Case Ensefalitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sfdfds

Citation preview

  • Case Toxoplasma Ensefalitis

    NAMA : HANA NIM: 030.08.112

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU SARAFRUMAH SAKIT UMUM PENDIDIKAN FATMAWATIFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI PERIODE 01 APRIL 04 MEI 2013

  • Nama: Ny. NJenis kelamin: PerempuanUsia: 32 tahunAlamat: Jl. Cilandak dalamAgama: IslamPekerjaan: Tidak bekerjaPendidikan: Tamat SLTPStatus pernikahan: JandaMasuk RS Fatmawati: Tanggal 29 maret 2013

    STATUS PASIEN

  • Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 13 April 2013 pukul 10.00 di Instalasi Rawat Inap lantai 6 selatan RSUP Fatmawati Jakarta.

  • Riwayat Penyakit Sekarang

  • Pemeriksaan FisikKeadaan umumKeadaan umum: Tampak sakit sedangKesadaran: Compos mentisTinggi badan: 155 cmBerat badan: 38 kgBMI: 15,82 kg/m2 Sikap : Berbaring Koooperasi : Kooperatif

    Tanda vitalTek darah: 100/70 mmHgnadi : 84x / menitRR : 16x / menitSuhu : 36,5 C

  • Status GeneralisKepalaKepala: Normosefali, rambut hitam, distribusi merataMata: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-Telinga: Normotia, nyeri tekan tragus (-)Hidung: Deformitas (-), deviasi septum (-)Mulut: Oral trush (+)Leher : Trakea lurus ditengah, Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)

  • Paru

    InspeksiGerak dada simetris, retraksi intercostal (-/-)PalpasiVocal fremitus sama kuat pada kedua hemitorak (+/+)PerkusiSonor di kedua lapang paruAuskultasiSuara nafas vesikuler, ronkhi (-/-), whezing (-/-)

  • Jantung

    InspeksiTidak tampak pulsasi ictus cordisPalpasiIktus kordis teraba di ICS V, 2 cm medial dari linea midclavikula sinistraPerkusiBatas atasSela iga ketiga linea parasternalis kiriBatas kananSela iga tiga-kelima linea parasternalis kananBatas kiriICS V, 2 cm medial dari linea midclavikula sinistraAuskultasiBJ I dan BJ II regular, murmur (-), Gallop (-)

  • AbdomenEkstremitas

    Inspeksi Dinding abdomen datar, jaringan parut (-)PalpasiSupel (+), Nyeri tekan epigastrium (-), defans muskular (-), Hepar lien tidak teraba membesarPerkusiTimpani (+)auskultasiBising usus (+) 3x/menit

    Ekstremitas atasAkral hangat +/+ edema -/-Ekstremitas bawahAkral hangat +/+ edema -/-

  • Pemeriksaan NeurologisKesadaran: Compos mentisKuantitatif: GCS 15 (E4V5M6)Orientasi: BaikJalan pikiran: BaikKecerdasan : BaikKemampuan bicara: BaikGerakan abnormal: Tidak ada

    Peningkatan tekanan intrakranial Penurunan kesadaran: (-)Muntah proyektil: (-)Sakit kepala: (-)Edema papil: tidak dilakukan pemeriksaan

  • Pemeriksaan NeurologisTanda rangsang MeningealKaku kuduk:(-)Brudzinski I:(-)Brudzinski II: (-)Kernig:(-/-)Laseque:(-/-)

  • Pemeriksaan NeurologisNervus I Olfaktorius : NormosmiaNervus II Optikus

    KananKiriDaya PenglihatanBaikBaikPengenalan WarnaBaikBaikLapang PandangNormalNormalTes konfrontasi Tidak dilakukan Tidak dilakukanFundus OkuliTidak dilakukanTidak dilakukan

  • N. III (oculomotor) ,IV (tokhlearis) dan VI (abdusen)Kedudukkan bola mata: OrtoposisiPergerakkan bola mata : Baik ke segala arah +/+ (nasal, temporal, superior, inferior, nasal atas dan bawah, temporal atas dan bawah)Exopthalmus : - / -Nystagmus : - / - Pupil Bentuk: Bulat, isokor, 3mm/3mmReflek cahaya langsung: +/+Reflek cahaya tidak langsung: +/+Reflek akomodasi : +/+Reflek konvergensi : +/+

  • N. V. Trigeminus

    N. VII Fasialis

    KananKiriMenggigit BaikBaikMembuka mulutBaik Baik Sensibilitas ophtalmikBaikBaikSensibilitas maxillaBaikBaikSensibilitas mandibulaBaikBaik

    KananKiriKerutan kulit dahi++Mengangkat alis++Memejamkan mata ++Menyeringai++Mencucukan bibir++Daya kecap lidah 2/3 depanTidak dilakukanTidak dilakukan

  • N. VIII (Vestibulo cochlearis)Vestibuler Vertigo : (-)Nistagmus: (-)CochlearTuli Konduktif: Tidak dilakukan pemeriksaanTuli perseptif : Tidak dilakukan pemeriksaanN. IX, X (Glossofaringeus, Vagus)

    Arkus faringsUvulaSimetrisSimetris ditengahDaya kecap lidah 1/3 belakangTidak dilakukanReflek muntahTidak dilakukanMenelanBaik

  • N. XI Aksesorius

    N. XII Hipoglossus

    KananKiriMemalingkan kepalaBisa melakukanBisa melakukanMengangkat bahu++Trofi otot bahuEutrofieutrofi

    Sikap lidahNormalArtikulasiJelasTremor lidahNegatifMenjulurkan lidahTidak ada deviasiKekuatan lidahTidak dilakukanFasikulasi lidahNegatif

  • Pemeriksaan neurologisKekuatan motorikEkstremitas superior

    Ekstremitas inferior

    Lengan atasLengan bawahTanganJari-jariKananKiriKananKiri KananKiriKananKiriKekuatan55555555

    Tungkai atasTungkai bawahKakiJari-jariKananKiriKananKiriKananKiriKanan KiriKekuatan33333333

  • Gerakan involunter :KananKiriTremor:--Chorea:--Ballismus:--Athetose:--

    Reflek fisiologis

    Extremitas superiorKanan KiriBiceps +2 +2Triceps +2 +2Ekstremitas inferiorPatella+1+1Achilles+1+1

  • Refleks PatologisEkstremitas superiorKanan KiriHoffman Tromner: - -

    Ekstremitas inferiorBabinsky:--Chaddock:--Gordon:--Schaeffer:--Gonda: - -

    Klonus patella:--Klonus achilles:--Sensorik : Eksteroseptif : BaikProprioseptif : Baik

  • Fungsi Keseimbangan dan KoordinasiTest Rhomber: Tidak valid dinilaiJari-jari: Tidak valid dinilaiJari-hidung: Tidak valid dinilaiTumit lutut: Tidak valid dinilai

    Fungsi VegetatifMiksi: +Inkontinensia urine: -Defekasi : +Inkontinensia alvi : -

    Fungsi LuhurAstereognosia: -Apraksia: -Afasia: -Keadaan PsikisIntelegensia: baikDemensia: (-)Tanda regresi : (-)

  • Pemeriksaan Laboraturium

    PemeriksaanHasilNilai RujukanHEMATOLOGI Hemoglobin 10,6 g/dl13.2 17.3 g/dlHematokrit 32 %33-45%Leukosit 3,4 ribu/ul 5.0-10.0 ribu/ulTrombosit 730 ribu/ul150-440 ribu/ulEritrosit 3.15 juta/ul3.80-5.20 juta/ulVER/HER/KHER/RDW VER 103,2 fl80.0-100.0 flHER 33,6 pg26.0-34.0 pgKHER 32.5 g/dl32.0-36.0 g/dlRDW 18,4 %11.5-14.5%FUNGSI HATISGOT 374 U/L 0-34 U/ISGPT 215 U/L 0-40 U/IFUNGSI GINJALUreum 34 mg/dl 20-40 mg/dlCreatinin 0.2 mg/dl 0.6-1.5 mg/dlELEKTROLIT DARAHNatrium 128 mmol/L135-147 mmol/LKalium4,76 mmol/L3.10-5.10 mmol/LKlorida 99 mmol/L95-108 mmol/LHEMATOLOGILED20.00.0-10.0

  • Pemeriksaan PenunjangFoto ThoraxParu: tampak infiltrat dikedua lapang paruKesan tb paruJantung : dalam batas normal

  • CT-ScanKesan : multifokal ensefalitis

  • Resume Perempuan usia 32 tahun, datang dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 1 hari SMRS. Kata ibunya, pasien berbicara tidak jelas seperti mengigau. 1 minggu sebelumnya pasien sudah merasa demam dan nyeri kepala yang dirasakan terus menerus dan tidak hilang dengan istirahat.

    Pasien juga mengeluhkan kelemahan pada kedua tungkai kaki. Pasien juga mengeluh mual dan muntah setiap kali makan. Nafsu makan pasien menurun semenjak sakit ini. pasien juga mengeluhkan sariawan dan lidahnya putih.

  • Resume Pasien mengaku sering mengeluh demam naik turun selama 1 tahun terakhir ini, disamping itu juga pasien mengeluh diare yang hilang timbul serta batuk-batuk berdahak. Pasien mengetahui bahwa dirinya terkena HIV/AIDS serta TB paru pada bulan Desember 2012 dan sudah berobat selama 4bulan.

  • Resume Pada Pemeriksaan fisik didapatkan: Kesadaran: Compos mentisTanda vitalTekanan darah: 100/70 mmHg Suhu : 36,5 oCPernafasan: 18 x / menitNadi : 84 x / menit

  • Pada status neurologis, ditemukan keadaan pasien sebagai berikut :

    GCS: E4 V5 M6 Mata: Pupil bulat isokor, RCL : +/+, RCTL :+/+TRM: Kaku kuduk (-), Laseq (>70/>70), Kernigue (>135/>135) Brudzinsky I dan II (-)

    Nervus Cranialis: Parese (-)

  • Motorik:

    Sensorik : BaikOtonom : BaikRefleks fisiologis :

    Refleks Patologis : - / -

    +2+2+1+1

    5555555533333333

  • Diagnosis Kerja

  • Tatalaksana Oxyvit 1x1 impepsa 3x15 ccHp pro 3x2 capsNew diatabs 3x2 tabRanitidin 2x1 ampCiticolin 3x500Ceftazidine 3x1 grClindamicin 3 x 600 mgCurcuma 3x2

  • prognosis

  • Tinjauan PustakaEnsefalitis toksoplasma, merupakan penyebab tersering lesi otak fokal infeksi oportunistik tersering pada pasien AIDS. Di Amerika angka kejadiannya mencapai 30%-50%, sedangkan di Eropa mencapai 50% - 70%. Berdasarkan penelitian di bagian neuroinfeksi RSUPNCM angka kejadian 31%. Diagnosis presumtif ensefalitis toksoplasma dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan penunjang serologis dan pencitraan, baik dengan tomografi komputer (CT Scan) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI).Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan baku emasnya dengan pemeriksaan histopatologi dari biopsy dan ditemukannya takizoit dan bradizoit.

  • Tinjauan PustakaDefinisi Toxoplasmosis adalah penyakit infeksi oleh parasit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii yang dapat menimbulkan radang pada kulit, kelenjar getah bening, jantung, paru, ,mata, otak, dan selaput otak.Terdapat 2 macam bentuk dari Toxoplasma yaitu bentuk intraseluler dan bentuk ekstraseluler bulat atau lonjong, sedang bentuk ekstraseluler seperti bulan sabit yang langsing, dengan ujung yang satu runcing sedang lainnya tumpul. Ukuran parasit micron 4-6 mikron, dengan inti terletak di ujung yang tumpul.

  • Etiologi ToxoplasmosisToxoplasma gondii adalah parasit intraseluler pada momocyte dan sel-sel endothelial pada berbagai organ tubuh. Toxoplasma ini biasanya berbentuk bulat atau oval, jarang ditemukan dalam darah perifer, tetapi sering ditemukan dalam jumlah besar pada organ-organ tubuh seperti pada jaringan hati, limpa, sumsum tulang, otak, ginjal, urat daging, jantung dan urat daging licin lainnya.

  • Siklus Hidup dan Morfologi Toxoplasmosis.Toxoplasma gondii terdapat dalam 3 bentuk yaitu bentuk trofozoit, kista, clan Ookista.

  • Trofozoit berbentuk oval dengan ukuran 3-7 um, dapat menginvasi semua sel mamalia yang memiliki inti sel. Dapat ditemukan dalam jaringan selama masa akut dari infeksi. Bentuk kedua adalah kista yang terdapat dalam jaringan dengan jumlah ribuan berukuran 10-100 um. Kista penting untuk transmisi aan paling banyak terdapat dalam otot rangka, otot jantung dan susunan syaraf pusat.Bentuk yang ke tiga adalah bentuk Ookista yang berukuran 10-12 um. Ookista terbentuk di sel mukosa usus kucing dan dikeluarkan bersamaan dengan feces kucing

  • Pencegahan Toxoplasmosis1. Daging yang akan dikonsumsi hendaknya dimasak pada suhu 150F (66C),sedangkan pada daging yang dibekukan mengurangi infektivitas parasit tetapi tidak membunuh parasit.

    2. Ibu hamil yang belum diketahui telah mempunya antibodi terhadap toxoplasma gondi, dianjurkan untuk tidak kontak dengan kucing. Pakailah sarung tangan karet dan cucilah tangan selallu setelah bekerja dan sebelum makan.

    3. Apabila memelihara kucing, maka sebaiknya kucing diberikan makanan kering, makanan kaleng atau makanan yang telah dimasak dengan baik dan jangan biarkan membru makanan sendiri.

    4. Cucilah tangan baik-bai sebelum makan dan sesudah menjamah dagin mentah atau setelah memegang tanah yang terkontaminasi kotoran kucing.

    5. Awasi kucing liar, jangan biarkan kucing tersebut membuang kotoran ditempat bermain anak-anak

  • Ensefalitis toksoplasmaDisebut juga toksoplasmosis otak, muncul pada kurang lebih 10% pasien AIDS yang tidak diobati. Hal ini disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, yang dibawa oleh kucing, burung dan hewan lain yang dapat ditemukan pada tanah yang tercemar oleh tinja kucing dan kadang pada daging mentah atau kurang matang. Begitu parasit masuk ke dalam sistem kekebalan, ia menetap di sana; tetapi sistem kekebalan pada orang yang sehat dapat melawan parasit tersebut hingga tuntas, mencegah penyakit

  • Tanda dan gejala

  • Diagnosa Pemeriksaan SerologiPemeriksaan cairan serebrospinalPemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR)CT scan Biopsi otak

  • Penatalaksanaan .Toksoplasmosis otak diobati dengan kombinasi pirimetamin dan sulfadiazin. Kedua obat ini dapat melalui sawar-darah otak.Toxoplasma Gondii,membutuhkan vitamin B untuk hidup. Pirimetamin menghambat pemerolehan vitamin B oleh tokso. Sulfadiazin menghambat penggunaannya.kombinasi pirimetamin 50-100 mg perhari yang dikombinasikan dengan sulfadiazin 1-2 g tiap 6 jam.pasien yang alergi terhadap sulfa dapat diberikan kombinasi pirimetamin 50-100 mg perhari dengan clindamicin 450-600 mg tiap 6 jam.

  • Daftar PustakaAru W. Sudoyo, dkk. HIV/AIDS di Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV.Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 20062.Sylvia Price dan Lorraine Wilson. Human Immunodeficiency (HIV)/Acquired ImmunodeficiencySindrome). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Volume 1. Edisi 6. Jakarta: EGC,20063.Patric Davey. Infeksi HIV dan AIDS. At a Glance Medicine. Jakarta: EMS. 20064.Profesor.dr.H.Jusf Misbach, dkk. HIV-AIDS Susunan Saraf Pusat. Neurologi. Jakarta: PerhimpunanDokter Spesialis Saraf Indonesia 2006.5.Gilroy J. Basic Neurology. Mc Graw-Hill. 3rd.edition. New York. 2000 : 482-90.6.Belman Anita L,Maletic-Savatic Mirjana. Human Immunodeficiency Virus and AcquiredImmunodeficiency Syndrome. In Textbook Clinical Neurology. Goetz. 2003:955-89.7.Harrington Robert. Opportunistic Infection in HIV Disease. Best Practice Medicine. Januari 2003.8.