20
KARSINOMA VESIKA URINARI 1. PENGERTIAN Kanker istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan malignan dalam setiap bagian tubuh. Pertumbuhan ini tidak bertujuan, bersif at parasit dan berkembangdengan mengorbankan organ tubuh yang menjadi hospesnya. Karsinoma buli atau karsinoma vesika urinary atau tumor kandung kemih adalah tumor superfisial yang dapat mengadakan infiltrasi ke dalam lamina phropia, otot, dan lemak perivesika yang kemudian menyabar ke jaringan sekitar. Dinding vesika urinaria dilapisi oleh sel transisional dan sel skuamosa. Lebih dari 90% kanker vesika urinaria berasal dari sel transisional dan disebut karsinoma sel transisional, sisanya adalah karsinoma sel skuamosa (Sudoyo, dkk, 2009; Purnomo, B.B, 2003). 2. EPIDEMIOLOGI Karsinoma buli merupakan 2% dari seluruh keganasan, dan merupakan keganasan kedua terbanyak pada sistem urogenitalia setelah karsinoma prostat. Tumor ini dua kali lebih sering menyerang pria daripada wanita. Di daerah industri kejadian tumor ini meningkat tajam. Karsinoma buli-buli yang masih dini merupakan tumor superfisial. Tumor ini lama kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina propria,

CARSINOMA BULI1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan pendahuluan

Citation preview

Page 1: CARSINOMA BULI1

KARSINOMA VESIKA URINARI

1. PENGERTIAN

Kanker istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan malignan dalam

setiap bagian tubuh. Pertumbuhan ini tidak bertujuan, bersifat parasit dan berkembangden

gan mengorbankan organ tubuh yang menjadi hospesnya. Karsinoma buli atau karsinoma

vesika urinary atau tumor kandung kemih adalah tumor superfisial yang dapat

mengadakan infiltrasi ke dalam lamina phropia, otot, dan lemak perivesika yang

kemudian menyabar ke jaringan sekitar.

Dinding vesika urinaria dilapisi oleh sel transisional dan sel skuamosa. Lebih dari

90% kanker vesika urinaria berasal dari sel transisional dan disebut karsinoma

sel transisional, sisanya adalah karsinoma sel skuamosa (Sudoyo, dkk, 2009; Purnomo,

B.B, 2003).

2. EPIDEMIOLOGI

Karsinoma buli merupakan 2% dari seluruh keganasan, dan merupakan keganasan

kedua terbanyak pada sistem urogenitalia setelah karsinoma prostat. Tumor ini dua kali

lebih sering menyerang pria daripada wanita. Di daerah industri kejadian tumor ini

meningkat tajam. Karsinoma buli-buli yang masih dini merupakan tumor superfisial.

Tumor ini lama kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina propria, otot, dan lemak

perivesika yang kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitarnya. Di samping itu

tumor dapat menyebar secara limfogen maupun hematogen. Penyebaran limfogen menuju

kelenjar limfe, perivesika, obturator, iliaka eksterna, dan iliaka komunis. Penyebaran

hematogen paling sering ke hepar, paru-paru dan tulang.

3. ETIOLOGI

Penyebab-penyebab tumor buli semakin banyak dan rumit, dan beberapa

substansi-substansi dalam industri kimia diyakini bersifat karsinogenik. Salah satunya

adalah sifat karsinogenisitas dari β-naphthylamine yang telah ditemukan. Substansi ini

diyakini terbawa dalam urine dan menyebabkan asal tumor dalam kaitannya dengan

kontak dengan permukaan mukosa vesika dalam waktu lama. 

Page 2: CARSINOMA BULI1

Substansi kimia lainnya yang diwaspadai bersifat karsinogenik adalah benzidine.

Keganasan buli-buli terjadi karena induksi bahan karsinogenik yang banyak terdapat

disekitar kita. Beberapa faktor risiko yang mempermudah seseorang menderita karsinoma

buli-buli adalah:

Pekerjaan

Pekerja pabrik kimia, terutama pabrik cat, laboratorium, pabrik korek

api, tekstil, pabrik kulit, dan pekerja salon/ pencukur rambut sering terpapar oleh

bahan karsinogen berupa senyawa amin aromatik (2-naftilamin, benzidine, dan 4-

aminobifamil)

Perokok

Risiko untuk mendapat karsinoma buli-buli pada perokok 2-6 kali lebih besar

dibanding dengan bukan perokok. Rokok mengandung bahan karsinogen amin

aromatik dan nitrosamine.

Infeksi saluran kemih

Telah diketahui bahwa kuman E.Coli dan Proteus spp menghasilkan nitrosamine yang

merupakan zat karsinogen.

Kopi, pemanis buatan, dan obat-obatan

Kebiasaan mengkonsumsi kopi, pemanis buatan yang mengandung sakarin dan

siklamat, serta pemakaian obat-obatan siklofosfamid yang diberikan intravesika,

fenasetin, opium dan obat antituberkulosa dalam jangka wktu lama dapat

meningkatkan karsinoma buli-buli.

4. KLASIFIKASI

BENTUK TUMOR

Tumor buli terdapat dalam bentuk papiler, tumor non invasif (in situ), noduler (infiltratif)

atau campuran antara bentuk papiler dan infiltratif.

JENIS HISTOPATOLOGI

Sebagian besar (± 90%) tumor buli-buli adalah karsinoma sel transisional. Tumor ini

bersifat multifokal yaitu dapat terjadi di saluran kemih yang epitelnya terdiri atas sel

transisional yaitu di pielum, ureter, atau uretra posterior. Sedangkan jenis yang lainnya

adalah karsinoma sel squamosa (± 10%) dan adenokarsinoma (± 2%).

Page 3: CARSINOMA BULI1

Karsinoma sel transisional

Sebagian besar dari seluruh tumor buli adalah karsinoma sel transisional.

Tumor ini basanya berbentuk papiler, lesi eksofitik, sesile atau ulcerasi. Carsinoma in

situ berbentuk datar (non papiler anaplastik), sel-sel membesar dan nukleus tampak

jelas. Dapat terjadi dekat atau jauh dari lesi oksofitik, dapat juga fokal atau difuse.

Karsinoma datar adalah tumor yang sangat agresif dan bertumbuh lebih cepat dari

tumor papilari

Karsinoma non sel transisional

Adenokarsinoma

Terdapat 3 kelompok adenokarsinoma pada buli-buli, di antaranya adalah:

a. Primer terdapat di buli-buli, biasanya terdapat di dasar dan di fundus buli-buli. 

b. Urakhus persisten adala sisa duktus urakhus yang mengalami degenerasi maligna

menjadi adenokarsinoma.

c. Tumor sekunder yang berasal dari fokus metastasis dari organ lain,diantaranya

adalah prostat, rektum, ovarium, lambung, mamma,dan endometrium.

Karsinoma sel skuamosa

Karsinoma sel skuamosa terjadi akrena rangsangan kronis pada buli-buli sehingga sel

epitelnya mengalami metaplasia berubah menjadi ganas. Rangsangan kronis itu

terjadi karena infeksi saluran kemih kronis, batu buli-buli, kateter menetap yang

dipasang dalam jangka waktu lama, infeksi cacing schistosomiasis pada buli-buli dan

pemakaian obat siklofosfamid secara intravesika.

Karsinoma yang tidak berdiferensiasi

Merupakan tipe tumor yang jarang (kurang dari 2% dari seluruh tipe

tumor buli). Tumor ini tidak memiliki karakteristik tertentu yangmembedakannya dari 

tumor lain, dan kata undifferentiated merujuk kepada sifat alamiah sel-sel tersebut

yang bersifat anaplastik. Dalam karsinoma yang tidak terdiferensiasi, sel-

selnya belum matang sehingga diferensiasi kearah pola yang jelas seperti papilari,

epidermoid atau adenokarsinoma tidak terjadi.

Karsinoma campuran

Page 4: CARSINOMA BULI1

Terdapat 4-6% dari seluruh tipe tumor. Merupakan kombinasi antara

bentuk transisional, glandular, skuamosa, dan tidak berdiferensiasi. Yang tersering

adalah campuran bentuk transisional dan skuamosa.

Karsinoma epitelian dan non epithelial

Karsinoma epiteliai di buli ditemukan dengan adenoma villi, tumor karsinoid, karsino

sarkoma, dan melanoma. Karsinoma nonepitelial ditemukan bersama dengan feokrom

ositoma, limfoma, koriokarsinoma, dan tumor mesenkim.

5. TANDA DAN GEJALA KLINIS

Gejala pada kanker buli-buli tidaklah spesifik. Banyak penyakit-penyakit lain,

yang termasuk kondisi inflamasi, melibatkan ginjal dan kandung kemih,menunjukkan

gejala yang sama. Gejala pertama yang paling umum adalah adanya darah dalam urin

(hematuria). Hematuria dapat terlihat dengan mata telanjang, ataupun berada dalam

level mikroskopik. Gejala seperti adanya iritasi pada urinasi juga dapat dihubungkan

dengan kanker kantung kemih, seperti rasa sakit dan terbakar ketika urinasi, rasa tidak

tuntas ketika selesai urinasi, sering urinasi dalam jangka waktu yang pendek. Iritabilitas

vesikal dengan atau tanpa sakit biasanya menandakan infiltrasi, walaupun tidak semua

kasus. Waspadai bila pasien datang dengan mengeluh hematuria yang bersifat tanpa

disertai rasa nyeri (painless), kambuhan (intermitten), terjadi pada seluruh proses miksi

(hematuria total).

Seringkali karsinoma buli-buli tanpa disertai gejala disuri, tetapi pada karsinoma

in situ atau karsinoma yang sudah mengadakan infiltrasi luas tidak jarang menunjukkan

gejala iritasi bulu-buli. Hematuria dapat menimbulkan retensi bekuan darah sehingga

pasien datang meminta pertolongan karena tidak dapat miksi. Keluhan akibat penyakit

yang telah lanjut berupa gejala obstruksi saluran kemih bagian atas atau edema tungkai.

Edema tungkai ini disebabkan karena adanya penekanan limfe oleh massa tumor atau

oleh kelenjar limfe yang membesar pada daerah pelvis, terdapat nyeri pinggang jika

tumor menyumbat saluran kemih sehingga terjadi hidronefrosis (Lusaya, et al., 2014).

Page 5: CARSINOMA BULI1

6. STADIUM ATAU DERAJAT INVASI TUMOR

Penentuan derajat invasi tumor berdasarkan sistem TNM dan stadium menurut Marshall.

Pembagian grade berdasarkan derajat diferensiasi sel tumor :

Tumor berbentuk papiler, masih berdiferensiasi baik, ukuran relatif kecil dengan

dasar yang sempit. Tumor hanya menyebar di jaringan di bawah lamina propria, tidak

ke dalam dinding otot kandung kemih atau lebih.Tidak ada kelenjar limfe yang

terlibat. Dapat diatasi dengan transurethral, namun sudah radioresistant.

Tumor berbentuk papiler, dengan diferensiasi yangkurang baik cenderung menginvasi

lamina propia atau otot detrusor. Ukuran tumor lebih besar dari grade 1, dan

berhubungan lebih luas dengan dinding vesika. Sering dapat diatasi dengan

transurethral. Kurang berespon dengan radio terapi.

Tumor cenderung berbentuk noduler dan invasif, menyebar sampai kedalam

muscularis propria, yang melibatkan jaringan-jaringan lunak dsekitar kadung kemih,

prostat, uterus, atau vagina. Masih belum ada organ limfe yang terpengaruh hingga

tahap ini. Transuretral dan sistektomi tidak terlalu berpengaruh, namun masih

sensitive terhadap radioterapi.

Tumor telah menyerang pelvis atau dinding abdominal, atau telah menyerang hingga

jaringan limfe. Transuretral dan sistektomi tidak terlalu berpengaruh, namun masih

sensitif terhadap radio terapi.

Pembagian stage berdasarkan derajat invasi tumor

Stage 0 : menunjukkan tumor papilar, namun belum menginvasilamina propria

Stage A : tumor sudah menginvasi lamina propria, namun belum menembus otot

dinding vesika.

Stage B1 : neoplasma sudah menyebar superficial sampai setengah dari otot detrusor.

Stage B2 : tumor ditemukan jauh di dalam lapisan otot.

Stage C : tumor menyebar sampai lapisan lemak perivesikal atau ke peritoneum.

Stage D : tumor sudah bermetastasis

(Sudoyo, 2009).

Page 6: CARSINOMA BULI1

Gambar1. Staging tumor vesika urinari

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium

Kelainan yang ditemukan biasanya hanya ditemukan dalam darah danurin.

Gejala anemia dapat dijumpai bila ada perdarahan dari tumor yang sudah

lanjut. Dapat juga ditemukan gejala ganggunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar

ureum dan kreatinin dalam darah yang terjadi bila tumor menyumbat muara ureter. Selain

pemeriksaan laboratorium rutin, perlu diperiksa pula:

Sitologi urin, yaitu pemeriksaan sel-sel urotelium yang terlepas bersama urine

Antigen permukaan sel dan flowcymetri yaitu mendeteksi kelainan kromosom sel

urotelium.

Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan foto polos abdomen dan pielografi intra vena (PIV) digunakan sebagai

pemeriksaan baku pada penderita yang diduga memiliki keganasan saluran kemih

termasuk keganasan buli-buli. Pada pemeriksaan ini selain melihat adanya filling defek

pada buli-buli juga mendeteksi adanya tumor sel transisional yang berada di ureter atau

pielum dan dapat mengevaluasi ada tidaknya gangguan pada ginjal dan saluran kemih

yang disebabkan oleh tumor buli-buli. Didapatkannya hidroureter atau hidronefrosis

merupakan salah satu tanda adanya infiltrasitumor ke ureter atau muara ureter. Jika

penderita alergi terhadap zat yang digunakan pada pemeriksaan PIV, maka dapat

Page 7: CARSINOMA BULI1

dilakukan pemeriksaan USG. Foto toraks juga perlu dilakukanuntuk melihat bila ada

metastasis ke paru-paru.

Sistoskopi dan Biopsy

sistoskopi dilakukan oleh urologis mengevaluasi kandung kemih

dengan pemeriksaan visual langsung dengan menggunakan sebuah alat khusus yaitu

cytoscope. Identifikasi dari sebuah tumor biasa dilakukan dengan sistoskopi. Banyak

tumor yang muncul dari bagian yang lebih tergantung darikantung kemih, seperti basal,

trigonum, dan daerah di sekitar orifisium vesika. Namun mereka juga dapat

muncul dimana saja. Pemeriksaan sistoskopi (teropong buli-buli) dan biopsi mutlak

dilakukan pada penderita dengan persangkaan tumor buli-buli, terutama jika penderita

berumur 40-45 tahun. Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat ada atau tidaknya tumor di

buli-buli sekaligus dapat dilakukan biopsi untuk menentukan derajatinfiltrasi tumor yang

menentukan terapi selanjutnya. Selain itu pemeriksaan dapat juga digunakan sebagai

tindakan pengobatan pada tumor superfisial (permukaan).

CT scan atau MRI

Berguna untuk menentukan ekstensi tumor ke organ sekitarnya. CT scanning merupakan

x-ray detail dari tubuh, yang menunjukkan persimpangan-persimpangan dari organ-organ

yang mana tidak ditunjukkan oleh sinar x-ray konvensional.

MRI lebih sensitif dari CTScan, yang memberikan keuntungan dapat mendeteksi kelenjar

limfe yang membesar didekat tumor yang menunjukkan bahwa kanker telah menyebar ke

kelenjar limfe.

(FKUI, 2000)

8. KOMPLIKASI

Dapat terjadi infeksi sekunder kandung kemih yang parah bila terdapat ulserasi

tumor. Pada obstruksi ureter jarang terjadi infeksi ginjal. Bila tumor menginvasi leher

buli, maka dapat terjadi retensi urin. Cystitis, yang mana sering kali berada dalam tingkat

yang harus diwaspadai merupakan hasil dari nekrosis dan ulserasi dari permukaan tumor.

Ulserasi ini terkadang dapat dilihat dalam kasus tumor-tumor yang tidak menembus, dari

beberapa gangguan dengan aliran darah tetapi muncul dalam 30 persen kasus dimana

tumor menembus kandung kemih yang terkontraksi dengan kapasitas yang sangat kecil

Page 8: CARSINOMA BULI1

dapat mengikuti ulserasi dengan infeksi dan infiltrasi ekstensif dalam dinding kantung

kemih. Kembalinya tumor dalam kantung kemih dapat menunjukkan tipe lain dari

komplikasi. Jika pertumbuhan tumor kembali terjadi di area yang sama, kemungkinan hal

tersebut adalah hasil dari perawatan yang kurang profesional dan kurang layak pada

tumor asalnya.

Kematian tidak jarang terjadi dikarenakan oleh komplikasi yang timbul karena

disebabkan oleh tumor itu sendiri atau perawatan tersebut. Hidronefrosis dan

urosepsis, dengan gagal renal, toxemia, cachexia, dan kelelahan fisik dari iritabilitas

vesikal, sering kali menjadi suatu gambaran yang harus diperhatikan. Hidronefrosis dapat

disebabkan oleh oklusi ureter. Bila terjadi bilateral, terjadilah uremia (Lusaya, et al.,

2014)

9. PENGOBATAN

Tindakan yang pertama kali dilakukan pada pasien karsinoma buli-buli adalah

reseksi buli-buli transuretra atau TUR buli-buli. Pada tindakan ini dapat ditentukan luas

infiltrasi tumor. Terapi selanjutnya tergantung pada stadiumnya, antara lain

Tidak perlu terapi lanjutan akan tetapi selalu mendapat pengawasan yang ketat atau

wait and see.

Instilasi intravesika dengan obat-obat mitosimin C, BCG, 5-Flourouracil,

Siklofosfamid, Doksorubisin, atau dengan Interferon dilakukan dengan cara

memasukkan zat kemoterapeutik ke dalam buli melalui kateter.

Cara ini mengurangi morbiditas pada pemberian secara sistemik.Terapi ini dapat

sebagai profilaksis dan terpi, mengurangi terjadinya rekurensi pada pasien yang sudah

dilakukan reseksi total dan terap pada pasien dengan tumor buli superfisial yang mana

transuretral reseksi tidak dapat dilakukan.

Zat ini diberikan tiap minggu selama 6-8 minggu, lalu dilakukan maintenan terapi

sebulan atau dua bulan sekali.

Walaupun toksisitas lokal sering terjadi, toksisitas sistemik jarang terjadi karena ada

pembatasan absorbsi di lumen buli. Pada pasien dengan gross hematuria sebaiknya

menghindari cara ini karena dapat menyebabkan komplikasi sistemik berat. Efisiensi

Page 9: CARSINOMA BULI1

obat dapat dicapai dengan membatasi intake cairan sebelum terapi, pasien

dianjurkan berbaring dengan sisi berbeda, tidak berkemih 1-2 jam setelah terapi.

Sistektomi parsial, radikal atau total

Sisteksomi parsial dilakukan pada tumor infiltratif, soliter yang berlokasi di sepanjang

dinding posterolateral atau puncak buli. Pada sistektomi radikal dilakukan pengangkatan

seluruh buli dan jaringan atau organ disekitarnya. Pada pria dilakukan pengangkatan buli,

jaringan sekitarnya, prostat dan vesika seminalis.

Pada wanita dilakukan pengangkatan buli, ceviks, uterus, vagina anterior atas ovarium.

Sistektomi radikal adalah pengangkatan buli-buli dan jaringan sekitarnya (pada pria

berupa sistoprostatektomi) dan selanjutnya aliran urin dari kateter dialirkan melalui

beberapa cara diversi urine.

Radiasi eksterna

Radiasi eksterna diberikan selama 5-8 minggu. Merupakan alternatif selain sistektomi

radikal pada tumor ilfiltratif yang dalam. Rekurensilokal sering terjadi

Terapi ajuvan dengan kemoterapi sistemik antara lain regimen sisplatinum-

Siklofosfamid

Pada pasien tumor buli kadang ditemukan metastase regional atau metastase jauh. Dan

sekitar 30-40% pasien denagn tumor invasif akan bermetastase jauh meskipun sudah

dilakukan sistektomi radikal dan radioterapi. Pemberian single kemoterapi agen

atau kombinasi menunjukkan respon yang baik pada pasien tumor buli metastase. 

Respon meningkat pada pemberian kombinasi: methotrexate, vinblastin, cisplastin,

doxorubicin, siklofosfamid.

(Sjamsuhidajat, R. dan W.D. Jong, 2005)

Page 10: CARSINOMA BULI1

DAFTAR PUSTAKA

Purnomo, B.B. 2003. Dasar-Dasar Urologi Edisi Kedua. Jakarta: Sagung Seto.

Lusaya, et al. 2014. Hydronephrosis and Hydroureter. Available at

http://www.emedicine.com/med/topic1055.htm, access on February 15th 2014.

Saunders, W.B. 2005. Campbell’s Urology sixth edition. WB Saunders Company.

Philadelphia.

Sjamsuhidajat, R. dan W.D. Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

FKUI. 2000. Radiologi Diagnostik. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Sudoyo, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta: Interna

Publishing

A. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian (Data Subjektif dan Objektif)

Pada pengkajian dilakukan wawancara dan pemeriksaan laboratorium untuk memperoleh

informasi dan data yang nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk membuat rencana

asuhan keperawatan pasien.

a. Keadaan Umum

Kaji adanya gejala meliputi kondisi seperti demam, anoreksia, mual, penurunan berat

badan, keletihan, pola miksi yang berubah, hematuri, respon verbal pasien

b. Tanda-tanda Vital

Meliputi pemeriksaan tekanan darah (sebaiknya diperiksa dalam posisi yang berbeda,

kaji tekanan nadi, dan kondisi patologis), pulse rate, respiratory rate, dan suhu.

c. Riwayat keperawatan : riwayat pengobatan kanker terdahulu

Pola Pengkajian Gordon

1. Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan

Page 11: CARSINOMA BULI1

Pengkajian meliputi kebiasaan klien terhadap pemeliharaan kesehatan baik sebelum atau

sesudah sakit, gambaran terhadap sakit dan penyebabnya dan penanganan yang

dilakukan, kepatuhan terhadap pengobatan. .

2. Nutrisi / Metabolik

Kaji mengenai kesulitan menelan, mual/muntah, nafsu makan buruk/anoreksia dan

ketidakmampuan untuk makan karena penurunan nafsu makan. penurunan berat badan,

pantangan terhadap makanan, alergi terhadap makanan. Tanda : turgor kulit buruk, kering

/ bersisik, massa otot berkurang / lemak subkutan berkurang, IMT = (kekurangan BB

tingkat berat), klien tampak kurus. Pada lansia kaji lingkat lengan sebagai penanda status

gizi.

3. Eliminasi

Kaji mengenai frekuensi miksi dalam sehari, karakteristik urin, adakah masalah dalam

proses miksi seperti kesulitan mengeluarkan atau nyeri, penggunaan alat bantu untuk

miksi, gambaran pola BAB, karakteritik, penggunaan alat bantu, hematuria atau darah

pada urine.

4. Aktivitas dan Latihan

Kaji kemungkinan ditemukan gangguan aktivitas dan latihan karena klien mengalami

keletihan, kelelahan, malaise, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari,

ketidakmampuan untuk tidur.

5. Persepsi, Sensori, Kognitif

Kaji gangguan berupa rasa nyeri. Kaji adanya faktor stres dalam waktu yang lama,

adanya perasaan berduka. Tanda: ansietas, takut, perasaan bersalah (menyalahkan diri

sendiri), keputusasaan, kesedihan, ekpresi kurang dalam penerimaan terhadap penyakit,

ekspresi kurang kedamaian, rasa bersalah

6. Tidur dan Istirahat

Kaji adanya perubahan pada pola tidur baik akibat nyeri atau stress.

7. Konsep Diri

Kaji adanya perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran, tidak berpartisipasi

dalam kegiatan agama, perubahan pola ibadah, merasa diabaikan dan diasingkan,

menolak interaksi dengan orang lain, merasa dipisahkan dari lingkungan sosial.

Perubahan interaksi dalam keluarga, seperti: perubahan tugas dalam keluarga, perubahan

Page 12: CARSINOMA BULI1

dukungan emosional, perubahan pola komunikasi dalam keluarga, perubahan keakraban,

perubahan partisipasi dalam menyelesaikan masalah.

8. Peran dan Hubungan

Klien mengalami gangguan pada peran dan hubungan, hubungan yang ketergantungan

dengan keluarga, kurang sistem pendukung, penyakit lama atau ketidakmampuan

membaik.

9. Seksual dan Reproduksi

Kaji adanya kemungkinan penurunan libido, hubungan yang kurang harmonis dalam

rumah tangga, kaji riwayat keturunan, kaji jumlah anak dan kondisinya.

10. Koping Stres dan Adaptasi

Klien kemungkinan mengalami gangguan pada pola koping stress dan adaptasi, ansietas,

ketakutan, peka rangsang.

11. Nilai dan Kepercayaan

Kaji mengenai keyakinan terhadap pengobatan dan kesehaan, kaji cara klien terhadap

nilai dan kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatannya.

2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

a. Hipertermi berhubungan dengan penyakit, peningkatan laju metabolisme

ditandai dengan peningkatan suhu diatas kisaran normal, kulit teraba hangat, kulit

kemerahan.

b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan

perubahan tekanan darah, perubahan frekuensi pernapasan, perilaku distraksi,

mengekspresikan perilaku (mis. Gelisah, menangis, waspada), melaporkan nyeri secara

verbal.

c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan nyeri ditandai dengan napas

ireguler, RR diatas normal, saturasi O2 dibawah normal

d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan faktor biologis ditandai dengan berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan

ideal, diare, bising usus hiperaktif, penurunan berat badan dengan asupan makanan

adekuat, kurang minat ada makanan, membran mukosa pucat.

Page 13: CARSINOMA BULI1

e. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan regulasi cairan

terhambat ditandai dengan penurunan TD, pasien mengeluh haus, mual muntah glukosa

darah turun, natrium serum turun, kalsium serum tinggi

f. Risiko cedera berhubungan dengan perubahan metabolime ditandai

dengan penurunan Hb, trombositopeni

g. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi anatomik

ditandai dengan pasien mengalami retensi, dysuria bahkan hingga anuria