33
CASE REPORT dermatology “Tinea Kruris” Pembimbing : dr. Bowo Wahyudi, Sp. KK Oleh : Zul Achmad Fauzan Lubis (2010730169)

Case Report Tinea

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Case Report Tinea

Citation preview

Page 1: Case Report Tinea

CASE REPORTdermatology

“Tinea Kruris”

Pembimbing :

dr. Bowo Wahyudi, Sp. KK

Oleh :

Zul Achmad Fauzan Lubis (2010730169)

Page 2: Case Report Tinea

IDENTITAS PASIEN

• Nama : Tn. EP• Umur : 20 tahun • Jenis Kelamin : Laki-laki• Suku : Sunda• Pendidikan : SMA• Pekerjaan : Mahasiswa• Status Marital : Belum Menikah • Alamat : Rancah, Banjar

Page 3: Case Report Tinea

Anamnesis

Auto-anamnesa 14 Juli 2015

Keluhan Utama :• Timbul bercak-bercak kehitaman dan

bersisik halus pada lipat paha kiri dan kanan yang terasa semakin gatal ketika berkeringat dan meluas. Keluhan ini dirasakan sejak 3 hari yang lalu.

Page 4: Case Report Tinea

• Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang ke Poliklinik Kulit Kelamin RSUD Banjar, dengan keluhan timbul bercak-bercak kehitaman dan bersisik halus pada lipat paha kiri dan kanan yang terasa semakin gatal ketika berkeringat dan meluas. Keluhan ini dirasakan sejak 3 hari yang lalu.

• Bercak-bercak kehitaman dan bersisik halus juga timbul pada kedua lipat pahanya dan meluas sampai ke sekitar kemaluan yang juga disertai rasa yang semakin gatal ketika berkeringat dan makin meluas. Gatal pada bercak tersebut dirasakan semakin berat 3 hari terakhir dan sudah diberi salep namun keluhan gatal masih tetap ada.

Riwayat penyakit sekarang

Page 5: Case Report Tinea

Riwayat penyakit sekarang

Pada awalnya, sejak satu bulan yang lalu sebelum datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Banjar, muncul bercak putih kemerahan pada lipat paha kiri dengan sisik pada tepinya sebesar koin logam. Bercak tersebut lama kelamaan bertambah lebar dan meluas ke sekitar kemaluan pasien. Setelah satu minggu bercak putih tersebut semakin melebar ke daerah lipat paha kanan pasien. Keluhan ini disertai rasa yang sangat gatal. Rasa gatal bertambah terutama bila berkeringat dan udara panas. Pasien sering menggaruk bercak tersebut dengan tangan pasien, sehingga terdapat beberapa luka bekas garukan pada bagian lipat paha. Keluhan nyeri dan panas pada bercak disangkal. Keluhan ini tidak pernah diobati sampai keluhan gatal tersebut dirasa semakin hebat 3 hari sebelum masuk RS.

Page 6: Case Report Tinea

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan pasien muncul setelah pasien bermain sepakbola di lapangan rumput. Setelah berolahraga pasien tidak langsung mandi dan baru mandi 6 jam setelah berolahraga. Pasien menyatakan bahwa dirumahnya tidak ada yang mengalami hal serupa dengan keluhan pasien, pasien juga tidak memelihara binatang seperti anjing, kucing ataupun peliharaan ternak. Keluhan bercak tersebut tidak muncul di daerah lain. Keluhan demam disangkal pasien. Nyeri pada daerah bercak disangkal dan lemas pada badan disangkal pasien. Keluhan pegal pada badan sebelum timbul bercak disangkal pasien.

Pasien menyangkal adanya riwayat alergi pada makanan dan obat – obatan. Pasien juga menyangkal adanya kontak dengan bahan iritan dan gigitan serangga.

Page 7: Case Report Tinea

Riwayat penyakit sekarang

Pasien mengaku bahwa pasien jarang untuk mandi ataupun membersihkan badannya, pasien biasanya mandi hanya 1 kali dalam sehari saat pasien ingin pergi kuliah, pasien juga jarang mengganti baju dan pakaian dalamnya, pasien sering menggunakan pakaian yang telah dipakai sebelumnya, pasien hanya menggantung pakaian bekas pakainya lalu dipakai lagi untuk esok harinya, pasien juga mengganti pakaian dalamnya setiap 2 hari sekali, pasien jarang menjemur handuk yang telah dipakainya hanya menggantungkan handuknya di dalam kamar mandinya, pasien mengganti handuknya setiap seminggu sekali. Pasien menyangkal adanya gatal di tempat bagian tubuh lainnya, seperti kepala, punggung tangan, telapak tangan, punggung kaki, telapak kaki, sela-sela jari tangan-kaki dan juga kuku

Page 8: Case Report Tinea

Riwayat penyakit sekarang

• Pasien adalah seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi di sebuah perguruan tinggi negeri. Pasien tinggal di kos dengan kamar yang berukuran 2x3 m2. Ventilasi udara pada kamar kos pasien kurang begitu baik karena dirasakan udara sangat lembab. Pasien tidur sendiri di kamar kos dan tidak pernah bertukar pakaian maupun alat – alat mandi dengan teman satu kos pasien. Pasien tidur menggunakan sprey yang dicuci dalam 2 minggu sekali. Handuk yang digunakan pasien juga dicuci dalam 2 minggu sekali. Pasien sering pulang ke rumah saat libur kuliah. Pasien tidak menggunakan karpet di rumah. Tidur sendiri dengan kamar berukuran 4x3 m2. Sprey dan handuk di rumahnya diganti setiap seminggu sekali. Ventilasi di rumahnya cukup baik dan tidak ada yang sedang sakit di rumah pasien. Rumah pasien cukup sering dibersihkan dimana ibu pasien sering menyapu rumah pasien setiap harinya.

• Pasien mengatakan tidak pernah ada keluhan seperti ini sebelumnya. Pasien menyangkal adanya penyakit asma, dan diabetes melitus. Ayah dan ibu pasien tidak memiliki riwayat penyakit asma dan alergi. Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat – obatan dalam jangka waktu yang lama.

Page 9: Case Report Tinea

• Keadaan umum : Sakit Ringan• Kesadaran : Compos Mentis• Tanda vital

TD : Tidak DilakukanNadi : 80 x/menitRR : 18x/menit Suhu : 36,5 ºc

Pemeriksaan Fisik

Page 10: Case Report Tinea

Status Generalis

Kepala Rambut : alopecia (-).

Mata : conjunctiva pucat -/-, sklera ikterik -/-

Hidung : sekret (-/-), perdarahan (-/-), deviasi septum (-)

Mulut : hiperemis (-), mukosa buccal basah, erosi (-)

Gigi : karies (-), mikrolesi (-)

THT : tonsil T1/T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis

Leher KGB : tidak teraba membesar, massa (-), JVP tidak meninggi

Thoraks Bentuk dan gerak simetris

Fremitus kanan=kiri, sonor, wheezing (-), rhonchi (-)

Bunyi Jantung murni reguler, murmur (-)

Abdomen Datar, lembut, Bising Usus (+) Normal

Ekstremitas Deformitas (-), udem (-), RCT < 2 dtk

Page 11: Case Report Tinea

STATUS DERMATOLOGIKUS

Distribusi Regional

A/R Pubis dan kedua lipat paha

Karakteristik

Lesi

Multipel, sirkumskrip, ireguler, polisiklik, sebagian

menimbul dan sebagian tidak menimbul, kering,

dengan ukuran terkecil 1 cm x 2 cm dan terbesar 5

cm x 4 cm

Efluroesensi Makula hiperpigmentosa, disertai skuama dengan

tepi aktif berbatas tegas.

Page 12: Case Report Tinea

STATUS DERMATOLOGIKUS

Foto pasien pada kasus

Page 13: Case Report Tinea

Pemeriksaan Penunjang

• Kerokan kulit dengan KOH 10 %

Hasil : tampak hifa panjang bersepta.

Page 14: Case Report Tinea

Laki-laki 20 tahun datang dengan keluhan Timbul bercak-bercak kehitaman dan bersisik halus pada lipat paha kiri dan kanan yang terasa semakin gatal ketika berkeringat dan meluas hingga ke sekitar kemaluan. Keluhan ini dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Pada 1 bulan yang lalu awalnya bercak kehitaman tersebut timbul pada lipat paha kiri saja sebesar koin logam dan Bercak tersebut lama kelamaan bertambah lebar dan meluas ke sekitar kemaluan pasien. Setelah satu minggu bercak putih tersebut semakin melebar ke daerah lipat paha kanan pasien, keluhan ini disertai rasa gatal, dan rasa gatal bertambah terutama ketika berkeringat dan udara panas, . Pasien sering menggaruk bercak tersebut dengan tangan pasien, sehingga terdapat beberapa luka bekas garukan pada bagian lipat paha. Keluhan pasien saat ini hanya diobati dengan salep namun keluhan gatal tidak hilang.

Resume

Keluhan pasien muncul setelah pasien bermain sepakbola di lapangan rumput. Setelah berolahraga pasien tidak langsung mandi dan baru mandi 6 jam setelah berolahraga. Pasien menyatakan bahwa dirumahnya tidak ada yang mengalami hal serupa dengan keluhan pasien, pasien juga tidak memelihara binatang seperti anjing, kucing ataupun peliharaan ternak. Keluhan bercak tersebut tidak muncul di daerah lain. Pasien mengaku bahwa pasien jarang untuk mandi ataupun membersihkan badannya, pasien biasanya mandi hanya 1 kali dalam sehari saat pasien ingin pergi kuliah, pasien juga jarang mengganti baju dan pakaian dalamnya, pasien sering menggunakan pakaian yang telah dipakai sebelumnya, pasien hanya menggantung pakaian bekas pakainya lalu dipakai lagi untuk esok harinya, pasien juga mengganti pakaian dalamnya setiap 2 hari sekali, pasien jarang menjemur handuk yang telah dipakainya hanya menggantungkan handuknya di dalam kamar mandinya, pasien mengganti handuknya setiap seminggu sekali

Pasien adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi di sebuah PTN. Pasien tinggal di sebuah rumah kos dan tidak pernah bertukar alat pribadinya dengan penghuni kos lain. Pasien sering pulang ke rumah jika libur kuliah. Tidak ada keluhan yang sama baik pada penghuni kosnya maupun di rumahnya.

Page 15: Case Report Tinea

Pemeriksaan Fisik : dalam batas normalSTATUS DERMATOLOGIKUS

Resume

Pada status dermatologikus ditemukan distribusi regional pada regio pubis dan kedua lipat paha. Lesi multipel, sirkumskrip ireguler polisiklik dengan sebagian menimbul dan sebagian tidak menimbul, kering dengan ukuran terkecil 1 cm x 2 cm dan terbesar 5 cm x 4 cm. Efloresensi yang ditemukan berupa makula hiperpigmentosa disertai skuama dengan tepi aktif berbatas tegas.

Pada pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 10% didapatkan hifa panjang bersepta.

Page 16: Case Report Tinea

Diagnosa banding• Tinea Kruris e.c Tricophyton• Tinea Kruris e.c Epidermophyton• Tinea Kruris e.c Microsporum

Diagnosa kerja• “Tinea Kruris e.c Trycophyton ”

Page 17: Case Report Tinea

• Pemeriksaan kultur dari kerokan bagian tepi lesi dalam media agar Sabouroud dektrose.

• Pemeriksaan fungsi hati SGOT dan SGPT

Rencana pemeriksaan penunjang

Page 18: Case Report Tinea

Non-Medikamentosa :

Edukasi : • Menerangkan kepada pasien bahwa penyakit yang diderita pasien

adalah infeksi jamur dan mudah menular.• Memberikan saran kepada pasien agar menganti baju dan pakaian

dalam yang basah karena keringat.• Mengurangi kegiatan sehari-hari yang dapat banyak menimbulkan

keringat..• Menyarankan kepada pasien agar tidak menggaruk-garuk lesi.• Mencuci dan menjemur handuk di luar ruangan agar terkena sinar

matahari sesering mungkin.• Menyarankan kepada pasien untuk tidak menggunakan dan langsung

mecncuci baju yang telah dipakai sebelumnya, sebaiknya pakaian yang telah dipakai langsung dicuci.

Penatalaksanaan

Page 19: Case Report Tinea

• Menyarankan kepada pasien untuk mandi dan membersihkan dirinya setiap hari, minimal 2x sehari terutama setelah beraktifitas.

• Memberikan informasi kepada pasien untuk meminum obat tablet 1 kali sehari selama 14 hari, lalu control kembali setelah 14 hari pengobatan.

Medikamentosa :Topikal :Ketokonazol cream 2 % dioleskan pada bagian yang gatal, sehari digunakan 2 kali selama 14 hari.Sistemik Ketokonazol tablet 1 x 200 mg selama 2 minggu.

Page 20: Case Report Tinea

Quo Ad

VitamAd Bonam

Quo Ad

Functionam

Ad Bonam

Quo Ad

Sanationam

Ad bonam

Prognosis

Page 21: Case Report Tinea

ANALISA KASUS

Page 22: Case Report Tinea

• Laki-laki 20 tahun, mahasiswa Fakultas Ekonomi di sebuah PTN. Keluhan pertama kali muncul saat pasien bermain sepakbola di lapangan rumput. Tinggal di daerah tropis (Indonesia).

• Insidens dermatomikosis lebih banyak pada usia remaja dan usia produktif. Kemungkinan karena segmen usia tersebut lebih banyak mengalami faktor predisposisi atau pencetus misalnya pekerjaan basah, trauma, banyak berkeringat, selain pajanan terhadap jamur lebih lama.

Sesuai dengan teori

Berdasarkan anamnesis & pem. fisik

Pada kasus

Page 23: Case Report Tinea

• Pada kasus ini didapatkan keluhan bercak-bercak kehitaman dan bersisik halus pada lipat paha dan sekitar kemaluan yang disertai rasa gatal. Rasa gatal bertambah terutama bila berkeringat dan udara panas.

Tinea kruris merupakan istilah untuk menunjukkan adanya infeksi jamur golongan dermatofita pada daerah kulit, bokong, lipat paha, daerah pubis, perineum dan perianal.1,2

Sesuai dengan teori

Pada kasus

Page 24: Case Report Tinea

• Pasien mengaku jarang mandi, setiap hari hanya 1x sehari.

• Pasien juga jarang mengganti baju dan pakaian dalamnya biasanya diganti 2 hari sekali.

• Pasien juga jarang menjemur handuknya, handuknya diganti setiap 1minggu sekali.

• Keluhan pertama kali muncul saat pasien bermain bola di lapangan rumput.

• Pasien tidur sendiri, tidak pernah bertukar pakaian maupun alat mandi dengan siapapun.

• Tidak memelihara anjing, kucing , maupun hewan ternak lain

• Penularan langsung dapat secara fomitis, epitel, rambut yang mengandung jamur baik dari manusia, binatang, atau tanah.

• Penularan tidak langsung dapat melalui tanaman, kayu yang dihinggapi jamur, pakaian debu.

• Faktor suhu dan kelembaban sangat berpengaruh.

• tempat yang banyak keringat seperti pada lipatan paha dan sela-sela jari paling sering terserang jamur. 4

Sesuai dengan teori

Pada kasus

Page 25: Case Report Tinea

• Pada pemeriksaan fisik kasus ini, status dermatologi lesi berupa makula hiperpigmentosa, bentuk polisiklik, disertai skuama dengan tepi aktif dan berbatas tegas.

secara umum gambaran klasik lesi tinea kruris berupa 1,2,3 :

• lesi anular dengan central clearing dan tepi eritema yang aktif. Lesi yang berdekatan dapat bergabung membentuk pola gyrata atau polisiklik.

• Adanya central healing yang ditutupi skuama halus pada bagian tengah lesi.

• Tepi yang meninggi dan merah sering ditemukan pada pasien.

Sesuai dengan teori

Pada kasus

Page 26: Case Report Tinea

• Dilakukan pemeriksaan mikroskopik kerokan kulit pada tepi lesi yang eritem, ditetesi dengan KOH 10%

• Hasil : tampak hifa panjang bersepta.

• Pemeriksaan mikroskopik secara langsung menunjukkan hifa panjang yang bercabang dan bersepta atau artospora yang khas pada infeksi dermatofita.4

Sesuai dengan teori

Pada kasus

Berdasarkan pemeriksaan penunjang pada pasien

Page 27: Case Report Tinea

Mengapa pemeriksaan penunjang yang disarankan pada pasien adalah kultur kerokan kulit dengan

sabouraud dextrosa agar dan pemeriksaan fungsi hati?

• Pemeriksaan dengan saboraud dextrosa agar berfungsi untuk mengetahui golongan ataupun

spesies daripada jamur 5

• Pemeriksaan fungsi hati dilakukan untuk melihat fungsi hati pada pasien sebelum diberikan pengobatan karena pengobatan ketokonazole mempunyai efek samping terhadap fungsi hati, pemeriksaan ini dilakukan supaya penatalaksanaan yang diberikan kepada pasien tidak memberatkan fungsi hati pada pasien.5

Page 28: Case Report Tinea

• Tinea Kruris e.c Trychophyton• Tinea Kruris e.c Epidermopyton• Tinea Kruris e.c Microsporum

Sesuai dengan teori

Pada kasus

Trychophyton Epidermophyton Microsporum

menyerang kulit, kuku, dan rambut.penularannya : manusia kepada manusia. penyebab paling umum dari tine kruris dan tinea pedis.5,6

menyerang kulit penularannya : tanah dan atau tumbuhan kepada manusia. termasuk E.floccosum penyebab dari tinea kruris, tinea korporis, dan tinea pedis.5,6

Menyerang kulit dan rambut. penularannya : hewan kepada manusia. penyebab tinea kapitis, dan tinea korporis. 5,6

Berdasarkan diagnosis banding yg diambil

Page 29: Case Report Tinea

Non Medikamentosa• Menerangkan kepada pasien bahwa penyakit yang diderita pasien adalah

infeksi jamur dan mudah menular.• Memberikan saran kepada pasien agar menganti baju dan pakaian dalam

yang basah karena keringat.• Mengurangi kegiatan sehari-hari yang dapat banyak menimbulkan keringat.• Menyarankan kepada pasien agar tidak menggaruk-garuk lesi.• Mencuci dan menjemur handuk di luar ruangan agar terkena sinar matahari

sesering mungkin.• Menyarankan kepada pasien untuk tidak menggunakan dan langsung

mecncuci baju yang telah dipakai sebelumnya, sebaiknya pakaian yang telah dipakai langsung dicuci.

• Menyarankan kepada pasien untuk mandi dan membersihkan dirinya setiap hari, minimal 2x sehari terutama setelah beraktifitas.

• Memberikan informasi kepada pasien untuk meminum obat tablet 1 kali sehari selama 14 hari, lalu control kembali setelah 14 hari pengobatan.

Berdasarkan penatalaksanaan

Page 30: Case Report Tinea

Medikamentosa

Topikal :• Ketokonazol cream 2 % dioleskan pada bagian yang gatal,

sehari digunakan 2 kali selama 14 hari.

Sistemik • Ketokonazol tablet 1 x 200 mg selama 2 minggu.

“Berdasarkan penatalaksanaan kasus yang sesuai dengan teori pada terapi non-medikamentosa

bertujuan untuk menghilangkan faktor predisposisi, sedangkan pada terapi medikamentosa yang

terdiri dari obat topikal dan sistemik 7,8,9.”

Page 31: Case Report Tinea

Prognosis pada kasus :– Quo Ad Vitam : Ad Bonam

“Tidak ada gejala atau tanda yang mengarah pada ancaman kematian. Keadaan umum, kesadaran dan tanda vital pasien masih dalam batas normal.”– Quo Ad Functionam : Ad Bonam

“Tinea menimbulkan lesi kulit yang tidak mengganggu fisiologis kulit secara bermakna.”– Quo Ad Sanationam : Ad Bonam

“Dengan menghilangkan faktor predisposisi maka penyakit ini dapat diobati secara tuntas dan sembuh.”

Berdasarkan prognosis pada kasus

Sesuai dengan teori prognosis pada kasus ini adalah Baik dengan diagnosis dan terapi yang tepat, asalkan kelembaban dan kebersihan kulit selalu dijaga 9

Page 32: Case Report Tinea

Daftar pustaka1. Shannon Verma, Michael P. Heffernan. 2008. Superficial Fungal Infection: in Fitzpatrick’s

Dermatology In General Medsicine. 7th ed. vol. 2, The Mc Graw Hill Companies. p. 1807-1821.

2. Djuanda, Adhi, dkk. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keenam. Penyakit Kulit : Mikosis. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ;. Hlm. 89-105.

3. Budimulja, U. 2001. Dermatomikosis Superfisialis. Jakarta: Balai Penerbit FKUI ;. Hlm. 7-16, 29-43.

4. Goedadi MH, Suwito PS. 2004. Tinea korporis. In : Budimulja U, Kuswadji, Bramono K, Menaldi SL, Dwihastuti P, Widaty S, editors. Dermatomikosis superfisialis. Jakarta: Balai penerbit FKUI. Hlm. 31-4.

5. Ganjar, Indrawati. 2005. Mikologi Dasar dan Terapan : Dermatomikosis. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hlm. 3-10.

6. Kuswadji, Widaty KS. 2004. Obat anti jamur. In : Budimulja U, Kuswadji, Bramono K, Menaldi SL, Dwihastuti P, Widaty S, editors. Dermatomikosis superfisialis. Jakarta: Balai penerbit FKUI,. Hlm.108-16.

7. Nugroho SA. 2004. Pemeriksaan penunjang diagnosis dermatomikosis superfisialis. In : Budimulja U, Kuswadji, Bramono K, Menaldi SL, Dwihastuti P, Widaty S, editors. Dermatomikosis superfisialis. Jakarta: Balai penerbit FKUI. Hlm.99-106.

8. Patel S, Meixner JA, Smith MB, McGinnis MR. 2006. Superficial mycoses and dermatophytes. In : Tyring SK, Lupi O, Hengge UR, editors. Tropical dermatology. China: Elsenvier inc. p.185-92.

9. Sobera JO, Elewski BE. 2003. Fungal disease. In : Bolognia JL, Jorizzo JL, Raiini RP, editors. Dermatology. Spain : Elsevier Science. p.1174-83.

Page 33: Case Report Tinea