Buku Sejarah Jepang Yang Kontroversial

Embed Size (px)

Citation preview

Buku Sejarah Jepang Yang kontroversialJepang pernah menjajah Indonesia selama kurun waktu 3 setengah tahunan. Dibandingkan dengan penjajahan yang dilakukan oleh Belanda, tentu saja tenggang waktu ini termasuk sangat pendek. Namun walaupun begitu, penderitaan yang harus ditanggung oleh rakyat Indonesia jauh lebih mengerikan dibandingkan dengan penjajah terdahulu. Tentu saja, catatan sejarah ini adalah menurut versi Indonesia. Namun bagiamana dengan versi Jepang sendiri ? Nah, bagian inilah yang sering menjadi sengketa. Walaupun pemerintah Jepang secara resmi sudah menyatakan permintaan maaf atas penderitaan invasi yang mereka di masal lalu dan disertai dengan memberikan sejumlah bantuan keuangan sebagai bentuk konspensasi namun semua itu sering dianggap tidak cukup. Masalah yang terbesar yang sampai saat ini belum selesai adalah buku sejarah yang diajarkan di sekolah di Jepang yang dianggap tidak menyebutkan dengan jelas tentang kesalahan masa lalu negara tersebut atau dengan kata lain, buku sejarah negara tersebut masih kontroversial. Jadi sepertinya sangat wajar, pada setiap peluncuran edisi terbaru dari buku sejarah negara tersebut, selalu disambut dengan demonstrasi besar besaran di negara lain khususnya negara tetangga Cina dan Korea yang tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Namun ribut ribut di negara lain, di dalam negeri Jepang sendiri situasinya justru adem ayem. Menurut hasil survei yang dilakukan oleh kantor berita Kyodo, di kalangan siswa di negaranya sendiri, kalangan pelajar umumnya kurang menaruh minat terhadap pelajaran sejarah baik nasional maupun internasional. Penggunaan buku sejarah di kalangan siswa yang sangat sedikit, kurang dari satu persen siswa sekolah menengah. Survei itu menunjukkan hanya sekitar enam belas ribu siswa di tujuh puluh tujuh sekolah yang menggunakan buku pelajaran sejarah yang baru tersebut Hal ini disebabkan karena mata pelajaran tersebut bukan termsuk mata pelajaran yang di-ujikan pada ujian masuk perguruan tinggi sehingga membuat banyak sekolah yang malah tidak mengajarkannya sama sekali. Pengetahuan orang Jepang terhadap pelajaran sejarah memang sangat payah, jangankan tentang sejarah dunia, sejarah negeri sendiripun mereka kadang kurang begitu paham.

BUNUH DIRI

Berita tentang kasus bunuh diri yang di negara Jepang mungkin sudah cukup sering kita dengar. Kenapa angka bunuh di negara tersebut sangat tinggi, apakah penyebabnya?

KASUS BUNUH DIRI DI JEPANG GAMBARAN UMUM Berdasarkan data dari Kepolisian Jepang, angka bunuh diri di Jepang, terbilang sangat mencengankan, sekitar 32.552 orang untuk tahun 2005 atau 24 kasus per 100.000 penduduk ! Tidak terlalu jauh dengan tahun tahun sebelumnya, masih di kisaran angka 30 ribuan.. Angka yang cukup tinggi bukan ? Tentu saja Jepang selain terkenal dengan teknologinya, juga terkenal dengan angka bunuh dirinya. Bunuh diri dan budaya Kalau kita film Jepang yang berseting jaman samurai, biasanya sangat umum dijumpai adegan bunuh diri yang disebut Seppuku. yaitu merobek perut sendiri dengan menggunakan katana berukuran pendek. Tindakan ini biasanya dilakukan karena alasan harga diri, tanggung jawab karena gagal dalam tugas, kalah dalam peperangan sehingga sebelum dipermalukan karena akan ditangkap oleh pihak musuh, para pemimpinnya umum melakukan tindakan bunuh diri.

Persiapan ritual seppuku sumber image : wikipedia

Seppuku dalam kondisi terdesak bisa dilakukan dengan instan, namun dalam kasus standard, umumnya dilakukan dengan ritual yang cukup panjang. Pelaku seppuku akan melakukannya dalam kondisi bersih, baik badan dengan cara mandi maupun pakaian yang serba putih. Ritual ini tidak dilakukan seorang diri namun disaksikan oleh sejumlah orang serta di belakang pelaku juga berdiri seorang asistent yang bertugas untuk memenggal kepala si korban untuk menghindari penderitaan yang berkepanjangan ! Walaupun ritual seppuku sudah resmi dilarang sejak tahun 1873 atau pada masa Restorasi Meiji tapi belasan kasus masih tetap terjadi. Kasus terakhir yang paling terkenal dilakukan pada tahun 1970 oleh seorang sastrawan bernama Yukio Mishima. Motifnya adalah berkaitan dengan politik. Kebanyakan pelakunya adalah pria Dari sisi gender, sebagian besar dari pelaku sempuku adalah pria, namun tidak jarang umumnya juga akan disusul oleh pihak wanita, kalau mereka sudah berkeluarga.

Pada masa sekarang, golongan pelaku bunuh diri terbesar masih tetap dinominasi oleh golongan pria yaitu berkisar 70 % (data tahun 2007 =71%, 2009 =72%, sumber : Mainichi Daily News). Sedangkan kalau dibagi menurut wilayah, kasus tertinggi umumnya terjadi di kota besar yaitu Tokyo. Kemudian dari segi umur, kebanyakan adalah berusia setengah baya atau rata rata berkisar umur 50 tahun ke atas. Pelaku remaja, terlebih lagi anak anak relatif jarang ditemukan.

MOTIF DAN ALASAN Kehilangan pekerjaan adalah alasan terbesar Berikut motif dan alasan terbesar dari pelaku bunuh diri di negara tersebut :

Kehilangan pekarjaan Usaha bangkrut Hutang piutang Gangguan kesehatan Masalah tekanan di lingkungan kerja Pergaulan dan masalah di lingkungan sekolah. Ijime atau bullying

Khusus untuk motif bagian terakhir yaitu Ijime umumnya menimpa golongan pelajar atau anak anak. Ijime kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih "diganggu, diejek, di olok olok atau diteror secara mental oleh orang lain" Orang lain yang dimaksud dalam hal ini umumnya adalah teman sendiri, kakak kelas atau bahkan guru pembimbing.

Islam di JepangMembahas tentang agama, sepertinya terasa tidak lengkap kalau tidak juga membahas tentang agama Islam, tidak terkecuali untuk negara Jepang. Walaupun artikel tentang topik ini (Islam di Jepang) sudah terlalu banyak, namun berhubung cukup sering ditanyakan maka saya merasa perlu untuk menampilkannya.

Semua tulisan di bawah ini hanyalah pengulangan saja alias copy paste dari sumber lain, sehingga bisa dikatakan hampir tidak ada info baru yang bisa Anda didapatkan di dalamnya. Namun harapannya tetap semoga masih ada manfaatnya. Sejarah Kedatangan Islam di Jepang Menurut tulisan yang saya kutip dari ceramah salah seorang wakil duta besar Jepang untuk Indonesia yang berjudul "Hubungan Islam dengan Jepang", menyebutkan bahwa agama Islam mulai masuk ke Jepang diperkirakan sekitar zaman Restorasi Meiji (1867), ditandai dengan masuknya literatur literatur mengenai Islam yang berasal dari Eropa atau China, mulai diterjemahkan dan masuk ke Jepang. Berikut saya kutip isi artikel di atas lebih lengkap : [" Kemudian, pada tahun 1890 (seribu depalan ratus sembilan puluh), terjadi sebuah peristiwa yang mempertemukan Jepang dan Islam. Peristiwa ini dikenal sebagai Peristiwa Kapal Ertogrul. Sebuah kapal Turki karam di perairan Jepang. Dari 600 (enam ratus) penumpang, hanya 69 (enam puluh sembilan) yang selamat. Pemerintah maupun rakyat Jepang bersama-sama berusaha menolong para penumpang yang selamat dan mengadakan upacara penghormatan bagi arwah penumpang yang meninggal dunia. Mereka yang selamat, akhirnya dapat kembali ke negara mereka berkat sumbangan yang berhasil dikumpulkan dari seluruh rakyat Jepang. Peristiwa ini menjadi pencetus dikirimnya utusan pemerintah Turki ke Jepang pada tahun 1891 (seribu delapan ratus sembilan puluh satu). Hubungan yang sangat baik dengan Turki ini, juga membawa kemenangan bagi Jepang dalam peperangan dengan Rusia yang dimulai pada tahun 1904 (seribu sembilan ratus empat). Dikatakan, pada saat armada kapal kekaisaran Rusia melintasi laut Baltik, Turki memberitahukan hal tersebut kepada Jepang, dan karena itu, Jepang meraih kemenangannya. Setelah peristiwa tersebut, yaitu sekitar tahun 1900-an, untuk pertama kalinya warga muslim Jepang pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah Haji. Sejak saat itu, Islam mulai dikenal secara luas.."] Hubungan baik antara Turki dan Jepang ini tampaknya berlanjut hingga sekarang dan orang Turki merupkan salah satu dari ethis asing yang cukup dijumpai di negara tersebut. Kemudian tahun 1955, beberapa ulama dari Pakistan datang ke Jepang dan berdakwah di sejumlah kota besar, membuat agama Islam mulai dikenal lebih luas di Jepang.

Mesjid di Jepang Di negara jepang saat ini terdapat ratusan buah mesjid dengan jumlah terbanyak terletak di daerah Tokyo. Mesjid tertua di Jepang adalah mesjid Kobe yang didirikan tahun 1928 oleh pedagang dari India, sedangkan mesjid tertua di Tokyo adalah Masjid Jamii yang dibangun tahun 1938 didirikan oleh orang Turki dengan mendapat sokongan penuh pemerintahnya. (sumber : wikipedia). Mesjid terbaru sekarang adalah Mesjid Gifu, propinsi Aichi, yang terkenal dengan industri otomotifnya. "Proyek pembangunan masjid ini menelan biaya sebesar 129 juta yen atau setara 1,1 juta dolar AS" (sumber : berita antara).

Dari segi bentuk fisik, mesjid yang ada di Jepang hampir tidak ada perbedaannya dengan mesjid umumnya yang ada di tanah air, besar, megah dan indah serta tidak ketinggalan bangunan menara dan kubah besarnya. Namun perlu dicatat bahwa mesjid dengan katagori seperti di atas jumlahnya tidaklah banyak karena sebagian besar lainnya hanyalah berupa bangunan sederhana berupa rumah, apartement atau ruangan kosong yang disewa secara patungan oleh beberapa orang. Karena membuat keributan dan kebisingan adalah dilarang di negara tersebut (berlaku juga untuk agama lain) maka praktis suara azan hanya terdengar di dalam ruangan mesjid saja. Hal ini mungkin akan menjadi salah satu perbedaan paling utama kalau dibandingkan dengan kondisi mesjid di Indonesia.

Jumlah penganut Islam di Jepang

Ini merupakan bagian yang paling sulit untuk dijawab karena tidak ada catatan atau penghitungan resmi tentang hal ini. Tidak seperti di negara kita dimana agama adalah merupakan identitas wajib yang harus dimiliki oleh setiap orang, kondisi di Jepang adalah sebaliknya. Agama adalah urusan pribadi yang sama sekali tidak diatur oleh pemerintah. Sensus, angket atau pertanyaan tentang agama yang dilakukan oleh badan resmi negara dipastikan tidak akan pernah ada. Jadi jawaban pasti dari jumlah penduduk muslim di Jepang tidak akan pernah bisa didapatkan. Namun menurut perkiraan atau klaim yang dibuat oleh Islamic Center di negara tersebut menyebutkan angka sebesar 70.000 s/d 200.000 orang. Jumlah yang lumayan besar bukan ? Muslim Jepang Asli Dari 200.000 orang penduduk muslim di Jepang, apakah seluruhnya merupakan orang (asli) Jepang atau penduduk pendatang ? Pertanyaan yang sepertinya sangat menarik dan paling ditunggu tunggu. Namun sekali lagi pembaca tidak akan pernah mendapat jawaban yang pasti. Berikut catatannya lebih lengkap : 1. Menurut Michael Penn, "Islam in Japan: Adversity and Diversity," Harvard Asia Quarterly, Vol. 10, No. 1, Winter 2006. menyebutkan bahwa : sebagian besar umat Islam di Jepang (90%) adalah pendatang, sedangkan penduduk asli Jepang sendiri yang memeluk Islam diperkirakan tidak lebih dari 10%. ( Sumber : Wikipedia : Islam in Japan ) Jadi kalau perkiraan ini benar maka jumlah pemeluk Islam yang berasal dari penduduk asli adalah sekitar 7.000-20.000 orang. 2. Menurut Direktur Jenderal Institute of Developing Economic (IDE), Dr Sadashi Fukuda memperkirakan jumlahnya sekitar 10.000 orang. Kosei Morimoto, Ph.D menyebut kisaran angka 12.000 s/d 15.000. orang. Asisten Sekretaris Pres Direktur Devisi Pers Internasional Mentri Luar Jepang, Chiba Akira memperkirakan hanya sekitar 5.000-an. Tapi Imam Masjid Kobe, Mohsen Shaker, yakin jumlah umat Islam di seluruh Jepang, mencapai 20.000-an atau bahkan mungkin lebih, katanya lebih

lanjut. (Sumber : Harian Pagi Fajar, Makasar : Warna-Warni Kehidupan Beragama di Jepang) 3. Menurut Hassan Ko Nakata, proffesor dan guru besar tentang study Islam mengatakan " Di Jepang tidak ada organisasi tunggal untuk Muslim Jepang. Juga tidak ada angka pasti berapa sebenarnya jumlah Muslim di Jepang. Tapi angka perkiraannya sekitar 70.000. Jumlah terbesar adalah Muslim dari Indonesia, sekitar 20.000 orang. Muslim asli Jepang sendiri diperkirakan hanya 7.000 orang dimana kebanyakan dari mereka masuk Islam melalui pernikahan dengan pasangan Muslim dari luar Jepang. Dari jumlah itu, hanya sekitar 500 orang yang terorganisasi di bawah Japan Muslim Association, sebuah organisasi Islam terbesar dan tertua di Jepang. Jadi, Muslim Jepang benar-benar minoritas mutlak. Keberadaannya di tengah-tengah masyarakat Jepang nyaris tak terperhatikan dan diabaikan. . . . ". Di bagian lain beliau juga mengatakan bahwa tokoh Islam (penduduk asli) sebelumnya, hampir sebagian besar tidak meninggalkan keturunan. 4. Dari websitenya Bapak Ishizawa Takeshi menyebutkan : "Menurut Shukyo Nenkan (Almanak Agama) diterbit dari Departmen Pendidikan dan Kebudayaan Jepang yang versi tahun 1996, jumlahnya pemeluk Islam adalah Islamic Center Japan : 2600 orang, Japan Muslim association: 120 orang" 5. Berikut saya kutipkan sebagian dari artikel yang berjudul "Islam di Jepang, sebuah perjalanan panjang". Ditulis oleh Kartika Lestari dan dimuat di site PMIJ (Persaudaraan Muslim Indonesia Jepang) : "Walaupun banyak organisasi Islam yang didirikan sejak tahun 1900-an, masing-masing hanya memiliki sedikit anggota yang aktif. Tidak ada estimasi yang dapat dipercaya (akurat) tentang populasi Muslim Jepang. Data yang menyatakan bahwa jumlah total Muslim Jepang adalah 30.000 orang terlalu dilebih-lebihkan. Beberapa orang menyatakan bahwa jumlah total populasi Muslim Jepang sebanyak hanya ada beberapa ratus orang. Mungkin ini merupakan jumlah Muslim Jepang yang benar-benar mempraktekkan Islam. Ketika diminta untuk memberikan estimasi mengenai jumlah Muslim Jepang yang sebenarnya, Abu Bakar Marimoto mengatakan bahwa total jumlah mereka seluruhnya seribu orang, jika kita tidak melakukan pengecualian terhadap mereka yang masuk Islam karena pernikahan dan mereka yang tidak mempraktekkan Islam dengan sungguh-sungguh, mungkin jumlahnya mencapai beberapa ribu orang." Wilayah dengan penduduk muslim terbanyak Kota apakah di Jepang yang memiliki jumlah muslim terbanyak ? Jawabannya adalah tidak ada. Demikian juga dengan pertanyaan seperti desa atau perkampungan muslim, bisa dikatakan tidak atau belum ada di negara tersebut. Mesjid yang berdiri di sejumlah tempat, kota ataupun desa sama sekali tidak bisa dijadikan indikasi bahwa disekitar areal tersebut adalah konsentrasi penduduk muslim. Tentu saja karena pendirian tempat ibadah di negara tersebut relatif mudah dalam arti tidak harus didirikan di tengah warga dengan agama yang sama.

Kehidupan Beragama di Jepang

Dari pelajaran sejarah dunia, yang kita dapatkan di sekolah, mungkin dijelaskan bahwa mayoritas penduduk Jepang beragama Buddha atau Shinto yang merupakan agama asli penduduk setempat. Penjelasan yang sama sekali tidak salah, karena dua tempat ibadah itulah yang paling dominan bisa temukan di sini. Namun benarkah kedua agama itu merupakan agama terbesar yang dipeluk oleh kebanyakan orang Jepang ? Gambaran Umum Negara Sekuler Jepang adalah negara sekuler, yang hal itu berarti negara tidak ikut campur masalah agama. Dalam setiap data pemerintahan atau surat resmi lainya tentang identitas penduduk, identitas agama tidak dicantumkan dan juga tidak akan pernah ditanyakan. Mungkin ada di antara pembaca yang bertanya "Bagaimana dengan agama di KTP ?" Mereka tidak mengenal sistem KTP. Identitas seseorang biasanya cukup ditunjukkan dengan SIM, kartu pelajar, kartu karyawan dan sejenisnya. Jadi dalam hampir semua aktifitas sehari hari mereka nyaris tidak ada kesempatan untuk menjelaskan tentang identitas agama yang kita anut. Tentu saja layaknya negara sekuler lainya, kantor department agama, menteri agama dan juga hari libur untuk memperingati hari besar agama tertentu, ataupun ucapan selamat dari kepala pemerintahan pada perayaan agama tertentu, praktis tidak ada. Yang mungkin lebih menarik lagi adalah di lingkungan dunia pendidikan, pelajaran agama adalah dilarang untuk diajarakan di semua sekolah negeri milik pemerintah. Agama hanya dibahas dalam konteks sejarah saja. Orang Jepang ternyata tidak beragama ! "Saya tidak beragama !" Mungkin ini adalah jawaban yang paling umum kalau seandainya Anda bertanya tentang agama pada orang Jepang. Jawaban yang sepertinya sangat wajar bagi mereka namun tentu saja sangat tidak wajar bagi kita. Pertanyaan tentang agama cendrung umum ditanyakan oleh orang asing, tidak bagi sesama orang Jepang. Nah, bagi mereka yang tidak biasa atau tidak pernah berkomunikasi dengan orang asing, mendadak ditodong dengan pertanyaan "Agama Lu apa ?" terang saja mereka bingung dan akhirnya cendrung menjawab tidak tahu. Sebagian lagi mungkin saja menjawab dengan agama Buddha atau Kristen, namun kalau Anda bertanya lebih jauh tentang ajaran dari masing masing agama yang mereka sebutkan tadi, saya yakin Anda akan mendapatkan jawaban yang hampir seragam yaitu "Tidak tahu".

Makanan Sehat ala JepangMengapa kebanyakan orang Jepang bertubuh langsing atau ceking ? Yang jelas tentu bukan karena kurang makan tentu saja. Bahkan kalau dibandingkan dengan porsi makanan orang barat atau orang Indonesia rata rata porsi makan orang Jepang jauh lebih banyak. Jawabannya salah satunya teletak pada menu makanannya. Kebanyakan orang Jepang, telebih lagi kaum wanitanya sangat peduli dengan yang namanya makanan sehat. Langsing berarti cantik, itu sepertinya sudah menjadi pendapat umum di negara tersebut. Walaupun Anda mungkin tidak sepenuhnya setuju dengan pendapat tersebut namun sepertinya tidak ada salahnya untuk sedikit mengetahui mengenai makanan sehat menurut versi negara tersebut. Budaya makan ikan Jepang dikenal sebagai bangsa pengkonsumsi hasil laut paling rakus. Hampir semua jenis hewan laut seperti kepiting, udang, kerang kerangan dan terlebih lagi ikan adalah makanan pokok mereka. Kalau tidak salah hampir seperempat produksi udang dunia dikirim ke negara tersebut. Seperti diketahui, ikan merupakan makanan yang bukan saja kaya protein namun juga sehat. Jadi sepertinya wajar kalau negara kitapun beberapa kali pernah mencanangkan gerakan makan ikan walau hasilnya kurang begitu memuaskan. Sedangkan di negara tersebut, makan ikan sudah merupakan budaya yang susah dihilangkan. Dimasak tanpa minyak Penggunaan minyak goreng adalah hampir sangat jarang ditemukan pada budaya makanan Jepang, kecuali untuk jenis menu tertentu seperti tempura misalnya. Jadi sebagian besar makanan diolah dengan cara dibakar dan direbus, bahkan sebagian lagi disajikan mentah tanpa olahan apapun seperti sushi atau sashimi misalnya. Makanan tanpa minyak seperti ini dianggap sebagai makanan sehat oleh masyarakat mereka. Pemakaian minyak goreng pada setiap rumah tangga di negara tersebut sangat minim yaitu hanya memiliki botol kecil untuk pemakain beberapa bulan. Jadi krisis minyak goreng sepertinya tidak akan mungkin terjadi di negara tersebut. Setiap daging atau ikan umumnya memiliki kandungan minyak alami yang untuk jumlah tertentu dinggap kurang baik untuk kesehatan. Untuk meminilisir makanan berminyak semaksimal mungkin, biasanya kulit pada daging seperti kulit ayam misalnya cendrung tidak dimanfaatkan. Kemudian minyak yang keluar secara alami selama proses perebusanpun akan disaring dan dibuang. Jadi hasil akhirnya adalah makanan jerih tanpa minyak. Kesegaran dan kualitas bahan makanan Makanan yang enak berasal dari bahan makanan yang segar dan berkualitas. Kualitas tidak saja ditentukan oleh bentuk, ukuran dan rasa tapi juga cara pengolahannya yaitu organik atau non organik.

Kebersihan dapur Bersih berarti sehat dan dalam urusan kebersihan orang jepang terkenal sangat cerewet. Mereka mengenal budaya rumah makan open kitchen, jadi dapur dibuat terbuka dan pengunjung bisa menilai kebersihannya.

Makanan "Halal dan Haram" gaya JepangSetiap negara tentu memiliki perbedaan baik dari segi budaya maupun makanannya. Makanan yang umum dikonsumi oleh masyarakat negara tertentu bisa jadi aneh dan tidak umum dikonsumsi oleh masyarakat bangsa lain, demikian juga sebaliknya. Jangankan antar negara, kadang tiap daerahpun kadang perbedaan ini pasti ada terlebih lagi untuk daeah di Indonesia yang memiliki ratusan suku dan ras. Makanan Jepang hampir tidak mengenal kata makanan haram jadi sepanjang tidak bertentangan dengan hukum, hampir semua makananan adalah sah untuk dimakan. Jadi makanan yang sudah umum seperti sapi, babi, ayam dan berbagai sayuran umum lainya seperti kol, sawi atau wortel adalah makanan umum yang sudah tidak perlu dibahas lagi. Di tulisan ini saya tertarik untuk menuliskan beberapa bagian yang mungkin menarik untuk diketahui.

Ikan air tawar Bebicara tentang ikan sebagai makanan selalu identik dengan ikan air laut sedangkan untuk ikan air tawar nyaris tidak termasuk didalamnya. Dari sekian banyak ikan air tawar yang ada hanya beberapa jenis saja yang umum dikonsumsi dan biasanya dipilih dari ikan yang hidup

di air jernih. Salah satu contonya adalah Ayu, ikan cantik berukuran tiga jari yang amat populer. Jadi jangan kaget kalau Anda menjumpai banyak lauk pauk berenang dengan bebas di sungai di negara tersebut. Bahkan beberapa diantaranya tampak seperti kesulitan untuk bergerak karena saking besarnya.

Mengenal agama Shinto

"Shinto adalah agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Jepang. Agama ini menyembah matahari dan percaya bahwa kaisar Jepang adalah keturunan langsung dari Dewa Matahari atau Amaterasu Omikami" Penjelasan seperti ini mungkin adalah yang paling umum yang bisa kita didapatkan tentang Shinto. Namun benarkah di era masyarakat modern sekarang ini masih ada masyarakat yang menyembah matahari ? Kemudian apakah ajaran dari agama ini, nama nabi, kitab suci-nya ? Berangkat dari rasa penasaran yang besar, membuat saya mencoba untuk mencari jawaban dan menuliskannya buat anda. Sumber artikel sebagian besar saya tulis besar berdasarkan pengalaman dan pengamatan pribadi, berbaur dan merasakan langsung tradisi Shinto selama beberapa tahun dan hanya sebagian kecil saja yang menggunakan referensi buku dan literatur. Karena kebetulan saya dibesarkan di masyarakat yang juga memiliki kepercayaan yang berakar dari animisme dan dinamisme maka untuk memahami tentang agama Shinto menjadi relatif mudah untuk saya pelajari. SEJARAH DAN GAMBARAN UMUM

Shinto mempunya sejarah yang cukup panjang dan tua yaitu dimulai dari masa Jomon Period (11.500-300 BC) ada indikasi masyarakat jaman itu sudah menjalankan ritual Samanisme yang mirip dengan ritual Shinto sekarang. Kemudian pada masa Kofun Period (250-552 CE) mulai ditemukan catatan yang lebih lengkap tentang kepercayaan ini. Kuil kuno Ise dan kuil Izumo Taisha yang terletak di barat daya dan di timur laut kepulauan Jepang adalah beberapa di antara kuil yang dibangun pada masa ini dan masih berdiri hingga kini. Bahkan yang mungkin paling unik adalah tempat suci agama Shinto pada awalnya kebanyakan tidak memiliki bangunan apapun jadi hanya berupa tanah kosong, hutan, sungai

ataupun gunung dan pendirian bangunan ini dimulai karena pengaruh dari agama Buddha yang mulai masuk pada masa itu. Kemudian pada masa Restorasi Meiji, Shinto ditetapkan menjadi agama resmi negara namun setelah perang dunia kedua Jepang, status Shinto sebagai agama negara berakhir karena Jepang beralih menjadi negara sekular dan agama dianggap tidak lebih sebagai kegiatan budaya. (Sumber : Wikipedia) Shinto adalah istilah / kata baru Shinto berasal dari kata Shin dan To, yaitu kombinasi dua huruf kanji yang berarti Jalan Kami (Tuhan atau Dewa). Nama ini mulai dipakai pada abad ke 6, bersamaan dengan kedatangan agama Buddha, untuk membedakan dengan jelas agama lama dengan agama baru. Jadi jelas sekali, kalau masyarakat Jepang dulu menjalankan kepercayaannya apa adanya dan tanpa nama atau istilah apapun. (Dari berbagai sumber)

SHINTO DAN AJARANNYA Tidak mengenal ajaran apapun Shinto adalah agama kuno yang merupakan campuran dari animisme dan dinamisme yaitu suatu kepercayaan primitif yang percaya pada kekuatan benda, alam atau spirit. Kepercayaan tua semacam ini biasanya penuh dengan berbagai ritual dan perayaan yang biasanya berhubungan dengan musim, seperti musim panen, roh, spirit dll. Layaknya suatu suatu kepercayaan yang berakar dari Animisme, Shinto sama sekali tidak memiliki ajaran khusus yang harus dipelajari. Shinto juga tidak memiliki kitab suci, simbol, kiblat dan juga nabi sebagai penemu atau penyebar agama pertama kali, jadi Shinto lahir dan berkembang secara alami di masyarakat. Sedangkan khusus tentang ajaran Shinto yang menyebutkan Kaisar sebagai Dewa Matahari sepertinya mulai muncul dan populer pada masa Periode Meiji (1868-1912) yang pada saat itu menjadikan Shinto sebagai agama resmi negara dan Kaisar sebagai Living God atau dewa yang hidup di dunia. Jadi dalam kasus ini lebih kental unsur politisnya dibanding agama.

Mengenal Makanan Mentah

Sushi dan Sashimi, dua nama makanan yang mungkin sudah sangat terkenal. Tentu saja karena tidak seperti layaknya makanan standard lainnya yang biasanya dimasak atau dihidangkan matang, makanan ini adalah disajikan apa adanya alias mentah. Cara penyajian makanan yang tentu saja tidak lazim ditemukan di banyak budaya lain, jadi wajar kalau banyak orang yang sulit untuk menerima atau mencobanya. Jangankan memakannya, medengar namanya saja sudah cukup membuat banyak orang bergidik, perut langsung mual. Namun bagaimana mungkin makanan aneh ini malah digemari di negara tersebut, berikut tulisan kecil yang mungkin bermanfaat. Segar berarti mentah Segar berarti mentah, namun tidak semua yang mentah berarti segar. Sepertinya semua orang juga pasti setuju dengan pendapat ini. Namun segar berarti bisa dimakan mentah, hal ini tentu saja sulit diterima oleh banyak orang, kecuali sayur tentu saja. Itupun tidak semua jenis sayur bisa dimakan mentah. Segar berarti tidak berbau, atau amis untuk jenis ikan. Kalau sudah amis berarti sudah tidak segar lagi jadi tidak boleh dimakan mentah. Jadi kata segar untuk standar menu sushi dan sashimi adalah sangatlah ketat. Jadi tidak asal makan begitu saja. Sepertinya bagian ini akan sedikit membingungkan untuk kebanyakan orang. Bukankah semua ikan berarti amis ? Inilah image saya yang ternyata kurang tepat tentang makanan Jepang. Untuk situasi di negara kita yang cendrung panas, mungkin benar namun untuk negara Jepang, situasinya sedikit berbeda. Ikan mentah pada makanan sushi dan sashimi, hampir tidak berbau. Jadi inilah standard awal dari makanan agar bisa disajikan dengan mentah. Perbedaan sushi dan sashimi Sushi dan sashimi umumnya adalah ikan laut. Cara penyajiannya adalah ikan atau udang dibersihkan, dibuang bagian kulitnya jadi hanya bagian dagingnya saja yang dimanfaatkan. Diriis tipis dan disajikan bersama sause bening mirip kecap asin serta wasabi, semacam bumbu dengan rasa mirip mustard. Menu ini disebut dengan Sashimi, namun kalau disajikan di atas sekepal nasi disebut dengan Sushi.

Jenis makanan mentah Ikan laut Hampir semua ikan laut bisa dihidangkan dengan mentah termasuk juga udang dan kerang. Jenis ikan yang umumnya paling digemari adalah ikan tuna, kakap merah dan udang. Walaupun sangat sederhana dan nyaris tanpa olahan ternyata makanan ini berharga cukup mahal yaitu minimal 100 yen (10.000 rupiah) untuk satu potong Sushi saja. Mahal ?

Mungkin. Namun untuk ikan jenis tertentu seperti tuna atau kakap merah harganya akan jauh lebih mahal, dua atau tiga kali lipatnya dari jenis ikan biasa. Bagi orang asing yang tidak bisa makan ikan mentah, bisa memilih sushi isi telor atau isi mentimun. Harganya ? sama saja dengan harga ikan. Telor mentah Pada makanan jenis lain seperti Sukiyaki misalnya adalah daging sapi (rebus) yang dihidangkan bersama sebutir telor mentah. Telor yang dipakai pada masakan Sukiyaki ini umumnya adalah telor "khusus" jadi sedikit berbeda dengan telor yang umumnya. Secara umum, semua makanan tidak terkecuali telor sekalipun memiliki tanggal kedaluwarsa jadi khusus untuk telor yang akan dimakan mentah tentu saja memiliki aturannya yang lebih ketat lagi. Daging Seperti sudah ditulis di awal, Sushi dan Sashimi umumnya adalah terbuat dari ikan laut namun pada tempat tertentu kadang kita jumpai juga sashimi daging sapi, ayam dan sashimi daging kuda (Basashi). Umumnya restoran atau rumah makan jenis ini bersifat khusus yang artinya rumah makan spesialis yang fokus di bidang satu jenis daging saja dan tidak menghidangkan menu daging lain. Berbeda dengan ikan laut yang hampir semua bagian dagingnya bisa dimakan bagian mentah, sedangkan untuk daging hanya bagian tubuh tertentu saja yang bisa dimanfaatkan atau dianggap aman untuk dimakan mentah. Jadi tidak akan mungkin ada menu paha ayam mentah. Standard kesehatan tentang makanan yang sangat ketat di negara tersebut membuat menu mentah semacam ini relatif jarang dijumpai dan tidak banyak restoran yang mempunyai ijin untuk menjualnya.

Menggugat kebijakan hormat bendera

Di lingkungan sekolah ataupun pegawai negeri, melakukan upacara pengibaran bendera dan menyanyikan lagu nasional adalah merupakan aktivitas wajib yang harus dilakukan. Penolakan melakukan hormat bendera terlebih kalau dilakukan secara terang terangan bisa berakibat vatal. Namun lain di Indonesia lain pula di negara jepang. Di negara tersebut, kebijakan yang dianggap umum di negara kita justru diprotes di negara tersebut. Sekelompok guru sekolah Jepang berhasil memenangkan tuntutan hukum terhadap pihak berwenang Tokyo mengenai peraturan mengibarkan bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan dalam upacara sekolah. Peraturan ini awalanya diberlakukan karena alasan untuk memupuk semangat kebangsaan di kalangan pelajar dan masyarakat umum yang semakin luntur. Namun para guru berpendapat sebaliknya yaitu simbol-simbol nasional tersebut menggambarkan kemiliteran Jepang di masa lalu.

Bendera dan lagu kebangsaan Jepang menjadi simbol adidaya saat penjajahan Jepang di Asia pada abad lalu. Namun setelah perang dunia kedua, simbol-simbol patriotik seperti itu sangat sensitif di Jepang sehingga baru tahun 1999 diakui kembali. Tahun 2003, pemerintah kota Tokyo dan dewan sekolah menerbitkan peraturan yang mewajibkan para guru menghormati bendera dan lagu kebangsaan di setiap acara resmi. Nah, inilah yang menjadi sumber masalah dan diprotes oleh sekelompok guru sekolah. [ oketo ]

OrigamiDari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. Origami adalah sebuah seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu hasil kerja tangan yang sangat teliti dan halus pada pandangan. Origami merupakan satu kesenian melipat kertas yang dipercayai bermula semenjak kertas mula diperkenalkan pada abad pertama di Tiongkok pada tahun 105 oleh seorang Tiongkok dikasi yang bernama Tsai Lun. Pembuatan kertas dari potongan kecil tumbuhan dan kain berkualitas rendah meningkatkan produksi kertas. Contoh-contoh awal origami yang berasal daripada Republik Rakyat Tiongkok adalah tongkang Tiongkok dan kotak. Pada abad ke-6, cara pembuatan kertas kemudian dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab. Pada tahun 610 di masa pemerintahan kaisar wanita Suiko (zaman Asuka), seorang biksu Buddha bernama Donch (Dokyo) yang berasal dari Goguryeo (semenanjung Korea) datang ke Jepang memperkenalkan cara pembuatan kertas dan tinta. Origami pun menjadi populer di kalangan orang Jepang sampai sekarang terutama dengan kertas lokal Jepang yang disebut Washi. Washi (, Washi?) atau Wagami adalah sejenis kertas yang dibuat dengan metode tradisional di Jepang. Washi dianggap mempunyai tekstur yang indah, tipis tapi kuat dan tahan lama jika dibandingkan dengan jenis kertas lain. Produksi washi sering tidak dapat memenuhi permintaan konsumen sehingga berharga mahal. Di Jepang, washi digunakan dalam berbagai jenis benda kerajinan dan seni seperti Origami, Shod dan Ukiyo-e. Washi juga digunakan sebagai hiasan dalam agama Shinto, bahan pembuatan patung Buddha, bahan mebel, alas sashimi dalam kemasan, bahan perlengkapan tidur, bahan pakaian seperti kimono, serta bahan interior rumah dan pelapis pintu dorong. Di Jepang, washi juga merupakan bahan uang kertas sehingga uang kertas yen terkenal kuat dan tidak mudah lusuh.

SudokuDari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. Sudoku (, sdoku?), juga dikenal sebagai Number Place atau Nanpure, adalah sejenis teka-teki logika. Tujuannya adalah untuk mengisikan angka-angka dari 1 sampai 9 ke dalam

jaring-jaring 99 yang terdiri dari 9 kotak 33 tanpa ada angka yang berulang di satu baris, kolom atau kotak. Pertama kali diterbitkan di sebuah surat kabar Perancis pada 1895 dan mungkin dipengaruhi oleh matematikawan Swiss Leonhard Euler, yang membuat terkenal Latin square. Versi modern permainan ini dimulai di Indianapolis pada 1979. Kemudian menjadi terkenal kembali di Jepang pada 1986, ketika penerbit Nikoli menemukan teka-teki ini yang diciptakan Howard Garns. Nama Sudoku adalah singkatan bahasa Jepang dari Suuji wa dokushin ni kagiru (, Suuji wa dokushin ni kagiru?), artinya angka-angkanya harus tetap tunggal. __________________

Partai politik di JepangLibral, Demokrat dan Komunis Setelah sekian lama saya membahas tentang Jepang, bulan ini saya merasa perlu juga untuk membuat tulisan kecil atau sekedar rangkuman tentang partai politik di negara tersebut. Jujur saja, saya adalah orang yang sama sekali tidak menaruh minat terhadap yang namanya politik namun ribut ribut tentang istilah neo liberal di negara kita serta perubahan besar dari peta politik di Jepang tahun ini memaksa saya untuk ikut menuliskannya. Hal penting yang perlu di catat adalah kemenangan telak dari Partai Demokratik Jepang yang mengalahkan Partai Liberal Jepang yang telah berkuasa sangat lama tentu merupakan hal yang menarik. Apakah hal itu berarti merupakan era dari kemunduran dari faham liberal di dunia secara umum atau di Jepang secara khusus ? Terus terang saya kurang tahu jawabannya. Sepertinya antara Partai Liberal Demokrat dan Partai Demokrat Jepang adalah sama saja karena secara ideologi adalah sama sama liberal. Partai yang sama sekali berbeda sekaligus juga menarik tentu saja Partai Komunis Jepang yang tetap eksis untuk jangka waktu yang sangat lama serta tampilnya partai politik yang berbasis agama yaitu Komeit. Rangkuman selengkapnya dari lima partai besar lainya bisa saya tulis sebagai berikut :

Empat partai politik utama 1. Partai Libral : Jimint Merupakan partai konservatif sayap kanan yang sudah berkuasa selama hampir 50 tahun. Sesuai dengan namanya yaitu demokratik liberal, partai ini tentu saja mengusung pemerintahan dan ekonomi liberal. Nama lengkap dari partai ini adalah Jiy Minshut ()

2. Partai Demokrat : Minshut Partai ini sejak lama merupakan partai oposisi terkuat di Jepang namun pemilu tahun 2009 membalikkan situasi yaitu memberikan kemenangan mutlak pada partai ini dan berhak untuk mengambil alih kepemimpinan yang selama ini dipegang oleh partai Liberal. Nama lengkap dari partai ini adalah Shakai Minshu-t . 3. Partai agama : Komeit Merupakan satu satunya partai yang mempunyai basis agama. Partai ini didukung sepenuhnya oleh Soka Gakkai yang merupakan agama baru dari agama Buddha sekte Nichiren. Namun walaupun berbasis agama, kondisinya sepertinya sedikit berbeda dangan partai politik berbasis agama di negara kita. Partai ini sama sekali tidak memperjuangkan dogma atau berbagai hal yang berbau agama namun lebih banyak mengangkat masalah universal seperti lingkungan hidup, pemerintahan yang bersih dll. Partai ini lebih condong digolongkan sebagai partai sayap kiri di Jepang karena banyak mengangkat masalah sosial. 4. Partai Komunis : Kysant Partai ini berdiri pada tanggal 15 July 1922, jadi dari segi umur bisa dikatakan sudah cukup tua namun uniknya tetap eksis sampai sekarang bahkan bisa dikatakan merupakan salah satu partai yang cukup diperhitungkan. Partai ini dulu pernah menjadi partai terlarang di Jepang karena sangat vokal menentang keterlibatan Jepang pada perang dunia ke 2. Setelah Amerika menduduki Jepang tahun 1945, partai ini dinyatakan sebagai partai resmi dan berhak ikut pada pemilihan umum. saat itu. Walaupun namanya adalah partai komunis, partai ini tidaklah radikal seperti mengobarkan revolusi sosial misalnya, namun dalam hal menentang kebijakan ekonomi liberal lainya yang diusung oleh Partai Demokrat Liberal, partai ini tentu saja sangat vokal. Partai ini juga bereaksi cukup keras menentang kehadiran pangkalan Amerika di Okinawa. 5. Shamint Partai sayap kiri yang merupakan successor dari Partai Sosialis Jepang (Japan Socialist Party) Kata Shint yang kita temukan di atas sama sekali tidak ada hubungannya dengan Shint sebagai agama karena kedua kata tersebut mempunyai arti yang berbeda. Dalam kontek di atas Shint berarti Partai Baru (Shin : baru, T : partai).

Pemilu di Jepang Berdasarkan hasil pemilu yang diselenggarakan bulan Agustus 2009, partai DPJ menang mutlak yang berarti mengakhiri kekuasaan Partai Liberal Demokrat yang telah memegang kendali pemerintahan selama lebih dari 50 tahun. Ketua umum DPJ Hatoyama Yukio dipastikan akan menjadi Perdana Menteri baru Jepang. Pemilu di Jepang dilakukan sekali dalam empat tahun dengan rata rata partisipasi pemilih adalahi 60 %. Sebagai gambaran untuk pemilu tahun 2005, jumlah pemilih mencapai 67,51 persen dan tahun ini 2009, diperkirakan sedikit lebih besar. Pemilu kali ini diikuti oleh 1,374

orang kandidat ( 229 orang wanita) untuk memperebutkan 480 kursi yang tersedia di Majelis Rendah. Pemilihan dilakukan mulai pukul 7 pagi sampai 8 malam di 51,000 TPS yang disiapkan.

Rangkuman Seni dan BudayaSeperti halnya Indonesia, Jepang juga memiliki budaya, seni dan tradisi yang sangat banyak dan beragam. Karena banyaknya ragam budaya yang mereka miliki tentu saja saya tidak akan mungkin menuliskan semuanya, jadi pada bagian ini saya hanya akan mencoba menuliskan budaya yang sudah umum dan dikenal secara luas khususnya oleh masyarakat negara luar. Beberapa diantaranya yang layak untuk ditulis adalah sebagai berikut : Kimono pakaian tradisional Kimono (merupakan pakaian tradisional masyarakat Jepang. Pada masa lalu pakaian ini merupakan satu satunya yang dikenal dan digunakan dalam kehidupan sehari hari. Namun dalam perkembangan selanjutnya Kimono berkembang menjadi exsklusif dan hanya digunakan terbatas pada orang tertentu atau event khusus saja. Dalam keseharian pakain ini sangat jarang digunakan. Alasannya adalah selain karena dianggap tidak praktis juga karena harganya yang sama sekali tidak bisa disebut murah. Selembar kimono yang paling sederhana sekalipun harganya mencapai belasan juta perpotong, sedangkan untuk design yang lebih khusus tentu saja berharga sangat mahal dan tidak jarang sampai mendekati ratusan juta rupiah. Tentu saja, bukan karena alasan harga yang menyebabkan banyak orang yang tidak memilikinya, namun kesempatan untuk menggunakan pakaian ini sangat terbatas. Umumnya kebanyakan orang hanya menggunakannya pada waktu muda yaitu pada saat Upacara Usia Dewasa (Sejinshiki) yaitu saat menginjak usia 20 tahun. Bagi orang asing, selama ini kimono selalu identik dengan pakaian wanita. Anggapan yang tidak tepat karena kimono juga ada dua macam yaitu untuk pria dan wanita yang tentu saja dengan bentuk yang berbeda namun menggunakan nama yang sama. Dibandingkan dengan kimono wanita, kimono pria umumnya lebih sederhana baik dalam design, motif dan juga warnanya yang biasanya didominasi oleh berwarna gelap seperti hijau tua, coklat tua, biru tua atau hitam. Kimono untuk wanita dikenal ada beberapa jenis menunjukkan umur pemakai, status perkawinan, dan tingkat formalitas dari acara yang dihadiri. Disamping itu kimono wanita juga memiliki berbagai aksesoris tambahan yang cukup banyak.

Upacara Minum Teh, Chad atau SadAnda tahu caranya minum teh ? Saya yakin Anda pasti tahu. Namun minum teh () yang dimaksud dalam upacara ini bukanlah minum dalam pengertian seperti yang mungkin Anda kenal. Merasakan ketika bibir mulai bersentuhan dengan air teh yang ada di gelas, merasakan dan mengirup aromanya serta ketika Anda menyerumutnya terasa suatu kekuatan kehidupan mulai mengalir memasuki diri. Sangat tidak sederhana seperti yang saya bayangkan selama ini. Tentu saja, upacara minum teh ini adalah salah satu cara meditasi yang mulai dipopulerkan oleh pendeta Buddha dari kelompok Eisai dan Dogen menyebarkan ajaran Zen. Kalau Anda mengetahui lebih lanjut pasti akan lebih menakjubkan lagi karena seni minum teh ini harus dipelajari secara khusus dan ada sekitar 36 aliran dari upacara unik ini dan beberapa aliran tertentu juga mempunyai cabang atau aliran baru. Tidak cukup hanya dipelajari atau dipraktekkan saja namun juga harus terus diperdalam dan disempuranakan yang kadang memakan waktu bertahun tahun bahkan mungkin juga seumur hidup. Karena acara minum teh ini biasanya dilakukan oleh sekelompok orang, maka pengetahuan tuan rumah untuk mengaatur ruangan untuk upacara (chashitsu) yang meliputi pemilihan lukisan dinding (kakejiku) bunga (chabana) sangatlah penting. Peralatan lainya seperti mangkuk keramik, sendok, teh dan sebagainya adalah dibuat khusus untuk upacara ini saja jadi bukan peralatan sehari hari. Berikut saya kitipkan beberapa penjelasan dari wikipedia : "Upacara minum teh mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup antara lain tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacara minum teh dan cara meletakkan benda seni di dalam ruangan upacara minum teh (chashitsu) dan berbagai pengetahuan seni secara umum yang bergantung pada aliran upacara minum teh yang dianut." Penjelasan yang sangat tepat. Seperti yang saya sebutkan di awal, upacara minum teh ini adalah dianggap bagian dari meditasi oleh pelakunya. Karena kegiatan ini dilakukan dan dinikmati secara berkelompok, selain tuan rumah, tamu atau undangan juga tentu harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang sama tentang upacara ini. Tidak lucu tentu saja, kalau tuan rumah susah payah menyiapkan upacara namun tamu yang hadir tidak faham sama sekali dan langsung datang dan teguk begitu saja.

Uang dan Philosophynya Cara pandang orang Jepang terhadap uangUang hanya bisa didapat dengan kerja Tampaknya ini adalah philosophy dasar dalam hidup yang harus dipahami dan selalu dipegang oleh kebanyakan orang jepang. Meminta uang (tanpa bekerja) adalah pantangan disini. Ini bukalah philosophy kosong, namun benar benar diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Contoh paling mudah adalah pengemis yang minta uang, yang umum bisa dijumpai di kota kota besar mana saja. Orang jepang boleh bangga, karena negara ini secara umum bisa dikatakan bersih dari peminta minta atau orang yang menadahkan tangan di tempat umum. Bukan kerena tidak ada orang miskin, gembel, gelandangan atau sejenisnya (baca : Mengintip kehidupan gelandangan di Jepang ) namun karena dipastikan tidak akan ada orang yang memberi. Sangat tidak umum memberi uang begitu saja pada orang lain tanpa alasan yang jelas. Memberi karena kasihan atau miskin bukan dianggap sebagai alasan yang tepat bahkan tidak jarang dianggap sebagai penghinaan. Bantuan biasanya lebih sering diberikan dalam bentuk makanan atau barang seperti selimut, tenda atau kebutuhan dasar lainnya. Beberapa kali saya pernah diajak oleh keluarg Jepang, yang menampung saya sementara, untuk mengunjungi keluarganya adik kandungnya yang tinggal di daerah lain, yang kondisi ekonomnya bagi bumi dengan langit. Kami pergi dengan kendaraan van pribadi dengan begasi yang penuh dengan makanan kaleng, buah, biskuit dan kue sebagai oleh oleh ! "Hara ga hette wa ikusa wa dekinu", kalau lapar tidak bisa berjuang, jadi diberikanlah bantuan dalam bentuk makanan yang bagi saya tampaknya tidak berguna karena kalau saya habis makan, biasanya mata jadi berat dan ingin tidur. Philosophy "uang hanya bisa didapat dengan bekerja" ini jugalah yang mendasari kecilnya angka korupsi di negara ini. Korupsi umumnya dilakukan oleh golongan politisi, dengan jumlah uang yang amat besar. Jadi, sekalian mandi, basah saja kekalian, mungkin begitu maksudnya. Rekan jepang saya sangat heran ketika mengetahui bagaimana membudayanya korupsi di negara kita, jauh lebih parah dari yang dia perkirakan. Bahkan dilakukan secara terang terangan oleh banyak orang namun dalam jumlah uang yang kecil. Weleh, tidak tahu dia, ..kan kecil kecil, lama lama menjadi bukit. Maling dan korupsi jelas beda, namun orang jepang kebanyakan cendrung menyebutnya dengan "dorobo" atau maling. Tinggal di penjara yang bisa disebut hotel gratis, juga sebenarnya tidak sepenuhnya benar, karena mereka juga harus bekerja walaupun secara paksa. Orang Indonesia yang tertangkap bekerja secara illegal di negara ini contohnya, biaya deportasinya juga ternyata tidak gratis seperti yang saya kira selama ini. Mereka juga harus menjalani kerja paksa di penjara sampai uang yang terkumpul cukup untuk biaya kepulangan. Kalau uang yang dimiliki cukup atau menerima kiriman dari keluarga lain, kepulangan bisa dilakukan lebih cepat.

Kantor pemerintahan dan pelayanan publikAnda pernah melihat sekelompok semut? Nah, begitulah kira-kira situasi kantor pemerintahan daerah di Jepang. Tidak ada "semut" yang diam termangu, apalagi membaca koran; seluruh karyawan kantor senantiasa bergerak, dari saat bel mulai kerja hingga pulang larut malam. Tak habis pikir, saya tatap dalam-dalam "semut-semut" yang sedang bekerja tersebut; kadang kala saya curi pandang: jangan - jangan mereka sedang ber-internet ria seperti kebiasaan saya di kampus. Ingin saya mengetahui makanan apa gerangan yang dikonsumsi para pegawai itu sehingga mereka sanggup berjam-jam duduk, berkonsentrasi, dan menatap monitor yang bentuknya tidak berubah tersebut. Tata ruang kantor khas Jepang: mulai pimpinan hingga staf teknis duduk pada satu ruangan yang sama - tanpa sekat; semua bisa melihat bahwa semuanya bekerja. Satu orang membaca koran, pasti akan ketahuan. Aksi yang bagi saya dramatis ini masih ditambah lagi dengan aksi lari-lari dari pimpinan ataupun staf dalam melayani masyarakat. Ya, mereka berlari dalam arti yang sesungguhnya dan ekspresi pelayanan yang sama seriusnya. Wajah mereka akan menatap anda dalam - dalam dengan pola serius utuh diselingi dengan senyuman. Saya hampir tak percaya dengan perkataan kawan saya yang mempelajari system pemerintahan Jepang, bahwa gaji mereka - para "semut" tersebut - tidak bisa dikatakan berlebihan. Sesuai dengan standard upah di Jepang. Yang saya baca di internet, mereka memiliki kebanggaan berprofesi sebagai abdi negara; kebanggaan yang menutupi penghasilan yang tidak berbeda dengan profesi yang lain. Menyandang status mahasiswa, saya mendapatkan banyak kemudahan dan fasilitas dari Pemerintah Jepang. Untuk mengurus berbagai keringanan tersebut, saya harus mendatangi kantor kecamatan (kuyakusho) atau walikota (shiyakusho) setempat. Beberapa dokumen harus diisi; khas Jepang: teliti namun tidak menyulitkan. Dalam berbagai kesempatan saya harus mengisi kolom semacam: apakah anda melakukan pekerjaan sambilan (arubaito = part time job), apakah anak anda tinggal bersama anda (untuk mengurus tunjangan anak), dsb. Dan dalam banyak hal, pertanyaan - pertanyaan tersebut cukup dijawab dengan lisan: ya atau tidak. Tidak perlu surat - surat pembuktian dari "RT, RW, Kelurahan" dsb. Saya percaya bahwa sistem yang baik selalu mensyaratkan kejujuran. Sistem berlandaskan kejujuran akan cepat maju dan meningkat, sekaligus sangat efisien. Mengetahui bahwasanya saya adalah orang asing yang kurang lancar berbahasa Jepang, saya mendapatkan "fasilitas" diantar kesana-kemari pada saat mengurus berbagai dokumen untuk mengajukan keringanan biaya melahirkan istri saya. Hal ini terjadi beberapa kali. Seorang senior saya pernah mengatakan, begitu anda masuk ke kantor pemerintahan di Jepang, maka semua urusan akan ada (dan harus ada) solusinya. Lain hari saya membaca prinsip "the biggest (service) for the small" yang kurang lebih bermakna pelayanan dan perhatian yang maksimal untuk orang - orang yang kurang beruntung. Pameo "kalau ada yang sulit, mengapa dipermudah" tidak saya jumpai di Jepang. Pada suatu urusan di kantor walikota (shiyakusho) saya diminta untuk menyerahkan surat pajak

penghasilan. Saya mengatakan bahwa saya sudah pernah, di masa yang lalu, menyerahkan surat yang sama ke bagian lain di kantor tersebut. Saya sudah siap dan pasrah seandainya mereka menjawab bahwa saya harus mengurus kembali surat tersebut ke kantor kecamatan sebelum saya pindah ke kota ini. Agak tertegun sekaligus lega mendapat jawaban bahwa staf divisi tersebut akan mendatangi divisi lain tempat saya pernah menyerahkan dokumen pajak saya sekian bulan yang lalu. Dia akan mengkopinya dari sana. Ambil jalan yang mudah, namun tetap mengedepankan ketelitian. Itulah yang saya jumpai di Jepang. Berstatus mahasiswa yang berkeluarga (baca: harus berhemat), kami sempat terkejut melihat tagihan listrik bulanan yang melonjak hingga 10 kali lipat. Setelah melakukan pengusutan sederhana, tahulah kami bahwa ada kesalahan pencatatan meter listrik oleh petugas. Sebuah kesalahan yang tidak umum di negeri ini. Segera saat itu pula saya telpon perusaah listrik wilayah Kansai untuk mengkonfirmasikan kesalahan tersebut. Berkali - kali kata sumimasen (yang bisa pula berarti maaf) keluar dari mulut operator telepon. Saya menganggapnya sudah selesai, karena operator berjanji untuk segera melakukan tindak lanjut. Belum berapa lama meletakkan tas di laboratorium pagi itu, istri menelpon dari rumah perihal kedatangan petugas listrik untuk meminta maaf dan menarik slip tagihan. Setibanya di rumah malam harinya, baru tahulah saya bahwa yang datang bukanlah sekelas petugas lapangan (dari kartu nama yang ditinggalkannya) dan tahulah saya bahwa dia tidak sekedar meminta maaf, karena bingkisan berisi sabun dan shampo merk cukup terkenal menyertai kartu nama petugas tersebut. Saya hanya berharap, waktu itu, bahwa petugas pencatat yang keliru tidak akan bunuh diri. Karena kekeliruan dalam bekerja, secara umum, menyangkut kehormatan di Negara ini. Saya mengetahui dari sebuah perusahaan penyalur tenaga kerja di Jepang akan sebuah paradigma "Bila anda datang ke kantor pada pukul 09.00 (jam resmi masuk kantor di Jepang) dan pulang pada pukul 17.00 (jam resmi pulang kantor di Jepang), maka atasan dan kawan kawan anda akan mengatakan bahwa anda tidak memiliki niat bekerja". Saya membuktikan pameo tersebut, karena setiap hari saya bersepeda melintasi kantor walikota (shiyakusho). Sebagian besar lampu di kantor itu masih menyala hingga pukul 20.00. Dan beberapa kali saya jumpai staf kantor tersebut memasuki stasiun kereta, juga sekitar pukul 20.00. Hal ini berarti, mereka semua memiliki niat bekerja - versi Jepang.

Pasar, pertunjukan kejujuran dan perhatianSuatu kali pernah kami membeli sebungkus buah - buahan dengan bandrol murah; favorit bagi kalangan mahasiswa asing seperti saya. Saya sudah mengetahui bahwa ada sedikit cacat (gores atau bekas benturan) pada permukaan beberapa buah - buahan - sesuai dengan harga murah yang disematkan padanya. Pada saat kami hendak membayar buah tersebut, penjual buah buru-buru menerangkan dan menunjuk-nunjuk kondisi sedikit cacat pada beberapa buah-buahan tersebut, dan kembali memastikan niat kami membeli nya. Sembari tersenyum, tentu saja kami mengatakan "daijobu" (tidak apa-apa), karena kami sudah melihatnya dari awal. Beberapa kawan kami mengiyakan pada saat kami menceritakan kejadian yang bagi kami cukup mengherankan ini; ini berarti sikap jujur tersebut tidak dimonopoli oleh satu-dua

pedagang. Mereka mengerti betul bahwa kejujuran adalah prasyarat utama keberhasilan dalam berdagang. Tidak perlu meraup untung sesaat dalam jumlah besar, bila nantinya akan kehilangan pelanggan. Hingga hari ini, pada saat bertransaksi di kasir, kami selalu menerima uang kembalian dalam jumlah yang utuh - sesuai dengan yang tertera pada slip pembayaran. Tidak kurang, meski hanya satu yen (mata uang terkecil di Jepang). Tidak ada "pemaksaan" untuk menerima permen sebagai pengganti nominal tertentu. Selain kagum dengan praktek berdagang yang baik ini, kami sekaligus kagum dengan sistem perbankan Jepang yang mampu menyediakan uang recehan untuk pedagang dan vending machine (mesin penjual otomatis) di se-antero Jepang. Meski bagi sebagian kalangan, uang kembalian terlihat "sepele"; hal ini bisa menyebabkan ketidakikhlasan pembeli terhadap transaksi jual-beli . Istri saya selalu berbelanja bersama anak-anak; dan karena "keriangan" anak-anak, pada beberapa kasus, pak telur atau buah - buahan bisa meluncur ke lantai. Dua kali terjadi beberapa telur dalam satu pak pecah akibat keriangan anak-anak, dan satu kali melibatkan buah yang mudah penyok. Pada semua kejadian tersebut, petugas supermarket melihat dan segera mengganti barang - barang tersebut dengan yang baru. Padahal kami datang dengan wajah lelah dan pasrah untuk membayarnya, karena kami menyadari benar bahwa ini adalah kelalaian kami. Bahkan pada satu kasus, barang tersebut sudah dibayar istri saya. Pada saat kami menerangkan bahwa ini semua ketidaksengajaan anak - anak kami, dengan ramah petugas supermarket menyahut "daijobu yo" (tidak apa-apa). Pada saat berkesempatan mengunjungi sebuah negara lain di Asia untuk sebuah konferensi, saya baru menyadari keramahtamahan petugas supermarket di Jepang. Di Jepang, bila anda menanyakan keberadaan sebuah barang, maka petugas tidak sekedar memberi arah petunjuk pada anda, namun dia akan mengantarkan anda hingga berjumpa dengan barang yang dicari; dan petugas baru akan meninggalkan anda setelah memastikan bahwa everything is ok. Hal ini tidak berarti bahwa jumlah petugas supermarket di Jepang demikian banyaknya hingga mereka berkesempatan jalan-jalan di dalam supermarket yang sangat besar; justru sebaliknya, jumlah petugas selalu sesuai benar dengan kebutuhan, dan mereka selalu bergerak - seperti semut. Di sebuah toko elektronik, seorang petugas yang menjelaskan spesifikasi komputer yang anda tanyai adalah juga kasir tempat anda membayar serta petugas yang melakukan packing akhir terhadap komputer yang anda beli .