35
Carsinoma KolorektaL

Carsinoma KolorektaL

Embed Size (px)

DESCRIPTION

m

Citation preview

  • Carsinoma KolorektaL

  • Pendahuluan Kanker kolorektal menduduki peringkat ketiga jenis kanker yang paling sering terjadi di dunia. Depkes. 2006. Gaya hidup penyebab kolorektal, (Online),

  • Epidemiologi Perkiraan insiden kanker di Indonesia adalah 100 per 100.000 penduduk.Data yang dikumpulkan dari 13 pusat kanker menunjukkan bahwa kanker kolorektal merupakan salah satu dari 5 kanker yang paling sering terjadi Di Asia, banyak terdapat di Jepang, diduga karena perbedaan pola hidup dan makanan. Beberapa faktor antara lain lingkungan, genetik dan immunologi merupakan faktor predisposisi tumbuhnya kanker kolon, di samping bahan karsinogen, bakteri dan virus.

    Depkes. 2006. Gaya hidup penyebab kolorektal, (Online),

  • Lokasi Menurut Petrek, lokasi keganasan kolorektal terbanyak pada rektum kolon desenden sigmoidrekto sigmoid flexura lienalis kolon tranversum flexura hepatika kolon asenden cecum appendix Depkes. 2006. Gaya hidup penyebab kolorektal, (Online),

  • Gejala klinis Keluhan pasien karena kanker kolorektal tergantung pada besar dan lokasi dari tumor. Keluhan dari lesi yang berada pada kolon kanan perasaan penuh di abdominal, symptomatic anemia dan perdarahanpada kolon kiri perubahan pada pola defekasi, perdarahan, konstipasi sampai obstruksi.Depkes. 2006. Gaya hidup penyebab kolorektal, (Online),

  • Faktor Resiko

    Polip polip bahwa telah diketahui potensial untuk menjadi kanker kolorektal. Depkes. 2006. Gaya hidup penyebab kolorektal, (Online),

  • Patogenesis Ada tiga kelompok utama gen yang terlibat dalam regulasi pertumbuhan sel yaitu :1. proto-onkogen menstimulasi dan meregulasi pertumbuhan dan pembelahan sel2. gen penekan tumor (Tumor Suppresor Gene = TSG) menghambat pertumbuhan sel atau menginduksi apoptosis (kematian sel yang terprogram).Gen p53 merupakan salah satu dari TSG yang menyandi protein, berfungsi mendeteksi kerusakan DNA, menginduksi reparasi DNA3. gen gatekeeper mempertahankan integritas genomik dengan mendeteksi kesalahan pada genom dan memperbaikinya. Mutasi pada gen-gen ini karena berbagai faktor membuka peluang terbentuknya kanker. Depkes. 2006. Gaya hidup penyebab kolorektal, (Online),

  • Pertumbuhan sel tidak normal pada proses terbentuknya kanker dapat terjadi melalui tiga mekanisme, yaitu : perpendekan waktu siklus sel menghasilkan lebih banyak sel dalam satuan waktu, penurunan jumlah kematian sel akibat gangguan proses apoptosis, masuknya kembali populasi sel yang tidak aktif berproliferasi ke dalam siklus proliferasi.

    sel akan berkembang tanpa kontrol terjadi pertumbuhan sel yang tidak diperlukan tanpa kendali karsinogenesis dimulai Depkes. 2006. Gaya hidup penyebab kolorektal, (Online),

  • Secara histologi polip diklasifikasikan sebagai neoplastik dan non neoplastik. Non neoplastik polip hiperplastik, mukous retention polip, hamartoma (juvenile polip), limfoid aggregate dan inflamatory polip. Neoplastik polip (adenomatous polip) berpotensial berdegenerasi maligna; dan berdasarkan WHO diklasifikasikan sebagai - tubular adenoma- tubulovillous adenoma - villous adenomaDepkes. 2006. Gaya hidup penyebab kolorektal, (Online),

  • Gambar 2.5 Adenomatous Polip Depkes. 2006. Gaya hidup penyebab kolorektal, (Online),

  • 2. Idiopathic Inflammatory Bowel Disease a. Ulseratif Kolitis Ulseratif kolitis merupakan faktor risiko yang jelas untuk kanker kolon.Pendekatan yang direkomendasikan untuk seseorang dengan risiko tinggi dari kanker kolorektal pada ulseratif kolitis dengan mengunakan kolonoskopi untuk menentukan lesi displasia agar bisa dideteksi sebelum terbentuknya invasif kanker.

    Cermin Dunia Kedokteran

  • b. Penyakit CrohnsPasien yang menderita penyakit crohns mempunyai risiko tinggi untuk menderita kanker kolorektal sekitar 20%. Pasien dengan striktur kolon mempunyai insiden yang tinggi dari adenokarsinoma pada tempat yang terjadi fibrosis Cermin Dunia Kedokteran

  • 3. Faktor Genetik Riwayat Keluarga Sekitar 15% dari seluruh kanker kolon muncul pada pasien dengan riwayat kanker kolorektal pada keluarga terdekat. Seseorang dengan keluarga terdekat yang mempunyai kanker kolorektal mempunyai kemungkinan untuk menderita kanker kolorektal 2 X lebih tinggi bila dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki riwayat kanker kolorektal pada keluarganya. Depkes. 2006. Gaya hidup penyebab kolorektal, (Online),

  • b. Herediter Kanker Kolorektal - FAP ( familial adenomatous polyposis )Gen yang bertanggung jawab untuk FAP yaitu gen APC, Adanya defek pada APC tumor supresor gen dapat menggiring kepada kemungkinan pembentukan kanker kolorektal pada umur 40 sampai 50 tahun. - HNPCC (hereditary non polyposis colorectal cancer )Pola autosomal dominan dari HNPCC termasuk lynchs sindrom I dan II.2 Generasi multipel yang dipengaruhi dengan kanker kolorektal muncul pada umur yang muda (45 tahun), dengan predominan lokasi kanker pada kolon kanan

    Depkes. 2006. Gaya hidup penyebab kolorektal, (Online),

  • 4. Diet Masyarakat yang diet tinggi lemak, tinggi kalori, daging dan diet rendah serat berkemungkinan besar untuk menderita kanker kolorektal pada kebanyakan penelitian hipotesis yang menjelaskan mekanisme ini yaitu :menkonsumsi diet yang berenergi tinggi mengakibatkan perkembangan resistensi insulin diikuti dengan peningkatan level insulin, trigliserida dan asam lemak tak jenuh pada sirkulasi. Merangsang sel epitel kolon untuk menstimulus proliferasi dan juga memperlihatkan interaksi oksigen reaktif. Pemaparan jangka panjang hal tersebut dapat meningkatkan pembentukan kanker kolorektal Depkes. 2006. Gaya hidup penyebab kolorektal, (Online),

  • Diet yg kaya akn daging sapi & lemakM ptumbuhan kuman anaerobik pd kolon (Clostridium bakteroides)M kdr as.lemak & as.empedu sekunder pd kolonMerusak mukosa kolonAktivitas replikasi & bperan sbg promotor u/ senyawa yg potensial karsinogeniknitrosamidaKurang seratWaktu pkosongan kolon lambatMengurangi proses pengikatan bahan karsinogenKurang Vit A, C, & EEfek anti kanker (-)Kanker Kolon

  • 5. Gaya Hidup Pria dan wanita yang merokok < 20 tahun mempunyai risiko tiga kali untuk memiliki adenokarsinoma yang kecilSedangkan merokok > 20 tahun berhubungan dengan risiko 2,5 x untuk menderita adenoma yang berukuran besar Depkes. 2006. Gaya hidup penyebab kolorektal, (Online),

  • 6. Usia Risiko dari kanker kolorektal meningkat bersamaan dengan usia, terutama pada pria dan wanita berusia 50 tahun atau lebih dan hanya 3% dari kanker kolorektal muncul pada orang dengan usia dibawah 40 tahun.Depkes. 2006. Gaya hidup penyebab kolorektal, (Online),

  • Gejala klinisTumor yang berada pada kolon kanan, dimana isi kolon berupa cairan, cenderung tetap tersamar hingga lanjut sekali. Jarang menyebabkan obstruksi karena lumen usus lebih besar dan feses masih encer. Gejala klinis sering berupa rasa penuh, nyeri abdomen, perdarahan dan symptomatic anemia (menyebabkan kelemahan, pusing dan penurunan berat badan). Tumor yang berada pada kolon kiri cenderung mengakibatkan perubahan pola defekasi sebagai akibat iritasi dan respon refleks, perdarahan, mengecilnya ukuran feses, dan konstipasi karena lesi kolon kiri yang cenderung melingkar mengakibatkan obstruksi.Depkes. 2006. Gaya hidup penyebab kolorektal, (Online),

  • Gejala Subakut Tumor pada kolon kanantidak menyebabkan perubahan pada pola buang air besar. Tumor yang memproduksi mukus dapat menyebabkan diare, feses menjadi gelap, tetapi tumor seringkali menyebabkan perdarahan samar yang tidak disadari oleh pasien. tumor pada kolon kiriSakit perut bagian bawah, yang mereda setelah buang air besar.adanya darah yang berwarna merah keluar bersamaan dengan buang air besar.Gejala lain yang jarang adalah penurunan berat badan dan demam

    Depkes. 2006. Gaya hidup penyebab kolorektal, (Online),

  • Gejala akut Gejala akut dari pasien biasanya adalah obstruksi atau perforasiObstruksi total muncul pada < 10% pasien dengan kanker kolon tidak bisa flatus atau buang air besar, kram perut dan perut yang menegang. Jika obstruksi tersebut tidak mendapat terapi maka akan terjadi iskemia dan nekrosis kolon, lebih jauh lagi nekrosis akan menyebabkan peritonitis dan sepsis Depkes. 2006. Gaya hidup penyebab kolorektal, (Online),

  • Metastase Metastase ke kelenjar limfa regional ditemukan pada 40-70% kasus. Invasi ke pembuluh darah vena ditemukan pada lebih 60% kasus. Metastase sering ke hepar karena jalur limfatik dan vena dr kolon menuju vena porta, cavum peritoneum, paru-paru, diikuti kelenjar adrenal, ovarium dan tulang. Metastase ke otak sangat jarangDr.Agus Waspodo,SpPD.KGEH DHARMAIS CANCER HOSPITAL

  • Duke membagi beberapa stageA : Tumor di mukosa, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening. B1 : Tumor menembus tunika muskularis, tapi tunika serosa dan kelenjar getah bening belum diserang. B2 : Tumor menembus tunika muskularis sampai tunika serosa, tapi kelenjar getah bening regional belum diserang. Cl : Terdapat penyebaran ke kelenjar getah bening mesen- terika proksimal. C2 : Penyebaran sampai pada kelenjar getah bening lebih jauh. D : Metastasis jauh. Cermin Dunia Kedokteran

  • Pemeriksaan Penunjang 1 Biopsi 2 Carcinoembrionik Antigen (CEA) Screening CEA adalah sebuah glikoprotein yang terdapat pada permukaan sel yang masuk ke dalam peredaran darah, dan digunakan sebagai marker serologi untuk memonitor status kanker kolorektal dan untuk mendeteksi rekurensi dini dan metastase ke hepar. CEA tumor grade 1 dan 2, stadium lanjut dari penyakit dan kehadiran metastase ke organ dalam DHARMAIS CANCER HOSPITAL Dr.Agus Waspodo,SpPD.KGEH DHARMAIS CANCER HOSPITAL

  • 3. Digital Rectal Examination Pada pemeriksaan ini dapat dipalpasi dinding lateral, posterior, dan anterior; serta spina iskiadika, sakrum dan coccygeus dapat diraba dengan mudah. 4. Barium Enema Tehnik yang sering digunakan adalah dengan memakai double kontras barium enema, yang sensitifitasnya mencapai 90% dalam mendeteksi polip yang berukuran >1 cm. DHARMAIS CANCER HOSPITAL Dr.Agus Waspodo,SpPD.KGEH DHARMAIS CANCER HOSPITAL

  • 5. Proktosigmoidoskopi Pemeriksaan ini dapat mendeteksi 2025% dari kanker kolon.proctosigmoidoskopi aman dan efektif untuk digunakan sebagai evaluasi seseorang dengan risiko rendah dibawah usia 40 tahunDr.Agus Waspodo,SpPD.KGEH DHARMAIS CANCER HOSPITAL

  • 6. Flexible Sigmoidoskopi Flexible sigmoidoscopi dapat menjangkau 60 cm kedalam lumen kolon dan dapat mencapai bagian proksimal dari kolon kiri. Lima puluh persen dari kanker kolon dapat terdeteksi dengan menggunakan alat ini Dr.Agus Waspodo,SpPD.KGEH DHARMAIS CANCER HOSPITAL

  • Imaging Tehnik

    MRI, CT scan, transrectal ultrasound merupakan bagian dari tehnik imaging yang digunakan untuk evaluasi, staging dan tindak lanjut pasien dengan kanker kolon, tetapi tehnik ini bukan merupakan screening tes

    Dr.Agus Waspodo,SpPD.KGEH DHARMAIS CANCER HOSPITAL

  • Tatalaksana 1. Kolosnoskopi PolipektomiKolonoskopi dan polipektomi merupakan langkah kuratif pada karsinoma insitu yang berasal dari transformasi polip.2. Operasi Operasi merupakan terapi utama kanker kolorektal lanjut. Tujuan dari operasi adalah penyembuhan dan mengurangi keluhan.Operasi pengangkatan tumor pada proses metastase tetap diperlukan dengan tujuan menghindari terjadinya penyumbatan oleh masa tumor, atau mencegah perdarahan karena kanker Dr.Agus Waspodo,SpPD.KGEH DHARMAIS CANCER HOSPITAL

  • 3. Kolektomi Kanan Hemokolektomi kanan adalah pengangkatan daerah 5 sampai 8 cm ileum terminal, cecum, kolon asenden, fleksura hepatika dan bagian proksimal kolon ransversum.Setelah dilakukan reseksi kemudian dilakukan penyambungan (anastomesis) antara ileum dan kolon 4. Kolektomi Transverse Pengangkatan kolon transversum karena tumor didaerah colon transversum proksimal, tengah dan dista Dr.Agus Waspodo,SpPD.KGEH DHARMAIS CANCER HOSPITAL

  • 4. Kolektomi Kiri dan Sigmoid Operasi ini dilakukan untuk mengatasi tumor di daerah puncak sigmoid, bagian bawah sigmoid dan rektosigmoid.

    5. Operasi Kanker Rektum Pengangkatan kanker rectum biasanya mengatasi tumor dilakukan dengan reseksi abdominoperianal, termasuk pengangkatan seluruh rectum, mesorektum dan bagian dari otot levator ani dan dubur Dr.Agus Waspodo,SpPD.KGEH DHARMAIS CANCER HOSPITAL

  • Prognosis Pada stage yang sama pasien dengan tumor yang berada di rektum mempunyai prognosa yang lebih buruk bila dibandingkan dengan tumor yang berada di kolon. Dan tumor yang berada pada kolon transversal dan kolon descendens mempunyai prognosa yang lebih buruk bila dibandingkan dengan tumor yang berada pada kolon ascendens dan kolon rektosigmoid Pasien yang menderita obstruksi atau perforasi mempunyai prognosa lebih buruk bila dibandingkan dengan pasien yang tanpa keadaan ini Depkes. 2006. Gaya hidup penyebab kolorektal, (Online),

  • Makasihhhhhhhh lohhhh,,,

    **********Gambar 2.6 Polip Neoplastik. (A) tubular adenoma, (B) villous adenoma, (C) tubulovillous adenoma, (D) karsinoma pada tangkai tubular adenoma, (E) karsinoma invasif yang muncul dari sebuah villous adenoma.

    ************************