 orang). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel 3 dibawah ini. Berdasarkan kebiasaan

masyarakat kampung Arefi dalam melakukan

penangkapan ikan pada umumnya memancing,.

Lokasi penangkapan ikan masyarakat biasanya di

sekitar daerah terumbu karang wilayah perairan

kampung yang masih sangat dekat. Metode nelayan

dalam menangkap ikan sesuai dengan jenis ikan

yang ditangkap.

~"II..-llERITASOKSES COREMAP II IABUP'TEN RAJA AMPIT 69

Page 71: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

PETA LOKASI DPL BAM FNOBERKAMPUNG YENSAWAIDISTRIK SELAT SAGAWIN

200M

Keterangan:

• Kampung" Tanda batas DPLo BatasDPL

o Daratan_ Hulan Mangroveo Terumbu karango Laul

B I = Batas I Bill = Batas IIIB II =Batas II B IV =Batas IV

DPL BAM FNOBERKAMPUNG YENSAWAI

DISTRIKSELAT SAGAWINKABUPATEN RAJAAMPAl

130"41'00" BT

130"41'00" BT

B II .f-------------l.

130"40'00" BT

CERITA SUKSES COREMAP IlllABUpmK RAJA AMPAT -JIII-='

Page 72: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

Dfll KAMPUNG YENSAWAI

Iyah Kampung Yensawai Distrik Selat Sagawin terletak di sebelah utara kepulauan Batanta yang memiliki potensi sumberdaya yang beragam

taranya potensi sumberdaya hayati laut (sumberdaya ikan, karang, lamun, mangrove dan Iingkungan laut, potensi sumberdaya kehutanan,

anian dan perkebunan.

pung Yensawai berada pada koordinat 00 48' 152" LS dan 13040' 723". Luas pemukiman Kampung Yensawai dengan panjang sekitar 1,5 km

I terbagi menjadi 2 RT. Kampung Yensawai merupakan salah satu kampung yang termasuk dalam Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)

: Dampir.

pung Yensawai termasuk daerah yang relatif sulit untuk dijangkau, mengingat belum ada jalur transportasi umum yang seperti kapal

ltis atau angkutan umum laut. Biasanya kalau ke Kampung Yensawai numpang kapal perusahaan mutiara PT. Arta Samudera dari Sorong

memakan waktu sekitar 2 jam. Selain itu juga, masyarakat, kadang memakai perahu sendiri, dengan jarak tempuh dari Sorong Yensawai

ar 4 jam (bila keadaan laut teduh) dengan mesin motor tempel 15 PK. Selanjutnya dari Kampung Yensawai ke ibukota Raja Ampat (Waisai)

Inya ditempuh dengan waktu 3 jam dengan motor laut Yamaha 15 PK, atau 2 jam bila menggunakan motor Yamaha 40 PK.

Menurut Atlas Sumber Daya Pesisir Kabupaten Raja Ampat Provinsi

Irian Jaya Barat tahun 2006 bahwa tutupan terumbu karang di

Kampung Yensawai rata-rata 51-75 %, dikategorikan dalam keadaan

sedang, kecuali ke arah barat Kampung tepatnya di Pulau Dayan

kondisi karangnya masih dalam kondisi bagus dan baik untuk dijadikan

titik penyelaman dan lokasi wisata. Jenis karang yang mendominasi

yaitu dari genus Acropora, Montipora, Porites dan Fungia. Saat ini

masyarakat kampong telah menetapkan sendiri Daerah Perlindungan

Laut (DPL) di teluk belakang kampong seluas 25 Ha dengan nama

DPL Bam Fnober, yang digunakan sebagai tabungan ikan untuk masa

akan datang.

Mangrove atau mangi-mangi di Kampung Yensawai tumbuh di

sepanjang garis pantai berteluk dan muara sungai, salahsatu sungai

yang ada di Kampung Yensawai adalah Sungai Wartandip.

~..IJt._CERITA SUMSES COREMAP 1/ MASUPATEN RAIA AMPAT 71

Page 73: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

" I, .,

Konservasi Warisan leluburPelepasan kawasan untuk perlindungan laut KampungDistrik Waigeo Barat Kepulauan - Kabupaten Raja Am

A. Gambaran Umum

Kampung Pam terletak di bag ian barat pulau Waigeo yang me

gugusan kepulauan dalam pemerintahan Distrik Waige

Kepulauan. Kampung Pam berbatasan dengan kampung

dibagian timur, kampung Mutus dibagian Utara, pulau Ba

bagian selatan dan pulau Gag dibagian barat.

Gugusan pulau Pam terdiri dari pulau Pam besar dan pul

keeil. Kampung Pam sendiri merupakan bagian dari pulau P

sedangkan pulau Pam besarterdapat beberapa kampung diar

Kampung Saukabu yang merupakan peeahan dari Kampu

selain itu juga terdapat tiga dusun yang merupakan pemekc

Kampung Pam dan Kampung Saukabu.

Penduduk Kampung Pam adalah kelompok masyaraki

heterogen dan ini merupakan salah satu eirri dari k

pelabuhan karena di Kampung Pam terdapat salah satu pe

yang eukup representative bagi pelayaran di Kabupaten Raj;

pelabuhan ini sering disinggahi oleh kapal-kapal dari II

Ampat maupun dari provinsi lain. Pereampuran pendudu

disini sehingga transformasi budaya dan informasi sang,

dan merupakan bag ian kehidupan keseharian masyarakat K

Pam. Penduduk Kampung Pam berjumlah 877 jiwa yang te

359 kepala keluarga.

Page 74: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

Program Coremap

lung Pam yang strategis menyebabkan banyak informasi

vang datang maupun keluar Kampung Pam terutama dari

:ampung disekitarnya. Kampung Pam berdekatan dengan

Arborek yang merupakan salah satu kampung yang

can program Coremap sejak tahun 2005. Banyak orang

ng kawin dengan orang Pam sehingga ada sebahagian

Kampung Pam menetap di Kampung Arborek. Mereka

ak awal program Coremap mereka terlibat aktif dalam

?giatan Coremap yang dilaksanakan di Kampung Arborek

nikian mereka tahu tentang program Coremap.

i dan terlibat langsung pada kegiatan-kegiatan Coremap

Ig Arborek maupun kampung-kampung di Waigeo

juga merupakan lokasi Coremap membuat sebahagian

Kampung Pam menginginkan program Coremap masuk

l mereka. Melalui pemerintah kampung maka Kampung

Ita agar kegiatan-kegiatan Coremap juga dilaksanakan di

am.

·ogram Coremap masuk ke Kampung Pam maka PMU

Raja Ampat melaksanakan kegiatan sosialisasi program

Kampung Pam. Kegiatan ini dilakukan dengan pelibatan

aparatur kampung dalam kegiatan Coremap di tingkat

seperti pelatihan, lokakarya dll.. Penyebaran informasi

ter, pamphlet, brosur tentang Coremap di sebarkan juga

1 Pam agar masyarakat Pam juga mengetahui tentang

19ram Coremap.

Juli 2007 program Coremap dilaksanakan di Kampung

lmpung Saukabu dengan adanya penempatan tenaga

fasilitator masyarakat di kedua kampung tersebut. Fasilitator

masyarakat untuk Kampung Pam saudari Yuli Warikar dan untuk

Kampung Saukabu saudara Herman Alex dengan SETO saudara

Markus Rumsowek.

Kegiatan awal yaitu mensosialisasikan program Coremap kepada

pemerintah dan masyarakat Kampung Pam dan Saukabu. Salah satu

program kerja utama adalah pembuatan dan penetapan Daerah

Perlindungan Laut (DPL) Kampung Pam. Untuk memperlancar inisiasi

program dan membantu fasilitator masyarakat maka dipilih dua

orang motivator kampung dalam mendukung sosialisasi kegiatan

DPL.

C. Komitmen masyarakat dan Pemerintah Kampung Pam

Pemerintah kampung dengan sepenuhnya menerima program

Coremap di Kampung Pam dengan memberi izin serta terlibat

dalam berbagai kegiatan Coremap, pemerintah kampung juga

yang memfasilitasi pertemuan-pertemuan kampung dalam rangka

mensosialisasi program maupun dalam perencanaan kegiatan

Coremap.

Program Coremap dan fasilitator masyarakat dijadikan sebagai mitra

kerja pemerintah kampung sekaligus sebagai media konsultasi

dalam perencanaan kegiatan lingkungan hidup di Kampung

Pam. Pemerintah kampung menyerahkan sebidang tanah untuk

pembangunan Pondok Informasi Kampung yang dibangun oleh

program Coremap untuk kepentingan penyebaran informasi yang

salah satunya yaitu informasi tentang Daerah Perlindungan Laut

(DPL). Kawasan yang sudah disurvey untuk dijadikan calon lokasi

.........::...._ CERIlA SUISES COREMAP II IAIUPATEN RAJA AMPAT 73

Page 75: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4
Page 76: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

,Ieh pemerintah kampung dicadangkan oleh menjadi Daerah

dungan Laut.

Isunan rencana pembuatan dan penetapan DPL dilakukan

ma dengan masyarakat Pam dan Saukabu (kampung tetangga

masih terikat secara adat) dengan melakukan pertemuan

ung maupun berbicara dengan pemilik hak ulayat kawasan laut

ditetapkan sebagai DPL. Semua pihak yang berkepentingan

ta pendapat dan saran tentang DPL baik lokasi maupun aturan.

Hakat Pam berpendapat bahwa "Ini laut kitorang punya jadi

dijaga untuk kepentingan kitorang dan anak cucu nantinya".

lag ian masyarakat belum setuju disebabkan oleh kurang

nnya tentang DPL dan keuntungannya untuk masyarakat dan

tarian lingkungan laut.

arakat Pam merasa bahwa DPL adalah kebutuhan dan salah

cara melindungi serta melestarikan Iingkungan laut mereka.

lukan untuk orang lain tetapi untuk mereka dan sudah menjadi

In hidup dari masyarakat Kampung Pam karena cara dan aturan

diterapkan di DPL sama dengan cara orang tua-tua mereka

aga Iingkungan mereka secara turun temurun (sasi) dan itu

Ih warisan leluhur mereka.

endukung

'arakat Kampung Pam adalah bagian integral dari masyarakat

Ampat yang merupakan masyarakat yang memegang teguh

kinan dan kebiasaan hidup bermasyarakat. Dalam tatanan

juapan masyarakat ada nilai-nilai luhur yang diatur dalam

In yang mengikat semua pihak baik individu maupun kelompok

masyarakat. Nilai-nilai dasar ini sampai sekarang masih dilaksanakan

dan dipatuhi oleh semua orang dan mereka taat melaksanakannya.

Ketaatan mereka dalam menerapkan semua aturan serta patuh

terhadap semua sanksi dan denda yang dijatuhkan kepada mereka.

Sehingga dalam pembuatan dan penentuan lokasi DPL tidak

mengalami banyak kesulitan karena tahapannya sudah merupakan

sesuatu yang selama ini pernah dilaksanakan oleh mereka (Ieluhur)

dan mereka mau melaksanakannya kembali (generasi sekarang).

Kepatuhan terhadap sanksi atau denda yang diberikan merupakan

ukuran ketaatan dalam menjalankan aturan yang dibuat, hal ini

merupakan suatu pendukung dalam menerapkan sanksi dan denda

di DPL. Sanksi atau denda yang diberikan berupa sanksi gereja

maupun sanksi adat serta sanksi administrasi pemerintah kampung.

Sanksi gereja bagi pelanggar aturan adalah dia tidak dilayani dalam

pelayanan gerejawi, sanksi adat berupa denda "Geras" piring adat

maupun sanksi sosial dengan dikucilkan dari masyarakat sementara

sanksi administrasi pemerintah berupa kerja bakti untuk kepentingan

kampung. Sanksi yang lebih ekstrem adalah sa kit bahkan kematian

bagi orang yang melanggar aturan gereja dan adat. Orang yang sakit

atau meninggal oleh masyarakat dikatakan bahwa mereka mendapat

marah atau kutukan dari Tuhan dan orang tua-tua atau leluhur.

Kampanye DPL dilakukan dengan penyebaran poster, pamphlet,

brosur dan pemutaran film tentang DPL. Masyarakat diajak untuk

mengetahui DPL dan manfaatnya bagi masyarakat dan juga

membandingkan dengan daerah/kawasan lain yang sudah membuat

DPL sehingga masyarakat Pam juga tergugah untuk membuat

DPL dengan cara yang berbeda sesuai kondisi dan kearifan lokal

masyarakat Pam. Fasilitator masyarakat (CF dan SETa) merupakan

pendamping masyarakat dalam menginisiasi pembuatan DPL

~...._ CERITA SUlSES CODE MAP II IABUPATEN RAJA AMPAT 7!

Page 77: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

76

di Kampung Pam dan Kampung Saukabu. Fasilitator masyarakat

memberikan pencerahan kembali terhadap kearifan lokal yang ada

selama ini yang sudah turun temurun dilaksanakan untuk diterapkan

kembali dalam bentuk yang baru namun tidak menghilangkan nilai

dasar dari kearifan lokal tersebut. Selama ini kearifan lokal (sasi) lebih

banyak dilakukan bagi sumberdaya alam di darat (kelapa, pinang

dll), menyadari manfaat dari Sasi di darat maka masyarakat Pam

mengusulkan untuk dilaksanakan juga dilaut khusus bagi Terumbu

Karang dan biota laut lainnya yang ada didalam Daerah Perlindungan

Laut. Mereka merencanakan itu dalam rencana penetapan DPL di

Kampung Pam dan aturan-aturannya.

Dalam perencanaan dan penentuan lokasi dilakukan dalam pertemuan

kampung yang melibatkan masyarakat, pemerintah kampung,

Bamuskam dan lembaga adat.Semua data yang telah diperoleh dalam

survey lokasi dan draft aturan disampaikan oleh LPSTK dan dibahas

bersama untuk mencapai kata sepakat. Untuk lebih menajam aturan

maka dilakukan FGD sesuai kelompok pemanfaat yang ada didalam

maupun disekitar lokasi DPL, semua kepentingan ditampung dan

dibahas bersama sehingga tidak ada kepentingan yang terlewatkan

yang nanti dikemudian hari akan menghambat dalam penentuan

lokasi dan pembuatan aturan. Masyarakat Kampung Pam secara

sadar dan sukarela mau melepaskan kawasan lautnya dijadikan DPL

dan mau mematuhi semua aturan yang ada di DPL tersebut hal ini

merupakan kesepakatan bersama semua pihak.

Laut Kampung Pam merupakan kawasan yang kaya akan ikan dan

biota laut lainnya serta terumbu karang. Hamparan terumbu karang

terdapat di beberapa tempat dan masih dalam keadaan baik namun

di sebahagian tempat sudah rusak akibat kegiatan penangkapan ikan

yang tidak ramah Iingkungan yang dilakukan di masa lalu. Lautan

It' -CERIIA SUIlSES COREMAP II UBu.mN RAJAAM.AI __/

sekitar Kampung Pam merupakan tempat dimana banyak I

dari luar (sorong maupun dari provinsi lain diluar papua) r

ikan.

Dari sekian banyak lokasi laut yang dipunyai Kampung Par

ditentukan rep "Irworkor (kepala buaya atau pulau mangen

sebagai kawasan Daerah Perlindungan Laut Kampung Pam I

luas sekitar 50 Ha. Rep Irwarkor dipilih karena di lokasi ini kar

masih baikdan banyak ikannya serta bukan tempat utama penc

masyarakat Pam serta tempat ini juga merupakan tempat yanl

menjadi sasaran mencari ikan nelayan dari luar.

Luas kawasan laut dari Kampung Pam membuat banyak pilihal

dijadikan kawasan konservasi atau perlindungan laut. Laut d

pulau-pulau yang ada di Kampung Pam menyimpan begitu

potensi yang belum banyak diketahui oleh orang. Untuk meli

potensi laut tersebut maka dengan kesadaran sendiri beberapc

pemilik hak ulayat pulau dan laut di sekitar Kampung Parr

membuat kawasan atau Daerah Perlindungan Laut Marga, con

pulau Bambu dijadikan Daerah Perlindungan Laut oleh

Mambraku dimana mereka ingin melindungi ikan dan burun

ada dipulau tersebut. Kawasan sekitarnya mau dimanfaatkan 5

lokasi budidaya. DPL marga terlihat sangat ekslusive namun (

konservasi sangat membantu upaya pelestarian alam laut serr

untuk aturan dan manfaat akan diatur agar dapat dimanl

secara bersama "hak pakai bersama" dengan pengelolaal

terfokus pada pemilik hak ulayat laut tersebut.

Page 78: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4
Page 79: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

78

E. Prosesi

Penyerahan dan penetapan "Natzar 5asi" gereja

Upacara ini dilakukan dalam kalangan terbatas hanya oleh Majelis

Jemaat Gereja Pniel Pam. Pemerintah Kampung mewakili masyarakat

dan jemaat gereja menyerahkan Natzar berupa uang dalam jumlah

tertentu untuk di sembahyangkan oleh majelis jemaat. Natsar ini

sebagai perlambang penyerahan kawasan kepada Tuhan Yang Maha

Kuasa sekaligus memohon perlindungan dan pertolongan untuk

kegiatan DPL yang dibuat. Natzar juga merupakan bentuk ikatan

antara jemaat gereja dengan Tuhan atas semua aturan yang telah

disepakati termasuk sanksi yang akan diterima bila melanggar aturan

tersebut. Ibadah atau sembahyang penyerahan natzar oleh majelis

jemaat dilakukan pada jam 24.00 malam sebelum hari dilakukan

upacara adat (21 Februari 2009). Setelah ibadah tersebut maka akan

diumumkan kepada jemaat bahwa telah dilakukan atau dibuka sasi

secara gereja di Kampung Pam dan berlaku untuk semua jemaat

gereja Pniel Pam maupun orang luar.

Upacara Adat

Setelah dilakukan penyerahan Natsar Sasi di gereja maka dilanjutkan

dengan upacara penyerahan secara adat pada keesokan harinya. Tua­

tua adat dengan bahasa setempat (bahasa daerah) mempersiapkan

sesaji berupa Kakes, uang dan nasi untuk dipersembahkan dalam

acara adat kepada leluhur penguasa dan pemilik laut. Kakes berupa

sirih, pinang, kapur dan rokok adalah pertanda syukur dan bentuk

ikatan kekerabatan dengan para leluhur.

Penyerahan dan penetapan alat-alat penandaan

Alat-alat tanda batas (pelampung, bendera dan jangkar) dibawa dan

diarak keliling kampung dan dihantar dengan grup Suling Tambur

CERI1I SUISES COREMAP IIIABUpmN RAJAAMPAT .J• ..,.,r

(alat musik tradisional Raja Ampat)untuk memberitahu sekaligus

mengenalkan kepada seluruh masyarakat tanda-tanda yang akan

dipasang di DPL sehingga masyarakat tidak melanggar tanda-tanda

tersebut dan juga tanda itu menandakan wilayah DPL Kampung Pam.

Ditempat upacara adat dilakukan tanda batas tersebut diserahkan

dari Ketua Jemaat Gereja pniel Pam kepada Tua Adat Kampung Pam

dan selanjutnya diserahkan kepada Kepala Kampung Pam selaku

pemerintah kampung untuk nantinya diletakkan di empat sudut

terluar DPL Irworkor.

Penyerahan pengelolaan dari Gereja dan Adat kepada Pemerintah

Kampung

Kepala Kampung Pam menerima tanda batas dari tua adat yang

sebelumnya diserahkan oleh majelis jemaat kepada tua adat sebagai

pertanda bahwa secarah resmi pengelolaan kawasan DPL Irworkor

Kampung Pam dilakukan sepenuhnya kepada Pemerintah Kampung

Pam. Diakhir upacara adat dilakukan doa bersama yang dipimpin

oleh salah seorang majelis jemaat.

Pelepasan tanda batas di lokasi DPL

Tanda batas yang telah didoakan dan diserahkan secara adat

kemudian diarak oleh masyarakat kampung menuju pantai diiringi

dengan grup suling tam bur. Tanda batas tersebut dibawa menuju

lokasi DPL Irworkor menggunakan dua perahu besar. Kurang lebih

satu jam perjalanan menggunakan perahu motor 40 PK dari kampung

menuju ke lokasi DPL Irwokor kemudian tanda-tanda batas tersebut

dilepas di empat sudut terluar dari DPL sesuai dengan luasan DPL

tersebut.

Pemberian sesaji adat di lokasi

Tua adat melepaskan sesajian ke laut sebagai tanda ucapan syukur

dan terima kasih kepada Tuhan dan orang tetua para leluhur serta

menyerahkan kawasan DPL kepada Tuhan dan para leluhur. Sesaji

Page 80: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

tersebut diikat dengan benang dalam suatu rangkaian Kakes

dan dilepas oleh tua adat satu persatu satu sambil membaca doa

penyerahan (dalam bahasa daerah) kepada para leluhur.

F. Sosialisasi dan Publikasi

Masyarakat Kampung Pam

Pengumuman di ibadah-ibadah

Setelah dilakukan ibadah penyerahan natzar sasi oleh majelis jemaat

maka sasi gereja DPL Irworkor didoakan dan diumumkan dalam

ibadah minggu Gereja Pniel Pam, selain di ibadah minggu di gereja

Sasi DPL juga diumumkan di ibadah-ibadah Keluarga/unit, ibadah

pemuda, ibadah anak dan remaja, ibadah Pelayanan Wanita (PW)

dan ibadah Perkumpulan Kaum Bapak (PKB). Jemaat Gereja Pniel

Pam mendapat informasi tentang DPL Irworkor dari ibadah-ibadah

yang dilaksanakan sehingga mereka memahami dan mengerti

tentang lokasi dan aturan serta zona yang ada didalam DPL Irworkor

tersebut.

Program kerja Majelis Jemaat dan Klasis

Daerah Perlindungan Laut Irworkor Kampung Pam masuk dalam

program kerja Badan Pekerja Majelis Jemaat Pniel Pam dan juga

diangkat sebagai program kerja Badan Pekerja Harian Klasis GKI Raja

Ampat Utara. Rencana kerja Majelis Jemaat maupun Klasis memuat

tentang kegiatan konservasi di wilayah pesisir dan laut salah satunya

adalah program Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang difasilitasi

oleh LPSTK dan Pemerintah Kampung.

Page 81: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

!,I

Page 82: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

peraturan adat dan kampung

Sanksi dan denda yang sudah diatur dalam aturan gereja dan aturan

adat dituangkan dalam dokumen kampung berupa Peraturan

Kampung Pam Nomor. 37 Tahun 2009 tentang Daerah Perlindungan

Laut Kampung Pam. Peraturan kampung ini selain mengaturtentang

sanksi dan denda didalamnya memuat tentang nama, lokasi, hal­

hal yang diperbolehkan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan di

DPL Kampung Pam. Peraturan kampung ini mengakomodir semua

kepentingan dan diatur secara umum tugas dan pelaksana di dalam

DPL Kampung Pam. Kebiasaan orang tua-tua yang sudah dilaksanakan

turun temurun merupakan landasan berpikir dan bertindak dalam

penyusunan peraturan kampung ini sehingga kearifan lokal yang

sudah ada menjadi roh dari peraturan kampung DPL yang dibuat di

Kampung Pam.

Kampung Tetangga

Pengumuman di ibadah-ibadah

Kampung tetangga merupakan kampung yang ada disekitar dan

berdekatan dengan Kampung Pam sehingga informasi mengenai

DPL Kampung Pam perlu diketahui oleh kampung tetangga untuk

meminimalisir pelanggaran akan terjadi di DPL Kampung Pam. Bentuk

penyebaran informasi berupa pengumuman di ibadah Minggu di

gereja-gereja maupun ibadah-ibadah unsur, selain itu yang ada di

kampung tetangga (Iokasi Coremap) melalui fasilitator masyarakat

setempat akan juga mensosialisasi DPL yang sudah dibuat di

Kampung Pam. Umumnya kampung-kampung lokasi Coremap yang

berdekatan sudah mengetahui bahwa di tiap kampung mempunyai

DPL dengan peraturan kampung yang mengaturnya.

Program kerja Badon Pekerja Klasis Raja Ampat Utara

Klasis Raja Ampat Utara membawahi beberapa kampung lokasi

Coremap yang mempunyai DPL maka kegiatan konservasilDPL

diangkat sebagai program kerja klasis. Melalui tiap majelis jemaat

program kerja ini juga diadopsi menjadi program kerja majelis

jemaat sehinga di tiap ibadah hal ini dibicarakan dan diumumkan.

DPL sudah merupakan tanggungjawab gereja dan perlu dilaksanakan

oleh setiap anggota gereja baik di tingkat jemaat maupun klasis

dan hal ini yang diinformasikan didalam kotbah maupun renungan

ibadah serta warta jemaat.

Pemerintah Kabupaten

Program kerja Majelis Jemaat dan Klasis

Klasis Raja Ampat Utara membawahi beberapa jemaat GKI yang ada

kampung-kampung lokasi Coremap yang mempunyai DPL maka

kegiatan konservasilDPL diangkat sebagai program kerja klasis.

Melalui tiap majelis jemaat program kerja ini juga diadopsi menjadi

program kerja majelis jemaat, dalam tiap ibadah hal ini dibicarakan

dan diumumkan. DPL sudah merupakan tanggungjawab gereja dan

perlu dilaksanakan oleh setiap anggota gereja baik di tingkat jemaat

maupun klasis dan diinformasikan dalam kotbah maupun renungan

ibadah serta warta jemaat.

Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati Kabupaten Raja Ampat

Untuk memayungi semua peraturan tentang konservasi wilayah

pesisir dan laut di Raja Ampat maka ditetapkan Peraturan Daerah

tentang KKLD dan dijabarkan secara teknis dalam Peraturan Bupati

Raja Ampat tentang KKLD. DPL Irworkor Kampung Pam mempunyai

peraturan yang termuat dalam Peraturan Kampung Pam tentang

DPL Irworkor. Semua aturan kawasan DPL menjadi roh atau landasan

~..IIt_llERITA snSES COREMAP IIIABDPATEN RAJA IMPIT 81

Page 83: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

82

dalam penyusunan Perda dan Perbup KKLD yang didalamnya

mengatur pula tentang pelestarian dan pengelolaan sumberdaya

terumbu karang yang menjadi salah satu tujuan utama pembuatan

dan penetapan DPL di kampung-kampung lokasi Coremap II Raja

Ampat.

Dewan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (CCEB) Kabupaten Raja

Ampat

DPL yang yang ada di Kabupaten Raja Ampat dibahas dalam Dewan

Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Kabupaten Raja Ampat. Banyak

pertanyaan yang muncul berkaitan dengan DPL misalnya mengapa

laut harus dibatasi dan dilarang penangkapan pada daerah-daerah

tertentu.Disinilah terjadi pertukaran informasi dan pengalaman

antar pelaku konservasi dan para pengambil kebijakan di tingkat

kabupaten, interaksi positif yang terbangun tantang bagaimana

melaksanakan kegiatan konservasi dan hal-hal yang mendukung

kegiatan tersebut (mata pencaharian alternatif, pembangunan

kampung ramah Iingkungan dl!). Masyarakat mendapat manfaat

secara langsung dari kegiatan konservasi atau DPL bukan menjadi

penerima kegiatan melainkan pelaksana kegiatan adalah inti

dari pemberdayaan masyarakat yang dibangun dalam dewan ini.

Masyarakat secara umum (tingkat kampung maupun kabupaten)

belajar mengenai konservasi dalam skala kecil lewat pengelolaan

DPL kampung dan konservasi dalam skala besar lewat jejaring

KKLD Raja Ampat. Menurut ketua PMU Coremap II Raja Ampat Ir.

J. Becky Rahawarin, MM bahwa kegiatan konservasi di Raja Ampat

menjadi terbantu atau sangat mudah dilakukan karena sudah ada

di masyarakat Raja Ampat suatu kearifan lokal (sasi) yang menganut

prinsip-prinsip konservasi yang sudah dilakukan secara turun

temurun dari para leluhur sampai sekarang. Sehingga pemerintah

daerah mendesain suatu program yang melibatkan semua pihak

Lt'JCERITASUIlSES COREMAP II wupm. RAJAAMPlIJ~

untuk terlibat dalam kegiatan konservasi yang difasilitasi oleh DKP

Raja Ampat melalui program Coremap bersama LSM berupa jejaring

Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Raja Ampat.

Masyarakat Nasional

Program Tayangan TV Swasta (TPI dan RCT/)

Penetapan DPL Irworkor juga sudah disaksikan dan diketahui oleh

masyarakat Indonesia melalui penayangan di TV swasta (TPI) pada bulan

10 Mei 2009 dalam program acara Jendela Minggu. Program Jendela

di Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) menayangkan prosesi adat

penetapan dan pelepasan tanda batas DPL Irworkor Kampung Pam,

bagaimana tanggapan pemerintah kampung melalui Kepala Kampung

Pam bapak Astus Obinaru menjelaskan kearifan lokal masyarakat

Kampung Pam dalam melestarikan Iingkungan lautnya melalui DPL.

Sementara bapak Saul Mambraku sebagai masyarakat Kampung Pam

menceritakan manfaat dari kegiatan Coremap di Kampung Pam dan

kegitan konservasilDPL yang diterima masyarakat Kampung Pam.

Sementara Koordinator dan Konsultan CBM Coremap II Raja Ampat (Bun

Rahawarin dan Meidi Kasmidi) yang memfasilitasi kegiatan Coremap

yang diwawancarai oleh reporter RCTI menjelaskan tentang kegiatan

yang telah dilakukan oleh program Coremap di kabupaten Raja Ampat

salah satunya adalah DPL Irworkor Kampung Pam (kearifan loka!) dan

kegiatan lainnya seperti mata pencaharian alternatif, LKM dll.

Dunia Internasional .

Program Tayangan TVSwasta di 6 negara Asia (Asian Broadcasting

Union)

Program Jendela di TPI tentang penetapan DPL Irworkor Kampung

Pam juga ditayangkan di Philipina berkaitan dengan kerja ABU (Asian

Page 84: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

Broadcasting Union) pada bulan Maret 2009 dimana tayangan ini

juga diputar dan disaksikan di enam Negara Asia anggota ABU. Selain

masyarakat Indonesia, masyarakat International juga mengetahui

kegiatan konservasi yang dilakukan oleh masyarakat di Raja Ampat

yang merupakan "Warisan Leluhur" yang sudah dilakukan turun

temurun dan dimodifikasi oleh generasi sekarang untuk kepentingan

konservasi laut yang lebih luas terutama manfaat ekonomi bagi

masyarakat secara lestari dan berkelanjutan dalam wilayah yang

besar dan saling berhubungan.

G. Permasalahan

Perjalanan menggunakan perahu motor 40 PK membutuhkan waktu

kira-kira satu jam dari Kampung Pam menuju DPL Irworkor adalah

jarak yang cukup jauh dan membutuhkan waktu yang lama. Jarak

dan waktu yang diperlukan untuk mencapai DPL Irworkor merupakan

permasalahan yang dihadapi masyarakat terutama kelompok pengawas

dalam mengawasi dan memantau semua aktifitas yang terjadi di sekitar

DPL Irworkor. Seringkali pelanggaran yang terjadi sulit diketahui atau

terpantau oleh masyarakat.

Penandaan lokasi konservasi (sasi) biasanya memakai tanda-tanda alam

seperti tanjung, pohon kelapa, reep atau yang lainnya sehingga mudah

dikenali dan tidak mudah hilang atau rusak. Untuk penandaan DPL

dipakai pelampung berbendera dan diberi pemberat Uangkar) dan tali

untuk mengikat pelampung dengan pemberat, tanda DPL ini sebanyak

empat buah yang diletakkan pada empat sisi terluar DPL. Pelampung

yang terbuat dari gabus mudah rusak, tali nilon diameter 20 mm adalah

bahan yang mudah putus karena gesekan dengan terumbu karang atau

sering dipotong oleh orang yang tidak bertangungjawab untuk melepas

tanda batas tersebut

DPL Irworkor mempunyai potensi yang cukup besar karena terdapat

terumbu karang yang baik dan indah dengan begitu banyak ikan.

Tempat ini dulu sering menjadi tempat penangkapan ikan oleh

masyarakat dari Kampung Pam dan kampung sekitar maupun nelayan

dari luar. Setelah ditetapkan menjadi DPL tempat ini tidak lagi menjadi

tempat penangkapan masyarakat Kampung Pam maupun kampung

sekitar namun tetap menjadi daerah penangkapan bagi nelayan dari

luar (sorong). Mereka tidak mempedulikan aturan yang telah ditetapkan

ditempat tersebut dan mereka tidak mau tahu walaupun sudah

diberitahu oleh masyarakat walaupun sudah ada tanda-tanda batas

yang dipasang.

Masyarakat Kampung Pam sering menegur atau melarang nelayan dari

luar untuk menangkap di wilayah DPL namun mereka tetap mengulang

perbuatan mereka untuk menangkap ikan di dalam DPL Irworkor. Hari

minggu pagi adalah waktu yang dipilih oleh nelayan dari luar untuk

menangkap ikan di DPL Irworkor maupun laut disekitar Kampung Pam.

Hari minggu oleh masyarakatdipergunakan untukberibadah dan istirahat

dengan tidak melakukan aktifitas seperti hari biasanya, dengan demikian

nelayan dari luar bebas untuk menangkap ikan dimana saja mereka mau

karena nelayan lokal tidak melakukan kegiatan penangkapan ikan.

~"'._llERITA SOISES COREMAP II KABUPATEN RAJA AMPAT 83

Page 85: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

84

SEEDFUND

r(lj<5Clel penyaluran Seed Fund COREMAP II ~aja Ampat dihasilkan dari s.erangkaian kegiatan yang dilaksana~an.olehMicro Finan~eResource

'0rl Person dengan mendapat dukungan darl PMU, Konsultan Community Based Management (CBM), AIG District Fund Expert, Village Moti­

vator, Community Facilitator, dan Senior Extension and Trainning Officer (SETO) COREMAP II Raja Ampat.

Rangkaian kegiatan tersebut terdiri dari kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu: sosialisasi dan identifikasi LKM, design Seed Fund, persetujuan design

seed fund, dan pembentukan LKM dan aturannya. Sedangkan kegiatan yang merupakan rencana tindak lanjut untuk dilaksanakan ke depan yaitu:

pelatihan LKM, pembuatan dan pengajuan proposal POKMAS, permintaan pencairan Seed Fund, pencairan Seed Fund, pemberian dan pelunasan

kredit, dan pengawasan Seed Fund. Kegiatan rencana tindak lanjut tersebut disertai dengan petunjuk teknis pelaksanaannya.

SOSIALISASI DAN IDENTIFIKASI LKM

Tujuan kegiatan sosialisasi dan identifikasi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di 21 kampung yang merupakan lokasi COREMAP II Raja Ampat adalah

memperkenalkan LKM dalam kaitannya dengan program pengembangan ekonomi COREMAP dan mengidenfikasi lembaga keuangan yang ada di

tingkat kampung yang akan menjadi LKM untuk penyaluran Seed Fund.

Kampung lokasi COREMAP II Raja Ampat sudah mengenal program dana bergulir melalui program-program yang pernah dilaksanakan oleh pemer­

intah seperti Inpres Desa Tertinggal (lOT), COREMAP I, Program Pemberdayaan Dana Otonomi Khusus (OTSUS), Program Pengembangan Kecamatan

(PPK) dan lain-lain. Dalam pelaksanaannya program-program tersebut menemui banyak permasalahan sehingga mengalami kegagalan. Identifikasi

beberapa penyebab kegagalan adalah:

Masyarakat balum paham dan belum siap ketika dana diberikan,

Program tidak transparan dan tidak melibatkan semua unsur dalam kampung seperti lembaga keagamaan dan lembaga adat,

Program sudah 'rusak' dari atas karena tidak eaeak dengan yang disosialisasikan,

Tidak mempersiapkan lembaga yang mengelola program hanya sebatas fasilitator saja,

Tidak ada mekanisme seleksi kelompok yang akan mendapat dana sehingga dana langsung dibagi habis per KK mendapatjumlah yang

sama,

Pendampingan tidak efektif dan tidak intensif,

Sanksi tidak ditegakkan sehingga tidak ada efekjera yang mendidik untuk mengembalikan pinjaman,

CERm SUIlSES COREMAP III1ABUPITDI RAJA AMPIIT -J.""'"

Page 86: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

Kondisi sosial masyarakat yang subsisten sehingga belum ada kesadaran untuk mengembangkan usaha,

Kecemburuan sosial di masyarakat karena yang mengalami kemajuan ekonomi adalah penduduk pendatang dari Buton, Bugis, dan lain­

lain.,

Adanya provokasi dari pihak-pihak tertentu agar masyarakat tidak mengembalikan pinjaman karena dana tersebut adalah bantuan dan

tidak perlu dikembalikan.

Dari sisi pengembangan ekonomi masyarakat dan akses masyarakat terhadap pembiayaan usaha, beberapa informasi yang tergali adalah:

Masyarakat miskin informasi tentang suatu usaha,

Sumberdaya manusia terbatas pengetahuan dan ketrampilannya,

Masyarakat kesulitan untuk memperoleh akses terhadap sumber-sumber dana,

Masyarakat menemui kesulitan dalam akses pasar,

Teknologi yang digunakan masyarakat sangat terbatas sehingga tidak bisa menghasilkan produk yang berkualitas

Sedangkanbila ditinjau dari sisi sosial-budaya masyarakat, maka kondisi sosial-budaya masyarakat relatif homogen di 21 kampung lokasi Coremap II

Raja Ampat keculai Kampung Saonek.

Berdasarkan wawancara dan diskusi tersebut dihasilkan pula informasi tentang keberadaan LKM di setiap kampung, yaitu (i) tidak ada LKM yang men­

gelola program simpan-pinjam baik di tingkat Kampung maupun Distrik, (ii) masyarakat kampung belum terbiasa dan belum berpengalaman dalam

mengelola dana bergulir maupun kegiatan-kegiatan pengelolaan keuangan skala kecillainnya seperti arisan, (iii) usulan masyarakat adalah memper­

cayakan pembentukan LKM ke pihak LembagaKeagamaan (Gereja dan Mesjid) dan melakukan pengawasan secara bersama-sama dari pihak Gereja,

Mesjid, pemerintah kampung, lembaga adat dan LPSTK.

DESIGN SEED FUND

Berdasarkan Pedoman Umum, hasil wawancara dan diskusi dengan masyarakat kampung lokasi COREMAP II Raja Ampat serta masukan dari Program

Management Unit (PMU) dan National Coordination Unit (NCU) maka Micro Finance Resource Person menyusun Model/Pola Penyaluran Seed Fund

sebagai berikut:

Di 21 kampung lokasi COREMAP II Raja Ampat dibentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) disertai dengan pemilihan Pengurus LKM se­

cara demokratis yang difasilitasi oleh LPSTK, Lembaga Keagamaan, Pemerintahan Kampung dan Lembaga Adat,

Proses penyaluran dari PMU ke LKM di 21 kampung adalah melalui Lembaga Keagamaan (Gereja dan Mesjid) sedangkan proses pem­

berian dan pengembalian kredit dari LKM ke anggota/POKMAS adalah melalui mekanisme yang disepakati dalam Anggaran Dasar dan

~....._ CUITA SOUES COREMAP II IABUPATEN RAJA AM PAY 85

Page 87: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

Anggaran Rumah Tangga LKM,

Oi 17 kampung, pola penyalurannya adalah melalui Gereja, yaitu Kampung Mutus, Waisilip, Selpele, Manyaifun, Meos Manggara, Yenbe­

kwan, Yenbuba, Kurkapa-Sawwandarek, Arborek, Yenwaupnor, Sawinggrai, Kapisawar, Friwen, Yenbeser, Saporkren,

Oi satu kampung, pola penyalurannya melalui Mesjid, yaitu Kampung Bianci,

Oi satu kampung,pola penyalurannya melalui Gereja dan Tokoh Agama Muslim, yaitu Kampung Saonek,

Khusus untuk kampung Kurkapa-Sawwandarek dibentuk satu Unit Pelayanan (UP) di Ousun Sawwandarek karena alasan jarak yang

berjauhan dan adanya dua Gereja yang terpisah.

A. Status Pelaksanaan

Saat ini dana Seed Fund sudah dicairkan oleh semua LKM di 21 kampung dan disalurkan kepada pelaku-pelaku usaha yang telah lolos

verifikasi proposal standar. Oibeberapa kampung penyaluran dilakukan berdasarkan kelompok tapi di beberapa kampung lainnya pe­

nyaluran secara individu yang masuk dalam Pokmas.

Sampai dengan tahapan ini proses pelaksanaan kegiatan simpan pinjam masih berjalan sesuai dengan criteria yang ditetapkan walau­

pun terdapat kemacetan pengembalian namun secara perlahan -Iahan dapat di selesaikan.

B. Capaian

Pokmas sudah dapat mengakses modal usaha melalui LKM.

LKM semakin diperkuat dengan pengelolaan dana simpan pinjam

Beberapa pelaku usaha belajar menjalankan simpan pinjam dengan benar.

Mulai ada kesadaran dan keinginan mengelola keuangan usaha.

Pengurus telah dapat melakukan pencatatan sesuai laporan keuangan standar

Pengembalian Pinjaman telah berjalan dengan baik dan terdapat perkembangan dari tahun sebelumnya 7 - 10 % penggem­

balian walaupun masih ada terdapat tunggakan namun ada inisiatif untuk mengembalikan.

C. Permasalahan dan Rekomendasi

Budaya masyarakat yang sulit menegakkan aturan pada Iingkup keluarga yang rata-rata dalam satu kampung hampir semua

adalah keluarga.

Masyarakat pengakses dana belum semua mengerti dan paham tentang maksud dan tujuan LKM dan model serta aturan main

simpan pinjam yang diberlakukan.

Banyaknya dana pemberdayaan yang diperoleh masyarakat yang sifatnya hibah sehingga terbentuk opini di masyarakat bahwa

dana bergulir sama fungsinya dengan dana - dana hibah lainya.

86 CERITASUIlSESCOREMAPIIIlABUPATEN WAAMPAT~/

Page 88: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

D. Rekomendasi:

LKM harus benar-benar dikuatkan dengan pembekalan terhadap anggota POKMAS.

CF dan Seto perlu Memberikan pendampingan secara terus menerus pada Pengurus dan anggota LKM.

Cerita sukses:

1. Kampung Yenbekwan:

Ibu Oktovina Mubuai, pertama kali meminjam pada bulan Pebruari 2008 di LKM Kampung Yenbekwan, dengan jumlah pinjaman sebesar

Rp. 400.000.

Pada saat itu sebenarnya Ibu ini belum menjadi anggota LKM. Tetapi karena usahanya cukup lancar, maka pinjaman tersebut langsung

lunas pada Bulan berikutnya, sehingga ia langsung mendaftar sebagai anggota LKM dan dapat meminjam kembali. Kali ini, pinjamannya

adalah sebesar Rp.1.000.000.

Usaha yang dijalankan oleh Ibu ini adalah jualan kue. Oalam 1 hari, Ibu ini bisa menjual kue sebanyak 300 buah. Oalam sehari, Ibu Ok­

tovina bisa mendapatkan uang sebanyak Rp.300.000. Rupiah ini bisa bertambah kalau ada yang memesan kue untuk acara di rumah.

Walapun jumlah ini belum keuntungan bersih, tetapi sejak mendapatkan pinjaman dari LKM ia merasakan usahanya meningkat dari segi

banyaknya jualan maupun uang yang bisa ia peroleh setiap hari.

2. Kampung Sawinggrai :

Sebelum jadi pengusaha ikan hidup di Kampung Sawinggrai, ia pernah bekerja di Sorong menjadi buruh nelayan. Karena kepercayaan

dari pemilik kapal,ia diberikan modal untuk memulai usaha sendiri. Tetapi karena merasa kurang berhasil Pak Yopi pun keluar dan kem­

bali ke Sawinggrai.

Oi kampung, ia memulai usahanya dengan macing sendiri dan menampung hasil pancingannya, kemudian menjualnya ke kapal penam­

pung yang sering singgah.

Sejak LKM ada di Kampung Sawinggrai, Pak Yopi langsung bergabung menjadi anggota dan mendapat pinjaman sebesar Rp.333.000,

karena kesepakatan bersama uang modal diberikan per kelompok dan kelompok yang akan membagikan ke anggotanya. Pinjaman

tersebut langsung lunas pada bulan itu juga dan Pak Yopi kembali meminjam modal sebesar Rp. 1.000.000. Karena uasahanya lan­

car, maka pinjaman tersebut langsung dilunasi bulan berikutnya. Untuk memperbesar usahanya, Pak Yopi kembali mengajukan pinja­

man di LKM. Oengan modal yang diperoleh dari LKM, kini sekali menjual ikan ke kapal pengumpul ia bisa memperoleh uang sebesar

Rp.12.000.000.

Namun demikian Pak Yopi bertekad untuk tidak membeli ikan hasil bius.la bisa membedakannya karena dulu ia adalah seorang nelayan

~..IIIt_llERITA SUISES COREMAP IIIABUPATEN RAJA AMPAY 87

Page 89: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

88

yang menggunakan bius.

Saat ini Pak Yopi dalam proses untuk pencairan pinjaman dari BMT (program AIG )

3. Kampung Meosmanggara :

POKMAS yang ada di Meosmanggara, berjumlah 10 kelompok. 8 kelompok laki-Iaki dan 2 kelompok perempuan.

Mereka merasa sangat terbantu dengan bantuan modal yang diberikan oleh LKM.

Usaha kelompok ibu-ibu adalah pembuatan minyak kelapa. Dengan modal yang diperoleh dari LKM, mereka membeli mesin parut

kelapa sehingga produksi bisa meningkat.

Untuk saat ini, hasil produksi minyak kelapa dijual untuk memenuhi kebutuhan di dalam kampung dan yang lain dijual di luar kampung

sepserti Manyaifun dan Mutus.

Dari kelompok bapak-bapak, usaha ikan asin merupakan usaha yang paling menonjol. Sebelum ada pinjaman dari LKM, mereka hanya

mampu menghasilkan 5 - 10 kg. Tetapi berkat LKM kini mereka bisa memproduksi ikan asin sampai dengan 30 kg per bulan.

4. Kampung Yenbeser:

LKM Kampung Yenbeser pada tahap yang pertama ini, bersepakat untuk memberikan modal seluruhnya kepada kelompok Ibu-ibu.

Tetapi hal ini tidak sia-sia, karena saat ini ada modal LKM sebesar Rp.48.000.000 yang berputar di kampung ini.

Kelihatan dari begitu beragamnya usaha yang dijalankan oleh ibu-ibu.

Sebagian besar usaha yang diajukan untuk dibiayai, masih berjalan sampai saat ini bahkan sebagaian besar menunjukkan adanya pen­

ingkatan usaha.

Ada 1 orang mama yang sudah tua, tetapi merupakan peminjam paling rajin, karena sudah 3 kali mendapat pinjaman.

Pinjamannya memang tidak besar, hanya berkisar Rp.300.000 - Rp.sOO.OOO. Tetapi selalu lunas tepat waktu. Oleh sebab itu ia diberikan

prioritas untuk mendapat pinjaman. Usahanya adalah menjual pinang.

Dengan usaha ini ia tidak lagi membebani anak-anaknya untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari.

5. Kampung Saporkren :

Ibu Enggelina Dimara, merasa sangat terbantu dengan pinjaman dari LKM

Usahanya adalah kios dan jualan kue

IfCERITA SUISES COREMAP II UBUPATEN RAJAAMPlIT~

Page 90: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4

Sejak mendapatkan tambahan modal dari LKM, kini ia tidak han­

ya belanja di Waisai tetapi ke Sorong

Jualan kue juga bisa menghabiskan tepung sampai dengan 5

kg

Dengan keuntungan yang diperoleh dari usahanya, saat ini ia

bisa membayar orang untuk membuat perahu

6. Kampung Manyaifun :

Sebelum jadi pengusaha ikan hidup di Kampung Manyaifun, ia

pernah bekerja sebagai pelaksana utama penyediaan fasilitas il­

legal fishing dengan salah satu pengusaha besar di kota sorong.

Karena dengan tekanan yang begitu kuat sehingga yangnber­

sangkutan di pecat dari pekerjaan dan membuka kecilkecilan

usaha yang perna di tekuninya

Di kampung, ia memulai usahanya dengan macing sendiri dan

menampung hasil pancingannya, kemudian menjualnya ke ka­

pal penampung yang sering singgah.

Sejak LKM ada di Kampung Manyaifun, Pak Eli memperoleh

dana pinjman Rp.1.000.000,- . Pinjaman tersebut langsung lunas

pada bulan kedua juga dan Pak Yopi kembali meminjam modal

sebesar Rp. 1.500.000. Karena uasahanya lancar, maka pak eli di

arahkan untuk dapat mengakses dana AIG Distrik Fun seniali Rp.

10.000.000,- dengan jangka waktu 1 Tahun.

Dengan ketekunan dan keuletan pak. Eli telah melunasi pinjam­

nan Rp. 10.000.000, tersebut dan sekarang telah mendapatkan

kembali pinjman sebesar Rp. 15.000.000,-

Namun demikian Pak Eli dalam membina nelayan yang ada di

kampong disamping menyediakan alat - alat kebutuhan minc­

ing juga menyarankan pada masyarakat nelayan untuk menyisi­

hkan hasilnya untuk ditabung. Demi masa depan anak - anak.

Page 91: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4
Page 92: Cerita Sukses Coremap II Rajaampat4