15
CASE REPORT PRESBIKUSIS Ajeng Febriyanti 1102010013 Pembimbing : Dr. Zirmacatra, Sp. THT Kepaniteraan Ilmu Telinga Hidung Tenggorokan

case report prebiskusis THT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

THT Dokter muda

Citation preview

Page 2: case report prebiskusis THT

STATUS PASIEN

I. IDENTIFIKASI

Nama : Tn.G

Umur : 70 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Pensiunan

Pendidikan : SMA

Status menikah : Menikah

No rekam medik : 429370

Alamat : Sayang 01/08 Rancatungku- Pameungpeuk Kabupaten Bandung

II. ANAMNESIS

Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 22 April 2014

a. Keluhan Utama

Telinga kanan dan kiri berdenging sejak 3 bulan yang lalu

b. Keluhan Tambahan

Penurunan pendengaran pada kedua telinga

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Tn.G, seorang laki-laki datang ke Poliklinik THT RSUD Soreang dengan

keluhan telinga kanan dan kiri berdenging sejak 3 bulan yang lalu. Telinga

berdenging tersebut dirasakan tidak nyaman oleh pasien dan menganggu apabila

pasien ingin tidur. Pasien juga mengeluhkan pendengarannya menjadi berkurang

pada kedua telinga yang bertambah kurang lebih 1 tahun belakangan ini, terdengar

suara tetapi pasien mengatakan tidak jelas apa yang dikatakan oleh orang lain.

Pasien juga mengeluhkan apabila mendengar suara yang cukup keras pasien

merasakan nyeri pada telinganya. Pasien merasa pusing berputar. Mual dan muntah

dirasakan pasien apabila terjadi serangan pusing. Pada telinga pasien juga tidak

pernah mengeluarkan cairan. Panas badan tidak ada, batuk dan pilek tidak ada.

Pasien sudah mencoba untuk berobat, namun keluhan pada kedua telinga pasien

tetap belum hilang.

Page 3: case report prebiskusis THT

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengaku tidak pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Pasien tidak

pernah mengalami infeksi pada telinganya. Riwayat pengobatan TB : tidak pernah.

Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi yang sudah lama dan rajin untuk kontrol

penyakit tersebut. Riwayat penyakit Diabetes mellitus dan kolesterol disangkal oleh

pasien.

e. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien tidak ada yang mengalami hal serupa.

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Tanda vital : Suhu : 36,20C

Nadi : 78 x/ menit

Pernapasan : 22 x/ menit

Tekanan darah : 150/90

Kesadaran : Compos mentis

Kepala : Normocephali

Mata : Tidak dilakukan pemeriksaan

Leher : Tidak dilakukan pemeriksaan

Thorax : Tidak dilakukan pemeriksaan

Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan

Ekstremitas : Tidak dilakukan pemeriksaan

B. Status THT

1. Pemeriksaan Telinga

KANAN KIRI

Normotia, Nyeri tekan tragus

(-)

Daun Telinga Normotia, Nyeri tekan tragus

(-)

Nyeri tekan RA (-), Nyeri

tekan Mastoid (-)

Retroaurikuler Nyeri tekan RA (-), Nyeri

tekan Mastoid (-)

Nyeri tarik auricula (-), tidak

hiperemis, tidak oedem

Preaurikuler Nyeri tarik auricula (-), tidak

hiperemis, tidak oedem

Page 4: case report prebiskusis THT

LIANG TELINGA

Lapang Lapang/sempit Lapang

Tidak hiperemis Warna

epidermis

Tidak hiperemis

(-) Sekret (-)

(+) Serumen (+)

(-) Kelainan lain (-)

Membran timpani telinga

kanan terlihat sklerotik, Intak

(+) refleks cahaya (-), retraksi

(-), bulging (-), hiperemis (-)

Membran

Timpani

Membran timpani telinga kiri

Intak (+), Refleks cahaya (+),

retraksi (-), hiperemis (-),

bulging (-)

2. Pemeriksaan Fungsi Pendengaran

a) Pemeriksaan pendengaran dengan menggunakan garpu tala

Tidak dilakukan pemeriksaan

b) Pemeriksaan menggunakan Audiometri

Page 5: case report prebiskusis THT

Kesan: Pada pemeriksaan audiometri nada murni menunjukkan suatu tuli

saraf nada tinggi, bilateral, simetris, gambaran audiogramnya curam

(Presbikusis).

3. Pemeriksaan Hidung

KANAN KIRI

Tidak ada Deformitas Tidak ada

Daerah sinus frontalis (-),

sinus ethmoidalis (-), sinus

maxillaris (-)

Nyeri tekan Daerah sinus frontalis (-),

sinus ethmoidalis (-), sinus

maxillaris (-)

(-) Krepitasi (-)

RINOSKOPI ANTERIOR

Normal Vestibulum Normal

Normal Konka inferior Normal

Normal Konka media Normal

Sulit dinilai Konka superior Sulit dinilai

Sulit dinilai Meatus nasi Sulit dinilai

Lapang Kavum nasi Lapang

Tidak hiperemis Mukosa Tidak hiperemis

(-) Sekret (-)

tidak deviasi Septum tidak deviasi

Normal Dasar hidung Normal

Page 6: case report prebiskusis THT

RINOSKOPI POSTERIOR

Tidak dilakukan pemeriksaan Koana Tidak dilakukan pemeriksaan

Tidak dilakukan pemeriksaan Mukosa konka Tidak dilakukan pemeriksaan

Tidak dilakukan pemeriksaan Sekret Tidak dilakukan pemeriksaan

Tidak dilakukan pemeriksaan Muara tuba

eustachius

Tidak dilakukan pemeriksaan

Tidak dilakukan pemeriksaan Adenoid Tidak dilakukan pemeriksaan

Tidak dilakukan pemeriksaan Fossa

Rusenmuler

Tidak dilakukan pemeriksaan

Tidak dilakukan pemeriksaan Atap nasofaring Tidak dilakukan pemeriksaan

4. Pemeriksaan Faring

Arkus Faring : Tenang dan simetris

Pilar anterior : Tidak ada kelainan

Palatum molle : Tidak ada kelainan

Mukosa Faring : Tenang, tidak bergranula, tidak ada post nasal drip

Uvula : Tenang dan letak ditengah

Tonsil palatina : Besar : T1-T1

Warna : Merah muda

Kripta : (-)

Detritus : (-)

Perlekatan: Tidak ada

Pilar posterior : Tidak ada kelainan

Gigi geligi : Cukup bersih

5. Hipofaring

Tidak dilakukan pemeriksaan

6. Pemeriksaan Laring

Tidak dilakukan pemeriksaan

Page 7: case report prebiskusis THT

7. Leher

Tidak dilakukan pemeriksaan

8. Maksilo Fasial

Simetris, paralisis nervus kranialis (-), nyeri tekan frontalis (-), nyeri tekan

pangkal maksila (-).

9. Neurologis Nervus Cranialis

N V ( Trigeminus ) : dbn

N VII ( Facialis) : dbn

N VIII ( Acusticus) : Tuli Sensorineural

N IX ( Glosofaringeus) : dbn

N X ( Vagus ) : dbn

N XII ( Hipoglosus ) : dbn

IV. RESUME

Tn. G, seorang laki-laki datang ke Poliklinik THT RSUD Soreang dengan

keluhan tinitus pada ADS sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu. Semakin lama,

menganggu apabila pasien ingin tidur. Pasien juga mengeluhkan pendengarannya

menjadi berkurang pada kedua telinga yang bertambah kurang lebih 1 tahun belakangan

ini, terdengar suara tetapi pasien mengatakan tidak jelas apa yang dikatakan oleh orang

lain.. Pasien merasakan pusing yang berputar. Pada pemeriksaan fisik semua dalam

batas normal kecuali pada membran timpani AD terlihat sklerotik dan ADS terdapat

serumen.

V. DIAGNOSIS BANDING

1. Presbikusis dan Vertigo

2. Sindrom meniere

3. Penggunaan obat ototoksis

VI. DIAGNOSA KERJA

Presbikusis dan Vertigo

VII. PENATALAKSANAAN

Page 8: case report prebiskusis THT

Medikamentosa:

Betahistin HCL 8mg, diberikan 3 kali sehari selama 10 hari.

Non-medikamentosa:

Hindari suara keras

Hindari makanan berlemak untuk menghindari faktor resiko

Kontrol tekanan darah merupakan factor resiko

Memakai alat bantu dengar (hearing aid)

Mengikuti pelatihan membaca ujaran (speech reading) dan latihan mendengar

(auditory training)

VIII. RENCANA PEMERIKSAAN LANJUTAN

-

IX. PROGNOSIS

Ad vitam : Bonam

Ad sanationam : Dubia ad malam

Ad functionam : Dubia ad malam

PEMBAHASAN

Page 9: case report prebiskusis THT

1. Apakah diagnosis pada pasien ini sudah benar ?

Ya sudah tepat karena pada pasien ini sesuai dengan gejala klinis pada pasien

tersebut yaitu pasien datang dengan keluhan kedua telinga berdenging sejak kurang

lebih 3 bulan yang lalu, kemudian dikeluhkan pada pasien bahwa pendengaran pasien

sangat berkurang pada kedua telinga pasien, terdengar suara tetapi pasien mengatakan

tidak jelas apa yang dikatakan oleh orang lain. Pasien merasakan pusing yang

berputar.

Dan apabila pusing berputarnya timbul pasien merasakan mual dan muntah.

Dan pada pasien ini juga menderita hipertensi yang sudah lama yang merupaka salah

satu factor resiko presbikusis. Dan pasien sudah berumur 70 tahun dan berjenis

kelamin laki yang mendukung kearah penyakit presbikusis ini.

Dan pada pemeriksaan fisik tidak terdapat kelainan, kecuali pada membran timpani

AD terlihat sklerotik dan ADS terdapat serumen.

Dan pada pemeriksaan Audiometri diapatkan :

Kesan: Pada pemeriksaan audiometri nada murni menunjukkan suatu tuli

saraf nada tinggi, bilateral, simetris, gambaran audiogramnya curam

(Presbikusis).

Page 10: case report prebiskusis THT

2. Apakah terapi yang diberikan pasien sudah tepat?

Pada kasus presbikusis terapi yang digunakan adalah terapi rehabilitasi

sebagai upaya mengendalikan fungsi pendengaran dilakukan pemasangan alat bantu

dengar (hearing aid). Pemasangan alat bantu dengar ini juga dikombinasikan pelatihan

membaca ujaran (speech reading) dan latihan mendengar (auditory training),prosedur

pelatihan tersebut dilakukan bersama ahli terapi wicara (speech therapist).

Dan menjauhi faktor resiko untuk tidak memperberat presbikusis ini yaitu

dengan cara menghindari suara yang keras, mengurangi makanan yang berlemak dan

kontrol gula darah dan juga tekanan darah.

Dan untuk keluhan vertigo diberikan obat betahistine yang merupakan obat

untuk mengurangi keluhan vertigo, telinga berdenging (tinitus), mual dan muntah

yang diakibatkan oleh serangan vertigo pada pasien ini. Dan juga diberikan terapi

rehabilitasi vestibular untuk melatih system vestibular yang terganggu.

Page 11: case report prebiskusis THT

DAFTAR PUSTAKA

1. Suwento R, Hendamin H. Gangguan Pendengaran Pada Geriatri, dalam: Soepardi EA,

Iskandar N. Editor, Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher, Edisi Keenam, Jakarta,

Gaya Baru,2007;Hal 44-45

2. Inner ear, Presbycusis, Available from www.emedicine.com, Last update on July 27,

2013

3. Presbycusis, available from www.uvahealth.com, last update on July 27, 2013

4. Wiyadi MS, Pendengaran pada Usia Lanjut (Presbiakusis), Cermin Dunia Kedokteran

No.35 [online] 2002 [cited 2013 July 27], Available from ;

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10PendengaranPadaUsiaLanjut.pdf/

10_PendengaranPadaUsiaLanjut.html