Cara Memasang Bouwplank

Embed Size (px)

Citation preview

Cara memasang Bouwplank

Bouwplank(papan bangunan) berfungsi untuk mendapatkan titik-titik bangunan yang diperlukansesuai dengan hasil pengukuran.Syarat-syaratmemasang bouwplank:

advertisements1. Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah

2. Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouwplank tidak goyang akibat pelaksanaangalian

3. Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.

4. Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan bouwplank lainnya.

5. Letak kedudukan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan semua)

6. Garis benang bouwplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi dan dinding batubata.

Bentuk hasil pemasangan bouwplank dapat dilihat pada gambar berikut :

Pemasangan Bouwplank

Pembuatan adukan beton secara manualMengaduk beton secara adukan tanganCampuran beton secara pekerjaan tangan, tidak boleh dicampur lebih dari 0,25 m3 sekaligus.Pasir, kerikil dan semen diaduk dalam keadaan kering di atas lantai yang bersih, paling sedikit tigakali seperti terlihat pada gambar berikut.

Semen dituang di atas pasir lalu diaduk

Sesudah itu dibentuk sebuah kolam di tengah campuran komponen yang masih kering dandiisi air menurut tabel yang tercantum diatas. Perlu diperhatikan bahwa terlalu banyak airmengurangi mutu dan ketahanan beton. Kemudian pencampuran dimuali pada bagian pinggiranyang kering dengan air di kolam pada pertengahan sampai semua air tercampur dalam campurankomponen. Sekarang beton dicampur paling sedikit tiga kali lagi sampai adukan menjadi homogen.

Cara mencampur komponen kering dengan komponen basah betonKualitas campuran adukan beton ini mempengaruhi kualitas beton selanjutnya.

Mengaduk beton menggunakan mesin molenPada mesin pengaduk beton pengisian komponen beton kering dan penuangan dilakukan denganmengubah keringan tabung pengaduk beton. Jika tabung berdiri tegak, maka pencampuran betontidak dijalankan, karena itu tabung pengaduk beton selalu berputar dalam keadaan miring.Cara mesin pengaduk beton sederhana sekali (karena diciptakan sebagai alat pengaduk beton)dan sangat umum, terutama sebagai mesin pengaduk beton yang agak kecil.

Mesin Aduk Beton

Pencampuran

Pemasangan BekistingManfaat : Sebagai konstruksi pembantu/cetakan dalam pembuatan beton sesuai dengan ukuranyang diharapkan.Bahan Bekisting- Papan kayu tebal min 2,5 cm, kayu harus kering dan kuat- Paku- Kertas semen atau plastic untuk mencegah agar beton tidak menempel pada bekistingsehingga bekisting mudah dilepas.- Kaso-kasoPengontrolan terhadap bekisting- Kedudukan bekisting harus kukuh dan kuat- periksa posisi tegak dan kerataan dari bekisting yang terpasang- Periksa ketepatan posisi bekisting terhadap as bangunan (benang bouwplank)- Periksa skur-skur dan klem-klem pada bekisting- Tidak diperbolehkan adanya lubang sehingga menimbulkan kebocoran- Cek apakah bekisting sudah dilapisi oleh kantong semen/plastic atau belum- Bersihkan bekisting dari kotoran seperti daun, tanah dll

Bekisting Sloof

Bentuk-bentuk Bekisting Kolom

Plesteran DindingMembuat plester adalah melapisi pasangan batu bata, baik bagi pasangan batu kali maupun batucetak agar permukaan tidak mudah rusak, rapi dan bersih.Tahapan pelaksanaan plesteran dinding :a. Dinding yang akan diplester dibasahi terlebih dahulub. Membuat adukan untuk plesteran seperti adukan untuk batu batac. Membuat kepala plesteran di beberapa tempat dengan jarak 1 1,5 m antara satu denganyang lainnya dan diratakan memakai batang (bilah) perata.d. Kemudian permukaan dinding di antara kepala plesteran diplester secara merata dandiratakan memakai bilah perata.

Plesteran Dinding

Pemasangan Kusen Pintu dan JendelaKusen pintu dipasang pada pasangan tembok. Kusen pintu dipasang sebelum dibuat tembok,tetapi setelah profil-profil dipasang.Syarat-syarat untuk kusen pintu sebelum dipasang ;1. Disetel dengan baik dan tidak terpuntir2. Diberi batang penguat sudut pada kedua sudut atas dan batang penguat datar yangmenghubungkan kedua kakinya agar sudut atas tidak berubah.3. Sudah diketam halus4. Sudah dilengkapi dengan angkur baja dan sepatu baja serta papan5. Sebaiknya sudah dicat dengan meni kayuSyarat-syarat pemasangan kusen :1. Dipasang pada tempat yang telah ditentukan sesuai dengan gambar rencana2. Dipasang tegak/vertical3. Tidak boleh tertukar bagian luar dan bagian dalam kusen pintu sehingga membukanyadaun-daun pintu akan terbalik4. Dipasang terjepit kukuh pada pasangan tembok.

Pemasangan Kusen Pintu

Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Ditulis olehSuwahonopada 19-01-2010

Setiap negara biasanya mempunyai peraturan tentang keselamatan dan kesehatan keja sendiri-sendiri yang intinya untuk memastikan bahwa setiap karyawan baik laki-laki maupun perempuan yang bekerja di suatu perusahaan berada dalam kondisi aman dan terlindungi. Satu-satunya perusahaan yang tidak terkena peraturan ini adalah perusahaan yang mempekerjakan dirinya sendiri atau keluarga dekatnya. Pada prinsipnya peraturaan keselamatan dan kesehatan kerja didasarkan pada standar umum yang menyatakan , bahwa setiap perusahaan harus menyediakan bagi masing-masing karyawannya pekerjaan dan tempat bekerja yang bebas dari hal-hal yang diketahui dapat menyebabkan atau diduga dapat menyebabkan kematian atau cacat fisik yang serius bagi pekerjanya.

Keselamatan kerja dan Hiperkes merupakan lapangan ilmu dan sekaligus praktik dengan pendekatan multidisipliner yang berupaya untuk menerapkan dan mengembangkan teknologi pengendalian dengan tujuan tenaga kerja sehat, selamat, dan produktif, serta dicapainya tingkat keselamatan yang tinggi untuk mencegah kecelakaan.

Beberapa ketentuan perundang-undangan yang berkaitan dengan hiperkes dan keselamatan kerja antara lain:

1. Undang-undang No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja. Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, dan pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.

2. Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang-undang ini mengatur tentang keselamatan kerja di segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara yang berada di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Di dalam peraturan ini tercakup tentang ketentuan dan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan bahan, produk teknis, dan alat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Tujuan umum dari dikeluarkannya undang-undang ini adalah agar setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja mendapat perlindungan atas keselamatannya, dan setiap sumber-sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara aman dan efisien sehingga akan meningkatkan produksi dan produktifitas kerja.

3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor Per-01/MEN/1979 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja. Tujuan pelayanan kesehatan kerja adalah:

1. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri dengan pekerjaanya.

2. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja.

3. Meningkatkan kesehata badan, kondisi mental, dan kemapuan fisik tenaga kerja.

4. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang menderita sakit.

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor Per-02/MEN/1979 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja meliputi:

1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja.

2. Pemeriksaan kesehatan berkala

3. Pemeriksaan kesehatan khusus.

5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor Per-01/MEN/1976 tentang kewajiban latihan Hiperkes bagi dokter perusahaan.

6. Undang-undang nomor 7 tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagaan dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 03/MEN/1984 tentang mekanisme pengawawan ketenagakerjaan.

Bekisting

Menurut Blake (1975), ada beberapa aspek yang harus diperhatikan pada pemakaian bekisting dalam suatu pekerjaan konstruksi beton. Aspek tersebut adalah :

1. Aspek pertama adalah kualitas bekisting yang akan digunakan harus tepat dan layak serta sesuai dengan bentuk pekerjaan struktur yang akan dikerjakan. Permukaan bekisting yang akan digunakan harus rata sehingga hasil permukaan beton baik.

2. Aspek kedua adalah keamanan bagi pekerja konstruksi tersebut, maka bekisting harus cukup kuat menahan beton agar beton tidak runtuh dan mendatangkan bahaya bagi pekerja sekitarnya.

3. Aspek yang ketiga adalah biaya pemakaian bekisting yang harus direncanakan seekonomis mungkin.

Metode bekisting yang biasanya digunakan pada bangunan dengan material utama beton, adalah metode bekisting konvensional. Bahan yang digunakan pada bekisting konvensional diantaranya kayu,multiplex, papan, dan paku yang mudah didapat tetapi masa pemakaiannya lebih pendek dikarenakan penyusutan yang besar. Ini mengharuskan pembelian material berulang kali. Selain itu dalam pengerjaannya harus dipasang dan dibongkar atau dibuat pada setiap elemen struktur yang membutuhkan tenaga kerja yang kurang terampil. Sehingga pengerjaan dengan metode ini memerlukan waktu dan biaya pengerjaan yang cukup besar.

Pada awalnya bekisting yang dipakai pada pekerjaan konstruksi, biasanya terbuat dari kayu dengan kadar kelembaban antara 15%-20%. Bekisting tradisional dengan menggunakan material kayu ini dapat dipakai hampir pada semua struktur jenis bangunan, misalnya: pondasi, kolom, balok, pelat lantai, dinding, dan sebagainya.

Bekisting tradisional dengan menggunakan material kayu ini dalam proses pengerjaannya dipasang dan dibongkar pada bagian struktur yang akan dikerjakan. Pembongkaran bekisting dilakukan dengan melepas bagian-bagian bekisting satu per satu setelah beton mencapai kekuatan yang cukup. Jadi bekisting tradisional ini pada umumnya hanya dipakai untuk satu kali pekerjaan, namun jika material kayu masih memungkinan untuk dipakai maka dapat digunakan kembali untuk bekisting pada elemen struktur yang lain.

Hasil akhir permukaan beton yang diperoleh dengan menggunakan bekisting material kayu ini tidak terlalu baik, namun pemakaian bekisting ini mempunyai tingkat fleksibilitas yang tinggi. Dikatakan tinggi, karena bekisting tradisional ini dapat dibuat dan dipakai untuk struktur bangunan dengan bentuk yang bervariasi. Sehingga walaupun dalam perkembangan selanjutnya terdapat jenis material bekisting baru yang dapat digunakan dalam pembuatan bekisting, biasanya tetap mengkombinasikan pemakaian bekisting tradisional dengan bekisting yang modern untuk pekerjaan-pekerjaan struktur yang kecil.

Dengan menggunakan bekisting metode konvensional kekurangannya adalah:

1. Material kayu tidak awet untuk dipakai berulang-ulang kali;

2. Waktu untuk pasang dan bongkar bekisting menjadi lebih lama;

3. Banyak menghasilkan sampah kayu dan paku, sehingga lokasi menjadi kotor;

4. Bentuknya tidak presisi.

Berikut ini adalah contoh bekisting konvensional

Pengenalan APAR dan Cara Penggunaan APAR

Materi Training yang akan saya sampaikan kali ini adalah : PengenalanAPARdan Cara Penggunaannya. Setelah mengikuti materi training ini diharapkan Satpam (security guard) dapat memahami dan mampu melaksanakan tugas-tugas: Mengetahui kondisi dan tindakan untuk pencegahan kebakaran di area kerja masing-masing; Mengetahui kondisi sarana proteksi kebakaran di area kerjanya; Mampu memadamkan kebakaran tingkat awal; Mampu mengamankan lokasi kebakaran.APAR(Alat Pemadam Api Ringan) adalah alat pemadam apiportableyang mudah dibawa, cepat dan tepat di dalam penggunaan untuk awal kebakaran, selain itu pula karena bentuknya yangportabledan ringan sehingga mudah mendekati daerah kebakaran. Dikarenakan fungsinya untuk penanganan dini, peletakanAPAR-pun harus ditempatkan di tempat-tempat tertentu sehingga memudahkan didalam penggunaannya.

Berikut tempat yang direkomendasikan untuk diletakkannyaAPAR:

1. Diletakkan pada jalur jalan keluar.

2. Dekat dengan pintu dan diberi label yang mudah dibaca serta terlihat dengan dengan jelas.

3. Cukup dekat dengan daerah yang berbahaya.4. Bila diletakkan pada gantungan (hanger), tinggihandle(pegangan) dari lantai = 120 cm

5. Pada gedung bertingkat usahakan posisi diletakkannyaAPARadalah pada posisi yang sama, diletakkan pada sudut-sudut gang (koridor) atau dekat pintu tangga.

Proses terjadinya api/kebakaran diakibatkan oleh bersatunya tiga unsur :

1. Bahan bakar

Benda yang mudah terbakar, seperti bahan-bahan kimia, bahan bakar, kayu, plastik dan sebagainya.

2. Oksigen (O2)Tersedia di udara

3. Sumber PanasSeperti energi elektron (listrik statis ataupun dinamis), sinar matahari, reaksi kimia, dan perubahan kimia.Apabila ketiganya bersenyawa maka akan terjadi api. Apabila sudah terjadi kebakaran maka langkah kita adalah menghilangkan adanya oksigen dalam kebakaran tersebut.

BAHAN KANDUNGAN APARSelain dibedakan berdasarkan besar atau ukurannya,APARdapat pula dibedakan berdasarkan bahan pemadam (racun api) di dalamnya.APARmengandung tiga jenis bahan, yaitu :

1. HalonAdalahAPARyang diisi dengan gascarbon monoksida(CO) yang dapat mematikan api dengan mengeluarkan cairan yang dingin. PenggunaAPARdilarang memegangNozlesaat melakukan pemadaman untuk menghindari tangan menjadi kaku karena mengalami kebekuan yang berakibat fatal saat melakukan pemadaman.

2. PowderAdalahAPARyang menggunakan bahan dari tepung atau bubuk. PenggunaAPARjenis ini sebaiknya menggunakan masker sebab partikel tepung atau bubuk dapat terhirup masuk ke saluran pernapasan, yang bila dalam jumlah besar dapat menyebabkan pingsan.3. FoamAdalahAPARberbahan dari jenis busa ataufoamyang dibuat dari campuran air dan sabun dengan komposisi standar.

KELAS/JENIS KEBAKARANDi Indonesia kebakaran dibagi menjadi:

1. Kelas AKebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya kertas, kayu, plastik, karet, busa, dan lain-lainnya. Media yang baik untuk pemadaman kebakaran untuk kelas ini adalah: air, pasir, karung goni yang dibasahi, dan APAR tepung kimia kering.

2. Kelas BKebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar berupa cairan, misalnya bensin, solar, minyak tanah, spirtus, alkohol, dan lain-lainnya. Media yang baik untuk pemadaman kebakaran untuk kelas ini adalah: pasir, APAR tepung kimia kering. Dilarang memakai air untuk jenis ini karena berat jenis air lebih berat daripada berat jenis bahan di atas, sehingga bila kita menggunakan air maka kebakaran akan melebar kemana-mana.

3. Kelas CKebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media yang baik untuk pemadaman kebakaran untuk kelas ini adalah: APAR tepung kimia kering.Matikan dulu sumber listrik agar kita aman dalam memadamkan kebakaran.4. Kelas DKebakaran pada logam sepertimagnesiumdansodium. Ini tergolong kebakaran berat dan dalam mematikan api kita perlu menggunakan alat khusus.

UKURAN APAR dan KEMAMPUAN MEMADAMKAN API

UkuranAPARjuga perlu diperhatikan karena akan berpengaruh pada luas api yang akan dimatikan. MisalnyaAPARukuran 9 kg digunakan untuk 5 m2luas api, jadi per kilonya dapat digunakan untuk 0,5 m2.

BAGIAN-BAGIAN APAR

CARA PENGGUNAAN APAR1. Pastikan APAR berisi dan dapat digunakan (lihat indikator).2. Tarik Pin atau Pengunci APAR.

3. Sebelum masuk ke lokasi kebakaran, tes terlebih dahulu dengan menekan sedikit pompanya.4. Berdirilah sesuai arah mata angin untuk menghindari panasnya api.5. Pegang selang APAR, jangannozlenya, tekan tuas, sapukan ke api kiri dan kanan secara berulang hingga api mati.