Upload
tri-rizky
View
189
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
lalala
Citation preview
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
1/30
1
BAB I
PENDAHULUAN
Nyeri kepala merupakan masalah umum yang sering dijumpai dalam
praktek sehari - hari, meskipun sebenarnya terutama dari jenis menahun jarang
sekali disebabkan oleh gangguan organik. Penelitian yang dilakukan di Surabaya
menunjukkan bahwa di antara 6488 pasien baru, 1227 (18,9%) datang karena
keluhan nyeri kepala, 180 di antaranya didiagnosis sebagai migren. Sedangkan di
RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta didapatkan 273 (17,4%) pasien baru dengan
nyeri kepala diantara 1298 pasien baru yang berkunjung selama. Nyeri kepala
adalah perasaan sakit atau nyeri, termasuk rasa tidak nyaman yang menyerang
daerah tengkorak (kepala) mulai dari kening kearah atas dan belakang kepala. dan
daerah wajah. IHS tahun 1988 menyatakan bahwa nyeri pada wajah termasuk juga
dalam sakit kepala. Dalam buku-buku teks dan jurnal banyak memakai klasifikasi
1962, dan klasifikasi terbaru adalah INS 1988 yang akan dipakai dalam ICD -
WHO ke - X ada beberapa terminologi yang harus dibedakan seperti: Pusing =
vertigo, ringan kepala = like headedness, pening = dizziness, rasa ingin pingsan =
faintness, kepala berdenyut tujuh keliling dan sebagainya. Definisi menurut IASP
(International assosiation for the study of pain), nyeri adalah pengalaman sensorik
dan emosional yang tidak menyenangkan yang sedang terjadi atau telah terjadi
atau yang digambarkan dengan kerusakan jaringan.1-4
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
2/30
2
Pada tahun 1988 dihasilkan klasifikasi nyeri kepala oleh International
Headache Society (IHS) yaitu nyeri kepala primer yang merupakan diagnosa
utama dan nyeri kepala sekunder merupakan nyeri kepala sebagai gejala ikutan.
Sakit kepala sekunder merupakan sakit kepala yang disebabkan adanya
suatu penyakit tertentu (underlying disease). Pada sakit kepala kelompok ini, rasa
nyeri di kepala merupakan tanda dari berbagai penyakit.2
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
3/30
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Nyeri Kepala Sekunder
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
4/30
4
B. Defenisi
Dapat dikatakan sebagai rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada
daerah atas kepala memanjang dari orbital sampai ke daerah belakang kepala
(area oksipital dan sebagian daerah tengkuk).Nyeri kepala adalah nyeri yang
berlokasi di atas garis orbitomeatal. Pendapat lain mengatakan nyeri atau
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
5/30
5
perasaan tidak enak diantara daerah orbital dan oksipital yang muncul dari
struktur nyeri yang sensitif.1
C. ETIOLOGI
Nyeri kepala penyebabnya multifaktorial, seperti kelainan emosional,cedera
kepala, migraine, demam, kelainan vaskuler intrakranial otot,
massaintrakranial, penyakit mata, telinga /hidung.
D. Klasifikasi Nyeri Kepala1,3,4
Pada tahun 1988 dihasilkan klasifikasi nyeri kepala oleh International
Headache Society (IHS).
1.Nyeri Kepala Primer
b. Migren
c. Tension Type Headache
d. Cluster headache
e.
Other primary headaches
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
6/30
6
2. Nyeri Kepala Sekunder
a.
Nyeri kepala yang berkaitan dengan trauma kepala dan / atau leher.
b. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan vaskuler cranial atau
servikal
c. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan non vaskuler
intracranial.
d. Nyeri kepala yang berkaitan dengan substansi atau withdrawalnya.
e.
Nyeri kepala yang berkaitan dengan infeksi.
f.
Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan hemostasis.
g.
Nyeri kepala atau nyeri vaskuler berkaitan dengan kelainan kranium,
leher, mata, telinga, hidung, sinus, gigi, mulut, atau struktur facial
atau kranial lainnya.
h.
Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan psikiatrik.
Tabel 2.1 Penyebab Nyeri Kepala
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
7/30
7
E. PATOGENESIS
Menurut H.G.Wolf terdapat 6 mekanisme dasar yang menimbulkan
nyeri kepala yang berasal dari sumber intracranial, yaitu : 1,3
1. Tarikan pada vena yang berjalan ke sinus venosus dari permukaan otak
dan pergeseran sinus-sinus venosus utama.
2.
Tarikan pada A. Meningea media
3.
Tarikan pada pembuluh-pembuluh arteri besar di otak atau tarikan pada
cabang-cabangnya.
4. Distensi dan dilatasi pembuluh-pembuluh nadi intrakranial (A. Frontalis,
A. Temporalis, A. Discipitalies)
5. Inflamasi pada atau sekitar struktur kepala yang peka terhadap nyeri
meliputi kulit kepala, periosteum, (m. frontalis, m. temporalis,
m.oksipitalis)
6.
Tekanan langsung pada nervus cranialis V, IX, X saraf spinal dan
cervikalis bagian atas yang berisi banyak serabut aferen rasa nyeri.
Daerah yang tidak peka terhadap nyeri adalah : parenkim otak,
ependim ventrikel, pleksus koroideus, sebagian besar duramater, piarachnoid
meningen meliputi konvektivitas otak dan tulang kepala. Tetapi rasa nyeri
tersebut dapat dibangkitkan oleh karena tindakan fisik seperti batuk, mengejan
yang meningkatkan tekanan intrakranial dan dapat memperburuk nyeri kepala
berhubungan dengan perdarahan atau massa intrakranial.
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
8/30
8
F. GAMBARAN KLINIK
1. Lokasi nyeri
Nyeri yang berasal dari bangunan intrakranial tidak dirasakan
didalam rongga tengkorak melainkan akan diproyeksikan ke permukaan
dan dirasakan di daerah distribusi saraf yang bersangkutan. Nyeri yang
berasal dari dua pertiga bagian depan kranium, di fosa kranium tengah dan
depan, serta di supratentorium serebeli dirasakan di daerah frontal, parietal
di dalam atau belakang bola mata dan temporal bawah. Nyeri ini
disalurkan melalui cabang pertama nervus Trigeminus.1
Nyeri yang berasal dari bangunan di infratentorium serebeli di fosa
posterior (misalnya di serebelum) biasanya diproyeksikan ke belakang
telinga, di atas persendian serviko-oksipital atau dibagian atas kuduk.
Nervi kraniales IX dan X dan saraf spinal C1, C2 dan C3 berperan untuk
perasaan di bagian infratentorial. Bangunan peka nyeri ini terlibat melalui
berbagai cara yaitu oleh peradangan, traksi, kontraksi otot dan dilatasi
pembuluh darah.1
Nyeri yang berhubungan dengan penyakit mata, telinga & hidung
cenderung di frontal pada permulaannya. Nyeri kepala yang bertambah
hebat menunjukkan kemungkinan massa intrakranial yang membesar
(hematoma subdural, anerysma, tumor otak) 1
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
9/30
9
2. Lamanya nyeri kepala
Lamanya nyeri kepala bervariasi, pada nyeri kepala tekanan
(pressure headache) disebabkan oleh ketegangan emosional dapat
berlangsung berhari-hari atau berminggu-minggu. Pada penderita migraine
dirasakan nyeri kepala paroksismal, singkat & melumpuhkan, berlansung
kurang dari 30 menit.
3.
Berulangnya nyeri kepala
Berulangnya nyeri kepala suatu fenomena yang telah diketahui.
Pada wanita yang menderita migrane akan mendapat serangan berulang
ketika sedang menstruasi. Sedangkan nyeri kepala yang berhubungan
dengan gangguan hidung akan berulang apabila sering terjadi infeksi
traktus respiratorius atas yang sering ditemukan.
G. NYERI KEPALA (CEPHALGIA) SEKUNDER
Nyeri kepala sekunder merupakan sakit kepala yang disebabkan adanya suatu
penyakit tertentu (underlying disease). Pada sakit kepala kelompok ini, rasa
nyeri di kepala merupakan tanda dari berbagai penyakit.
1. Nyeri kepala yang berkaitan dengan trauma kepala dan / atau leher.
Nyeri kepala pasca trauma dapat merupakan nyeri akut atau kronik.
Nyeri akut dapat terjadi setelah trauma yang menyebabkan trauma ringan
atau berat. 8
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
10/30
10
Trauma berat dapat menyebabkan perdarahan otak, perdarahan
subdural atau epidural. Nyeri kepala setelah trauma biasanya merupakan
bagian dari sindrom pasca trauma yang meliputi dizziness, kesulitan
konsentrasi, gelisah , perubahan kepribadian , dan insomnia. 9
Pemeriksaan: Foto tulang tengkorak AP dan lateral,CT-Scan,
EEG.
Penatalaksanaan sesuai jenis nyeri kepala yang muncul pada pasca
trauma.
Analgesik sederhana
Asetosal 10001500 mg sehari
Parasetamol 10001500 mg sehari
NSAD : Naproksen sodium, dosis 275550 mg, 23 kali sehari
Antideprsan : Trisiklik antidepresant
Amitriptilin 2550 mg sehari
Nortriptilin 25 75 mg sehari
Gol SSRI : Fluoxetin
Muscle relaksan : Eperison-HCl
Sedative / minor tranqulaizer
Diazepam 6 -15 mg / hari
Lorazepam 36 mg / hari
Klobazam 2030 mg / hari
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
11/30
11
2. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan vaskuler cranial atau
servikal
a. Nyeri kepala pada tekanan darah tinggi ('hipertensi')
Tekanan darah tinggi dapat menimbulkan keluhan nyeri kepala.
Semua penderita nyeri kepala harus mengetahui tekanan darahnya.
Minum obat sakit kepala tanpa menurunkan tekanan darah dapat
berbahaya, karena 'hipertensi' merupakan ancaman bagi terjadinya
kerusakan organ target hipertensi (ginjal, otak, jantung dan
pembuluh darah).
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
12/30
12
Gambar 2.3 Patofisiologi Nyeri Kepala Sekunder Akibat Vaskuler
Penyakit yang mendasari
ex : Hipertensi
Kerusakan endotel pembuluh
darah di otak
Agregasi trombosit
Melepaskan serotonin dan
adrenergik yang berlebih
Vasokontriksi pembuluh
darah
Terjadi pernurunan aliran
darah intrakranial
Stimulasi N.
Trigeminal (n.V)
vomiting
Chemoreceptor
Vasodilatasi serebral dan
menyebabkan neurogenic
inflamasi
Iskemikaura
Mekanisme otoregulasi
Hypotalamus
Photopobia
Nausea
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
13/30
13
b.
Nyeri kep al a SAH (Subara chnoid Hemorhage)
Nyeri kep ala terj ad i mend ad ak , seluruh kepal a, hebat,
disertai muntah proyektil dan kadang kadang kesadaran
menurun dan pada pemeriksaan neurologis didapatkan tanda
tanda rangsangan meningeal 14
Pemeriksaan MRI atau CT scan, jika hasilnya negatif dilakukan
pungsi lumbal
3. Nyeri Kepala Yang Berkaitan Dengan Kelainan Non Vaskuler
Intrakranial.
a. Nyeri kepala karena peningkatan tekanan intrakranial dan atau
hidrosefalus yang disebabkan oleh tumor otak
Berdasarkan lokasinya , tumor otak dapat terjadi
supratentorial atau infratentorial. Supratentorial menunjukan gejala
nyeri kepala, kelumpuhan , kejang , sedangkan tumor infratentorial
sering menunjukan gejala saraf otak dan gejala serebelum. Analisa
terhadap 200 anak dengan tumor otak menunjukan gejala sakit
kepala (41%), muntah (12%) , ketidak-seimbangan (11%),
gangguan visual (10%), gangguan prilaku (10%), dan kejang (9%).
Pada pemeriksaaan Fisik ditemukan edema papil (38%),
gangguan saraf kranial (49%),gangguan serebelum (48%), dan
penurunan kesadaran (12%) 6
Nyeri kepala karena tumor otak biasanya tidak berdenyut ,
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
14/30
14
bersifat progresif yaitu makin lama makin sering dan makin berat.
Seringkali disertai muntah. Lokasinya sering menetap disuatu
daerah. Nyeri sering terjadi pada saat bangun tidur pagi hari , dan
diperburuk oleh maneuver valsa berupa batuk, bersin atau
mengejan . nyeri juga diperburuk dengan aktivitas fisik. 7
Pemeriksaan CT-Scan atau MRI
b.
Nyeri Kepala Berkaitan Dengan Perubahan Cairan Serebrospinal
(Low-CSFPressure headache)
Penyebab diantaranyaDural tear and subsequent CSF leak caused
by strenous activity, heavy lifting, straining, , surgery or trauma
kapitis, Produksi CSF berkurang dan ortostatik headache oleh
karena dehidrasi, infeksi berat, DM yg tdk terkontrol baik, spontan
atau idiopathic low-CSF headache pressure
Faktor yg mempengaruhi : ,
jarum punksi yang tajam dan lobang besar
Gambaran klinis meliputi ; tekanan CSF < 30 mmH2O, distribusi
nyeri : frontal; temporal,holocephalic , karakteristik nyeri : berat,
berdenyut, sama seperti migrane atau TTH, pemicu nyeri :
beberapa menit setelah duduk dan berdiri, dan menetap selama
berdiri, berkurang secara dramatis pada saat tidur terlentang.
Disertai gejala lain : mual, muntah, dizzines, tinnitus, dan kaku
leher.
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
15/30
15
Pencegahan ialah dengan mempergunakan jarum pungsi lumbal
yang halus dan tajam (18G). Selain itu, setelah pungsi lumbal
penderita disuruh berbaring telungkup selama 4 jam dan kemudian
beristirahat mutlak ditempat tidur selama 24 jam.
Penatalaksanaan:
o Istirahat total ditempat tidur selama 3 sampai 5 hari dan minum
sebanyak mungkin.
o Dapat diberikan analgetika.
o Mobilisasi diatur secara bertahap.
c.
Idiopathic Intracranial Hypertension
Gejala:
Tekanan CSF > 250 mmH2O, lebih sering pada wanita, terutama
obesitas, sering di jumpai papil edema ,adanya suara ribut didalam
kepala ,tinnitus, diplopia , penglihatan kurang jelas dalam waktu
singkat. Tidak ditemukan tanda-tanda penyakit intracranial, tidak
ada gangguan metabolisme, toksik, hormon yg bisa menyebabkan
hipertensi intrakranial
Pemeriksaan CSF: protein dan sel normal
Penatalaksanaan ; Penanganan kondisi medik yg menyertai , Obat-
obatan berupa Acetazolamid / Furosemid
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
16/30
16
4. Nyeri kepala yang berkaitan dengan substansi atau withdrawalnya.
Nyeri kepala juga bisa terjadi karena terlalu lama (lebih dari 15
hari) minum obat sakit kepala, kemudian ketika 'putus obat' malah
menimbulkan keluhan nyeri kepala.
5.
Nyeri kepala yang berkaitan dengan infeksi.
a.
Nyeri kepala karena infeksi susunan saraf pusat terutama meningitis
Pada meningitis bakterialis, nyeri kepala ditandai gejala
infeksi, gejala rangsang meningeal dan gejala serebral berupa kejang
atau kelumpuhan.10
Meningitis tuberkulosa dapat menunjukkan gejala nyeri kepala
berat sebelum munculnya gejala serebral lain dan gejala rangsang
meningeal.11 Berbeda dengan peninggian tekanan intrakranial lain,
pada meningitis tuberkulosa sering ditemukan atrofi papil N. II karena
saraf otak ke II terkena langsung.12 Gejala abses otak mirip dengan
tumor otak ditambah gejala infeksi. Dilakukan pemeriksaan darah, dan
pungsi lumbal
Penatalaksanaan
1.
Dengan segera dirawat di Rumah Sakit.
2.
Dilakukan pungsi lumbal.
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
17/30
17
3.
Pemberian antibiotika
4.
Pada penderita yang mengalami kejang dapat diberikan
antikonvulsan
b. Nyeri Kepala Pada Arthritis Servikal
Nyeri kepala disertai nyeri leher dan timbul dalam mengerakan kepala.
Dilakukan pemeriksaan rontgen Vertebra cervical AP dan lateral
c.
Nyeri Kepala Pada Abses Otak
Nyeri baru dirasakan, hilang-timbul, bersifat ringan sampai berat,
dirasakan di satu titik atau di seluruh kepala Sebelumnya penderita
mengalami infeksi telinga, sinus atau paru-paru atau penyakit jantung
rematik atau penyakit jantung bawaan. Dilakukan pemeriksaan MRI
atau CT scan
6. Nyeri kepala atau nyeri vaskuler berkaitan dengan kelainan kranium,
leher, mata, telinga, hidung, gigi, mulut, atau struktur facial atau
kranial lainnya.
a. Nyeri kepala karena sakit gigi
Keluhan sakit gigi (nyeri gigi) dapat disebabkan karena berbagai
penyakit pada gigi sehingga kelainan / penyakit pada gigi perlu dicari
dan diatasi oleh dokter gigi.
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
18/30
18
b.
Nyeri kepala pada Hidung
Sinusitis
Nyeri kepala ringan hingga berat dirasakan di daerah muka, pipi
atau dahi, biasanya disertai juga dengan keluhan 'THT' (telinga,
hidung dan tenggorakan) yang lain, misalnya berdahak, hidung
mampet, hidung meler dan lain-lain.
Rhinitis
Nyeri kepala dan gangguan hidung (hidung tersumbat, rinore, rasa
sesak atau terbakar) berulang, diakibatkan bendungan dan edema
membran mukosa hidung. Nyeri kepala terutama pada bagian
anterior, ringan sampai sedang dalam intensitasnya. Penyakit ini
biasanya merupakan bagian dari reaksi individu selama stress.
Seringkali disebut v .
c. Nyeri kepala pada kelainan mata
'Iritis', 'glaukoma' dan 'papilitis', dapat menimbulkan nyeri sedang
hingga berat pada mata dan sekitarnya. Mata tampak memerah disertai
dengan gangguan penglihatan.
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
19/30
19
7. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan psikiatrik.
Nyeri Kepala Karena Waham, Keadaan Konversi Atau hipokondria.
Nyeri kepala pada penyakit-penyakit ini dimana gangguan klinis umum
berupa suatu re aksi wah am at au konvers i dan ti dak di temukan
suatu mekani sme nyeri prefer. Yan g juga erat kaitannya adalah reaksi
hipokondri, dimana gangguan perifer sehubungan dengan n y e r i
k e p a l a a d a l a h m i n i m a l . P e n y a k i t - p e n y a k i t i n i
d i s e b u t j u g a n y e r i k e p a l a kk
H. DIAGNOSA
1. Anamnesa
a. Jenis nyeri kepala
Jenis nyeri kepala dapat diutarakan sebagai nyeri yang
menetap,berdenyut yang kadang-kadang sesuai dengan denyutan
jantung , nyeri seperti ditarik atau diikat , nyeri seakan-akan kepala mau
pecah , nyeri yang berpindah-pindah, maupun perasaan kepala yang
tidak enak . Keluhan penderita harus benar-benar dipahami agar tidak
terjadi salah persepsi atau interpretasi. Nyeri kepala yang menusuk-
nusuk dan berdenyut lebih mungkin dijumpai pada penyakit-penyakit
vascular seperti migren, hipertensi arterial dan malformasi vascular
intrakranial . Nyeri kepala tertekan (pressureheadache) yaitu perasaan
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
20/30
20
seperti pita yang melingkari kepala dan menjepitnya kuat-kuat sering
disebabkan gangguan emosional.
b. Onset nyeri kepala
Onset nyeri kepala dapat memberikan gambaran proses
patologik yang melatar belakanginya. Nyeri kepala yang baru saja
terjadi mempunyai banyak kemungkinan penyebab baik yang bersifat
ringan atau benigna maupun berat atau serius. Nyeri kepala yang
makin memberat atau menghebat menunjukkan kemungkinan adanya
proses intrakranial yang makin berkembang. Nyeri kepala yang timbul
secara sangat mendadak harus dicurigai sebagai akibat dari perdarahan
intrakranial spontan, terutama perdarahan subaraknoidal atau
intraventrikular . Meningitis, glukoma, masloiditis. Sementara itu nyeri
kepala yang kronis dapat terjadi pada kasus tension headache, pasca
trauma kepala, neurosis rinitas vasomotor, sinusitis, kelainan refraksi
yang tidak dikoreksi.
c.
F r e k u e n s i d a n p e r i o d i s i t a s n y e r i k e p a l a
Berulangnya nyeri kepala suatu fenomena yang telah diketahui.
Pada wanita yang menderita migrane akan mendapat serangan
berulang ketika sedang menstruasi. Sedangkan nyeri kepala yang
berhubungan dengan gangguan hidung akan berulang apabila sering
terjadi infeksi traktus respiratorius atas yang sering ditemukan.
Nyeri kepala yang bersifat kronis, dirasakan setiap hari dengan
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
21/30
21
sifat yang konstan biasanya merupakan gambaran tension headache
atau nyeri kepala psikogenik.
d. P u n c a k d a n l a m a n y a n y e r i k e p a l a
Nyeri kepala yang mendadak dan berat kemudian menetap
biasanyater jad i pada perda rahan int rakran ial . Sem entara itu,
neuralgia oksipi tal dan tr igeminal b iasanya muncul
langsung dengan in tensi tas puncak, bersifatmenyengat
dan mengagetkan.
e.
Wak tu T er j ad in y a Ny er i Kep a la Dan Fak to r P res ip i t a s i
Faktor emosi dapat mencetuskan serangan migren dan tension
headache. Apabila membungkuk, mengejan, mengangkat sesuatu
barang, batuk atau menjalani pemeriksaaan valsava merasakan nyeri
kepala, maka harus dipertimbangkan adanya kemungkinan lesi
intrakranial terutama fosa posterior. Namun demikian, nyeri kepala
yang timbul pada saat dalam posisi berdiri tegak dan segera mereda
pada saat berbaring adalah khas untuk suatu kebocoran CSS yang
dapat terjadi secara spontan. Nyeri kepala selama koitus, teristimewa
selama atau segera sesudahorgasmus bersifat benigna apalagi apabila
sebelumnya terjadi aktvitas seksual beberapa kali. Dalam keadaan ini
dapat terjadi nyeri kepala tunggal, langsung bersifat berat. Hal
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
22/30
22
demikian ini harus dicurigai adanya kemungkinan perdarahan
subaraknoidal
f. Lokasi Dan Evolusi
Penderita diminta untuk menunjuk lokasi nyeri dengan ujung
jarinya.Hal ini sangat membantu proses pemeriksaan. Migren sangat
sering bersifat unilateral, biasanya didaerah frontotemporal. Namun
demikian suatu saat dapat menyeluruh atau dapat berkembang dari
lokasi unilateral menjadi nyeri menyeluruh. Cluster headache hampir
selalu unilateral dan khas terpusat dibelakang atau sekitar bola mata.
Tension headache khas dengan nyeri kepala yang menyeluruht etapi
dapat pula terpusat di daerah frontal atau serviko-oksipitasi
g. Kualitas Dan Intensitas Nyeri
Nyeri kepala yang berkaitan dengan demam dan hipertensi seringkali
bersifat berdenyut.
h.
Gejala Prodormal dan Penyerta
Gejala penyerta pada nyeri kepala membantu dalam
menegakkan diagnosa. Keluarnya cairan berdarah atau purulen dari
hidung harus dicurigai adanya proses patologik dihidung atau sinus.
Nyeri kepala yang hebat disertai warna merah pada sclera merupakan
gambaran infeksi bola mata atau glaukoma akut. Pada meningitis
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
23/30
23
tuberculosa, nyeri kepala dirasakan berat sebelum munculnya gejala
serebral lain dan gejala rangsang meningeal.
i. Faktor yang memberatkan rasa nyeri
Memberatnya nyeri kepala pada saat batuk, mengejan atau
bersin menggambarkan kemungkinan adanya proses intrakranial.
Sementara ituapabila nyeri kepala bertambah berat pada saat ada
gerakan tertentu menunjukkan adanya pengaruh muscular. Aktivitas
dapat memperberat nyeri pada migren atau tension headache
sebaliknya istirahat baring biasanya akan memperberat situasi
penderita cluster headache
j.
Riwayat penyakit terdahulu atau trauma.
2. Pemeriksaan Fisik
Dalam praktek pemeriksaan fisik dimulai pada saat penderita
masuk ke dalam ruang periksa atau pada saat dokter melakukan
pendekatan di sisi tempat tidur penderita. Observasi yang teliti merupakan
kunci untuk mengetahui apakah penderita mengalami gangguan fisik atau
psikiatrik atau apakah penderita tampak cemas depresif dan apakah
riwayat penderita dapat dipercaya sepenuhnya.
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
24/30
24
Setiap kali ada keluhan nyeri kepala maka pemeriksaan neurologi
secara lengkap harus dilakukan secara cermat. Pemeriksaan tersebut secara
garis besar meliputi status mental, gaya berjalan, nervus kraniales, sistem
motorik dan sistem sensorik.
Kepala dan leher harus diperiksa secara seksama. Inspeksi dan
palpasi dilakukan secara bersama-sama untuk mengetahui kelainan-
kelainan yang mungkin ada. Vertebra servikal perlu diperiksa apakah ada
kaku kuduk, gangguan mobilitas leher, nyeri otot-otot leher dan gangguan
lainnya. Tanda-tanda vital dimulai dengan perubahan tekanan darah dapat
menimbulkan nyeri kepala. Adanya perubahan denyut nadi hendaknya
dicari kemungkinan adanya kaitan dengan nyeri kepala walaupun tidak
langsung. Suhu tubuh diperiksa secara obyektif bila ada demam.
Pemeriksaan umum lainnya perlu dilakukan, misalnya pemeriksaan
jantung dan paru-paru, palpasi abdomen dan pemeriksaan kulit.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan radiologik
1)
Foto polos kepala
Pada foto polos dapat dilihat adanya pelebaran sela
tursika, lesi pada kalvarium, kelainan pertumbuhan kongenital,
kelainan pada sinus dan prosesus mastoideus.
2) Foto vertebra servikal
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
25/30
25
Nyeri kepala yang lebih dirasakan di daerah tengkuk
disebabkan oleh perubahan degeneratif di diskus intervertbralis dan
permukaan sendi servikal bagian atas. Arthritis rheumatoid dapat
menimbulkan nyeri kepala bagian belakang.
3) CT scan dan MRI
CT Scan dapat memberi gambaran yang sangat jelas
tentang proses desak ruang intrakranial misalnya tumor otak,
hematoma intraserebral, infark otak, abses otak, hidrosefalus,
hematoma epidural, dan hematoma subdural.
CT Scan juga dapat memberi gambaran tentang perdarah
subaraknoidal. Pada penderita cluster headache, tension headache,
dan nyeri kepala fungsional akan memberi gambaran normal.
Demikian juga halnya pada migren. Namun demikin pada migren
yang berat kadang-kadang memperlihatkan area pembengkakan.
Sementara itu CT Scan juga bermanfaat untuk memeriksa daerah
orbita, sinus tulang-tulang wajah, vertebra serviks,dan jaringan
lunak di leher.
MRI dapat digunakan untuk memeriksalesi posterior dan
foramen magnum.
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
26/30
26
4)
Angiografi serebral
Pemeriksaan ini bersifat invasive, dan jarang sekali
dipergunakan dalam upaya menegakkan penyebab nyeri kepala
tertentu. Sebagai contoh oklusi pembuluh darah serebral dapat
menimbulkan nyeri kepala dan demikian juga halnya kasus
aneurisma dan malformasi arterio-venosa.
Pencitraan dilakukan pada keadaan berikut:13
a) Nyeri kepala akut:
Nyeri kepala sangat berat yang belum pernah dialami
sebelumnya
Demam dan gejala rangsang meningeal
Riwayat trauma kepala
b) Nyeri kepala kronik
Nyeri kepala menetap selama kurang dari 6 bulan yang tidak
memberi respons terhadap pengobatan
Nyeri kepala kronis progresif, makin sering dan makin berat
Nyeri kepala disertai gejala neurologis abnormal, terutama bila
disertai edema papil, nistagmus, gangguan gerak bola mata,
gangguan gait, dan gangguan motorik berupa kelumpuhan atau
adanya refleks patologis
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
27/30
27
Nyeri kepala menetap tanpa adanya riwayat keluarga migren
Nyeri kepala menetap disertai episode bingung, disorientasi,
atau muntah
Nyeri kepala menyebabkan anak terbangun dari tidur atau
terjadi pada saat bangun tidur (dapat juga terjadi pada migren)
Riwayat keluarga atau riwayat medis, pemeriksaan klinis atau
laboratorium yang merupakan predisposisi lesi susunan saraf
pusat
b. Pemeriksaan CSS
Apabila dicurigai adanya infeksi intrakranial, perdarahan
intrakranial atau keganasan meningeal sementara pemeriksaan dengan
CT Scan tidak menunjukan adanya kelainan, maka seyogyanya
dilakukan fungsi lumbal untuk kemudian dilakukan analisis CSS.
c. ELEKTRO-ENSEFALOGRAFI
Kadang-kadang EEG bermanfaat pada kasus-kasus dengan
gejala fokal sementara hasil CT Scan normal. Perlu pula diingat bahwa
nyeri kepala merupakan salah satu gejala epilepsi. Untuk itu perlu
anamnesis yang lebih cermat sebelumnya mempertimbangkan
pemeriksaan EEG.
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
28/30
28
d.
Pemeriksaan Laboratorium
Dalam kedaan tertentu perlu dilakukan pemeriksaan darah. Hal
ini didasarkan atas anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lengkap.
e. Pemeriksaan Khusus Dan Konsultasi
Pemeriksaan mata meliputi perimetri dan tekanan intraokular
kadang- kadang perlu dikerjakan; apabila dipandang perlu maka
penderita dapat dikirim kepada dokter spesialis mata.
Konsultasi kepada dokter gigi dapat dilakukan setelah dicurigai
adanya faktor gigi sebagai penyebab. Sementara itu konsultasi kepada
dokter spesialis THT dapat dilakukan setelah diketahui atau dicurigai
adanya kemungkinan kelainan di bidang penyakit THT.
Kasus tertentu memerlukan konsultasi dan atau penanganan
psikiatri perlu hati-hati dan penjelasan yang cukup agar penderita dan
atau keluarganya tidak kaget atau malu.
I.
Penatalaksanaan
Terapi sesuai dengan penyakit mendasari (Underlying Diseases).
Terapi untuk mengatasi gejala nyeri kepla diantaranya:
1) Medikamentosa
Analgetikum, misalnya :
a.
Asam salisilat 500 mg tablet, dosis 150 mg/hari.
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
29/30
29
b.
Metampiron 500 mg tablet, dosis 1500 mg/haric.
c.
Asam mefenamat 250 500 mg tablet, dosis 750 1500
mg/hari.
Penenang / ansiolitik, misalnya :
a. Klordiasepoksid 5 mg tablet, dosis 15-30 mg/hari.
b. Klobazepam 10 mg tablet, dosis 2030 mg/hari
c. Lorazepam 1-2 mg tablet, dosis 36 mg/hari.
Antidepresan, misalnya :
a. Maprotiline 25, 50, 70 mg tablet, dosis 2575 mg/hari.
b. Amineptine 100 mg tablet, dosis 200 mg/hari.
Anestesia/analgetik lokal misalnya injeksi prokain.
2) Rehabilitasi
a. Latihan pengendaraan otot-otot misalnya latihan relaksasi,
psikoterapi,yoga, meditasi, dll
5/20/2018 Cephalgia Sekunder
30/30
30
BAB III
KESIMPULAN
Nyeri kepala sekunder merupakan sakit kepala yang disebabkan adanya
suatu penyakit tertentu (underlying disease). Pada sakit kepala kelompok ini, rasa
nyeri di kepala merupakan tanda dari berbagai penyakit
Beberapa penyebab nyeri kepala diantaranya yang berkaitan dengan
trauma kepala dan / atau leher, kelainan vaskuler cranial atau servikal, kelainan
non vaskuler intracranial, substansi atau withdrawalnya, infeksi, kelainan
hemostasis, kelainan kranium, leher, mata, telinga, hidung, sinus, gigi, mulut, atau
struktur facial atau kranial lainnya, kelainan psikiatrik.
Untuk membantu menegakkan diagnosa dibutuhkan anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Terapi bertujuan untuk menghilangakan atau mengurangi gejala nyeri
kepala selain itu terapi sesuai dengan penyakit mendasari (Underlying Diseases).