29
Case report session FRAKTUR KLAVIKULA Oleh : Verdira Asihka 1010313078 Preseptor : dr. Rizki Rahmadian, Sp.OT, M.Kes BAGIAN ILMU BEDAH RS. DR. M. DJAMIL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2014

Case Report fraktur Klavikula

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fraktur klavikula

Citation preview

Page 1: Case Report fraktur Klavikula

Case report session

FRAKTUR KLAVIKULA

Oleh :

Verdira Asihka 1010313078

Preseptor :

dr. Rizki Rahmadian, Sp.OT, M.Kes

BAGIAN ILMU BEDAH RS. DR. M. DJAMIL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2014

Page 2: Case Report fraktur Klavikula

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit muskuloskeletal merupakan masalah yang banyak dijumpai di

pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia terutama masalah fraktur. Penyebab

fraktur terbanyak adalah karena kecelakaan lalu lintas. Fraktur klavikula sering terjadi

pada anak-anak maupun dewasa. Pada anak-anak sekitar 10–16 % dari semua

kejadian patah tulang, sedangkan pada orang dewasa sekitar 2,6–5 %. Terdapat 5-10%

fraktur klavikula dari semua jenis fraktur. Lebih dari 80% fraktur ini terjadi pada

sepertiga tengah atau proksimal klavikula 1.

Pada orang dewasa dan anak, fraktur klavikula biasanya ditangani secara

konservatif tanpa reposisi. Namun pada beberapa kasus tetap dilakukan operasi. Jika

diabaikan maka dapat menimbulkan malunion, nonunion, deformitas yang jelek

berupan penonjolan tulang ke arah kulit dan arthritis pasca traumatik. 2

Untuk itu perlu dilakukan pembahasan mengenai faktur klavikula .

1.2 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan penulis

mengenai fraktur klavikula serta sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

kepaniteraan klinik senior di Bagian Ilmu Bedah RSUP DR. M.Djamil Padang.

1.3 Batasan Masalah

Pada makalah ini akan dibahas mengenai anatomi klavikula, etiologi,

patomekanisme, klasifikasi, diagnosis, tatalaksana fraktur klavikula serta

penyembuhan fraktur.

1.4 Metode Penulisan

Penulisan makalah ini menggunakan metode tinjauan kepustakan yang

merujuk kepada berbagai literatur.

Page 3: Case Report fraktur Klavikula

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI

Klavikula atau disebut juga tulang selangka merupakan salah satu jenis

tulang pipa yang pendek, walaupun bagian lateral tulang ini tampak pipih. Bentuknya

seperti huruf S terbalik, dengan bagian medial yang melengkung ke depan, dan bagian

lateral agak melengkung ke belakang. Permukaan atasnya relatif lebih halus

dibanding dengan permukaan inferior. 3 Disebelah medial, klavikula berhubungan

dengan sternum melalui artikulatio sternoklavikularis. Hubungan ini memungkinkan

gerakan klavikula ke depan dan kebelakang. Gerakan ke depan dilakukan oleh

muskulus serratus anterior dan gerakan ke belakang dilakukan oleh muskulus

trapezius dan muskulus rhomboid. Disebelah lateral, antara akromion dengan

klavikula terdapat artikulatio akromioklavikularis. Gerakan yang terjadi yaitu elevasi

dan depresi klavikula. Elevasi klavikula dilakukan oleh muskulus trapezius, muskulus

sternokleidomastoideus, muskulus levator skapula dan muskulus rhamboid. Depresi

klavikula dilakukan oleh muskulus pectoralis minor dan muskulus subklavius. 4

Gambar 2. 1. Anatomi Clavicula

2.2 KLASIFIKASI

Secara klinis, fraktur dibagi menurut ada tidaknya hubungan antara patahan

tulang dengan dunia luar, yaitu:2

a) Fraktur tertutup (simple fracture) yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit

masih utuh,tulang tidak menonjol melalui kulit.

b) Fraktur terbuka (compound frakture) yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit,

karena adanya hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial

terjadi infeksi.

Page 4: Case Report fraktur Klavikula

Klasifikasi fraktur berdasarkan jenis patah tulang, yaitu: 2

Gambar 2.2 : Jenis fraktur berdasarkan garis patah tulang

a. fisura tulang disebabkan oleh cidera tunggal hebat atau oleh cidera terus-menerus

yang cukup lama.

b. Patah tulang oblik/serong, garis patahnya miring membentuk sudut melintasi

tulang.

c. Patah tulang transversal/lintang, garis patahnya memotong lurus pada tulang.

d. Patah tulang kominutif akibat cidera hebat.

e. Patah tulang segmental akibat cidera hebat.

f. Patah tulang kupu-kupu.

g. Fraktur green stick, satu sisi tulang retak dan sisi lainnya bengkok.

h. Patah tulang kompresi akibat kekuatan besar pada tulang pendek atau epifisistulang

pipa.

i. Patah tulang impaksi.

j. Patah tulang impresi.

k. Patah tulang patologis akibat tumor tulang atau proses destruktif lain.

Page 5: Case Report fraktur Klavikula

Dr. FL Allman tahun 1967 membuat klasifikasi fraktur kalvikula berdasarkan lokasi

fraktur kemudian dimodifikasi oleh Neer pada tahun 1968, yang membagi fraktur

klavikula menjadi 3 kelompok, yaitu: 5

a) Kelompok 1: fraktur pada sepertiga tengah tulang klavikula

- Insidensi 75-80%

- Pada daerah ini tulang lemah dan tipis.

- Umumnya terjadi pada pasien yang muda.

b) Kelompok 2: fraktur klavikula pada sepertiga distal (15-25%)

Terbagi lagi menjadi 3 tipe, yaitu:

- Tipe I:  merupakan fraktur dengan kerusakan minimal, dimana ligament tidak

mengalami kerusakan.

- Tipe: merupakan fraktur pada daerah medial ligament coracoclavicular.

- Tipe III: merupakan fraktur pada daerah distal ligament coracoclavicular dan

melibatkan permukaan tulang bagian distal clavicula pada AC joint.

c) Kelompok 3: fraktur klavikula pada sepertiga proksimal (5%). Pada kejadian ini

biasanya berhubungan dengan cidera neurovaskuler.

2.3 ETIOLOGI

Penyebab fraktur klavikula biasanya adalah trauma pada bahu akibat

kecelakaan, namun kadang dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non traumatik.

Berikut beberapa penyebab pada fraktur klavikula yaitu :

1.  Fraktur klavikula pada bayi baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh simphisis

pubis selama proses melahirkan.

2.  Fraktur klavikula akibat kecelakaan termasuk kecelakaan kendaraan bermotor,

jatuh dari ketinggian dan yang lainnya.

3.  Fraktur klavikula akibat kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama, misalnya

pada pelajar yang menggunakan tas yang terlalu berat.

4.  Fraktur klavikula clavicula akibat proses patologik, misalnya pada pasien post

radioterapi, keganasan clan lain-lain. 6

2.4 PATOMEKANISME

Page 6: Case Report fraktur Klavikula

Klavikula adalah penyokong yang memfiksasi lengan lateral, sehingga dapat

bergerak dengan bebas. Namun karena posisi tersebut, klavikula mudah terkena

trauma dan meneruskan gaya dari ekstremitas superior ke batang tubuh. Fraktur

biasanya terjadi karena jatuh pada bahu atau jatuh dengan tangan yang terulur. Gaya

diteruskan sepanjang klavikula dan dapat patah pada tempat yang paling lemah yaitu

pada bagian tenagh klavikula. Pada daerah ini, klavikula tidak di perkuat oleh otot

ataupun ligamen-ligamen seperti pada daerah distal dan proksimal. Klavikula bagian

tengah juga merupakan transition point antara bagian lateral dan bagian medial. Hal

ini yang menjelaskan kenapa pada daerah ini paling sering terjadi fraktur

dibandingkan daerah distal ataupun proksimal.

Setelah terjadi fraktur, fragmen lateral akan terdorong ke bawah oleh gaya

berat lengan dan terdorong ke medial dan depan oleh otot adductor yang kuat dari

artikulatio humeri, terutama muskulus sternocleidomastoideus.

Hubungan yang kuat antara nervi supraclaviculares dengan clavicula,

menyebabkan saraf saraf ini dapat ikut terlibat dalam pembentukan kalus pada waktu

penyembuhan fraktur tulang ini. Sehingga dapat terjadi nyeri permanen di daerha

leher. 4

Gambar 2.3 Patomekanisme Fraktur Klavikula

2.5 DIAGNOSIS

2.5.1 Anamnesis1

Page 7: Case Report fraktur Klavikula

Diagnosis fraktur dimulai dengan anamnesis seperti adanya trauma tertentu,

mekanisme terjadinya trauma seperti waktu terjadinya trauma, jenis, arah datang

trauma, dimana terjadi, posisi dan mengenai tubuh bagian apa, intensitas trauma. Bila

tidak ada riwayat trauma, curigai adanya fraktur patologis.

Pada fraktur klavikula biasanya penderita datang dengan keluhan jatuh atau trauma.

Pasien merasakan rasa sakit bahu dan diperparah dengan setiap gerakan lengan.

2.5.2 Pemeriksaan fisik1

Pada pemeriksaan awal penderita, perlu diperhatikan adanya:

- Syok, anemia atau perdarahan.

- Kerusakan pada organ-organ lain, misalnya otak, sumsum tulang belakang, atau

organ-organ dalam rongga toraks, panggul dan abdomen.

- Fraktur predisposisi, misalnya pada fraktur patologis.

Pemeriksaan lokalis daerah fraktur perlu diperhatikan:

a) Inspeksi (look)

- Bandingkan dengan bagian yang sehat.

- Perhatikan posisi anggota gerak.

- Keadaan umum penderita secara keseluruhan.

- Ekspresi wajah karena nyeri.

- Adanya tanda-tanda anemia karena perdarahan.

- Apakah terdapat luka pada kulit dan jaringan lunak untuk membedakan fraktur

tertutup atau terbuka.

- Ekstravasasi darah subkutan dalam beberapa jam sampai beberapa hari.

- Perhatikan adanya deformitas berupa angulasi, rotasi dan pemendekan.

- Lakukan survei pada seluruh tubuh apakah ada trauma pada organ-organ lain.

- Perhatikan kondisi mental penderita.

- Keadaan vaskularisasi.

b) Palpasi (feel)

Palpasi dilakukan secara hati-hati oleh karena penderita biasanya mengeluh sangat

nyeri. Hal-hal yang perlu diperhatikan:

- Temperatur setempat yang meningkat.

Page 8: Case Report fraktur Klavikula

- Nyeri tekan. Nyeri tekan yang bersifat superfisial biasanya disebabkan oleh

kerusakan jaringan lunak yang dalam akibat fraktur.

- Krepitasi. Dapat diketahui dengan perabaan dan harus dilakukan secara hati-hati.

- Pemeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma berupa palpasi arteri radialis,

arteri dorsalis pedis, arteri tibialis posterior, sesuai anggota gerak yang terkena.

Refilling (pengisian) arteri pada kuku, warna kulit pada bagian distal trauma,

temperatur kulit.

- Pengukuran tungkai terutama pada tungkai bawah untuk mengetahui adanya

perbedaan panjang tungkai.

c) Pergerakan (move)

Menggerakkan secara aktif dan pasif sendi proksimal dan distal dari daerah

yang mengalami trauma. Pada penderita dengan fraktur, setiap gerakan akan

menyebabkan nyeri hebat sehingga uji pergerakan tidak boleh secara kasar, disamping

itu juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak seperti pembuluh darah

dan saraf.

d) Pemeriksaan neurologis

Pemeriksaan neurologis berupa pemeriksaan saraf secara sensorik dan motorik

serta gradasi kelainan neurologi, yaitu neuropraksia, aksonotmesis, atau neurotmesis.

Pemeriksaan ini juga berguna sebagai patokan untuk pengobatan selanjutnya.

2.5.3 Pemeriksaan penunjang (radiologis)1

Pemeriksaan radiologis diperlukan untuk menentukan keadaan, lokasi, serta

ekstensi fraktur. Pemeriksaan radiologis dilakukan dengan beberapa prinsip dua (rule

of two):

Pemeriksaan dengan sinar-X harus dilakukan dengan ketentuan ´Rules of Two´:

Dua pandangan

Fraktur atau dislokasi mungkin tidak terlihat pada film sinar-X tunggal dan

sekurang-kurangnya harus dilakukan 2 sudut pandang (AP & Lateral/Oblique).

Dua sendi

Pada lengan bawah atau kaki, satu tulang dapat mengalami fraktur atau

angulasi. Tetapi angulasi tidak mungkin terjadi kecuali kalau tulang yang lain

Page 9: Case Report fraktur Klavikula

juga patah, atau suatu sendi mengalami dislokasi. Sendi-sendi diatas dan di

bawah fraktur keduanya harus disertakan dalam foto sinar-X.

Dua tungkai

Pada sinar-X anak-anak epifise dapat mengacaukan diagnosis fraktur. Foto

pada tungkai yang tidak cedera akan bermanfaat.

Dua cedera

Kekuatan yang hebat sering menyebabkan cedera pada lebih dari 1 tingkat.

Karena itu bila ada fraktur pada kalkaneus atau femur perlu juga diambil foto

sinar-X pada pelvis dan tulang belakang.

Dua kesempatan

Segera setelah cedera, suatu fraktur mungkin sulit dilihat, kalau ragu-ragu,

sebagai akibatresorbsi tulang, pemeriksaan lebih jauh 10-14 hari kemudian

dapat memudahkan diagnosis.

Evaluasi pada fraktur klavikula yang standar berupa proyeksi anteroposterior

(AP) yang dipusatkan pada bagian tengah clavicula. Pencitraan yang dilakukan

harus cukup luas untuk bisa menilai juga kedua AC joint dan SC joint. Bisa juga

digunakan posisi oblique dengan arah dan penempatan yang baik. Proyeksi AP 20-

60° dengan cephalic terbukti cukup baik karena bisa meminimalisir struktur toraks

yang bisa mengganggu pembacaan. Karena bentuk dari klavikula yang berbentuk

S, maka fraktur menunjukkan deformitas multiplanar, yang menyebabkan

susahnya menilai dengan menggunakan radiograph biasa. CT scan, khususnya

dengan 3 dimensi meningkatkan akurasi pembacaan.

2.6 PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pada fraktur klavikula ada dua pilihan yaitu dengan

tindakan bedah atau operative treatment dan tindakan non bedah atau konsevatif.4

Pada orang dewasa dan anak-anak biasanya pengobatannya konservatif tanpa reposisi,

yaitu dengan pemasangan mitela. Reposisi tidak diperlukan, apalagi pada anak karena

salah-sambung klavikula jarang menyebabkan gangguan pada bahu, baik fungsi

maupun keuatannya. Kalus yang menonjol kadang secara kosmetik mengganggu

meskipun lama-kelamaan akan hilang dengan proses pemugaran. Yang penting pada

penggunaan mitela ialah letak tangan lebih tinggi daripada tingkat siku, analgetik, dan

Page 10: Case Report fraktur Klavikula

latihan gerak jari dan tangan pada hari pertama dan latihan gerak bahu setelah

beberapa hari.2

Sebagian besar fraktur klavikula sembuh dengan baik sehingga. Operasi hanya

dilakukan bila ada insikasi seperti:

- Fraktur terbuka

- Adanya tekanan pada pembuluh darah

- Nonunion

- Fraktur pada 1/3 lateral seperti pada penderita aktif yang segera akan

kembali pada pekerjaan semula.

Operasi dapat dilakukan dengan memasang pin kirchner atau plate dan screw. 1

2.7 KOMPLIKASI

Komplikasi fraktur dapat diakibatkan oleh trauma itu sendiri atau akibat penanganan.

Berikut ini beberapa komplikasi fraktur, yaitu: 7

a. Komplikasi umum

Syok karena perdarahan ataupun oleh karena nyeri, koagulopati diffus dan

gangguan fungsi pernafasan.

Ketiga macam komplikasi tersebut diatas dapat terjadi dalam 24 jam pertama

pasca trauma dan setelah beberapa hari atau minggu akan terjadi gangguan

metabolisme, berupa peningkatan katabolisme. Komplikasi umum lain dapat berupa

emboli lemak, trombosis vena dalam (DVT), tetanus atau gas gangren

b.      Komplikasi Lokal          

Komplikasi dini

Komplikasi dini adalah kejadian komplikasi dalam satu minggu pasca trauma,

sedangkan apabila kejadiannya sesudah satu minggu pasca trauma disebut komplikasi

lanjut.

Pada Tulang

1. Infeksi, terutama pada fraktur terbuka.

Page 11: Case Report fraktur Klavikula

2. Osteomielitis dapat diakibatkan oleh fraktur terbuka atau tindakan operasi

pada fraktur tertutup. Keadaan ini dapat menimbulkan delayed union atau

bahkan non union

Komplikasi sendi dan tulang dapat berupa artritis supuratif yang sering terjadi

pada fraktur terbuka atau pasca operasi yang melibatkan sendi sehingga terjadi

kerusakan kartilago sendi dan berakhir dengan degenerasi

Pada Jaringan lunak

1. Lepuh , Kulit yang melepuh adalah akibat dari elevasi kulit superfisial karena

edema. Terapinya adalah dengan menutup kasa steril kering dan melakukan

pemasangan elastik

2. Dekubitus.. terjadi akibat penekanan jaringan lunak tulang oleh gips. Oleh

karena itu perlu diberikan bantalan yang tebal pada daerah-daerah yang

menonjol

Pada Otot

Terputusnya serabut otot yang mengakibatkan gerakan aktif otot tersebut terganggu.

Hal ini terjadi karena serabut otot yang robek melekat pada serabut yang utuh, kapsul

sendi dan tulang. Kehancuran otot akibat trauma dan terjepit dalam waktu cukup lama

akan menimbulkan sindroma crush atau trombus (Apley & Solomon,1993).

Pada  pembuluh darah

Pada robekan arteri inkomplit akan terjadi perdarahan terus menerus. Sedangkan

pada robekan yang komplit ujung pembuluh darah mengalami retraksi dan perdarahan

berhenti spontan.

Pada jaringan distal dari lesi akan mengalami iskemi bahkan nekrosis. Trauma

atau manipulasi sewaktu melakukan reposisi dapat menimbulkan tarikan mendadak

pada pembuluh darah sehingga dapat menimbulkan spasme. Lapisan intima pembuluh

darah tersebut terlepas dan terjadi trombus. Pada kompresi arteri yang lama seperti

pemasangan torniquet dapat terjadi sindrome crush. Pembuluh vena yang putus perlu

Page 12: Case Report fraktur Klavikula

dilakukan repair untuk mencegah kongesti bagian distal lesi (Apley & Solomon,

1993).

Sindroma kompartemen terjadi akibat tekanan intra kompartemen otot pada

tungkai atas maupun tungkai bawah sehingga terjadi penekanan neurovaskuler

sekitarnya. Fenomena ini disebut Iskhemi Volkmann. Ini dapat terjadi pada

pemasangan gips yang terlalu ketat sehingga dapat menggangu aliran darah dan

terjadi edema dalam otot.

Apabila iskhemi dalam 6 jam pertama tidak mendapat tindakan dapat

menimbulkan kematian/nekrosis otot yang nantinya akan diganti dengan jaringan

fibrus yang secara periahan-lahan menjadi pendek dan disebut dengan kontraktur

volkmann.  Gejala klinisnya adalah 5 P yaitu Pain (nyeri), Parestesia, Pallor (pucat),

Pulseness (denyut nadi hilang) dan Paralisis

Pada saraf

Berupa kompresi, neuropraksi, neurometsis (saraf putus), aksonometsis

(kerusakan akson). Setiap trauma terbuka dilakukan eksplorasi dan identifikasi nervus

(Apley & Solomon,1993).

Komplikasi lanjut

Pada tulang dapat berupa malunion, delayed union atau non union. Pada

pemeriksaan terlihat deformitas berupa angulasi, rotasi, perpendekan atau

perpanjangan.

Delayed union

Proses penyembuhan lambat dari waktu yang dibutuhkan secara normal. Pada

pemeriksaan radiografi, tidak akan terlihat bayangan sklerosis pada ujung-ujung

fraktur,

Terapi  konservatif selama 6 bulan  bila  gagal dilakukan  Osteotomi. Bila lebih 20

minggu  dilakukan cancellus grafting  (12-16 minggu)

Page 13: Case Report fraktur Klavikula

Non union

Dimana secara klinis dan radiologis tidak terjadi penyambungan.

Tipe I (hypertrophic non union) tidak akan terjadi proses penyembuhan fraktur

dan diantara fragmen fraktur tumbuh jaringan fibrus yang masih mempunyai potensi

untuk union dengan melakukan koreksi fiksasi dan bone grafting.

Tipe II (atrophic non union) disebut juga sendi palsu (pseudoartrosis) terdapat

jaringan sinovial sebagai kapsul sendi beserta rongga sinovial yang berisi cairan,

proses union tidak akan dicapai walaupun dilakukan imobilisasi lama.

Beberapa faktor yang menimbulkan non union seperti disrupsi periosteum yang

luas, hilangnya vaskularisasi fragmen-fragmen fraktur, waktu imobilisasi yang tidak

memadai, implant atau gips yang tidak memadai, distraksi interposisi, infeksi dan

penyakit tulang (fraktur patologis)

Mal  union

Penyambungan fraktur tidak normal sehingga menimbukan deformitas.  Tindakan

refraktur atau osteotomi koreksi .

Osteomielitis

Osteomielitis kronis dapat terjadi pada fraktur terbuka atau tindakan operasi pada

fraktur tertutup sehingga dapat menimbulkan delayed union sampai non union

(infected non union). Imobilisasi anggota gerak yang mengalami osteomielitis

mengakibatkan terjadinya atropi tulang berupa osteoporosis dan atropi otot

Kekakuan sendi

Kekakuan sendi baik sementara atau menetap dapat diakibatkan imobilisasi lama,

sehingga terjadi perlengketan peri artikuler, perlengketan intraartikuler, perlengketan

antara otot dan tendon. Pencegahannya berupa memperpendek waktu imobilisasi dan

melakukan latihan aktif dan pasif pada sendi. Pembebasan periengketan secara

pembedahan hanya dilakukan pada penderita dengan kekakuan sendi menetap.

Page 14: Case Report fraktur Klavikula

2.9 PROGNOSIS

Prognosis jangka pendek dan panjang sedikit banyak bergantung pada berat

ringannya trauma yang dialami, bagaimana penanganan yang tepat dan usia penderita.

Pada anak prognosis sangat baik karena proses penyembuhan sangat cepat, sementara

pada orang dewasa prognosis tergantung dari penanganan, jika penanganan baik maka

komplikasi dapat diminimalisir.1

BAB III

LAPORAN KASUS

I. Identitas

Nama : Tn. S

Umur : 41 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Tanggal masuk RS : 22 November 2014

II. Anamnesis

Seorang pasien laki-laki usia 41 tahun, masuk IGD RS Dr M Djamil Padang

dengan

Keluhan utama:

Nyeri pada bahu kiri setelah kecelakaan lalu lintas sejak 6 jam sebelum masuk

rumah sakit

PRIMARY SURVEY

Page 15: Case Report fraktur Klavikula

A : Paten

B : baik, RR 20x/menit

C : baik, HR 80 x/menit, TD 110/70 mmHg

D : GCS 15, pupil isokhor, refleks cahaya +/+

SECONDARY SURVEY

- Nyeri pada bahu kiri setelah kecelakaan lalu lintas sejak 6 jam sebelum

masuk rumah sakit

- Awalnya pasien sedang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan

lebih kurang 60 km/jam, kemudian ketika di belokan, pasien ditabrak oleh

sepeda motor lain dari arah samping dengan kecepatan yang lebih tinggi,

pasien terjatuh dari sepeda metor, tidak terseret, mekanisme jatuh

selanjutnya tidak ingat.

- Pasien tetap sadar setelah kejadian

- Riwayat keluar darah dari hidung, mulut, dan telinga tidak ada

- Trauma di tempat lain tidak ada

- Mual dan muntah setelah kejadian tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK

- Keadaan umum: Sedang

- Kesadaran: GCS 15

- Tekanan darah: 110/70 mmHg

- Nadi: 80x/menit, reguler

- Napas: 20x/menit

- Suhu: 36,70 C

STATUS GENERALISATA

Kepala : normocephal, simetris, nyeri tekan (-), hematom (-)

Rambut : warna hitam, tidak mudah dicabut

Mata : edem palpebra -/-, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil

isokhor Ɵ 3 mm, reflek cahaya +/+

Page 16: Case Report fraktur Klavikula

Telinga : dalam batas normal

Hidung : dalam batas normal

Leher : dalam batas normal

Jantung

Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : iktus kordis teraba 2 jari medial LMCS RIC V

Perkusi : batas atas RIC II, batas kanan 1 jari LMCS, batas kiri 2 jari medial

LMCS RIC V

Auskultasi: bunyi jantung murni, bising (-)

Paru-paru

Inspeksi : gerak dinding dada simetris kiri kanan

Palpasi : fremitus normal kiri sama dengan kanan

Perkusi : sonor

Auskultasi: napas vesikuler, wheezing -/-, ronkhi -/-

Abdomen

Inspeksi : distensi (-)

Palpasi : H/L tidak teraba, nyeri tekan (-)

Perkusi ; timpani

Auskultasi: BU (+) normal

STATUS LOKALISATA

Regio klavikula sinistra

Page 17: Case Report fraktur Klavikula

• Look : luka (-), edema (+), tidak tampak luka terbuka maupun jaringan tulang

yang terbuka

• Feel : nyeri tekan setempat (+), krepitasi (+)

• Move: nyeri ketika digerakkan.(-/+) ROM terbatas

Laboratorium

Darah rutin

Hemoglobin : 14,1 g/dL

Hematokrit : 42,5 %

Leukosit : 8500 /uL

Trombosit : 240000 /uL

Page 18: Case Report fraktur Klavikula

DIAGNOSIS KERJA

Fraktur klavikula (S) tertutup

Page 19: Case Report fraktur Klavikula

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Rontgen thorak

Rontgen klavikula

Kesan: terlihat fraktur pada 1/3 tengah klavikula garis patah obliq displaced

Page 20: Case Report fraktur Klavikula

DIAGNOSIS

Fraktur clavicula sinistra 1/3 tengah tertutup

PENATALAKSANAAN

1. Observasi tanda-tanda vital

2. IVFD RL 20 tetes/menit

3. Keterolac 3 x 1 amp IV

4. Ranitidin 2 x 1 amp IV

5. Ceftriaxon 2 x 1 amp IV

6. Pasang arm sling

PROGNOSIS

- Quo ad vitam: ad bonam

- Quo ad sanam: ad bonam

- Quo ad functionam: ad bonam

Page 21: Case Report fraktur Klavikula

DISKUSI

Telah dilaporkan seorang pasien laki-laki berumur 41 tahun datang ke IGD

RSUP Dr. M Djamil Padang pada tanggal 22 November 2014, dengan diagnosis

Fraktur os clavicula sinistra 1/3 tengah tertutup. Diagnosis ditegakkan dari anamnesis,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Dari anamnesis, keluhan utama pasien adalah nyeri pada bahu kiri setelah

kecelakaan lalu lintas sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit. Dari primary survey

diketahui jalan napas paten, dengan frekuensi napas 20x/menit, nadi 80 x/menit, TD

110/70 mmHg, GCS 15, pupil isokhor, refleks cahaya +/+. Dari secondary survey

diketahui mekanisme kejadian. Awalnya pasien sedang mengendarai sepeda motor

dengan kecepatan lebih kurang 60 km/jam, kemudian ketika di belokan, pasien

ditabrak oleh sepeda motor lain dari arah samping dengan kecepatan yang lebih

tinggi, pasien terjatuh dari sepeda metor, tidak terseret, mekanisme jatuh selanjutnya

tidak ingat.

Hasil pemeriksaan status lokalis di regio klavikula sinistra, dari Inspeksi luka

(-), edema (+), tidak tampak luka terbuka maupun jaringan tulang yang terbuka. Dari

Palpasi, nyeri tekan setempat (+), krepitasi (+). Dari pergerakan, nyeri ketika

digerakkan.(+/-) ROM terbatas.

Dari hasil pemeriksaan rontgen thorak dan klavikula didapatkan kesan

Fraktur os clavicula sinistra pada 1/3 tengah dengan garis fraktur oblique dan

terdapat displaced

Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang ditegakkan diagnosis

Fraktur os clavicula sinistra 1/3 tengah tertutup. Penatalaksanaan yang sudah

dilakukan yaitu pemasangan arm sling untuk imobilisasi bahu kiri.

Page 22: Case Report fraktur Klavikula

DAFTAR PUSTAKA

1. Rasjad C. Trauma. Dalam: Pengantar ilmu bedah ortopedi. Edisi VI. Jakarta: Yarsif

Watampone, 2009

2. Sjmsuhidajat R, Jong WD. Sistem muskuloskeletal. Dalam: Buku ajar ilmu bedah.

Edisi II. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004.

3. Wibowo DS, Paryana W. Anggota gerak atas. Dalam: Anatomi Tubuh Manusia.

Bandung: Graha Ilmu Publishing, 2009

4. Snell R. Ekstremitas superior. Dalam: Anatomi Klinik. Edisi VI. Jakarta: EGC,

2006.

5. Wright M. Clavicle Fracture, URL: http://www.patient.co.uk/doctor/Fractured-

Clavicle.htm . Diakses pada: 22 November 2014.

6. Kevin J. Clavicle Injuries, http://www.emedicine.com/sports/TOPIC25.HTM.

Diakses pada: 22 November 2014.

7. A Graham Apple. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Applay. Edisi VII.

Jakarta: Widya Medika, 1995.