30
KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Posted on April 24, 2011 by oktaseiji Standard KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistematika Pendidikan Disusun Oleh: Yeni Purwaningsih (2009-33-067) Muslifah Handayani (2009-33-073) Ragil Tri Sujatmiko (2009-33-108) Anni Nailul Farih (2009-33-112) Kelas : B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas kerja pendidikan hanya dapat dilakukan oleh manusia yang memiliki lapangan dan jangkauan yang sangat luas mencakup semua pengalaman dan pemikiran manusia tentang pendidikan Dari interaksi manusia dalam karya pendidikan itu dapat kita amati dengan cermat seperti juga dengan kegiatan manusia yang lainnya seperti kegiatan ekonomi, politik, hukum, dan lain sebagainya. Sejalan dengan itu kita dapat mempelajari pendidikan secara teoritis melalui perenungan – perenungan yang mendalam yang mencoba melihat makna pendidikan dalam suatu konteks yang lebih luas, maupun dapat

file · Web viewKONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN. Posted on April 24, 2011. by oktaseiji. Standard. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Makalah Disusun Guna

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: file · Web viewKONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN. Posted on April 24, 2011. by oktaseiji. Standard. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Makalah Disusun Guna

KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN

Posted on April 24, 2011 by oktaseiji

Standard

KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN

Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Sistematika Pendidikan

Disusun Oleh:

Yeni Purwaningsih (2009-33-067)

Muslifah Handayani (2009-33-073)

Ragil Tri Sujatmiko (2009-33-108)

Anni Nailul Farih (2009-33-112)

Kelas : B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MURIA KUDUS2011

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktivitas kerja pendidikan hanya dapat dilakukan oleh manusia yang memiliki lapangan dan jangkauan yang sangat luas mencakup semua pengalaman dan pemikiran manusia tentang pendidikan

Dari interaksi manusia dalam karya pendidikan itu dapat kita amati dengan cermat seperti juga dengan kegiatan manusia yang lainnya seperti kegiatan ekonomi, politik, hukum, dan lain sebagainya. Sejalan dengan itu kita dapat mempelajari pendidikan secara teoritis melalui perenungan – perenungan yang mendalam yang mencoba melihat makna pendidikan dalam suatu konteks yang lebih luas, maupun dapat juga mempelajari pendidikan secara praktis melalui kegiatan akademis dan empiris yang bersumber dari pengalaman – pengalaman pendidikan. Yang pertama dapat kita sebut teori pendidikan, sedangkan yang kedua kita sebut dengan praktik pendidikan.

Antara teori dan konflik pendidikan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yang memiliki hubungan komplementer yang saling mengisi satu sama lainnya. Praktik pendidikan seperti

Page 2: file · Web viewKONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN. Posted on April 24, 2011. by oktaseiji. Standard. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Makalah Disusun Guna

pelaksanaan pendidikan dalam lingkungan keluarga, pelaksanaan pendidikan di sekolah, pelaksanaan pendidikan di masyarakat, dapat dijadikan sumber dalam penyusuanan suatu teori pendidikan. Suatu teori pendidikan dapat dijadikan sebagai suatu pedoman dalam melaksanakan praktik pendidikan itu.

Dari pengalaman kita menemukan kenyataan, bahwa banyak orang yang mengetahui atau mempelajari suatu teori pendidikan, tapi ia juga dapat menjadi seorang pendidik yang baik, berhasil dalam membimbing anak – anaknya. Sebaliknya juga dapat terjadi, seorang teori ahli pendidikan, misalnya seorang ahli filsafat pendidikan, seorang ahli psikologi pendidikan, seorang ahli pedagogik, dan sebagainya, belum dapat dijamin bahwa ia akan menjadi seorang pendidik yang baik belum dapat dijamin ia dapat berhasil mendidik anaknya sendiri.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Apa konsep dari Ilmu Pendidikan itu?

2. Apa tujuan Ilmu Pendidikan?

3. Apa ruang lingkup dari Ilmu Pendidikan?

4. Apa syarat-syarat dari pengetahuan menjadi Ilmu Pendidikan?

5. Apa sifat-sifat dari Ilmu Pendidikan?

6. Apa manfaat mempelajari dan mendalami Ilmu Pendidikan?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari makalah ini adalah:

1. Mengetahui konsep Ilmu Pendidikan;

2. Mengetahui tujuan dari Ilmu Pendidikan;

3. Mengetahui ruang lingkup Ilmu Pendidikan;

4. Mengetahui syarat-syarat dari pengetahuan menjadi Ilmu Pendidikan;

5. Mengetahui sifat-sifat dari Ilmu Pendidikan;

6. Mengetahui manfaat mempelajari dan mendalami Ilmu Pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Ilmu Pendidikan

Page 3: file · Web viewKONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN. Posted on April 24, 2011. by oktaseiji. Standard. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Makalah Disusun Guna

Pandangan ini berasal dari Eropa Barat, khusunya Belanda dengan ahli pendidikannya yang terkenal bernama Langeveld. Di negeri ini pendidikan secara resmi diakui sebagai Ilmu Pendidikan pada tahun 1925. Ilmu Pendidikan adalah Ilmu yang mempelajari serta memproses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang di usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan: proses, cara, pembuatan mendidik.

Pengertian ilmu pendidikan disampaikan oleh para pakar, antara lain :

1. Prof. Dr. N. Driyarkara; pemikiran ilmiah tentang realitas yang disebut pendidikan (mendidik dan dididik).

2. Prof. M. J. Langeveld; Paedogogic atau ilmu mendidik merupakan suatu ilmu yang bukan saja menelaah objeknya untuk mengetahui betapa keadaan atau hakiki objek itu, melainkan mempelajari pula betapa hendaknya bertindak.

3. Dr. Sutari Imam Barnadib; ilmu pendidikan mempelajari suasana dan proses-proses pendidikan.

4. Prof. Brodjonegoro; ilmu pendidikan merupakan teori pendidikan, perenungan, tentang pendidikan.

Objek pendidikan ada dua macam, yaitu objek materi dan objek formal. Yang dimaksud dengan objek materi dan materinya atau bendanya yang dikenai pendidikan yaitu para peserta didik dan warga belajar. Sedangkan yang dimaksud dengan objek formal pendidikan ialah gejala yang tampak, dirasakan, dihayati, dan diekspresikan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Banyak ilmu yang berkaitan dengan manusia, seperti sosiologi, psikologi, biologi, pendidikan, dan sebagainya yang berobyek materi sama yaitu manusia, namun yang membedakan ilmu itu adalah objerk formalnya. Bila objek formal sosiologi adalah kemasyarakatn, objek formal psikologi adalah kejiwaan, objek formal biologi adalah jasmaniah, maka objek formal pendidikan adalah perilaku peserta didik dan warga belajar.

Metode penyelididkan Ilmu Pendidikan sama dengan metode penyelidikan ilmu-ilmu yang lainnya yaitu memakai metode penelitian ilmiah. Secara umum metode penelitian mencakup hal-hal berikut :

1. Judul/ruang lingkup

2. Masalah, tujuan, dan hipotesis

3. Tempat penelitian atau populasi dan sampel

4. Instrumen pengambilan data tentang variabel-variabel yang diteliti

5. Analisis data dan simpulan atau hasil.

Sejumlah hasil penelitian tentang objek yang sejenis akan membangun konsep tentang objek yang sejenis setelah dikomunikasikan secara universal akan membangun suatu teori tentang objek itu. Demikianlah cara-cara membentuk suatu teori. Dan manakala sejumlah teori merupakan satu keutuhan, maka ia akan membentuk suatu ilmu atau cabang ilmu.

Page 4: file · Web viewKONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN. Posted on April 24, 2011. by oktaseiji. Standard. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Makalah Disusun Guna

B. Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan

Menurut Made Pinarta (2006: 7), Ilmu Pendidikan dibentuk oleh sejumlah cabang ilmu yang terkait satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan. Masing-masing cabang ilmu pendidikan dibentuk oleh sejumlah teori. Cabang-cabang ilmu pendidikan yang dimaksud adalah:

a. Pendidikan Teoretis

b. Sejarah Pendidikan dan Perbandingan Pendidikan

c. Pengembangan Kurikulum

d. Didaktik Metodik atau Proses Belajar Mengajar

e. Media dan Alat Belajar

f. Komunikasi dan Informasi Pendidikan

g. Bimbingan dan Konseling

h. Evaluasi Pendidikan

i. Profesi dan Etika Pendidik

j. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan

l. Organisasi dan Menejemen Pendidikan

m. Statistik dan Penelitian Pendidikan

Cabang-cabang ilmu pendidikan ini, suatu ketika sangat mungkin akan berkembang menjadi ilmu tersendiri. Bila kita perhatikan cabang-cabang Ilmu Pendidikan di atas, tampak dengan jelas merupakan sesuatu yang sistematis. Butir 1 dan 2 menjelaskan tentang Ilmu Pendidikan secara global atau menyeluruh. Butir 3 sampai dengan 6 membahas tentang bahan dan prosesing pendidikan. Butir 7 sampai dengan 8 membahas tentang faktor menunjang proses pendidikan. Butir 9 khusus tentang pendidik. Butir 10 sampai dengan 12 membahas tentang penyelenggaraan pendidikan. Dan butir 13, membahas tentang alat –alat mengembangkan ilmu pendidikan. Di samping sistematika tersebut di atas, ada masing-masing cabang itu sendiri juga materinya tersusun secara sistematis.

C. Tujuan Ilmu Pendidikan

Mengenai syarat suatu ilmu harus mempunyai tujuan tersendiri, pendidikan juga suda persyaratan itu. Seperti kita ketahui, tujuan Ilmu Pendidikan sudah tercantum pada dokumen-dokumen sejumlah negara. Di Indonesia, tujuan pendidikan itu bisa dibaca pada Undang-Undang RI No.2 Tahun 1989, pada setiap GBHN, dan pada sejumlah Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan. Secara garis besar, tujuan Ilmu Pendidikan itu adalah untuk mengembangkan individu baik jasmani maupun rohani secara optimal, agar mampu meningkatkan hidup dan kehidupan diri, keluarga, dan masyarakatnya.

D. Syarat-Syarat Ilmu Pendidikan

Page 5: file · Web viewKONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN. Posted on April 24, 2011. by oktaseiji. Standard. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Makalah Disusun Guna

Seperti diketahui, bahwa suatu pengetahuan dapat berubah menjadi suatu ilmu bila memenuhi persayaratan ilmu. Tampaknya pengetahuan tentang pendidikan ini dipandang sudah memenuhi persyaratan sebagai ilmu, syarat-syarat ilmu yang dimaksud secara ilmu adalah sebagai berikut:

a. memiliki objek;

b. punya metode penyelidikan;

c. sistematis;

d. punya tujuan sendiri.

Menurut Made Pinarta (2006: 8), ada juga sejumlah ahli yang mengatakan bahwa syarat suatu ilmu harus jelas Ontologis, Epistimologis, dan Aksiologisnya. Ontologi adalah masalah apa, yaitu apa yang akan ditangani oleh pendidikan. Hal ini bertalian dengan objek materi dan objek formal ilmu pendidikan yang telah diuraikan di atas. Dengan demikian, ilmu pendidikan telah memiliki ontologi secara jelas. Sementara itu, Epistimologi Kebenaran dalam ilmu hanya dapat diwujudkan dengan metodologi ilmiah seperti juga telah diutarakan di atas. Syarat ini telah dipenuhi oleh Ilmu Pendidikan. Sedangkan Aksiologis yang membahas tindakan yang benar atau kegunaan pendidikan itu untuk kepentingan kesejahteraan manusia bertalian dengan tujuan pendidikan yang telah dibahas di atas, serta tindakan untuk mencapai tujuan itu. Dengan demikian ketiga persyaratan ini, sudah dipenuhi oleh pendidikan untuk mendapatkan predikat ilmu pendidikan.

E. Sifat-Sifat Ilmu Pendidikan

Menurut Munib (2006: 34) ada beberapa sifat dari ilmu pendidikan, yaitu:

1. Ilmu pendidikan sebagai Ilmu yang Bersifat Deskriptif-Normatif

Ilmu pendidikan itu selalu berhubungan dengan soal siapakah “manusia” itu. Pembahasan tentang, siapakah manusia biasaya termasuk bidang filsafat, yaitu filsafat antropologi. Pandangan filsafat tentang manusia sangat besar pengaruhnya terhadap konsep serta praktik-praktik pendidikan. Karena pandangan filsafat itu menentukan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh seorang pendidik atau suatu bangsa yang melaksanakan pendidikan.

Nilai yang dijunjung tinggi ini dijadikan norma untuk menentukan cirri-ciri manusia yang ingin dicapai melalui praktik pendidikan. Nilai-nilai ini diperoleh hanya dari praktik dan pengalaman mendidik, tapi secara normatif bersumber dari norma masyarakat, norma filsafat, dan pandangan hidup, bahkan juga dari keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang.

Untuk menjelaskan bahwa sistem nilai menjadi norma bagi pendidikan, maka di bawah ini kami sajikan beberapa uraian sebagai berikut :

a. Di Yunani Kuno orang sangat mementingkan tujuan pendidikan, yaitu pembentukan warga negara yang kuat. Orang Yunani mempunyai pandangan, bahwa manusia dilihat sebagai makhluk bermain (humo iudens). Jadi yang utama adalah pendidikan jasmani, karena di dalam tubuh yang sehat terdapat juga jiwa yang sehat (men sana in corpora sano). Dapat dipahami latar belakang mengapa mereka berpandangan demikian. Oleh karena Yunani terdiri atas negara yang banyak mengalami

Page 6: file · Web viewKONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN. Posted on April 24, 2011. by oktaseiji. Standard. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Makalah Disusun Guna

ketegangan, sehingga memerlukan kemampuan untuk mengatasi keadaan yang sulit. Sementara itu Yunani terdiri atas polis-polis (negara kota) yang saling berperang.

b. Pada abad ke-17, 18, dan 19 di Eropa Barat tampak Rasionalisme yang sangat kuat. Eropa Barat mempunyai pandangan tentang manusi sebagai berikut :

Manusia adalah makluk berfikir (homo sapiens), akal sebagai pangkal otak. Orang sangat menjunjung tinggi akal, baik akal teoritis maupun akal praktis. Dengan akal menusia menghasilkan pengetahuan. Dengan pengetahuan manusia dapat berbuat baik dalam pengertian sempurna. Sebagai contoh kita kembali ingat kepada Rene Descartes dengan metode keraguanya yang bersemboyan: “eogito ergo sun”, yang artinya saya berfikir, jadi saya ada. Oleh karena saya sadar bahwa saya ada, maka ada yang meng-Ada-kan dan yang meng-Ada-kan itu sempurna, maka yang diciptakan itu sempurna. Atas dasar titik tolak itu, maka paham ini berpendapat, bahwa akal (pengetahuan) maha kuasa.

John Lock, bapak Empirisme yang sangat mementingkan pengaruh pendidikan atas dasar teori tabularasa. Dari contoh-contoh di atas kelihatan, bahwa ada nilai-nilai tertentu yang menjadi norma, misalnya pengetahuan yang merupakan norma bagi pelaksana pendidikan.

c. Di Amerika Serikat kita berkenalan dengan John Dewey dengan filsafat Pragmatisme dan Etika Utilirianisme beserta dengan Psikologi Behaviorisme. Normanya terletak pada :”bahwa kebenaran itu terletak pada kenyataan yang praktis”. Apa yang berguna untuk diri itu adalah benar. Segala yang sesuai dengan praktik itulah yang benar.

Pandangan ini sangat berpengaruh dalam psikologi dan menghasilkan metode-metode mendidik dengan cara mendriil dan pelatihan yang pada akhirnya menghasilkan manusia sebagai mesin yang berdasarkanrespons terhadap stimulus.

2. Ilmu Pendidikan sebagai Ilmu yang Bersifat Teoritis dan Praktis-Pragmatis

Pada umumnya ilmu mendidik tidak hanya mencari pengetahuan diskriptif tentang objek pendidikan, melainkan ingin juga mengetahui bagaimana cara sebaiknya untuk berfaedah terhadap objek didiknya. Jadi dilihat dari maksut dan tujuanya, ilmu mendidik boleh disebut “ilmu yang praktis”, sebab ditujukan kepada praktik dan perbuatan-perbuatan yang mempengaruhi anak didiknya. Walaupun ilmu pendidikan ditujukan kepada praktik mendidik, namun perlu dibedakan ilmu pendidikan sebagai ilmu yang bersifat praktis-pragmatis.

Dalam ilmu mendidik teoritis kita bedakan, ilmu mendidik teoritis menjadi ilmu mendidik sistematis dan ilmu mendidik historis. Dalam ilmu mendidik teoritis para cerdik pandai mengatur dan mensistematiskan di dalam pemikiranya apa yang tersusun sebagai pola pemikiran pedidikan. Jadi dari praktik-praktik pendidikan disusun pemikiran-pemikiran secara teoritis. Pemikiran teoritis ini disusun dalam satu sistem pendidikan dan biasanya disebut ilmu mendidik teoritis. Ilmu mendidik teoritis ini disebut juga ilmu mendidik sistematis. Jadi sebenarnya kedua istilah itu mempunya arti yang sama, yaitu teoritis sama saja dengan sistematis.

Page 7: file · Web viewKONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN. Posted on April 24, 2011. by oktaseiji. Standard. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Makalah Disusun Guna

Dalam rangka membicarakan ilmu mendidik teoritis perlu diperhatikan sejarah pendidikan. Dengan mempelajari sejarah endidikan itu terlihat telah tersusun pandangan – pandangan teoritis yang dapat dipakai sebagai peringatan untuk menyusun teori pendidikan selanjutnya.

Dapat disimpulkan bahwa ilmu mendidik sistematis mendahului ilmu mendidik historis. Akan tetapi ilmu mendidik historis memberikan bantuan dan memperkaya ilmu mendidik sistematis. Kedua-duanya membantu para pendidik agar berhati – hati dalam raktik – praktik pendidikan.

Para pendidik yang jenius itu sebenarnya juga menggunakan teorinya sendiri, walapun teori tersebut belum disistematiskan. Seorang mahaguru ilmu mendidik J.M Gunning pernah berkata: “teori tanpa praktik adalah baik pada kaum cerdik cendekiawan dan praktik tanpa teori hanya terdapat pada orang gila dan para penjahat”. Akan tetapi pada kebanyakan pendidik diperlukan teori dan praktik berjalan bersama-sama.

F. Manfaat Mempelajari dan Mendalami Ilmu Pendidikan

Menurut Samsul Arifin (2008), manfaat mempelajari dan mendalami Ilmu Pendidikan yaitu:a. untuk membantu pemecahan masalah dan perencanaan secara konsepsional pendidikan Indonesia.b. untuk membentuk pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti di kehendaki oleh pembukuan dan isi UUD 1945.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahwa pendidikan lebih tua dibandingkan ilmu pendidikan, sebab pendidikan telah ada sebelum ilmu pendidikan. Syarat dari suatu pengetahuan dapat berubah menjadi suatu ilmu bila memenuhi persyaratan ilmu, yaitu memiliki objek, punya metode penyelidikan, sistematis, dan punya tujuan sendiri. Tampaknya pengetahuan tentang pendidikan ini dipandang sudah memnuhi persyaratan sebagai ilmu.

Tujuan dari Ilmu Pendidikan ialah untuk mengembangkan individu baik jasmani maupun rohani secara optimal, agar mampu meningkatkan hidup dan kehidupan diri, keluarga, dan masyarakatnya. Ada beberapa ruang lingkup dari Ilmu Pendidikan yaitu Pendidikan Teoretis, Sejarah Pendidikan dan Perbandingan Pendidikan, Pengembangan Kurikulum, Didaktik Metodik atau Proses Belajar Mengajar, Media dan Alat Belajar, Komunikasi dan Informasi Pendidikan, Bimbingan dan Konseling, Evaluasi Pendidikan, Profesi dan Etika Pendidik, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Organisasi dan Menejemen Pendidikan, dan Statistik dan Penelitian Pendidikan.

Manfaat dari mempelajari Ilmu Pendidikan yaitu untuk membantu pemecahan masalah dan perencanaan secara konsepsional pendidikan Indonesia dan untuk membentuk pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti di kehendaki oleh pembukuan dan isi UUD 1945.

Page 8: file · Web viewKONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN. Posted on April 24, 2011. by oktaseiji. Standard. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Makalah Disusun Guna

B. Saran

Setelah membaca uraian di atas, hendaklah kita sebagai calon guru mempelajarai Ilmu Pendidikan karena akan bermanfaat bagi diri sendiri khususnya dan lembaga yang akan kita naungi kelak.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Munib, dkk. 2006. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES Press.

Anne Ahira. 2009. Mengenal Ilmu Pendidikan. Tersedia pada http://www.anneahira.com/ilmu/ilmu-pendidikan.htm. Diundih pada tanggal 3 Maret 2011.

Made Pidarta. 2006. Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Samsul Arifin. 2008. Ilmu Pendidikan. Tersedia pada http://samsulbonpat.wordpress.com/2008/02/04/ilmu-pendidikan-2/. Diunduh pada tanggal 12 Maret 2011.

Umar Tirta Raharja dan La Sula. 2000. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Zahara Idris. 1984. Dasar-Dasar Kepribadian. Bandung: Angkasa.

Page 9: file · Web viewKONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN. Posted on April 24, 2011. by oktaseiji. Standard. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Makalah Disusun Guna

Hakikat Ilmu – Pengertian, Syarat dan Karakteristik Ilmu

Posted on 13 Januari 2008 by AKHMAD SUDRAJAT — 19 Comments ↓

1. Pengertian Ilmu

Apakah ilmu itu? Moh. Nazir, Ph.D (1983:9) mengemukakan bahwa ilmu tidak lain dari suatu pengetahuan, baik natura atau pun sosial, yang sudah terorganisir serta tersusun secara sistematik menurut kaidah umum. Sedangkan Ahmad Tafsir (1992:15) memberikan batasan ilmu sebagai pengetahuan logis dan mempunyai bukti empiris. Sementara itu, Sikun Pribadi (1972:1-2) merumuskan pengertian ilmu secara lebih rinci (ia menyebutnya ilmu pengetahuan), bahwa:

“Obyek ilmu pengetahuan ialah dunia fenomenal, dan metode pendekatannya berdasarkan pengalaman (experience) dengan menggunakan berbagai cara seperti observasi, eksperimen, survey, studi kasus, dan sebagainya. Pengalaman-pengalaman itu diolah oleh fikiran atas dasar hukum logika yang tertib. Data yang dikumpulkan diolah dengan cara analitis, induktif, kemudian ditentukan relasi antara data-data, diantaranya relasi kausalitas. Konsepsi-konsepsi dan relasi-relasi disusun menurut suatu sistem tertentu yang merupakan suatu keseluruhan yang terintegratif. Keseluruhan integratif itu kita sebut ilmu pengetahuan.”

Di lain pihak, Lorens Bagus (1996:307-308) mengemukakan bahwa ilmu menandakan seluruh kesatuan ide yang mengacu ke obyek (atau alam obyek) yang sama dan saling keterkaitan secara logis.

Dari beberapa pengertian ilmu di atas dapat diperoleh gambaran bahwa pada prinsipnya ilmu merupakan suatu usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan pengetahuan atau fakta yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, dan dilanjutkan dengan pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode yang biasa dilakukan dalam penelitian ilmiah (observasi, eksperimen, survai, studi kasus dan lain-lain)

2. Syarat-Syarat Ilmu :

Suatu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu apabila dapat memenuhi persyaratan-persyaratan, sebagai berikut

1. ilmu mensyaratkan adanya obyek yang diteliti, baik yang berhubungan dengan alam (kosmologi) maupun tentang manusia (Biopsikososial). Ilmu mensyaratkan adanya obyek yang diteliti. Lorens Bagus (1996) menjelaskan bahwa dalam teori skolastik terdapat pembedaan antara obyek material dan obyek formal. Obyek formal merupakan obyek konkret yang disimak ilmu. Sedang obyek formal merupakan aspek khusus atau sudut pandang terhadap ilmu. Yang mencirikan setiap ilmu adalah obyek formalnya. Sementara obyek material yang sama dapat dikaji oleh banyak ilmu lain.

2. ilmu mensyaratkan adanya metode tertentu, yang di dalamnya berisi pendekatan dan teknik tertentu. Metode ini dikenal dengan istilah metode ilmiah. Dalam hal ini, Moh. Nazir, (1983:43) mengungkapkan bahwa metode ilmiah boleh dikatakan merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interrelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka

Page 10: file · Web viewKONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN. Posted on April 24, 2011. by oktaseiji. Standard. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Makalah Disusun Guna

metode ilimiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Almack (1939) mengatakan bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesutu interrelasi. Selanjutnya pada bagian lain Moh. Nazir mengemukakan beberapa kriteria metode ilmiah dalam perspektif penelitian kuantitatif, diantaranya: (a) berdasarkan fakta, (b) bebas dari prasangka, (c) menggunakan prinsip-prinsip analisa, (d) menggunakan hipotesa, (e) menggunakan ukuran obyektif dan menggunakan teknik kuantifikasi. Belakangan ini berkembang pula metode ilmiah dengan pendekatan kualitatif. Nasution (1996:9-12) mengemukakan ciri-ciri metode ilimiah dalam penelitian kualitatif, diantaranya : (a) sumber data ialah situasi yang wajar atau natural setting, (b) peneliti sebagai instrumen penelitian, (c) sangat deskriptif, (d) mementingkan proses maupun produk, (e) mencari makna, (f) mengutamakan data langsung, (g) triangulasi, (h) menonjolkan rincian kontekstual, (h) subyek yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti, (i) mengutama- kan perspektif emic, (j) verifikasi, (k) sampling yang purposif, (l) menggunakan audit trail, (m)partisipatipatif tanpa mengganggu, (n) mengadakan analisis sejak awal penelitian, (o) disain penelitian tampil dalam proses penelitian.

3. Pokok permasalahan(subject matter atau focus of interest). ilmu mensyaratkan adanya pokok permasalahan yang akan dikaji. Mengenai focus of interest ini Husein Al-Kaff dalam Kuliah Filsafat Islam di Yayasan Pendidikan Islam Al-Jawad menjelaskan bahwa ketika masalah-masalah itu diangkat dan dibedah dengan pisau ilmu maka masalah masalah yang sederhana tidak menjadi sederhana lagi. Masalah-masalah itu akan berubah dari sesuatu yang mudah menjadi sesuatu yang sulit, dari sesuatu yang sederhana menjadi sesuatu yang rumit (complicated). Oleh karena masalah-masalah itu dibawa ke dalam pembedahan ilmu, maka ia menjadi sesuatu yang diperselisihkan dan diperdebatkan. Perselisihan tentangnya menyebabkan perbedaan dalam cara memandang dunia (world view), sehingga pada gilirannya muncul perbedaan ideologi (Husein Al-Kaff, Filsafat Ilmu,)

3. Karakteristik Ilmu

Di samping memiliki syarat-syarat tertentu, ilmu memiliki pula karakteristik atau sifat yang menjadi ciri hakiki ilmu. Randall dan Buchler mengemukakan beberapa ciri umum ilmu, yaitu : (1) hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama, (2) Hasil ilmu kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan, dan (3) obyektif tidak bergantung pada pemahaman secara pribadi. Pendapat senada diajukan oleh Ralph Ross dan Enerst Van den Haag bahwa ilmu memiliki sifat-sifat rasional, empiris, umum, dan akumulatif (Uyoh Sadulloh,1994:44).

Sementara, dari apa yang dikemukakan oleh Lorens Bagus (1996:307-308) tentang pengertian ilmu dapat didentifikasi bahwa salah satu sifat ilmu adalah koheren yakni tidak kontradiksi dengan kenyataan. Sedangkan berkenaan dengan metode pengembangan ilmu, ilmu memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat yang reliable, valid, dan akurat. Artinya, usaha untuk memperoleh dan mengembangkan ilmu dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang memiliki keterandalan dan

Page 11: file · Web viewKONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN. Posted on April 24, 2011. by oktaseiji. Standard. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Makalah Disusun Guna

keabsahan yang tinggi, serta penarikan kesimpulan yang memiliki akurasi dengan tingkat siginifikansi yang tinggi pula. Bahkan dapat memberikan daya prediksi atas kemungkinan-kemungkinan suatu hal

Sementara itu, Ismaun (2001) mengetengahkan sifat atau ciri-ciri ilmu sebagai berikut : (1) obyektif; ilmu berdasarkan hal-hal yang obyektif, dapat diamati dan tidak berdasarkan pada emosional subyektif, (2) koheren; pernyataan/susunan ilmu tidak kontradiksi dengan kenyataan; (3) reliable; produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur dengan tingkat keterandalan (reabilitas) tinggi, (4) valid; produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur dengan tingkat keabsahan (validitas) yang tinggi, baik secara internal maupun eksternal, (5) memiliki generalisasi; suatu kesimpulan dalam ilmu dapat berlaku umum, (6) akurat; penarikan kesimpulan memiliki keakuratan (akurasi) yang tinggi, dan (7) dapat melakukan prediksi; ilmu dapat memberikan daya prediksi atas kemungkinan-kemungkinan suatu hal.

===============

Daftar Pustaka

Achmad Sanusi,.(1998 ), Filsafah Ilmu, Teori Keilmuan, dan Metode Penelitian : Memungut dan Meramu Mutiara-Mutiara yang Tercecer, Makalah, Bandung :PPS-IKIP Bandung.

Achmad Sanusi, (1999), Titik Balik Paradigma Wacana Ilmu : Implikasinya Bagi Pendidikan, Makalah, Jakarta : MajelisPendidikan Tinggi Muhammadiyah.

Agraha Suhandi, Drs., SHm.,(1992), Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya, (Diktat Kuliah), Bandung : Fakultas Sastra Unpad Bandung.

Filsafat_Ilmu, members.tripod.com/aljawad/artikel/filsafat_ilmu.htm.

Ismaun, (2001), Filsafat Ilmu, (Diktat Kuliah), Bandung : UPI Bandung.

Jujun S. Suriasumantri, (1982), Filsafah Ilmu : Sebuah Pengantar Populer, Jakarta : Sinar Harapan.

Mantiq, media.isnet.org./islam/etc/mantiq.htm.

Moh. Nazir, (1983), Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia

Muhammad Imaduddin Abdulrahim, (1988 ), Kuliah Tawhid, Bandung : Yayasan Pembina Sari Insani

Page 12: file · Web viewKONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN. Posted on April 24, 2011. by oktaseiji. Standard. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Makalah Disusun Guna

Makalah Filsafat sebagai Ilmu Pengetahuan

14 Desember 2011 Tinggalkan Komentar

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab. yang juga diambil dan bahasa Yunani; philosophia. Kala ini berasal dan dua kata Philo dan Sophia. Philo = lImu atau cinta dan Sophia = kebijaksanaan. Sehingga arti harfiahnya adalah ilmu tentang kebijaksanaan ataupun seseorang yang cinta kebijakan.

Definisi kata filsafat bisa dikatakan merupakan sebuah problem falsafi pula. Tetapi, paling tidak bisa dikatakan bahwa “filsafat” adalah studi yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis. (Irmayanti Meliono, dkk. 2007. MPKT Modul l .Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI. hal. 1). Terlepas dan berbagai definisi yang berusaha menerjemahkan Filsafat secara global. Pada dasarnya Filsafat selain membahas dan menyimpulkan sesuatu yang menjadi dasar. Filsafat adalah ibu dari segala ilmu yang hadir di bumi ini. Logika dan perasaan meliputi segenap ruang Filsafat, sehingga memerlukan konsentrasi yang lebih untuk memahaminya lebih dan sekedar sebuah ilmu biasa.

Pengontokan kategori Filsafat sebetulnya terjadi belakangan ini. Karena pada intinya pembahasan yang dibahas dalam setiap kategori filsafat, berpegang pada penerjemahan dari dasar pijakan setiap elemen ilmu. Menurut salah satu pemerhati filsafat, bahwa filsafat adalah sebuah ilmu yang membahas mengenai ontologi (keberadaan), epistemonology (sumber atau dasar), dan aksioiogi (nilai atau norma) dan sesuatu. Berdasarkan pijakan itu, dikemudian hari, maka munculah berbagai klasifikasi Filsafat berdasarkan lingkup yang lebih kecil, seperti hadirnya Filsafat Timur atau Filsafat Islam.

Sejarah awal tumbuhnya Filsafat berasal dari Yunani pada sekitar abad ke 7 SM. Tentu saja ada nama-nama seperti Sokrates, kemudian Plato sebagai murid Sokrates, dan Aristoteles sebagai murid Plato. Namun ada juga yang beranggapan bahwa Filsafat lahir di bumi barat, bahkan pada nusa sebelum era Sokrates. Ada beberapa tokoh yang disebutkan pada zaman ini diantaranya adalah seperti Thales, Anaximander dan Phytagoras.

Keakuratan sejarah Filsafat sepertinya tidak menjadi halangan untuk perkembangan ilmu ini. Bahkan hingga saat ini, ada istilah Filsafat kontemporer yang tumbuh di era Jean Paul Sartre atau Jurgen Habermas. Dan dari semua Filsafat yang kita kenal dengan segala ragam coraknya, ada satu inti yang dapat kita simpulkan. Bahwa berfilsafat berarti mencari kebenaran. Lalu akankah kita temukan kebenaran itu (?) Ataukah kita akan berpegang pada kesimpulan Sokrates, bahwa kebenaran hakiki akan kita temui saat nyawa kita meregang dari jasadnya. Dan kita akan bertemu Sang Kebenaran.

Filsafat ilmu secara umum dapat dipahami dari dua sisi, yaitu sebagai disiplin ilmu dan sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan. Sebagai sebuah disiplin ilmu, filsafat ilmu merupakan cabang dari ilmu filsafat yang membicarakan obyek khusus, yaitu ilmu pengetahuan yang memiliki sifat dan karakteristik tertentu hampir sama dengan filsafat pada umumnya. Sementara itu, filsafat ilmu

Page 13: file · Web viewKONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN. Posted on April 24, 2011. by oktaseiji. Standard. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Makalah Disusun Guna

sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan, ia merupakan kerangka dasar dari proses keilmuan itu sendiri. Secara sederhana, filsafat dapat diartikan sebagai berfikir menurut tata tertib dengan bebas dan sedalam-dalamnya, sehingga sampai ke dasar suatu persoalan, yakni berfikir yang mempunyai ciri-ciri khusus, seperti analitis, pemahaman deskriptif, evaluatif, interpretatif dan spekulatif. Sejalan dengan ini, Musa Asy’ari menyatakan bahwa filsafat adalah berfikir bebas, radikal, dan berada pada dataran makna. Bebas artinya tidak ada yang menghalang-halangi kerja pikiran. Radikal artinya berfikir sampai ke akar-akar masalah (mendalam) bahkan sampai melewati batas-batas fisik atau yang disebut metafisis. Sedang berfikir dalam tahap makna berarti menemukan makna terdalam dan suatu yang terkandung didalamnya. Makna tersebut bisa berupa nilai-nilai seperti kebenaran, keindahan maupun kebaikan.

Menurut M. Amin Abdullah, filsafat bisa diartikan: (1) sebagai aliran atau hasil pemikiran, yakni berupa sistem pemikiran yang konsisten dan dalam tarap tertentu sebagai sistem tertutup (closed system), dan (2) sebagai metode berfikir, yang dapat dicirikan: a0 mencari ide dasar yang bersifat fundamental (fundamental ideas), b) membentuk cara berfikir kritis (critical thought), dan c) menjunjung tinggi kebebasan serta keterbukaan intelektual (intelectual freedom). Sebagai sebuah cabang filsafat, kurang lebih sudut pandang inilah, filsafat ilmu melihat ilmu-ilmu sebagai obyek kajiannya. Karenanya filsafat ilmu bisa juga disebut sebagai bidang yang unik, sebab yang dipelajari adalah dirinya sendiri.

Para ahli tampak beraneka ragam dalam memberikan definisi tentang filsafat ilmu, antara lain : Lewis White Beck menulis, “Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking tries to determine the value and significance of scientific enterprise as a whole.” Peter A. Angeles, sebagaimana dikutip The Liang Gie, menjelaskan bahwa filsafat ilmu merupakan suatu analisis dan pelukisan tentang ilmu dari berbagai sudut tinjauan, termasuk logika, metodologi, sosiologi, sejarah ilmu dan lain-lain. Sementara itu Cornelis A Benyamin mendefinisikan filsafat ilmu sebagai disiplin filsafat yang merupakan studi kritis dan sistematis mengenai dasar-dasar ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan metode-metode, konsep-konsep, praduga-praduganya, serta posisinya dalam kerangka umum cabang-cabang intelektual. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat dipahami bahwa filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif, radikal dan mendasar atas berbagai persoalan mengenai ilmu pengetahuan, landasan dan hubungannya dengan segala segi kehidupan manusia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa-apa saja yang termasuk objek filsafat ?

2. Metode-metode apa saja dalam filsafat ?

3. Bagaimana sistem dalam filsafat ?

4. Bagaimana kebenaran dalam filsafat ?

C. Manfaat

1. Agar mahasiswa mengetahui objek yang terkandung dalam filsafat.

2. Agar mahasiswa mengetahui metode-metode yang terdapat dalam filsafat

Page 14: file · Web viewKONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN. Posted on April 24, 2011. by oktaseiji. Standard. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Makalah Disusun Guna

3. Agar mahasiswa mengetahui sistem dalam filsafat

4. Agar mahasiswa tahu tentang kebenaran dalam filsafat

BAB IIFILSAFAT SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN

A. Obyek Filsafat

Pada dasarnya setiap ilmu mempunyai dua macam obyek, yaitu obyek material dan obyek formal. Obyek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan, seperti tubuh adalah obyek material ilmu kedokteran. Adapun obyek formalnya adalah metode untuk memahami obyek material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif.

Filsafat sebagai proses berfikir yang sistematis dan radikal juga memiliki obyek material dan obyek formal. Obyek material filsafat adalah segala yang ada, baik mencakup ada yang tampak maupun ada yang tidak tampak. Ada yang tampak adalah dunia empiris, sedang ada yang tidak tampak adalah alam metafisika. Sebagian filosuf membagi obyek material filsafat atas tiga bagian, yaitu: yang ada dalam alam empiris, yang ada dalam alam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan. Adapun obyek formal filsafat adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal, dan rasional tentang segala yang ada.

Dalam perspektif ini dapat diuraikan bahwa filsafat ilmu pada prinsipnya memiliki dua obyek substantif dan dua obyek instrumentatif, yaitu:

Obyek Subtantif, yang terdiri dari dua hal:

1. Fakta (Kenyataan)

Yaitu empiri yang dapat dihayati oleh manusia. Dalam memahami fakta (kenyataan ini ada beberapa aliran filsafat yang memberikan pengertian yang berbeda-beda, diantaranya adalah:

1) Positivisme

a) Hanya mengakui penghayatan yang empirik dan sensual

b) Sesuatu sebagai fakta apabila ada korespondensi antara yang sensual satu dengan yang sensual lainnya

c) Data empirik sensual tersebut harus obyektif tidak boleh masuk subyektifitas peneliti

d) Fakta itu yang faktual ada

2) Phenomenologi:

a) Fakta bukan sekedar data empirik sensual, tetapi data yang sudah dimaknai atau diinterpretasikan, sehingga ada subyektifitas peneliti. Tetapi subyektititas disini tidak berarti sesuai selera peneliti, subyektif disini dalam arti tetap selektif sejak dan pengumpulan data, analisis sampai pada kesimpulan. Data selektifnya mungkin berupa ide , moral dan lain-lain.

Page 15: file · Web viewKONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN. Posted on April 24, 2011. by oktaseiji. Standard. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Makalah Disusun Guna

b) Orang mengamati terkait langsung dengan perhatiannya dan juga terkait pada konsep-konsep yang dimiliki

c) Kenyataan itu terkonstruk dalam moral.

3) Realisme:

a) Sesuatu itu sebagai nyata apabila ada korespondensi dan koherensi antara empiri dengan skema rasional.

b) Mataphisik sesuatu sebagai nyata apabila ada koherensi antara empiri dengan yang obyektif universal

c) Yang nyata itu yang riil exsist dan terkonstruk dalam kebenaran obyektif

d) Empiri bukan sekedar empiri sensual yang mungkin palsu, yang mungkin memiliki makna lebih dalam yang beragam.

e) Empiri dalam realisme memang mengenai hal yang nil dan memang secara substantif ada

f) Dalam realisme metaphisik skema rasional dan paradigma rasional penting

g) Empiri yang substantif riil baru dinyatakan ada apabila ada koherensi yang obyektif universal

4) Pragmatis :

Yang ada itu yang berfungsi, sehingga sesuatu itu dianggap ada apabila berfungsi. Sesuatu yang tidak berfungsi keberadaannya dianggap tidak ada.

5) Rasionalistik :

Yang nyata ada itu yang nyata ada, cocok dengan akal dan dapat dibuktikan secara rasional atas keberadaanya

2. Kebenaran

1) Positivisme:

a) Benar substantif menjadi identik dengan benar faktual sesuatu dengan empiri sensual

b) Kebenaran pisitivistik didasarkan pada diketemukannya frekwensi tinggi atau variansi besar

c) Bagi positivisme sesuatu itu benar apabila ada korespondensi antara fakta yang satu dengan fakta yang lain

2) Phenomenologi:

a) Kebenaran dibuktikan berdasarkan diketemukannya yang esensial, pilah dan yang non esensial atau eksemplar dan sesuai dengan skema moral tertentu

b) Secara esensial dikenal dua teori kebenaran, yaitu teori kebenaran korespondensi dan teori kebenaran koherensi

Page 16: file · Web viewKONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN. Posted on April 24, 2011. by oktaseiji. Standard. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Makalah Disusun Guna

c) Bagi phenomenologi, phenomena baru dapat dinyatakan benar setelah diuji korespondensinya dengan yang dipercaya.

Realisme Metaphisik : Ia mengakui kebenaran bila yang faktual itu koheren dengan kebenaran obyektif universal

3) Realisme

a) Sesuatu itu benar apabila didukung teori dan ada faktanya

b) Realisme hart, menuntut adanya konstruk teori (yang disusun deduktif probabilisti) dan adanya empiri teerkonstruk pula Islam : Sesuatu itu benar apabila yang empirik faktual koheren dengan kebenaran transenden berupa wahyu

4) Pragamatisme : Mengakui kebenaran apabila faktual berfungsi.

Rumusan substantif tentang kebenaran ada beberapa teori, menurut Michael Williams ada lima teori kebenaran, yaitu:

1) Kebenaran Preposisi, yaitu teori kebenaran yang didasarkan pada kebenaran proposisinya baik proposisi formal maupun proposisi material nya.

2) Kebenaran Korespondensi, teori kebenaran yang mendasarkan suatu kebenaran pada adanya korespondensi antara pernyataan dengan kenyataan (fakta yang satu dengan fakta yang lain). Selanjutnya teori ini kemudian berkembang menjadi teori Kebenaran Struktural Paradigmatik, yaitu teori kebenaran yang mendasarkan suatu kebenaran pada upaya mengkonstruk beragam konsep dalam tatanan struktur teori (struktur ilmu.structure of science) tertentu yang kokoh untuk menyederhanakan yang kompleks atau sering

3) Kebenaran Koherensi atau Konsistensi, yaitu teori kebenaran yang medasarkan suatu kebenaran pada adanya kesesuaian suatu pernyataan dengan pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu diketahui, diterima dan diakui kebenarannya.

4) Kebenaran Performatif, yaitu teori kebenaran yang mengakui bahwa sesuatu itu dianggap benar apabila dapat diaktualisasikan dalam tindakan.

5) Kebenaran Pragmatik, yaitu teori kebenaran yang mengakui bahwa sesuatu itu benar apabila mempunyai kegunaan praktis. Dengan kata lain sesuatu itu dianggap benar apabila mendatangkan manfaat dan salah apabila tidak mendatangkan manfaat.

Obyek Instrumentatif yang terdiri dan dua hal:

1. Konfirmasi

Fungsi ilmu adalah untuk menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan datang atau memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut dapat ditampilkan sebagai konfirmasi absolut dengan menggunakan landasan: asumsi, postulat atau axioma yang sudah dipastikan benar. Pemaknaan juga dapat ditampilkan sebagai konfirmi probabilistik dengan menggunakan metode induktif, deduktif, reflektif. Dalam ontologi dikenal pembuktian a priori dan a posteriori. Untuk memastikan kebenaran penjelasan atau kebenaran prediksi para ahli mendasarkan pada dua aspek:

Page 17: file · Web viewKONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN. Posted on April 24, 2011. by oktaseiji. Standard. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Makalah Disusun Guna

1) Aspek Kuantitatif;

2) Aspek Kualitatif.

Dalam hat konfirmasi, sampai saat ini dikenal ada tiga teori konfirmasi, yaitu : Decision Theory, menerapkan kepastian berdasar keputusan apakah hubungan antara hipotesis dengan evidensi memang memiliki manfaat aktual. Estimation Theory, menetapkan kepastian dengan memberi peluang benar — salah dengan menggunakan konsep probabilitas. Reliability Analysis, menetapkan kepastian dengan mencermati stabilitas evidensi (yang mungkin berubah-ubah karena kondisi atau karena hal lain) terhadap hipotesis

2. Logika Inferensi

Studi logika adalah studi tentang tipe-tipe tata pikir. Pada mulanya logika dibangun oleh Aristoteles (3 84-322 SM) dengan mengetengahkan tiga prinsip atau hukum pemikiran, yaitu Principium Identitatis (Qanun Dzatiyah), Principium Countradictionis (Qanun Ghairiyah), dan Principium Exclutii Tertii (Qanun Imtina’). Logika ini sering juga disebut dengan logika Inferensi karena kontribusi utama logika Aristoteles tersebut adalah untuk membuat dan menguji inferensi. Dalam perkembangan selanjutnya Logika Aristoteles juga sering (Disebut dengan logika tradisional.

B. Metode Filsafat

Hanya dengan cara dan metode tertentu pengetahuan kefilsafatan dapat diperoleh. Mendapatkan pengetahuan yang benar, lebih-lebih pada taraf kefilsafatan haruslah berlangsung secara bertahap sedikit demi sedikit. Tidak mungkin sekaligus. Maka metode yang paling tepat adalah metode ilmiah yang merupakan gabungan antara analisis dan sintesis yang dipakai secara dialektik berkesinambungan.

1. Metode Analisis

Metode ini melakukan pemeriksaan secara konseptual atas istilah-istilah yang kita pergunakan dan pernyataan-pernyataan yang kita buat. Di dalam ilmu pengetahuan alam. setiap saat kita menyaksikan berbagai macam benda. Dan keberadaanya dapat diketahui bahwa setiap benda selalu menempati ruang dan waktu tertentu, berbentuk, berbobot dan berjumlah (volume). Metode analisis mi sering disebut sebagai metode aposteriori karena bertitik tolak dan segala sesuatu atau pengetahuan yang adanya itu timbul sesudah pengalaman, agar sampai kepada suatu pengetahuan yang adanya di atas atau di luar pengalaman sehari-hari.

2. Metode Sintesis

Sebaliknya, metode mi dibantu dengan peralatan deduktif yang mencoba menjabarkan sifat-sifat umum yang secara niscaya ada pada segala sesuatu ke dalam hal-hal dan keadaan-keadaan konkret khusus tertentu. Sifat-sifat umum yang mengenai kejiwaan manusia misalnya, dapat dijabarkan ke dalam bermacam-macam jenis dan bentuk tingkah laku.

Dalam studi filsafat, kedua metode di atas lebih dipergunakan secara dialektik. Artinya digunakan secara berkesinambungan dalam suatu rentetan sebab-akibat. Oleh karena itu. sering dinaTnakan sebagai metode analitiko-sintetik.

Page 18: file · Web viewKONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN. Posted on April 24, 2011. by oktaseiji. Standard. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Makalah Disusun Guna

C. Sistem Filsafat

Terdapat dua sistem yang populer dalam dunia filsafat yaitu sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (opened system). Sistem tertutup adalah yang berlaku dalam ilmu pengetahuan pasti (eksakta) dan alam. Sedangkan sistem terbuka lebih populer digunakan dalam ilmu pengetahuan sosial dan humaniora.

Mempertimbangkan sasaran (obyek studi filsafat baik yang material maupun yang formal, maka sistem terbuka tampaknya lebih dominan. Karena obyek filsafat itu tidak terbatas kepada hal-hal yang rasional dan empiris saja. Melainkan menembus pada hal-hal yang berderajat irrasional dan yang non empiris (yaitu hal- hal yang metafisik).

D. Kebenaran Filsafat

Hal kebenaran sesungguhnya merupakan tema sentral di dalam filsafat ilmu. Secara umum orang merasa bahwa tujuan pengetahuan adalah untuk mencapai kebenaran. Problematik mengenai kebenaran merupakan masalah yang mengacu pada tumbuh dan berkembangnya dalam filsafat ilmu.

1. Definisi Kebenaran

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia (oleh Purwadarminta), ditemukan arti kebenaran, yaitu:

1. Keadaan yang benar (cocok dengan hal atau keadaan sesungguhnya);

2. Sesuatu yang benar (sungguh-sungguh ada, betul demikian halnya);

3. Kejujuran, ketulusan hati;

4. Selalu izin, perkenanan;

5. Jalan kebetulan.

6. Jenis-jenis Kebenaran

Kebenaran dapat dibagi dalam tiga jenis menurut telaah dalam filsafat ilmu, yaitu

1. Kebenaran Epistemologikal, adalah kebenaran dalam hubungannya dengan pengetahuan manusia,

2. Kebenaran Ontologikal, adalah kebenaran sebagai sifat dasar yang melekat kepada segala sesuatu yang ada maupun diadakan.

3. Kebenaran Semantikal, adalah kebenaran yang terdapat serta melekat di dalam tutur kata dan bahasa.

2. Teori-teori Kebenaran

Perbincangan tentang kebenaran dalam perkembangan pemikiran filsafat sebenarnya sudah dimulai sejak Plato melalui metode dialog membangun teori pengetahuan yang cukup lengkap sebagai teori pengetahuan yang paling awal.

Page 19: file · Web viewKONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN. Posted on April 24, 2011. by oktaseiji. Standard. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Makalah Disusun Guna

Kemudian dilanjutkan oleh Aristoteles hingga saat mi, dimana teori pengetahuan berkembang terus untuk mendapatkan penyempurnaan. Untuk mengetahui ilmu pengetahuan mempunyai nilai kebenaran atau tidak sangat berhubungan erat dengan sikap dan cara memperoleh pengetahuan.

Berikut secara tradisional teori-teori kebenaran itu antara lain sebagai berikut:

1. Teori Kebenaran Saling Berhubungan (Coherence Theory of Truth)

2. Teori Kebenaran Saling Berkesesuaian (Correspondence Theory of Truth)

3. Teori Kebenaran Inherensi (Inherent Theory of Truth,)

4. Teori Kebenaran Berdasarkan Arti (Semantic Theory of Truth)

5. Teori Kebenaran Sintaksis

6. Teori Kebenaran Nondeskripsi

7. Teori Kebenaran Logik yang Berlebihan (Logical Superfluity of Truth)

3. Sifat Kebenaran llmiah

Karena kebenaran tidak dapat begitu saja terlepas dan kualitas, sifat, hubungan, dan nilai itu sendiri, maka setiap subjek yang memiliki pengetahuan akan memiliki persepsi dan pengertian yang amat berbeda satu dengan yang lainnya, dan disitu terlihat sifat-sifat dan kebenaran. Sifat kebenaran dapat dibedakan menjadi tiga hal. yaitu:

a. Kebenaran berkaitan dengan kualitas pengetahuan, dimana setiap pengetahuan yang dimiliki ditilik dan jenis pengetahuan yang dibangun. Pengetahuan itu berupa:

1) Pengetahuan biasa atau disebut ordinary knowledge atau common sense knowledge. Pengetahuan seperti ini memiliki inti kebenaran yang sifatnya subjektif, artinya amat terikat pada subjek yang mengenai.

2) Pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah menetapkan objek yang khas atau spesifik dengan menerapkan metodologi yang telah mendapatkan kesepakatan para ahli sejenis. Kebenaran dalam pengetahuan ilmiah selalu mengalami pembaharuan sesuai dengan hasil penelitian yang penemuan mutakhir.

3) Pengetahuan filsafat, yaitu jenis pengetahuan yang pendekatannya melalui metodologi pemikiran filsafat, bersifat mendasar dan menyeluruh dengan model pemikiran analitis, kritis, dan spekulatif. Si fat kebenaran yang terkandung adalah absolute.-intersubjektif.

4) Kebenaran pengetahuan yang terkandung dalam pengetahuan agama. Pengetahuan agama bersifat dogmatis yang selalu dihampiri oleh keyakinan yang telah tertentu sehingga pernyataan dalam kitab suci agama memiliki nilai kebenaran sesuai dengan keyakinan yang digunakan untuk memahaminya.

b. Kebenaran dikaitkan dengan sifat atau karakteristik dan bagaimana cara atau dengan alat apakah seseorang membangun pengetahuannya. Implikasi dan penggunaan alat untuk memperoleh

Page 20: file · Web viewKONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN. Posted on April 24, 2011. by oktaseiji. Standard. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Makalah Disusun Guna

pengetahuan akan mengakibatkan karakteristik kebenaran yang dikandung oleh pengetahuan akan memiliki cara tertentu untuk membuktikannya. Jadi jika membangun pengetahuan melalui indera atau sense experience, maka pembuktiannya harus melalui indera pula.

c. Kebenaran dikaitkan atas ketergantungan terjadinya pengetahuan. Membangun pengetahuan tergantung dan hubungan antara subjek dan objek, mana yang dominan. Jika subjek yang berperan, maka jenis pengetahuan ini mengandung nilai kebenaran yang bersifat subjektif. Sebaliknya, jika objek yang berperan, maka jenis pengetahuannya mengandung nilai kebenaran yang sifatnya objektif

Page 21: file · Web viewKONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN. Posted on April 24, 2011. by oktaseiji. Standard. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Makalah Disusun Guna

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

Dan uraian tersebut di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa apabila dilihat dan sisi

obyeknya, maka filsafat ilmu merupakan cabang dan filsafat yang secara khusus membahas

proses keilmuan manusia. Dengan bahasa lain dapat dikatakan bahwa obyek substantif dalain

filsafat ilmu tersebut di atas pada dasarnya merupakan obyek material, sedangkan obyek

instrumentatif adalah obyek formal.

Filsafat adalah usaha untuk memahami atau mengerti dunia dalam hal makna dan nilai-

nilai. Pengertian filsafat disederhanakan sebagai proses dan produk, yang mencakup

pengertian filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep dan para filsuf pada zaman

dahulu, teori, sistem tertentu yang merupakan hasil dan proses berfilsafat dan yang

mempunyai ciri-ciri tertentu, dan filsafat sebagai problema yang dihadapi manusia.

Filsafat berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula dan sifat dasar alam

semesta tempat manusia hidup serta apa yang menjadi tujuan hidupnya. Dengan belajar

filsafat, tidak menyebabkan kita untuk berhenti belajar, karena dalam filsafat tidak akan

pernah akan dapat mengatakan selesai belajar.

 B.   Saran

1. Hanya dengan cara dan metode tertentu pengetahuan dapat diperoleh

2. Ilmu pengetahuan yang diperoleh tidak berguna bila tidak dibagi atau diberikan kepada orang lain

3. Ilmu pengetahuan yang ada harus dimanfaatkan

4. Sebagai pembaca yang budiman kami meminta saran dan kritikkannya agar makalah kami berikutnya dapat bermanfaat

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam dan Dakwah, (Yogyakarta: Sipres, 1993)

Page 22: file · Web viewKONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN. Posted on April 24, 2011. by oktaseiji. Standard. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN Makalah Disusun Guna

Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Rajawali Pers, 2005)

http://lets-be1aar.blo.spot.con/0O7/09/aobjek-fi1safat.htm1 diakses tanggal 09 Oktober 4.

http ://sabrinafauza. wordpress .com/2009/ 11 / 1 7/obyek-fiIsafat diakses tanggal 09 Oktober 2010

http://gurutrenggaiek.b1ogspot.com/2009/l 2/obyek-filsafat-ilmu.html diakses tanggal 09 Oktober 2010

Jujun Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2005), hal. 33. Lihat Juga Jerome R. Ravertz, Filsafat Ilmu Sejarah & Ruang Lingkup Bahasan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004)

Mohammad Muslih, Filsafat ilmu, Kajian Atas Asumsi Dasar Paradigma dan Kerangka Teori llmu Pengetahuan. (Yogyakarta: Belukar, 2005)

Musa As’ari, Filsafat Islam Sunnah Nabi Dalam Berfikir, (Yogyakarta: LESFI, 1999)

M. Amin Abdullah, Rekonstruksi Metodologi Studi Agama dalam Masyarakat Multikultural dan Multireligius, Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Filsafat lAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 13 Mei 2000)

Noeng Muhadjir. Filsafat Ilmu: Positivisme, Pos-Positivisme dan Pos-Modernisme, (Yogyakarta: Rakesarasin)

The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Liberti, 1991)