Case Report Pneumothoraks Acc

8/12/2019 Case Report Pneumothoraks Acc

1/31

O l e h :

S a z i d a s u b e t a n

1 1 0 2 0 8 1 4 9

P e m b i m b i n g :

d r . A r i s a r i f i n

S u p e r v i s o r :

D r. M u h . N u r a l l i m m a l l a p a s i , S p . , S p . t ! "

Laporan kasus

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITRAAN KLINIK PADA BAGIAN ILMU BEDAH

THORAKS DAN KARDIOVASKULAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Makassar, 16 september 2013


2/31

Abstark Pendahuluan Laporan Kesimpulan


3/31

PENDAHULUAN

Pneumothoraks spontan adalah keadaanterdapatnya udara atau gas dalam ronggapleura yang dapat menyebabkan parukolaps baik total maupun sebagian tanpadidahului adanya trauma sebelumnya.


4/31

Pneumothoraks


5/31

Pria mempunyai resiko lebih besar terkenapneumothoraks spontan dari pada wanita denganperbandingan kurang lebih 5 :

Pada penelitian terkini dari 5!5 pasien di "srael denganpneumothoraks spontan sekunder didapatkan penyebabterbanyak adalah PP#$ %&'( tumor )%( sarkoidosis *+(tuberkulosis )( penyakit in,eksi paru lainya +

Data di -U dr.oetomo tahun *!!!/*!!& terdapat %)*orang pasien pneumotoraks spontan sekunder yangdirawat di bangsal paru( dan pasien dengan penyakitdasar 0uberkulosis paru sebanyak %!& orang 12+34.


6/31

LAP#-AN $AU

"dentitas Pasien

Nama :

6enis $elamin : Laki/lakiUmur : 52 tahun

Alamat : ewa $ab. oppeng

No. -eg : +'+'

0gl. asuk - : %! 6uli *!%


7/31

Anamnesis

Dialami se7ak 8 % hari yang lalu sebelum masukrumah sakit. $eluhan sesak dirasakan se9ara tiba/tiba. esak tidak dipengaruhi oleh akti,itas dan suhu.

-iwayat batuk lama 14 Pada tahun )!/an( penderita pernah dirawat di

-U.oppeng dengan keluhan batuk lama sehinggadokter ahli paru mendiagnosis 0; Paru. Penderita

melaksanakan terapi #A0 1obat anti tuber9ulosis4selama + bulan.


8/31

$emudian pada tahun *!!& penderita diru7uk ke -


9/31

Pemeriksaan Fisis

Status Generalis

akit berat > ?i@i 9ukup > adar

Status Vitalis

0ekanan darah : *!>'! mmHg

Nadi : !=>menit( regular( kuat angkat

Pernapasan : &'=>menit( spontan( thora9oabdominal

uhu : %+ ! 1a=illa4


10/31

Status Regionalis

Kepala

-ambut : hitam( lurus(tidak mudah di9abut

ata : kon7ungtiBa tidak

anemis( s9lera tidak ikterik

Hidung : rhinorrhea tidakada( epistaksis tidak ada

;ibir : sianosis tidak ada

Leher-egio olli anterior :"nspeksi : warna kulit sama dengan sekitar(tidak tampak massa tumor( edema tidak adaPalpasi : tidak teraba massa tumor( nyeri tekantidak ada( tidak teraba pembesaran kelen7ar

-egion 9olli posterior :

"nspeksi : warna kulit sama dengan sekitar(tidak tampak massa tumor( edema tidak ada

Palpasi : tidak teraba massa tumor( nyeri tekan

tidak ada( tidak teraba pembesaran kelen7ar


11/31

Status Lokalis

Regio Thoraks

"nspeksi : normo9hest( gerakan dinding dada tidaksimetris dimana kiri lebih

tinggi dari kanan( pernapasan tipethora9oabdominal( massa tumor tidak tampak( i9tus9ordis tidak tampak( edema tidak ada( hematomtidak ada. 0ampak terpasang 9hest tube pada " C/

Linea a=illaris anterior hemithoraks kanan( dimanapada tabung


12/31

Palpasi: Nyeri tekan tidak ada( massa tumor tidakteraba di hemithoraks kiri

dan kanan( massa tumor tidak teraba pada

supra9laBi9ula dan in,ra9laBi9ula( Bo9al ,remitusmenurun di hemithoraks kanan( krepitasi tidak ada.

Perkusi : hipersonor pada hemithoraks kanansetinggi " "" ( kiri sonor

Auskultasi : ;unyi pernapasan menurun padahemithoraks kanan( tanpa adanya ronki maupun

whee@ing.


13/31

Hasil Lab (12!2"1#$

Pemeriksaan Hasil %ilai normal

L &.!/!.!

-; &.52!+>L &.5!/+.5!

H?; &.! gr>dl &.!/'.!

H0 &%.5 3 &!.!/5&.!

PL0 *'&=!%>L 5!/&!!

?#0 + "U F%'


14/31

SGPT 1 !" #$1

G%S &1 gr'(l 1$0

)atrium 13*

mmol

136+1$

alium 3- mmol 3-+-1

lori(a 10

mmol

.*+111

"reum 16 gr'(l 10+0

reatinin 0-& gr'(l #1,3

/lbumin 3-$ gr'(l 3-+6-0

&T '#" )1"

*T #"" 1'

PT 1"+'

,ontrol

1"+'

1"1)

APTT 2'+'

,ontrol

2)+-

22#"

.%R "+/


15/31

oto Thoraks P/ 30'0*'2013


16/31

0ampak bintik/bintik kalsi,ikasi dan garis/garis ,ibrosistersebar pada kedua lapangan paru

0ampak bayangan 9orakan bron9hoBasikukar padahemithoraks kanan

or : 0" dalam batas normal( dilatasi et elongasi aorta

$edua sinus baik

0ulang/tulang intak

Hiperlusen 1aBaskular4 pada sisi lateral thoraks kanan

Hasil Foto


17/31

0iagnosa Sementara

Pneumothoraks spontan sekunder e.9 0uberkulosisparu

G+ Penatalaksanaan

Pada pasien ini diberikan oksigen '/! ltr 1non-

rebreathing mask4 kemudian dilakukanPemasangan Chest Tube


18/31

0.SKS.


19/31

0.SKS.

0F.%.S.

Pneumotoraks dide,inisikan sebagai udara ataugas yang terakumulasi di rongga pleura.

KLAS.F.KAS.

Pneumothoraks diklasi,ikasikan sebagai

pneumothoraks spontan dan pneumothoraks acquired1 iatrogeni9( barotrauma dan trauma4.


20/31

Pan3uanBritish Thoracic Surgery4ang3ipublikasikan 3alamBritish Medical Journaltahun 2"11 membagi pneumothora5 sebagaiberikut 6

Pneumothora= ke9il( 7ika ukuran antara margin parudan dinding dada F * 9m

Pneumothora= besar( 7ika ukuran margin paru dan

dinding dada G * 9m.


21/31

#neum$th$ra!s


22/31

Laenne9 pada tahun ') mengatakan bahwahampir semua pneumothoraks disebabkan olehtuber9ulosis paru( walaupun ia menyadaripneumothoraks dapat ter7adi pada orang sehat yang

kemudian dinamakan pneumothoraks sederhana


23/31

?E6ALA $L"N"$

Nyeri dada ipsilateral

Hipoksemia

Hipotensi

Hiperkapnia

Pasien dengan pneumothoraks minimal 1melibatkan F53 dari hemithoraks4 mungkinakan mempunyai pemeriksaan ,isik yang normal

0akikardi pneumothoraks yang berat

/ pengurangan gerakan dada

/ hipersonor atau timpani pada perkusi dinding dada

/ suara ,remitus yang menghilang atau melemah(

/ hilangnya atau melemahnya suara perna,asan pada bagian dada yang mengalamipneumothoraks.


24/31

7KA%.S7 TRA7A

peningk!nU"#Me$%iR&nggPne%'&!(k)

PP8K9 T* Paru9

em:isema9pneumonia atauasma


25/31

Pada pneumothoraks berukuran besar( resikogagal dan angka rekurensi lebih tinggi terutama padapasien berumur lebih dari 5! tahun( oleh karena itusebaiknya dipertimbangkan dengan menggunakanselang drainase. "nsiden pneumotoraks berulangsetelah pneumotoraks spontan pertama sangat

berBariasi.


26/31

P%ATALAKSA%AA%

1+ Pneumothoraks primer 3engan ge;alaminimal

/ #bserBasi di rumah sakit.

/ ;ila ter7adi sesak na,as atau kesulitan berna,as$embali $e -.

Pasien/pasien seperti ini biasanya memerlukanselang drainase interkostal dan men7adi pneumothorakssekunder.


27/31

2+ Pneumothoraks sekun3er 3engan ge;alaminimal

#bserBasi di rumah sakit diperlukan pada pasien

dengan pneumothoraks sekunder berukuran F 9matau asimptomatik tanpa harus dilakukan interBensiakti, seperti aspirasi atau pemasangan selang drainase.


28/31

pneumothoraks kesulitan berna,as atau sesak harusdilakukan interBensi lebih lan7ut. angat tidak tepatbila hanya dilakukan obserBasi. #ksigen dalamkonsentrasi tinggi 1! liter>menit4 harus segeradiberikan karena inhalasi oksigen dalam konsentrasitinggi akan mengurangi tekanan total dalam kapilerpleura dengan mengurangi tekanan parsial nitrogen.Hal ini akan meningkatkan selisih tekanan antarakapiler pleura dan rongga pleura yang kemudianakan menyebabkan absorpsi udara dalam ronggapleura.


29/31

Selain 3ilakukan pemasangan


30/31

KS.7PLA%

Penegakkan diagnosis pneumothoraks spontan melalui anamnesis(pemeriksaan ,isis dan pemeriksaan penun7ang 1khususnya radiologi4. aktorresiko ter7adinya pneumthoraks spontan sekunder adalah dengan adanyapenyakit paru yang diderita dan riwayat merokok lama. Pnemuothoraksspontan tidak memerlukan modalitas yang banyak dalam penatalaksanaanya.Pneumothoraks ke9il biasanya hanya diobserBasi di U?D(


31/31

0E-"A $A"H

Documents

Case Report Pneumothoraks Acc