Upload
ramot-biil
View
223
Download
0
Embed Size (px)
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 1/31
CASE REPORT
PNEUMONIA
Disusun Oleh:
Nathaniel Aranjuez Pakpahan
1161!1"#
Pe$%i$%in&
Dr' Rah$a Sp'A
(EPANITERAAN ()INI( DEPARTEMEN I)MU
(ESE*ATAN ANA(
PERIODE + MEI ,16 - ,. /U)I ,16
0A(U)TAS (EDO(TERAN
UNIERSITAS (RISTEN INDONESIA
RSUD 2E(ASI
1
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 2/31
DA0TAR ISI
Pendahuluan.......................................................................................................3Laporan kasus
Identitas..............................................................................................................4
Anamnesis..........................................................................................................4
Pemeriksaan Fisik.............................................................................................. 6
Pemeriksaan Penunjang..................................................................................... 8
Resume...............................................................................................................9
Prognosis............................................................................................................1
Analisa !asus..................................................................................................... 1"
#injauan Pustaka
$e%inisi...............................................................................................................16
&pidemologi.......................................................................................................16
&tiologi...............................................................................................................1'
Pato%isiologi........................................................................................................"
(ani%estasi klinis............................................................................................... "1
Pemeriksaan Penunjang..................................................................................... "3
Penatalaksanaan................................................................................................. "3
!omplikasi.........................................................................................................3
Prognosis............................................................................................................31
$a%tar pustaka.................................................................................................... 33
"
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 3/31
2A2 I
PENDA*U)UAN
)ampai saat ini* pen+akit pneumonia merupakan pen+e,a, utama kematian ,alita
di dunia. $iperkirakan ada 1*8 juta atau "- dari kematian anak diaki,atkan oleh
pneumonia* mele,ihi kematian aki,at AI$)* malaria dan tu,erkulosis. $i Indonesia*
penumonia juga merupakan urutan kedua pen+e,a, kematian pada ,alita setelah diare.
Riset !esehatan $asar Riskesdas/ melaporkan ,ah0a kejadian pneumonia se,ulan
terakhir period prevalence/ mengalami peningkatan pada tahun "' se,esar "*1-
menjadi "*'- pada tahun "13. !ematian ,alita +ang dise,e,a,kan oleh pneumonia
tahun "' ukup tinggi* +aitu se,esar 12*2-. $emikian juga hasil )urei demogra%i dan
!esehtan Indonesia )$!I/* +ang melaporkan ,ah0a prealensi pneumonia dari tahun ke
tahun terus meningkat* +aitu '*6- pada tahun "" menjadi 11*"- pada tahun "'.
(enurut de%inisi* pneumonia adalah in%eksi jaringan paruparu aleoli/ +ang
,ersi%at akut. Pen+e,a,n+a adalah ,akteri* irus* jamur* pajanan ,ahan kimia atau
kerusakan %isik dari paruparu* maupun pengaruh +ang tidak langsung dari pen+akit lain.
5akteri +ang ,iasa men+e,a,kan pneumonia adalah streptococcus dan mycoplasma
pneumonia* sedangkan irus +ang men+e,a,kan pneumonia adalah adenoviruses*
rhinovirus* influenza virus* respiratory syncytial virus R)/ dan parainfluenza virus.
#erjadin+a pneumonia ditandai dengan gejala ,atuk dan atau kesulitan ,ernapas
seperti napas epat* dan tadikan dinding dada ,agian ,a0ah ke dalam. Pada umumn+a*
pneumonia dikategorikan dalam pen+akit menular +ang ditularkan melalui udara* dengan
sum,er penularan adalah penderita pneumonia +ang men+e,arkan kuman dalam ,entuk
droplet ke udara pada saat ,atuk atau ,ersin. 7ntuk selanjutn+a* kuman pen+e,a,
pneumonia masuk ke saluran pernapasan melalui proses inhalasi* atau dengan ara
penularan langsung* +aitu perikan dorplet +ang dikeluarkan oleh penderita saat ,atuk
3
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 4/31
2A2 II
)APORAN (ASUS
1'1 I3entitas
ama An. :F
7sia 3*2 tahun
:enis kelamin Perempuan
Alamat !P dua ikunir* jaka sampurna* ,ekasi ,arat
Anak ke 1 dari " ,ersaudara
#anggal masuk R) " (ei "16
o.R( 9'6'1
1', Ana$nesis
Alloanamnesa tanggal "4 (ei "16 Pukul 8. ;I5
• !eluhan 7tama
)esak napas
• Ri0a+at Pen+akit )ekarang
Pasien datang ke I<$ R)7$ 5ekasi diantar oleh keluargan+a. !eluarga
pasien mengatakan ,ah0a pasien mengalami sesak napas 1 hari )(R).
)esak dirasakan sepanjang hari dan tidak hilang tim,ul. )esak ,ertam,ah
,ila pasien ,atuk dan tidak ,erkurang 0alaupun pasien ,eristirahat. Pasien
,elum mengonsumsi o,at untuk mengurangi rasa sesakn+a. )esak pertama
kali dikeluhkan setelah pasien mengalami ,atuk dan demam.
Pasien mengalami demam dan ,atuk kurang le,ih 3 hari )(R).
$emam dirasakan naik turun* dan le,ih meningkat pada malam menjelang
pagi hari. Pasien di,erikan o,at penurun panas parasetamol/ ,ila demam
dan suhu kem,ali normal setelah di,erikan o,at.
(ual dan muntah disangkal* ri0a+at kejang disangkal* 5A5 dan 5A!
tidak ada keluhan. Ri0a+at imunisasi lengkap.
4
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 5/31
• Ri0a+at Pen+akit $ahulu
Pasien ,elum pernah mengalami sesak seperti ini se,elumn+a. Pasien
memiliki ri0a+at pengo,atan #5 +ang selesai sejak 1 tahun +ang lalu.
• Ri0a+at Pen+akit !eluarga
Pada keluarga tidak ada keluhan seperti ini* ri0a+at pen+akit jantung di
keluarga disangkal* ri0a+at ,atuk lama di keluarga disangkal.
• Ri0a+at Pengo,atan
Pasien ,elum pernah ,ero,at.
• Ri0a+at Alergi
Alergi terhadap o,ato,atan* makanan dan uaa tertentu disangkal.
• Ri0a+at Psikososial
Anak han+a dapat ,er,aring di rumah dan ,elum ,isa melakukan
aktiitas +ang seharusn+a dapat dilakukan oleh anak seumurann+a. Anak
makan 2 kali sehari dengan nasi* sa+ur* lauk pauk dan ,iskuit ditam,ah
dengan minum susu 3 kali sehari. Anak tampak le,ih keil dari anak
seumurann+a.
• Ri0a+at !ehamilan
I,u han+a 1 kali memeriksakan keadaan kandungan pada ,idan. )elama
hamil i,u ,eraktiitas se,agai tukang ojek dan pekerja ,angunan. I,u
mengatakan tidak pernah sakit maupun terjatuh selama kehamilan.
• Ri0a+at !elahiran
Lahir spontan di ,idan. #idak ada pen+ulit. 55 "9 gram. P5 46 m.
Anak langsung menangis.
2
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 6/31
• Ri0a+at Pem,erian (akan
I,u mem,erikan han+a A)I sampai umur 1 ,ulan* lalu dilanjutkan susu
%ormula sampai umur 6 ,ulan lalu ditam,ah ,u,ur susu dan ,iskuit setelah
umur 6 ,ulan* dilanjutkan nasi* sa+ursa+uran dan ,iskuit sejak umur 18
,ulan sampai sekarang.
• Ri0a+at Imunisasi
=epatitis 5 1> Polio 4>
5?< 1> ?ampak 1>
$P# 3>
!esan Imunisasi dasar tidak lengkap
• Ri0a+at #um,uh !em,ang
(enurut i,u pasien* anak mengalami kesulitan dalam pertum,uhan dan
perkem,angan* sampai saat ini anak ,elum ,ias mengangkat kepala dan
duduk dengan usaha sendiri. Pasien juga ,elum ,isa ,erdiri dan ,erjalan.
Pasien sampat saat ini ,elum ,isa menguapkan katakata* dan han+a
mampu mengerang.
!esan #um,uh !em,ang anak tidak sesuai dengan umur.
1'. Pe$eriksaan 0isik
!eadaan 7mum #ampak sakit sedang
!esadaran ?ompos mentis
#anda ital
)uhu 3'*1?
#ek. $arah 1@6 mm=g
adi 9" kali per menit
Perna%asan 4 kali per menit
6
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 7/31
Antropometri
55 '*4 kg
#5 89 m
LP 4 m
LLA 1*2 m
55I " kg
)tatus <ii menurut ;=B
55@7 '*"@" > 1- C 92-
#5@7 13@112 > 1- C 89-
55@#5 18@" > 1- C 9-
!esan )tatus gii 5uruk
)tatus <eneralis
!epala ormoephali. 7,unu,un ,esar menutup
(ata ?onjungtia anemis @. )klera ikterik @. Re%leks pupil D@D
isokor. &dema palpe,ra D@D.
Leher Pem,esaran !<5 /
#horaks Paru Inspeksi 5entuk dan gerak simetris
Palpasi oal %remitus di kedua lapang paru
Perkusi )onor@sonor
Auskultasi Pernapasan esikuler antara kanan dan kiri.
Ronki D@D* ;heeing @.
:antung Inspeksi #idak terlihat pulsasi itus ordis
Palpasi Itus ordis tidak tera,a
Perkusi 5atas jantung kanan normal
5atas jantung kiri normal
Auskultasi 5un+i jantung I dan II reguler
A,domen Inspeksi Perut supel* distensi a,domen /*
'
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 8/31
Auskultasi 5ising usus D/ normal
Palpasi =eparlien tidak tera,a
Perkusi #impani
7rogenital #idak tampak kelainan
&kstremitas
Atas Akral hangat D@D* ?R#E" dtk D@D* edema @* pitting edema
5a0ah Akral hangat D@D* ?R#E" dtk D@D* edema D@D* pitting edema
1'# Pe$eriksaan Penunjan&
Pemeriksaan La,oratorium tgl " (ei "16
• =ematologi rutin
=emoglo,in 1"*4 11*212*2 g@dL
=ematokrit 36*6 3"4"-
Leukosit 1'*1 4*21*2 13@ul
#rom,osit 348 1242 13@ul
<$) 13 61 mg@dl
atrium 138 132142 m&@L
!alium 4*' 3*62*8 m&@L
?lorida 11 9811 m&@L
1'! Resu$e
Anamnesis 5engkak pada seluruh tu,uh sejak 1 minggu +ang lalu. 5A!
,er0arna keruh. $emam sejak 1 minggu. !eluar air dari telinga sejak 1
minggu.
Pem.Fisik Bld man %ae D/* na%as uping hidung D/* retraksi sela iga D/*
Rhonki ,asah kasar pada kedua lapang paru* 5agg+ pants D/
terapi
IF$ RL 1" #etes@menit
?e%ota>ime ">12 mg
Am,ro>ol 3>1@" th
Inhalasi@8 jam
8
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 9/31
1'6 Pr4&n4sis
Ad itam du,ia ad ,onam
Ad %untionam du,ia ad ,onam
Ad sanationam du,ia ad ,onam
FBLLB; 7P
#anggal ?atatan Instruksi
"2"16 5engkak pada tungkai dan kelopak
mata D/
) 36*2? P "8 >@mnt 8>@mnt
$iet rendah garam
Prednisone 3>" ta,
ipal,umin 3>1
"12"16 5engkak pada tungkai dan kelopak
mata D/
) 36*6? P "4 >@mnt 88>@mnt
$iet rendah garam
Prednisone 3>" ta,
ipal,umin 3>1
""2"16 5engkak pada tungkai dan kelopak
mata D/
) 36*3? P "6 >@mnt 9>@mnt
$iet rendah garam
Prednisone 3>" ta,
ipal,umin 3>1
Periksa ulang urine
"32"16 5engkak ,erkurang* ,engkak pada
kelopak mata /
) 36*2? P "8 >@mnt 8>@mnt
$iet rendah garam
Prednisone 3>" ta,
ipal,umin 3>1
Periksa ulang urine
"42"16 5engkak ,erkurang* ,engkak pada
kelopak mata /
) 36*2? P "8 >@mnt 8>@mnt
$iet rendah garam
Prednisone 3>" ta,
ipal,umin 3>1
Periksa ulang urine
=asil La,oratorium "2"16 jam 9.4
• 7rine rutin
;arna kuning !uning
9
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 10/31
!ejernihan :ernih :ernih
5erat jenis 1*12 1*131*3
p= '*2 4*68*
itrit
Protein urin egati%
<lukosa reduksi/ ormal !eton
7ro,ilinogen ormal ormal
5iliru,in
&ritrosit
Leukosit
Leukosit " 14 @LP5
&ritrosit 1 @LP5
&pitel "
!ristal )ilinder
Lainlain
1
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 11/31
I'+ Analisa kasus
$ari ananmnesis didapatkan pasien datang ke 7<$ R)7$ ,ekasi dengan keluhan
,engkak di seluruh tu,uh sejak 1 minggu se,elum masuk rumah sakit. Brang tua pasien
mengatakan ,ah0a ,engkak dimulai dari kelopak mata* kemudua tungkai dan perut.
Ri0a+at sesak na%as* demam disangkal. Pasien 5A! sekitar 4 kali sehari sejak
munuln+a ,engkak dan keningn+a ,er0arna keruh.
Pemeriksaan %isik didapatkan keadaan umum atau kesadaran tampak sakit sedang*
ompos mentis* tampak ,engkak pada 0ajah* perut dan kedua tungkai.
$ata antopometri
5erat ,adan '*4 kg
#inggi 5adan 111 m
)tatus gii menurut ?$?
55@7 "@18 > 1- 111 - gii le,ih/
#5@7 111 @ 18 > 1- 1" - gii le,ih/
55@#5 "@18*2 > 1- 18 - gii le,ih/
!esan B,esitas !arena pasien mengalami oedema* sehingga +ang
digunakan adalah linkar lengan atas /
Pada mata didapatkan edema palpe,ra D@D/. A,domen tampak em,ung* ,ising usus
D/* pada palpasi tidak didapatkan adan+a organomegali atau n+eri tekan* perkusi
a,domen didapatkan adan+a shi%ting dulss D/.
Pada pemeriksaan genitalia eksterna tidak didapatkan adan+a edema pada srotum*
pada ekstrimitas didapatkan adan+a pitting edema.
Perjalanan pen+akit pada sindroma ne%rotik a0aln+a mengikuti sindrom pada pasien
ini* seperti ,engkak pada palpe,ra dan oliguria dan setelah ,e,erapa hari edema semakin jelas menjadi edema anasarka.
$an hasil pemeriksaan penunjang pada saat pasien pertama masuk R) didapatkan
hasil nilai al,umin +ang rendah 1*94 g@dL/ dan nilai kolesterol +ang tinggi 4' mg@dL/.
$ari hasil urinalisis didapatkan adan+a urin DD/* sehingga dari temuan diatas diagnosa
sindroma ne%rotik dapat ditegakkan.
11
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 12/31
)indroma ne%rotik dapat ditegakkan ,erdasarkan 4 gejala klinik +ang khas* +aitu
1. Proteinuria masi% atau proteinuria ne%rotik
$imana didalam urin terdapat protein G 4 mg@m lp,@jam atau G2 mg@kg55@"4
jam* atau rasio al,umin@kreatinin pada urin se0aktu G"mg atau dipstik G"D.
Proteinuria pada sindrom ne%rotik kelainan minimal relati% selekti%* +ang ter,entuk
terutama oleh al,umin.
". =ipoal,uminemia
Al,umin serum E"*2 g@dL. =arga normal kadar al,umin plasma pada anak
dengan gii ,aik sekitar 3*64*4 g@dL. Pada sindroma ne%rotik retensi airan dan
sem,a, ,aru akan terlihat apa,ila kadar al,umin plasma turun di,a0ah "*2 3* g@dL
*,ahkan sering dijumpai kadar plasma +ang jauh le,ih rendah dari it. :umlah al,umin
dalam ,adan ditentukan oleh masukan dari sintesis hepar dan pengeluaran aki,at
degradasi meta,olik sekresi renal dan gastrointestinal.Pada anak dengan sindroma
ne%rotik terdapat hu,ungan ter,alik antara laju eksresi protein urin dengan derajat
hipoal,uemia. )intesi protein di hati ,iasan+a meningkat * tetapi mungkin normal
atau menurun.
3. Bedem
Ada " teori mengenai pato%isiologi edema pada sindrom ne%rotik teori
under%illed dan teori oer%ille. Pada teori under%ill dijelaskan pem,entukan edema
terjadi karena menurunn+a al,umin aki,at kehilangan protein melalui urin.
=ipoal,uminemia men+e,a,kan penurunan tekanan onkotik plasma +ang
memungkinkan transudasi airan dari ruang interaskuler ke ruang interstisial.
Penuruna olume intraaskular men+e,a,kan penurunan tekanan per%usi ginjal*
sehingga terjadi pengakti%an sistem renin angiotensin aldosteron* +ang merangsang
rea,sor,si natrium di tu,ulus distal ginjal. Penurunan olume intraaskuler juga
merangsang pelepasan hormon antidiuretik +ang mempertinggi pen+erapan air dalam
duktus kolekti%us. !arena tekanan onkotik kurang maka airan dan natrium +ang
telah direa,sor,si masuk kem,ali ke ruang interstisial sehingga memper,erat edema.
1"
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 13/31
)edangkan pada teori oer%ill dijelaskan retensi natrium dan air diaki,atkan
karenamekanisme intea renal primer dan tidak tergantung pada stimulasi sistemik
peri%er. )erta adan+a agen dalam sirkulasi +ang meningkatkan permea,ilitas kapiler
diseluruh tu,uh serta ginjal. Retensi natrium primer aki,at de%ek intra renal ini
men+e,a,kan ekspansi airan plasma dan airan ekstraaskuler. &dema ini
diaki,atkan oer%illing airan ke dalam ruang interstitial.
4. =iperlipidemia
Pada sindrom ne%rotik idiopatik mengalami hiperkolesterolemia le,ih dari "
mg@dL. !olesterol serum* L$L*L$L* triglisedida meningkat sedangkan =$L dapat
meningkat*normal ataupun menurun. =al ini dise,a,kan peningkatan sintesis lipid di
hepar dan penurunan kata,olisme peri%er penurunan pengeluaran lipoprotein*
L$L* kilomikron dan intermediate densit+ lipoprotein dari darah/. Peningkatan
sintesis lipoprotein lipid di stimulasi oleh penurunan al,umin serum dan penurunan
tekanan onkotik.
Pada sindroma ne%rotik hampir semua kadar lemak meningkat. !emungkinan hal
ini dipengaruhi oleh 1/ hipoproteinemia merangsang sintesis protein men+eluruh
dalam hati termasuk lipoprotein. "/ kata,olisme lemak menurun karena penurunan
kadar lipoprotein lipase plasma* sistem enim utama +ang mengam,il lemak dari
plasma.
Pasien sudah pernah mengalami hal seperti ini " tahun +ang lalu dan di diagnosis
dengan sindroma ne%rotik. Pasien mengkonsumsi (etilPrednisolon setiap hari dengan
dosis sesuai dengan hasil pemeriksaan al,umin pasien +ang diperiksa di puskesmas.
#erapi terse,ut tidak sesuai dengan tatalaksana sindroma ne%rotik.
#erapi kortikosteroid dianjurkan dengan terapi inisial 6 mg@m atau "mg@kg55@ hari
dalam dosis ter,agi untuk menginduksi remisi di,erikan selama 4 minggu. 5ila terjadi
remisi pada 4 minggu pertama* maka pem,erian steroid dilanjutkan dengan 4 minggu
kedua dengan dosis 4mg@m L5P "@3 dosis a0al/ atau 1*2mg@kg55@hari* seara selang
sehari* 1> sehari setelah makan pagi. 5ila setelah 4 minggu pengo,atan steroid dosis
penuh tidak terjadi remisi* pasien din+atakan se,ai resisten steroid.
13
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 14/31
Pem,erian diuretik dianjurkan selama ada edema ,erat. 5iasan+a di,erikan loop
diureti seperti %urosemid 1"mg@kg55@hari * ,ila perlu dikom,inasikan dengan
spironolakton "3mg@kg55@hari. Pada pemakaian diuretik le,ih lama dari 1" minggu
dilakukan pemantauan elektrolit darah kalium dan natrium/.
14
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 15/31
2A2 III
TIN/AUAN PUSTA(A
.'1 De5inisi
)indrom ne%rotik merupakan kumpulan gejalagejala +ang terdiri dari
proteinuria massi% H4 mg@m" LP5@jam atau rasio protein@kreatinin pada urine
se0aktu G" mg@mg atau dipstik H"D/* hipoal,uminemia "*2 gr@dL/* edema*
dan dapat disertai hiperkolestrerolemia "2 mg@uL/.
#erdapat ,e,erapa de%inisi@,atasan +ang dipakai pada )indrom e%rotik*
antara lain
1. Remisi* +aitu proteinuria negati% atau trace proteinuria E4 mg@m
"
L5P@jam/ selama 3 hari ,erturutturut dalam 1 minggu.
". Relaps* +aitu proteinuria H "D proteinuria H4 mg@m" L5P@jam/ selama
3 hari ,erturutturut dalam 1 minggu.
3. Relaps jarang* +aitu relaps +ang terjadi kurang dari " kali dalam 6 ,ulan
pertama setelah respon a0al* atau kurang dari 4 kali per tahun
pengamatan.
4. Relaps sering frequent relapse/* +aitu relaps terjadi H" kali dalam 6
,ulan pertama atau H 4 kali dalam periode satu tahun.
2. $ependen steroid* +aitu keadaan dimana terjadi relaps saat dosis steroid
diturunkan atau dalam 14 hari setelah pengo,atan dihentikan* dalam hal
ini terjadi " kali ,erturutturut.
6. Resisten steroid* +aitu suatu keadaan tidak terjadin+a remisi pada
pengo,atan prednisone dosis penuh %ull dose/ " mg@kg55@hari selama
4 minggu.
.', Epi3e$i4l4&i
)indrom ne%rotik le,ih sering terjadi pada pria di,andingkan 0anita "1/
dan ke,an+akan terjadi pada umur " dan 6 tahun. #elah dilaporkan terjadi
paling muda pada anak umur 6 ,ulan dan paling tua pada masa de0asa. )!(
12
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 16/31
terjadi pada 829- pasien di,a0ah umur 6 tahun dan palingJ di Indonesia
dilaporkan 6 kasus per 1. anak per tahun. Pada penelitian di :akarta
;ila ;ir+a/ menemukan han+a 44*"- tipe kelainan minimal dari 364 anak
dengan sindrom ne%rotik primer +ang di,iopsi* sedangkan I)!$? melaporkan
penelitiann+a diantara 2"1 pasien* '6*4- merupakan tipe kelainan minimal.
Angka kejadian sindrom ne%rotik pada anak di,a0ah usia 18 tahun
diperkirakan ,erkisar "' kasus per 1. anak per tahun* dengan onset
tertinggi pada usia "3 tahun. =ampir 2- penderita mulai sakit saat ,erusia 1
4 tahun* '2- mempun+ai onset se,elum ,erusia 1 tahun.
.'. Eti4l4&i
)eara klinis sindrom ne%rotik di,agi menjadi " golongan* +aitu
1. Sindrom nefrotik primer idiopatik/
$ikatakan sindrom ne%rotik primer oleh karena sindrom ne%rotik ini
seara primer terjadi aki,at kelainan pada glomerulus itu sendiri tanpa ada
pen+e,a, lain. <olongan ini paling sering dijumpai pada anak. #ermasuk
dalam sindrom ne%rotik primer adalah sindrom nefrotik kongenital * salah
satu jenis sindrom ne%rotik +ang ditemukan sejak anak itu lahir atau usia
di,a0ah 1 tahun.
)ekitar 9- anak dengan sindrom ne%rotik merupakan sindrom ne%rotik
idiopatik. )indrom ne%rotik idiopatik terdiri dari 3 tipe seara histologis
sindrom ne%rotik kelainan minimal* glomerulonephritis proli%eratie
mesangial proli%eration/* dan glomerulosklerosis %okal segmental. !etiga
gangguan ini dapat me0akili 3 pen+akit ,er,eda dengan mani%estasi klinis
+ang serupaJ dengan kata lain* ketiga gangguan ini me0akili suatu spektrum
dari satu pen+akit tunggal.
!lasi%ikasi
• )indrom ne%rotik kelainan minimal )!(/
Pada 82- dari kasus sindrom ne%rotik pada anak* glomerulus terlihat
normal atau memperlihatkan peningkatan minimal pada sel mesangial
16
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 17/31
dan matriksn+a. Penemuan pada mikroskop immuno%luoresene
,iasan+a negati%* dan mikroskop elektron han+a memperlihatkan
hilangn+a epithelial cell foot processes podosit/ pada glomerulus. Le,ih
dari 92- anak dengan )!( ,erespon dengan terapi kortikosteroid.
• <lomerulonephritis proli%eratie (esangial proli%eration/
Pada 2- dari total kasus sindrom ne%rotik ditandai dengan adan+a
peningkatan sel mesangial +ang di%us dan matriks pada pemeriksaan
mikroskop ,iasa. (ikroskop immuno%luoresene dapat memperlihatkan
jejak 1D Ig( mesangial dan@atau IgA. (ikroskop elektron
memperlihatkan peningkatan dari sel mesangial dan matriks diikuti
dengan menghilangn+a sel podosit. )ekitar 2- pasien dengan lesi
histologis ini ,erespon dengan terapi kortikosteroid.
• <lomerulosklerosis %okal segmental Foal segmental
glomeruloslerosis@F)<)/
Pada kasus 1- dari kasus sindrom ne%rotik* glomerulus
memperlihatkan proli%erasi mesangial dan jaringan parut segmental pada
pemeriksaan dengan mikroskop ,iasa. (ikroskop immuno%luoresene
menunjukkan adan+a Ig( dan ?3 pada area +ang mengalami sklerosis.
Pada pemeriksaan dengan mikroskop elektron* dapat dilihat jaringan
parut segmental pada glomerular tu%t disertai dengan kerusakan pada
lumen kapiler glomerulus. Lesi serupa dapat terlihat pula pada in%eksi
=I?* re%luks esioureteral* dan pen+alahgunaan heroin intraena. =an+a
"- pasien dengan F)<) +ang ,erespon dengan terapi prednisone.
Pen+akit ini ,iasan+a ,ersi%at progresi%* pada akhirn+a dapat meli,atkan
semua glomeruli* dan men+e,a,kan pen+akit ginjal stadium akhir end
stage renal disease/ pada ke,an+akan pasien.
• <lomerulone%ritis mem,rano proli%eratie <(P/
$itandai dengan pene,alan mem,rane ,asalis dan proli%erasi seluler
1'
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 18/31
hiperselularitas/* serta in%iltrasi sel P(. $engan mikroskop aha+a*
(5< mene,al dan terdapat proli%erasi di%us selsel mesangial dan suatu
penam,ahan matriks mesangial. Perluasan mesangium ,erlanjut ke
dalam kumparan kapiler peri%er* men+e,a,kan reduplikasi mem,rane
,asalis Kjejaktrem atau kontur lengkap/. !elainan ini sering ditemukan
pada ne%ritis setelah in%eksi streptoous +ang progresi% dan pada
sindrom ne%rotik. Ada (P< tipe I dan tipe II.
• <lomerulopati mem,ranosa <(/
Pen+akit progresi% lam,at pada de0asa dan usia pertengahan seara
mor%ologi khas oleh kelainan ,er,atas jelas pada (5<. :arang
ditemukan pada anakanak. (engenai ,e,erapa lo,us glomerulus*
sedangkan +ang lain masih normal. Peru,ahan histologik terutama adalah
pene,alan mem,rane ,asalis +ang terlihat ,aik dengan mikroskop aha+a
maupun elektron.
". )indrom ne%rotik sekunder
#im,ul se,agai aki,at dari suatu pen+akit sistemik atau se,agai aki,at
dari ,er,agai se,a, +ang n+ata seperti misaln+a e%ek samping o,at.Pen+e,a, +ang sering dijumpai adalah
• Pen+akit meta,oli atau kongenital dia,etes mellitus* amiloidosis*
sindrom Alport* miksedema
• In%eksi hepatitis 5* malaria* shistosomiasis* lepra* si%ilis*
streptokokus* AI$)
• #oksin dan allergen logam ,erat =g/* penisillamin* pro,enesid*
raun serangga* ,isa ular • Pen+akit sistemik imunologik lupus eritematosus sistemik* purpura
=enoh)hinlein* sarkoidosis
• eoplasma tumor paru* pen+akit hodgin* tumor gastrointestinal
18
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 19/31
.'# Pat45isi4l4&i
• Protenuria
Proteinuria merupakan kelainan dasar ). Proteinuri se,agian ,esar
,erasal dari ke,ooran glomerulus proteinuri glomerular/ dan han+a
se,agian keil ,erasal dari sekresi tu,ulus proteinuri tu,ular/. Peru,ahan
integritas mem,rana ,asalis glomerulus terhadap protein plasma dan protein
utama +ang dieksresikan dalam urin adalah al,umin. $alam keadaan normal
mem,ran ,asal glomerulus (5</ mempun+ai mekanisme penghalang
untuk menegah ke,ooran protein. (ekanisme penghalang pertama
,erdasarkan ukuran molekul sie ,arrier/ dan +ang kedua ,erdasarkan
muatan listrik hange ,arrier/. Pada ) kedua mekanisme penghalang
terse,ut ikut terganggu. )elain kon%igurasi molekul protein juga
menentukan lolos tidakn+a protein melalui (5<. Proteinuria di,edakan
menjadi selekti% dan nonselekti% ,erdasarkan ukuran molekul protein +ang
keluar melalui urin. Proteinuria selekti% apa,ila +ang keluar terdiri dari
molekul keil misaln+a al,umin. )edangkan nonselekti% apa,ila protein
+ang keluar terdiri dari molekul ,esar seperti immunoglo,ulin. )elektiitas
proteinuria ditentukan oleh keutuhan struktur (5<.
• =ipoal,uminemia
=ipoal,uminemi dise,a,kan oleh hilangn+a al,umin melalui urin dan
peningkatan kata,olisme al,umin di ginjal. )intesis protein di hati ,iasan+a
meningkat namun tidak memadai untuk mengganti kehilangan al,umin
dalam urin/* tetapi mungkin normal atau menurun.
• &dema
&dema pada ) dapat diterangkan dengan teori under%ill dan oer%ill.
#eori under%ill menjelaskan ,ah0a hipoal,uminemia merupakan %aktor
kuni terjadin+a edema pada ). =ipoal,uminemia men+e,a,kan
penurunan tekanan onkotik plasma sehingga airan ,ergeser dari
19
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 20/31
intraaskular ke jaringan intestitium dan terjadi edema. Aki,at penurunan
tekanan onkotik plasma dan ,ergesern+a airan plasma terjadi hipoolemia
dan ginjal melakukan kompensasi dengan meningkatkan retensi natrium dan
air. (ekanisme kompensasi ini akan memper,aiki olume intraaskular
tetapi juga akan mengeksaser,asi terjadin+a hipoal,uminemia sehingga
edema semakin ,erlanjut.
#eori oer%ill menjelaskan ,ah0a retensi natrium adalah de%ek renal
utama. Retensi natrium oleh ginjal men+e,a,kan airan ekstraseluler
meningkat sehingga terjadi edema. Penurunan laju %iltrasi glomerulus aki,at
kerusakan ginjal akan menam,ah retensi natrium dan edema aki,at
teraktiasin+a sistem Reninangiotensinaldosteron terutama kenaikan
konsentrasi hormone aldosteron +ang akan mempengaruhi selsel tu,ulus
ginjal untuk menga,sor,si ion natrium sehingga ekskresi ion natrium
natriuresis/ menurun. )elain itu juga terjadi kenaikan aktiasi sara%
simpatetik dan konsentrasi katekolamin +ang men+e,a,kan tahanan atau
resistensi askuler glomerulus meningkat* hal ini mengaki,atkan penurunan
LF< dan kenaikan desakan )tarling kapiler peritu,uler sehingga terjadi
penurunan ekskresi natrium.
• =iperlipidemia
!olesterol serum* er+ lo0 densit+ lipoprotein L$L/* lo0 densit+
lipoprotein L$L/* trigliserida meningkat sedangkan high densit+
lipoprotein =$L/ dapat meningkat* normal* atau menurun. =al ini
dise,a,kan peningkatan sintesis lipid di hepar dan penurunan kata,olisme di
peri%er penurunan pengeluaran lipoprotein* L$L* kilomikron dan
intermediate densit+ lipoprotein dari darah/. Peningkatan sintesis lipoprotein
lipid distimulasi oleh penurunan al,umin serum dan penurunan tekanan
onkotik.
"
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 21/31
.'! Mani5estasi (linis
(ani%estasi klinis +ang paling sering ditemukan adalah edema +ang
men+eluruh dan terdistri,usi mengikuti ga+a graitasi ,umi. &dema sering
ditemukan dimulai dari daerah 0ajah dan kelopak mata pada pagi hari* +ang
kemudian menghilang* digantikan oleh edema di daerah preti,ial pada sore
hari.
Anak ,iasan+a dating dengan keluhan edema ringan* dimana a0aln+a terjadi
di sekitar mata dan ekstremitas ,a0ah. )indrom ne%rotik pada mulan+a diduga
se,agai gangguan alergi karena pem,engkakan perior,ital +ang menurun dari
hari ke hari. )eiring 0aktu* edema semakin meluas* dengan pem,entukan
asites* e%usi pleura* dan edema genital. Anoreksia* irita,ilitas* n+eri perut* dan
diare sering terjadi. =ipertensi dan hematuria jarang ditemukan. $i%%erensial
diagnosis untuk anak dengan edema adalah pen+akit hati* pen+akit jantung
kongenital* glomerulone%ritis akut atau kronis* dan malnutrisi protein.
Asites sering ditemukan tanpa odem anasarka* terutama pada anak keil dan
,a+i +ang jaringann+a le,ih resisten terhadap pem,entukan edema interstisial
di,andingkan anak +ang le,ih ,esar. &%usi transudat lain sering ditemukan*
seperti e%usi pleura. 5ila tidak dio,ati edema dapat menjadi anasarka* sampai
ke skrotum atau daerah ula.
Pada pemeriksaan %isik harus disertai pemeriksaan ,erat ,adan* tinggi
,adan* lingkar perut* dan tekanan darah. #ekanan darah umun+a normal atau
rendah* namun "1- pasien mempun+ai tekanan darah tinggi +ang si%atn+a
sementara* terutama pada pasien +ang pernah mengalami deplesi olume
intraaskuler ,erat. !eadaan ini dise,a,kan oleh sekresi rennin ,erle,ihan*
sekresi aldosteron* dan asokonstriktor lainnn+a* se,agai respon tu,uh
terhadap hipoolemia. Pada sindrom ne%rotik kelainan minimal )!(/ dan
glomerulosklerosis %okal segmental <)F)/ jarang ditemukan hipertensi +ang
menetap. $alam laporan I)!$? Internasional Study of Kidney Disease in
Children/* pada )!( ditemukan ""- disertai hematuria mikroskopik* 12
"- disertai hipertensi* dan 3"- dengan peningkatan kadar kreatinin dan
"1
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 22/31
ureum darah +ang ,ersi%at ,ersementara. Pasien sindrom ne%rotik perlu
di0aspadai se,agai gejala s+ok dikarenakan kekurangan per%usi ke daerah
splanhnik atau aki,at peritonitis.
$iagnosis ,anding antara lain $ia,eti ephropath+* Light ?hain
Assoiated Renal $isorders* Foal )egmental <lomeruloslerosis*
<lomerulonephritis akut@kronis* =I ephropath+* IgA ephropath+.
.'6 Pe$eriksaan Penunjan&
Pemeriksaan penunjang +ang dilakukan antara lain
• 7rinalisis dan ,ila perlu ,iakan urin
• Protein urin kuantitati%* dapat ,erupa urin "4 jam atau rasio protein@
kreatinin pada urin pertama pagi hari
• Pemeriksaan darah antara lain
o $arah tepi lengkap hemoglo,in* leukosit* hitung jenis* trom,osit*
hematokrit* L&$/
o !adar al,umin dan kolesterol plasma
o !adar ureum* kreatinin* serta klirens kreatinin dengan ara klasik
atau dengan rumus )h0art
o #iter A)#B
o !adar komplemen ?3 ,ila diurigai Lupus &ritematosus )istemik*
pemeriksaan ditam,ah dengan komplemen ?4* AA Ana nuclear
antibody/ dan anti ds$A
Indikasi ,iopsi ginjal
)indrom e%rotik dengan hematuri n+ata* hipertensi* kadar kreatinin dan
ureum plasma meninggi* atau kadar komplemen serum menurun
)indrom e%rotik resisten steroid
)indrom e%rotik dependen steroid
.'" Penatalaksanaan
""
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 23/31
Pada kasus sindrom ne%rotik +ang diketahui untuk pertama kalin+a*
se,aikn+a penderita di ra0at di rumah sakit dengan tujuan untuk memperepat
pemeriksaan dan ealuasi pengaturan diet* penanggulangan edema* memulai
pengo,atan steroid* dan edukasi ,agi orang tua. )e,elum pengo,atan steroid
dimulai* dilakukan uji (antou>. 5ila hasiln+a positi% di,erikan pro%ilaksis I=
,ersama steroid* dan ,ila ditemukan tu,erulosis BA#/. Pera0atan pada
sindrom ne%rotik relaps dilakukan ,ila disertai edema anasarka +ang ,erat atau
disertai komplikasi muntah* in%eksi ,erat* gagal ginjal* atau s+ok. #irah ,aring
tidak perlu dipaksakan dan aktiitas disesuaikan dengan kemampuan pasien.
Pem,erian diet tinggi protein tidak diperlukan. 5ahkan sekarang dianggap
kontra indikasi* karena akan menam,ah ,e,an glomerolus untuk mengeluarkan
sisa meta,olisme protein hiper%iltasi/ dan men+e,a,kan terjadin+a sklerosis
glomerolus. )ehingga ukup di,erikan diet protein normal sesuai dengan R$A
Recommended Daily Allowances/ +aitu "gram@kg55@hari. $iet rendah protein
akan men+e,a,kan malnutrisi energ+ protein (&P/ dan ham,atan
pertum,uhan anak. $iet rendah garam 1"gram@hari/ han+a diperlukan jika
anak menderita edema.
a. Pengo,atan Inisial
)esuai dengan anjuran I)!$? nternational Study on Kidney
Diseases in Children/ pengo,atan inisial pada sindrom ne%rotik dimulai
dengan pem,erian prednisone dosis penuh %ull dose/ 6 mg@m"
LP5@hari maksimal 8mg@hari/* di,agi dalam 3 dosis* untuk
menginduksi remisi. $osis prednisone dihitung ,erdasarkan ,erat ,adan
ideal ,erat ,adan terhadap tinggi ,adan/. Prednisone dalam dosis
penuh inisial di,erikan selama 4 minggu. )etelah pem,erian steroid
dalam " minggu pertama* remisi telah terjadi pada 8- kasus* dan
remisi menapai 94- setelah pengo,atan steroid 4 minggu. 5ila terjadi
remisi pada remisi pada 4 minggu pertama* maka pem,erian steroid
dilanjutkan dengan 4 minggu kedua dengan dosis 4mg@m " LP5@hari
"@3 dosis a0al/ seara alternating selang sehari/* 1 kali sehari setelah
makan pagi. 5ila setelah 4 minggu pengo,atan steroid dosis penuh*
"3
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 24/31
tidak terjadi remisi* pasien din+atakan se,agai resisten steroid. <am,ar
1/
,. Pengo,atan Relaps
(eskipun pada pengo,atan inisial terjadi remisi total pada 94-
pasien* tetapi pada se,agian ,esar akan mengalami relaps 6'-/ dan
2- diantaran+a mengalami relaps sering. )kema pengo,atan relaps
dapat dilihat di gam,ar "* +aitu di,erikan prednisone dosis penuh
sampai remisi maksimal 4 minggu/ dilanjutkan dengan prednisone
dosis alternating selama 4 minggu. Pada sindrom ne%rotik +ang
mengalami proteinuria H "D kem,ali tetapi tanpa edema* se,elum
dimulai pem,erian prednisone* terle,ih dahulu diari pemiun+a*
,iasan+a in%eksi saluran napas atas. 5ila ada in%eksi* di,erikan
anti,ioti 2' hari dan ,ila setelah pem,erian anti,ioti kemudian
proteinuria menghilang* tidak perlu di,erikan pengo,atan relaps. 5ila
sejak a0al ditemukan proteinuria H "D disertai edema* maka
didiagnosis se,agai relaps* dan di,eri pengo,atan relaps.
:umlah kejadian relaps dalam 6 ,ulan pertama pasa pengo,atan
inisial* sangat penting* karen dapat meramalkan perjalanan pen+akit
selanjutn+a. 5erdasarkan relaps +ang terjadi dalam 6 ,ulan pertama
pasa pengo,atan steroid inisial* pasien dapat di,agi dalam ,e,erapa
penggolongan* +aitu
1. #idak ada relaps sama sekali 3-/
". Relaps jarang jumlah relaps E " kali 1"-/
"4
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 25/31
3. Relaps sering jumlah relaps H " kali 42-/
4. $ependen steroid +aitu keadaan dimana terjadi relaps saat
dosis steroid diturunkan atau dalam 14 hari setelah pengo,atan
dihentikan* dalam hal ini terjadi " kali ,erturutturut.
. Pengo,atan )indrom e%rotik relaps sering atau dependen steroid
Pengo,atan )indrom e%rotik relaps sering atau dependen steroid ada 4
pilihan* +aitu
1. Pem,erian steroid jangka panjang
". Pem,erian Leamisol
3. Pengo,atan dengan sitostatik
4. Pengo,atan dengan siklosporin pilihan terakhir/
)elain itu perlu diari %ous in%eksi* seperti tu,erulosis* in%eksi di
gigi atau aingan. 5ila telah din+atakan se,agai sindrom ne%rotik
relaps sering@dependen steroid* setelah menapai remisi dengan
prednisone dosis penuh* diteruskan dengan steroid alternating dengan
dosis +ang diturunkan perlahan@ ,ertahap *"mg@kg55 sampai dosis
terkeil +ang tidak menim,ulkan relaps +aitu antara *1*2mg@kg55
alternating. $osis ini dise,ut threshold dan dapat diteruskan selama 6
1" ,ulan* kemudian dio,a dihentikan. 7mumn+a anak usia sekolah
dapat mentolerir prednisone *2mg@kg55 dan anak usia pra sekolah
sampai 1mg@kg55 seara alternating.
"2
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 26/31
!eterangan prednisone dosis penuh setiap hari sampai remisi
maksimal 4 minggu/* dialnjutkan dengan prednisone alternating 4
mg@m" LP5@hari dan imunosupresan@sitostatik oral siklo%os%amid "3
mg@kg55@hari/ dosis tunggal selama 8 minggu
!eterangan prednisone dosis penuh setiap hari sampai remisi
maksimal 4 minggu/ dilanjutkan dengan siklo%os%amid puls dengan
dosis 2'2 mg@m" LP5 di,erikan melalui in%use 1> se,ulan selama 6
,ulan ,erturutturut dan prednisone alternating 4 mg@m" LP5@hari
selama 1" minggu. !emudian prednisone ditapering!off dengan dosis
1 mg@kg55@hari selama 1 ,ulan* dilanjutkan dengan *2mg@kg55@hari
selama 1 ,ulan lama tapering!off " ,ulan/.
Atau
prednisone dosis penuh setiap hari sampai remisi maksimal 4 minggu/
dilanjutkan dengan siklo%os%amid oral "3 mg@kg55@hari dosis tunggal
selama 1" minggu dan prednisone alternating 4 mg@m" LP5@hari
selama 1" minggu. !emudian prednisone ditapering!off dengan dosis
"6
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 27/31
1 mg@kg55@hari selama 1 ,ulan* dilanjutkan dengan *2mg@kg55@hari
selama 1 ,ulan lama tapering!off " ,ulan/.
d. Pengo,atan )indrom e%trotik Resisten )teroid
1. )iklo%os%amid
)e,agai alkylating agent * siklo%os%amid ,ersi%at sitotoksik dan
imunosupresi%. )iklo%os%amid menunjukan kemampuan
memperpanjang masa remisi dan menegah kam,uh sering. Indikasi
penggunaan siklo%os%amid +aitu ,ila terjadi kegagalan
mempertahankan remisi dengan menggunakan terapi prednisone
tanpa men+e,a,kan keraunan steroid. )iklo%os%amid di,erikan 3
mg@kg55@hari se,agai dosis tunggal selama 1" minggu. #erapi
prednisone selang sehari tetap di,erikan selama penggunaan
siklo%os%amid ini.
)elama pem,erian siklo%os%amid perlu diperhatikan e%ek samping
+ang mungkin terjadi antara lain leuopenia* gangguan
gastrointestinal* in%eksi varicella disseminate* sistisis hemoragik*
alopesia* keganasan* aoospermia* dan in%ertilitas. )elama terapi
dengan siklo%os%amid* kadar leukosit perlu diperiksa setiap minggu*
dan pengo,atan perlu dihentikan dahulu ,ila kadar leukosit menjadi
2@mm3.
". !loram,usil
!loram,usil e%ekti% ,ila dikom,inasikan dengan terapi steroid
dalam menginduksi remisi pada penderita ketergantungan steroid
dan kam,uh sering. $osis +ang umumn+a digunakan adalah *"
mg@kg55@hari selama 81" minggu.
3. Leamisol
Leamisol se,enarn+a merupakan o,at antihelmentik. B,at ini
juga mempengaruhi %ungsi sel # seperti imunosupresan lainn+a*
"'
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 28/31
tetapi si%atn+a mem,erikan stimulasi terhadap sel #. $osis
leamisol "*2 mg@kg55 di,erikan selang sehari selama 41" ,ulan.
4. )iklosporin
Pem,erian siklosporin ?+A/ dilakukan sesudah remisi diapai
dengan steroid. 7mumn+a terapi ini digunakan ,ila siklo%os%amid
kurang e%ekti%. $osis a0al +ang digunakan +aitu 2 mg@kg55@hari.
$alam penggunaann+a* kadar dalam darah perlu dikontrol karena
mem,erikan e%ek ne%rotoksik. )iklosporin dapat men+e,a,kan
kelainan histologist ,ahkan pada penderita +ang ginjaln+a normal
sekalipun. &%ek samping lain +ang sering ditemukan +aitu
hipertrikosis* h+perplasia gusi* gejala gastrointestinal* dan
hipertensi.
e. Penderita lama pengo,atan relaps/
• Relaps tidak %rekuen prednisone "mg@kg55@hari di,agi 3
dosis* di,erikan 3 hari sampai ada remisi. $ilanjutkan dosis
intermitten di,agi dalam 3 dosis selama 4 minggu.
•
Relaps %rekuen ,erikan prednisone dosis penuh sampai remisi*kemudian dilanjutkan sitostatika atau imunosupresen*
siklo%os%amid atau klorampusil ,ersamasama dengan
prednisone dosis intermiten selama 8 minggu.
%. Penderita ra0at jalan
• Pemeriksaan %isik dilakukan dengan menim,ang ,erat ,adan*
mengukur tinggi ,adan* tekanan darah* dan pemeriksaan tanda
tanda lainn+a
• Pemeriksaan penunjang +ang harus diealuasi adalah urin rutin*
darah tepi* kadar urin serta kreatinin darah 36 ,ulan sekali
tergantung pada situasi
#erapi +ang dilakukan pada penderita ra0at jalan antara lain
"8
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 29/31
remisi total tanpa terapi/* remisi parsial@rest protein 1D tanpa o,at*
proteinuria D@DD tanpa edema dan disertai gejala in%eksi* ,erikan
anti,iotika ampisillin atau amoksisillin/ 32 hari. 5ila tetap ada
proteinuria maka dianggap se,agai relaps.
g. Pengo,atan tam,ahan
• (engatasi edema anasarka dengan mem,erikan diuretik*
%urosemid 1"mg@kg55@kali* " kali sehari peroral
• &dema menetap* ,erikan al,umin IF$/ *21g@kg55 atau
plasma 1" ml@kg55@hari* dilanjutkan dengan %urosemid i.. 1
mg@kg55@kali
• (engatasi renjatan +ang diduga karena hipoal,uminemia
1*2g@dL/ ,erikan al,umin atau plasma darah
.' (4$plikasi
1. In%eksi
Pada sindrom ne%rotik mudah terjadi in%eksi dan paling sering
adalah selulitis dan peritonitis. =al ini dise,a,kan karena terjadi
ke,ooran Ig< dan komplemen %aktor 5 dan $ di urin. 5ila terjadi
pen+ulit in%eksi ,aterial pneumonia pneumokokal atau peritonitis*
selulitis* sepsis* I)!/ di,erikan anti,ioti +ang sesuai dan dapat disertai
pem,erian immunoglo,ulin < intraena. 7ntuk menegah in%eksi
digunakan aksin pneumokokus. Pemakaian imunosupresan menam,ah
resiko terjadin+a in%eksi irus seperti ampak* herpes. 5ila terjadi
peritonitis primer ,iasan+a dise,a,kan oleh kuman gram negati% dan
Streptococcus pneumoniae/ perlu se%alosporin generasi ketiga +aitu
se%ataksim atau se%triakson* selama 114 hari.
". =iperlipidemia
Pada sindrom ne%rotik relaps atau resisten steroid terjadi peningkatan
kadar kolesterol L$L dan L$L* trigliserida* dan lipoprotein a/ Lpa/
"9
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 30/31
sedangkan kolesterol =$L menurun atau normal. Matat terse,ut
,ersi%at aterogenik dan trom,ogenik. Pada sindrom ne%rotik sensitie
steroid* karena peningkatan atat terse,ut sementara* ukup dengan
pengurangan diit lemak.
3. =ipokalsemia
#erjadi hipokalsemia karena
• Penggunaan steroid jangka panjang +ang menim,ulkan
osteoporosis dan osteopenia
• !e,ooran meta,olit itamin $
Bleh karena itu pada sindrom ne%rotik relaps sering dan sindrom
ne%rotik resisten steroid dianjurkan pem,erian suplementasi kalsium
2mg@hari dan itamin $. 5ila telah terjadi tetani* dio,ati dengan
kalsium glukonas 2mg@kg55 intraena.
4. =ipoolemia
Pem,erian diuretik +ang ,erle,ihan atau dalam keadaan sindrom
ne%rotik relaps dapat mengaki,atkan hipoolemia dengan gejala
hipotensi* takikardia* ekstremitas dingin dan sering disertai sakit perut.
Pen+ulit lain +ang dapat terjadi diantaran+a hipertensi* s+ok
hipoolemik* gagal ginjal akut* gagal ginjal kronik setelah 212 tahun/.
Penanganan sama dengan penanganan keadaan ini pada umumn+a. 5ila
terjadi gagal ginjal kronik* selain hemodialisis* dapat dilakukan
transplantasi ginjal.
.'+ Pr4&n4sis
Prognosis ,aik ,ila penderita sindrom ne%rotik mem,erikan respons +ang
,aik terhadap pengo,atan kortikosteroid dan jarang terjadi relaps. Prognosis
jangka panjang sindrom ne%rotik kelainan minimal selama pengamatan "
tahun menunjukan han+a 42- menjadi gagal ginjal terminal* sedangkan pada
glomerulosklerosis* "2- menjadi gagal ginjal terminal dalam 2 tahun* dan
pada se,agian ,esar lainn+a disertai penurunan %ungsi ginjal.
3
7/25/2019 Case Pneumonia.docx
http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 31/31
DA0TAR PUSTA(A
1' Alatas* =usein dkk. "2. !osensus #atalaksana )indrom e%rotik Idiopatik Pada
Anak. 7nit !oordinasi e%rologi Ikatan $okter Anak Indonesia. :akarta* h.118.
,' ;ila ;ir+a I<* "". )indrom e%rotik. In Alatas =* #am,unan #* #rihono PP*
Pardede )B* editors. 5uku Ajar e%rologi Anak. &disi". :akarta 5alai Pener,it
F!7I pp. 3814"6
.' #rais L* "". ephroti s+ndrome. &med : on line/ "/ sreens. Aaila,le
%rom 7RLhttp@@000.emediine.om@P&[email protected]. akses on )eptem,er
8* "9
#' !liegman* 5ehrman* :enson* )tanton. "'. elson #e>t,ook o% Pediatri 18 th ed.
)aunders. Philadelpia.
!' <una0an* A?. "6. )indrom e%rotik Pathogenesis dan Penatalaksanaan.
?ermin $unia !edokteran o. 12. :akarta* h.224
6' (ansjoer Ari%* "* !apita )elekta !edokteran* :ilid "* (edia Aesulapius
:akarta
"' Pardede* )udung B. "". )indrom e%rotik In%antil. ?ermin $unia !edokteran
o. 134. :akarta* h.3"3'
' (arkum* et.al. "". 5uku Ajar Ilmu !esehatan Anak. :akarta Fakultas
!edokteran 7niersitas Indonesia
+' oer ()* )oem+arso . "9. )indrom e%rotik. on line/ 1/ sreens. Aaila,le
%rom 7RLhttp@@000.pediatrik.om. Akses 8 septem,er "9
1' )uraatmaja )* )oetjiningsih* Pen+unting. Pedoman $iagnosis #erapi Ilmu
!esehatan Anak R)7P )anglah $enpasar. ?etakan ke". $enpasarLa,.@)(F
Ilmu !esehatan Anak F! 77$@R)7P )anglahJ ". h.12916"
11' ?ohen &ri P. ephroti )+ndrome $i%%erential $iagnoses N ;orkup. 7pdate
Aug "2* "9
1". <arna* =err+ dkk. "1". Pedoman $iagnosis dan #erapi Ilmu !esehatan Anak F!
7PA$. &disi ke4. 5andung $epartemen Ilmu !esehatan Anak F! 7PA$.
h.616