126
Tujuan Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat memahami bagian-bagian penting bab ini, seperti : Menggambarkan fungsi dari cairan tubuh dan bagian utama dimana cairan itu berada, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan atau variasi dari bagian (ruang) cairan tersebut. Menggambarkan fungsi, sumber dan ukuran-ukuran dari elektrolit dalam tubuh Menjelaskan prinsip-prinsip osmosis, difusi, transport aktif dan filtrasi. Menggambarkan organ-organ funsi homeostasis untuk mengatur cairan homeostasis. Dapat menggambarkan sistem buffer dan mekanisme respirasi dan ginjal Dapat mengidentifikasi etiologi, karakteristik dan masalah pada cairan, elektrolit dan gangguan asam basa Dapat melakukan asuhan keperawatan terhadap gangguan cairan, cairan elektrolit dan gangguan asam basa. PENDAHULUAN Pada orang sehat terkandung air 45%-75% dari berat badan. Pentingnya keseimbangan cairan bagi kesehatan sudah terbukti, pada kondisi biasa setiap organ dan sistem dalam tubuh membantu keseimbangan cairan. Perawat seringkali didalam prakteknya menemui pasien dengan gangguan yang serius pada cairan, elektrolit dan keseimbangan asam-basa didalam tubuhnya. Perawatan yang penting adalah untuk mencegah gangguan-gangguan yang beresiko tinggi tersebut. Studi pada bab ini memberi pengetahuan dasar prinsip- prinsip dari cairan, elektrolit dan keseimbangan asam-basa, etiologi, karakteristik dan perawatan yang dilakukan. 1 KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Cairan elektrolit tubuh

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dokumen

Citation preview

TujuanSetelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat memahami bagian-bagian penting bab ini, seperti : Menggambarkan fungsi dari cairan tubuh dan bagian utama dimana

cairan itu berada, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan atau variasi dari bagian (ruang) cairan tersebut.

Menggambarkan fungsi, sumber dan ukuran-ukuran dari elektrolit dalam tubuh

Menjelaskan prinsip-prinsip osmosis, difusi, transport aktif dan filtrasi. Menggambarkan organ-organ funsi homeostasis untuk mengatur cairan

homeostasis. Dapat menggambarkan sistem buffer dan mekanisme respirasi dan ginjal Dapat mengidentifikasi etiologi, karakteristik dan masalah pada cairan,

elektrolit dan gangguan asam basa Dapat melakukan asuhan keperawatan terhadap gangguan cairan,

cairan elektrolit dan gangguan asam basa.

PENDAHULUANPada orang sehat terkandung air 45%-75% dari berat badan.

Pentingnya keseimbangan cairan bagi kesehatan sudah terbukti, pada kondisi biasa setiap organ dan sistem dalam tubuh membantu keseimbangan cairan. Perawat seringkali didalam prakteknya menemui pasien dengan gangguan yang serius pada cairan, elektrolit dan keseimbangan asam-basa didalam tubuhnya. Perawatan yang penting adalah untuk mencegah gangguan-gangguan yang beresiko tinggi tersebut.

Studi pada bab ini memberi pengetahuan dasar prinsip-prinsip dari cairan, elektrolit dan keseimbangan asam-basa, etiologi, karakteristik dan perawatan yang dilakukan.Dalam bahasan ini akan diberikan contoh-contoh ketidakseimbangan, diagnosa yang ada dan strategi keperawatan spesifik termasuk modifikasi cairan, administrasi medikasi, modifikasi diet dan dilengkapi dengan terapi intra vena dan tranfusi darah.

1

KESEIMBANGANCAIRAN DAN ELEKTROLIT

FUNGSI CAIRANAir adalah cairan tubuh yang paling penting dan merupakan zat kehidupan yang paling penting pula, tubuh dapat bertahan tanpa makanan lebih lama daripada tanpa air, hal-hal dibawah ini merupakan fungsi penting dari air dalam tubuh.

Sebagai media transportasi zat-zat makanan untuk sel-sel Sebagai media transportasi dari substansi-substansi seperti hormon,

enzim, sel darah putih dan darahmerah Penting untuk metabolisme seluler Membantu mengatur temperatur suhu normal Sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit Membantu proses pencernaan dan eliminasi Fungsi sekresi

BAGIAN-BAGIAN CAIRAN TUBUHAda dua bagian utama yaitu cairan intraseluler (ICF) dan cairan

ekstra seluler (ECF), cairan intraseluler adalah cairan yang berada dalam sel terdiri 40% dari berat badan orang dewasa atau 70% dari total cairan tubuh. Cairan ekstraseluler adalah seluruh cairan diluar dinding sel yang berisi 20% berat tubuh orang dewasa atau 30% dari total cairan tubuh, cairan ekstraseluler meliputi cairan intravaskuler dan cairan interstitiel. Cairan intravaskuler atau plasma adalah bagian pokok dari darah ( contoh adalah cairan yang ditemukan didalam sistem vaskuler. Cairan interstitiel adalah cairan yang diserap sel-sel termasuk limpa.Total cairan tubuh merupakan total air didalam tubuh dan digambarkan dengan persentase terhadap berat badan.

Pada orang sehat total dari air tubuh adalah 45%-75% dari berat badan, hal tersebut tergantung beberapa faktor seperti umur, gemuk tidaknya seseorang dan jenis kelamin. Pada bayi, khususnya bayi yang lahir prematur mempunyai lebih banyak cairan didalam tubuhnya daripada bayi yang lahir norml, bayi-bayi juga relatif lebih banyak cairan ekstraselulernya daripada orang dewasa, karena cairan ekstraseluler lebih mudah hilang dai tubuh daripada cairan intraseluler, bayi lebih peka terhadap kekurangan cairan.

Total cairan tubuh juga tergantung dari pembentukan seseorang, makin gemuk seseorang, semakin kecil total cairan tubuh saat dibandingkan dengan berat tubuh. Pada pria gemuk, total cairan tubuh dapat mencapai 50% dari berat tubuh. Pada wanita gemuk dapat mencapai 42 % dari berat tubuh, karena wanita cenderung mempunyai lemak tubuh yang lebih proporsional daripada pria. Pada lansia cenderung mengalami penurunan persentase cairan tubuhELEKTROLIT

Kemajemukan dalam solusi pemisahan kebentuk ion-ion dengan menggunakan proses ionisasi. Ion adalah atom atau molekul-molekul yang

2

Fisiologi cairan tubuh

membawa muatan elektris, bahan tersebut berkemampuan atau dapat pecah menjadi ion bermuatan listrik yang disebut elektrolit, sebagain ion mengandung muatan positif yang disebut anion.Jika molekul-molekul didalam bagian kimia tubuh mengurai dengan sempurna disebut non elektrolit. Pada tubuh manusia urea dan glukosa merupakan bagian non elektrolitPelarut adalah cairan yang menahan bahan-bahan dalam pelarutan, solutes adalah bahan-bahan yang tidak dapat dilarutkan dalam pelarutan. Air adalah pelarut didalam tubuh yang membentuk solutions dengan solutes. Solutes adalah elektrolit dan non elektrolit

Pengukuran elektrolit, unit yang digunakan untuk menggambarkan elektrolit tampak dalam batas perpaduan tenaga kimia atau aktifitas kimia, karena berat dari ion tidak berhubungan dengan perpaduan tenaganya, standart untuk berat telah dikembangkan untuk membandingkan aktifitas kimia dari elektrolit. Standart untuk menggambarkan aktifitas kimia dari elektrolit adalah aktifitas kimia 1 mg dari hidrogen. The Milliequivalent, abbreviated mEq, digunakan di Amerika sebagai unit ukuran untuk menggambarkan aktifitas kimia dari elektrolit. 1 mEq adalah secara kimia equivalent dengan aktifitas 1 mg dari hidrogen. Sebaliknya 1 mg hidrogen membutuhkan 1 mEq aktifitas kimia. Hal tersebut benar jika dibandingkan dengan hidrogen adalah terbentuk dari caitan atau anion.Dengan sisten mEq, total kation dalam tubuh adalah sama dengan total anion. Pada orang yang sehat, nilai Equivalen perliter elektrolit dalam tubuh berubah dalam daerah yang relatif sempit

PENGATURAN ELEKTROLITFungsi-fungsi utama dari elektrolit adalah termasuk regulasi distribusi

air, regulasi keseimbangan asam-basa, tranmisi dari dorongan syaraf, gumpalan darah dan keturunan dari ATP (Adenosis triphosphate) (Adams and Ackerman, 1987). Ada banyak jenis elektrolit yang berbeda-beda dalam tubuh. Pada bagian ini diterangkan informasi-informasi yang penting tentang hal tersebut. Gangguan elektrolit akan didiskusikan kemudian dibab berikutnya.

Sodium (Na)Sodium Kation adalah elektrolit yang paling penting pada cairan ekstracelullar. Sodium Kation bergerak bebas diantara ruang-ruang intravaskular dan intersisial dan bergerak melewati membran sel dengan transprot aktif. Banyak reaksi kimia dalam tubuh yang dipengaruhi sodium terutama dalam tissue sel saraf dan tissue sel otot.

Fungsi-fungsi Mengatur isotonisitas dan volume cairan tubuh. Mengontrol distribusi

air keseluruh tubuh adalah regulasi/ pengatur primer dari volume cairan ekstracellular. Juga mempengaruhi volume cairan cellular.

Mempengaruhi dalam perubahan dan tranmisi dari dorongan sel. Merupakan elektrolit pokok dalam pompa sodium potasium.

3

SumberRata-rata Pemasukan harian dari sodum tidak dapat diketahui secara pasti, tapi di Amerika Utara banyaknya sodium pada orang dewasa dapat diperkirakan yaitu antara 2 gram dan 7gram diatas itu sudah diluar kebutuhan tubuh.Sodium terdapat pada banyak makanan daging sapi (bacon), saos, kecap, mustard, keju, sayuran dalam kaleng, roti dan sereal.

RegulasiSecara normal, sodium diatur dalam tubuh pada daerah yang kecil, dan pengaruhnya sangat cepat dalam mengatasi problem kesehatan yang serius. Karena hal tersebut para praktisi kesehatan seringkali berbicara tentang “betapa pentingnya sodium”Sodium dibentuk melalui penyerapan kembali didalam ginjal dan proses tersebut distimulasi oleh Aldosterone.Konsentrasi normal ekstracellular dari sodium adalah 137-147mEq/1 (mmol/1)

Potasium (k+)Potasium adalah cairan intracellular kation yang paling dominan. Potasium dan sodium kerjanya bertimbal balik. Masuknya sodium berupa pengeluaran dari potasium dan sebaliknya.

Fungsi Merupakan pengatur utama dari aktifitas enzim cellular dan isi air

cellular Memainkan peranan penting dalam berbagai proses seperti

transmisi impuls listrik, khususnya pada syaraf, hati, skeletel, intestinal dan kerongkongan; metabolisme protein dan karbohidrat dan pembentukan cellular.

Membantu pengaturan dari keseimbangan asam-basa oleh pertukaran cellular dengan H+

Sumber/ Kelemahan

Rata-rata pemasukan harian untuk potasium tidak dapat diketahui secara pasti, tetapi sekitar 2,5 gram per hari biasanya mencukupi.Sebagai besar potasium dipisahkan oleh ginjal. Ginjal tidak mempunyai metode yang aefektif untuk membuat potasium.Pemisahan gastrointestinal mengandung potasium dalam jumlah yang besar. Beberpa diantaranya kadang ditemukan pada perspirasi dan saliva.

RegulasiK cellular dibentuk oleh pompa sodium ketika Na tidak ada.Ginjal membentuk K ketika K cekkykar berkurang.Pemisahan Aldosterone memicu keluarnya K lewat urinBatas normal dari serum potasium adalah 4-5,6 mEq/1

4

Calsium (Ca)Kalsium adal elektrolit yang kurang dibutuhkan dalam tubuh. Lebih dari 99% dari total Kalsium dalam tubuh ditemukan dalam tulang dan gigi.

Fungsi-fungsi Diperlukan untuk dorongan tranmisi-tranmisi syaraf, gumpalan darah

dan kontraksi otot. Diperlukan untuk penyerapan vitamin B Sebagai penguat tulang dan gigi. Beberapa pada kekuatan dari membran sel.

Sumber-sumber/ KelemahanRata-rata pemasukan harian dari Calsium adalah 1 gram bagi orang dewasa. Lebih dari itupun dianjurkan, didasarkan pada berat tubuh, untuk anak-anak, orang hamil, dan ibu menyusui dianjurkan.Terdapat didalam susu, keju dan kacang kering.Kalsium juga ada dalam daging dan sayuran.Kalsium ada pada vitamin D.Kalau diperlukan kalsium meninggalkan tulang dan gigi untuk mengatur tingkat kalsium dalam darah.Kalsium dikeluarkan melalui urin, kotoran, dan perpirasi.

RegulasiKetika tingkat cairan ekstracellular kalsium menurun, Parathyroid Glands meningkatkan pemisahan dari hormon parathyroid (PTH) yang mana berperan dalam tulang pelepasan Kalsium dalam darah, dan berperan didalam ginjal dan intestinal mucosa untuk meningkatkan penyerapan kembali Kalsium dari ginjal dan intestinal.Serum pospat konsentrasi tinggi menyebabkan pengurangan penekanan serum kalsium; konsentrasi rendah serum pospat dapat menyebabkan pengulangan peningkatan pada serum kalsium.Calcitonin, hormon yang dipisahkan oleh thyroid glands mempunyai efek yang berlawanan dari PTH.

Magnesium (Mg)Sebagai besar Mg Kation terdapat dalam sel-sel tubuh seperti pada hati, tulang, syaraf dan otot. Mg kation paling penting kedua dari cairan intracellular.

Fungsi-fungsi Sangat penting untuk metabolisme karbohidrat dan protein. Penting dalam banyak reaksi vital yang berhubungan dengan enzim

tubuh. Dapat berguna mengatur aktifitas elektrik didalam selaput syaraf dan

selaput otot.

5

Sumber-sumber/ KelemahanRata-rata pemasukan Mg yang dibutuhkan perhari bagi orang dewasa kurang lebih 500 mg, anak-anak membutuhkan lebih dari itu.Mg terdapat pada sebagian besar makanan, tetapi paling banyak terdapat pada sayuran, kacang-kacangan, ikan, gandum dan kacang.

RegulasiTingkat Mg didalam tubuh sebagian besar dikontrol oleh ginjal.Konsentrasi plasma Mg berkisar antara 1,4 – 2,3 mEq/1.

Clorida (Cl )Clorida adalah ekstracellular anion yang pokok, ditemukan dalam darah, cairan intersisial dan limpa, dan dalam bagian yang kecil pada cairan intracellular.

Fungsi-fungsiBersama sodium mengatur tekanan osmotik darah.Sangat berperan dalam keseimbangan asam-basa.Sangat penting untuk produksi hydrochorice acid dalam cairan gastric.

Sumber-sumber/ Kelemahan Rata-rata kebutuhan harian Cl- tidak dapat diketahui tapi biasanya sama seperti sodium.Terdapat pada makanan yang kadar sodiumnya tinggi seperti pada daging.

RegulasiKekurangan Klorida dapat menyebabkan kekurangan potasium dan sebaliknya.Tingkat serum Klorida yang normal berkisar antara 98 – 106 mEq/ (mmol/l).

Bikarbonat (HCO3-)

Molekul bikarbonat termasuk dlam anion. Termasuk dalam cairan ekstracellular dan intracellular.

Fungsi-fungsiPenting untuk keseimbangan asam – basa.

RegulasiTingkat bikarbonat diatur oleh ginjal.Bikarbonat biasanya terbentuk atau hasil dari formasi karbon diaksoda dalam proses metabolisme.Didalam plasma, bikarbonat bervariasi dengan intracellular potasium.Tingkat normal bikarbonat antara 25 dan 29 mEq/l

6

Pospat (PO4 )Ion pospat merupakan anion terbesar dari sel-sel tubuh.

Fungsi-fungsi Membantu mengatur keseimbangan asam – basa. Reaksi kimia yang penting dalam tubuh. Sebagai contoh phosphorus

penting agar vitamin B dapat efektif, membantu meningkatkan aksi-aksi syaraf dan otot, dan memainkan peranan penting dalam metabolisme karbohidrat.

Sumber-sumber/ KelemahanRata-rata kebutuhan harian untuk phosphorous adalah sama dengan kalsium.Terdapat pada hampir semua makanan khususnya pada daging sapi, daging babi dan kacang-kacangan.Hampir berfungsi sama dengan Kalsium di dalam metabolisme.

RegulasiPospat diatur oleh hormon parathiroid dan vitamin B aktif.Kalsium dan pospat adalah zat yang proprsinya terbalik; peningkatan salah satunya adalah penurunan bagi yang lain.Wilayah kebutuhan normal dari pospat adalah 1,7 – 2,6 mEq/l

Elektrolit TambahanAnion sulfat banyak ditemukan dalam sel-sel dan bersamaan dengan

protein cellular yang dipisahkan oleh ginjal. Asam organik. Anion adalah perantara dalam metabolisme sel. Dimana tubuh berupa lactic acid. Fungsi dari protein anion dalam digusi adalah untuk memindahkan zat-zat ke dan dari kapilaris. Plasma protein adalah termasuk Albumin, Globulin dan Fibrinogen.

Pergerakan Cairan dan ElektrolitCairan ekstracellular mengambil makanan dari setiap sel tubuh dan

menerima produk-produk terbuang dari setiap sel. Hal tersebut saling bertukaran satu sama lain, dimana hasil-hasil yang normal dalam keseimbangan cairan dan homeostatis, sangat penting untuk kehidupan. Rute yang sering digunakan untuk transportasi material ke dan dari ruang-ruang intracellular adalah osmosis, difusi, transport aktif dan filtrasi.

OsmosisSelaput sel-sel tubuh adalah semivariabel. Hal tersebut

memungkinkan air, larutan-larutan dapat melewati dinding sel.Osmosis merupakan metode yang paling penting dari transportasi cairan tubuh. Memindahkan air, keseimbangan cairan, sangat tergantung pada model transport iini. Dengan proses osmosis larutan air lewat dari area/ daerah yang konsentrasinya lebih encer ke daerah yang konsentrasinya lebih pekat sampai titik keseimbangannya selesai. Hasilnya, volume dari

7

konsentrasi cairan yang lebih pekat meningkat dan volume dari cairan yang lebih encer akan berkurang. Semakin besar tingkat perbedaan konsentrasi kepekatan dari cairan tersebut pada dua sisi selaput semi variabel, semakin besar tekanan osmotiknya.

DifusiDifusi merupakan tendensi dari cairan encer untuk bergerak secara

bebas melewati larutan. Cairan encer tersebut bergerak dari daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah sampai keseimbangan tercapai. Bergeraknya gas merupakan suatu difusi. Sebagai contoh jika wadah air diletakkan dalam ruangan, penguapan yang terjadi berupa hamburan molekul air tersebut. Pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam alveoli paru-paru dan penguapan kapiler oleh difusi.

Transport AktifTransport Aktif merupakan proses yang membutuhkan energi untuk

menggerakkan subtansi melewati dinding sel, dari daerah yang berkonsentrasi lebih kecil ke daerah yang berkonsentrasi lebih besar. Adenosine Triphosphate (ATP) keluar dari sel, sehingga memungkinkan subtansi-subtansi tersebut untuk mendapatkan energi yang diperlukan untuk melewati dinding sel. Meskipun proses tersebut tidak sepenuhnya dimengerti, kebutuhan energi dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik selaput sel, enzim-enzim yang spesifik dan konsentrasi ion-ion. Proses ini menjelaskan tentang mekanisme pompa.

FiltrasiFiltrasi adalah lewatnya cairan melalui selaput permeabel. Cairan itu

lewat dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Subtansi-subtansi tersebut berat molekulnya tinggi seperti plasma protein yang berusaha memakai tekanan osmotic atau tekanan oncotic, dimana usaha tersebut oleh plasma protein dilakukan dalam selaput permeabel didalam tubuh. Tekanan hidrostatik itu memaksa usaha dari cairan melawan tembok penahan. Tekanan hidrostatik darah adalah tekanan dari plasma dan sel darah di dalam kapiler : itu sepenuhnya tergantung pada tekanan darah arteri yang berada pada sisi arteriolar dari kapiler, dan pada tekanan darah vena itu berlangsung pada sisi vena kapiler. Tekanan filtrasi merupakan perbedaan antara tekanan osmotic koloid dan tekanan hidrostatic darah.

Tekanan ini biasanya digunakan untuk mengetahui bagaimana cairan meninggalkan arterioles, memasuki ruang intersisial dan kembali lagi kevena. Tekanan filtrasi adalah positif dalam arterioles dan membantu mendorong atau cairan filter ke ruang intersisial; dan negatif didalam vena dan membantu cairan masuk ke vena.

8

Keseimbangan Cairan

Para ahli mengindikasi bahwa antara 1500 ml – 3500 ml per hari adalah wajar didalam proses masuk dan keluarnya cairan pada orang dewasa. Sebagain besar orang rata-rata cairan yang masuk dan keluar 2500 ml perhari. Masuknya ciran pada seseorang kira-kira keseimbangan dengan keluarnya atau hilangnya cairan. Aturan umum pada orang dewasa, out put dari urine secara normal kira-kira ingestion dari cairan; dan air dari makanan, makanan dan oksidasi adalah seimbang dengan kehilangan air melalui feeces, kulit dan poses respirasi. Pemasukan harus dalam rata-rata yang wajar.

Sumber CairanAir diperoleh dari banyak sumber untuk tubuh.

Cairan IngestedCairan ingested merupakan sumber yang pling besar dari air yang

biasanya masuk ke tubuh. Pengambilan cairan tubuh sebagaian besar diatur oleh mekanisme haus (rasa haus). Pusat kontrol harus distimulasi oleh dehidrasi intracellular dan menurunya volume darah.

Air dalam MakananMerupakan sumber air terbesar kedua untuk tubuh. Contoh : melon

dan jeruk sitrun mengandung banyak air bila dibandingkan dengan sereal dan buah kering yang mengandung sedikit air.

Air dari Oksidasi MetabolikAir merupakan produksi akhir dari aksidasi yang terjadi selama

metabolisme substansi makanan. Contoh :metabolisme dari 100 gr lemak menghasilkan 107 gr air, 100 gram karbohidrat akan menghasilkan 55 gr air dan 100 gr protein akan menghasilkan 40 gr air. Orang yang makannnya banyak mengandung lemak secara proporsional akan mendapatkan lebih banyak air dalam proses metabolik daripada orang yang makannya banyak mengandung protein.Hilangnya Cairan

Hilangnya cairan dari tubuh adalah melewati ginjal dan kulit melalui proses respirasi. Air juga dapat hilang dari tubuh.

Mekanisme Homeostatis

Cairan homeostasis berfungsi secara otomatis dan efektif. Hampir semua organ dan sistem didalam tubuh untuk mengatur keseimbangan cairan, hal tersebut merupakan organ primer homeostasis.

9

Mekanisme Homeostasis

GinjalGinjal sering disebut “Master Chemist” tubuh. Ginjal normalnya

menyaring 170 liter plasma setiap haripada orang dewasa. Pada saat memisahkan hanya 1,5 liter urine. Ginjal secara selektif menerima elektrolit dan air dan memisahkan kotoran dan kelebihan-kelebihan zat dalam tubuh. Kegagalan ginjal akan mengakibatkan masalah pada cairan dan elektrolit secara serius.

Sistem KardiovaskulerSistem kardiovaskuler bertangggung jawab untuk memompa dan

membawa zat-zat makanan dan air keseluruh tubuh.

Paru-ParuParu-paru mengatur tingkat oksigen dan karbondioksida dari darah.

Pengaturan tingkat karbondioksida biasanya mengatur keseimbangan asam-basa .

Kelenjar AdrenalinKelenjar adrenalin memisahkan aldosteron, yang diketahui sebagai

pembentuk sodium terbesar didalam tubuh. Hormon juga membantu untuk menyimpan chlor dan air yang menyebabkan potassium terpisah sesuai indikasi.

Kelenjar PituitryBagian posterior dari kelenjar pituitry menyimpan horman Atidiuretic

Hormon (ADH) yang dibentuyk didalam hipothalamus

Kelenjar TiroidThyroxin dikeluarkan oleh kelenjat tiroid,meningkatkan aliran darah

didalam tubuh

Kelenjar ParatiroidKelenjar paratiroid menyimpan parathormon yang mengatur tingkat

kalsiumdalam cairan ekstraseluler

Gastrointestinal TractGastrointestinal menyerap air dan zat-zat makanan yang masuk

kedalam tubuh yang melewati gastrointestinal

Sistem Saraf Sistem saraf merupakan sistem penghubung aliran listrik,

menghalangi serta menstimuli mekanisme-mekanisme yang mempengaruhi keseimbangan cairan. Fungsinya mendasar yaitu sebagai pengatur masuk dan keluarnya air dan sodium.Pusat haus terletak didalam hipothalamus.

Tabel 1. Mekanisme Homeostasis yang mengatur Komposisi dan Volume Cairan Tubuh didalam batas normal

10

Organ Homeostasis

Fungsi

Ginjal Mengatur volume ekstracellular dan osmolaritas dengan retensi dan ekskresi dari cairan tubuh yang selektif.

Mengatur tingkat elektrolit didalam cairan ekstracellular dengan retensi kebutuhan subtansi dan ekskresi dari ketidakbutuhan subtansi yang selektif.

Mengatur H dari cairan ekstracellular dengan retensi atau ekskresi dari ion-ion hidrogen.

Memisah-misahkan hasil buangan metabolisme dan subtansi-subtansi racun.

Jantung dan bilik jantung

Membantu sirkulasi darah melewati ginjal dibawah tekanan untuk urin kebentuknya (Proses pemompaan jantung)

Bereaksi pada hypovolemia dengan merangsang cairan retensi.

Paru-Paru Menghilangkan kurang lebih 13.000 mEq dari ion-ion hidrogen (H setiap hari dan dapat dicegah hanya kurang lebih 40 mEq –80 mEq dapat dipisahkan setiap hari oleh ginjal.

Mengatur konsentrasi H (pH) dengan mengontrol tingkat dari karbondioksida (CO2) didalam cairan ekstracellular seperti dibawah ini Metabolik Alkalosis menyebabkan

kompensasi hipoventilasi, yang hasilnya adalah retensi CO2 (meningkatkan keasaman dari cairan ekstracellular).

Metabolik Acidosis menyebabkan kompensasi hiperventilasi, yang hasilnya adalah ekskresi CO2 (mengurangi tingkat keasaman cairan ekstracellular)

Memindahkan kurang lebih 300 ml air setiap hari melalui pernapasan pada orang dewasa yang normal.

11

Kelenjar Adrenalin Mengatur volume darah dan sodium dan keseimbangan potasium dengan menyimpan aldosterone, mineral corticold disimpan oleh adrenal cortex.1. Peningkatan sodium ekstraseluler,

peningkatan potassium ekstraseluler atau penurunan volume darah memicu sekresi aldosterone yang mana menyebabkan kehilangan retensi sodium dan potasium.

2. Penurunan sekresi dari aldosterone menyebabkan hilangnya sodium dan air dan retensi potasium. Cortisol, hormon adrenocortortical yang lain hanya merupakan sebagian dari yang lain hanya merupakan sebagian dari potensi aldosterone. Sekresi dari cortisol dalam kuantitas yang besar dapat memproduksi retensi sodium dan air dan kekurangan potasium.

Kelenjar Pituitari Menyimpan hormon antidiuretic (ADH) yang membuat tubuh menerima air, fungsi dari ADH meliputi :

1. Memelihara tekanan osmotik dari sel-sel dengan mengomtrol retensi air ginjal atau ekskresi.a. Memelihara tekanan osmotik dari

ECF kurang dibanding sel (seperti dalam hiponatremia pembentukan sodium atau – hiperglicemia), sekresi ADH meningkatkan retensi air pada ginjal.

b. Ketika tekanan osmotik dari ECF kurang dibandingkan sel-sel (seperti dalam hiponatremia), sekresi ADH menurun mengakibatkan ekskresi air pada ginjal.

2. Mengontrol volume darah (Kurang berpengaruh dibanding aldosterone)a. Ketika volume darah menurun,

peningkatan sekresi ADH hasilnya didalam menyimpan air.

b. Ketika volume darah meningkat, sekresi ADH hasilnya adalah hilangnya air

12

Kelenjar Paratyroid Mengatur keseimbangan Kalsium (Ca+ ) dan pospat (HPO4-) dengan hormon paratyroid (PTH); PTH mempengaruhi resorpsi tulang, absorsi (penyerapan kalsium dari usus dan reabsorbsi kalsium dari saluran ginjal.1. Peningkatan sekresi dari PTH

menyebabkana. Naiknya konsentrasi serum kalsiumb. Turunya konsentrasi serum kalsium

2. Sebaliknya penurunan sekresi dari PTH menyebabkan :a. Konsentrasi serum kalsium nenurunb. Konsentrasi serum pospat meningkat.

KESEIMBANGAN ASAM – BASACairan di dalam tubuh bermanfaat untuk memelihara keseimbangan asam –

basa agar normal untuk tetap sehat dan tetap hidup. Tingkat keasaman atau alkalinitas dari cairan dapat diukur dengan konsentrasi ion-ion hidrogen (H + ) dan ion-ion Hidroksil (OH -). Asam adalah subtansi yang berisi ion-ion hidrogen yang dapat berkumpul dan berpencar. Alkalin merupakan dasar asam, yaitu subtansi yang bisa diterima/ dijerat ion hidrogen. Dibawah ini merupakan ilustrasi ekuasi :Ekuasi : Asam melepaskan hidrogen

H2CO3 H+ + HCO3- Asam Karbonat Melepaskan Ion Hidrogen Menjadi bentuk Bikarbonat dasar

Ekuasi : Dasar Menjerat Hidrogen

HCO3- + H+ H2CO3Bikarbonat dasar menangkap ion hidrogen menjadi bentuk asam karbonat

Ekuasi : Dasar Menjerat Hidrogen

OH- + H+ H20Ion Hidrogen menangkap Ion Hidrogen Menjadi bentuk Air

13

Unit dari ukuran yang biasa digunakan untuk menggambarkan keseimbangan asam – basa adalah pH , yang mana diungkapkan oleh hidrogen konsentrasi ion dan hasil keasaman subtansi. Wilayah skala adalah 1 – 14. Tingkat normal atau normal suatu larutan adalah 7, contohnya : air murni. Karena pH didasari pada logaritma negatif seperti peningkatan ion hidrogen dan larutan menjadi lebih asam, pH nya menjadi kurang dari 7. Ketika konsentrasi dari ion hidroksil melampaui konsentrasi ion-ion hidrogen, larutan menjadi Alkaline dan lebih dari 7. Sekresi perut merupakan asam yang mempunyai perkiraan pH 1 -1,3. Alkalin kuat dari sekresi pankreas yang mempunyai perkiraan pH 10.Plasma darah yang normal adalah alkalin ringan dan mempunyai wilayah pH normal 7,35 –7,45. Ketika wilayah pH normal sudah melampaui kedua batas tersebut, orang akan menunjukkan gejala dan tanda-tanda sakit, dan jika kondisi tersebut tidak membaik, dapat mengakibatkan kematian. Acidosis adalah kondisi yang dikarakteristikkan oleh proporsi ion hidrogen yang berlebihan didalam cairan ekstracellular, dimana pH jatuh sampai 7,35. Alkalosis terjadi ketika terjadi kekurangan proporsi ion hidrogen dan melampui 7,45.Wilayah yang sempit dari pH normal dapat tercapai dengan tiga pokok pengatur homeostatik pada ion-ion hidrogen : sistem penahan (buffer system), mekanisme respiratori, dan mekanisme ginjal. Bantalan penahan adalah subtansi (bahan/zat) yang mencegah cairan tubuh dari kelebihan asan atau alkaline. Tubuh mmpunyai tiga bantalan sistem penahan : sistem penahan asam karbonat – sodium bikarbonat, sistem penahan pospat, dan sistem penahan protein.

Sistem Penahan (Buffer System)Sistem penahan asam karbonat –sodium bikarbonatSistem penahan yang paling penting pada tubuh adalah sistem asam karbonat – sodium bikarbonat. Sistem penahan tersebut sampai mencapai lebih dari 90% H + dari cairan ekstracellular.Dua ekuasi dibawah ini menggambarkan sistem diatas :

Ekuasi : asam kuat + sodium bikarbonat menghasilkan asam lemah

HCl + NaHCO3 NaCl +H2CO3

As. Hidroklorit kuat ditambah Sodium Bic. Basa Menghasilkan Garam dan As. Karbonat lemah

Ekuasi : Basa kuat ditambah Asam Lemah menghasilkan basa lemah

NaOH + H2CO3 NaHCO3 + H2O

Sodium hidroksi basa kuat ditambah asam karbonat penahan menghasilkan sodium bikaebonat lemah basa dan air

Rasio asam karbonat pada basa bikarbonat sangat penting untuk keseimbangan asam – basa. Cairan ekstracellular normal mempunyai ratio

14

20 bagian bikarbonat banding 1 bagian asam karbonat. Jumlah yang pasti tidak begitu penting untuk keseimbangan asam –basa selama rasionya masih 20 : 1.

Sistem Penahan PospatGaram Pospat terbentuk didlam ginjal dengan menukar ion sodium untuk ion di dalam perubahan alkalin sodium pospat (NaHPO ) menjadi asam sodium pospat (NaH PO ). Asam sodium pospat kemidian terpisah. Hal tersebut terjadi seperti dibawah ini :

Ekuasi : Perubahan sodium pospat menjadi asam sodium pospat

Na2HPO4 + H+ NaH2PO4 + Na+

Alkalin sodium phospat dan Hidrogen menjadi Asam Sodium Phospat dan sodium

Sistem Penahan Protein

Sistem perubahan ketiga adalah perpaduan atau memadukan plasma protein dan bagian globin dari hemoglobin didalam sel-sel darah merah. Karena plasma protein dan hemoglobin memiliki grup-grup yang dapat dikombinasikan dengan atau melepaskan ion-ion hidrogen, mereka ditunjukan untuk meminimalisasi perubahan pada pH .

Ekuasi : Oksigen bertekanan tinggi dikerongkongan memaksa oksigen masuk kedalam, hemoglobin mengubahnya menjadi oksihemoglobin.

HHb + O2 HbO2 + H+

Hb dalam sel darah merah dan Oksigen menghasilkan Oksihaemoglobin dan ion hidrogen dalam SDM

Ekuasi : Ion hidrogen dengan fernetralisir dengan ion bikarbonat menghasilkan asam bikarbonat

H+ + HCO3- H2CO3

Ion Hidrogen yang dan ion bikarbonat dalam SDM dan jaringan menjadi Asam karbonat dalam SDM

Ekuasi : Asam karbonat dipisahkan menjadi air dan karbondioksida yang keluar dari pernafasan

H2CO3 H20 + CO2As. Karbonat yang baru menjadi Air dan Karbondioksida meninggalkanDibentuk dalam Sel darah merah sistem pernafasan

15

Pengawasan Respiratori dari Keseimbangan HKerongkongan adalah pengontrol utama dari suplai asam karbonat

pada tubuh. Mereka mempunyai permukaan yang besar yang mana dari CO siap untuk menghambur dan mereka dapat membawa perubahan yang cepat dalam H ketika dibutuhkan. Karbondioksida secara konstan diproduksi oleh metabolisme cellular dan memasuki cairan ekstracellular. Ekuasi dibawah ini mengilustrasikan bagaimana asam karbonat diproduksi dan hancur.Ekuasi : Produksi dari air Asam Karbonat

(Anhidrase karbonik)CO2 + H20 H2CO3

Karbondioksida dan Air menjadi Asam karbonat

Ekuasi : Hancurnya Asam Karbonat

(Anhidrase karbonik)H2CO3 H20 + CO2

Asam Karbonik menjadi Air dan Karbondioksida

Karbondioksida dipisahkan di dalam pernapasan seperti karbondioksida di dalam darah meningkat, sensitivitas pusat respiratori dalam sumsum terstimulan dan meningkatkan ukuran dan kedalam respirasi untuk menghilangkan lebih banyak karbondioksida. Ketika level darah dari karbondioksida dibawah normal, pusat menurunkan standar dan kedalam respirasi untuk menerima karbondioksida sehingga asam karbonat dapat terbentuk. Pemeliharaan keseimbangan yang baik. Proses respiratori total juga sering terjadi dan hampir secept proses bantalan penahan didalam asam karbonat – sodium bikarbonat system.

Pengawasan ginjal pada Keseimbangan H+

Konsentrasi bikarbonat didalam plasma diatur oleh ginjal melalui produksi Amonia (NH3 ), Ekskresi ion-ion hidrogen dan oleh pembentukan tambahan bikarbonat yang diperlukan. Ginjal mengatur hidrogen dan ion bikarbonat dengan cara sebagai berikut :

Ekuasi : Penyerapan kembali bikarbonat dapat dimungkinkan bila ion sodium bergabung dengan bikarbonat menjadi bentuk sodium bikarbonat, yang di serap didalam saluran ginjal adalah sebagai berikut :

Na+ + HCO3- NaHCO3

Sodium dan Bikarbonat menjadi Sodium Bikarbonat

16

Ekuasi : Sebagai hasil dari metabolisme asam amino, amonia (NH3) dibentuk didalam saluran ginjal, dimana bergabung dengan hidrogen menjadi bentuk ion amonia (NH+4 ), dan sebaliknya, bergabung dengan klorida (Cl- )menjadi bentuk amonium klorida (NH 4Cl) untuk ekskresinya.

NH3 + H+ NH4+

Amonia dan Hidrogen menjadi Amonium

Pengaturan asam basa oleh ginjal terjadi lebih lambat dibanding oleh sistem asam karbonat – sodium bikarbonat atau oleh pengaturan respiratori. Hal tersebut mungkin membutuhkan lebih dari 3 hari bagi cairan untuk kembali lagi ke ginjal. Urin, pada ion-ion yang sedang dipisah-pisahkan, tetapi secara umum berada dalam range 4,5 – 8,2

GANGGUAN DALAM CAIRAN, ELEKTROLIT DAN KESEIMBANGAN ASAM – BASA

Para perawat biasanya menjumpai gangguan dalam cairan, elektrolit dan keseimbangan asam – basa. Ketika merawat pasien yang akut atau kritis. Bila gangguan-gangguan tersebut saling berhubungan dan mungkin terjadi bersamaan, mungkin akan sangat berguna bagi studi.

Ketidakseimbangan CairanKetidakseimbangan cairan terjadi ketika mekanisme pengganti tubuh

tidak dapat menjaga keadaan homeostatik. Ketidakseimbangan cairan dapat menghubungkan volume atau distribusi dari air atau elektrolit. Kekurangan volume cairan (FVD).

Kekurangan volume cairan merupakan ketidakefisienan air dan elektrolit didalam cairan ekstracellular, tetapi cairan ekstracellular, proporsi air dan elektrolitnya tetap mendekati normal. Keadan tersebut biasanya dikenal sebagai hypovolemia. Keduanya yaitu perubahan tekanan osmotik dan hidrostatik memaksa cairan interstisial kedalam ruang intrvascullar seperti pada pengosongan ruang intersisial cairan tadi, menjadi hipertonik, dan cairan cellular tenggelam kedalam ruang interstisial, meninggalkan sell tanpa cairan yang mencukupi agar berfungsi.

Dehidrasi kadangkala digunakan sebagai sinonim untuk hypovolemia, tetapi secara teknis tidak akut. Dehidrasi hanya terbatas pada penurunan volume air, tetapi air tidak menurun tanpa penurunan elektrolit pula. Hidrasi adalah gabungan dari subtansi dengan air dan seringkali digunakan untuk mengindikasi keadaan volume air normal didalam tubuh.Kekurangan volume cairan adalah hasil dari hilangnya cairan-cairan tubuh, khususnya jika masuknya volume cairan menurun secara simultan. Tabel 35-3 menggambarkan kekurangan volume cairan, problem-problem yang biasa ditemui, dan intervensi perawatan secara umum. Intervensi spesifik akan dijelaskan lebih lanjut dalam bab ini.Rasa lelah, keletihan atau lemah karena penyakit biasanya mudah dipengaruhi hypovolemia. Kehilangan 5% berat badan untuk orang dewasa

17

dan 10% untuk bayi dapat terjadi sangat cepat. Kehilangan 5% berat badan dapat dikatakan sebagai kekurangan cairan majemuk, dan kehilangan 8% atau lebih berat badan dapat dikatakan parah. Kehilangan 15% berat badan dikatakan membahayakan kehidupan.ruang penggantian cairan menunjukkan penggantian distribusi dari cairan tubuh kedalam ruang-ruang tubuh seperti pleural, peritonial, perikardial, atau rongga-rongga penghubung, isi perut atau kedalam ruang intersisial (plasma ke pergantian intersisial). Sekali terperangkap didalam ruang ini, cairan tidak dapat mudah berganti dengan cairan ekstracelluar dan kekurangan dalm volume cairan ekstracellular terbentuk. Kelebihan volume cairan retensi berlebih dari air dan sodium didalam cairan ekstracellular ke proporsi yang mendekati normal hasilnya adalah kondisi yang membatasi kelebihan volume tulang. Hal tersebut juga dapat dikatakan sebagai hipervolume. Overhidrasi biasanya digunakan sebagai sinonim untuk hypervolemia, tetapi hal tersebut tidak akurat. Overhydrasi menunjukkan normal tidaknya air didalam ruang ekstracellular. Tidak berfungsinya ginjal menyebabkan ketidak mampuan untuk memindahkan zat-zat yang berlebih, merupakan sebab yang paling umum. Bila diterima dalam zat-zat yang berlebih tersebut, begitu juga sodium. Karena peningkatan tekanan osmotik cellular dari penerimaan sodium, cairan ditarik dari sel untuk menyamakan tonisitas. Dalam waktu tersebut ruang intracellular dan ekstracellular menjadi isotonik satu sama lain, kelebihan dari air dan sodium berada pada cairan intracellular, pada saat tersebut sel-sel hampir dikosongi. Kelebihan cairan ekstracellulr bisa mengakumulasi didalam ruangan-ruangan serat; dan dikenal sebagai edema. Edema adalah yang paling sering terlihat diseputaran mata, jari-jari dan runag sakral. Hasilnya mungkin berupa 5% peningkatan berat badan. Bila kelebihan cairan tetap menunjukan keberadaanya didalam ruang intravascullar, konsentrasi kepadatan didalam darah menurun. Interstisial pada pergantian plasma merupakan pergerakan cairan dari ruangan yang mengintari sel-sel ke darah. Pergantian ini sering disebut juga hypervolemia yang merupakan kompensasi respon pada volume atau perubahan tekanan osmotik dari cairan intravascullar. Pada saat tubuh mencoba untuk memelihara keseimbangan normal didalam semua ruangan cairan. Jika intersisial dan cairan intracellular. Tabel 2 menjabarkan kelebihan volume cairan, contoh-contoh dari problem-problem serupa yang biasa ditemukan untuk menghasilkannya, intervensi perawatan yang biasa digunakan. Intervensi yang spesifik bagi problem-problem tersebut disajikan kemudian pada bab ini.

TABEL 2Gangguan volume cairan : Faktor Etiologi, Karakteristik, dan Intervensi Perawat

FAKTOR ETIOLOGI KARAKTERISTIK INTERVENSI

KEPERAWATANDefisit Volume CairanKehilangan air dan elektrol it seperti

Kehilangan berat badan dalam waktu singkat2% (defisit kecil, yaitu

1. Memperkirakan keadaan tersebut.

2. Memberikan cairan secara oral jika

18

dalam : Muntah Diare Kelebihan

pemakaian obat Fistula Demam Keringat

berlebihan Poliuri GI Suction

2,4 lb dari 120 lb atau 1 kg dari 54,5 kg)5% (defisit menengah kehilangan bobot 6 lb dari 120 lb atau 2,1 kg dari 54,5 kg).8% atau lebih (defisit keras, kehilangan bobot 10 lb > dari 120 lb atau 4,5 kg atau lebih dari 54,5 kg ).Penurunan turgor kulit dan lidah.Keluaran < 30 ml/jam pada orang dewasa.Hypotensi postular (tekanan systolic jatuh lebih dari 10 mmHg ketika pasien bergerak dari posisi tidur/ rebah ke posisi berdiri atau duduk)Lemah, pulsa cepat (denyut nadi cepat)Penurunan suhu tubuh, misal 95 F- 98 F (35 – 36,7 C)

diperlukan (terindikasi).

3. Pertumbuhan suka atau tidak sukanya pasien ketika menawarkan cairan.

4. Pertimbangkan tipe cairan yang hilang dari pasien.

5. Jika pasien kesulitan meminum, karena ketidaknyamanan oral, pilih cairan yang tidak menimbulkan iritasi pada selaput lendir.

6. Berikan cairan dengan interval yang teratur.

7. Jelaskan pentingnya penggantian cairan dan berusaha untuk mendpatkan kerjasama dari pasien.

8. Pertimbangkan intervensi dibawah ini untuk pasien yang lemah dalam menelan.

9. Perkirakan kemampuan pasien dalam menelan sebelum memberikan makanan padat.

10.Sediakan cairan kental atau makanan semi padat.

11.Jika pasien tidak dapat makan atau minum, bicarakan kemungkinan infus kepada dokter (physician).

12.Konsultasikan dengan dokter untuk pemberian cairan parenteral jika pasien tidak dapat mengkonsumsi

19

cairan dari jlur biasa.13.Awasi respon

masuknya cairan, secara oral maupun parenteral. Jika terapi memadai, harus diawasi :

14.Peningkatan volume urin 40 ml – 60 ml/jam bagi orang dewasa.

15.Jika jelas – jelas hypotensive, naikkan BP mencapai normal.

16.Kurangi kekeringan cairan kelenjar mulut.

17.Naikkan berat badan sampai level sebelum sakit.

Kelebihan Volume CairanMekanisme Pengaturan :Kegagalan ginjalKegagalan kongestive jantungCirrhosis LiverCushing SyndromeSodium yang berlebihan yang berisi cairan lvIngestion berlebih dari sodium yang berisi subtans dalam makanan atau sodium di dalam pengobatan.

Bertambahnya berat tubuh dalam waktu yang sangat singkat :25% (kelebihan ringan, seperti bila terjadi penambahan 2,4 lb dari berat tubuh 120 lb atau 1kg dari 54,5 kg).5% (kelebihan menengah, bila penambahan 6lb dari 120 lb atau 2,7 kg dari 54,5 kg ). 8% atau lebih (kelebihan berat, bila penambahan 10 lb atau lebih dari 120 lb atau 4,5 kg atau lebih dari 54,5 kg).Periperal ederma (kelebihan cairan pada ruang intersisial)Pembengkakan leher venaPembengkakan periperal venaLambatnya

1. Menaksir keberadaan atau memburuknya FVE.

2. Membatasi makanan bersodium bila diperintahkan, membantu ahli makanan dalam memberikan instruksi makan.

3. Mengintruksikan pasien menerima pembatasab sodium untuk menghindari kelebihan kontra obat-obatan tanpa mengeceknya lebih dahulu pada konsultan kesehatan.

4. Bila retensi cairan tetap berada pada pengambilan makanan bersodium, pertimbangkan sumber-sumber tersembunyi dari sodium, seperti

20

pengosongan vena periperal CUP > 11cm air didalam cava venaPolyuira ( bila fungsi ginjal normal)Penurunan BUN (pada saat dilusi plasma)Penurunan Hemotrocit (juga pada saat dilusi plasma)Ederna

suplai air atau gunakan penjernih air.

5. Bila diindikasikan, periode istirahat ditambah. Tidur membantu diureseis pada ederna.

6. Perhatikan respon pasien terhadap diuerentik. Diskusikan temuan-temuan yang didapat dengan dokter.

7. Perhatikan standar cairan parental dan respon pasien. Diskusikan temuan-temuan yang terjadi dengan dokter.

8. Mengajarkan pasien untuk melihat sendiri kondisi berat dan pengaturan masuk keluarnya cairan dengan menggunakan retensi kronik.

(seperti pada pasien yang menderita kegagalan jantung karena

penyumbatan, penyakit ginjal, atau sirosis pada liver)9.Mengawasi memburuknya pasien yang dikarenakan kurang istirahat sehingga mengakibatkan FVE (kelebihan volume cairan).10.Jika terdapat gangguan pencernaan dan orthophea, ubah posisi pasien menjadi posisi semifoeler untuk

21

membentuk ekspansi paru-paru.11.Ubah dan pindahkan posisi pasien secara berkala; perhatikan bahwa serat edematus cenderung pada pecahnya kulit dibandingkan dengan serat yang normal.

Ketidakseimbangan elektrolitKetika pasien datang dengan kekurangan atau kelebihan sodium, potasium, kalsium, magnesium atau pospat maka dibutuhkan perawatan yang lebih intensif. Tabel 3 akan menjelaskan tentang faktor-faktor etiologi, intervensi perawatan untuk ketidakseimbangan elektrolit yang biasanya terjadi dan strategi perawatan yang lebih spesifik untuk mencegah problem-problem tersebut.

Hypokalemia dan Hiperkalemia

Hypokalemia menunjukkan kekurangan potasium dalam cairan ekstracellular. Ketika tingkat potasium ekstracellular jatuh, potasium bergerak dari sel-sel, menciptakan kekurangan potasium intracellular. Sosium dan ion-ion Hidrogen kemudian diterima oleh sel-sel untuk memelihara cairan-cairan isotonic. Pergantian elektrolit ini tidak hanya mempengaruhi cairan ekstracellular. Serat-serat otot pada umumnya adalah yang pertama kelihatan pada kekurangan potasium. Hyperkalemia menunjukkan kelebihan potasium dalam cairan ekstracellular. Meskipun kondisi ini terjadi tidak sering dibandingkan Hypokalemia. Hal tersebut sangat berbahaya. Transmisi dari pengejut jantung diperlambat atau dicegah, dan penahanan cardiac akan terjadi jika hyperkalemia tidak dibenahi.

Hypocalcemia dan Hypercalcemia

Hypocalcemia menunjukkan kekurangan kalsium pada cairan ekstracellular. Jika kondisi tersebut diperpanjang, kalsium akan terambil dari tulang. Hal tersebut dapat dilihat di osteomalacia yang dikarateristikkan sebagai tulang rapuh. Hypercalcemia kenunjukkan kelebihan kalsium pada cairan ekstracellular. Hypercalcemia mewakili situasi darurat dikarenakan kondisi tersebut seringkali menyebabkan penahanan cardiac.

Hypomagnesemia dan Hypermagnesemia

Hypomagnesemia menunjukkan kekurangan magnesium.Tingkat magnesium tubuh juga jatuh dikarenakan ginjal bertahan untuk memisahkan lebih banyak potasium pada saat kekurangan suply

22

magnesium. Hasilnya hypomagnesemia dan hypocalcemia sering kali terjadi bersamaan. Kekurangan magnesium biasanya ditanggulangi dengan pengaturan Magnesium Sulfat. Hypermagnesemia merupakan kelebihan Magnesium. Kondisi tersebut jarang terjadi tetapi akan terjadi ketika ginjal gagal memisahkan magnesium dan ketika kellebihan tersebut menggunakan theracutic.

Hypophospahtemia dan hyperphosphatemia

Hypophosphatemia menunjukan konsentrasi serum dibawah normal pada pospor inorganik. Ketika terindikasi bahwa beragam faktor kekurangan fosfor dapat menurunkan tingkat serum pospat pada saat total penyimpanan fosfor didalam tubuh normal.Hyperphosphatemia menunjukkan konsentrasi serum fosfor inorganik diatas normal.

Ketidakseimbangan asam – BasaKetidakseimbangan asam basa dapat ditaksirkan dengan menggunakan temuan-temuan plasma. pH dari plasma mengindikasikan keseimbangan atau acidosis yang mengancam atau alkalosis. Tetapi sebagai tambahan studi tentang gas oksigen dan karbondioksida pada darah adalah penting. Tekanan parsial pada gas-gas tersebut ditentukan oleh kegunaan dsari homogram. Dimana dapat menggambarkan aktifitas kimia dan fisika dari kedua gas. Tekanan parsial dari karbondioksida memperpendek pCO2 pada oksigen adalah pCO2 hampir seluruhnya dipengaruhi oleh aktivitas respiratori. Ketika pCO2 tinggi akan terjadi kelebihan jumlah pada asam karbonat didalam tubuh. Digambarkan pada ekuasi berikut ini :

Ekuasi : Pada saat pCO2 melampaui normal, asam karbonat meningkat CO2 + H2O H2CO3

Ekuasi : dibawah normal karbondioksida meninggalkan tubuh dalam jumlah yang besar

H2CO3 CO2 + H2O

Ukuran pH, pCO2 dan PO2 hampir secara universal dipakai dalam laboratorium klinik pada suhu 370C

Ketidakseimbangan asam basa terjadi ketika standar asam karbonat atau bikarbonat menjadi tidak proporsional. Ketika salah satu sebab primer tersebut terjadi gangguan tersebut dikenal sebagai respiratori acidosis atau alkalosis dan metabolik acidosis atau alkalosis yang akan dijelaskan nanti. Gangguan ini merupakan hasil dari kacaunya keseimbangan asam basa seperti dibawah ini.

23

Mengubah Porsi asam karbonat

Respiratori acidosis dan alkalosis merupakan hasil dari venomena respiratori. Kompensasi terjadi untuk mengembalikan keseimbangan dengan memisahkan lebih banyak bikarbonat.

Gangguan metabolik mengubah porsi bikarbonat :Metabolik acidosis dan alkalosis hampir semuanya merupakan hasil dari proses metabolik. Organ-organ primer untuk kompensasi pengembalian keseimbangan adalah paru-paru untuk mencoba memisahkan lebih banyak karbondioksida, dimana ada dalam ionisasi lemah asam karbonat.

Tabel 35-5 menjelaskan tentang ketidak seimbangan asam basa. Situasi komplikasi klinik dapat ketika respiratori dan ketidakseimbangan metabolik ada.

Tabel 35-4Gangguan-gangguan elektrolit : Faktor-faktor etiologi, karakteristik-karakteristik dan intervensi perawatan

FAKTOR-FAKTOR ETIOLOGI

KARAKTERISTIK INTERVENSI KEPERAWATAN

HIPONATREMIAKehilangan sodium seperti pada :Kehilangan cairan GIPenggunaan diuretikKekurangan adernalDiuresis osmotikKeuntungan- keuntungan air seperti pada : Pengaturan lebih pada D5WPsychogenpolydipsia Daerah penyakit dihubungkan dengan SIADH :Trauma pada kepalaStorekePulmonary disorders (abses, pneumonia, TBC)

Bahan-bahan pharmacologi yang mungkin mempengaruhi ekskresi air ginjal

AnorexiaPusing-pusingMabuk atau muntah-muntahLethargyGelisahKram otot perurMuscular twitching (kejutan pada otot)KomaPapiledemaHemiparesisSerum Na < 135 mEq/1 (mmol/ kg)Tingkat pergantian kadar Natrium pada urin disebabkan hyponatremia.

1. Memberitahu kepada pasien tentang resiko dari hyponatremia.

2. Mengawasi kehilangan dan perolehan cairan. Memperhatikan kehilangan sodium dari suatu cairan, khususnya

3. Mengawasi adanya gejala-gejala gastrointestinal, seperti anorexia, pusing-pusing, muntah-muntah dan kejang (keram) perut.

4. Mengawasi perubahan sistem syaraf pusat, seperti lethargy, gelisah, kejutan pada otot dan sawan. Waspadai bahwa masih adalagi tanda-tanda neurologic yang berat yang

24

adalah :NikotinMorfinBarbituratesAcetaminophen

berhubungan dengan tingkat sodium yang sangat rendah yang menurun (jatuh) secara cepat dikarenakan pemasukan air yang berlebihan.

5. Mengawasi data laboraturium untuk tingkat serum sodium yang kurang dari normal.

6. Periksa urin secara teliti

7. Bila pasien sudah dapat mengkonsumsi makanan yang umum, berikan makanan dan cairan-cairan dengan kadar sodium yang tinggi. Sebagai contoh, satu kubus kaldu sapi mengandung kira-kira 900 mg sodium; 802 (250 ml) jus tomat mengandung sekitar 700 mg sodium.

8. Mengetahui kandungan sodium pada cairan-cairan prenteral. Awasi pasien-pasien dengan penyakit cardiovascullar pada saat menerima cairan yang mengandung sodium dengan seksama.

9. Ekstra hati-hati pada saat menangani cairan hipertonic saline (3% atau 5% NaC1). Hati-hati karena cairan ini bisa sangat mematikan bila diinfuskan tidak dengan hati-hati.

10. Hindarkan pemberian

25

suplemen air yang berlebihan pada pasien yang menerima infus isotonik, khususnya bila pasien kehilangan sodium dengan cara yang abnormal atau air diterima secara abnormal (tidak wajar).

11. Awasi pasien-pasien denagan penurunan fungsi adrenal dengan tanda-tanda kekurangan adrenocortical akut (krisis adrenal) yang memperlhatkan stress berat (seperti pembedahan, trauma, kegelisahan, pnas yang berlebihan, atau penyakit yang berkepanjangan). Cari keletihan, pusing-pusing akut, muntah-muntah, hypotension, kegelisahan, dan bahkan shock.

HYPERNATREMIAHilangnya air yang paling umum terjadi adalah tidak dapat merespon rasa haus.Infusi hypertonic dengan suplemen air yang tidak mencukupi.Peningkatan kehilangan air (seperti dalam hyperventilation).Ingesti garam dalam jumlah yang tidak biasa.Administrasi

Rasa hausTemperatur badan meningkatLidah kering, selaput lendir lngket.Hypernatremia berat :BerhalusinasiIritasi dan over reaksi ketika testimulanKegelisahanKomaSerum Na > 145 mEq/l (mmol/l).Serum osmolarity >295 mOsm/kg (mmol/kg)

1.Memberitahukan kepada psien mengenai resiko hypernatremia.2.Awasi kehilangan dan penerimaan cairan. Cari kehilangan air yang tidak wajar atu rendahnya penerimaan air, dan untuk pemasukan sodium yang dalm jumlah besar seperti yang mungkin terjadi dengan ingestasi obat-obatan yang mengandung sodium tinggi (seperti alka seltzer). Melihat

26

Berlebihan parenteral pada cairan-cairan yang mengandung sodium :Hypertonic saline (3% atau 5% )7,5% sodium bicarbonateIsotonic salene banyak berkeringat diabetes insipidus

Umary SG > 1,015, membuktikan kehilangan air dari jalur nonrenal.

penerimaan yang berlebihaan pada sodium tinggi dari makanan.3.Awasi perubahan tingkah laku pasien, seperti kesulitan tidur, gelisah dan lethargi.4.Perhatikan rasa haus yang berlebihan dan peningkatan suhu tubuh.12. Awasi tingkat serum

sodium seperti yang terindikasi.

13. Cegah hypernatremia pada pasien-pasien yang lemah yang tidak dapat merespon rasa haus dengan menawarkan mereka cairan pada selang waktu yang wajar. Jika masuknya cairan tetap tidak mencukupi, konsultasikan dengan dokter untuk merencanakan cara lain (jalur lain) untuk penerimaan cairan, dengan infusi atau dengan jalur parenteral,

14. Jika infusi dilakukan, berikan air yang cukup untuk menjaga tingkat serum sodium dan urea nitrogen darah (BUN) didalam batas normal. Perhatikan bahwa semangkin tinggi osmolalitas infusi, semangkin besar kebutuhan untuk suplemen air.

15. Awasi respon pasien-pasien untuk membenahi cairan-cairan parenteral dengan mengobservasi

27

perubahan tanda-tanda neurologic. Dengan secara perlahan-lahan mengurangi tingkat serum sodium, tanda-tanda neurologic akan membaik, bukan memburuk.

HYPOKALEMIADiareMuntah-muntahAdministrasi steroidCarbericillin, SodiumPerisilin, Amplhoteriein B Hyperalimentasi Kurangnya pemasukan, seperti pada anorexia nervosa, kecanduan alkohol, potasium tanpa cairan parenteral. Diuresis osmotic (seperti terjadi dalam diabetes melitus yang tidak terkontrol) Cushings Syndrome Pseudohyperkalemia :LeukocytosisThrombocytosisCourniquet rapat penurunan ekskresi potasium :Kegagalan oligurie ginjalHypoaldosteronisme penerimaan/pemasukan potasium tinggi, khususnya pada ketidakcukupan ginjalPenggunaan yang tidak wajar pada suplemen oral potasiumAdministrasi

Kelemahan otot yang samar-samar merupakan tanda pertama yang biasa terjadi Brodycardiac dan blok jantung biasa terjadi Paresthesias pada muka, lidah, kaki, dan tanganKelumpuhan otot lemah (dari kaki sampai lutut dan tangan; respiratori otot mungkin terpengaruh)Gejala-gejala gastrointestinal seperti pusing-pusing, atau diare mungkin terjadiPerubahan ECG :Serum K > 5,5 mEq/l (mm0l/l).

1. Waspadai pasien dengan resiko hypokalemia

28

berlebihan pada IV potasiumTranfusi yang cepat pada darahPotasium polisitin dosis tinggiMakanan yang tinggi potasiumnya.Pergantian potasium diluar sel-sel :AcidosisTissue Trauma

HIPERKALEMIA

1. Waspadai pasien tentang resiko hyperkalemia dan awasi tentang terjadinya. Hyperkalemia dapat mengancam jiwa; sangat bermanfaat untuk mendeteksi secara dini.

2. Cegah hyperkalemia sebisa mungkin dengan mengadministrasi (mengatur) potasium, secara intravenous atau oral, keduanya.a.Ikuti peraturan untuk administrasi potasium yang aman.b.Hindari administrasi potasium, suplemen potasium, atau garam pengganti kepada pasien-pasien dengan ketidak mampuan ginjal.c.Peringkat pasien-pasien untuk menggunakan garam pengganti dengan teliti jika mereka memakai suplemen-suplemen selain potasium.

29

d.Peringatkan pasien penderita hyperkalemia untuk menghindari makanan yang mengandung potasium tinggi seperti pada kopi, coklat, the, buah kering, susu dan lain-lain. 3.Hindari laporan-laporan yang tidak benar dari Hyperkalemiaa.Hindari penggunaan tourniquet yang berkepanjangan ketika mengambil sampel darah.b.Tidak mengijinkan pasien untuk tidak melakukan latihan apapun sebelum pengambilan sampel darah.c.Bawa contoh darah sesegera mungkin kelaboratorium (serum harus dipisahkan dari sel-sel dalam 1 jam setelah pengambilan)d.Hindarkan pengambila specimen darah dari daerah/tempat diatas infusi dari cairan potasium (atu dalam hal ini setiap cairan)d.Kenali perawatan-perawatan perlakuan berpantang makanan pada hyperkalemia dan faktor-faktor yang berhubungan dengan implementasi yang aman pada pasien.

HYPOCALCEMIAHypoparathyroidhisme pembedahan (mungkin diikuti

Kekuatan, gatal-gatal pada jari, daerah circumoral, dan jari

1. Waspadai pasien akan resiko hypocalcemia dan awasi bagaimana

30

dengan pembedahan tiroid atau pembedahan leher radikal untuk kanker) Kegagalan penyerapan kekurangan vitamin D pankreasitis akut Administrasi berlebih pada darah sitrat Hypoparathyroidtisme primer Daerah alkalotic (menurunkan kalsium yang diionisasi) Hyperphosphatemia Medullary Carcinoma pada tiroid Hypoalbuminemia (seperti pada kelaparan, incirhosis dan rephrotic syndrome) Hypomagnesemia penurunan tempat yang tidak terlindungi dari sinar ultraviolet

kaki Daya reflek urat yang sangat hiperaktif (seperti pada pateral dan trisep) Tanda Trousseau Tanda Chvostek perubahan mental seperti rasa bimbang dan peralihan pada ingatan. Kekejangan otot-otot Laryngeal Manivestasi cardiac; ECG memperlihatkan perpanjangan interval Q-T Kejang-kejang otot perut (abdominal akut) Total tingkat serum kalsium dibawah 8,5 mg/ (2,12 mmol/l) atau tingkat ionisasi dibawah normal (<50%) Tes sulkowitch memperkihatkan precipitasi cahaya.

terjadinya.2. Selalu siap untuk

mengambil tindakan pencegahan pada serangan tiba-tiba, ketika hypocalcemia parah.

3. Awasi kondisi jalan udara karena naringeal dapat terjadi

4. Ambil langkah pencegahan yang aman ketika pasien gelisah/bimbang

5. Waspada pada faktor-faktor yang berhubungan dengan administrasi yang aman pada penggantian garam kalsium

6. Beri pengarahan pada orang-orang yang beresiko tinggi dgn osteoporosis ( pada wanita menaupose) ttg. Kebutuhan makanan berkalsium, jika jumlah tidak memadai dalam makanan, pemberian suplemen kalsium harus dipertimbangkana. Sebagian besar

sumber menyarankan bahwa kebutuhan kalsium berkisar 100mg-1500 mg setiap hari. Cara terbaik bagi orang sehat dengan mengkonsumsi makanan 4 sehat

b. Suplemenkalsium diperlukan bagi orang yang mungkin tidak cukup

31

mengkonsumsi kalsium dalam makanannya, seperti pada mereka yang tidak menyukai susu). Kalsium dapat terserap dengan baik bila diberikan dengan dosis yang tepat, bila dibandingkan langsung. Juga dianjurkan kalsium diberikan pada waktu tidur karena hilangnya kalsium terjadi pada waktu tidur.

c. Beberapa wanita yang lewat masa menapouse disarankan untuk menggunakan estrogen. Bagi mereka yang tidak dapat memakai estrogen, produk sintetic calcitonin sekarang bisa didapatkan dengan resep dokter.

d. Menganjurkan orang-orang dengan kecenderungan batu ginjal untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum meningkatkan pemasukan kalsium dalam jumlah besar. Juga penting untuk memotivasi orang-orang tersebut untuk minum tidak dari 2-3 bagian cairan setiap hari untuk

32

melindungi atau mengatasi pembentukan batu.

7. Ajarkan orang-orang akan resiko esteoporosis tentang pentingnya latihan fisik dalam menurunkan kekurangan kalsium (lemah tulang).

8.Untuk mencegah osteoporosis ditahun-tahun mendatang ajarkan kepada remaja-remaja putri tentang kebutuhan kalsium yang memadai. Jiga diskusikan tentang aspek-aspek kehilangan kalsium karena kekurangan alkohol.

33

HYPERCALCEMIAHyperparatyroidtism penyakit Neoplastic yang mengganggu : tumor padat (dada, prostate, dan melanomas yang mengganggu).Ketidakteraturan yang berkepanjangan.Kelebihan vitamin DKelebihan penggunaan pada kalsium yang mengandung alkasit/suplemen kalsium.Sindroma alkali-susu

Kelemahan pada otot kelelahan, lethargy Konstipasi Anorexia, pusing dan muntah-muntah penurunan ingatan, penurunan atensi, kebimbingan Polyuria dan polypsia Batu ginjal Penahanan cardiac dapat terjadi dalam krisis hypercalcemia ECG menunjukkan penyempitan interval Q-T Perubahan pada tulang terlihat dalam rantegen dalam hypercalcemia kronis Serum kalsium >10,5mg/dl (2,62 mmol/l).Tes sutkowichs memperlihatkan presipitasi padat.

1. Waspadai pasien-pasien akan resiko hypercalcemia dan awasi munculnya.

2. Tingkatkan mobilisasi pasien bila mungkin; perjelas bahwa imobilisasi menyebabkan hypercalcemia.

3. Motivasi pasien terhadap penerimaan secara oral terhadap cairan yang kurang untuk manjaga pasien.

4. Jangan biarkan konsumsi berlebihan pada produk-produk yang berkadar kalsium tinggi.

5. Berikan makanan yang jumlahnya memadai untuk mengganti kerugian tendensi untuk konstipasi.

6. Ambil tindakan pencegahan yang aman jika kegelisahan atau gejala-gejala mental yang lain muncul. Jelaskan kepada pasien dan keluarganya bahwa perubahan mental yang berhubungan dengan hypercalcemia dapat pulih dengan perawatan.

7. Waspadai bahwa penahanan cardiac dapat terjadi pada pasien dengan hypercalcemia berat. Berjaga-jaga untuk mengatasi situasi darurat.

8. Waspadai bahwa tulang dapat lebih mudah rusak pada

34

pasien dengan hypercalcemia kronis karena resopsi tulang berlebihan, membuat lemahnya struktur tulang.

9. Lebih waspada pada tanda-tanda digitalis toksiti ketika hypercalcemia terjadi dalam pasien yang terkena digitalis toksiti.

10.Bantu formasi pencegahan pada kalsium batu ginjal pada pasien yang menderita sudah lama hypercalcemia atau cegah dengan :

Memaksa cairan-cairan untuk mengatur urin, hal tersebut menghindarkan penjenuhan yang hebat pada penurunan.

Memberikan cairan-cairan yang menghasilkan asam-abu (seperti pada jus cranberry) karena urin kurang dari 6,5 akan membantu pemasukan kalsium.

Mencegah urinari statis dengan mengubah-ubah pasien secara berkala, meninggalkan kepala tempat tidur, dan siup-up pada pasien bila memungkinkan.

Memotivasi penahanan berat dan ambulansi secepat mungkin.

35

HYPERMAGNESEMIAAlkoholisme kronis, Sindroma kegagalan penyerapan intestinal diare Penghisapan Nasogastric pemberian makanan secara agresif setelah kelaparan (kurang makan) (seperti dalam TPN) tanpa penggantian Mg yang memadai Asministrasi berkelanjutan pada Mg cairan lv Diabetic KetoacidosisHyperaklosteronism Obat-obatan :- Diuretics- Aminogycoside Antibioticc (seperti gentacin)- Cisplatin- Vitamin D dosis besar atau suplemen-suplemen kalsium.- Pemeliharaan sitrat dalam produk darah, iritabilitas Neuromuscular :- Peningkatan refleks- Tanda-tanda chvostek dan trousseaus positif.- Sawan Manifestasi Cardiac- Tachyarrhythmlas-ECG berubah pada kasus-kasus berat :Ineterval P-R dan QT berkepanjangan, memperluas QRS kompleks, depresi segmen ST, dan inversi Twave

Tanda awal (level serum Mg pada 3 mEq/l atau 1,5 mmol – 2,5 mmol).- Kulit panas (pada periperial vasodilation).- Hypotension- Pusing-pusing dan muntah-muntahRasa ngantuk, reflek hypoactive, dan kelemahan otot (dapat terjadi pada level serum magnesium 5-7 mEq/ liter atau 2,5-3 mmol/l) Kesulitan pernafasan dapat terjadi pada level serum Magnesium 10 mEq/L atau 5mEq/LKoma dapat terjadi pada tingkat serum magnesium 12-15 mEq/L atau 5-7 mEq/LKetidaknormalan Cardiac.-Sinus bradycardia, memperpanjang interval-interval P-R, QRS, dan Q-T (pada level serum Magnesium 7,1 mEq/L - –0 mEq/L atau 3,5 – 5 mmol perliter).Blok jantung dan penahan cardiac didalam diastol (dapat tejadi pada level serum Magnesium 15-20 mEq/L atau 7,5-10 mmol/L).Bayi lemah dan tidak

1. Awasi/ peringatkan pasien atas resiko dan perkirakan kemunculannya. Bila dicurigai adanya hypermagnesemia, perhatikan parameter-parameter dibawah ini :

- Reflek Patellar ; jika tidak ada, beritahu dokter karena hal tersebut biasanya terjadi pada level serum magnesium lebih besar dari pada 7mEq/L atau 3,5 mmol/L. Jika ada kemajuan, cardiac atau penahanan respiratori dapat terjadi.- Tingkat Kesadaran : Perhatikan pada rada kantuk, lethargy dan koma.2. Jangan memberikan

Magnesium pada medikasi pada pasien yang mengalami kegagalan ginjal.

3. Peringatkan pasien berpenyakit ginjal untuk mengecek kesehatan mereka sebelum menjalani perawatan.

4. Waspadai faktor-faktor yang

Berhubungan dengan admenistrasi parenteral pda garam magnesium.

36

HypophosphatemiaAdministrasi glukosa pemberian makan setelah kelaparan. Diabetic Ketoacidosis. Phosphate – dinding antacids. Fase penyembuhan setelah terbakar setelah luka bakar.

menangis pada saat lahir

ParesthesiasKelemahan otot (mungkin dimanifestasikan sebagai penurunan kekuatan genggaman tangan dan kesulitan berbicara).Sakit pada otot. Perubahan mental seperti rasa cemas, kegelisahan, mata gelap dan koma.Cardium Yopathy Kegagalan respiratori akut. (mungkin berhubungan dengan kelemahan pada otot dada).Serum phosphate < dari2,5 mg/dl (0,8 mmol/L).Penurunan serat Oksigenasi

1. Beritahu kepada pasien atas resiko hypophosphatemia.

- Khususnya atas resiko kesalahan pemberian makan pada pasien.- Dimulai (terjadinya) dari TPN atu pemenuhan kalori yang besar dengan menggunakan infus.- Begitu juga resiko besar terjadi pada pasien dengan diabetik ketoacidosis selama periode perawatan awal dengan insulin dan cairan mitra venous.2. Awasi pasien yang

beresiko hypiphosphatemia.

3. Waspada bahwa pasien yanh terkena hipophostemia berat dapat terkena resiko infeksi karena perubahan pada sel-sel darah putih.

4. Atur produk-produk intravenous phosphate secara hati-hati. Perhatikan bahwa produk tersebut harus diatas perlahan-lahan pada cairan infus untuk menghindari phosphate intoxit. Persering pengawasan dari tingkat serum posporus untuk membimbing terapi.

5. Perhatikan bahwa pada orang dewasa dosis yang biasa untuk phosphorus adalah 10-

37

15 mmol/L cairan TPN. Tapi pengaturan dosis mungkin juga tidak mencukupi jika pasien tersebut berada dalam daerah anabolic tinggi.

9. Perhatikan kebutuhan akan pengenalan hiperlimintasi pada pasien yang mengalami kesalahan-kesalahan pada pemberian makanan. Awasi standart frekuensi aliran pada TPN.

7. Waspada terhadap peningkatan secara tiba-tiba pada level serum phosphorus yang dapat mengakibatkan hyphocalcemia. Untuk alasan ini tingkat serum Calcium harus dimonitor. Perhatikan rasa gatal disekitar mulut, tanda-tanda chpostek positif, arrhythmias dan hypotensi.

8. Karena ada kemungkinan pemberian phosphorus ketika memberikan cairan phosphat, monitor tanda-tanda hypophosphatemia dan garam.

9. Monitor diare pada klien-klien yang memakai suplemen phosporus oral ; konsultasikan pada dokter jika keadaan tersebut tidak berubah / bertambah parah.

10.Campurkan suplemen phosphorus dalam bentuk bubuk secara

38

oral dengan air dingin sehingga lebih nyaman. Juga kenyamanan dapat ditingkatkan dengan mendinginkan cairan yang dibuat dari bubuk tersebut.

HyperphosphatemiaKegagalan ginjal Kemoterapi Khususnya pada limpoboblastic leukimia dan lymphoma akut. Pemenuhan yang besar pada susu seperti pada perawatan peptic culcer. Penggunaan susu sapi pada bayi. Pemenuhan berlebihan pada phosphat didalam Laxativies. Administrasi berlebihan pada suplemen phosphorus baik secara intravenus. Konsumsi kelebihan pada vitamin D (meningkatkan penyerapan pada phosphorus ) Hypoparathyoiidtisme Hyperthyroidtisme.

Konsekuensi jangka pendek : . Gejala-gejala

tetanus, seperti rasa gatal pada jari tangan dan sekitar mulut, kekauan, dan kekejangan otot. Konsekuensi jangka panjang

Jatuhnya kalsium pospat pada daerah-daerah bukan tulang seperti pada ginjal, arteri, kulit, sendi atau kornea.

. Serum phosphate > 4,5 mg/dl (1,4 mmol/L).

1. Beritahu pasien atas resiko hperphosphatemia.

2. Awasi tanda-tanda tetanus seperti rasa gatal pada jari tangan dan sekitar mulut dan munculnya kram otot atau tanda-tanda chvostek dan trousseau positif pada pasien.

3. Waspadai bahwa gejala-gejala tersebut mungkin mengarah kepada hyposphate tinggi dan hampir sebagian besar terjadi pada pasien yang menerima pemasukan muatan phosphate tinggi.

Gangguan Keseimbangan Asam-Basa

Respiratori Acidosis

Respiratori Acidosis adala kelebihan primer asam karbonat dalam cairan ekstracellular. Setiap penurunan dalam ventilasi alveolar yang terjadi dalam retensi jarbondioksida dapat menyebabkan respiratori acidosis, karena paru-paru merupakan sumber dari problem, maka tidak dapat berpartisipasi dalam kompensasi. Ketika muatan (isi) asam karbonic meningkat, ginjal siap untuk menerima lebih banyak bikarbonat dan penibgkatan ekskresi hydrogen.

39

Respiratori Acidosis = pCO2 tinggi disebabkan oleh alveolar hypoventilation.

Respiratori Alkalosis

Respiratori Alkalosis adalah kekurangan primer pada asam karbonat didalam cairan ekstracellular. Itu merupakan hasil dari peningkatan ventilasi alveolar, dan juga penurunan dalam karbondioksida. Peningkatan didalam standar respiratori mengakibatkan hilangnya karbondioksida, karena karbondioksida dipisahkan lebih cepat diatas normal. Karena kekurangan karbondioksida, respiratori stimulan, depresi atau berhentinya respiratori seringkali terjadi. Karena paru-paru merupakan sumber dari problem, maka tidak dapat berpartisipasi didalam kompensasi karena itu, paru-paru mencoba untuk meringankan ketidakseimbangan dengan meningkatkan ekskresi inkarbonat dan dengan menerima lebih banyak hidrogen. Respiratori alkalosis = pCO2 rendah disebabkan oleh alveolar hyperventilation.

Metabolic Acidosis

Metabolic Acidosis adala kekurangan bikarbonat yang proporsional didalam cairan ekstracellular. Kekurangan tersebut dapat terjadi sebagai hasil dari peningkatan komponen-komponen asam atau kelebihan bikarbonat yang berkurang. Paru-paru mencoba mengkatkan ekskresi karbondioksida dengan meningkatkan standar dan kedalam respirasi. Ginjal mencoba untuk kompensasi dengan menerima bikarbonat dan dengan memisahkan lebih banyak hidrogen. Jika tubuh tidak dapat mengatur keseimbangan normal orang tersebut dapat kehilangan kesadaranya pada saat metabolik acidosis meningkat dan kematian seringkali terjadi.Metabolik Acidosis = bikarbonat rendah. Asam yang tidak dapat menguat digunakan untuk HCO3

- didalam jumlah yang tidak proporsional atau HCO3

- hilang dalam jumlah yang tidak proporsional.

Metabolik AlkalosisMetabolik Alkalosis adalah kelebihan primer asam karbonat. Ini

mungkin terjadi pada kehilangan asam yang berlebihan atau ingesti peningkatan basa atau retensi. Tubuh mencoba untuk mengkompensasi dengan menerima karbondioksida. Respirasi menjadi lamban dan dangkal, dan periode tidak bernapas mungkin terjadi. Ginjal mencoba untuk memisahkan potasium dan sodium dengan bikarbonat berlebih dan menerima hidrogen didalam asam karbonat.Metabolik alkalosis = Bikarbonat tinggi. Asam yang tidak menguap, hilang dan tidak digunakan. HCO3

- diterima dalam jumlah yang tidak proporsional.

40

Perawat Sebagai Role Model

Perawat diharapkan menjadi model role pada perilaku self – care (perawatan untuk diri sendiri) yang mengangkat cairan, elektrolit, dan keseimbangan asam basa harus bertemu pada tujuan-tujuan berikut :

Perawat akan :Mengevaluasi kegunaan makanan, diuretic, laxatif dan alkohol, dapat mengidentifikas resiko-resiko potensial pada kesehatan. Mengetahui situasi resiko tinggi pada keseimbangan cairan dan elektrolit.

Interpretasi

Pathophysiology menjadi dasar penyakit akut dan kronis, trauma dan memilih intervensi therautic dapat menempatkan pasien pada resiko tinggi atas ketidakseimbangan cairan, elektrolit, dan asan basa. Bila salah satu keseimbangan tersebut terjadi dapat secara serius mempengaruhi status kesehatan pasien dan dapat membahayakan jiwa. Dapat diarahkan pada :

Identifikasi pasien-pasien beresiko tinggi pada cairan, elektrolit dan ketidakseimbangan asam – basa.

Penetuan kehadiran ketidakseimbangan fisik. Penentuan efektivitas rencana perawatan.

Parameter penaksiran termasuk sejarah perawatan dan ekseminasi perawatan, catatan keluar masuknya cairan, berat harian, dan studi laboratori.

TABEL 35 – 5Gangguan Asam – Basa : Faktor-faktor etiologi, Karakteristik dan Intervensi Perawatan

FAKTOR-FAKTOR ETIOLOGI

KARAKTERISTIK INTERVENSI PERAWATAN

Respiratori Acidosis (asam karbonat berlebih)Pulmonary Edema Akut. Atelectatis. Pneumothorax, hemothorax.

Respiratori Acidosis Akut :-Kepala terasa penuh ( menyebabkan carebrvascular vasodibtion dan peningkatan aliran

Perawatan diarahkan pada perbaikan ; ukuran-ukuran pasti terbagi dengan penyebab ventilsi yang tidak memadai, agent-agent pharmacologic

41

Overdosis obat pengurang rasa sakit atau anesthetic. Posisi pada meja OR yang mempengaruhi respirasi Penahanan cardiac. Penahanan pneumonia. Laryngospasm.Pengaturan mekanisme vertilasi tidak wajar.

darah celebral, khususnya ketika lebih tinggi dari 60 mm Hg.- Gangguan mental.- Ketidaksadaran.- Sawan.- Jantung berdebar.- Ventricular fibrillation mungkin tanda pertama pada pasien anesthesi (berhubungan dengan hyperkalemia)- ABGS : pH > 7,35 PaCO2>42mmHg HCO3- normal atau

meningkat sedikit

Respiratori Acidosis Kronis :- Lemah.- Sakit kepala- ABGS :

PH , 7,35PaCO2 > 42 mmHgHCO3- >26 mEq (mmol/L)

digunakan sesuai indikasi. Sebagai contoh, bronchodilator membantu mengurangi kekejangan bronchial ; antibiotic digunakan pada infeksi respiration. Hidrasi yang memadai (2-3 L/ hari) diindikasi untuk menjaga cairan selaput mocous dan pemindahan fasilitas sekresi. Suplemen oksigen digunakan bila diperlukan.Respirasi mekanis, digunakan secara hati-hati, akan memperbaiki ventilasi paru-paru. Satu yang harus diingat bahwa penggunaan respirator mekanik yang terlalu giat dapat menyebabkan ekskresi yang cepat dari karbondioksida dimana ginjal tidak dapat membuang kelebihan bikarbonat dengan kecepatan yang memadai untuk mencegah alkalosis dan sawan. Dengan alasan tersebut, peningkatan harus dikurangi perlahan-lahan.

Respiratori AlkalosisRasa cemas yang berlebihan ( penyebab yang paling banyak ditemui )HypoxemioDemam tinggiSalicylate Intoxication dini

PaCO2 Rendah mengakibatkan cerebral vasoconstriction dan menurunkan aliran darah di otak. Tidak dapat berkonsentrasi penurunan iritasi kalsium (kekakuan,

Jika kecemasan adalah penyebab respiratori alkalosis, pasien harus diperingatkan bahwa gejala tersebut adalah sebab dari pernafasan abnormal. Beri petunjuk kepada pasien untuk bernafas

42

( menstimulasi pusat respiratori)Sistem syaraf pusat luka melibatkan pusat respiratori.Pulmonary EmboliThyrotoxicosisVentilasi berlebih dengan ventilator mekanikKehamilan ( level progesterone tinggi mempersensitif pusat respiratori pada phisologic)

rasa gatal dan circumoral poresthesia, terjadi bila respiratori alkalosis meningkat cepat).Sindroma Hyperventilation : Berkeringat. -Mulut kering - Pusing dan muntah - Pandangan kabur - Sawan dan kehilangan kesadaran ( mungkin dikarenakan cerebral eschemia, disebabkan oleh cerebral vasoconstriction) - Berdebar - Tremuloushess - ABGS : pH > 7,45 PaCO2 < 38 mmHg HCO3- < 22 mEq

lebih perlahan ( untuk mengakumulasi karbondioksida) atau bernafas dalam sistem tertutup (seperti dengan kantong kertas) itu dapat menolong. Biasanya obat untuk mengurangi rasa sakit digunakan untuk melegakan ventilasi pada pasien yang mengalami kecemasan berat (jika alkalosis cukup untuk menyebabkan pingsan, peningkatan ventilasi berhenti dan respirasi akan kembali normal) Perawatan untuk pencegahan respiratori alkalosis diarahkan pada pembenahan problem yang menjadi sebab utama.

Metabolik Acidosis (kekurangan Basa – Bikarbonat)Kesenjangan anion normal :- Diare- Intestinal fistulasUreteroussigmoidost- Hyperalimentation- Obat-obat yang diasamkan (seperti Amonium Klorida)- Renal Tubular Acidosis (RTA) Kesenjangan anion tinggi :-Dabetic Ketoacidosis-Kekurangan ketoacidosis-Lactic acidosis- Gagal ginjal- Ingesti ( seperi salicylaes, ethylene glycol, dan

- Sakit kepala-Kegelisahan/ kebimbangan- Rasa kantuk-Peningkatan level respiratori dan kedalaman respiratori - Pusing-pusing dan muntah-muntah.-Peripheral Vasodilation-Penurunan pengeluaran cardiac ketika pH jatuh dibawah 7- ABGS pH < 7,35 HCO3- < 22mEq PaCO2 < 38 mmHg BE negatif

Hyperkalemia sering muncul (kecuali dalam diare, RTA dan

Perawatan diarahkan membenahi atau membetulkan kerusakan metabolis jika penyebab-penyebab problem adalah pemenuhan clorida yng berlebih, perawatan terfpkus pada melenyapnya sumber. Ketika diperlukan, bikarbonat diadministrasi.

43

methanol). penggunaan acetazolamide).

Metabolik Alakalosis ( Kelebihan Basa Bikarbonat) Muntah-muntah Hipokalemi Hiperaldosteronis

m Cushing’s

syndrome Potassium

kehilangan diuretik

Alkali ingestion (bicarbonat mengandung antasida)

Administrasi NaHCO3 parenteral pada cardiopulmonary resusitasi

Perasaan lega tiba-tiba pada respiratory asidosis kronis

Yang berhubungan dengan ionisasi kalsium : Rasa gatal pada jariCircumoral parenthesiaKekejangan carpopedalOtot-otot hipertonikRespirasi terdepresi

ABGS :PH : 7,45Bikarbonat > 26 mEqPaCO2 > 42 mmHgBE positif Hipokalemia sering munculSerum Cl lebih rendah dari Na

Perawatan ditujuan kepada pengembalian kondisi abnormal.Cl yang memadai harus disuplai ke ginjal untuk penyerapan sodium dengan Cl (memungkinkan ekskresi kelebihan bikarbonat.

Perawatan juga meliputi pengembalian volume cairan normal dengan cairan NaCl

RIWAYAT KEPERAWATANTiap riwayat perawatan komperhensif seharusnya menyangkut

pertanyaan-pertanyaan yang mengijinkan perawat untuk menaksir cairan pada pasien, elektrolit dan keseimbangan asam – basa. Pertanyaan-pertanyaan kuestioner juga harus dilakukan dalam indikasi pasien dengan resiko ketidakseimbangan. Faktor-faktor resiko meliputi : Pathophysiology menggaris bawahi penyakit akut dan kronis (seperti

diabetes mellitus, kegagalan karena penyumbatan pada jantung dan kegagalan jantung).

Kehilangan cairan-cairan tubuh secara abnormal (muntah-muntah dan diare berat atau berkepanjangan, luka berair).

Terapi dengan kecenderungan yang merusak cairan dan keseimbangan elektrolit (medikasi dengan diuretic dan steroid, perawatan seperti terapi intravenous dan zat makanan total parenteral).

Pemeriksaan Perawatan

Merheny (1987) merekomendasikan atau menyarankan bahwa perawat harus memperhatikan parameter-parameter ketika menaksir status

44

cairan dan elektrolit pasien : bandingkan pengambilan dan keluaran total dari cairan, volume urin dan konsentrasi urin, pembengkakan kulit dan lidah, derajat cairan pada rongga mulut, berat badan, rasa haus, air mata dan air liur, temperatur kulit, rupa kulit wajah, edema, tanda-tanda vital, leher dan tangan, tekanan verous pusat, dan iritabilitas neuromusovior. Ketika dicurigai ada ketidakseimbangan pada elektrolit dan karakteristik dapat membantu penaksiran (lihat tabel 35-4). Tabel 35-7 menghadirkan atau menjelaskan masing-masing parameter tersebut, temuan-temuan pada orang dewasa yang sehat, dan temuan-temuan yang berarti.

Mengatur Pengeluaran dan Pemasukan Cairan

Ketika dokter atau perawat memerintahkan bahwa pemasukan dan pengeluaran cairan harus dipertimbangkan atau ditakar secara terus menerus, pasien, keluarga pasien, dan semua pemberi perawatan harus diberitahu takaran tentang semua cairan yang keluar dan masuk tubuh. Kondisi pasien akan menjelaskan seberapa tepat ukuran-ukuran pengeluaran dan pemasukan yang ada. Ketaatan pada petunjuk-patunjuk tersebut akan membantu menyingkirkan kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi dalam takaran pengeluaran dan pemasukan cairan : Segera pada saat penakaran pengeluaran dan pemasukan

diperintahkan kepada pasien, dan keluarganya diinstruksikan bahwa perawat membutuhkan catatan mengenai semua cairan yang keluar ke dan dari tubuh. Penjelasan yang sederhana dari mengapa hal tersebut dilakukan ditawarkan sama baiknya dengan instruksi yang spesifik tentang bagaimana pasien dapat membantu untuk tetap menjaga keakuratan catatannya sebagai pasien pengukuran tersebut akan berlanjut.

Pasien yang direncanakan untuk penanganan dan perawat kardex harus menghubungi atau membicarakan kepada personil perawat tentang kebutuhan pengukuran atau takaran masuk dan keluarnya cairan. Tanda ditempatkan didalam kamar pasien dan papan pencatatan pada sisi tempat tidur mencatat pemasukan dan pengeluaran sangat membantu untuk mengingatkan perawat dan pasien.

Pemasukan untuk mengingatkan perawat dan pasien

Pemasukan Cairan meliputi :a. Semua cairan dan makanan yang tetap cair pada suhu kamar

1. Gunakan agenoys designation dari volume spesifik pada makanan (gelas jus = 90 ml ; susu karton = 240 ml).

2. Ingatkan pasien bahwa meminum air cairan diantara waktu makan dicatat; gelas atau cangkir yang disediakan dengan ukuran kecil disamping tempat tidur memudahkan pengukuran yang akurat.

3. Ingat bahwa medikasi cairan atau air masuk bersama pil mungkin atau dapat meningkatkan pemasukan cairan-cairan pada pasien.

b. Semua cairan-cairan parenteral.c. Cairan-cairan lain yang diambil ke dalam tubuh ( yang masuk ) : cairan-

cairan subcutanecus, cairan-cairan yang dimasukan kedalam tabung drainase, cairan-cairan (larutan) edema.

45

Cairan pengeluaran pasien meliputi :a. Urin, muntah, diare, keluarnya cairan dari fistulas, luka dan luka

bernanah, dan keluarnya air dari alat-alat penghisap. Alat-alat pengukur harus sudah tersedia untuk pengukuran yang akurat. Kotak atau tempat pengumpul urin yang sudah diukur yang dapat cukup ditempatkan dibawah toilet tersedia untuk pasien yang parah. Urin yang ada ditempat tidur, muntah yang ada pada baju atau tempat tidur dan lain-lain, harus diperiksa atau diperkirakan.

b. Berkeringat berat harus ditulis pada catatan pengeluaran, apalagi bila baju atau sprei tempat tidur basah.

c. Hyperventilation juga harus dicacat pada catatan pengeluaran.

Pengeluaran ataupun masuknya cairan harus diukur atau ditakar sebisa mungkin, dari pada hanya diperkirakan. Pengukuran pengeluaran dijelaskan pada bab 33. Kegagalan atau kasalahan pada pencatatan pengeluaran atau pemasukan pada saat pengukuran akan mengakibatkan pengukuran tersebut bisa terlupa.

Total pengeluaran dan pemasukan umunya dicatat tiap 8 jam dan ditotal tiap 24 jam. Pada kesimpulan dari tiap pencatatan tersebut pasien harus mempertanyakan tentang pemasukan dan pengeluarannya.

Berat Harian

Karena banyak sumber pada ketidak akuratan pengukuran pemasukan dan pengeluaran cairan (pfloum, 1979). Catatan dari berat pasien dapat menjelaskan gambaran yang lebih akurat pada status keseimbangan cairan. Garis penuntun dalam pengukuran berat yang akurat meliputi penimbangan pasien (1) pada waktu yang sama setiap hari, biasanya dipagi hari sebelum sarapan dan setelah dan siang; (2) dengan baju yang sama atau mirip; dan (3) atau skala yang sama.

Studi LaboratoriTes laboratorium sangat membantu dalam menentukan keberadaan

cairan, elektrolit dan keseimbangan asam – basa. Standar tes meliputi ;

Complete Blood Count ( CBC )Basic screening test adalah penentuan dari total jumlah dari sel-sel

darah merah ( RBC ) dan kualitas hemoglobin dan hematocrit. Nilai-nilai tersebut meliputii : Peningkatan nilai hematrocit : ditemukan didalam dehirdrasi dan shock

berat. Penurunan hematrocit : ditemukan dengan akut kehilangan darah berat

dan dengan reaksi hemolytic

46

Peningkatan tingkat hemoglobin : ditemukan dalam konsentrasi hemo pada darah.

Penurunan tingkat hemoglobin : ditemikan dengan berat dan reaksi hemoltyic.

Serum ElektrolitScreening test ini dilakukan secara rutin atas ijin rumah sakit yang

menyediakan informasi pada tingkat plasma dari elektrolit terpilih. Penentuan biasanya dilakukan dengan tingkat plasma pada sodium, potasium, clorit, dan ion-ion bikarbonat.

Urin dan spesific GravityPH urin Spesific Gravity keduanya mungkin diperoleh dengan

pengukuran dipstick dari pada spesimen-spesimen yang sudah tidak dipakai atau dengan melewati analisa laboratorium. PH urin menggambarkan kekuatan dari urin sebagai asam lemah atau larutan basa dan ukuran-ukuran konsentrasi ion-ion hidrogen bebas Pada urine. Spesific Gravity maksudnya adalah kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan urin. Luasnya spesific gravity tergantung pada wilayah hidrasi dan penggantian dengan volume urin dan isi larutan yang akan dipisahkan. Luas nilai normal dari 1,003 -–1,035.

TABEL 35 – 6Ketidakseimbangan dihasilkan dari kehilangan cairan tubuh yang spesifik

CAIRAN YANG HILANG KETIDAKSEIMBANGAN YANG TERJADI

Cairan Gastrik Defisit Volume cairan ekstracellularMetabolik AlkalosisKekurangan sodiumKekurangan PotasiumTetanus (juka terjadi metabolik alkalosis)Kekurangan Magnesium

Cairan Testinal Defisit volume cairan ekstracellualarMetabolic AcidosisKekurangan sodiumKekurangan Potasium

Bile ( Empedu ) Kekurangan SodiumMetabilic Acidosis

Cairan Pancretic Metabolic AcidosisKekurangan Sodium

47

Kekurangan KalsiumKekurangan volume cairan ekstracellular

Keringat Kekurangan volume cairan ekstracellularKekurangan Sodium

Kehilangan air yang tidak dapat dilihat atau dirasa

Kekurangan Air ( dehirdrasi )Kelebihan Sodium

Exudate Luka Kekurangan ProteinKekurangan SodiumKekurangan Volume Cairan Ekstracellular

Ascites Kekurangan ProteinKekurangan SodiumPergantian cairan plasma ke cairan intersisialKekurangan volema cairan ekstracellular

TABEL 35 – 7Parameter untuk dipertimbangkan dalam pengukuran klinis untuk cairan, elektrolit dan keseimbangan asam – basa

PARAMETERPENGUKURAN

PERTIMBANGANPERAWATAN

DITEMUKAN DALAM ORANG DEWASA SEHAT

TAMBAHAN-TAMBAHAN YANG SIGNIFIKAN

Perbandingan dari total pemasukan dan total pengeluaran cairan

Catatan disyahkan oleh perawat kepada pasien yang sedang mengalami atau pasien yang potensial terhadap problem air atau elektolit.

Pemasukan meluputi semua cairan yang masuk kedalam tubuh (cairan-cairan oral, makanan yang berbentuk cair

Masuknya cairan rata-rata sama dengan keluarnya cairan, bila dirata-rata diatas 2 – 3 hari

Luas daerah cairan yng masuk dan hilang 1500 ml – 3500 ml ; rata-rata masuk dan keluarnya cairan pada orang

Ketika pemasukan kurang dari total pengeluaran, pasien berada dalam bahaya kekurangan volume cairan

Ketika total pemasukan lebih dari total pengeluaran, pasien berada dalam bahaya kelebihan volume cairan

48

pada suhu kamar, cairan-cairan intravenous, air dan cairan infusi, cairan-cairan subtanenius diberikan larutan enema).

Pengeluaran meliputi urin, muntah, diare, pengeringan dari fistulas, dan pengeringan dari peghisapan apparatus. Keringat dan pengeringan dari luka harus dicacat dan di perkirakan Hyperventilation berkepanjangan juga harus dicatat

dewasa kira-kira 200ml / hari /

Pemgeluaran urin secara normal memperkirakan ingesti dari cairan ; air dan makanan dan oksidasi diseimbangkan dengan kehilangan air lewat feces, kulit, dan proses respiratori.

Volume dan konsentrasi urin

Ukur semua kehilangan cairan menurut rute/ jalur.

Gunakan alat-alat yang sudah diukur (alat ukur) untuk volume kecil dari urin. Bila volume urin tiap jam perlu diukur.

Perhitungkan faktor-faktor yang dapat merubah pengeluaran urin :

Pengeluaran unit normal adalah sekitar 1 ml per kg berat badan perjam (untuk rata-rata dewas : 1500 ml/ 24 jam) karena peningkatan sekresi aldosterone dan ADH.

Luas daerah spesifik gravity adalah dari 1,003-1,035

Volume urin rendah dengan spesifik gravity tinggi mengindikasikan kekurangan volume cairan.

Volume urin tinggi dengan spesifik gravity rendah mengindikasikan penyakit ginjal

Volume urin tinggi mengalibatkan volume cairan berlebih.

Volume urin

49

1. Jumlah pemasukan cairan

2. Kehilangan lewat kulit, paru-paru, dan gastrointestinal.

3. Jumlah produk buangan untuk ekskresi.

4. Kemampuan pengkonsentrasian pada ginjal.

5. Volume darah

6. Pengaruh-pengaruh hormonal (dominannya aldosteron dan ADH)

luas daerah osmolalitas urin antara 500 mOsm dan 800mOsm / kg (mmol / kg ).

meningkat pada saat / kondisi cairan solute tinggi termuat, seperti diabetes melitus dan demam.

Hypovolemia menyebabkan peningkatan volume urin jika ginjal berfungsi normal.

Berat tubuh Karena keitdakakuratan sering terjadi dalam mencatat pemasukan dan pengeluaran, berat tubuh dipercaya sebagai indikator yang lebih akurat.

Petunjuk untuk mengukur berat pasien :

1. Gunakan skala yang sama setiap kali pengukuran

2. Ukur berat

Berat pasien harus relatif tetap stabil.

Variasi yang cepat pada berat tubuh menggambarkan perubahan dalam volume cairan tubuh.

Kehilangan yang cepat pada berat tubuh akan terjadi bila total pemasukan cairan kurang dari total pengeluaran cairan.1. Kehilangan

cepat 2% total berat tubuh (TBW)

50

pada waktu yang sama setiap hari.

3. Pastikan pasien memakai pakaian yang sama atau sejenis.

4. Jika pasien tidak dapat berdiri pada skala portable / kecil, gunakan skala tempat tidur.

mengindikasi kekurangan volume cairan ringan.

2. Kehilangan cepat 5% TBW mengindikasi kekurangan volume cairan menengah.

3. Kehilangan cepat 8% atau lebih TBW mengindikasikan kekurangan volume cairan berat / parah.

Pemasukan secara cepat berat tubuh akan terjadi bila total pemasukan cairan lebih besar dari pada total pengeluaran cairan.

1. Pemasukan cepat 2% TBW mengindikasikan kelebihan volume cairan ringan.

2. Pemasukan cepat 5% TBW mengindikasikan

51

kelebihan volume cairan menengah.

3. Pemasukan cepat 8% atau lebih TBW mengindikasikan kelebihan volume cairan berat / parah.

4.Elastisitas Kulit

Cubit kulit pasien di atas tulang dada, paha atu dahi.

Beberapa orang memilih untuk test turgor(elastisitas) pada anak-anak pad dareah di tengah-tengah paha.

Turgor kulit dapat berbeda menurut umur, daerah zat gizi, dan bahkan menurut ras.

Cubutan pada kulit akan langsung kembali ke posisi normal jika dilepaskan.

Pengurangan elastisitas kulit biasa terjadi pada pasien-pasien yang lebih tua (berumur lebih dari 55-60 tahun) dikarenakan penurunan dalam elastisitas kulit primer.

Pada seseorang yang mengalami kekurangan volume cairan, kembalinya kulit keposisi normal setelah cubitan dilepas lebih perlahan ; kulit mungkin tetap terangkat untuk beberapa detik.

Kurang gizi berat (parah), khususnya pada bayi dapat mengakibatkan depresi turgor kulit walaupun tanpa kekosongan atau kekurangan cairan.

Turgor Lidah Tidak seperti turgor kulit, turgor lidah tidak

Pada orang mengalami kekurangan lidah, mereka

52

terpengaruh pada umur tertentu.

Ditemukan pada orang dewasa yang sehat.

Lidah berkerut memanjang

mengalami kerutan memanjang dan lidahnya lebih kecil.

Kelebihan sodium menyebabkan lidah kelihatan merah dan lengkap.

Air dan rongga mulut

Mulut kering mungkin dikarenakan kekurangan volumeCairan atau pernafasan lewat mulut.

Jika ragu-ragu perawat harus memasukkan jarinya pada rongga mulut dan rasakan selaput antara pipi dan gusi ; kekeringan pada dareah tersebut mengindikasikan kekurangan volume cairan.

Selaput lendir basah pada rongga mulut.

Kekeringan pada selaput atau membran dimana pipi dan gusi bertemu mengindikasikan kekurangan volume cairan.

Selaput lendir yang lengket yang kering diidentifikasikan didalam kelebihan sodium.

Air mata dan ludah

Air mata dan air ludah menurun secar normal menurut umur

Ketiadaan air mata dan air ludah pada anak merupakan tanda dari kekurangan volume. Cairan hal itu menjadi lebih jelas dengan hilagnya cairan 5% dari berat tubuh.

Warna kulit dan suhu kulit

Metabolic Acidosis menyebabkan tubuh hangat,

53

kulit panas (dikarenakan peripheral vasodilation).

Kekurangan volume cairan yang parah menyebabkan kulit pucat dan dingin (dikarenakan vasoconstristion, dimana terjadi untuk mengganti / mengkompensasi hypovalemia).

Raut Wajah Kekurangan volume. Cairan 10% dari berat badan menyebabkan penurunan tekanan intravaskular yang mengakibatkan mata kelihatan cekung dan terasa lembut waktu menyentuh.

Edema (Akumulasi yang berlebih pada cairan intersisial)

Pitting (berlubang) edema (fenomena yang dibuktikan mengenakan daerah edemataus dengan satu jari dan melepaskanya dan bekas tekanan jari tersebut tetap tinggal) mungkin

Tidak ada ederma

Secara klinis edema tidak biasanya terlihat / tampak pada orang dewasa sampai retensi 5 lb – 10 lb kelebihan cairan terjadi.

Pitting (berlubang) edema tidak dapat menjadi bukti sampai sekurangnya 10%

54

diindikasikan dengan menggunakan tanda-tanda plus untuk mengindikasikan jumlah / besarnya daerah (range) dari + 1 (dipersepsikan ederma) sampai + 4 (ederma parah)

Pengukuran bagian tubuh dengan pita milimeter, pada daerah yang sama setiap hari, adalah metode yang lebih pasti untuk pengukuran.

Kelebihan cairan intersisial dapat menimbun lebih banyak didalam extremitas yang lebih rendah dari pasien ambulatori dan didalam daerah presakal pasien yang berbaring

Kehadiran periorbital (disekitar mata) ederma atau pedal edema harus segera dilihat / dicari ederma

peningkatan berat badan terjadi.

Formasi dari edema mungkin dapat dialokasikan (seperti thrombophlebitis) atau digeneralisasikan (seperti dalam kegagalan jantung, cirrhoss liver, atu sindroma nephrotic adalah merupakan hasil dari retensi sodium.

Tidak akan terjadi/ tidak ada perihal edema dengan hanya retensi air saja (seperti terjadi dengan sekresi berlebih ADH). Lagi pula ada daerah bengkak cellular yang dapat dideteksi dengan menekan satu jam diatas sterum (tulang dada) dan meninggalkan jejak jari.

55

dibagian lain tubuh.

Suhu Tubuh Karena demam meningkatkan hilangnya cairan-cairan tubuh, penting bahwa peningkatan/ naiknya suhu dideteksi secara dini dan intervensi yang seharusnya dilakukan.

Suhu tubuh dan tanda-tanda vital lainya harus ditetapkan pada pertimbangan perawat.

Temparatur bascline diurnal variations

Ada kenaikan suhu tubuh dalam hypermatremia (dehirdrasi) mungkin berhubungan dengan kekurangan/ ketiadaan/ tidak tersedianya cairan untuk berkeringat. Juga dehirdrasi mempunyai efek langsung pada hypothlamus.

Ada penurunan pada suhu tubuh dalam kekurangan volume. Cairan bila tidak terkomplikasi oleh infeksi (mungkin merupakan hasil dari penurunan metabolisme.

Demam meningkatkan hilangnya cairan-cairan tubuh.

1. Peningkatan metabolisme menghasilkan lebih banyak limbah metabolic dan peningkatan urin.

2. Demam juga menyebabka

56

n hyperpnea, (peningkatan pernapasan yang terjadi/ hasilnya pada hilangnya uap air ekstra melalui paru-paru).

Kenaikan temperatur antara meningkatkan kebutuhan cairan dalam 24 jam sekurangnya 500ml, dan suhu diatas 103 meningkatkan kebutuhan cairan sekurangnya 1000 ml.

Nadi Standar nadi baselme (normal), ritme normal dan volume normal.

Tochycardia biasanya merupakan tanda paling dini dari penurunan volume vascular dihubungkan dengan defisit volume cairan hal tersebut mungkin juga dapat dihubungkan dengan kekurangan magnesium atau potasium.

Kelebihan magnesium atau potasium dapat menyebabkan

57

penurunan kecepatan/tempo jantung.

Denyut nadi yang tidak biasa juga terjadi dengan ketidakseimbangan potasium dan kekurangan magnesium.

Volume nadi menurun dalam kekurangan / defisit volume cairan dan meningkat dalam kelebihan volume. Cairan

Respirasi Standar nadi baseline (normal), ritme normal dan volume normal.

Respirasi yang dalam, dan cepat mungkin merupakan mekanisme kompensasi untuk metabolic acidosis atau kegagalan primer yang menyebabkan respiratori alkalosis.

Resperasi yang lambat dan dangkal mungkin merupakan mekanisme kompensasi pada metabolic alkalosis atau kegagalan primer penyebab respiratori acidosis.

58

Rasa lemah atau kelumpuhan otot-otot respiratori terjadi pada hypo atau hyperkalemia yang parah, dan pada kelebihan magnesium parah.

Berkumpulnya air, diluar penyakit cardiopulmonary, mengindikasikan kelebihan volume cairan.

Tekanan Darah

Kapanpun ketidak seimbangan cairan dicurigai, periksa tekanan darah pada saat pasien berbaring duduk dan berdiri.

Tekanan darah normal

Jatuhnya tekanan melampaui 10 mm Hg pada saat berbaring keposisi duduk atau berdiri (postural hypotensi) biasanya mengindikasikan kekurangan volume cairan.

Hypotension dapat terjadi dengan kelebihan magnesium (terjadi pertama pada level 3 mEq-5mEq/liter atau 1,5 mmol-2,5 mmol / liter).

Hypotention dapat terjadi dengan kekurangan magnesium dan dengan

59

kelebihan volume cairan.

Pembuluh darah leher (tekanan venous pusat)

Pembuluh darah leher menyediakan built in marometer untuk perubahan – perubahan yang mengikuti dalam tekanan venous pusat (CVP).

Untuk mengistimasikan tekanan venous pusat, perawat :1. Posisikan

pasien dengan posisi flowers (kepala tempat tidur diangkat sampai 30-45 derajat).

2. Buka baju pasien yang memadai yang mehalangi leher atau dada atas.

3. Sediakan penerangan yang memadai untuk melihat efektivitas pembuluh darah leher pada setiap sisi leher.

4. Ukur level /

Normalnya, ketika pasien telentang, pembuluh darah leher eksternal mengisi batas anterior dari otot sternocledomastoid. Pada pasien dengan posisi duduk 45, pembengkakan venous secara normal tidak meluas lebih dari 2 cm. Diatas sudut sternal.

Tekanan diatrium kanan biasanya 0 cm – 4 cm air ; tekanan pada vena cava kira-kira 4 cm – 11 cm air.

Cup rendah mungkin dapat mengindikasikan.1. Penurunan

volume darah.

2. Obat penyebab vasocilation (menyebabkan pooling pada darah didalam pembuluh darah peripheral)

Cup tinggi mungkin dapat mengindikasikan1. Peningkata

n volume darah.

2. Kegagalan jantung.

3. Vasoconstriction.

60

tingkat dimana pembuluh darah membesar atau diatas level manubrium.

Perkiraan yang lebih akurat dari volume. Darah dapat dicapai dengan mengukur tekanan venous pusat dengan manometer atau dengan pengawasan hemodynamik dengan alat dapat mengukur tekanan pada dua sisi dari jantung.

Iritabilitas Neuromuscular

Ketika ketidakseimbangan pada kalsium, magnesium dan sodium dicurigai, penting untuk menaksir peningkatan atau penurunan iritabilitas neoumuscular pada pasien.

Otot yang sedang ditest seharusny perlahan-lahan mengencang pada pasien harus santai.

Refleksi

Untuk mengetes tanda-tanda trousseau, tempatkan alat tekanan darah pada lengan dan pompa diatas tekanan sysbolic selama 3 menit (respon negatif)

Untuk mengetes tanda chvostele, syaraf muka harus diketuk kira-

(chuostekssign) pasien dengan hypokalemia atau hypomagnesemia akan memberi respon positif dengan sentakan unilateral pada otot-otot muka, termasuk mata dan bibr.

(Troosscau sign) respon positif merupakan perkembangan dari kekejangan

61

biasanya termasuk pada skala 0 - +40 = tanpa reaksi1+= kadang mengecil tetapi ada2+= normal3+= lebih cepat dari rata-rata4+= hyperactive.

kira 2 cm anterior sampai carlove (respon negatif).

carpal. Reflek yang

dalam pada otot munglin hypoactive pada kehadiran hyperkalemia, hypermagnesemia, hypokalemia, dan acidosis.

Gas –Gas Darah Arteri

Gas-gas darah arteri dimaksudkan untuk mencapai kecukupan oksigenasi dan ventilasi dan untuk menentukan status asam – basa. Analisa gas darah menyediakan nilai-nilai dari pH, pCO2, HCO3-, pO2 dan saturasi (penjenuhan oksigen) oksigen.1. Menentukan apakah pH alkalotic (> 7,45) atau acidosis (< 7,35)2. Berikutnya periksa pCO2 (parameter respiratori) dan HCO3- (parameter

metabolik) untuk mengidentifikasikan penyebab perubahan pH. Acidosis disebabkan oleh level karbon dioksida tinggi (hypoventilation) atau level bicarbonat rendah. Alkalosisi disebabkan oleh level karbondioksida rendah (hyperventilation) atau level bikarbonat tinggi.a. Dalam ketidakseimbangan asam – basa respiratori, nilai-nilai pH dan tidak normal.b. Dalam ketidakseimbangan asam – basa metabolik, nilai-nilai pH dan

HCO3- keduanya tinggi atau keduanya rendah.

Respiratory Acidosis PHPH < 7,35

PCO2 HCO3-

normalMetabolic Acidosis PH

PH < 7,35PCO2 normal HCO3

-

Respiratory Alkalosis

PHPH > 7,35

PCO2 HCO3- normal

Metabolic Alkalosis PHPH > 7,35

PCO2 normal HCO3-

3. Menentukan apakah tubuh berkompensasi pada perubahan pH

DiagnosaKetika interpretasi data menunjukan problem-problem pada cairan

dan elektrolit dapat diperbaiki pada terapi perawatan yang mereka terima satu dari label diagnosa ini :

62

Perubahan dalam volume cairan : meningkat Perubahan dalam volume cairan : kekurangan aktual Perubahan dalam volume cairan: kekurangan,

potensial/resiko

Kelebihan volume cairan mungkin merupakan hasil dari penungkatan yang besar dari penerimaan / pemasukan cairan, atau lebih sering dari penurunan ekskresi seprti terjadi dalam penyakit ginjal progresiv dan dengan kanker. Kekurangan volume cairan mungkin merupakan hasil dari penurunan pemasukan cairan, peningkatan ekskresi cairan, penggantian / perputaran cairan, dan dari kebutuhan khusus untuk cairan dan elektrolit oleh latihan strenous, udara panas atau kekeringan, dan kondisi yang dapat meningkat standar metabolic (demam). Tabel 35 – 8 menyajikan faktor-faktor yang mengkontribusi dan karakteristik dari diagnosa tersebut. Analisa perawat pada intrepretasi data mungkin juga mengarah kediagnosa atas spesifik elektrolit atau gangguan asam – basa yang disebut problem-problem kolaburatif (bersama) karena mereka meminta intervensi gabungan dengan perawatan dan pengobatan (lihat tabel 35-4 dan 35-5).Gangguan pada cairan, elektrolit dan keseimbangan asam – basa mungkin memperlihatkan banyak daerah lain dari fungsi manusia,seperti :

Aktifitas yang tidak dapat ditoleran berhubungan dengan dysnea. Kecemasan sehubungan dengan pulmonary edema. Ketidak efektifan dalam bernafas sehubungan dengan mekanisme

kompensasi oleh paru-paru (hypo atau hyperventilation). Penurunan pengeluaran cardiac sehubungan dengan penurunan

volume darah, shock Perubahan kenyamanan sehubungan dengan restricsi cairan, odema

potensial pada luka sehubungan dengan iritabilitas neuromuscullar, cardiac arrhythmia.

Perubahan selaput lendir mulut sehubungan dengan dehidrasi. Gangguan integritas kulit sehubungan dengan dehidrasi edema. Perubahan proses berpikir sehubungan dengan cerebral (otak)

edema, kebingungan / disorientasi mental Perubahan pola eliminasi urin sehubungan dengan penurunan perfusi

ginjal, penurunan volume plasma.

TABEL 35 - 8 Diagnosa Keperawatan untuk Problem Umum Cairan dan Elektrolit

DIAGNOSA FAKTOR-FAKTOR CONTOH

63

ETIOLOGI DAN KONTRIBUSI

KARAKTERISTIK

Kelebihan Volume Cairan

Faktor-faktor patofisiologi : Kegagalan ginjal Penurunan cardiac

output Penyakit ginjal Akumulasi cairan

abnormal Problem-problem

hormonal

Contoh karakteristik ;“Saya merasa cincin kawin saya menjadi sempit…, juga pakaian saya tidak cukup lagi seperti dulu, saya juga merasa berat badan saya bertambah “ Laporan dyspnoe

dengan rasa lemah dan lelah

Adanya pitting edema pada kaki, sendi kaki dan kaki bawah

Kulitkencang dan mengkilap

Pembengkakan venous leher

Faktor-faktor situasiInfus intra vena yang berlebih

Karakteristik : Gerakan nadi

meningkat dari baseline (garis normal).

Respirasi yang dangkal dan respirasi cepat.

Tekanan darah meningkat.

Faktor-faktor Nutrisi : pemasukan sodium berlebih, pemasukan protein rendah.

Karakteristik : Penambahan berat

badan 10 lb (4-5 kg) dari bulan lalu.

Pemasukan cairan lebih besar dari pengeluaran.

“Saya rasakan / merasa bengkak”.

Kekurangan Volume Cairan

Penurunan pemasukan cairan : dikenakan / terkena restriksi cairan, ketidakmampuan untuk menelan cairan (debilitasi, sakit pada mulut ), depresi.

Karakteristik : “Setelah saya flu saya

merasa lemah dan tidak dapat bergerak dari tempat tidur… saya merasakan hal itu selama dua hari.

Peningkatan denyut nadi dan respirasi.

Lendir mulut kering,

64

bibir rusak, lidah berkerut.

Pengeluaran urin jarang.

Kehilangan cairan abnormal : muntah; diare; drainase abnormal; enemas; diurentik; kehilangan darah; diaphorosis; terbakar.

Karakteristik : “Saya merasa setiap

saat”. “Saya muntah-muntah

dan diare berkali-kali setiap hari”.

Kehilangan berat : 5 lb (2-3 kg)

Pengeluaran cairan lebih besar dari pemasukan.

Pembuluh darah leher hilang pada saat berbaring lurus.

Penurunan turgor (elastisitas) kulit.

Peningkatan kebutuhan akan cairan : latihan-latihan sternous, udara panas ekstrem atau kekeringan, demam (peningkatan tingkat metabolic).

Karakteristik : Kulit hangat untuk

menyentuh, berair dan panas.

Peningkatan suhu : denyut nadi, respirasi.

Penurunan tekanan darah.

Planning Tujuan (Keberhasilan ) Pasien Tindakan perawatan untuk setiap pasien didukung oleh tujuan pasien dibawah ini : pasien dewasa yang sehat akan : Mengatur keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran cairan

(rata-rata sekitar 2500 ml masuknya cairan dan pengeluaran dalam 3 hari).

Mengatur spesific gravity urin dalam daerah normal (1,010 – 1,025 ). Mempelajari perilaku perawatan diri sendiri untuk menjaga

keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam – basa – mengatur pemasukan yang memadai dari cairan dan elektrolit; memberi respon

65

atas tanda-tanda tubuh dari ketidakseimbangan cairan; elektrolit atau asam – basa yang mengancam.

Bila ketidakseimbangan terjadi, pasien akan menceritakan gejala – gejala setelah implementasi dari perawatan ( 1 bulan setelah penurunan pemasukan sodium pasien melaporkan kehilangan berat 4 lb ( 1,8 kg ).

Implementing Intervensi perawatan untuk mencegah dan membenahi ketidakseimbangan cairan, elektrolit dan asam – basa meliputi modifikasi ransum, modifikasi pemasukan cairan, administrasi medikasi, terapi intravenous, darah dan penggantian produk darah dan nutrisi parenteral total.

Mencegah Ketidakseimbangan CairanPemasukan cairan yang memadai dan keseimbangan yang baik,

makanan yang bergizi dengan penyesuaian yang wajar lingkaran tidur, adalah hal-hal yang penting mendasar untuk meningkatkan keseimbangan cairan. Hal-hal dibawah ini merupakan hal-hal dasar yang dibutuhkan perawat sehingga pertimbangan untuk membantu mencegah ketidakseimbangan cairan : Terbiasa dengan hal-hal umum dalam kehidupan sehari-hari yang

mengarah pada ketidakseimbangan cairan, dan amati pasien baik-baik. Catat masuknya makanan dan cairan pada pasien, dan pelajari makanan

dan minumam yang disukai. Pelajari apakah pasien menggunakan / memakan makanan yang disukai yang mengarah kepada ketidakseimbangan.

Catat apakah ada rasa haus yang berlebih atau apakah pasien merasakan sedikit rasa haus atau tidak haus. Rasa haus adalah sensasi subyektif dan faktor penting dalam mencapai pemasukan air dan pengeluaran air melewati ginjal. Rasa haus sedikit sekali dimengerti, meskipun faktor-faktor psyuchologic dan physiologi keduanya terlibat.

Waspada akan kehilangan cairan berlebih dari tibih, dan coba untuk mencegah kehilangan` bila mungkin. Muntah-muntah, respirasi jamak, diare, luka berair, dan output urin berlebih, sebagai contoh mungkin dapat menyebabkan kehilangan yang berlebih.

Pertimbangkan cara-cara atas daerah pasien mungkin mengarah kepada ketidakseimbangan. Sebagai contoh banyak obat-obat yang menstimulasi formasi urin meningkatkan pembuangan potasium. Jika suplemen-suplemen makan mengandung potasium tinggi maka tidak dimasukkan / disertakan kedalam ransum atau jika terapi obat tidak dimulai, hypokalemia seringkali muncul. Adrenocorticosteroid dapat mengarah pada retensi sodium dan air, dan ekskresi potasium yang berlebih.

Pelajari apakah pasien telah dapat “ merawat “ dirinya sendiri dan, dapat terjadi ketidakseimbangan cairan. Praktek-praktek yang biasanya mengancam keseimbangan cairan meliputi penggunaan enemas, laxative, antacid, dan penggunaan obat-obatan untuk meningkatkan urinasi.

66

Pertimbangkan kondisi yang menyebabkan efek-efek merusak tubuh yang mengancam ketidakseimbangan cairan. Contohnya adalah immobilisasi, trauma, luka bakar, prosedur-prosedur pembedahan dan tempat-tempat yang tidak terlindungi dari racun.

Mengajari pasien untuk mengamati ketidakseimbangan cairan dan melaporkan ketidakseimbangan tersebut dengan segera. Contohnya adala, penurunan dan penmbahan berat badan dengan cepat; jari-jari, kaki dan persendian bengkak; kelopak mata yang sering berkedip; kelemahan otot; perubahan pada kondisi kulit; produksi urin yang jarang atau bahkan sangat berlimpah.

Bantu pasien dan keluarganya untuk mengerti apa arti pengaturan keseimbangan cairan dan mencegah ketidakseimbangan yang terjadi.

Mengembangkan Perencanaan Diet (makanan) Perubahan diet yang sederhana dapat membantu mengatasi gangguan pada cairan dan elektrolit. Setelah melakukan penetapan gizi (nutrisi) dalam mengidentifikasi ketidakseimbangan aktual / potensial dan kecocokan makanan, perawat dapat melakukan inisiasi pengajaran. Sangat penting untuk melibatkan pasien dan orang yang menyiapkan makanan didalam pengembangan perencanaan nutriasi. Perencanaan harus melputi makanan yang akan membantu mengatasi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan dapat diterima oleh pasien. Sebagai contoh, untuk kekurangan volume cairan, tingkatkan makanan-makanan dengan kandungan air tinggi (jeruk sitrun,melon,daun bawang) ; Hypokalemia, tingkatkan makanan dengan kandungan potasium tinggi (pisang, jeruk sitrun, apricot, melon, kembang kol, kentang) ; pypernatremia, hindarkan makanan-makanan bersodium tinggi (keju, daging, sup kalengan dan sayur-sayur, makanan ringan bergaram/ asin) ;; jangan menggunakan garam meja. Pada saat pemberian bahan makanan, pasien harus dapat mengidentifikasi nama yang dapat bebas dimakan atau mana yang harus dibatasi, begitu pula yang harus dihindari. Baik pasien maupun orang yang bertanggungjawab menyiapkan makanan harus dapat mengerti 24 jam perencanaan makanan digabungkan dengan modivikasi yang disarankan.

Modifikasi Pemasukan Cairan Berdasarkan pada ketidakseimbangan cairan atau elektrolit yang alami, cairan-cairan pasien mungkin perlu untuk ditingkatkan, diturunkan atau dimodifikasi kedalam tipe-tipe ingesti cairan-cairan.Perawat bertanggungjawab untuk : Mengidentfikasi modifikasi cairan [dengan penyakit-penyakit yang pasti,

dokter dapat memerintahkan pemberian cairan dengan segera (“membatasi caran 1000 ml / hari”)].

Menentukan jika pasien (1) mengerti maksud daripada modifikasi cairan, (2) termodifikasi untuk taat pada modifikasi cairan yang diberikan dan (3) mempunyai kemampuan untuk melaksanakannya (pasien yang tidak

67

dapat bangun dari tempat tidurnya yang memerlukan peningkatan pemasukannya tidak dapat melakukanya sendiri).

Mengembangkan dan mengimplementasikan rencana perawatan berdasarkan informasi diatas. Sebagai contoh, tiga pasien yang mempunyai tendensi yang sama untuk menerima cairan mungkin membutuhkan perawatan yang sangat berbeda. Pasien pertama orang tidak pernah mempelajari bahwa minuman yang bersodium tinggi yang sering diminumnya itu berpengaruh pada problemnya. Satu sesion pengajaran mungkin cukup untuk mengatasi ketidakseimbangan cairan pasien tersebut. Pasien kedua mempunyai sedikit pengetahuan mengenai perilaku merawat diri sendiri. Pasien ini tidak memerlukan lagi pengajaran lebih lanjut. Waktu perawatan akan sangat bermanfaat untuk konseling dan mengungkap mengapa pasien gagal untuk mentaati regime (daerah) perawatan. Pelaksanaan mungkin kurang bermanfaat sampai pasien dapat menghargai modifikasi cairan yang diberikan. Akhirnya, pasien ketiga adalah wanita tua yang kondisinya lemah dengan pneumonia dan mempunyai sejarah kegagalan jantung congestiv yang bergantung kepada staff-staff perawat. Pemsukan cairanya akan ditentukan oleh pemberian cairan yang dilakukan oleh staff perawat.

Peningkatan Cairan-cairan

Rata-rata pemasukan cairan diatas dimaksudkan untuk pasien tertentu. Perencanaan perawatan harus dispesifikasikan (1) jumlah cairan yang harus diingesti dahulu dalam 24 jam (untuk pasien dirumah sakit penggantian total akan sangat membantu, contoh 7-3 : 1200 ml, 3 –11 : 900 ml, 11 – 7 : 300 ml), dan (2) kesukaan akan makanan pada pasien. Cairan-cairan harus dipilih yang menyediakan kalori dan elektrolit yang dibutuhkan oleh pasien.

Beragam tekhnik direkomendasikan untuk membantu pasien menerima cairan lebih dari jumlah rata-rata : Jelaskan kepada pasien dengan bahasa yang pasien mengerti, tujuan /

maksud spesifik dari penerimaan cairan dengan jumlah yang diperintahkan setiap harinya. Ini membantu meningkatkan motivasi dan lebih berarti dari pada hanya mengatakan kepada pasien untuk meningkatkan penerimaan atau pemasukan cairanya.

Siapkan tujuan-tujuan interim dan jangka panjang dengan pasien. contoh : meliputi / termasuk satu gelas air tiap jam, minimum tertentu diminum pada saat program TV selesai, atau satu kendi air pada waktu makan siang. Sebagaian besar akan mencoba melaksanakan tujuan-tujuan yang penyiapanya mereka bantu, Walaupun pada saat itu mereka tidak merasa haus.

Rencanakan untuk memberi lebih banyak cairan dalam jumlah yang proporsional selama jam-jam pertama dari pasien bangun tidur. Pasien biasanya mau menerima cairan relatif lebih mudah setelah menerima sedikit / tidak sama sekali cairan selama waktu tidur.

68

Coba untuk menghindarkan pemberian cairan dalam jumlah yang besar sebelum tidur. Ini membantu mencegah gangguan pada saat istirahat karena pasien butuh buang air kecil.

Usahakan sedapat mungkin untuk memperbanyak keragaman cairan agar penerimaan cairan dalam jumlah besar tidak membosankan dan nyaman. Jika pasien tidak menyukai penerimaan cairan (biasa terjadi pada anak-anak) atau mengalami kesulitan menelan, berikan jelli, es lilin, air es, atau apa saja yang mungkin disukai oleh anak-anak.

Jaga kesediaan dan keberadaan cairan untuk pasien. Tidak menyenangkan saat melihat perawat yang tidak mampu menjaga atau menjamin agar tubuh pasien keberadaan cairan selalu dapat terpenuhi. Contohnya seperti, termos yang tidak terisi air, gelas kosong, termos yang penuh terisi air diluar jangkauan, atau termos yang terlalu berat untuk diangkat.

Sajikan cairan pada temperatur yang wajar. Contoh, pasien menyukai meminum cairan yang dingin oleh es, dan kopi dan the bila cairan hangat atau panas.

Gunakan gelas atau mug yang bersih dan atraktif untuk membantu keinginan pasien untuk meminum cairannya.

Biarakan pasien membantu menyimpan catatan tentang penerimaan cairan bila mungkin. Hal ini seringkali membntu memotifasi pasien untuk meningkatkan penerimaan cairan.

Berikan dorongan, pengertian, dan motivasi, karena pemaksaan dalam penerimaan cairan kepada pasien yang sedang tidak merasa haus akan sangat tidak menyenangkan.

Meningkatkan peningkatan cairan pada pasien merupakan salah satu yang paling biasa dilakukan pada obyektivitas perawatan. Seringkali, kreativitas dan pertimbangan pasien oleh perawat sangat perlu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Cairan-cairan juga dapat diganti dengan nasogastric, gastronomy, atau jejunastomy tubes.

Cairan-cairan Yang Dibatasi

Membatasi pemasukan cairan pasien kadang kala diperlukan. Biasanya perintah tersebut dibaca “restrict fluids,’’ dan indikasi jumlah cairan yang harus diterima pasien pada setiap periode 24 jam. Bermacam-macam teknik direkomendasikan untuk membantu pasien yang dibatasi pemasukan cairannya : Jelaskan kepada pasien, dengan bahasa yang mudah dimengerti, tujuan

spesifik penerimaan sejumlah cairan setiap hari yang diperintahkan / diperuntukan baginya.

Hal tersebut seringkali membantu meningkatkan motivasi pasien dan lebih berguna bagi pasien dari pada hanya mengatakan kepada pasien untuk membatasi jumlah pemasukan cairannya.

Luangkan waktu bersama pasien pada saat cairan-cairan disajikan. Biasanya waktu yang paling baik untuk memberikan adalah antara waktu-waktu makan, karena makanan seringkali membantu untuk menciptakan rasa haus.

69

Buat tujuan-tujuan jangka pendek atau interim untuk memberikan cairan pada satu jam atau dua jam interval bila hal tersebut dapat membantu bila pasien dapat bekerja sama.

Gunakan gelas-gelas dengan ukuran kecil atau menggunakan cangkir sehingga kontainer kelihatan berisi banyak cairan dari sebenarnya. Penggunaan kontainer yang besar yang hanya berisi setengahnya akan kelihatan sedikit daripada yang sebenarnya.

Sediakan atau adakan pembersihan mulut pada interval yang cukup sehingga mulut pasien tetap bersih. Gosok bibirnya dan selaput air bila pasien mau berjanji tidak menelannya.

Hindarkan pemberian makanan dan minuman yang kering, asin, atau manis kepada pasien, karena hal tersebut dapat meningkatkan rasa haus.

Hindarkan pemberian permen atau permen karet kepada pasien. Hal tersebut seringkali dipikir dapat mengurangi rasa haus dengan menstimulasi saliva. Kandungan gula meningkatkan tonicitas mulut dan menarik atau mengeluarkan cairan-cairan ke selaput-selaput mulut untuk sementara. Setelah sekitar 15 sampai 30 menit, selaput-selaput tersebut bahkan lebih kering dari pada sebelumnya. Permen karet tanpa gula mungkin dapat diberikan kepada pasien tertentu.

Mengalihkan pasien dari rasa haus dengan mengikutkan mereka kedalam beragam aktivitas pada tingkat dimana pasien dapat berpastisipasi.

Menjaga cairan-cairan yang bukan diperuntukkan bagi pasien jauh dari pandangan.

Biarkan pasien membantu menyimpan catatan pemasukan cairannya sendiri bila memungkinkan. Hal tersebut dapat memotivasi pasien untuk membatasi pemasukan cairannya.

Berikan dorongan, pengertian dan motivasi sebab pembatasan pemasukan cairan pada orang merasa haus sangat tidak menyenangkan

ADMINISTRASI MEDIKASI Pasien dengan ketidakseimbangan cairan, elektrolit dan asam-basa seringkali meminta medikasi sebagai bagian dari terapi. Perawat harus dapat menjelaskan efek-efek terapi dari persiapan mineral – elektrolit dan diuretic sebaik menjelaskan tentang bahaya dari efek-efek yang kurang baik pada medikasi yang lain seperti penggantian / penempatan steroid dan hormonal.

Persiapan Mineral – Elektrolit Persiapan mineral – elektrolit seringkali diberikan untuk membenahi ketidakseimbangan elektrolit. Tanggung jawab perawatan meliputi : Administrasi yang akurat yang berpegang kepada aturan –aturan

pembuatnya (mengurangi oral potasium suplemen untuk menghilngkan rasa yang tidak menyenangkan dan menurunkan iritasi gastric; awasi gas –gas darah arteri pada peningkatan Ph tiap 50 mEq sampai 100 mEq sodium bikarbonat untuk menghindari perlakuan yang berlebih dan metabolic alkalosis).

70

Kenali efek-efek terapi yang bukan pada tempatnya dan evaluasi (dengan magnesium sulfat. Lihat penurunan kurang istirahat dan iritasi, Penurunan getaran pada otot, dan pengontrolan sawan).

Mengobservasi dan mengamati efek-efek yang tidak baik (dengan injeksi sodium klorida awasi pada kelebihan muatan atas hypermatremia dan sirkulatori).

Mengawasi interaksi termasuk agen-agen pengasaman, agen-agen alkalinasi, pertukaran resin kation, garam besi dan garam potasium).

Ajarkan kepada pasien te4ntang perlakuan perawatan atas diri sendiri yang wajar.

Diuretic

Diuretic adalah obat-obat yang dapat meningkatkan ekskresi air, sodium dan elektrolit yang lain pada ginjal. Bila membantu dalam merawat pasien dengan kelebihan volume cairan, hal tersebut untuk menyebabkan dehirdrasi dan gamgguan elektrolit yang serius. Pasien membutuhkan pengawasan yang hati-hati dan pengajaran bila menjalani terapi diuretic.

Administrasi Terapi Intra Vena

Bentuk yang relatif umum untuk mengatasi gangguan-gangguan cairan adalah penggunaan yang beragam larutan yang diinfus kedalam intravenous. Dokter bertanggungjawab untuk pemberian perintah atas jenis dan jumlah larutan yang akan diberikan. Perawat bertanggungjawab atas inisiasi, pengawasan dan penghentian terapi. Perawat harus mengerti kebutuhan pasien akan terapi intravenous, tipe larutan yang digunakan, efek-efek yang diharapkan, dan reaksi tidak langsung yang terjadi. Kandungan air dan larutan elektrolit yang dipilih dengan komentarnya tentang kegunaannya, disajikan pada tabel 35 – 9.

Pemilihan Letak

Kemudahan pada pembuluh darah dalam infus terapi sangat bervariasi berdasarkan keadaan masing-masing individual. Pemilihan seharusnya ditentukan setelah mempertimbangkan banyak faktor antara lain :

Aksesbilitas Pembuluh Darah Nadi Menentukan pembuluh darah yang mudah dimasuki. Cephalin vein

bawah, Cephalic vein dan Basilic vein adalah daerah yang bagus untuk infusi. Pembuluh darah dangkal pada aspek dorsal pada tangan juga dapat digunakan pada beberapa orang.

Menentukan aksesbilitas berdasar kondisi pasien. Hindari pembuluh darah antecubital pada infusi jangka panjang. Hal

tersebut bukan pilihan yang baik untuk infusi karena kebutuhan untuk membatasi pembengkakkan tangan pada periode waktu tertentu.

Hindari pembuluh darah pada kaki, kecuali daerah yang lain tidak dapat ditembus, karena bahaya dari stagnasi peripheral dan kemungkinan komplikasi yang serius.

Hindari pembuluh darah pada daerah pembedahan.

71

Pilih pembuluh darah dikulit kepala bayi karena daerah tersebut dapat diakses (dimasuki) dan karena relatif lebih mudah untuk mencegah kesalahan pengalokasian jarum.

Kondisi Pembuluh Darah Menentukan kondisi dari pembuluh darah. Dinding yang tipis pada

pembuluh darah, khususnya pada pasien-pasien yang sudah tua, membuat problem pada infusi yang berlanjut.

Tipe Cairan Yang Diinfus Pilih pembuluh darah yang cocok untuk larutan. Larutan-larutan

hypertonic, menggandung medikasi yang membuat iritasi, administrasi dengan standar ukuran yang cepat, dan larutan-larutan dengan kekentalan tinggi harus diberikan pada pembuluh darah yang besar untuk meminimalisasi trauma vessel.

Mengantisipasi Durasi Dari Infus Pilih letak dimana pembatasan dalam pergerakan tetap minimum. Tukar letak / lokasi setiap 48 jam jika memungkinkan, pertimbangan-

pertimbangan dibawah ini juga penting dalam pemilihan letak : Pilih pembuluh darah yang cukup besar untuk jarum yang akan

digunakan. Pilih letak / lokasi yang secara alami dipilih oleh tulang seperti

daerah depan belakang tangan. Pilih letak distol.

Memulai Infus Intravenous

Sebelum infusi dimulai, pengecekan terakhir harus dilakukan pada larutan untuk memastikan bahwa larutan tersebut bersih dan tidak mengandung partikel-partikel dan sudah dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh. Pengecekan ini sangat penting bila ada subtansi tambahan yang ditambahkan pada larutan, karena beberapa aditif (bahan tambahan) dibuat dengan tergesa-gesa. Saringan inline untuk membantu mengurangi resiko dari kontaminasi, banyak dijual untuk menyaring larutan sesaat sebelum masuk ke pembuluh darah. Perawat harus mencuci tangannya bersih-bersih sebelum memulai penginfusan karena ancaman infeksi disikapi oleh terapi intravenous. Petunjuk-petunjuk pusat kontral penyakit (CDC) menyarankan penggunaan sarung tangan.

Teknik untuk memulai infusi intravenous dijelaskan dalam tabel 35 – 1

Tabel 35-1 . Teknik /Prosedur pemasangan InfusTeknik prosedur pemasangan infus , merupakan standart pemasangan infus yang telah dilaksanakan di RS Dr. Saiful Anwar Malang, dengan teknik

72

sebagai berikut : meliputi standart input, standart proses dan standart output.

NO TAHAP LANGKAH-LANGKAH

I Standart Input Persiapan Alat Bahan dan alat yang harus dipersiapkan

dalam pemasangan infus :Untuk bahan : Cairan yang dibutuhkan Kapas steril Kasa/lidi wathen steril Alkohol 70 % Providon iodine PlesterUntuk Alat : Standart infus Infus set IV Catheter Botol spray steril Korentang Pengalas Bengkok Alat pencukur Torniquet Gunting

Untuk pemakaian desinfektan : siapkan botol spray yang steril, tuangkan alkohol & providon iodine kedalam botol spray, perkirakan jumlah habis dalam pemakaian sehari.

II Standart Proses A. Langkah-langkah dalam pemasangan infus :1. Cuci tangan, dengan sabun/deterjen

dibawah air yang mengalir2. Memberi penjelasan kepada pasien

dengan komunikasi terapeutik dari memberi salam, menanyakan keadaan pasien, menjelaskan tujuan pemasangan infus, jelaskan gambaran pemasangan secara asertif dan memberikan posisi yang sesuai

3. Siapkan area yang akan dipasang infus, cukur area bila diperlukan

4. Periksa ulang cairan yang akan diberikan, tusukkan slang infus pada botol cairan dan keluarkan udara dari slang infus, setelah siap pasang pada

73

standart infus5. Pasang pengalas6. Pakai handshcone steril7. Pilih dan pastikan vena yang akan

ditusuk (utamakan vena bagian distal/sesuaikan dengan kondisi pasien).

8. Lakukan desinfeksi pada area yang akan ditusuk dengan menggunakan kapas steril yang diberi providone iodine, kemudian ulangi dengan alkohol. Kegiatan desinfeksi tersebut dilakukan dengan gerakan melingkar keluar sampai diameter 6-8 cm, bila daerah incisi kotor bisa diulang 2-3 kali

9. Pasang torniquet diatas lokasi penusukan

10. Masukkan IV catheter pada vena yang telah ditentukan dengan sudut 10-30 derajat dengan lubang jarum menghadap keatas

11. Setelah IV catheter masuk vena torniquet dilepas, bila Iv catheter telah masuk ¼ bagian mandrin ditarik pelan-pelan sambil IV catheter didorong masuk sampai pangkalnya.

12. Sebelum melepas mandrin, tekan ujung vena catheter dengan jari, lepas mandrinnya, kemudian sambungkan pangkal IV catheter dengan infus set.

B. Pemasangan FiksasiPada IV Catheter bersayap : Letakkan plester dibawah sayap

kemudian lipatkan diatas sayap searah dan sejajar ujung IV catheter

Letakkan plester kedua diatas pangkal IV catheter dan sayap dengan posisi melintang.

Tutup dengan kasa steril dan dilekatkan dengan plester sesuai kebutuhan

Tuliskan tanggal dan jam pemasangan IV catheter pada plester penutup kasa.

Pada IV catheter tidak bersayap : Letakkan plester dibawah pangkal IV

catheter, silangkan diatasnya ( perhatikan plester jangan sampai menutupi luka tusukan IV catheter).

74

Lekatkan plester kedua dibelakang plester yang pertama, diatas pangkal IV catheter

Tutup dengan kasa steril dan dilekatkan dengan plester sesuai kebutuhan

Tuliskan tanggal dan jam pemasangan pada plester penutup kasa

C. Hitung jumlah tetesan sesuai dengan kebutuhan

III Standart Output 1. Perhatikan reaksi pasien2. Catat waktu pemasangan, jenis cairan

dan jumlah tetesan3. Pasien dirapikan4. Alat-alat dibereskan5. Ganti kasa bila tampak kotor

6. Lakukan komunikasi untuk melakukan terminasi dengan menanyakan beberapa hal : Bagaimana rasanya setelah dipasang

infus ? Beri penilaian objektif dan

reinforcement (saudara tadi kooperatif sekali, sehingga pemasangan berjalan lancar).

Dan lakukan kontrak yang akan datang (sampai ketemu lagi dan bila ibu ada keluhan mohon lapor pada kami).

Pengaturan dan Pengawasan

Perawat bertanggungjawab untuk mengatur standar aliran yang layak untuk menjamin kenyamanan dan keamanan pasien. Dokter yang menentukan standar aliran. Jumlah larutan yang akan diinfuskan didalam periode waktu spesifik yang diindikasikan. Standar lalu ditentukan pada basis tetesan larutan untuk infuskan setiap menit. Hal tersebut disebut standar tetesan. Faktor – faktor tetesan, atau tetesan per milimeter larutan, ditentukan dengan ukuran pembukaan dalam alat infusi. Sebagian besar yayasan kesehatan menggunakan parosuk dari satu produsen saja. Faktor-faktor tetesan yang paling sering digunakan adalah 10,15,20, dan 60 tetesan per milimeter. 60 tetes per milimeter lebih sering digunakan bila volume kecil larutan yang diperlukan, seperti pada bayi dan anak-anak.

75

Penyesuaian (adapter) mungkin ditambahkan pada selang infusi untuk mengurangi jumlah tetesan. Metode untuk menentukan standar rata-rata aliran akan dijelaskan pada prosedur 35 – 2. Pita waktu dapat ditempatkan pada kontainer (tabung) larutan untuk menyediakan refensi yang cepat bagi perawat untuk mengawasi standar dimana larutan masuk kepembuluh darah pasien. Pita waktu memberi indikasi tiap jam mengenai level cairan yang seharusnya, berdasarkan perhitungan perawat atas standar tetesan. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi standar rata-rata aliran dari pada infusi intravenous, seperti tinggi kontainer dengan pasien, tekanan darah pasien, posisi pasien, hak paten jarum intravenous atau cathetter, infiltrasi dan pembatasan selang. Perawat dapat secara periodik mengecek infusi dan menentukan dengan cepat dengan melihat pita waktu apakah larutan diinfuskan dengan standar perjam yang sudah semestinya ? jika tidak, perawat mengatur lagi aliran. Karena pergerakan pasien, gangguan pada mekanisme pengaturan, atau perubahan pada ketinggian botol infus atau tempat tidur dapat mempengaruhi standar aliran, bahkan setelah diatur, perawat perlu untuk melanjutkan pengecekan dari infusi pada interval yang teratur.

Hal tersebut sudah dilaporkan bahwa standar administrasi intravenous bisep 1 ½ dari rata-rata aliran permulaan perjam pertama infusi dikarenakan fleksibelitas selang dan karena itu standar perlu penyesuaian. Banyak alat-alat yang membatasi jumlah cairan yang akan diinfuskan yang tersedia dipasaran. Begitu juga ada rate meter yang dioperasikan dengan baterai yang dapat dengan cepat menghitung rata-rata aliran. Begitu juga larutan dalam milimeter / jam pada saat infusi. Beberapa agenci / yayasan kesehatan menggunakan pompa infusi yang secara otomatis mengatur standar rata-rata aliran pada preset limit dan mengingatkan perawat dengan menggunakan sistem alarm pada saat level larutan dalam botol infusi tinggal sedikit. Beberapa model juga menggunakan alarm bila terdapat darah dalam kantong atau selang. Pemompaan ini membawa larutan ke pembuluh darah dengan menggunakan tekanan positif, begitu juga pada cairan atau pada tube / selang intravenous. Pompa suntik juga tersedia. Mereka mengirimkan (membawa) sejumlah kecil cairan, 100 ml atau kurang, dan bisa digunakan untuk anak-anak. Ada juga model-model pertabel dipasaran, yang sangat berguna pada pasien-pasien ambulatori (berobat jalan)

Penggantian Cairan dan Selang

Jika lebih dari satu botol larutan yang diperlukan aleh pasien, perawat menyediakan botol-botol tambahan. Metodenya tergantung pada prosedur yang ada pada rumah sakit tersebut. Beberapa peralatan intravenous didesain untuk mempermudah prosedur dengan membuat memungkinkanya untuk penyediaan botol-botol tambahan dengan pengaturan tandem. Karena infusi sering berlanjut setelah tanggungjawab pada perawatan pada pasien bertukar antara perawat yang satu dengan perawat yang lain, dan merupakan hal yang baik jika ada keseragaman dalam memanajemen infusi. Tanpa suatu keseragaman, kesalahan serius

76

dapat terjadi atau waktu yang terbuang dalam pengecekan dan pengecekan ulang. Suatu metode untuk mengganti larutan dan selang dijelaskan dalam prosedur 35 – 3. Perawatan untuk letak infusi.

Pengawasan Letak Infus

Pemeliharaan pada letak infusi harus diawasi untuk membantu mencegah kontaminasi dan masuknya mikroorganisme kedalam darah. Penggantian selang sangat penting untuk mencegah infeksi . Kebijaksanaan Rumah sakit harus ditaati dalam hubungnnya dengan penggantian selang. Sangat baik untuk mengganti catheter atau jarum dan letak masuknya pada pembuluh darah setiap 48 – 72 jam. Semakin lama jarum berada pada tempatnya semakin besar kemungkinan atau peluang untuk terjadinya komplikasi, seperti infelansi dan phlebitis. Pada kondisi tertentu, perawat harus menggunakan diskretion dalam menentukan berapa seringnya letak infusi dirubah. Sebagai contoh pasien yang menerima kemoterapi jangka panjang. Pembuluh darah yang cocok cepat sekali habis. Prosedur 35 – 4 dan 35 – 5 menjelaskan memonitor letak IV dan bagaimana mengganti IV. Aspek kontrovesial dari pemeliharaan dan perawatan tempat pemasukan sehubungan dengan ingasi pada jarum. Ingasi kadangkala digunakan apabila jarum penuh dengan darah dan pasien tidak mempunyai daerah untuk memulai infusi yang lain. Prosedur tersebut tidak digunakan kecuali ada kebijaksanaan lain dari agency (Rumah Sakit) yang direkomendasikan.

Komplikasi

Jika pasien merasa tidak nyaman perawat harus mengecek untuk melihat apakah ibfusi sudah masuk kepembuluh darah dengan semestinya. Dan standar rata-rata aliran tidak terlalu cepat, dan posisi pasien sudah nyaman. Kecemasan akan implikasi dari infusi dapat juaga menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien. Komplikasi lokal seperti inflitrasi phelebitis dan trombo phelebitis terjadi sering dari pada komplikasi systemic (kelebihan cairan, emboulos, inflasi) lebih sering dan mungkin mengancam jiwa. Tabel 35 – 10, penyebab-penyebab yang sering terjadi, Tanda-tanda dan gejala-gejala, dan pertimbangan yang tepat.

Penghentian Infus

Bila jumlah cairan yang diperintahkan oleh dokter telah diinfuskan, perawat bertanggungjawab untuk menghentikan infus. Akan sangat membantu jika sebelum menghentikan infusi untuk melihat apakah pasien masih menerima medikasi intravenous. Dalam kasus ini ketika cairan dihentikan jarum atau catheter “ditutup” dengan kunci heparin yang mempunyai akses kepembuluh darah dengan medikasi yang berselang seling. Jarum dan atau catheter inline dengan pembuluh darah dan tekanan secepatnya diaplikasikan pada lubang penginfusan. Bila pasien dapat melakukanya, pasien dapat diminta untuk menahan tekanan selama 1

77

menit atau lebih. Jika tangan atau kaki pasien tidak termobilisasi beberapa jam atau lebih, perawat harus memanipulasi hal tersebut dengan hati-hati dalam secara pasif menggerakkan otot-otot diarea tersebut. Informasi dibawah ini dicatat ketika infus selesai dilakukan :

Tanggal dan waktu infusi sudah lengkap (selesai) Jenis dan jumlah larutan yang diinfuskan Nama perawat yang menghentikan infus Gejala-gejala dan reaksi-reaksi tidak langsung Tanda-tanda dari efek-efek yang diinginkan dari infus

Penggantian Darah dan produk-produk Darah Tranfusi darah adalah infusi dari seluruh darah atau komponen darah seperti plasma, sel-sel darah merah, atau platelets, dari orang sehat ke pembuluh darah resipien. Orang yang menerima darah tersebut disebut resipien. Orang yang memberikan darahnya disebut donor. Darah dapat deberikan dengan transfusi langsung / tidak langsung. Didalam transfusi tidak langsung darah diinfuskan setelah diambil dari donor dan diproses ; metode ini paling banyak atau sering digunakan. Tekhnik tersebut hampir sama dengan pemberian infusi intravenous. Didalam transfusi langsung darah diinfusikan pada saat yang bersamaan dengan diambilnya darah dari donor. Metode ini jarang digunakan, kecuali darurat tidak akan dibahas disini.

Typing dan Crossmatching Sebelum darah dapat diberikan pada seseorang, darah harus diketahui bahwa darah berasal dari donor dan pada resipien yang cocok. Jika tidak, penggumpalan dan hemolisis pada hasil darah resipien akan terjadi. Penelitian laboratori untuk menentukan type darah seseorang disebut typing. Proses penentuan kecocokan antara spicimen-spicemen darah dikenal sebagai crossmathcing.

Tipe tipe Darah Empat grup utama dalam sistem ABO Pada tipe darah adalah A, B, AB dan O. Beberapa grup-grup tersebut terpecah menjadi sub grup. Tipe darah adalah sifat yang diwariskan dan ditentukan dengan keberadaan tipe dari antigen dan antibodi dalam darah. Antigen adalah subtansi yang menyebabkan formasi dari antibodi. Antibodi adalah subtansi protein yang dikembangkan didalam tubuh yang mempunyai respon akan keberadaan antigen.Dan aglutimin merupakan antibodi yang menyebabkan penggumpalan pada antigen-antigen spesifik. Orang yang mempunyai tipe darah A mempunyai antigen A didalam sel-sel darahnya ; mereka yang mempunyai tipe darah B mempunyai antigen-antigen Bdidalam sel-sel darahnya ; yang mempunyai tipe darah AB antigen-antigen A dan B didalam sel-sel darahnya ; dan orang mempunyai golongan darah O tidak mempunyai antigen A atau B didalam sel-sel darahnya. Orang-orang yang mempunyai golongan darah seperti

78

diatas mempunyai aglutinin pada antigen-antigen sel darah merah. Orang-orang dengan golongan darah AB tidak mempunyai aglutinin Adan B dalam serum darah mereka. Asumsikan seseorang dengan golongan darah O ditransfusikan oleh darah dari orang-orang dengan golongan darah A atau golongan darah B. Akan terjadi kerusakan pada sel-sel darah merah resipien sejak aglutinin anti A atau anti B bereaksi dengan antigen A atau antigen B sel-sel darah merah pendonor. Dari contoh tersebut dapat dilihat mengapa orang-orang golongan AB sering disebut Universal Resipien, karena orang dengan golongan darah tersebut tidak mempunyai aglitinin untuk antigen A atau antigen B. Dan orang-orang yang mempunyai golongan darah O sering dengan Universal Donor, karena mereka tidak mempunyai antigen A atau antigen BFaktor Rh

Faktor Rh merupakan antigen bawaan didalam darah manusia. Ada S antigen didalam sistem Rh. Orang yang darahnya mengandung antigen B disebut Rh (positif) dan orang-orang Rh (negatif) tidak mempunyai / kekurangan antigen B. Sangat penting diketahui bahwa orang-orang dengan Rh negatif darah dari orang-orang golongan darah Rh negatif saja. Jika darah Rh diinjeksikan kedalam pembuluh darah orang dengan golongan darah Rh , pasien akan mengembangkan anti Rh aglutimin. Transfusi berikutnya dengan darah Rh dapat mengakibatkan reaksi serius pada penggumpalan dan hemolisis sel-sel darah merah. Faktor Rh sangat penting pada masa kehamilan karena ketidakcocokan Rh antara ibu dengan fetus seringkali menjadi problema bayi mengidap penyakit hemolitik.

TABEL 35 – 9Kandungan Air Terseleksi dan Larutan Terpilih Dengan Komentar Tentang Penggunaanya

LARUTAN KOMENTAR0,9 % NaCI (Isotonic Soline) : Na 154 mWq / leter CI 154 mEq / liter

Isotonic saline yang mengubah volume plasma – digunakan dalam daerah hypovolemic. Mempunyai lebih pada Na dan CI dapat menyebabkan kelebihan volume cairan dan hyperchloremic. Acidosis jika digunakan dalam volume yang berlebih (khusunya pada pasien dengan areal yang kurang baik). Kadangkala digunakan untuk membenahi metabolik alkalosis ringan.Kadangkala digunakan untuk membenahi kekurangan Na ringan tidak cukup baik digunakan sebagai pemeliharaan larutan secara rutin karena menyediakan Na dan CI (dan hanya tersedia pada pemberian dalam jumlah besar)

0,45% NaCI (Saline kekuatan menengah) – 0,5 kekuatan

Larutan hypotonic yang menyediakan Na danair besar (free water). Free water dibutuhkan untuk membantu ginjal dalam

79

Na 77 mEq / literCI 77 mEq / liter

membuang solute.Na dan CI tersedia, memungkinkan ginjal untuk memilih jumlah elektrolit yang dibutuhkan.Kekurangan atas elektrolit lainnya butuh penggantian harian.

0,3% NaCI : (soline 0,5 kekuatan)Na 51 mEq / literCI 51 mEq / liter

Larutan hypotonic yang menyediakan Na dan CI, dan free water sering digunakan untuk hypernatremia (karena larutan ini mengandung jumlah kecil Na , melemahkan sodium plasma ketika tidak diperkenankan untuk tetesan cepat).

3% NaCINa 513 mEq / literCI 513 mEq / liter

Larutan hypertonic kasar (gossly hypertonic solution) digunakan hanya untuk hypernatremia berat. Merupakan larutan yang berbahaya.

5% NaCINa 855 mEq / literCI 855 mEq / literLactated Ranger’s Solution (hartman’s solution) :Na 130 mEq / literK 4 mEq / literCa 3 mEq / literCI 109 mEq / literLactale ( dimetabolime menjadi bicarbonat ) 28 mEq / liter.

Larutan isotonic yang mengandung berbagai macam elektrolit yang secara berkonsentrasi sama seperti ditemukan dalam plasma (catat bahwa larutan ini kurang Mg )Digunakan dalam perawatan hypovolemia, luka bakar, dan kehilangan cairan seperti empedu atau diare. Berguna dalam penanganan metabolik acidosis ringan.Tidak menyuplai free water untuk tujuan ekskresi renal ; penggunan yang lebih tanpa tindakan pencegahan pada free water (seperti dengan D W atau larutan elektrolit hypotonic) dapat menyebabkan naiknya tingkat / level serum sodium pada orang yang tidak kecukupan sodium.

5% dextrose dalam air tanpa elektrolit50 gram dextrose

Menyuplai kira-kira 170 / liter dan free water untuk membantu ekspresi solute renal. Tidak seharusnya digunakan pada volume berlebih dalam periode postoperatif dini (ketika sekresi ADH meningkat dikarenakan stress).Beberapa peringatan oleh yang berwenang melarang administrasi elektrolit-larutan bebas pada pasien dengan luka dikepala.

Larutan Multiple elektrolit isotonic :Plasma – Iyte (Travenol)Isolyte E (Mc. Grow)Na 140 mEq / liter

Larutan isotonic dengan kandungan elektrolit yang serupa dengan plasma kecuali mempunyai dua kali lipat K dan kandungan HCO yang lebih tinggi.Kadangkala dipakai untuk mengganti kehilangan cairan intestinal

K 10 mEq / literCa 5 mEq / literMg 3 mEq / liter

80

CI 103 mEq / literHCO 55 mEq/ liter (equivalent)Potasium Cloride :0,2% dalam dextrose 5%K 27 mEq / literCI 27 mEq / literGlukosa 50 gram0,8% dalam dextrose 5%K 40 mEq / literCI mEq / literGlukosa 50 gram.

Kedua larutan menyediakan Kcl, air dan kalori

Larutan pengganti gastric :Elektrolit No. 3 (Travenol)Isolyte G (Mc Gow).Ionosol G (Abbot)Na 63 mEq / literK 17 mEq / literNH 70 mEq / literCl 150 mEq / LITER

Larutan isotonic biasa digunakan untuk mengganti kehilangan cairan gastric pada muntah atau penyerapan gastric. PH asam (3,3 – 3,7) – iritasi pada pembuluh darah diberikan dalam pembuluh darah periperal besar dengan aliran darah yang baik untuk melindungi dinding venous dari iritasi. Kontra indikasi dengan kehadiran hepatic atau kegagalan ginjal

Larutan pengganti duodenal :Na 138 mEq / literK 12 mEq / liter

Digunakan untuk mengganti kehilangan air dan elektrolit dari akibat penyerapan intestinal, drainase, atau fistulas.Konsentrasi K hampir sama seperti dalam sekresi intestinal.

HCO, 50 mEq / liter (equivalen)CI 100 mEq / literSodium Bikarbonat 1,5%Na 178 mEq / literHCO 178 mEq / liter

Larutan isotonic digunakan untuk merawat metabolic acidosis parah, dikarenakan kandungan Na tinggi, amati kelebihan muatan cairan pada pasien dengan kelemahan ginjal atau kelemahan cardiac.Amati tanda-tanda hypocalcemia ( yang mungkin disebabkan alkalonasi plasma yang cepat.

Larutan sodium lactate, 1/6 molarNa 167 mEq / literLactate 167 mEq / liter

Basa digunakan untuk membenahi metabolic acidosi berat (lactate dimetabolisasi menjadi bikarbonat dalam 1-2 jam oleh liver).Agar kalsium mungkin dibutuhkan untuk membenahi gejala-gejala hypocalcemia yang mungkin terjadi dengan alkaliminasi cepat pda plasma.Tidak digunakan pada pasien dengan penyakit liver, karena lactate tidak dapat

81

diubah menjadi bikarbonat pada setiap orang, tidak digunakan pada pasien yang kekurangan oksigen (tidak dapat mengubah lactate menjadi bikarbonat dengan baik).

Amonium Cloride, 2,14%NH 400 mEq / literCI 400 mEq / liter

Larutan yang diasamkan yang digunakan untuk membenahi metabolik alkalosis berat. Dikarenakan kandungan amonia yang tinggi, harus diadministrasikan hati-hati pada pasien dengan fungsi hepatic yang kurang baik.

EI elektrolit no. 48 :Na 25 mEq / liter

Larutan pemgatur pediatric hypotonic menyediakan / menyuplai bermacam-macam elektrolit plus free water. Catat kandungan.

K 20 mEq / literMg 3 mEq / literCI 22 mEq / literPO 3 mEq / literHCO 23 mEq / liter (equivqlen)

K tinggi.

Elektrolit No. 75Na 40 mEq / literK 35 mEq / literCI 40 mEq / literPO 15 mEq / literHCO 20 mEq / liter

Larutan pengatur Hypotonic menyuplai bermacam-macam elektrolit plus free water.

PROSEDUR 35 – 2Pengaturan Standar (Rate) Aliran IV

KEGIATAN MAKSUD

1. Cek perintah dokter atas larutan IV.

Memastikan bahwa larutan yang benar sedang diberikan dengan medikasi yang tepat dan menentukan periode waktu yang tepat untuk administrasi IV.

2. Cek patency dari jarum dan IV line.

Pelanggaran patency akan mempengaruhi standar aliran IV.

3. Periksa kebenaran faktor tetesan (jumlah tetesan dalam 1 ml) pada peralatan yang digunakan.

Faktor tetesan dari peralatan bervariasi menurut produsen pembuatnya dan akan dicantumkan pada pembungkus luarnya.Beberapa type yang biasa pada peralatan menurut produsen pembuat adalah Travenol Macrodrip 10 gtt / ml Abbott Macrodrip 15 gtt / ml

82

Mc Graw Macrodrip 15 gtt / ml.

3. Hitung standar aliran :a. Furmulasi standar

Contoh : Administrasi 1000 ml 5%D / W diatas 10 jam (setting 60 gtt/ 1 ml).Gtt / min

b. Formulasi pendek menggunakan ml / jam

Formulasi standar pada penghitungan standar aliran IV menghasilkan jumlah yang tepat dari gtt / menit.

Formulasi pendek menghasilkan hasil penghitungan yang lebih kecil yaitu dengan menggunakan milimeter / jam ini biasanya berguna untuk menghitung rata-rata aliran bila menginfus medikasi pinggback IV.

4. Hitung tetesan permenit dalam rongga tetes ( drip chamber) (# gtt / 15 detik interval x 4 = gtt / menit).Tahan jam disebelah drip chamber.

Menahan jam disebelah drip chamber memungkinkan mata untuk fokus pada tetesan dan jam untuk memungkinkan penghitungan akurat.

5. Sesuaikan jepitan IV sesuai kebutuhan dan hitung kembali tetesan permenit.

Pengaturan standar aliran drip chamber (rongga tetes)

6. Tandai kontainer (kantong) IV menurut kebijaksanaan perusahaan dan rekomendasi produsen pembuat.Gunakan pita waktu atau label untuk mengukur jumlah yang akan di infuskan pada interval waktu.

Memungkinkan perbandingan volume yang sedang diinfuskan (aktual) dengan standar (rate) infusi yang dijadwalkan.

8. Awasi standar aliran IV pada interval yang sering. Dokumentasikan respon pasien terhadap infusi pada standar yang diperintahkan.

Menyediakan untuk observasi infusi IV dan memastikan dokumentasi ukuran terhadap respon pasien terhadap infusi IV.

83

PROSEDUR 35 – 3Mengganti Larutan IV dan SelangAlat – alat :Untuk penggantian larutan : larutan IV seperti diperintahkan oleh dokter.Untuk penggantian selang : Administrasi set Kawat steril

Pita perekat atau label Perban steril, dan salep antiseptic (berdasarkan

rekomendasi rumah sakit). Sarung tangan bersih.

KEGIATAN MAKSUD

1. Bawa semua peralatan dan letakkan disamping tempat tidur. Periksa larutan IV dan medikasi tambahan (additive) dengan perintah dokter.

Keberadaan peralatan dapat menghemat waktu dan membantu penyelesaian tugas. Memastikan bahwa pasien menerima larutan IV dan medikasi yang tepat sesuai perintah dokter.

2. Jelaskan prosedur pada pasien Cuci tangan dapat mencegah penyebaran mikroorganisme.

PENGGANTIAN LARUTAN IV : Mengatur / memelihara sterilitas larutan IV.

4. Dengan hati-hati buka penutup yang terlindung dari kontainer larutan baru dan ekspose daerah pemasukan.5. Tutup jepitan pada selang. Hentikan aliran dari cairan IV

selama penggantian larutan.6. Angkat kontainer pole IV dan balikkan cepat-cepat pindahkan dari kontainer lama IV dengan hati-hati.

Memelihara sterilitas set – up.

7. Siapkan kontainer baru dan masukkan ujungnya. Gantung pada pole IV.

Mengatur standar aliran dari dalam drip chamber.

8. Beri label kontainer menurut kebijaksanaan rumah sakit. Catat pengeluaran atau pemasukkan catatan dan dokumen pada tabel berdasarkan kebijaksanaan rumah sakit. Ganti / singkirkan peralatan. Cuci tangan.

Menjamin kelanjutan yang akurat dan administrasi larutan IV yang tepat.Pencucian tangan mencegah penyebaran mikroorganisme.

MENGGANTI SELANG IV DAN LARUTAN :9. Ikuti Langkah 1 – 4.10. Buka set administrasi dan buka tutup pelindung dari ujung infusi. Gunakan teknik yang steril untuk memasukkan ke dalam kontainer baru.

Memelihara sterilisasi set – up IV.

84

11. Tutup penjepit pada selang baru. Gantungkan kontainer IV pada pole dan tekan drip chamber untuk mengisi setidaknya setengahnya.

Gravitasi dan efek penghisapan menyebabkan cairan bergerak ke dalam drip chamber, juga mencegah udara turun ke selang.

12. Buka tutup pada ujung selang, kendorkan penjepit, dan biarkan cairan bergerak melewati selang sampai semua gelembung udara menghilang. Tutup penjepit dan tutup kembali ujung selang untuk menjaga sterelisasi set – up.

Buang udara dari selang bila dapat dalam jumlah besar, lakukan seperti embolus udara.

13. Buka pita perekat pada daerah pemasukan IV. Hati-hati mencabut perban pita perekat.

Perawatan yang hati – hati harus dilakukan bila berhubungan dengan daerah untuk mencegah tarnsmisi. HIV dan ifeksi daerah lain. Pemindahan / pencabutan perban menyediakan akses pada poros jarum diperlukan pada penggantian selang.

14. Tempatkan kawat steril dibawah poros jarum.

Mempermudah penggantian / pembukaan tutup dan penggabungan poros jarum. Menyerap kebocoran ketika selang tidak bersambung dengan jarum.

15. Tempatkan selang IV baru tertutup pada lubang masuk pasien IV dan dengan lembut lepaskan tutup pelindung.

Mempermudah pembukaan tutup dan pengabungan poros jarum.

16. Jepit selang IV lama. Siapkan poros jarum dengan tangan non – dominan sampai penggantian selesai. Buka selamg dengan tangan dominan gunakan gerakan memutar.

Menstabilisasikan jarum dan mencegah kelalaian penggantian.

17. Set selang disamping pada saat pemeliharaan sterilitas, dengan hati-hati membuka tutup dan masukkan ujung selang steril untuk mengamankannya. Buang sarung tangan yang kotor.

Memelihara strelitas set up IV.

18. Buka penjepit Memberikan larutan mengalir kepada pasien

19. Pasang kembali perban steril pada lubang masuk menurut aturan rumah sakit (lihat prosedur 35 – 5 ).

Menahan masuknya mikroorganisme pada lubang masuk.

20. Atur aliran IV menurut perintah dokter (lihat prosedur 35 – 2 ).

Memastikan pasien menerima larutan IV sesuai standar yang diperintahkan.

21. Tempelkan pada kantong IV Dokumentasikan kantong IV

85

pita atau label yang mencantumkan tanggal, waktu, dan inisial anda. Label kontainer dan prosedur pencatatan didasarkan pada kebijaksanaan perusahaan. Singkirkan peralatan dan cuci tangan.

berubah. Pencucian tangan mencegah penyebaran mikroorganisme.

22. Catat respon pasien terhadap infusi IV.

Memastikan keakuratan dokumentasi terhadap respon pasien.

PROSEDUR 35 - 4Memonitor Lubang Masuk Dan Infusi IV

KEGIATAN MAKSUD

1.Monitor infusi IV setidaknya sekali tiap jam. Pengecekan yang lebih sering mungkin diperlukan jika medikasi sedang diinfuskan

Meningkatkan administrasi yang aman pada ciran – cairan dan medikasi IV.Administrasi yang terlalu cepat pada medikasi hasilnya adalah perkembangan speed shock.

a. Periksa perintah dokter atas larutan IV.

Memastikan bahwa larutan yang benar sedang diberikan pada standar yang benar.

b. Periksa rongga tetes (drip chamber) dan waktu tetesan jika IV tidak diatur oleh alat pengatur infusi.

Memastikan bahwa standar aliran sudah benar.

c. Periksa selang atau apa saja yang mungkin mengganggu aliran. Pastikan bahwa penjepit pada posisi terbuka. Amati perban kebocoran larutan.

Jepitan atau tekanan pada selang dapat mengganggu aliran. Kebocoran dapat terjadi pada pertemuan antara selang dan poros jarum atau katheter dan memungkinkan hilangnya larutan IV.

d. Amati seting alarm dan lampu indikator alat kontrol infusi.

Memastikan bahwa alat kontrol infusi berfungsi dan alarm dalam posisi “ On “.

2. Periksa letak rasa sakit, pembengkakan, rasa dingin atau letak kepucatan pada tempat pemasukan yang mungkin mengindikasikan infiltrasi IV. Hal tersebut memerlukan pemindahan IV dan memelainya kembali pada lain tempat. Metode lain dari validasi. Apakah IV berada didalam

Jarum mungkin menjadi keluar dari pembuluh darah, dan larutan IV dapat mengalir ke dalam serat subcubtanneous.

86

pembuluh darah larutan akan berhenti mengalir.3. Periksa daerah yang kemerah-merahan membengkak, panas dan sakit pada lubang pemasukan IV yang mungkin mengindikasikan kehadiran phlebitis. IV harus dihentikan dan mulai lagi pada lokasi yang lain. Beritahu dokter jika anda mencurigai bahwa phlebitis akan terjadi.

Iritasi kimia atau mekanikal trauma menyebabkan luka pada pembuluh darah dan dapat mengarah pada pembentukan phelebitis.

4. Periksa manifestasi lokal atau systematic yang mengindikasikan adanya infeksi pada lubang masuk. IV akan berhanti dan dokter diberitahu. Jangan pernah menghentikan selang IV pada saat mengenakan baju rumah sakit pada pasien.

Teknik cuci hama yang tidak mencukupi memungkinkan bakteri masuk kedalam jarum atau khateter atau sambungan selang.

5. Waspada terhadap komplikasi tambahan pada terapi IV.

Penginfusan larutan IV yang berlebihan akibatnya adalah peningkatan volume dari sirkulasi cairan.

6. Beritahu pasien untuk menghubungi atau memanggil perawat jika terjadi ketidaknyamanan pada lubang masuk, Kontainer larutan hampir habis atau aliran berubah.

Membangun kerjasama pasien dan administrasi yang aman pada larutan IV.

7. Dokumentasikan infusi IV, komplikasi-komplikasi pada terapi, dan reaksi pasien terhadap terapi.

Menyediakan dokumentasi yang akurat dan memastikan kontinuitas perawatan.

PROSEDUR 35 – 5 Mengganti Perban IVPeralatan :Perban steril (2 x 2 atau 4 x 4) atau perban polyurethae transparanLarutan bertadin atau swabs (kain)Adhesive removerSalep povidone – iodine (atau salep anti septic lainya yang direkomendasikan oleh rumah sakit)Kain berakoholTape (pita)

87

Sarung tangan yang berisih.

KEGIATAN MAKSUD

1. Memperkirakan apakah pasien perlu penggantian perban.

Kebijaksanaan rumah sakit menentukan interval penggantian perban (setiap 24-72 jam). Bila perban berair atau nonandhering dapat meningkatkan resiko kontaminasi bakterial pada lubang pemasukan.

2. Kumpulkan peralatan dan taruh disebelah tempat tidur.

Tersedianya peralatan lubang dapat meningkatkan waktu dan mendukung pelaksanaan tugas.

3. Jelaskan prosedur kepada pasien

Penjelasan dapat mengurangi kegelisahan dan ketegangan pada pasien

4. Cuci tangan – kenakan sarung tangan

Pencucian tangan mencegah penyebaran mikroorganisme. Sarung tangan mencegah transmisi HIV dan infeksi darah lainnya.

5. Hati-hati buka prban lama, tapi biarkan pita perekat yang menahan jarum atau khateter IV pada tempatnya singkirkan perban bekas tadi.

Mencegah berubahnnya kedudukan jarum atau IV.

6. Memperkirakan lubang masuk IV atas kehadiran inflamasi dan infiltrasi. Jika terjadi diskontinyu dan pindah lokasi IV.

Inflamasi atau infiltrasi menyebabkan trauma pada serat-serat (tissues) dan pindahkan bila diperlukan jarum atau khateter IV.

7. Kendorkan pita perekat dan buka perlahan-lahan, pegang khateter / poros jarum agar tidak goyang dengan menggunakan satu tangan.

Jarum tetap stabil dan mencegah kelalaian.

8. Gunakan pemindah untuk mematikan prosedur pembersihan pada lubang pemasukan.

Memindahkan residu adhasi dan memudahkan pemasangan perban baru.

9. Bersihkan lubang denganlarutan betadine. Gunakan gerakan memutar dari arah pusat ke luar. Dilanjutkan dengan pembersihan dengan alkohol.

Pembersihan dengan gerakan memutar kearah luar membawa keluar organisme dari lubang pemasukan. Penggunaan larutan antiseptic mengurangi sejumlah mikroorganisme pada permukaan kulit.

10. Terapkan kembali pita perekat pada jarum atau khateter pada lubang masuk.

Menahan jarum atau khateter pada lubang masuk.

11. Gunakan salep povadine – iodine pada lubang pemasukan

Salep antiseptic mengurangi kontaminasi pada kulit dan

88

jika kebijaksanaan rumah sakit merekomendasikan

menjaganya dari infeksi.

12. Gunakan kawat steril / peran polyurethane transparan diatas lubang masuk buka sarung tangan dan simpan

Menjaga lubang masuk dan menahan kontaminasi mikroorganisme.

13. Amankan sarung IV dengan isolasi bila perlu. Beri label perban dengan tanggal, waktu penggantian, dan inisial. Cek apakah aliran IV akurat dan sistem baik.

Dokumentasikan penggantian perban IV.

14. Singgirkan peralatan dan cuci tangan.

Mlindungi penyebaran mikroorganisme

15. Catat respon pasien pada penggantiano perban dan observasi atas lubang masuk.

Menyediakan dokumentasi yang akurat dan memastikan kontinuitas perawatan

TABEL 35 – 10Komplikasi berhubungan dengan infusi intravenous (IV)

NAMA DANDEFINISI

PENYEBAB TANDA DANGEJALA

PERTIMBANGAN

PERAWATAN1. Infiltrasi : larinya cairan kedalam subcutaneous tissue.

Jarum meleset Pembengkakan, rasa dingin; kemerahan atau rasa sakit disekitar lubang infusi; penurunan yang berarti dalam standar aliran.

Periksa lubang infusi sering-sering untuk melihat gejala.

Hentikan infusi jika gejala

Terjadi. Infusi

dimulai kembali pada daerah yang berbeda.

Batasi pergerakan IV.

2. Phlebitis : Inflamsi pada pembuluh darah

Mekanikal trauma dari jarum khatter.

Cemical trauma dari larutan.

Kemerahan; hangat; dan edema ringan pada pembuluh darah diatas lubang pemasukan.

Hentikan infusi segera.

Terapkan air hangant lalu kompreskan pada

89

Septic (ikarenakan kontaminasi).

darerah lubang pemasukan.

Hindarkan penggunaan lebih jauh pada pembuluh darah.

Mulai kembali infusi pada pembuluh darah yang lain.

3. Thrombus : Penggumpalan darah.

Tissue trauma dari jarum khateter.

Hampir sama dengan phlebitis. Aliran cairan intravenous mungkin berhenti jika gumpalan menyumbat jarum.

Hentikan infusi dengan segera.

Gunakan kompres hangat sesuai perintah dokter.

Mulai kembali infusi pada tempat yang lain.

Jangan diusab atau memijat daerah yang terkena.

4. Speed shock : Reaksi tubuh terhadap substansi yang disuntikkan kedalam sistem sirkulasi terllu cepat.

Infusi cairan kedalam sirkulas terlalu cepat.

Sakit kepala; denyut nadi cepat; kedinginan, punggung sakit dan dyspnea.

Jika gejala berkembang hentika infusi dengan segera.

Laporkan gejala speed shock pada dokter dengan segera.

Monitor tanda-tanda vital jika gejala

90

berkembang.

Gunkan selang IV yang layak. Microdrip (60 gtt / ml ). Harus digunakan pada semua pasien pediatric.

Dengan teliti memonitor standar aliran cairan.

Cek standar lebih sering untuk keakuratan.

Catatan waktu sangat berguna dalam hal ini.

5. Kelebihan muatan (overload) cauran : kondisi yang disebabkan ketika volume cairan yang diinfusikan kedalam sistem sirkulasi terlalu besar.

Volume cairan yang diinfusikan kedalam sirkulasi terlalu besar.

Peningkatan tekanan darah; dan kesulitan bernafas (dyspnea).

Jika gejala berkembang perlambat infusi.

Beritahu dokter dengan segera.

Monitor tanda-tanda vital.

Monitor dengan teliti standar aliran cairan.

Cek standar lebih sering untuk keakuratan.

7. Embolus : Tubuh luar atau udara didalam

Throumbus dipaksa keluar dan bersirkulasi

Tergantung pada apakah embolusme menyebabkan

Periksa lubang pemasukan secara

91

sistem sirkulasi.

didalam darah.

Udara masuk ke pembuluh darah melalui jalur infusi.

penyumbtan atau infeksi dalam sistem sirkulasi.

teratur untuk mengidentifikasikan tanda-tanda phlebitis.

Jangan biarkan udara masuk jalur infusi.

Perlakukan phlebitis dengan sangat hati-hati.

Laporkan rasa sakit yang tiba-tiba atau kesulitan bernafas dngan segera.

7. Infeksi dari orgnis pathogenic kedalam tubuh.

Penggunaan tekhnik yang tidak steril dlam memulai infusi.

Perawatan yang tidak wajar pada lubang masuk infusi.

Larutan IV terkontaminasi.

Demam ; perasaan tidak enak; dan sakit, pembengkakan, inflamasi, atau lepasnya lubang insersi IV.

Gunakan teknik scrupulous antiseptic ketika memulai infusi.

Ganti perban diatas lubang pemasukan dengan teratur.

Ganti selang IV setiap 24 jam jika kebijaksanaan rumah sakit mengijinkan.

Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dengan IV.

92

PROSEDUR 35 – 6Pengadministrasian Transfusi DarahPeralatan :Produk darahPeralatan administrasi darah (selang dengan filter inline dan y untuk administrasi saline).0,9 % normal saline.IV poleIintravenous line : dengan akurat jarum atau khateter # 18 atau # 19.

KEGIATAN MAKSUD

1. Tentukan apakah pasien mengetahui alasan ats pentramsfusian. Tanyakan apakah pasien pernah menjalani transfusi atau reaksi transfusi sebelumnya.

Pemberitahuan langsung sangat diperlukan untuk memulai transfusi.

2. Jelaskan prosedurnya kepada pasien. Sarankan kepada pasien untuk dingin, gatal, dan gejala-gejala yang tidak biasa.

Memastikan bahwa pasien yakin dan mau bekerja sama. Pemberitahuan secepatnya atas reaksi-reaksi pada transfusi agar dapat dihentikan dengan segera.

3. Cuci tangan. Pencucian tangan mncegah

93

penyebaran mikroorganisme-mikroorganisme.

4. Gantung kontainer yang berisi 0,9 % normal saline dengan perangkat administrasi darah untuk menginisiasi infusi IV dan mengikuti administrasi darah.

Dextrose dapat mengarahkan kepada penggumpaln sel-sel darah merah dan hemolisis. Filter pada peralatan administrasi darah memindahkan material-material tertentu yang terbentuk selama darah disimpan.

5. Mulai intravenous dengan khateter ukuran # 18 atau # 19. Lihat prosedur 35 – 1.Jaga agar IV tetap terbuka dengan cara memulai aliran normal saline.

Jarum atau khateter dengan ukuran ujung yang besar diperlukan untuk infusi darah. Lumen haruslah cukup besar agar tidak menyebabkan kerusakan sel-sel darah merah

6. Penyediaan produk darah didapatkan dari bank darah berdasarkan kebijaksanan rumah sakit.

Darah harus disimpan didalam wadah berfregerator yang suhunya terkontrol (4 C).

7. Selesaikan identifikasi dan periksa seperti yang diinginkan Rumah sakit :a. Identifikasi nomer.

b. Golongan darah dab tipe darah.

c. Tanggal ekspirasi

d. Nama pasien

e. Periksa penggumpalan darah.

Beberapa Rumah sakit menginginkan dua perawat untuk memilah-milah informasi.Memeriksa apakah unit angka – angka cocok.Memeriksa bahwa golongan ABO dan tipe Rh sama.Penyimpanan darah yang aman hanya terbatas sampai 35 hari sebelum sel-sel darah merah mulai rusak.Jangan pernah mengadministrasikan darah kepada pasien tanpa label nama.Jika terjadi penggumpalan, darah harus dikembalikan kepada bank darah.

8. Ambil perangkat base – line dari tanda-tanda vital untuk memulai tranfusi.

Setiap perubahan dalam tanda-tanda vital selama transfusi mungkin mengindikasikan reksi.

9. Mulai infusi drah :a. Isi filter dengan darah.b. Mulai administrasi lahan –

lahan.

c. Periksa tanda – tanda vital setiap 5 menit pada 15 mnit

Perlu untuk kewajaran aliran darah.Reaksi – reaksi transfusi sering kali terjadi pada periode ini, dan standar rata-rata yang perlahan dapat meminimalkan volume sel-sel darah merah yang diinfuskn. Jika tidak terjadi efek-efek negatif selama waktu tersebut, rata-rata infusi ditingkatkan.

94

pertama.d. Amati flushing dyspnea,

rasa gatal, atau kudis.e. Gunakan peralatan

penghangat darah, jika ada indikasi, khususnya pada saat transfusi cepat yang melewati venous pusat menekan khateter.

Jika komplikasi terjadi maka dapat diaawasi, dan darah segera dihentikan.

Mungkin merupakan medikasi awal dari reaksi transfusi.Administrasi cepat pada darh yang diinginkan dapat menghasilkan cardiac arrhythmias.

10.Pelihara rata-rata aliran seperti yang diperintahkan dan perkirakan dengan lebih sering atas reaksi transfusi. Hentikan transfusi darah dan alirkan saline jika anda mencurigai adanya reaksi. Beritahu kepada dokter dan bank darah

Standar rata-rata aliran harus dikontrol dengan hati-hati, dan reaksi-reaksi pada pasien selalu dimontor.

11.Pada sat transfusi telah selesai infuskan 0,9 % normal saline.

Saline mencegah hemolisis pada sel-sel darah dan membersihkan darah yang tertinggal dalam selang IV.

12.Catat administrasi darah dan reaksi pada pasien seperti yang diperintahkan oleh Rumah sakit.Kembalikan kantong transfusi darah ke bank drah berdasarkan kebijaksanaan agensi.

Menyediakan dokumentasi yang akurat dari respon-respon pasien terhadap transfusi darah.

TABEL 35 – 11Reaksi – reaksi Transfusi

REAKSI GEJALA DANTANDA-TANDA

AKTIVITASPERAWATAN

Reaksi alergi : Alergi kepada darah yang ditransfusikan

Gatal – gatalAnaphylaxis

Hentikan transfusi dengan segera dan KVO dengan normal saline.

Beritahukan kepada dokter.

Administrasikan antihistamine

Reaksi Febrile : demam yang berkembang selama infusi.

Demam dan rasa dinginPusingKeringat dingin.

Hentikan transfusi dengan segera dan KVO dengan normal saline.

Beritahu dokter. Rawat gejala-gejla

tersebut.

95

Reaksi transfusi hemolitik : Ketidaksesuaian produk darah

Wajah mengkilapDemam, rasa dingin, pusing, shock, punggung sakit.

Hentikan infusi dengan segera dan KVO dengan normal saline.

Beritahu dokter. Ambil sampel

darah. A mbil urin yang

pertama kali keluar.

Rawat jika terjadi shock.

Bawa peralatan, selang dan filter ke laboratorium.

Kelebihan Muatan pda circulatory : terlalu banyak darah yang diadministrasikan.

Dyspnea

Batuk kering

Pulmonary edema

Perlambat atau hentikan infusi.

Awasi tanda – tanda vital.

Beritahu dokter.

Reaksi bakterial : adanya bakter dalam darah.

Demam

Hipertensi

Kiulit kering dan mengkilapRasa sakt pda abdominal

Hentikan infusi dengan segera.

Monitor tanda – tanda vital.

Beritahu dokter.

Administrasikan antibotik.

Pemilihan Donor Darah Pemilihan donor darah harus dilaksanakan dengan sangat hati-hati. Donor darah harus dipisah – pisahkan dengan akurat, tetapi juga sangat penting untuk menentukan apakah donor bebas dari penyakit, seprti halnya aids dan hepatitis tipe A dan tipe B. Virus yang menyebabkan penyakit-penyakiy tersebut dapat masuk ketubuh resipen. Orang – orang yang menderita alergi biasanya tidak boleh mendonor, begitu juga mereka yang mempunyai sejarah penyakit kronis, seprti tubercolosi. Sebagai tindak pencegahan lebih lanjut, beberapa bank darah tidak mau menerima darah dari donor yang baru saja diimunisasi karena adanya kemungkinan reaksi alergi pada darah. Donor diperiksa dengan teliti pada sat pendonoran dan diijinkankan untuk memberikan pendonoran darah hanya jika jantung baik, darah, suhu, standar denyut nadi dan respirtori berada dalam daerah normal. Pada awal tahun 1980 banyak orang yang terkena AIDS setelah menerima darah yang terkontaminasi. Walaupun pemantauan yang hati-hati dan teliti telah dilakukan terhadap pendonor dan darah yang didonorkan

96

dan berhasil mengurangi dalam jumlah besar kejadian-kejadian tersebut, pendonor darah dan recipien terus mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya mempertanyakan keamanan.Tidak mungkin bahwa pendonor dapat terkena AIDS atau penyakit yang lainya dengan memberikan darahnya karena penggunaan sekali pakai diterapkan pada setiap pendonor. Beberapa pasien yang sudah tahu sebelumnya bahwa ia akan mmerlukan darah, sebelumnya sudah meminta diijinkan untuk menerima darah yang didonorkan oleh keluarganya atau dirinya sendiri (autologous transfusion). Praktek semacam ini makinpopuler sekarang ini.

Ekstrak Darah Tidak semua orang membutuhkan seluruh konponen darah, sebagai contoh mungkin pasien hanya memerlukan sel darah merah tetapi tidak plasma dan yang lainnya, misalnya : pasien anemia dengan jumlah sel darah merah rendah, pasien dengan kegagalan kardiovaskuler, sehubungan dengan peningkatan volume darah dan sel-sel darah merahnya, perdarahan gastrointestinal.

Pada situasi lain hanya perlu plasma seperti perununan plasma protein atau penurunan faktor pembekuan.Contoh komponen plasma yang digunakan secara terapi meliputi albumin manusia (hipovolemic shock, albuminemia, kegagalan liver. Dekstran merupakan pengganti dari plasma, paling sering digunakan pada pasien hypovolemik syock dan untuk priming pump oksigenator pada pasien yang menjalani operasi jantung

EvaluasiParameter-parameter yang harus diperhatikan untuk melihat

keefektifan rencana keperawatan terkait dengan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa adalah :

Kaji intake pasien apakah sesuai dengan kebutuhan pasien Kaji apakah output pasien sedah seimbang dengan intake,

bagaimanakah karakteristik urine ? Apakah sumber-sumber kehilangan cairan masih terjadi ?, apakah

telah terganti dengan terapi ? dan apakan tanda-tanda kekurangan cairan membaik ?

Apakan berat badan dan pengukuran intake-output mengindikasikan keseimbangan cairan ?

97

Apakan tanda-tanda gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam-basa menghilang ?

Apakah pasien mampu mengatur dan memenuhi kebutuhannya sendiri (pemenuhan self-care)

Evaluasi harus berjalan sebagai implementasi rencana keperawatan sesuai dengan masalah dan tujuan yang telah ditetapkan.

98