Case OMA Perforasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Presentasi OMA Perforasi

Citation preview

  • Otitis Media Akut Stadium Perforasi ADOleh:Ni Putu Ari laksmi D. 11310292Wira Rila Zulma11310430

    Pembimbing :Dr. Muslim Kasim, Msc. Sp. THT-KL

  • TitleIdentitas PenderitaNama: An. K.A.R.SUmur: 2 TahunJenis Kelamin: Laki-lakiAlamat: Jl. Raya Natar Desa Bumi Sari Kec. Natar Lampung SelatanAgama : Islam

  • AnamnesisKeluhan utama: Keluar cairan dari telinga kanan sejak 2 minggu SMRS

  • AnamnesisRiwayat Perjalanan Penyakit: 1 bulan SMRS, ibu pasien mengaku pasien menderita demam dan pilek. Pasien sering menangis tanpa sebab yang jelas dengan memegang telinga kanannya. Keluar cairan dari telinga (-), respon terhadap suara masih baik. Pasien belum berobat. 2 minggu SMRS, keluar cairan dari telinga kanan pasien, cairan kental berwarna putih kekuningan, bau (-). Rewel pada pasien berkurang, respon terhadap suara berkurang. Demam (-) , batuk (-), pilek (+), sesak nafas (-). Pasien berobat ke dokter, diberi obat tetes telinga, namun ibu pasien lupa nama obatnya.

  • 3 hari SMRS, cairan yang keluar dari telinga semakin banyak, cairan kental berwarna putih kekuningan, berbau. Respon terhadap suara berkurang. Keluhan batuk dan pilek berkurang. Pasien dibawa berobat ke poli THT RSPBA.

  • Riwayat Penyakit DahuluPernah pilek dan demam satu bulan yang lalu.Alergi (-)Tidak pernah menderita penyakit ini sebelumnya.

  • Pemeriksaan FisikStatus GeneralisKeadaan umum: sakit ringanKesadaran: kompos mentisGizi: baikNadi: 110 x/menitPernafasan: 26 x/menitSuhu: tidak diperiksa

  • Pemeriksaan FisikJantung: BJ I & II normal, HR 124 x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)Paru-paru: Vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)Abdomen: Datar, lemas, hepar dan lien tidak terabaEkstremitas: Edema (-), anemis (-), akral hangat, CRT < 2 detik

  • Telinga

    Aurikularis DextraAurisSinistraRegio RetroaurikulaAbsesSikatrikPembengkakanFistulaJaringan granulasi(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)Regio ZigomatikusKista brankial klepFistulaLobulus aksesorius(-)(-)(-)(-)(-)(-)AurikulaMikrotiaEfusi perikordiumKeloidNyeri tarik aurikulaNyeri tekan tragusEurotia(-)(-)(-)(-)Eurotia(-)(-)(-)(-)

  • Telinga

    Aurikularis DextraAurisSinistraMeatus Akustikus EksternusLapang/sempitOdemaHiperemisPembengkakanErosiKrustaSekretPendarahanBekuan darahCerumen plugEpithelial plugJaringan granulasiDebrisBenda asingSaggingExostosisLapang(-)(-)(-)(-)(-)pus(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)Lapang(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)

  • Telinga

    Aurikularis DextraAurisSinistraMembran TimpaniWarnaBentukRefleks cahayaRetraksiBulgingBullaRupturPerforasiSekretPolipTidak dapat dinilaiperforasi(-)(-)(-)(-)(+)(+)(+) pus(-)BeningBulat(+)(-)(-)(-)(-)(-) (-) (-)

  • Tes Khusus

    KananKiriTes Garpu TalaRinneWeberSwabachTidak dilakukanTidak dilakukanTes AudiometriTidak dilakukanTidak dilakukanTes Fungsi Tuba Valsava ToynbeeTidak dilakukanTidak dilakukanTidak dilakukanTidak dilakukanTes Kalori KobrakTidak dilakukanTidak dilakukan

  • Hidung1. Tes fungsi hidung - Tes aliran udara: tiudak dilakukan- Tes penciuman: tidak dilakukan2. Hidung luar : t.a.k3. Hidung dalam (KNDS):Rhinoskopi anterior: a. vestibulum nasi: t.a.kb. Kavum nasi: lapang, sekret (+)

  • d. Konka Inferior: mukosa eutrofi, basah, licin, warna merah mudae. Konka Media: mukosa eutrofi, basah, licin, warna merah mudaf. Konka Superior: sulit dinilaig. Meatus Medius: sulit dinilaih. Meatus Inferior: lapang, polip (-), tumor (-)i. Septum Nasi: mukosa eutrofi, basah, licin, warna merah mudaRinoskopi Posterior (KNDS): tidak dilakukan

  • 4. Pemeriksaan Sinus Paranasal (DS) : Nyeri tekan/ketok: tidak dapat dinilaiPembengkakan: (-)Transiluminasi: Tidak dilakukan

  • TenggorokanRongga mulut: t.a.kFaring:Palatum molle simetris, uvula ditengah, pilar anterior dan posterior tenang, dinding belakang faring tenang, tonsil palatina T1-T1, rata, kenyal, lekat, kripta tidak lebar, detritus (-), hiperemis (-), ulkus/tumor (-)LaringLaringoskop tidak langsung: tidak dilakukanLaringoskop langsung: tidak dilakukan

  • Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan laboratorium: tidak dilakukanMikrobiologi: tidak dilakukanTes alergi: tidak dilakukanPemeriksaan radiologik: tidak dilakukan

  • ResumeAnamnesis : 1 bulan SMRS, ibu pasien mengaku pasien menderita demam dan pilek. Pasien sering menangis tanpa sebab yang jelas dengan memegang telinga kanannya. 2 minggu SMRS, keluar cairan dari telinga kanan pasien, cairan kental berwarna hijau kekuningan. Respon terhadap suara berkurang. pilek (+). 3 hari SMRS, cairan yang kental semakin banyak, demam (-), pilek (-).

  • Pemeriksaan Fisik : Meatus Akustikus Eksterna AD : Hiperemis (+), sekret purulen (+) Membrane timpani : reflex cahaya +/-, perforasi -/+, ruptur -/+

  • Diagnosis BandingOtitis Media Akut Stadium Perforasi ADOMSK AD

  • Diagnosis Kerja

  • TerapiMedikamentosa:LokalH2O2 3% 2x3 tetesSistemik

    Terapi Medikamentosa Cefixime 25 mgTrifed 1/3 tablet dosis 3x1Ambroxol 1/3 tabletm.f. da in pulv dtd no XXINon-medikamentosaMenjelaskan kepada keluarga pasien agar segera membawa anak berobat jika anak mengalami demam, batuk, dan pilek.Menjelaskan kepada ibu pasien agar saat menyusui, posisi kepala bayi ditinggikan.Menjelaskan kepada keluarga pasien agar tidak mengorek telinga terlalu dalam

  • Prognosis

  • TINJAUAN PUSTAKA

  • TELINGAPembagian:Telinga luar:Telinga luarTelinga tengahTelinga dalamAurikulaMeatus Akustikus EksternusMembrana Timpani

    Telinga tengah:Telinga dalam:KokleaLabirin Vestibuler

    Kavum TimpaniTuba EustachiusAntrum & sel-sel mastoid

  • Telinga luar :Terdiri dari daun telinga, Meatus akustikus Eksternus, sampai membran timpani.Daun telinga Terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit.

  • Aurikula:

    Cymba of conchaeTriangular fossa

  • 2. Meatus Akustikus Eksternus (MAE):1/3 lateral2/3 medialAurikulaMembrana TimpaniMAEBentuk tabung bengkok, seperti huruf S, penampang 0,5 cm, panjang 2,5 3 cm1/3 lateral rangka tulang rawan (pars kartilago) kulit berambut kelenjar sebasea Kelenjar seruminosa2/3 medial rangka tulang (pars osseus) kulit tidak berambut isthmus Pada sepertiga bagian kulit luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen ( Kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga.

  • 3. Membran Timpani:Selaput putih mutiaraBentuk oval kerucutTerdiri dari: Pars flaksida Pars tensa

  • Pembagian kuadran:Cone of light

  • AURIS MEDIA1. Kavum Timpani

    Terbagi atas 3 bagian : 1. Epitimpanum/attic/resesus epitimpanikus 2. Meso timpanum 3. Hipotimpanum/resesus hipotimpanikus

  • Isi kavum timpaniOsikula : maleus, inkus, stapesMuskulus : tensor timpani, stapediusLain-lain : ligamen, saraf (korda timpani)2. Tuba EustachiusMenghubungkan kavum timpani dengan nasofaring

  • AURIS INTERNA1. Organ auditus koklea2. Organ status (vestibuler)Rumah siput 2 lingkaran, panjang 3.5 cmTiga ruangan : skala vestibuliskala timpaniskala mediaBerisi cairan perilimfBerisi cairan endolimfdan organ corti

  • Membran basal

    Rambut sel luar

    Rambut sel dalam

    Serabut saraf

    Membran Reissner

    Membran sektorial

    Organ Corti

    Duktus Koklea

    Ligamen spiral

    Dari tingkap lonjong

    Ganglion

    Ke tingkap bulat

    ORGAN CORTI

  • FISIOLOGI AURIS EKSTERNA

    AURIKULA

    Pada proses mendengar:Aurikula berfungsi menangkap dan mengumpulkan gelombang suara dan mengarahkannya ke dalam Meatus Acustikus Eksternus (MAE)

  • Meatus Akustikus Eksternus (MAE)

    Rambut halus dan serumen berfungsi untuk mencegah serangga kecil masuk

    Pada proses mendengar : melanjutkan gelombang suara meresonansi ( 12-15 dB)

    MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan kelembaban dan temperatur yang dapat mengganggu elastisitas membran timpani

  • Membran timpani (bergetar saat adanya suara)Terdiri dari jaringan fibrosa elastis Dibagi 4 kwadran ; atas depan, atas belakang, bawah depan dan bawah belakang lokasi miringotomi / parasentesis.Berfungsi menerima getaran suara dan meneruskannya pada tulang pendengaranGelombang udara disalurkan melalui 3 tulang auditori; maleus, incus, dan stapesMerupakan tulang terkecil pada tubuh manusiaBerfungsi menurunkan amplitudo getaran yang diterima dari membran timpani dan meneruskannya ke jendela ovalAURIS MEDIAMembran timpani

  • FISIOLOGI MENDENGARGelombang suaraGelombang suara ditangkap oleh daun telingaGelombang dan getaran dialirkan keliang telinga dan mengenai membran timpani, hingga membran timpani bergetarGetaran diteruskan ketulang-tulang pendengaran yang berhubungan satu sama lain. Maleus inkus StapesStapes menggerakkan foramen ovale dan juga menggerakkan perilimfe dalam skala vestibuli.Getaran diteruskan melalui membran reissner yang mendorong membran basilaris ke arah bawah.Perilimfe dan skala timpani akan bergerak sehingga tingkap bundar akan terdorong kearah luar.

  • FISIOLOGI MENDENGARSkala media yang menjadi cembung mendesak endolimfe dan mendorong membran basilaris, sehingga menjadi cembung kebawah dan menggerakkan perilimfe pdaa skala tympaniPada waktu istirahat, ujung sel rambut berkelok-kelok dan dengan berubahnya membran basilaris, ujung rambut itu menjadi lurusRangsangan fisik tadi diubah oleh adanya perbedaan ion kalium dan ion natrium menjadi aliran listrik yang diteruskan ke cabang-cabang n.VIII, yang kemudian meneruskan rangsangan itu kepusat sensorik pendengaran di otak (area 39-40) melalui saraf pusat yang ada di lobus temporalis

  • OTITIS MEDIA AKUTOtitis media akut ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid yang terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu.

  • PENYEBAB BAKTERI PIOGENIK Streptokokus hemolitikus Stafilokokus aureus Pneumokokus Hemofilus influenza (sering ditemukan pada anak yang berusia dibawah 5 tahun).Streptokokus anhemolitikus, Proteus Vulgaris, Pseudomonas aerugenosa

    Bayi : Chlamydia trachomatis Escherichia coli Spesies Klebsiella

  • PATOFISIOLOGIPeradangan di nasofaringObstruksi pada tuba eustachiusTuba eustachius obstruksi / menutup akhibat edema mukosa saat terjadinya inflamasiTerjadi gangguan fungsi tubaDrainase cairan terhambatTekanan negatif pada telinga tengahMembran tympani retraksiSTADIUM OKLUSI

  • STADIUM OKLUSI TUBA EUSTACHIUSAnamnesis : Tinnitus, gangguan pendengaran dan rasa penuh di telinga.OtoskopiRetraksi membran timpaniMembran timpani tampak normal atau berwarna keruh pucat.

  • Membran Timpani Berubah warna akibat terjadi proses inflamasi & Pelebaran pembuluh darahMembran Tympani Menjadi HiperemisAnamnesis :Selain gejala stadium oklusi, mulai didapati rasa nyeri. Otoskopi : Membran timpani hiperemi.

  • Penumpukan cairan ditelinga tengah, Edema yang hebat dan obtruksi pada tuba eustachius serta hancurnya sel epitel superfisialTerbentuknya eksudat yang purulen di cavum timpani, menyebabkan membran tympani menonjol kearah telinga luar (bulging)Apabila tekanan nanah di cavum tympani tidak berkurang, akan menekan kapiler-kapiler, timbul flebitis pada vena-vena kecil membran tympani Iskemik Mukosa dan submukosa membran tympani menjadi nekrosisNekrosis ini paa membran tympani terlihat sebagai daerah yang lembek dan berwarna kekuningan. Ditempat ini akan terjadi ruptur dan nanah keluar keliang telinga luar.

  • STADIUM SUPURASIAnamnesis : Keluhan semakin meningkat, suhu badan meningkat.Otoskopi :Membran timpani menonjol keluar (bulging)Ada bagian yang berwarna pucat kekuningan.

  • STADIUM PEFORASIAnamnesis :Keluhan berkurang, pendengaran berkurang, suhu tubuh menurun. Ruptur membran timpani sehingga sekret berupa nanah yang jumlahnya banyak akan mengalir ke liang telinga luar.Otoskopi: Penuh sekret purulenMembran timpani hiperemis & perforasi

  • STADIUM RESOLUSI Membran timpani kembali ke keadaan normal Sekret akan berkurang dan akhirnya mengering Pendengaran kembali normal

  • Apabila stadium resolusi gagal terjadi maka akan berlanjut menjadi otitis media supuratif kronik (OMSK). Kegagalan stadium ini berupa membran timpani tetap perforasi dan sekret tetap keluar secara terus-menerus atau hilang timbul.

  • Bila OMA berlanjut dengan keluarnya sekret dari telinga tengah lebih dari 3 minggu OTITIS MEDIA SUPURATIF SUBAKUT

    2. Bila perforasi menetap dan sekret tetap keluar lebih dari satu setengah bulan atau dua bulan OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS (OMSK)

  • GEJALA KLINISDemam Nyeri di telinga Rasa penuh di telinga Gangguan pendengaran

  • TerapiPengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya.Oklusi tuba EustachiusTujuan terapi : membuka kembali tuba Eustachius, sehingga tekanan negatif di telinga tengah hilang. Terapinya : Obat tetes hidung : HCL Efedrin 0,5%(anak 12 thn dan dewasa)Antibiotik: Ampisilin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 50-100 mg/KgBB 4xsehari, Amoksisilin: Dewasa 500 mg 3 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 3 xsehari, Eritromisin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 40 mg/KgBB sehari, dibagi dalam 3 dosis. Pemberian antibiotik dianjurkan minimal 7 hari.Antihistamin bila ada tanda-tanda alergi.

  • 2. HiperemisTerapinya : antibiotik, obat tetes hidung , analgetik.Terapi awal diberikan penisilin atau ampisilin, jika alergi penisilin maka berikan eritromisin.

    3. SupurasiTerapinya : antibiotik & miringotomi, bila membran timpani masih utuh. Dengan miringotomi gejala-gejala klinis lebih cepat hilang dan ruptur dapat dihindari

  • 4. PerforasiTerapinya : antibiotik yang adekuat & obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari.Biasanya sekret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam waktu 7-10 hari.

    5. ResolusiTerapinya : antibiotik

  • Terima Kasih

    *Under the general concept of head and neck tumours a heterogeneous group of diseases are concerned. These diseases have completely different natural histories, therapeutic approaches and outcomes.

    Their only one common characteristic is their location between the base of skull and the clavicles and in front of the spine. The orbital and auricular cavities are not included in this concept. Generally only tumours:nasal cavities, nasopharynx oral cavity/pharynx/larynx are concerned when head and neck cancers are discussed, and most often nasal cavities tumours are discussed separately.

    These primary sites are also named upper aero-digestive tract.

    *The mean incidence in the US and the European Union is twice as higher than the incidence in the rest of the world.

    France seems to have the highest incidence.

    *Once this work up is achieved the tumour may be classified according to the TNM system*Nasopharyngeal carcinomas have a particular geographic distribution. The highest incidence is found around the cities of Canton and Hong Kong and to less extent in North Africa.

    When these populations emigrate, they carry their risk of nasopharynx cancer. With time and for the successive generations, this risk will progressively decrease.

    Seropositivity to Epstein Barr Virus is very frequent.

    There are specific genetic profiles in high risk populations and in South-Eastern Asia the salted fish consumption seems to be a major causative factor.

    *The vast majority of head and neck tumours are squamous cell carcinomas (95%).**