Case Letak Lintang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

obgyn RSUD Karawang

Citation preview

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    1/29

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Letak lintang merupakan keadaan dimana sumbu panjang janin kira-kira tegak lurus

    terhadap sumbu panjang tubuh ibu. Letak lintang merupakan keadaan beresiko bagi bayi dan

    ibu. Letak lintang dapat meningkatkan resiko tali pusat menumbung antara 7-14%. Angka

    bayi lahir mati lebih tinggi dua sampai tiga kali untuk letak lintang.1

    Pada letak lintang tejadi pada satu dari 332 kelahiran tunggal (0,3%) baik di Mayo

    Clinic maupun di University of Iowa Hospital1DiParkland Hospital, dijumpai letak lintang

    pada 1 dari 335 janin tunggal yang lahir selama lebih dari 4 tahun. Beberapa rumah sakit di

    Indonesia melaporkan angka kejadian letak lintang, antara lain: RSU dr. Pringgadi Medan

    0,6%; RS Hasan Sadikin Bandung 1,9%; RSUP dr. Cipto Mangunkusumo selama 5 tahun

    0,1%; sedangkan Greenhill menyebut 0,3% dan Holland 0,5-0,6%.3,7 Insiden pada wanita

    dengan paritas tinggi mempunyai kemungkinan 10 kali lebih besar dari nullipara.1

    Secara epidemiologis pada kehamilan tunggal didapatkan letak lintang sekitar 0,3%.

    Angka kejadian letak lintang sebesar 1 dalam 300 persalinan. Hal ini dapat terjadi karena

    penegakan diagnosis letak lintang dapat dilihat pada kehamilan muda menggunakan USG.1

    Dengan ditemukannya letak lintang pada pemeriksaan antenatal, sebaiknya

    diusahakan mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi luar. Persalinan letak lintang

    memberikan prognosis yang jelek baik terhadap ibu maupun janinnya. Faktor-faktor yang

    mempengaruhi kematian janin pada letak lintang disamping kemungkinan terjadinya letak

    lintang kasep dan ruptur uteri, juga sering akibat adanya tali pusat menumbung serta trauma

    akibat versi ekstraksi untuk melahirkan janin.

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    2/29

    2

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    I. IDENTITAS PASIENNama : Ny. R

    Umur : 42 thn

    Agama : Islam

    Pekerjaan : Ibu rumah tangga

    Alamat : Krajan RT 02 RW 04, Tanjung Mekar, Kab. Karawang

    Masuk RS : 13 Januari 2014

    IDENTITAS SUAMI

    Nama : Tn. J

    Usia : 32 tahun

    Pekerjaan : Buruh

    Agama : Islam

    II. ANAMNESISAutoanamnesis dilakukan di ruang VK, tanggal 13 Januari 2014 pukul 22.25 WIB

    Keluhan Utama

    G5P3A1 Rujukan bidan dengan letak lintang

    Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)

    G5P3A1 mengaku hamil 8 bulan datang dengan keluhan keluar air-air sejak 3 jam

    SMRS. Air-air yang dirasakan keluar dari jalan lahir berwarna bening, berbau

    amis, disertai lendir bercampur darah. Air keluar tiba-tiba saat pasien bangun dari

    tempat tidur untuk kekamar mandi. Pasien juga mengeluh adanya mules-mules

    yang hilang timbul sejak 3 jam SMRS. Mules bertambah kuat. Pasien masih

    merasakan gerakan janin. Pasien langsung berobat ke bidan terdekat dan

    dikatakan oleh bidan ketuban pasien sudah pecah. Kemudian pasien dirujuk ke

    RSUD Karawang.

    a. Riwayat HaidHPHT : 02-06-2013

    Taksiran Partus : 09-03-2014

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    3/29

    3

    Usia Kehamilan : 31-32 minggu

    Menarche : 12 thn

    Siklus Haid : teratur (antara 28-30 hari)

    Lama Haid : 7 hari

    Banyaknya : 2-3 pembalut per hari

    Dismenore : (-)

    Riwayat Perkawinan

    Status : Menikah 2x

    Usia saat Menikah : I :18 tahunsuami meninggal

    II : 40 tahun sampai saat ini

    Lama Perkawinan : I : 20 tahun

    II : 2 tahun

    b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan nifas yang laluI. 25 tahun, perempuan, lahir spontan di bidan 3500grII. 20 tahun, laki-laki, lahir spontan di bidan 3000grIII.13 tahun, perempuan, lahir spontan di bidan 3500grIV.Keguguran saat usia kehamilan 2 bulanV. Hamil ini

    c. Riwayat Keluarga Berencana KB : menggunakan suntik KB per 1bulan sekali(selama 3bulan)

    d. Riwayat Antenatal dan ImunisasiPasien memeriksakan kehamilannya teratur 1x tiap bulan ke bidan di posyandu,

    pasien sudah mendapatkan imunisasi TT 2x (saat usia kehamilan 4 bulan dan 6 bulan)

    Pernah USG 4x saat usia kehamilannya 1 bulan, 4bulan, 5 bulan, 7 bulan di

    puskesmas. dikatakan bayi dalam kondisi baik, letak lintang.

    Riwayat Penyakit Dahulu

    Darah tinggi (-), kencing manis (-),jantung (-), asma (-), alergi (-), maag (-).

    Riwayat Penyakit keluarga

    Darah tinggi (-), kencing manis (-),jantung (-), asma (-), alergi (-), maag (-).

    Riwayat Kebiasaan

    Merokok (-), minum alkohol (-), jamu-jamuan (-), menggunakan narkoba atau obat-

    obatan (-).

    III.PEMERIKSAAN FISIKDilakukan pada tanggal 13 Januari 2014

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    4/29

    4

    a. Status GeneralisKeadaan Umum : Tampak sakit sedang

    Kesadaran : Compos mentis

    Tanda Vital

    Tekanan Darah : 130/80

    Nadi : 84x/menit

    Suhu : 36,2oC

    Pernapasan : 20x/menit

    Kepala : normocepali, deformitas (-)

    Mata : CA-/-, SI-/-

    Mulut : karies (-), mukosa intak

    Leher : kelenjar getah benih tidak teraba membesar, tiroid tidak

    teraba membesar.

    Thorax

    Mammae : Simetris, hiperpigmentasi pada kedua areola, retraksi puting -

    /-

    Cor : BJ I-II reruler, murmur(-), gallop (-)

    Pulmo : suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

    Abdomen : membesar sesuai usia kehamilan, striae gravidarum (+)

    Ektremitas atas : akral hangat +/+, edema -/-

    Ektremitas bawah : akral hangat +/+, edema -/-

    b. Status Obstetri- Abdomen

    Inspeksi : buncit simetris

    Palpasi : supel, nyeri tekan (-), turgor baik, ballottement (+).

    Leopold I : TFU 26 cm, teraba satu bagian besar, keras seperti

    papan

    Leopold II : Kanan : teraba satu bagian besar, bulat, keras, dan

    melenting

    Kiri : teraba bagian besar, bulat, keras, dan tidak

    melenting

    Leopold III : teraba satu bagian- bagian kecil

    Leopold IV : sulit dinilai

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    5/29

    5

    His : 3x / 10 menit, durasi 35 detik

    DJJ : 143 dpm

    Auskultasi : bising usus (+) normal

    - Pemeriksaan DalamI : v/v tenang,tampak lendir bercampur darah, perdarahan aktif (-)

    Io : portio livid, licin, ostium terbuka, fl (-), flx (-), Valsava (-)

    Vt : portio lunak, axial, t = 1cm, pembukaan 4 cm, selaput ketuban (+),

    teraba bagian kecil janin

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Hematologi 13 Januari 2014

    Hb : 12,7

    Ht : 15,07%

    Leukosit : 286.000

    Trombosit :365.000

    HBsAg : nonreaktif

    Gol. darah/ rhesus : B/ +

    Masa perdarahan : 2 menit

    Masa pembekuan : 10 menit

    GDS : 83 mg/dl

    USG tanggal 13 Januari 2014:

    BPD : 87,6 mm FL : 57,6 mm

    HC : 313 mm AC : 306,8 mm TBJ : 2228gram

    AFI : 113,4cm

    Janin Letak Lintang Dorsosuperior, Kepala di kanan. Hamil 35 minggu.

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    6/29

    6

    Hasil CTG

    RESUME

    Wanita, 42 tahun, G5P4A1 hamil 32 minggu, dengan HPHT : 02-06-2013, Taksiran

    Partus : 09-03-2014. Mengaku hamil 8 bulan, datang dirujuk oleh bidan dengan

    keluhan keluar air-air sejak 3 jam SMRS. Air-air yang dirasakan keluar dari jalan

    lahir berwarna bening, berbau amis, disertai lendir bercampur darah. Air keluar tiba-

    tiba saat pasien bangun dari tempat tidur untuk kekamar mandi. Pasien juga mengeluh

    adanya mules-mules yang hilang timbul sejak 3 jam SMRS. Mules bertambah kuat.

    Pasien masih merasakan gerakan janin. Pasien langsung berobat ke bidan terdekat dan

    dikatakan oleh bidan ketuban pasien sudah pecah. Kemudian pasien dirujuk ke RSUD

    Karawang.

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan:

    o Tanda vital : TD: 130/80mmHg, N: 84x/menit, P: 20x/menit, S: 36,2oCo Status generalis : dalam batas normalo Status obstetrik:Paplasi : supel, nyeri tekan (-), turgor baik, ballottement (-).

    Leopold I : TFU 26 cm, teraba satu bagian besar, keras

    seperti papan

    Leopold II : Kanan : teraba satu bagian besar, bulat, keras, dan

    melenting

    Interpretasi CTG

    - Baseline : 140

    - Variabilitas : 2-10- Akselerasi :-

    - Deselerasi :-

    -His ; 2x /10

    Kesan: suspicious

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    7/29

    7

    Kiri : teraba bagian besar, bulat, keras, dan tidak

    melenting

    Leopold III : teraba satu bagian- bagian kecil

    Leopold IV : sulit dinilai

    His : 3x / 10 menit, durasi 35 detik

    DJJ : 143 dpm

    Auskultasi : bising usus (+) normal

    - Pemeriksaan DalamI : v/v tenang,tampak lendir bercampur darah, perdarahan aktif (-)

    Io : portio livid, licin, ostium terbuka, fl (-), flx (-), Valsava (-)

    Vt : portio lunak, axial, t = 1cm, pembukaan 4 cm, selaput ketuban (+),

    teraba bagian kecil janin

    Pada pemeriksaan laboratorium darah didapatkan hasil dalam batas normal, hasil

    USG Janin Letak Lintang Dorsosuperior, Kepala di kanan. Hamil 35 minggu. Hasil CTG

    suspicious.

    IV.DIAGNOSIS KERJAG5P3A0 hamil 32 minggu, Janin Letak Lintang Dorsosuperior, kepala di kanan, PK I

    aktif.

    V.PENATALAKSANAAN- Rencana diagnose : menegakkan diagnose, hemodinamika ibu- janin stabil

    o Observasi tanda vital, HIS, DJJ perjamo Observasi tanda-tanda tanda-tanda gawat janin

    Rencana terminasi kehamilan : SC cito

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    8/29

    8

    LAPORAN OPERASI

    Bayi lahir tanggal 14/1 2014 jam 01.20 wib , perempuan, tunggal, lahir hidup

    1845 gram, 40 cm.

    Nama ahli bedah : dr Priska/ dr David Sp OG

    Asisten : Waskin + Sopi

    Ahli anestesi : dr. Ucu , Sp An.

    Penata anestesi : kiki

    Kelas III

    No rekam medis : 526395 Ny. R 42 tahun

    Jenis anestesi: Spinal

    Diagnosis pre operasi : G5 P3 A1 hamil 32 minggu, janin letak lintang, kepala

    di kanan, PK I aktif.

    Diagnosis Post operasi : P4 A1 post SC + MOW a/I letak lintang

    Tindakan operasi : SCTPP + Tubektomy pomeroy, Cito

    Jaringan yang di insisi : SBU

    Tanggal operasi : 14/1/2014 ; jam mulai operasi : 01.10 ; selesai operasi jam :

    02.10

    Lama operasi : 60 menit

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    9/29

    9

    Pasien terlentang dengan anestesi spinal Asepsis dan antisepsis area operasi Insisi mediana Ketika peritoneum dibuka, tampak uterus gravid Insisi SBU semilunar ditembus tumpul, dilebarkan tajam Air ketuban jernih, jumlah cukup Terdapat kesulitan dalam menarik kaki, insisi diperluas dengan T insisi. Posisi lintang dorsoanterior, kepala di kanan Dengan menarik kaki, lahir bayi perempuan, 1845 gr, 40 cm, A/S 5/7 Dengan tarikan ringan, lahir plasenta lengkap Insisi T di jahit interrupted dengan chromic nomer 1 Insisi SBU dijahit dengan safil No 1 Perdarahan dirawat Dilakukan tubektomi pomery Dipastikan alat dan kassa lengkap, Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis

    FOLLOW UP

    Tanggal 14/1/2014 jam 01.10-02.10

    Berlangsung SCTPP +TC

    Insisi T inverted, lahir bayi perempuan,

    1845gr, PB : 40 cm, AS: 2/5

    Instruksi Post operasi :

    1. Observasi, TTV, kontraksi,perdarahan/ 15 menit 2 jam

    pertama

    2. Cek DPL post op : transfuse jikaHB < 7

    3. Mobilisasi bertahap

    4. GV hari ke 35. Fc 1x 24 jam6. Ceftriaxone 1x2 grm7. Profenid 3x 1 supp8. Oksitosin 20 IU / 500 ccc RL / 12

    jam selama 24 jam

    9. Rawat ruanganJam 06.00

    S : punggung sakit, nyeri luka

    operasi (+). sakit kepala dan

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    10/29

    10

    mual,disangkal. BAK (+) dengan

    DC, BAB (-), ASI belum keluar.

    O :

    T.120/60, N.88x.menit, S.36.7C,

    P.20x/menit

    St. Generalis : ASI -/-, retraksi

    papilla mammae -/-

    St. Obstetri : TFU sulit dinilai,

    kontraksi sulit dinilai

    Iu/v : tenang, perdarahan aktif (-),

    lochia rubra +

    Luka operasi tertutup verbant,

    rembesan

    Lab : Hb : 12,3 %; Leukosit :23.390

    A : P4 A1 post SCTPP +MOW 4

    jam yl a/i janin letak lintang

    P :

    Oksitosin 20 IU / 500 ccc RL / 12

    jam selama 24 jam

    ceftriaxone 1x 2gr iv

    Profenid 3x 1 supp

    GV hari ke 3

    Mobilisasi bertahap

    Cek DPL post op : transfuse jika

    HB < 7

    FC 1x 24 jam

    Tgl 15/1/2014

    S : Nyeri luka operasi, ASI sedikit,

    darah dari kemaluan, BAK tidak

    ada keluhan, BAB tidak ada

    keluhan.

    O :

    T.120/60, N.88x.menit, S.36.7C,

    P.20x/menit

    St. Generalis : ASI +/+, retraksi

    papilla mammae -/-

    St. Obstetri : TFU sulit dinilai,

    kontraksi sulit dinilai

    Iu/v : tenang, perdarahan aktif (-),

    lochia rubra +Luka operasi tertutup verbant,

    rembesan

    A : P4 A1 post SCTPP +MOW 4

    jam yl a/i janin letak lintang, NH 1

    P : ceftriaxone 1x 2gr iv

    Profenid supp 3 x 1

    Oksitosin 20 IU / 500 ccc RL / 12

    jam selama 24 jam

    GV hari ke 3

    Mobilisasi bertahap

    Diet TKTP

    Tgl 16/1/2014

    S : Nyeri luka operasi berkurang,

    BAB (-), BAB (-), ASI banyak,

    darah dari kemaluan berkurang

    O :

    T.120/80, N.80x.menit, S.36.5C,

    P.20x/menit

    St. Generalis : ASI+/+, retraksi

    papilla mammae -/-

    St. Obstetri : TFU sulit dinilai,

    kontraksi sulit dinilai

    Iu/v : tenang, perdarahan aktif (-),

    lochia rubra +

    Luka operasi tertutup verbant,

    rembesan

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    11/29

    11

    A : P4 A1 post SCTPP +MOW 4

    jam yl a/i janin letak lintang, NH 2

    P : ceftriaxone 1x 2gr iv

    cefadroxil 2x500 mg

    Profenid supp 3 x 1asam

    mefenamat 3x500 mg

    Oksitosin 20 IU / 500 ccc RL / 12

    jam selama 24 jamstop

    GV hari ke 3

    Mobilisasi bertahap

    Diet TKTP

    Tgl 17/1/2014

    S : Nyeri luka operasi berkurang,

    ASI banyak, darah dari kemaluan

    berkurang, BAB (-), BAK (-).

    O :

    T.120/60, N.88x.menit, S.36.7C,

    P.20x/menit

    St. Generalis : ASI +/+, retraksi

    papilla mammae -/-

    St. Obstetri : TFU sulit dinilai,

    kontraksi sulit dinilai

    Iu/v : tenang, perdarahan aktif (-),lochia rubra +

    Luka operasi: hiperemis -, serum -,

    darah -, pus -.

    A : P4 A1 post SCTPP +MOW 4jam yl a/i janin letak lintang, NH 3

    P : asam mefenamat 3x500 mg

    Cefadroxil 2x500 mg

    SF 1x1

    Boleh pulang

    VI.PROGNOSISIbu : dubia Ad bonam

    Janin : dubia Ad bonam

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    12/29

    12

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    DEFINISI

    Letak lintang terjadi apabila sumbu panjang janin kira-kira tegak lurus terhadap

    sumbu panjang tubuh ibu. Bila sumbu panjang tersebut membentuk sudut lancip, hasilnya

    adalah letak lintang oblik. Letak lintang oblik biasanya hanya terjadi sementara karena

    kemudian akan berubah menjadi posisi longitudinal atau letak lintang saat persalinan.1

    Letak lintang, biasanya bahu berada di atas pintu atas panggul sedangkan kepala

    terletak di salah satu fossa iliaka yang lain. Pada keadaan yang disebut sebagai presentasi

    bahu ini arah akromion yang menghadap sisi tubuh ibu menentukan jenis letaknya yaitu letak

    akromion kiri atau kanan. Lebih lanjut, karena pada kedua posisi tersebut, punggung dapat

    mengarah ke anterior atau posterior, ke superior atau ke inferior, biasanya jenis letak lintang

    ini dapat dibedakan lagi menjadi letak lintang dorsoanterior dan dorsoposterior.1,9

    Gambar 1.1Letak Lintang

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    13/29

    13

    KLASIFIKASI9

    A. Menurut letak kepala terbagi atas:- Lli I: kepala di kiri- Lli II: kepala di kanan

    B. Menurut posisi punggung terbagi atas:a. Dorso anterior (di depan)

    b. Dorso posterior (di belakang)c. Dorso superior (di atas)d. Dorso inferior (di bawah)

    PREVALENSI

    Angka kejadian letak lintang berkisar antara 0,5%-2%. Dari beberapa rumah sakit

    pendidikan di Indonesia dilaporkan: Medan 0,6%, Jakarta 0,1% (1948), Bandung 1,9%.

    Greenhill melaporkan 0,3%.7Terjadi pada 0.3% primipara dan 10% multipara, biasanya pada

    para 3 ataupun lebih.3,6

    ETIOLOGI

    Penyebab utama letak lintang adalah:1,3,9

    1. Relaksasi berlebihan dinding abdomen akibat multiparitas tinggi2. Janin prematur3. Plasenta previa4. Bentuk uterus abnormal (contoh: uterus arkuatus)5. Mioma uteri6. Cairan amnion berlebih7. Panggul sempit8. Kehamilan ganda

    Wanita dengan paritas 4 atau lebih memiliki insiden letak lintang 10 kali lipat dibanding

    wanita nullipara. Relaksasi dinding abdomen pada perut gantung menyebabkan uterus jatuh

    ke depan, sehingga menimbulkan defleksi sumbu panjang bayi menjauhi sumbu jalan lahir,

    yang menyebabkan posisinya oblik atau melintang. Plasenta previa dan panggul sempit

    menyebabkan keadaan serupa.1,3Letak lintang atau letak oblik kadang-kadang terjadi dalam

    persalinan dari posisi awal longitudinal.1

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    14/29

    14

    PATOFISIOLOGI

    Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan

    dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif

    lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian

    janin dapat menempatkan diri dalam letak lintang atau pun presentasi kepala, letak

    sungsang.2,4 Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air

    ketuban relatif berkurang. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan

    belum cukup bulan, frekuensi letak selain memanjang lebih tinggi, sedangkan pada

    kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam memanjang dengan presentasi

    kepala. Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam letak

    lintang.5,8

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Dilakukan jika masih ada keragu-raguan dari pemeriksaan luar dan

    dalam, sehingga harus di pertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik atau

    MRI (Magnetic Resonance Imaging ). Pemeriksaan ultrasonografik diperlukan untuk

    konfirmasi letak janin, bila pemeriksaan fisik belum jelas, menentukan letak plasenta,

    menemukan kemungkinan cacat bawaan. Pada foto rontgen (bila perlu) untuk menentukan

    posisi tungkai bawah, konfirmasi letak janin serta fleksi kepala, menentukan adanya

    kelainan bawaan anak 6

    DIAGNOSIS

    Diagnosis letak lintang biasanya mudah ditegakkan, bahkan sering hanya dengan

    inspeksi saja. Abdomen biasanya melebar dan fundus uteri membentang hinga sedikit diatas

    umbilikus. Tidak ditemukan bagian bayi di fundus, dan balotemen kepala terasa pada salah

    satu fossa iliaka yang lain. Pada saat yang sama posisi punggung mudah diketahui. Bila

    punggungnya terletak di anterior, suatu dataran yang keras membentang di bagian depan

    perut ibu; bila punggungnya di posterior, teraba nodulasi ireguler yang menggambarkan

    bagian-bagian kecil janin dapat ditemukan pada tempat yang sama.1,4,7

    Pada pemeriksaan dalam, pada tahap awal persalinan, bagian dada bayi, jika dapat

    diraba, dapat dikenali dengan adanya rasa bergerigi dari tulang rusuk. 1,9 Bila dilatasi

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    15/29

    15

    bertambah, skapula dan klavikula pada sisi toraks yang lain akan dapat dibedakan. Posisi

    aksila menunjukkan sisi tubuh ibu tempat bahu bayi menghadap. Pada tahap lanjut persalinan,

    bahu akan terjepit erat di rongga panggul dan salah satu tangan atau lengan sering mengalami

    prolaps ke vagina dan melewati vulva.1,3,9

    MEKANISME PERSALINAN

    Kelahiran bayi spontan normal yang sudah berkembang sempurna jelas tidak mungkin

    terjadi pada letak lintang persisten. Setelah ketuban pecah, jika persalinan berlanjut, bahu

    janin akan dipaksa masuk ke dalam panggul dan tangan yang sesuai sering menumbung.

    Setelah terjadi sedikit penurunan, bahu tertahan oleh tepi pintu atas panggul, dengan kepala

    di salah satu fossa iliaka dan bokong pada fossa iliaka yang lain. 1,4,5Bila proses persalinan

    berlanjut, bahu akan terjepit kuat di bagian atas panggul. Uterus kemudian berkontraksi

    dengan kuat dalam upayanya yang sia-sia untuk mengatasi halangan tersebut. Setelah

    beberapa saat, akan terbentuk cincin retraksi yang semakin lama semakin meninggi dansemakin nyata. Keadaan ini disebut letak lintang kasep. 1,3,8,9 Jika tidak cepat ditangani

    dengan benar, uterus akhirnya akan mengalami ruptur dan baik ibu maupun bayi dapat

    meninggal.3

    Pita otot tebal yang membentuk cincin retraksi patologis yang terjadi tepat di segmen

    bawah uterus yang sangat tipis. Tenaga yang dihasilkan selama kontraksi uterus mengarah

    secara sentripetal pada atau diatas cincin tersebut. Keadaan ini akan mengakibatkan segmen

    bawah uterus yang sangat tipis tersebut meregang lebih lanjut sehingga dapat mengalami

    ruptur di bawah cincin retraksi (P.R.R = cincin retraksi patologis). 1

    Gambar 1.2Leopold Letak

    Lintang

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    16/29

    16

    Bila janin amat kecil (biasanya kurang dari 800 g), dan panggul sangat lebar,

    persalinan spontan dapat terjadi meskipun kelainan letak tersebut menetap. Janin akan

    tertekan dengan terdorong ke abdomen. Bagian dinding dada di bawah bahu kemudian

    menjadi bagian yang paling bergantung dan tampak di vulva. Kepala dan dada kemudian

    melewati rongga panggul secara bersamaan, dan bayi dapat dikeluarkan dalam keadaan

    terlipat (conduplicatio corpore).1,2,3,6,9

    Gambar 1.3Letak Lintang Kasep

    dengan Cincin Retraksi

    Patologis

    Gambar 1.4Letak Lintang Kasep

    dengan Lengan Menumbung

    Gambar 1.5Conduplicatio

    Corpore

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    17/29

    17

    Ada kalanya anak yang pada permulaan persalinan dalam letak lintang, berputar

    sendiri menjadi letak memanjang atau versio spontanea yang hanya mungkin jika ketuban

    masih utuh. Kalau janin kecil, sudah mati dan menjadi lembek, kadang-kadang persalinan

    dapat berlangsung spontan. 7 Jalan lahir dalam keadaan terlipat melalui jalan lahir

    (konduplikasio korpore) atau lahir dengan evolusio spontanea menurut cara Denman atauDouglas.

    Terdapat 2 variasi pada evolutio spontanea3,8,9 :

    1. Mekanisme dari Douglas: Terjadi laterofleksi ke bawah dan paha tulang pinggangbagian atas, bahu masuk ke dalam rongga panggul maka setelah bahu lahir, lahirlah

    sisi toraks, perut, bokong, dan akhirnya kepala

    2. Mekanisme dari Denman: Bahu tertahan pada simfisis dan denga fleksi kuat di bagianbawah tulang belakang, badan bagian bawah, bokong dan kaki turun di rongga

    panggul dan lahir, kemudian disusul badan bagian atas dan kepala. Disini terjadi

    laterofleksi ke atas dan pada tulang pinggang bagian bawah maka setelah bahu lahir,

    lahirlah bokong baru kemudian dada dan kepala.

    Dua cara tersebut merupakan variasi suatu mekanisme lahirnya janin dalam letak

    lintang, akibat fleksi lateral yang maksimal dari tubuh janin.

    Gambar 1.6Cara Denman Gambar 1.7Cara Douglas

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    18/29

    18

    PENATALAKSANAAN

    Dalam Kehamilan9

    Pada saat hamil, pada usia kehamilan 34-36 minggu dapat dianjurkan untuk dilakukan

    knee chest position sampai usia kehamilan > 36 minggu. Setelah itu, jika masih dalam letak

    lintang maka dapat dilakukan versi luar jika syarat memenuhi.

    Dalam Persalinan8,9

    Secara umum, dimulainya persalinan aktif pada wanita letak lintang sudah merupakan

    indikasi seksio sesarea. Setelah proses persalinan berjalan baik, percobaan untuk mengubah

    posisi menjadi letak longitudinal dengan manipulasi abdomen tidak mungkin berhasil.

    Sebelum persalinan atau pada awal persalinan, dengan ketuban yang masih utuh, upaya versiluar layak dicoba bila tidak ada komplikasi obstetrik lain yang merupakan indikasi

    dilakukannya seksio sesarea. Dalam suatu penelitian, Phelan dan rekan (1986),

    merekomendasikan upaya tersebut dilakukan hanya setelah kehamilan berusia 39 minggu

    karena tingginya (83%) frekuensi perubahan spontan menjadi letak longitudinal. Jika selama

    awal persalinan, kepala bayi dapat diputar dengan manipulasi abdomen hingga masuk ke

    panggul, posisi kepala tersebut harus dipertahankan dalam panggul selama beberapa

    kontraksi berikutnya untuk mencoba memfiksasi kepala bayi di dalam panggul. Bila tindakan

    ini gagal, tindakan seksio sesarea harus segera dilakukan. 10

    Sectio sesaria merupakan metode pilihan untuk melahirkan bayi pada letak lintang

    dengan dua pengecualian yaitu pada fetus yang imatur kurang dari 500 gram dan pada fetus

    maserasi diatas 1050 gram keduanya dapat dilahirkan pervaginam. Kenyataannya pada

    presentasi bahu dengan kematian fetus dan korioamnionitis sectio sesaria merupakan

    tindakan yang dianjurkan. Dengan insisi transversal yang rendah cukup adekuat untuk letak

    lintang, dengan syarat mengetahui pasti mengenai posisi kepala janin dan ekstremitas. Ketika

    insisi uterus sudah dilakukan, operator harus dapat menemukan kepala dan segera menarik ke

    arah rongga panggul. Jika hal ini tidak memungkinkan, operator dapat menarik bagian kaki

    dan melahirkan bayi dalam presentasi Breech. Terkadang sulit untuk melahirkan bayi dengan

    letak lintang melalui insisi transversal rendah, khususnya jika bagian punggung janin diatas

    rongga panggul sehingga dilakukan insisi T untuk melahirkan bayi.1,4,10

    Karena baik kaki maupun kepala bayi tidak menempati segmen bawah uterus, insisi

    melintang rendah pada uterus mungkin akan menyulitkan ekstraksi bayi, yang terjebak dalam

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    19/29

    19

    korpus uteri diatas garis insisi. Karena itu, insisi vertikal umumnya lebih disukai. Bila pada

    letak lintang kasep baik multi ataupun primi persalinan harus diakhiri dengan SC bila janin

    hidup dan embriotomi bila janin mati.1,3,4,6,9

    Versi Luar3

    Versi adalah prosedur untuk melakukan perubahan presentasi janin melalui

    manipulasi fisik dari satu kutub ke kutub lain yang lebih menguntungkan bagi

    berlangsungnya proses persalinan pervaginam dengan baik.

    Klasifikasi:

    a. Berdasarkan arah pemutaran Versi sepalik: merubah bagian terendah janin menjadi presentasi kepala Versi podalik: merubah bagian terendah janin menjadi presentasi bokongb. Berdasarkan cara pemutaran Versi luar (external version) proses pemutaran kutub tubuh janin dimana

    proses manipulasi seluruhnya dilakukan diluar kavum uteri

    Indikasi: letak bokong, letak lintang, letak kepala

    Syarat :

    - Janin dapat lahir pervaginam atau diperkenankan untuk lahir pervaginam (tidak ada kontraindikasi)

    - Bagian terendah janin masih dapat dikeluarkan dari pintu atas panggul(belum engage)

    - Dinding perut ibu cukup tipis dan lentur sehingga bagian-bagian tubuhjanin dapat dikenali (terutama kepala) dan daoat dirasakan dari luar dengan

    baik

    - Selaput ketuban utuh- Pada parturien yang sudah inpartu: dilatasi serviks kurang dari 4 cm dengan

    selaput ketuban yang masih utuh

    - Pada ibu yang belum inpartu: pada primigravida usia kehamilan 34-36minggu ; pada multi gravida usia kehamilan lebih dari 38 minggu.

    Kontra Indikasi:

    - Perdarahan antepartum pada plasenta previa atau plasenta letakrendah, usaha memutar janin dikhawatirkan akan menyebabkan

    plasenta lepas dari insersionya sehingga akan menambah perdarahan

    - Hipertensi pada penderita hipertensi pada umumnya sudah terjadiperubahan pembuluh arteriole plasenta sehingga manipulasi eksternal

    dapat semakin merusak pembuluh darah tersebut

    - Cacat uterus jaringan parut akibat sectio sesaria atau miomektomipada mioma intramural merupakan locus minoris resistancea yang

    mudah mengalami ruptura uteri

    - Kehamilan kembar

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    20/29

    20

    - Primi tua nilai sosial anak yang tinggi atau riwayat infertilitas ;insufisiensi plasenta atau gawat janin

    Faktor yang menentukan keberhasilan tindakan versi luar:

    - Paritas-

    Presentasi janin- Jumlah air ketuban

    Faktor yang mempengaruhi terjadinya kegagalan tindakan versi luar:

    - Bagian terendah janin sudah engage- Bagian janin sulit diidentifikasi (terutama kepala)- Kontraksi uterus yang sangat sering terjadi- Hidramnion- Tali pusat pendek- Kaki janin dalam keadaan ekstensi (frank breech)

    Teknik:

    1. Versi luar harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas tindakan SCemergensi dan dilakukan atas persetujuan penderita setelah mendapatkan

    informasi yang memadai dari dokter

    2. Sebelum melakukan tindakan VL, lakukan pemeriksaan ultrasonografiuntuk:

    - Memastikan jenis presentasi- Jumlah cairan amnion- Kelainan kongenital- Lokasi plasenta- Ada atau tidaknya lilitan tali pusat

    3. Sebelum melakukan tindakan VL, harus dilakukan pemeriksaankardiotokografi (non-stress test) untuk memantau keadaan janin

    4. Pasang iv line sambil dilakukan pengambilan darah untuk pemeriksaandarah lengkan (persiapan bilamana harus segera dilakukan tindakan sectio

    sesaria)

    5. Pasien diminta untuk mengosongkan kandung kemih6. Berikan terbutaline 0.25 mg subcutan sebagai tokolitik atau salbutamol 0.5

    mg i.v pelan pelan selama 5 menit

    Tahap mobilisasi: mengeluarkan bagian terendah janin dari panggul- Ibu berbaring terlenjang atau posisi Trendelenburg ringan dengan

    posisi tungkai dalam keadaan fleksi pada sendi paha dan lutut

    - Perut ibu diberi bedak atau jelly- Penolong berdiri disamping kanan dan menghadap ke arah kaki ibu- Dengan kedua telapak tangan diatas simfisis menghadap ke bagian

    kepala

    Tahap eksenterasi: membawa bagian terendah ke fossa illiaca

    - Setelah diluar panggul, bokong ditempatkan pada salah satu dari fossailiaca agar radius putaran tidak terlalu jauh.

    Tahap rotasi: memutar janin ke kutub yang dikehendaki

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    21/29

    21

    - Pada waktu akan melakukan rotasi penolong menghadap ke arah mukaibu

    - Satu tangan memegang bokong (bagian terendah) dan tangan lainmemegang kepala; dengan gerakan bersamaan dilakukan rotas

    sehingga janin berada presentasi yang dikehendakiTahap fiksasi: mempertahankan presentasi janin agar tidak kembali presentasi

    semula (pemasangan gurita)

    Kriteria versi luar dianggap gagal- Ibu mengeluh nyeri saat dilakukan pemutaran- Terjad gawat janin atau hasil NST memperlihatkan adanya gangguan

    terhadap kondisi janin

    - Bagian janin tidak dapat diidentifikasi dengan baik oleh karena seringterjadi kontraksi uterus saat dilakukan palpasi

    - Terasa hambatan yang kuat saat versiKomplikasi versi luar:

    - Solutio plasenta- Ruptura uteri- Emboli air ketuban- Hemorrhagia fetomaternal- Isoimunisasi- Persalinan preterm- Gawat janin dan IUFD

    Versi internal (internal version): manuver berupa versi podalik pada kala IImelalui manipulasi intrauterin (biasanya diikuti dengan tindakan ekstraksi kakisehingga lazim disebut tindakan versi ekstraksi). Manuver ini sangat

    berbahaya dan hanya dilakukan pada gemelli anak kedua yang ukuran

    tubuhnya tidak terlalu besar.

    Versi bipolar (Braxton Hicks version)

    Gambar 1.8 Versi luar

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    22/29

    22

    Gambar 1.9Versi Dalam Gambar 1.10Versi Braxton

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    23/29

    23

    Belum kasep Kasep

    Selaput Ketuban (+) Selaput Ketuban (-) Janin Mati Janin Mati

    Embriotomi SCPembukaan SC

    < 4 cm > 4 cm

    VL

    LETAK LINTANG DALAM PERSALINAN

    Janin mati Janin hidup

    Tunggu

    lengkap

    Embriotomi

    primi multi

    Riwayat obstetri

    baik jelek

    Tunggu

    lengkap

    VE

    SECTIO CESAREA

    Bagan I : (a) Alur Tatalaksana Letak Lintang dalam Persalinan

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    24/29

    24

    CURIGA LETAK LINTANG

    Konfirmasi malpresentasi

    Tidak adanya bagian terbawah

    janin dalam panggul

    Kutub janin di fosa iliaka

    terpalpasi dan teridentifikasi

    adanya ekstremitas

    Perkiraan umur kehamilan

    Periksa kesejahteraan janin

    FAKTOR PREDISPOSISI

    Grandemultipara

    Plasenta previa

    Distosia jaringan lunak

    Fundus uteri lebih rendah dari

    usia kehamilan

    Uterus pendek, lebar

    Disfungsi persalinan

    Umur kehamilan

    Janin hidup

    Aterm atau preterm pasti

    Janin mati

    diketahui

    Janin hidup

    Fungsi paru immatur

    Upayakan menghentikan

    Persalinan prematur

    Pertimbangan versi

    luar

    Singkirkan adanya

    kontraindikasi

    Persyaratan pokok

    terpenuhi, USG

    Monitoring janin

    Tokolitik gagal atau tidak

    bisa dikerjakan

    Tokolitik berhasil

    Follow up dengan

    seksama

    Versi luar tak biasa

    Dikerjakan atau gagal

    Versi luar berhasil

    Pertimbangan kemungkinan dilakukan

    persalinan pervaginam

    sectio pervaginam

    Bagan I : (b) Alur Tatalaksana Letak Lintang dalam Persalinan

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    25/29

    25

    PROGNOSIS

    Letak lintang merupakan letak yang tidak mungkin lahir spontan dan berbahaya untuk

    ibu maupun anak. Biarpun bisa lahir spontan anaknya akan lahir mati.

    Dalam keadaan tertentu, di RSHS bila umur kehamilan < 30 minggu dan atau berat anak

    < 1400 gram boleh dicoba persalinan pervaginam.

    Persalinan dengan presentasi bahu meningkatkan risiko maternal dan sangat menambah

    ancaman kematian pada bayi. Kebanyakan kematian ibu akibat komplikasi kasus kasep

    terjadi karena ruptur uteri spontan atau traumatik akibat tindakan versi dan ekstraksi yang

    keliru serta terlambat. Selain itu, sering terjadi infeksi karena partus lama. Meski dengan

    penanganan sebaik mungkin, morbiditas tetap meningkat karena seringnya disertai plasenta

    previa, peningkatan kemungkinan terjadinya prolaps tali pusat, dan keharusan untuk

    melakukan tindakan operasi besar.

    Penyebab kematian bayi adalah prolapsus funikuli dan asfiksia karena kontraksi rahim

    terlalu kuat. Juga tekukan leher yang kuat dapat menyebabkan kematian.

    Prognosis bayi sangat bergantung pada saat pecahnya ketuban. Selama ketuban masih

    utuh, bahaya bagi anak dan ibu relatif kecil. Oleh karena itu kita harus berusaha supayaketuban selama mungkin utuh, misalnya:

    1. Melarang pasien mengejan2. Pasien dengan anak yang melintang tidak dibenarkan berjalan-jalan3. Tidak diberi obat augmentasi his4. Pemeriksaan dalam dilakukan harus hati-hati jangan sampai memecahkan ketuban

    bahkan di luar rumah sakit sedapat-dapatnya jangan dilakukan pemeriksaan dalam

    Setelah ketuban pecah, bahayanya bertambah karena:

    1. Dapat terjadi letak lintang kasip jika pembukaan sudah lengkap2. Anak dapat mengalami asfiksia karena gangguan sirkulasi uteroplasenta3. Tali pusat dapat menumbung4. Bahaya infeksi bertambah

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    26/29

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    27/29

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    28/29

    28

    1. Janin letak lintang dengan dorsosuperior2. Perkiraan berat janin yang masih dalam batas normal (2228 gr)3. Tidak ada kelainan letak pada tali pusat4. Tidak ada riwayat seksio sesaria5. Penderita mempunyai riwayat obstetrik yang buruk6. His yang adekuat yaitu 2x/10 menit dengan durasi selama 35 detik7. Denyut jantung janin yang baik yaitu 143 x/menit (regular)Walaupun dengan adanya tanda-tanda diatas penderita ini tetap tidak diusahakan lahir

    dengan cara pervaginam, karena dengan lahirnya pervaginam dapat menimbulkan risiko-

    risiko pada ibu dan janinnya, maka dilakukan section secarea.

    Analisis Kasus Etiologi

    Faktor-faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak lintang diantaranya

    ialah multiparitas disertai dinding uterus dan perut yang lembek. Pada kehamilan premature,

    hidramnion dan kehamilan kembar, janin sering dijumpai dalam letak lintang. Keadaan-

    keadaan lain yang dapat menghalangi turunnya kepala kedalam rongga panggul seperti

    misalnya panggul sempit, tumor di daerah panggul dan plasenta previa dapat pula

    mengakibatkan terjadinya letak lintang tersebut. Demikian pula kelainan bentuk rahim,

    seperti misalnya uterus arkuatus atau uterus subseptus, juga merupakan juga merupakan

    penyebab terjadinya letak lintang. Pada kasus ini, etiologi dari letak lintang tidak diketahui

    tetapi pasien memiliki factor predisposisi multiparitas, dengan kehamilan premature (32

    minggu), dan riwayat abortus.

    Analisis Kasus Penatalaksanaan

    Pada kasus ini tidak ada indikasi pervaginam karena akan adanya hambatan pada

    pembukaan dan penurunan. Janin tidak dapat turun lebih lanjut dan terjepit dalam rongga

    panggul. Dalam usaha untuk mengeluarkan janin, segmen bawah uterus melebar serta

    menipis, sehingga batas antara dua bagian itu makin lama makin tinggi dan terjadi lingkaran

    retraksi patologik (letak lintang kasep), janin akan meninggal. Bahu masuk ke dalam panggul,

    sehingga rongga panggul seluruhnya terisi bahu dan bagian-bagian tubuh lainnya. Bila tidak

    segera dilakukan pertolongan, akan terjadi rupture uteri, sehingga janin yang meninggal

    sebagian atau seluruhnya keluar dari uterus dan masuk ke dalam rongga perut. Ibu berada

    dalam keadaan sangat berbahaya akibat perdarahan dan infeksi, dan seringkali meninggal.

    Maka, pada pasien ini sebaiknya dilakukan secsio sesarea.

  • 5/26/2018 Case Letak Lintang

    29/29

    29

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Cunningham, F.G dkk. 2005. Letak Lintang dalam: Williams Obstetrics.edisi 22. NewYork: Mc Graw Hill Medical Publising Division,

    2. Martohoesodo, S dan Hariadi, R. 2009. Distosia karena Kelainan Letak serta BentukJanin dalam Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo.

    Jakarta3.Gabbe SG, Niebyl JR, Simpson JL. Malpresentation. In: Obstetrics

    normaland problem pregnancies. 3rd ed. New York: Churchill Livingstone. Ltd.

    3. Winkjosastro, Hanifa, dkk. 2006. Letak Lintang, dalam Ilmu kebidanan,edisi keenam.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

    4. Winkjosastro, Hanifa, dkk. 2000. Ilmu Bedah Kebidanan edisi pertama,cetakankelima. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

    5. Wiknjosastro H. 2002. Patologi Persalinan dan Penanganannya dalam IlmuKebidanan, edisi ke-3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

    6. Jeremy Oats and Suzanne Abraham. 2005. Llewellyn-Jones Fundamentalsof Obstetrics and Gynaecology 8th Edition. Elsevier Mosby, Edinburgh

    7. Mochtar, D. 1998. Letak Lintang (Transverse Lie) dalam Sinopsis Obstetri : ObstetriFisiologi, Obstetri Patologi 2ndeds. EGC. Jakarta.

    8. Llweilyn. Jones, D. 2001. Kelainan Presentasi Janin dalam Dasar dasar Obsteri &Ginekologi. Hipokrates. Jakarta.

    9. Sastrawinata, Sulaiman, 2012, Distosia dalam Persalinan dan Kelainan Letak dalamObstetri Patologi, Bandung : EGC.

    10.Arias, Fernando. 2008.Practical Guide to High Risk Pregnancy and Delivery. 2ndedition. Mosby Year Book.