Upload
vukhanh
View
255
Download
12
Embed Size (px)
Citation preview
BUPATI BADUNG
PERATURAN BUPATI BADUNG
NOMOR 35 TAHUN 2006
TENTANG
SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN MINUMAN BERALKOHOL
(SIUP-MB)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BADUNG,
Menimbang : a. bahwa pengendalian, pengedaran dan penjualan minuman beralkohol khususnya
minuman keras sangat penting artinya dalam upaya menjaga ketentraman dan
ketertiban kehidupan masyarakat;
b. bahwa berkenaan dengan huruf a tersebut di atas dan dalam rangka tetap
terpeliharanya ketertiban umum, maka kegiatan penjualan pengedaran minuman
beralkohol perlu diatur;
c. bahwa pengaturan sebagaimana dimaksud huruf b tersebut diatas, perlu ditetapkan
dengan Peraturan Bupati Badung;
Mengingat : 1. Undang-Undang Gangguan ( Hinder Ordonantie, Staatsblad Tahun 1926 : 226 )
yang diubah dan ditambah dengan Staatsblad Tahun 1940 : 14 dan : 450;
2. Undang-Undang Penyalur Perusahaan 1934 (bedrijsreglementerings Ordonantie
1934, Staadsblad Tahun 1938 : 86 );
3. Undang – Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah - daerah
Tingkat II dalam Wilayah Daerah – daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat
dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958
Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);
4. Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1962 tentang Perdagangan Barang – barang
dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2469);
2
5. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3274);
6. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3495);
7. Undang – Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3613);
8. Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
9. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
10. Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengawasan dan Pengendalian
Minuman beralkohol;
11. Keputusan Menteri Perdagangan Nomor : 314/KP/VIII/1974 tentang Peredaran
Impor dan Ekspor Obat Makanan Minuman, Alat Kecantikan dan Alat Kesehatan;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 59/menkes/Per/II/1982 tentang Larangan
Peredaran, Produksi dan Mengimpor Minuman Keras yang tidak terdaftar pada
Departemen Kesehatan;
13. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 230/MPP/Kep/7/1998
tentang Barang yang diatur Tata Niaga Impornya;
14. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 128/KMK.05/2000 tentang Toko Bebas Bea;
15. Keputusan Menteri Perdagangan Nomor : 15/M-DAG/PER/3/2006 tentang
Pengawasan dan Pengendalian Impor, Pengedaran dan Penjualan, dan Perijinan
Minuman Beralkohol;
16. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 9 Tahun 2002 tentang tentang Pengawasan
dan Pengendalian peredaran Minuman Beralkohol;
17. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Nomor 315 Tahun 1983 tentang
Ketentuan-ketentuan untuk mengajukan permohonan Ijin Penjualan Minuman
Bealkohol;
3
18. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 9 Tahun 1990
tentang Ijin Tempat Usaha dan Ijin Undang-Undang Gangguan ( Hinder
Ordannantie);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI BADUNG TENTANG SURAT IJIN USAHA
PERDAGANGAN MINUMAN BERALKOHOL (SIUP-MB).
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Badung.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
Penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Badung.
4. Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Badung.
5. Minuman Beralkohol adalah minuman yang mengandung ethanol yang diproses
dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbonhidrat dengan cara fermentasi
dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, baik dengan cara memberikan
perlakuan terlebih dahulu atau tidak menambahkan bahan lain atau tidak, maupun
yang diproses dengan cara mencampur konsentrat dengan cara pengeceran
minuman mengandung ethanol.
6. Hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagaian atau
seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan
minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial, serta
memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan didalam Peraturan ini.
7. Usaha Restaurant adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat
disebagaian atau seluruh bangunan yang permanen, dilengkapi dengan peralatan
dan perlengkapan untuk proses untuk pembuatan, penyimpanan, penyajian dan
penjualan makanan dan minuman bagi umum.
8. Bar/Pub/Klub Malam adalah setiap usaha komersial yang ruang lingkup
kegiatannya menyediakan minuman keras dan minuman lainnya untuk umum
ditempat usaha.
9. Industri Minuman beralkohol adalah Perusahaan Industri yang memproduksi
Minuman Beralkohol di daerah.
4
10. Perusahaan adalah Perusahaan yang melakukan kegiatan dibidang usaha
perdagangan minuman beralkohol yang berbentuk perorangan, atau badan usaha
baik yang berbentuk persekutuan atau badan hukum yang dimiliki oleh Warga
Negara Indonesia berkedudukan di Wilayah Negara Republik Indonesia
11. Pengecer adalah perusahaan yang menjual secara eceran Minuman Beralkohol
khusus dalam kemasan kepada konsumen langsung.
12. Penjual langsung untuk diminum adalah perusahaan yang menjual Minuman
Beralkohol untuk di minum ditempat.
13. Surat Ijin Usaha Perdagangan yang disingkat SIUP adalah surat ijin untuk dapat
melaksanakan kegiatan usaha perdagangan.
14. Surat Ijin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol yang disingkat SIUP MB
adalah surat ijin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan khusus
Minuman Beralkohol Gol B dan/atau golongan C.
Pasal 2
Minuman Beralkohol dikelompokkan dalam golongan sebagai berikut :
a. Minuman Beralkohol Golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar
ethanol (C2H50H) 1 % (satu perseratus) sampai dengan 5 % (lima perseratus).
b. Minuman Beralkohol Golongan B adalah Minuman beralkohol dengan kadar
ethanol (C2H50H) lebih dari 5 % (lima perseratus) sampai dengan 20 %
(dua puluh perseratus).
c. Minuman Beralkohol Golongan C adalah Minuman beralkohol dengan kadar
ethanol (C2H50H) lebih dari 20 % (dua puluh perseratus) sampai dengan 55 %
(lima puluh lima perseratus).
Pasal 3
Pemerintah Daerah berwenang sepenuhnya mengatur dan menetapkan : Ketentuan
mengenai pengawasan, pengendalian pengedaran dan penjualan minuman beralkohol
golongan B dan/atau golongan C sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 4
(1) Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan penjualan minuman beralkohol
golongan B dan/atau golongan C wajib memiliki Surat Ijin Usaha Perdagangan
Minuman Beralkohol (SIUP MB).
(2) Surat Ijin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol (SIUP MB) di terbitkan
berdasarkan tempat kedudukan (domisili) perusahaan dan tidak berlaku ditempat
lain.
5
(3) Surat Ijin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol (SIUP MB) sebagaimana
dimaksud ayat 1 pasal ini berlaku selama 3 (tiga) tahun terhitung mulai tanggal
ditetapkannya dan dapat diperpanjang selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum
berakhir masa berlakunya.
(4) Ijin penjualan minuman beralkohol tidak boleh dipindah tangankan kepada pihak
lain pada lokasi yang berbeda.
Pasal 5
(1) Pengecer minuman beralkohol golongan B dan/atau golongan C adalah pengecer
lainnya diluar Toko Bebas Bea (Duty Free Shop) yang memenuhi persyaratan dan
telah memperoleh Surat Ijin Tempat Usaha (SITU) khusus minuman beralkohol.
(2) Penjual langsung untuk diminum ditempat minuman beralkohol adalah Hotel
Bintang 3, 4 dan 5, Restaurant, Bar, termasuk Pub dan Klub Malam.
(3) Bagi penjualan langsung untuk diminum ditempat minuman beralkohol golongan
B dan / atau golongan C tidak diwajibkan memperoleh Surat Ijin tempat Usaha
(SITU) khusus minuman beralkohol.
(4) Bupati menetapkan tempat / lokasi pengecer minuman beralkohol golongan B dan
/ atau golongan C serta minuman beralkohol yang mengandung rempah-rempah,
jamu dan sejenisnya untuk tujuan kesehatan yang kadar alkoholnya setinggi-
tingginya 15 % (lima belas perseratus).
(5) Tempat sebagaimana dimaksud ayat (4), tercantum pada pasal 10 ayat (1).
Pasal 6
(1) Permohonan untuk memperoleh SIUP MB diajukan kepada Bupati Cq. Kepala
Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud ayat (1), diajukan dengan mengisi Surat
Permohonan Surat Ijin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol dengan
melampirkan :
a. Bagi Pengecer di luar Toko Bebas Bea (Duty Free Shop) :
1. Akte Pendirian Perusahaan bagi yang berbadan hukum;
2. Surat Ijin Tempat Usaha (SITU) khusus Minuman Beralkohol;
3. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP);
4. Tanda Daftar Perusahaan (TDP);
6
5. NPWP;
6. KTP;
7. Pas photo ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 lembar;
8. Realisasi penjualan selama masa berlaku SIUP dan atau rencana penjualan
1 (satu) tahun kedepan dari minuman beralkohol yang disalurkan.
b. Bagi penjual langsung diminum ditempat :
1. Akte Pendirian bagi Perusahaan yang berbadan Hukum;
2. Surat Ijin Usaha Hotel Bintang 3,4, dan 5, Restaurant, Bar, termasuk Pub
dan Klub Malam;
3. Ijin Usaha Tetap (IUT) dan atau Persetujuan Penanaman Modal bagi
perusahaan dengan fasil tas PMA dan PMDN yang bergerak di sektor
pariwisata;
4. NPWP;
5. TDP;
6. Realisasi penjualan selama masa berlaku SIUP dan atau rencana penjualan
1 (satu) tahun kedepan dari minuman beralkohol yang disalurkan;
7. KTP;
8. Pas photo ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 lembar.
c. Bagi pengecer minuman beralkohol sebagai minuman kesehatan :
1. Akte Pendirian Perusahaan bagi yang Berbadan Hukum;
2. Rekomentasi lokasi keberadaan perusahaan khusus minuman beralkohol
sebagai minuman kesehatan dari Camat setempat;
3. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP);
4. KTP;
5. TDP;
6. NPWP;
7. Surat Ijin Tempat Usaha (SITU);
8. Pas Photo ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 lembar;
9. Realisasi penjualan selama masa berlaku SIUP dan atau rencana penjualan
1 (satu) tahun kedepan dari Minuman Beralkohol yang disalurkan;
10. Rekomendasi dari Dinas Kesehatan.
Pasal 7
(1) Permohonan untuk memperoleh Surat Ijin Tempat Usaha (SITU) Khusus
Minuman Beralkohol diajukan kepada Bupati Cq. Kepala Bagian Perekonomian
Sekretariat Daerah Kabupaten Badung;
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud ayat (1), diajukan dengan mengisi Surat
Permohonan Surat Ijin Tempat Usaha (SITU) Khusus Minuman Beralkohol
dengan melampirkan :
7
a. Akte pendirian perusahaan bagi perusahaan yang berbadan hukum;
b. Foto copy KTP yang masih berlaku;
c. Foto copy NPWP;
d. Foto copy Tanda Daftar Perusahaan (TDP);
e. Status tempat (kontak/sewa/hak milik);
f. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP);
g. Rekomendasi lokasi keberadaan Perusahaan khusus Minuman Beralkohol dari
Camat setempat.
Pasal 8
Atas penerbitan Surat Ijin Tempat Usaha (SITU) Khusus Minuman Beralkohol dan
penerbitan Surat Ijin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol (SIUP-MB), pemohon
dikenakan sumbangan pihak ketiga.
Pasal 9
(1) Menunjuk Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk dan atas nama
Bupati menandatangani Surat Ijin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol
(SIUP MB).
(2) Menugaskan kepada Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk :
1. Melakukan pencatatan secara tertib.
2. Menerima sumbangan dari pengusaha sebagai sumbangan pihak ketiga atas
penerbitan Surat Ijin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol (SIUP MB).
3. Melakukan penyetoran ke Kas Daerah sesuai ketentuan peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.
4. Melakukan pengawasan dan pengendalian peredaran, penjualan minuman
beralkohol dengan membentuk Tim yang keanggotanya dari unsur instansi
terkait.
5. Bertanggung jawab dan melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada
Bupati.
Pasal 10
(1) Tempat-tempat yang diberikan ijin untuk penjualan minuman beralkohol golongan
B dan / atau golongan C serta minuman beralkohol yang mengandung rempah-
rempah, jamu dan sejenisnya untuk tujuan kesehatan yang kadar alkoholnya
setinggi-tingginya 15 % (lima belas per seratus) meliputi wilayah Kecamatan
Kuta, Kuta Selatan dan Kuta Utara.
(2) Tempat-tempat sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini dengan ketentuan tidak
berdekatan dengan tempat ibadah, sekolah, rumah sakit dan pemukiman.
8
Pasal 11
Minuman beralkohol produksi lokal yang dapat diedarkan adalah minuman beralkohol
yang telah dikemas dan berlabel edar dengan kadar ethanol maximal 55% (lima puluh
lima perseratus).
Pasal 12
Bagi Perusahaan yang melaksanakan kegiatan penjualan Minuman Beralkohol yang
tidak memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam peraturan ini dikenakan sanksi
sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 13
Bagi perusahaan-perusahaan pengecer minuman beralkohol yang telah memiliki SIUP
MB sebelum ditetapkannya peraturan ini, setelah berakhir masa berlakunya, wajib
menyesuaikan dengan ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Bupati ini.
Pasal 14
Pada saat Peraturan Bupati ini berlaku, Peraturan Bupati Badung Nomor 55 Tahun
2005 tentang Surat Ijin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol (SIUP-MB) (Berita
Daerah Kabupaten Badung Tahun 2005 Nomor 31) dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
9
Pasal 15
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Badung.
Ditetapkan di Badung
pada tanggal 16 Juni 2006
BUPATI BADUNG,
ttd.
ANAK AGUNG GDE AGUNG
Diundangkan di Badung
pada tanggal 16 Juni 2006
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BADUNG
ttd.
I WAYAN SUBAWA
BERITA DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2006 NOMOR 28