29
BAB I PENDAHULUAN Banyak istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan janin mengalami hambatan pertumbuhan seperti pseudomature, small for date, dysmature, fetal malnutrition syndrome, chronic fetal distress, IUGR dan small for gestational age (SGA). Batasan yang diajukan oleh Lubchenco (1963) adalah bahwa setiap bayi yang berat badan lahirnya sama dengan atau lebih rendah dari presentil ke-10 untuk masa kehamilan pada Denver Intrauterine Growth Curves adalah bayi SGA. Ini dapat terjadi pada bayi yang prematur, matur, ataupun postmatur. (1,2) Bayi baru lahir dengan PJT sering terlihat kurus, pucat dan kulitnya kering. Tali pusat lebih sering terlihat tipis dan suram daripada tebal dan bersinar. Bayi-bayi dengan PJT kadang- kadang mempunyai pandangan mata yang lebar. Beberapa bayi tidak mempunyai penampilan kelainan gizi, tetapi secara keseluruhan kecil. Ada dua bentuk PJT menurut Renfield (1975) yaitu: 1. Proportionate Fetal Growth Restriction: Janin yang menderita distress yang lama di mana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu- minggu sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dan lingkar kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi keseluruhannya masih di bawah gestasi yang sebenarnya.

Case PJT Prila

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dffsf

Citation preview

Page 1: Case PJT Prila

BAB I

PENDAHULUAN

Banyak istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan janin mengalami hambatan

pertumbuhan seperti pseudomature, small for date, dysmature, fetal malnutrition syndrome,

chronic fetal distress, IUGR dan small for gestational age (SGA).

Batasan yang diajukan oleh Lubchenco (1963) adalah bahwa setiap bayi yang berat

badan lahirnya sama dengan atau lebih rendah dari presentil ke-10 untuk masa kehamilan pada

Denver Intrauterine Growth Curves adalah bayi SGA. Ini dapat terjadi pada bayi yang prematur,

matur, ataupun postmatur.(1,2)

Bayi baru lahir dengan PJT sering terlihat kurus, pucat dan kulitnya

kering. Tali pusat lebih sering terlihat tipis dan suram daripada tebal dan

bersinar. Bayi-bayi dengan PJT kadang-kadang mempunyai pandangan mata

yang lebar. Beberapa bayi tidak mempunyai penampilan kelainan gizi, tetapi

secara keseluruhan kecil.

Ada dua bentuk PJT menurut Renfield (1975) yaitu:

1. Proportionate Fetal Growth Restriction: Janin yang menderita distress

yang lama di mana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu

sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dan

lingkar kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi

keseluruhannya masih di bawah gestasi yang sebenarnya.

2. Disproportionate Fetal Growth Restriction: Terjadi akibat distress

subakut. Gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari

sebelum janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala

normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi

tampak waste dengan tanda-tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah

kulit, kulit kering keriput dan mudah diangkat, bayi kelihatan kurus

dan lebih panjang.(1)

Pada bayi PJT perubahan tidak hanya terhadap ukuran panjang, berat dan lingkaran kepala

akan tetapi organ-organ di dalam badan pun mengalami perubahan misalnya Drillen (1975)

Page 2: Case PJT Prila

menemukan berat otak, jantung, paru dan ginjal bertambah sedangkan berat hati, limpa, kelenjar

adrenal dan thimus berkurang dibandingkan bayi prematur dengan berat yang sama.

Perkembangan dari otak, ginjal dan paru sesuai dengan masa gestasinya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) ialah janin dengan berat badan di bawah presentil

ke-10 pada standard intrauterine growth chart of low birth weight untuk masa kehamilan, dan

mengacu kepada suatu kondisi dimana janin tidak dapat mencapai ukuran genetik yang optimal.

Bila berada di bawah presentil ke-7 maka disebut small for gestational age (SGA), di

mana bayi mempunyai berat badan kecil yang tidak menimbulkan kematian perinatal. (1,3,5)

Jadi ada dua komponen penting pada PJT yaitu:

1. Berat badan lahir di bawah presentil ke-10

2. Adanya faktor patologis yang menyebabkan gangguan pertumbuhan.

Sedangkan pada SGA ada dua komponen yang berpengaruh yaitu:

1. Berat badan lahir di bawah presentil ke-7

2. Tidak adanya proses patologis.(3,5)

INSIDEN

Di negara berkembang angka PJT kejadian berkisar antara 2%-8% pada bayi dismature,

pada bayi mature 5% dan pada postmature 15%. Sedangkan angka kejadian untuk SGA adalah

7% dan 10%-15% adalah janin dengan PJT.(4,5)

Pada 1977, Campbell dan Thoms memperkenalkan ide pertumbuhan simetrik dan

pertumbuhan asimetrik. Janin yang kecil secara simetrik diperkirakan mempunyai beberapa

sebab awal yang global (seperti infeksi virus, fetal alcohol syndrome). Janin yang kecil secara

asimetrik diperkirakan lebih kearah kecil yang sekunder karena pengaruh restriksi gizi dan

pertukaran gas. Dashe dkk mempelajari hal tersebut diantara 1364 bayi PJT (20% pertumbuhan

asimetris, 80% pertumbuhan simetris) dan 3873 bayi dalam presentil 25-75 ( cukup untuk usia

Page 3: Case PJT Prila

kehamilan). Tabel memperlihatkan daftar statistik yang signifikan pada kejadian dan hasil

perinatal diantara kelompok tersebut.(6)

Kejadian dan hasil perinatal

Kejadian PJT

Asimetris PJT

SimetrisSesuai usia gestasi

Anomalies 14% 4% 3%

Morbiditas tidak serius 86% 95% 95%

Induksi persalinan (<36 wk) 12% 8% 5%

Tekanan darah tinggi dalam kehamilan (<32 wk)

7% 2% 1%

Intubasi dalam VK 6% 4% 3%

Neonatal ICU 18% 9% 7%

Respiratory distress syndrome 9% 4% 3%

Perdarahan intraventrikular(grade III atau IV)

2% <1% <1%

Kematian Neonatal 2% 1% 1%

Usia gestasi saat persalinan36.6 mgg ±

3.5 mgg37.8 mgg ±

2.9 mgg37.1 mgg ± 3.3 mgg

Kelahiran preterm <32 mgg 14% 6% 11%

PERTUMBUHAN NORMAL INTRAUTERIN

Pada masa kehamilan janin mengalami pertumbuhan tiga tahap di dalam kandungan, yaitu:

1. Hiperplasia, yaitu: Pada 4-20 minggu kehamilan terjadi mitosis yang sangat cepat dan

peningkatan jumlah DNA.

2. Hiperplasia dan hipertrofi, yaitu: Pada 20-28 minggu aktifitas mitosis menurun, tetapi

peningkatan ukuran sel bertambah.

Page 4: Case PJT Prila

3. Hipertrofi, yaitu: Pada 28-40 minggu pertumbuhan sel menjadi maksimal terutama pada

minggu ke 33, penambahan jumlah lemak, otot dan jaringan ikat tubuh.(5)

KLASIFIKASI PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT (PJT)

Antara PJT dan SGA banyak terjadi salah pengertian karena definisi keduanya hampir

mirip. Tetapi pada SGA tidak terjadi gangguan pertumbuhan, bayi hanya mempunyai ukuran

tubuh yang kecil. Sedangkan pada IUGR terjadi suatu proses patologis sehingga berat badan

janin tersebut kecil untuk masa kehamilannya.(4)

Berdasarkan gejala klinis dan ultrasonography janin kecil dibedakan atas:

1. Janin kecil tapi sehat. Berat lahir di bawah presentil ke-10 untuk masa kehamilannya.

Mempunyai ponderal index dan jaringan lemak yang normal.

Ponderal index = BB(gram) x 100

PB(cm)

2. Janin dengan gangguan pertumbuhan karena proses patologis, inilah yang disebut true

fetal growth restriction. Berdasarkan ukuran kepala, perut, dan panjang lengan dibagi

menjadi dua bagian, yaitu:

a. Simetris (20%), gangguan terjadi pada fase Hiperplasia, di mana total jumlah sel

kurang, ini biasanya disebabkan oleh gangguan kromosom atau infeksi kongenital

misalnya TORCH. Proses patologis berada di organ dalam sampai kepala.

b. Asimetris (80%), gangguan terjadi pada fase Hipertrofi, di mana jumlah total sel

normal tetapi ukurannya lebih kecil. Biasanya gangguan ini disebabkan oleh

faktor maternal atau faktor plasenta.(3,4,5)

SIMETRIS ASIMETRIS

Semua bagian tubuh kecil Kepala lebih besar dari perut

Ponderal index normal Meningkat

Perbandingan kepala, perut dan panjang

tangan normal

Meningkat

Etiologi: faktor genetik dan infeksi Insufisiensi plasenta kronik

Page 5: Case PJT Prila

Jumlah sel-lebih kecil

Ukuran sel normal

Normal

Kecil

Bayi dengan komplikasi prognosisnya buruk Biasanya tanpa komplikasi baik prognosisnya

ETIOLOGI

PJT merupakan hasil dari suatu kondisi ketika ada masalah atau abnormalitas yang

mencegah sel dan jaringan untuk tumbuh atau menyebabkan ukuran sel menurun. Hal tersebut

mungkin terjadi ketika janin tidak cukup mendapat nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangan organ dan jaringan, atau karena infeksi. Meskipun beberapa

bayi kecil karena genetik (orang tuanya kecil), kebanyakan PJT disebabkan oleh sebab lain.

Penyebab dari PJT dapat dibedakan menjadi tiga faktor, yaitu:

1. Maternal

Tekanan darah tinggi

Penyakit ginjal kronik

Diabetes Melitus

Penyakit jantung dan pernapasan

Malnutrisi dan anemia

Infeksi

Pecandu alkohol dan obat tertentu

Perokok

2. Uterus dan Plasenta

Penurunan aliran darah di uterus dan plasenta

Plasenta abruption, plasenta praevia

Infeksi di jaringan ikat sekitar uterus

3. Janin

Janin kembar

Penyakit infeksi

Kelainan kongenital

Kelainan kromosom (1,2,3,4,5)

Page 6: Case PJT Prila

Penyebab dari PJT menurut kategori retardasi pertumbuhan simetris dan asimetris

dibedakan menjadi:

1. Simetris

a. Pertambahan berat maternal yang jelek

b. Infeksi janin

c. Malformasi kongenital

d. Kelainan kromosom

e. Sindrom Dwarf

2. Kombinasi Simetris dan Asimetris

a. Obat-obat teratogenik: Narkotika, tembakau, alkohol, beberapa

preparat antikonvulsan.

b. Malnutrisi berat

3. Asimetris

a. Penyakit vaskuler

b. Penyakit ginjal kronis

c. Hipoksia kronis

d. Anemia maternal

e. Abnormalitas plasenta dan tali pusat

f. Janin multipel

g. Kehamilan postterm

h. Kehamilan ekstrauteri

MORBIDITAS DAN MORTALITAS

Pada kasus PJT bayi lahir dengan asphyxia, meconium aspiration, hipoglikemi,

hipotermi, polisitemi yang semua hal ini menyebabkan kelainan neurologi baik pada bayi cukup

bulan atau kurang bulan.(4,5)

Resiko kematian pada kehamilan kurang bulan akibat PJT lebih tinggi daripada

kehamilan cukup bulan. Kematian terutama diakibatkan oleh infeksi virus, kelainan kromosom,

penyakit ibu, insufisiensi plasenta, atau akibat faktor lingkungan dan sosial ekonomi.(3)

Page 7: Case PJT Prila

DIAGNOSIS PJT

Faktor Ibu, ibu hamil dengan penyakit hipertensi, penyakit ginjal dan kardiopulmonal dan pada

kehamilan ganda.(5)

Tinggi Fundus Uteri, cara ini sangat mudah, murah, aman, dan baik untuk diagnosa pada

kehamilan kecil. Caranya dengan menggunakan pita pengukur yang di letakkan dari simpisis

pubis sampai bagian teratas fundus uteri. Bila pada pengukuran di dapat panjang fundus uteri 2

(dua) atau 3 (tiga) sentimeter di bawah ukuran normal untuk masa kehamilan itu maka kita dapat

mencurigai bahwa janin tersebut mengalami hambatan pertumbuhan.(3).

Tidak dapat diterapkan pada kehamilan multipel, hidramnion, janin letak lintang.(1)

USG Fetomaternal, pada USG yang diukur adalah diameter biparietal atau cephalometry angka

kebenarannya mencapai 43-100%. Bila pada USG ditemukan cephalometry yang tidak normal

maka dapat kita sebut sebagai asimetris PJT. Selain itu dengan lingkar perut kita dapat

mendeteksi apakah ada pembesaran organ intra abdomen atau tidak, khususnya pembesaran hati.

Tetapi yang terpenting pada USG ini adalah perbandingan antara ukuran lingkar kepala dengan

lingkar perut (HC/AC) untuk mendeteksi adanya asimetris PJT.(3,5)

Pada USG kita juga dapat mengetahui volume cairan amnion, oligohidramnion biasanya

sangat spesifik pada asimetris PJT dan biasanya ini menunjukkan adanya penurunan aliran darah

ke ginjal.(5)

Doppler Velocimetry, dengan menggunakan Doppler kita dapat mengetahui adanya bunyi end-

diastolik yang tidak normal pada arteri umbilicalis, ini menandakan bahwa adanya PJT.

KOMPLIKASI PJT

1. Janin

Antenatal : gagal nafas dan kematian janin

Intranatal : hipoksia dan asidosis

Setelah lahir :

f. Langsung:

Asfiksia

Hipoglikemi

Aspirasi mekonium

Page 8: Case PJT Prila

DIC

Hipotermi

Perdarahan pada paru

Polisitemia

Hiperviskositas sindrom

Gangguan gastrointestinal

g. Tidak langsung

Pada simetris PJT keterlambatan perkembangan dimulai dari lambat dari sejak

kelahiran, sedangkan asimetris PJT dimulai sejak bayi lahir di mana terdapat

kegagalan neurologi dan intelektualitas. Tapi prognosis terburuk ialah PJT yang

disebabkan oleh infeksi kongenital dan kelainan kromosom.(4)

2. Ibu

Preeklampsi

Penyakit jantung

Malnutrisi (4)

PENATALAKSANAAN

Langkah pertama dalam menangani PJT adalah mengenali pasien-pasien yang

mempunyai resiko tinggi untuk mengandung janin kecil. Langkah kedua adalah membedakan

janin PJT atau malnutrisi dengan janin yang kecil tetapi sehat. Langkah ketiga adalah

menciptakan metode adekuat untuk pengawasan janin pada pasien-pasien PJT dan melakukan

persalinan di bawah kondisi optimal.

Untuk mengenali pasien-pasien dengan resiko tinggi untuk mengandung janin kecil,

diperlukan riwayat obstetrik yang terinci seperti hipertensi kronik, penyakit ginjal ibu dan

riwayat mengandung bayi kecil pada kehamilan sebelumnya. Selain itu diperlukan pemeriksaan

USG. Pada USG harus dilakukan taksiran usia gestasi untuk menegakkan taksiran usia gestasi

secara klinis. Kemudian ukuran-ukuran yang didapatkan pada pemeriksaan tersebut disesuaikan

dengan usia gestasinya. Pertumbuhan janin yang suboptimal menunjukkan bahwa pasien tersebut

mengandung janin PJT.

1. Secara umum:

- Tirah baring dengan posisi miring ke kiri

- Perbaiki nutrisi dengan menambah 300 kal perhari

Page 9: Case PJT Prila

- Ibu dianjurkan untuk berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol

- Menggunakan aspirin dalam jumlah kecil dapat membantu dalam beberapa kasus

IUGR.

2. Pengakhiran kehamilan

Keputusan untuk mengakhiri kehamilan diambil dari:

- Diketahui bahwa janin tidak normal

- Masa kehamilan

- Adanya gangguan pertumbuhan janin

- Adanya komplikasi yang menyertai kehamilan

- Riwayat kehamilan yang lalu

- Fasilitas tempat melahirkan

Page 10: Case PJT Prila

PENATALAKSANAAN PJT (4)

Konfirmasi tipe PJT Mengetahui adanya kelainan

kongenital dan kelainan kromosom Mengobati penyebab PJT Mendeteksi PJT dengan: CTG, USG,

Doppler

Kehamilan <38 minggu Kehamilan > 38 minggu

Terminasi

Berat Ringano Prematuro Dismatur

o Istirahat totalo Asam folat

Fasilitas lengkap Fasilitas terbatas

Maturitas paruo Perbandingan L.S Rujuk ke RS lain atau terapi sampai keadaan o Kadar Pospolipid, gliserol memungkinkan

Tidak matur Matur Rawat di RS- Tirah baring

Deksametason - Asam Folat-Aspirin dosis kecil

Terminasi Terminasi

Pertahankan kehamilan sampai 34 minggu jika memungkinkan

Page 11: Case PJT Prila

Terminasi

BAB III

IKHTISAR KASUS

I. IDENTIFIKASI

Istri

Nama : Ny. N

Umur : 17 tahun

Suku Bangsa : Jawa

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SMP

Agama : Islam

Alamat : Jl. Mawar III Rt 06/05 pesanggrahan Bintaro

No. RM : 621514

Masuk RSF : 3 Oktober 2004

II. ANAMNESIS

Autoanamnesis tanggal 3 Oktober 2004 pkl 11.45

A. Keluhan Utama

Dirujuk bidan dengan TD tinggi dan pandangan kabur.

B. Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang dengan keluhan pusing, muntah-muntah dan pandangan kabur sejak 5

jam sebelum masuk RS. Pasien pergi ketempat bidan kemudian dirujuk ke RS

Fatmawati karena tekanan darahnya tinggi dan pandangan kabur. Keluar air-air (-),

darah (-), lendir darah (-), gerakan janin (+). Pasien mengaku hamil 9 bulan. Pasien

ANC di bidan 2 kali. Pasien mengaku selama kehamilan perutnya tidak terlalu

membesar meskipun usia kehamilan bertambah. Saat hamil 8 bulan dikatakan tekanan

Suami

Tn. S

22 tahun

Jawa

Wiraswasta

SMA

Islam

Page 12: Case PJT Prila

darahnya tinggi dan setelah diperiksa air kencing pasien dinyatakan preeklampsia.

Selama kehamilan pasien tidak pernah mendapat pengobatan jangka panjang.

C. Riwayat Menstruasi

Menars 12 tahun, siklus haid 28 hari, lama haid 5 – 7 hari, banyaknya pembalut 3-4

pembalut/ hari, nyeri haid (+)

HPHT : 8/1/04 TP: 15/10/04

D. Riwayat Perkawinan

Menikah 1 x dengan suami sekarang. Usia saat menikah 16 tahun

E. Riwayat kehamilan sebelumnya (-)

F. Riwayat kehamilan sekarang

Hamil muda : Mual-, muntah, ANC dibidan.

Hamil tua : Keluhan pusing (-), perdarahan (-), ANC dibidan.

G. Riwayat KB : -

H. Riwayat Penyakit Dahulu

Hipertensi (-), DM (-), Asma (-), Alergi (-), Jantung (-).

I. Riwayat Operasi : (-)

J. Riwayat Penyakit Keluarga

Hipertensi(-), DM (-), Asma (-), Penyakit Jantung (-)

K. Riwayat kebiasaan

Merokok (-), Minum Alkohol (-), Minum Jamu (-)

III. PEMERIKSAAN FISIK

Ku/kes : Sakit sedang / CM

Tanda vital :

Tekanan darah : 160/110 mm.Hg

Nadi : 88x / mnt

Suhu : 36,7 0C

Frekuensi Pernapasan : 22x/ menit

Status Generalis

Page 13: Case PJT Prila

Kepala : Normocephali, rambut tidak mudah dicabut

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

THT : Tidak ada kelainan

Leher : KGB dan Thyroid tidak membesar

Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Paru-paru : SN vesikuler, Rhonki (-), wheezing (-)

Adomen : Lihat status obstetri

Ekstremitas : Edema +/+

Status Obstetri

Abdomen :

Inspeksi : Membuncit, tidak sesuai usia kehamilan, arah memanjang, striae

gravidarum(+)

Palpasi : LI : Tinggi fundus uteri 25 cm, teraba satu bagian bulat, lunak, tidak

melenting

L II : Kanan : teraba satu bagian keras memanjang seperti papan

Kiri : teraba bagian-bagian kecil janin

LIII : Teraba satu bagian besar, bulat, keras, melenting

LIV : konvergen

Gerak janin (+), DJJ 140 dpm , TBJ 2200 gram, His (-).

Anogenital :

Inspeksi : v/u tenang.

Inspekulo : Porsio licin, ostium tertutup, fluxus (-), fluor (-)

VT : porsio kaku, belakang, tebal 3 cm, (-), ketuban (+), kepala atas PAP

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tanggal 3 Oktober 2004

1. Laboratorium : - Darah : Hb : 11,8 g %

Ht : 36%

Lekosit : 11.000

Trombosit : 242.000

Golongan darah : O/+

- Urine lengkap : Kuning, Jernih ; BJ 1,020; protein (+2)

Page 14: Case PJT Prila

- GDS : 73 mg/dl

- SGOT/SGPT : 28/17 U/L

- Ureum / kreatinin : 17/0,68 mg/dl

- LDH : -

2. CTG : Kesan : Janin Reaktif

3. USG : Kesan : Janin presentasi kepala tunggal hidup; DBP: 8,4 ; AC: 27,95;

TBJ: 2000gr

V. RESUME

Pasien wanita 17 tahun, G1 hamil 38 minggu, datang dirujuk bidan dengan keluhan pusing,

muntah-muntah dan pandangan kabur sejak 5 jam sebelum masuk RS. Keluar air-air (-),

darah (-), lendir darah (-), gerakan janin (+). ANC 2 kali di bidan. Pasien mengaku selama

kehamilan perutnya tidak terlalu membesar meskipun usia kehamilan bertambah. Saat hamil

8 bulan, tekanan darahnya tinggi dan setelah diperiksa air kencing, dinyatakan preeklampsia.

Pengobatan jangka panjang selama hamil (-). HPHT : 8/1/04, TP: 15/10/04.

Pemeriksaan Fisik :

Status generalis :

TD : 160/110 mmHg

Lain-lain dalam batas normal

Status Obstetri :

TFU : 25 cm, TBJ : 2200 gram, DJJ 140 dpm.

Anogenital :

Inspeksi : v/u tenang.

Inspekulo : Porsio licin, ostium tertutup, fluxus (-), fluor (-)

VT : porsio kaku, belakang, tebal 3 cm, (-), ketuban (+), kepala atas PAP

Pemeriksaan penunjang :

1. Urine lengkap : Kuning, Jernih ; BJ 1,020; protein (+2)

2. CTG : Kesan : Janin Reaktif

3. USG : Kesan : Janin presentasi kepala tunggal hidup; DBP: 8,4 ; AC: 27,95;

TBJ: 2000gr

Page 15: Case PJT Prila

VI. DIAGNOSA

Ibu : G1P0A0 Hamil 38 minggu, Eklampsia Iminens, belum inpartu

Janin : Janin presentasi kepala tunggal hidup, Susp. Pertumbuhan Janin Terhambat.

VII. PENATALAKSANAAN

Dx / : - Observasi TNSP, his, BJJ, tanda inpartu

- EKG konsul kardiologi

- Konsul neurologi

- Konsul anestesi pro SC

Th/ : - SC sito

- Tatalaksana eklampsia : - MgSO4 2 gr bolus

- Nifedipin 3x10 mg

- Vit C 2x400 mg

Ed/ : Menjelaskan rencana tersebut diatas.

VIII. PROGNOSIS

Ibu : Dubia

Janin : Dubia

Pkl. 13.00

S : Pasien kejang-kejang ± 10 menit tonik klonik. Setelah kejang pasien tidak sadar.

Kelemahan pada salah satu sisi (-).

O: Ku/kes : Sakit sedang / CM

Tekanan darah : 140/100 mmHg

Nadi : 78 x / mnt

Suhu : 36,5 0C

Frekuensi Pernapasan : 24x/ menit

Status Generalis : dbn

Status Obstetri : Gerak janin (+), DJJ 144 dpm, Kontraksi (-)

Status Anogenital: I: v/u tenang, perdarahan (-)

A: Ibu : G1P0A0 Hamil 38 minggu, Eklampsia gravidarum, belum inpartu

Janin : Janin presentasi kepala tunggal hidup, Susp. Pertumbuhan Janin Terhambat.

Page 16: Case PJT Prila

P Dx/: - Cek AGD, elektrolit

Th/: Persiapan SC sito

Lab : AGD : PH : 7.191 PCO2 : 27 PO2 : 132,2

BE : -16,3 HCO3- : 10,1 O2 sat : 97,7

Kesan : ~ asidosis metabolik Koreksi bicnat: (-16,3 + 2,5) x 50 kg = ± 100 mEq

6

Na: 138 K: 3,7 Cl: 96

- O2 4 lt

- Perawatan ICU post op

16.40-17.30 :

Dilakukan SCTPP

Laporan Operasi :

-Pasien terlentang dalam narkose umum

-A dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya

-Insisi PFANENNSTIEL

-Setelah peritonium dibuka tampak uterus gravidus

-SBU disayat semilunar, ditembus dan dilebarkan secara tumpul.

-Dengan meluksir kepala lahir bayi laki-laki 1800gr, 46 cm, AS 4/6

-Air ketuban jumlah cukup

-Dengan tarikan ringan pada tali pusat, plasenta dilahirkan lengkap

-Luka SBU dijahit dengan chromic no.1.0 satu lapis

-Kedua tuba dan ovarium dalam batas normal

-Setelah diyakini perdarahan tidak ada, dinding abdomen ditutup lapis demi lapis

-Fascia dengan Vicryl no. 1.0, kulit dengan Catgut no.2 subkutikuler

-Perdarahan ± 300 cc

Instruksi Post-Op :

1. Observasi TNSP, kontrol perdarahan

2. Reelementasi bertahap

3. Cek DPL post-op → tranfusi bila Hb < 8 g/dL

Terapi :

Kedacillin 3x1 g i.v

Profenid 3 x 1 supp

Page 17: Case PJT Prila

Teruskan tatalaksana PEB :

- MgSO4 2gr/jam

- Nifedipin 3x10 mg

- Fluimucyl 3x600 mg

- Vit C 2x400 mg

IX. FOLLOW UP

S O A P

4/10 kejang (-),

perdarahan (-),

demam (-),

pandangan

kabur (-),sakit

kepala (-)

KU/Kes: Baik/CM

TD:130/90mmHg

FN:120X/mnt

FP:20X/mnt

Suhu : 36,5 C

St.Generalis : dbN

St. Obs : FUT

2jbpst,kontraksi(+),

perdarahan(-), luka

op. tenang

Ibu :

-NH1P1 post

SC ai

eklampsia

gravidarum

-Eklampsia

gravidarum, TD

terkontrol

-MgSO4 2 gr/jam

- Nifedipin 3x10mg

- Vit C 2x400 mg

- Fluimucyl

3x600 mg

-Kedacillin 3x1griv

5/10 kejang (-),

perdarahan (-),

demam (-),

pandangan

kabur (-),sakit

kepala (-),

mules (+)

KU/Kes : Baik/CM

TD:110/80mmHg

FN:80X/mnt

FP:20X/mnt

Suhu : 36,6 C

St.Generalis : dbN

St. Obs : FUT

2jbpst,kontraksi(+),

perdarahan(-), luka

op. Tenang

Ibu :

-NH2P1 post

SC ai

eklampsia

gravidarum

-Eklampsia

gravidarum, TD

terkontrol

- Nifedipin 3x10mg

- Vit C 2x400 mg

- Fluimucyl

3x600 mg

6/10 pandangan

kabur (-),sakit

kepala (-),

KU/Kes : Baik/CM

TD:150/90mmHg

FN:87X/mnt

Ibu :.

-NH2P1 post

SC ai

- Nifedipin 3x10mg

- Vit C 2x400 mg

- Fluimucyl

Page 18: Case PJT Prila

nyeri daerah

operasi (+),

BAK lancar

FP:20X/mnt

Suhu : 36,2 C

St.Generalis : dbN

St. Obs : FUT

2jbpst,kontraksi(+),

perdarahan(-), luka

op. Tenang

eklampsia

gravidarum

-Eklampsia

gravidarum, TD

terkontrol

3x600 mg

BAB IV

ANALISA KASUS

Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang.

Dari anamnesis :

Pasien G1 hamil 38 minggu (HPHT) , pusing (+), muntah-muntah (+), dan pandangan kabur

sejak 5 jam sebelum masuk RS. Pasien mengaku selama kehamilan perutnya tidak terlalu

membesar meskipun usia kehamilan bertambah. Saat hamil 8 bulan, tekanan darahnya tinggi

dan setelah diperiksa air kencing, dinyatakan preeklampsia.

Dari pemeriksaan fisik :

Status generalis : TD : 160/110 mmHg

Status Obstetrikus :

TFU 25 cm dengan TBJ 2200 gram yang tidak sesuai dengan TFU pada kehamilan 38

minggu (32-33cm) dan TBJ pada kehamilan 38 minggu (di atas 2500 gram).

Dari pemeriksaan penunjang :

Pada CTG didapatkan janin reaktif

Pada USG: Janin presentasi kepala tunggal hidup; DBP: 8,4 ; AC: 27,95; TBJ: 2000gr

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan dan pemeriksaan penunjang dapat ditegakkan diagnosa

bahwa janin dalam kandungan mengalami hambatan dalam pertumbuhan. Pada ibu

ditemukan adanya hipertensi yang merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya PJT.

Page 19: Case PJT Prila

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu ibu, janin dan

plasenta. PJT pada kasus ini kemungkinan disebabkan oleh faktor ibu di mana ibu menderita

hipertensi, dan hipertensi tersebut dapat menyebabkan insufisiensi uteroplasenta yang pada

akhirnya dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat. Jadi pada kasus ini terdapat faktor

patologis yang menyebabkan bayi mengalami gangguan pertumbuhan dan PJT yang diderita bayi

ini adalah jenis asimetris PJT, di mana jumlah sel yang dipunyai normal tapi ukuran dari sel itu

yang kecil. PJT jenis ini biasanya disebabkan oleh penyakit yang diderita ibu, kelainan plasenta

yaitu insufisiensi plasenta dan ada infeksi di jaringan sekitar uterus.

SARAN

Melanjutkan terapi yang diberikan.

Jika hamil kembali, rutin kontrol kehamilan ke dokter agar cepat

diketahui bila ada

kelainan.

Hindari kebiasaan buruk, jaga kondisi dan asupan gizi selama

kehamilan.

Page 20: Case PJT Prila

DAFTAR PUSTAKA

1. Wikojosastro H, Abdul Bari Saifuddin, Triatmojo Rachimhadhi. Dalam: Buku Ajar Ilmu

Kebidanan, edisi ke 5. Jakarta; Balai Penerbit FKUI. 1999: 781-783.

2. Resnik R. High Risk Pregnancy. In: Emedicine journal obstetrics and gynekology.

Volume 99. No: 3. Maret 2003

3. Leveno KJ, Cunningham FG, Norman F. Alexander GJM, Blomm SL, Casey BM. Dashe

JS, Shefield JS, Yost NP. In: William Manual of Obstetrics. Edisi 2003. The University

of Texas Southwestern Medical Centre at Dallas. 2003:743-760

4. Konar H. In : D. C Dutta Text Book of Obstetrics Including Perinatology and

Contraception. Edisi ke-4. 1998:496-501

5. Alkalay A. In :St. IUGR. http://www.google.com. Diakses 23 Oktober 2004

6. Harper T. Fetal Growth Restriction. In : www.emedicine.com. Diakses 24 Oktober 2004