12
Nama : M. Afif Shiddiq Nst. M. Bairuni Siti Rohaniah Hsb. Sri Rahayu Adawiyah Hsb. Kelas : X 5

Cerita Rakyat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Cerita Rakyat

Nama : M. Afif Shiddiq Nst.

M. Bairuni

Siti Rohaniah Hsb.

Sri Rahayu Adawiyah Hsb.

Kelas : X5

Page 2: Cerita Rakyat

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah swt. karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas yang ibu berikan.

Kami selaku penulis, menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Didalam makalah terdapat pembahasan tentang “Menemukan Kemenarikan Cerita Rakyat”. Di dalam nya juga terdapat pengertian, ciri - ciri cerita rakyat, unsur intrinsik dan ekstrinsik, serta pembagian Cerita Rakyat.

Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin….

Wassalam,

Penulis

Page 3: Cerita Rakyat

Menemukan Kemenarikan Cerita Rakyat

Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat.

Ciri – ciri Cerita Rakyat :

1. Cerita rakyat disampaikan secara lisan.

2. Disampaikan turun-temurun.

3. Tidak diketahui siapa yang pertama kali membuatnya.

4. Kaya nilai-nilai luhur.

5. Bersifat tradisional.

6. Memiliki banyak versi dan variasi.

7. Mempunyai bentuk-bentuk klise dalam susunan atau cara pengungkapkannya.

Unsur Intrinsik cerita rakyat :

1. Tema ( ide pokok permasalahan ).

2. Alur ( jalan cerita ).

3. Latar (tempat / waktu terjadinya peristiwa ).

Latar terbagi 3, yaitu :

o Latar waktu, untuk menunjukkan siang malam, hari, tanggal, tahun, zaman atau waktu lain.

o Latar tempat, untuk menunjukkan tempat terjadinya peristiwa.

o Latar suasana, ada 3 kemungkinan latar suasana dalam cerita, yaitu suasana alamiah, suasana sosio-kultural, dan suasana latariah.

4. Penokohan ( lukisan watak pelaku ).

Page 4: Cerita Rakyat

5. Sudut pandang ( kedudukan pengarang dalam cerita ).

6. Amanat ( pesan dari pengarang kepada pembaca ).

7. Gaya bahasa.

Cerita rakyat dibedakan menjadi :

1. Legenda

Legenda merupakan cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang enpunya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi.

Contoh : Cerita Si Malin Kundang, Gunung Tangkuban Perahu, Dongeng Banyuwangi, Dongeng Gunung Batok, Dongeng Rawa pening, dan sebagainya.

2. Sage

Sage merupakan cerita rakyat yang didasarkan peristiwa sejarah yang sudah bercampur dengan fantasi rakyat.

Contoh : Hikayat Hang Tuah, Syariah Melayu, Ciung wanana, dan sebagainya.

3. Mite

Mite merupakan cerita rakyat yang didasarkan peristiwa atau kejadian dikalangan rakyat yang berdasarkan pada kepercayaan lama, terutama yang berhubungan dengan dewa-dewi, roh halus, atau kekuatan gaib.

Contoh : Nyi Roro Kidul, Jaka Tarub, dan sebagainya.

4. Fabel

Fabel merupakan cerita rakyat yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang.

Contoh : Cerita Kancil yang Cerdik, Hikayat Kalila dan Durina, Hikayat Bayan Budiman, dan sebagainya.

Page 5: Cerita Rakyat

5. Paralel

Paralel merupakan cerita rakyat yang tokohnya adalah manusia dan hewan.

Contoh : Anjing yang Loba, Semut dan belalang, Hikayat mahabrata, Hikayat Ramayana, dan sebagainya.

6. Cerita penggeli hati

Cerita penggeli hati merupakan cerita rakyat yang berisikan kisah lucu atau jenaka.

Contoh : Cerita pak kodok, cerita pak belalang, cerita pak pander, cerita lebai malang dan sebagainya.

Page 6: Cerita Rakyat

Cerita Rakyat

Malin Kundang

Pada suatu waktu, hiduplah sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keuangan keluarga memprihatinkan, sang ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas.

Seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan bahkan sudah berganti tahun, ayah Malin Kundang tidak juga kembali ke kampung halamannya. Sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin Kundang untuk mencari nafkah.

Malin Kundang termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin Kundang sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.

Setelah beranjak dewasa, Malin Kundang merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Malin Kundang tertarik dengan ajakan seorang nakhoda kapal dagang yang dulunya miskin sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya. Malin Kundang mengutarakan maksudnya kepada ibunya. Ibunya semula kurang setuju dengan maksud Malin Kundang . Tetapi karena Malin Kundang terus mendesak, Ibu Malin Kundang akhirnya menyetujuinya walau dengan berat hati.

Setelah mempersiapkan bekal dan perlengkapan secukupnya, Malin Kundang segera menuju ke dermaga dengan diantar oleh ibunya. “Anakku, jika engkau sudah berhasil dan menjadi orang yang berkecukupan, jangan kau lupa dengan ibumu dan kampung halamannu ini, nak”, ujar Ibu Malin Kundang sambil berlinang air mata.

Page 7: Cerita Rakyat

Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut . Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin Kundang segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.

Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai . Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya.

Desa tempat Malin Kundang terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin Kundang lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.

Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin Kundang setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.

Setelah beberapa lama menikah, Malin Kundang dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundangbeserta istrinya.

Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang.

“Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?”, katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tapi apa yang terjadi kemudian?

Page 8: Cerita Rakyat

Malin Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. “Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku”, kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping.

“Wanita itu ibumu?”, Tanya istri Malin Kundang. “Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku”, sahut Malin Kundang kepada istrinya.

Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin Kundang menengadahkan tangannya sambil berkata “Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”. Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang . Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang.

Unsur Intrinsik :

1. Tema : Anak Durhaka

2. Alur : Alur Maju

3. Latar

Latar waktu : Siang Malam.

Latar tempat : Pesisir Pantai wilayah

Sumatera Barat, kapal , rumah, kampong

halaman.

Latar Suasana : Menyedihkan ketika

melihat Malin Kundang yang tidak mau

mengakui ibunya.

Page 9: Cerita Rakyat

4. Penokohan

Malin Kundang : awalnya bersifat Protagonis

tetapi setelah Ia kaya, Ia menjadi sombong dan

tidak mau mengakui ibunya (Antagonis).

Ibu Malin Kundang : Seorang Ibu yang sangat baik ( Protagonis ).

5. Sudut Pandang : Orang Ketiga

6. Amanat : “Janganlah sekali-kali

berbuat Durhaka kepada orang tuamu”.

Unsur Ekstrinsik

1. Ekonomi : Keluarga yang miskin dan memprihatinkan.

2. Budaya : Adat Padang.

Page 10: Cerita Rakyat

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Malin_Kundang .

Buku Grafindo KTSP 2006 perpustakaan Man 2 Model Medan.

Buku Bumi Aksara KTSP 2006.