39
Laporan Kasus TUMOR BULI-BULI Disusun Oleh : Farida 1008120615 Pembimbing Dr. dr. Zuhirman Sp.U KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU 1

Case Tumor Buli

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tumor Buli

Citation preview

Page 1: Case Tumor Buli

Laporan Kasus

TUMOR BULI-BULI

Disusun Oleh :

Farida

1008120615

Pembimbing

Dr. dr. Zuhirman Sp.U

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU BEDAHFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

RUMAH SAKIT UMUM ARIFIN ACHMADPEKANBARU

2014

1

Page 2: Case Tumor Buli

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan kasus dengan judul “Tumor Buli-Buli”.

Laporan kasus ini ditulis untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Tumor Buli-

buli yang merupakan salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu

Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Riau.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen

pembimbing, dr. Zuhirman SpU yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan

memberikan pengarahan dalam penyusunan laporan kasus ini dari awal hingga selesai.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan kasus ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun

demi perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi

kita semua.

Pekanbaru, 14 April 2014

Penulis

2

Page 3: Case Tumor Buli

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tumor traktus urogenitalia merupakan keganasan yang sering dijumpai

ditempat praktek sehari-hari, yang mungkin terlewatkan karena kukurangwaspadan

dokter dalam mengenali penyakit ini. Diantara keganasan urogenitalia, tumor buli-

buli atau tumor vesika urinaria (kandung kemih) merupakan 2% dari seluruh

keganasan dan merupakan keganasan kedua terbanyak pada sistem urogenitalia

setelah karsinoma prostat. Tumor ini dua kali lebih sering menyerang pria dibanding

wanita. Di daerah industri, terutama pabrik cat, kejadian tumor ini meningkat tajam,

karena pekerja-pekerja di pabrik kimia, merupakan salah satu faktor risiko yang

mempermudah seseorang menderita karsinoma buli-buli. Salah satu gejala yang

terdapat pada tumor buli-buli adalah adanya total hematuria tanpa disertai rasa nyeri.

Sebagian besar ± 90% tumor buli-buli adalah karsinoma sel transisional.1

Di Amerika Serikat keganasan ini merupakan penyebab kematian ke enam

dari seluruh penyakit kaganasan, dan pada  tahun 1996 yang lalu diperkirakan

ditemukan 52.900 kasus baru kanker buli-buli. Di Indonesia  berdasarkan pendataan

hasil pemeriksaan jaringan yang dilakukan selama 3 tahun diketahui bahwa kanker

buli-buli menempati urutan kesepuluh dari tumor ganas primer pada pria. Di sub

bagian Urologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dari 152 kasus keganasan urologi

antara tahun 1995-1997, 36% diantaranya adalah kanker buli-buli dan juga

3

Page 4: Case Tumor Buli

menempati urutan pertama. Puncak kejadiannnya terutama berada pada usia dekade

ke lima sampai ke tujuh.2

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka diperlukan suatu

literatur khusus untuk membahas mengenai tumor buli-buli beserta laporan kasus

mengenai tumor buli-buli yang berada dibangsal bedah urologi Rumah Sakit Umum

Arifin Ahmad Provinsi Riau 2014.

1.2 Batasan Masalah

Referat ini membahas tentang buli-buli, baik dari segi anatomi dan fisiologi,

definisi, etiologi dan faktor resiko, jenis histopatologi, diagnosa, derajat invasi tumor

dan penatalaksanaan tumor buli-buli serta ilustrasi kasus tentang tumor buli-buli.

1.3 Tujuan Penulisan

1. Memahami dan menambah wawasan mengenai tumor buli-buli.

2. Meningkatkan kemampuan penulisan ilmiah dibidang kedokteran khususnya

dibagian Ilmu Bedah.

3. Memenuhi salah satu syarat kelulusan Kepaniteraan Klinik Senior dibagian

Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Riau RSUD Arifin Achmad

Pekanbaru.

1.4 Metode Penelitian

Penulisan referat ini menggunakan metode tinjauan pustaka dengan mengacu

kepada beberapa literature dan ilustrasi kasus tentang tumor buli-buli.

4

Page 5: Case Tumor Buli

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan fisiologi buli-buli

Buli-buli (vesika urinaria) terletak tepat di belakang pubis didalam cavitas

pelvis. Secara anatomik bentuk buli-buli terdiri atas 3 permukaan, yaitu permukaan

superior yang berbatasan dengan rongga peritoneum, dua permukaan inferiolateral,

dan permukaan posterior. Permukaan superior merupakanlokus minoris (daerah

terlemah) dinding buli-buli. Kapasitas maksimum vesika urinaria dalam menyimpan

urine adalah kurang lebih 500 ml. Vesika urinaria yang kosong pada orang dewasa

seluruhnya terletak di dalam pelvis, bila vesika urinaria terisi, dinding atasnya akan

terangkat sampai masuk ke regio hipogastrikum. Vesica urinaria yang kosong

berbentuk piramid, mempunyai apek, basis dan sebuah facies superior serta dua buah

facies inferolateralis juga mempunyai collum.3

Buli-buli adalah organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot detrusor yang

saling beranyaman. Disebelah dalam adalah otot longitudinal , ditengah merupakan

otot sirkuler dan paling luar merupakan otot longitudinal. Mukosa buli-buli terdiri atas

sel-sel transisional yang sama seperti pada mukosa-mukosa pelvis renalis, ureter dan

uretra posterior. Pada dasar buli-buli kedua muara ureter dan meatus uretra internum

membentuk suatu segitiga yang disebut trigonum buli-buli.1

5

Page 6: Case Tumor Buli

Gambar 2.1 Anatomi buli-buli (vesika urinaria)4

Buli-buli berfungsi menampung urine dari ureter dan kemudian

mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme miksi (berkemih). Buli-buli

diperdarahi oleh arteria vesicalis superior dan inferior, cabang arteria iliaca interna

dan oleh venae yang membentuk plexus venosus vesicalis, dibawah berhubungan

dengan plexus venosus prostaticus; dan bermuara ke vena iliaca interna. Pembuluh

limf bermuara ke nodi iliaca interni dan externi. Persarafan buli-buli berasal dari

plexus hypogastricus inferior.1

6

Page 7: Case Tumor Buli

2.2 Definisi tumor buli-buli

Tumor buli-buli adalah tumor yang didapatkan dalam buli-buli (Kandung

Kencing). Karsinoma buli-buli merupakan tumor superfisial. Tumor ini lama

kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina propria, otot & lemak perivesika

yang kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitar. Di samping itu tumor

dapat menyebar secara limfogen maupun hematogen. Penyebaran limfogen

menuju kelenjar limfe, perivesika, obturator, iliaka eksterna,dan iliaka

komunis. Penyebaran hematogen paling sering ke hepar, paru-paru dan

tulang.1

2.3 Etiologi dan faktor resiko tumor buli-buli

Keganasan buli terjadi karena induksi bahan karsinogen yang banyak terdapat

di sekitar kita. Beberapa factor resiko yang mempermudah seseorang menderita

karsinoma buli adalah :1,5

Merokok

Merokok merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya karsinoma buli.

Merokok mengakibatkan setengah dari kematian pada pria dengan karsinoma buli

dan lebih dari sepertiga pada wanita dengan karsinoma buli.

Pekerjaan

Pekerja-pekerja di pabrik kimia (terutama pabrik cat), laboratorium, pabrik karet,

tekstil, percetakan, dan pekerja pada salon sering terpapar bahan karsinogen berupa

senyawa amin aromatik.

7

Page 8: Case Tumor Buli

Infeksi kandung kemih kronis dan batu buli. Telah diketahui bahwa kuman-kuman

E.coli dan Proteus spp menghasilkan nitrosamin yang merupakan zat karsinogen.

Kopi, pemanis buatan, dan obat-obatan. Kebiasaan mengkonsumsi kopi, pemanis

buatan yang mengandung sakarin dan siklamat, serta pemakaian obat-obatan

siklofosfamid.

Umur (> 40 tahun) dan jenis kelamin (laki-laki 3-4x lebih banyak dibanding

wanita).

2.4 Jenis histopatologi tumor buli-buli

Tumor buli-buli dapat berbentuk papiler, tumor non invasif (in situ), noduler

(infiltratif), atau campuran antara bentuk papiler dan infiltratif.

Gambar 2.2. Bentuk Tumor Buli-Buli

Ada beberapa jenis karsinoma buli, antara lain:1

o Karsinoma sel transisional (urothelial)

o Karsinoma sel skuamosa

o Adenokarsinoma

8

Page 9: Case Tumor Buli

Sebagian besar (± 90%) karsinoma buli adalah karsinoma sel transisional.

Jenis ini bersifat multifokal yaitu dapat terjadi di saluran kemih yang epitelnya terdiri

atas sel transisional yaitu di pielum, ureter, atau uretra posterior. Sedangkan jenis

karsinoma sel skuamosa terjadi pada 10% kasus dan adenokarsinoma sekitar 2%

kasus.1

2.5 Diagnosa tumor buli-buli

Gajala klinis yang dapat ditimbulkan dari suatu karsinoma buli antara lain:

Darah pada urin (hematuria makroskopis atau hematuria mikroskopis) yang

bersifat (1) tanpa disertai nyeri (painless), (2) kambuhan (intermittent), (3)

terjadi pada seluruh proses miksi (hematuria total).1

Nyeri saat proses mengeluarkan urin (disuria), meskipun seringkali karsinoma

buli-buli tanpa disertai gejala disuria, tetapi pada karsinoma insitu atau

karsinoma yang sudah mengadakan infiltrasi luas tidak jarang menunjukkan

gejala iritasi buli-buli.1

Urgensi, frenkuensi.5

Nyeri pada daerah pelvis atau pinggang.5

Hematuria dapat menimbulkan retensi bekuan darah sehingga pasien datang

dengan meminta pertolongan karena tidak dapat miksi.1

Keluhan akibat penyakit yang telah lanjut berupa gejala obstruksi saluran

kemih bagian atas atau edema tungkai.5

Pemeriksaan, berupa:

9

Page 10: Case Tumor Buli

Pemeriksaan per-rektal atau vaginal.

Hal ini berguna untuk memeriksa keberadaan tumor dengan ukuran yang

cukup besar. Pemeriksaan palpasi bimanual sangat berguna untuk menentukan

infiltrasi. Palpasi bimanual dikerjakan dengan narkose umum (supaya otot

buli-buli relaks) pada saat sebelum dan sesudah reseksi tumor TUR Buli.1

Sistoskopi (atau disebut juga sistouretroskopi)

Suatu pemeriksaan yang mana alat ini dimasukkan sepanjang uratra untuk

memeriksa kandung kemih dan traktus urinarius untuk melihat adanya suatu

abnormalitas struktural atau obstruksi , seperti tumor atau batu. Contoh

jaringan kandung kemih (biopsi) dapat diambil melalui sistoskop untuk

kemudian diperiksa dengan menggunakan mikroskop.5

Intavenous pyelogram (IVP)

Pemeriksaan ini berguna untuk memeriksa ginjal, ureter, dan kandung kemih,

mendeteksi adanya tumor, abnormalitas, batu, dan mengetahui obstrusi janie

lainnya. Pemeriksaan IVP dapat mendeteksi adanya tumor buli berupa filling

deffect. Didapatkannya hidroureter atau hidronefrosis merupakan salah satu

tanda tanda adanya infiltrasi tumor ke ureter atau muara ureter.5

10

Page 11: Case Tumor Buli

Gambaran IVP pada Karsinoma Buli-buli6

Laboratorium

Laboratorium yang dapat digunakan anatara lain darah rutin, kimia darah, urin

mikroskopis dan deteksi bakteri di dalam urin. Selain itu dapat pula dilakukan

pemeriksaan sitologi urin, yaitu pemeriksaan sel-sel urotelium yang terlepas

bersama urin.1,5

2.6 Derajat invasi tumor (stadium)

Penentuan derajat invasi tumor berdasarkan sistem TNM atau berdasarkan

penentuan stadium dari Marshal adalah sebagai berikut :

Tabe 2 1. Stadium karsinoma buli sesuai system TNM dan stadium menurut Marshall1

TNM Marshall UraianTis 0 Karsinoma in situTa 0 Tumor papilari non invasifT1 A Invasi submukosaT2 B1 Invasi otot superfisialT3a B2 Invasi otot profundaT3b C Invasi jaringan lemak prevesikaT4 D1 Invasi ke organ sekitar

N1-3 D1 Metastasis ke limfonoduli regionalM1 D2 Metastasis homogen

2.7 Penatalaksanaan dan prognosis tumor buli-buli

11

Page 12: Case Tumor Buli

Tindakan yang pertama kali dilakukan pada pasien karsinoma buli-buli adalah

reseksi buli-buli transuretra atau TUR buli-buli. Pada tindakan ini dapat sekaligus

ditentukan luas infiltrasi tumor, tetapi selanjutnya tergantung pada stadiumnya, antara

lain: (1) tidak perlu terapi lanjutan akan tetapi selalu mendapat pengawasan yang ketat

atau wait and see, (2) Instilasi intravesika dengan obat-obat Mitomisin C, BCG, 5-

Fluoro Urasil, Siklofosfamid, Doksorubisin, atau dengan interferon, (3) sistektomi

radikal (pengangkatan buli-buli dan jaringan sekitarnya, pada pria berupa

sistoprostatektomi, dan selanjutnya aliran urine dari ureter dialirkan mealui beberapa

cara diversi urin), parsial, atau total, (4) radiasi eksterna dan (5) terapi ajuvan dengan

kmeoterapi sistemik antara lain regimen Sisplatinum-Siklofosfamid dan Adriamisin.1

Tabel 2.2 Alternatif terapi setelah TUR buli-bulii1

Stadium TindakanSuperfisial(stadium 0-A)

TUR Buli-buli/fulgurasiInstilasi intravesika

Invasif(stadium B-C-D1)

TUR Buli-buliSistektomi atau radiasi

Metastasis(stadium D2)

Ajuvantivus kemoterapiRadiasi paliatif

Semua pasien karsinoma buli- buli harus mendapatkan pemeriksaansecara

berkala, dan secara rutin dilakukan pemeriksaan klinis, sistologi urine serta sistoskopi.

Jadwal pemeriksaanberkala itu pada: (1)tahun I dilakukan setiap 3 bulan sekali, (2)

Tahun kedua setiap 4 bulan sekali dan (3) tahun III dan seterusnya setiap 6 bulan

sekali. Tindakan yang pertama kali dilakukan pada pasien karsinoma buli adalah reseksi

buli transuretra atau TUR Buli. Pada tindakan ini dapat sekaligus ditentukan luas infiltrasi

tumor. Terapi selanjutnya tergantung pada stadiumnya antara lain :

12

Page 13: Case Tumor Buli

Tabel 2.3 Prognosis karsinoma buli-buli7

Tingkat TNM 5-years survival rateTis 90%TaT1 60-80%T2 50%

T3a 40%T4 30%N+ 10%M+ 0-2%

13

Page 14: Case Tumor Buli

BAB III

ILUSTRASI KASUS

LAPORAN KASUS BAGIAN BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

RSUD ARIFIN ACHMAD

Identitas Pasien :

Nama : Tn. AR

Umur : 64 Tahun

Tanggal lahir : 20-12-1949

Jenis Kelamin : laki-laki

Alamat : Parit Ladang, Indragiri Hilir

Asal : Pulau Palas

Status : Kawin

Pendididkan : SD

Pekerjaan : Petani

Masuk RS : 08 April 2014

ANAMNESIS

Keluhan Utama

Nyeri saat berkemih dan keluar darah saat berkemih sejak 2 bulan yang lalu sebelum

masuk rumah sakit (SMRS).

Riwayat Penyakit Sekarang

2 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit (SMRS), pasien mengeluh sakit pada

bagian perut bagian bawah, nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri dirasakan pasien

pada awal sampai akhir kencing dan pasien harus mengedan saat berkemih. Pada

saat kencing, keluar darah diawal berkemih dan darah semakin berkurang di

14

Page 15: Case Tumor Buli

pertengahan dan menghilang diakhir saat berkemih. Darah yang keluar berupa

gumpalan darah/bekuan darah berwarna merah.

5 hari sebelum dirawatdi RSUD Tembilahan, pasien mengalami demam, mual,

muntah.

Pasien sebelumnya sudah pernah dirawat selama 10 hari di Rumah Sakit Umum

Daerah Tembilhan dengan keluhan nyeri pada saluran kencing. Pasien sudah

menerima tranfusi darah sebanyak 10 kantung.

Pemasangan kateter urine dilakukakan sejak pasien dirawat di RSUD Tembilahn

hingga dirujuk ke RSUD Arifin Ahmad. Nyeri saat kencing dirasakan berkurang

setelah pemasangan kateter urin.

Pasien merasa tidak puas saat berkemih.

Nyeri didaerah pinggang tidak ada.

Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat diabetes melitus (-).

- Riwayat hipertensi (-).

- Riwayat kencing batu atau pasir (-)

- Riwayat trauma (-)

- Riwayat menderita asam urat yang tinggi tidak diketahui.

- Riwayat infeksi saluran kemih tidak diketahui.

Riwayat Penyakit Keluarga

- Tidak terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini.

15

Page 16: Case Tumor Buli

SKOR INTERNASIONAL GEJALA PROSTAT (I-PSS)

Untuk pertanyaan nomor 1 hingga nomo6 jawaban dapat diberikan skor sebagai berikut:

0=Tidak pernah 3=Kurang lebuh separuh dari kejadian

1=Kurang dari sekali dari 5 kali kejadian 4=lebih dari separuh dari kejadian

2=Kurang dari separuh kejadian 5=Hampir selalu

Dalam satu bulan terakhir ini berapa seringkah anda:

No Keluhan pada bulan terakhir 0 1 2 3 4 5

1 Merasakan masih terdapat sisa pipis setelah buang air kecil

V

2 Harus kencing lagi padahal belum ada setengah jam yg lalu buang air kecil

V

3 Harus berhenti saat BAK dan segera mulai BAK lagi dan terjadi berkali-kali

V

4 Tidak dapat menahan keinginan BAK V

5 Merasakan pancaran BAK lemah V

6 Harus mengejan dalam memulai BAK V

7 Dalam sebulan terakhir berapa kali anda bagun di malam hari untuk BAK

V

8 Dengan keluhan seperti ini bagaimana anda menikmati hidup

Sangat tidak puas (5)

Skor IPSS = 30 dengan Kualitas Hidup 5

Kesimpulan LUTS: Severe (20-35)

16

Page 17: Case Tumor Buli

Pemeriksaan Fisik

Status generalis

- Keadaan umum : tampak sakit sedang

- Kesadaran : Komposmentis

- Keadaan gizi : Kurang

Vital Sign

- Tekanan Darah : 120/80 mmHg

- Nadi : 68 x/menit

- Nafas : 24 x/menit

- Suhu : 36,60 C (suhu aksila)

Pemeriksaan kepala dan leher

- Mata : konjungtiva anemis (+/+); sklera ikterik (-/-)

- Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thoraks

- Inspeksi : simetris kiri dan kanan, retraksi (-/-), gerakan napas

kanan kiri sama.

- Palpasi : vokal fremitus kanan kiri sama.

- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru

- Auskultasi : suara napas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen

- Inspeksi : perut sedikit cekung

- Auskultasi : bising usus (+) normal

- Palpasi : perut supel, nyeri tekan (-),hepar dan lien tidak teraba

- Perkusi : timpani

Extremitas : Akral hangat, CRT <2 detik dan tidak ada kelainan

Pemeriksaan kelenjar limfe : KGB inguinal tidak teraba.

Pemeriksaan Genitourinarius: Terpasang kateter urine

17

Page 18: Case Tumor Buli

Pemeriksaan Urologis

1. Flank

Pemeriksaan Dextra SinistraInspeksi - tanda radang (merah, bengkak, cairan, hematom) - trauma - massa

---

---

Palpasi - ballotement - nyeri tekan CVA

--

--

Perkusi - nyeri ketok (CVA)

- -

2. Suprapubik

- Inspeksi : Permukaan datar dan tidak membengkak, tanda trauma tumpul/tajam

(-), fraktur pelvis (jejas (-), laserasi (-), hematom (-)).

- Palpasi : Nyeri tekan (+), teraba massa (-).

3. Genitalia eksterna

Penis

- Inspeksi: ukuran makro penis; posisi bengkok kiri akibat pemasangan kateter

urin; preputium disirkumsisi; tidak terdapat jejas, laserasi dan hematom; tidak

terdapat tanda radang; massa (-); meatus uretra ekterna (MUE) tidak terlihat

karena pemasangan kateter.

- Palpasi : tidak terdapat massa.

Skrotum

- Inspeksi : tanda radang (-); massa (-); tanda trauma (-).

- Palpasi : nyeri tekan (-).

18

Page 19: Case Tumor Buli

4. Rectal Toucher

- Tonus sphyncter ani (TSA) : baik

- Mukosa ampula : licin

- Refleks bulbo Cavernosus : tidak dilakuakan

- Prostat : Sulcus interlobaris : (-)

Konsistensi : keras, permukaan rata

Kutub atas : tidak teraba

Nyeri : (+)

Tafsiran berat prostat : ± 50 gram

Diagnosis Kerja

Pre operasi : Susp. Carsinoma buli-buli.

Post operasi : Carsinoma buli-buli + Benign Prostat Hiperplasia (BPH).

Diagnsis banding

Hematuria et causa obstruksi saluran kemih.

Pemeriksaan Penunjang dan hasil pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium

1. Urinalisis (tidak dilakukan)

2. Darah rutin

Hb : 10,8 gr/dl

HT : 33,60 %

Leukosit: 8500 ul/dl

Eritrosit : 3,67 ul/dl

Trombosit: 264.000 ul/dl

19

Page 20: Case Tumor Buli

3. Kimia darah

Glukosa : 65 mg /dL

Ure : 22 mg/dl

Cre : 0,09 mg/dl

AST1 : 31 IU/L

ALT1 : 31 U/L

ALB1 : 3,11 g/dL

BILT : 0,79 mg/dL

BILD : 0,13 mg/dL

4. Elektrolit darah (tidak ada data) : Na+, K+, Ca++, Cl-

Pemeriksaan

1. Cystography

2. BNO-IVP

20

Page 21: Case Tumor Buli

21

Page 22: Case Tumor Buli

3. USG Abdomen

- Massa dinding vesika urinaria dengan tanda-tanda malignansi.

- Pembesaran prostat (volume = 30 ml).

- Symple cyst multiple ren sinistra.

- Ren dextra tak tampak kelainan.

22

Page 23: Case Tumor Buli

Rencana penatalaksana

TUR Buli-buli (pada tanggal 15 April 2014)

TUR prostat (pada tanggal 15 April 2014)

23

Page 24: Case Tumor Buli

BAB V

PEMBAHASAN

Dilaporkan pasien laki-laki berumur 64 tahun yang dirawat di ruang Dahlia 4

dari tanggal 08 April 2014 dengan diagnosa Tumor buli-buli. Diagnosis tumor buli-

buli didasarkan atas anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang.

Diagnosis post operasi adalah tumor buli-buli dan benign prostat hiperplasia (BPH).

Dari hasil anamnesis pada kasus ini, dengan keluhan utama Nyeri saat

berkemih dan keluar darah saat berkemih sejak 2 bulan yang lalu sebelum masuk

rumah sakit (SMRS). darah yang keluar waktu berkemih (hematuria makroskopik),

yaitu hematuria yang secara kasat mata dapat dilihat sebagai urine yang berwarna

merah karena didalamnya terdapat sel darah merah/eritrosit. Hematuria makroskopik

yang berlangsung terus menerus dapat mengancam jiwa karena dapat menimbulkan

penyulit berupa: terbentuknya gumpalan darah yang dapat menyumbat aliran urine.

Salah satu penyebat hematuria adalah adanya tumor baik jinak maupun ganas.Nyeri

yang menyertai hematuria dapat berasal dari nyeri di saluran kemih bagian atas

berupa kolik atau gejala iritasi dari saluran kemih bagian bawah.

Inisial Total Terminal

Terjadi pada Awal miksi Seluruh proses miksi Akhir miksi

Tempat

kelainanuretra Buli-buli, ureter, atau ginjal Leher buli-buli

Hasil pemeriksaan fisik pada pasien ini adalah ditemukan konjungtiva

yang anemis, dan pasien terlihat sedikit pucat. Tanda-tanda vital pasien,

dengan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 68 x/menit, nafas 24 x/menit,

Suhu 36,40 C (suhu aksila).

Pada pemeriksaan urologis dari Flank kanan dan kiri dalam batas normal.

Palpasi (ballotement) pada daerah sudut costovertebre (Costo vertebrae Angle=CVA)

didapatkan hasil CVA (-) berarti ginjal tidak teraba. Nyeri tekan dan ketok CVA (-).

24

Page 25: Case Tumor Buli

Pemeriksaan pada suprapubik didapat adanya nyeri tekan (+). Pemeriksaan genitalia

eksterna dalam batas normal. Rectal toucher (RT) dilakukan pada pasien dengan

beberapa indikasi, salah satunya adalah:

a. Laki-laki usia > 42 tahun.

b. Adanya keluhan berkemih/ LUTS.

Tujuan dari RT adalah terutama untuk menilai keberadaan keganasan prostat

serta ukuran pembesaran prostat.

Pada pemeriksaan laboratorium pada tanggal 10 April 2014 didapatkan hasil:

GLU1 65 mg/dL (critical low)

DHDL 24,1 mg/dL (critical low)

ALB1 3,11 g/dL (critical low)

Pada pemeriksaan BNO-IVP tampak defek pengisisan (filling defect). Selain itu

USG tampak ada massa di dinding vesika urinaria dan tampak pembesaran prostat.

Carsinoma buli-buli + Benign Prostat Hiperplasia (BPH).

25

Page 26: Case Tumor Buli

DAFTRA PUSTAKA

1. Purnomo BB. Dasar-dasar Urologi edisi ke-3. Jakarta : Sagung Seto. 2011.

170-175.

2. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ennywidyaw-5113-

2-babii.pdf. [diakses 15 April 2014].

3. Snell R.S. 2006. Anatomi Klinik edisi 6. Jakarta:EGC. 350-360

4. R. Putz, R. Pabst. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 22 Jilid 2. Jakarta:

EGC. 2006.

5. UAB Health System. Bladder cancer. Http://www.uabhealth.org. [diakses 15

April 2014].

6. John Hopkins Medicine. Bladder cancer. Http://urology.jhu.edu. [diakses 15 April

2014].

7. Sjamsuhidajat R, Jong WD. Tumor kandung kemih. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi

ke-2. Jakarta : EGC. 2004. 780-782

26