33
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Infeksi virus Hepatitis B (HBV) yang pertama kali ditemukan pada tahun 1996, telah terjadi pada lebih dari 350 juta penduduk di seluruh dunia. Infeksi HBV saat ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar serta serius, karena selain manifestasinya sebagai penyakit HBV akut beserta komplikasinya, lebih penting lagi ialah dalam bentuk sebagai karier, yang dapat menjadi sumber penularan bagi lingkungan. 1,3 Hepatitis B biasanya ditularkan dari orang ke orang melalui kontak perkutaneus atau permukosal terhadap cairan tubuh dari seseorang yang terinfeksi HBV, melalui hubungan seksual dan transmisi perinatal dari seorang ibu yang terinfeksi ke bayinya. Manifestasi klinis dapat bervariasi mulai dari hepatitis subklinik hingga hepatitis simtomatik, dan meskipun jarang dapat terjadi hepatitis fulminan. Komplikasi jangka panjang dari hepatitis mencakup sirosis hepatis dan hepatoma. 1 Infeksi VHB pada wanita hamil dapat ditularkan secara tranplasental dan 20 % dari anak yang terinfeksi melalui jalur ini akan berkembang menjadi kanker hati 1

case dr. adella.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: case dr. adella.docx

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Infeksi virus Hepatitis B (HBV) yang pertama kali ditemukan pada tahun

1996, telah terjadi pada lebih dari 350 juta penduduk di seluruh dunia. Infeksi HBV

saat ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar serta serius, karena

selain manifestasinya sebagai penyakit HBV akut beserta komplikasinya, lebih

penting lagi ialah dalam bentuk sebagai karier, yang dapat menjadi sumber penularan

bagi lingkungan.1,3

Hepatitis B biasanya ditularkan dari orang ke orang melalui kontak

perkutaneus atau permukosal terhadap cairan tubuh dari seseorang yang terinfeksi

HBV, melalui hubungan seksual dan transmisi perinatal dari seorang ibu yang

terinfeksi ke bayinya. Manifestasi klinis dapat bervariasi mulai dari hepatitis

subklinik hingga hepatitis simtomatik, dan meskipun jarang dapat terjadi hepatitis

fulminan. Komplikasi jangka panjang dari hepatitis mencakup sirosis hepatis dan

hepatoma.1

Infeksi VHB pada wanita hamil dapat ditularkan secara tranplasental dan 20

% dari anak yang terinfeksi melalui jalur ini akan berkembang menjadi kanker hati

primer atau sirosis hepatis pada usia dewasa. Oleh karena itu bayi yang lahir dari ibu

carier HBsAg harus diimunisasi dengan memberikan immunoglobulin dan vaksin

hepatitis B segera.

Saat ini di seluruh dunia diperkirakan lebih 350 juta orang pengidap HBV

persisten, hampir 74 % (lebih dari 220 juta) pengidap bermukim dinegara-negara

Asia. Bagian dunia yang endemisitasnya tinggi adalah terutama Asia yaitu Cina,

Vietnam, Korea, dimana 50–70 % dari penduduk berusia antara 30 – 40 tahun pernah

kontak dengan HBV, dan sekitar 10 – 15 % menjadi pengidap Hepatitis B Surfase

Antigen (HbsAg). Menurut WHO Indonesia termasuk kelompok daerah dengan

endemisitas sedang dan berat (3,5 – 20 %).1

1

Page 2: case dr. adella.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Hepatitis B merupakan penyakit infeksi virus pada hati yang disebabkan oleh

virus hepatitis B.2,3 Virus hepatitis B menyerang hati, masuk melalui darah ataupun

cairan tubuh dari seseorang yang terinfeksi seperti halnya virus HIV. Virus hepatitis

B adalah virus nonsitopatik, yang berarti virus tersebut tidak menyebabkan kerusakan

langsung pada sel hepar. Sebaliknya, adalah reaksi yang bersifat menyerang sistem

kekebalan tubuh yang biasanya menyebabkan radang dan kerusakan pada hepar.3

B. ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB). Virus ini pertama kali

ditemukan oleh Blumberg pacta tahun 1965 dan di kenal dengan nama antigen

Australia. Virus ini termasuk DNA virus.2

Virus hepatitis B berupa partikel dua lapis berukuran 42 nm yang disebut

"Partikel Dane". Lapisan luar terdiri atas antigen HBsAg yang membungkus partikel

inti (core). Pada inti terdapat DNA VHB Polimerase. Pada partikel inti terdapat

Hepatitis B core antigen (HBcAg) dan Hepatitis B e antigen (HBeAg). Antigen

permukaan (HBsAg) terdiri atas lipo protein dan menurut sifat imunologik proteinnya

virus Hepatitis B dibagi menjadi 4 subtipe yaitu adw, adr, ayw dan ayr. Subtipe ini

secara epidemiologis penting, karena menyebabkan perbedaan geomorfik dan rasial

dalam penyebarannya. Virus hepatitis B mempunyai masa inkubasi 45-80 hari, rata-

rata 80-90 hari.3

2

Page 3: case dr. adella.docx

Pada manusia hati merupakan target organ bagi virus hepatitis B. Virus

Hepatitis B (VHB) mula-mula melekat pada reseptor spesifik di membran sel hepar

kemudian mengalami penetrasi ke dalam sitoplasma sel hepar. Dalam sitoplasma

VHB melepaskan mantelnya, sehingga melepaskan nukleokapsid. Selanjutnya

nukleokapsid akan menembus dinding sel hati. Di dalam inti asam nukleat VHB akan

keluar dari nukleokapsid dan akan menempel pada DNA hospes dan berintegrasi;

pada DNA tersebut. Selanjutnya DNA VHB memerintahkan sel hati untuk

membentuk protein bagi virus baru dan kemudian terjadi pembentukan virus baru.

Virus ini dilepaskan ke peredaran darah, mekanisme terjadinya kerusakan hati yang

kronik disebabkan karena respon imunologik penderita terhadap infeksi. Respon

antibody humoral bertanggung jawab terhadap proses pembersihan partikel virus

yang berada dalam sirkulasi, sedangkan antibody seluler mengeliminasi sel-sel yang

terinfeksi. Apabila reaksi imunologik tidak ada atau minimal maka terjadi keadaan

karier sehat.2

3

Page 4: case dr. adella.docx

Gambaran patologis hepatitis akut tipe A, B dan Non A dan Non B adalah

sama yaitu adanya peradangan akut diseluruh bagian hati dengan nekrosis sel hati

disertai infiltrasi sel-sel hati dengan histiosit. Bila nekrosis meluas (masif) terjadi

hepatitis akut fulminan. Bila penyakit menjadi kronik dengan peradangan dan fibrosis

meluas didaerah portal dan batas antara lobulus masih utuh, maka akan terjadi

hepatitis kronik persisten. Sedangkan bila daerah portal melebar, tidak teratur dengan

nekrosis diantara daerah portal yang berdekatan dan pembentukan septa fibrosis yang

meluas maka terjadi hepatitis kronik aktif.2,3,4

C. FAKTOR PREDISPOSISI

Faktor Host (Penjamu)

Adalah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi

timbulnya penyakit hepatitis B. Faktor penjamu meliputi:

a. Umur

Hepatitis B dapat menyerang semua golongan umur. Paling sering pada bayi dan

anak (25 - 45,9 %) resiko untuk menjadi kronis, menurun dengan bertambahnya

umur dimana pada anak bayi 90 % akan menjadi kronis, pada anak usia sekolah 23

-46 % dan pada orang dewasa 3-10%.8 Hal ini berkaitan dengan terbentuk antibodi

dalam jumlah cukup untuk menjamin terhindar dari hepatitis kronis.

b. Jenis kelamin

Berdasarkan sex ratio, wanita 3x lebih sering terinfeksi hepatitis B dibanding pria.

c. Mekanisme pertahanan tubuh

Bayi baru lahir atau bayi 2 bulan pertama setelah lahir lebih sering terinfeksi

hepatitis B, terutama pada bayi yang sering terinfeksi hepatitis B, terutama pada

bayi yang belum mendapat imunisasi hepatitis B. Hal ini karena sistem imun

belum berkembang sempurna.

d. Kebiasaan hidup

Pecandu obat narkotika suntikan, pemakaian tatto, pemakaian akupuntur.

4

Page 5: case dr. adella.docx

e. Pekerjaan

Kelompok resiko tinggi untuk mendapat infeksi hepatitis B adalah dokter, dokter

bedah, dokter gigi, perawat, bidan, petugas kamar operasi, petugas laboratorium

dimana mereka dalam pekerjaan sehari-hari kontak dengan penderita dan material

manusia (darah, tinja, air kemih).

Faktor Agent

Penyebab Hepatitis B adalah virus hepatitis B termasuk DNA virus. Virus

Hepatitis B terdiri atas 3 jenis antigen yakni HBsAg, HBcAg, dan HBeAg.

Faktor Lingkungan

Merupakan keseluruhan kondisi dan pengaruh luar yang mempengaruhi

perkembangan hepatitis B. Yang termasuk faktor lingkungan adalah:

a. Lingkungan dengan sanitasi jelek

b. Daerah dengan angka prevalensi VHB nya tinggi

c. Daerah unit pembedahan: Ginekologi, gigi, mata.

d. Daerah unit laboratorium

e. Daerah unit bank darah.

f. Daerah dialisa dan transplantasi.

g. Daerah unit perawatan penyakit dalam5

D. SUMBER DAN CARA PENULARAN

Dalam kepustakaan disebutkan cara penularan virus Hepatitis B berupa:5

a. Darah: penerimaan produk darah, pasien hemodialisis, pekerja kesehatan,

pekerja yang terpapar darah.

b. Transmisi seksual.

5

Page 6: case dr. adella.docx

c. Penetrasi jaringan (perkutan) atau permukosa: tertusuk jarum, penggunaan

ulang peralatan medi yang terkontaminasi, penggunaan bersama pisau cukur

dan silet, tato, akuunktur, tindik, penggunaan sikat gigi bersama.

d. Transmisi maternal-neonatal, maternal-infant.

Secara epidemiologik penularan infeksi virus hepatitis B dibagi 2 cara penting

yaitu:1

a. Penularan vertikal; yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari ibu yang

HBsAg positif kepada anak yang dilahirkan yang terjadi selama masa

perinatal. Penularan vertical sebagian besar (95%) terjadi saat persalinan,

hanya sebagian kecil saja (5%) selama bayi didalam kandungan. Penularan 

yang terjadi pada masa perinatal dapat melalui maternofetal micro

infusion yang terjadi pada saat  terjadi kontraksi uterus, tertelannya cairan

amnion yang mengandung VHB serta masuknya VHB melalui lesi yang

terjadi pada kulit bayi pada waktu melalui jalan lahir. Penularan infeksi

vertikal juga dapat terjadi setelah persalinan

b. Penularan horizontal; yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari seorang

pengidap virus hepatitis B kepada orang lain disekitarnya.

E. MANIFESTASI KLINIS

Berdasarkan gejala klinis dan petunjuk serologis, manifestasi klinis hepatitis

B dibagi 2 yaitu :

1. Hepatitis B akut yaitu manifestasi infeksi virus hepatitis B terhadap individu yang

sistem imunologinya matur sehingga berakhir dengan hilangnya virus hepatitis B

dari tubuh kropes. Hepatitis B akut terdiri atas :1

a. Hepatitis B akut yang khas

Bentuk hepatitis ini meliputi 95 % penderita dengan gambaran ikterus yang

jelas. Gejala klinis terdiri atas 3 fase yaitu :

1) Fase Praikterik (prodromal)

6

Page 7: case dr. adella.docx

Merupakan fase di antara timbulnya keluhan-keluhan dengan gejala

timbulnya ikterus. Ditandai dengan malaise umum, mialgia, atralgia dan

mudah lelah, gejala saluran napas atas dan anoreksia. Nyeri abdomen

biasanya ringan dan menetap di kuadran kanan atas atau epigastrium,

kadang diperberat dengan aktivitas. 5

2) Fase lkterik

Ikterus muncul setelah 5-10 hari. Pada banyak kasus fase ini tidak

terdeteksi. Setelah timbul ikterus jarang terjadi perburukan gejala

prodormal, tetapi justru akan terjadi perbaikan klinis yang nyata. Terjadi

hepatomegali dan splenomegali.5

3) Fase Konvalesen (Penyembuhan)

Diawali dengan menghilangnya ikterus dan kelainan lain, tetapi

hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati tetap ada. Munculnya perasaan

sudah lebih sehat, kembalinya nafsu makan. Keadaan akut biasanya akan

membaik dalam 2-3 minggu. Perbaikan klinis dan laboratorium lengkap

akan terjadi dalam 16 minggu.5

b. Hepatitis Fulminan

Bentuk ini sekitar 1 % dengan gambaran sakit berat dan sebagian besar

mempunyai prognosa buruk dalam 7-10 hari, lima puluh persen akan berakhir

dengan kematian. Adakalanya penderita belum menunjukkan gejala ikterus

yang berat, tetapi pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oxaloasetic

Transaminase) memberikan hasil yang tinggi pada pemeriksaan fisik, hati

menjadi lebih kecil, kesadaran cepat menurun hingga koma, mual dan muntah

yang hebat disertai gelisah, dapat terjadi gagal ginjal akut dengan anuria dan

uremia.2

2. Hepatitis B kronis yaitu manifestasi infeksi virus hepatitis B terhadap individu

dengan sistem imunologi kurang sempurna sehingga mekanisme, untuk

7

Page 8: case dr. adella.docx

menghilangkan VHB tidak efektif dan terjadi koeksistensi dengan VHB. Ada 3

fase penting dalam perjalanan penyakit hepatitis B kronik:

a. Fase imunotoleransi.

Pada masa anak-anak sistem imun tubuh dapat toleran terhadap VHB

sehingga kadar virus dalam darah dapat sedemikian tingginya namun tidak

terjadi peradangan yang berarti. Dalam keadaan tersebut VHB ada dalam fase

replikatif denga titer HbsAg yang tinggi, HbeAg positif, anti Hbe negatif, titer

DNA VHB tinggi dengan kadar ALT (alanin aminotransferase) yang relatif

normal.

b. Fase imunoaktif atau fase immune clearance.

Pada sekitar 30% individu dengan persistensi VHB akibat terjadinya replikasi

VHB yang berkepanjangan, terjadi proses nekroinflamasi yang ditandai

dengan naiknya kadar ALT. Pada keadaan ini pasien mulai kehilangan

toleransi imun terhadap VHB. Pada fase ini tubuh berusaha menghancurkan

virus dan menimbulkan pecahnya sel-sel hati yang terinfeksi VHB.

c. Fase nonreplikatif atau fase residual.

Sekitar 70% individu akhirnya dapat menghilangkan sebagian besar partikel

VHB tanpa ada kerusakan sel yang berarti. Pada keadaan ini titer HbsAg

rendah dengan HbeAg yang menjadi negatif dan anti Hbe yang menjadi

positif secara spontan, serta kadar ALT yang normal, yang menandai

terjadinya fase nonreplikatif atau fase residual. Sekitar 20-30% pasien dalam

fase residual dapat mengalami reaktivasi dan menyebabkan kekambuhan.

F. DIAGNOSIS

Oleh karena penderita hepatitis B, terutama pada anak seringkali tanpa gejala

maka diagnosis seringkali hanya bisa ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium.

Kadangkala baru dapat diketahui pada waktu menjalani pemeriksaan rutin atau untuk

pemeriksaan dengan penyakit-penyakit yang lain.4

Tes laboratorium yang dipakai untuk menegakkan diagnosis adalah:3

8

Page 9: case dr. adella.docx

1. Tes antigen-antibodi virus Hepatitis B:

a. HbsAg (antigen permukaan virus hepatatitis B )

Merupakan material permukaan/kulit VHB. HBsAg mengandung protein yang

dibuat oleh sel-sel hati yang terinfesksi VHB. Jika hasil tes HBsAg positif,

artinya individu tersebut terinfeksi VHB, karier VHB, menderita hepatatitis B

akut ataupun kronis. HBsAg bernilai positif setelah 6 minggu infeksi VHB

dan menghilang dalam 3 bulan. Bila hasil tetap setelah lebih dari 6 bulan

berarti hepatitis telah berkembang menjadi kronis atau pasien menjadi karier

VHB. HbsAg positif makapasien dapat menularkan VHB.

b. Anti-HBs (antibodi terhadap HBsAg)

Merupakan antibodi terhadap HbsAg. Keberadaan anti-HBsAg menunjukan

adanya antibodi terhadap VHB. Antibodi ini memberikan perlindungan

terhadap penyakit hepatitis B . Jika tes anti-HbsAg bernilai positif berarti

seseorang pernah mendapat vaksin VHB ataupun immunoglobulin. Hal ini

juga dapat terjadi pada bayi yang mendapat kekebalan dari ibunya. Anti-

HbsAg posistif pada individu yang tidak pernah mendapat imunisasi hepatitis

B menunjukkan bahwa individu tersebut pernah terinfeksi VHB.

c. HbeAg

Yaitu antigen envelope VHB yang berada di dalam darah. HbeAg bernilai

positif menunjukkan virus VHB sedang aktif bereplikasi atau

membelah/memperbayak diri. Dalam keadaan ini infeksi terus berlanjut.

Apabila hasil positif dialami hingga 10 minggu maka akan berlanjut menjadi

hepatitis B kronis. Individu yang memiliki HbeAg positif dalam keadaan

infeksius atau dapat menularkan penyakitnya baik kepada orang lain maupun

janinnya.

d. Anti-Hbe

Merupakan antibodi terhadap antigen HbeAg yang diproduksi oleh tubuh.

Anti-HbeAg yang bernilai positif berati VHB dalam keadaan fase non-

replikatif.

9

Page 10: case dr. adella.docx

e. HbcAg (antigen core VHB)

Merupakan antigen core (inti) VHB, yaitu protein yang dibuat di dalam inti

sel hati yang terinfeksi VHB. HbcAg positif menunjukkan keberadaan protein

dari inti VHB.

f. Anti-Hbc (antibodi terhadap antigen inti hepatitis B)

Merupakan antibodi terhadap HbcAg. Antibodi ini terdiri dari dua tipe yaitu

IgM anti HBc dan IgG anti-HBc. IgM anti HBc tinggi menunjukkan infeksi

akut. IgG anti-HBc positif dengan IgM anti-HBc negatif menunjukkan infeksi

kronis pada seseorang atau orang tersebut penah terinfeksi VHB. 3,4

G. Pengaruh Terhadap Kehamilan dan Bayi

Dilaporkan 10-20 % ibu hamil dengan HBsAg positif yang tidak mendapatkan

imunoprofilaksis, menularkan virus pada neonatusnya Dan ± 90 % wanita hamil

dengan seropositif untuk HBsAg dan HBeAg menularkan virus secara vertikel

kepada janinnya dengan insiden ± 10 % pada trimester I dan 80-90 % pada

trimester III. Adapun faktor predisposisi terjadinya transmisi vertikal adalah(7) :

1. Titer DNA VHB yang tinggi

2. Terjadinya infeksi akut pada trimester III

3. Pada partus memanjang yaitu lebih dari 9 jam

Sedangkan ± 90 % janin yang terinfeksi akan menjadi kronis dan mempunyai

resiko kematian akibat sirosis atau kanker hati sebesar 15-25 % pada usia dewasa

nantinya.

Infeksi VHB tidak menunjukkan efek teratogenik tapi mengakibatkan insiden

Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR ) dan Prematuritas yang lebih tinggi diantara

ibu hamil yang terkena infeksi akut selama kehamilan. Dalam suatu studi pada

infeksi hepatitis akut pada ibu hamil (tipe B atau non B) menunjukkan tidak ada

pengaruh terhadap kejadian malformasi kongenital, lahir mati atau stillbirth,

abortus, ataupun malnutrisi intrauterine. Pada wanita dengan karier VHB tidak

akan mempengaruhi janinnya, tapi bayi dapat terinfeksi pada saat persalinan (baik

10

Page 11: case dr. adella.docx

pervaginam maupun perabdominan) atau melalui ASI atau kontak dengan karier

pada tahun pertama dan kedua kehidupannya .Pada bayi yang tidak divaksinasi

dengan ibu karier mempunyai kesempatan sampai 40 % terinfeksi VHB selama

18 bulan pertama kehidupannya dan sampai 40 % menjadi karier jangka panjang

dengan resiko sirosis dan kanker hepar dikemudian harinya.7

VHB dapat melalui ASI sehingga wanita yang karier dianjurkan mendapat

Imunoglobulin hepatitis B sebelum bayinya disusui. Penelitian yang dilakukan

Hill JB,dkk (dipublikasikan tahun 2002) di USA mengenai resiko transmisi VHB

melalui ASI pada ibu penderita kronis-karier menghasilkan kesimpulan dengan

imunoprofilaksis yang tepat termasuk Ig hepatitis B dengan vaksin VHB akan

menurunkan resiko penularan. Sedangkan penelitian WangJS, dkk

(dipublikasikan 2003) mengenai resiko dan kegagalan imunoprofilaksis pada

wanita karier yang menyusui bayinya menghasilkan kesimpulan tidak terdapat

perbedaan yang bermakna antara ASI dengan susu botol. Hal ini mengindikasikan

bahwa ASI tidak mempunyai pengaruh negatif dalam merespon anti

HBs.Sedangkan transmisi VHB dari bayi ke bayi selama perawatan sangat

rendah.(4)

Ibu hamil yang karier VHB dianjurkan untuk memberikan bayinya

Imunoglobulin Hepatitis B (HBIg) sesegera mungkin setelah lahir dalam waktu

12 jam sebelum disusui untuk pertama kalinya dan sebaiknya vaksinasi VHB

diberikan dalam 7 hari setelah lahir. Imunoglobulin merupakan produk darah

yang diambil dari darah donor yang memberikan imunitas sementara terhadap

VHB sampai vaksinasi VHB memberikan efek. Vaksin hepatitis B kedua

diberikan sekitar 1 bulan kemudian dan vaksinasi ketiga setelah 6 bulan dari

vaksinasi pertama. Penelitian yang dilakukan Lee SD, dkk (dipublikasikan 1988)

mengenai peranan Seksio Sesarea dalam mencegah transmisi VHB dari ibu

kejanin menghasilkan kesimpulan bahwa SC yang dikombinasikan dengan

imunisasi Hepatitis B dianjurkan pada bayi yang ibunya penderita kronis-karier

HbsAg dengan level atau titer DNA-VHB serum yang tinggi.4

11

Page 12: case dr. adella.docx

Tes hepatitis B terhadap HBsAg dianjurkan pada semua wanita hamil

pada saat kunjungan antenatal pertama atau pada wanita yang akan melahirkan

tapi belum pernah diperiksa HbsAg-nya. Lebih dari 90 % wanita ditemukan

HbsAg positif pada skreening rutin yang menjadi karier VHB. Tetapi

pemeriksaan rutin wanita hamil tua untuk skreening tidak dianjurkan kecuali pada

kasus-kasus tertentu seperti pernah menderita hepatitis akut, riwayat tereksposure

dengan hepatitis, atau mempunyai kebiasaan yang beresiko tinggi untuk tertular

seperti penyalahgunaan obat-obatan parenteral selama hamil, maka test HbsAg

dapat dilakukan pada trimester III kehamilan. HbsAg yang positif tanpa IgM anti

HBc menunjukkan infeksi kronis sehingga bayinya harus mendapat HBIg dan

vaksin VHB.7

h. Pencegahan

Pencegahan penularan VHB dapat dilakukan dengan melakukan aktifitas

seksual yang aman, tidak menggunakan bersama obat-obatan yang

mempergunakan alat seperti jarum, siringe, filter, spons, air dan tourniquet, dsb,

tidak memakai bersama alat-alat yang bisa terkontaminasi darah seperti sikat gigi,

gunting kuku, dsb, memakai pengaman waktu kerja kontak dengan darah, dan

melakukan vaksinasi untuk mencegah penularan.4

Profilaksis pada wanita hamil yang telah tereksposure dan rentan

terinfeksi adalah sbb6 :

1. Ketika kontak seksual dengan penderita hepatitis B terjadi dalam 14 hari

Berikan vaksin VHB kedalam m.deltoideus. Tersedia 2 monovalen vaksin

VHB untuk imunisasi pre-post eksposure yaitu Recombivax HB dan

Engerix-B. Dosis HBIg yang diberikan 0,06 ml/kgBB IM pada lengan

kontralateral.

Untuk profilaksis setelah tereksposure melalui perkutan atau luka mukosa,

dosis kedua HBIg dapat diberikan 1 bulan kemudian.

2. Ketika tereksposure dengan penderita kronis VHB

12

Page 13: case dr. adella.docx

Pada kontak seksual, jarum suntik dan kontak nonseksual dalam rumah

dengan penderita kronis VHB dapat diberikan profilaksis post eksposure

dengan vaksin hepatitis B dengan dosis tunggal.

Wanita hamil dengan karier VHB dianjurkan memperhatikan hal-hal sbb :

Tidak mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan hepatotoksik seperti

asetaminophen

Jangan mendonorkan darah, organ tubuh, jaringan tubuh lain atau semen

Tidak memakai bersama alat-alat yang dapat terkontaminasi darah seperti

sikat gigi,dsb.

Memberikan informasi pada ahli anak, kebidanan dan laboratorium bahwa

dirinya penderita hepatitis B carier.

Pastikan bayinya mendapatkan HBIg saat lahir, vaksin hepatitis B dalam 1

minggu setelah lahir, 1 bulan dan 6 bulan kemudian.

Konsul teratur kedokter

Periksa fungsi hati.

Rekomendasi dari SOGC (The Society Obstetric and Gynaecologic of Canada)

mengenai amniosintesis sbb(6):

Resiko infeksi VHB pada bayi melalui amniosintesis adalah rendah.

Pengetahuan tentang status antigen HBc pada ibu sangat berharga dalam

konseling tentang resiko penularan melalui amniosintesis.

Untuk wanita yang terinnfeksi dengan VHB, VHC dan HIV yang memerlukan

amniosintesis diusahakan setiap langkah-langkah yang dilakukan jangan

sampai jarumnya mengenai plasenta.

Pilihan persalinan

Pilihan persalinan dengan Seksio sesaria telah diusulkan dalam

menurunkan resiko transmisi VHB dari ibu kejanin. Walaupun dari penelitian

para ahli cara persalinan tidak menunjukkan pengaruh yang bermakna dalam

13

Page 14: case dr. adella.docx

transmisi VHB dari ibu ke janin yang mendapatkan imunoprofilaksis. ACOG

tidak merekomendasikan SC untuk menurunkan transmisi VHB dari ibu ke janin.

Pada persalinan ibu hamil dengan titer VHB tinggi (> 3,5 pg/ml atau HbeAg

positif) lebih baik SC sebagai pilihan cara persalinan.\

14

Page 15: case dr. adella.docx

BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 Identitas

Nama : Ny. S

Umur : 20 tahun

Pekerjaan : IRT

Alamat : Ds. Sungai Rebo. Kec. Banyuasin 1. Kab Banyuasin. Sumsel

Agama : Islam

Tgl. MRS : 14/10/2014 Pukul 12:30 WIB

No. RM : 271772

Identitas suami:

Nama : Depri

Umur : 21 tahun

Alamat : Ds. Sungai Rebo. Kec. Banyuasin 1. Kab Banyuasin. Sumsel

Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Islam

3.2 Anamnesa

Keluhan Utama : hamil dengan hepatitis B

Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :

Pasien datang ke Poli Kebidanan RSMP untuk kontrol dan berkonsultasi tentang

kehamilannya karena os mengaku mengidap penyakit hepatitis B yang diderita os

sejak kecil. Os sedang hamil anak pertama keluhan nyeri bawah perut, keluar air-air,

keluar darah tidak ada. Gerakan janin masih dirasakan ibu. Menurut ibu Os, pada saat

usia 3 tahun os pernah dirawat di RS. Charitas dengan keluhan demam dan kuning.

Menurut dokter saat itu os menderita sakit kuning. Os dirawat selama sekitar 2

15

Page 16: case dr. adella.docx

minggu dan pulang dengan perbaikan. Saat kelulusan SMA Os pernah memeriksa

kesehatan hasilnya positip mengidap hepatitis B.

1 hari sebelum ke Poli Os kembali memeriksa kesehatanya dan hasilnya positip

hepatitis b dengan nilai reaktif yang tinggi. Os disarankan untuk berkonsultasi ke

dokter kandungan.

Riwayat Mensturasi:

Menarche : ±15 tahun

Siklus : 28 hari

Lamanya : 5—6 hari

Riwayat Persalinan:

Tahun JK BBL PB

L

Hamil ini

Riwayat Penyakit Dahulu:

Hepatitis : ada

Asma : disangkal

Penyakit jantung : disangkal

Diabetes militus : disangkal

Hipertensi : disangkal

Alergi obat dan makanan : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

Hepatitis : disangkal

Asma : disangkal

Penyakit jantung : disangkal

16

Page 17: case dr. adella.docx

Diabetes militus : disangkal

Hipertensi : disangkal

Alergi obat dan makanan : disangkal

1.3. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

Tanda vital : TD: 120/70 mmHg

Nadi : 78 x/ menit

RR : 20 x/ menit

T: 36,8oC

Kepala :

- Mata : konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)

- Hidung : nafas cuping hidung (-), secret (-)

- Mulut : tidak ada kelainan

- Telinga : tidak ada kelainan

Leher : tidak ada kelainan

Thorak : tidak ada kelainan

Abdomen : tidak ada kelainan

Ekstremitas : Acral dingin -

Status obstetri

Pemeriksaan luar :

- TFU 2 Jbpx / 36 cm. teratas bokong. Memanjang, Puka, presentasi

kepala blum masuk PAP. DJJ: 132 x/m

Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan

17

Page 18: case dr. adella.docx

1.4. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tanggal 15/10/14

- HB : 11,8 gr/dl

- Leukosit : 7200/ui

- Diffcount : 1/0/1/77/11/10

- Golongan darah: A

- Rhesus : +

- Clotting time : 9”

- Bleeding time :2”

- HBs Ag : reaktif : indeks 5266

.

1.5. PENEGAKAN DIAGNOSIS

Dari Anamnesis Pasien datang ke Poli Kebidanan RSMP untuk

kontrol dan berkonsultasi tentang kehamilannya karena os mengaku mengidap

penyakit hepatitis B yang diderita os sejak kecil. Os sedang hamil anak

pertama keluhan nyeri bawah perut, keluar air-air, keluar darah tidak ada.

Gerakan janin masih dirasakan ibu.

Pemeriksaan vital sign TD: 120/70 mmHg, nadi : 78 x/ menit, RR : 20

x/ menit T: 36,8oC. pemeriksaan keadaan spesifik kepala, leher, thorak,

abdomen dan ekstremitas dalam keadaan normal. TFU 2 Jbpx / 36 cm. teratas

bokong. Memanjang, presentasi kepala blum masuk PAP. DJJ: 132 x/m.

Pemeriksaan laboratorium HBs Ag reaktif : indeks 5266.

1.6. Diagnosis Kerja

G1P0A0 hamil aterm belum inpartu janin tunggal hidup presentasi

kepala dengan hepatitis B

1.7. Penatalaksanaan

- Pro Sc

18

Page 19: case dr. adella.docx

o Persiapan operasi: inform consent, Cek laboratorium, konsul

dokter anestesi dan Anak

o IVFD RL gtt XX x/m

o Kateter urin

o Antibiotic profilaksis: Cefotaxime 2x1gr IV

o Puasa 6 jam sebelum operasi.

- Laporan operasi

Dilakukan Seksio sesaria elektif pada tanggal 16 oktober 2014 pukul

20:15

Tindakan dimulai

Penderita dalam posisi telentang dalam anastesi spinal

Dilakukan septik dan antiseptik

 insisi   pfannenstiel kulit dirobek sampai facia dengan tajam.

Kemudian facia dipisah dengan M. rectus abdominis. Rectus

abdominis dipisah dan peritoneum di buka dengan tumpul. Plika

dibuat sayantan kemudian di perluas secara tumpul hingga tampak

ketuban. Ketuban dipecahkan.

Pukul 20:25 :

Lahir neonates laki-laki dengan melokalisir kepala. Berat bayi

3000gr. PB: 49 cm

Pukul 20 :27

Plasenta dilahirkan lengkap. 1 plasenta dan 1 tali pusat

Dilakukan penjahitan uterus secara jelujur

Perdarahan dirawat. Luka operasi ditutup lapir demi lapis.

- Tatalaksana post sc pada Ibu

o Observasi vital sign dan perdarahan

o Kateter menetap

19

Page 20: case dr. adella.docx

o Mobilisasi

Bedrest 6 jam pertama. 6 - 12 jam post SC miring

kiri/kanan . 12-24 jam belajar duduk. 24 jam post SC

belajar jalan

o IVFD RL + oksitosin 20 ui + Tramadol 25 mg gtt XX x/m

o Metronidazol 3 x 500 mg IV

o Cefotaxime 2 x 1 gr IV

o Asam tranexamat 3 x 500 mg IV

o Pronalges supp 3 x 1 intra rectal

Pada neonates 16/10/14 pukul 23:00

injeksi immunoglobulin hepatitis b (paha kanan)

imunisasi hepatitis 0 dipaha kiri

20

Page 21: case dr. adella.docx

BAB IV

PEMBAHASAN

Pasien datang ke Poli Kebidanan RSMP untuk kontrol dan berkonsultasi

tentang kehamilannya karena os mengaku mengidap penyakit hepatitis B yang

diderita os sejak kecil. Os sedang hamil anak pertama keluhan nyeri bawah perut,

keluar air-air, keluar darah tidak ada. Gerakan janin masih dirasakan ibu.

Pemeriksaan vital sign TD: 120/70 mmHg, nadi : 78 x/ menit, RR : 20 x/ menit

T: 36,8oC. pemeriksaan keadaan spesifik kepala, leher, thorak, abdomen dan

ekstremitas dalam keadaan normal. TFU 2 Jbpx / 36 cm. teratas bokong. Memanjang,

presentasi kepala blum masuk PAP. DJJ: 132 x/m. Pemeriksaan laboratorium HBs

Ag reaktif : indeks 5266. Dari anamnesis dan pemeriksaan laboratorium diatas jelas

bahwa Ny. S G1P0A0 hamil 36 minggu, belum inpatu JTH Preskep dengan

menderita Hepatitis B.

Pilihan persalinan pada kasus ini adalah seksio sesaria karena untuk menghidari

terjadinya infeksi vertical dari ibu ke bayi akibat dari proses persalinan karena

sebagian besar (95%) terjadi saat persalinan, hanya sebagian kecil saja (5%) selama

bayi didalam kandungan.

Segera setelah lahir neonates di beri immunoglobulin hepatitis B dan Vaksin

Hepatitis 0 guna mencegah infeksi hepatitis dan membentuk imunitas aktif dari virus

hepatitis.

21

Page 22: case dr. adella.docx

BAB V

KESIMPULAN

Hepatitis B merupakan penyakit infeksi virus pada hati yang disebabkan oleh

virus hepatitis B. Hepatitis B biasanya ditularkan dari orang ke orang melalui

kontak perkutaneus atau permukosal terhadap cairan tubuh dari seseorang yang

terinfeksi HBV, melalui hubungan seksual dan transmisi perinatal dari seorang

ibu yang terinfeksi ke bayinya.

Penularan vertical sebagian besar (95%) terjadi saat persalinan, hanya

sebagian kecil saja (5%) selama bayi didalam kandungan. Sekitar ± 90 % janin

yang terinfeksi akan menjadi kronis dan mempunyai resiko kematian akibat

sirosis atau kanker hati sebesar 15-25 % pada usia dewasa nantinya.

Menurut WHO Indonesia termasuk kelompok daerah dengan endemisitas

sedang dan berat (3,5 – 20 %).

Pada laporan ini didapatkan Os datang ke Poli Kebidanan RSMP untuk

kontrol dan berkonsultasi tentang kehamilannya karena os mengaku mengidap

penyakit hepatitis B yang diderita os sejak kecil. Os sedang hamil anak pertama

keluhan nyeri bawah perut, keluar air-air, keluar darah tidak ada. Gerakan janin

masih dirasakan ibu. Hasil pemerkasaan laboratorium HBs Ag reaktif : indeks

5266.

Pilihan persalinan pada pasien ini adalah seksio sesaria. Hal itu bertujuan

untuk meminimalisir risiko infeksi vertical dari ibu ke bayi.

22