121
CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI 19 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh Ariani Soleha NIM: 109013000103 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

  • Upload
    ledieu

  • View
    268

  • Download
    11

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN

SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI 19

JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Ariani Soleha

NIM: 109013000103

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,
Page 3: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,
Page 4: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,
Page 5: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

LEMBAR PERSEMBAHAN

Teruntuk: Yang Terkasih

Mama..

Setiap doamu adalah kekuatanku

Bapak..

Setiap keringatmu adalah semangatku

Nenek..

Setiap ucapanmu adalah inspirasiku

Adik-adikku..

Senyum kalian adalah harapanku

A-J..

Tangis dan tawa melahirkan kedewasaan

Sepatah kata menjadi ilmu, seuntai motivasi menjadi

guru. Terima kasih

Sahabat Seperjuangan..

Kerikil yang menghampar di setiap langkah

Canda, tawa, dan kebersamaan

Hitam putih dunia kita

Kini telah menjadi sejarah

Sejarah terindah dalam lembar kehidupanku..

~Ariani Soleha~

Page 6: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

i

ABSTRAK

Ariani Soleha, NIM: 109013000103, 2014, “Campur kode dan Gejala Bahasa

pada Cerpen Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta Tahun Pelajaran

2012/2013”, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pembimbing: Dr. Darsita, S.M.Hum.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui campur kode dan

mendeskripsikan gejala bahasa yang muncul dalam kata yang berasal dari campur

kode pada cerpen siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta. Metode

yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasi dan pengamatan

langsung dengan teknik simak dan mencatat. Penelitian ini termasuk ke dalam

jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan menganalisis data cerpen siswa.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada hasil tulisan cerpen

siswa, ditemukan bentuk campur kode intern dan ekstern yang meliputi delapan

bahasa, yakni bahasa Indonesia, bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasaBetawi,

bahasa Belanda, bahasa Jawa, bahasa slang, dan bahasa Batak. Campur kode yang

ditemukan berupa kata, frasa, dan reduplikasi. Sementara gejala bahasa yang

muncul dari bahasa yang terdapat dalam campur kode berupa protesis, epentesis,

paragos, aferesis, sinkope, apokop, kontraksi, dan monoftongisasi.

Kata Kunci: Sosiolinguistik, Campur Kode, Gejala Bahasa.

Page 7: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

ii

ABSTRACT

Ariani Soleha, NIM: 109013000103, 2014, "Code mixing and Language

Symptoms in the Short Story Class X Islamic Senior High School of 19 Jakarta

(MAN 19 Jakarta) Academic Periode 2012/2013", Department of Education

Indonesian Language and Literature, Faculty of Tarbiyah and Teaching, Syarif

Hidayatullah State Islamic University of Jakarta. Supervisor: Dr. Darsita,

S.M.Hum.

This research aims to find out describe the code mixing and language

symptoms that appear in the language that the word is derived from code mixing

on the short story class X Islamic Senior High School of 19 Jakarta (Madrasah

Aliyah Negeri 19 Jakarta). The method usedin this study is the observation

method and direct observation techniques and refer to notes. This study belongs to

the qualitative descriptive researchby analyzing the data of short stories students.

Based on the analysis and discussion of the results of short story writing

student, found forms of internal and external code mixing. Which includes eight

languages, namely Indonesian, Arabic, English, Dutch, Betawi, Javanese, slang,

and Batak. Mix the code found in the form of words, phrases, and reduplication.

While the language of symptoms that appear from the language contained in the

form of code mixing namely, protesis, epentesis, paragos, aferesis, syncope,

apokop, contraction, andmonoftongisasi.

Keywords: Sociolinguistics, Code Mixing, Languages Symptoms.

Page 8: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt, Tuhan semesta alam,

karena dengan karunia-Nya skripsi ini dengan judul “Campur Kode dan Gejala

Bahasa pada Cerpen Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 19 Tahun Pelajaran

2012/2013” ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam juga penulis sampaikan

kepada Nabi Muhamad SAW yang telah memberikan bimbingan kebaikan kepada

seluruh umat.

Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Selama proses penulisan skripsi ini tidak

luput dari berbagai bentuk kesalahan, namun berkat usaha penulis dan bantuan

dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan yang telah memberikan pengetahuan dan bimbingan yang dapat

memotivasi penulis.

2. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., selaku ketua jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, karena dengan perhatian dan kesabaran dalam membimbing

mahasiswanya penulis termotivasi untuk mengerjakan penulisan skripsi

hingga selesai.

3. Dr. Darsita S., M. Hum, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan yang luar biasa sampai selesainya penulisan

skripsi ini dan memberikan ilmu yang baru bagi penulis.

4. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

yang telah membekali penulis berbagai ilmu pengetahuan.

5. Orangtua penulis yang selalu memberikan motivasi, doa, materi, dan kasih

sayang yang tiada akhir.

Page 9: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

iv

6. Seluruh keluarga besar MAN 19 Jakarta, baik kepala sekolah, guru, staf,

dan siswa-siswi, atas partisipasinya selama penelitian skripsi ini

berlangsung.

7. Seluruh keluarga besar penulis yang tak henti-henti memberikan motivasi

dan doa kepada penulis.

8. Teman-teman seperjuangan di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, juga

pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan namanya satu

persatu, terima kasih atas partisipasinya dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Teman-teman sepermainan, teman-teman mengajar, serta murid-murid

tercinta yang selalu memberikan motivasi sampai selesainya skripsi ini.

Semoga semua bantuan, bimbingan, ilmu, dan doa yang telah diberikan

mendapat balasan kebaikan dari Allah Swt. Penulis berharap semoga skripsi ini

dapat menjadi masukan yang positif dalam rangka meningkatkan mutu pengajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah.

Jakarta, 23 Maret 2014

Penulis

Ariani Soleha

Page 10: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

LEMBAR PERSEMBAHAN

ABSTRAK ...................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 4

C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 4

D. Rumusan Masalah ................................................................................ 4

E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORETIS ................................................................ 6

A. Sosiolinguistik…….. ............................................................................ 6

B. Campur Kode ....................................................................................... 7

C. Gejala Bahasa ....................................................................................... 8

1. Pengertian Gejala Bahasa ............................................................... 8

2. Macam-macam Gejala Bahasa ....................................................... 9

D. Diksi ..................................................................................................... 12

E. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 14

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 15

B. Rancangan Penelitian ........................................................................... 15

Page 11: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

vi

C. Metode Penelitian................................................................................. 16

D. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 16

E. Objek Penelitian ................................................................................... 17

F. Pengumpulan Data .............................................................................. 18

G. Jenis Data ............................................................................................ 20

H. Analisis Data ....................................................................................... 20

I. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 20

J. Fokus Penelitian ................................................................................... 21

BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ....................... 22

A. HASIL PENELITIAN .......................................................................... 22

1. Identitas MAN 19 Jakarta .............................................................. 22

2. Sejarah Singkat............................................................................... 22

3. Visi, Misi, dan Tujuan .................................................................... 23

4. Tenaga pendidik ............................................................................. 24

B. PEMBAHASAN .................................................................................. 35

1. Hasil Analisis Data Penelitian ........................................................ 27

a. Campur Kode ........................................................................... 27

b. Gejala Bahasa ........................................................................... 32

2. Pembahasan Hasil Analisis Data Penelitian ................................... 40

a. Campur Kode ........................................................................... 40

b. Gejala Bahasa ........................................................................... 52

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 64

A. Simpulan .............................................................................................. 64

B. Saran ..................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 66

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 12: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

vii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Alih Kode

2. Hasil Tulisan Cerpen Siswa Kelas X

3. Uji Referensi

4. Surat Permohonan Izin Observasi

5. Surat Permohonan Izin Penelitian

6. Surat Perubahan Judul Skripsi

7. Surat Keterangan Sekolah

Page 13: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari bahasa.

Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Untuk menyampaikan dan

mengetahui maksud antar sesamanya, manusia memerlukan bahasa. Berkaitan

dengan hal komunikasi, bahasa yang baik dan benar tidak selalu harus

digunakan di setiap waktu dan tempat, melainkan tergantung pada keperluan

tertentu.

Indonesia merupakan masyarakat multilingual, di mana terdapat berbagai

macam bahasa daerah dalam setiap wilayah. Umumnya, ketika berbicara

orang menggunakan lebih dari satu bahasa, secara disadari maupun tanpa

disadari. Baik dari satu bahasa daerah ke dalam bahasa daerah lain, maupun

dari bahasa daerah ke dalam bahasa asing ataupun sebaliknya. Penggunaan

bahasa tersebut jika dilihat dari sudut pandang sosiolinguistik dinamakan

campur kode dan campur kode. Peristiwa campur kode dan campur kode

bukan hanya terjadi dalam satu bahasa ke dalam bahasa lain, tetapi juga bisa

terjadi dari ragam resmi ke dalam ragam santai ataupun sebaliknya.

Membicarakan masalah bahasa tidak terlepas dari unsur inti bahasa itu sendiri,

yakni kata.

Kata merupakan alat untuk menyampaikan gagasan atau pikiran. Jadi,

dalam memilih kata, baik dalam berbicara maupun menulis, memerlukan

ketelitian dan kekreatifan. Seseorang yang memiliki banyak kosa kata akan

lebih bervariasi dalam memilih kata untuk berkomunikasi, baik dalam bentuk

lisan maupun tulisan. Ketika seseorang berbicara berarti orang tersebut ingin

menyampaikan pikirannya dan mengaharapkan lawan bicaranya mampu

memahami maksud dari ucapannya. Namun, pada kenyatannya dalam

berbicara seorang petutur sering menggunakan kata-kata yang kurang tepat.

Sehingga apa yang ingin disampaikan oleh petutur tidak bisa diterima dengan

Page 14: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

2

baik oleh mitra tuturnya. Sama halnya dengan menulis, melalui tulisannya,

seseorang hendak menyampaikan pesan kepada pembaca. Menulis

membutuhkan penguasaan kosa kata yang banyak dan tepat. Sebab, bahasa

tulis berbeda dengan bahasa lisan, apabila pilihan kata yang digunakan tidak

tepat maka pembaca sulit untuk memahaminya. Bahkan bisa menimbulkan

makna yang ambigu, sehingga apa yang ingin disampaikan penulis tidak

tersampaikan kepada pembaca.

Berbeda halnya ketika seseorang menulis sebuah cerpen. Dalam menulis

cerpen, penulis bebas mengekspresikan perasaannya. Salah satunya yaitu

dalam memilih kata yang diinginkan. Semakin bervariasi kata yang digunakan

maka akan semakin menarik cerpen tersebut untuk dibaca. Pembaca tidak

akan merasa bosan dengan kosa kata yang monoton. Cerpen bukanlah jenis

tulisan yang resmi, cerpen berfungsi untuk menghibur pembaca. Oleh sebab

itu, diksi yang digunakan tidak hanya sekadar tepat tetapi juga menarik. Setiap

penulis memiliki gaya masing-masing dalam memilih kata untuk karyanya.

Biasanya penulis memilih kata yang berkaitan erat dengan lingkungannya.

Cerpen merupakan salah satu karya sastra fiksi yang diajarkan di sekolah.

Cerpen tidak terlepas dari diksi atau pilihan kata. Setiap penulis memiliki gaya

masing-masing dalam memilih kata untuk karyanya. Namun, penggunaan

pilihan kata tidak hanya mengutamakan ketepatan kaidah bahasa Indonesia,

tetapi juga harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan di mana bahasa itu

digunakan. Biasanya penulis memilih kata yang berkaitan erat dengan

lingkungannya. Cerpen bukanlah jenis tulisan yang resmi, cerpen berfungsi

untuk menghibur pembaca. Oleh sebab itu, diksi yang digunakan tidak hanya

sekadar tepat tetapi juga menarik.

Jika dalam sebuah cerpen seorang penulis biasanya memilih satu ragam

bahasa yang sangat dominan sebagai ciri karyanya, pada penelitian di

Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta, peneliti menemukan cerpen yang terdiri

dari beragam bahasa pada setiap judul. Penggunaan bahasa pada tiap kalimat

terdiri lebih dari satu bahasa. Ada beberapa kalimat dalam tiap judul yang

menggunakan percampuran bahasa daerah dengan bahasa asing. Ada pula

Page 15: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

3

yang menggunakan percampuran bahasa suatu daerah dengan bahasa daerah

lain. Selain percampuran antar bahasa daerah dan bahasa asing, terdapat pula

percampuran dalam bahaha resmi dengan bahasa pergaulan sehari-hari.

Cerpen tersebut merupakan karya siswa-siswi kelas X IPS 1 Madrasah Aliyah

Negeri Jakarata. Selain peralihan dan percampuran bahasa, terdapat juga

gejala-gejala bahasa yang unik pada cerpen tersebut. Gejala bahasa seperti

hilang dan bertambahnnya suatu fonem atau pun suku kata pada kata yang

dipilih oleh siswa. Peristiwa gejala bahasa tersebut terjadi pada kata yang

tercatat sebagai campur kode.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengambil judul

penelitian ”Campur Kode dan Gejala Bahasa pada Cerpen Siswa Kelas X

Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta Tahun Pelajaran 2012/2013.”

Judul tersebut menjadi semakin kuat ketika penulis membaca pernyataan

Nababan (1984) yang senada dengan pernyataan Haliday, yaitu

“sosiolinguistik adalah kajian atau pembahasan bahasa sehubungan dengan

penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat.” Kemudian dikuatkan oleh

Sumarsono bahwa “seorang penutur bahasa adalah anggota masyarakat

tutur.”1

Berangkat dari pernyataan tersebut, ternyata peneliti menemukan hal yang

berbeda pada cerpen siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta. Pada

cerpen tersebut, seorang penutur dari suatu anggota masyarakat menggunakan

bahasa anggota masyarakat lain. Hal tersebut semakin menarik hati peneliti

untuk menemukan keunikan-keunikan diksi pada cerpen tersebut.

1 Sumarsono, Sosiolinguistik, (Yogyakarta: SABDA, 2012), cet. 8, h. 4.

Page 16: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

4

B. Identifikasi Masalah

1. Siswa menggunakan beragam bahasa pada cerpen yang ditulisnya.

2. Terdapat percampuran bahasa dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa

Asing dalam satu kalimat.

3. Terdapat percampuran bahasa dari satu bahasa daerah ke dalam bahasa

daerah lainnya.

4. Terdapat percampuran bahasa dari ragam resmi ke dalam ragam santai.

5. Terdapat berbagai gejala bahasa pada kata yang mengalami campur kode.

C. Pembatasan Masalah

Berangkat dari identifikasi masalah di atas, masalah pada penelitian ini

dibatasi atas:

1. Keunikan diksi berdasarkan campur kode.

2. Keunikan diksi berdasarkan gejala bahasa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, perumusan masalah pada

penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana campur kode yang terdapat pada cerpen siswa kelas X IPS

Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta tahun pelajaran 2012/2013?

2. Bagaimana gejala bahasa yang terdapat pada cerpen siswa kelas X IPS

Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta tahun pelajaran 2012/2013?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui campur kode yang terdapat pada cerpen siswa kelas X IPS 1

Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta tahun pelajaran 2012/2013.

2. Mendeskripsikan gejala bahasa yang terdapat pada cerpen siswa kelas X

IPS 1 Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta tahun pelajaran 2012/2013.

Page 17: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

5

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Manfaat Teoretis, hasil penelitian ini dapat menambah bahan bagi

pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

2. Manfaat Praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh:

a. Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru agar tidak

hanya fokus pada kesalahan yang dibuat oleh siswa. Karena di sisi lain,

ada keunikan-keunikan pada hasil kerja siswa yang jarang

diperhatikan.

b. Siswa

Hasil penelitian ini dapat membantu siswa memahami bahwa bahasa

cerpen bukanlah bahasa yang resmi. Bahasa cerpen mementingkan

keindahan dan memiliki ciri khas bagi penulisnya.

c. Peneliti

Untuk peneliti sendiri, penelitian ini sangat bermanfaat sebagai ilmu

pengetahuan dalam memahami keunikan diksi pada sebuah kalimat,

mengetahui berbagai gejala bahasa dan asal kata, sehingga menambah

wawasan.

d. Peneliti lain

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat membantu para peneliti

yang lain sebagai bahan rujukan atau pun untuk data relevan.

Page 18: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

6

BAB II

LANDASAN TEORETIS

Penelitian ini menggunakan teori sosiolinguistik sebagai berikut.

A. Sosiolinguistik

Sosiolinguistik merupakan gabungan ilmu sosiologi dan linguistik, ada juga

yang menyebutnya dengan sosiologi bahasa. Perbedaan keduanya yaitu terdapat

pada titik pusat kajiannya. Sosiologi bahasa menitikberatkan kajiannya pada

masyarakatnya sedangkan sosiolinguistik menitikberatkan kajiannya pada

bahasanya. Sosiolingistik membahas beragam bahasa dan gejala bahasa yang ada

di masyarakat, kapan dan dalam situasi seperti apa suatu ragam bahasa digunakan.

Trudgill menyatakan bahwa sociolinguistics is that part of linguistics which is

concerned with language as a social and cultural phenomenom.2Sementara itu,

Wardhaugh dalam bukunya An Introduction To Sociolinguistics menyatakan

bahwa sociolinguistics is concerned with investigating the relationships between

language and society with the goal being a better understanding of the structure

of language and of how languages function in communication.

J.A Fishman menyatakan sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi

bahasa, fungsi-fungsi variasi bahasa, dan pemakai bahasa karena ketiga unsur ini

selalu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu sama lain dalam satu

masyarakat tutur.3 Sedangkan Appel, dkk. menyatakan bahwa sosiolinguistik

adalah kajian mengenai bahasa dan pemakaiannya dalam konteks sosial dan

kebudayaan.4

Senada dengan Appel, sebagaimana dikutip oleh Agustina dan Chaer,

Kridalaksana menyatakan bahwa sosiolinguistik lazim didefinisikan sebagai ilmu

yang mempelajari ciri dan pelbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara para

bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa itu di dalam suatu masyarakat

2 Jendra, Made Iwan Indrawan,Sociolinguistics: The Study Of Societies’ Languages

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), ed. Pertama, h. 10 3 Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik: Perkenalan Awal (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), ed. Revisi, h. 3 4Ibid, h. 4

Page 19: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

7

bahasa. Sementara itu, Nancy Parrot Hickerson, yang juga dikutip oleh Agustina

dan Chaer menyatakan bahwa sosiolinguistik adalah pengembangan subbidang

linguistik yang memfokuskan penelitian pada variasi ujaran, serta mengkajinya

dalam suatu konteks sosial. Sosiolinguistik meneliti korelasi antara faktor-faktor

sosial itu dengan variasi bahasa‟.5

Berdasarkan beberapa pendapat dari ahli linguistik di atas, dapat disimpulkan

bahwa sosiolinguistik yaitu ilmu bahasa yang mengkaji tentang variasi fungsi-

fungsi bahasa yang terdapat dalam suatu masyarakat.

B. Campur Kode

Chaer dan Agustina menyatakan bahwa dalam campur kode ada sebuah kode

utama atau kode dasar yang digunakan dan memiliki fungsi dan keotonomiannya,

sedangkan kode-kode lain yang telibat dalam peristiwa tutur itu hanyalah berupa

serpihan-serpihan (pieces) saja, tanpa fungsi atau keotonomian sebagai sebuah

kode. Thelander, sebagaimana dikutip dalam Agustina, menyatakan bahwa

campur kode yaitu apabila di dalam suatu peristiwa tutur, klausa-klausa maupun

frase-frase yang digunakan terdiri dari klausa dan frase campuran dan masing-

masing klausa atau frase itu tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri.

Pendapat lain tentang campur kode yaitu dari Muysken, yang menyatakan I

am using the term code-mixing to refer to all cases where lexical items and

grammatical features from two languages appear in one sentence. „Saya

menggunakan istilah campur kode untuk mengacu pada semua kasus di

manaunsur leksikal dan fitur gramatikal dari dua bahasam uncul dalam satu

kalimat.‟

Sementara itu, Gumperz menyatakan, In code-mixing, pieces of one language

are used while a speaker is basically using another language.„Dalam campur

kode, potongan satu bahasa yang digunakan sesekali oleh pembicara pada

dasarnya menggunakan bahasa lain.‟ Sedangkan Pfaff mengatakan, Coversational

code-mixing involves the deliberate mixing of two languages without an

5 Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik: Perkenalan Awal, h. 4

Page 20: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

8

associated topic or situation change. „Percakapan campur kode melibatkan

pencampuran sengaja dua bahasa tanpa topik terkait atau perubahan situasi.

Dari beberapa pendapat ahli linguistik yang telah dipaparkan, dapat

disimpulkan bahwa campur kode adalah penggunaan dua bahasa atau lebih secara

tidak sengaja dalam satu kalimat yang berupa serpihan dan tidak memiliki

keotonomian sebagai sebuah kode.

C. Gejala Bahasa

1. Pengertian Gejala Bahasa

Ngajenan menyatakan bahwa gejala bahasa adalah peristiwa yang

mengakibatkan perubahan bentuk suatu kata.6 Sementara itu Chaer dan Agustina,

menyatakan bahwa perubahan bahasa lazim diartikan sebagai adanya perubahan

kaidah, entah kaidahnya itu direvisi, kaidahnya menghilang, atau munculnya

kaidah baru; dan semuanya itu dapat terjadi pada semua tataran linguistik:

fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, maupun leksikon.7

Senada dengan Ngajenan, Muslich menyatakan bahwa perubahan-perubahan

bentuk kata apa pun dalam suatu bahasa lazim disebut gejala bahasa. Selanjutnya,

Badudu dalam bukunya Pelik-pelik Bahasa Indonesia, sebagaimana dikutip oleh

Muslich, menjelaskan bahwa gejala bahasa ialah peristiwa yang menyangkut

bentukan-bentukan kata atau kalimat dengan segala macam proses

pembentukannya.8

Wardhaught, sebagaimana dikutip oleh Chaer dan Agustina, membedakan

adanya dua macam perubahan bahasa, yaitu perubahan internal dan perubahan

eksternal. Perubahan internal terjadi dari dalam bahasa itu sendiri, seperti

berubahnya sistem fonologi, sistem morfologi, dan sistem sintaksis. Sedangkan

perubahan eksternal terjadi sebagai akibat adanya pengaruh dari luar, seperti

6 Mohamad Ngajenan, Kamus Etimologi Bahasa Indonesia, (Semarang: Dahara Prize,

1990), h. 10 7 Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik: Perkenalan Awal, h. 136

8 Masnur Muslich, Tata Bentuk Bahasa Indonesia: Kajian ke Arah Tata Bahasa

deskriptif, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), cet.1, h. 101

Page 21: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

9

peminjaman atau penyerapan kosakata, penambahan fonem dari bahasa lain, dan

sebagainya.9

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa gejala

bahasa merupakan perubahan suatu bentuk bahasa berupa hilang dan

bertambahnya suatu kaidah bahasa dalam tataran linguistik.

2. Macam-macam Gejala Bahasa

Notosudirjo mengemukakan gejala bahasa meliputi protesis, epentesis,

paragos, aferesis, singkop apokop, metatesis, desimilasi, asimilasi, kontraksi,

reduplikasi.10

Lebih lengkapnya, Ngajenan, menjelaskan gejala bahasa sebagai

berikut:

a. Aferesis, yaitu gejala bahasa yang berupa hilangnya suatu fonem pada awal

kata, misalnya: empunyapunya, tathapi tapi.

b. Apokope, yaitu gejala bahasa berupa hilangnya fonem pada akhir kata,

misalnya: riangria, ularula.

c. Asimilasi, yaitu gejala bahasa berupa penyamaan fonem yang semula berbeda,

misalnya: alsalamassalam, asalam.

d. Desimilasi, yaitu gejala bahasa berupa penidaksamaan dua fonem yang

semula sama, misalnya: sajjanasarjana, cittacinta, cipta.

e. Epentesis, yaitu gejala bahasa berupa penambahan fonem di tengah kata,

misalnya: akasaangkasa, makinmangkin, jeneral jenderal, upama

umpama.

f. Hiplologi, yaitu gejala bahasa berupa hilangnya suku kata di tengah suku kata,

misalnya: merdehekamerdeka.

g. Kontaminasi, yaitu gejala bahasa berupa perancuan dua bentuk menjadi

bentuk baru yang salah, misalnya: musna + punahmusnah.

h. Kontraksi, yaitu gejala bahasa berupa pemendekan satu bentuk, misalnya:

praja-muda-karanapramuka.

9 Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik, h. 142

10 Suwardi Notosudirjo, Etimologi, (Jakarta: Mutiara, 1981), cet. 3, h. 11-12

Page 22: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

10

i. Metatesis, yaitu gejala bahasa berupa pertukaran tempat suatu fonem dalam

kata, misalnya: kerikil kelikir, lainlian, rontallontar.

j. Paragoge, yaitu gejala bahasa berupa penambahan fonem pada akhir kata,

misalnya: hulubalahulubalang, book buku, lamplampu, bankbangku.

k. Protesis, yaitu gejala bahasa penambahan fonem pada awal kata, misalnya:

stri istri, smara asmara, langelang, mpu empu.

l. Reduplikasi, yaitu gejala bahasa berupa pengulangan kata, misalnya:

tontonton, tuntuntun.

m. Sinkope, yaitu gejala bahasa berupa hilangnya fonem di tengah kata,

misalnya: tahadi tadi, baharu, sahajasaja.

n. Hibridis, yaitu gejala perpaduan atau percampuran bahasa yang membentuk

satu kata baru, misalnya: akal budi.

Muslich dalam bukunya Tata Bentuk Bahasa Indonesia, menguraikan gejala

bahasa sebagai berikut:

a. Analogi, yaitu salah satu cara pembentukan kata baru. Dalam suatu bahasa,

yang disebut analogi adalah suatu bentukan bahasa dengan meniru contoh

yang sudah ada. Misalnya: saudara-saudari, pemuda-pemudi.

b. Adaptasi, yaitu perubahan bunyi dan struktur bahasa asing menjadi bunyi dan

struktur yang sesuai dengan peneriamaan pendengaran atau ucapan lidah

bangsa pemakai bahasa yang dimasukinya. Misalnya: fadhuli (Arab) peduli,

prahara (Sansekerta) perkara.

c. Kontaminasi, dalam bahasa Indonesia, kata kontaminasisama dengan

kerancuan. Kata rancu berarti „campur aduk‟, „tumpang tindih‟, „kacau‟.

Dalam bidang bahasa, kata rancu (kerancuan) dipakai sebagai istilah yang

berkaitan dengan pencampuradukan dua unsur bahasa (imbuhan, kata, frase,

atau kallimat) yang tidak wajar. Misalnya: dinasionalisirkan.

d. Hiperkorek, yaitu proses pembetulan bentuk yang sudah betul lalu malah

menjadi salah. Misalnya: sehat syehat.

e. Varian, gejala varian sering dijumpai dalam ucapan pejabat pada Era Orde

Baru. Misalnya: direncanakandirencanaken.

Page 23: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

11

f. Asimilasi, gejala asimilasi berarti proses penyamaan atau penghampirsamaan

bunyi yang tidak sama. Misalnya: alsalamassalamasalam.

g. Disimilasi, yaitu proses berubahnyadua buah fonem yang sama menjadi tidak

sama. Misalnya: sajjana sarjana.

h. Adisi, yaitu perubahan yang terjadi dalam suatu tuturan yang ditandai oleh

penambahan fonem. Gejala adisi dapat dibedakan atas protesis, epentesis, dan

paragog.

1) Protesis ialah proses penambahan fonem pada awal kata.

Contoh: langelang, mas emas

2) Epentesis ialah proses penambahan fonem di tengah kata.

Contoh: upama umpama, kapakkampak

3) Paragog ialah proses penambahan fonem pada akhir kata.

Contoh: lamplampu, hulubala hulubalang

i. Reduksi, yaitu peristiwa pengurangan fonem dalam suatu kata. Gejala reduksi

dapat dibedakan atas aferesis, singkop, dan apokop.

1) Aferesis ialah proses penghilangan fonem pada awal kata.

Contoh: telentang tentang, tatapi tetapitapi

2) Singkop ialah penghilangan fonem di tengah-tengah kata.

Contoh: sahaya saya

3) Apokop ialah proses penghilangan fonem pada akhir kata.

Contoh: pelangit pelangi

j. Metatesis, yaitu perubahan kata yang fonem-fonemnya bertukar

tempatnya.Misalnya: rontal lontar.

k. Diftongisasi, yaitu proses perubahan suatu monoftong jadi diftong.Misalnya:

sodara saudara.

l. Monoftongisasi, yaitu proses perubahan suatu diftong (gugus vokal) menjadi

monoftong. Misalnya: gurauguro, bakaubako.

m. Anaptiksis, yaitu proses penambahan suatu bunyi dalam suatu kata guna

melancarkan ucapannya. Misalnya: putra putera, srigala serigala.

n. Haplologi, yaitu penghilangan suku kata yang ada di tenga-tengah kata.

Misalnya: budhidayabudaya.

Page 24: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

12

o. Kontraksi, yaitu gejala yang memperlihatkan adanya satu atau lebih fonem

yang dihilangkan. Kadang-kadang ada perubahan atau penggantian fonem.

Misalnya: tidak adatiada, bahagianda baginda.

D. Diksi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi keempat, diksi adalah pilihan

kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan

gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (peperti yang diharapkan). Sedangkan

dalam Kamus Linguistik karya Harimuti Kridalaksana, edisi keempat, diksi

(diction) adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu

dalam berbicara di depan umum atau dalam karang-mengarang.

Gorys Keraf dalam bukunya Diksi dan Gaya Bahasa mengemukakan tiga

pernyataan mengenai diksi atau pilihan kata. Pertama pilihan kata atau diksi

mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu

gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau

menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik

digunakan dalam suatu situasi. Kedua, pilihan kata atau diksi adalah adalah

kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang

ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai

(cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat

pendengar. Ketiga, pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh

penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu.

E. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan tinjauan pustaka yang peneliti lakukan, penelitian yang terkait

dengan alih kode dan gejala bahasa bukan pertama kalinya dilakukan. Seperti

penelitian yang pernah dilakukan oleh Dedi Rohmadi, mahasiswa Universitas

Sebelas Maret, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Jurusan Sastra Indonesia. Dedi

melakukan penelitian yang berjudul “Pemakaian Bahasa dalam Rubrik Celathu

Butet pada Surat Kabar Suara Merdeka: Suatu Tinjauan Sosiolinguistik”. Dedi

dalam penelitiannya membahas tentang penggunan bahasa yang terjadi dalam

Page 25: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

13

sebuah surat kabar yang berupa alih kode, campur kode, interferensi, interjeksi,

pelesapan dan penambahan fonem. Penelitian tersebut merupakan penelitian

deskriptif kualitatif.

Penelitian lain dilakukan oleh Siti Rohmani, mahasiswi Universitas Sebelas

Maret tahun 2013. Siti melakukan penelitian yang berjudul Analisis “Alih Kode

dan Campur Kode pada Novel Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi”. Penelitian

tersebut membahas tentang bentuk alih kode dan campur kode, faktor penyebab

alih kode dan campur kode, dan fungsi alih kode dan campur kode. Sama halnya

dengan Dedi, penelitian yang dilakukan Siti pun merupakan penelitian deskriptif

kualitatif.

Berdasarkan tinjauan yang telah dilakukan, peneliti tidak menemukan

kesamaan antara penelitian yang peneliti lakukan dengan kedua penelitian

tersebut. Kedua peneliti yang telah disubutkan meneliti peristiwa kebahasaan pada

karya yang menjadi sajian bagi masyarakat luas. Sementara peneliti mengambil

data yang berupa hasil tulisan cerpen siswa untuk mengetahui peristiwa

kebahasaan yang terjadi pada kegiatan pembelajaran menulis di sekolah.

Page 26: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Menurut Djajasudarma, metodologi adalah ilmu tentang metode atau uraian

tentang metode. Metode adalah cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk

mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan, dsb.); cara kerja yang bersistem untuk

memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.15

Bidang linguistik yang berhubungan dengan pemakaian bahasa merupakan

salah satu bagian dari bidang studi sosio-linguistik. dengan demikian, penelitian

pemakaian bahasa masuk ke dalam penelitian sosiolinguistik, terutama jika yang

dibicarakan adalah pemakaian bahasa menurut konteks sosial penggunaannya.16

Unsur-unsur pada penelitian ini digambarkan pada tabel berikut.

15

T. Fatimah Djajasudarma, Metode Lingustik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian,

(Bandung: PT. Refika Aditama, 2006), cet. 2, h. 1

16 Mahsun, M. S, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), Cet. 6, ed. Revisi, h. 226-227

Page 27: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

15

Skema Konseptual

Sumber (Mahsun, 2012) yang sudah dimodifikasi oleh peneliti.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai campur kode dan gejala bahasa dalam penulisan cerpen

siswa kelas X, dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta. Berlokasi di Jalan H.

Jaelani III, H. Muchtar Raya, Petukangan Utara, Jakarta Selatan. Waktu yang

digunakan dalam proses penelitian ini dimulai tanggal 1 Juni 2013 sampai dengan 4

April 2014.

B. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini terdiri dari tiga aspek yang tercakup dalam istilah

metodologi penelitian, yaitu aspek aksiologi dari satu paradigma aspek itu merupakan

aspek nyata yang menunjukan cara melaksanakan penelitian yang terdiri dari:

M

E

T

O

D

O

L

O

G

I

P

E

N

E

L

I

T

I

A

N

Ancangan

Metode

Teknik

Sosiolinguistik yang berfokus

pada campur kode dan gejala

bahasa

Kualitatif

Bebas Libat Cakap

Catat

Pendeskripsian

hasil analisis

Page 28: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

16

ancangan, metode, dan teknik. Ancangan merupakan disiplin ilmu yang digunakan

sebagai paradigma berpikir yaitu ilmu sosiolinguistik dengan fokus kajian campur

kode dan gejala bahasa.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode observasi dan pengamatan langsung dengan

teknik simak dan mencatat. Metode penyediaan data ini diberi nama metode simak

karena cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak

penggunaan bahasa. Istilah menyimak di sini tidak hanya berkaitan dengan

penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis.17

Penelitian ini dimulai dengan menganalisis cerpen siswa, yaitu membaca dan

mencatat kata-kata yang unik dalam cerpen. Kata-kata yang dikatakan unik dalam

cerpen tersebut yaitu kata-kata yang mengalami campur kode dari bahasa Indonesia

ke bahasa lain.

Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan

menganalisis data cerpen siswa. Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk

mengklasifikasi, mengelompokkan data.18

D. Ruang Lingkup Penelitian

1. Campur kode, yaitu penggunaan lebih dari satu ragam bahasa dalam suatu

komunikasi sesuai dengan siatuasi di mana komunikasi itu terjadi. Pada

penelitian ini yaitu campur kode yang terjadi dalam teks cerpen siswa.

2. Gejala bahasa, yaitu perubahan-perubahan bentuk yang terjadi pada suatu

kata. Gejala bahasa terdiri dari beberapa macam, namun ruang lingkup pada

17

Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Stategi, Metode, dan Tekniknya, (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2007), h. 92

18 Ibid, h. 253

Page 29: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

17

penelitian ini yaitu terbatas pada protesis, epentesis, paragos, aferesis,

sinkope, apokop, disimilasi, kontraksi, monoftongisasi.

E. Objek Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.19

Sevilla

dkk. (1993) sebagaimana dikutip oleh Mahsun (2012), mendefinisikan

populasi sebagai kelompok besar yang merupakan sasaran generalisasi. Dalam

hubungan dengan penelitian bahasa, pengertian populasi terkait dengan dua

hal, yaitu masalah satuan penutur dan masalah satuan territorial.

Pada penelitian ini, populasi yang diambil pada penelitian ini adalah seluruh

teks cerpen siswa kelas X IPS 1 yang berjumlah 31 lembar.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi.20

Pemilihan sebagian dari

keseluruhan penutur atau wilayah pakai bahasa yang menjadi objek penelitian

sebagai wakil yang memungkinkan untuk membuat generalisasi terhadap

populasi itulah yang disebut sampel penelitian.21

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 7 teks

cerpen. Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini digunakan teknik

19

Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R&B, (Bandung: Alfabeta, 2009), h.

80.

20 Ibid, h. 86

21 Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Stategi, Metode, dan Tekniknya, h. 29

Page 30: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

18

sampling. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel, untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.22

Terdapat

berbagai teknik sampling yang digunakan dalam sebuah penelitian, dalam

penelitian ini menggunakan probability sampling.

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk

dipilih menjadi sampel meliputi teknik simple random sampling. Dikatakan

simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi

dilakukan secara acak dan hanya mengambil teks cerpen yang memiliki

kriteria-kriteria sebagai berikut:

a. Secara konten atau isi, cerpen mengandung enam unsur, yakni tema, tokoh

dan penokohan, latar, alur, sudut pandang, sudut pandang, amanat.

b. Penggunaan bahasa dilihat dari aspek campur kode dari bahasa Indonesia

ke bahasa lain (bahasa daerah dan bahasa asing).

c. Gejala bahasa, yaitu jumlah gejala atau perubahan bentuk kata yang

banyak dilakukan dari bahasa Indonesia ke bahasa lain (bahasa daerah dan

bahasa asing).

F. Pengumpulan Data

Data penelitian ini dikumpulkan menggunakan metode simak

(Pengamatan/Observasi) menggunakan pengamatan langsung dengan teknik simak

bebas libat cakap catat.

Metode simak merupakan metode yang digunakan dalam penyediaan data dengan

cara peneliti melakukan penyimakan penggunaan bahasa. Dalam ilmu sosial, metode

ini dapat disejajarkan dengan metode pengamatan atau observasi.23

Metode

penyediaan data ini diberi nama metode simak karena cara yang digunakan untuk

22

Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R&B, h. 86

23 Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Stategi, Metode, dan Tekniknya, h. 242

Page 31: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

19

memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Istilah menyimak

di sini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga

penggunaan bahasa secara terulis. Metode ini memiliki teknik dasar yang berwujud

teknik sadap.24

Teknik sadap disebut sebagai teknik dasar dalam metode simak karena pada

hakikatnya penyimakan diwujudkan dengan penyadapan. Dalam arti, peneliti dalam

upaya mendapatkan data dilakukan dengan penyadap penggunaan bahasa seseorang

atau beberapa orang yang menjadi informan. Perlu ditekankan bahwa penyadap

penggunaan bahasa yang dimaksudkan menyangkut penggunaan bahasa baik secara

lisan maupun tertulis.25

Sadap merupakan kegiatan permulaan untuk menyediakan

data. Untuk itu, diperlukan langkah atau aktivitas berikutnya dengan teknik tertentu.

Metode simak memiliki beberapa teknik lanjutan. Pada penelitian ini teknik lanjutan

yang digunakan yaitu teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat.

1. Teknik simak bebas libat cakap

Untuk mejalankan metode simak atau teknik sadap, peneliti hanya menjadi

pengamat atau penyimak. Peneliti hanya berperan sebagai pengamat penggunaan

bahasa oleh para informannya. Tidak terlibat dalam peristiwa pertuturan yang

bahasanya sedang diteliti.26

Peneliti tidak ikut angkat bicara sama sekali dengan

mitranya. Teknik ini sangat mungkin dilakukan bila data penelitiannya adalah

data tertulis atau dokumen.

2. Teknik catat

Selain menggunakan teknik simak bebas cakap untuk menjalankan metode

simak, peneliti dapat menggunakan teknik catat. Pencatatan dapat dilakukan pada

kartu data yang telah disediakan atau akan disediakan. Setelah pencatatan

dilakukan, peneliti melakukan klasifikasi atau pengelompokkan penggunaan

24

Ibid, h. 92

25 Ibid, h. 92

26 Ibid, h. 93

Page 32: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

20

teknik catat ini sangat fleksibel. Bila teknik sadap sebagai teknik lanjutan

digunakan, peneliti dapat langsung mencacat data yang diperoleh. Wujud data

yang disediakan melalui metode simak adalah transkrip fonetik, fonemik, atau

ortografis. Dalam pencatatan, peneliti dapat menandai data yang disediakan

tersebut sesuai dengan kiat masing-masing peneliti.27

G. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data berupa, teks tertulis berupa teks cerpen

sebagai data kualitatif.

H. Analisis Data

Hubungan konsep dengan cara menganalisis data, semua data yang telah

dikumpulkan melalui metode observasi dengan tenik catat, dianalisis dengan sifat

data dan tujuan penelitian. Data yang diperoleh lewat teknik catat yang berupa teks

yang dianggap sebagai data kualitatif dianalsis melalui konsep campur kode dan

gejala bahasa untuk mengetahui setiap keunikan kata yang ditulis oleh siswa dan

menemukan gejala-gejala bahasa berdasarkan data campur kode yang telah

terkumpul.

I. Pelakasanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini melalui beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap orientasi yaitu tahap merumuskan masalah berdasarkan realitas

empatik di lapangan.

2. Mengidentifikasi dan mendeskripsi fokus terhadap masalah berdasarkan ide-

ide pokok dalam rumusan masalah.

3. Merancang kegiatan penelitian berupa pengambilan data dengan cara

27

Ibid, h. 208-211.

Page 33: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

21

mengumpulkan teks cerpen siswa atas izin dari guru bidang studi yang

bersangkutan.

4. Mengidentifikasi dan menentukan sumber data teks cerpen siswa kelas X IPS

1 Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta.

5. Menyusun dan menyimpulkan data yang sudah dianalisis menjadi sebuah

laporan.

J. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini terbatas pada:

a. Campur kode

Peristiwa campur kode yang terjadi dari bahasa Indonesia dalam bahasa asing

dan bahasa daerah pada cerpen siswa.

b. Gejala bahasa

Peristiwa gejala bahasa yang berupa Protesis, Epentesis, Paragos, Aferesis,

Sinkope, Apokop, Kontraksi, Monoftongisasi berdasarkan campur kode.

Page 34: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

22

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Identitas MAN 19 Jakarta

a. Nama Madrasah : MANegeri 19 Jakarta

b. Alamat Madrasah : Jl. H. Muchtar Raya H. Jaelani III

RT.05/01Petukangan Utara Jakarta

Selatan, Kel. Petukangan Utara,

Kec. Pesangrahan, Jakarta Selatan,

DKI Jakarta. 12260

c. No. Telepon, Fax. : (021) 7362836, (021) 7362987

d. Status Madrasah : Negeri

e. Akreditasi Madrasah : A

f. Standar Madrasah : Rintisan MSN

g. Keadaan Gedung : Permanen

h. Nomor Statistik Madrasah (NSM): 311317131013

i. Tahun Didirikan/Dibangun : 2008/2009

j. Tahun Beroperasi : 2009/2010

2. Sejarah Singkat

MOTO “INOVATIF, TERAMPIL DAN CERDAS”

MAN 19 Jakarta berdiri di tengah-tengah komunitas masyarakat yang

agamis. Kehadiran madrasah ini sudah lama dinanti masyarakat untuk

menjawab kehausan akan kehadiran sebuah lembaga pendidikan yang kuat

untuk membentuk masyarakat madani yang mandiri, penuh inovasi

menghadapi perkembangan zaman yang sangat cepat. Hasil lulusan madrasah

ini diharapkan memiliki keterampilan dan kemandirian, dan siap menghadapi

masa depan yang cerah. Semula madrasah ini merupakan kelas jauh dari MAN

10 Joglo Jakarta Barat dan menjadi madrasah yang berdiri sendiri pada tanggal

19 Juni 2009 yang diresmikan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementeriann

Page 35: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

23

Agama Provinsi DKI Jakarta Bapak H. Fauzan Harun, SH. Selaku kepala

madrasah yang pertama, Bapak Drs. Barkat Guna Harahap, dengan

kepemimpinannya yang berwibawa mampu membawa madrasah ini ke level

yang lebih bergengsi di antara madrasah yang ada di DKI Jakarta. Guna

meraih cita-cita dan harapan yang tinggi, kami dari segenap Civitas

Akademika MAN 19 Jakarta memiliki visi “Mewujudkan MAN 19 Jakarta

sebagai wadah pembentukan insan mandiri untuk masa depan Bangsa,

Negara dan Agama”.

3. Visi, Misi, dan Tujuan

a. Visi

Terwujudnya MA Negeri 19 Jakarta sebagai wadah pembentukan insane

mandiri untuk masa depan bangsa, Negara, dan agama.

b. Misi

1) Menyempurnakan sarana prasarana MA Negeri 19 Jakarta sesuai

perkembangan teknologi dan tuntutan akademik.

2) Meningkatkan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan MA

Negeri 19 Jakarta.

3) Mengembangkan kemandirian, inovasi, dan kreativitas peserta didik

MA Negeri 19 Jakarta melalui proses pembelajaran.

4) Menciptakan lingkungan MA Negeri 19 Jakarta yang islamik, baik

dalam pergaulan maupun penataan.

5) Mengikutsertakan peran masyarakat dalam mengembangkan dan

meningkatkan mutu hasil pendidikan dan pembelajaran di MA Negeri

19 Jakarta.

c. Tujuan

1) Sebagai rintisan madrasah kategori mandiri, yakni madrasah yang

menuju madrasah bertaraf internasional.

Page 36: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

24

2) Inovasi pembelajaran bervariasi sesuai kompetensi (Problem Based

Learning, Inquiry Based Learning, Project Based Learning, Contextual

Teaching and Learning) dengan pendekatan Team Learning.

3) Peningkatan prestasi akademik (OSN, computer/TIK, kebumian, debat

bahasa Inggris, layanan anak berbakat/keterbakatan majemuk

“Multiple Intelegence”) dan non-akademik (sanggar seni, marching

band, klub OR, dan lain-lain).

4) Peningkatan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan

menyongsong sertifikasi pendidik (guru) serta penataan administrasi

madrasah berbasis komputer/TIK.

5) Pemantapan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa

6) Lingkungan madrasah yang menyenangkan “hidup sehat ramah

lingkungan” yang menunjang “Joyfull Learning” yang dinamis.

7) Penerapan manajemen berbasis sekolah (School Based Management)

dalam berbagai aspek kehidupan warga madrasah serta pemberdayaan

partisipasi masyarakat terhadap pendidikan.

8) Tercipta hubungan antarwarga madrasah yang santun dan ramah.

9) Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam penguasaan teknologi

baik intra maupun ekstra.

4. Tenaga Pendidik

No Nama J/K Jabatan Mata Pelajaran

1. H. Ismail Nur,

Lc. M. Ag. L Kepala Madrasah

2. Bahrullah, S. Pd. L Wakabid.

Kurikulum Matematika

3. Dra. Septidewi,

M. Si. P

Wakabid.

Kesiswaan Biologi

Page 37: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

25

4. Dra. Zainah P Wakabid. Humas

& Sarpras Bahasa Inggris

5. Dra. Hj. Tri

Suciati P Staf Kurikulum Kimia

6. Mariatul Kibtiah,

S.Si P Staf Kurikulum Kimia

7. Ramdan Fauzi,

S.Pd L Staf Kesiswaan Ekonomi

8. Heri Siswanto,

S.Pd.I L

Staf Humas &

Sarpras

PKN, Al-Qur‟an

Hadits, Ilmu

Kalam

9. Drs. H. M.

Masruri H, M.Si L Guru

Akhlak, Aqidah

Akhlak

10. Sri Hidayati,

S.Pd P Guru

BimbinganKonseli

ng

11. H. Ahmad

Ansori, S.Ag L Guru Fiqih

12. Drs. H.

FasyaniHata L Guru

Tafsir, Bahasa

Arab

13. Drs. H. Abdullah L Kaprog

Keagamaan

Bahasa Arab,

hadits, Al-Qur‟an

Hadits

14. Syarifuddin HA,

S.Ag L Guru Bahasa Indonesia

15. Muhamad Bakir,

S.Pd L Guu Matematika

16. Dian Hadiyani

Sundari, S. Pd P Kaprog Bahasa Bahasa Inggris

17. Ariyanti Puspita

R, S.Pd P Guru Ekonomi

Page 38: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

26

18. Rasunah, S.Pd P Kaprog IPA Biologi

19. Alfira Firnanda,

S.Pd P Guru Geografi

20. Lafifah Resti

Aulia, S.S P Guru Sejarah

21. Arfan Fitriyadi,

S.Si L Guru Fisika

22. Dwiana Puji

Rahayu, S.Pd P Kaprog IPS Geografi

23. Nur Shoimah,

S.Pd P Guru Bahasa Jepang

24. Habiybah

Hanum, S.Ag P Guru SKI

25. Mujahar

Randanu, S.Pd L Guru Matematika

26. Achmad Fauzi,

S. Kom L Guru TIK, Desain Grafis

27. Hendi Irawan,

S.Pd L Guru Sosiologi

28. Muhammad

Khaddafi, S. Pd L Guru Penjas Orkes

29. Ekawati, S.Pd P Guru Al-Qur‟an Hadits

30. Wahidatul

Hanifah, S.Pd P Guru

Bahasa Indonesia,

Seni Budaya

31. DiyahWidiHartat

i, S.Pd P Guru Bahasa Indonesia

32. Munjiyah, S.Pd P Guru Bahasa Inggris

33. Khairul Fajri,

S.S L Guru Al-Qur‟an hadits

Page 39: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

27

34. Heru Wibowo,

S.Pd.I L Guru

Bimbingan

Konseling

35. Frida Agusta,

S.Pd P Guru

Bimbingan

Konseling

B. PEMBAHASAN

Berangkat dari analisis campur kode yang dibuat dalam bentuk tabel, pada

bagian ini dikemukakan data yang telah dianalisis. Hasil analisis tersebut dibagi

menjadi dua, yaitu hasil dianalisis data melalui konsep campur kode dan hasil

analisis data dengan konsep gejala bahasa. Analisis dibuat beradasarkan tabel

yang berupa lampiran. Setelah hasil analisis data selesai dilakukan, kemudian

peneliti melakukan pembahasan berdasarkan hasil analisis data. Sama halnya

seperti analisis, pembahasan pun dibagi menjadi dua, yakni pembahasan hasil

analisis data melalui campur kode dan pembahasan hasil analisis data gejala

bahasa. Analisis dan pembahasan pada penelitian ini dipaparkan sebagai berikut:

1. Hasil Analisis Data Penelitian

a. Campur kode

Berangkat dari penelitian ini, diperoleh hasil analisis data dari cerpen

siswa berupa campur kode dari bahasa Indonesia ke bahasa asing dan bahasa

daerah. Hasil data yang berupa campur kode tersebut dianalisis per kalimat

dan menggunakan tabel agar lebih mudah dipahami. Satu judul cerpen yang

dibuat oleh satu orang siswa dibagi ke dalam beberapa tabel. Setiap tabel

terdiri dari nomor urut, kutipan per kalimat, campur kode yang terjadi, dan

asal data. Nomor urut tabel, nama penulis cerpen dan judul cerpen berada di

atas tabel. Hasil analisis yang berupa campur kode tersebut sebegai berikut:

1) Analisis Data 1

Bertumpu pada tabel 1-3 (lihat lampiran 1), artinya penulis cerpen

menggunakan campur kodekosakata untuk menunjukkan keunikan

Page 40: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

28

penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan terjadinya

campur kode, dengan pola campur kode sebagai berikut:

Bahasa Indonesia (BI) ke bahasa Jawa (BJ)

Rumusan pola: BI BJ

Bahasa Indonesia (BI) ke bahasa Betawi (BB)

Rumusan pola: BI BB

Bahasa Indonesia (BI) ke bahasa Inggris (BE)

Rumusan pola: BI BE

Berdasarkan rumusan pola, di atas dapat disimpulkan bahwa campur

kode yang dilakukan oleh Muhammad Ridwan Audhityas dengan judul

cerpen “Serba Serbi LDKS” menggunakan campur kode intern dan

campur kode ekstern. Campur kode intern terjadi dari bahasa Indonesia ke

bahasa Jawa dan bahasa Betawi. Sementara campur kode ekstern terjadi

dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris.

2) Analisis Data 2

Bertumpu pada tabel 5-15 (lihat lampiran 1), artinya, penulis cerpen

menggunakan campur kodekosakata untuk menunjukkan keunikan

penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan terjadinya

campur kode, dengan pola campur kode sebagai berikut:

Bahasa Indonesia (BI) ke bahasa Inggris (BE)

Rumusan pola: (BI) (BE)

Bahasa Indonesia (BI) ke bahasa Betawi (BB)

Rumusan pola: (BI) (BB)

Bahasa Indonesia (BI) ke bahasa Slang (BS)

Rumusan pola: (BI) (BS)

Bahasa Indonesia (BI) ke bahasa Arab (BA)

Rumusan pola: (BI) (BA)

Berdasarkan rumusan pola, di atas dapat disimpulkan bahwa campur

kode yang dilakukan oleh Intan Rahmadany dengan judul cerpen “Ini

Page 41: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

29

Ceritaku, Apa Ceritamu” menggunakan campur kode intern dan campur

kode ekstern. Campur kode intern terjadi dari bahasa Indonesia ke bahasa

Betawi dan bahasa Jawa. Sementara campur kode ekstern terjadi dari

bahasa Indonesia ke bahasa Inggris dan bahasa Arab.

3) Analisis Data 3

Bertumpu pada tabel 17-22 (lihat lampiran 1), artinya, penulis cerpen

menggunakan campur kode kosakata untuk menunjukkan keunikan

penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan terjadinya

campur kode, dengan pola campur kode sebagai berikut:

Bahasa Indonesia (BI) ke bahasa Betawi (BB)

Rumusan pola: (BI) (BB)

Bahasa Indonesia (BI) ke bahasa Jawa (BJ)

Rumusan pola: (BI) (BJ)

Berdasarkan rumusan pola, di atas dapat disimpulkan bahwa campur

kode yang dilakukan oleh Anne Rifaidah dengan judul cerpen “Mancing di

Kolam Orang”menggunakan campur kode intern dan campur kode ekstern.

Campur kode intern terjadi dari bahasa Indonesia ke bahasa Betawi dan

bahasaJawa. Sementara campur kode ekstern terjadi dari bahasa Indonesia

ke bahasa Inggris dan bahasa Arab.

4) Analisis Data 4

Bertumpu pada tabel 24-29(lihat lampiran 1), artinya penuliscerpen

menggunakancampur kode kosakata untuk menunjukkan keunikan

penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan terjadinya

campur kode, dengan pola campur kode sebagai berikut:

Bahasa Indonesia (BI) ke bahasa Betawi (BB)

Rumusan pola: (BI) (BB)

Berdasarkan rumusan pola, di atas dapat disimpulkan bahwa campur

kode yang dilakukan oleh Desvia Nursita dengan judul cerpen

“Kehilangan Cinta Bukan Berarti Kehilangan Sahabat” hanya

Page 42: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

30

menggunakan campur kode intern.Campur kode intern terjadi dari bahasa

Indonesia ke bahasa Betawi.

5) Analisis Data 5

Bertumpu pada tabel 31-39 (lihat lampiran 1), artinya penulis cerpen

menggunakan campur kode kosakata untuk menunjukkan keunikan

penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan terjadinya

campur kode, dengan pola campur kode sebagai berikut:

Bahasa Indonesia (BI) ke bahasa Jawa (BJ)

Rumusan pola: (BI) (BJ)

Bahasa Indonesia (BI)ke bahasa Betawi (BB)

Rumusan pola: (BI) (BB)

Bahasa Indonesia (BI)ke bahasa Inggris (BE)

Rumusan pola: (BI) (BE)

Bahasa Indonesia (BI)ke bahasa Arab (BA)

Rumusan pola: (BI) (BA)

Bahasa Indonesia (BI)ke bahasa Belanda (Bld)

Rumusan pola: (BI) (Bld)

Bahasa Indonesia (BI)ke Batak (Btk)

Rumusan pola: (BI) (Btk)

Bahasa Indonesia (BI)ke bahasa Slang (Slg)

Rumusan pola: (BI) (Slg)

Berdasarkan rumusan pola, di atas dapat disimpulkan bahwa campur

kode yang dilakukan oleh Annisa Rachmayanti dengan judul cerpen

“Persahabatan X-5”menggunakan campur kode intern dan campur kode

ekstern. Campur kode intern terjadi dari bahasa Indonesia ke

bahasaJawabahasaBetawi, bahasa Indonesia ke bahasa Batak, bahasa

slang. Sementara campur kode ekstern terjadi dari bahasa Indonesia ke

bahasa Inggris, bahasa Arab, danbahasa Belanda.

Page 43: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

31

6) Analisis Data 6

Bertumpu pada tabel 41-52 (lihat lampiran 1), artinya penulis cerpen

menggunakan campur kodekosakata untuk menunjukkan keunikan

penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan terjadinya

campur kode, dengan pola campur kode sebagai berikut:

Bahasa Indonesia (BI) ke bahasa Inggris (BE)

Rumusan pola: BI BE

Bahasa Indonesia (BI) ke bahasa Jawa (BJ)

Rumusan pola: BI BJ

Bahasa Indonesia (BI) ke bahasa Betawi (BB)

Rumusan pola: BI BB

Berdasarkan rumusan pola, di atas dapat disimpulkan bahwa campur

kode yang dilakukan oleh Siti Rafidah dengan judul cerpen “Me And My

Best Friend” menggunakan campur kode intern dan campur kode ekstern.

Campur kode intern terjadi dari bahasa Indonesia ke bahasaJawa dan

bahasaBetawi. Sementara campur kode ekstern terjadi dari bahasa

Indonesia ke bahasaInggris.

7) Analisis Data 7

Bertumpu pada tabel 54-61 (lihat lampiran 1), artinya penulis cerpen

menggunakan campur kodekosakata untuk menunjukkan keunikan

penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan terjadinya

campur kode, dengan pola campur kode sebagai berikut:

Bahasa Indonesia (BI) ke bahasa Jawa (BJ)

Rumusan pola: BI BJ

Bahasa Indonesia (BI) ke bahasa Betawi (BB)

Rumusan pola: BI BB

Bahasa Indonesia (BI) ke bahasa Inggris (BE)

Rumusan pola: BI BE

Page 44: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

32

Bahasa Indonesia (BI) ke bahasa Inggris (BS)

Rumusan pola: BI BS

Berdasarkan rumusan pola, di atas dapat disimpulkan bahwa campur

kode yang dilakukan oleh Amallia Apinah dengan judul cerpen “Pelajaran

yang Menguras Ongkos” menggunakan campur kode intern dan campur

kode ekstern. Campur kode intern terjadi dari bahasa Indonesia ke

bahasaJawa, bahasa Betawi, dan bahasa Slang. Sementara campur kode

ekstern terjadi dari bahasa Indonesia ke bahasaInggris.

b. Gejala Bahasa

Berangkat darihasil analisis data melaluicampur kode, selanjutnya

dilakukan analisis ke-2 yaitu analisis gejala bahasa yang terdapat pada cerpen

siswa. Gejala bahasa yang ditemukan pada penelitian ini diambil dari hasil

analisis data yang berupa campur kode. Jadi, setiap gejala bahasa yang

dianalisis berasal dari analisis pertama, yakni analisis campur kode. Bentuk-

bentuk gejala bahasa yang terdapat pada cerpen siswa tersebut dapat diketahui

pada tabel berikut.Bentuk-bentuk gejala bahasa yang tertera di dalam tabel

kemudian diuraikan satu persatu berdasarkan data yang ditemukan pada

analisis campur kode. Berikut tabel dan penguraiannya.

Tabel. 62

Keunikan Diksi dalam Gejala Bahasa

Gejala Bahasa DATA

1 3 7 9 10 11 15

Protesis √ √ √ √

Epentesis √ √ √ √ √

Paragos √ √ √ √

Aferesis √ √ √ √ √ √ √

Sinkope √ √ √ √ √ √ √

Apokop √ √ √ √

Kontraksi √ √ √ √ √

Monoftongisasi √ √ √ √ √ √ √

Page 45: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

33

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui gejala bahasa yang muncul dari

campur kode pada setiap data yaitu gejala bahasa berupa protesis, epentesis,

paragos, aferesis, sinkope, apokop, kontraksi, dan monoftongisasi. Gejala-

gejala tersebut diijelaskan sebagai berikut:

1) Analisis Protesis

Gejala bahasa yang muncul dari bahasa Betawi

Pengen

Pengen berasal dari kata ingin, dalam bahasa Betawi kata tersebut

mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh penambahan huruf

awal pada kata tersebut, yakni huruf “p”.

Gitu

Gitu berasal dari kata itu, dalam bahasa Betawi kata tersebut mengalami

perubahan fonem yang ditunjukkan oleh penambahan huruf awal pada kata

tersebut, yakni huruf “g”.

Gini

Gini berasal dari kata ini, dalam bahasa Betawi kata tersebut mengalami

perubahan fonem yang ditunjukkan oleh penambahan huruf awal pada kata

tersebut, yakni huruf “g”.

2) Analisis Epentesis

Gejala bahasa yang muncul dari bahasa Betawi

Sangking

Sangking berasal dari kata saking, dalam bahasa Betawi kata tersebut

mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh penyisipan bunyi di

tengah kata tersebut, yakni bunyi “ng”.

Semenjak

Semenjak berasal dari kata sejak, dalam bahasa Betawi kata tersebut

mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh penyisipan bunyi di

tengah kata tersebut, yakni bunyi “men”.

Page 46: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

34

Gejala bahasa yang muncul dari bahasa Slang

Gaswat

Gaswat berasal dari kata gawat, dalam bahasa Betawi kata tersebut

mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh penyisipan huruf di

tengah kata tersebut, yakni huruf “s”.

3) Analisis Paragos

Gejala bahasa yang muncul dari bahasa Betawi

Cuman

Cuman berasal dari kata cuma, dalam bahasa Betawi kata tersebut

mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh penambahan huruf

akhir pada kata tersebut, yakni huruf “n”.

Apaan

Apaan berasal dari kata apa, dalam bahasa Betawi kata tersebut

mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh penambahan bunyi di

akhir kata tersebut, yakni bunyi “an”.

Pantesan

Pantesan memiliki asal kata pantas, dalam bahasa Betawi kata tersebut

mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh penambahan bunyi di

akhir kata tersebut, yakni bunyi “an”.

4) Analisis Aferesis

Gejala bahasa yang muncul dari bahasa Betawi

Abis

Abis berasal dari kata habis, dalam bahasa Betawi kata tersebut

mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya huruf awal

pada kata tersebut, yakni huruf “h”.

Udah

Udah berasal dari kata sudah, dalam bahasa Betawi kata tersebut

mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya huruf awal

yakni huruf “s”.

Page 47: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

35

Gak

Gak berasal dari kata enggak, dalam bahasa Betawi kata tersebut

mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya bunyi awal

yakni bunyi “eng”.

Aja

Aja berasal dari kata saja, dalam bahasa Betawi kata tersebut mengalami

perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya huruf awal yakni huruf

“s”.

Gitu

Gitu berasal dari kata begitu, dalam bahasa Betawi kata tersebut

mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya bunyi awal

yakni bunyi “be”.

Gimana

Gimana berasal dari kata bagaimana, dalam bahasa Betawi kata tersebut

mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya bunyi awal

yakni bunyi “ba”.

Entar

Entar berasal dari kata sebentar.Dalam bahasa Betawi kata tersebut

mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya bunyi awal

yakni bunyi “seb”.

Emangnya

Emangnya memiliki kata dasar emang, berasal dari kata memang.Dalam

bahasa Betawi kata tersebut mengalami perubahan fonem yang

ditunjukkan oleh hilangnya huruf awal yakni huruf “m”.

Ni

Ni berasal dari kata ini, dalam bahasa Betawi kata tersebut mengalami

perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya huruf awal yakni huruf

“i”.

Page 48: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

36

Moga

Moga berasal dari kata semoga, dalam bahasa Betawi kata tersebut

mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya huruf awal

yakni huruf “s”.

Tu

Tu berasal dari kata itu, dalam bahasa Betawi kata tersebut mengalami

perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya huruf awal yakni huruf

“i”.

Ama

Ama berasal dari kata sama, kata tersebut merupakan kosakata bahasa

Betawi. Ama mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh

hilangnya huruf awal yakni huruf “s”.

Ngantuk

Kata yang seharusnya adalah mengantuk, tetapi dalam bahasa Betawi kata

tersebut mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya

morfem awal yakni “me-”.

Ngambek

Kata yang seharusnya adalah mengambek, tetapi dalam bahasa Betawi

kata tersebut mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh

hilangnya morfem awal yakni “me-”.

Nyuruh

Kata yang seharusnya adalah menyuruh, tetapi dalam bahasa Betawi kata

tersebut mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya

morfem awal yakni “me-”.

Maksa

Kata yang seharusnya adalah memaksa, tetapi dalam bahasa Betawi kata

tersebut mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya

morfem awal yakni “me-”.

Page 49: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

37

Mancing

Kata yang seharusnya adalah memancing, tetapi dalam bahasa Betawi

kata tersebut mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh

hilangnya morfem awal yakni “me-”.

Gak

Gak berasal dari kata enggak yang mengalami perubahan yang

ditunjukkan oleh hilangnya morfem awal yakni morfem “eng”.

Tapi

Tapi berasal dari kata tetapi, dalam bahasa Betawi kata tersebut

mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya bunyi awal

yakni bunyi “te”.

5) Analisis Sinkope

Gejala bahasa yang muncul dari bahasa Betawi

Tau

Tau berasal dari kata tahu, dalam bahasa Betawi katatersebut mengalami

perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya huruf tengah pada kata

tersebut, yakni huruf “h”.

Sapa

Sapa berasal dari kata siapa, dalam bahasa Betawi katatersebut mengalami

perubahan fonem yang ditunjukkan pada hilangnya huruf tengah pada kata

tersebut, yakni huruf “i”.

Dulu

Dulu berasal dari bahasa Jawa Kuno, yaitu rahulu. Kata tersebut

mengalami dua jenis perubahan fonem tetapi pada bagian ini peneliti

merujuk pada kata sebelumnya, bukan kata asalnya. Perubahan fonem

tersebut ditunjukkan oleh hilangnya dua huruf di tengah kata, yakni huruf

“a” dan “h”.

Page 50: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

38

Gejala bahasa yang muncul dari bahasa Jawa

Malang

Malang berasal dari bahasa Jawa yaitu ma-alang. Kata tersebut mengalami

perubahan fonem yang ditunjukkan oleh pemendekan kata dengan

menghilangkan satu huruf di tengah kata, yakni huruf “a”.

6) Analisis Apokop

Gejala bahasa yang muncul dari bahasa Betawi

Engga

Engga berasal dari kata enggak, dalam bahasa Betawi kata tersebut

mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya huruf akhir

pada kata tersebut, yakni huruf “k”.

Ok

Ok berasal dari kata oke, dalam bahasa Betawi kata tersebut mengalami

perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya huruf akhir pada kata

tersebut, yakni huruf “e”.

Ko

Ko berasal dari kata kok, dalam bahasa Betawi kata tersebut mengalami

perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya huruf akhir pada kata

tersebut, yakni huruf “k”.

7) Analisis Kontraksi

Gejala bahasa yang muncul dari bahasa Betawi

Makasih

Makasih berasal dari kata terima kasih, dalam bahasa Betawi kata tersebut

mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan olehpemendekan kata

dengan menghilangkan beberapa huruf.

Oya

Oya berasal dari kata oh iya, dalam bahasa Betawi kata tersebut

mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan olehpemendekan kata

Page 51: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

39

dengan menghilangkan dua huruf, yakni huruf terakhir pada kata pertama

“h” dan huruf pertama pada kata kedua.

Yaudah

Yaudah berasal dari kata ya sudah, dalam bahasa Betawi kata tersebut

mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan olehpemendekan kata

dengan menghilangkan satu huruf, yakni huruf pertama pada kata kedua.

8) Analisis Monoftongisasi

Gejala bahasa yang muncul dari bahasa Betawi

Pake

Pake berasal dari kata pakai, dalam bahasa Betawi kata tersebut

mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan olehberubahnya diftong di

akhir kata, yakni “ai” menjadi “e”.

Rame

Rame berasal dari kata ramai, dalam bahasa Betawi kata tersebut

mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan olehberubahnya diftong di

akhir kata, yakni “ai” menjadi “e”.

Kalo

Kalo berasal dari kata kalau, dalam bahasa Betawi kata tersebut

mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan olehberubahnya diftong di

akhir kata, yakni “au” menjadi “o”.

Sampe

Sampe berasal dari kata sampai, dalam bahasa Betawi kata tersebut

mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan olehberubahnya diftong di

akhir kata, yakni “ai” menjadi “e”.

Cape

Cape berasal dari kata capai, dalam bahasa Betawi kata tersebut

mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan olehberubahnya diftong di

akhir kata, yakni “ai” menjadi “e”.

Page 52: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

40

2. Pembahasan Hasil Analisis Data Penelitian

a. Campur kode

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, dapat diketahui bahwa cerpen

yang ditulis oleh siswa SMA kelas X Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta

menunjukkan penggunaan bahasa Indonesia di kalangan siswa banyak terjadi

peristiwa campur kode. Campur kode tersebut melibatkan penggunaan delapan

bahasa, yaitu bahasa Indonesia, bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Belanda,

bahasa Jawa, bahasa Betawi, bahasa slang, dan bahasa Batak. Campur kode

yang dilakukan oleh setiap siswa menggunakan bahasa yang berbeda-beda,

sesuai dengan kebutuhan dalam tulisan masing-masing dengan jumlah yang

berbeda pula. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, penulis

menemukan campur kode yang sering dilakukan oleh siswa yaitu percampuran

bahasa Indonesia ke dalam bahasa Betawi.

Campur kode dibedakan menjadi dua macam, yaitu campur kode intern

dan campur kodeekstern. Campur kode intern yaitu campur kode yang

berlangsung antar bahasa sendiri, sedangkan campur kode ekstern terjadi

antara bahasa sendiri dengan bahasa asing. Campur kode intern pada

penelitian ini terdiri dari bahasa Indonesia, bahasa Jawa,bahasa Betawi,bahasa

slang, dan bahasa Batak. Sementara campur kode ekstern terdiri dari bahasa

Arab dan bahasa Inggris. Selanjutnya, untuk mengetahui peristiwa campur

kode tersebut, peneliti akan mengambil beberapa contoh campur kode yang

terdapat pada bab analisis untuk dijelaskan pada bab pembahasan ini.

1) Campur kode Intern

Campur kode intern merupakan campur kode yang terjadi antar ragam

bahasa sendiri. Campur kode intern pada penelitian ini ditemukan

sebanyak empat bentuk percampuran, yakni dari bahasa Indonesia ke

dalam bahasa Jawa, bahasa Indonesia ke dalam bahasa Betawi, bahasa

Indonesia ke dalam bahasa slang, bahasa Indonesia ke dalam bahasa

Batak, dancampur kode yang beralih dari bahasa Indonesia ke dalam

Page 53: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

41

beberapa bahasa (campuran). Pemaparan lebih jelas akan dikemukakan

sebagai berikut.

Campur kode dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Jawa

Campur kode yang terjadi dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa

Jawa pada cerpen siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta cukup

dominan. Hal tersebut disebabkan kosakatabaku bahasa Indonesia banyak

diambil dari bahasa Jawa. Apabila menengok keadaan penduduk, di mana

banyak orang Jawa yang berdatangan ke Jakarta. Mereka yang menjadi

pendatang baru, tentu saja masih menggunakan bahasa Jawa dalam

berkomunikasi. Perhatikan beberapa data berikut!

(1) Anak-anak di kelas pun kerap memanggilnya dengan sebutan

“inyong.” (Data 5, paragraf ke-3, kalimat ke-5)

Campur kode yang terjadi pada tuturan (1) yaitu pada kata “inyong”.

Inyong adalah bahasa Jawa yang artinya “saya”. Kata inyong sudah sangat

popular di kalangan masyarakat luas, bahkan hampir semua orang

megetahui kata tersebut. Penggunaan kata “inyong” pada kutipan cerita di

atas dimaksudkan untuk memberi julukan kepada seseorang yang berasal

dari Jawa yang logat Jawanya masih sangat terdengar jelas.

(2) Beberapa menit sebelum masuk untuk melaksanakan UN, aku

mencatat jawaban di kertas barengteman-temanku juga.(Data 15,

paragraf ke-3, kalimat ke-8)

Campur kode yang terjadi pada tuturan (2) yaitu pada kata “bareng”.

Kata “bareng” adalah bahasa Jawa yang memiliki arti “bersama-sama”.

Penggunaan kata “bareng” pada kalimat tersebut dimaksudkan untuk

menciptakan suasana akrab dengan pembaca. Selain itu, kata bareng

bukanlah sebuah kata yang asing lagi bagi masyarakat Jakarta. Kata

tersebut sudah menjadi bahasa sehari-hari yang digunakan dalam

masyarakat di mana cerpen tersebut ditulis.

Page 54: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

42

Campur kode dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Betawi

Campur kode yang terjadi dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa

Betawi pada penelitian ini merupakan peritiwa campur kode yang paling

dominan. Peristiwa campur kode ke dalam bahasa Betawi ini dipengaruhi

oleh faktor lingkungan. Bahasa Betawi lahir dan berkembang di wilayah

Kota Jakarta dan sekitarnya. Perkembangan bahasa Betawi didukung oleh

penggunanya. Pengguna bahasa Betawi bukan hanya dari suku Betawi

saja, melainkan setiap orang yang tinggal di lingkungan suku Betawi dan

bergaul dengan orang-orang yang mayoritas adalah suku Betawi. Dewasa

ini, marak berkembang bahasa remaja yang disebut dengan bahasa gaul, di

mana bahasa gaul tersebut berasala dari bahasa Betawi.

Menengok ke wilayah, Jakarta adalah kota yang penduduknya

mayoritas orang Betawi, di mana bahasa sehari-hari yang digunakan

penduduknya adalah bahasa Betawi. Jakarta adalah kota metropolitan yang

identik dengan pergaulan modern. Jadi, segala sesuatu yang digunakan

oleh masyarakat Jakarta dapat dikatakan menjadi ciri tingkatan status

sosial dalam pergaulan. Begitu pun dengan bahasa, orang, khususnya

remaja akan merasa memiliki status sosial yang tinggi apabila

menggunakan bahasa Jakarta yaitu bahasa Betawi. Oleh sebab itu, bahasa

Betawi menjadi bahasa gaul di kalangan remaja. Berikut ini akan

dijelaskan campur kode ke dalam bahasa Betawi yang dilakukan oleh

siswa kelas X.

(3) Jaraknya cuman 100 meter dari sini.” ajak Kapi lagi. (Data 3,

paragraf ke-6, kalimat ke-6)

Campur kode yang terdapat pada tuturan (3) yaitu kata “cuman”. Kata

“cuman” dikatakan tidak baku pada situasi-situasi tertentu, tetapi sebuah

cerpen tidak mementingkan kebakuan kata. Kata yang sepadan dengan

“cuman” yaitu hanya. Penulis menggunakan kata “cuman” dikarenakan

cerpen yang ditulis berlatar belakang Betawi. Selain latar tempat yang

digunakan berada di lingkungan Betawi, lawan bicara yang berperan

sebagai temannya tersebut juga orang Betawi, dan situasi saat terjadi

Page 55: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

43

percakapan tersebut juga dalam keadaan santai. Percakapan terjadi saat

memancing. Jadi, untuk menciptakan suasana yang lebih akrab digunakan

bahasa betawi

(4) Kalau ada atletik berangkatnya berame-rame dan masih banyak lagi.

(Data 5, paragraf ke-9, kalimat ke-9)

Campur kode yang terdapat pada tuturan (4) berupa reduplikasi, yakni

kata “berame-rame”, yang dalam bahasa Indonesia adalah beramai-ramai.

Tuturan tersebut terjadi pada saat si tokoh menceritakan tentang

keakrabannya dengan teman-teman satu kelasnya, yaitu kelas X-5.

Percampuran dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Betawi kemudian

kembali lagi ke dalam bahasa Indonesia pada tuturan tersebut digunakan

untuk megalihkan situasi yang terasa resmi menjadi lebih santai.

Tujuannya agar pembaca tidak merasa kaku dengan bahasa yang monoton,

karena lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia yang baku.

(5) Kulihat raut wajah mereka berubah, lalu Tika menyela, “Agha lagi

nganter Mira ke toko buku.” (Data 6, paragraf ke-4, kalimat ke-17)

Campur kode yang terdapat pada tuturan (5) yaitu berupa frasa, yakni

“lagi nganter”, yang artinya “sedang mengantar”. Percampuran dari bahasa

Indonesia ke dalam bahasa Betawi kemudian kembali lagi ke dalam

bahasa Indonesia pada tuturan tersebut disebabkan oleh faktor lawan

bicara. Sebelum masuk ke dalam dialog, si pencerita menggunakan bahasa

Indonesia, yaitu Kulihat raut wajah mereka berubah, lalu Tika menyela.

Selanjutmya, setelah masuk ke bagian dialog, penulis bercampur kode dari

bahasa Indonesia ke dalam bahasa Betawi kemudian kembali lagi ke

dalam bahasa Indonesia, yaitu “Agha lagi nganter Mira ke toko

buku.”Frasa “lagi nganter” yang berupa bahasa Betawi tersebut digunakan

karena si tokoh “aku” pada saat itu berbicara kepada teman sebayanya,

yaitu sedang memberitahu temannya bahwa Agha (orang yang dicari)

Page 56: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

44

sedang mengantar Mira (anak baru di sekolah mereka). Campur kode

tersebut dilakukan agar suasana terasa lebih akrab dan tidak terasa kaku.

(6) Dilihat dari mana pun, kami memang hanya cocok untuk sahabatan.

(Data 6, paragraf ke-9, kalimat ke-1)

Campur kode yang terdapat pada tuturan (6) yaitu berupa kata, yakni

kata “sahabatan” yang artinya “menjadi sahabat”. Salah satu ciri bahasa

Betawi yaitu menambahkan akhiran –an pada kata benda dan kata kerja.

Percampuran yang terjadi pada tuturan di atas yakni dari bahasa Indonesia

ke dalam bahasa Betawi tersebut terjadi diakhir tuturan. Tujuan yang

dilakukannya campur kode, sama seperti campur kode pada tuturan

sebelumnya, yakni agar suasana lebih terasa santai. Selain itu, kata

“sahabatan” lebih terasa dekat daripada kata “menjadi sahabat”. Penulis

cerpen ingin pembaca merasakan apa yang dirasakan oleh penulis.

Sehingga maksud penulis dapat diterima dengan baik oleh pembaca.

(7) Sudah dulu ya, cerpen aku.(Data 2, paragraf ke-5, kalimat ke-10)

Campur kode yang terjadi pada tuturan (7) yaitu berupa kata, yakni

kata “dulu”. Kata tersebut mengalami pemendekan dari kata “dahulu”,

yang berasal dari bahasa Jawa Kuno, yakni “rahulu” yang memiliki arti

“nenek moyang”. Setelah mengalami penyerapan ke dalam bahasa

Indonesia, kata tersebut berarti untuk menjelaskan waktu yang telah lalu.

Kata “dulu” yang dipakai pada cerpen tersebut disebabkan karena tidak

adanya kata yang sepadan dari bahasa Indonesia. Percampuran tersebut

dilakukan untuk kebutuhan penegasan, bahwa si penulis cerpen ingin

mengakhiri ceritanya dengan cara yang sopan dan berkenan di hati

pembaca.

Page 57: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

45

(8) Buktinya, pas kelas 9 SMPN aku pacaran lagi, hohoho. (Data 2,

paragraf ke-2, kalimat ke-10

Campur kode yang terdapat pada tuturan (8) yaitu pada kata “pas”.

Percampuran tersebut terjadi dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa

Betawi. Bercampurnya bahasa Indonesia dengan bahasa Betawi pada

tuturan (8) terjadi secara tidak disadari oleh penutur. “Pas”adalah kata

serapan dari bahasa melayu kuno yang telah dikenal sebagai bahasa

Indonesia asli yang memiliki arti “tepat”. Maksud kata pas dalam tuturan

tersebut yaitu si tokoh ingin membaeritahukan kepada pembaca bahwa

tepat pada kelas 9 ketika duduk di Sekolah Menengah Pertama ia menjalin

hubungan kasih dengan seseorang. Kata pas pun sering digunakan dalam

bahasa sehari-hari, di mana sebagian orang mengenal kata tersebut sebagai

bahasa Betawi. Sebab kata tersebut berkembang di Jakarta, yaitu daerah

yang berlatar belakang dan berdialek Betawi.

Campur kode dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Slang

Bahasa slang merupakan bahasa yang diciptakan oleh para remaja

sebagai bahasa pergaulan sehari-hari. Bahasa slang berasal dari bahasa

Indonesia yang ditambakan atau dibolak-balik struktur gramatikal.

Hasilnya tidak jauh berbeda dengan bahasa aslinya. Ditemukan beberapa

bentuk bahasa slag pada penelitian ini.

(9) Aku punya sahabat yang kece dan baik loh, yaitu Shintia, Anisha,

Denni, Bima, Erdin, Husna, dan Umy.(Data 2, paragraf ke-1, kalimat

ke-5)

Campur kode yang terjadi pada tuturan (9) yaitu pada kata “kece”.

Kata aslinya adalah keren dan cantik yang memiliki arti tidak jauh dari

kata aslinya. Campur kode di atas dilakukan secara sadar oleh penulis

cerpen agar terlihat bahwa si “aku” adalah seorang anak yang gaul. “Kece”

merupakan bahasa gaul yang banyak dipakai di kalangan remaja.

Penggunaan kata tersebut dalam pergaulan sehari-hari sudah sangat

populer. Kata tersebut terdengar sangat meyenangkan dan sudah menjadi

Page 58: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

46

bahasa wajib di kalangan remaja. Hal tersebut terbukti apabila seseorang

yang tidak mengerti bahasa pergaulan yang digunakan oleh teman

sebayanya, maka ia akan dikatakan norak atau kuper (kurang pergaulan).

(10) Kedengarannya terlalu lebay ya? (Data 2, paragraf ke-2, kalimat ke-

5)

Campur kode yang terjadi pada tuturan (10) terdapat pada kata

“lebay”. Lebay berarti berlebihan, yang berasal dari kata “lebih”. Sama

halnya seperti tuturan (9), penggunaan kata “lebay” pada tuturan (10) pun

dilakukan secara sadar bahkan disengaja oleh penulis cerpen. Pertanyaan

pada kutipan cerita tersebut ditujukan untuk pembaca cerpen, oleh karena

itu, penulis cerpen memilih kata “lebay” agar memiliki kesan akrab

dengan pembacanya. Kata “lebay” sebenarnya memiliki arti yang lebih

berlebihan dari kata aslinya. Berbeda dengan kata “kece”, kata lebay lebih

popular. Bukan hanya di kalangan remaja, tetapi juga di kalangan orang

tua dan anak-anak.

Campur kode dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Batak

Campur kode yang terjadi dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa

Batak pada penelitian ini tidak terlalu mendominasi. Kosakata yang dipilih

pun tidak terlalu bervariasi.

(11) Begitu pun dengan Faris, anak-anak memanggilnya “Ucok”,

hehehe. (Data 5, paragraf ke-3, kalimat ke-6)

Campur kode yang terjadi pada tuturan (11) adalah kata “Ucok”,

bahasa Batak, yang berarti “anak laki-laki”. Penggunaan kata “Ucok”

dipilih untuk menunjukkan bahwa Fariz adalah orang yang berasal dari

suku Batak. Campur kode pada tuturan tersebut disebabkan oleh tujuan

penulis cerpen, yang ingin menegaskan dan menunjukkan bahwa dalam

cerpennya terdapat banyak lelucon.

Selain campur kode yang telah dijelaskan di atas, terdapat pula kalimat

yang terdiri lebih dari satu kata dan satu bahasa daerah. Campur kode yang

Page 59: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

47

terjadi dari bahasa Indonesia ke dalam beberapa bahasa ini penulis sebut

sebagai campur kode campuran. Sebab pada percampuran ini terdapat

lebih dari satu bahasa daerah yang digunakan dalam satu kalimat.

(12) Entah kenapa gue rindu Agha yang dulu, Agha yang selalu ngejek

gue jelek. (Data 6, paragraf ke-6, kalimat ke-9)

Campur kode yang terjadi pada tuturan (12) terjadi dalam bahasa

Betawi. Kutipan tersebut menunjukkan berberapa kali perulis cerpen

melakukan campur kode yang berupa kata dan frasa.Yakni kata “kenapa”

yang berarti “mengapa” dan “gue” yang berarti saya. Setelah itu kembali

ke dalam bahasa Indonesia, kemudian menyisipka lagi bahasa Betawi,

yakni “dulu” yang merupakan pemendekan dari kata “dahulu”.

Selanjutnya penulis cerpen kembali menggunakan bahasa Indonesia dan

mencampurkan lagi ke bahasa Betawi dalam bentuk frasa, yakni

“ngejekgue”.

(13) Pas kita semua rombongan dateng langsung beres-beres ke kamar,

abisitusholat ashar. (Data 1, paragraf ke-2, kalimat ke-1)

Tuturan (13) menunjukkan beberapa kali terjadi campur kode dalam

satu kalimat. Pertama diawali oleh bahasa Betawi yakni kata “pas”

kemudian kata “rombongan”, kata “dateng” dan kata “abis”. Selain bahasa

Betawi, terdapat pula bahasa Jawa yang berbentuk reduplikasi, yakni

“beres-beres”. Percampuran ke dalam bahasa Betawi dilakukan dengan

sengaja oleh peulis. Bahasa Betawi yang digunakan merupakan bahasa

sehari-hari yang digunakan oleh penulis. Sementara bahasa Jawa tersebut

terjadi tanpa disadari oleh penulis cerpen. “Beres-beres” merupakan

bahasa yang sangat umum, bahkan tidak banyak yang mengetahui bahwa

beres-beres merupakan bahasa Jawa.

2) Campur kode Ekstern

Campur kode ektern pada penelitian ini merupakan campur kode yang

terjadi dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Asing. Campur kode

Page 60: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

48

eksterndari bahasa Indonesia ke dalalam bahasa Asing ditemukan dalam

tiga bahasa, yakni dari bahasa Indonesia ke dalam Arab, bahasa Inggris,

dan bahasa Belanda.

Campur kode dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Arab

Campur kode yang terjadi dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Arab

pada penelitian ini tidak mendominasi. Percampuran dari bahasa Indonesia

ke dalam bahasa Arab yaitu berupa frasa.

(14) Panggil saja aku Intan, usiaku 16 tahun, seorang pelajar di

Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta. (Data 2, paragraf ke-1, kalimat

ke-1)

Campur kode yang terjadi pada tuturan (14) yaitu pada kata “madrasah

aliyah” Percampuran yang terjadi pada tuturan ini disebabkan oleh faktor

keadaan yang mengharuskan menggunakan dua kata tersebut. Pencerita

yang juga penulis cerpen ini, ingin menunjukkan kepada pembaca bahwa

ia adalah seorang pelajar di Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta, yaitu

nama sebuah sekolah, di mana tingkatannya setara dengan Sekolah

Menengah Atas. Tidak ada kata lain yang bisa menggantikan dua kata

tersebut. Sebab apabila “Madrasah Aliyah” diganti dengan “Sekolah

Menengah Atas”, maksud yang ingin disampaikan oleh penulis cerpen

tidak akan sampai secara utuh kepada pembaca.

Campur kode dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris

Berbeda dengan bahasa Arab, campur kode yang terjadi dari bahasa

Indonesia ke dalam bahasa Inggris pada penelitian ini pun cukup

mendominasi. Percampuran dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris

yang ditemukan pada penelitian ini berupa kata.

(15) Saatnya melanjutkan perjalanan menuju villa. (Data 1, paragraf ke-1,

kalimat ke-7)

Percampuran pada tuturan (15) terjadi dari bahasa Indonesia ke dalam

bahasa Inggris. Campur kode yang terjadi pada tuturan tersebut yaitu pada

Page 61: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

49

kata “villa” yang terjadi tanpa disadari. Sebab kata “villa” sudah sangat

populer di telinga orang Indonesia.“Villa” adalah bahasa Inggris asli tanpa

unsur serapan. “Villa” memiliki arti “rumah indah di luar kota”.

Penggunaan bahasa Inggris pada tuturan tersebut disebabkan oleh faktor

kebutuhan. Sesuai dengan makna villa yang sebenarnya, latar pada cerita

tersebut memang si tokoh dalam situasi berada di luar kota. Penggunaan

kata tersebut dipilih oleh pencerita untuk menegaskan bahwa ia berada di

luar kota. Selain itu, penggunaan kata “villa” juga lebih memiliki prestise

dibandingkan dengan kata “penginapan”.

(16) Di waktu luangku, aku pun menyalurkan hobby dengan bersepeda

dan mencari objek untuk hunting. (Data 2, paragraf ke-1, kalimat ke-

2)

Campur kode yang terjadi pada tuturan (16) yaitu pada kata “hobby”

dan “hunting”. Tuturan tersebut mengalami beberapa kali percampuran,

yakni dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris kemudian kembali

lagi ke dalam bahasa Indonesia dan diakhir kalimat beralih lagi ke dalam

bahasa Inggris. Dua kata tersebut adalah bahasa Inggris tanpa unsur

serapan. “Hobby” memiliki arti “kegemaran” sedangkan “hunting”

memiliki arti “berburu”. Penggunaan bahasa Inggris pada tuturan tersebut

ingin menunjukkan bahwa tokoh dalam cerpen merupakan anak “gaul”

dan memiliki pengetahuan yang cukup dalam berbahasa Inggris yang bisaa

digunakan dalam pergaulan sehari-hari. Selain itu, percampuran tersebut

juga terjadi karena faktor lingkungan. Ketika seseorang berbicara dengan

sesekali beralih ke dalam bahasa Inggris maka ia akan dipandang sebagai

orang yang memiliki nilai tinggi.

(17) Aku pun sudah fix duduk dengan Widya. (Data 5, paragraf ke-2,

kalimat ke-2)

Campur kode yang terjadi pada tuturan (17) yaitu pada kata “fix”.

Percampuran ini terjadi di tengah kalimat, yakni tokoh dalam cerita

Page 62: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

50

mengalihkan bahasa yang digunakan dari bahasa Indonesia ke dalam

bahasa Inggris kemudian kembali lagi ke dalam bahasa Indonesia. Fix

adalah bahasa Inggris asli tanpa unsur serapan yang memiliki arti

“penentuan”.Masih berhubungan dengan arti yang sebenarnya, makna kata

fix pada tuturan tersebut memiliki arti “sudah pasti dan tidak akan

berubah”. Maksudnya, tokoh utama dalam cerita, yakni „aku‟, ingin

memberitahu kepada pembaca bahwa posisi duduknya bersebelahan

dengan Widya dan tidak akan berubah lagi seperti sebelumnya.

Penggunaan kata “fix” disebabkan oleh faktor lingkungan, di mana jika

diamati ceritanya dari awal, si tokoh utama yang merupakan penulis

sendiri adalah seseorang yang sangat mengutamakan nilai pergaulan.

Ketika ia menggunakan bahasa Inggris dalam bahasa pergaulannya, maka

ia akan dipandang sebagai anak “gaul” atau “tidak norak”. Sebab, fix

merupakan salah satu bahasa Inggris yang sudah sangat familiar di

kalangan terpelajar.

(18) Dan entah dari mana, Putri tiba-tiba membawa blackforest yang

berisi angka 16 ke hadapanku. (Data 6, paragraf ke-4, kalimat ke-12)

Campur kode pada tuturan (18) yaitu pada kata “blackforest”.

Percampuran ini terjadi di tengah-tengah kalimat, sebagai bentuk

keunikan. “Blackforest” merupakan bahasa Inggris asli tanpa unsur

serapan. Secara bahasa, blackforest memiliki arti “hutan hitam”,

tetapiblackforest yang dimaksud dalam tuturan tersebut adalah “kue

cokelat”. Sebenarnya bisa saja penulis cerpen memilih kata kue cokelat

atau kue ulang tahun sebagai padanan kata blackforest. Namun, untuk

mendapatkan kesan yang benar-benar menunjukkan kue yang biasa

diberikan untuk kejutan dalam rangka ulang tahun, penulis menggunakan

percampuran ke dalam bahasa Inggris. Selain itu, kata blackforest

menunjukkan trend setter yang kebarat-baratan sehingga dengan

menggunakan kata tersebut seseorang dianggap lebih berkelas.

Page 63: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

51

Campur kode dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Belanda

Campur kode yang menggunakan bahasa Belanda pada penelitian ini

hanya ditemukan dalam satu kalimat saja dan hanya satu kata.

Percampuran yang menggunakan bahasa Bahasa pada penelitia ini berupa

kata.

(19) Kita sering memanggil wali kelas kita dengan sebutan “Daddy”

hehehe. (Data 5, paragraf ke-3, Kalimat ke-2 )

Campur kode yang terjadi pada tuturan (19) yaitu pada kata

“Daddy”. Percampuran ini terjadi sebagai bentuk hiburan, sebab si tokoh

sedang menceritakan pengalaman yang dialaminya. “Daddy” merupakan

bahasa Belanda asli tanpa unsur serapan, yang berarti “Ayah”. Cerita

tersebut dapat dikatakan sebagai fakta sehingga tidak percampuran

tersebut tidak dapat diganti dengan kata lain. Seperti halnya percampuran

ke dalam bahasa Inggris, percampuran ke dalam bahasa Belanda pun

terjadi karena dinilai lebih bergengsi di kalangan remaja. Bahkan dapat

dikatakan lebih bergensi dibandingkan dengan bahasa Inggris. Selain itu,

penggunaan kata daddy pada tuturan tersebut menunjukkan tentang

keakraban siswa dengan guru dan antar sesama siswa itu sendiri. Selain

menunjukkan keakraban, kata daddy juga menunjukkan kekonyolan dan

kekompakkan di antara penghuni kelas X-5 yang diceritakan. Cerita

tersebut menggunakan berbagai macam sebutan bagi orang-orang tertentu

untuk menciptakan suasana akrab dan humor di dalam kelas.

Selain campur kode yang terjadi dari bahasa Indonesia ke dalam satu

bahasa asing ataupun ke dalam bahasa daerah tertentu, terdapat pula

campur kode yangterjadi dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa asing

sekaligus bahasa daerah dalam satu kalimat. Hal tersebut dapat dilihat

pada tuturan berikut:

Page 64: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

52

(20) “Sangat malang nasibku, ingin memancing tapi tidak ada tempat.”

ucapku di dalam hati. (Data 3, paragraf ke-1, kalimat ke-3)

Tuturan (20) menunjukkan dua bentuk campur kode yang terdiri atas

campur kode intern dan campur kode ekstern. Percampuran terjadi dari

bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa kemudian kembali lagi ke dalam

bahasa Indonesia. Setelah itu, dari bahasa Indonesia disisipkan lagi bahasa

Betawi. Campur kodetersebut berupa kata, yakni ditunjukkan oleh kata

“malang”, yang berasal dari bahasa Jawa yakni “ma-alang” yang berarti

“sial” da bahasa Betawi, yakni ditunjukkan oleh kata “tapi”. Percampuran

ke dalam dua bentuk campur kode tersebut terjadi secara tidak disengaja.

Kata malang dan tapi sudah sangat sering digunakan dalam komunikasi

sehari-hari.

Penggunaan kata malang dipilih penulis untuk menunjukkan keadaan

yang sangat memprihatinkan. Kata tersebut memiliki nilai rasa yang lebih

menyentuh dan lebih halus dari pada kata “sial”. Selain itu juga dapat

mempengaruhi pembaca sehingga merasa kasihan terhadap tokoh tersebut.

Sementara itu, penggunaan kata “tapi” lebih umum, lebih santai, dan lebih

mudah diucapkan daripada kata “tetapi.

b. Gejala Bahasa

Gejala bahasa merupakan peristiwa perubahan bentuk kata, baik

penghilangan, penambahan, maupun penyisipan fonem dalam sebuah kata.

Peneliti menemukan perubahan bentuk kata yang cukup banyak dan bervariasi

pada penelitian ini. Satu jenis perubahan terdiri dari beberapa bahasa.

Perubahan-perubahan bentuk kata yang terdapat pada penelitian ini terjadi

karena pengaruh lingkungan. Selain itu, penulis yang cerpennya dijadikan

sebagai data adalah remaja, sehingga bahasa yang digunakan identik dengan

pergaulan sehari-hari. Berikut adalah gejala bahasa yang terjadi dalam

penelitian ini.

Page 65: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

53

1) Protesis

Gejala bahasa yang berupa protesis, sebagai data dijelaskan pada

tuturan berikut.

(21) Rasanya pengen kebersamaan kaya gitu bareng temen-temen. (Data

1, paragraf ke-2, kalimat ke-9)

(22) Dan ada temanku yang berkata seperti ini, “Kita gak boleh terus-

terusan sedih kaya gini, sekarang kita mikir gimana caranya kelas

baru kita bisa kaya X-5 yang solid. (Data 5, paragraf ke-9, kalimat

ke-5)

(23) “Ya ampun, gitu aja ngambek, sini gue kasih lagi.” (Data 6,

paragraf ke-4, kalimat ke-3)

Peristiwa penambahan fonem pada tuturan (21), (22), dan (23)

terlihat sangat jelas yang terjadi pada katapengen,gini, gitu, dan ngambek.

Kosakata tersebut merupakan protesis yang terjadi dalam bahasa Betawi,

sekaligus kosakata yang paling banyak digunakan oleh siswa dalam

membuat cerpen yang diambil sebagai sampel pada penelitian ini. Pada

kata pengen, terjadi penambahan fonem /p/, sedangkan pada kata gini dan

gitu, terjadi penambahan fonen /g/, dan pada kata ngambek terjadi

penambahan suku kata /ng/. Lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:

ingin [p]ingin pingin = pengen

ini [g]ini gini

itu [g]itu gitu

ambek [ng]ambek ngambek

Penambahan fonem sebuah kata merupakan salah satu ciri khas

bahasa Betawi. Hal tersebut dikarenakan bahasa Betawi merupakan bahasa

daerah yang menjadi bahasa pergaulan, khususnya di kalangan remaja.

Bahasa Betawi menyebar luas di daerah Jakarta, yang merupakan kota

metropolitarn. Penambahan fonem pada beberapa kata memiliki makna

tersendiri pada setiap penambahannya. Misalnya pada kata gitu pada

tuturan (21) dan (23), maksud kata gitu pada tuturan tersebut ada “seperti

itu”. Kata gitu lebih terdengar santai dan akrab daripada kata seperti itu,

Page 66: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

54

terlebih lagi di kalangan remaja. Selain itu, penggunaan kata gitu

memberikan kesan yang lebih menyentuh dan lebih “tajam” untuk

menegaskan maksud penutur.

2) Epentesis

Bentuk gejala bahasa kedua yang ditemukan pada penelitian ini berupa

epentesis. Epentesis yang ditemukan pada penelitian ini terdiri dari bahasa

Betawi dan bahasa slang. Gejala bahasa berupa epentesis yang terjadi

dalam bahasa Betawi pada peelitian ini ditemukan sebanyak dua kata.

Sementara dalam bahasa slang hanya ditemukan satu kata. Selanjutnya

akan dijelaskan berdasarkan tuturan berikut.

(24) Semenjak kita pacaran, rasanya ada yang berubah dari diri kita.

(Data 6, paragraf ke-6, kalimat ke-12)

(25) Bisa nangis bareng, ketawa bareng, satu bis bareng, dan mandi pun

bareng (sangking solidnya), hahaha. (Data 5, paragraf ke-8, kalimat

ke-2)

Peristiwa epentesis pada tuturan (24) ditunjukkan oleh kata semenjak

dan pada tuturan (25) ditunjukkan oleh kata sangking. Kata semenjak

mengalami penyisipan bunyi /men/, dan kata sangking mengalami

penyisipan bunyi /ng/. Lebih jelasnya perhatikan uraian berikut.

sejak se[men]jak semenjak

saking sa[ng]king sangking

Kedua kata di atas mengalami gejala bahasa berupa epentesis yang

sama. Kata semenjak dan sangking mendapat sisipan berupa bunyi.

Penyisipan bunyi pada kedua kata tersebut merupakan ciri khas bahasa

Betawi. Di samping itu, penggunaan kata semenjak dan sangking dalam

penulisan cerpen ini bertujuan untuk menciptakan keakraban dengan

suasana yang lebih santai dan tidak terkesan kaku. Kedua kata tersebut

juga menunjukkan bahwa cerpen yang ditulis berlatar Betawi sehingga

budaya Betawi dapat dirasakan secara utuh.

Page 67: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

55

Selanjutnya, gejala bahasa berupa epentesis yang terjadi dalam

bahasa slang pada penelitian ini hanya ditemukan satu kata, perhatikan

tuturan berikut.

(26) Kalo ditanya bisa gaswat. (Data 7, paragraf ke-6, kalimat ke-9)

Peristiwa epentesis pada tuturan (26) ditunjukkan oleh kata gaswat.

Kata gaswat mengalami penyisipan fonem /s/.

gawat ga[s]wat gaswat

Kata gawat yang merupakan bahasa Indonesia, dalam bahasa remaja

di Jakarta, mendapat sisipan fonem /s/. Tujuannya adalah untuk memberi

tekanan pada kata gawat itu sendiri agar lebih terasa bahwa seseorang

sedang berada dalam keadaan yang sangat panik. Selain itu, kata kata

gaswat terdengar berlebihan sehingga lebih terasa nilai gaulnya. Sebab

kata gaswat lebih sering dipakai di kalangan remaja dan bahasa pergaulan

yang berkembang sekarang ini banyak bermunculan dari remaja di

lingkungan Jakarta, yang merupakan daerah metropolitan.

3) Paragos

Gejala bahasa berupa paragos pada penelitian ini ditemukan dalam satu

bahasa, yakni bahasa Betawi. Peristiwa paragos dalam bahasa Betawi

terlihat pada tuturan berikut sebagai data.

(27) Jaraknya cuman 100 meter dari sini.” ajak Kapi lagi. (Data 3,

paragraf ke-2, kalimat ke-8)

(28) “Apaan nih?” tanya heran. (Data 4, paragraf ke-6, kalimat ke-7)

(29) Pantesanajah polisi jarang ada yang kurus, kerjaanya enak banget.

(Data 7, paragraf ke-6, kalimat ke-13)

Peristiwa paragos pada tuturan (27) ditunjukkan oleh kata cuman,

pada tuturan (28) ditunjukkan oleh kata apaan, dan pada tuturan (29)

ditunjukkan oleh kata pantesan. Kata cuman mengalami penambahan

berupa fonem, yakni fonem /n/, sedangkan kata apaan dan pantesan

mengalami penambahan berupa morfem, yakni morfem /an/. Lebih

jelasnya diuraikan sebahgai berikut.

Page 68: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

56

cuma cuma[n] cuman

apa apa[an] apaan

pantas pantas[an] pantasan/pantesan

Penambahan yang terjadi pada tiga kata di atas merupakan ciri khas

pada bahasa Betawi. Penambahan morfem /an/ pada kata apaan dan

pantesan termasuk ke dalam ciri morfologis yang terjadi dalam bahasa

Betawi. Penambahan fonem dan morfem tersebut berfungsi untuk

menambah ketegasab pada kata itu sendiri. Selain itu juga lebih terasa

keakrabannya dalam berkomunikasi.

4) Aferesis

Gejala bahasa berupa aferesis yang ditemukan pada penelitian ini

cukup mendominasi. Kosakata yang mengalami aferesis terdiridari bahasa

Betawi, bahasa Arab, dan bahasa Sansekerta. Kosakata yang megalami

aferesis dalam bahasa Betawisangat beragam. Beberapa tuturan terdapat

lebih dari satu kata yang mengalami aferesis pada setiap kalimat. Berikut

tuturannya.

(30) Pas kita semua rombongan dateng langsung beres-beres ke kamar,

abis itu sholat ashar. (Data 1, paragraf ke-2, kalimat ke-1)

(31) Tiaraa… lo denger nggak sih? Panggilan Agha membuyarkan

lamunanku. (Data 6, paragraf ke-6, kalimat ke-2)

(32) Paling tinggi kalo di TK yaitu aku loh, tanya Ridho anak X IPS 2,

hehe (kalo gak percaya). (Data 2, paragraf ke-1, kalimat ke-8)

(33) “Udah dapet 10 ikan ni, Pi, pulang lah, yukk!” (Data 3, paragraf ke-

5, kalimat ke-4)

(34) Kakak TS nya marah-marah melulu, nyuruh ini-itu dengan maksa.

(Data 1, paragraf ke-2, kalimat ke-6)

(35) Udara dingin, ngantuk, males, dikerjain, rasanya udah engga

terasa pas udah mau pulang. (Data 1, paragraf ke-2, kalimat ke-8)

(36) Udah ah, cape bahas tentang itu, kita kembali ke masa SMP aja ya,

cekidot! (Data 2, paragraf ke-1, kalimat ke-13)

Page 69: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

57

(37) “Loh-loh, kok kolam orang, entar kalo ketauan sama yang punya

kolam gimana ini? Aduhh!” jawab Anne bingung. (Data 3, paragraf

ke-3, kalimat ke-5)

(38) “Ok lah, Pi, kalau gitu.Gak mandang kolam orang atau tidak, yang

penting kita mancing.” (Data 3, paragraf ke-4, kalimat ke-2)

(39) PS: Mogalu seneng amatu kalung. (Data 6, paragraf ke-8, kalimat

ke-1)

(40) “Apa? Pulang? Emangnyaudah dapet berapa ikan, Ne?” (Data 3,

paragraf ke-5, kalimat ke-3)

(41) Tapi semuanya engga terasa, soalnya kita lewati itu bareng-bareng.

(Data 1, paragraf ke-1, kalimat ke-4)

Aferesis yang terjadi pada ketiga tuturan pertama terdapat satu kata

yang mengalami aferesis dalam setiap kalimatnya. Tuturan (30)

ditunjukkan oleh kata abis, pada tuturan (31) ditunjukkan oleh kata

nggak, pada tuturan (32) ditunjukkan oleh kata gak, dan pada tuturan (33)

ditunjukkan oleh kata udah dan ni. Sementara itu, pada tuturan

selanjutnya terdapat lebih dari satu kata yang mengalami aferesis dalam

setiap kalimatnya. Pada tuturan (34) aferesis ditunjukkan oleh kata

nyuruh dan maksa, pada tuturan (35) ditunjukkan oleh kata ngantukdan

udah, pada tuturan (36) ditunjukkan oleh kata udah danaja, pada tuturan

(37) ditunjukkan oleh kata entar dan gimana, pada tuturan (38)

ditunjukkan oleh kata gak dan mancing, pada tuturan (39) ditunjukkan

oleh kata moga, ama, dan tu, dan pada tuturan (40) ditunjukkan oleh kata

emangnya dan udah, dan pada tuturan (41) ditunjukkan oleh kata tapi.

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa kata abis mengalami

pelesapan fonem /h/, kata nggak mengalami pelesapan fonem /e/, kata

gak mengalami pelesapan morfem /eng/, kata udah, ama dan aja

mengalami pelesapan fonem /s/, kata ngantuk, mancing, maksa, dan

nyuruh, mengalami pelesapan morfem /me/, kata entar mengalami

pelesapan bunyi /seb/, kata moga mengalami pelesapan morfem /se/, kata

tu mengalami pelesapan fonem /i/, dan kata emangnya mengalami

Page 70: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

58

pelesapan fonem /m/, kata tetapi mengalami pelesapa morfem /te/.

Sementara kata bagiamana, mengalami dua kali pelesapan, yakni morfem

/ba/ pada suku kata pertama dan fonem /a/ pada suku kata kedua. Proses

aferesis pada kosakata tersebut diuraikan sebagai berikut.

habis [h]abis abis

enggak [e]nggak nggak

enggak [eng]gak gak

sudah [s]udah udah

ini [i]ni ni

menyuruh [me]nyuruh nyuruh

memaksa [me]maksa maksa

mengantuk [me]ngantuk ngantuk

saja [s]aja saja

sebentar [seb]entar entar

bagaimana [ba]g[a]imana gimana

memancing [me]mancing mancing

Semoga [se]moga moga

sama [s]ama ama

itu [i]tu itu

memangnya [m]emangnya emangnya

tatapi/tetapi [ta/te]tapi tapi

Pelesapan yang terjadi pada kosakata di atas merupakan hal yang

biasa terjadi dalam bahasa Betawi. Berbagai bentuk pelesapan kosakata

tersebut menjadi salah satu ciri bahasa Betawi. Dari beberapa kata di atas

seperti kata ngantuk, mancing, maksa, nyuruh, merupakan salah satu ciri

khusus pada bidang morfologis dalam bentuk awalan kata kerja prenasal.

Pelesapan tersebut merupakan ciri yang paling menonjol dalam bidang

sistem pembentukan kata. Kata yang mengalami pelesapan ini lebih terasa

ringan dalam pengucapannya dan memberikan kesan yang lebih santai.

Penggunaan kosakata tersebut pada cerpen yang menjadi data penelitian

ini juga berfungsi untuk menciptkan keakraban. Selain itu, tidak membuat

Page 71: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

59

pembaca bosan seperti menggunakan kata baku, sebab cerpen merupakan

karya sastra yang bersifat menghibur.

5) Sinkope

Gejala bahasa berupa sinkopeterjadi dalam bahasa Betawi dan bahasa

Jawa. Berikut ini akan dibahas sinkope dalam bahasa Betawi terlebih dulu.

Berikut tuturannya.

(42) Kita mempunyai kata-kata yang menurut kita sangat

mencerminkankelas X-5, tapi enggak tau deh buat yang lain. (Data

5, paragraf ke-9, kalimat ke-10)

(43) Mereka semua adalah sahabat di SMP, oya, dulu aku SMPN 219

loh. (Data 2, paragraf ke-1, kalimat ke-6)

(44) “Ih muka lu merah, abis ketemu sapa si?” katanya menggodaku.

(Data 4, paragraf ke-5, kalimat ke-4)

Kata yang mengalami gejala bahasa berupa sinkope pada tuturan

(42) ditunjukkan oleh kata tau, pada tuturan (43)ditunjukkan oleh kata

dulu, dan pada tuturan (44) ditunjukkan oleh kata sapa. Kata tau

mengalami pelesapan fonem /h/, kata dulu mengalami pelesapan bunyi

/ah/, dan kata sapa mengalami pelesapan fonem /i/. Proses pelesapan

kedua kata tersebut diuraikan sebagai berikut.

dahulu d[ah]ulu dulu

tahu ta[h]u tau

siapa s[i]apa sapa

Peristiwa pelesapan yang terjadi pada kedua kata tersebut merupakan

salah satu ciri bahasa Betawi dari segi pembentukan kata. Terlepas dari

kata baku, kedua kata tersebut memiliki fungsi tertentu dalam penulisan

cerpen yang diambil sebagai data pada penelitian ini. Kata dulu, tau dan

sapa merupakan bahasa Betawi yang sering digunakan oleh orang-orang

sebagai bahasa sehari-hari. Penggunaan kedua kata tersebut pada data

penelitian ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang santai dan akrab.

Page 72: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

60

Selain itu, menyesuaikan di mana latar dan keseluruhan bahasa yang

digunakan pada cerpen tersebut.

Kemudian gejala bahasa intern berupa sinkope pada penelitian ini

terjadi dalam bahasa Jawa. Berikut beberapa tuturannya.

(45) “Sangat malang nasibku, ingin memancing tapi tidak ada tempat.”

ucapku di dalam hati. (Data 3, paragraf ke-1, kalimat ke-3)

Sinkope pada tuturan (45) ditunjukkan oleh kata malang. Kata

malang adalah bahasa Jawa, hanya saja bentuk aslinya adalah ma-alang,

yang memiliki arti “sial”. Proses sinkope pada kata malangseperti berikut.

ma-alang ma[a]lang malang

Berdasarkan proses pembentukan tiga kata di atas dapat diketahui

bahwa katamalang mengalami pelesapan fonem /a/. Pelesapan yang terjadi

pada kata tersebut lebih cenderung kepada proses pembakuan kata ke

dalam bahasa Indonesia.

6) Apokop

Gejala bahasa berikutnya yang ditemukan pada penelitian ini berupa

apokop. Bentuk gejala bahasa ini hanya terdiri dari bahasa Betawi yang

ditemukan sebanyak tiga kata. Berikut tuturannya.

(46) Tapi semuanya engga terasa, soalnya kita lewati itu bareng-bareng.

(Data 1, paragraf ke-1, kalimat ke-4)

(47) Tapi ko banyak sekali orang yang mengeluarkan STNK, apa jangan-

jangan? (Data 7, paragraf ke-3, kalimat ke-5)

(48) “Ok lah, Pi, kalau gitu. Gak mandang kolam orang atau tidak, yang

penting kita mancing.” (Data 3, paragraf ke-4, kalimat ke-2)

Ketiga tuturan di atas adalah apokop yang terjadi dalam bahasa

Betawi. Kata yang mengalami gejala apokop pada tuturan (46)

ditunjukkan oleh kata engga, pada tuturan (47) ditunjukkan oleh kata ko,

Page 73: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

61

dan pada tuturan (48) ditunjukkan oleh kata ok.Proses pelesapan pada

ketiga kata tersebut sebagai berikut.

enggak engga[k] engga

kok ko[k] ko

oke ok[e] ok

Ketiga pembentukan kata di atas menunjukkan pelesapan dengan

jelas dan sama. Ketiganya mengalami satu kali proses pelesapan dalam

bentuk fonem. Kata engga dan kok mengalami pelesapan fonem /k/ dan

kata ok mengalami pelesapan fonem /e/. Pelesapan yang terjadi pada

ketiga kata tersebut dimaksudkan untuk memendekkan pengucapan saja.

Hal ini terlepas dari proses pembakuan kata.

7) Kontraksi

Gejala bahasa yang berupa kontraksi pada penelitian ini ditemukan

sebanyak tiga kata dari tiga tuturan dalam bahasa Betawi. Kontraksi pada

ketiga kata tersebut terjadi dari bentuk frasa. Berikut adalah tuturannya.

(49) Mereka semua adalah sahabat di SMP, oya, dulu aku SMPN 219 loh.

(Data 2, paragraf ke-1, kalimat ke-6)

(50) “Makasih ya, Sin.” katanya lalu tersenyum. (Data 4, paragraf ke-4,

kalimat ke-13)

(51) “Yaudah, coba kamu buka tas aku terus bawa smsnya!” (Data 7,

paragraf ke-5, kalimat ke-3)

Kontraksi yang terdapat pada tuturan (49) ditunjukkan oleh kata oya,

pada tuturan (50) ditunjukkan oleh kata makasih, dan pada tuturan (51)

ditunjukkan oleh kata yaudah. Kata oya berasal dari frasa oh iya, kata

makasih berasal dari frasa terima kasih, dan kata yaudah berasal dari

frasa ya sudah. Berikut proses pembentukan ketiga kata tersebut.

oh iya o[h] [i]ya oya

terima kasih [teri]ma kasih makasih

ya sudah ya [s]udah yaudah

Page 74: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

62

Berdasarkan proses pembentukan kata di atas, dapat diketahui

perbedaan perubahan tersebut. Kata oya menglami pelesapan fonem akhir

pada kata pertama, yakni fonem /h/ dan fonem awal kata kedua, yakni

fonem /i/. Kata pertama dan kata kedua dipendekkan menjadi satu kata.

Sementara kata makasih hanya mengalami pelesapan bunyi di awal kata

pertama, yakni /teri/. Sama halnya dengan kata oya, kata makasih juga

mengalami pemendekan dengan menyatukan dua kat menjadi satu.

Kemudian kata yaudah mengalami pelesapan fonem awal pada kata kedua,

yakni fonem /s/. Kata yaudah pun mengalami proses pemendekan dengan

menggabungkan kata pertama dengan kata kedua yang telah mengalami

pelesapan. Kata yang mengalami gejala kontraksi ini bisa dikatakan ke

dalam kategori ragam bahasa santai. Pemendekan tersebut umumnya

terjadi di kalangan remaja, yang senang menggunakan bahasa ragam santai

dalam pergaulannya.

8) Monoftongisasi

Sama halnya dengan gejala kontraksi, gejala monoftongisasi pada

penelitian ini pun hanya ditemukan dalam bahasa Betawi. Bentuk yang

ditemukan sebanyak lima kata. Sebagai data, berikutdapat dilihat

tuturannya.

(52) Mungkin yang laki bener-bener ngerasain solidaritas, harus pake

baju kaos saat cuaca hujan rame-rame. (Data 1, paragraf ke-2,

kalimat ke-3)

(53) Tinggiku cukup ideal dari dulu sampe sekarang, hihihi. (Data 2,

paragraf ke-1, kalimat ke-7

(54) Paling tinggi kalo di TK yaitu aku loh, tanya Ridho anak X IPS 2,

hehe (kalo gak percaya). (Data 2, paragraf ke-1, kalimat ke-8)

Tuturan (52) ditunjukkan oleh kata pake dan rame-rame, tuturan (53)

ditunjukkan oleh kata sampe, dan tuturan (54) ditunjukkan oleh kata

kalo. Kata rame-rame merupakan pengulangan dari kata rame. Ketiga

kata tersebut mengalami perubahan dari diftong menjadi monoftong.

Page 75: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

63

Gejala monoftongisasi pada ketiga kata tersebut diuraikan sebagai

berikut.

ramai ram[ai] ram[e]

sampai samp[ai] samp[e]

kalau kal[au] kal[o]

Perubahan pada bentuk diftong ke dalam bentuk monoftong

merupakan ciri lain dalam pembentukan bahasa Betawi selain yang telah

disinggung pada gejala bahasa sebelumnya. Monoftongisasi dalam bahasa

Betawi ini merupakan bagian dari ciri tata ucap. Berdasarkan penguraian

di atas dapat diketahui secara jelas monoftongisasi dari ketiga kata yang

ditemukan. Kata rame dan sampe telah mengalami perubahan diftong /ai/

menjadi monoftong /e/. Sementara kata kalo, telah mengalami

monoftongisasi dari diftong /au/ menjadi monoftong /o/. Gejala perubahan

ini merupakan bentukan dari suatu bahasa yang menjadi ciri khas bahasa

tersebut, dalam hal ini bahasa Betawi.

Page 76: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

64

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Setelah melakukan analisis dan pembahasan dari data yang telah

terkumpul, dapat disimpulkan dua hal yang menjawab rumusan masalah pada

penelitian ini, yaitu:

1. Campur kode pada cerpen kelas X Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta

terjadi dalam bentuk campur kode intern dan campur kode ekstern. Kedua

campur kode tersebut meliputi delapan bahasa, yakni bahasa Indonesia

bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Belanda, bahasa Jawa, bahasa Betawi,

bahasa Slang, dan bahasa Batak. Campur kode tersebut ditemukan dalam

bentuk kata, frasa, dan reduplikasi. Campur kode yang paling sering

terjadiya itu campur kode intern dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa

Betawi.

2. Gejala bahasa yang muncul pada penelitan ini terdiri dari delapan bentuk,

yakni protesis, epentesis, paragos, aferesis, sinkope, apokop, kontraksi, dan

monoftongisasi. Masing-masing gejala muncul dari bahasa yang berbeda-

beda. Protesis, kontraksi, apokop, paragos, aferesis, dan monftongisasi

muncul dari bahasa Betawi; epentesis muncul dari bahasa Betawi dan

bahasa slang; sinkope muncul dari bahasa Betawi dan bahasa Jawa.

Sementara bahasa yang paling sering muncul pada gejala yang ada adalah

bahasa Betawi.

Page 77: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

65

B. Saran

Merujuk pada simpulan, peneliti meyarankan beberapa hal terkait dengan

pembelajaran cerpen di sekolah, yaitu:

1. Cerpen bukanlah karya ilmiah yang harus menggunakan bahasa baku.

Oleh karena itu, guru diharapkan tidak sembarang menyalahkan pilihan

kata yang digunakan oleh siswa.

2. Selesainya penelitian ini belum mengungkap semua hal yang berkaitan

dengan gejala bahasa. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti

meyarankan kepada peneliti lain untuk menncoba mengungkap masalah-

masalah kebahasaan yang masih tersembunyi.

Page 78: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

66

DAFTAR PUSTAKA

Aslinda dan Leni Syafyahya. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT. Refika

Aditama, 2007.

Alwasilah, Chaedar. Pengantar Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa, 1993.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta:

Rineka Cipta, 2010.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2008. Edisi keempat. Cetakan Pertama.

Djajasudarma, T. Fatimah. Metode Lingustik: Ancangan Metode Penelitian dan

Kajian. Bandung: PT. Refika Aditama, 2006. Cetakan kedua.

Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama, 2008. Cetakan pertama. Edisi keempat.

Mastuti, Indri. Bahasa Baku Vs Bahasa Gaul. Jakarta: Hi Fest Publishing, 2008.

Cetakan pertama.

Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Stategi, Metode, dan Tekniknya,

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.

Muhadjir. Bahasa Betawi: Sejarah dan Perkembangannya. Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2000.

Muslich, Masnur. Tata Bentuk Bahasa Indonesia: Kajian ke Arah Tata Bahasa

deskriptif. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008. Cetakan pertama.

Ngajenan, Mohamad. Kamus Etimologi Bahasa Indonesia. Semarang: Dahara

Prize, 1990.

Notosudirjo, Suwardi Etimologi. Jakarta: Mutiara, 1981. Cetakan ketiga.

Parera, Jos Daniel. Morfologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012.

Cetakan ketiga. Edisi kedua.

Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta,

2009.

Sumarlan, dkk. Pelangi Nusantara: Kajian Berbagai Variasi Bahasa. Yogyakarta:

Graha Ilmi, 2012.

Page 79: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

67

Sumarsono. Sosiolinguistik. Yogyakarta: SABDA, 2012.

Tarigan, Henry Guntur. Metodologi Pengajaran Bahasa 1. Bandung: angkasa,

2009. Cetakan pertama. Edisi revisi

Siti Rohmani, dkk. Analisis Alih Kode dan Campur Kode pada Novel Negeri 5

Menara Karya Ahmad Fuadi: BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa,

Sastra Indonesia dan Pengajarannya Volume 2 Nomor 1, April 2013,

ISSN I2302-6405, diakses pada Sabtu, 18 Januari 2014, 11:15.

Wardhaugh, Ronald. An Introduction To Sociolinguistics. UK: Willey Blackwell,

2010. 6th

ed.

Jendra, Made Iwan Indrawan, Sociolinguistics: The Study Of Societies’

Language. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, ed. Pertama.

Page 80: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Lampiran 1

Tabel 1

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Muhammad Ridwan Audhityas (Serba Serbi LDKS)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

1. Tapi semuanya engga terasa,

soalnya kita lewati itu bareng-

bareng.

a. Tapi (Btw): Tetapi

b. Engga => Enggak (Btw): Tidak

c. Soalnya (Btw): Karena

d. Bareng-bareng (Jw): Bersama-

sama dengan

Data 1

Paragraf ke-1

Kalimat ke-4

2. Saatnya melanjutkan

perjalanan menuju villa.

a. Villa (Ing): Rumah indah di luar

kota

Data 1

Paragraf ke-1

Kalimat ke-7

3. Pas kita semua rombongan

dateng langsung beres-beres ke

kamar, abis itu sholat ashar.

a. Pas (Btw): Tepat

b. Rombongan (Btw):

Sekumpulan orang

c. Dateng (Btw): Datang

d. Beres-beres => Beres (Jw):

Teratur baik-baik; Rapi

e. Abis (Btw): Habi

Data 1

Paragraf ke-2

Kalimat ke-1

4. Abis sholat ashar, kita

berkumpul di depan ruang

makan, dimarah-marahin.

a. Abis (Btw): Habis

b. Dimarah-marahin (Btw):

Dimarahi berulang kali

Data 1

Paragraf ke-2

Kalimat ke-2

Page 81: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 2

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Muhammad Ridwan Audhityas (Serba Serbi LDKS)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

5. Mungkin yang laki bener-bener

ngerasain solidaritas, harus

pake baju kaos saat cuaca

hujan rame-rame.

a. Bener-bener (Btw): Benar-

benar

b. Ngerasain (Btw): Merasakan

c. Pake (Btw): Memakai

d. Kaos (Btw) => Kaus: Baju tipis

e. Rame-rame (Btw): Ramai-

ramai

Data 1

Paragraf ke-2

Kalimat ke-3

6. Tapi ada yang enggak enak. a. Tapi (Btw): Tetapi

b. Enggak (Btw): Tidak

Data 1

Paragraf ke-2

Kalimat ke-5

7. Kakak TS nya marah-marah

melulu, nyuruh ini-itu dengan

maksa.

a. Melulu (Btw): Tiada lain hanya

b. Nyuruh (Btw): Menyuruh

c. Maksa (Btw): Memaksa

Data 1

Paragraf ke-2

Kalimat ke-6

8. Malem-malem waktu itu ada

misi dari pos 1 ke pos terakhir

buat latihan dasar.

a. Malem-malem (Btw) =>

Malam-malam: Larut malam

b. Buat (Btw): Untuk

Data 1

Paragraf ke-2

Kalimat ke-7

Page 82: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 3

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Muhammad Ridwan Audhityas (Serba Serbi LDKS)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

9. Udara dingin, ngantuk, males,

dikerjain, rasanya udah engga

terasa pas udah mau pulang.

a. Ngantuk (Btw): Mengantuk

b. Males (Btw): Malas

c. Dikerjain (Btw): Dikerjakan

d. Pas (Btw): Tepat

e. Udah (Btw): Sudah

f. Engga => Enggak (Btw): Tidak

g. Udah (Btw): Sudah

Data 1

Paragraf ke-2

Kalimat ke-8

10. Rasanya pengen kebersamaan

kaya gitu bareng temen-temen. a. Pengen (Btw): Ingin

b. Kaya (Btw): Seperti

c. Gitu (Btw): Itu

d. Bareng (Jw): Bersama dengan

e. Temen-temen (Btw): Teman-

teman

Data 1

Paragraf ke-2

Kalimat ke-9

11. Panggil saja aku Intan, usiaku

16 tahun, seorang pelajar di

Madrasah Aliyah Negeri 19

Jakarta.

a. Madrasah => Madrasat (Arb):

Sekolah

b. Aliyah (Arb): Tinggi

Data 2

Paragraf ke-1

Kalimat ke-1

12. Di waktu luangku, aku pun

menyalurkan hobby dengan

bersepeda dan mencari objek

untuk hunting.

a. Hobby (Ing): Kegemaran

b. Hunting (Ing): Pemburuan

Data 2

Paragraf ke-1

Kalimat ke-2

Tabel 5

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Intan Rahmadany (Ini Ceritaku, Apa Ceritamu)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

1. Aku punya sahabat yang kece

dan baik loh, yaitu Shintia,

Anisha, Denni, Bima, Erdin,

Husna, dan Umy.

a. Kece (Slg): Keren, Cantik

b. Loh (Btw): Kata seru yang

menyatakan penegasan

Data 2

Paragraf ke-1

Kalimat ke-5

2. Mereka semua adalah sahabat

di SMP, oya, dulu aku SMPN

219 loh.

a. Oya (Btw): Oh iya

b. Dulu (Btw): Dahulu

c. Loh (Btw): Kata seru yang

menyatakan penegasan

Data 2

Paragraf ke-1

Kalimat ke-6

3. Tinggiku cukup ideal dari dulu

sampe sekarang, hihihi.

a. Dulu (Btw): Dahulu Sampe

(Btw): Sampai

Data 2

Paragraf ke-1

Kalimat ke-7

4. Paling tinggi kalo di TK yaitu

aku loh, tanya Ridho anak X

IPS 2, hehe (kalo gak percaya).

a. Kalo (Btw): Kalau

b. Loh (Btw): Kata seru yang

menyatakan penegasan

c. Kalo (Btw): Kalau

d. Gak => Enggak (Btw): Tidak

Data 2

Paragraf ke-1

Kalimat ke-8

Page 83: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 6

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Intan Rahmadany (Ini Ceritaku, Apa Ceritamu)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

5. Kata ibuku yang penting sehat

dan engga sakit-sakitan.

a. Engga (Btw): Tidak Data 2

Paragraf ke-1

Kalimat ke-12

6. Udah ah, cape bahas tentang

itu, kita kembali ke masa SMP

aja ya, cekidot!

a. Udah (Btw): Sudah

b. Cape (Btw): Capai

c. Aja (Btw): Saja

d. Cekidot (Slg): Ayo

Data 2

Paragraf ke-1

Kalimat ke-13

7. Sejak aku SMP, aku sering di

bully dari teman-temanku.

a. Bully(Ing): Penggertak Data 2

Paragraf ke-2

Kalimat ke-1

8. Tapi pernah juga sih rasain

cinta bertepuk sebelah tangan

juga.

a. Tapi (Btw): Tetapi

b. Sih (Btw): Kata penambah

atau penegas dalam kalimat

tanya

c. Rasain (Btw): Merasakan

Data 2

Paragraf ke-2

Kalimat ke-3

Tabel 7

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Intan Rahmadany (Ini Ceritaku, Apa Ceritamu)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

9. Waktu ngerasain cinta pertama

itu rasanya engga mau

kehilangan, nge-fix banget,

pokoknya gitu deh.

a. Ngerasain (Btw): Merasakan–

Nya

b. Engga =>Enggak (Btw): Tidak

c. Nge-fix => Fix (Ing):

Penentuan

d. Banget (Btw): Sangat

e. Gitu (Btw): Begitu

f. Deh (Btw): Kata yang

digunakan untuk

mengukuhkan kata-kata atau

maksud kawan bicara

Data 2

Paragraf ke-2

Kalimat ke-4

10. Kedengarannya terlalu lebay

ya?

a. Lebay (Slg): Berlebihan Data 2

Paragraf ke-2

Kalimat ke-5

11. Okedeh, waktu cinta pertama

aku backstreet dari orang tua.

a. Okedeh (Btw): Kata partikel

untuk menyatakan setuju

b. Backstreet (Ing): Secara

sembunyi

Data 2

Paragraf ke-2

Kalimat ke-6

12. Takut engga diijinin, terus

katanya takut ganggu pelajaran

juga.

a. Engga => Enggak (Btw):

Tidak

b. Diijinin (Btw): Diizinkan

Data 2

Paragraf ke-2

Kalimat ke-7

Page 84: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 8

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Intan Rahmadany (Ini Ceritaku, Apa Ceritamu)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

13. Pas 5 bulan berjalan, akhirnya

ketauan juga sama orang tua

dan akhirnya kita berpisah.

a. Pas (Btw): Tepat

b. Ketauan (Btw): Ketahuan

c. Sama (Btw): Oleh

Data 2

Paragraf ke-2

Kalimat ke-8

14. Kata orang-orang, aku ini

orangnya gak kapokan.

a. Gak => Enggak (Btw): Tidak

b. Kapokan (Btw): Jera; Sudah

tidak akan berbuat lagi.

Data 2

Paragraf ke-2

Kalimat ke-9

15. Kali ini pacarannya sama

orang Arab loh.

a. Pacaran (Btw): Bercintaan

b. Sama (Btw): Dengan

c. Loh (Btw): Kata seru yang

menyatakan penegasan

Data 2

Paragraf ke-2

Kalimat ke-11

16. Berjalan setengah tahun, kami

memutuskan untuk berpisah

karena ketauan selingkuh,

wah!

a. Ketauan (Btw): Ketahuan Data 2

Paragraf ke-2

Kalimat ke-12

Tabel 9

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Intan Rahmadany (Ini Ceritaku, Apa Ceritamu)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

17. Pas UN tiba, deg-degan, takut

engga bisa jawab soal, takut

ngecewain orang tua.

a. Pas (Btw): Tepat

b. Deg-degan (Cak): Berdebar-

debar

c. Engga =>Enggak (Btw): Tidak

d. Ngecewain (Btw):

Mengecewakan

Data 2

Paragraf ke-3

Kalimat ke-1

18. Pas UN tiba, temen banyak

banget yang menawarkan

bocoran jawaban.

a. Pas (Btw): Tepat

b. Temen (Btw):Teman

c. Banget (Btw): Sangat

Data 2

Paragraf ke-3

Kalimat ke-2

19. Tapi aku sama sekali engga

terpikat, yakin sama jawaban

aku sendiri.

a. Tapi (Btw): Tetapi

b. Sama (Btw): Dengan

c. Engga => Enggak (Btw):

Tidak

Data 2

Paragraf ke-3

Kalimat ke-3

20. Hari keempat aku sudah

pesimis banget.

a. Banget (Btw): Sangat Data 2

Paragraf ke-3

Kalimat ke-5

Page 85: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 10

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Intan Rahmadany (Ini Ceritaku, Apa Ceritamu)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

21. Entah kenapa aku jadi tergoda

sama bocoran jawaban itu.

a. Kenapa ( Btw): Kata tanya

untuk menanyakan sebab atau

alasan

b. Sama (Btw): Oleh

Data 2

Paragraf ke-3

Kalimat ke-7

22. Beberapa menit sebelum

masuk untuk melaksanakan

UN, aku mencatat jawaban di

kertas bareng teman-temanku

juga.

a. Bareng (Jw): Bersama dengan Data 2

Paragraf ke-3

Kalimat ke-8

23. Bel tiba, aku masuk ke ruang

ujian, saat baca soal agak

nyerah sih.

a. Nyerah (Btw): Menyerah

b. Sih (Btw): Kata penambah

atau penegas dalam kalimat

Tanya

Data 2

Paragraf ke-3

Kalimat ke-9

24. Tapi ragu juga sama contekan

yang aku catet tadi (takut

salah semua)

a. Tapi (Btw): Tetapi

b. Sama (Btw): Dengan

c. Catet (Btw): Catat

Data 2

Paragraf ke-3

Kalimat ke-10

Tabel 11

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Intan Rahmadany (Ini Ceritaku, Apa Ceritamu)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

25. Dalam hati sih pengen make

bocoran dan takut juga.

a. Sih (Btw): Kata penambah

atau penegas dalam kalimat

tanya

b. Pengen (Btw): Ingin

c. Make (Btw): Memakai

Data 2

Paragraf ke-3

Kalimat ke-11

26. Dan alhasil, soal UN tadi aku

kerjain sendiri tanpa bocoran

sama sekali.

a. Kerjain (Btw): Kerjakan Data 2

Paragraf ke-3

Kalimat ke-12

27. Deg-degan banget, mau nangis

rasanya.

a. Deg-degan (Cak): Berdebar-

debar

b. Banget (Btw): Sangat

c. Nangis (Btw): Menangis

Data 2

Paragraf ke-4

Kalimat ke-2

28. Waktu ada pengumuman NEM

sama kelulusan sih lewat

sekolah, eh dari surat sekolah

maksudnya.

a. Sama (Btw): Dan

b. Sih(Btw): Kata penambah atau

penegas dalam kalimat tanya

Data 2

Paragraf ke-4

Kalimat ke-3

Page 86: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 12

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Intan Rahmadany (Ini Ceritaku, Apa Ceritamu)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

29. Guru pun manggil satu per satu

nama murid, hingga tiba

saatnya “Intan Rahmadany!”

kata guru aku.

a. Manggil (Btw): Memanggil Data 2

Paragraf ke-4

Kalimat ke-4

30. Alhamdulillah, akhirnya aku

pun lulus.

a. Alhamdulillah (Arb): Segala

puji bagi Allah

Data 2

Paragraf ke-4

Kalimat ke-6

31. Tapi ada rasa kecewa juga,

kecewa sama NEM yang

minim banget buat masuk

negeri.

a. Tapi (Btw): Tetapi

b. Sama (Btw): Oleh

c. Banget(Btw): Sangat

d. Buat (Btw): Untuk

Data 2

Paragraf ke-4

Kalimat ke-7

32. Tapi mau gimana pun harus

bersyukur.

a. Tapi (Btw): Tetapi

b. Gimana => Pagimana (Btw):

Bagaimana

Data 2

Paragraf ke-4

Kalimat ke-8

Tabel 13

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Intan Rahmadany (Ini Ceritaku, Apa Ceritamu)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

33. Tapi ada kok temen aku yang

pake bocoran tapi engga dapet

negeri alias NEM-nya di

bawah aku.

a. Tapi (Btw): Tetapi

b. Kok (Btw): Kata yang

digunakan untuk menekankan

atau menguatkan maksud

c. Temen (Btw): Teman

d. Pake (Btw): Memakai

e. Tapi (Btw): Tetapi

f. Engga => Enggak (Btw): Tidak

g. Dapet (Btw): Dapat

Data 2

Paragraf ke-4

Kalimat ke-9

34. Sekarang aku duduk di kelas

X, bersekolah di sebuah

sekolah Madrasah Aliyah

Negeri 19 Jakarta, lumayan

deket dari rumah, hehe.

a. Madrasah => Madrasat (Arb):

Sekolah

b. Aliyah (Arb): Tinggi

c. Lumayan (Btw): Cukup

d. Deket (Btw): Dekat

Data 2

Paragraf ke-5

Kalimat ke-1

35. Oke, hal yang paling engga

ngenakin pas waktu masuk

sini, pas waktu MOS.

a. Oke (Btw): Kata partikel untuk

menyatakan setuju

b. Engga => Enggak (Btw): Tidak

c. Ngenakin (Btw): Mengenakkan

d. Pas (Btw): Tepat

e. Pas (Btw): Tepat

Data 2

Paragraf ke-5

Kalimat ke-2

36. Itu engga enak banget, udah itu

pulangnya lama banget.

a. Engga =>Enggak (Btw): Tidak

b. Banget (Btw): Sangat

c. Udah (Btw): Sudah

d. Banget (Btw): Sangat

Data 2

Paragraf ke-5

Kalimat ke-3

Page 87: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 14

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Intan Rahmadany (Ini Ceritaku, Apa Ceritamu)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

37. Sekarang aku kelas X IPS 1,

sebelum penjurusan aku di X2,

kelas kocak, kelas gokil, sering

banget bully Santi.

a. Kocak (Btw): Lucu

b. Gokil (Slg): Gila

c. Banget (Btw): Sangat

d. Bully (Ing): Penggertak

Data 2

Paragraf ke-5

Kalimat ke-4

38. Hem, waktu di kelas dulu aku

naksir seseorang loh, pernah

ngungkapin perasaan juga ke

dia.

a. Dulu (Btw): Dahulu Naksir

(Btw): Suka

b. Ngungkapin (Btw):

Mengungkapkan

Data 2

Paragraf ke-5

Kalimat ke-6

39. Tapi bukan nembak loh, tapi

cuma mengungkapkan saja,

engga bermaksud buat lebih.

a. Tapi (Btw): Tetapi

b. Nembak (Btw): Menyatakan

cinta

c. Tapi (Btw): Tetapi

d. Engga => Enggak (Btw):

Tidak

e. Buat (Btw): Untuk

Data 2

Paragraf ke-5

Kalimat ke-7

40. Kata temen-temen, aku itu

kece, gokil, parah pokoknya,

berani banget ngungkapin ke

cowo.

a. Temen-temen (Btw): Teman-

teman

b. Kece (Slg): Keren, Cantik

c. Gokil (Slg): Gila

d. Banget (Btw): Sangat

e. Ngungkapin (Btw):

Mengungkapkan

f. Cowo => Cowok (Btw):

Sebutan kepada pria atau laki-

laki yang bisaanya masih

muda

Data 2

Paragraf ke-5

Kalimat ke-8

Page 88: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 15

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Intan Rahmadany (Ini Ceritaku, Apa Ceritamu)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

41. Pas diungkapin aku engga

malu sih, biasa aja, hehe.

a. Pas (Btw): Tepat

b. Diungkapin (Btw):

Diungkapkan

c. Engga => Enggak (Btw):

Tidak

d. Sih (Btw): Kata penambah

atau penegas dalam kalimat

tanya

e. Aja (Btw): Saja

Data 2

Paragraf ke-5

Kalimat ke-9

42. Sudah dulu ya, cerpen aku. a. Dulu (Btw): Dahulu Data 2

Paragraf ke-5

Kalimat ke-10

43. Kelihatannya sih engga

nyambung, ya namanya juga

lagi belajar buat cerpen.

a. Sih (Btw): Kata penambah

atau penegas dalam kalimat

tanya

b. Engga => Enggak (Btw):

Tidak

c. Nyambung (Btw):

Berhubungan

d. Lagi (Btw): Sedang

Data 2

Paragraf ke-5

Kalimat ke-11

44. Jadi gapapalah agak engga

nyambung.

a. Gapapalah (Btw): Tidak apa-

apa

b. Engga => Enggak (Btw):

Tidak

c. Nyambung (Btw):

Berhubungan

Data 2

Paragraf ke-5

Kalimat ke-12

Tabel 17

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Anne Rifaidah (Mancing di Kolam Orang)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

1. Mancing di kolam orang. a. Mancing (Btw): Menangkap

ikan

Data 3

Judul

2. Dulu ketika aku masih SMP,

aku hobi sekali memancing

ikan.

a. Dulu (Btw): Dahulu

b. Hobi => Hobby (Ing):

Kesukaan

Data 8

Paragraf ke-1

Kalimat ke-1

3. “Sangat malang nasibku, ingin

memancing tapi tidak ada

tempat.” ucapku di dalam hati.

a. Malang => Ma-alang (Jw):

Sial

b. Tapi (Btw): Tetapi

Data 3

Paragraf ke-1

Kalimat ke-3

4. Ia bernama Kapi, ia memiliki

hobi yang sama denganku,

yaitu memancing.

a. Hobi => Hobby (Ing):

Kesukaan

Data 3

Paragraf ke-2

Kalimat ke-2

Page 89: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 18

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Anne Rifaidah (Mancing di Kolam Orang)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

5. “Ada apa, Pi, manggil-

manggil?” jawabku ketika

membuka pintu rumahku.

a. Manggil-manggil (Btw):

Memanggil berulang kali

Data 3

Paragraf ke-2

Kalimat ke-4

6. “Ne, ayo mancing ikan!” ajak

Kapi mancing ikan.

a. Mancing (Btw): Menangkap

ikan

b. Mancing (Btw): Menangkap

ikan

Data 3

Paragraf ke-2

Kalimat ke-5

7. “Emangnya kita mau mancing

ikan di mana, kita kan gak

punya kolam?” jawabku cetus.

a. Emangnya (Btw): Memangnya

b. Mancing (Btw) =>

Menangkap ikan

c. Gak => Engga (Btw): Tidak

Data 3

Paragraf ke-2

Kalimat ke-6

8. Jaraknya cuman 100 meter dari

sini.” ajak Kapi lagi.

a. Cuman (Btw): Cuma; Hanya Data 3

Paragraf ke-2

Kalimat ke-8

Page 90: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 19

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Anne Rifaidah (Mancing di Kolam Orang)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

9. “Ok lah, Pi, aku juga udah

lama gak mancing ikan nih.”

Jawab Anne.

a. Ok => Oke (Btw): Kata

partikel untuk menyatakan

setuju

b. Lah (Btw): Kata seru untuk

memberikan tekanan atau

menyungguhkan

c. Udah (Btw): Sudah

d. Gak => Enggak (Btw): Tidak.

e. Mancing (Btw): Memancing;

Menangkap ikan

f. Nih (Btw): Ini, dengan

penegasan

Data 3

Paragraf ke-2

Kalimat ke-9

10. “Loh-loh, kok kolam orang,

entar kalo ketauan sama yang

punya kolam gimana ini?

Aduhh!” jawab Anne bingung.

a. Loh-loh (Btw): Menyatakan

sikap heran dan kaget

b. Kok (Btw): Kata yang

digunakan untuk menekankan

atau menguatkan maksud

c. Entar (Btw): Sebentar

d. Kalo (Btw): Kalau

e. Ketauan (Btw): Ketahuan

f. Sama (Btw): Oleh

g. Gimana =>Pagimana (Btw):

Bagaimana

Data 3

Paragraf ke-3

Kalimat ke-5

11. “Allaahhh, tenang saja lah

kamu, mentalmu kecut bener,

jam segini yang punya kolam

lagi tidur tauuu..jadi gak perlu

takut.” Jawab Kapi dengan

percaya diri.

a. Bener => Bener-bener (Jw):

Sesuai; tepat; betul

a. Segini (Btw): Sebesar ini;

Sebanyak ini

b. Lagi (Btw): Sedang

c. Tauu (Btw): Tahu

d. Gak => Enggak (Btw): Tidak

Data 3

Paragraf ke-3

Kalimat ke-6

12. “Ok lah, Pi, kalau gitu. Gak

mandang kolam orang atau

tidak, yang penting kita

mancing.”

a. Ok => Oke (Btw): Kata

partikel untuk menyatakan

setuju

b. Gitu (Btw): Begitu

c. Gak => Enggak (Btw): Tidak

d. Mandang (Btw): Tidak mau

tahu

e. Mancing (Btw):

Memancing;Menangkap ikan

Data 3

Paragraf ke-4

Kalimat ke-2

Page 91: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 20

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Anne Rifaidah (Mancing di Kolam Orang)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

13. “Ha… kan gitu enak, Ne,

hehhee”

a. Gitu (Btw): Begitu Data 3

Paragraf ke-4

Kalimat ke-3

14. “Apa? Pulang? Emangnya

udah dapet berapa ikan, Ne?”

a. Emangnya (Btw): Memangnya

b. Udah (Btw): Sudah

c. Dapet (Btw): Mendapatkan

Data 3

Paragraf ke-5

Kalimat ke-3

15. “Udah dapet 10 ikan ni, Pi,

pulang lah, yukk!”

a. Udah (Btw): Sudah

b. Dapet (Btw): Mendapatkan

c. Ni => Nih (Btw): Ini

Data 3

Paragraf ke-5

Kalimat ke-4

16. “Ah, nanti aja lah, Pi, baru juga

10 ikan.

a. Aja (Btw): Saja Data 3

Paragraf ke-5

Kalimat ke-5

Tabel 21

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Anne Rifaidah (Mancing di Kolam Orang)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

17. “Heyy… kenapa mancing di

kolamku? awas kalian!”

a. Kenapa (Btw): Mengapa

b. Mancing (Btw): Memancing;

Menangkap ikan

c. Awas (JK): Jelas

Data 3

Paragraf ke-5

Kalimat ke-8

18. “Pi, gimana ni?” tanya Anne

dalam kondisi bingung.

a. Gimana => Pagimana (Btw):

Bagaimana

b. Ni => Nih (Cak): Ini

Data 3

Paragraf ke-6

Kalimat ke-1

19. “Untung kita, Ne, kalau tadi

kita dapat, gak tau bakal jadi

apa nantinya, Huft!”

a. Gak => Enggak (Btw): Tidak

b. Tau (Btw):Tahu

c. Bakal (Btw): Akan

Data 3

Paragraf ke-6

Kalimat ke-5

20. “Iya, Ne, ikan tadi gimana?

tanya Kapi.

a. Gimana =>Pagimana (Btw):

Bagaimana

Data 3

Paragraf ke-6

Kalimat ke-6

Page 92: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 22

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Anne Rifaidah (Mancing di Kolam Orang)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

21. “Udah aku buang, Pi, habis

bingung mau gimana.”

jawabku.

a. Udah (Btw): Sudah

b. Gimana => Pagimana (Btw):

Bagaimana

Data 3

Paragraf ke-6

Kalimat ke-7

22. “Aduhh, gak apa lah, yang

penting kita selamat.

a. Gak => Enggak (Btw): Tidak Data 3

Paragraf ke-6

Kalimat ke-8

23. Yook kita pulang aja!” ajak

Kapi.

a. Yook (Btw): Ayo

b. Aja (Btw): Saja

Data 3

Paragraf ke-6

Kalimat ke-9

24. “Ayo, Pi, udah sore juga ini.”

jawabku.

a. Udah (Btw): Sudah

Data 3

Paragraf ke-6

Kalimat ke-10

Tabel 24

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Desvia Nursita (Kehilangan Cinta Bukan Berarti Kehilangan Sahabat)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

1. Tapi itu harus tetap kita terima

walau pahit terasa, seperti

halnya kehilangan cinta.

a. Tapi (Btw): Tetapi Data 4

Paragraf ke-1

Kalimat ke-2

2. “Sin, lu engga apa-apa?”

tanyanya khawatir.

a. Lu (Btw): Kamu

b. Engga => Enggak (Btw):

Tidak

Data 4

Paragraf ke-4

Kalimat ke-9

3. “Engga, gue engga apa-apa.”

kata datar.

a. Engga (Btw): Tidak

b. Gue (Btw): Saya

c. Engga (Btw): Tidak

Data 4

Paragraf ke-4

Kalimat ke-10

4. “Oh, ya udah deh, tolong

kasihin ke Indah ya!” katanya

tersenyum.

a. Udah (Btw): Sudah

b. Deh (Btw): Kata yang

digunakan untuk

mengukuhkan kata-kata atau

maksud kawan bicara

c. Kasihin (Btw): Berikan

Data 4

Paragraf ke-4

Kalimat ke-11

Page 93: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 25

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Desvia Nursita (Kehilangan Cinta Bukan Berarti Kehilangan Sahabat)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

5. “Makasih ya, Sin.” katanya

lalu tersenyum.

a. Makasih (Btw): Terima kasih Data 4

Paragraf ke-4

Kalimat ke-13

6. “Mimpii apa ya gua semalem.”

bisikku dalam hati.

a. Gua (Btw): Saya

b. Semalem (Btw): Semalam

Data 4

Paragraf ke-4

Kalimat ke-17

7. “Hai… ngapa lu?” katanya

heran.

a. Ngapa (Btw): Mengapa

b. Lu (Btw): Kamu

Data 4

Paragraf ke-5

Kalimat ke-2

8. “Ah, engga apa-apa.” kataku

malu-malu.

a. Engga => enggak (Btw):

Tidak

Data 4

Paragraf ke-5

Kalimat ke-3

Tabel 26

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Desvia Nursita (Kehilangan Cinta Bukan Berarti Kehilangan Sahabat)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

9. “Ih muka lu merah, abis

ketemu sapa si?” katanya

menggodaku.

a. Lu (Btw): Kamu

b. Abis (Btw): Baru saja

c. Ketemu (Btw): Bertemu

d. Sapa (Btw): Siapa

e. Si => Sih (Btw): Kata penegas

atau penambah kalimat tanya,

menyatakan masih bimbang

atau belum pasti benar

Data 4

Paragraf ke-5

Kalimat ke-4

10. “Ada deh, udah ayo ke kelas,

dikit lagi bel!” kataku sambil

berlari ke kelas.

a. Deh (Btw): Kata yang

digunakan untuk

mengukuhkan kata-kata atau

maksud kawan bicara

b. Udah (Btw): Sudah

c. Dikit (Btw): sebentar

Data 4

Paragraf ke-5

Kalimat ke-5

11. Ih engga jelas.” kata Indah lalu

mengikuti langkahku.

a. Engga (Btw): Tidak Data 4

Paragraf ke-5

Kalimat ke-6

12. Tapi tak disangka Indahlah

yang merebut cinta pertamaku.

a. Tapi (Btw): Tetapi Data 4

Paragraf ke-5

Kalimat ke-11

Page 94: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 27

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Desvia Nursita (Kehilangan Cinta Bukan Berarti Kehilangan Sahabat)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

13. “Oia Ndah, gua lupa sesuatu.”

kataku.

a. Oia (Btw): Oh iya

b. Gua (Btw): Saya

Data 4

Paragraf ke-6

Kalimat ke-2

14. Aku pun merogoh saku tasku

dan meraih cokelat yang

diberikan Ghifar tadi.

a. Merogoh (Btw): Mengambil

sesuatu dengan memasukkan

tangan ke dalam saku

Data 4

Paragraf ke-6

Kalimat ke-4

15. “Nih!” kataku sambil

menyodorkan cokelatnya.

b. Nih (Btw): Ini, dengan

penegasan

Data 4

Paragraf ke-6

Kalimat ke-6

16. . “Apaan nih?” tanya heran. a. Apaan (Btw): Apa

b. Nih (Btw): Ini, dengan

penegasan

Data 4

Paragraf ke-6

Kalimat ke-7

Tabel 28

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Desvia Nursita (Kehilangan Cinta Bukan Berarti Kehilangan Sahabat)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

17. “Woii… kenapa?” tanyaku

heran.

a. Woii (Cak): Kata seru untuk

memanggil dengan nada tinggi

b. Kenapa (Btw): Mengapa

Data 4

Paragraf ke-6

Kalimat ke-14

18. “Engga, ayo pulang!” katanya

sambil menarik tanganku.

a. Engga (Btw): Tidak

Data 4

Paragraf ke-6

Kalimat ke-5

19. Tapi sepertinya aku salah. a. Tapi (Btw) Tetapi Data 4

Paragraf ke-7

Kalimat ke-3

20. “Sinta! Gua minta maaf, gua

engga tau kalo ternyata lu

mencintai Ghifar lebih dulu.

a. Gua (Btw): Saya

b. Gua (Btw): Saya

c. Engga (Btw): Tidak

d. Tau (Btw): Tahu

e. Kalo (Btw): Kalau

f. Lu (Btw): Kamu

g. Dulu (Btw): Dahulu

Data4

Paragraf ke-8

Kalimat ke-6

Page 95: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 29

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Desvia Nursita (Kehilangan Cinta Bukan Berarti Kehilangan Sahabat)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

21. Kenapa lo engga bilang? a. Kenapa (Cak): Mengapa

b. Lo (Btw): Kamu

c. Engga => Enggak (Btw):

Tidak

Data 4

Paragraf ke-8

Kalimat ke-7

22. Kalau suka yang bilang saja

suka, kalau benci bilang aja

benci.

a. Aja (Btw): Saja Data 4

Paragraf ke-8

Kalimat ke-8

23. Kalau begini kan gua engga tau

perasaan lu.” kata Indah

bersalah, sambil terurai air

mata

a. Begini (Btw): Sesuatu yang

seperti ini

b. Gua (Btw): Saya

c. Engga(Btw): Tidak

d. Tau (Btw): Tahu

e. Lu (Btw): Kamu

Data 4

Paragraf ke-8

Kalimat ke-9

24. “Gua juga minta maaf, lu

engga salah ko, Ndah, gua

yang salah.” kataku lalu ikut

menangis.

a. Gua (Btw): Saya

b. Lu (Btw): Kamu

c. Engga (Btw): Tidak

d. Kok (Btw): Kata yang

digunakan untuk menekankan

atau menguatkan maksud

e. Gua (Btw): Saya

Data 4

Paragraf ke-8

Kalimat ke-11

Tabel 31

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Annisa Rachmayanti (Persahabatan X-5)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

1. Ia tidak bisa dinasehati oleh

teman-teman dan dia orangnya

rada-rada ngeselin.

a. Rada-rada => Rada (Jw):

Agak

b. Ngeselin (Btw): Mengesalkan

Data 5

Paragraf ke-1

Kalimat ke-4

2. Sebenarnya ia orang yang

humoris, tetapi apabila ada

guru yang sedang menjelaskan,

ia selalu menyautinya dengan

rada nyolot.

a. Rada (Jw): Agak

b. Nyolot (Slg): Bicara dengan

nada tidak enak dan

menantang

Data 5

Paragraf ke-1

Kalimat ke-6

3. Aku pun sudah fix duduk

dengan Widya.

a. Fix (Ing): penentuan Data 5

Paragraf ke-2

Kalimat ke-2

4. Tapi entah mengapa ada anak

yang tidak suka dengan aku

dan widya.

a. Tapi (Btw): Tetapi Data 5

Paragraf ke-2

Kalimat ke-4

Page 96: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 32

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Annisa Rachmayanti (Persahabatan X-5)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

5. Kata mereka aku terlalu

sombong dan cuek.

a. Cuek (Btw): Masa bodoh;

Tidak acuh

Data 5

Paragraf ke-2

Kalimat ke-5

6. Lama kelamaan aku pun sudah

mulai beradaptasi dengan

mereka.

a. Kelamaan (Btw): Terlalu lama Data 5

Paragraf ke-3

Kalimat ke-1

7. Kita sering memanggil wali

kelas kita dengan sebutan

“Daddy” hehehe.

a. Daddy (Bld): Ayah

Data 5

Paragraf ke-3

Kalimat ke-2

8. Walaupun agak terdengar

lebay tapi kita senang dengan

panggilan itu.

a. Lebay (Slg): Berlebihan

b. Tapi (Btw): Tetapi

Data 5

Paragraf ke-3

Kalimat ke-3

Tabel 33

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Annisa Rachmayanti (Persahabatan X-5)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

9. Alfiyah pun yang semula aku

anggap orang yang tidak

sopan, lama kelamaan menjadi

orang yang sangat asik.

a. Kelamaan (Btw): Terlalu lama Data 5

Paragraf ke-3

Kalimat ke-4

10. Anak-anak di kelas pun kerap

memanggilnya dengan sebutan

“Inyong”.

a. Inyong (Jw): Saya Data 5

Paragraf ke-3

Kalimat ke-5

11. Begitu pun dengan Faris, anak-

anak memanggilnya “Ucok”,

hehehe.

a. Ucok (Btk): Anak laki-laki Data 5

Paragraf ke-3

Kalimat ke-6

12. Karena sebelum kita punya

kantin, kita kerap jajan

berombongan (kayak orang

ngajakin ribut), hehehe.

a. Jajan (Btw): Membeli kue atau

makanan

b. Berombongan(Btw): Beramai-

ramai

c. Kayak (Btw): Seperti

d. Ngajakin (Btw): Mengajak

Data 5

Paragraf ke-4

Kalimat ke-2

Page 97: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 34

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Annisa Rachmayanti (Persahabatan X-5)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

13. Tapi disitulah serunya kita. a. Tapi (Btw): Tetapi Data 5

Paragraf ke-4

Kalimat ke-3

14. Kadang jika sedang malas

untuk jajan di kantin sekolah

orang, kita pun janjian untuk

membawa bekal dari rumah.

a. Jajan (Btw): Membeli kue atau

makanan

b. Janjian (Btw): Membuat janji

Data 5

Paragraf ke-4

Kalimat ke-4

15. Setau aku, anak laki-laki kan

suka gengsi kalau soal kayak

gitu-gituan.

a. Setau (Btw): Setahu;

Sepengetahuan

b. Kayak (Btw): Seperti

c. Gitu-gituan (Btw): Seperti itu

Data 5

Paragraf ke-4

Kalimat ke-6

16. Suatu hari di sekolah

mengadakan lomba nasyid,

hehehe

a. Nasyid (Arb): Lagu yang

mengandung unsur keislaman

Data 5

Paragraf ke-5

Kalimat ke-1

Tabel 35

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Annisa Rachmayanti (Persahabatan X-5)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

17. Walaupun agak pesimis bisa

menang karena suara yang pas-

pasan dan kurang PD.

a. Pas-pasan (Btw): Tidak kurang

dan tidak lebih

Data 5

Paragraf ke-5

Kalimat ke-3

18. Dan sebenernya sih rada-rada

malu karena diliat satu sekolah.

a. Sih(Btw): Kata penambah atau

penegas dalam kalimat tanya

b. Rada-rada => Rada (Jw):

Agak

c. Diliat (Btw): Dilihat

Data 5

Paragraf ke-5

Kalimat ke-6

19. Kadang ejek-ejekan, marah-

marahan, dan kadang ejek-

ejekan itu pun menjadi

masalah yang cukup serius.

a. Marah-marahan (Btw): Tidak

mau bergaul keran marah

Data 5

Paragraf ke-6

Kalimat ke-2

20. Tapi marah itu pun tidak

pernah berkepanjangan, karena

pada salah satu pihak pasti

akan meminta maaf terlebih

dahulu.

a. Tapi (Btw): Tetapi

Data 5

Paragraf ke-6

Kalimat ke-9

Page 98: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 36

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Annisa Rachmayanti (Persahabatan X-5)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

21. Suasana kelas pun menjadi

kacau karena ingin dulu-duluan

mendaftar agar bisa ikut.

a. Dulu-duluan (Btw): Dahulu Data 5

Paragraf ke-7

Kalimat ke-3

22. Tapi kita sepakat apabila ada

satu orang yang tidak ikut,

maka tidak akan ada yang ikut

dari X-5.

a. Tapi (Btw): Tetapi Data 5

Paragraf ke-7

Kalimat ke-4

23. Pak Hendi pun langsung

bingung, mungkin di dalam

hatinya bilang “kalo anak-anak

pada kaga ikut, siapa yang mau

nombok buat bayar bis yah?”

hehehe, bercanda.

a. Kalo (Btw): Kalau

b. Kaga (Btw): Tidak

c. Nombok (Btw):

Menambahkan uang

d. Buat (Btw): Untuk

Data 5

Paragraf ke-7

Kalimat ke-5

24. Kebesokan harinya pun kakak-

kakak OSIS masuk kelas kita

dan memberitahu bahwa kelas

kita bisa ikut LDKS semua.

a. Kebesokan (Btw): Besok;

Keesokan

Data 5

Paragraf ke-7

Kalimat ke-6

Tabel 37

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Annisa Rachmayanti (Persahabatan X-5)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

25. LDKS pun berjalan lancar

walau kita sempat dibikin

nangis sama kakak-kakaknya,

tapi itulah kesannya.

a. Dibikin (Btw): Dijadikan

b. Nangis (Btw): Menangis

c. Sama (Btw): Oleh

d. Tapi (Btw) Tetapi

Data 5

Paragraf ke-8

Kalimat ke-1

26. Bisa nangis bareng, ketawa

bareng, satu bis bareng, dan

mandi pun bareng (sangking

solidnya), hahaha.

a. Nangis (Btw): Menangis

b. Bareng(Jw): Bersama dengan

c. Ketawa (Btw): tertawa

d. Bareng(Jw): Bersama dengan

e. Bareng(Jw): Bersama dengan

f. Bareng(Jw): Bersama dengan

g. Sangking (Btw): Saking; Kata

depan untuk menandai sumber

atau sebab

Data 5

Paragraf ke-8

Kalimat ke-2

27. Tapi kebersamaan itu harus

terpisah karena penjurusan.

a. Tapi (Btw): Tetapi Data 5

Paragraf ke-9

Kalimat ke-1

28. Karena aku merasa baru saja

menemukan sahabat sejati, tapi

harus terpisah karena

penjurusan.

a. Tapi (Btw): Tetapi Data 5

Paragraf ke-9

Kalimat ke-3

Page 99: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 38

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Annisa Rachmayanti (Persahabatan X-5)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

29. Dan ada temanku yang berkata

seperti ini, “Kita gak boleh

terus-terusan sedih kaya gini,

sekarang kita mikir gimana

caranya kelas baru kita bisa

kaya X-5 yang solid.

a. Gak => Enggak (Btw): Tidak

b. Terus-terusan (Btw): Terus-

menerus

c. Kaya (Btw): Seperti

d. Gini (Btw): Ini

e. Mikir (Btw): Berpikir

f. Gimana => Pagimana (Btw):

Bagaimana

Data 5

Paragraf ke-9

Kalimat ke-5

30. Jadikan contoh tapi jangan

jadikan masalah, gue yakin

kelas-kelas lain juga bakal

ngecontoh X-5 yang selalu

solid.”

a. Tapi (Btw): Tetapi

b. Gue (Btw): Saya

c. Bakal (Btw): Akan

d. Ngecontoh (Btw): Mencontoh

Data 5

Paragraf ke-9

Kalimat ke-6

31. Dan sampai sekarang pun

kekompakan itu masih dapat

dirasakan, seperti ngumpul

bareng.

a. Ngumpul (Btw): Berkumpul

b. Bareng (Jw): Bersama dengan

Data 5

Paragraf ke-9

Kalimat ke-8

32. Kalau ada atletik berangkatnya

berame-rame dan masih

banyak lagi.

a. Berame-rame (Btw): Beramai-

ramai => Ramya (Snk): Gaduh

Data 5

Paragraf ke-9

Kalimat ke-9

Tabel 39

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Annisa Rachmayanti (Persahabatan X-5)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

33. Kita mempunyai kata-kata

yang menurut kita sangat

mencerminkan kelas X-5, tapi

enggak tau deh buat yang lain.

a. Tapi (Btw): Tetapi Enggak

(Btw): Tidak

b. Tau (Btw): Tahu

c. Deh(Btw): Kata yang

digunakan untuk

mengukuhkan kata-kata atau

maksud kawan bicara

d. Buat (Btw): Untuk

Data 5

Paragraf ke-9

Kalimat ke-10

34. Kata-katanya kayak gini,

“Persahabatan itu bagaikan

kilauan pelangi, walaupun

berbeda warna tetapi tetap satu,

memberikan keindahan dan

keindahan bagi siapa pun yang

melihatnya.” Hehehe,

baguskan?

a. Kayak (Btw): Seperti

b. Gini (Btw): Ini

Data 5

Paragraf ke-9

Kalimat ke-11

Page 100: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 41

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Siti Rafidah (Me and My Best Friend)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

1. Waktunya pulang, batinku

lirih.

a. Lirih (Jw): Lembut Data 6

Paragraf ke-1

Kalimat ke-2

2. Kenapa mereka semua bisa

lupa hari ulang tahunku?

b. Kenapa (Cak): Mengapa Data 6

Paragraf ke-1

Kalimat ke-6

3. Tapi segitu burukkah ingatan

mereka?

a. Tapi (Btw): Tetapi Data 6

Paragraf ke-1

Kalimat ke-10

Tabel 42

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Siti Rafidah (Me And My Best Friend)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

4. Apakah penguntit? a. Penguntit (Btw): Orang yang

mengikuti dari belakang

Data 6

Paragraf ke-2

Kalimat ke-6

5. Tunggu, kenapa aku

mendengar banyak langkah

kaki?

a. Kenapa (Btw): Mengapa Data 6

Paragraf ke-2

Kalimat ke-8

6. Jangan-jangan aku akan

dikeroyok.

a. Dikeroyok => Keroyokan

(Jw): ramai-ramai

Data 6

Paragraf ke-2

Kalimat ke-9

7. “Happy Birthday Tiara” ujar

mereka serempak.

a. Happy (Ing): Senang

b. Birthday (Ing): Hari kelahiran

Data 6

Paragraf ke-3

Kalimat ke-4

Page 101: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 43

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Siti Rafidah (Me And My Best Friend)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

8. “Ya ampun, gitu aja ngambek,

sini gue kasih lagi.”

a. Gitu (Btw) => Begitu: Seperti

itu

b. Aja (Btw): Saja

c. Ngambek (Btw): Agak marah

=> ambek (Jw): Watak

d. Gue (Btw): Saya

Data 6

Paragraf ke-4

Kalimat ke-3

9. Ya, Dimas, kenapa gue jadi

kena sih?

a. Kenapa (Cak): Mengapa

b. Gue (Btw): Saya

c. Sih(Btw): Kata penambah

atau penegas dalam kalimat

Tanya

Data 6

Paragraf ke-4

Kalimat ke-8

10. Ini kan air bekas pel pak Komar,

sialan lo!” rengek Olive lalu

melempar tepung ke arah

Dimas.

a. Lo (Btw): Kamu

b. Rengek (Btw): Meminta

sesuatu dengan mendesak

Data 6

Paragraf ke-4

Kalimat ke-9

11. Dan entah dari mana, putri tiba-

tiba membawa blackforest yang

berisi angka 16 ke hadapanku.

a. Blackforest (Ing): Kue

Cokelat

Data 6

Paragraf ke-4

Kalimat ke-12

Tabel 44

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Siti Rafidah (Me And My Best Friend)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

12. “Make a wish dulu dong, Ra.” a. Make (Ing): Membuat

b. A wish (Ing): Suatu

keinginan

c. Dulu (Btw): Dahulu Dong

(Btw): Kata yang dipakai di

belakang kata atau kalimat

untuk pemanis atau pelembut

maksud

Data 6

Paragraf ke-4

Kalimat ke-13

13. Kulihat raut wajah mereka

berubah, lalu Tika menyela,

“Agha lagi nganter Mira ke toko

buku.

a. Lagi (Btw): Sedang

b. Nganter (Btw): Mengantar

Data 6

Paragraf ke-4

Kalimat ke-17

14. Lo tau lah Mira, ee..dia anak

baru.” kulihat Tika sejenak

ragu-ragu.

a. Lo (Btw): Kamu

b. Tau (Btw): Tahu

Data 6

Paragraf ke-4

Kalimat ke-18

15. ”Bu Lia tadi nyuruh Agha buat

nemenin Mira beli buku

pelajaran.”

a. Nyuruh (Btw): Menyuruh

b. Buat (Btw): Untuk

c. Nemenin (Btw): Menemani

Data 6

Paragraf ke-4

Kalimat ke-19

Page 102: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 45

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Siti Rafidah (Me And My Best Friend)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

16. Alunan lagu Only Hope milik

Mandy Moore terdengar dari

meja belajarku.

a. Only (Ing): Hanya

b. Hope (Ing): Berharap

Data 6

Paragraf ke-5

Kalimat ke-5

17. Siapa sih yang nelpon malam-

malam?

a. Sih(Btw): Kata penambah

atau penegas dalam kalimat

tanya

b. Nelpon (Btw): Menelepon

Data 6

Paragraf ke-5

Kalimat ke-6

18. Dengan kesal ku tekan salah

satu tombol di Hp, tanpa

melihat nama yang tertera di

layar.

a. Hp => Handphone (Ing):

Telepon genggam

Data 6

Paragraf ke-5

Kalimat ke-7

19. “Hallo,” sapaku enggan. a. Hallo (Ing): Menyeru Data 6

Paragraf ke-5

Kalimat ke-8

Tabel 46

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Siti Rafidah (Me And My Best Friend)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

20. “Akhirnya diangkat juga, Ra,

buruan ke balkon sekarang,”

ujar seseorang yang aku kenal.

a. Buruan (Btw): Cepat-cepat Data 6

Paragraf ke-5

Kalimat ke-9

21. “Jangan lupa pake jaket, dingin

banget di sini.

a. Pake (Btw): Memakai

b. Banget (Btw): Sangat

Data 6

Paragraf ke-5

Kalimat ke-10

22. Gue tunggu, Ra. a. Gue (Btw): Saya Data 6

Paragraf ke-5

Kalimat ke-11

23. “Lo belum tidur kan?” tanya

Agha dari balkonnya.

a. Lo (Btw): Kamu

b. Balkonnya => Balkon (Bld):

Teras lantai atas pada

bangunan bertingkat

Data 6

Paragraf ke-5

Kalimat ke-13

Page 103: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 47

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Siti Rafidah (Me And My Best Friend)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

24. Lo sendiri baru pulang? a. Lo (Btw): Kamu Data 6

Paragraf ke-5

Kalimat ke-15

25. “Iya, tadi gue nganter Mira beli

buku.

a. Gue (Btw): Saya

b. Nganter (Btw): Mengantar

Data 6

Paragraf ke-5

Kalimat ke-16

26. Capek banget, Ra. c. Capek (Btw): Capai

d. Banget (Btw): Sangat

Data 6

Paragraf ke-5

Kalimat ke-17

27. Nggak nyangka kalo si Mira

suka baca novel, sama kaya lo.

a. Nggak (Btw): Tidak

b. Nyangka (Btw): Menyangka

c. Kalo (Btw): Kalau

d. Kaya (Btw): Seperti

e. Lo (Btw): Kamu

Data 6

Paragraf ke-5

Kalimat ke-18

Page 104: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 48

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Siti Rafidah (Me And My Best Friend)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

28. Hallo… Tiara? a. Hallo (Ing): Menyeru

Data 6

Paragraf ke-6

Kalimat ke-2

29. Tiaraa… lo denger nggak sih?

panggilan Agha membuyarkan

lamunanku.

a. Lo (Btw): Kamu

b. Denger (Btw): Mendengar

c. Nggak (Btw): Tidak

d. Sih(Btw): Kata penambah

atau penegas dalam kalimat

tanya

e. Membuyarkan => Buyar

(Btw): Tidak berpusat;

Bersebar

Data 6

Paragraf ke-6

Kalimat ke-2

30. Eh maksud gue, gue denger

kok.” ucapku terbata-bata.

a. Gue (Btw): Saya

b. Gue (Btw): Saya

c. Denger (Btw): Mendengar

d. Kok (Btw): Kata yang

digunakan untuk menekankan

atau menguatkan maksud

Data 6

Paragraf ke-6

Kalimat ke-4

31. Agha mendengus. “Gue tau lo

nggak denger omongan gue, lo

lagi mikir apa sih?”

a. Gue (Btw): Saya

b. Tau (Btw): Tahu

c. Lo (Btw): Kamu

d. Nggak (Btw): Tidak

e. Denger (Btw): Mendengar

f. Omongan => Omong (Jw):

Berbicara

g. Gue (Btw): Saya

h. Lo (Btw): Kamu

i. Lagi (Btw): Sedang

j. Mikir (Btw): Memikirkan

k. Sih (Btw): Kata penambah

atau penegas dalam kalimat

Tanya

Data 6

Paragraf ke-6

Kalimat ke-5

Page 105: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 49

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Siti Rafidah (Me And My Best Friend)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

32. Kita pacaran sampai sini aja,

lagian lo sama gue lebih cocok

buat sahabatan.

a. Pacaran (Btw): Bercintaan

b. Aja (Btw): Saja

c. Lagian (Btw):Sebab

d. Lo (Btw): Kamu

e. Sama (Btw): Dan

f. Gue (Btw): Saya

g. Buat (Btw): Untuk

h. Sahabatan (Btw): Menjadi

sahabat

Data 6

Paragraf ke-6

Kalimat ke-8

33. Entah kenapa gue rindu Agha

yang dulu, Agha yang selalu

ngejek gue jelek.

a. Kenapa (Btw): Mengapa

b. Gue (Btw): Saya

c. Dulu (Btw): Dahulu

d. Ngejek (Btw): Mengejek =>

Ejek (Mkb): Cemooh;

Mengatakan keburukan orang

lain

e. Gue (Btw): Saya

Data 6

Paragraf ke-6

Kalimat ke-9

34. Agha yang selalu bandingin

gue sama cewek-cewek

populer waktu SMP.

a. Bandingin (Btw):

Membandingkan

b. Gue (Btw): Saya

c. Sama (Btw): Dengan

d. Cewek (Btw): Sebutan kepada

wanita atau perempuan yang

masih muda

Data 6

Paragraf ke-6

Kalimat ke-10

35. Sampai Agha yang selalu

bangunin gue kalo gue telat

bangun.

a. Bangunin (Btw):

Membangunkan

b. Gue (Btw): Saya

c. Kalo (Btw): Kalau

d. Gue (Btw): Saya

Data 6

Paragraf ke-6

Kalimat ke-11

Page 106: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 50

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Siti Rafidah (Me And My Best Friend)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

36. Semenjak kita pacaran, rasanya

ada yang berubah dari diri kita.

a. Semenjak (Btw): sejak

b. Pacaran (Btw): Bercintaan

Data 6

Paragraf ke-6

Kalimat ke-12

37. “Lo mau kan kalo kita

sahabatan lagi?” tanyaku ragu.

a. Lo (Btw): Kamu

b. Kalo (Btw): Kalau

c. Sahabatan (Btw): Menjadi

sahabat

Data 6

Paragraf ke-6

Kalimat ke-13

38. “Kalo itu mau lo gue terima,

asalkan kita bisa sahabatan

kaya dulu.

a. Kalo (Btw): Kalau

b. Lo (Btw): Kamu

c. Gue (Btw): Saya

d. Sahabatan (Btw): Menjadi

sahabat

e. Kaya (Btw): Seperti

f. Dulu (Btw): Dahulu

Data 6

Paragraf ke-6

Kalimat ke-15

39. Jangan gara-gara masalah ini,

kita jadi diem-dieman.” ujar

Agha lirih.

a. Gara-gara (Jw): Penimbul

kericuhan

b. Lirih (Jw): Lembut

Data 6

Paragraf ke-6

Kalimat ke-16

Tabel 51

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Siti Rafidah (Me And My Best Friend)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

40. “Ya udah, gue duluan balik ke

kamar ya, dingin banget di

sini.”

a. Udah (Btw): Sudah

b. Gue (Btw): Saya

c. Duluan (Btw) => Dulu =>

Dahulu =>

d. Banget (Btw): Sangat

Data 6

Paragraf ke-6

Kalimat ke-17

41. “Happy Birthday,Tiara,

maunya ngucapin satu tahun

kita jadian, tapi kan kita baru

aja putus.

a. Happy (Ing): Gembira

b. Birthday (Ing): Hari kelahiran

c. Ngucapin (Btw):

Mengucapkan

d. Jadian (Btw): Baru resmi

pacaran

e. Tapi (Btw): Tetapi

f. Aja (Btw): Saja

Data 6

Paragraf ke-6

Kalimat ke-19

42. Gue doain semoga

persahabatan kita langgeng

sampai tua nanti.

a. Gue (Btw): Saya

b. Doain (Btw): Doakan

c. Langgeng (Jw): Sejahtera

Data 6

Paragraf ke-6

Kalimat ke-20

43. ”Happy Birthday peri kecilku

dan Happy 1st anniversary buat

hubungan kita.”

a. Happy (Ing): Gembira

b. Birthday (Ing): Hari kelahiran

c. Happy (Ing): Gembira

d. 1st(Ing): Pertama

e. Anniversary (Ing): Hari

peringatan; Hari jadi

f. Buat (Btw): Untuk

Data 6

Paragraf ke-7

Kalimat ke-1

Page 107: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 52

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Siti Rafidah (Me And My Best Friend)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

44. PS: Moga lu seneng ama tu

kalung

a. Moga (Btw): Semoga

b. Lu (Btw): Kamu

c. Seneng (Btw): Senang

d. Ama (Btw): Dengan

e. Tu (Btw): Itu

Data 6

Paragraf ke-8

Kalimat ke-1

45. Dilihat dari mana pun, kami

memang hanya cocok untuk

sahabatan.

a. Sahabatan (Btw): Menjadi

sahabat

Data 6

Paragraf ke-9

Kalimat ke-1

Tabel 54

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Amallia Apinah (Pelajaran yang Menguras Ongkos)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

1. Aku mau ke sekolahan mau

ngumpulin tugas.”

a. Sekolahan (Btw): Gedung

sekolah

b. Ngumpulin (Btw):

Mengumpulkan

Data 7

Paragraf ke-2

Kalimat ke-7

2. “Engga sarapan dulu?” a. Engga (Btw): Tidak

b. Dulu (Btw): Dahulu

Data 7

Paragraf ke-2

Kalimat ke-8

3. “Tadi udah minum susu, aku

pergi dulu ya bu.”

a. Udah (Btw): Sudah

b. Dulu (Btw): Dahulu

Data 7

Paragraf ke-2

Kalimat ke-9

4. Aku segera mengendarai motor

dan bergegas untuk menyamper

Hanifa.

a. Menyamper (Btw):

Menjemput

Data 7

Paragraf ke-3

Kalimat ke-1

Page 108: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 55

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Amallia Apinah (Pelajaran yang Menguras Ongkos)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

5. Tapi di perjalanan tiba-tiba saja

perasaanku enggak enak, seperti

ada sesuatu.

a. Tapi (Btw): Tetapi

b. Enggak (Btw): Tidak

Data 7

Paragraf ke-3

Kalimat ke-2

6. Tapi ko banyak sekali orang

yang mengeluarkan STNK, apa

jangan-jangan?

a. Tapi (Btw): Tetapi

b. Ko => Kok (Btw): Kata yang

digunakan untuk menekankan

atau menguatkan maksud

Data 7

Paragraf ke-3

Kalimat ke-5

7. Ini gaswat a. Gaswat (Slg): Gawat;

Berbahaya

Data 7

Paragraf ke-4

Kalimat ke-4

8. Pasti gara-gara aku engga pake

helm, jadi kena tilang deh.

a. Gara-gara (Jw): Penimbul

kericuhan

b. Engga (Btw): Tidak

c. Pake (Btw): Pakai

d. Deh (Btw):Kata yang

digunakan untuk

mengukuhkan kata-kata atau

maksud kawan bicara

Data 7

Paragraf ke-4

Kalimat ke-5

Tabel 56

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Amallia Apinah (Pelajaran yang Menguras Ongkos)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

9. Dengan terpaksa akhirnya aku

ngasih STNK ku kepada pak

polisi, dan STNK ku disita dulu

karena aku tidak membawa

uang denda.

a. Ngasih (Betawi):

Memberikan

b. Dulu (Btw): Dahulu

Data 7

Paragraf ke-4

Kalimat ke-6

10. Yang lebih parahnya lagi uang

dendanya tuh sebesar Rp

180.000, tuh polisi engga mikir

apa, uang darimana coba.

a. Tuh (Btw): Itu

b. Tuh (Btw): Itu

c. Engga (Btw): Tidak

d. Mikir (Btw): Memikirkan

Data 7

Paragraf ke-4

Kalimat ke-7

11. Minta sama ibu engga mungkin,

pasti bakalan ditanyain.

a. Engga (Btw): Tidak

b. Bakalan (Btw): Akan

c. Ditayain (Btw): Ditanya

Data 7

Paragraf ke-4

Kalimat ke-8

12. Ahirnya aku memutuskan untuk

langsung menyamper Hanifa.

a. Menyamper (Btw):

Menjemput

Data 7

Paragraf ke-4

Kalimat ke-9

Page 109: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 57

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Amallia Apinah (Pelajaran yang Menguras Ongkos)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

13. Tapi sebelum ke sekolahan aku

pulang dulu ke rumah untuk

mengambil uang, dengan

terpaksa menggunakan uang

BSM.

a. Tapi (Btw): Tetapi

b. Sekolahan (Btw): Gedung

sekolah

c. Dulu (Btw): Dahulu

Data 7

Paragraf ke-4

Kalimat ke-12

14. “Lia HP kamu geter tuh!” a. HP => Handphone (Ing):

Telepon genggam

b. Geter (Btw): Bergetar

c. Tuh (Btw) : Itu

Data 7

Paragraf ke-5

Kalimat ke-2

15. “Yaudah, coba kamu buka tas

aku terus bawa smsnya!”

a. Yaudah => Udah (Btw):

Sudah

b. Sms => Short Message

Service (Ing): Layanan pesan

singkat

Data 7

Paragraf ke-5

Kalimat ke-3

16. “Oke deh” a. Oke (Btw): Kata untuk

menyatakan setuju

b. Deh (Btw): Kata yang

digunakan untuk

mengukuhkan kata-kata atau

maksud kawan bicara

Data 7

Paragraf ke-5

Kalimat ke-4

Tabel 58

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Amallia Apinah (Pelajaran yang Menguras Ongkos)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

17. Bilang ajah kita ada di jalan. a. Ajah (Btw): Saja Data 7

Paragraf ke-5

Kalimat ke-6

18. Katanya cepetan a. Cepetan (Btw): Lebih cepat Data 7

Paragraf ke-5

Kalimat ke-7

19. Akhirnya aku menancapkan gas

lebih dalam lagi agar cepet

sampai ke sekolahan.

a. Cepet (Btw): Cepat Data 7

Paragraf ke-5

Kalimat ke-9

20. Akhirnya aku dan Hanifa sampe

juga di sekolah, di sanah sudah

ada Rina dan Nispa.

a. Sampe (Btw): Sampai

Data 7

Paragraf ke-5

Kalimat ke-10

Page 110: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 59

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Amallia Apinah (Pelajaran yang Menguras Ongkos)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

21. Setelah sampe di tempat polisi

aku langsung buru-buru

menemuinya dan langsung

membayar uang dendanya.

a. Sampe (Btw): Sampai Data 7

Paragraf ke-5

Kalimat ke-13

22. Setelah itu STNK aku dibalikan. a. Dibalikan (Btw):

Dikembalikan

Data 7

Paragraf ke-5

Kalimat ke-14

23. “Jangan dilakuin lagi ya, de?” a. Dilakuin (Btw): Dilakukan

b. De (Btw): Adik

Data 7

Paragraf ke-6

Kalimat ke-1

24. “Iya, Pak, Makasih, Pak. a. Makasih (Btw): Terima kasih Data 7

Paragraf ke-6

Kalimat ke-2

Tabel 60

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Amallia Apinah (Pelajaran yang Menguras Ongkos)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

25. Huuuhh, untung saja ibu engga

nanyain kenapa tadi aku pulang

lagi.

a. Engga (Btw): Tidak

b. Nanyain (Btw): Menanyakan

c. Kenapa (Btw): Mengapa

Data 7

Paragraf ke-6

Kalimat ke-8

26. Kalo ditanya bisa gaswat. a. Kalo (Btw): Kalau

b. Gaswat (Slg): Berbahaya

Data 7

Paragraf ke-6

Kalimat ke-9

27. Jangan sampe ibu tau hal ini. a. Sampe (Btw): Sampai

b. Tau (Btw): Tahu

Data 7

Paragraf ke-6

Kalimat ke-10

28. Hari ini aku lagi tidak

beruntung, kenapa harus kena

tilang.

a. Lagi (Btw): Sedang

b. Kenapa (Btw): Mengapa

Data 7

Paragraf ke-6

Kalimat ke-11

Page 111: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

Tabel 61

Tabel Analisis Keunikan Diksi dalam Campur Kode

Amallia Apinah (Pelajaran yang Menguras Ongkos)

No. Kalimat Campur Kode Asal Data

29. Mana dendanya 180.000 lagi. a. Mana (Btw): Menyatakan

perasaan kecewa

Data 7

Paragraf ke-6

Kalimat ke-12

30. Pantesan ajah polisi jarang ada

yang kurus, kerjaanya enak

banget.

a. Pantesan (Btw): Pernyataan

baru mengetahui sesuatu

b. Ajah (Btw): Saja

c. Banget (Btw): Sangat

Data 7

Paragraf ke-6

Kalimat ke-13

31. Ini bener-bener pelajaran yang

menguras ongkos.

a. Bener-bener (Jw): Sesuai;

Betul

Data 7

Paragraf ke-6

Kalimat ke-14

32. Jangan sampeee aku kena lagi,

cukup satu kali aja aku

merasakan ini semua.

a. Sampe (Btw): Sampai Data 7

Paragraf ke-6

Kalimat ke-15

33. Gara-gara kena tilang, aku harus

bawa helm kemana pun aku

pergi.

a. Gara-gara (Jw): Penimbul

kericuhan

Data 7

Paragraf ke-6

Kalimat ke-16

Page 112: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,
Page 113: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,
Page 114: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,
Page 115: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,
Page 116: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,
Page 117: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,
Page 118: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,
Page 119: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,
Page 120: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,
Page 121: CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24415/1/Ariani... · CAMPUR KODE DAN GEJALA BAHASA PADA CERPEN ... bahasa Inggris,

RIWAYAT HIDUP

ARIANI SOLEHA, lahir di Kota Tangerang pada

tanggal 4 Desember 1990. Biasa dipanggil Rian, anak

pertama dari empat bersaudara dari pasangan Sarnalih

dan Mutmainah. Ia memulai pendidikannya di SDN

Pondok Bahar 02, Ciledug selama enam tahun dan lulus

pada tahun 2002. Kemudian melanjutkan ke SMP

YPPUI, Ciledug, selama tiga tahun dan lulus pada

tahun 2005. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya

ke SMA al-Mubarak, Pondok Aren, jurusan IPS, selama

tiga tahun dan lulus pada tahun 2008.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta adalah kampus

idamannya sejak SMA. Akhirnya, pada tahun 2009 ia melanjutkan pendidikan

S1 di kampus idamannya. Sesuai dengan cita-citanya sejak SD yang ingin

menjadi guru Bahasa Indonesia, ia pun memilih jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia. Sejak duduk di semester V (lima), sudah mulai mengajar di

bimbingan belajar Primagama cabang Cidodol, Jakarta Selatan sampai semester

VIII (delapan). Saat ini ia mengajar di SMP Islam Kaffah Unggul, Karang Tengah

dan bimbingan belajar Ganesha Knowledge Ciledug.

“Harus bisa, yakin bisa, dan pasti bisa” merupakan rangkaian kata yang

pernah dicoretkan dalam buku hariannya semasa SMA. Maksudnya yaitu setiap

orang pasti bisa melakukan sesuatu apabila ada keyakinan di dalam diri dan

mengatakan kepada diri sendiri “harus bisa!” Sejak mendapat mata kuliah

Pengembangan Profesi Keguruan di semester VII (tujuh), ia mulai berpandangan

bahwa profesi seorang guru sebagai profesi yang luar biasa. Sampai saat ini ia

memandang bahwa “guru adalah induk dari segala profesi”.