Upload
missun13
View
215
Download
0
Embed Size (px)
7/26/2019 Case BP fix BOX B
1/20
BAB I
PENDAHULUAN
Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat disebabkan oleh
bermacam-macam penyebab seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing.
Pneumonia adalah salah satu penyakit yang menyerang saluran nafas bagian
bawah yang terbanyak kasusnya di dapatkan di praktek-praktek dokter atau rumah
sakit dan sering menyebabkan kematian terbesar bagi penyakit saluran nafas
bawah yang menyerang anak-anak dan balita hampir di seluruh dunia.
Diperkirakan pneumonia banyak terjadi pada bayi kurang dari 2 bulan.
Pneumonia hingga saat ini masih tercatat sebagai masalah kesehatan utama
pada anak di Negara berkembang. Pneumonia merupakan penyebab utama
morbiditas dan mortalitas anak berusia dibawah lima tahun balita!. Diperkirakan
hampir seperlima kematian anak didunia, lebih kurang 2 juta anak balita
meninggal setiap tahun akibat pneumonia, sebagian besar terjadi di "frika dan
"sia #enggara. $nsiden pneumonia di negara berkembang yaitu %&-'() per *&&&
anak di bawah usia ( tahun, *+-22) per *&&& anak pada usia (- tahun, dan -
*+) per *&&& anak pada anak yang lebih tua. aktor sosial ekonomi yang rendah
mempertinggi angka kematian. Di $ndonesia, pneumonia merupakan penyebab
kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberculosis. /enurut survei
kesehatan nasional 01N! 2&&*, 2,+) kematian bayi dan 22,) kematian balita
$ndonesia disebabkan oleh penyakit sistem pernafasan, terutama pneumonia.
"ngka kematian pneumonia yang dirawat inap berkisar antara 2&-%().
3ronkopneumonia merupakan radang dari saluran pernafasan yang terjadi
pada bronkus sampai dengan alveolus paru. Penyakit ini banyak dijumpai pada
anak kecil dan bayi dan biasanya disebabkan oleh bakteri streptokokus pneumonia
dan 4emofilus influen5a yang sering ditemukan pada dua pertiga dari hasil
isolasi. 3ronkopneumonia lebih sering merupakan infeksi sekunder terhadap
berbagai keadaan yang melemahkan daya tahan tubuh tetapi bisa juga sebagai
infeksi primer yang biasanya kita jumpai pada anak-anak dan orang dewasa.
1
7/26/2019 Case BP fix BOX B
2/20
3erdasarkan data 647, kejadian pneumonia di $ndonesia pada balita
diperkirakan antara *&-2&) pertahun.
Penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan yang mencolok
walaupun ada berbagai kemajuan dalam bidang antibiotik. 4al di atas disebabkan
oleh munculnya organisme nosokomial yang resisten terhadap antibiotik, adanya
organisme-organisme baru dan penyakit seperti "$D0 Acquired
Immunodeficiency Syndrome! yang semakin memperluas spektrum dan derajat
kemungkinan terjadinya bronkopneumonia. 7leh karena itu, pentingnya bagi
seorang dokter untuk memahami tentang penyakit ini, sehingga penyakit ini dapat
didiagnosis dan ditatalaksana secara tepat.
2
7/26/2019 Case BP fix BOX B
3/20
BAB II
STATUS PASIEN
1. Identifikasi
Nama 8 /uhammad "l atah
9enis 1elamin 8 :aki-laki
;mur 8 2 bulan :ahir *% Desember 2&*(!
Nama "yah 8 "lamsyah
Nama $bu 8 /aimunah
"gama 8 $slam
0uku 3angsa 8 0umatera
"lamat 8 9l. 0lamet ! bertambah sering, bnyaknya -? perhari. 1emudian penderita
dibawa ke Puskesmas dan dikatakan demam serta sesak nafas, penderita dirujuk
ke $=D
7/26/2019 Case BP fix BOX B
4/20
i!a"at Pen"akit Dahulu
o
7/26/2019 Case BP fix BOX B
5/20
o 1esan 8 $munisasi dasar tidak lengkap
i!a"at Pe#kemban%an 'isik
o 3erbalik 8 2 bulan
o #engkurap 8 -
o 1esan 8 Perkembangan sesuai usia
i!a"at S(sial Ek(n(mi
Penderita merupakan anak ke enam dari enam bersaudara. "yah penderita bekerja
sebagai buruh harian lepas. $bu penderita seorang ibu rumah tangga.
1esan8 0osioekonomi menengah kebawah.
). Peme#iksaan 'isik
Keadaan Umum
1esadaran 8 compos mentis
Nadi 8 *%+ kaliB menit, isi dan tegangan cukup, reguler
Pernapasan 8 '( kaliB menit#ekanan darah 8 -
0uhu 8 %,+ oA
3erat badan 8 (,+ kg
Panjang 3adan 8 ( cm
0aturasi 72 8 )
Keadaan S*esifikKulit
#urgor kulit normal
Ke*ala
3entuk 8 bulat, simetris
;;3 8 rata, tidak menonjol
7/26/2019 Case BP fix BOX B
6/20
ikterik, refleks cahaya >B>, pupil bulat, isokor, % mm
4idung 8 sekret tidak ada, NA4 ada
#elinga 8 sekret tidak ada
/ulut 8 mukosa mulut kering, sianosis -!
#enggorok 8 dinding faring tidak hiperemis, #*-#*tidak hiperemis
:eher 8 perbesaran 1=3 tidak ada, 9EP tidak meningkat
Th(#a+
Pa#u,*a#u
$nspeksi 8 statis dan dinamis simetris, retraksi ada $A dan Fpigastrium!
Palpasi 8 strem fremitus kanan G kiri
Perkusi 8 sonor pada kedua lapangan paru
"uskultasi 8 vesikuler >! meningkat, ronkhi basah halus nyaring di kedua
basal paru, whee5ing -!.
-antun%
$nspeksi 8 pulsasi, iktus cordis dan voussour cardiaquetidak terlihat
Palpasi 8 thrilltidak teraba
Perkusi 8 jantung dalam batas normal
"uskultasi 8 4
7/26/2019 Case BP fix BOX B
7/20
"kral dingin tidak ada, edema tidak ada, sianosis tidak ada
Peme#iksaan Neu#(l(%is
ungsi /otorik 8
Pemeriksaan#ungkai :engan
1anan 1iri 1anan kiri
=erakan 0egala arah 0egala arah 0egala arah 0egala arah
1ekuatan >( >( >( >(
#onus Futoni Futoni Futoni Futoni
1lonus - - - -
N > N > N > N
7/26/2019 Case BP fix BOX B
8/20
4. Dia%n(sis Ke#$a
3ronkopneumonia
5. en6ana Peme#iksaan
7/26/2019 Case BP fix BOX B
9/20
7 8 1; 8 #ampak sakit ringan
10 8 Aompos mentis
N 8 ** ?Bmenit
# 8 %+, oA
! $A dan Fpigastrium
Aor 8 39 $-$$ normal, murmur -!, gallop -!
Pulmo 8 Eesikuler >! meningkat, ronki basah halus nyaring >B>!,
whee5ing -B-!
"bdomen 8 Datar, lemas, heparBlien tidak teraba, 3; >! normal
Fkstremitas 8 "kral hangat
" 8 3ronkopneumonia
P 8 72nasal 2 literB menit
$ED D( I N0 rest J! gtt + makroBmenit
"mpicillin %?*& mg $E 2!
Aefta5idim %?*&& mg $E *!
Nebulisasi salbutamol *cc > NaAl &,) 2cc per + jam
*&& ?+& cc
#anggal 2' ebruari 2&*+
0 8 3atuk -!, sesak -!, demam -!
7 8 1; 8 #ampak sakit ringan
10 8 Aompos mentis
N 8 **& ?Bmenit
# 8 %+, oA
7/26/2019 Case BP fix BOX B
10/20
#ora? 8 0imetris, retraksi -!
Aor 8 39 $-$$ normal, murmur -!, gallop -!
Pulmo 8 Eesikuler >! meningkat, ronki basah halus nyaring >B>!,
whee5ing -B-!
"bdomen 8 Datar, lemas, heparBlien tidak teraba, 3; >! normal
Fkstremitas 8 "kral hangat
" 8 3ronkopneumonia
P 8 72nasal 2 literB menit
$ED D( I N0 rest J! gtt + makroBmenit
"mpicillin %?*& mg $E %!
Aefta5idim %?*&& mg $E 2!
Nebulisasi salbutamol *cc > NaAl &,) 2cc per + jam
*&& ?+& cc
7/26/2019 Case BP fix BOX B
11/20
1. B#(nk(*neum(nia
1.1 Definisi
3ronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis adalah peradangan
pada parenkim paru yang melibatkan bronkusBbronkiolus yang berupa distribusi
berbentuk bercak-bercak patchy distribution!. 1onsolidasi bercak berpusat
disekitar bronkus yang mengalami peradangan multifokal dan biasanya bilateral.
1onsolidasi pneumonia yang tersebar patchy! ini biasanya mengikuti suatu
bronkitis atau bronkiolitis
7/26/2019 Case BP fix BOX B
12/20
pneumoniae "lsagaff dkk, 2&&'!. 3erikut daftar etiologi pneumonia pada anak
sesuai dengan usia yang bersumber dari data di negara maju 0aid, 2&&!
Usia Eti(l(%i te#se#in% Eti(l(%i te#$a#an%
:ahir C 2& hari Bakte#i 8 !"colli,
Streptococcus grup B,
#isteria monocytogenes
Bakte#i 8B$ateri anaerob,
Streptococcus grup %,
Haemophilus influenza,
Streptococcus
pneumoniae
9i#us 8 C&, H&% minggu C %
bulan
Bakte#i 8 Clamydia
trachomatis, Streptococcus
pneumoniae
9i#us 8 Adenovirus,
Influenza, 'arainfluenza (,
), *
Bakte#i 8 Bordetella
pertusis, Haemophilus
influenza tipe B,
ora+ella catharalis,
Staphylococcus aureus
9i#us 8 C&
' bulan C ( tahun Bakte#i 8 Clamydiapneumoniae, ycoplasma
pneumoniae, Streptococcus
pneumoniae
9i#us 8 Adenovirus,
inovirus, Influenza,
'arainfluenza
Bakte#i 8 Haemophilusinfluenza tipe B,
ora+ella catharalis,
Staphylococcus aureus,
-eisseria meningitidis
9i#us 8 &aricela zoster
( tahun C remaja Bakte#i 8 Clamydia
pneumoniae, ycoplasma
pneumoniae
Bakte#i 8 Haemophilus
influenza, #egionella sp"
1. Pat(fisi(l(%i
Dalam keadaan sehat pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan
mikroorganisme, keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan
paru. #erdapatnya bakteri di dalam paru merupakan ketidakseimbangan antara
12
7/26/2019 Case BP fix BOX B
13/20
daya tahan tubuh sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan berakibat
timbulnya infeksi penyakit. 3ila pertahanan tubuh tidak kuat maka
mikroorganisme dapat melalui jalan nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan
radang pada dinding alveoli dan jaringan sekitarnya. 0etelah itu mikroorganisme
tiba di alveoli membentuk suatu proses peradangan yang meliputi empat stadium,
yaitu8
1. 0tadium $ ' C *2 jam pertamaBkongesti!
Disebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. 4al ini ditandai dengan
peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi.
4iperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-
sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan. /ediator-mediator
tersebut mencakup histamin dan prostaglandin. Degranulasi sel mast juga
mengaktifkan jalur komplemen. 1omplemen bekerja sama dengan histamin
dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan
permeabilitas kapiler paru.
4al ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang
interstisium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan
alveolus. Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan
jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka
perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering
mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin.
2. 0tadium $$ ' jam berikutnya!
Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah,
eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu host ! sebagai bagian dari
reaksi peradangan. :obus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya
penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah
dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau
sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung
sangat singkat, yaitu selama ' jam.
%. 0tadium $$$ % C hari!
13
7/26/2019 Case BP fix BOX B
14/20
Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih
mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin
terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa sel.
Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat
karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan
kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti.
'. 0tadium $E C ** hari!
Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh
makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula "lsagaff dkk,
2&&'!.
1. &anifestasi Klinis
3ronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian
atas selama beberapa hari. 0uhu dapat naik secara mendadak sampai %-'&&A dan
mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. "nak sangat gelisah, dispnue,
pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di
sekitar hidung dan mulut. 3atuk biasanya tidak dijumpai pada awal penyakit, anak
akan mendapat batuk setelah beberapa hari, pada awalnya berupa batuk kering
kemudian menjadi produktif.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan, inspeksi 8 perlu diperhatikan adanya
tahipnue, dispnue, sianosis sekitar hidung dan mulut, pernapasan cuping hidung,
distensi abdomen, retraksi sela iga, batuk semula nonproduktif menjadi produktif,
serta nyeri dada pada waktu menarik napas. Palpasi 8 suara redup pada sisi yang
sakit, hati mungkin membesar, stem fremitus mungkin meningkat pada sisi yang
sakit, dan nadi mungkin mengalami peningkatan tachicardia!. Perkusi 8 suara
redup pada sisi yang sakit. "uskultasi, auskultasi sederhana dapat dilakukan
dengan cara mendekatkan telinga ke hidungBmulut bayi. Pada anak yang
bronkopneumonia akan terdengar stridor.
Pada bronkopneumonia, hasil pemeriksaan fisik tergantung pada luasnya
daerah yang terkena. Pada perkusi toraks sering tidak dijumpai adanya kelainan.
14
7/26/2019 Case BP fix BOX B
15/20
Pada auskultasi mungkin hanya terdengar ronki basah gelembung halus sampai
sedang. 3ila sarang bronkopneumonia menjadi satu konfluens! mungkin pada
perkusi terdengar suara yang meredup dan suara pernafasan pada auskultasi
terdengar mengeras Munihasto, 2&&!.
1.4 Peme#iksaan Penun$an%
a! Darah Perifer :engkap
Pada pneumoia virus dan juga mikoplasma umumnya ditemukan leukosit
dalam batas normal atau sedikit meningkat. "kan tetapi pada pneumonia
bakteri didapatkan leukositosis *(.&&& C '&.&&&Bmm%!. Dengan prdominan
P/N. :eukopenia (&&&Bmm% ! menunjukkan prognosis yang buruk. Pada
infeksi Chlamydia kadang C kadang ditemukan eosinofilia. Pada efusi pleura
didapatkan sel P/N pada cairan eksudat berkisar %&&-*&&.&&&Bmm%, protein O
2,( gBdl, dan glukosa relatigf lebih rendah daripada glukosa darah. 1adang C
kadang terdapat anemia ringan dan :FD yang meningkat. 0ecara umum hasil
peneriksaan darah perifer lengkap tidak dapat membedakan antara infeksi virus
dan bakteri secara pasti.b! A-
7/26/2019 Case BP fix BOX B
16/20
d! Pemeriksaan mikrobiologis
;ntuk pemeriksaan mikrobiologik, spesimen dapat diambil dari usap
tenggorok, sekret nasofaring, bilasan bronkus, darah, punksi pleura atau
aspirasi paru. Diagnosis dikatakan definitif apabila kuman ditemukan dari
darah, cairan pleura, atau aspirasi paru. 1ultur darah jarang positif pada infeksi
ycoplasma dan Chlamydia"
e! Pemeriksaan rontgen #horaks
0ecara umum gambaran oto thoraks terdiri dari 8
$nfiltrat interstisial, ditandai dengan peningkatan corakan bronkovaskuler,
peribronchial cuffingdan hiperaerasi.
$nfiltrat alveoler, merupakan konsolidasi paru dengan air bronchogram.
1onsolidasi dapat mengenai satu lobus pneumonia lobaris !, atau terlihat
sebagai lei tunggal yang biasanya cukup besar, berbentuk sferis, batas tidak
terlalu tegas, menyerupai lesi tumor paru, dikenal sebagai round
pneumonia"
3ronkopneumonia, ditandai dengan gambaran difus merata pada kedua
paru, berupa bercak C bercak infiltrat yang meluas hingga ke daerah perifer
paru, disertai dengan peningkatan corakan peribronkial.
=ambaran radiologis pneumonia meliputi infiltrat ringan pada satu paru hingga
konsolidasi luas pada kedua paru. Pada satu penelitian, ditemukan bahwa lesi
pneumonia pada anak terbanyak berada di paru kanan, terutama di lobus atas.
3ila ditemukan di pru kiri dan terbanyak di olbus bawah, hal itu merupakan
prediktor perjalanan penyakit yang lebih berat dengan resiko terjadinya
pleuritis lebih besar 0aid, 2&&!.
1.5 Dia%n(sis
3erikut merupakan diagnosis pneumonia berdasarkan klasifikasi 647
menggunakan kriteria klinis pada daerah dengan keterbatasan sarana8
a. 3ayi berusia 2 bulan
- Pneumonia berat8 napas cepat +& ?Bmenit! atau retraksi yang berat
- Pneumonia sangat berat8 tidak mau menetekB minum, kejang, letargis,
demamB hipotermia, bradipnea, atau pernapasan ireguler
16
7/26/2019 Case BP fix BOX B
17/20
b. "nak berusia 2 bulan C ( tahun
- Pneumonia ringan8 napas cepat (& ?Bmenit pada usia 2 bulan hingga *
tahun, '& ?Bmenit pada usia O *-( tahun!
- Pneumonia berat8 retraksi
- Pneumonia sangat berat8 tidak dapat makanB minum, kejang, letargis,
malnutrisi Aallistania dan $ndrawati, 2&*'!.
1.0 Tatalaksana
Pneum(nia in%an
-
7/26/2019 Case BP fix BOX B
18/20
sekali, selama ( hari berikutnya. 3ila keadaan klinis memburuk sebelum
' jam atau terdapat keadaan yang berat tidak dapat menyusu, makan
atau minum, kejang, letargis, sianosis, distress pernapasan berat!,
tambahkan kloramfenikol 2( mgBkg33Bkali $/ atau $E setiap jam.
"ntibiotik lini kedua8 seftriakson &-*&& mgBkg33 $/ atau $E satu kali
sehari
- 3ila dicurigai pneumonia Staphylococcus terdapat perburukan klinis
walaupun sudah diterapi yang ditandai dengan adanya pneumotokel,
pneumotoraks dengan efusi pleura, ditemukan bakteri kokus =ram positif
pada tes sputum, didukung oleh infeksi kulit yang disertai pus!8 1loksasilin
(& mgBkg33 $/ atau $E setiap + jam dan gentamisin ,( mgBkg33 $/ atau
$E sekali sehari. 3ila respon membaik, lanjutkan dengan kloksasilin oral (&
mgBkg33Bhari, ' kali sehari selama % minggu Aallistania dan $ndrawati,
2&*'!.
BAB I9
ANALISIS &ASALAH
0eorang anak perempuan berusia % tahun 2 bulan berat *2 kg datang
dengan keluhan utama sesak nafas. #erdapat beberapa penyakit pada anak yang
dapat menyebabkan keluhan sesak napas seperti pneumonia, bronkiolitis, asma,
penyakit jantung. Dari anamnesis didapatkan adanya riwayat batuk berdahak
18
7/26/2019 Case BP fix BOX B
19/20
disertai demam tinggi yang naik turun tanpa disertai kejang 2 hari sebelum masuk
rumah sakit. 0ejak * hari sebelum masuk rumah sakit penderita mulai terlihat
sesak. 0esak nafas terutama saat berjalan aktifitas!, penderita terlihat mudah
capek, sesak berkurang saat istirahat, sesak tidak dipengaruhi cuaca dan posisi.
Dari anamnesis, didapatkan gejala-gejala yang mengarah pada diagnosis
bronkopneumonia yaitu didapatkan adanya sesak nafas untuk pertama kali yang
timbul tiba-tiba setelah adanya demam disertai batuk.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, nadi *(&
kaliBmenit, pernafasan %2 kaliBmenit, suhu %,*&A. Pada pemeriksaan khusus
didapatkan nafas cuping hidungR pada inspeksi thorak terlihat adanya retraksi pada
intercostalR pada palpasi didapatkan stemfremitus meningkat pada kedua lapangan
paruR pada perkusi didapatkan sonor pada kedua lapangan paruR pada auskultasi
vesikuler meningkat di kedua lapangan paru dan didapatkan ronkhi basah halus
nyaring dan whee5ing tidak ada. 4asil dari pemeriksaan fisik pun juga mengarah
pada bronkopneumonia, yaitu adanya retraksi dinding dada, nafas cuping hidung,
dan ronkhi basah halus nyaring.
3erdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang,
diagnosis penderita ini adalah bronkopneumonia. /aka penatalaksanaan pada
penderita ini adalah dengan pemberian oksigenasi dengan 72nasal 2 literBmenit,
pemberian cairan dan elektrolit Dekstrose () dikombinasi dengan I N0 ,
pemberian antibiotik yakni "mpicillin %?'&&mg $E! dan 1loramfenikol 2?*& mg
$E!
Prognosis penderita ini baik Suo ad vitam dan Suo ad functionam adalah
dubia ad bonam.
DA'TA PUSTAKA
"lsagaff, 4ood dkk. 2&&'.Bu$u A.ar Ilmu 'enya$it 'aru. 3agian $lmu Penyakit
Paru dan 0aluran Napas 1 ;nair 8 0urabaya.
Aallistania, A., $ndrawati, 6. 2&*'. Pneumonia.Kapita Sele$ta Kedo$teran. 9ilid
$. Fdisi $E. 1 ;$8 9akarta
4idayat, ". 2&&+.'engantar Ilmu Kepera/atan Ana$, 0alemba /edika8 9akarta.
19
7/26/2019 Case BP fix BOX B
20/20