13
Online : www.almanarpost.com | [email protected] | Phone: 0852 9619 0093 Edisi V/ Jum‟at, 14 Agustus 2015 Sejarah, Peran Dan Perkembangan Pesantren Pesantren Dimasa Awal Islam Terdapat kesepakatan diantara ahli sejarah Islam yang menyatakan bahwa pendiri pesantren pertama adalah dari kalangan Walisongo, namun terdapat perbedaan pen- dapat mengenai siapa dari mereka yg pertama kali mendirikannya. Ada yg meng- ganggap bahwa Maulana Malik Ibrahim-lah pendiri pesantren pertama, adapula yg menganggap Sunan Ampel, bahkan ada pula yg menyatakan pendiri pesantren per- tama adalah Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah. Akan tetapi pendapat terkuat adalah pendapat pertama. Sedang mengenai pendapat yang menyatakan pesantren paling tua adalah pesantren Tegalsari Ponorogo maka hal tersebut tidak sampai menafikan hal yg kami sebutkan diatas. Karena yang dimaksud adalah pendirian dan pelembagaan pesantren pertama kali. Peran dan pengaruh pesantren pada masa ini sangatlah kuat. Dimulai dengan Mau- lana Malik ibrahim, beliau mendirikan pesantren guna mempersiapkan kader -kader terdidik untuk melanjutkan perjuangan menyebarkan agama islam. Kemudian datang Sunan Ampel atau Raden Rahmat ia mendirikan pesantren di daerah rawa-rawa pemberian Majapahit. Pesantren tersebut merupakan sentra pen- didikan yang sangat berpengaruh di nusantara bahkan mancanegara. Diantara murid -murid beliau adalah Sunan Giri yang mendirikan pesantren Giri Kedaton, beliau juga merupakan penasehat dan panglima militer ketika Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit. Keahlian beliau dalam fiqh menyebabkan beliau diangkat men- jadi mufti setanah Jawa. Diantara murid beliau adalah Raden Patah raja pertama kerajaan demak yang juga putra raja terakhir Majapahit Prabu Brawijaya v. Kerajaan Demak merupakan kera- jaan Islam pertama di Jawa yg dibimbing oleh para Walisongo. Pada masa Raden Patah pula kerajaan Demak mengirimkan ekspedisi ke Malaka yg dipimpim Adipati Unus untuk merebut selat Malaka dari tangan Setelah itu muncul pula pesantren- pesantren lain yang mengajarkan ilmu agama di berbagai bidang berdasarkan kitab- kitab salaf. Dan jika kita teliti tentang sisilsilah ilmu para Walisongo, kita akan menemukan bahwa kebanyakan sisilsilahnya akan sampai pada Sunan Ampel. Sebut saja Sunan Kalijaga, belia adalah murid Sunan Bonang yg merupakan Putra Sunan Ampel. Be- gitu pula Sunan Kudus yang banyak menuntut ilmu dari Sunan Kalijaga. Mereka semua ini punya jasa yang sangat dalam penyebaran agama islam. Jas Merah Setiap bangsa pasti memiliki sejarahnya sendiri. Tetapi hanya sebagian kecil dari se- luruh bangsa di dunia ini yang mengerti dan memahami sejarahnya. Oleh karena itu, kesadaran sejarah pada suatu masyarakat hen- daknya mendapat perhatian, sehingga masing – masing individu dalam suatu masyarakat sadar dan memahami akan perjalanan sejarah bangsanya sendiri. Kesadaran sejarah merupakan suatu dimensi historis, dimensi itu memuat konsepsi waktu yang sesungguhnya hanya dimiliki oleh manusia yang berbudaya, karena hanya manu- sia yang bebudayalah yang dapat mengenal waktu, baik waktu yang obyektif maupun subyektif. Waktu yang obyektif adalah waktu yang dapat didasari bersama dan dapat diakui oleh orang lain. Sedangkan waktu subyektif adalah waktu yang bersifat internal dan di pengaruhi oleh emosi. Peristiwa – peristiwa atau kejadian yang di- alami oleh suatu masyarakat atau suatu bang- sa di masa lampau merupakan pengalaman sejarah yang sangat penting dan berharga bagi bangsa tersebut. Bahkan tokoh – tokoh masyarakat menganjurkan kepada kita untuk belajar dari masa lampau, agar dapat me- nyongsong keberhasilan di masa kemudian hari. Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno dalam salah satu pidatonya ber- pesan pada seluruh rakyat Indonesia agar “Jangan sekali – sekali melupakan se- jarah”, dan selanjutnya lebih dikenal dengan sebutan “Jas Merah”. Salam Redaksi

Bulletin Al Manar Post Edisi 14 Agustus 2015

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Edisi HUT RI Ke-70

Citation preview

Page 1: Bulletin Al Manar Post Edisi 14 Agustus 2015

Online : www.almanarpost.com | [email protected] | Phone: 0852 9619 0093

Edisi V/ Jum‟at, 14 Agustus 2015

Sejarah, Peran Dan Perkembangan Pesantren Pesantren Dimasa Awal Islam Terdapat kesepakatan diantara ahli sejarah Islam yang menyatakan bahwa pendiri

pesantren pertama adalah dari kalangan Walisongo, namun terdapat perbedaan pen-

dapat mengenai siapa dari mereka yg pertama kali mendirikannya. Ada yg meng-

ganggap bahwa Maulana Malik Ibrahim-lah pendiri pesantren pertama, adapula yg

menganggap Sunan Ampel, bahkan ada pula yg menyatakan pendiri pesantren per-

tama adalah Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah. Akan tetapi pendapat terkuat

adalah pendapat pertama.

Sedang mengenai pendapat yang menyatakan pesantren paling tua adalah pesantren

Tegalsari Ponorogo maka hal tersebut tidak sampai menafikan hal yg kami sebutkan

diatas. Karena yang dimaksud adalah pendirian dan pelembagaan pesantren pertama

kali.

Peran dan pengaruh pesantren pada masa ini sangatlah kuat. Dimulai dengan Mau-

lana Malik ibrahim, beliau mendirikan pesantren guna mempersiapkan kader-kader

terdidik untuk melanjutkan perjuangan menyebarkan agama islam.

Kemudian datang Sunan Ampel atau Raden Rahmat ia mendirikan pesantren di

daerah rawa-rawa pemberian Majapahit. Pesantren tersebut merupakan sentra pen-

didikan yang sangat berpengaruh di nusantara bahkan mancanegara. Diantara murid

-murid beliau adalah Sunan Giri yang mendirikan pesantren Giri Kedaton, beliau

juga merupakan penasehat dan panglima militer ketika Raden Patah melepaskan

diri dari Majapahit. Keahlian beliau dalam fiqh menyebabkan beliau diangkat men-

jadi mufti setanah Jawa.

Diantara murid beliau adalah Raden Patah raja pertama kerajaan demak yang juga

putra raja terakhir Majapahit Prabu Brawijaya v. Kerajaan Demak merupakan kera-

jaan Islam pertama di Jawa yg dibimbing oleh para Walisongo. Pada masa Raden

Patah pula kerajaan Demak mengirimkan ekspedisi ke Malaka yg dipimpim Adipati

Unus untuk merebut selat Malaka dari tangan Setelah itu muncul pula pesantren-

pesantren lain yang mengajarkan ilmu agama di berbagai bidang berdasarkan kitab-

kitab salaf.

Dan jika kita teliti tentang sisilsilah ilmu para Walisongo, kita akan menemukan

bahwa kebanyakan sisilsilahnya akan sampai pada Sunan Ampel. Sebut saja Sunan

Kalijaga, belia adalah murid Sunan Bonang yg merupakan Putra Sunan Ampel. Be-

gitu pula Sunan Kudus yang banyak menuntut ilmu dari Sunan Kalijaga. Mereka

semua ini punya jasa yang sangat dalam penyebaran agama islam.

Jas Merah Setiap bangsa pasti memiliki sejarahnya

sendiri. Tetapi hanya sebagian kecil dari se-

luruh bangsa di dunia ini yang mengerti dan

memahami sejarahnya. Oleh karena itu,

kesadaran sejarah pada suatu masyarakat hen-

daknya mendapat perhatian, sehingga masing

– masing individu dalam suatu masyarakat

sadar dan memahami akan perjalanan sejarah

bangsanya sendiri.

Kesadaran sejarah merupakan suatu dimensi

historis, dimensi itu memuat konsepsi waktu

yang sesungguhnya hanya dimiliki oleh

manusia yang berbudaya, karena hanya manu-

sia yang bebudayalah yang dapat mengenal

waktu, baik waktu yang obyektif maupun

subyektif. Waktu yang obyektif adalah waktu

yang dapat didasari bersama dan dapat diakui

oleh orang lain. Sedangkan waktu subyektif

adalah waktu yang bersifat internal dan di

pengaruhi oleh emosi.

Peristiwa – peristiwa atau kejadian yang di-

alami oleh suatu masyarakat atau suatu bang-

sa di masa lampau merupakan pengalaman

sejarah yang sangat penting dan berharga bagi

bangsa tersebut. Bahkan tokoh – tokoh

masyarakat menganjurkan kepada kita untuk

belajar dari masa lampau, agar dapat me-

nyongsong keberhasilan di masa kemudian

hari. Presiden pertama Republik Indonesia, Ir.

Soekarno dalam salah satu pidatonya ber-

pesan pada seluruh rakyat Indonesia agar

“Jangan sekali – sekali melupakan se-

jarah”, dan selanjutnya lebih dikenal dengan

sebutan “Jas Merah”.

Salam Redaksi

Page 2: Bulletin Al Manar Post Edisi 14 Agustus 2015

2 www.almanarpost.com HISTORI

Begitulah pesantren pada masa Walisongo, ia digunakan sebagai tempat

menimba ilmu sekaligus untuk menempa para santri guna menyebar-

luaskan ajaran agama Islam, mendidik kader-kader pendakwah guna

disebarkan keseluruh nusantara. Dan hasilnya bisa kita lihat sendiri,

Islam menjadi agama mayoritas di Indonesia dan bahkan bukan hanya

itu jumlah pengikutnya adalah yang terbanyak di dunia.

Setelah itu muncul pula pesantren-pesantren lain yang

mengajarkan ilmu agama diberbagai bidang berdasarkan kitab-kitab

salaf.

Pesantren Dimasa Penjajahan Pada masa penjajan belanda pesantren mengalami ujian dan cobaan dari

Allah, pesantren harus berhadapan dengan dengan Belanda yang sangat

membatasi ruang gerak pesantren dikarenakan kekuatiran Belanda akan

hilangnya kekuasaan mereka.

Sejak perjanjian Giyanti, pendidikan dan perkembangan pesantren di-

batasi oleh Belanda. Belanda bahkan menetapkan resolusi pada tahun

1825 yg membatasi jumlah jamaah haji. Selain itu belanda juga mem-

batasi kontak atau hubungan orang islam indonesia dengan negara-

negara islam yang lain. Hal-hal ini akhirnya membuat pertumbuhan dan

pekembangan Islam menjadi tersendat.

Perlu diketahui, bahwa walaupun Walisongo berhasil mengis-

lamisai sebagian besar wilayah nusantara, namun banyak atau bahkan

sebagian besar dari mereka keislamannya belum sempurna. Hal ini dapat

dibuktikan dalam masa sekarang pun terdapat masyarakat yg rajin sholat

puasa dan sebagainya akan tetapi mereka masih mempercayai ke-

percayaan mistik animisme warisan nenek moyang mereka. Sebagian

lagi dari mereka cuma mengenal islam melalui shalat puasa, larangan

memakan daging babi, tradisi sunat saja tanpa mengenal yang lainnya.

Dan pada masa penjajahan belanda proses kelanjutan dari pengislaman

ini terhambat dan tersendat oleh ulah penjajah Belanda.

Sebagai respon atas penindasan belanda, kaum santri pun men-

gadakan perlawanan. Menurut Clifford Geertz, antara 1820-1880, telah

terjadi pemberontakan besar kaum santri di Indonesia yaitu :

1. Pemberontakan kaum padri di sumatra dipimpin oleh Imam Bonjol

2. Pemberontakan Diponegoro di Jawa

3. Pemberontakan Banten akibat aksi tanam paksa yang dilakukan bel-

anda

4. Pemberontakan di Aceh yang dipimpin antara lain oleh Teu-

ku Umar dan Teuku Chik Di Tiro.

Pada akhir abad ke19 segera setelah Belanda mencabut resolusi yang

membatasi jamaah haji, jumlah peserta jamaah haji pun membludak. Hal

ini menyebabkan tersedianya guru-guru pengajar islam dalam jumlah

yang berlipat-lipat yang dengan demikian ikut meningkatkan jumlah

pesantren. Karena seperti hal yang kita ketahui, para jamaah haji pada

waktu itu selain berniat untuk haji mereka juga sekalian untuk menuntut

ilmu, dan ketika mereka kembali ke Indonesia mereka mengembangkan

ilmunya dan menyebarluaskanya.

Pada masa inilah banyak muncul ulama-ulama indonesia yg

berkualitas internasional seperti Syekh Ahmad Khatib Assambasi, Sy-

ekh Nawawi Albantani, Syeh Mahfudz At-Tarmisi, Syeh Abdul Karim

dll. Yang kepada mereka lah intisab keilmuan kyai-kyai Indonesia ber-

temu.

Awal abad 20 atas usul Snouck Hurgronje Belanda membuka

sekolah-sekolah bersistem pendidikan barat guna menyaingi pesantren.

Tujuannya adalah untuk memperluas pengaruh pemerintahan Belanda

dengan asumsi masa depan penjajahan Belanda bergantung pada pen-

yatuan wilayah tersebut dengan kebudayaan Belanda.

Sekolah-sekolah ini hanya diperuntukkan bagi kalangan

ningrat dan priyayi saja dengan tujuan westernisasi ka-

langan ningrat dan priyayi secara umum. Kelak sebagai

akibat dari sekolah model belanda ini adalah munculnya

golongan nasionalis sekuler yang kebanyakan berasal

dari kalangan priyayi.

Sebagai respon atas usaha Belanda tersebut para kyai

pun mendirikan sistem madrasah yang diadopsi dari

madrasah-madrasah yang mereka temukan ketika

menuntut ilmu di makkah. Selain itu pesantren juga mu-

lai mengajarkan ilmu-ilmu umum seperti matematika,

ilmu bumi, bahasa Indonesia, bahkan bahasa Belanda,

yg dipelopori oleh pesantren Tebu Ireng pada tahun

1920. Selain itu para kyai juga mulai membuka pe-

santren-pesantren khusus bagi kaum wanita.

Hasilnya sungguh memuaskan pondok pesantren se-

makin diminati. Dalam tahun 1920-1930 jumlahpe-

santren dan santri-santrinya melonjak berlipat ganda dari

ratusan menjadi ribuan santri.

Pada kurun waktu awal 1900-san inilah lahir organisasi-

organisasi islam yang didirikan kalangan santri. Sebut

saja SI yang didirikan Hos Cokroaminoto dan H. Sa-

manhudi, NU yg didirikan KH Hasyim Asy‟ari, Mu-

hammadiyyah yg dirikan KH Ahmad Dahlan, PERSIS

(persatuan islam) dll. Yang kesemuanya berjuang mene-

gakkan agama Islam dan berusaha membebaskan Indo-

nesia dari cengkeraman Belanda.

Pada masa penjajahan Jepang untuk menyatukan

langkah, visi dan misi demi meraih tujuan, organisasi-

organisasi tersebut melebur menjadi satu dengan nama

Masyumi (majlis syuro muslimin indonesia).

Pada masa Jepang ini pula kita saksikan perjuangan KH

Hasyim Asy‟ari beserta kalangan santri menentang ke-

bijakan kufur Jepang yang memerintahkan setiap orang

pada jam 07:00 untuk menghadap arah Tokyo menghor-

mati kaisar Jepang yg dianggap keturunan dewa mataha-

ri sehingga beliau ditangkap dan dipenjara 8 bulan.

Menjelang kemerdekaan kaum santri pun terlibat dalam

penyusunan undang-undang dan anggaran dasar relu-

blik Indonesia yang diantaranya melahirkan piagam

Jakarta. Namun oleh golongan nasioalis sekuler piagam

jakarta tersebut dihilangkan sehingga kandaslah impian

mendirikan negara Islam Indonesia.

KH Wahab Chasbullah dan KH Bisri Syamsuri

Page 3: Bulletin Al Manar Post Edisi 14 Agustus 2015

3 www.almanarpost.com

Periode Kemerdekaan

Pada masa awal-awal ke-

merdekaan kalangan santri

turut berjuang memper-

tahankan kemerdekaan

Indonesia. KH Hasyim

Asyari waktu itu menge-

luarkan fatwa wajib

hukumnya mempertahan-

kan kemerdekaan

Fatwa tersebut disambut

positif oleh umat islam

sehingga membuat arek-

arek Surabaya dengan

dikomandoi Bung Tomo

dengan semboyan “Allahhu akbar!! Merdeka atau mati” tidak gentar

menghadapi Inggris dengan segala persenjataanya pada tanggal 10

November. Deperkirakan 10000 orang tewas pada waktu itu namun

hasilnya, Inggris gagal menduduki Surabaya.

Setelah perang kemerdekaan pesantren mengalami ujian kembali

dikarenakan pemerintahan sekuler Soekarno melakukan penyeragaman

atau pemusatan pendidikan nasional yang tentu saja masih menganut

sistem barat ala Snouck Hurgronje.

Akibatnya pengaruh pesantren pun mulai menurun, jumlah pesantren

berkurang, hanya pesantren besar yg mampu bertahan. Hal ini dikare-

nakan pemerintah mengembangkan sekolah umum sebanyak-

banyaknya. Berbeda pada masa Belanda yang terkhusus untuk ka-

langan tertentu saja dan disamping itu jabatan-jabatan dalam admin-

istrasi modern hanya terbuka luas bagi orang-orang bersekolah

disekolah tersebut.

Pada pada Soekarno pula pesantren harus berhadapan dengan kaum

komunis. Banyak sekali pertikain ditingkat bawah yg melibatkan ka-

langan santri dan kaum komunis. Sampai pada puncaknya setelah peri-

stiwa G30s PKI, kalangan santri bersama TNI dan segenap komponen

yg menentang komunisme memberangus habis komunisme di indone-

sia. Diperkirakan 500000rb nyawa komunis melayang akibat peristiwa

ini, kepala seorang komunis dipajang disepanjang rel kereta api ma-

lang. Peristiwa ini bisa dibilang merupakan chaos paling berdarah di

replubik ini namun hasilnya komunisme akhirnya lenyap dari Indone-

sia.

Biarpun demikian dengan jasa yang demikian besarnya pemerintahan

Soeharto seolah tidak mengakui jasa pesantren. Soeharto masih mene-

ruskan lakon pendahulunya yang tidak mengakui pendidikan ala pe-

santren. Kalangan santri dianggap manusia kelas dua yang tidak dapat

melanjutkan pendidikannya keperguruan tinggi dan tidak bisa diterima

menjadi pegawai-pegawai pemerintah. Agaknya hal ini memang sen-

gaja direncanakan secara sistematis untuk menjauhkan orang-orang

islam dari struktur pemerintahan guna melanggengkan ideologi seku-

ler.

Namun demikian pesantren pada kedua orde tersebut tetap mampu

menelorkan orang-orang hebat yang menjadi orang-orang penting di

negara kita seperti KH Wahid Hasyim, M Nastir, Buya Hamka, Mukti

Ali, KH Saifuddin Zuhri dll.

Sumber : taimullah.wordpress.com

HISTORI

Pesantren dilahirkan atas dasar kewajiban dakwah

Islamiyah, yakni menyebarkan dan mengem-

bangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-

kader ulama atau da‟i

Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya

adalah “tempat belajar para santri”, sedangkan

pondok berarti rumah atau tempat tinggal seder-

hana yang terbuat dari bambu. Di samping itu

pondok juga berasal dari bahasa arab “funduq”

yang berarti hotel atau asrama.

Pembangunan suatu pesantren didorong oleh

kebutuhan masyarakat akan adanya lembaga pen-

didikan lanjutan. Namun demikian, faktor guru

yang memenuhi persyaratan keilmuan yang diper-

lukan sangat menentukan tumbuhnya suatu pe-

santren. Pada umumnya, berdirinya suatu pe-

santren ini diawali dari pengakuan masyarakat

akan keunggulan dan ketinggian ilmu seorang

guru atau kyai. Karena keinginan menuntut ilmu

dari guru atau kyai tersebut, masyarakat sekitar

bahkan dari luar daerah datang kepadanya untuk

belajar. Kemudian mereka membangun tempat

tinggal yang sederhana di sekitar tempat tinggal

guru tersebut.

KH. Hasyim Asy'ari Sejarah Indonesia tidak bisa dilepaskan

dari peran dan pejuangan pesantren. Sejak

masa awal kedatangan Islam, terutama pa-

da masa walisongo hingga masa penjaja-

han belanda,masa kemerdekan hingga kini,

persantren telah menyumbang sejuta jasa

yg tak ternilai harganya bagi Indonesia

terutama kepada pengembangan

agama Islam.

Page 4: Bulletin Al Manar Post Edisi 14 Agustus 2015

4 www.almanarpost.com KAMPUS

Apel Tahunan Pesantren Modern Al Manar Tahun 2015

Sulaiman Abda: Bermimpi dan Berdoalah Kalian !

Wakil Ketua DPR Aceh Sulaiman Abda memimpin apel

tahunan di Pesantren Al Manar, Cot Iri, Aceh Besar,

Minggu, 9 Agustus 2015.

Dalam apel tersebut, Sulaiman Abda menyertakan sepotong

doa yang mengandung cita-cita menjadi pemimpin, “Ya

Allah, izinkan saya menjadi Gubernur Aceh.”

Lebih lanjut, Sulaiman Abda menyatakan tidak ada yang

salah untuk menjadi Gubernur Aceh atau menjadi yang

lainnya. Semua orang boleh memiliki cita-cita, termasuk cita

-cita menjadi pemimpin.

“Silahkan saja. Tidak ada yang larang. Regenerasi adalah

hal yang wajar dan pasti terjadi,” tegas Sulaiman Abda.

Dalam amanatnya, Sulaiman Abda, juga menegaskan bahwa

pesantren bukan pendidikan kelas dua. Pesantren sejajar

dengan dunia pendidikan lainnya, dan bahkan bagi Aceh

posisi pesantren bisa lebih utama karena Aceh adalah daerah

khusus dan istimewa.

“Percayalah, pesantren sama kedudukannya dengan sekolah lain dan Pemerintah Aceh mendudukkan semua dunia pen-

didikan sama,” tegas Sulaiman Abda disambut tepuk tangan 450 santri

yang sedang mengikuti upacara.

Kepada para santri yang berasal dari berbagai daerah di Aceh, Sulaiman

Abda mengajak untuk belajar secara sungguh-sungguh. Sulaiman Abda

juga meminta kepada santri, guru, dan orangtua untuk membentengi diri

dari narkoba.

“Saat ini, kita sedang dikepung oleh serangan kejahatan narkoba. Karena

itu, mari kita sama-sama menjaga diri kita agar Aceh juga terjaga dari ke-

jahatan narkoba,” ajak Sulaiman Abda.

Menurut Sulaiman Abda, jika semua belajar dengan tekun, niscaya semua

akan menjadi orang-orang yang berguna bagi Aceh. Belajar, menurut

Sulaiman Abda, adalah bagian dari usaha untuk mencapai cita-cita. Semua

orang harus berusaha untuk mewujudkan cita-citanya. Usaha, menurut

Sulaiman Abda mesti diiringi dengan doa.

“Berdoalah, termasuk berdoa untuk jadi Bupati atau Gubernur Aceh

atau cita-cita lainnya agar usaha kita lengkap baik di tingkat daerah

maupun di nasional. Semua karena ridha Allah SWT,” kata Sulaiman

Abda.

Turut Dihadiri oleh Beberapa Tokoh Masyarakat

Pada Apel Tahunan kali ini juga turut dihadiri oleh Ketua Yayasan

Bungong Jeumpa, H. Azhar Manyan yang didampingi oleh salah satu Pen-

gurus Yayasan, H. Rusli Muhammad, mantan Bupati Aceh Besar dan be-

berapa tokoh masyarakat diantaranya ; Wakil Ketua DPRK Aceh Besar,

Anshari Muhammad, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh, Drs. Zulkifli Hasan, MM, Mantan Camat Krueng Barona dan

Muspika , Muspida Kecamatan Krueng Barona Jaya.

Pada acara ini juga disguhkan beberapa penampilan dari santri yaitu, kepramukaan, Rapa‟I Geleng, Parade Olahraga dan Atraksi

Pencak Silat. Dengan acara ini membuat para penonton sedikt rileks mengkitu apel tahunan yang berlansung selama 1 jam ini.

Penonton yang hadir menurut pantauan almanarpost.com kurang lebih sekitar 500 orang yang terdiri dari wali santri dan tamu un-

dangan.

Page 5: Bulletin Al Manar Post Edisi 14 Agustus 2015

Pengasuhan Santri Bacakan Tatib Santri

Al Manar | Bagian Pengasuhan Santri Pesantren Modern Al Manar

membacakan tata tertib santri kepada seluruh santri di mesjid jami‟ Al

Manar, dan sedangkan santri putrinya dilaksanakan di asrama yang di-

bacakan oleh bagian pengasuhan putri, Sabtu, (1/8).

Pembacaan tatib santri ini rutin dilaksanakan setiap tahun ajaran baru,

agar para santri selalu teringat guna menjalani kehidupan di pesantren

secara berdisiplin.

Kepala Bagian Pengasuhan Santri, Ust. Samsul Bahri, Lc, M.Sh menga-

takan bahwa kegiatan ini juga bagian dari sosialisasi disiplin-disiplin

pesantren untuk santri baru. dan selanjutnya santri baru ini akan dibina

dalam kesehariannya secara perlahan-lahan.

Karena menurut beliau, bagi santri baru masih sangat awam menjalani

kehidupan yang berdisiplin mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi.

” para santri baru ini kita perkenalkan secara perlahan dulu, karena un-

tuk mengubah sesuatu yang tidak terbiasa dilakukan membutuhkan

waktu”. ujarnya.

Sejak kedatangan santri baru pada 26 Juli yang lalu bagian pengasuhan

santri sudah mulai bergerak memperkenalkan disiplin kepada santri

baru ini, mulai dari disiplin asrama hingga disiplin di mesjid.

Selain adanya sosialisasi disiplin dari bagian pengasuhan, santri baru ini

juga melihat kegiatan berdisiplin santri lama, sehingga mereka sedikit

demi sedikit mengikutinya.

Pengasuhan santri sendiri berperan sebagai produsen yang meramu dan

melaksanakan program kegiatan para santri dan penghuni pesantren,

program, kegiatan dan sistem yang sesuai dengan kurikulum pendidi-

kan pesantren guna pembentukan pribadi/karakter santri untuk mencip-

takan lingkungan bermoral dan berakhlaqul karimah sebagai dasar lan-

dasan utama intelektualitas.

Program kegiatan yang dibidangi pengasuhan santri ini meliputi seluruh

kegiatan diluar ruang Kegiatan Belajar Mengajar(KBM), dari bangun

tidur sampai tidur lagi semua aktifitas santri berada dalam pengawasan

dan setting program hariannya. Karena pada prinsipnya, program ter-

susun temporer, harian, mingguan, bulanan dan tahunan, serta tereval-

uasi secara berkala.

Apa itu kegiatan Khutbatul „Arsy?

Pekan perkenalan adalah kegiatan mengenalkan pesantren

kepada masyarakat pesantren baik masyarakat yang baru

saja menghirup udara di pesantren maupun yang sudah

lama, supaya mereka lebih mengenal kembali, memahami

kembali dan menjiwai kembali jiwa-jiwa pesantren.

Yang dalam kegiatan tersebut di isi salah satunya dengan

Khutbatul Arsy, menurut istilah bahasa dari definisi terse-

but adalah Khutbah yang dilaksanakan di atas langit,

artinya yang berkhutbah di atas langit, yang mendengarkan

di atas langit, kenapa? Karena yang disampaikan tentang

nilai-nilai pesantren, jiwa-jiwa pesantren yang di dalamnya

di dasari oleh Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Artinya, kegiatan

ini sangat mulia, memberikan bekal kepada santri tentang

kehidupan pesantren , arti perjuangan, arti kehidupan dan

arti keilmuan.

Mengenal dan memahami orientasi pesantren sangat pent-

ing bagi seluruh santri , pemahaman dan pengenalan tidak

cukup sekali, tapi harus dilakukan berkali-kali guna meng-

ingatkan semua pada khitah awal pendirian pesantren.

Dan kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun ajaran

baru oleh pesatren-pesantren, khususnya pesantren mod-

ern, seperti Pesantren Darussalam Gontor.

Dalam menghadapi tahun ajaran baru dan santri baru Pe-

santren selalu menghadirkan berbagai macam kegiatan,

mulai dari porseni, Kuliah umum tentang pesantren ,

Pengenalan hymne pesantren, LKBB, dan lomba-lomba

olahraga dan seni lainnya. dan semua kegiatan ini ter-

angkum dalam satu paket yaitu, Pekan Perkenal Khutaba-

tul 'Arsy yang diakhiri dengan Apel Tahunan.

Dan semua kegiatan diatas bagian dari pada orientasi

pengenalan pesantren atau dikenal istilah OSPEK. dan

setelah melewati semua kegiatan Pekan Khutbatul 'Arsy ini

semua santri mulai fokus pada kegiatan belajar mengajar

formal dalam kelas.

5 www.almanarpost.com KAMPUS

Kuliah Umum, salah satu acara khutbatul „arsy

Page 6: Bulletin Al Manar Post Edisi 14 Agustus 2015

Perangai Remaja Aceh Sudah Parah

Perkelahian yang

berbuntut penusukan

terhadap Muhammad

Rivaldi (17), remaja

asal Garot, Senin

(27/7/2015) malam

bikin publik

tercengang. Mengapa

tidak, perkelahian

Rivaldi dengan tiga

remaja belasan tahun

lainnya itu layaknya

bintang film laga.

Dari mana mereka belajar perilaku brutal itu? Jelas kenyataan pahit itu

merupakan PR besar bagi setiap orangtua. Sebab kini, bisa dikatakan,

perangai remaja Provinsi yang menjalankan Syariat Islam ini sudah par-

ah.

Program Cakrawala SerambiFM mencoba membahas peristiwa brutal

yang terjadi Senin malam itu. Hadir di Studio SerambiFM, Redaktur

Serambi Indonesia, Arif Ramdan dipandu host Nico Firza dengan topik,

“Perangai Remaja Kian Mengerikan.”

Kasus penusukan Rivaldi (17) di jembatan pante pirak bikin geger war-

ga Banda Aceh. Rivaldi terlibat baku hantam dengan sekelompok pemu-

da di atas jembatan sebelum akhirnya dilumpuhkan dengan sebilah pi-

sau. Alasannya sepele, menurut sumber Serambi Indonesia, perkelahian

remaja itu dipicu oleh rasa cemburu.

Arif Ramdan mengatakan, kejadian itu amat mengejutkan sebab dil-

akukan remaja belasan tahun. “Bayangkan saja bisa terjadi di tempat

keramaian, pelakunya anak belasan tahun, dan dengan alasan yang san-

gat sepele, ini nekat!” Ujarnya.

Dia menjelaskan, kasus seperti ini langka terjadi di Banda Aceh. Kejadi-

an tersebut, menurutnya, merupakan “warning” untuk setiap orangtua

agar lebih mengawasi anak-anaknya. “Ini gejalanya sudah nampak, dan

kejadian itu membuktikan bahwa perangai remaja sekarang sudah jauh

bergeser,” jelas dia.

Hal senada juga diutarakan seorang penelepon, Didi. Dia meminta agar

setiap orangtua peduli terhadap masa depan anaknya. “Bisanya jan-

gan cuma nitip di pesantren, karena pesantren bukanlah

tempat hukuman untuk anak-anak nakal. Tapi orang-

tua yang harus berikan contoh yang benar!” tegasnya.

Dia mengharapkan adanya komunikasi yang lebih intens antara guru

dan orangtua. “Orangtua harus lebih tahu perkembangan anaknya. Meet-

ing antara guru dan wali murid sangat dibutuhkan dan harus lebih ser-

ing,” tandasnya.

Arif Ramdan menambahkan, kasus penusukan terhadap remaja Garot

dua hari yang lalu harus menjadi pelajaran bagi orangtua, sebab, kasih

sayang dan pengawasan orangtua sangat diperlukan. “Semoga ini jadi

kasus terakhir di kota ini,” pungkas Arif. (*)

|Serambinews.com

6 www.almanarpost.com

Akhlak Mulia Rasulullah SAW.

Suatu hari

Rasulullah SAW

didatangi oleh

seorang wanita

kafir. Ketika itu

baginda bersama

beberapa orang

sahabat. Wanita

itu membawa

beberapa biji buah limau sebagai hadiah untuk baginda.

Cantik sungguh buahnya. Siapa yang melihat pasti ter-

giur. Baginda menerimanya dengan senyuman gembira.

Hadiah itu dimakan oleh Rasulullah SAW seulas demi

seulas dengan tersenyum.

Biasanya Rasulullah SAW akan makan bersama para

sahabat, namun kali ini tidak. Tidak seulas pun limau itu

diberikan kepada mereka. Rasulullah SAW terus makan.

Setiap kali dengan senyuman, hinggalah habis semua

limau itu. Kemudian wanita itu meminta diri untuk pu-

lang, diiringi ucapan terima kasih dari baginda.

Sahabat-sahabat agak heran dengan sikap Rasulullah

SAW itu. Lalu mereka bertanya. Dengan tersenyum

Rasulullah SAW menjelaskan “Tahukah kamu,

sebenarnya buah limau itu terlalu masam semasa saya

merasainya kali pertama. Kiranya kalian turut makan

bersama, saya bimbang ada di antara kalian yang akan

mengenyetkan mata atau memarahi wanita tersebut.

Saya bimbang hatinya akan tersinggung. Sebab itu saya

habiskan semuanya.”

Begitulah akhlak Rasulullah SAW. Baginda tidak akan

memperkecil-kecilkan pemberian seseorang biarpun

benda yang tidak baik, dan dari orang bukan Islam pula.

Wanita kafir itu pulang dengan hati yang kecewa. Men-

gapa? Sebenarnya dia bertujuan ingin mempermain-

mainkan Rasulullah SAW dan para sahabat baginda

dengan hadiah limau masam itu. Malangnya tidak berja-

ya. Rancangannya di‟tewas‟kan oleh akhlak mulia

Rasulullah SAW.

NEWS

Page 7: Bulletin Al Manar Post Edisi 14 Agustus 2015

Muhammad Amirza, Sang Pelopor Ikatan

Family Al Manar (IFA) Bang Mirza, nama itu yang sering

menjadi sebutan adik-adik untuk

memanggilnya. Nama lengkapnya

adalah Muhammad Amirza, ia be-

rasal dari salah satu daerah terletak di

Aceh besar yang tak jauh dari seputa-

ran Pesantren Modern Al Manar. Ia

juga salah satu trobosan perdana

Alumni Pesantren Modern Al Manar

yang memperoleh peringkat is-

timewa pertama. Saat ini ia sedang

menyelesaikan thesis pada program pascasarjana di Universitas

Syiah Kuala Aceh pada Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris sejalur

dengan jurusan S1 yang telah ia tamatkan di Universitas Islam

Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.

Sepak terjangnya dalam mengenyam pendidikan di Pesantren

Modern Al-Manar sangat mengagumkan. Banyak hal yang pernah

tim Al-Manar Post kutip dari sambutan-sambutannya dalam be-

berapa agenda Pesantren dan Alumni Al Manar. Salah satunya

adalah ketika ia menceritakan bahwa dari awal ia menjadi santri

hingga saat ini ia sangat jarang meminta sesuatu dari orang tua

untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan kehidupannya sehari-

hari bahkan di bangku perkuliahan ia tak pernah meminta sepeser-

pun biaya dari keluarga hingga ia mampu hampir menamatkan 2

strata pendidikan tingkat tinggi. Ini merupakan pencapaian luar

biasa dan tidak semua orang mampu melewatinya dengan sukses.

Bang Mirza juga menceritakan pada tim Al Manar Post bahwa

beliau sangat berhutang budi kepada Pesantren Modern Al Manar

karena selama 6 tahun di Pesantren Al Manar ia mendapatkan

banyak hal yang menjadi faktor kesuksesannya saat ini. Terpacu

dari perasaan berhutang budi pada Al Manar, ia membentuk se-

buah organisasi kekeluargaan dengan tujuan dapat terus mengabdi

pada Pesantren Al-Manar tercinta, pada tahun 2008 ia mengum-

pulkan kawan kawan seperjuangannya untuk bergerak melakukan

kegiatan kegiatan posistif demi pengabdian dalam memajukan

pesantren yang terkumpul dalam suatu wadah bernama Ikatan

Family Al-Manar (IFA).

Kegiatan yang sering dilaksanakan mayoritas adalah kegiatan

sosial seperti gotong royong, buka puasa bersama, tausiah reli-

gious dan motivasi terhadap santri-santri agar tetap mempertahan-

kan rasa memiliki terhadap pondok tercinta Al-Manar dan menja-

ga keutuhan pendidikan berbasis Al Quran dan hadits yang dit-

erapkan di pesantren. Beliau dipercaya oleh kawan kawan untuk

memimpin Ikatan Family Al-Manar (IFA) sejak tahun 2008 dari

awal terbentuknya, hingga tahun 2015 ia melepaskan jabatannya

dan diserahkan kepada saudara Firman Saputra untuk memimpin

IFA hingga tahun 2018 yang akan datang.

Bang Mirza, dewasa ini ia mulai condong memikirkan urusan

pribadi yaitu sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan diri untuk

menjadi seorang suami dan calon ayah yang dicintai oleh keluar-

ga. Kami merasa beliau adalah sosok yang patut dicontoh dan

menjadi tauladan kepada adik-adik dan kawan-kawannya. Perjal-

anan hidup yang penuh kesederhanaan, kemandirian dan dedikasi

yang tinggi terhadap Pesantren Modern Al-Manar tercinta agar

dapat diikuti oleh generasi-generasi muda Al-Manar yang akan

menghadapi masyarakat global dan penuh tantangan. Do‟a yang

tulus kami persembahkan terhadap bang Mirza supaya Allah

senantiasa melimpahkan semangat perjuangannya di jalan agama

ini, dan akan terus berkarya demi Agama, bangsa dan Negara.

7 www.almanarpost.com CERITA ALUMNI

Selamat & Sukses

Safrullah

(Alumni Tahun 2015)

Atas Lolos Seleksi Polisi

Tahun 2015.

Selamat Mengikuti Pen-

didikan Semoga Menjadi

Abdi Negara Yang

Beriman Dan Bertaqwa..

Firman Saputra

(Alumni Tahun 2008,

Ketua Umum IFA)

Atas Selesainya Pendidi-

kan Strata 1 di UIN Ar

Raniry

Semoga Menjadi Ilmu

Bermanfaat untuk Dunia

dan Akhirat !

Muhammad Rizal

(Alumni Tahun 2010 )

Atas Selesainya Pendidi-

kan Strata 1 di UIN Ar

Raniry

Semoga Menjadi Ilmu

Bermanfaat untuk Dunia

dan Akhirat !

Selamat Berbahagia !

Atar Pernikahan

Agus Ifriansyah, S.Pd.I

(Alumni Tahun 2007)

&

Nurhasanah, S.Pd

Pada Minggu, 16 Agustus

2015

Semoga Menjadi Keluar-

ga Sakinah Mawaddah

Wa Rahmah

Page 8: Bulletin Al Manar Post Edisi 14 Agustus 2015

8 www.almanarpost.com MUZAKARAH

Renungan Untuk Kaum Hawa, Baca ini !

Di bawah ini adalah sebuah renungan yang sangat bagus khususnya untuk

kaum wanita. Silahkan baca baik-baik, dan maaf kalau ini membuat anda

merasa tersinggung.

Ma‟af Kalau Tersinggung, cuma mengingatkan.

TAK TAU MALU

Itulah fenomena tanda tanda akhir zaman yang makin nyata sekarang ini

Tak ada rasa malu,

tak ada rasa berdosa.

Semuanya berjalan nampak biasa saja.

Mengaku Islam agamanya.

Mengaku Allah adalah tuhannya.

Mengaku Al-Qur‟an pedoman hidup-

nya.

Mengaku Muhammad adalah nabinya.

Tapi sayang pengakuan imannya hanya

berhenti di lisan semata.

Tak sampai pada dinding hatinya ter-

lebih ruang hati terdalam.

Tak nampak dari perbuatannya yang

ada justru prilaku seperti tak ber-

Tuhan.

Miris melihat insan bernama wanita.

Berjalan berlenggok dengan aurat terbuka.

Cengar – cengir mempertontonkan tubuh mengundang syahwat durjana.

Mengadu tubuh seksi antara satu dan lainnya.

Semakin kecil pakaian semakin seksi katanya

semakin sempit semakin aduhai katanya

semakin ketat semakin sempurna katanya

Bangga sama tubuhnya

tapi dikufuri dengan mengumbarnya kemana-mana.

Dinasehati malah nyinyir “jangan sok suci”.

Pakaian tak masalah katanya yang

penting hati..

Katanya mau ke Syurga tapi merasa

benar sendiri..

padahal, di syurga tak ada wanita

seperti ini.

Boro-boro ke syurga, mencium

wanginya saja tak bisa dinikmati.

Ada juga wanita dengan kerudung

modis

Kerudung berjambul kayak punuk onta. Sadis!

Berkerudung Sesuai syariat katanya, bikin miris

Jilbab panjang dikatakan kuno gak necis.

Begini, Jilbab sesuai tuntunan jaman. Tragis!

Beribadah itu butuh ilmu

Gak asal pake dengan tafsir sendiri

Dikasih tau sama yang faham, belagu

Tetap pilih punuk onta katanya biar percaya diri

Begitulah fenomena jaman sekarang

Iman tergerus dengan barang dagangan

Yang penting keren ikut ke barat-baratan

Udah lupa ama perintah Tuhan.

Maksiat terbentang jadi biasa

Yang nentang malah dibilang Islam-Islaman

Dituduh Islam Aliran Begitulah,

Yang salah dibenarkan

Yang benar disalahkan

Namun tak sedikit yang tetap bertahan

Pada ajaran yang

tertuang dalam Al-

qur‟an

Berpakaian iman,

berjilbab panjang

Meski kadang da-

tang cibiran

“ih, itu Islam

apaan??”

“Ada dua golongan

dari penduduk ne-

raka yang belum

pernah aku lihat :

[1] Suatu kaum yang

memiliki cambuk

seperti ekor sapi

untuk memukul

manusia dan

[2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, ber-

lenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta

yang miring.

Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak

akan mencium baunya, walaupun baunya tercium

selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim

no. 2128)

Astagfirullah….

Ya Allah, Ampunilah semua dosa-dosa kami, baik

sengaja atau pun tidak, berkahilah kami, ramahtilah

kami, berikanlah kami hidayah-Mu agar kami senan-

tiasa dekat kepada-Mu hingga akhir hayat.

Sumber : 9trendingnews.blogspot.com

Page 9: Bulletin Al Manar Post Edisi 14 Agustus 2015

9 www.almanarpost.com MAU’IDZAH

Oleh : Fitra Hudaiya

(Alumni Tahun 2013)

Tulisan ini sudah pernah dimuat di Media sameeh.net

Pengikut Sunnah Kok dicap „Wahabi‟ ?

Melihat realita akhir-akhir ini, rasa sedih itu kembali muncul. Ketika umat

Islam diadu sesama mereka. Perbedaan pendapat dijadikan oleh musuh

sebagai bahan untuk terus men-

gobok-obok benteng pertahanan

umat yang mulia ini. Terkhusus

isu yang sering diangkat oleh

pendengki Islam adalah isu

“Wahabi”. Iya, isu “Wahabi”.

Entah mengapa, isu ini sangat

laku di masyarakat kita. Padahal

isu busuk ini diciptakan oleh

musuh Islam, akan tetapi malah

yang menyebarkannya adalah

kita sendiri.

Apakah kita tidak takut dilempar ke dalam neraka sejauh 70 tahun perjalan-

an disebabkan perkataan kita yang tidak kita sadari, terlebih lagi jika per-

kataan itu kita sadari, bahkan mungkin memang sengaja kita ingin me-

nyebarkannya. Wal Iyaadzu billah.

Mari buka hati dan mata kita, jangan sampai kita menilai sesuatu dimulai

dengan prasangka buruk, apakah kita sudah benar-benar mengetahui siapa

yang kita sebut-sebut dengan “Wahabi” itu, sehingga tidak jarang dari kita

ada yang mendiskreditkan mereka.Seolah-olah mereka adalah musuh utama

kita, musuh yang lebih keji daripada Yahudi dan Nasrani.Nastaghfirullah,

Belum tentu kita lebih baik dari mereka, bahkan jujur Demi Allah saya

mendapatkan dalam tubuh mereka kesungguhan yang sangat kuat dalam

mengikuti sunnah, ukhuwah Islamiyah serta persaudaraan yang kuat di

Jalan Yang Maha Pemilik rahmah. Allah Akbar.

Perlu diperhatikan bahwa mereka adalah saudara kita, landasan mereka

dalam beragama sama seperti landasan kita. Kitab mereka adalah Al-Quran

sebagaimana kitab kita juga al-Quran. Rujukan mereka dalam masalah had-

its juga sama seperti rujukan kita. Rukun Iman dan Rukun Islam kita sama,

Hanya saja mungkin kita berbeda pendapat dengan mereka dalam beberapa

hal, akan tetapi perbedaan itu bisa ditoleransi.

Saya tidak akan bosan-bosan mengajak saudara-sadaraku yang saya cintai

untuk membuka hati dan mata, memandang saudara kita dengan pandangan

rahmat dan jangan memandang dengan padangan laknat. Mari kita sudahi

pertikaian ini. Sudah cukup kiranya kita menjadi santapan empuk musuh.

Kita bertikai hanya disebabkan perkara kecil yang dibesar-besarkan.

Apakah kita rela melihat musuh-musuh tertawa bertepuk tangan sambil

menginjak kepala kita????? sudahlah wahai saudaraku, mari kita bersatu

dan menyusun kekuatan.

Benarlah sabda Rasul saw, bahwa umat ini kelak bagaikan makanan dalam

nampan yang diserbu oleh musuh dari segala penjuru. Bukan karena jumlah

mereka yang sedikit, bahkan jumlah mereka banyak akan tetapi bagaikan

buih yang tidak berkutik.

Tidak kita pungkiri juga, bahwa sebagian saudara-saudaraku dari kalangan

yang mengatakan diri mereka Salafi/Muwahhid (yang dituduh “Wahabi”)

terkadang berlaku mudah menyalahkan dalam berdakwah. Mari kita berla-

ku lembut serta memahami realita. Kita sama-sama Inshaf dan mengakui

kesalahan kita, ini semua untuk mengokohkan benteng kita dari serangan

musuh.

Demi Allah saya menulis tulisan ini dari hati yang paling dalam, karena

saya mencintai semuasaudara-saudara seiman. Walaupu masih banyak

kekurangan, setidaknya bisa melengkapi tulisan-tulisan yang lain. Saya

hanya tidak ingin generasi kita larut dalam pertikaian ini dan menjadi santa-

pan empuk musuh. Oleh karenanya mari kita bersatu demi menegakkan

Islam di muka bumi ini.

Status Facebook

Baiquni Hasbi, Facebooker Aceh

Kubangan Jalanan

Bagi mereka yang hatinya seluas dan sedalam lautan,

maka semua makhluk "laut" dari kalangan, kelompok,

aliran bahkan agama apapun adalah guru dan sumber

ilmu.

Imam Syafii adalah salah satu contoh historisnya, be-

liau memandang semua masukan, dan kritikan baik

dari yang berilmu ataupun tidak berilmu sebagai cer-

min berhias diri agar jiwanya lebih cantik dan ganteng.

Namun, jangan harapkan sikap ini dari mereka yang

hatinya seluas kubangan dijalan, yang hanya mampu

menampung segayung rahmat dari hujan. Itupun sudah

melumer kemana-kemana dan sering menjadi

penyebab kecelakaan bagi pengendara dijalan Raya.

Jangankan satu golongan, aliran, apalagi agama, ilmu

untuk dirinya saja tidak sanggup ditampung. Per-

kataannya cenderung memperlebar pengaruh kubangan

itu, sehingga makin banyak yang tergelincir, kecel-

akaan, luka-luka hingga berdarah.

Dalam pandangannya, ilmu di dunia itu hanya sebesar

kubangan, yang lain adalah kotoran yang harus

dibersihkan jika bukan disapu bersih, karena mereka

radikal dan sesat, berdasarkan ilmu kubangannya.

Page 10: Bulletin Al Manar Post Edisi 14 Agustus 2015

10 www.almanarpost.com INSPIRATIF

Kisah Hidup Soekarno, Sang Proklamator !

Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno

ini lahir di Surabaya, 6 Juni 1901 dengan nama

Koesno Sosrodihardjo. Saat kecil, Soekarno

hanya tinggal beberapa tahun bersama orang

tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat ia

tinggal di Surabaya. Ia melanjutkan sekolah di

HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di

HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa

nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun

1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS

(Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik

Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil

meraih gelar "Ir" pada 25 Mei 1926.

Pada 4 Juli 1927 Soekarno mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) un-

tuk memperjuangkan kemerdekaan

Indonesia. Akibatnya, Belanda, me-

masukkannya ke penjara Sukamiskin,

Bandung pada 29 Desember 1929. Dia

dikategorikan sebagai tahanan yang

berbahaya. Bung Karno muda begitu

bersemangat memperjuangkan ke-

merdekaan. Namun sejak dipenjara

komunikasi Bung Karno dengan

rekan-rekan seperjuangannya nyaris

putus.

Delapan bulan kemudian ia baru dis-

idangkan. Dalam pembelaannya ber-

judul Indonesia Menggugat, beliau

menunjukkan kemurtadan Belanda.

Pembelaannya itu membuat Belanda

makin marah. Sehingga pada Juli

1930, PNI pun dibubarkan.

Setelah bebas pada ta-

hun 1931, Soekarno

bergabung dengan Part-

indo dan sekaligus

memimpinnya. Aki-

batnya, beliau kembali

ditangkap Belanda dan

dibuang ke Ende, Flores,

tahun 1933. Empat ta-

hun kemudian dipin-

dahkan ke Bengkulu.

Setelah melalui per-

juangan yang amat pan-

jang, dan harus men-

galami beberapa kali

dipenjara dan diasing-

kan, akhirnya Bung

Karno dan Bung Hatta

memproklamasikan ke-

merdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945. Ia pula yang merumuskan

Pancasila menjadi dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka, Soekarno menjadi presiden pertama dan wakil-

nya adalah Bung Hatta. Soekarno adalah presiden yang mampu

menyatukan nusantara. Bahkan ia bisa menghimpun bangsa-bangsa di Asia

Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik

hebat yang menyebabkan penolakan MPR atas per-

tanggungjawabannya. Soekarno pun mengirimkan

surat Supersemar untuk mengamankan negara yang

kacau. Namun nampaknya Supersemar dijadikan

legitimasi untuk mengambil alih kekuasaan dan me-

nyingkirkan Soekarno. MPR pun mengangkat

Soeharto sebagai presiden. Keaslian Supersemar pun

hingga saat ini masih misteri.

Pada tahun 21 Juni 1970 Soekarno meninggal dunia

di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakar-

ta dan dimakamkan di Blitar, Jatim di dekat makam

Page 11: Bulletin Al Manar Post Edisi 14 Agustus 2015

Belajar Jujur dan Sederhana dari Bung Hatta

“Sebagai Wakil Presiden

sampai akhir hayatnya Hatta

tidak bisa membeli sepatu

Bally. Bahkan ia sering

kuatir jika tidak bisa mem-

bayar rekening listrik dan air

di rumahnya.”

Indonesia membutuhkan Hat-

ta, bukan sebagai sosoknya

karena beliau telah tiada tapi

pemikiran, karakter dan

kenegarawanan beliau. Hatta

pemimpin yang jujur, seder-

hana dan cinta tanah air. Sa-

lah satu kisah kesederhanaan

mengugah dari Bung Hatta yang dikenang masyakarat adalah kisah

tentang sepatu Bally. Pada tahun 1950-an, Bally adalah sebuah merek

sepatu yang bermutu tinggi dan tentu tidak murah. Bung Hatta, Wakil

Presiden pertama RI, berminat pada sepatu Bally. Ia kemudian me-

nyimpan guntingan iklan yang memuat alamat penjualnya, lalu be-

rusaha menabung agar bisa membeli sepatu idaman tersebut.

Namun, uang tabungan tampaknya tidak pernah mencukupi karena

selalu terambil untuk keperluan rumah

tangga atau untuk membantu kerabat

dan handai taulan yang datang kepa-

danya untuk meminta pertolongan.

Hingga akhir hayatnya, sepatu Bally

idaman Bung Hatta tidak pernah terbeli

karena tabungannya tak pernah

mencukupi.

Yang sangat mengharukan dari cerita

ini, guntingan iklan sepatu Bally itu

hingga Bung Hatta wafat masih tersim-

pan dan menjadi saksi keinginan seder-

hana dari seorang Hatta. Jika ingin me-

manfaatkan posisinya waktu itu,

sebenarnya sangatlah mudah bagi Bung

Hatta untuk memperoleh sepatu Bally.

Misalnya, dengan meminta tolong para duta besar atau pengusaha

yang menjadi kenalan Bung Hatta. Barangkali bukan hanya sepatu

merek Bally yang mampu dibelinya. Bisa saja ia memiliki saham di

pabrik sepatu dan berganti-ganti sepatu baru setiap hari.

Seorang mantan wakil presiden, orang yang menandatangani prokla-

masi kemerdekaan, orang yang memimpin delegasi perundingan

dengan Belanda hingga Belanda mau mengakui kedaulatan Indonesia,

ternyata tidak mampu hanya untuk sekadar membeli sepasang sepatu

bermerek terkenal. Meski memiliki jasa besar bagi kemerdekaan

negeri ini, Bung Hatta sama sekali tidak ingin meminta sesuatu untuk

kepentingan sendiri dari orang lain atau negara.

Di sinilah letak keistimewaan Bung Hatta. Ia tidak mau meminta

sesuatu untuk kepentingan sendiri dari orang lain. Bung Hatta mem-

ilih jalan sukar dan lama, yang ternyata gagal karena ia lebih menda-

hulukan orang lain daripada kepentingannya sendiri.

11 www.almanarpost.com INSPIRATIF

Segala yang dilakukan Bung Hatta sudah mencerminkan

bahwa dia tidak hanya jujur, namun juga uncorruptable,

tidak terkorupsikan. Kejujuran hatinya membuat dia tidak

rela untuk menodainya dengan melakukan tindak

korupsi. Mungkin banyak masyarakat berkomentar, “Iya,

lha wong sepatu Bally harganya, kan, selangit.”

Bung Hatta meninggalkan teladan besar, yaitu sikap men-

dahulukan orang lain, sikap menahan diri dari meminta

hibah, bersahaja, dan membatasi konsumsi pada kemampu-

an yang ada. Kalau belum mampu, harus berdisiplin dengan

tidak berutang atau bergantung pada orang lain dan ju-

ga uncorruptable.

Bung Hatta juga pernah

mengucapkan sumpah

yang kurang lebih berarti

sama, yaitu bahwa dia

tidak akan menikah sebe-

lum Indonesia merdeka.

Baginya, Indonesia ada-

lah di atas segalanya,

bahkan kesenangannya

sendiri. Dan janjinya itu

terus dipegangnya.

Sekedar mengingatkan,

Mohammad Hatta baru

menikah 18 November

1945 atau tiga bulan

setelah beliau dan Soe-

karno menguman-

dangkan kemerdekaan Indonesia mewakili seluruh rakyat

Indonesia, dalam usia 43 tahun. Dan mengingatkan juga,

bahwa yang mencarikan istri dan juga melamarkan un-

tuknya adalah Soekarno, sementara Bung Hatta sendiri

tetap belum memikirkannya.

Hatta adalah pribadi yang sangat sederhana, mungkin kem-

bali lagi karena kecintaannya kepada tanah air, sehingga

dia merasa malu untuk bermewah-mewahan sementara

negaranya dan saudara-saudara sebangsanya masih kesusa-

han. Sesak membayangkan sosok yang berkontribusi

lansung pada kemerdekaan negeri ini mengeluh kepada

anak istrinya takut tidak mampu membayar tagihan reken-

ing listrik dan PAM. Kesederhanaan itu juga yang membu-

atnya berpesan agar dimakamkan di TPU Tanah Kusir ber-

sama-sama rakyat „biasa‟ Indonesia lainnya, daripada ber-

sama-sama para pahlawan di TMP Kalibata.

Sumber : pusakaindonesia.org

Page 12: Bulletin Al Manar Post Edisi 14 Agustus 2015

Ayo Kerja ! Dari Nol Kilometer Indonesia ini Presiden Joko Widodo me-nyerukan: Ayo Kerja! Ayo Kerja! Ayo Kerja! Presiden Joko Widodo mengajak kerja bersama-sama untuk membuat hara-pan rakyat itu bisa terwujud. Gerakan “Ayo Kerja” ini merupa-kan satu langkah besar mewujudkan impian Indonesia Merdeka dalam arti sesungguhnya. Ayo kerja bukanlah slogan semata melainkan sebuah perge-rakan. Pergerakan apa? Pergerakan seperti halnya yang

pernah dibayangkan oleh Bung Karno, Bapak Bangsa dan Proklamator Kemerdekaan bah-wa “...pergerakan kita janganlah pergerakan yang kecil-kecilan; pergerakan kita itu harus-lah pada hakekatnya suatu pergerakan yang ingin mengubah sama sekali sifatnya masyarakat, suatu pergerakan yang ingin menjebol kesakitan-kesakitan masyarakat sam-pai kesulur-sulurnya dan akar-akarnya.” Presiden Joko Widodo memiliki keyakinan yang

sama bahwa pergerakan yang kita ingin bangun ada-lah pergerakan menjebol mentalitas bangsa yang berada dalam keterjajahan, ketertindasan, ketid-akadilan, ketidak merdekaan serta membangun men-talitas baru sebagai bangsa yang merdeka 100 persen. Itulah makna yang paling mendasar dari revolusi mental Ayo Kerja! Sesungguhnya adalah perwujudan praktis dari gerakan revolusi mental yang juga dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo sejak awal pemerintahannya. Revolusi mental itu bukan hanya untuk rakyat namun harus menjangkau dan mengikat para penyelenggara negara. Para penyelenggara negara memiliki tanggung jawab moral

maupun konstitusional untuk bekerja jujur, tanpa pamrih, melayani rakyat secara paripurna.

Gerakan Nasional “Ayo Kerja” tidak ingin berhenti pada slogan ataupun per-ayaan semata, tapi gerakan ‘Ayo Kerja’ ingin menjadi gerakan nyata yang di-harapkan mampu mem-bangkitkan semangat rakyat dalam mewujudkan impian Indonesia Merdeka. Gerakan “Ayo Kerja” juga berupaya mendorong partisipasi seluruh rakyat Indonesia untuk terlibat, turun tangan secara

bersama-sama mewujudkan impiann- ya.

12 www.almanarpost.com

DEWAN REDAKSI DEWAN REDAKSI DEWAN REDAKSI

AL MANAR POSTAL MANAR POSTAL MANAR POST

PENASEHAT:

Pimpinan

Pesantren Modern Al-Manar

PEMBIMBING:

Asatidz dan Ustadzat

REDAKTUR

PELAKSANA:

Ust. Syafrizal Elselatany

REDAKTUR :

Ust. Darul Kamal

Ust. Amsal Bunaiya

Ust. Azhari

Ust. M. Farhan

EDITOR :

Kasela Sidabutar

REPORTER:

Rais Amin Utomo

Afdhal Ahmadi

Teguh Munara

Muhammad Fadzaki

Annisa Azzahra

Siska Faradila

Wildanun Mukhalladun

Miftakhul Jannah

Nabila Umami O

Alamat Redaksi :

Pesantren Modern

Al-Manar,

Jl. Blang Bintang Lama

Lam Permei Cot Irie (Ulee

Kareng) Krueng Barona Jaya

Aceh Besar.

Telp. 0852 9619 0093

[email protected]

www.almanarpost.com

Redaksi menerima berbagai

bentuk karya tulis yang sesuai

alam pendidikan untuk

dipublikasikan

ADVERTISEMENT

Ayo Kerja ! I’malu Fauqa ma

‘Amilu !

Page 13: Bulletin Al Manar Post Edisi 14 Agustus 2015