38
Carsinoma Nasofaring Astri rumia dewi 109170007 Pembimbing: dr. Edy R, Sp.THT - KL

CARSINOMA NASOFARING

Embed Size (px)

DESCRIPTION

CARSINOMA NASOFARING PUPUT

Citation preview

  • Carsinoma Nasofaring Astri rumia dewi 109170007Pembimbing: dr. Edy R, Sp.THT - KL

  • AnatomiFaring adalah tenggorokan, ruang muskulo-membranosa di belakang rongga hidung, mulut, dan laring, berhubungan dengan rongga-rongga tersebut dan dengan esofagus.Secara anatomis, faring dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :NasofaringOrofaringLaringofaring, yang juga sering disebut hipofaring

  • Nasofaring adalah ruang trapezoid di belakang koana yang berhubungan dengan orofaring dan terletak di superior palatum molle.

    Superior : basis kranii, diliputi oleh mukosa dan fasciaInferior: bidang horizontal yang tertarik dari palatum durum ke posterior, bersifat subjektif karena tergantung dari palatum durumAnterior: choane, oleh os vomer Posterior: vertebra cervicalis I dan II, Fascia spaceLateral : muara tuba eustachii, fossa rosenmulleri

  • Fossa russenmuller yang terletak di apeks dari ruang parafaring ini merupakan tempat menyatunya beberapa fasia yang membagi ruang ini menjadi 3 kompartemen, yaitu :

  • Anatomi

  • Pembuluh darah nasofaring

  • nasofaring dipersarafi oleh pleksus faringeal yang terdapat di atas otot konstriktor faringeus media.

  • Definisi Kanker nasofaring adalah tumor ganas yang berasal dari sel epitel nasofaring, bermula dari dinding lateral nasofaring (fossa Rosenmuller) dapat menyebar kedalam atau keluar nasofaring menuju dinding lateral, posterosuperior, dasar tengkorak, palatum, kavum nasi, dan orofaring serta metastasis ke kelenjar limfe leher

  • Epidemiologi Di Indonesia Karsinoma Nasofaring paling banyak dijumpai diantara tumor ganas dibidang THT. Dan usia terbanyak yang menderita adalah usia 40 tahun keatas. Prevalensi Karsinoma Nasofaring diindonesia sebesar 4,7/100.000 per-penduduk per-tahun

  • Patofisiologi

  • Gejala

  • Stadium ini berdasarkan kriteria dari American Joint Committee On Cancer (AJCC 2011)T = Tumor primerT0 - Tidak tampak tumor.Tis Karsinoma insitu, dimana tumor hanya terdapat pada 1 lapisan jaringan.T1 - Tumor terbatas pada satu lokalisasi saja (lateral/posterosuperior/atap dan lain- lain).T2 - Tumor yang sudah meluas kedalam jaringan lunak dari rongga tenggorokan.T3 - Tumor telah keluar dari rongga nasofaring (ke rongga hidung atau orofaring dsb).T4 - Tumor telah keluar dari nasofaring dan telah merusak tulang tengkorak atau mengenai saraf-saraf otak.TX - Tumor tidak jelas besarnya karena pemeriksaan tidak lengkap.

  • N = NoduleN - Pembesaran kelenjar getah bening regional .NX - Pembesaran kelenjar reginol tidak dapat dinilaiN0 - Tidak ada pembesaran.N1 - Terdapat penbesaran tetapi homolateral dan tumor dalam kelenjar limfe berukuran 6 cm atau lebih kecil. N2 - Terdapat pembesaran kontralateral/bilateral dengan ukuran tumor 6 cm atau lebih kecil.N3 - Tumor terdapat di kelenjar limfe dengan ukuran lebih dari 6 cm atau tumor telah ditemukan didalam kelenjar limfe pada regio segitiga leherN3A Tumor dalam kelenjar limfe dengan ukuran lebih dari 6 cm.N3B Tumor ditemukan diluar segitiga leher

  • M = Metastesis jauhM0 - Tidak ada metastesis jauh.M1 Terdapat Metastesis jauh .

  • Stadium 0 : Tis dengan N0 dan M0

  • Stadium I : T1 dan N0 dan M0

  • Stadium IIA : T2 dan N0 dan M0

  • Stadium IIB : T1 atau T2 dan N1 dan M0

  • Stadium III : T1/T2 dan N1/N2 dan M0 atau T3 dan N0/N1/N2 dan M0

  • Stadium IVA : T4 dan N0/N1 dan M0 atau T dan N2 dan M0

  • Stadium IVB : T1/T2/T3/T4 dan N3A/N3B dan M0

  • Stadium IVC : T1/T2/T3/T4 dan N0/N1/N2/N3 dan M1.

  • Diagnosis Anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai keluhanPemeriksaan Radiologis Tujuan utama pemeriksaan radiologik tersebut adalah (Maitra,2007) : Memberikan diagnosis yang lebih pasti pada kecurigaan adanya tumor pada daerah nasofaringMenentukan lokasi yang lebih tepat dari tumor tersebutMencari dan menetukan luasnya penyebaran tumor ke jaringan sekitarnya.

  • foto polos lateral nasofaring normal dan bagian-bagiannya.

  • foto polos menunjukkan massa di daerah nasofaring

  • CT-Scan dan MRI daerah kepala dan leher dilakukan untuk mengetahui keberadaan tumor sehingga tumor primer yang tersembunyi pun akan ditemukan.

  • Ct scan CT Scan aksial nasofaring normal.CT Scan aksial menggambarkan karsinoma nasofaring stadium awal, terdapat penebalan fosa Rossenmuler kiri.

  • MRI SCAN

  • Biopsi nasofaring Diagnosis histologik atau sitologik dapat ditegakan bila dikirim suatu material hasil biopsy cucian, hisapan (aspirasi), atau sikatan (brush), biopsy dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dari hidung atau dari mulut

  • Biopsy melalui mulut dengan memakai bantuan kateter nelaton yang dimasukan melalui hidung dan ujung kateter yang berada dalam mulut ditarik keluar dan diklem bersama-sama ujung kateter yang dihidung.

  • Patologi anatomi Klasifikasi gambaran histopatologi sebelum tahun 1991Karsinoma sel skuamosa berkeratinisasi (Keratinizing Squamous Cell Carcinoma).Karsinoma non-keratinisasi ( Non-keratinizing Carcinoma ). Pada tipe ini dijumpai adanya diferensiasi, tetapi tidak ada diferensiasi sel skuamosa tanpa jembatan intersel

  • Karsinoma tidak berdiferensiasi (Undifferentiated Carcinoma). Pada tipe ini sel tumor secara individu memperlihatkan inti yang vesikuler, berbentuk oval atau bulat dengan nukleoli yang jelas.

  • Penatalaksanaan

  • Pencegahan Penerangan akan kebiasaan hidup yang salah, mengubah cara memasak makananPenyuluhan mengenai lingkungan hidup yang tidak sehatMelakukan tes serologik IgA anti VCA dan IgA anti EA

  • Prognosis karsinoma nasofaring tipe 1 (karsinoma sel skuamosa) memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan dengan karsinoma nasofaring tipe 2 dan 3

  • Bila dengan cara ini masih belum didapatkan hasil yang memuaskan maka dilakukan pengerokan dengan kuret daerah lateral nasofaring dalam narcosis*