Case Epilepsi Klp 2

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    1/46

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Epilepsi dapat terjadi pada siapa saja diseluruh dunia tanpa batasan ras dan

    sosio-ekonomi. Angka kejadian epilepsy masih tinggi terutama dinegara berkembang.

    Dari banyak studi menunjukkan bahwa angka kejadian epilepsy cukup tinggi,

    diperkirakan prevalensinya berkisar antara 0,5- !. "ata-rata prevalensi epilepsy #,$

    per %000 penduduk. &edangkan angka insidensi epilepsy di 'egara berkembang

    mencapai 50-(0 kasus per %00.000 penduduk. )ila jumlah penduduk *ndonesiaberkisar $$0 juta, maka diperkirakan jumlah pasien epilepsi %,%-#,# juta. )erkaitan

    dengan umur, gra+ik prevalensi epilepsy menunjukkan pola bimodai. revalensi

    epilepsy pada bayi dan anak-anak cukup tinggi, menurun pada dewasa muda

    pertengahan, kemudian meningkat lagi pada kelompok usia lanjut.

    Di kalangan masyarakat awam masih terdapat pandangan keliru stigma

    terhadap epilepsy, antara lain dianggap sebagai penyakit akibat kutukan, guna-guna,

    kerasukan, gangguan jiwa/mental, dan penyakit yang menular melalui air liur. al ini

    berpengaruh negative terhadap upaya pelayanan pasien epilepsy. Di samping itu di

    negara-negara yang sedang berkembang, selain hal tersebut diatas, pelayanan pasien

    epilepsy masih menghadapi banyak kendala. )eberapa kendala yang sudah

    diidenti+ikasi antara lain keterbatasan dalam hal tenaga medic, sarana pelayanan, dana

    dan kemampuan masyarakat. )erbagai keterbatsan tadi dapat menurunkan

    optimalisasi penanggulangan epilepsy.

    Epilepsy berpotensi untuk menimbulkan masalah sosio-ekonomi dan

    medikolegal yang secara keseluruhan dapat menurunkan atau mengganggu kualitas

    hidup pasien epilepsy. 1asalah tersebut meliputi kesempatan untuk memperoleh hak

    pekerjaan/karier, pendidikan dan perkawinan, memperoleh tanggungan asuransi, dan

    memperoleh surat i2in mengemudi &*1. Aspek medikolegal epilepsy juga harus

    1

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    2/46

    diperhatikan oleh dokter karena kelalaian dan rekam medic yang kurang lengkap akan

    dapat menyeret dokter ke meja hijau.

    Di samping hal-hal tersebut di atas, epilepsy 3menawarkan4 masalah bagi para

    dokter, baik dokter spesialis sara+, dokter umum, maupun dokter spesialis di luar

    disiplin neurologi. Apabila 3tawaran4 tadi tidak ditanggapi sebagaimana mestinya

    oleh para praktisi medic maka epilepsy akan berlalu begitu saja, dengan arti bahwa

    epilepsy merupakan gangguan neurolohi yang tidak menarik perhatian dengan

    demikian penatalaksanaannya tidak memerlukan plat+orm yang kokoh dalam bentuk

    pedoman penatalaksanaan. &ebaliknya, apabila para praktisi medic terutama para

    dokter spesialis sara+ tertarik dengan 3tawaran4 tadi maka epilepsy di pandang

    sebagai suatu gangguan neurologic yang serius dan memerlukan pendekatantatakaksana yang sistematik dan komprehensi+. &alah satu upaya pendekatan tadi

    adalah membangun kespakatan dalam hal penatalaksanaan epilepsy secara mendasar

    yang secara operasional disebut sebagai pedoman tatalaksana epilepsy.

    1.2 Tujuan Penulisan

    ulisan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan pembaca umumnya dan

    penulis khususnya mengenai epilepsi mulai dari de+inisi, epidemiologi, etiologi,

    patogenesis,diagnosis yang meliputi anamnesis, pemeriksaan +isik dan pemeriksaan

    radiologis, serta penatalaksanaan, dan komplikasi yang ditimbulkan.

    2

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    3/46

    BAB II

    EPILEPSI

    2.1 Definisi

    Epilepsi dide+inisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan

    sei2ure berulang sebagai akibat dari adanya gangguan +ungsi otak secara intermitten

    yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik abnormal dan berlebihan di neuron-

    neuron secara paroksismal, didasari oleh berbagai +aktor etiologi.

    )angkitan epilepsi adalah mani+estasi klinik dari bangkitan serupa

    stereotipik, berlangsung secara mendadak dan sementara dengan atau tanpa

    perubahan kesadaran, disebabkan oleh hiperaktivitas listrik sekelompok sel sara+ di

    otak, bukan disebabkan oleh suatu penyakit otak akut.

    &indrom epilepsi adalah sekumpulan gejala atau tanda klinik epilepsi yang

    terjadi secara bersama-sama yang berhubungan dengan etiologi, umur, awitan onset,

    jenis bangkitan, +aktor pencetus, dan kronisitas.

    2.2 Epidei!l!gi

    Agak sulit mengestimasi jumlah kasus epilepsy pada kondisi tanpa serangan,

    pasien terlihat normal dan semua data lab juga normal, selain itu ada stigma tertentu

    pada penderita epilepsy malu/enggan mengakui. *nsiden paling tinggi pada umur $0

    tahun pertama, menurun sampai umur 50 th, dan meningkat lagi setelahnya terkait dg

    kemungkinan terjadinya penyakit. cerebrovascular. ada (5! pasien, epilepsy terjadi

    sebelum umur %# th.

    2." Pat!fisi!l!gi

    &ecara umum, epilepsi terjadi kerena menurunnya potensial membran sel

    sara+ akibat proses patologik dalam otak, gaya mekanik, atau toksik, yang selanjutnya

    menyebabkan terlepasnya muatan listrik dari sel sara+ tersebut.

    3

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    4/46

    )eberapa penelitian menunjukkan peranan asetilkolin sebagai 2at yang

    merendahkan potensial membran postsinaptik dalam hal telepasnya muatan listrik

    yang terjadi sewaktu-waktu saja sehingga mani+estasi klinisnya pun muncul sewaktu-

    waktu. )ila asetilkolin sudah cukup tertimbun di permukaan otak, maka pelepasan

    muatan listrik sel-sel sara+ kortikal dipermudah. Asetilkolin diproduksi oleh sel-sel

    sara+ kolinergik dan merembes keluar dari permukaan otak daripada selama tidur.

    ada jejas otak lebih banyak asetilkolin daripada dalam otak sehat. ada

    tumor serebri atau adanya sikatriks setempat pada permukaan otak sebagai gejala sisa

    dari meningitis, ense+alitis, kontusio serebri atau trauma lahir, dapat terjadi

    penimbunan setempat dari asetilkolin. 6leh karena itu, pada tempat itu akan terjadi

    lepas muatan listrik sel-sel sara+. enimbunan asetilkolin setempat harus mencapai

    konsentrasi tertentu untuk dapat merendahkan potensial membran sehingga lepas

    muatan listrik dapat terjadi. al ini merupakan mekanisme epilepsi +okal yang

    biasanya simptomatik.

    ada epilepsi idiopatik, tipe grand mal, secara primer muatan muatan listrik

    dilepaskan oleh nuklei intralaminares talami, yang dikenal sebagai inti centrecephalic.

    *nti merupakan terminal dari lintasan asendens aspesi+ik atau lintasan asendens

    ekstralemsnikal. *nput dari korteks serebri melalui lintasan a+eren aspesi+ik

    menentukan derajat kesadaran. )ilamana sama sekali tidak ada input maka timbullah

    koma. ada grandmal, dimana etiologinya belum diketahui, terjadi lepas muatan

    listrik dari inti-inti intralaminar talamik secara berlebih. erangsangan talamokortikal

    yang berlebihan ini menghasilkan kejang seluruh tubuh dan sekaligus menghalangi

    sel-sel sara+ yang memelihara kesadaran menerima impuls a+eren dari dunia luar

    sehingga kesadaran hilang.

    asil penelitian menunjukkan bahwa bagian dari substansia retikularis di

    bagian rostral dari mesense+alon yang dapat melakukan blokade sejenak terhadap

    inti-inti intralaminar talamik sehingga kesadaran hilang sejenak tanpa disertai kejang-

    kejang pada otot skeletal yang dikenal sebagai petit mal.

    4

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    5/46

    7ambar %. opik Epilepsi

    2.# $lasifikasi

    8lasi+ikasi yang ditetapkan oleh *nternational 9eague Againts Epilepsy *9AE terdiri

    dari dua jenis klasi+ikasi, yaitu klasi+ikasi untuk jenis bangkitan epilepsi dan

    klasi+ikasi untuk sindrom epilepsi.

    7ambar $.

    8lasi+ikasi

    8ejang

    8lasi+ikasi untuk

    jenis bangkitan

    epilepsi menurut

    gambaran kliniknya adalah sebagai berikut:

    8lasi+ikasi *9AE %;#% untuk tipe bangkitan epilepsi

    5

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    6/46

    %. )angkitan parsial/+okala. )angkitan parsial sederhana

    i. Dengan gejala motorik

    ii. Dengan gejala somatosensorik

    iii. Dengan gejala otonomiv. Dengan gejala psikis

    b. )angkitan parsial kompleks

    i. )angkitan parsial sederhana yang diikuti oleh gangguan

    kesadaran

    ii. )angkitan parsial yang disertai dengan gangguan kesadaran

    sejak awal bangkitan

    c. )angkitan parsial yang menjadi umum sekunder

    i. arsial sederhana yang menjadi umumii. arsial kompleks menjadi umum

    iii. arsial sederhana menjadi parsial kompleks, lalu menjadiumum

    $. )angkitan umum

    a. 9ena absence

    i. ipikal lenaii. Atipikal lena

    b. 1ioklonik

    c. 8lonik

    d. onik e. onik-8lonik

    +. Atonik/astatik

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    7/46

    7ambar 5. etit 1al

    7

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    8/46

    7ambar >. 8ejang arsial &ederhana

    7ambar (. 8ejang arsial kompleks

    8lasi+ikasi *9AE %;#; untuk epilepsi dan sindrom epilepsi

    %. =okal/partial locali2ed related

    a. *diopatik berhubungan dengan usia awitan

    8

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    9/46

    i. Epilepsi benigna dengan gelombang paku di daerah

    sentrotemporal childhood epilepsy with centrotemporal

    spikes

    ii. Epilepsi benigna dengan gelombang paroksismal pada daerahoksipital

    iii. Epilepsi primer saat membaca primary reading epilepsy

    b. &imtomatis

    i. Epilepsi parsial kontinua yang kronis progresi+ pada anak-anak

    kojenikow?s syndrome

    ii. &indrom dengan bangkitan yang dipresipitasi oleh suatu

    rangsangan kurang tidur, alkohol, obat-obatan, hiperventilasi,

    re+lek epilepsi, stimulasi +ungsi kortikal tinggi, membaca

    iii. Epilepsi lobus temporal

    i%. Epilepsi lobus +rontal

    %. Epilepsi lobus parietal

    %i. Epilepsi lobus oksipitalc. 8riptogenik

    $. Epilepsi umuma. *diopatik sindrom epilepsi berurutan dengan usia awitan

    i. 8ejang neonatus +amilial benigna

    ii. 8ejang neonatus benigna

    iii. 8ejang epilepsi mioklonik pada bayi

    i%. Epilepsi lena pada anak

    %. Epilepsi lena pada remaja

    %i. Epilepsi mioklonik pada remaja

    %ii. Epilepsi dengan bangkitan umum tonik-klonik pada saat

    terjaga

    %iii. Epilepsi umum idiopatik lain yang tidak termasuk salah satu di

    atas

    i&. Epilepsi tonik klonik yang dipresipitasi dengan aktivitas yang

    spesi+ikb. kriptogenik atau simtomatis berurutan sesuai dengan peningkatan

    usia

    i. &indrom west spasme in+antil dan spasme salam

    ii. &indrom lenno@-gastaut

    iii. Epilepsi mioklonik astatik

    i%. Epilepsi mioklonik lena

    9

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    10/46

    c. simtomatis

    i. Etiologi nonspesi+ik

    %. Ense+alopati mioklonik dii

    $. Ense+alopati pada in+antil dini dengan burst supression

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    11/46

    dalam sinkronisasi lepas muatan. &ebagai akibatnya dapat terjadi gangguan kesadaran

    yang berlangsung singkat absens murni, petit mal, atau lebih lama dan disertai

    kontraksi otot tonik-klonik tonik-klonik umum, grand mal.

    ada serangan +okal atau psikomotor atau yang mempunyai aura yang

    menyatakan bahwa bangkitan bermula pada sekelompok populasi neuron yang

    bersi+at epileptik, dengan pemeriksaan yang teliti dan +asilitas yang lebih baik,

    umumnya penyebabnya dapat diketahui. Dalam praktek, kata epilepsi idiopatik

    digunakan secara longgar, yaitu pasien yang tidak menunjukkan mani+estasi patologi

    otak dan penyebabnya tidak diketahui. mumnya +aktor genetik lebih berperan pada

    epilepsi idiopatik.

    engaruh +aktor genetik atau hereditas memang ada pada epilepsi, tetapi kecil.

    ada epilepsi idiopatik pengaruh ini lebih besar. elah dilakukan beberapa penelitian

    anak kembar untuk mengungkapkan hal ini. 9enno@ dan 9enno@ mendapatkan bahwa

    bila pada epilepsi tidak didapatkan mani+estasi cedera otak, maka konkordans pada

    kembar telur tunggal ialah (0,$! ! < dari 5, menunjukkan dengan jelas adanya pengaruh genetik.

    ada penderita yang epilepsi dengan mani+estasi cedera otak, konkordans

    pada kembar telur tunggal ialah %0,#! dari (, sedang pada kembar telur ganda

    ialah (,5! 5 dari >(. suboi dan 6kada mengumpulkan > laporan penelitian besar

    mengenai epilepsi pada kembaran dan mendapatkan bahwa konkordans untuk

    epilepsi ialah >0! bagi kembar telur tunggal dan %

    2. $ript!genik( dianggap simptomatik tetapi penyebabnya belum diketahui,

    termasuk di sini adalah sindrom Best, sindrom 9enno@-7astaut, dan epilepsi

    mioklonik. 7ambaran klinik sesuai dengan ense+alopati di+us.

    ". Sipt!atik(disebabkan oleh kelainan/lesi pada susunan sara+ pusat, misalnya

    trauma kepala, in+eksi &&, kelainan kongenital, lesi desak ruang, gangguan

    peredaran darah otak, toksik alkohol, metabolik, kelainan neurodegenerati+.

    11

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    12/46

    Epilepsi simtomatik dapat terjadi bila +ungsi otak terganggu oleh berbagai

    kelainan intrakranial atau ekstrakranial. enyebab intrakranial misalnya anomali

    kongenital, trauma otak, neoplasma otak, lesi iskemia, ense+alopati, abses otak,

    jaringan parut.

    enyebab yang bermula ekstrakranial dan kemudian juga mengganggu +ungsi

    otak, misalnya gagal jantung, gangguan perna+asan, gangguan metabolisme

    hipoglikemi, hiperglikemi, uremia, gangguan keseimbangan elektrolit, intoksikasi

    obat, gangguan hidrasi dehidrasi, hidrasi lebih. ampir semua penyakit otak dapat

    mengakibatkan kelainan pada sekelompok sel neuron dengan gangguan kelistrikan

    dan merupakan sumber epileptogen. )entuk serangan epilepsi yang diakibatkannya

    bergantung pada letak serta +ungsi kelompok neuron tersebut, misalnya kelompok

    neuron yang di korteks motor dapat mengakibatkan bangkitan +okal motor, dengan

    gerakan konvulsi+ pada ekstremitas kontralateral.

    )angkitan ini dapat terlokalisasi, atau dapat menjalar, menyebar sepanjang

    gyrus, melibatkan bagian tubuh lainnya, atau dapat pula menyebar ke +ormasio

    retikularis dan diikuti oleh bangkitan kejang umum. emeriksaan EE7 biasanya dapat

    menentukan letak +okus epilepsi. Caringan patologis, seperti jaringan tumor, bukanlah

    epileptogenik, namun sel neuron di sekitarnya yang menjadi terganggu +ungsi dan

    metabolismenya, dapat merupakan +okus epileptik. Cejas otak oleh trauma lahir dan

    de+ek perkembangan dapat disertai epilepsi.

    ntuk membangkitkan epilepsi dibutuhkan beberapa +aktor yang bekerja

    bersama. 8elainan struktural saja, seperti tumor atau sikatriks trauma, tidak dapat

    membangkitkannya. Diketahui bahwa jaringan abnormal tersebut selalu berada di

    dalam otak penderitanya, namun bangkitan epilepsi tidak setiap saat muncul,

    melainkan sesekali. Demikian pula, tidak semua orang yang mempunyai jaringan

    abnormal di otak, seperti tumor, akan menjadi epilepsi. Dari segi praktis, harus

    dilacak +aktor-+aktor yang ikut berperan dalam mencetuskan bangkitan epilepsi, yang

    disebut +aktor pencetus. ontoh +aktor pencetus, yang mungkin berbeda pada tiap

    12

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    13/46

    pasien, ialah stress, demam, lapar, hipoglikemia, kurang tidur, alkalosis oleh

    hiperventilasi, gngguan emosional.

    ada anak, +aktor usia dan perkembangan ikut mempengaruhi apakah akan

    ada epilepsi atau tidak. )angkitan kejang lebih jarang didapatkan pada bayi

    premature, karena sistem sara+nya belum berkembang, dan lebih sering dijumpai pada

    bayi cukup umur. )angkitan epilepsi lebih jarang dijumpai pada usia bulan-bulan

    pertama, dan lebih sering antara usia bulan sampai tahun, kemudian menurun

    +rekuensinya sampai remaja. Dari beberapa +aktor etiologi yang dapat menyebabkan

    bangkitan epilepsi di atas, pemeriksa berpendapat bahwa bangkitan epilepsi yang di

    alami oleh pasien tersebut disebabkan oleh riwayat trauma kepala yang sering dialami

    oleh pasien etiologi simptomatik.

    2.) Diagn!sis

    Anamnesis

    ola/bentuk bangkitan lama bangkitan gejala sebelum, selama dan pasca

    bangkitan, +aktor pencetus, ada/tidaknya penyakit lain yang diderita sekarang, usia

    pada saat terjadinya bangkitan pertama, riwayat saat dalam kandungan, kelahiran,

    perkembangan bayi dan anak riwayat terapi epilepsi sebelumnya riwayat penyakit

    epilepsi dalam keluarga.

    emeriksaan +isik umum dan neurologic

    1elihat adanya tanda-tanda dari gangguan yang berhubungan dengan epilepsi

    seperti: trauma kepala, in+eksi telinga gangguan kongenital, gangguan neurologik

    +okal dan di+us kecanduan alkohol dan obat terlarang, kanker.

    2.* Peeriksaan penunjang

    13

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    14/46

    emeriksaan penunjang yang biasa dilakukan terdiri atas pemeriksaan darah,

    urin, cairan serebrospinalis, elektroense+alogra+i EE7 dan pencitraan. emeriksaan

    penunjang dilakukan atas dasar indikasi.

    %.emeriksaan rin

    8adang-kadang serangan epilepsi disebabkan oleh kelainan ginjal yang dapat

    dideteksi dengan pemeriksaan urin rutin. emeriksaan urin lain ialah untuk

    mengetahui adanya asam amino dalam urine. 1isalnya pada pasien epilepsi yang

    disebabkan oleh metabolisme. emeriksaan ini dilakukan atas dasar indikasi.

    $.emeriksaan Darah

    8elainan-kelainan darah tertentu dapat menyebabkan serangan epilepsi

    umumnya normal, pungsi lumbal dilakukan pada pasien yang diduga menderita

    meningitis. ada pasien epilepsi dengan kelainan neurologis +okal dan tanda

    peninggian tekanan intrakranial sangat berbahaya apabila dilakukan pungsi lumbal.

    ada pasien dengan proses degenerati+ pemeriksaan cairan serebrospinal dapat

    berguna untuk menegakkan diagnosis, misalnya pada &ubacut &clerosing

    anencephalitis &&E. )ila ditemukan 2at anti terhadap morbili, dalam cairan

    serebrospinal berarti pasien menderita &&E.

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    15/46

    7ambar #. 1onitor EE7

    emeriksaan EE7 merupakan suatu anjuran pada pasien epilepsi danmerupakan pemeriksaan penunjang yang paling baik untuk menegakkan diagnosis

    epilepsi. Adanya kelainan +okal pada EE7 menunjukkan kemungkinan adanya lesi

    struktural di otak, sedangkan adanya kelainan umum pada EE7 menunjukkan

    kemungkinan adanya kelainan genetik atau metabolik.

    15

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    16/46

    7ambar ;. Alat EE7

    erlu diingat bahwa tidak selalu gangguan +ungsi otak dapat tercermin pada rekaman

    EE7. EE7 normal dapat dijumpai pada anak yang nyata-nyata menderita kelainan

    otak, dan sebaliknya EE7 abnormal dapat dijumpai pada anak normal dan sehat. EE7

    abnormal ringan dan tidak khas terdapat pada %5! populasi normal, dan kira-kira

    %0! pasien epilepsi mempunyai EE7 normal.

    ntuk mendapatkan hasil EE7 yang lebih positi+, perlu dilakukan beberapa

    prosedur aktivasi, misalnya tidur, hiperventilasi, stimulasi +otik dan lain-lain. Aktivasi

    tidur akan memberikan hasil positi+ terutama pada pasien dengan epilepsi psikomotor

    16

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    17/46

    epilepsi lobus temporalis. Aktivasi hiperventilasi akan memberikan hasil positi+

    terutama pada pasien epilepsi absence petit mal. &timulasi +otik akan memberikan

    hasil positi+ terutama pada epilepsi sentrasephalik. Ada jenis epilepsi yang timbul

    apabila ada rangsangan atau suara tertentu. Aktivasi dapat dilakukan dengan

    rangsangan yang sesuai, yang dapat menyebabkan timbulnya epilepsi.

    "ekaman EE7 dapat dikatakan abnormal bila terdapat:

    Asimetri irama dan voltase gelombang pada daerah yang sama di kedua

    hemis+er otak.

    *rama gelombang tidak teratur.

    *rama gelombang lebih lambat dibanding seharusnya, misal gelombang delta.

    Adanya gelombang yang biasanya tidak terdapat pada anak normal, misalnya

    gelombang tajam, paku spike, paku-ombak, paku majemuk, dan gelombang lambat

    yang timbul secara paroksismal.

    17

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    18/46

    7ambar %0. "ekaman EE7

    18

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    19/46

    7ambar %%. "ekaman EE7

    )entuk serangan epilepsi tertentu mempunyai gambaran EE7 yang khas,

    misalnya spasme in+antil mempunyai gambaran EE7 hipsaritmia, epilepsi petit mal

    mempunyai gambaran EE7 gelombang paku-ombak < siklus per detik, epilepsi

    mioklonik mempunyai gambaran EE7 gelombang paku/tajam/lambat dan paku

    majemuk yang timbul secara seremapak sinkron.

    ada pasien dengan intractable atau bentuk serangannya tidak khas, dapat

    dilakukan pemantauan EE7 disertai pemantauan video. asien dirawat dalam suatu

    ruangan yang ada videonya sambil dipasang alat EE7 telemetri jarak jauh. Dari

    19

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    20/46

    rekaman video, dapat dilihat bentuk serangannya dan apakah sesuai dengan bentuk

    serangan yang terlihat. ada saat perekaman ini, pasien dapat melakukan aktivitas

    biasa.

    7ambar %$."ekaman EE7

    20

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    21/46

    7ambar %

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    22/46

    pada toksoplasmosis kongenital, sindrom &turge-Beber dan tuberosklerosis.

    Balaupun pemeriksaan ini sudah banyak ditinggalkan.

    7ambar %. t-&can

    Angiogra+i serebral dilakukan pada pasien tertentu, yaitu pasien yang akan

    dioperasi karena adanya +okus epilepsi berupa tumor, kelainan pembuluh darah atau

    jaringan parut atro+ik di otak. Angiogra+i serebral sangat jarang dilakukan. -scan

    otak dan 1"* kedua-duanya dapat mendeteksi kelainan otak dengan baik, tetapi 1"*

    lebih baik apabila digunakan untuk mendeteksi adanya mal+ormasi otak kongenital,

    22

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    23/46

    sedangkan -scan lebih sensiti+ untuk mendeteksi adanya +okus kalsi+ikaasi yang

    kecil.

    )erbeda dengan -scan dan 1"*, melalui E kelainan otak dapat terlihat

    secara < dimensi, tetapi pemeriksaan ini masih dalam penelitian. emeriksaan

    pencintraan pada pasien epilepsi dilakukan atas dasar indikasi.

    2.+ Terapi

    ujuan terapi : menghentikan bangkitan, mengurangi +rekuensi bangkitan,

    mencegah timbulnya e+ek samping, menurunkan angka kesakitan dan kematian,

    mencegah timbulnya e+ek samping 6AE.

    rinsip terapi :

    %. 6AE diberikan bila: diagnosis epilepsi telah dipastikan, pasien dan keluarga

    pasien telah mendapatkan in+ormed consent.

    $. erapi dimulai dengan monoterapi, menggunakan 6AE pilihan sesuai dengan

    jenis bangkitan atau jenis sindrom epilepsi

    . asien dengan bangkitan tunggal direkomendasikan untuk diberi terapi bila:

    a. Dijumpai +okus epilepsi yang jelas pada EE7

    b. ada pemeriksaan &can atau 1"* otak dijumpai lesi yang berkorelasi

    dengan bangkitan, misalnya neoplasma otak, A1, abses otak, ense+alitis herpes.

    23

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    24/46

    c. ada pemeriksaan neurologik dijumpai kelainan yang mengarah pada adanya

    kerusakan otak.

    d. erdapatnya riwayat epilepsi pada saudara sekandung.

    e. "iwayat bangkitan simtomatik

    +. "iwayat trauma kepala terutama dengan penurunan kesadaran, stroke, in+eksi

    &&.

    g. )angkitan pertama berupa status epileptikus

    (. erhatikan e+ek samping 6AE dan interaksi +armakokinetik antar 6AE.

    emilihan obat didasarkan atas jenis bangkitan epilepsi, e+ek samping 6AE, dan

    interaksi antar obat anti-epilepsi.

    abel %. 6bat Anti Epilepsi

    ,enis

    -angkitan

    AE lini

    pertaa

    AE lini

    kedua

    AE lain /ang

    dapat

    diperti-angka

    n

    AE /ang

    se-aikn/a

    di0indari

    )angkitan

    umum tonik

    klonik

    &odium

    valproate

    9amotrigineopiramate

    arbama2epin

    e

    loba2am9evetiracetam

    6@carba2epin

    e

    lona2epamhenobarbital

    henytoinAceta2olamide

    )angkitan

    lena

    &odium

    valproate

    9amotrigine

    loba2am arbama2epin

    e

    6@carba2epine7abapentin

    24

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    25/46

    )angkitan

    mioklonik

    &odium

    valproate

    opiramate

    loba2am

    opiramate

    9evetiracetam

    arbama2epin

    e

    6@carba2epine7abapentin

    )angkitan

    tonik

    &odium

    valproate

    9amotrigine

    loba2am

    opiramate

    9evetiracetam

    henobarbital

    henytoin

    arbama2epin

    e

    6@carba2epine

    )angkitan

    atonik

    &odium

    valproate9amotrigine

    loba2amopiramate

    9evetiracetam

    henobarbitalAceta2olamide

    arbama2epin

    e6@carba2epine

    henytoin

    )angkitan

    +okal

    dengan/tanp

    a umum

    sekunder

    &odium

    valproate

    9amotrigineopiramate

    arbama2epin

    e

    loba2am

    9evetiracetam

    henytoin7abapentin

    iagabine

    lona2epam

    henobarbital

    Aceta2olamide

    25

    -at D!sis aal

    g30ari4

    D!sis ruatan

    g30ari4

    ,ula0 d!sis per

    0ari

    arbama2epine 00 F >00 00-%>00 $ F 00-;00 >00-

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    26/46

    abel $. 6bat Anti Epilepsi

    26

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    27/46

    Algoritma erapi Epilepsi

    abel

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    28/46

    28

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    29/46

    2.5 Peng0entian AE

    al yang harus diperhatikan dalam penghentian 6AE yaitu syarat untuk

    menghentikan 6AE dan kemungkinan kambuhnya bangkitan setelah 6AE

    dihentikan.%. &yarat umum untuk menghentikan 6AE

    a enghentian 6AE dapat didiskusikan dengan pasien atau keluarganya

    setelah bebas dari bangkitan selama minimal $ sampai 5 tahun

    b 7ambaran EE7 normal

    c arus dilakukan secara bertahap, pada umumnya $5! dari dosis semula,

    setiap bulan dalam waktu bulan

    d enghentian dimulai dari satu 6AE yang bukan utama

    $. 8ekambuhan setelah penghentian 6AE akan lebih besar kemungkinannya

    pada keadaan sebagai berikut:

    a &emakin tua usia kemungkinan timbulnya kekambuhan makin tinggib Epilepsi simtomatikc 7ambaran EE7 yang abnormal

    d &emakin lama adanya bangkitan sebelum dapat dikendalikan

    e ergantung bentuk sindrom epilepsi yang dideritaH sangat jarang pada

    sindrom epilepsi benigna dengan gelombang tajam pada daerah sentro-

    temporal, 5-$5! pada epilepsi lena masa anak kecil, $5-(5 ! epilepsi

    parsial kriptogenik/simtomatik, #5-;5! pada epilepsi mioklonik pada

    anak

    + enggunaan lebih dari satu 6AEg 1asih mendapatkan satu atau lebih bangkitan setelah memulai terapi

    h 1endapat terapi %0 tahun atau lebih

    i 8emungkinan untuk kambuh lebih kecil pada pasien yang telah bebas dari

    bangkitan selama 0-(0!

    29

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    30/46

    dapat terkontrol dengan obat epilepsi +irst line. %0! terkontrol dengan golongan obat

    baru 8olaborasi, 8omunikasi, 8epastian, 8epedulian, 8emudahan, 8omprehensi+.

    )ila lebih dari 5 tahun sesudah bangkitan terakhir, obat dihentikan dan penderita

    tidak mengalami bangkitan lagi, maka dikatakan telah mengalami remisi. &ekitar

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    31/46

    BAB III

    LAP7AN $ASUS

    ".1. Identitas pasien

    'ama : n. 1

    mur : 0 th

    Cenis kelamin : 9aki-laki

    31

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    32/46

    ekerjaan : egawai &)

    Agama : *slam

    Alamat : anjung aku

    &eorang pasien laki-laki berumur 0 th datang ke igd rsud solok pada tanggal %( juni

    $0%5 dengan :

    ".2. Ananesis

    %. 8eluhan tama

    8ejang sejak satu minggu yang lalu.

    $."iwayat enyakit &ekarang

    8ejang sejak satu minggu yang lalu, sebelumnya pasien sedang duduk tiba-

    tiba kejang selama %5 menit lebih dari < kali. 8ejang di bagian wajah dan

    anggota tubuh sebelah kanan. asien tidak mengalami penurunan kesadaran

    saat kejang berlangsung.

    )eberapa hari sebelum kejang pasien demam dan sempat berhenti minum obat

    anti epilepsi selama seminggu.

    ada saat kejang wajah pasien mengarah ke kanan dan dari mulut pasien

    keluar air liur.

    'yeri kepala dirasakan sebelah kanan, berdenyut-denyut dan disertai mual.

    'yeri muncul tiba-tiba tanpa sebab yang jelas.

    1untah tidak ada

    )A) dan )A8 baik.

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    33/46

    5. "iwayat enyakit 8eluarga

    idak ada keluarga pasien yang menderita seperti penyakit pasien

    >. "iwayat &osial dan Ekonomi

    asien seorang kepala rumah tangga dengan dua orang anak dan satu orang istri

    ".". Peeriksaan 8isik

    &tatus 7eneralis

    8eadaan mum : &edang

    8esadaran : ompos 1entis

    ekanan Darah : %$0/;0 mmg

    'adi : ;0@/i kuat dan teratur

    'a+as : $0@/i

    &uhu : 0 cm

    7i2i : )aik

    urgor 8ulit : )aik

    &tatus 9okalisata

    1ata kanan : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik

    8iri : konjungtiva tidak anemi, sclera tidak ikterik

    8elenjar 7etah )ening :

    9eher : idak teraba pembesaran 87)

    Aksila : idak teraba pembesaran 87)

    33

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    34/46

    *nguinal : idak teraba pembesaran 87)

    orak

    aru

    *nspeksi : &imetris kiri dan kanan saat statis dan dinamis

    alpasi : +remitus sama kiri dan kanan

    erkusi : &onor dikedua lapangan paru

    Auskultasi : &uara na+as normal vesicular, ronki - / - , Bhee2ing -/-

    Cantung

    *nspeksi : *ctus cordis tidak terlihat

    alpasi : *ctus cordis tidak teraba

    erkusi : Dalam batas normal

    Auskultasi : irama teratur, bising -

    Abdomen

    *nspeksi : tidak ada sikatrik, tidak ada venektasi

    alpasi : de+ans muskular - nyeri tekan dan nyeri lepas - , hepar

    dan lien tidak teraba

    erkusi : impani

    Auskultasi : )ising usus I normal

    olum ertebrae : ertebrae dalam batas normal

    c. emeriksaan 'eurologikus

    %. 7lassgow oma &cale 7& : E1>5 J %5$. anda "ansangan 1eningeal

    a. 8aku8uduk : idak ada

    b. )rud2inki * : idak ada

    34

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    35/46

    c. )rud2inki ** : idak adad. anda8ernig : idak ada

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    36/46

    upil

    )entuk *sokor *sokor

    "e+lek cahaya I I

    "e+le@ akomodasi idak dilakukan idak dilakukan

    "e+le@ 8onvergen idak dilakukan idak dilakukan

    a. ' * : 'ervus roklearis

    8anan 8iri

    7erakan mata ke

    bawah

    'ormal 'ormal

    &ikap bulbus Dalam batas normal Dalam batas normal

    Diplopia idak ada idak ada

    b. ' : 'ervus rigeminus

    8anan 8iri

    1otoric

    1embuka mulut 'ormal 'ormal

    1enggerakan rahang 'ormal 'ormal

    1enggigit 'ormal 'ormal

    1engunyah 'ormal 'ormal

    &ensorik

    Divisi optalmika

    "e+lek kornea I I

    &ensibilitas )aik )aik

    Divisi maksila

    36

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    37/46

    "e+lek masseter )aik )aik

    &ensibilitas )aik )aik

    Divisi mandibular

    &ensibilitas )aik )aik

    c. '. * : 'ervus Abdusen

    kanan 8iri

    7erakan mata lateral 'ormal 'ormal

    &ikap bulbus Dalam batas normal Dalam batas normal

    Diplopia idak ada idak ada

    d. '.** : 'ervus =asialis

    kanan 8iri

    "aut wajah &imetris &imetris

    &ekresi air mata 'ormal 'ormal

    =issura palpebral &imetris &imetris

    1enggerakkan dahi &imetris &imetris

    1enutup mata 'ormal 'ormal

    1encibir/bersiul 'ormal 'ormal

    1emperlihatkan gigi 'ormal 'ormal

    &ensasi $/< depan idak dilakukan idak dilakukan

    iperakustik idak dilakukan idak dilakukan

    e. '.*** : 'ervus estibukoklearis

    37

  • 7/25/2019 Case Epilepsi Klp 2

    38/46

    8anan 8iri

    &uara berbisik idak dilakukan idak dilakukan

    Detik arloji idak dilakukan idak dilakukan

    "inne test idak dilakukan idak dilakukan

    Beber test idak dilakukan idak dilakukan

    &wabach test

    1emanjang idak dilakukan idak dilakukan

    1emendek idak dilakukan idak dilakukan

    'istagmus

    endular idak dilakukan idak dilakukan

    ertical idak dilakukan idak dilakukan

    &iklikal idak dilakukan idak dilakukan

    engaruh posisi kepala idak dilakukan idak dilakukan

    +. '.*G : 'ervus 7lossopharingeus

    8anan 8iri

    &ensasi lidah %/. edoman atalaksana Epilepsi. E"D6&&* : Cakarta