44
Bergerak Bersama Membangun Cita-cita Nusantara INSPIRASI Edisi III Maret 2016 Pemuda Penggerak Desa Halmahera Selatan SALING MENGINSPIRASI MEMBERI ARTI

Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

Bergerak Bersama Membangun Cita-cita NusantaraINSPIRASI

Edisi III Maret 2016

PemudaPenggerakDesaHalmahera Selatan

SALING MENGINSPIRASI MEMBERI ARTI

Page 2: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

Salam jumpa pembaca Inspirasi...

Pernahkah kamu memiliki sahabat pena? Dalam edisi ke-III kali ini, kami menyajikan serunya kisah kakak SABETA dari Jakarta yang data-ng ke pulau Obi untuk bertemu sahabat penanya. Seperti apa kisahnya? Simak cerita inspiratif mereka di SABETA.

Kami percaya, generasi muda Halmahera Selatan, calon alumni putih abu-abu, semakin terbuka dan terpacu untuk memiliki kesempa-tan yang sama dalam melanjutkan pendidikan mereka. Universitas In-spirasi, sebuah manifestasi dari impian masuk universitas terbaik di In-donesia. Apa saja yang perlu dipersiapkan? Ikuti perjelasan para alumni kampus terbaik dalam Universitas Inspirasi.

Setelah selama 5 tahun Pengajar Muda mengabdi, menanam benih kepedulian dan inisiatif pendidikan, kini mulai tumbuh dan bersemi dalam wujud RIH, SABETA, relawan Kelas Inspirasi dan yang lainya. Apa yang kami lihat, kami dengar, dan kami rasakan ini telah cukup membuat kami percaya. Bahwa, ada banyak sekali orang yang perduli di sekitar kita. Mereka yang dengan sukarela, datang memenuhi panggilan anak-anak Halmahera Selatan. Mereka yang meninggalkan zona ny-aman untuk sebuah pengabdian. Apakah kamu salah satu dari mereka. Ini saatnya kamu memenuhi panggilanmu, dengan bergabung bersama kami, Gerakan Desa Cerdas ~ Pemuda Penggerak Desa. #TorangPPD3, Pengabdian dari anak negeri untuk negeri.

Disini adalah tempat asal batu Bacan. Siapa tidak kenal dengan batu yang identik hijau indah itu. Tapi, memasuki triwulan terakhir masa pengabdian, kami menemukan yang lebih dari itu. Ternyata ada banyak sekali “batu indah” yang mempesona setelah diasah. Mereka berasal dari setiap daerah, setiap pulau di bumi Saruma ini. Yolan, siswi SD Geti Lama yang dengan tulisannya, menjadikan dia juara nasional dan juara untuk dirinya. Yusti, siswa SMP pulau Obi yang dengan aksinya, ber-hasil mempesona Ibu Menteri Susi untuk mengundang dia ke Jakarta. Memberi dia gelar juara, sebagai anak yang cinta pada lautnya. Begitu juga siswa-siswi dari pulau lain yang ternyata mampu dan lolos Olim-piade Sains meski berasal dari pulau terpencil. Hanya dengan hati yang peduli, dengan teliti dan hati-hati mengasahnya, kita akan memiliki lebih banyak “batu yang mempesona”.

Selain itu, masih ada banyak Inspirator, Jejak Desa, Karya Anak, dan informasi inspiratif lainnya. Jelajahi juga pesona alam dan sejarah Maluku Utara dalam Babaonda Lay.

Salam Inspirasi dan selamat membaca...!!!!

DEWAN REDAKSI

PELINDUNGHi. Saban Ali, S.H, M. Si

PIMPINAN REDAKSIRian Oktavianto

EDITORRina Ariyani A. Syadik

LAYOUT DESIGNERAbdul Wahid Karim

REDAKTURAdi Muhammad Miftah

Fahrudin SyukurFaslan Abdul Salam

Hardi R. JamanImmanuel Variant Rumende

Iswan ArsyadMabrur Muhammad Yusup

Muthia SergiNoldi Loleo

Santi M. MadodahiSartika Ratna Juwita

Shinta Dewi Putri Sinaga

KONTRIBUTORPengajar Muda

Dokter Internship

HUBUNGI KAMI:

Pemuda Penggerak DesaJalan Mandaong, Labuha

Halmahera Selatan085255336300

[email protected]

INSPIRASIBergerak Bersama Membangun Cita-cita Nusantara

2 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

Page 3: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

Apa yang menghubungkan seorang anak Se-kolah Dasar -dari dusun terpencil di pulau Obi- dengan seorang Pegawai Negeri Sipil di Ibukota Jakarta, yang tidak pernah saling mengenal se-belumnya?

SABETA. Satu dari sedikit kemungki-nan untuk men- j awab p e r t a n y a a n ini. Simak kisah inspi-ratif antara k a k a k- a d i k SABETA di dusun Tabuji.

DAFTAR ISI ...............................

KABAR UTAMASABETA .........................................................#TORANGPPD3 ..........................UNIVERSITAS INSPIRASI ............,,,...........OSK & OSN ..........................................

INSPIRASIPerjalanan Batu Bacan Ke Kancah Nasional..Desa Waya Kehilangan Seorang Pahlawan.....Pengabdian Mendalam Guru Kasiruta Dalam .........................................................Fandi: Guru Yang Menginspirasi ..........Good News From Halmahera .......... RAGAM KEGIATAN

Selamat Jalan Bapak Inspirator Pembangunan ...........................................Sosialisasi Adik Sabang Merauke SMPN 1 Amasing Kali ...........................................Wisata Edukasi ...........................................Sosialisasi PPD 3 Ternate ............................Deep in the East ...........................................

JEJAK DESANatal Sektor Geti Lama ............................Tunas Pramuka Tumbuh Kuat di Kasiruta......Memupuk Harapan di Kebun Sekolah.............Pemuda dan Mahasiswa Kelo Berhimpun Memajukan Desa ...........................................

KARYA ANAKSurat Yolan Untuk Ibu Menteri ............Yusti Tukang, Tukang Onar yaang menjadi Penyuluh Cilik ...........................................Putar-putar ...........................................Bukan Sampah, Tapi Bahan Pembelajaran......

KABAR IMTerus Bekerja Untuk Kemajuan Pendidikan Halmahera Selatan ............................

BABARONDA LAY .....................

DAFTAR ISIEdisi III Maret 2016

Buletin Inspirasi Edisi III 2016 3

3

47810

1216

181920

22

22242627

283032

33

34

363839

40

42Foto sampul: Siswa SABETA Nusantara desa Geti Lama oleh Mabrur MY

Yolan Teyessen,Juara Nasional Lomba

Menulis Surat Kementerian Kelautan dan Perikanan

Page 4: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

Kabar Utama

4 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

Suasana pagi yang cerah, secerah suasana hati saya ketika saya diberi kesempatan untuk mengisi Kelas Inspirasi di salah satu

sekolah sederhana yang menampung kurang lebih 56 orang anak-anak berbakat calon orang hebat.

“Peduli Bangsa” nama sekolah tersebut, se-kolah yang berada di Dusun Tabuji, sebuah dusun di bagian timur Indonesia di Pulau Obi, Prov Maluku Utara kira-kira 16 jam perjalanan dari Kota Ternate meng-gunakan kapal besar seperti feri. Kelas dengan ruangan seluas 36m2 menampung siswa-siswi kelas 1 sampai kelas 6 yang per kelasnya kurang dari 10 orang anak kec-uali kelas 6 berjumlah 13 orang siswa. Dan harus bergantian dengan siswa SMP yang secara keseluruhan hanya berjumlah 14 orang, belum ada kelas 9 nya.

Pagi itu, rutinitas yang sama yaitu Upacara Bendera. Khidmat sekali rasanya, sang Merah Putih dikibarkan, lagu Indonesia Raya

SABETA: Saling MenginspirasiSaling Memberi Arti

Page 5: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

Kabar Utama

Buletin Inspirasi Edisi III 2016 5

mengalun, antara sedih dan senang melihat anak-anak yang penuh semangat yang akan men-jadi penerus dan pengisi kemerdekaan bangsa. Sudah 70 tahun memang bangsa ini merdeka, namun masalah infrastruktur, sarana prasarana yang terstandar, guru yang berkualitas masih menjadi kendala utama. Tapi apa yang saya lihat

di Tabuji, anak-anak ini berlomba-lom-ba menjadi yang terbaik di bidangnya dan punya k a r a k t e r yang unik.

Peduli Bangsa, memiliki 5 guru tetap yang berperan penting dalam proses belajar menga-jar termasuk diantaranya 2 kepala sekolah yang sayang sekali tidak dapat kami temui pada saat itu karena sedang bertugas di Pulau Bacan--So-sialisasi Dana Bos--. Ketiga guru tersebut adalah Ibu Yolanda yang akrab di panggil Ibu Ola--ibu guru berambut panjang yang cukup pendiam,

Pak Glen yang cukup garang dengan anak-anak sekolahnya. Itu terbukti

ketika pengarahannya di upacara bendera padahal sebenarnya dia cukup kocak. Dan Pak Jhon yang masih muda dan cepat sekali menyelesaikan puzzle ipin upin dalam tempo kurang dari 5 men-it dan juga punya bakat untuk berstand up comedy. They are all unique. I am lucky to know

them.Yang lebih spesial adalah

kakak-kakak, guru muda, relawan muda berbakat yang rela melu-angkan waktunya selama 1 tahun

Page 6: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

Kabar Utama

6 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

lamanya untuk mengabdi di pulau-pulau kecil di Maluku Utara. Belum adanya infrastruktur, alat transportasi yang layak, air bersih, terpencil jauh dari sinyal internet dan kenyamanan kota belum lagi uneducated behaviour dari oknum dan un-sur magic klenik yang masih kental di beberapa dusun menjadi tantangan buat mereka.

Berompi hitam kuning bertuliskan Gerakan Desa Cerdas Pemuda Penggerak Desa, itulah identitas kebanggaan mereka yang sekaligus menjadi tanggung jawab dan amanah dalam menggerakan majunya pendidikan dari desa-de-sa, dusun-dusun, pulau-pulau terpencil di Hal-mahera Selatan. Gerakan ini telah melahirkan 2 angkatan, dan yang kami temui di Dusun Tabuji ini adalah PPD angkatan 2. Bertemu dengan 4 pemuda yang asalnya bukan dari Maluku namun dari Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, mening-galkan kekotaanya selama kurang lebih 12 bu-lan. Katanya di angkatan 2 ini terdapat 15 orang pemuda yang diantaranya 7 orang bukan berasal dari Maluku Utara serta 8 nya adalah pemuda asli Maluku Utara, yang salah duanya sempat saya temui ketika dalam kapal perjalanan men-uju pulau Obi.

Kaka Jimbe, Ibu Guru Tika, Kaka Sinta Dewi dan Kaka Ryan, empat pemuda berbakat yang membantu kami bersosialisasi, beradaptasi den-gan penduduk Dusun Tabuji, terutama siswa sis-wi Peduli Bangsa. Kami begitu diterima dan di-hargai, disambut dengan meriah oleh penduduk dusun, anak-anak sekolah begitu dekat seperti mereka sudah mengenal kami sebelumnya. Me-mang saya menjadi salah satu yang mengisi Ke-las Inspirasi tapi menurut saya apa yang saya ceritakan kepada mereka tidaklah cukup. Justru adik-adik Tabuji inilah yang menginspirasi saya dengan semangat juangnya, belum lagi seman-gat Kakak-kakak PPD, mereka luar biasa.

Sebagai informasi, masing-masing dari Kakak PPD ini bertanggungjawab atas 1 desa/dusun. Tepuk Salute buat merekaa. Sebenarnya kakak yang bertanggungjawab di Desa Tabuji adalah Kaka Nuel, sayang karena sakit, sehing-

ga dia harus berobat dulu di Jakarta. Namun, solidaritas yang tinggi antara kakak-kakak PPD lainnya sehingga mereka mau meluangkan wak-tunya demi terselenggaranya kegiatan di Tabuji.

Maka tidak heran, kalau anak-anak siswa sis-wi Tabuji begitu termotivasi karena mereka ber-temu dengan orang-orang hebat seperti kakak-kakak PPD. Metode pengajarannya memotivasi dan menginspirasi. Jadi, bagaimana tidak akan muncul anak-anak berbakat misalnya saja sep-erti Yusti, salah satu siswa pemberani penuh percaya diri yang menjuarai lomba tingkat na-sional Penyuluhan Kelautan dan berkesempatan bertemu dengan Ibu Menteri Susi. Ataukah adik Elka yang pandai merangkai kata-kata menjadi puisi dan juga sudah mengikuti Konferensi Pe-nulis Cilik Indonesia di Bogor.

Layaknya batu obi yang makin di gosok dan ditempa akan menjadi batu cantik bernilai tinggi. Anak-anak di Dusun Tabuji pun sama, mereka sudah punya bakat yang telah di berikan oleh Tuhan. Tinggal bagaimana bakat-bakat ini bisa di asah terus agar dapat mengharum-kan nama dusun Tabuji dan Bangsa Indonesia.

Saluuuttttt... Tabuji....Perjalanan yang tidak akan terlupakan..... Terimakasih telah mengin-spirasi...

Terimakasih dan salam hormat untuk Papa Jemi dan Mama Jemi, Kepala Dusun Tabuji dan Istri yang sangat kooperatif dan ramah beserta Ibu Bidan yang tanggap kasih salep gatal-gatal..hehehe...

Terimakasih dan salam hormat kepada seluruh warga Tabuji, kalian tel-ah menjadi keluarga baru buat saya

Terimakasih kepada Kakak-kakak PPD dan siswa-siswi Tabuji yang menginspirasi, terus se-mangaattt bangun pendidikan bangsa ini!!!

Naff Nurafni ~ Kakak SABETA anak Tabuji

Page 7: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

Kabar Utama

Buletin Inspirasi Edisi III 2016 7

Setahun mengajar seu-mur hidup menginspirasi. Semangat dari Gerakan

Indonesia Mengajar inilah yang menjadi pemantik dari para rel-awan Pemuda Pengerak Desa. Sampai saat ini masih aktif dan semangat dalam menyalakan energi positif pendidikan.

Saat ini Pemuda Penggerak Desa angkatan II yang terdiri dari 15 orang dengan masing-masing penempatan telah me-masuki masa tugas selama 9 bulan dengan berjuta kisah dan cerita. Memang waktu satu ta-hun adalah waktu yang sangat singkat. Masih banyak hal yang harus kami lakukan dalam me-majukan pendidikan Halmahera Selatan. Masih banyak cerita yang ingin dituliskan dalam satu tahun penuh ikatan.

Para pendiri bangsa telah menitipkan harapan itu kepada generasi berikutnya. Dengan keyakinan masa depan yang lebih baik itu pula, PPD ang-katan II menitipkan tugas dan tanggung jawab ini kapada PPD angkatan III. Untuk menerus-kan cerita dan kisah pendidi-kan di desa. Tentang malaikat-malaikat kecil dengan seragam merah putih yang selalu setia menanti di depan kelasnya.

Untuk itu, Pemerintah Dae-rah Halmahera Selatan me-mangil putera-puteri terbaik

bangsa untuk menjadi Pemuda Penggerak Desa. Mereka para pemuda yang berkomitmen dalam memajukan pendidikan. Memiliki jiwa semangat relawan untuk memajukan pendidkan di desa penempatan.

Proses perekrutan dilakukan dalam skala nasional dari Sa-bang sampai Marauke.

Jika kamu adalah Warga Negara Indonesia, minimal ijazah S1 untuk semua jurusan, memiliki IPK 2,75. Dan kamu memiliki jiwa kepemimpinan dalam memajukan pendidikan, belum menikah dan bersedia tidak menikah selama masa pe-nugasan. Dan bersedia ditem-patkan didaerah penempatan selama satu tahun. Maka, kamu memenuhi syarat menjadi calon PPD angkatan III.

Langkah-langkah untuk menjadi Pemuda Penggerak Desa ~ Gerakan Desa Cerdas adalah sebagai berikut.1. Melakukan pendaftaran.

Untuk peserta yang mel-akukan pendaftaran dapat di-lakukan dengan dua cara yaitu online dan offline. Untuk online peserta dapat mengisi atau mengunduh formulir di alamat website www.penggerakdesa.org. Sedangkan untuk offline, peserta dapat mengambil for-mulir pendaftaran yang telah disediakan oleh panitia seleksi

yang beralamat di jalan raya Mandaong depan KORAMIL. Pendaftaran ditutup tanggal 31 Maret 2016.2. Setelah berhasil melakukan pendaftaran, calon PPD yang lolos seleksi akan diumumkan melalui website dan media so-sial. Pemberitahuan juga akan disampaikan melalui email atau di nomor kontak peserta.3. Proses selanjutnya adalah Di-rect Assesment. Setelah peser-ta dinyatakan lolos dalam tahap seleksi berkas, calon PPD akan mengikuti tahap selanjutnya yang meliputi beberapa tes yakni tes psikologis, self pres-entation, group fokus diskucion, microteaching, dan wawancara. 4. Selesai dari rangkaian tes Di-rect Assesment diatas, peserta menunggu hasil pengumuman yang akan diberitahukan mela-lui email atau nomor kontak.5. Calon PPD yang dinyatakan lolos Direct Assesment selan-jutnya akan melakukan tes kes-ehatan. 6. Setalah hasil tes kesehatan selasai maka peserta yang ber-hasil akan mengikuti tahapan pelatihan selama satu bulan.

Apakah anda siap menjadi bagian dari Pemuda Penggerak Desa angkatan III...?

Hardi ~ PPD II Wayakuba

Torang PPD III: Pengabdian Dari Anak Negeri Untuk Negeri

Page 8: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

Kabar Utama

8 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

Siapa bilang kesempatan kuliah di kampus ternama tanah air hanya milik anak-anak kota besar saja?

Nun jauh di timur Indonesia sana, tepatnya di kota kecil Labuha, Ibu kota Ka-bupaten Halmahera Selatan, sekumpulan pemuda yang terga-bung dalam Rumah Inspirasi Halmahera Selatan (RIH) men-

gadakan acara untuk siswa-siswi SMA se-Bacan pada tanggal 23 Janu-ari 2016. Bekerjasama dengan Pemuda Penggerak Desa (PPD) Halmahera Selatan, acara ini dibuat atas dasar kesadaran rendahnya motivasi dan ke-percayaan diri siswa-siswa SMA Halsel untuk me-neruskan pendidikan tinggi di universitas terbaik di negeri ini. Hal ini terbukti dengan sedikitnya jumlah mereka yang akhirnya ‘merantau’ untuk sekolah di kampus-kampus idaman di Indonesia. Belum lagi persaingan ketat dengan calon-calon mahasiswa lain melalui ujian masuk universitas, yang sering kali sudah mendapatkan pelatihan khusus dari

tempat kursus untuk mengerjakan soal-soal ujian, menambah ketakutan anak-anak Halsel sehingga cita-cita untuk menyadang gelar sarjana dari uni-versitas seolah hanya angan-angan belaka.

Atas dasar itulah, RIH mengajak teman-teman PPD dan Dokter Internsip Halsel untuk ikut meny-emai harapan kepada siswa-siswa SMA di Halsel. Bahwa semua anak bangsa memiliki kesempatan yang sama untuk mengejar impian mereka mela-lui kampus ternama negeri ini. Dengan persiapan yang cukup singkat, kurang lebih 2 minggu, Uni-versitas Inspirasi akhirnya terlaksana dengan men-gundang alumni-alumni universitas terpilih sebagai pembicara. Mereka terdiri dari dokter internsip dan anggota PPD yang sedang bertugas di Halmahera Selatan.

Mereka adalah Beladenta Amalia dari Universi-tas Indonesia (UI), Sartika Ratna Juwita dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Adi Muhammad Miftah dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Fahrudin Sy-ukur dari Universitas Khairun (Unkhair), dan Imma-nuel Variant Rumende dari Universitas Padjajaran (Unpad).

Acara ini dihadiri oleh 150 peserta yang berasal dari lima SMA di Bacan. Dibuka dengan sambutan dari Bapak Udin Umar sebagai perwakilan dari dinas pendidikan.

Kelima alumni memberikan pemaparan tentang jalur masuk, jurusan-jurusan, beasiswa, serta tips & trick untuk berhasil masuk ke universitas asal mereka. Menariknya, di segmen terakhir peserta

Meraih Cita-Cita Melalui UNIVERSITAS INSPIRASI

Dr. Beladenta Amalia

Relawan PPD, Dokter Internship dan pengurus RIH berpose seusai

acara Universitas Inspirasi

Page 9: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

Kabar Utama

Buletin Inspirasi Edisi III 2016 9

disuguhkan dengan talkshow tentang kuliah kedok-teran di UI (FKUI) yang dibawakan langsung oleh dokter-dokter lulusan FKUI, yaitu dr Nur Atikah dan dr Johny Bayu Fitantra. Dalam talkshow ini, para peserta dimotivasi untuk mau berprofesi sebagai dokter sehingga bisa ikut membantu meningkatkan taraf kesehatan Halmahera Selatan.

Berdasarkan survey sebelum perhelatan, hasil menunjukkan bahwa sebagian besar siswa/i di Ba-can memiliki peminatan di bidang keperawatan, ekonomi, dan teknologi informasi. Selain itu, per-guruan tinggi negeri masih menjadi favorit siswa/i di sana. Terbukti dengan UI, ITB, Unpad, UNJ, dan Unkhair yang paling banyak dipilih sebagai tujuan kuliah dalam kuisioner tersebut.

Sebenarnya, pemerintah sudah membuat sistem seleksi masuk perguruan tinggi negeri yang cukup

terbuka dan setara untuk semua calon mahasiswa di seluruh Indonesia, yaitu dengan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Melalui jalur tersebut peserta diseleksi berdasarkan hasil penelusuran prestasi akademik selama di sekolah. Disamping itu, proses ini tidak dipungut biaya pen-daftaran alias gratis. Ditambah lagi dengan adanya peluang mendapatkan beasiswa Bidikmisi bagi calon mahasiswa yang tidak mampu. Kesempatan besar ini tentu tidak boleh disia-siakan oleh siswa/i Halmahera Selatan yang memiliki mimpi berkuliah di universitas negeri unggulan.

Inisiatif lokal ini memang perlu diacungi jempol. Terbukti acara ini mampu membangun antusiasme peserta. Selama empat jam penuh para pembicara membuka mata calon-calon pemimpin bangsa ini bahwa untuk meraih impian memang tidak mudah, tapi tidak ada jalan lain untuk menjadi sukses selain berani bercita-cita tinggi dan memanfaatkan kes-empatan yang ada. Di akhir acara, Andi, yang juga salah satu siswa berprestasi Halmahera Selatan, mendorong teman-temannya untuk tidak pantang menyerah, apalagi takut, untuk menghadapi Ujian Nasional dan berbagai seleksi masuk universitas negeri.

“Mari kita stop mengeluh. Walaupun kita semua berada di bagian timur, utara paling selatan, mari kuatkan mental, terus belajar dan tanamkan dalam hati dengan niat yang kuat. Katakan kepada seluruh siswa/i di Indonesia anak Halsel kuat, anak Halsel hebat, dan tidak mengeluh!”, seru Andi di depan teman-teman sebayanya dengan semangat yang berkobar-kobar.

Page 10: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

Kabar Utama

10 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

Ajang Lomba OSN (Olimpiade Sains Nasional) merupakan kegiatan yang di selengarakan di seluruh Indonesia. Kegiatan OSN ini diadakan serentak di tingkat kabupaten.

Salah satunya adalah kabupaten Halmahera Selatan. Kegiatan yang di selenggarakan oleh Dinas Pendidikan Halmahera Selatan. Kegiatan ini berpusat pada siswa-siswi SD yang berasal dari 31 sekolah dari kecamatan se-Halmahera Selatan.

Lomba OSN ini terdiri dari mata pelajaran IPA dan Matematika. Perwakilan dari setiap sekolah yaitu 2 siswa IPA dan 2 siswa Matematika. Dimana peserta adalah siswa selain kelas VI.

Pendaftran OSN pada bulan Februari terakhir di tutup pada tanggal 24 Februari. Para peserta yang mengikuti OSN merupakan siswa-siswi dari kabupaten Halmahera Selatan termasuk ke 15 penepatan PPD. Kegiatan lomba OSN ini di laksanakan pada tanggal 25 Februari 2016 bertempat di SDN 1 Labuha Kabupaten Halmahera Selatan.

Apabila lolos, para peserta pada tahap seleksi di tingkat ke kabupaten akan di ikut sertakan seleksi ke tingkat propinsi. Kemudian apabila lolos ke tingkat propinsi maka akan di seleksi di tingkat nasional. (Muthia ~ PPD II Kakupang)

Page 11: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

Kabar Utama

Buletin Inspirasi Edisi III 2016 11

OSK yang diselenggarakan pada 20 Februari ini bertempat di SD Bertingkat Mandaong, yang jumlah peserta keseluruhannya adalah 192

peserta sekolah dasar. Indonesia Mandiri yang menangani pendaftaran

OSK ini, menjelaskan bahwa OSK diselenggarakan oleh majalah Sains Kuark. “ Ini merupakan ajang perlombaan sains yang soalnya diambil dari majalah sains kuark yang terbit setiap edisi terbarunya, dan menggunakan level sesuai dengan tingkatan kelas para siswa” tutur Pak Lukman dari Indonesia Mandiri.

Antusias para peserta, dari berbagai penjuru se-kolah saat mengikuti OSK, terlihat jelas, ketika mere-ka mengenakan ID-Card di leher mereka.

Menurut salah satu orang tua murid, “dengan adanya OSK, harapan saya anak saya dapat menjadi-kan ini sebagai awal dari perubahan menuju pendidi-kan yang lebih baik, saya pe anak dapat semangat bersekolah, dan dapat melihat dunia luar, bukan han-ya di tong pe kampung saja, tapi tahu keadaan yang ada di tempat lain, agar dapa menjadi pengalaman yang indah” jelas Ibu Noval.

Setelah babak penyisihan yang dilaksanakan pada 20 februari, akan di beri pengumuman, dan siswa yang akan lolos akan mengikuti babak semi final pada bulan Maret, jika siswa berhasil lolos di semi final maka siswa tersebut akan maju ke babak final di Jakarta dan akan bertarung melawan para siswa di provinsi lain yang lolos dibabak final.

Semoga diantara siswa-siswa sekolah dasar di Halsel baik dari siswa para PPD atau bukan, dapat lolos, ke tahap semi final, dan final, dan dapat bersaing secara sehat dengan kawan-kawan barunya nanti di kancah Nasional. (Rina ~ PPD Alam Pelita)

Semarak OSK dan OSN 2016

Page 12: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

inspirator inspirator

12 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

12 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

Kamis, 10 Desember 2015, hari yang begitu terik di desa Geti Lama. Kopi pun sudah dituang ke dalam gelas untuk yang kedua

kalinya. Dering tanda pesan masuk ke ponselku berbunyi sudah dari tuangan kopi yang pertama. Namun tak segera ku tengok, orang sedang asik bercerita penuh drama pilkada serentak. Tentu penuh emosi dan duga-sangka tak dapat dibend-ung, baik itu yang berpihak maupun yang netral.

Pada tuangan kopi yang kedua, ku sempatkan membuka ponsel. Satu sruput kopi bang Yoe ku kagetkan dengan sms yang sedari tadi berderet-deret masuk. Ada tiga pesan masuk: pertama dari teman ku di Solo yang sedang menggarap website PPD, kedua dari provider jaringan seluler yang ku pakai, dan ketiga dari alumni Pengajar Muda angkatan tujuh penempatan Halmahera Selatan.

“Bang Yoe, ada kabar bagus ini” sambil ku tunjukan isi pesan dari alumni PM. Satu sru-put kopinya hampir tersembur kembali. Untung masih tertahan.

“Ceeeee, biking takaget saja”, jawabnya kurang nyaman sambil meraih ponselku.

Dibacanya sekali, matanya menatap ke arah ku. Dibacanya ulang seperti ia lupa bagaimana membaca susunan huruf. “Apa depe maksud ni?” Tanyanya minta penjelasan.

“Ada anak Geti yang lolos lomba gambar” jawabku tergesa-gesa.

“Tong pi Jakarta ini bang Yoe” sambungku memperjelas maksud pesan yang ia baca beru-lang itu.

“Pi Jakarta bagaimana?” Tanyanya tambah bingung.

Tiba-tiba keraguan juga bersemayam dalam benakku. Ku telfon officer PPD yang ada di ibuko-ta kabupaten untuk membantu mencarikan infor-masi terkait pengumuman hasil lomba Aksi cinta laut itu. Officer dengan tanggap mengkonfirmasi kebenaran kabar tersebut. Karena fanspage me-dia sosial PPD juga sudah merilis terkait pengu-muman dari website resmi Kementrian Kelautan dan Perikanan. Officer secara lengkap member-itahukan bahwa tidak hanya siswa ku saja yang lolos. Siswa PPD yang bertugas di pulau Obi juga lolos, hanya dengan kategori lomba yang ber-beda.

“Acara penganugerahan para juaranya hari ini: 10 Desember 2015, dan di Jakarta.” Nada penyesalan terdengar di ujung telfon sana.

Panitia melakukan konfirmasi pengumuman lolos dan kemudian menjelaskan segala hal terkait keberangkatan sampai acara penganuger-ahan serta paket hadiahnya. Untuk itu aku perlu menghubungi atau dihubungi panitia saat itu juga, mengingat waktu semakin mepet. Dan ku minta bantuan immanuel untuk menghubungkan

Anak-anak Geti Lama melepas ke-berangkatan Yolan ke Ja-karta

Perjalanan Batu Bacan Menuju

Pentas Nasional

Page 13: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

inspirator inspirator

Buletin Inspirasi Edisi III 2016 13

ku dengan panitia. Berhubung dia yang sudah terlebih dahulu dihubungi panitia dan dekat dengan jualan pulsa, sekalian aku minta diisikan pulsa.

Ku tunggu panitia atau im-manuel menghubungi kembali. Sementara aku duduk di bawah pohon sukun dekat masjid. Papa Piaraku muncul dari bela-kang masjid.

Matahari sudah mulai con-dong ke barat. Sementara belum dapat kepastian dari panitia. Aku sudah kembali ke tempat pencarian signal. Be-berpa pesan masuk. Semua dari immanuel, dia mengirimi nomor seluler panitia yang akan menghubungiku beberpa saat lagi. Tak lama panggilan dari immanuel masuk ke ponselku.

Membaca situasi yang ada, untuk dapat memberangkat-kan anak didikku harus disusun strategi.

Sementara Yolan bersiap-siap, aku minta diri kepada orang tua Yolan untuk keluar menyiapkan ketintinting. Saat aku keluar rumah, siswa-siswi ku sudah berkumpul di depan rumah Yolan. Satu-satu dari mereka mulai bertanya padaku. Apakah benar Yolan akan be-rangkat ke Jakarta, ku iyakan sambil memberi semangat. Mereka pun mengiringi ku menuju rumah pak Mei untuk mengantarkan Yolan dan aku ke Babang (pelabuhan kabupat-en). Dengan wajah menyesal pak Mei mengutarakan bahwa ketintingnya sedang rusak. Pa-dahal ketinting pak Mei ini yang

paling laju diantara ketinting lain yang ada di desa Geti Lama. Pak Mei merekomendasikan untuk menggunakan ketinting pak Nias saja, sepertinya bisa dipakai. Ia berpesan, kalau pak Niasnya tidak bisa mengantar, pinjam saja ketintingnya biar Pak Mei yang mengantar.

Telfon yang ku tunggu-tung-gu dari panitia belum juga da-tang. Hari sudah semakin sore, ombak akan semakin besar. Pukul 16.15 WIT ku putuskan untuk berangkat. Semua siswa-siswiku mengantarkan ku dan Yolan di jembatan. Para orang tua dan pemuda melepas kami dari swering (pemecah om-bak). Saat masih di jembatan, beberpa ibu-ibu menghampiri kami dan banyak sekali mem-beri pesan. Agar berhati-hati, sekiranya ombak terlalu besar untuk segera menepi. Dan ten-tu untuk Yolan dan untukku su-paya berhati-hati menuju Ter-nate, dan Jakartanya. Sebagian ibu-ibu yang lain membekali kami aneka kue. Kebetulan sekali siang itu ibu-ibu unit dua sedang memasak dan membuat kue untuk perayaan Natal Sek-tor pada malam harinya.

Kami pun berangkat. Dilepas dengan tangis bangga. Kami pun berangkat. Dilepas dengan berselimut khawatir. Kami pun berangkat. Dilepas dengan haru penuh sesak. Kami pun berang-kat. Melawan rasa takut.

Satu jam perjalanan di atas ketinting, kami mulai memasuki selat Gilalang. Selat yang men-ghubungkan antara pulau Gila-

lang dengan pulau Bacan. Bi-asanya kalau naik kapal motor speed penumpang, kami sing-gah di sini. Nama desanya juga desa Gilalang. Daerah ini adalah bagian paling utara pulau Bacan dan merupakan batas antara sisi utara dan sisi timur pulau Bacan. Lewat desa ini berarti kita memasuki wilayah Bacan Timur. Wilayah ini juga strategis untuk transportasi dan akses signal. Bahkan untuk meng-hidupkan jaringan internet pun cukup lah, sekedar buka pesan di WA dan BBM.

Tepat pukul 18.30 WIT ketinting kami melintasi Tan-jung Neraka. Ku kira bertepatan dengan waktu magrib, walau tak terdengar kumandang adzan, cukup awan berawan yang menjadi jingga menjadi sebuah tanda. Ini lah puncak kekhawatiran ku dari hal-hal yang menantang bahaya: pusa-ran arus air laut tepat di ujung tanjung Neraka menghadang. Aku menengok ke arah bang Yoe yang ada di depan. Ia han-ya membalas dengan tatapan lurus ke depan. Dan ku tengok ke arah pak Nias yang sedang memegang kendali atas ketint-ingnya. Ia hanya diam saja dan fokus menahkodai ketintingnya. Tak puas dengan isyarat mere-ka, aku buka mulut.

Setelah memastikan Yolan aman di bagian lambung ketint-ing, aku berpindah ke ujung depan ketinting. Aku telfon nomor yang siang tadi men-gubungiku untuk memberi pertimbangan keberangkatan

Page 14: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

inspirator inspirator

14 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

14 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

Yolan dan aku. Nomornya sudah tidak aktif. Ganti ku telfon dengan nomor yang diberi immanuel. Diangkat, suara perempuan di sana.

Pertama ku jelaskan kronologi bagaimana Yolan lolos dalam lomba Aksi Cinta Laut. Hingga sampai panitia menghubungiku dan akan meng-abarkan kembali jika sudah ada keputusan Yolan diperbolehkan berangkat atau tidak, berhubung keterlambatan ku mendapat pengumuman lolos. Sampai saat itu belum lagi ada panitia yang men-ghubungi kembali atau memberi tahukan kepu-tusannya. Dan ku bubuhi bumbu mujarab, bahwa aku sedang berada di tengah laut bersama Yolan untuk menuju pelabuhan kabupaten. Merasa bu-kan panitia yang mengurus hal yang demikian, mas-mas panitia di ujung telfon itu menyarankan ku menghubungi panita lain yang menangani langsung keberangkatan peserta lolos atas nama Yolan Teyesen. Walau suaranya kecil—seperti se-dang mengemudi atau berada di dalam lift—tapi maksudnya dapat ku tangkap dengan jelas. Dan yang paling penting ada isyarat di sana. Entah isyarat atau memang keceplosan. Bahwa ada yang secara khusus sedang mengurus keberang-katan Yolan. Artinya sudah ada kepastian Yolan mendapat pembiayaan penuh dari Kementrian Kelautan dan Perikanan.

Hasil pertimbangan panitia memutuskan, Yolan berhak mendapat apresiasi atas karyanya yang lolos dalam lomba Aksi Cinta Laut. Untuk

itu panitia perlu mengetahui kapan waktu tiba Yolan di Jakarta. Terang mbak dhila padaku. Ku jawab dengan penjelasan rute dan waktu yang akan kami tempuh untuk sampai di Jakarta. Mendengar kami baru akan tiba di jakarta siang esok harinya, mbak dhila meminta ku untuk lang-sung ke Belitung saja. Karena dijadwalkan semua peserta yang sudah berada di Jakarta malam itu, akan berangkat ke Belitung menggunakan pen-erbangan paling pagi esok hari. Mbak dhila juga menyerahkan pengaturan tiket untuk sampai di Belitung sepenuhnya padaku. Asal bukti-bukti perjalanan dikumpulkan dan diserahkan kepada panitia setelah berjumpa di Belitung nantinya. Aku sanggupi permibtaanya. Telefon diakhiri. Aku pun berdiri dan berteriak pada bang Yoe, Yolan dan pak Nias, “tidak jadi ke Jakarta”, teriakku dengan ekspresi paling plong dan lepas di tengah laut malam yang tenang.

“Kong, bagaimana tara jadi?” Bang Yoe men-yaut kaget karena teriakanku.

“Tara jadi ke Jakarta, tapi lebih jauh lagi” jawabku gembira, “ke Belitung, dekat Sumatera” imbuh ku penuh semangat.

Subuh kami sudah merapat di pelabuhan Bastiong Ternate. Kami segera keluar dan men-cari warung makan. Aku khawatir Yolan sudah lapar lagi. Kalaupun tidak makan, cukup lah un-tuk minum teh atau kopi untuk menghangatkan badan. Dan kebetulan uang pinjaman dokter Lila

Page 15: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

inspirator inspirator

Buletin Inspirasi Edisi III 2016 15

yang tak jadi untuk membayar tiket Yolan masih ada. Saat di dalam kapal aku sempat update di media sosialku, untuk menya-takan dalam perjalanan menuju Ternate. Ternyata terbaca oleh teman sekaligus senior di PPD. Kak Noni menelfon ku pagi-pagi buta. Ternyata ia juga sedang di Ternate dan masih di dalam kapal.

Kami pun segera menuju kapal yang ditumpangi kak Noni. Kebetulan kak Noni ada-lah salah satu sahabat penanya anak-anak ku di Geti Lama. Yolan begitu senang bertemu dengan sahabat penanya. Walaupun ia sama sekali belum pernah mendapat surat dari kak noni, tapi ia pernah mendengar profilnya yang ku bacakan saat di depan kelas.

Pukul 08.30 WIT, kamin su-dah bersiap menuju bandara. Sebelum meninggalkan kapal, ku sempatkan mengirim pesan kepada kak Noni untuk ber-pamitan dan minta dido’akan. Dengan lima puluh ribu, satu angkot berhasil kami carter un-tuk mengantarkan ke bandara. Aku sudah tidak sabar menyak-sikan detik-detik Yolan untuk pertama kalinya naik pesawat. Bagaimana raut wajahnya saat pesawat mulai take off.

Terjadwal pesawat yang kami tumpangi akan sampai di Jakarta pukul 12.15 WIB. Tiga jam lebih waktu tempuh Ternate-Jakarta, dengan selisih waktu dua jam. Karena kami pesan tiket langsung Ternate

- Belitung, dijadwalkan pener-bangan berikutnya pukul 14.45 WIB dari Jakarta. Turun dari pesawat kami langsung menuju ke bagian transit. Dan karena waktu transisinya sebentar, kami langsung saja menuju ruang tunggu. Yolan tak ban-yak bicara, jika ku tanya hanya mengangguk atau menggeleng jawabannya. Tapi pandangan-nya ke sana ke mari. Menghe-rani setiap sesuatu yang baru ia lihat. Aku sempat terpejam se-bentar. Dan Yolan sibuk menga-mati sekelilingnya.

Rencananya baru akan dib-erangkatkan pukul 16.00 WIB. Panitia cukup mengerti, dan masih menunggu kedatangan kami di Belitung.

Dalam kebosanan men-unggu, petugas bandara meng-abarkan kembali terkait pener-bangan ke Belitung. Delay lagi, dan katanya Sriwijaya yang akan terbang ke Belitung baru akan tiba di jakarta pukul 17.00 WIB. Kabar ini pun ku teruskan ke panitia. Beberapa penump-ang terlihat mulai protes ke kar-yawan Sriwijaya yang bertugas di ruang tunggu itu. Aku hanya bisa bersabar. Namun kasihan Yolan, pengalaman perjalanan jauh pertamanya harus ber-bumbu rintangan-rintangan yang bisa dikatakan tidak ringan.

Satu kesempatan bagi Yolan untuk tampil di pentas nasional begitu banyak menuai kendala. Sudah banyak rangkaian keg-iatan penganugerahan para

juara Aksi Cinta Laut yang su-dah terlewatkan. Nasib siapa sangka, kita hanya bisa berusa-ha, batinku memandangi Yolan yang sudah kecapean di dalam bus. Aku sempat tersenyum saat mengingat desak-desakan selama antri naik ke dalam bus bersama Yolan tadi.

Kami turun ke bawah dan keluar dari hotel. Setelah kami melewati lapangan parkir hotel yang cukup luas, di seberang jalan kami temukan pedagang kaki lima yang menjual macam-macam. Di sana lah kami meng-habiskan satu bungkus popmie. Setelah kenyang, kami buru-buru masuk lagi ke hotel untuk istirahat. Sampai di lobi diin-gatkan petugas Sriwijaya yang kebetulan jaga di sana, agar besok pagi-pagi sekali pukul 04.00 WIB penumpang untuk berkumpul dilobi sebelum mov-ing ke bandara.

Sebelum tidur, ku kenang-kan perjalanan penuh kesan ini. Mulai dari awal pengumuman lolosnya Yolan sampai tibanya di hotel. Terlebih perjalanan nekad ini ku alami bersama seorang anak perempuan yang sama sekali belum pernah be-pergian jauh. Dan Belitung, negeri Laskar Pelangi itu, aku baru akan sampai di sana esok hari.

Mabrur ~ PPD II Geti LamaL e b i h

dekat dengan kami:

Pemuda Penggerak DesaGerakan Desa Cerdas

Page 16: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

inspirator inspirator

16 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

16 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

Tidak seperti biasa, diriku masih terjaga. Jam di tangan sudah menunjuk-

kan pukul 02.00 pagi. Waktu setiap orang untuk melakukan pengisian tenaga menunggu kedatangan sang surya yang mengharuskan beraktivitas kembali. Saat ini, aku sedang berada di sebelah bapak guru kami, bapak guru di Desa Waya ini. Seperti perasaan masyarakat Desa Waya, saya pun sedang menunggu secer-cah cahaya pada mata Engku Anwar yang hanya terbuka, na-mun, tidak melihat kami yang menunggu di sebelahnya.

Engku (panggilan untuk guru di desa kami), telah men-gajar di SDN Waya selama lebih dari 20 tahun. Beliau adalah putra asli pertama dari Desa Waya yang menjadi seorang guru. Beliau sempat ditugas-kan ke desa lain yang kemudian dikembalikan ke desa sendiri untuk mengajar. Hanya dalam beberapa tahun, Beliau akhirn-ya menjadi kepala sekolah dari SD Inpres Waya saat itu. Tidak terhitung, penduduk desa yang telah menjadi murid beliau. Be-berapa diantaranya telah lulus menjadi profesi di segala bi-dang, bahkan diantara mereka ada yang kembali ke desa dan meneruskan menjadi guru. Se-

lain itu, beliau juga merupakan guru mengaji. Jadwal mengaji dilakukan setiap hari.Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari saat bangun tidur pagi hingga menutup mata di malam hari, beliau terus berinteraksi ber-sama anak-anak

Pukul 03.00 tepat. Mataku rasanya semakin berat untuk terus terbuka. Kali ini, aku su-dah berada di depan rumah Engku untuk mencari angin segar yang kuharap dapat membuatku terus terjaga. Kata dokter, Engku mengalami gagal ginjal. Beliau sempat dirawat di rumah sakit di Labuha, juga di Ternate, namun tidak men-unjukkan perkembangan yang membuat diri beliau sembuh. Akhirmya beliau kembali di

Waya pada sore hari kemarin. Keluarga tinggal berharap pada pengobatan desa yang kuden-gar telah menyelamatkan be-berapa jiwa di desa tersebut.

Waktu sudah menunjukkan setengah empat pagi. Diriku yang dari tadi terus bergerak demi mengusir kedinginan, sudah tidak kuasa menahan mata yang ingin beristirahat. Di depan rumah Engku Anwar, aku hanya tinggal bersama dengan Pak Riko, guru dan saudara dari Engku Anwar, juga Om Hamad-al, pekerja PLN kecamatan yang sudah lama tinggal di desa ini. Kami sedang berbincang-bin-cang tentang perlakuan yang kurang etis dari pegawai ru-mah sakit, tempat beliau sem-pat dirawat. Selain suara kami

Desa Waya Kehilangan Seorang Pahlawan PendidikanEngku Anwar (alm.) mendampingi

putrinya (Adenony A. Badrun) saat pelepasan menjadi PPD I

Page 17: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

inspirator inspirator

Buletin Inspirasi Edisi III 2016 17

bertiga, hanya lolongan anjing yang terus menemani hen-ingnya subuh hari ini. Merasa tidak mampu lagi, saya pun mohon diri kepada kedua te-man berbincang saya untuk kembali ke rumah piara, istira-hat sejenak, dan berjanji kem-bali besok pagi untuk melihat keadaan Engku.

Banyak waktu yang ku-habiskan dengan beliau. Kami membahas tentang pendidi-kan, perkembangan sekolah, kemajuan-kemajuan yang di-harapkan di desa, dan lainnya. Saat pembicaraan, beliau san-gat mendukung setiap kegiatan yang saya idekan. Tidak jarang, beliau memberikanku ide-ide yang baru untuk kemajuan pen-didikan di desa. Beliau sangat mau tahu akan kemajuan atau terobosan pendidikan, dan yang biasa ia katakan, “yang pent-ing itu semua untuk kemajuan pendidikan di desa”. Beliau juga mengajarkanku tentang ketulu-san dalam mengajar, memberi-kan yang terbaik untuk anak-anak, dan arti dari pengabdian. Walaupun, Engku sering meng-kritik pendidikan di desa yang sekarang, namun, beliau selalu melangkahkan kakinya menuju sekolah pagi-pagi buta.

Tok..tok..tok..“Pa Pet, Pa Pet, Pa Pet,

Engku so lewaaaat... Engku su-dah meninggal barusan,” teriak Mama Marni, kakak dari mama piaraku yang dari tadi malam berjaga di dalam rumah Engku Anwar. Kesadaranku langsung kembali di dalam badan yang

sudah tergeletak nyenyak di kasur. “Jam berapa sekarang, mama?” teriakku membalas Mama Marni. “Sekarang jam 4 kurang 10 kah,” jawab Mama Marni. “Astagaa..” aku tidak mampu berkata apa-apa. Hanya beberapa menit lalu, aku baru kembali dari rumah Engku, ber-beres kamar, dan merebahkan badan. Aku cukup menyesal, tidak berada di samping Eng-ku saat Engku dipanggil yang maha kuasa. Aku tidak bisa bergerak, menitikkan air mata, dan berusaha untuk menjawab dengan tegar Mama Marni yang sepertinya masih di depan pintu kamarku “Iyo, Mama Marni, pa-gi-pagi sudah kita kesana.”

Engku Anwar. Selain sosok guru yang pantas diteladani, beliau juga adalah sosok ayah yang luar biasa. Beliau sangat mementingkan pendidikan un-tuk masa depan anak-anaknya. Terbukti dari anak-anak beliau yang sudah menjadi orang he-bat. Dalam susunan anaknya, anak pertama telah menjadi polisi, anak kedua menjadi ibu rumah tangga yang luar biasa bagi keluarganya, anak ketiga telah lulus dari pendidikan S2 dan penulis beberapa buku, anak keempat merupakan sar-jana perikanan, anak kelima merupakan sarjana keperawa-tan dan alumni dari Pemuda Penggerak Desa angkatan per-tama, anak keenam yang baru saja lulus dari sekolah dasar merupakan anak yang terpintar di kelasnya dan calon pemain terbaik saat kejuaraan sepak-

bola antar sekolah dasar di Hal-mahera Selatan, dan anak tera-khir merupakan pendongeng cilik yang sudah dua kali lolos penyisihan awal lomba men-dongeng ke bogor. Setiap anak beliau merupakan cerminan dari kerja keras Engku Anwar, yang tidak pantang menyerah untuk meraih impiannya.

Setengah 7 pagi, diriku terbangun. Aku pun langsung bergegas dengan pakaian for-mal menuju ke rumah Engku Anwar. Saya tahu bahwa lepas dari rumah Engku Anwar, saya pasti akan ke sekolah dan me-mulai pelajaran seperti biasa. “Pasti Engku juga akan tetap mengajar, asal ia bisa berjalan, sesakit apapun”, pikirku dalam hati. Namun, karena saran dari beberapa guru dan masyarakat, saya hanya melaksanakan apel pagi kemudian mengarahkan para siswa ke rumah Engku. Di rumah tersebut, perwakilan anak dan guru memberitakan tentang pengalaman hidup be-liau yang selalu berkaitan den-gan pendidikan. Saya dan para siswa kemudian memberikan penghormatan terakhir kepada guru kami tersebut dan meng-hantarkan beliau ke tempat peristirahatan terakhir.

Hari ini, 18 November 2015, Desa Waya kehilangan seorang pahlawan pendidikan. Namun, seperti pepatah yang menyata-kan “mati satu tumbuh seribu”, semangat beliau dalam mema-jukan pendidikan tidak hilang diantara kami. Guru-guru di SDN Waya yang dulu merupa-

Page 18: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

inspirator inspirator

18 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

18 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

Pak Nurdin Talib biasa dipanggil Ustatd. Tel-ah mengabdi di SD Inpres Kasiruta Dalam sejak tahun 2001. Beliau lulus SMA tahun

2005. Kemudian pak Nurdin lanjut ke pergu-ruan tinggi di Labuha yaitu UNISA cabang Palu dan selesai tahun 2007. Pak Nurdin kembali ke Desanya untuk lanjut mengabdi di SD. Sampai sekarang pak Nurdin masih punya semangat yang luar biasa untuk mendidik anak di desanya.

Pada tahun kemarin, program pengangka-tan Kategori 2 (K2) Pak Nurdin masuk sebagai peserta tapi setela dites pak Nurdin tidak lolos/lulus sebagai PNS.

Pak Nurdin bukan hanya aktif di sekolah. Masalah desa dan pembangunan desa pun be-liau berperan penting didalamnya. Apalagi kegia-tan keagamaan beliau sangat aktif.

Siswa-siswi sangat senang dengan-nya karena pembawaanya terhadap mereka, kasih sayang. Di desa beliau juga membuka Taman Pengajian yang santrinya adalah siswanya sendiri.

Guru seperti Pak Nurdin se-mestinya harus di perhatikan oleh pemerintah. Telah mengabdi begitu lama, bahkan tanpa di gajipun be-liau tetap semangat demi mencer-daskan anak bangsa.

Suatu hari saya pernah tawarkan untuk cari kerja di luar tapi dengan wajah yang tenang pak Nurdin menjawab,

“lebe bae saya mengabdi di saya pe desa sendiri daripada di orang pe daerah. Biar gajinya pas-pasan, yang penting saya pe generasi mendatang dong samua sukses”.

Mendengar itu saya tunduk terharu, putra daerah yang punya semangat. sungguh sosok

pribadi yang baik dan sabar sep-erti ustat yang rela berkorban demi putra-putrinya. Hidup mulia adalah hidup yang memberikan manfaat bagi orang lain (hadist).

Kawanku, siapa yang tidak dapat memberikan lebih

banyak daripada yang ia terima adalah nol besar dan rela lahir dengan sia-sia (Multatuli).

Fahrudin ~ PPD II Kasiruta Dalam

kan murid beliau tetap semangat untuk menga-jar. Anak-anak Engku akan terus beraksi di bidan-gnya, beberapa diantaranya akan menekuni jalan beliau untuk memajukan pendidikan. Masyarakat Desa Waya, yang peduli akan pendidikan dan yang saat pulang dari pemakaman beliau, terus bercerita tentang pengalaman diri mereka diajar oleh Engku. Dan saya sendiri (yang ku anggap

sendiri sebagai anak piara beliau) akan terus tu-lus mengabdi dan memajukan pendidikan. Teri-ma kasih Engku Anwar telah menjadi sosok yang inspiratif. Kisah Engku Anwar ini akan terus ber-lanjut dalam kisah-kisah penggerak pendidikan yang terinspirasi dari beliau.

Bersambung...Pattrick ~ PM IX Halsel

Pengabdian Mendalam Guru Kasiruta Dalam

Page 19: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

inspirator inspirator

Buletin Inspirasi Edisi III 2016 19

Siswaku yang satu ini namanya Fandi Oga. Menurutku ia

tergolong cepat menang-kap pelajaran. Ia anak yang rajin. Kerap aku dibantunya membuka dan mengunci pintu-pintu kelas saat pagi dan siang hari. Ia begitu senang saat terpilih me-wakili sekolahnya untuk mengikuti olimpiade sains tingkat kabupaten. Dan sesampainya di basecamp Pemuda Penggerak Desa di Ibu Kota Kabupaten, beta-pa ia senang bertemu ban-yak teman dan aneka buku.

Awalnya ia malu-malu untuk mulai bergaul. Ia pun sering hanya menyendiri dengan be-berapa exemplar buku di samping dan satu di tangannya. Beberapa hari membangun kebersa-maan ia mulai akrab dengan peserta dari desa lainnya. Aku sering dari kejauhan dengan sen-gaja mengamati kesendiriannya.

Satu kali ku jumpai ia sedang duduk sendiri dan beberapa teman baru mendekat padanya. Ia tetap sibuk dengan buku-bukunya. Salah se-orang temannya mulai menggarahnya dengan bertanya ini dan itu tentang buku yang ia baca. Dengan begitu lancar dan sabar ia menjelaskan dengan jenaka satu gambar yang ditanyakan te-man baru itu. Teman-teman barunya pun terawa dan senang dapat mendengar penjelasannya. Lain keadaan ia tampak serius, lain lagi ia tam-pak terbahak, kadang juga ia perlu menunjukan wajah sedih atau marah.

Fandi mengutarakan bahwa dia ingin menjadi guru. Ku tanya lebih lanjut mengapa memilih menjadi guru dan bukan profesi lain yang lebih menjanjikan, misal penambang —di desa Geti Lama sudah ada perusahaan tambang ternama yang siap untuk melakukan pengeboran— ia hanya menjawab: tong pe SD tara guru kong pa guru.

“Orang-orang dari luar yang jadi guru di Geti tara lama tinggal kong, kalau tara guru dari kita pe orang-orang sendiri, siapa bakal kasih men-gajar tong pe adik-adik dan keluarga

nantinya”.Jawaban yang tak ku sangka keluar dari se-

orang anak SD kelas enam. Sempat aku tak per-caya dengan kata-katanya. Namun Seiring ber-gaul, ku pahami juga karakternya. Ia sudah mulai membentuk pola fikir. Saat aku masih tinggal di perpustakaan seorang diri, hampir tiap malam ia menemani ku tidur. Banyak cerita antara kami.

Kebetulan awal bertugas di desa penempatan adalah bulan puasa. Sementara Fandi berkeper-cayaan Nasrani dan aku Muslim. Ia dengan ikhlas ikut bangun di sepertiga malam, menemani ku mengambil air dari sumur umum di luar sekolah. Ia menemaniku untuk makan sahur, walau den-gan sedikit kantuk ia tahan. Baru setelah saya selesai shalat subuh ia berpamitan pulang untuk membantu orang tuanya di rumah.

Inspirasi bulan pertama di penempatan. Ka-sat mata aku yang datang sebagai guru bantu, namun dari Fandi aku dapat mengambil pelaja-ran betapa pentingnya seorang guru. Dan Fandi telah menjadi guru bagi ku. Guru yang mengin-spirasi. (Mabrur ~ PPD II Geti Lama)

Fandi: Guru Yang Menginspirasi

Page 20: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

inspirator inspirator

20 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

20 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

Indonesia tidak hanya butuh uang yang ban-yak untuk memperbaiki

negeri ini, yang dibutuhkan negeri ini adalah lebih ban-yak anak-anak muda gila yang berani mendedikasi-kan dirinya bagi Tanah Air. Jika hanya keluhan yang bisa Anda berikan, maka tak akan ada perubahan baik yang bisa Anda rasa-kan. Mari berkenalan den-gan para anak muda yang berkarya langsung bagi In-donesia dan bersama mere-ka memperbaiki bangsa ini dengan memulainya di Halmahera Selatan.

November 2015 yang lalu, saya datang ke Halmahera Selatan, Maluku Utara, untuk mengi-kuti program Kelas Inspirasi Halsel 2 yang dis-elenggarakan oleh para Pengajar Muda dari In-donesia Mengajar. Ini adalah kesekian kalinya saya bergabung bersama program ini, namun kali ini ada sesuatu yang berbeda. Panitia dari Kelas Inspirasi Halsel 2 ini tidak hanya para Pen-gajar Muda. Selama program ini berlangsung, saya melihat beberapa anak muda lainnya men-genakan sebuah rompi yang bertuliskan Pemuda Penggerak Desa. Dari sinilah rasa penasaran saya mulai terusik untuk mengenal siapakah mereka.

SIAPAKAH PEMUDA PENGGERAK DESA?Setelah bertanya kesana kemari dan berke-

nalan langsung dengan para Pemuda Penggerak Desa akhirnya saya mendapatkan banyak infor-masi tentang siapa mereka. Pemuda Penggerak Desa ini hadir dari Gerakan Desa Cerdas, sebuah gerakan yang diinisiasikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Selatan. Mereka adalah anak-anak muda terbaik dari Maluku Utara dan

dari berbagai daerah di Indonesia yang diberikan kepercayaan khusus untuk membangun pendidi-kan di Halmahera Selatan.

Seperti halnya Pengajar Muda dari Indone-sia Mengajar, Pemuda Penggerak Desa ini juga memiliki waktu satu tahun untuk menjadi pen-gajar di beberapa daerah terpencil di Halmahera Selatan. Tak hanya itu, mereka tidak hanya men-jadi tenaga p e n g a j a r saja, mereka juga dihara-pkan mam-pu menjadi para pemuda yang meng-g e r a k k a n para warga lokal untuk m e m b a n -gun dae-rah mereka sendiri.

Good News From Halmahera: Pemuda Penggerak Desa Halmahera Selatan

Page 21: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

inspirator inspirator

Buletin Inspirasi Edisi III 2016 21

MENGINSPIRASI DI USIA MUDASetibanya saya di Pulau Bacan, Halmahera

Selatan, saya disambut sebagian besar teman-teman Pengajar Muda dan Pemuda Penggerak Desa. Namun ada yang cukup mengejutkan, dari sekian banyak orang yang belum pernah saya temui sebelumnya, saya mengenali satu sosok yang tak asing lagi, Immanuel Variant Rumende, teman SMP saya di Jakarta. Sudah 9 tahun kami tidak bertemu sejak lulus SMP dan akhirnya kami bertemu kembali di pulau yang terletak di timur Indonesia ini. Beliau kini tinggal di Halmahera Selatan sebagai salah satu Pemuda Penggerak Desa. Tentu mengejutkan dan menginspirasi saya! Namun setelah seminggu lebih bersama mereka, bayangkan, bukan hanya beliau saja yang turut menginspirasi saya, namun 15 orang lainnya yang merupakan Pemuda Penggerak Desa angkatan ini juga ikut menginspirasi saya.

Para Pemuda Penggerak Desa ini memilih ja-lan berbeda dari sekian banyak anak muda seu-sia mereka yang sedang mengejar karir, heboh mengikuti trend traveling yang sedang booming di Indonesia, sibuk galau dengan pertanyaan “ka-pan kawin?”, atau sekedar nongkrong di warung

kopi yang sedang menjamur. Pilihan berbeda yang mereka ambil pun tak tanggung-tanggung, memberikan satu tahun mereka untuk mengabdi di Halmahera Selatan. Masih kurang terinspirasi? Baiklah, mari saya berikan fakta lainnya.

Banyak orang Indonesia yang mengeluh akan keadaan bangsa ini dan cukup pesimis den-gan masa depan Indonesia. Orang-orang yang mengeluh itu bahkan berkeliaran disekitar saya. Lalu dari sekian banyak keluhan yang ada, apa-kah mampu untuk membangun bangsa ini men-jadi lebih baik? Iklan itu pun bilang “Talk less, do more.” Lalu kenapa masih hanya memberi-kan keluhan dan menuliskan update media sosial Anda dengan kalimat kekecewaan tentang suatu daerah, pemerintah, dan lainnya. Itulah menga-pa saya terinspirasi oleh para Pemuda Penggerak Desa ini.

“Bukan keluhan yang mereka siapkan, justru pengabdian besar yang mereka berikan”.

Mereka bukan orang-orang pengangguran tanpa pendidikan. Justru mereka adalah anak-anak cerdas yang memiliki kesempatan cemer-lang dalam karir mereka, namun meninggalkan-nya karena lebih memilih untuk membagikan keberuntungannya di pelosok-pelosok Halma-hera Selatan.

Mereka datang sebagai tenaga pengajar ke Halmahera Selatan. Namun dalam satu tahun pengabdian mereka, tentu menjadi guru saja tak cukup. Mereka diharapkan menjadi penggerak desa yang memberikan contoh positif dan konk-ret kepada masyarakat desa. Mereka tak hanya mengedukasi para siswa/i di sekolah. Mereka mengedukasi seluruh masyarakat desa; Kakek - nenek, mama - papa, pemuda, dan semuanya. Tak hanya itu, mereka juga memiliki tanggung jawab sebagai penghubung antara masyarakat desa dengan pemerintah daerah setempat. Jadi mereka tidak lagi sekedar seorang anak muda biasa, dengan pilihan dan keikhlasannya mereka berani mengambil tanggung jawab luar biasa.

Martha ~ Relawan Kelas Inspirasi Halsel

Page 22: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

ragam kegiatan ragam kegiatan

22 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

Sosialisasi SMPN 1 Amasing Kali

Suasana penuh haru menyelimuti seluruh warga Halmahera selatan yang mengi-kuti acara perpisahan, berakhirnya masa

jabatan Bupati Halmahera selatan dua periode DR. H. Muhmada Kasuba.

Acara perpisahannya di pusatkan di dua tem-pat di aulah kantor bupati dan di tempat kela-hirannya Desa Bibinoi, kecamatan Bacan timur tengah Kabupaten Halmahera selatan. Menjadi Bupati selama dua periode, beliau yang di juluki sebagai inspirator pembangunan. Namun beliau merasa belum cukup memberikan pengabdian-nya di Halsel tercinta ini dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat yang di butuhkan. Karena menjadi pemimpin memiliki tantangan luar biasa.

Dalam sambutannya Bupati Halmahera se-latan DR. H. Muhmada Kasuba menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh warga Halma-hera Selatan jika di dalam masa kepemimpinan-nya masih ada program-progran daerah yang belum menyentuh kepada masyarakat. Dirinya atas nama pemerintah daerah, mengucapkan permohonan maaf kepada seluruh warga Hal-mahera Selatan karena sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan, dan pasti saya men-jalankan tugas sebagai Bupati banyak terdapat kekurangan-kekurangan.

Noldi ~ PPD II Yamli

Bapak M.

Kasuba

(mantan

Bupati) dan

Bapak Surya

Boutihe

(Pjs. Bupati)

bersama

relawan PPD

Selamat Jalan Bapak Inspirator Pembangunan

Page 23: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

ragam kegiatan ragam kegiatan

Buletin Inspirasi Edisi III 2016 23

Ibu Shinta menyampaikan sosialisasi pro-gram Adik Sabang Merauke di hadapan siswa-siswi kelas VII SMP N 1 Amasing Kali

“Mengajarkan pluralisme tidak hanya sebatas teori, namun harus dirasa-kan secara langsung”

Itulah semangat yang di junjung oleh found-er program SABANG MERAUKE. Issu Suku, agama dan ras menjadi hangat diperbicang-

kan ditengah banyak kerusuhan seperti pemba-karan rumah ibadah, penyerangan antar suku atau kelompok membuat banyak orang psimis akan masa depan bangsa ini. Semangat plural-isme pudar begitu cepat, sementara mata sinis saling memandang telah memanjakan mata di sekitar kita. Program SABANG MERAUKE men-gajarkan pluralisme, tidak hanya teori namun mengajarkan secara langsung hidup bersama dengan perbedaan agama, suku, dan ras. Sasa-ran dari program ini adalah siswa kelas 7 dan 8 SMP. Semenjak berdiri yayasan ini sudah ada 2 orang putra-putri Halmahera selatan yang lolos.

Pagi itu suasana cerah berubah menjadi mendung dan hujan keras mengunyur kota Ba-can. Semangat 15 orang Pemuda Penggerak Desa tidak kendur. Membantu mensosialisasi-kan Program SABANG MERAUKE adalah bentuk pengabdian anak negeri buat negeri. Sosial-isasi kali ini dilakukan di SMPN 1 Amasing Kali. Awalnya para siswa - siswi tidak tertarik, namun ketika 15 Pemuda Penggerak Desa memperli-hatkan kegiatan SABANG MERAUKE, perlahan mereka antusias dan banyak yang tertarik. Den-gan adanya program ini sangat membantu un-tuk menghidupkan kembali semangat pluralisme dan sistem kehidupan sosial di Halmahera sela-tan yang telah ambruk akibat kesuruhan antar agama pada tahun silam.

Wahid - PPD II TawaIkuti

celoteh kami:

@Penggerakdesa

Page 24: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

ragam kegiatan ragam kegiatan

24 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

“Hanya lewat buku usang yang ber-serakan di atas meja kelas, aku melihat pesawat terbang”.

Ketika guruku menjadi Pembina upaca-ra hari senin, aku mengetahui bahwa yang menjaga keamanan Negara ini dari

serangan bangsa luar yaitu TNI. Dan katanya, disiplin adalah sikap yang selalu dijunjung.

Ketika pamanku yang sedang bercengkra-ma dengan temannya di teras rumah sambil menikmati segelas kopi , ku mendengar nama Bupati Halmahera selatan yang menjabat se-lama 2 periode itu disebut-sebut dan dianggap sebagai bapak inspirator. Dan baliho serta stiker yang di tempel di balai desa, aku sedikit meng-hafal wajahnya

kakek dan nenekku masih menggunakan cara tradisional untuk mengetahui perubahan cuaca, tetapi kakek dan nenekku tidak mampu mengukurnya seberapa besar perubahan cua-canya tersebut.

Mereka lahir dan besar dari sebuah desa yang kecil, serba kekurangan. Ketika waktu senggang diisi dengan duduk di teras rumah yang menghadap laut sambil menyaksikan kapal katinting lewat dan berlomba menghitungnya. Ketika jenuh, mereka biasa bermain di pucak be-lakang desa sambil berlomba memanjat pohon. Itulah mereka anak pesisir Halmahera selatan

Di bulan maret para Pemuda penggerak desa yang ditempatkan di 15 desa terpencil Halma-hera selatan, mengajak anak-anak pesisir wisa-ta edukasi dikota Bacan. Ketika seorang murid bertanya “pak guru torang mau diajak babar-onda (jalan-jalan) kemana? ”, pak guru dan ibu guru mau mengajak kalian semua ke Bandara, BMKG dan Kompi Senapan D TNI. Gemas dan lucu yang kami rasakan ketika melihat wajah begong mereka, setelah mendengar tempat-

tempat yang akan dikunjungi. Asing namun mereka penasaran, selama

wisata edukasi mereka terus bertanya “pak guru …! Kong Bandara, kantor BMKG dan Kompi Sen-apan D TNI itu apakah?”. kalian harus sabar, nanti kalian akan mengetahuinya sendiri. Wajah polos mereka ketika bertanya membuat sua-sana perjalanan menjadi seru bagi para Pemuda Penggerak Desa yang mendampinginya.

Ketika sampai di bandara oesman saddik Ba-can, mereka semakin penasaran ketika melihat banyak kendaraan yang berjejeran di halaman parkir dan meyaksikan orang yang antri masuk ke ruang tunggu. Kurang lebih 1 jam berkelil-ing bandara dan menjelaskan kepada mereka kalau bandara itu adalah tempat pesawat ter-bang, tiba-tiba pesawat mendarat. Spontan wa-jah mereka melongo menyaksikan pesawat yang mendarat. ”Weh... pesawat pak guru, depe bal-ing–baling pe besar. Iyeeee... pesawat. Iyeee .... pesawat”.

Wajah kebahagian mereka tidak bisa dis-embuyikan, selama ini mereka hanya melihat pesawat lewat buku usang di sekolah. Tidak lama setelah pesawat mendarat, Pak Muham-mad Kasuba (mantan bupati Halmahera Sela-tan) berjalan menuju pesawat untuk terbang ke kota Ternate. Tiba-tiba muncul ide dari Pemuda Penggerak Desa untuk mengajak foto bersama bersama anak-anak.

Wisata Edukasi yang Memupuk Mimpi

Page 25: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

ragam kegiatan ragam kegiatan

Buletin Inspirasi Edisi III 2016 25

“Ibu guru, kong itu siapa?”. Itu bapak inspir-ator Halmahera Selatan yang pernah menjabat Bupati 2 periode. Namanya Pak Muhammad Kasuba. “Aiiiii... Pak Muhammad Kasuba dang..!! Ketika kami mengajak mereka untuk foto bersa-ma pak Muhammad kasuba, mereka sangat an-tusias karan selama ini mereka hanya menden-gar dan menyaksikan gambarnya di baliho dan stiker yang terpampang dib alai desa.

Setelah dari bandara kami mengajak mereka ke BMKG. Beberapa alat pengucur cuaca berdiri didepan kantor BMKG. Dengan kepolosan mere-ka, mereka bertanya kepada ketua BMKG , pak BMKG itu apa kong? Sambil tersenyum kepala BMKG menjawabnya. BMKG itu adalah badan yang mengukur cuaca sehingga bisa diketahui. Kurang lebih 1 jam ketua BMKG menjelaskan macam-macam alat yang digunakan kepada mereka untuk mengukur cuaca.

Terik matahari membuat rombongan wisata edukasi lelah, namun semangat babaronda tidak surut. Setelah beristirahat sejenak dibawah po-hon halaman bandara dengan segelas air miner-al, wisata edukasi dilanjutkan di Kompi Senapan D TNI.

Jujur ketika di sekolah kami sangat su-lit mengatur mereka, susah membuat meraka disiplin apalagi pada saat apel . namun ke-tika memasuki kompi senapan D mereka se-cara tiba-tiba langsung bisa disiplin. Kami yang

mendampingi mereka tertawa terkekeh melihat tingkah mereka yang langsung bisa diatur. Pak Ferdi yang menjadi pemandu selama di kompi menjelaskan kepada mereka tentang tata tertib, lambang dan tugas mereka.

Wajah tegang mereka berubah menjadi cair ketika prajurit TNI meletakkan 2 buah pucuk sen-jata di hadapan mereka. “Wehhhh senjata...!!!” kata spontan mereka. Antusias Mendengar pen-jelasan dari pak Ferdi namun mereka juga pena-saran ingin menyentuhnya. Seorang murid diberi kesempatan untuk mengangkat sambil difoto, awalnya mereka malu. Namun karna mereka sangat penasaran akhirnya mereka malah ber-lomba-lomba untuk merasakan ketika menyen-tuh senjata tersebut.

Meskipun letih dan sumpek selama per-jalanan di atas mobil, namun gelak tawa dan canda tak pernah reda. Wajah kepolosan dan begong mereka membuat kami tak henti ter-tawa terkekeh-kekeh. Walaupun hanya 4 jam berwisata edukasi dengan mereka namun itu sangat bermakna dan bermanfaat mereka.

Kami berharap dengan wisata edukasi se-makin menambah wawasan dan pengetahuan mereka. Tinggal dipulau yang terpisah jauh den-gan pulau dengan yang lain, ruang mereka ter-batas berbeda dengan anak diluar sana. Semoga dengan wisata edukasi mereka lebih semangat untuk sekolah dan meraih cita-cita mereka. Merdeka...

Wahid ~ PPD II Tawa

Page 26: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

ragam kegiatan ragam kegiatan

26 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

Mengatakan peduli itu sangat mudah diutara-kan, tak perlu banyak

energi untuk sekadar meny-ampaikannya saja. Tidak hanya puluhan, bahkan sampai ribu dan jutaan orang bisa mengata-kan hal itu. Namun, tidak pada orang yang berani bergerak untuk peduli dan melakukan pekerjaan demi meraih tujuan yang hendak diberikan untuk orang lain, kata lain untuk me-namai hal itu adalah kerelawa-nan. Jangankan jutaan atau ribuan, untuk mencari puluhan bahkan satu orang saja yang rela melakukan sesuatu demi orang lain akan sesulit men-cari jarum di dalam tumpukan jerami.

Proses pencarian itulah yang saat ini sedang kami jala-ni, proses sosialisasi perekrutan Pemuda Penggerak Desa ang-katan 3. Tidak hanya menyo-sialisasikan melalui media so-sial dan dunia maya, kami juga

melakukan Roadshow Kampus untuk menjaring “jarum-jarum” itu sebanyak-banyaknya. Hari jumat, tanggal 4 Maret 2016 kami melakukam roadshow di kota Ternate. Kami menyam-bangi beberapa kampus yang ada disana, mulai dari Univer-sitas Khairun, STAIN Ternate, Stikip, dan juga tidak lupa tem-pat lain yakni di festival Legu Gam Ternate. Banyak tempat kami samban-gi agar semak-in banyak info tersebar dan kelak akan m e n j a r i n g orang-orang yang memiliki jiwa kerelawa-nan, yang siap turun tangan langsung ke lapangan un-tuk pendidikan yang berkuali-tas di Hal-

mahera Selatan. Ada pepatah yang mengatakan “Lebih baik meyalakan lentera, daripada mengutuk kegelapan”, pepatah itulah yang kami pegang teguh untuk terus berjuang mewujud-kan mimpi kami.

Antusiasme besar kami da-patkan dari audiensi yang ada di kota tersebut, banyak dari mereka mulai tergerak untuk melakukan sebuah langkah

Hardi (memakai rompi) meny-ambut para pengunjung saat sosialisasi di Universitas Khairun Ternate

#TorangPPD3 Road Show Ternate

Page 27: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

ragam kegiatan ragam kegiatan

Buletin Inspirasi Edisi III 2016 27

nyata untuk pendidikan. Semua lembar informasi mengenai pro-gram Pemuda Penggerak Desa dan bagaimana persyaratan un-tuk ikut dalam gerakan ini habis diminati para pengunjung yang datang ke stand yang kami se-diakan. Banyak pula dari mere-ka yang bertanya mengenai apa yang menjadi “Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi)” dari se-orang Pemuda Penggerak Desa,

yang mana kami menjelaskan bahwasanya menjadi Pemuda Penggerak Desa tidak hanya pada hal mengajar di dalam kelas namum lebih daripada itu seorang Pemuda Penggerak Desa harus rela menjadi erela-wan bagi desanya, mencari cel-ah dan peluang yang bisa digali di desa tersebut sehingga kelak menjadi lebih baik, tidak hanya dalam pendidikan namun juga

pemberdayaan masyarakat dan desa tersebut. Seorang Pemuda Penggerak Desa diharapkan bisa menjadi Guru, Panutan dan “Role Model” untuk masyarakat. Meminjam istilah, seorang Pe-muda Penggerak Desa harus bisa menjadi “Lebih dari Seka-darnya”.

Jimbe ~ PPD II Marituso

Setelah berjuang di babak pertama Olimpiade Sains Kuark (OSK) dan Olimpi-

ade Sains Nasional (OSN) pada Februari lalu, berikut nama-na-ma peserta yang berhasil lolos dari desa penempatan PPD. Siswa PPD yang lolos babak semifinal OSK:1. Wa Nabila SDN Alam Pelita2. Sandra Salim SDN Wayakuba3. M Sahrul S SDN Tawa4. Nirmalasari M SDN Marituso5. Irna Siri SDN Marituso

6. Dodi M Sait SDI Sengga Baru7. Putri Budi SDN Tawa8. Arianto Hamdani SDN Liboba Hijrah9. Dinda SDN Akedabo10. Noval S Djalil SDN Obi Barat11. Riyanti Muhammad SDI Sengga Baru12. Haeril Hasan SDN Marituso13. M Sair Bathar SDN Tawa

Babak semifinal OSK akan di-laksanakan di Labuha pada 23 April 2016. Selain itu, beberapa

siswa PPD juga berhasil lolos OSN ke tingkat Propinsi. Mereka adalah:1. Khaeril SDN Marituso lolos Matematika.2. Wa Nurlita SDN Wayakuba lolos IPA.3. Billy Katayane SDN Loleon-gusu lolos IPA.

OSN babak berikutnya akan di-laksanakan di Ternate pada 5 April 2016.

Rian ~ PPD II Usaha Baru

Melangkah Maju, Siswa PPD Lolos Babak Berikutnya OSK dan OSN 2016

Seorang pengunjung mendatangi stand Pe-muda Penggerak Desa

dalam rangkaian acara Deep in the East. Acara yang ber-langsung di Jakarta itu bertu-juan untuk menggali potensi yang ada di Timur Indonesia agar dapat di kembangkan lebih lanjut.

Deep in the East

Page 28: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

jejak desa

28 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

Ini pertama kalinya Aku di tengah perayaan Natal Umat Kristiani.

Atas undangan ketua Unit desa Geti Lama aku meng-hadiri perayaan Natal sek-tor. Tanggal 6 Desember 2015 lalu aku baru datang dari kota—untuk beberapa kegiatan Pemuda Penggerak Desa di Ibu Kota Kabupaten. Baru turun dari kapal motor speed di jembatan desa, seorang warga menyongsong ku “pak guru, sebentar malam pembukaan Natal Sektor, pak guru datang e”. Sambil menjinjing dry bag yang ringan ku jawab “insya Alloh pak”.

Semburat di benar-benar ufuk barat sudah memerah. Kerlip bintang timur dapat dipantul-kan birunya laut yang tenang. Aku bergegas ke masjid kecil desa Geti Lama. Hanya seorang yang menyusul masuk ke masjid setelah suara Adzan magrib— yang tak menggunakan pengerasn su-ara— diperdengarkan. Ranet (Nur Aini, nama aslinya), ia datang dengan mukena putih dan buku iqro di tangannya. Masuk ke masjid ke-cil dengan senyum yang juga kecil. Ku tangkap kerinduan mengaji di wajahnya setelah hampir dua minggu tak ada yang menyirami bibit yang baru disemai ini. Dengan sisa-sisa temaram sen-ja kami shalat magrib berjamaah berdua saja. Sementara di sabua (baca: tenda) yang berdiri di halaman rumah warga tidak jauh dari masjid mulai terdengar alunan lagu-lagu rohani.

Selesai shalat Isya, aku dan pak Andi per-gi ke perayaan itu. Kami dipersilakan duduk di muka sebaris dengan para ketua Unit dan Pen-deta. Sementara warga muslim yang lain turut berada di bagian tersendiri dari barisan kursi-kursi perayaan Natal Sektor malam itu.

Itu lah pertama kalinya aku di tengah periba-datan perayaan Natal. Tak perlu ku ungkapkan

bagaimana pedalaman ku saat itu, yang jelas aku hormat dan hidmat mendengar pesan-pesan dalam tema Natal kali itu untuk para jemaat. Pak Andi sebagai wakil dari warga muslim turut me-nyulut lilin Natal. Pak Andi juga menyampaikan selamat Natal dan menyampaikan permohonan ma’af Umat Muslim Geti Lama apabila selama satu tahun bergaul ada salah dan khilaf. Ia juga sempat memaknai tema Natal malam itu, di mana intinya dalam kehidupan sehari-hari se-mua umat harus mengutamakan kasih untuk sesama. Suatu tema Natal yang bernilai univer-sal. Kasih adalah suatu keutamaan dalam ber-masyarakat. Siapa saja yang mendengar pasti hati kecilnya akan membenarkan.

Kidung-kidung do’a dari Al-Kitab dipanjatkan Ibu Pendeta dari desa tetangga sebagai pencer-amah. Anak-anak sampai tetua begitu khusuk dalam do’a. Tangga-tangga acara telah naik satu persatu di muka jemaat. Terakhir giliran se-rombongan anak-anak menampilkan tari poco-poco. Awalnya mereka malu-malu menggera-kan badannya untuk menari poco-poco. Namun tepukan semangat dari para hadirin menguku-hkan percaya diri mereka. Malu-malu berubah menjadi senyum bahagia.

Di sana aku melihat kebahagiaan mereka yang begitu berbeda dari hari-hari biasanya. Aku ingin mereka berbahagia seperti itu terus dalam kesehariannya tanpa kerisauan, ketakutan, ket-egangan, kesepian, kegelisahan yang melanda hati mereka.

Perayaan Natal Sektor desa Geti Lama

Page 29: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

jejak desa

Buletin Inspirasi Edisi III 2016 29

Kali keduanya di tengah peribadatan umat Kristiani ada-lah saat acara syukuran seka-ligus ulang tahun pernikahan kepala sekolah. Saat itu aku baru pulang dari Jakarta untuk mendampingi salah satu anak SABETA Nusantara yang lolos dalam lomba menulis surat un-tuk menteri Kelautan dan Peri-kanan.

Kali itu aku seperti sudah biasa. Urutan acara sudah tidak membuat ku bingung. Iring-irin-gan do’a terus terlantun. Malam itu ramai seperti malam pem-bukaan perayaan Natal Sektor. Dan kesempatan itu juga aku dapat berbicara formal di atas mimbar untuk masyarakat Geti Lama. Ku sampaikan pengu-muman bahwa salah seorang generasi desa Geti Lama telah menjadi pelopor bagi teman-teman seangkatannya den-gan meraih juara tiga lomba

menulis surat untuk menteri Kelautan dan Perikanan. Lebih lanjut ku sampaikan, bahwa kami guru-guru di SD Negeri Geti Lama —yang alhamdulillah sudah berjumlah empat orang dengan kepala sekolah— me-minta tolong dan bantuan ke-pada segenap masyarakat Geti Lama terutama orang tua Siswa untuk juga membimbing anak-anak belajar di rumah dan ling-kungan alamnya (laut). Waktu belajar di sekolah hanyalah sebentar. Paling lama hanya 4,5 jam saja. Selebihnya peran orang tua dan masyarakat luas lah yang mendidik mereka.

Keberhasilan Yolan menjadi Juara tiga menulis Surat untuk Menteri Kelautan dan Perikanan merupakan salah satu keber-hasilan orang tua dalam mem-bimbing anak-anaknya. Walau orang tua Yolan begitu sepuh, namun setiap pesan atau hal

baik yang beliau dapat, selalu diingat dan dingiang-ngiangkan untuk nasihat anaknya saat di rumah. Aku terharu dengan kisah itu yang ku dengar dari Yolan.

Kali ketiganya aku men-dapat undangan untuk hadir dalam peribadatan Umat Kris-tiani adalah saat penutupan Na-tal Sektor. Aku berangkat juga dengan pakaian yang sama saat pembukaan Natal Sektor. Hanya kali ini aku yang men-jadi wakil warga muslim. Pak Andi berhalangan hadir. Saat diminta menyulut lilin Natal, aku gugup dan gemetar. Karena sudah dipersilakan oleh pem-impin acara, segera aku menuju pohon Natal yang berupa dua pasang pohon pisang di kanan kiri pentas. Dengan Bismillah dalam hati ku nyalakan pucuk lilin di salah satu pohon Natal yang menjelma pohon pisang malam itu.

Acara malam itu ditutup dengan penampilan beberapa kelompok tari poco-poco re-maja dan anak-anak. Tari yang diperagakan oleh sekelompok anak-anak kelas satu, dua dan tiga begitu lucu namun mereka tetap percaya diri. Sehingga semua hadirin riuh memberi tepuk dan tawa bahagia untuk penari-penari cilik itu.

Kesempatan dan pengala-man yang begitu berkesan dan langka untuk ku dapat kembali jika nanti telah pulang dari pe-nugasan ini.

Mabrur ~ PPD II Geti Lama

Page 30: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

jejak desa

30 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

Praja Muda Karana, ban-yak orang menyingkatnya dengan kata Pramuka.

Kegiatan yang diperuntukkan untuk mengasah mental dan juga membangun karakter diri. Berlambangkan tunas kelapa, kegiatan ini dijadikan sebagai sebuah harapan baru bagi se-buah generasi yang lebih baik tentunya.

Tunas berarti muda, dan ke-

lapa menggambarkan sebuah kekokohan. Kelak dari kepramu-kaan inilah akan didapat tunas-tunas harapan bangsa yamg kuat lagi kokoh untuk mem-bangun sebuah negeri lewat perjuangannya yang tak kenal lelah, perjuangan ini banyak ditunjukkan sedari dini melalui ragam kegiatan yang diadakan di pramuka tersebut. Sesuai dengan misinya untuk menga-

sah mental dan juga memban-gun karakter diri yang kuat.

Gemblengan-gemblengan perjuangan itulah yang ingin ditanamkan sedari dini pada siswa-siswi di Kabupaten Hal-mahera Selatan, agar kelak menjadi generasi unggul di masa depan. Berjalan jauh dari Ibukota Kabupaten Halmahera Selatan, kita mulai perjuangan itu di satu pulau kenamaan yang belakangan namanya kian menyeruak ke seantero du-nia lewat Batu Bacannya, yakni Pulau Kasiruta. Sebuah pulau terpencil di bagian barat Hal-mahera Selatan yang kaya akan hasil tambangnya. Namun bu-kan hanya kekayaan alamnya, tetapi juga budayanya. Ter-catat ada beberapa suku yang menempati pulau tersebut, yak-ni suku Tobelo, Galela, Makian, Kayoa, Bajo dan banyak lain-

Tunas Pramuka Tumbuh kuaT di kasiruTa

Page 31: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

jejak desa

Buletin Inspirasi Edisi III 2016 31

nya. Keragaman tersebut tidak lantas menjadi pemecah persat-uan mereka, malah sebaliknya. Ia menjadi alat pemersatu yang menjadikan daerahnya kaya akan tradisi dan kebudayaan, sehingga menarik untuk didala-mi. Keragaman itu pulalah yang menjadi alat penghubung antar satu suku dan lainnya. Seperti yang terjadi dalam kegiatan pramuka gabungan yang meli-batkan siswa-siswa dari dua desa berbeda, yakni SD Negeri Marituso dan SD Negeri Tawa.

Kemeriahan akan kegia-tan tersebut sangatlah terasa mengingat ini merupakan per-tama kalinya diadakan kegia-tan pramuka gabungan antar dua sekolah, setelah di tahun sebelumnya (masa penugasan Pemuda Penggerak Desa an-gkatan 1) kedua sekolah mengadakan di desa masing-masing. Bukan hanya sebagai ajang pembentukan mental dan karakter, kegiatan ini juga menjadi ajang toleransi antar suku sedari usia dini. Banyak

hal yang bisa diceritakan oleh siswa-siswi masing-masing se-kolah, mengingat keduanya berasal dari suku yang berbeda (SD Negeri Marituso mayoritas bersuku Galela, dan SD Negeri Tawa yang notabene berasal dari suku Makian).

“Pertukaran cerita antar dua kebudayaan itulah yang menjadi alat pemersatu antar siswa kedua sekolah, dan menjadi perantara keakraban yang coba dijalin sejak kecil”.

Hingga kelak ketika besar nanti ikatan antara mereka se-makin kuat dan ikatan tersebut yang menjadi cikal bakal bang-kitnya Halmahera Selatan di-tangan mereka.

Acara berlangsung selama 4 hari 3 malam yang seluruh kegiatannya dihabiskan di alam terbuka. Dikomandoi oleh para guru dari sekolah masing-mas-ing beserta para Pemuda Peng-gerak Desa, kegiatan berjalan lancar tanpa hambatan. Tak

lupa juga kegiatan tersebut ber-jalan lancar berkat bantuan dar-ipada masyarakat setempat dan juga Ikatan Kepemudaan desa Tawa (karena memang kegiatan dilangsungkan di Desa Tawa). Semua bergotong royong men-gulurkan tangan tanpa pamrih demi sebuah pendidikan yang lebih baik ke depannya. Dan juga yang patut diingat, mere-ka bekerja atas dasar sebuah mimpi. Sebuah mimpi besar untuk menjadikan Halmahera Selatan (khususnya) lebih baik, sejahtera dan “merdeka” di masa masa depan, dan masa depan itu ada ditangan mereka, SISWA-SISWI KEBANGGAAN HALMAHERA SELATAN.

Jimbe & Wahid ~ PPD II Marituso & Tawa

Page 32: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

jejak desa

32 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

Pagi itu hujan sangat lebat. Para petani di desa Kasiruta Dalam mulai tersenyum gembira. Karena kebun yang baru di

bersihkan kini telah siap di tanami tanaman yang sudah di rencanakan beberapa bulan yang lalu.

Melihat semangat para petani, kami para guru pun ikut terbawa. Kemudian pak Asis berinsiatif untuk berkebun. Dia terispirasi oleh seorang petani dari Jawa yang hanya dengan berkebun dapat membeli mobil. Singkat cerita kami guru-guru setuju untuk berkebun dengan memanfaatkan lingkungan sekolah.

Esok harinya kami informasikan kepada para siswa. Dan mulailah kami members ihkan atau “Pameri” (Bahasa Daerah) lahan. Kemudian kami membagi tugas. Ada yang di desa untuk tetap kerja dan yang lain ke kota untuk membeli bibit. Kali ini kami akan menanam tanaman bulanan yaitu mentimun, cabe dan singkong.

Kami gemburkan tumpukan-tumpukan tanah dengan peralatan yang ada. Lahan itu panjangnya sekitar 10 meter dan lebarnya 40 cm, sebanyak 15 baris. Sekarang kebun sudah mulai kami tanami. Setiap pulang sekolah, biasanya kami ke kebun untuk bekerja.

Membangun kecintaan guru dan siswa terhadap lingkungan harus dilakukan sejak dini. Hal ini ingin diterapkan oleh SD Inpres Kasiruta

Dalam. Pelajaran IPA mengajarkan mengenai

lingkungan hidup. Tidak hanya diajarkan untuk cinta lingkungan tapi juga dengan memanfaatkan lingkungan sekitar misalnya membuat kebun sekolah. Kebetulan, di belakang sekolah kami ada tanah kosong yang rencananya akan di bangun gedung Madarasah Tsanawiyah. Luasnya sekitar setengah hektar.

“...Ya, hitung-hitung menambah kesibukan untuk mengisi waktu luang. Supaya bermanfaat baik untuk guru, siswa, dan orang banyak”, kata pak Asis.

T e r u s , kalau sudah ada hasilnya kan bisa dijual untuk m e n u n j a n g ekonomi kita di desa. Insya Allah. Amiin. Kata kami sambil ketawa rame-rame.

Kami para guru ingin membuktikan b a h w a b e r k e b u n

bukan hanya profesi petani. Tapi, siapa saja pasti bisa. Asal tekun dan bersungguh-sungguh. Jadi masyarakat jangan hanya mengharapkan penambang batu Bacan untuk mendapat uang. Tapi dengan berkebun juga bisa menunjang hidup kita.

Mari... manfaatkan tanah yang ada di pekarangan untuk menanam dans berkebun.

Fahrudin ~ PPD II Kasiruta Dalam

Memupuk Harapan di Kebun Sekolah

Page 33: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

jejak desa

Buletin Inspirasi Edisi III 2016 33

Desa Kelo yang berada di bagian Timur pulau Obi ini menjadi salah

satu desa penempatan pemuda penggerak Desa Halmahera Se-latan. Desa yang didiami oleh kebanyakan suku Galela ini harus menempuh jarak selama satu hari dari pusat kabupaten Halmahera Selatan.

Berada dipesisir pantai dan berada di atas tanah yang luas dan subur menjadikan warga masyarakat memenfaatkan hasil Laut dan kebun sebagai hasil mata pencaharian utama warga yang ada di Desa Kelo. Karena berada jauh dari pusat Kabupaten dan jauh dari akses pendidikan membuat warga yang ada di Desa Kelo rata-rata hanya berpendidikan hingga ta-mat SD. Karena dahulu jika in-gin melanjutkan sekolah anak-anak di Desa Kelo harus ke Kecamatan agar bisa melanjut-kan Sekolah. Namun sekarang di Kelo sudah dibangun SMP agar anak-anak tidak lagi keluar desa jika ingin melanjutkan se-kolah menengah pertama.

Seiring dengan perkem-

bangan jaman warga masyarakat di Desa Kelo sudah mulai punya keperdulian dan kesadaran akan dunia pendidi-kan. Anak-anak di Kelo sudah banyak yang melanjutkan se-kolahnya hingga Ke bangku SMA dan Kuliah. Ada yang su-dah menjadi Polisi dan ada yang hingga sudah berada di bangku kuliah dan mendapatkan gelar sarjana.

Walaupun sudah ada sarja-na, tidak bisa dipungkiri bahwa di Kelo terdapat begitu banyak pemuda yang kesehariannya hanya membantu orang tua mereka di rumah maupun di kebun.

Melihat hal ini membuat saya dan beberapa teman pe-muda desa kembali mengak-tifkan organisasi pemuda yang

sudah lama mati. Organisasi ini di-aktifkan kembali untuk memajukan desa.

K e m a j u a n desa bukan hanya menjadi tugas para aparat desa yang mengurus

desa namun sebagai pemuda mereka harus bisa mengambil bagian dalam memajukan pem-bangunan desa.

Semoga dengan organisasi ini bisa membawa dampak buat masyarakat desa Kelo dan bisa menjadi wahana belajar kepem-impinan dan wahana pengem-bangan diri pemuda desa yang ada di Kelo. Tutur Kepala Desa Kelo.

Setelah dilakukan beberapa kali rapat, terpilihlah Pak Imran sebagai Ketua Pemuda Kelo. Alka Dowongi terpilih seba-gai Sekretarisnya dan bebera-pa teman pemuda yang ikut mengambil bagian dalam pen-gurusan organisasi ini.

Walaupun belum ada pelan-tikan resmi dari kepala desa, namun sudah ada kegiatan-kegiatan bakti rutin seperti membersihkan mesjid, mem-bersihkan tempat pemakaman dan membersihkan lapangan. Semoga kegiatan ini bisa men-jadi awal perubahan dan awal kemajuan menuju desa Kelo yang lebih baik lagi.

Santi ~ PPD II Kelo

Pemuda dan Mahasiswa Kelo Berhimpun Memajukan Desa

Page 34: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

Karya anak Karya anak

34 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

Geti Lama, 12 November 2015Kepada Ibu Susi Pudjiastutidi Jakarta

Halo Ibu Susi Pudjiastuti, Salom.Perkenalkan nama saya Yolan Teyesen. Umur Saya 11 tahun. Saya tinggal di desa Geti

Lama. Saya sekolah di SD Negeri Geti Lama. Saya sudah kelas lima.Yolan mau cerita kepada Ibu Susi , cerita tentang laut di desa Geti Lama. Karena laut di

desa saya itu indah sekali. Di laut itu banyak ikan dan rumah-rumah ikan. Rumah-rumah ikan itu kalau kita injak akan rusak dan ikan-ikannya tidak punya rumah lagi. Ikan-ikan itu akan mati atau pergi mencari rumah lainnya. Di tempat lain lagi, tidak di desa Geti Lama lagi. Kalau begitu, kita sudah tidak bisa makan lagi. Kalau tidak makan ikan lagi kita bagaimana? Akan kita kelaparan semua.

Di laut juga ada bintang-bintang laut, ada cumi-cumi, ada juga kepiting. Kalau kepiting itu banyak hidup di soki-soki. Apakah Ibu susi pernah melihat pergi kesoki-soki? Di soki-soki juga banyak ikan. Karena soki itu di pinggir pantai. Di sana pohon sokinya indah sekali dan dia tumbuh paling banyak di sana. Ada bia, ada popaco yang enak sekali di masak.

Ibu, kalau di sekolah saya itu tidak jajan. Kalaupun orang tua saya kasih uang jajan, aku tidak jajan. Kalau mereka tidak kasih, jadi tidak apa-apa. Saya juga mencari uang un-tuk bantu orang tua. Saya berjualan roti. Upah saya itu untuk bantu orang tua.

Saya juga mencari uang dari mengambil kelapa di kebun. Kadang juga ambil sayur, pisang atau kasbi. Yolan jual juga ke orang-orang di kam-pung. Itu di kebun Yolan itu ada kelelawar yang banyak. Mereka suka makan pisang. Pernah di kebun Yolan sedang musim cengkeh. Yolan ikut berambil itu cengkeh dengan teman-teman. Kalau sudah dapat banyak dijual lagi. Baru yolan punya uang ban- yak. Yolan bisa jajan di sekolah.

Oh iya, Ibu Susi, Saya punya pantun.Jalan-jalan ke Gudang GaramSalah masuk ke rumah kosongJangan percaya pemuda sekarangTopi miring, dompet kosong

Ibu Susi, di Geti Lama ini banyak pulau yang pasirnya putih. Di pulau pasir putih ini banyak sekali ikan, bintang laut, dan ada juga gunung-gu- nung di sana. Dan masih banyak lagi pulau-pulau lain- nya di sini. Tapi ibu, saya sedih. Karena pulau-pulau dan laut yang indah-indah itu kotor. Banyak orang mem- buang sampah ke laut. Jadi di laut banyak sampah. Mereka itu kalau buang banyak sekali. Padahal di laut kan banyak rumput laut, ada kura-kura, ada ikan bubara, ada ikan rotoh, ada ikan ladi, ada lumba-lumba, ada julung, ada lagi ikan momor, ada ikan kombong, ada ikan cakalang, ada ikan korat, ada ikan nyoa, ikan gelema, ada ikan sembila. Ada lagi ikan kobos, ada su-gili, ada udang, ada gurita, ada ikan kira. Ikan kira itu ikan

Page 35: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

Karya anak

Buletin Inspirasi Edisi III 2016 35

make cina. Ada lagi ikan dalise dan ikan botila, ada tado yang besar, ada ikan sako, ikan samahera. Ada lagi ikan kulit pasir, ada ikan bona, ada ikan komo. Ada lagi ikan comere dan ada gurita hantu. Ada juga lalimping, ada ikan lompa, ikan bisa juga ada, ikan ruo dan ada lain ikan gete-gete juga getero.

Banyak sekali ikan yang hidup di laut. Mereka akan mati semua kalau lautnya kotor.Kalau di darat paling banyak pohon-pohon yang sejuk. Tapi banyak juga mobil dan

ojek. Ada juga yang pakai sepedah. Ada juga pohon bamboo. Tapi paling senang itu ber-main di bawah pohon waring bersama teman-teman.

Ibu Susi, kalau di sekolah Yolan bisa menggambar peta Indonesia. Kalau menggambar peta, Yolan dapat nilai depalan puluh tujuh. Teman-teman dapat delapan puluh. Ini yolan gambar peta Indonesia untuk Ibu Susi Pudjiastuti ya.

Ini saja surat dari Yolan.

Ibu Susi, kalau boleh Ibu Susi main-main ke desa Geti Lama. Ke desa Yolan yang indah dengan lautnya.

Itu saja ya bu. Salam sejahtera untuk Ibu Susi Pudjiastuti, Ibu Mentri Ke-lautan dan Perikanan In-donesia.

S A L O MAnanda

Yolan Teyesen

Immanuel Yolan Kak Roro Yusti Mabrur

Page 36: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

Karya anak Karya anak

36 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

Dia adalah salah satu anak bersama ger-ombolannya yang melemparkan sarang semut merah dari atas pohon terhadap

salah satu guru PPD dan anak-anak lain yang tengah belajar kelas alam di pinggir pantai. “Wah ini anak onar...” PPD menghela sabar dan berkata kepadanya “Ngana kalau mau belajar, sini turun.. Ngana mau jadi tentara kan?”

SMP yang berada di Dusun Tabuji tempat PPD kini tinggal baru berdiri selama 6 bulan, ber-samaan PPD datang. Fasilitas dan tempat belajar satu atap dengan SD, SD pada pagi hari, sedan-gkan SMP pada siang hingga sore hari. Bersama 13 teman lainnya, Yusti sekolah setiap hari di SMP Peduli Bangsa Tabuji. SMP ini didirikan se-cara darurat karena jarak SMP terdekat 8km dari

dusun ini. Kalau tidak ada SMP ini dapat dipasti-kan mereka akan putus sekolah.

Namun kini dapat tersenyum lebar, ternyata muncul pelita kecil sebagai penyemangat dari kondisi yang minim. Yaitu Yusti Tukang, yang kini menjadi finalis Penyuluh Cilik dan dapat datang ke Jakarta di kantor kementerian kelautan dan perikanan. Bertemu dengan orang yang mungkin belum pernah dilihatnya dan diketahuinya, Ibu Menteri Susi.

Yusti Tukang, siswa ajaib yang pernah me-milih tidak sekolah karena malu tidak memiliki seragam dan sepatu. Namun kini berada di tanah Jawa atas prestasi terpendamnya.

Immanuel ~ PPD II Tabuji

Yusti Tukang, Tukang Onar yang menjadi Penyuluh Cilik

Page 37: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

Karya anak

Buletin Inspirasi Edisi III 2016 37

Page 38: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

Karya anak Karya anak

38 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

Aku ambil ransel hitam yang sedari tadi menungguku di meja belajarku untuk berang-

kat ke sekolah, kutelusuri jalanan setapak menuju sekolah kecil yang rasanya sudah lama kutinggalkan. Wah, indahnya pagi menyongsong keberangkatanku ke sekolah. Tak sabar rasanya ingin segera sampai di sekolah ber-temu dengan jagoan-jagoan kecil Desa Loleongusu yang super-duper aktif seperti ulat sagu, namun berhasil membuat saya ketagihan untuk bertemu dengan mereka.

Dari kejauhan saya melihat anak-anak berak-tivitas di sekolah, ada yang sedang berlari-lari di lapangan sekolah, ada yang sedang asyik bercerita di depan kelas, dan ada pula yang sedang sibuk membersihkan ruang kelas. Ingin sekali berteriak kencang untuk sekedar menyapa mereka dengan mengatakan selamat pagi, tapi saya urungkan niat itu sejenak.

Sesampainya aku di tengah-tengah lapangan sekolah, akupun mulai menyapa anak-anakku den-gan suara kencang dan penuh semangat, ”Selamat pagi anak-anak!”. Seruku. Dan kemudian mereka-pun membalas sapaanku lebih kencang dan penuh

semangat, “ S e l ama t pagi, Ibu guru!” sen-ang sekali r a s a n y a mendapat-kan balasan yang pe-nuh energi tersebut.

Pagi ini aku tidak

hanya mendapatkan balasan sapaan yang luar bi-asa semangatnya dari anak-anak, tapi disuguhkan juga dengan pemandangan baru. Aku melihat ada kerumanan anak-anak muridku yang sibuk me-mainkan sebuah permainan yang aku sendiri baru melihat permainan itu. Sebuah permainan yang ba-hannya amat sederhana, hanya terdiri dari sebuah lidi dan bulatan buah berwarna hijau yang dinamai dengan nama buah coro (buah kecil bulat berwarna hijau yang diambil dari hutan). Kalau diingat-ingat permainan ini mirip sekali seperti gasing, hanya saja bahannya yang berbeda.

Anak-anak berkumpul membentuk lingkaran di depan Kelas. Kemudian mereka mulai memutar-mutar mainan tersebut sambil berteriak : “Putar.... putar!”. Mereka kelihatan gembira dan sangat an-tusias memainkan permainan tersebut. “Ayo... pu-tar-putar... Siapa yang paling lama berputar berarti dialah yang menjadi pemenangnya,” teriak Salah satu anak. Mereka kembali memutar-mutar dan menunggu mainan siapa yang berhenti lama.

Akupun beranjak dari posisi awalku yang hanya mengamati mereka dari jauh. Mendekati mereka dan ikut bergabung dengan mereka. “Eh, ada ibu guru... mari ikut main ibu, sebentar kita kasih ajar bermain.” Ujar seorang anak. Saya pun diajari un-tuk memainkan permainan tersebut. Rasanya ingin kembali ke masa-masa dulu, bermain permainan tradisional yang tidak memerlukan dana besar un-tuk merasakan kebahagiaan. Main yukhhhh…!!!

Shinta ~ PPD II Loleongusu

P utaru t a r

Page 39: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

Karya anak

Buletin Inspirasi Edisi III 2016 39

Rumah yang saya tempati adalah rumah kepala sekolah. Ibu Hijrah Mumin naman-ya. Biasa di sapa Ibu La. Selain sebagai

kepala sekolah, Ibu la juga buka usaha kecil-kecilan di desa yaitu menjual keperluan warga, seperti beras, rokok, kopi, teh, gula dan masih banyak lagi.

Setiap pagi Ibu La membersihkan warung. Sebelum berangkat ke sekolah, sampah sisa kar-ton atau “dos” banyak tertimbun atau dikumpul-kan untuk dibakar. Itulah yang dilakukan Ibu setiap pagi.

Pada suatu pagi, selesai sho-lat subuh saya melihat banyak sampah sisa-sisa bungkusan karton “dos” ditimbun dis-ebelah warung. Saya langsung memeilih dan memisahkan mana karton bekas yang masih layak dan yang tidak. Saya gunakan membuat bahan ajar untuk siswa.

Sampah atau sisa karton bekas itu saya kumpul dan bersihkan. Beberapa hari kemudian saya menyuruh siswa-siswa untuk membantu.

Saya gunting karton berberntuk persegi empat sebanyak-banyaknya. Kemudian saya meminta mereka menulis huruf diatas kerta HVS sesuai dengan ukuran karton tadi. Setelah itu saya me-nyuruh mereka mewarnai satu per satu huruf yang sudah dibuat. Setiap huruf warnanya harus berbeda. Kemudian di lem pada karton bekas.

Selama tiga hari, saya dan beberapa orang siswa mengerjakannya. Diantara siswa yang selalu membantu adalah Endi, Aryo, Pute dan Irawan. Kami mengerjakannya disalah satu ru-mah murid saya, Aryo. Sampai-sampai orang tua

Aryo bilang ke saya, “Pa Guru ... ngoni ini ba-gus. Ngoni ambe dos bekas baru bikin jadi huruf”, kata Ibu me-muji.

“ I y o . . . sampah daripa-

da torang buang lebe bae tong ambe lalu man-faatkan jadi huruf, daripada tong beli musti ada doi”, kata saya sambil tertawa.

Dan akhirnya, bahan ajar siap untuk di ke-nalkan kepada siswa. Sambil mengenalkan huruf saya juga menjelaskan ke mereka bahwa huruf yang saya pegang ini dibuat dengan mengguna-kan sampah sisa-sisa karton bekas.

Sobat... kreativitas seseorang bukan dili-hat dari hasil yang ia buat tapi bagimana cara ia mengajak orang-orang untuk berpikir kre-atif. Contohnya sampah (karton/dos) dari pada dibuang dapat dimanfaatkan menjadi sesuatau yang ada nilainya.

Masih banyak lagi sampah yang biasa diman-faatkan tergantung tingkat kreativitas kita untuk mengolah.

Fahrudin ~ PPD II Kasiruta Dalam

Bukan Sampah, Tapi Bahan Pembelajaran

Page 40: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

Kabar im Kabar im

40 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

Rasanya masih teringat jelas dalam inga-tan saya. 26 Desember 2014 sekitar pukul 05.00 WIT adalah hari pertama kami

(Pengajar Muda IX Halmahera Selatan) meng-injakan kakinya di Pulau Bacan. Pelabuhan ba-bang, menjadi tempat yang punya kesan men-dalam bagi saya.

Ketika menulis ini saya benar-benar terdiam beberapa lama untuk membayangkan kembali masa-masa itu.

Sebagai pendatang baru, saat itu saya mera-sa asing sekali. Bersyukur kami disambut hangat oleh Pengajar Muda VII dan anak-anak RIH (Ru-mah Inspirasi Halmahera Selatan). Yaitu sebuah wadah tempat berkumpulnya anak-anak remaja Hal-Sel untuk berkontribusi dengan karyanya demi kemajuan pendidikan disana. Kesan per-tama yang baik melihat keramahan mereka.

Mulai saat itu kami Pengajar Muda IX paham betul bahwa disinilah ladang amal dan pembela-jaran bagi kami selama satu tahun kedepan.

Satu tahun masa tugas bagi saya bukanlah waktu yang singkat. Hidup, tinggal, berinterkasi dengan anak-anak, masyarakat, hingga pe-mangku kepentingan daerah tentu akan menjadi kesan yang melekat dan tak terlupakan seumur hidup saya.

Kami adalah angkatan terkahir Pengajar Muda yang bertugas dikabupaten Halmahera Se-latan. Sudah 5 tahun Indonesia Mengajar hadir di Halmahera Selatan. Dan pada tahun kelima, kamilah Pengajar Muda yang akan menutup ke-hadiran Indonesia Mengajar disana.

Cita-cita kami selama satu tahun masa pe-nugasan adalah untuk dapat melihat tumbuhnya kemandirian, serta kepercayaan diri masyarakat halsel dalam memajukan daerahnya sendiri dalam bidang pendidikan.

Jangan anggap kami paling bisa dan paling tahu yang namanya menyelesaikan masalah pendidikan di Halsel. No... no... kami datangpun dengan tujuan untuk sama-sama belajar. Kami datang untuk bekerja bersama.

Alhamdulillah, pada akhirnya dengan ber-bagai dinamika dan keseruan didalamnya kami mampu melewati 1 tahun itu.

Hingga tibalah rangkaian cerita ini pada tang-gal 28 Desember 2015. Hari itu adalah saatnya kami, 8 orang Pengajar Muda IX pamit, mohon undur diri, meminta maaf, dan berterimakasih kepada seluruh stakeholder untuk satu tahun yang luar biasa. Acara ini dikemas dalam bentuk “Syukuran 5 Tahun Indonesia Mengajar”.

Seluruh stakeholder mulai dari masyarakat desa dengan perangkatnya, guru-guru SD, kepa-la sekolah, hingga Bupati Halmahera Selatan hadir dalam syukuran itu.

Dalam acara tersebut ditampilkan berba-gai dokumentasi perjalanan 5 tahun Indonesia Mengajar di Halmahera Selatan. Tercatat lebih dari 40 pengajar muda telah hadir disudut-sudut desa Halsel.

Terus Bekerja Untuk Kemajuan Pendidikan Halmahera SelatanRelawan Kelas Inspirasi dan

PPD melepas kepulangan PM IX di Bandara Sutan Babullah

Page 41: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

Kabar im Kabar im

Buletin Inspirasi Edisi III 2016 41

Berbagai inisiatif daerah yang sudah mu-lai tumbuh mandiri seperti Pemuda Penggerak Desa, Rumah Inspirasi Halmahera Selatan, ukiran prestasi anak-anak desa ditingkat kabu-paten sampai nasional, hingga perubahan per-ilaku berbagai aktor-aktor pendidikan, menjadi

penutup yang manis dalam momen perpisahan kami.

Sempurna? Tidak. Tentu dakam perjalanan-nya ada lecet-lecet, luka, dan berbagai hal yg masih perlu dikembangkan lebih lanjut.

Saya mewakili teman-teman pengajar muda yang lain hanya ingin mengabarkan bahwa, lepasnya Pengajar Muda dari Halmahera Selatan mengirimkan pesan bahwa

“kami lebih dari percaya bahwa Kabupaten Halmahera Selatan mam-pu untuk bergerak secara mandiri, terus bekerja untuk kemajuan pen-didikan anak-anak disana”.

Tanggal 31 Desember 2015, dipelabuhan Ba-bang. Waktu dimana biasanya orang-orang ber-siap-siap merayakan tahun baru. Namun tidak bagi kami. Momen itu adalah momen perpisa-han. Kami benar-benar pamit meninggalkan Pu-lau Bacan malam itu, meninggalkan Halmahera Selatan.

Terimakasih Halmahera Selatan! Sampai jumpa dikesempatan yang lain.

Bersyukur, Berdaya, dan Terus Bekerja!

Ito ~ PM IX Halmahera Selatan

Terus Bekerja Untuk Kemajuan Pendidikan Halmahera Selatan

Menyambut RUBI di Halsel

Ruang Berbagi Ilmu (RUBI) merupakan pelatihan metode mengajar kreatif yang di inisiasi oleh Penggerak Bima dan men-

datangkan relawan dari luar kabupaten untuk mengajar. RUBI merupakan semacam lokakarya peningkatan kualitas dan kapasitas guru serta kepala sekolah dengan fokus materi yang ber-beda-beda.

Halmahera Selatan akan menyambut kegia-tan RUBI pada akhir bulan April tahun ini. Kegia-tan ini diharapkan menjadi wadah bagi para guru dan kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas. (Rian ~ PPD II Usaha Baru)

Page 42: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

babaronda lay babaronda lay

42 Buletin Inspirasi Edisi III 2016

Bandara Oesman Syadik ~ Labuha

Kantor BMKG ~ LabuhaDanau Tolire ~ Ternate

Page 43: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

babaronda lay babaronda lay

Buletin Inspirasi Edisi III 2016 43

Danau Ngade ~ TernateBenteng Tahula ~ Tidore

Benteng Tolokku ~ Ternate

Taman Wisata Batu Angus ~ Ternate

Page 44: Bulletin Inspirasi Edisi 3, Maret 2016

COOMING SOON:FESTIVAL DERMAGA KASIRUTA

Pemuda Penggerak Desa ~ Gerakan Desa Cerdas

@Penggerakdesa

@pemudapenggerakdesa

http://penggerakdesa.org

“Dermaga itu, tempat Aku melabuhkan mimpi-mimpi Nusantara”