Cece Sudirman.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    1/78

    IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF,KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM)

    PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMDi SDN Cijambu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi

    Skripsi

    Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUntuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

    Disusun oleh :CECE SUDIRMAN

    NIM : 809011000165

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAH

    UIN SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

    2012

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    2/78

    IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AIffIF, INOVATIF,KREATIF, EFEKTIF DAN hdET.IITENAI\GKAN FAIKEM)

    PADA MATA TtrLAJARAI{ PENDIDIKAN AGAMA ISLAMDi SDN Ci;iambuKecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi

    Skripsi

    Diajuken K-epaCa e.u.ultashru Tarbil'ah dan Keguruan

    Untuk memenuhi Persyaratan nemperopleh :Gelar Sarj naPendidikan gama slam (S.Pd.t)

    oleh:

    cEcE SUDIRMANNIM:809011000165

    JIIRUS$I PENDIDII(AI{ AGAMA ISLAMFAKTJLTAS TARBIYAH DAN KEGTIIIUAN

    UTNSYARIF IIIDAYATULLAHJAKARTA

    2012

    NIP. 19700727 997W 2044

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    3/78

    LEMBAR PENGESAHAN

    Skripsiberjudul: TMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF,KREATIF' Etr'EKTIF',DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) PADA MATAPELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN CIJAMBU KECAMATANCISAAT KABUPATEN SUKABUMI diajukan epada akultas

    lmu Tarbiyah danKeguruan FITK)UIN Syarif Hidayatullah akarta, an elah dinyatakan ulus alam ujianmunaqosah ada 30 Desember 012 dihadapan enguji.Karena tu berhak memperoleh elarSarjana endidikan gama slam S.pd.I).

    Jakarta, 0 Desemb r 20 12

    Panitia Ujian Munaqosah

    Ketua Panitia (Ketua Jurusan)Bahrissalim.MA

    NrP.19680307 99803 002

    Sekretaris Panitia (Sekretaris Jurusan)Drs. Sapiudin hidiq.M.AgNrP.19670328 00031 001

    Penguji

    Bahrissalim.MA

    NIP.19680307 99803 002

    Penguji I

    Marhamah haleh. c.. MANrP.1972031300801 010

    Tanggal

    19/*.P::..

    l?/:: st:

    Tanda Tangan

    .19520520198103001

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    4/78

    SURAT PERIYYATAAI\I SENDTRI

    Saya yang bertanda angan dibawah ni,

    Nama

    Tempat gt LagirNIM:

    JurusanProdiJudulSkripsi

    CECE SI]DIRIT,IIINSukabumi l- Januari 95880901 000165PAIIMPLEMENTASI PEMBELAJARAI.I AKTIF,

    INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DANIMEI.TYENANIGKAN PAIKEM) PADA IvIATAPEI.A IARAI{ PENDIDIKANI AGAI4A ISI^AI\4 DiSDN CijambtrKecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi

    Dosen Pembimbing : Siti Khadijab M.pd

    Dengan ni menyatakan bahwaslcripsi

    yangsaya buat benar-benar arya sendiridan saya bertanggungiawab ecara kademis tas apa yang saya ulis

    Pernyataan ini dibuat sebagai alah satu syarat menempuh Ujian Munaqasyatr

    Jakarta,29 Apnl20l3

    CECE SUDIRIUANNIM. 809011000165

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    5/78

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Keberhasilan penyelenggaran pendidikan tidak hanya sekedar transfer of

    knowledge saja, tetapi lebih pada pembentukan kepribadian seseorang sehingga

    dapat mengenal potensi diri dan selanjutnya dapat mengembangkan potensi

    tersebut sebagai suatu usaha untuk mencapai tujuan hidupnya

    Dalam konteks Pendidikan, agama Islam mempunyai kualifikasi sendiri

    dalam memberikan kejelasan konseptual dari makna pendidikan, pembentukan

    pribadi yang dimaksud adalah kepribadian muslim dan kemajuan masyarakat serta

    budaya yang tidak menyimpang dari nilai-nilai ajaran Islam, pendidikan agama

    Islam merupakan proses transformasi dan realisasi nilai-nilai ajaran Islam melalui

    pembelajaran, baik formal maupun non formal kepada masyarakat (peserta didik)

    untuk dihayati, dipahami serta diamalkan dalam kehidupan.

    Untuk membentuk kepribadian muslim atau insan kamil seperti apa yang

    menjadi tujuan pendidikan agama Islam tentunya membutuhkan figur yang

    representatif, yang dapat dijadikan acuan.figur tersebut adalah Rasulullah Saw.

    hampir setiap perbuatan yang dilakukannya selalu terjaga kualitasnya. Maka

    tidaklah mengherankan bi la Al Qur’an senantiasa memuji keagungan

    kepribadianya, Allah SWT menegaskan dalam (Q.SAl Ahzab 33:21) yang

    artinya :

    ”Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW suri tauladan yang baik

    bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap rahmat Alla h…” 1

    1 QS. Al Ahzab ayat 33, 1999, Terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    6/78

    2

    Dalam konteks sekolah/madrasah perbuatan itu harus dimulai dan

    ditunjukkan oleh seluruh komponen sekolah. Salah satunya adalah guru. Guru

    sebagai personal yang menduduki posisi strategis dalam rangka pengembangan

    sumber daya manusia dituntut untuk terus mengikuti perkembangan konsep-

    konsep dan wawasan baru dalam dunia pendidikan tersebut, termasuk tentang

    strategi pembelajaran di kelas. Selain itu keberhasilan pembelajaran tidak hanya

    dilihat dari hasil belajar tapi juga dari prosesnya. Hal ini sesuai dengan apa yang

    dikatakan Mastuhu bahwa menurut paradigma baru dalam memandang ilmu yaitu

    bobot ilmu tidak terletak pada hasil akhir atau final product , tetapi pada proses

    metodologi atau cara mencarinya. Dengan kata lain inti pembelajaran baru adalah

    meneliti atau research, bukan lagi menerima barang jadi.

    Proses belajar yang terjadi di sekolah selama ini pada kenyataannya

    menunjukkan bahwa siswa lebih berperan sebagai obyek dan guru berperan

    sebagai subyek. Pusat informasi atau pusat belajar siswa lebih ditujukan kepada

    guru sebagai subjek, sehingga sering terjadi siswa akan belajar jika guru mengajar,

    begitu juga dalam penilaian yang masih menekankan hasil dari pada proses

    pembelajaran. Dalam arti khusus Proses pembelajaran PAI di sekolah masih

    sebatas sebagai proses penyampaian pengetahuan Agama Islam. Ini berarti siswa

    hanya menerima materi-materi PAI tanpa ada usaha menginternalisasikan nilai-

    nilai yang terkandung di dalamnya.

    Oleh karena itulah sudah saatnya paradigma pendidikan yang selama ini

    ada mendapat perhatian khusus dari semua kalangan, pembelajaran yang selama

    ini berjalan secara pasif dapat diubah menjadi lebih aktif, kreatif, efektif, dan

    menyenangkan.

    Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan

    (PAIKEM) adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik

    mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap

    dan pemahaman berbagai sumber dari alat bantu belajar termasuk pemanfaatan

    lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik menyenangankan, dan efektif.

    Meskipun yang diharapkan adalah keaktifan dan kekreatifan peserta didik, namun

    sebenarnya guru pun dituntut untuk aktif dan kreatif. Agar pembelajaran model ini

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    7/78

    3

    dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, guru sebagai tenaga pendidik harus

    merancang pembelajaran dengan baik, melaksanakannya, sampai akhirnya

    melakukan penilaian hasil (evaluasi). Selain dituntut aktif dan kreatif guru pun

    sangat menentukan apakah skenarionya berhasil atau tidak.

    Menjadi sebuah sekolah yang bermutu terpadu berarti memerlukan

    hubungan erat dengan konsumen 2.

    Keterlibatan guru dalam menjalankan metode yang menghubungkan

    pihak sekolah dengan siswa merupakan kunci utama terlaksananya proses belajar

    mengajar. Guru memegang peranan yang penting dalam proses kegiatan tersebut,

    di banyak Negara maju media elektronik sebagai alat pengajar sudah

    dipergunakan dan kemampuannya untuk membawa bahan pengajaran kepada

    pelajar telah dibuktikan. Namun, keberadaannya tetap tidak dapat sepenuhnya

    menggantikan kedudukan guru.

    Firman Allah SWT (Qs. An-Nisa : 9):

    “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan

    dibelakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap

    (kesejahteraan) mereka oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada

    Allah .”3

    Permasalahan yang seringkali muncul, yaitu :

    a. Kreatifitas dan inovasi guru dalam menciptakan suasana kelas agarsiswa dapat belajar

    Metoda pembelajaran yang tidak cocok dengan materi

    b. Guru kurang menguasai materi pembelajaran

    c. Siswa kurang memiliki motivasi untuk belajar

    2 Jerome S Arcaro, (2005) Pendidikan Berbasis Mutu Prinsip-prinsip dan Tatalangkah Penerapan , Pustaka Pelajar Yogyakarta

    3 QS. Annisa. 9 , 1999, Terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    8/78

    4

    Pada dasarnya belajar adalah mempoduksi gagasan atau membangun

    makna baru dari pengetahuan awal yang sudah dimiliki siswa. Siswa sebagai

    subjek belajar tidak mengkonsumsi gagasan tetapi memproduksi gagasan dalam

    proses pembelajaran yang difasilitasi oleh guru. Guru sebagai fasilitator

    hendaknya dapat memfasilitasi terwujudnya pembelajaran yang aktif. Siswa

    dengan siswa maupun siswa dengan guru perlu adanya hubungan yang harmonis

    dan terjaga sehingga tercipta nuansa pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan

    menyenangkan terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

    Impelementasi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif dan menyenangkan

    (PAIKEM) adalah suatu upaya yang mucul sebagai reaksi terhadap adanya konsep

    konvensional, dimana guru bersifat monologis.

    Pembelajaran dan pengajaran secara kontekstual melibatkan para siswa

    dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis

    dengan konsteks kehidupan nyata yang mereka hadapi 4.

    Dari pernyataan inilah muncul pemikiran baru tentang proses pemaduan

    pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan mengimplementasikan nilai-nilai yang

    terkandung dalam mata pelajaran tersebut terhadap lingkungan sekitar.

    Bertolak dari kenyataan demikian, memang sudah saatnya bagi seluruh

    komponen bangsa untuk memberikan perhatian lebih bagi penyelenggaraan

    pendidikan agama sebagai media elementer pembentukan watak, kepribadian, dan

    karakter bangsa dengan landasan etika dan ajaran moral yang kokoh.

    Peran serta masyarakat merupakan perwujudan kesungguhan peranan

    masyarakat sebagai mitra pemerintah di dalam penyelenggaraan pendidikan

    nasional. Peran demikian menuntut penciptaan keadaan hubungan atas dasar

    kedudukan yang sama dan dengan penuh kesadaran akan berkewajiban mengabdi

    pada bangsa dan negara. Peran serta masyarakat diharapkan juga memiliki asas

    keadilan dan asas pemerataan, sehingga sebanyak mungkin golongan dalam

    4 Elaine B.Johnson,PH.D (2006) Contextual teaching and learning, what it is and

    why it'shere to stay , MLC; Bandung

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    9/78

    5

    masyarakat dapat memanfaatkan peran serta masyarakat ini dalam upaya

    memperoleh pendidikan 5.

    Pengembangan pendidikan Islam yang di Implementasikan melalui

    konsep PAIKEM memiliki arti penting bagi peningkatan kualitas pendidikan.

    Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam pada dasarnya merupakan bidang kajian

    ilmu sosial kemasyarakatan. Penulis mengambil mata pelajaran Pendidikan

    Agama Islam karena mata pelajaran tersebut berhubungan langsung dengan

    kualifikasi penulis saat ini, sehingga memudahkan penulis untuk membuat alur

    penelitian dengan satu harapan besar peserta didik memiliki pengetahuan serta

    kemampuan kreatifitas yang bersifat proaktif dalam menjalankan aktifitas belajar.

    Dari uraian diatas berdasarkan bentuk pemahaman serta kearifan,

    penulis terdor ong untuk melakukan penelitian dengan judul ” Implementasi

    Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan

    (PAIKEM) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cijambu

    Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi”.

    B. Identifikasi Masalah

    Bertolak dari masalah yang mungkin timbul dari latar belakang yang

    telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan dalam penelitian

    ini, yaitu:

    1. Model pembelajaran yang diterapkan guru dalam menyampaikan materi

    masih berorientasi teacher center . Sehingga siswa menjadi pasif

    2. Adanya kecenderungan kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran

    PAI, sehingga mereka kurang merespons terhadap materi yang

    disampaikan oleh guru.

    3. Metode pembelajaran PAI yang disampaikan masih monoton dan

    penekanannya pada ceramah.

    5 Peraturan Pemerintah RI No. 39/1992

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    10/78

    6

    C. Pembatasan Masalah

    Sesuai dengan identifikasi permasalahan di atas, maka penulis

    membatasi penelitian ini agar lebih terarah sebagai berikut :

    1. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan Model

    PAIKEM pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SDN

    Cijambu

    2. Bagaimana Kendala yang dihadapi dalam menggunakan model PAIKEM

    pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas V SDN Cijambu

    3. Bagaimana Dampak yang ditimbulkan dengan menggunakan model

    PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas V SDN

    Cijambu

    D. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang dikaji

    dalam penelitian ini adalah :

    1. Bagaimana Implementasi Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan

    Menyenangkan (PAIKEM) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

    Islam di SDN Cijambu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi”.

    2. Apa saja Kendala yang dahadapi guru dalam mengimplementasikan

    Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) pada

    Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cijambu Kecamatan

    Cisaat Kabupaten Sukabumi”.

    E. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan informasi

    tentang Implementasi model PAIKEM di sekolah Dasar khususnya di Kelas V

    SDN Cijambu.

    Secara rinci tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

    1. Mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

    PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cijambu.

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    11/78

    7

    2. Mendeskripsikan Kendala yang dihadapi dalam menggunakan model

    PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cijambu.

    F. Kegunaan Penelitian

    Jika tujuan penelitian yang dikemukakan di atas dapat tercapai,

    penelitian ini akan memberikan kegunaan teoretis dan kegunaan praktis, antara

    lain:

    1. Kegunaan Teoretis

    Apabila dalam penelitian model PAIKEM memberikan kontribusi

    yang cukup signifikan dalam peningkatan mutu lulusan di SDN Cijambu dan

    bisa sesuai dengan konsep kurikulum yang berlaku saat ini, maka penelitian

    ini akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori dan model

    pendekatan PAIKEM. Hal tersebut dapat dijadikan dasar dalam

    pengembangan penelitian lanjutan dan penelitian dalam bidang lainnya dan

    bisa memberikan masukan kepada pihak yayasan untuk bisa menerapkan

    model PAIKEM sebagai standar untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

    2. Kegunaan Praktis

    a. Kegunaan bagi siswa

    Manfaat yang dapat diperoleh siswa dari hasil penelitian ini,

    tentunya berhubungan dengan mengembangkan kemampuan berfikir

    secara Inovatif, kreatif dan efektif, serta menjadikan siswa lebih aktif

    dalam memahami pelajaran dan menyenangi semua mata pelajaran yang

    diajarkan oleh para guru.

    b. Kegunaan bagi Guru

    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

    serta nilai tambah bagi guru sebagai upaya peningkatan kreativitas dalam

    pengelolaan kelas.

    c. Kegunaan bagi Lembaga Pendidikan

    Harapan besar dari hasil penelitian ini adalah sebagai alat pemicu

    laju kreatifitas Sumber Daya Manusia, terutama mereka yang beraktifitas

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    12/78

    8

    di lembaga sehingga mampu memotivasi lembaga pendidikan untuk

    mengembangkan pendekatan PAIKEM dan menerapkannya di lembaga

    tersebut.

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    13/78

    ABSTRAK

    CECE SUDIRMANIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN, AKTIF, EFEKTIF DANMENYENANGKNAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMAISLAMKata Kunci : Metode Pembelajaran PAIKEM.

    Sekolah merupakan salah satu lembaga yang bergerak dibidang pendidikan penyiaran agama, dan sosial kemasyarakatan, lembaga ini diupayakanmemerhatikan masyarakat dibidang keagamaan, upaya yang dijalankan sekolahuntuk menopang pemahaman keagamaan, karena itu sekolah itu ditujukan

    berusaha mengarahkan dan meningkatkan masyarakat yang bisa mejalani hidupdidunia sebagai khalifah dimuka bumi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Bagaimana perencanaan

    pembelajaran menggunakan model PAIKEM pada mata pelajaran PendidikanAgama Islam di SD Negeri Cijambu? Bagaimana proses pelaksanaan

    pembelajaran menggunakan Model PAIKEM pada mata pelajaran PendidikanAgama Islam di SD Negeri Cijambu? Bagaimana Evaluasi dalam pelaksanaanmodel PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD NegeriCijambu? Bagaimana Kendala yang dihadapi dalam menggunakan modelPAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Cijambu?Bagaimana Dampak yang ditimbulkan dengan menggunakan model PAIKEM

    pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Cijambu?Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan

    adalah metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakanteknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Analisis data dalam

    penelitian ini di gunakan penafsiran logika yang dihubungkan dengan kontekssosial atau dalam hal ini konteks pendidikan Islami.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan di SD Negeri Cijambudalam menerapkan pendidikannya di desa Sukasari kecamatan Cisaat Kab.Sukabumi. menggunakan konsep-konsep yang terprogram dan sangat berpengaruhterhadap prilaku siswa/siswi SD Negeri Cijambu seperti shalat tahajud yangdilakukan rutin satu minggu sekali, membaca Al- Qur’an setiap setelahmelaksanakan shalat wajib, kegiatan lain yang diarahkan dalam mengembangkan

    potensi siwa, Sedangkan sasaran program di SD Negeri Cijambu yaitumeningkatkan kualitas siswa yang memiliki pengetahuan agama, sosial danketerampilan, sebagai bekal untuk membentuk manusia yang berakhlakul karimahdalam kehidupan pribadi serta kehidupan bermasyarakat.

    Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ImpelementasiPembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, mempunyaidua sisi penting dalam melaksanakan aktifitasnya : pertama , membentuk kualitas

    pada saat pendidikan itu berlangsung dan kedua , pada saat pengabdian, dengan pendidikan keagamaan dan keterampilan yang dimiliki siswa dapat membentukmasyarakat yang memiliki keimanan dan ketakwaan terhadap Allah swt.

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    14/78

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahiim,

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan

    rahmat dan karunianya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

    ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana

    Pendidikan Agama Islam pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul :“ IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF,

    EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) PADA MATA

    PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Di SDN Cijambu

    Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi

    Walaupun segala daya dan upaya telah penulis curahkan demi terwujudnya

    skripsi ini, namun penulis mengakui bahwa skripsi ini masih sederhana,

    dikarenakan oleh pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis masih

    sangat dangkal dan sederhana pula. Oleh karena itu, dengan hati terbuka penulis

    mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dan

    pengembangan karya ilmiah selanjutnya.

    Skripsi ini dapat terwujud tidak lepas berkat bantuan dari berbagai pihak,

    baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan

    ini, dengan penuh kerendahan hati penulis sampaikan terima kasih yang tidak

    terhingga disertai penghargaan yang setinggi-tingginya terutama yang terhormat :

    1. Nurlena Rifa’i, MA. PH.d selaku Dekan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk penelitian;

    2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyahdan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    3. Ibu Siti Khadijah, M.Pd, Dosen Pembimbing yang telah banyak

    meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan,

    arahan serta petunjuknya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini

    4. Seluruh Staf Dosen dan pengajar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

    telah membekali pengetahuan dan keterampilan selama penulis menempuh

    perkuliahan di jurusan tersebut;

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    15/78

    5. Para Asisten Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

    memberikan bimbingan, arahan, nasehat, saran dan bantuannya demi

    lancarnya penulisan skripsi ini;

    6. Bapak Kepala UPTD Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi yang telah

    memberikan ijin penelitian;

    7. Ibu Kepala SDN Cijambu kecamatan Cisaat kabupaten Sukabumi yang

    telah membantu kelancaran dan keberlangsungan penelitian ini;

    8. Orang tua dan saudara-saudara tercinta yang selalu mengiringi dengan doa

    dan kasih sayang serta motivasinya;

    9. Rekan-rekan PAI Angkatan 2009 yang telah memberikan dorongan serta

    motivasi, mengingatkan dikala khilaf

    10. Pihak lain yang tidak mungkin disebutkan satu persatu, atas segala

    bantuan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

    Semoga Allah SWT memberikan imbalan yang berlipat ganda atas segala

    amal baik yang telah saudara berikan kepada penulis. Mudah-mudahan skripsi ini

    bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, terutama

    bagi dunia pendidikan. Amin Ya Rabbal Alamiin

    Sukabumi, Mei 2012

    Penulis

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    16/78

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

    LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

    SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

    ABSTRAK ...................................................................................................... i

    KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

    A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 5

    C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 5

    D. Perumusan Masalah ............................................................................. 6

    E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

    F. Kegunaan Penelitian............................................................................. 6

    BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................... 8

    A. Pengertian Pembelajaran PAIKEM...................................................... 8

    B. Pendidikan Agama Islam ..................................................................... 17

    C. Implementasi PAIKEM pada Pendidikan Agama Islam ..................... 22

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 25

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 25B. Metode dan Desain Penelitian ............................................................ 29

    C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 31

    D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 32

    E. Teknik Analisis Data ........................................................................... 33

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    17/78

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 35

    A. Implementasi PAIKEM ........................................................................ 35

    B. Pembahasan Temuan Hasil Penelitian ................................................. 46

    C. Evaluasi pebelajaran dengan menggunakan model PAIKEM ............. 51

    D. Hasil Pembahasan ................................................................................ 57

    BAB V PENUTUP ......................................................................................... 63

    A. Kesimpulan .......................................................................................... 63

    B. Saran-saran ........................................................................................... 64

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 65

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 67

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    18/78

    BAB II

    TINJAUAN TEORITIS

    A. Pengertian Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Edukatif dan

    Menyenangkan

    1. Pembelajaran

    Pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang menitik beratkan

    pada tinjauan bagaimana guru murid belajar. Menurut Mac Donald sistem

    persekolahan terbentuk atas empat sub sistem yaitu : mengajar, belajar,

    pembelajaran dan kurikulum. Mengajar ( teaching ) merupakan kegiatan atau

    perlakuan profesional yang diberikan oleh guru. Belajar ( learning )

    merupakan kegiatan atau supaya yang dilakukan siswa sebagai respon

    terhadap kegiatan mengajar yang diberikan oleh guru. Keseluruhan peraturan

    kegiatan yang memungkinkan dan berkenaan dengan terjadinya interaksi

    belajar mengajar disebut pembelajaran ( instruction ). Kurikulum ( curriculum )

    merupakan suatu rencana yang memberikan pedoman atau pegangan dalam

    proses kegiatan belajar mengajar.

    Hal ini senada dengan J. Drost, SJ yang menyatakan bahwa proses

    belajar mengajar atau pembelajaran membantu pelajar mengembangkan

    potensi intelektual yang ada padanya. Proses pembelajaran yang juga

    merupakan proses pendidikan dilangsungkan di dalam lembaga yang

    mengadakan proses pembelajaran itu 4.

    Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan atau hasil

    yang telah dirancang sebelumnya melalui berbagai macam pengalaman yang

    akan atau telah dilalui baik melalui interaksi dengan individu ataupun dengan

    lingkungan. Oleh karena itu, dari interaksi dengan semua aspek yang

    mendukung proses belajar tersebut terciptalah alur belajar yang dinamakan

    sebagai proses belajar.

    4

    J.I.G.M. Drsost , 1996 Sekolah:mengajar atau mendidik , Kanisius Jogjakarta

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    19/78

    10

    Crow & Crow (Susilana, 2006:93) menyatakan bahwa proses belajar

    terjadi apabila individu dihadapkan pada situasi dimana ia tidak dapat

    menyesuaikan diri dengan cara biasa, atau apabila ia harus mengatasi

    rintangan-rintangan yang mengganggu kegiatan-kegiatan yang diinginkan,

    proses penyesuaian diri mengatasi rintangan terjadi secara tidak sadar, tanpa

    pemikiran yang banyak terhadap apa yang dilakukan 5.

    Sedangkan menurut Freire, belajar merupakan suatu proses interaksi

    antar berbagai aspek yang saling berkaitan, sehingga dalam interaksi tersebut

    terdapat usaha transformasi, reinterpretasi, rekonstruksi, revisi dan

    penyempurnaan, yang pada akhirnya peserta didik dapat membangun sendiri

    pemahamannya, sementara fungsi pendidikan hanya sebagai fasilitator atau

    mediator yang membantunya dalam proses pemahaman tersebut 6.

    Kemudian untuk memperluas pemahaman kita mengenai apa yang

    dimaksud dengan belajar, akan dikemukakan beberapa definisi dari para ahli

    pendidikan modern.

    a. Hilgard dan Bower, dalam bukunya Theories of learning (1975 )

    mengemukakan, ”Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku

    seorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh

    pengalamanannya secara berulang-ulang dalam situasi itu, dimana

    perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar

    kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan

    sesaat seseorang (misalanya; kelelahan, pengaruh obat, dan

    sebagainya)” 7.

    b. Gagne, menyatakan bahwa : ”Belajar terjadi apabila suatu situasistimulus bersama-sama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa

    sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performanya berubah dari

    5 Susilana, Rudi (Koor.tim). (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: JurusanKurtekpend FIP UPI.

    6 Murtiningsih, Siti. (2006). Pendidikan Alat Perlawanan: Teori Pendidikan RadikalPaulo Freire. Magelang: RESIST book.

    7

    Gordon H. Bower dan Ernest R. Hilgard (1975) Theories of Learning, United States ofAmerica, Washington

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    20/78

    11

    waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudahnya ia

    mengalami situasi tadi” 8.

    c. Morgan, dalam buku Introduction of Psychology (1978)

    mengemukakan: ”Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap

    dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau

    pengalaman”.

    d. Witherington, dalam buku Educational Psychology, mengemukakan;

    “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan

    diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan,

    sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.

    Dari pemahaman tersebut, dapat dijelaskan secara umum bahwa belajar selain

    dari kegiatan untuk mencapai tujuan atau hasil tetapi juga berkaitan dengan

    faktor-faktor yang akan menciptakan suasana untuk mencapai hasil, seperti

    guru sebagai fasilitator dan komunikasi yang berlangsung dengan efektif

    untuk menjembatani proses pengiriman pesan dari guru ke siswa.

    2. Konsep Pembelajaran

    Pembelajaran merupakan perpaduan dari konsep mengajar dan konsep

    belajar, yang penekanannya terletak pada penumbuhan aktivitas peserta didik.

    Konsep ini dipandang sebagai suatu sistem dimana di dalamnya terdapat

    komponen-komponen seperti peserta didik, tujuan, materi, fasilitas yang

    harus dipersiapkan. Sebagaimana diungkapkan oleh Davis (Susilana,

    2006:96) bahwa:

    Learning System manyangkut pengorganisasian dari perpaduan antara

    manusia, pengalaman belajar, fasilitas, pemeliharaan atau pengontrolan, dan

    prosedur yang mengatur interaksi perilaku pembelajaran untuk mencapai

    tujuan. Sedangkan dalam teaching system menyangkut komponen

    perencanaan mengajar, bahan ajar, tujuan, materi dan metode, serta penilaian

    8

    Astrid tiarani Penerapan teori dicrimination learning perspektif Robert M. Gagnedalam pembelajaran pendidikan agama Islam 2001

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    21/78

    12

    dan langkah mengajar akan berhubungan dengan aktifitas belajar untuk

    mencapai tujuan.

    a. Pembelajaran Aktif ( Active L earni ng )

    Pembelajaran aktif merupakan strategi pembelajaran yang lebih

    banyak melibatkan peserta didik dalam mengakses berbagai informasi

    dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam pembelajaran di kelas,

    sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat

    meningkatkan kompetensinya. ## Pembelajaran aktif adalah proses aktif

    membangun makna dan pemahaman dari informasi, ilmu pengetahuan

    maupun pengalaman peserta didik sendiri.

    Selain itu pembelajaran aktif juga memungkinkan peserta didik

    dapat mengembangkan kemampuan analisis dan sintesis serta mampu

    merumuskan nilai-nilai baru yang diambil dari hasil analisis mereka

    sendiri. Dalam proses belajar peserta didik tidak semestinya diperlakukan

    seperti bejana kosong yang pasif yang hanya menerima kucuran ceramah

    sang guru tentang ilmu pengetahuan atau informasi. Karena itu dalam

    proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa

    sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan

    gagasan. Belajar memang merupakan proses aktif dari si pembelajar

    dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya

    menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Pembelajaran ini

    meniscayakan adanya minimalisasi peran guru di kelas.

    Guru lebih memposisikan dirinya sebagai fasilitator pembelajaran

    yang mengatur sirkulasi dan jalannya pembelajaran dengan terlebih

    dahulu menyampaikan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai dalam

    pembelajaran. Peserta didiklah yang banyak berperan dalam proses

    pembelajaran tersebut dan guru lebih banyak memberikan arahan dan

    bimbingan saja.

    Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus

    menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,

    mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    22/78

    13

    merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun

    pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran

    ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak

    memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka

    pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif

    dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang

    kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya

    dan orang lain.

    b. Pembelajaran Inovatif ( I novative L earni ng )

    Menurut Hornby, inovasi adalah mengadakan perubahan-

    perubahan ( make changes ) dan memperkenalkan sesuatu yang baru

    (introduce new changes ). Menurut Miles, inovasi adalah macam-macam

    perubahan genus. Inovasi sebagai perubahan disengaja, baru, khusus

    untuk mencapai tujuan-tujuan system, jadi perubahan ini dikehendaki dan

    direncanakan.

    Maksud dari pembelajaran inovatif adalah proses pembelajaran

    yang diharapkan dapat muncul ide-ide baru atau inovasi-inovasi positive

    yang diharapkan lebih baik.

    Inovasi dapat menjadi positif atau negatif. Inovasi positif

    didefinisikan sebagai proses membuat perubahan terhadap sesuatu yang

    telah mapan dengan memperkenalkan sesuatu yang baru yang

    memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Inovasi negatif menyebabkan

    pelanggan enggan untuk memakai produk tersebut karena tidak memiliki

    nilai tambah, merusak cita rasa dan kepercayaan pelanggan hilang.

    Inovasi harus berlangsung di sekolah guna memperoleh hasil

    yang terbaik dalam mendidik siswa. Ujung tombak keberhasilan

    pendidikan di sekolah adalah guru. Oleh karena itu guru harus mampu

    menjadi seorang yang inovatif guna menemukan strategi atau metode

    yang efektif untuk mendidik. Inovasi yang dilakukan guru pada intinya

    berada dalam tatanan pembelajaran yang dilakukan di kelas Kunci utama

    yang harus dipegang guru adalah bahwa setiap proses atau produk

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    23/78

    14

    inovatif yang dilakukan dan dihasilkannya harus mengacu kepada

    kepentingan siswa.

    c. Pembelajaran Kreatif ( Creative Learn in g )

    Pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan,

    mengimajinasikan, melakukan inovasi, dan melakukan hal-hal yang

    artistic lainnya, dikarakterkan dengan adanya keaslian dan hal yang baru,

    dibentukmelalui suatu proses yang baru. Memiliki kemampuan untuk

    menciptakan,dirancang untuk mesimulasikan imajinasi. kreatif memiliki

    makna bahwapembelajaran merupakan sebuah proses mengembangkan

    kreatifitas pesertadidik, karena pada dasarnya setiap individu memiliki

    imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti. Kreatifitas

    adalah sebagai kemampuan(berdasarkan data dan informasi yang

    tersedia) untuk memberikangagasan-gagasan baru dengan menemukan

    banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, yang menekankan

    pada segi kuantitas, ketergantungandan keragaman jawaban dan

    menerapkannya dalam pemecahan masalah.

    Pembelajaran ini merupakan proses yang mengharuskan guru

    untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreatifitas peserta didik

    selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan beberapa

    metodedan strategi yang variatif misalnya kerja kelompok, pemecahan

    problem dan sebagainya. Kirton membedakan ciri kepribadian kreatif

    kedalam dua gaya berfikir:

    Adaptors dan innovators. Kedua gaya tersebut merupakan

    pendekatan dalam mengahadapi perubahan. Adaptors mencoba membuat

    sesuatu lebih baik, menggunakannya, ada yang menggunakan metode,

    nilai, kebijakan, dan prosedur. Mereka percaya pada standard dan

    konsesus yang diterima sebagai petunjuk dalam pengembangan dan

    implementasi ide-ide baru. Sedangkan innovators suka merekonstruksi

    masalah, berpikir Mencermati pandangan pertama, yang mengartikan

    kreativitas sebagai kemampuan, maka yang dimaksud kemampuan di sini

    adalah kemampuan menggunakan gagasan-gagasan atau ide-ide yang

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    24/78

    15

    dilandasi oleh fakta dan informasi yang akurat dalam memecahkan atau

    mengatasi suatu masalah, dengan demikian kreativitas dalam pengertian

    kemampuan hanya mencakup dimensi kognitif.

    Ciri-ciri kreativitas tersebut belum sepenuhnya menjadi tolak

    ukur seseorang dapat disebut kreatif. Ciri lain yang harus dikembangkan

    yaitu ciri afektif menyangkut sikap dan perasaan seseorang, antara lain

    motivasi untuk berbuat sesuatu.

    d. Pembelajaran yang Efektif ( Ef fective L earni ng )

    Apapun strategi pembelajaran yang dipilih harus menjamin

    bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Ini dapat

    dibuktikan dengan adanya pencapaian kompetensi pembelajaran akan

    tercapai secara maksimal. Ini dapat dibuktikan dengan adanya

    pencapaian kompetensi baru oleh peserta didik setelah proses belajar

    mengajar berlangsung. Di akhir kegiatan proses pembelajaran harus ada

    perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada diri peserta didik.

    Beberapa prosedur yang dapat dilakukan dalam melakukan proses

    pembelajaran efektif antara lain:

    1) Melakukan Apersepsi

    Apersepsi dilakukan untuk menjajagi pengetahuan dan memotivasi

    peserta didik dengan menyajikan materi yang menarik dan

    mendorongnya untuk mengetahui hal-hal yang baru.

    2) Eksplorasi

    Eksplorasi merupakan kegiatan pembelajaran untuk megenalkan

    bahan dan mengaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh

    peserta didik. Kegiatan ini dapat ditempuh dengan:

    a) Memperkenalkan materi standar kompetensi dan kompetensi

    dasar yang baru dimiliki oleh peserta didik.

    b) Mengaitkan materi dan kompetensi dasar yang baru dengan

    pengetahuan dan kompetensi yang sudah dimiliki oleh peserta

    didik.

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    25/78

    16

    c) Menggunakan metode yang paling tepat dan variatif untuk

    meningkatkan penerimaan peserta didik terhadap materi standar

    dan kompetensi baru.

    3) Konsolidasi Pembelajaran

    Pembelajaran ini merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta

    didik dalam pembentukan kompetensi dengan mengaitkan

    kompetensi dengan kehidupan peserta didik. Hal ini dapat dilakukan

    dengan langkah-langkah berikut:

    a) Mendorong peserta didik agar menerapkan konsep, pengertian

    dan kompetensi yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.

    b) Mempraktikkan pembelajaran langsung dengan melibatkan

    peserta didik aktif agar dapat membangun kompetensi, sikap dan

    prilaku baru.

    4) Pembentukan kompetensi, sikap dan prilaku

    Pembentukan kompetensi, sikap dan prilaku peserta didik dapat

    dilakukan sebagai berikut:

    a) Doronglah peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian,

    dan kompetensi yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.

    b) Praktekkan pembelajaran secara langsung, agar peserta didik

    dapat membangun kompetensi, sikap dan prilaku baru dalam

    kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang dipelajari.

    c) Gunakan metodologi yang paling tepat agar terjadi perubahan

    kompetensi, sikap dan prilaku peserta didik.

    5) PenilaianPenilaian dimaksudkan sebagai kegiatan menghimpun fakta-fakta

    dan dokumen belajar peserta didik yang dapat dipercaya untuk

    melakukan program perbaikan pembelajaran, serta dapat dilakukan

    untuk mengambil kebijakan tentang informasi peserta didik.

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    26/78

    17

    e. Pembelajaran yang Menyenangkan (Joyful Learning).

    Proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang

    menyenangkan dan mengesankan. Suasana pembelajaran yang

    menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta didik untuk

    terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai

    secara maksimal. Disamping itu pembelajaran yang menyenangkan dan

    berkesan akan menjadi hadiah, reward bagi peserta didik yang pada

    gilirannya akan mendorong, motivasinya semakin aktif dan berprestasi

    pada kegiatan belajar berikutnya.

    Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang di dalamnya

    terdapat interaksi yang kuat antara pendidik dan peserta didik dengan

    tanpa ada perasaan tertekan. Dengan kata lain pembelajaran

    menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dan

    peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru memposisikan diri

    sebagai mitra belajar peserta didik di

    kelas, sehingga tidak ada beban bagi peserta didik dalam

    melakukan proses pembelajaran.

    Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan ini,

    guru dituntut untuk mampu mendisain materi pembelajaran dengan baik

    serta mengkombinasikannya dengan strategi pembelajaran yang

    mengedepankan keterlibatan aktif peserta didik dikelas, seperti simulasi,

    game, team quiz, role playing dan lain sebagainya.

    Dari uraian singkat tentang Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif dan

    Menyenangkan (PAIKEM), dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan

    pendidikan harus diwujudkan di kelas karena dasar hukumnya sudah jelas yaitu

    Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

    Pendidikan. Permasalahannya adalah bagaimana kreatifitas dan inovasi guru

    dalam menciptakan suasana kelas agar siswa belajar, yang pada dasarnya belajar

    adalah memproduksi gagasan atau membangun makna baru dari pengetahuan

    awal yang sudah dimiliki siswa. Siswa sebagai subjek belajar tidak

    mengkonsumsi gagasan tetapi memproduksi gagasan dalam proses pembelajaran

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    27/78

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    28/78

    19

    b. Memberikan pelatihan formal dan praktek yang di supervisi.

    c. Menyediakan informasi.

    d. Meningkatkan dan memperbaiki.

    Pendidikan Agama Islam berkenaan dengan tanggung jawab bersama.

    Oleh sebab itu usaha yang secara sadar dilakukan oleh guru mempengaruhi

    siswa dalam rangka pembentukan manusia beragama yang diperlukan dalam

    pengembangan kehidupan beragama dan sebagai salah satu sarana pendidikan

    nasional dalam rangka meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha

    Esa.

    Selanjutnya H. Haidar Putra Daulay, mengemukakan bahwa Pendidikan

    Islam pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk

    pribadi Muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik

    yang berbentuk jasmani maupun rohani.

    Dari beberapa definisi di atas, maka dapat diambil pengertian bahwa

    yang dimaksud Pendidikan Agama Islam adalah suatu aktivitas atau usaha-

    usaha tindakan dan bimbingan yang dilakukan secara sadar dan sengaja serta

    terencana yang mengarah pada terbentuknya kepribadian anak didik yang

    sesuai dengan norma-norma yang ditentukan oleh ajaran agama.

    Pendidikan Agama Islam juga merupakan upaya sadar dan terencana

    dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

    hingga mengimani, bertaqwa, dan ber akhlak mulia dalam mengamalkan

    ajaran agama Islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci Al-Quran dan Al-

    Hadits, melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan

    pengalaman.

    Dari pengertian di atas terbentuknya kepribadian yakni pendidikan yang

    diarahkan pada terbentuknya kepribadian Muslim. kepribadian Muslim

    adalah pribadi yang ajaran Islam nya menjadi sebuah pandangan hidup,

    sehingga cara berpikir, merasa, dan bersikap sesuai dengan ajaran Islam.

    Dengan demikian Pendidikan Agama Islam itu adalah usaha berupa

    bimbingan, baik jasmani maupun rohani kepada anak didik menurut ajaran

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    29/78

    20

    Islam, agar kelak dapat berguna menjadi pedoman hidupnya untuk mencapai

    kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.

    2. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam.

    Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tempat tegaknya sesuatu.

    Dalam hubungannya dengan Pendidikan Agama Islam, dasar-dasar itu

    merupakan pegangan untuk memperkokoh nilai-nilai yang terkandung di

    dalamnya.

    Adapun yang menjadi dasar dari Pendidikan Agama Islam adalah Al-

    Qur’an yang merupakan kitab suci bagi kita umat Islam yang tentunya

    terpelihara keaslian nya dari tangan-tangan yang tak bertanggung jawab dan

    tidak ada keraguan di dalamnya, sebagaimana Firman Allah Swt dalam Al-

    Qur’an yaitu surat Al -Baqarah ayat 2.

    Al-qur’an sebagai kitab suci telah dipelihara dan dijaga kemurniannya

    oleh Allah Swt dari segala sesuatu yang dapat merusaknya sepanjang masa

    dari sejak diturunkannya sampai hari kiamat kelak, hal ini di terangkan dalam

    sebuah surat dalam Al- Qur’an yaitu surah Al -Hijr ayat 9.

    Al-Hadits merupakan perkataan ataupun perbuatan Nabi Muhammad

    SAW yang memberikan gambaran tentang segala sesuatu hal, yang juga

    dijadikan dasar dan pedoman dalam Islam, dan sebagai umat Islam kita harus

    mentaati apa yang telah di sunnahkan Rasulullah dalam Hadistnya, hal ini di

    jelaskan dalam Al- Qur’an surat An -Nisa ayat 80.

    Selain ayat di atas, terdapat juga hadits yang berkenaan dengan

    mentaati rasul, yang berarti juga menjalani segala sunnah-sunnahnya melalui

    Al-Hadist

    Selain dari dua dasar yang paling utama tersebut, masih ada dasar

    yang lain dalam negara kita khususnya seperti yang termuat dalam Undang-

    Undang Dasar 1945, pasal 29 ayat 1 dan 2.

    Ayat 1 berbunyi, “ Negara berdasark an azas Ketuhanan Yang Maha Esa”

    Ayat 2 berbunyi, “ Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

    memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing ”.

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    30/78

    21

    Dalam pasal ini kebebasan memeluk agama dan kebebasan beribadah

    menurut agama yang dianutnya bagi warga Indonesia telah mendapat jaminan

    dari pemerintah dan hal ini sejalan dengan Pendidikan Agama Islam dan hal-

    hal yang terdapat di dalamnya.

    3. Tujuan Pendidikan Agama Islam.

    Tujuan Pendidikan Agama Islam identik dengan tujuan agama Islam,

    karena tujuan agama adalah agar manusia memiliki keyakinan yang kuat dan

    dapat dijadikan sebagai pedoman hidupnya yaitu untuk menumbuhkan pola

    kepribadian yang bulat dan melalui berbagai proses usaha yang dilakukan.

    Dengan demikian tujuan Pendidikan Agama Islam adalah suatu harapan yang

    diinginkan oleh pendidik Islam itu sendiri.

    Zakiah Daradjad dalam Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam

    mendefinisikan tujuan Pendidikan Agama Islam sebagai berikut :

    Tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu membina manusia beragama

    berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam

    dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan

    dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dan

    kejayaan dunia dan akhirat. Yang dapat dibina melalui pengajaran agama

    yang intensif dan efektif.

    Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan

    Agama Islam adalah sebagai usaha untuk mengarahkan dan membimbing

    manusia dalam hal ini peserta didik agar mereka mampu menjadi manusia

    yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta meningkatkan

    pemahaman, penghayatan, dan pengamalan mengenai Agama Islam, sehingga

    menjadi manusia Muslim, ber akhlak mulia dalam kehidupan baik secara

    pribadi, bermasyarakat dan berbangsa dan menjadi insan yang beriman

    hingga mati dalam keadaan Islam, sebagaimana Firman Allah Swt dalam Al-

    Qur’an surat Ali Imran ayat 102

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    31/78

    22

    102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar

    takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam

    Keadaan beragama Islam 9.

    4. Fungsi Pendidikan Agama Islam.

    Pendidikan Agama Islam mempunyai fungsi sebagai media untuk

    meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, serta sebagai wahana

    pengembangan sikap keagamaan dengan mengamalkan apa yang telah

    didapat dari proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

    Zakiah Daradjad berpendapat dalam bukunya Metodik Khusus

    Pengajaran Agama Islam bahwa :

    Sebagai sebuah bidang studi di sekolah, pengajaran agama Islam

    mempunyai tiga fungsi, yaitu: pertama, menanamtumbuhkan rasa keimanan

    yang kuat, kedua, menanamkembangkan kebiasaan (habit vorming) dalam

    melakukan amal ibadah, amal saleh dan akhlak yang mulia, dan ketiga,menumbuh kembangkan semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai

    anugerah Allah SWT kepada manusia.

    Dari pendapat diatas dapat diambil beberapa hal tentang fungsi dari

    Pendidikan Agama Islam yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

    a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa

    kepada Allah SWT yang ditanamkan dalam lingkup pendidikan keluarga.

    b.

    Pengajaran, yaitu untuk menyampaikan pengetahuan keagamaan yangfungsional

    c. Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik

    lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat bersosialisasi

    dengan lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.

    d. Pembiasaan, yaitu melatih siswa untuk selalu mengamalkan ajaran Islam,

    menjalankan ibadah dan berbuat baik.

    9 Qs. Ali Imran 102, 1999, Qur’an dan Terjemahan , Depag RI

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    32/78

    23

    Disamping fungsi-fungsi yang tersebut diatas, hal yang sangat perlu di

    ingatkan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan sumber nilai, yaitu

    memberikan pedoman hidup bagi peserta didik untuk mencapai kehidupan

    yang bahagia di dunia dan di akhirat.

    5. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam.

    Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian,

    keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT,

    hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia

    dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan

    lingkungannya.

    Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-

    aspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya

    merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.

    Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup

    Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah :

    a. Pengajaran keimanan

    Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek

    kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam,

    inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun Islam.

    b. Pengajaran akhlak

    Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada

    pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran

    ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang

    diajarkan berakhlak baik.

    c. Pengajaran ibadah

    Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata

    cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu

    melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk

    ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah.

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    33/78

    24

    d. Pengajaran fiqih

    Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi

    tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada Al-

    Quran, sunnah, dan dalil- dalil syar’i yang l ain. Tujuan pengajaran ini

    adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam

    dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

    e. Pengajaran Al-Quran

    Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat

    membaca Al-Quran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap

    ayat-ayat Al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat

    tertentu yang di masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang

    disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.

    f. Pengajaran sejarah Islam

    Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat

    mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari

    awalnya sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan

    mencintai agama Islam.

    Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang, yaitu guru sebagai

    fasilitator dan siswa sebagai individu yang difasilitasi oleh guru atau pun

    lembaga pendidikan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Hasil dari interaksi

    antara guru dan siswa dalam rangka menyampaikan informasi ilmu

    pengetahuan menghasilkan suatu model pembelajaran, yang kemudian model

    ini terus berkembang sesuai kebutuhan akan ilmu pengetahuan dan

    perkembangan jaman. Karenanya model pembelajaran dapat dipahami sebagai

    rangkaian usaha pembaharuan. Menurut R.S. Peters dalam bukunya the

    Philosophy of Education (Murtiningsih,2006:2).

    Pendidikan pada hakikatnya tidak mengenal akhir, karena kualitas

    kehidupan manusia terus meningkat. Untuk itu, apa yang harus dipersoalkan

    bukanlah persiapan ke arah tujuan, melainkan bagimana orang bertindak saat

    ini. Sehingga jika metode pendidikan yang digunakan jelas dan bersifat

    membebaskan, maka akan dihasilkan pribadi-pribadi yang responsif, aktif dan

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    34/78

    25

    kreatif. Hanya dalam situasi pendidikan yang dialogislah orang akan tetap

    dapat mengikuti perkembangan jaman.

    C. Implementasi PAIKEM pada Mata Pelajaran PAI

    Pembelajaran pendidikan agama Islam (khususnya Fiqih) dewasa ini

    masih tetap cenderung bersifat memaksakan bahan ajar, bukan pada

    pencapaian dan penguasaan kompetensi. Disamping itu metode pembelajaran

    yang diterapkan juga membosankan, dan juga dalam pembelajaran pendidikan

    agama Islam guru adalah sebagai pusat informasi, peserta didik hanya

    disuguhi ceramah sang guru tanpa memperhatikan peserta didik tersebut

    faham atau tidak, hal ini dikarenakan mengejar target bahan ajar selesai.

    Sehingga pendidikan agama Islam tidak bermakna bagi peserta didik dan tidak

    diterapkan pada kehidupan sehari-hari mereka.

    Malik Fajar menyatakan bahwa “Proses belajar mengajar sampai

    sekarang ini lebih banyak hanya sekedar mengejar target pencapaian

    kurikulum yang telah ditentukan”. 10

    Nurcholis Madjid juga menyatakan bahwa pendidikan agama masih

    dianggap gagal dikarenakan oleh pembelajaran pendidikan agama Islam lebih

    menitikberatkan pada hal-hal yang bersifat formal dan hafalan, bukan pada

    pemaknaannya.

    Dengan melihat beberapa kelemahan dari pembelajaran pendidikan

    agama Islam diatas, maka dengan adanya strategi pembelajaran PAIKEM

    (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan) dapat

    diterapkan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.

    Sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang mengerti akan agama

    Islam. Selain itu dengan mengimplementasikan strategi pembelajaran

    PAIKEM pada pembelajaran Fiqih maka kegiatan pembelajaran akan lebih

    bermakna karena strategi pembelajaran PAIKEM adalah sebuah pembelajaran

    10 Malik Fadjar. 1988. Madrasah dan Tantangan Modernitas . Bandung:Penerbit Mizan.

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    35/78

    26

    yang memberdayakan seluruh aspek yang dimiliki peserta didik (afektif,

    psikomotorik, kognitif), dengan peserta didik pun aktif dalam pembelajaran.

    Dengan diterapkannya pembelajaran PAIKEM dalam pembelajaran

    Pendidikan Agama Islam maka tidak lagi menjadi pembelajaran yang

    membosankan, melainkan menjadi sebuah pembelajaran yang menyenangkan.

    Adapun beberapa strategi pembelajaran PAIKEM yang dapat

    diterapkan dalam pembelajaran PAI antara lain:

    1. Everyone Is A Teacher Here (Setiap Murid Sebagai guru)

    Strategi ini sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara

    keseluruhan dan secara individual. Strategi ini memberi kesempatan kepada

    setiap siswa untuk berperan sebagai guru dari kawan-kawannya.

    Dengan strategi ini siswa yang selama ini tidak aktif akan terlibat dalam

    pembelajaran secara aktif.

    2. Reading Aloud (Strategi Membaca Keras)

    Strategi ini dapat membantu siswa untuk berkonsentrasi, mengajukan

    pertanyaan dan menggugah diskusi. Reading aloud adalah sebuah strategi

    pembelajaran yang dilakukan dengan cara guru memberikan bacaan kepada

    peserta didik dan setiap peserta didik membaca bagian teks yang berbeda-

    beda.

    3. Role Play (Bermain Peran)

    Unsur yang paling menonjol dalam role play (bermain peran) adalah unsur

    hubungan sosial. Dalam bermain peran, siswa dapat mencoba menempatkan

    diri sebagai tokoh atau pribadi tertentu.

    4. Snow Bowling (bola salju)

    Strategi ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari

    diskusi siswa secara bertingkat. Dimulai dari kelompok kecil kemudian

    dilanjutkan dengan kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya akan

    memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh siswa secara

    berkelompok

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    36/78

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Gambaran Objektif Tempat Penelitian

    Sekolah Dasar Negeri Cijambu beralamat di jalan Cikiray No. 277

    Desa Sukasari Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi berdiri pada tahun

    1989 dan memiliki ijin operasional pada tahun 1990, pada tahun 2010 telah

    terakreditasi dengan tingkat perolehan nilai B dikarenakan kondisi pada saat

    itu belum adanya berbagai fasilitas yang tersedia sebagai perlengkapan

    pelaksanaan pembelajaran.

    Berdiri diatas lahan seluas + 1.118 meter dengan kondisi tebing sungai

    yang apabila kita cermati kondisinya sangat mengkhawatirkan, namun

    bagaimanapun pendidikan haruslah tetap berjalan, hingga saat ini SD Negeri

    Cijambu telah menghasilkan banyak lulusan

    Pada saat ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah Hj. Yati Sumiati,

    S.Pd dengan dilayani oleh 9 guru yang terdiri atas 7 orang guru PNS dan 3

    orang guru honorer, dengan 1 orang Penjaga sekolah dan memiliki 224 orang

    peserta didik dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.

    Berikut ini adalah data kepemimpinan yang ada di SD Negeri Cijambu

    sampai tahun 2010

    No Nama Dari Tahun s.d Tahun

    1. H. Endang, S.Ag 1990 - 2000

    2. Enung Sumiati, S.Pd 2000 – 2006

    3. Hj. Yati Sumiati, S.Pd 2006- sekarang

    a. Visi SD Negeri Cijambu

    Terwujudnya siswa yang “BERIMAN, BERAKHLAK MULIA DAN

    BERILMU

    Indikator dari visi tersebut diatas adalah :

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    37/78

    28

    - Mampu menampilkan perilaku berakhlakul karimah

    - Unggul dalam berbagai bidang olah raga (Bola Volli, Sepak Bola,

    Atletik, Senam)

    - Unggul dalam implementasi bidang keagamaan

    - Unggul dalam bidang seni, dalam ciri khas seni tradisional

    - Unggul dalam hal kedisiplinan siswa dan ketertiban umum

    - Memiliki guru dan pegawai yang berkompeten

    - Memiliki guru dan pegawai tetap dengan penghasilan yang layak

    - Menjadi prioritas pertama bagi masyarakat secara luas, untuk

    menyekolahkan anaknya.

    - Dapat memberi kepuasan kepada masyarakat dalam melakukan

    pelayanan terhadap peserta didik

    b. Misi SD Negeri Cijambu

    Meningkatkan keimanan, ketaqwaan peserta didik melalui kegiatan

    keagamaan Membina akhlakul karimah melalui pembiasaan, penanaman

    kedisiplinan, keteladanan dan mandiri

    Menghasilkan lulusan yang kompeten dengan pengembangan potensi

    intelektual emosional dan spiritual peserta didik melalui Pembelajaran

    Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan

    c. Tujuan Sekolah Terselenggarakan pendidikan yang dapat mengembangkan dasar-dasar

    kecerdasan, pengetahuan, keterampilan, kepribadian dan ahlak mulia.

    Iman dan takwa minimal sesuai dengan standar kompetensi dan

    lulusan

    Terselenggaranya pendidikan yang dapat mengembangkan potensi dan

    keunggulan lokal demi meningkatnya kesadarannya peserta didik akan

    jati diri dan kecintaannya terhadap lingkungan.

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    38/78

    29

    Terselenggaranya pendidikan yang dapat meningkatkan potensi

    peserta didik sesuai dengan kecerdasan bakat dan minatnya serta

    sesuai dengan kondisi sekolah itu sendiri.

    Terselenggaranya pendidikan yang dapat mengembangkan seluruh

    potensi peserta didik untuk kepentingan hidup mandiri dan mengikuti

    pendidikan pada jenjang lebih lanjut.

    d. Strategi SD Negeri Cijambu- Melakukan komunikasi langsung dengan orang tua / wali siswa dalam

    setiap menerapkan suatu kebijakan yang baru melalui rapat dengar

    pendapat.

    - Mulai melakukan seleksi akademis maupun non akademis untuk

    menjaring siswa yang berkualitas

    - Meningkatkan prestasi akademis melalui bimbingan belajar untuk

    bidang studi yang soal ujiannya menjadi kewenangan pusat.

    - Memberikan pelajaran tambahan untuk siswa yang belum memenuhi

    kriteria ketuntasan minimal

    - Melakukan pembinaan kesehatan terhadap siswa dengan bersinergi

    dengan instansi terkaitdalam hal ini dinas kesehatan (PUSKESMAS).

    e. Sarana Prasarana

    Pada saat ini SDN Cijambu telah memiliki berbagai sarana

    prasarana sebagai alat pembelajaran, sebagai penunjang pembelajaran

    Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SDN Cijambu memiliki

    sebagian sarana pembelajaran diantaranya :

    40 Buah Al Qur’an 20 Buah Buku Iqra 4 Set Alat Peraga Huruf Hijaiyah 4 Set Alat Peraga Tuntunan Shalat Berjamaah 10 Set Peralatan Praktek Shalat

    10 Buah Qur’an Terjemah

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    39/78

    30

    2. Waktu Penelitian

    Adapun waktu penelitian diadakan mulai bulan Juni 2011 sampai dengan

    Bulan Desember 2011 dengan susunan jadwal sebagai berikut :

    No Kegiatan

    Bulan

    Juli Agst Sept Okt Nop Des

    2 3 4 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

    1 Perencanaan

    2 Observasi Awal

    3 Pengolahan data

    observasi

    4 Pelaksanaan

    Penelitian

    5 Pengumpulan

    Data

    6 Penyusunan

    Skripsi

    B. Metode dan Desain Penelitian

    Metode dapat diartikan sebagai suatu cara kerja untuk mencapai tujuan.

    Cara kerja ini dapat dilakukan apabila dalam suatu penelitian data dapat

    terkumpul serta dapat tercapai maksud dan tujuan dari penelitian tersebut.

    Senada dengan uraian di atas Winarno Surakhmad (1994 : 131),

    mengemukakan sebagai berikut :

    “Metoda merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai

    tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan

    mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu, cara utama ini digunakan

    setelah penyelidikan memperhitungkan kewajaran,ditinjau dari

    penyelidikan dalam arti luas, hal yang biasanya perlu dijelaskan lebih

    ekplisit dalam setiap penyelidikan”. 1

    1 Surakhmad Winarno, 1998, Pengantar Penelitian Ilmiah , Tarsito Bandung

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    40/78

    31

    Metode Penelitian adalah cara kerja untuk dapat memahami objek

    penelitian. Penelitian bagi penyusunan skripsi ini r menggunakan metode deskriptif

    yaitu metode yang menggambarkan keadaan sekolah yang tampak pada saat

    penelitian dilaksanakan.

    Adapun ciri-ciri dari metode deskriptif adalah sebagai berikut:

    1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa

    sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.

    2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian

    dianalisa (karena itu metode ini sering disebut metode analisis).

    (Winarno Surakhmad, 2004 : 140)

    Berdasarkan uraian di atas, penulis menggunakan metode deskriptif dengan

    tujuan agar memperoleh hasil dan kesimpulan yang jelas dari penelitian yang

    dilaksanakan. Masalah yang diteliti penulis merupakan masalah yang terjadi pada

    masa sekarang, sehingga penulis memilih metode penelitian deskriptif.

    Untuk penerapan metode penelitian tersebut digunakan tiga macam studi,yakni:

    1. Studi Kepustakaan

    Studi Kepustakaan, dimaksudkan untuk memperoleh informasi atau

    pengetahuan yang sifatnya teoritis yang mempunyai relevansi dengan

    masalah yang teliti, serta untuk memberikan metode-metode bagi

    pemecahan masalah yang dihadapi.

    2. Studi Dokumenter

    Studi dokumenter yaitu mengadakan penelitian terhadap dokumen-

    dokumen sekolah yang relevan dengan masalah yang diteliti,

    3. Studi Lapangan

    Studi lapangan, dimaksudkan untuk memperoleh data sekolah baik yang

    bersifat umum maupun khusus yang diperlukan bagi pembahasan masalah.

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    41/78

    32

    Berpijak dari pendapat di atas, serta setelah memperhitungkan segi

    kewajarannya, maka penulis mempergunakan metoda penelitian Deskriptif, yaitu

    suatu metoda yang mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa, gejala-gejala

    yang ada pada masa sekarang, sebagaimana dijelaskan oleh Winarno

    Surakhmad (1994 : 132), sebagai berikut :

    “Metoda Deskriptif adalah suatu metoda yang membicarakan beberapa

    kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan

    mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasikannya, kemudian

    menganalisanya dan menginterpretasinya”.

    Dengan melihat kutipan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa

    metoda Deskriptif memusatkan diri kepada pemecahan masalah yang terjadi atau

    berjalan pada masa sekarang.

    Di dalam metodologi mendeskripsikan keadaan penelitian yang penulis

    akan laksanakan. Dan hasilnya dipergunakan untuk membuktikan hipotesis yang

    telah ditetapkan sebelumnya.

    C. Populasi Dan Sampel

    Agar penelitian ini terarah dan mencapai tujuan yang diharapkan maka

    penulis menetapkan langkah-langkah sebagai berikut :

    1. Populasi

    Pelaksanaan suatu penelitian tidak terlepas dari objek penelitian,

    hal ini merupakan variabel yang diperlukan untuk memecahkan masalah

    atau menunjang keberhasilan penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto

    (2006 : 130), "Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian".

    Populasi dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik Kelas

    IV di SD Negeri Cijambu

    2. Sampel

    Suharsimi Arikunto (2006 : 131) mengungkapkan bahwa sampel

    adalah "Sebagian atau wakil populasi yang diteliti".

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    42/78

    33

    Penarikan sampel perlu dilakukan mengingat ukuran populasi yang

    terlalu besar, sedangkan waktu, biaya dan kemampuan terbatas. Metode

    pengambilan kesimpulan yang ideal mempunyai sifat-silat sebagai berikut:

    1) Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh

    populasi yang diteliti.

    2) Dapat menentukan presisi dari hasil penelitian dengan menentukan

    penyimpanan baku (standar) dari taksiran yang diperoleh.

    3) Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan

    4) Dengan memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya seminimal mungkin.

    Secara garis besar ada dua metode pengambilan sampel yaitu cara acak

    atau biasa disebut Random Sampling dan pengambilan sampel yang tidak

    acak atau telah ditentukan sebelumnya.

    Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Guru dan

    Peserta didik kelas V di SDN Cijambu kecamatan Cisaat kabupaten

    Sukabumi.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang akan digunakan

    dalam penelitian ini, digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

    1. Pengumpulan Data Langsung (Data Primer)

    a. Observasi (pengamatan), yaitu dengan cara pengumpulan datadengan melakukan pencatatan secara cermat dan sistematis langsung

    dilokasi objek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang

    dilakukan perusahaan.

    b. Wawancara, yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara langsung

    dengan personil yang mengetahui tentang objek yang sedang diteliti.

    c. Menggunakan quesioner, pertanyaan yang diajukan kepada bagian

    yang berwenang yang berkaitan dengan penyelesaian skripsi ini.

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    43/78

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    44/78

    35

    5. Mengadakan analisis dan penafsiran data yang telah diolah sebagai

    hasil jawaban responden.

    Adapun pedoman yang digunakan untuk menafsirkan data tersebut

    adalah sebagai berikut :

    100 % = Seluruhnya

    76 % – 96 % = Sebagian besar

    52 % – 72 % = Lebih dari setengahnya

    50 % = Setengahnya

    28 % – 48 % = Hampir setengahnya

    4 % – 24 % = Sebagian kecil

    0 % = Tidak ada

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    45/78

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Implementasi PAIKEM

    Penelitian dilaksanakan dengan cara observasi, wawancara dan

    dokumentasi, yang pada akhirnya didapat hasil informasi berupa data. Data-

    data yang diperoleh kemudian diolah dan diinterpretasikan secara deskriptif

    sesuai dengan tujuan penelitian.

    Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan

    PAIKEM di SD Negeri Cijambu. Pendeskripsian hasil penelitian ini dimulai

    dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi sampai dengan kendala dan danpak

    dari pelaksanaan model PAIKEM.

    Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka akan dipaparkan secara

    berurutan berdasarkan alur rumusan masalah penelitian.

    PAIKEM digunakan sebagai model standar dalam kegiatan belajar

    mengajar, ini sesuai dengan program yang dicanangkan oleh DEPDIKNAS

    bahwa terdapat tiga komponen utama pendidikan, yaitu : (1) manajemen

    sekolah, (2) Peran serta Masyarakat, dan (3) Pembelajaran Aktif, Kreatif,

    Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Oleh karena itu, perencanaan

    pembelajaran di SD Negeri Cijambu yang dirancang pun berbasis pada

    PAIKEM.

    Berdasarkan wawancara dengan PKS (Pembantu Kepala Sekolah)

    urusan kurikulum, sistem perancangan pembelajaran dilakukan dengan dua

    tingkatan, yaitu perancangan pembelajaran tingkat sekolah dan perancangan

    tingkat guru.

    Perancangan pembelajaran di tingkat sekolah terdapat tiga tahapan,

    yaitu tahapan rapat kerja awal tahun, tahapan rapat kerja guru satu tingkatan

    kelas. Dalam perencanaan pembelajaran ini kedua tahapan ini dipimpin oleh

    kepala sekolah di dampingi pihak yayasan serta dibantu oleh PKS urusan

    kurikulum.

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    46/78

    36

    1. Tahapan rapat kerja awal tahun.

    Rapat kerja awal tahun ini dipimpin oleh kepala sekolah dibantu dengan

    PKS (Pembantu Kepala Sekolah) mengumpulkan seluruh guru untuk

    membicarakan program setahun kedepan berkaitan dengan peningkatan mutu

    proses belajar mengajar (PBM) di kelas berdasarkan PAIKEM, program yang

    akan dibicarakan :

    a. Menganalisis standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

    Penganalisisan SK dan KD ini dilakukan bersama-sama,

    tujuannya adalah agar guru dalam menganalisis SK dan KD dan

    menurunkannya menjadi indikator belajar sesuai dengan kebutuhan

    siswa. Tujuan lain adalah dengan adanya perancangan SK dan KD secara

    bersama-sama terjadi sharing atau saling tukar pendapat mengenai

    indikator yang tepat, metode pembelajaran yang tepat, skenario yang

    tepat, penggunaan media yang tepat antar semua guru, tidak terbatas

    spesifikasi keilmuan.

    b. Penempatan wali Kelas

    Tujuan dengan adanya penempatan wali kelas supaya guru yang

    diberi tanggung jawab menjadi wali kelas bisa menciptakan suatu

    lingkungan belajar yang kondusif, menarik, dan menyenangkan untuk

    siswa-siswa di saat siswa sedang belajar di kelas. Aspek-aspek yang

    harus terdapat di kelas adalah :

    1. Perangkat kelas, digunakan agar siswa mulai belajar berorganisasi

    dengan cara memilih ketua kelas beserta anggotanya, dan diketahui

    oleh wali kelas.

    2. Papan absen, digunakan untuk mengetahui siswa yang tidak masuk

    kelas hari itu, dan memudahkan guru atauwali kelas mengetahui

    siswanya yang tidak hadir pada hari itu, sehingga tidak perlu

    menghabiskan waktu untuk absen siswa.

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    47/78

    37

    3. Tempat memajang hasil karya siswa, digunakan agar siswa merasa

    memiliki kelas itu dan menjadi tempat motivasi agar siswa selalu

    bersemangat untuk sekolah.

    4. Perpustakaan kelas, digunakan agar siswa tetap rajin membaca

    apabila guru sedang berhalangan hadir dan digunakan sebagai

    referensi yang cepat dijangkau apabila KBM sedang berjalan.

    Wali kelas ini bertujuan agar dapat mengetahui karakteristik

    pribadi siswa sehingga bisa menganalisis model pembelajaran apa yang

    digunakannya dan bisa menjadi orang tua siswa sewaktu siswa berada di

    sekolah.

    c. Penempatan guru mengajar

    Tujuan dengan adanya penempatan guru mengajar adalah agar

    guru yang diberi tanggung jawab untuk mengajar di suatu tingkatan kelas

    atau kelas tertentu dapat mempersiapkan dirinya dengan mencari

    informasi keadaan siswa yang akan diajarnya. Dengan mencari keadaan

    informasi siswa, guru diharapkan bisa dengan baik menganalisis gaya

    belajar yang tepat untuk kelas tersebut.

    2. Rapat kerja guru satu tingkatan kelas.

    Tujuan dari rapat kerja guru satu tingkatan kelas adalah agar bisa

    sama-sama memberi informasi dan pendapat mengenai model pembelajaran

    yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dan juga secara

    bersama-sama menganalisis indikator yang harus dicapai siswa di tingkat

    tersebut. Sehingga pada akhirnya, dalam rapat kerja guru satu tingkatan kelas

    bisa menghasilkan indikator yang bisa dicapai siswa di tingkat tersebut

    berdasarkan SK dan KD yang telah ada. Rapat kerja guru satu tingkatan kelas

    ini diadakan pada awal semester.

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    48/78

    38

    3. Prestasi rapat kerja guru satu tingkatan kelas.

    Setelah rapat kerja guru satu tingkatan kelas diadakan oleh guru-

    guru satu tingkat kelas, kemudian diadakan kembali rapat secara

    keseluruhan yang dihadiri oleh semua guru untuk prestasi hasil dari rapat

    kerja guru satu tingkat kelas. Setiap perwakilan guru dari setiap tingkatan

    mempresentasikan apa indikator yang ingin dicapai siswa pada tingkat

    tersebut dan model pembelajaran apa yang akan digunakan. Rapat ini

    dipimpin oleh kepala sekolah dan PKS urusan kurikulum. Tujuan dari

    rapat ini, agar kepala sekolah dan PKS urusan kurikulum mengetahui dan

    menyetujui apa yang akan dilakukan guru pada saat KBM.

    Tahapan proses perencanaan pembelajaran di tingkat sekolah dapat

    dideskripsikan sebagai berikut :

    Bagan IV.1 Tahapan Proses Pembelajaran

    1. Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM.Berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah, secara umum

    pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Cijambu ini terbagi ke dalam dua

    model utama, yaitu penggunaan model tematik yang digunakan kelas 1 sampai

    kelas 3 dan penggunaan model CTL yang digunakan kelas 4 sampai kelas 6,

    khusus untuk kelas 6 yang akan menghadapi Ujian Akhir Sekolah

    menggunakan model tambahan, yaitu model Drill (latihan). Penggunaan

    model-model tersebut dinilai paling tepat untuk kebutuhan dan daya nalar

    Rapat kerjaAwal tahun

    Rapat kerja guru

    satu tingkat kelas

    Presentasi

    Disetujui

    Rencana

    Pembelajaran

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    49/78

    39

    siswa. Penggunaan model tematik pada kelas 1 sampai kelas 3 diharapkan

    agar dapat membangun minat belajar siswa, sedangkan penggunaan model

    CTL pada kelas 4 sampai kelas 6 diharapkan agar siswa dapat merancang

    opini-opini dari siswa.

    1) Model Drill (latihan)

    Model drill digunakan khusus untuk kelas VI untuk mempersiapkan

    ujian akhir. Model drill ini digunakan dalam setiap mata pelajaran dan

    dilakukan di akhri untuk mengetahui sejauh mana pencapaian pemahaman

    siswa dalam materi yang baru di dapatnya.

    Penguasaan mata pelajaran wajib dikuasai oleh siswa dengan

    berbagai cara, apakah itu dengan menemukan sendiri, dengan bertanya,

    dengan diskusi atau yang lainnya. Untuk lebih memantapkan ilmu yang

    sudah di dapat, maka perlu diadakannya latihan yang dilakukan secara

    kontinue. Tujuan dari latihan adalah agar siswa memiliki keterampilan

    secara nyata dari apa yang telah dipelajarinya. Aspek-aspek yang

    dikembangkan dari model drill/latihan ini adalah :

    a) Siswa memiliki keterampilan motorik/gerak.

    b) Kecakapan intelek siswa dapat berkembang.

    c) Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan

    dengan hal-hal yang berhubungan.

    Berdasarkan hasil penelitian di kelas VI mengenai pelaksanaan

    model drill akan dipaparkan sebagai berikut :

    Kelas Aktifitas Guru Aktifitas siswa

    VI Banyak memberikan

    latihan di akhir

    Banyak memberikan

    pertanyaan

    Banyak memberikan

    Merespon pertanyaan

    guru dengan cepat

    Bertanya balik ke guru Terjadi diskusi guru

    dengan siswa

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    50/78

    40

    penugasan Terjadi diskusi antar

    siswa Latihan-latihan yang

    diberikan dikerjakan

    siswa dengan

    sungguh-sungguh

    Penugasan dikerjakan

    dengan baik

    Pemajangan

    penugasan berupa

    karya di kelas.

    Siswa sudah

    mempunyai buku

    latihan terpisah.

    Siswa mempunyai

    modul latihan.

    Tabel IV.7 Pelaksanaan Model Drill Kelas 6

    2. Evaluasi pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM

    Berdasarkan hasil wawancara dengan PKS urusan Kurikulum,

    PAIKEM yang dilaksanakan di SD Negeri Cijambu terdapat dua standar

    evaluasi, yaitu evaluasi tingkat kelas dan evaluasi tingkat sekolah. Kedua

    standar evaluasi itu digunakan untuk terus meningkatkan mutu proses belajar

    mengajar di kelas dan juga sebagai tempat sharring yang terjadi antara guru

    yang diketahui oleh Kepala Sekolah.

    1. Evaluasi tingkat kelas

    Terdapat dua macam evaluasi yang dilakukan oleh wali kelas pada

    kelas 1 sampai dengan kelas 3 dan guru bidang studi pada kelas 4 sampai

    kelas 6. evaluasi yang digunakan adalah refleksi setelah kegiatan belajar

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    51/78

    41

    mengajar dan penugasan serta tes sebagai tindak lanjut kegiata belajar

    mengajar.

    a) Refleksi

    Berdasarkan observasi, kegiatan pada refleksi biasanya guru

    mencoba bertanya kembali kepada siswa apa yang baru dipelajarinya,

    kegiatan itu dilakukan untuk mengetahui apakah siswa bisa memahami

    pelajaran yang baru diperolehnya dan sebagai masukan bagi guru

    untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran tersebut. Refleksi

    bisa berupa respon terhadap kejadian, aktifitas, atau pengetahuan yang

    baru diterima oleh siswa. Pada akhir pelajaran, guru menyempatkan

    waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi, perwujudannya dapat

    berupa pertanyaan-pertanyaan.

    Berikut ini contoh refleksi yang dilakukan oleh guru terhadap

    siswa :

    1. Bagaimana pendapatmu mengenai kegiatan hari ini ?

    2. Hal-hal baru apa saja yang kalian dapatkan melalui kegiatan hari

    ini?

    3. buatlah komentar di buku catatanmu tentang pembelajaran hai ini?

    4. apakah keterampilan yang kalian pelajari hari ini dapat diterapkan

    di rumah ?

    b) Penugasan

    Penugasan merupakan tahap evaluasi berbentuk hasil, sejauh

    mana siswa tersebut paham dan kemudian terdapat penilaian dari

    ketercapaian siswa bisa memahami pelajaran. Tujuan dari penugasan

    tersebut adalah agar siswa bisa mengingat kembali materi yang

    dipelajarinya sehingga menghasilkan sebuah feed back yang bisa

    menghasilkan opini-opini pribadi terhadap mata pelajaran yang baru

    siswa dapatkan.

    Terdapat beberapa macam bentuk penugasan yang bisa menjadi

    tolak ukur menilai prestasi siswa, yaitu antara lain laporan kegiatan,

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    52/78

    42

    portofolio, karya siswa, prestasi atau penampilan siswa, demonstrasi,

    dan diskusi di kelas.

    Penugasan tersebut menjadi nilai tambah dalam menilai

    performance siswa, sehingga penilaian guru terhadap siswa tidak

    hanya berasal dari penugasan-penugasan yang siswa dapat merasa

    nyaman dan tertantang untuk mengerjakan penugasan tersebut.

    c) Tes

    Evaluasi tingkat kelas yang berbentuk seperti pekerjaan rumah

    dan kuis. Kedua evaluasi tersebut digunakan sebagai acuan dasar untuk

    menilai sejauh mana siswa paham terhadap materi yang dipelajarinya,

    sehingga guru bisa mengukur tingkat pencapaian siswa.

    2. Evaluasi tingkat sekolah

    Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah, terdapat dua aspek

    yang di evaluasikan pada tingkat sekolah, yaitu aspek siswa dan aspek

    guru. Kedua hal tersebut dibahas agar peningkatan dan sinkronisasi antara

    kemajuan pencapaian hasil belajar siswa juga disertai dengan peningkatan

    mutu mengajar guru. Kedua aspek tersebut dibahas dengan saling

    berkaitan, apabila mutu siswa menurun bisa jadi mutu mengajar guru yang

    tidak cukup bagus atau kreatif dan apabila mutu siswa naik bisa jadi mutu

    mengajar guru yang cukup bagus dan kreatif.

    a) Aspek siswa

    Untuk evaluasi aspek siswa, evaluasinya melalui refeleksi

    setelah kegiatan belajar mengajar dan penugasan-penugasan yang

    diberikan guru. Selain dari pada itu, evaluasi aspek siswa juga dinilai

    dalam hal performance siswa, dari mulai aktif di dalam kegiatan

    belajar mengajar, aktif dalam belajar kelompok dan diskusi, dan selalu

    mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Selain itu, evaluasi

    dari siswa juga berdasarkan evaluasi formal sebagai syarat yang

    diberikan oleh Depdiknas, yaitu adanya UTS dan UAS.

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    53/78

    43

    b) Aspek guru

    Sedangkan untuk aspek guru, aspek yang dievaluasi mengenai

    pencapaian indikator belajar yang telah dirancang guru dalam silabus

    dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Di SD Negeri Cijambu,

    evaluasi aspek guru dilaksanakan di Komite Kerja Guru (KKG) yang

    dilakukan setiap satu minggu sekali, tepatnya pada hari sabtu dimana

    pada hari tersebut siswa menjalani aktifitas ekstrakulikuler. KKG

    dipimpin langsung oleh kepala sekolah yang didampingi oleh PKS

    urusan kurikulum. Di KKG tersebut, semua guru atau wali kelas wajib

    hadir dan setiap guru atau wali kelas menceritakan kendala yang

    dihadapi sewaktu proses belajar mengajar berlangsung. Proses tersebut

    kemudian berlanjut kepada saling sharing antar guru, dimana saling

    memberi solusi kepada guru yang menemukan kesulitan.

    3. Kendala yang dihadapi dalam menggunakan model PAIKEM

    Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah, ada kendala yang

    menjadi memperlambat proses peningkatan mutu pembelajaran di sekolah,

    yaitu kendala yang dihadapi di saat terdapat beberapa mata pelajaran yang

    ingin menggunakan media dan ternyata media tersebut tidak dipunyai oleh

    sekolah, maka guru harus bisa membuat alternatif atau solusi untuk bisa tetap

    mengadakan materi tersebut dengan media yang ada atau bahkan membuat

    media tersebut.

    a) Sarana

    Kebutuhan terhadap penunjang kegiatan belajar mengajar sangat

    dibutuhkan, khususnya kepada sarana pembelajaran. SD Negeri Cijambu

    mempunyai sarana pembelajaran, perpustakaan, sarana tersebut digunakan

    untuk dapat membantu siswa belajar.

    Perpustakaan

    SD Negeri Cijambu mempunyai ratusan buku dengan berbagai

    jenis buku, dari buku pelajaran sampai dengan buku cerita.

  • 8/18/2019 Cece Sudirman.pdf

    54/78

    44

    Keberadaan perpustakaan ini menjadi suatu yang sangat bermanfaat,

    siswa sering mencari sumber-sumber referensi. Belajar mandiri

    biasanya dilakukan siswa di dalam perpustakaan sehingga siswa bisa

    mencari sumber-sumber rujukan yang lebih banyak daripada sumber

    rujukan yang berasal dari guru.

    Kendalanya adalah kondisi bangunan yang baru dibangun,

    membuat pengelolaan perpustakaan belum berjalan secara efektif dan

    maksimal, sehingga pelayanan terhadap pinjaman buku menjadi

    tersendat.

    b) Media

    Kendala dalam media adalah penyediaan media sederhana yang

    bisa digunakan guru, kurangnya kemampuan guru untuk bisa membuat

    media sederhana secara mandiri menjadikan guru mencari alternatif untuk

    bisa menjadikan kegiatan belajar mengajar tetap menggunakan media.

    Biasanya guru menungaskan siswa untuk membawa media pada

    pertemuan yang akan datang.

    Selain dari sarana dan media, kendala yang dihadapi adalah faktor orang

    tua siswa yang tidak menjadi teman belajar siswa disaat di rumah. Orang tua

    sepenuhnya menyerahkan kepada sekolah proses mendapatkan ilmu sehingga

    pada akhirnya siswa tersebut tidak bisa menerapkan ilmu yang telah didapat

    disekolah sewaktu siswa