11
TUGAS EKSIPIEN Contoh-contoh peningkatan kelarutan dengan solubilisasi micellar, siklodekstrin dan kompleksasi Kelompok 2BD Hana youlanda 1112102000033 Pipit fitriyah 1112102000077 Nita fitriani 1112102000078 Mauliana 1112102000091 Nabilah urwatul wutsqo 1112102000095 PRODI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

cara meningkatkan kelarutan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

solubilisasi miselar,kosolven

Citation preview

TUGAS EKSIPIEN Contoh-contoh peningkatan kelarutan dengan solubilisasi micellar, siklodekstrin dan kompleksasi

Kelompok 2BDHana youlanda 1112102000033Pipit fitriyah 1112102000077Nita fitriani 1112102000078Mauliana 1112102000091Nabilah urwatul wutsqo 1112102000095

PRODI FARMASIFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA2015

Contoh-contoh peningkatan kelarutan dengan solubilisasi micellar, siklodekstrin dan kompleksasiA. Solubilisasi miselar1. Kelarutan vitamin larut lemak seperti fitomenadion dapat ditingkatkan menggunakan polisorbat.Polisorbat : Struktur molekul : Rumus empiris dan berat molekul

Nilai HLB

Kelarutan

Deskripsi Polisorbat memiliki bau yang khas dan hangat, rasa agak pahit. Warna dan bentuk fisik di 250 C ditunjukkan pada Tabel V, bahwa intensitas warna mutlak meskipun harus dicatat produk dapat bervariasi dari batch ke batch dan dari produsen ke produsen.

2. Kelarutan yodium untuk menghasilkan iodophor dicapai dengan penggunaan makrogol eter. Makrogol :Struktur molekul Kelarutan : larut dalam pelarut organic seperti etanol 95%, propan-2-ol dan sangat larut dalam air membentuk larutan jernih. HLB : 14-16Deskripsi : berwarna putih kekuningan, kebanyakan tidak berbau, berbentuk pasta atau wax pada suhu ruang yang menjadi larutan pada suhu 300C.

3. Kelarutan senyawa phenol seperti cresol dan chloroxylenol secara normal larut dalam air hingga 2% dan 0,03%, dapat ditingkatkan kelarutan menggunakan solubilisasi miselar dengan sabun. Lysol yang mengandung 50% cresol dalam system larutan dapat menggunakan oleat, asam linoleat dan linoleat.Asam linoleat :Struktur molekul :

Berat molekul dan rumus molekul :C18H32O2 280.45Kelarutan : sangat larut dalam eter, larut dalam etanol 95%; larut dengan dimetilformamid, pelarut lemak dan minyak.

B. Siklodekstrin Siklodekstrin merupakan molekul cincin yang kehilangan rotasi bebas pada ikatan antara unit-unit glucopyranose. Hal tersebut menyebabkan bentuk siklodekstrin tidak silinder, tetapi toroidal atau bentuk kerucut. Gugus-gugus hidroksil primer terletak pada bagian yang sempit, sedangkan gugus hidroksil sekunder terletak pada area yang lebar.Keistimewaan Siklodekstrin terletak pada struktur cincinnya dan kemampuan untuk melingkupi molekul guest ke dalam rongga siklodekstrin. Hal ini dapat diaplikasikan dalam beberapa hal di antaranya untuk memodifikasi sifat fisika kimia molekul (misal: stabilitas, kelarutan, dan bioavailabilitas), preparasi konjugat, dan linking beberapa polimer. Siklodekstrin memiliki permukaan luar yang bersifat hidrofilik sedangkan bagian dalam rongganya bersifat non polar (hidrofobik). Adanya bentuk tersebut mengakibatkan siklodekstrin dapat digunakan sebagai kompleks penginklusi dengan senyawa lain.Siklodekstrin murni dihasilkan dari degradasi starch oleh cycloglycosyl transferase amylases (CGTases) yang diproduksi oleh variasi bacili, di antaranya Bacillus macerans dan Bacillus circulans. Kondisi reaksi yang sesuai akan menghasilkan 3 kelompok utama siklodekstrin yaitu: -, -, dan -siklodekstrin yang terdiri atas 6, 7, dan 8 unit (1,4)-linked D(+)-glucopyranose. Siklodekstrin

Unit glikopironosa678

Bobot molekuol (Da)97211351297

Diameter rongga (A)5,3/4,76,5/6,08,3/7,5

Kelarutan dalam air14,51,8523,2

(Suhu 250C g/100 ml)

Kelarutan siklodekstrin lebih rendah dibandingkan asiklik sakarida yang mirip dengan siklodekstrin. Ini merupakan konsekuensi dari ikatan yang kuat pada molekul siklodekstrin di dalam kisi kristal. pada -siklodekstrin dengan 7 unit glukopiranosa, ikatan hidrogen intramolekular tampak di antara gugus-gugus hidroksil, mencegah formasi ikatan hidrogen dengan molekul air di sekelilingnya dan menjadikan kelarutan dalam air rendah. Pada bentuk molekul bebas, molekul guest (misal: molekul obat) yang kompleks siklodekstrin memiliki sifat fisika kimia yang baru, salah satunya yaitu kelarutannya di dalam air meningkat. Peningkatan kelarutan dalam air tergantung pada kelarutan siklodekstrin di dalam air, tetapi parameter ini dapat diatasi dengan oligosakarida sejenis.Siklodektrin yang banyak digunakan adalah -siklodekstrin walaupun kearutan air sangat rendahSiklodektrin yang banyak digunakan adalah -siklodekstrin walaupun kearutan air sangat rendah.Contoh pemanfaatan siklodektrin dalam kelarutan obat :1. Ketoprofen (pembentukan kompleks inklusi)Ketoprofen merupakan salah satu obat yang memiliki kelarutan rendah, proses absorbsinya ditentukan oleh tahap disolusi (rate limiting step). Untuk meningkatkan laju disolusi dapat dilakukan pembentukan kompleks inklusi obat dalam -cyclodextrin dengan Teknologi Supercritical Fluid (SCF). Pada kompleks inklusi, terbentuk penyisipan molekul non polar atau daerah nonpolar dari 1 molekul (dikenal sebagai guest) ke dalam rongga molekul lain atau kelompok molekul (dikenal sebagai host). Molekul host yang paling umum digunakan adalah -cyclodextrin dengan kelarutan di dalam air sebesar 18,5 g/L pada 298.2 K. Obat sebagai molekul guest terperangkap di dalam rongga -cyclodextrin yang bersifat hidrofobik, bagian luar -cyclodextrin bersifat hidrofilik sehingga mudah larut dalam air dan terjadi peningkatan kelarutan obat ketoprofen.2. GlikazidGliklazid merupakan obat hipoglikemik generasi kedua golongan sulfonilurea yang digunakan untuk mengobati diabetes melitus tipe 2. Gliklazid praktis tidak larut dalam air dan menunjukkan laju disolusi intrinsik dan bioavailabilitas yang rendah. Beberapa strategi formulasi telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan kelarutan obat seperti penggunaan pengecilan ukuran partikel, pembentukan kompleks inklusi dengan siklodekstrin, pembentukan dispersi padat dan penambahan surfaktan pembentukanself-emulsifying.Mekanisme pembentukan kompleks diawali oleh molekul obat dan molekul siklodekstrin yang saling mendekat, kemudian terjadi pemecahan struktur air di dalam rongga siklodekstrin lalu terjadi pengeluaran beberapa molekul dari rongga, pemecahan struktur air di sekitar molekul obat akan masuk ke dalam rongga siklodekstrin sehingga dapat memindahkan molekul air ke dalam larutan. Proses ini dilanjutkan dengan terjadinya interaksi antara gugus fungsi molekul obat dengan gugus yang terletak dalam rongga siklodekstrin dan terjadi pembentukan ikatan hidrogen antara molekul obat dan siklodekstrin. Proses kemudian dilanjutkan dengan rekonstruksi struktur air di sekeliling molekul obat yang tidak tertutup siklodekstrin.3. Asam mefenmat Asam mefenamat merupakan derivat asam antranilat, obat ini memiliki kelarutan yang kecil dalam air. Dan memiliki laju disolusi yang rendah, laju disolusi dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan kelarutan solut. Siklodekstrin merupakan salah satu senyawa yang dapat mempentuk komplek inklusi dengan berbagai senyawa. Siklodektrin yang digunakan yakitu -1,4. Siklodektrin membentuk komplek inklusi dengan cara memerangkap molekul guest didalam rongga yang dimilikinya. Setelah membentuk kompleks inklusi dengan siklodekstrin, guest akan mengalami perubahan sifat fisika dan kimia. Perubahan tersebut dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat obat yang kurang baik diantaranya untuk meningkatkan kelarutan dan laju disolusi. siklodekstrin dapat membentuk kompleks inklusi dengan asam mefenamat dengan cara kompleks inklusi terbentuk dengan masuknya xilil atau bagian asam benzoat kedalam rongga siklodekstrin sehingga terbentuk 2 kompleks isomerik dengan perbandingan asam mefenamat - siklodekstrin 1:1,perbandingan tersebut digunkan untuk membentuk kompleks inklusi asam mefenamat siklodekstrin, sehingga akan terbentuk asam mefenamat siklodekstrin yang bersifat hidrofil sehingga kelarutan asam mefenamat dalam air dan laju disolusi meingkat.C. Kompleksasi Kompleksasi dalam berbagai kasus mungkin untuk meningkatkan kelarutan dalam suatu obat agar membentuk kompleks antarmolekul. Karena kebanyakan kompleks yang makromolekul tidak aktif, karena tidak mempu melintasi membran lipis. Oleh karena itu, salah satu cara untuk meningkatkan kelarutan yaitu dengan pembentukan komples, sehingga obat bebas dilepaskan selama atau sebelum kontak dengan cairan biologis. Hal tersebut tidaklah mudah untuk memprediksikan bahwa obat tersebut akan membentuk kompleks untuk meningkatkan kelarutan. Banyak kompleks tidak larut air, sediaan lebih cocok untuk dibuat drug delivery system yaitu dengan prolonged release. Beberapa contoh peningkatan kelarutan dengan cara kompleksasi yaitu: 1. Kompleksasi yodium dengan larutan polivinilpirolidon 10-15% untuk meningkatkan kelarutan sediaan larutan dari zat aktif. 2. Interaksi salisilat dan benzoat dengan xanthine, seperti teofilin atau kafein atau dengan carbazochrome. 3. Peningkatan kelarutan kafein dengan penambahan sulfanilamide 4. kelarutan dari kofein dengan penambahan zat pengkompleks dimana dalam hal ini adalah senyawa sulfanilamid yang bertujuan untuk meningkatkan kelarutan kofein dalam air.dimana diketahui kofein adalah salah satu senyawa yang sukar larut dalam air, yaitu 30-100 bagian air, sehingga diharapkan dengan penambahan sulfanilamide akan berbentuk kompleks kofein yang dapat meningkatkan kelarutannya.Kompleks kofein bukan terjadi karena atom H yang ada pada kofein melainkan karena pusat molekul kofein relatif positif sehingga memungkinkan kompleks dengan bahan sulfanilamide yang dapat dilihat berpengaruh dalam penambahan kelarutannya.Penambahan sulfanilamide dilakukan pada takaran yang yang berbeda-beda untuk melihat pada jumlah beberapa sulfanilamid dapat bertindak sebagai agen pengkompleks yang paling ideal untuk kofein.menurut teori,dengan semakin bertambahnya jumlah zat pengkompleks yang ditambahkan maka kelarutan zat yang dikompleks akan semakin besar atau meningkat,dimana peningkatan kelarutan ini akan sampai pada suatu batas tertentu dimana penambahan zat pengkompleks tidak lagi akan meningkatkan kelarutan dari zat yang dikompleksnya tapi justru sebaliknya menurunkan kelarutannya.hal ini karena dibutuhkan pula pelarut dalam jumlah tertentu untuk melarutkan zat pengkompleks yang ditambahkan.Penentuan peningkatan kelarutan zat dapat ditentukan dengan menggunakan spektrofotometer. Dalam hal ini jika absorbannya besar, maka makin besar pula peningkatan kelarutannya.Dari hasil percobaan yang diperoleh, terlihat bahwa semakin banyak jumlah zat pengkompleks sulfanilamide yang ditambahkan,maka makin besar pula kelarutan dari kofein,dimana hal ini tampak dari absorban yang semakin besar.pada percobaan ini juga digunakan faktor pengenceran untuk mengoreksi kesalahan yang terlalu besar dari teknik pengenceran yang dilakukan.5. Peningkatan kelarutan hidroklortiazid melalui pembentukan kompleks dengan hidroksipropil -siklodekstrin