Upload
bravefrontierid
View
49
Download
4
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
CKD
Citation preview
Case Report
CHRONIC KIDNEY DISEASE
Pembimbing:
Dr. Wizhar Syamsuri Sp.PD-FINASIM
Disusun Oleh:
M. Yovansyah Putera 110.2008.155
Rifki Mauli 110.2008.284
Kepaniteraan Ilmu penyakit Dalam
RSUD Gunung Jati Cirebon
Maret 2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas presentasi kasus yang berjudul Chronic Kidney Disease”. Adapun kasus ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan kepaniteraan di stase Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Dr. Dr. Wizhar Syamsuri Sp.PD., FINASIM yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengetahuan terutama di bidang Ilmu Penyakit Dalam sehingga terselesaikannya tugas ini.
Dalam hal ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa baik dalam pengungkapan, penyajian, dan pemilihan kata-kata maupun pembahasan, kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis mengharapkan saran, kritik, dan segala bentuk pengarahan dari semua pihak untuk perbaikan kasus ini. Besar harapan penulis semoga kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Akhir kata dengan mengucap Alhamdulillah, semoga Allah SWT selalu meridhoi kita semua.
Cirebon, 26 Maret 2013
Penulis
LAPORAN KASUS
Identitas
Nama : Tn. F
Umur : 22 Tahun
Alamat : Pulo Baru
Register : 768748
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 11 Maret 2013
Tanggal Keluar Rumah Sakit : 18 Maret 2013
Tanggal 11 Maret 2013
Keluhan Utama : Badan terasa lemas
Keluhan Tambahan : Sesak nafas, Nyeri kepala, Demam
Riwayat Penyakit Sekarang
Os datang ke IGD RSUD Gunung Jati dalam keadaan pucat dan lemah. Os mengeluh seluruh badan terasa lemas sejak 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Os juga mengaku sesak nafas sejak satu minggu terakhir. Rasa sesak yang dirasakan os hilang timbul. Selain itu, os juga mengeluh nyeri kepala. Nyeri kepala yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk pada seluruh bagian kepala. Nyeri kepala dirasakan sejak 1 minggu yang lalu dan tidak semakin memberat. Os juga merasakan demam. Demam dirasakan hilang timbul tanpa siklus yang jelas. Demam dirasakan turun setelah os minum obat.
Saat ini os dijadwalkan rutin untuk cuci darah. Os sudah satu kali cuci darah pada tanggal 28 Februari 2013.
Os mengakui sering mengkonsumsi jamu dan minuman-minuman energi seperti “kuku bima” sejak 4 tahun terakhir. Os rutin mengkonsumsinya setiap hari.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit ginjal diakui os sekitar 3 bulan yang lalu dan os dirawat di RSUD Gunung Jati.
Riwayat Penyakit Keluarga
Os mengaku tidak ada anggota keluarga yang memiliki gejala penyakit yang sama.
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 170/110 mmHg Nadi : 100x/menit Respirasi : 30x/menit Suhu : 36,7 ͦC
Mata : Pupil isokor, CA +/+, SI -/-
Leher : Trakea tepat berada ditengah, tidak teraba massa atau pembesaran KGB
Thorak
Paru :
Inspeksi Kanan dan kiri simetris pada keadaan statis dan dinamis Palpasi Fremitus taktil dan fremitus vocal simetris kanan dan kiri Perkusi Sonor pada seluruh lapang paru Auskultasi VBS +/+ , Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi Tampak pulsasi iktus cordis Palpasi Iktus cordis teraba Perkusi Batas atas : Sela iga II linea parasternalis sinistra
Batas kiri : Sela iga IV linea axillaris anterior sinistra Batas kanan : Sela iga IV linea parasternalis dextra
Auskultasi BJ I/II regular, murmur -/-, gallop -/-
Abdomen
Inspeksi : Datar,spider nervi (-) Palpasi : Supel, NT (-), NL (-), NK (-)
Tidak ada pembesaran hepar Perkusi : Timpani, undulasi (-), shifting dullness (-) Auskultasi : BU (+)
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium : HB 6,7
HT 19,5
Leukosit 5900
Trombosit 248.000
Ureum/Kreatinin 216,3/16,2
Nilai LFG (berdasar rumus Cockroft-Gault) : 6,06 ml/mn/1.73m2
Diagnosis
Anemia e.c CKD
Terapi
- IVFD NaCl 16 gtt/menit
- Amlodipin 10 mg 0-0-1
- Ramipril 2,5 mg 1-0-0
- As.Folat 3x1
- Bicnat 3x1
- Cefixim 1x100 mg
- Paracetamol 3x1 tab
- Transfusi PRC (target transfusi : 792 cc)
- Diet Rendah Garam
FOLLOW UP
Tanggal 12 Maret 2013
KU : Badan lemas
KT : Nyeri kepala masih dirasakan, Sesak sudah tidak dirasakan
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD 140/100 mmHg
N 88 x/menit
R 24 x/menit
S 37,6 ͦ C
Mata : Pupil isokor, CA +/+, SI -/-
Leher : Trakea tepat berada ditengah, tidak teraba massa atau pembesaran KGB
Thorak
Paru :
Inspeksi Kanan dan kiri simetris pada keadaan statis dan dinamis Palpasi Fremitus taktil dan fremitus vocal simetris kanan dan kiri Perkusi Sonor pada seluruh lapang paru Auskultasi VBS +/+ , Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi Tampak pulsasi iktus cordis Palpasi Iktus cordis teraba Perkusi Batas atas : Sela iga II linea parasternalis sinistra
Batas kiri : Sela iga IV linea axillaris anterior sinistra Batas kanan : Sela iga IV linea parasternalis dextra
Auskultasi BJ I/II regular, murmur -/-, gallop -/-
Abdomen
Inspeksi : Datar,spider nervi (-) Palpasi : Supel, NT (-), NL (-), NK (-)
Tidak ada pembesaran hepar Perkusi : Timpani, undulasi (-), shifting dullness (-) Auskultasi : BU (+)
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-)
Diagnosis
Anemia e.c CKD
Terapi
- IVFD NaCl 16 gtt/menit
- Amblodipin 10 mg 0-0-1
- Ramipril 2,5 mg 1-0-0
- As.Folat 3x1
- Bicnat 3x1
- Cefixim 1x100 mg
- Paracetamol 3x1 tab
- Diet Rendah Garam
Rencana pemeriksaan
Pemeriksaan lab darah rutin, GDS, Ur/Kr
13 Maret 2013
KU : Badan lemas
KT : Pusing dirasakan berkurang
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD 170/100 mmHg
N 100 x/menit
R 24 x/menit
S 36,7 ͦ C
Mata : Pupil isokor, CA +/+, SI -/-
Leher : Trakea tepat berada ditengah, tidak teraba massa atau pembesaran KGB
Paru :
Inspeksi Kanan dan kiri simetris pada keadaan statis dan dinamis Palpasi Fremitus taktil dan fremitus vocal simetris kanan dan kiri Perkusi Sonor pada seluruh lapang paru Auskultasi VBS +/+ , Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi Tampak pulsasi iktus cordis Palpasi Iktus cordis teraba Perkusi Batas atas : Sela iga II linea parasternalis sinistra
Batas kiri : Sela iga IV linea axillaris anterior sinistra Batas kanan : Sela iga IV linea parasternalis dextra
Auskultasi BJ I/II regular, murmur -/-, gallop -/-
Abdomen
Inspeksi : Datar,spider nervi (-) Palpasi : Supel, NT (-), NL (-), NK (-)
Tidak ada pembesaran hepar Perkusi : Timpani, undulasi (-), shifting dullness (-) Auskultasi : BU (+)
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-)
Pemeriksaan Laboratorium : HB 7,7
HT 23,9
Leukosit 8200
Trombosit 216.000
GDS 61
Ur/Kr 236,9/17,26
Diagnosis
Anemia e.c CKD
Terapi
- IVFD NaCl 16 gtt/menit
- Amblodipin 10 mg 0-0-1
- Ramipril 2,5 mg 1-0-0
- As.Folat 3x1
- Bicnat 3x1
- Cefixim 1x100 mg
- Paracetamol 3x1 tab
- Diet Rendah Garam
- + transfusi PRC 3 labu
14 Maret 2013
KU : Badan lemas
KT : Pusing dirasakan berkurang
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD 160/100 mmHg
N 96 x/menit
R 20 x/menit
S 37,5 ͦ C
Mata : Pupil isokor, CA +/+, SI -/-
Leher : Trakea tepat berada ditengah, tidak teraba massa atau pembesaran KGB
Thorak
Paru :
Inspeksi Kanan dan kiri simetris pada keadaan statis dan dinamis Palpasi Fremitus taktil dan fremitus vocal simetris kanan dan kiri Perkusi Sonor pada seluruh lapang paru Auskultasi VBS +/+ , Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi Tampak pulsasi iktus cordis Palpasi Iktus cordis teraba Perkusi Batas atas : Sela iga II linea parasternalis sinistra
Batas kiri : Sela iga IV linea axillaris anterior sinistra Batas kanan : Sela iga IV linea parasternalis dextra
Auskultasi BJ I/II regular, murmur -/-, gallop -/-
Abdomen
Inspeksi : Datar,spider nervi (-) Palpasi : Supel, NT (-), NL (-), NK (-)
Tidak ada pembesaran hepar Perkusi : Timpani, undulasi (-), shifting dullness (-) Auskultasi : BU (+)
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-)
Diagnosis
Anemia e.c CKD
Terapi
- IVFD NaCl 16 gtt/menit
- Amblodipin 10 mg 0-0-1
- Ramipril 2,5 mg 1-0-0
- As.Folat 3x1
- Bicnat 3x1
- Cefixim 1x100 mg
- Paracetamol 3x1 tab
- Diet Rendah Garam
- Rencana Hemodialisa hari ini
15 Maret 2013
KU : Badan masih terasa lemas
KT : Pusing dirasakan berkurang
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD 160/110 mmHg
N 96 x/menit
R 24 x/menit
S 37 ͦ C
Mata : Pupil isokor, CA -/-, SI -/-
Leher : Trakea tepat berada ditengah, tidak teraba massa atau pembesaran KGB
Thorak
Paru :
Inspeksi Kanan dan kiri simetris pada keadaan statis dan dinamis Palpasi Fremitus taktil dan fremitus vocal simetris kanan dan kiri Perkusi Sonor pada seluruh lapang paru Auskultasi VBS +/+ , Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi Tampak pulsasi iktus cordis Palpasi Iktus cordis teraba Perkusi Batas atas : Sela iga II linea parasternalis sinistra
Batas kiri : Sela iga IV linea axillaris anterior sinistra Batas kanan : Sela iga IV linea parasternalis dextra
Auskultasi BJ I/II regular, murmur -/-, gallop -/-
Abdomen
Inspeksi : Datar,spider nervi (-) Palpasi : Supel, NT (-), NL (-), NK (-)
Tidak ada pembesaran hepar Perkusi : Timpani, undulasi (-), shifting dullness (-) Auskultasi : BU (+)
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-)
Diagnosis
Anemia e.c CKD
Terapi
- IVFD NaCl 16 gtt/menit
- Amblodipin 10 mg 0-0-1
- Ramipril 2,5 mg 1-0-0
- As.Folat 3x1
- Bicnat 3x1
- Cefixim 1x100 mg
- Paracetamol 3x1 tab
- Diet Rendah Garam
- + Captopril 3x25mg
16 Maret 2013
KU : Badan lemas
KT : Pusing
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD 170/120 mmHg
N 88 x/menit
R 20 x/menit
S 36,6 ͦ C
Mata : Pupil isokor, CA -/-, SI -/-
Leher : Trakea tepat berada ditengah, tidak teraba massa atau pembesaran KGB
Thorak
Paru :
Inspeksi Kanan dan kiri simetris pada keadaan statis dan dinamis Palpasi Fremitus taktil dan fremitus vocal simetris kanan dan kiri Perkusi Sonor pada seluruh lapang paru Auskultasi VBS +/+ , Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi Tampak pulsasi iktus cordis Palpasi Iktus cordis teraba Perkusi Batas atas : Sela iga II linea parasternalis sinistra
Batas kiri : Sela iga IV linea axillaris anterior sinistra Batas kanan : Sela iga IV linea parasternalis dextra
Auskultasi BJ I/II regular, murmur -/-, gallop -/-
Abdomen
Inspeksi : Datar,spider nervi (-) Palpasi : Supel, NT (-), NL (-), NK (-)
Tidak ada pembesaran hepar Perkusi : Timpani, undulasi (-), shifting dullness (-) Auskultasi : BU (+)
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-)
Diagnosis
Anemia e.c CKD
Terapi
- IVFD NaCl 16 gtt/menit
- Amblodipin 10 mg 0-0-1
- Ramipril 2,5 mg 1-0-0
- As.Folat 3x1
- Bicnat 3x1
- Cefixim 1x100 mg
- Paracetamol 3x1 tab
- Diet Rendah Garam
- Captopril 3x25 mg
- + Clonidine 3x½ tab
Tanggal 17 Maret 2013
KU : Badan lemas
KT : Pusing sudah tidak dirasakan
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD 150/100 mmHg
N 104 x/menit
R 24 x/menit
S 36,1 ͦ C
Mata : Pupil isokor, CA -/-, SI -/-
Leher : Trakea tepat berada ditengah, tidak teraba massa atau pembesaran KGB
Thorak
Paru :
Inspeksi Kanan dan kiri simetris pada keadaan statis dan dinamis Palpasi Fremitus taktil dan fremitus vocal simetris kanan dan kiri Perkusi Sonor pada seluruh lapang paru Auskultasi VBS +/+ , Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi Tampak pulsasi iktus cordis Palpasi Iktus cordis teraba Perkusi Batas atas : Sela iga II linea parasternalis sinistra
Batas kiri : Sela iga IV linea axillaris anterior sinistra Batas kanan : Sela iga IV linea parasternalis dextra
Auskultasi BJ I/II regular, murmur -/-, gallop -/-
Abdomen
Inspeksi : Datar,spider nervi (-) Palpasi : Supel, NT (-), NL (-), NK (-)
Tidak ada pembesaran hepar Perkusi : Timpani, undulasi (-), shifting dullness (-) Auskultasi : BU (+)
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-)
Diagnosis
Anemia e.c CKD
Terapi
- IVFD NaCl 16 gtt/menit
- Amblodipin 10 mg 0-0-1
- Ramipril 2,5 mg 1-0-0
- As.Folat 3x1
- Bicnat 3x1
- Cefixim 1x100 mg
- Paracetamol 3x1 tab
- Diet Rendah Garam
- Captopril 3x25mg
- Clonidine 3x1/2 tab
Rencana pemeriksaan :
Pemeriksaan lab darah rutin, Ur/Kr
Tanggal 18 Maret 2013
KU : Badan sudah tidak terasa lemas
KT : BAB berwarna hitam
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD 140/90 mmHg
N 88 x/menit
R 24 x/menit
S 36,5 ͦ C
Mata : Pupil isokor, CA -/-, SI -/-
Leher : Trakea tepat berada ditengah, tidak teraba massa atau pembesaran KGB
Thorak
Paru :
Inspeksi Kanan dan kiri simetris pada keadaan statis dan dinamis Palpasi Fremitus taktil dan fremitus vocal simetris kanan dan kiri
Perkusi Sonor pada seluruh lapang paru Auskultasi VBS +/+ , Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi Tampak pulsasi iktus cordis Palpasi Iktus cordis teraba Perkusi Batas atas : Sela iga II linea parasternalis sinistra
Batas kiri : Sela iga IV linea axillaris anterior sinistra Batas kanan : Sela iga IV linea parasternalis dextra
Auskultasi BJ I/II regular, murmur -/-, gallop -/-
Abdomen
Inspeksi : Datar,spider nervi (-) Palpasi : Supel, NT (-), NL (-), NK (-)
Tidak ada pembesaran hepar Perkusi : Timpani, undulasi (-), shifting dullness (-) Auskultasi : BU (+)
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-)
Rectal-touche : Darah +
Pemeriksaan Lab : Hb 10,6
HT 34,4
Leukosit 6.400
Trombosit 183.000
Ur/Kr 266,7/13,65
Diagnosis
Anemia e.c CKD
Melena
Terapi
- IVFD NaCl 16 gtt/menit
- Amblodipin 10 mg 0-0-1
- Ramipril 2,5 mg 1-0-0
- As.Folat 3x1
- Bicnat 3x1
- Cefixim 1x100 mg
- Paracetamol 3x1 tab
- Diet Rendah Garam
- Captopril 3x25 mg
- Clonidie 3x1/2 tab
- Rencana Hemodialisa hari ini
- Rencana pulang setelah Hemodialisa
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3 bulan, berdasarkan
kelainan patologis atau petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria. Jika tidak ada tanda
kerusakan ginjal, diagnosis penyakit ginjal kronik ditegakkan jika nilai laju filtrasi glomerulus
kurang dari 60 ml/menit/l,73m2, seperti pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Kriteria Penyakit Ginjal Kronik
1. Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan stuktural atau
fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju fitrasi glomerolus (LFG), dengan manifestasi:
Kelainan patologis
Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah atau urin, atau
kelainan dalam tes pencitraan ,
2. LFG kurang dari 60 ml/menit/l,73m2, selama 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
Klasifikasi4
Klasifikasi penyakit ginjal kronik didasarkan atas dua hal yaitu atas dasar deraj at {stage)
penyakit dan dasar diagnosis etiologi. Klasifikasi atas dasar derajat penyakit dibuat atas dasar
LFG yang dihitung dengan mempergunakan rumus Kockcorft-Gault sebagai berikut:
LFG (ml/menit/l,73m2) = (140-umur)x berat badan / 72x kreatinin plasma (mg/dl)*)
*) pada perempuan dikalikan 0,85
Klasifikasi tersebut tampak pada tabel 2
Tabel 2. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas Dasar Derajat Penyakit
Derajat Penjelasan LF G(ml/mnt/l ,73 m2)
1
2
3
4
5
Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau ↑
Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ ringan
Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ sedang
Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ berat
Gagal ginjal
>90
60-89
30-59
15- 29
<15 atau diálisis
Klasifikasi atas dasar diagnosis tampak pada tabel
Tabel 3. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas dasar Diagnosis Etiologi
Penyakit Tipe mayor (contoh)
Penyakit ginjal diabetes • Diabetes tipe 1 dan 2
Penyakit ginjal non diabetes Penyakit glomerular(penyakit otoimun, infeksi
sistemik, obat, neoplasia)
Penyakit vascular (penyakit pembuluh darah besar,
hipertensi, mikroangiopati)
Penyakit tubulointerstitial (pielonefritis kronik.
batu, obstruksi, keracunan obat)
Penyakit kistik (ginjal polikistik)
Penyakit pada transplantasi Rejeksi kronik
Keracunan obat (siklosporin/takrolimus)
Penyakit recurrent (glomerular)
Transplant glomerulopathy
Patofisiologi 1,4
Patofisiologi penyakit ginjal kronik pada awalnya tergantung pada penyakit yang mendasarinya,
tapi dalam perkembangan selanjutnya proses yang terjadi kurang lebih sama. Pengurangan massa
ginjal menyebabkan hipertrofi sisa nefron secara struktural dan fungsional sebagai upaya
kompensasi. Hipertrofi “kompensatori” ini akibat hiperfiltrasi adaptif yang diperantarai oleh
penambahan tekanan kapiler dan aliran glomerulus. Proses adaptasi ini berlangsung singkat
akhimya diikuti oleh proses maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa. Proses ini
akhimya diikuti dengan penurunan fungsi nefron yang progresif walaupun penyakit dasamya
sudah tidak aktif lagi. Adanya peningkatan aktivitas aksis renin-angiotensinaldosteron intrarenal
ikut memberikan konstribusi terhadap teijadinya hiperfiltrasi, sklerosis dan progesifitas tersebut.
Aktivitas jangka panjang aksis renin- angiotensinaldosteron, sebagian diperantarai oleh growth
factor seperti transforming growth factor ß. Beberapa hal yang juga dianggap berperan terhadap
teijadinya progresifitas penyakit ginjal kronik adalah albuminuria, hipertensi, hiperglikemia,
dislipidemia. Pada stadium yang paling dini penyakit ginjal kronik terjadi kehilangan daya
cadang ginjal (renal reserve), pada keadaan dimana basal LFG masih normal atau malah
meningkat. Kemudian secara perlahan tapi pasti akan teijadi penurunan fungsi nefron yang
progresif, yang ditandai dengan peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG
sebesar 60%, pasien masih belum merasakan keluhan (asimtomatik), tapi sudah terjadi
peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar 30%, mulai terjadi
keluhan pada pasien seperti nokturia, badan lemah, mual, nafsu makan kurang dan penurunan
berat badan. Sampai pada LFG di bawah 30%, pasien memperlihatkan gejala dan tanda uremia
yang nyata seperti anemia, peningkatan tekanan darah, gangguan metabolisme fosfor dan
kalsium, pruritus, mual, muntah dan lain sebagainya. Pasien juga mudah terkena infeksi seperti
infeksi saluran kemih, infeksi saluran napas, maupun infeksi saluran cema. Juga akan terjadi
gangguan keseimbangan air seperti hipo atau hipervolemia, gangguan keseimbangan elektrolit
antara lain natrium dan kalium. Pada LFG dibawah 15% akan terjadi gejala dan komplikasi yang
lebih serius, dan pasien sudah memerlukan terapi pengganti ginjal (renal replacement therapy)
antara lain diálisis atau transplantasi ginjal. Pada keadaan ini pasien dikatakan sampai pada
stadium gagal ginjal.
Pendekatan Diagnostik Gambaran Klinis 2,3,4,5
Gambaran klinis pasien penyakit ginjal kronik meliputi:
1. Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti diabetes malitus, infeksi traktus urinarius,
batu traktus urinarius, hipertensi, hiperurikemi, LupusEritomatosus Sistemik (LES),dll.
2. Sindrom uremia yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual, muntah,nokturia,
kelebihan volume cairan (volume overload), neuropati perifer, pruritus, uremic frost,
perikarditis, kejang-kejang sampai koma.
3. Gejala komplikasinya antara lain hipertensi, anemia, osteodistrofi renal, payah jantung,
asidosis metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit (sodium,kalium, khlorida).
Gambaran Laboratorium 2,3,4,5
Gambaran laboratorium penyakit ginjal kronik meliputi:
1. Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya
2. Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum, dan
penurunan LFG yang dihitung mempergunakan rumus Kockcroft-Gault. Kadar kreatinin
serum saja tidak bisa dipergunakan untuk memperkirakan fungsi ginjal.
3. Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan kadar hemoglobin, peningkatan kadar
asam urat, hiper atau hipokalemia, hiponatremia, hiper atau hipokloremia,
hiperfosfatemia, hipokalemia, asidosis metabolik
4. Kelainan urinalisis meliputi proteinuria, hematuri, leukosuria
Gambaran Radiologis 2,3,4,5
Pemeriksaan radiologis penyakit GGK meliputi:
1. Foto polos abdomen, bisa tampak batu radio-opak
2. Pielografi intravena jarang dikerjakan karena kontras sering tidak bisa melewati filter
glomerulus, di samping kekhawatiran terjadinya pengaruh toksik oleh kontras terhadap
ginjal yang sudah mengalami kerusakan
3. Pielografi antegrad atau retrograd dilakukan sesuai indikasi
4. Ultrasonografi ginjal bisa memperlihatkan ukuran ginjal yang mengecil, korteks yang
menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa, kalsifikasi
5. Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi dikerjakan bila ada indikasi.
Penatalaksanaan
Perencanaan tatalaksana {action plan) penyakit GGK sesuai dengan derajatnya, dapat dilihat
pada tabel 4.
Tabel 4. Rencana Tatalaksanaan Penyakit GGK sesuai dengan derajatnya
Derajat LFG(ml/mnt/l ,73m2) Rencana tatalaksana
1 >90
terapi penyakit dasar, kondisi komorbid, evaluasi
pemburukan (progession) fungsi ginjal, memperkecil
resiko kardiovaskuler
2 60-89 menghambat pemburukan (progession) fungsi ginjal
3 30-59 evaluasi dan terapi komplikasi
4 15-29 persiapan untuk terapi pengganti ginjal
5 <15 terapi pengganti ginjal
Terapi Nonfarmakologis: 4,5
a. Pengaturan asupan protein:
Tabel 4. Pembatasan Asupan Protein pada Penyakit GGK
LFG ml/menit Asupan protein g/kg/hari
>60 tidak dianjurkan
25-60 0,6-0,8/kg/hari
5-250,6-0,8/kg/hari atau tambahan 0,3 g asam
amino esensial atau asam keton
<60 0,8/kg/hari(=l gr protein /g proteinuria
atau 0,3g/kg tambahan asam amino
b. Pengaturan asupan kalori: 35 kal/kgBB ideal/hari
c. Pengaturan asupan lemak: 30-40% dari kalori total dan mengandung jumlah yang sama
antara asam lemak bebas jenuh dan tidak jenuh
d. Pengaturan asupan karbohidrat: 50-60% dari kalori total
e. Garam (NaCl): 2-3 gram/hari
f. Kalium: 40-70 mEq/kgBB/hari
g. Fosfor:5-10 mg/kgBB/hari. Pasien HD :17 mg/hari
h. Kalsium: 1400-1600 mg/hari
i. Besi: 10-18mg/hari
j. Magnesium: 200-300 mg/hari k. Asam folat pasien HD: 5mg
k. Air: jumlah urin 24 jam + 500ml (insensible water loss)
Terapi Farmakologis 1,2,3,4:
a. Kontrol tekanan darah
- Penghambat EKA atau antagonis reseptor Angiotensin II —» evaluasi kreatinin
dan kalium serum, bila terdapat peningkatan kreatinin > 35% atau timbul
hiperkalemia harus dihentikan.
- Penghambat kalsium
- Diuretik
b. Pada pasien DM, kontrol gula darah —» hindari pemakaian metformin dan
obat-obat sulfonilurea dengan masa kerja panjang. Target HbAlC untuk DM tipe 1 0,2
diatas nilai normal tertinggi, untuk DM tipe 2 adalah 6%
c. Koreksi anemia dengan target Hb 10-12 g/dl
d. Kontrol hiperfosfatemia: polimer kationik (Renagel), Kalsitrol
e. Koreksi asidosis metabolik dengan target HCO3 20-22 mEq/1
f. Koreksi hiperkalemia
g. Kontrol dislipidemia dengan target LDL,100 mg/dl dianjurkan golongan statin
h. Terapi ginjal pengganti
DAFTAR PUSTAKA
1. Brenner BM, Lazarus JM. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Volume 3 Edisi 13.
Jakarta: EGC, 2000.1435-1443.
2. Mansjoer A, et al.Gagal ginjal Kronik. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi 3. Jakarta:
Media Aesculapius FKUI, 2008.
3. Suhardjono, Lydia A, Kapojos EJ, Sidabutar RP. Gagal Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II Edisi 4. Jakarta: FKUI, 2006.427-434.
4. Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2006. p.581-584.
5. Tierney LM, et al. Gagal Ginjal Kronik. Diagnosis dan Terapi Kedokteran Penyakit
Dalam Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.2003.
6. Adamson JW (ed). Iron Deficiency and Another Hipoproliferative Anemias in
Harrison’s Principles of Internal Medicine 16 th edition vol 1. McGraw-Hill Companies
: 2005;586-92
7. Collaghan C. At a Glance Sistem Ginjal, 2nd ed. Jakarta: Erlangga:2007;p.29-44