105
Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia INDONESIA 2005 - 2025 BUKU PUTIH Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi Tahun 2025 Jakarta, 2006

Buku Putih Energi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiBidang Sumber Energi Baru dan Terbarukanuntuk Mendukung Keamanan KetersediaanEnergi Tahun 2025

Citation preview

Page 1: Buku Putih Energi

Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia

INDONESIA 2005 - 2025

BUKU PUTIH

Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan

Energi Tahun 2025

Jakarta, 2006

Page 2: Buku Putih Energi

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN

Dalam tata informasi, terdapat 9 dokumen dan produk hukum yang berkaitan

dengan kebijakan penyelenggaraan pembangunan Iptek di Indonesia, yaitu UUD

1945, UU No. 18 tahun 2002, Inpres No. 4 tahun 2003, Peraturan Pemenrintah No.

20 tahun 2005, Visi Misi Iptek 2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM) 2005-2009, Visi Misi Lembaga Litbang dan yang terakhir adalah Naskah

akademik dalam bentuk “Buku Putih”. Muara dari seluruh informasi, dokumen dan

arahan itu adalah Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi (JAKSTRANAS IPTEK 2005-2009), yang merupakan pedoman arah,

prioritas dan kerangka kebijakan pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi

tahun 2005-2009.

Mengikuti arahan pembangunan sebagaimana digariskan dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah 2005-2009 dan dirumuskan strateginya secara

mendalam dalam JAKSTRANAS IPTEK 2005-2009, maka naskah akademik “buku

putih” disusun dalam 6 bidang fokus yaitu pangan, energi, transportasi, teknologi

informasi, teknologi pertahanan dan kesehatan.

Tujuan penting yang hendak dicapai dengan penyusunan naskah akademik

”buku putih” adalah memberikan dukungan informasi dan landasan akademik setiap

bidang fokus dan juga memberikan tahapan pencapaian atau ”roadmap” dari

strategi pembangunan Iptek sebagaimana direncanakan dalam RPJM 2005-2009

atau dirumuskan sebagai kebijakan strategis di dalam JAKSTRANAS IPTEK 2005-

2009.

i

Page 3: Buku Putih Energi

Diharapkan melalui Buku Putih Penelitian, Pengembangan Dan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Energi Baru Dan Terbarukan Untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi Tahun 2005 - 2025 ini seluruh pihak

yang berkepentingan dengan pembangunan Iptek di Indonesia, baik pemerintah,

swasta, perguruan tinggi maupun lembaga litabang dapat memanfaatkan sebaik-

baiknya informasi yang disampaikan, untuk diterapkan sebagai bagian strategi yang

disusun oleh masing-masing institusi.

Jakarta, Agustus 2006

Menteri Negara Riset dan Teknologi

Kusmayanto Kadiman

ii

Page 4: Buku Putih Energi

DAFTAR ISI Hal

Sambutan i Daftar isi ............................................................................................................... iiiDaftar Singkatan dan Gambar ............................................................................. iiI. PENDAHULUAN............................................................................................... 1II. KONDISI SEKARANG ..................................................................................... 2 2.1 Ketersediaan Energi Saat Ini ................................................................. 2 2.2 Antisipasi Terhadap ”Doomsday” Energi dan Usulan

untuk Menyelesaikannya ...................................................................... 4

2.3 Pandangan Pemangku Kepentingan (Stakeholder) .............................. 10III. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS ....................................................... 12 3.1 Kekuatan dan Kelemahan ..................................................................... 12 3.2 Peluang dan Tantangan ........................................................................ 12 3.3 Solusi ........................................................................... 13IV. BUKU PUTIH PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN IPTEK ENERGI BARU DAN TERBARUKAN MENDUKUNG

KETERSEDIAAN ENERGI 2025 ....................................................................

15

4.1 Visi ......................................................................................................... 15 4.2 Misi ........................................................................................................ 15 4.3 Tujuan .................................................................................................... 15 4.4 Sasaran ................................................................................................. 15 4.5 Metodologi ............................................................................................. 16 4.6 Roadmap ............................................................................................... 17 4.7 Strategi .................................................................................................. 17 4.8 Rekomendasi Kebijakan ........................................................................ 20 4.9 Prakondisi dan Indikator Keberhasilan .................................................. 20V. PENUTUP ....................................................................................................... 22Daftar Pustaka ..................................................................................................... 23Anggota Gugus Tugas Energi dan Nara Sumber ................................................ 24Lampiran Roadmap Sektor Energi........................................................................ 281 Roadmap sektor energi Bio-Diesel .............................................................. 292 Roadmap sektor energi Bio-Ethanol ............................................................ 343 Roadmap sektor energi Bio-Oil .................................................................... 394 Roadmap sektor energi Pure Plant Oil ........................................................ 425 Roadmap sektor energi Bahan Bakar Padat & Gas dari Biomassa ............ 456 Roadmap sektor energi Panas Bumi ........................................................... 487 Roadmap sektor energi Angin / Bayu .......................................................... 538 Roadmap sektor energi Mikro Hidro ............................................................ 569 Roadmap sektor energi Surya (Fotovoltaik) ................................................ 59

10 Roadmap sektor energi Surya / Thermal ..................................................... 6311 Roadmap sektor energi Arus Laut ............................................................... 6712 Roadmap sektor energi Gelombang ............................................................ 7013 Roadmap sektor energi Hidrogen/Fuel Cell ................................................. 7314 Roadmap sektor energi Nuklir ..................................................................... 7715 Roadmap sektor energi Batubara ................................................................ 8316 Roadmap sektor energi Gas Bumi ............................................................... 8717 Roadmap sektor energi Minyak Bumi .......................................................... 9318 Roadmap konservasi energi .................................... .................................. 97

iii

Page 5: Buku Putih Energi

DAFTAR SINGKATAN

No Singkatan Kepanjangan

1 SBM Setara Barel Minyak

2 BOE Barrels of Oil Equivalent

3 TWh Terra Watt-hours (Terrawatt-jam =TWjam)

4 TWth Terra Watt-tahun

5 GWth Gega Watt tahun

6 MMBTU Millions British Thermal Unit

7 TSCF Trillion Standard Cubic Feet

8 NPV Net Present Value

9 FOB Free on Board

10 PLTU Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Batubara, Minyak, Gas)

11 PLTB Pembangkit Listrik Tenaga Bayu

12 PLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya

13 PLTMH Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

DAFTAR GAMBAR

No. N a m a G a m b a r Hal

1 Proyeksi kebutuhan energi final Nasional per sektor 5

2 Proyeksi penyediaan energi nasional 6

3 Proyeksi produksi pembangkitan listrik Nasional 6

4 Produksi listrik Jamali sesuai jenis bahan bakarnya 7

5 Grafik proyeksi ekspor-impor minyak mentah dan BBM 7

6 Grafik emisi gas buang sektor energi 8

7 NPV tahunan sektor energi 8

iv

Page 6: Buku Putih Energi

I. PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan unsur kemajuan peradaban

manusia yang sangat penting, karena melalui kemajuan IPTEK, manusia dapat

mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa

untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupannya. Kemajuan IPTEK

juga mendorong terjadinya globalisasi budaya kehidupan manusia karena manusia

semakin mampu mengatasi dimensi jarak dan waktu dalam kehidupannya.

Penguasaan Iptek suatu bangsa akan sangat mempengaruhi posisi tawar dalam

persaingan global. Beberapa indikasi sering diungkapkan di media ataupun dalam

pembicaraan di masyarakat, yaitu bahwa masyarakat Indonesia secara umum masih

tertinggal tingkat kesejahteraan dan pendidikannya, lemah dalam menghasilkan

karya yang inovatif dan kurang kreatif . Oleh karena itu bangsa Indonesia belum

sepenuhnya mandiri di tengah persaingan dengan bangsa lain di dunia.

Sudah diakui dunia, bahwa salah satu faktor penting penentu daya saing suatu

negara adalah penguasaan teknologi. Semua hal tersebut di atas mendasari visi

penelitian, pengembangan dan penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(litbangrap IPTEK) bidang energi, yaitu: ”Terwujudnya ketersediaan energi yang

didukung kemampuan nasional IPTEK” yang mengacu pada amanat Undang-undang

Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Undang-undang No 18 tahun 2002 tentang

Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek, Inpres No.

4/2003 tentang Pengkoordinasian Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Strategis

Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan Perpres No. 5/2006

tentang Kebijakan Energi Nasional.

Mengingat bahwa Pemerintah Indonesia mempunyai keterbatasan dalam sarana dan

pra-sarana yang diperlukan untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka langkah

yang fokus dan strategis sangat diperlukan, sehingga pencapaian tujuan dari Visi

IPTEK 2025 Kementerian Ristek dapat berhasil. Dalam sistem nasional penelitian,

pengembangan dan penerapan Iptek, ada langkah yang dipandang sangat

mendesak, yaitu langkah yang harus dilakukan segera (urgent) untuk kelangsungan

hidup (survival) bangsa; dan ada langkah yang penting (important), yaitu langkah

yang strategis dan jangka panjang untuk kemandirian bangsa, dengan tetap

mengindahkan pengaruh dan konvensi internasional.

1

Page 7: Buku Putih Energi

II. KONDISI SEKARANG

2.1. Ketersediaan Energi Saat Ini

Energi mempunyai peranan penting dalam pencapaian tujuan sosial, ekonomi dan lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan serta merupakan pendukung bagi kegiatan ekonomi nasional. Penggunaan energi di Indonesia meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Sedangkan akses ke energi yang andal dan terjangkau merupakan prasyarat utama untuk meningkatkan standar hidup masyarakat.

Keterbatasan akses ke energi komersial telah menyebabkan pemakaian energi per kapita masih rendah dibandingkan dengan negara lainnya. Konsumsi per kapita pada saat ini sekitar 3 SBM yang setara dengan kurang lebih sepertiga konsumsi per kapita rerata negara ASEAN. Dua pertiga dari total kebutuhan energi nasional berasal dari energi komersial dan sisanya berasal dari biomassa yang digunakan secara tradisional (non-komersial). Sekitar separuh dari keseluruhan rumah tangga belum terjangkau dengan sistem elektrifikasi Nasional.

Data dari dokumen HDI (Human Development Index) tahun 2005 menyebutkan bahwa konsumsi tenaga listrik/orang di Indonesia masih 463 kWh/cap. Angka ini masih di bawah negara tetangga kita Malaysia, (3.234 kWh/cap), Thailand (1.860 kWh/cap), Filipina (610 kWh/cap), dan Singapura (7.961 kWh/cap).

Sumberdaya energi primer baik energi fosil maupun energi terbarukan yang ada di Indonesia saat ini dapat ditunjukkan dalam tabel 1 berikut. Sumber energi terbarukan, antara lain panas bumi, biomasa, energi surya dan energi angin relatif cukup besar.

Penggunaan energi sampai saat ini secara ekonomi juga belum optimal, hal ini ditunjukkan oleh elastisitas penggunaan energi yang masih di atas 1 (satu) dan intensitas pemakaian energi yang masih lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas rerata dari negara ASEAN. Indonesia memerlukan energi sekitar 4,1 kg setara minyak untuk menghasilkan setiap $1 GDP (GDP per unit of energy use 2000 PPP US$ per kg of oil equivalent). Sedangkan negara-negara lainnya memerlukan kurang dari angka tersebut untuk menghasilkan GDP yang sama.

Tabel 1. Sumber Energi Primer di Indonesia (Tahun 2005)2

JENIS ENERGI FOSIL

SUMBER DAYA

CADANGAN PRODUKSI(per Tahun)

RASIO CAD/PROD(tanpa ekplorasi)

Tahun

Minyak86,9

miliar barel9,1

miliar barel387

juta barel 23

Gas384,7TSCF

185,8TSCF (P1+P2)

2,97TSCF 62

Batubara58

miliar ton19,3

miliar ton132

juta ton 146

2

Page 8: Buku Putih Energi

ENERGINON FOSIL

SUMBER DAYA

SETARA PEMAN FAATAN

KAPASITAS TERPASANG

Tenaga Air845,0

juta BOE 75,67 GW 6.8851,0 GWh 4,2 GW

Panas Bumi219,0

juta SBM 27,14 GW 2.593,50 GWh 0,852 GW

Mini/micro hydro 0,46 GW 0,46 GW 0,084 GWBiomassa 49,81 GW 0,302 GW

Tenaga Surya4,80

kWh/m2/hari 0,008 GW

Tenaga Angin 9,29 GW 0,0005 GWUranium 24.112 ton*) 33,0 GW*)

*)hanya di daerah Kalan, Kalimantan Barat

1)PPP tahun 20002) DESDM

Kita harus bersyukur bahwa negara kita dikaruniai dengan berbagai jenis sumber energi, meskipun tidak banyak dibandingkan dengan cadangan dunia. Namun apabila diperhatikan bahwa jumlah penduduk Indonesia juga cukup banyak, maka cadangan per-kapita ternyata tidak cukup besar. Oleh karena itu kita harus cermat dalam mengelola sumber energi tersebut.

Penggunaan BBM meningkat pesat, terutama untuk transportasi, yang sulit digantikan oleh jenis energi lainnya. Ketergantungan kepada BBM masih tinggi, lebih dari 60 persen dari konsumsi energi final. Pembangkitan tenaga listrik di beberapa lokasi tertentu masih mengandalkan BBM karena pada waktu yang lalu harga BBM masih relatif murah (karena di subsidi), jauh dari sumber batubara, jaringan pipa gas bumi masih terbatas, lokasi potensi tenaga air yang jauh dari konsumen dan pengembangan panas bumi serta energi terbarukan lain yang relatif masih lebih mahal.

Kebutuhan energi dalam negeri selama ini dipasok dari produksi dalam negeri dan sebagian dari impor, yang pangsanya cenderung meningkat. Komponen terbesar dari impor energi adalah minyak bumi dan BBM. Kemampuan produksi lapangan minyak bumi semakin menurun sehingga membatasi tingkat produksinya. Dalam satu dekade terakhir, kapasitas produksi kilang BBM dalam negeri tidak bertambah, sedangkan permintaan BBM di dalam negeri meningkat dengan cepat. Pada tahun 2005 peranan minyak bumi impor untuk kebutuhan bahan baku kilang BBM sudah mencapai 40 persen sedangkan peranan BBM impor untuk pemakaian dalam negeri mencapai 32 persen.

Ekspor minyak dan kondensat cenderung semakin menurun sejalan dengan produksi minyak dalam negeri yang cenderung terus menurun karena penuaan sumur yang ada dan juga keterlambatan investasi untuk eksplorasi dan eksploitasi sumber minyak baru. Bilamana tidak segera ditemukan sumber minyak baru, Indonesia akan semakin menjadi negara “net oil importer country” seperti yang sudah terjadi saat ini. Suatu gejala yang cukup merisaukan bagi keberlanjutan penyediaan energi jangka panjang, apalagi di tengah harga minyak internasional yang semakin tinggi seperti sekarang ini.

Penggunaan energi terbarukan belum besar, kecuali tenaga air, karena biaya produksinya belum kompetitif dibandingkan dengan energi konvensional. Pada umumnya harga listrik yang dibangkitkan dari PLTS, PLTB, Geothermal dan PLT energi terbarukan lainnya masih lebih tinggi daripada yang dibangkitkan dengan

3

Page 9: Buku Putih Energi

BBM (bersubsidi) kecuali PLTMH. Sampai dengan tahun 2005, kapasitas terpasang energi baru dan terbarukan hanya sekitar 3,0 % dari potensi yang tersedia. Kapasitas terpasang dari PLTS sebesar 8 MW, dari PLTB sebesar 0,5 MW, dari PLTMH sebesar 54 MW dan dari PLT terbarukan lainnya (biomassa) sebesar 302,5 MW. Sedangkan energi nuklir belum dapat dimanfaatkan meskipun sudah dapat mencapai nilai keekonomiannya, karena adanya hambatan dari aspek penerimaaan masyarakat dan besarnya investasi awal yang dibutuhkan.

2.2. Antisipasi terhadap ”Doomsday” Energi dan usulan untuk menyelesaikannya

Kondisi kehidupan yang bergantung pada BBM import yang semakin besar, harga minyak yang cenderung meningkat, subsidi yang sulit dihentikan, dan penggunaan energi yang sangat boros, serta pertumbuhan penduduk masih tinggi, akan membawa kehidupan ke berbagai permasalahan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Apabila kondisi buruk ini (doomsday) terjadi, maka akan sulit untuk memperbaikinya.

Pada saat ini kondisi energi nasional mengalami masa transisi dari monopoli-sentralisasi ke arah terbuka-desentralisasi. Tantangan globalisasi dan reformasi telah membentuk restrukturisasi sektor energi agar dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi. Penggunaan energi nasional meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Sedangkan akses ke energi yang andal dan terjangkau merupakan salah satu prasyarat penting untuk meningkatkan standar hidup masyarakat.

Untuk itu diperlukan suatu kebijakan nasional jangka panjang di bidang energi yang dapat menjawab beberapa tantangan utama yang tengah dihadapi masyarakat Indonesia dalam mewujudkan penyediaan energi yang berkelanjutan (energy sustainability). Penyediaan energi berkelanjutan meliputi antara lain: memperluas akses kepada kecukupan pasokan energi, andal dan terjangkau dengan memperhatikan seluruh sarana/prasarana yang diperlukan (energy security) dan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Untuk itu perlu dibuat suatu studi perencanaan energi jangka panjang yang dapat memberikan kepastian jaminan pasokan energi yang berkelanjutan.

Kondisi yang sangat tidak menguntungkan bagi perkembangan energi nasional dapat disebut sebagai “Doomsday Scenario” yaitu keterpurukan di bidang penyediaan energi yang akan berdampak besar pada kehidupan sosial, politik, ekonomi dan lingkungan di Indonesia.

Studi perencanaan energi yang dilakukan pada tahun 2003/2004 terdiri atas empat tahap perhitungan yaitu mengembangkan sebuah skenario yang realistik, membuat proyeksi kebutuhan (demand), membuat rencana pengembangan pembangkit listrik, membuat kesetimbangan energi yang mempertemukan kebutuhan dan pasokan (supply) berdasar prinsip market equilibrium. Studi ini memperkirakan pertumbuhan penduduk rerata 1,4% per tahun atau dari 212 juta tahun 2002 menjadi 273 juta pada tahun 2020. Sedangkan pertumbuhan ekonomi diasumsikan rerata sekitar 6% pertahun. Harga minyak bumi diasumsikan 25 US$/barrel di awal studi dan meningkat menjadi 28 $/barrel, harga batubara 24 US$/ton dan meningkat menjadi 27 US$/ton, harga gas adalah 2.2 US$/MMBTU (FOB) dengan peningkatan sesuai harga minyak dan dengan discount rate 10%.

Dalam perkembangannya, pada tahun 2005 asumsi-asumsi yang digunakan dalam studi ini telah mengalami banyak perubahan terutama asumsi mengenai harga

4

Page 10: Buku Putih Energi

energi. Pada tahun 2005 harga minyak dunia rata-rata sebesar 53 US$/barel, harga-harga energi fosil biasanya menyesuaikan dengan harga minyak bumi. Dengan kondisi seperti ini, permasalahan energi di Indonesia menjadi semakin berat.

Mengingat wilayah Indonesia sangat luas, maka untuk dapat lebih merefleksikan perkembangan masing-masing daerah dalam studi ini wilayah Indonesia dibagi menjadi empat wilayah, yaitu: Jawa, Madura dan Bali (Jamali), Sumatra, Kalimantan, dan Pulau Lain (Sulawesi, Maluku, Papua, NTB dan NTT). Pada bahasan tentang permasalahan yang terkait dengan Doomsday Scenario, yang sering dimunculkan adalah disparitas antara Jawa, Madura dan Bali (Jamali) dan Luar Jawa, karena di kedua sisi wilayah tersebut muncul perbedaan besar hampir di semua sektor, khususnya di sektor energi, baik dari sisi kebutuhan maupun dari sisi penyediaan.

Hasil proyeksi kebutuhan energi (demand) dan hasil proyeksi penyediaan energi (supply):

Gambar 1. Proyeksi Kebutuhan Energi Final Nasional per Sektor (GWth)

0.00

50.00

100.00

150.00

200.00

250.00

300.00

350.00

2002 2005 2010 2015 2020

Industry Freight transp. Passenger transp. Households Services

5

673 Juta SBM

16080 Juta SBM

Page 11: Buku Putih Energi

Gambar 2. Proyeksi Penyediaan Energi Nasional (KSBM)

Hasil proyeksi kapasitas pembangkitan listrik nasional:

Gambar 3. Proyeksi Produksi Pembangkitan Listrik Nasional (TWjam)

-

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

2002

2004

2006

2008

2010

2012

2014

2016

2018

2020

K SMB

Minyak GasBatubara Biomassa,E. Matahari Panas Bumi,Hidro Nuklir

86,3 Twh

6

-

50

100

150

200

250

300

350

400

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

TWh

Jawa Sumatra Kalimantan Pulau lain

Page 12: Buku Putih Energi

Gambar 4. Produksi Listrik Jamali sesuai Jenis Bahan Bakarnya (Juta SBM)

Hasil proyeksi ekspor-impor energi dan hasil proyeksi emisi gas buang

Gambar 5. Grafik Proyeksi Ekspor-Impor Minyak Mentah dan BBM

Produksi Listrik Menurut Jenis Bahan Bakar Pembangkit

-

50

100

150

200

250

300

2002

2004

2006

2008

2010

2012

2014

2016

2018

2020

2022

2024

Juta SBM

PLTN

TENAGA AIR

PANAS B

GAS

MINYAK

BATUBARA

-

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

2002

2004

2006

2008

2010

2012

2014

2016

2018

2020

KSBM

Impor Minyak Mentah & BBM Ekspor Minyak Mentah

7

Page 13: Buku Putih Energi

Jumlah Emisi Tahunan, Ribu Ton

10

100

1000

10000

100000

1000000

2002

2004

2006

2008

2010

2012

2014

2016

2018

2020

CO2 NO x SO x CH4 PM10

Gambar 6. Grafik Emisi gas buang sektor energi

Hasil proyeksi nilai ekonomi sektor energi (NPV):

NPV Tahunan

0.00

5,000.00

10,000.00

15,000.00

20,000.00

25,000.00

30,000.00

35,000.00

2002

2004

2006

2008

2010

2012

2014

2016

2018

2020

Tahun

Juta

Do

llar

Skenario Dasar Skenario-B Selisih

Gambar 7. NPV tahunan sektor energi.

Dari beberapa contoh tabel dan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa ”Doomsday” di bidang energi dapat terjadi bilamana diversifikasi energi dan peningkatan efisiensi penggunaan energi tidak diperhatikan dengan serius, khususnya di Jawa. Rangkuman kesimpulan studi tersebut adalah sebagai berikut:

8

Page 14: Buku Putih Energi

1. Kebutuhan energi nasional akan meningkat dari 122 GWth (674 juta SBM) pada tahun 2002 menjadi 304 GWth (1680 juta SBM) pada tahun 2020, meningkat sekitar 2,5 kali lipat atau naik dengan laju pertumbuhan rerata tahunan sebesar 5,2%. Sekitar 51 % dari kebutuhan energi nasional ini akan digunakan di wilayah Jawa-Madura-Bali (Jamali).2. Kebutuhan energi untuk listrik meningkat dengan laju pertumbuhan tertinggi dari

112,2 TWjam pada tahun 2002 menjadi 356,8 TWjam pada tahun 2020, mening kat sekitar 3.2 kali lipat, atau dengan pertumbuhan rerata 6,6% per tahun. Sekitar 68 % dari kebutuhan listrik nasional ini akan digunakan di wilayah Jamali.

3. Dalam waktu dekat Indonesia sudah akan menjadi net importer untuk total minyak mentah dan BBM. Pada tahun 2002 import BBM mencapai sebesar 126,8 juta BOE dan akan meningkat menjadi 797,7 juta BOE (6,3 kali lipat). Sedangkan net importer hanya minyak mentah baru akan terjadi pada tahun 2011, dimana pada tahun 2020 jumlah impor minyak mentah diperkirakan mencapai 207,2 juta barel per tahun atau sekitar 1,7 kali lipat dari impor pada tahun 2002 yang berjumlah 123,9 juta barel.1

4. Konsumsi total batubara pada tahun 2002 mencapai 22,8 juta ton. Dari jumlah tersebut 78,7% digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik. Sampai dengan tahun 2020 akan terjadi peningkatan penggunaan energi batubara secara besar-besaran di bidang pembangkitan listrik dari 50 TWjam menjadi 320 TWjam (4,6 kali lipat). Pasokan batubara akan terus meningkat sehingga pada tahun 2020 akan dibutuhkan batubara sebanyak 108,3 juta ton, dan sekitar 84,2% dari total produksi tahunan batubara akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan di Jawa.

5. Sampai tahun 2020 total produksi gas di proyeksikan mencapai 63,58 TSCF, sebagian berasal dari cadangan gas yang telah terikat dalam kontrak jangka panjang (committed), sisanya berasal dari cadangan gas yang belum terikat kontrak (non committed). Pada tahun 2020 masih cukup tersedia sisa cadangan sebesar 123,41 TSCF atau lebih dari setengah total cadangan gas (proven, probable, possible) sebesar 185 TSCF.

6. Peningkatan emisi gas buang hasil pembakaran berupa CO2 dari 183,1 juta Ton pada tahun 2002 menjadi 584,9 juta Ton pada tahun 2020 (3,2 kali lipat), NOX

dari 651,5 ribu Ton pada tahun 2002 menjadi 2.292,5 ribu Ton pada tahun 2020 (3,5 kali lipat), SOx dari 192,5 ribu Ton pada tahun 2002 menjadi 600 juta Ton pada tahun 2020 (3,1 kali lipat), CH4 dari 131,7 ribu Ton pada tahun 2002 menjadi 286,7 juta Ton pada tahun 2020 (2,2 kali lipat), abu terbang dari 81,2 ribu Ton pada tahun 2002 menjadi 238,1 ribu Ton pada tahun 2020 (2,9 kali lipat).

7. Dengan harga energi yang lebih tinggi (Skenario B), maka perbandingan nilai uang ( net present value -NPV) yang dibelanjakan di sektor energi akan menjadi lebih tinggi sekitar 19 %. Hal ini akan mempersulit neraca keuangan negara dan masyarakat, karena akan menyebabkan peningkatan subsidi yang selanjutnya akan menurunkan daya saing bangsa, sehingga akan dapat mengganggu laju pertumbuhan ekonomi nasional dan akhirnya akan berdampak pada program pembangunan nasional.

Perkembangan tentang ketersediaan energi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh situasi internasional, terutama terkait dengan harga minyak mentah internasional. Sejak akhir tahun 2004 pada saat studi tentang kondisi “doomsday scenario” selesai,

1 Data dalam Blue-Print PEN 2005-2025 (Dep. ESDM) menyebutkan bahwa produksi minyak mentah (MM) Indonesia di tahun 2004 adalah sebesar 1.125 ribu barel per hari (RBPH), ekspor MM sebesar 514 RBPH, penggunaan dalam negeri 1.098 RBPH, impor MM sebesar 487 RBPH. Sedangkan produksi BBM dalam negeri sebesar 822 RBPH, kebutuhan BBM dalam negeri 1.034 RBPH, sehingga diperlukan impor sebesar 212 RBPH.

9

Page 15: Buku Putih Energi

harga minyak mentah telah bergejolak dan bahkah sampai saat ini masih memperlihatkan situasi yang belum kembali ke harga yang semula digunakan sebagai referensi dalam kajian tersebut.

Perkembangan ini juga sangat berpengaruh terhadap konsep pengelolaan energi Nasional. Blue-print Pengelolaan Energi Nasional yang dibuat pada awal tahun 2005 selalu harus direvisi untuk mengakomodasikan kondisi perubahan harga minyak mentah yang akhirnya juga mempengaruhi harga energi fosil lainnya. Sampai akhirnya pada awal tahun 2006, Kebijakan Energi Nasional dituangkan dalam bentuk Perpres No. 5 tahun 2006, yang pada prinsipnya, isinya menekankan pada:

1. Mengoptimalkan penggunaan bauran energi (diversifikasi)2. Melakukan penghematan dan meningkatkan efisiensi energi (konservasi)3. Menggunakan sumber energi baru dan terbarukan yang sudah siap secara teknis

maupun ekonomis serta ramah lingkungan, seperti:• Bahan Bakar Nabati (biodiesel, bio-ethanol/gasohol, bio-oil dan Pure Plant Oil)• Bahan bakar sintetis ( Batubara Cair, GTL, DME,dll)• Panas Bumi• Mini dan mikro hidro• Nuklir• Surya• Angin/bayu• Hidrogen (fuel cell).• Energi arus & gelombang samudera

4. Meningkatkan eksplorasi energi fosil (intensifikasi)5. Meningkatkan pengembangan dan pembangunan infrastruktur energi, baik disisi

hulu maupun disisi hilir, seperti:• Industri pengilangan minyak dan sarana transportasinya• Instalasi pemipaan atau terminal LNG dan sarana distribusinya• Sarana transportasi dan pelabuhan batubara• Pembangkit listrik dan sarana transmisi serta distribusinya.

6. Memperhatikan permasalahan lingkungan, khususnya di Jawa yang mempunyai populasi sekitar 945 orang/km2, antara lain:• Pengembangan teknologi energi fosil bersih• Melakukan penelitian daya dukung lingkungan (lokasi, populasi, sos-bud, dll)• Melakukan penelitian dan kajian tentang dampak lingkungan dan biaya

kerugian yang ditimbulkannya (eksternalitas).7. Melakukan kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan

dan teknologi pada sektor tersebut di atas, serta melibatkan industri nasional dalam rangka peningkatan kemampuan nasional.

2.3. Pandangan Pemangku Kepentingan (Stakeholder)

Data sumber energi yang tersedia di Indonesia, serta kebijakan yang menjadikan sumber daya energi sebagai suatu komoditas untuk mendapatkan devisa guna menunjang pembangunan perlu dicermati. Ekspor sumber energi yang dilakukan dengan suatu mekanisme kontrak jangka panjang, menimbulkan kekhawatiran tentang prinsip terjaminnya pasokan energi nasional (security of energy supply) yang diperlukan dalam menunjang pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Terjaminnya

10

Page 16: Buku Putih Energi

pasokan energi lebih mendasarkan pada prinsip penguasaan sumber energi dan bukan kepemilikan sumber energi tersebut. Hal ini sudah dibuktikan kebenarannya oleh beberapa negara yang tidak memiliki sumber energi, tetapi mempunyai kemampuan menguasai sumber energi sehingga pertumbuhan industrinya terjamin dan berlangsung dengan baik sehingga menjadi negara maju. Berbagai pendapat dari ahli kebijakan energi telah mengingatkan masalah tersebut. Beberapa diantaranya telah menuangkan pendapatnya dalam beberapa tulisan yang menyarankan perlunya dilakukan berbagai kebijakan dalam pengelolaan sumber energi, termasuk diantaranya adalah langkah diversifikasi, pengembangan dan peningkatan penggunaan energi baru dan terbarukan.

11

Page 17: Buku Putih Energi

III. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS 3.1. Kekuatan dan Kelemahan a. Letak Indonesia di antara 6° Lintang Selatan dan 11° Lintang Utara membentang

di sepanjang garis khatulistiwa. Posisi ini memberikan intensitas sinar matahari yang cukup besar dan stabil sepanjang tahun. Energi matahari semacam ini merupakan modal dasar untuk pengembangan sumber energi, khususnya energi surya.

b. Kondisi geografis Indonesia yang spesifik memungkinkan terjadinya pola angin yang bermacam-macam, diantaranya mempunyai prospek dalam pengembangan Energi Angin (Bayu). Demikian pula adanya potensi dinamika lautan dapat dijadikan sebagai sumber energi samudera.

c. Limpahan energi surya hampir sepanjang tahun serta kecukupan air memberikan jaminan terjadinya proses fotosintesa atau asimilasi untuk produksi biomassa yang dapat dijadikan sebagai modal dasar dalam pengembangan energi biomassa.

d. Indonesia mempunyai struktur geologi yang memiliki potensi sumber energi seperti batu bara, gas, minyak bumi, panas bumi. Walaupun sumber energi tersebut sebagian sudah sekian lama dieksploitasi (kecuali panas bumi) sehingga jumlah cadangannya sudah mulai menyusut, namun eksplorasi masih membuka peluang untuk mendapatkan sumber energi.

e. Indonesia terdiri atas 17 ribu lebih pulau besar dan kecil. Kondisi alam demikian membuat sistem transportasi dan distribusi energi memerlukan perencanaan dan penanganan yang tidak mudah.

f. Indonesia tergolong negara berpenduduk padat. Jumlah penduduk tahun 2005 telah mencapai sekitar 220 juta. Lebih dari separuh penduduk Indonesia tinggal di pulau Jawa. Jumlah dan sebaran penduduk tersebut memerlukan sumber energi yang besar sesuai dengan tingkat sosial ekonomi masyarakat.

g. Emisi gas CO2 dan CH4 berperan penting dalam gejala pemanasan global atau dikenal sebagai gejala rumah kaca (green house effect) yang diikuti oleh penipisan lapisan ozon, telah menimbulkan ketidak-teraturan iklim dunia. Dampak ini dapat berpengaruh terhadap pola iklim di Indonesia, mengganggu ekosistem, merusak SDA hayati yang merupakan sumber energi berbasis biomassa. Oleh karena itu pengelolaan sumber daya alam dan pengembangan energi yang berbasis pada sumber energi terbarukan (seperti antara lain biomassa, panas bumi, surya, angin dll.) harus menjadi pertimbangan yang utama dalam pengelolaan dan pemakaian sumber energi dimasa datang.

h. Tingkat kesejahteraan dan daya beli sebagian masyarakat Indonesia masih rendah sehingga menuntut penyediaan energi yang terjangkau dan rasional.

i. Pola hidup sebagian besar masyarakat yang bersifat konsumtif dan budaya tidak hemat memberikan dampak pada pemborosan sumber daya energi.

j. Budaya masyarakat yang kurang mencintai produk bangsa sendiri dapat menghambat pengembangan litbangrap di bidang energi.

k. Sistem transportasi umum yang tidak kondusif memberikan dampak pada pemborosan sumber daya energi.

12

Page 18: Buku Putih Energi

3.2. Peluang dan Tantangan

a. Potensi iklim tropis basah dan sinar matahari merupakan “dapur” yang sangat produktif untuk produksi biomassa melalui proses asimilasi yang merupakan keunggulan komparatif terhadap negara lain.

b. Indonesia dengan penduduk yang demikian besar merupakan pangsa pasar yang potensial. Namun demikian, pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menjadikan beban dalam mengupayakan pemenuhan ketersediaan energi.

c. Penyebaran penduduk Indonesia di berbagai pulau dan tidak merata memberikan dampak terhadap distribusi penyediaan energi.

d. Pelaksanaan otonomi daerah yang konsisten diharapkan dapat memacu pengembangan sumber energi sesuai dengan potensi dan kompetensi daerah.

e. Keberhasilan IPTEK bidang energi di negara maju dapat merupakan peluang untuk alih teknologi dengan memanfaatkan teknologi informasi.

f. Terbukanya kerjasama dengan pihak asing di bidang IPTEK dapat memberikan peluang untuk kegiatan litbangrap di bidang energi. Kerja sama ini sangat menguntungkan ditengah minimnya anggaran pemerintah untuk penelitian masih sangat minim.

g. Banyaknya komponen impor untuk kegiatan produksi dan distribusi sumber energi dari luar (impor). Hal ini merupakan peluang untuk dapat disubstitusi dengan hasil litbangrap nasional.

h. Issue global yang dihembuskan negara maju seperti isu HAM, demokrasi, lingkungan hidup, Trades-related Intellectual Properties Rights (TRIPs), penerapan standar internasional (ISO 14000 tentang menejemen lingkungan hidup) dapat merupakan tantangan bagi dunia usaha Indonesia yang bergerak di bidang energi.

i. Pengaruh kepentingan negara maju terhadap negara produsen minyak di Timur Tengah masih merupakan faktor yang dominan dalam penciptaan fluktuasi harga minyak dunia. Hal ini dapat berpengaruh pada kondisi pasar energi di dalam negeri, dan dalam jangka panjang dapat berpengaruh pada litbangrap energi.

j. Masih rendahnya minat investor untuk melakukan kegiatan investasi di bidang energi.

k. Meningkatnya pembangunan di sektor industri dan transportasi meningkatkan kebutuhan energi. Hal ini merupakan permasalahan tersendiri dalam pemenuhan kebutuhan energi.

l. Tingginya kebutuhan energi memerlukan inovasi dalam berbagai sumber energi sehingga diperlukan sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan dan kompetensi,

m. Banyak hasil litbangrap dalam negeri bidang energi belum dapat didayagunakan secara maksimal, karena masih banyak yang belum berorientasi ekonomi dan pasar kurangnya kerja sama antara lembaga litbang dengan dunia usaha.

3.3. Solusi

Dari tinjauan kondisi saat ini dan analisa lingkungan stratejik SWOT tersebut di atas, Indonesia ke depan akan memerlukan ketersediaan energi yang cukup tinggi. Dengan kondisi ketersediaan energi sekarang tidak mungkin kebutuhan tersebut dapat tercapai. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi yang mantap yang dapat digunakan sebagai acuan dalam litbangrap IPTEK yang mampu mendukung ketersediaan energi berkelanjutan. Dengan memperhatikan jumlah dan angka

13

Page 19: Buku Putih Energi

pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi, meningkatnya standar hidup, dan issue lingkungan, maka perencanaan energi jangka panjang harus dilakukan secara arif dan bijaksana. Dengan keterbatasan sumber energi tak terbarukan, maka untuk memenuhi kebutuhan energi di tahun mendatang, harus diterapkan konsep bauran energi (energy mix) serta harus lebih mengarah kepada energi berbasis teknologi (technology base), dibandingkan dengan energi berbasis sumber daya (resource base) yang bersifat tidak terbarukan. Oleh karena itu, peranan litbang IPTEK bidang energi menjadi semakin jelas untuk mendukung kebijakan energi ke depan yang berbasis teknologi. Dengan penerapan IPTEK, skenario terburuk di bidang penyediaan energi dapat diantisipasi lebih dini agar tidak terjadi.

14

Page 20: Buku Putih Energi

IV. BUKU PUTIH PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN IPTEK ENERGI BARU DAN TERBARUKAN UNTUK MENDUKUNG KEAMANAN

KETERSEDIAAN ENERGI 2005 - 2025 4.1. Visi

Terwujudnya ketersediaan energi yang didukung kemampuan nasional IPTEK. 4.2. Misi

1. Menyusun kebijakan dan strategi litbangrap IPTEK di tingkat pusat dan daerah untuk mendukung dan menjamin ketersediaan energi.

2. Meningkatkan kemampuan litbangrap dalam bidang energi. 3. Mengoptimalkan litbangrap untuk mendapatkan energi dengan nilai tambah

tinggi. 4. Melakukan litbangrap untuk mendorong diversifikasi sumber daya energi dan

pemanfaatannya, serta meningkatkan efisiensi penggunaan energi. 5. Meningkatkan pemanfaatan hasil litbangrap dalam pengelolaan energi secara

etis (energy ethics) dan berkelanjutan. 6. Meningkatkan peran litbangrap dalam penyediaan energi yang terjangkau oleh

seluruh lapisan masyarakat. 4.3. Tujuan

a. Mempersiapkan arah dan tahapan pencapaian pembangunan IPTEK yang mempertimbangkan perkembangan teknologi dalam pemanfaatan sumber energi nasional.

b. Menjadi acuan bagi penyusunan strategi pembangunan IPTEK di tingkat pusat, daerah dan masyarakat dalam pemanfaatan sumber energi nasional.

c. Mewujudkan peran litbangrap IPTEK pada pembangunan energi yang berkesinambungan untuk meningkatkan daya saing nasional.

d. Meningkatkan peran litbangrap dalam pemanfaatan bauran energi (energy mix) di Indonesia yang memenuhi nilai keekonomian dan ramah lingkungan.

e. Meningkatkan peran litbangrap dalam pemanfaatan sumber daya energi lokal spesifik berkelanjutan.

4.4. Sasaran

a. Terwujudnya peran teknologi dan infrastruktur energi bangsa sendiri guna mendukung bisnis energi.

b. Terwujudnya peran litbangrap untuk mencapai rasio elektrifikasi sektor rumah tangga sebesar 90%.

c. Terwujudnya peran litbangrap dalam meningkatkan pangsa energi terbarukan1 (selain panas bumi) menjadi sekurang-kurangnya 5%.

d. Digunakannya hasil litbangrap dalam pemanfaatan energi nuklir dengan pangsa sekitar 4% dari produksi listrik nasional.

e. Digunakannya hasil litbangrap dalam penyediaan bio-fuels sektor transportasi sebesar 10 %.

1 Hidro skala besar tidak diperhitungkan sebagai energi terbarukan

15

Page 21: Buku Putih Energi

f. Digunakannya hasil litbangrap dalam penggunaan gas untuk sektor industri & pembangkitan listrik, transportasi, dan rumah tangga

g. Terwujudnya peran Litbangrap untuk pemakaian energi perkapita sebesar 10 SBM.

h. Digunakannya hasil litbangrap dalam mendukung terwujudnya infrastruktur energi yang mampu memaksimalkan akses masyarakat terhadap energi dan pemanfaatannya untuk ekspor.

i. Digunakannya hasil litbangrap untuk mencari sumber energi di dalam dan luar negeri.

j. Digunakannya hasil litbangrap konservasi energi untuk menurunkan elastisitas energi lebih kecil dari 1.

k. Digunakannya hasil litbangrap dalam meningkatkan penggunaan kandungan lokal dan meningkatnya peran sumber daya manusia nasional dalam industri energi.

l. Digunakannya hasil litbangrap untuk memenuhi 100% kebutuhan listrik masyarakat yang tidak terjangkau jaringan nasional.

4.5. Metodologi Penetapan langkah strategis Buku Putih Litbangrap Energi Nasional adalah menggunakan metodaTechnology Roadmapping (Peta Jalan) sebagai salah satu alat stratejik dalan Technology Foresight (peramalan teknologi) untuk pencapaian keberhasilan penyediaan energi. Peta jalan tersebut digunakan untuk membantu mengidentifikasi teknologi dan kebijakan kunci yang harus dibuat dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengembangkan dan menerapkan teknologi untuk keberhasilan penyediaan energi nasional. Penetapan Peta Jalan Litbangrap energi diharapkan dapat menimbulkan:

- Komunikasi: interaksi antar berbagai kelompok pemangku kepentingan - Konsentrasi atau fokus: untuk perencanaan jangka panjang - Koordinasi: menyatukan pemaham umum dari permasalahan - Konsensus: membentuk gambaran yang jelas tentang arah atau tindakan

yang harus dilakukan - Komitmen: yang lebih berupa tindakan/aksi, bukan hanya teori. - Komprehensif: pemahaman yang lebih baik tentang kemungkinan perubahan

lingkungan yang dapat terjadi. Metodologi dan Langkah yang dilakukan dalam pembuatan peta jalan litbangrap energi nasional adalah sebagai berikut:

1. Konsultasi dengan para pakar dan berbagai pihak pemangku kepentingan. 2. Scenario planning sederhana: dengan memakai skenario “Keterpurukan

Energi” (Doomsday Scenario) nasional sebagai dasar. 3. Critical technology: pemilihan teknologi penentu yang dapat mempengaruhi

litbangrap IPTEK energi nasional. Diharapkan dengan peta jalan tersebut timbul teknologi yang market driven yang dapat dilakukan oleh industri Indonesia, perencanaan yang pasti dalam jangka menengah-panjang, dan membuat dasar yang kuat bagi pengambil keputusan

16

Page 22: Buku Putih Energi

maupun investor. Semua itu membutuhkan kerjasama antara pemerintah, lembaga riset dan industri. 4.6. Roadmap Transformasi penguasaan IPTEK perlu diupayakan agar dapat mencapai nilai ambang batas yang dapat memicu dan memacu tumbuhnya kemandirian dalam upaya menciptakan pembaharuan sumber daya RIPTEK secara keseluruhan. Untuk mencapai tingkat itu dibutuhkan peningkatan kapasitas dan kapabilitas yang dapat “membuktikan” bahwa aktivitas penguasaan dan pemberdayaan litbangrap IPTEK bidang energi pasti akan memberikan sumbangsih bagi kehidupan negara. Oleh karena itu diperlukan waktu yang panjang (15 – 25 tahun) untuk melakukan investasi secara berkelanjutan sebelum teknologi potensial dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. Untuk itu ditetapkan pembuatan peta jalan IPTEK Energi sampai tahun 2025, sehingga dapat :

a. Diprediksi dengan cermat capaiannya, dengan menggunakan indikator yang jelas, menggunakan asumsi dasar yang sahih.

b. Diidentifikasi critical enabling technology dan jarak yang ada antara teknologi yang ada saat ini dan yang akan dikembangkan kemudian.

c. Ditingkatkan kerja sama dan kemitraan melalui tukar menukar pengetahuan dan teknologi.

d. Diwujudkan suatu konsensus nasional untuk bergerak maju dalam litbangrap IPTEK Energi.

4.7. Strategi Dengan tahapan pencapaian yang jelas, maka dapat ditetapkan Ilmu pengetahuan dan teknologi Energi yang strategis dari berbagai cabang Iptek yang memiliki keterkaitan yang luas dengan kemajuan iptek secara menyeluruh, atau berpotensi memberikan dukungan yang besar bagi kesejahteraan masyarakat, kemajuan bangsa, keamanan dan ketahanan bagi perlindungan negara, pelestarian fungsi lingkungan hidup, pelestarian nilai luhur budaya bangsa, serta peningkatan kehidupan kemanusiaan. Menyadari jalan panjang yang ditempuh, dalam Buku Putih Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Energi Baru dan terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi 2025, akan ditempuh sesuai dengan kerangka perioritas waktu yang bertahap, yaitu: 1. Pertama – Jangka Pendek (2005-2010)

Tahap ketahanan nasional yang dilakukan pada 5 tahun pertama dengan indikator utama menjadikan IPTEK sebagai elemen kunci dalam tahap mencapai kemandirian dalam pengelolan sumber daya alam dan pengelolaan lingkungan secara terkendali dalam meningkatkan nilai tambah ekonomi di bidang energi. Tahap Pertama untuk mencapai kemandirian mencakup: a. Penguasaan litbangrap IPTEK bidang energi b. Litbangrap IPTEK dalam penyediaan sumber energi nasional mencakup

teknologi Energi dari sumber nabati/Biofuel , mikro/minihidro, teknologi fuel cell, teknologi energi panas bumi, persiapan pembangunan PLTN,

17

Page 23: Buku Putih Energi

penyusunan master plan gas alam, teknologi angin, teknologi energi surya hibrida dan teknologi pembangkit listrik dan uap panas (cogeneration) berbahan bakar biomassa, serta teknologi pemanfaatan batubara kualitas rendah/ teknologi batubara bersih.

c. Penguasaan dan penerapan IPTEK bagi pengelolaan lingkungan hidup. d. Pengujian teknologi otomotif BBG, peningkatan kualitas batubara peringkat

rendah dan teknologi pencairan batubara, fuel cell dan infrastruktur gas.

2. Kedua – Jangka Menengah (2011-2015) Tahap kreasi kekayaan berbasis IPTEK (wealth creation) dalam periode 10 tahun pertama, dengan indikator utama tercapai kemandirian dan daya saing di bidang energi. Tahap Kedua untuk mencapai IPTEK yang mandiri sekaligus memiliki daya saing pasar yang ekonomis mencakup: a. Penerapan hasil penelitian dan pengembangan teknologi biomassa dan

biogas, teknologi intensifikasi gas bumi, teknologi mikro/ minihidro, hidrogen dan biodiesel/bioetanol/bio-oil, teknologi pemanfaatan batubara berkualitas rendah, teknologi energi surya, teknologi energi angin, dan teknologi energi panas bumi.

b. Peningkatan litbangrap IPTEK untuk menunjang pemenuhan infrastruktur energi.

c. Pengujian teknologi otomotif BBG, peningkatan kualitas batubara peringkat rendah dan teknologi pencairan batubara, Fuel Cell dan infrastruktur gas

3. Ketiga – Jangka Panjang (2016-2025) Tahap percepatan kemandirian dan kesejahteraan berbasis dukungan IPTEK dalam pencapaian waktu 20 tahun, dengan indikator utama tumbuh dan berkembangnya kehidupan sosial, ekonomis dan budaya berbasis IPTEK (Knowledge Based Economy-KBE) dan masyarakat yang inovatif (innovative society). Penguatan pilar ’Knowledge Based Economy-KBE’ menjadi tumpuan dalam jangka panjang, yaitu: a. Sistem Penyediaan Energi, yang menjamin masyarakat dapat memanfaatkan

IPTEK secara luas, b. Sistem Inovasi, (termasuk sistem HKI) yang memungkinkan para peneliti dan

kalangan bisnis menerapkan secara komersial hasil RIPTEK, c. Infrastruktur ICT, yang menjamin masyarakat dapat melakukan akses secara

efektif terhadap informasi sistem energi nasional, d. Kerangka kelembagaan, peraturan perundang-undangan dan suasana yang

kondusif, yang menjamin kemantapan lingkungan makro ekonomi, persaingan, lapangan kerja dan keamanan sosial.

Untuk mencapai sasaran ditetapkan strategi, yaitu: Pentahapan litbangrap IPTEK Pentahapan struktur litbangrap IPTEK yang kompetitif sesuai dengan aturan dan

permintaan pasar yang berlaku secara konsisten untuk mewujudkan industri energi yang efisien

18

Page 24: Buku Putih Energi

Pentahapan skema pendanaan, rezim fiskal, perpajakan dan insentif lainnya yang kondusif untuk meningkatkan investasi.

Pemanfaatan IPTEK mandiri dengan memperhatikan kelompok masyarakat tidak mampu;

Pemanfaatan IPTEK mandiri yang dapat bersaing sesuai dengan mekanisme pasar agar dicapai harga yang paling menguntungkan bagi konsumen dan produsen.

Pemanfaatan IPTEK mandiri yang menjadi pilihan yang kompetitif pada sisi produsen untuk melayani kepentingan konsumen sehingga konsumen mempunyai banyak pilihan

Pemanfaatan IPTEK mandiri untuk menciptakan open access pada sistem penyaluran energi khususnya untuk BBM, gas dan listrik (mandiri bisa diganti dengan “berbasis kemampuan bangsa sendiri”)

Pemberdayaan Daerah dalam pengembangan IPTEK Mengembangkan perencanaan pengembangan IPTEK berbasis daerah sebagai

bagian dari perencanaan energi nasional dengan memprioritaskan energi terbarukan

Pengembangan infrastruktur IPTEK Mengembangkan infrastruktur IPTEK yang terpadu terutama di daerah yang

tingkat konsumsi energinya tinggi. Meningkatkan kemitraan pemerintah dan swasta dalam pengembangan

infrastruktur IPTEK. Litbangrap IPTEK untuk peningkatan efisiensi energi Litbangrap IPTEK dalam Demand Side Management (DSM) melalui peningkatan

efisiensi pemanfaatan listrik, penerapan standar dan pengendalian pemakaian energi

Litbangrap IPTEK dalam Supply Side Management (SSM) melalui peningkatan kinerja pembangkit yang sudah ada, jaringan transmisi dan distribusi listrik

Pemanfaatan IPTEK dalam meningkatkan peran industri energi nasional Menyiapkan sumber daya manusia dalam negeri yang andal di bidang energi Meningkatkan penguasaan teknologi energi yang mengutamakan industri

manufaktur nasional Meningkatkan kemampuan perusahaan nasional dalam industri energi Peningkatan kegiatan litbangrap untuk investasi oleh dunia usaha (industri dan

jasa) di bidang energi baru dan terbarukan: Peningkatan litbangrap untuk pendayagunaan dan peningkatan nilai tambah

gas bumi: Peningkatan keberdayaan masyarakat dengan pengembangan kapasitas

IPTEK-nya. Melembagakan kemampuan IPTEK dalam pemberdayaan masyarakat; Menciptakan kelembagaan IPTEK secara kemitraan dalam rangka

pengembangan sarana dan industri energi Meningkatkan kelembagaan IPTEK terhadap peranan swadaya masyarakat,

usaha kecil menengah dan koperasi dalam industri energi 4.8. Rekomendasi Kebijakan Agar sasaran dan strategi pencapaian Buku Putih energi dapat tercapai langkah kebijakan yang ditempuh adalah melaksanakan penelitian, pengembangan dan penerapan dan pemanfaatan IPTEK yang beriorientasi pada intensifikasi,

19

Page 25: Buku Putih Energi

diversifikasi, dan konservasi energi di segala bidang, serta diikuti oleh langkah pendukung yang antara lain: • Meningkatkan dukungan iptek pada kelompok usaha kecil, menengah dan

koperasi, terutama di bidang material dan manufaktur. • Mempermudah akses bagi dunia usaha/industri ke fasilitas penyedia IPTEK,

termasuk pemanfaatan kapasitas untuk peningkatan keterampilan tenaga kerja. • Menajamkan prioritas kegiatan litbang pada sektor energi. • Mengembangkan atau memperkuat hubungan antara industri besar dan industri

kecil dan menengah, khususnya yang berdampak pada peningkatan penguasaan IPTEK.

• Menyusun skema insentif untuk mempercepat difusi IPTEK khususnya dari hasil litbang dalam negeri bidang energi

• Meningkatkan dukungan IPTEK untuk menunjang daya saing sektor produksi energi, serta sektor yang berpotensi untuk memberikan dampak ekonomi yang luas.

• Meningkatkan peran lembaga penelitian, pengembangan dan rekayasa sebagai mitra dunia usaha/industri untuk mengembangkan kemampuan inovasi pelaku usaha/industri, serta mendorong pembangunan kelembagaan iptek di daerah.

• Mempersiapkan prasarana untuk pengembangan HKI, standar mutu, keamanan produksi dan lingkungan, serta membina sumber daya manusia dan memberdayakan organisasi profesi ilmiah.

4.9. Prakondisi dan Indikator Keberhasilan Prakondisi 1. Tercapai kesamaan persepsi dan adanya dukungan dari seluruh sektor

terkait/pemangku kepentingan terhadap pemanfaatan hasil litbangrap. 2. Komitmen pemerintah dalam mengalokasikan anggaran yang memadai untuk

kegiatan litbangrap. 3. Adanya komitmen dari pihak swasta untuk meningkatkan rasio kontribusi

anggaran non pemerintah untuk kegiatan litbangrap. 4. Komitment pelaku riset dan lembaga litbang untuk melaksanakan program

litbangrap secara terencana, sungguh-sungguh, konsisten dan tepat waktu. 5. Adanya kebijakan fiskal, moneter dan peraturan perundangan yang berpihak

pada masyarakat dan UKM bidang energi. 6. Meningkatnya budaya masyarakat cinta produksi dalam negeri, hemat energi dan

tidak konsumtif. Indikator Input 1. Tersusun perencanaan litbangrap yang saling mendukung/komplemen antar

kelembagaan IPTEK. 2. Alokasi anggaran yang memadai dari setiap unit penelitian yang terkait dengan

bidang energi di atas 20 % untuk pelaksanaan Buku Putih. 3. Alokasi dana penelitian melalui program insentif, program kompetitif dan

sejenisnya untuk pelaksanaan litbangrap yang mendukung Buku Putih, minimal sebesar 15 %.

4. Tersedia sarana dan prasarana yang memadai untuk pelaksanaan Buku Putih. 5. Tersedia SDM yang kompeten dan memadai untuk mendukung pelaksanaan

Buku Putih.

20

Page 26: Buku Putih Energi

Indikator Proses 1. Tercipta iklim yang kondusif terhadap pelaksanaan litbangrap 2. Ada motivasi yang kuat dari SDM dalam pelaksanaan litbangrap. 3. Terealisasi inovasi dalam litbangrap yang mengacu pada Buku Putih. 4. Terlaksana monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Buku Putih 5. Terdokumentasikan dengan baik hasil pelaksanaan Buku Putih. Indikator Output 1. Peningkatan kuantitas dan kualitas hasil litbangrap. 2. Peningkatan jumlah publikasi dan jumlah patent. 3. Paket teknologi dan model implementasi yang mendukung ketersedian energi

meningkat jumlahnya. 4. Diseminasi hasil litbangrap yang mendukung ketersediaan energi terjadi. 5. Akses informasi terhadap hasil litbangrap ke seluruh stakeholder meningkat. Indikator Outcome 1. Tersedia dan dipakai hasil litbangrap (teknologi, inovasi, dan kebijakan) pada

tingkat pengguna. 2. Tersedia lapangan kerja baru di bidang produksi dan distribusi energi. 3. Terwujudnya budaya cinta produk dalam negeri dan hemat energi. 4. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat. 5. Tersedia energi untuk seluruh lapisan masyarakat.

21

Page 27: Buku Putih Energi

V. PENUTUP Letak Indonesia yang berada di antara 6° Lintang Selatan dan 11° Lintang Utara membentang di sepanjang garis khatulistiwa memberikan intensitas sinar matahari yang cukup besar dan stabil sepanjang tahun. Energi matahari semacam ini merupakan modal dasar untuk pengembangan sumber energi, khususnya energi surya. Indonesia dengan iklim tropis nya menjadikan suatu rahmat dengan tumbuh suburnya tanaman yang dapat menjadi sumber energi terbarukan yang potensial. Indonesia yang mempunyai struktur geologi memiliki potensi sumber energi seperti batu bara, gas, minyak bumi, panas bumi. Walaupun sumber energi tersebut sebagian sudah sekian lama dieksploitasi dan sudah mulai menyusut jumlah cadangannya (kecuali panas bumi), namun hasil eksplorasi masih membuka peluang untuk mendapatkan sumber energi. Indonesia yang terdiri atas 17 ribu lebih pulau besar dan kecil. Kondisi alam demikian membuat sistem transportasi dan distribusi energi memerlukan perencanaan dan penanganan yang cermat. Kondisi geografis Indonesia yang spesifik memungkinkan terjadinya pola angin yang bermacam-macam, yang diantaranya mempunyai prospek pengembangan Energi Bayu. Indonesia yang tergolong negara berpenduduk padat memerlukan pasokan energi yang besar sesuai dengan tingkat sosial ekonomi masyarakat. Indonesia ke depan akan memerlukan ketersediaan energi yang cukup tinggi. Dengan kondisi ketersediaan energi sekarang tidak memungkinkan kebutuhan tersebut dapat tercapai. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi yang mantap yang dapat digunakan sebagai acuan dalam litbangrap IPTEK yang mampu mendukung ketersediaan energi berkelanjutan. Dengan memperhatikan jumlah dan angka pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi, meningkatnya standar hidup, dan issue lingkungan, maka perencanaan energi jangka panjang harus dilakukan secara arif dan bijaksana. Dengan keterbatasan sumber energi tak terbarukan, maka untuk memenuhi kebutuhan energi di tahun mendatang, maka harus diterapkan konsep bauran energi (energy mix) serta harus lebih mengarah kepada energi berbasis teknologi (technology base), dibandingkan dengan energi berbasis sumber daya (resource base) yang bersifat tidak terbarukan. Oleh karena itu, peranan litbang IPTEK untuk energi menjadi semakin jelas dalam mendukung kebijakan energi ke depan yang berbasis teknologi. Dengan penerapan IPTEK, Skenario terburuk di bidang penyediaan energi dapat diantisipasi lebih dini agar tak terjadi. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan litbangrap IPTEK yang mendukung pencapaian ketersediaan energi adalah: Anggaran yang tersedia jauh lebih kecil dari yang dibutuhkan Minat investor masih relatif kecil Sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan dan kompetensi masih sangat

kurang.

22

Page 28: Buku Putih Energi

DAFTAR PUSTAKA 1. Kebijakan Energi Nasional 2003 – 2020, Departemen Energi Sumber Daya

Mineral, 24 Februari 2004. 2. Blueprint Pengelolaan Energi Nasional (PEN) 2005 – 2025, Departemen Energi

Sumber Daya Mineral 3. Kajian Kebutuhan dan Penyediaan Energi di Indonesia Tahun 2020, Kementerian

Negara Riset dan Teknologi – Komite Nasional Indonesia-World Energy Council (KNI-WEC)

4. Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional IPTEK 2005 – 2009, Kementerian Negara Riset dan Teknologi Visi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2025, Kementerian Negara Riset dan Teknologi

23

Page 29: Buku Putih Energi

Anggota Gugus Tugas Energi (GTE) Tim Koordinasi Gugus Tugas Bidang Prioritas

Penciptaan dan Pemanfaatan Sumber Energi Baru dan Terbarukan Tahun Anggaran 2006,

Kepmen Nomor:17/M/Kp/II/2006

No. Nama Jabatan/Instansi Tugas 1. Dr. Hudi Hastowo Sesmenegristek Ketua Gugus Tugas

2. Dr. Bambang S. Pratomosunu Dep. Perkemb. Riptek Penanggung Jawab

3. Dr. Agus Rusyana Hoetman Asdep. Rekayasa, KNRT Sekretaris Gugus Tugas

4. Prof. Dr. Martin Djamin Staf Ahli Energi Anggota Gugus Tugas

5. Ir. Nenny Sri Utami Dep. ESDM Anggota Gugus Tugas

6. Dr. Arnold Y. Soetrisnanto BATAN Anggota Gugus Tugas

7. Ir. Aris Subarkah, MT BPPT Anggota Gugus Tugas

8. Dr. Widodo W. Purwanto UI Anggota Gugus Tugas

9. Dr. Mesdin K. Simarmata BAPPENAS Anggota Gugus Tugas

10. Dr. Tatang Hernas Surawidjaja ITB Anggota Gugus Tugas

11. Dr. Ing. Harwin Saptoadi, MSE UGM Anggota Gugus Tugas

12. Dr. Ir. Erliza Hambali IPB Anggota Gugus Tugas

13. Dr. Arief Yudiarto BPPT Anggota Gugus Tugas

14. Dr. Khoirul Huda, M.Eng BAPETEN Anggota Gugus Tugas

15. Drs. Agus Salim Dasuki, M.Eng BPPT Anggota Gugus Tugas

16. Dr. Agus Eko Tjahyono BPPT Anggota Gugus Tugas

17. Dr. Unggul Priyanto BPPT Anggota Gugus Tugas

18. Ir. Soni Solistia Wirawan M.Eng BPPT Anggota Gugus Tugas

19. Ir. Adiwardojo BATAN Anggota Gugus Tugas

20. Ir. Maryono Ismail, MSc. LAPAN Anggota Gugus Tugas

21. Drs. Suripno LAPAN Anggota Gugus Tugas

22. Dr. Priyo Sardjono LIPI Anggota Gugus Tugas

23. Ir. Raharjo Binudi LIPI Anggota Gugus Tugas

24. Dr. Djedi Widarto LIPI Anggota Gugus Tugas

25. Dr. Ir. Robert Manurung, M.Eng ITB Anggota Gugus Tugas

26. Dr. Ing. Putu M. Santika KNRT Anggota Gugus Tugas

27. Dr. Ir. Erie Sandhita G, MsAe, DEA KNRT Anggota Gugus Tugas

28. Dr. Herry Haeruddin LIPI Anggota Gugus Tugas

24

Page 30: Buku Putih Energi

Daftar Anggota Narasumber Gugus Tugas Energi 2006

No. Nama Instansi Tugas

1. Dr. Bukin Daulay P3 Tekmira Narasumber

2. Dr. Arya Rezavidi BPPT Narasumber

3. Ir. Endah Agustina, MS IPB Narasumber

4. Ir. Novi Irawati BPPT Narasumber

5. Dr. Hadi Punomo Lemigas Narasumber

6. Ir. Endang Lestari, MSc P3TK - EBT Narasumber

7. Dra. Nenen Rusnaeni LIPI Narasumber

8. Ir. Ismail Zaini, M.Sc BPPT Narasumber

9. Dr. M.A.M Oktaufik BPPT Narasumber

10. Dr. Adiarso BPPT Narasumber

11. Dra. Yenny Sofaeti, M.Si P3 TEKMIRA Narasumber

12. Dr. Djedi Widarto LIPI Narasumber

13. Ir. Jatmiko P. Atmojo, M.Eng. BPPT Narasumber

14. Dr. Rustiono BPPT Narasumber

15. Ir. Yusep K. Caryana Lemigas Narasumber

Sekretariat Anggota Gugus Tugas Energi: No. Fax (021) 3102014 Email: [email protected] 1. Ir. Ramlan Mamentu Telp. 3169288 , Hp. 08128654395 Email: [email protected] 2. Drs. Wawan Gunawan Telp. 3169288 , Hp. 081318643323 Email: [email protected] 3. Yuli Sulastri Telp. 3169286 , Hp. 0816908016 Email: [email protected]

25

Page 31: Buku Putih Energi

ANGGOTA GUGUS TUGAS ENERGI 2005 Surat Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi

No : 115/M/Kp/IX/2005

No Nama Instansi

1 Dr. Hudi Hastowo BATAN

2 Prof. Dr. Ir. Bambang Sutjiatmo Kementerian Negara Riset dan Teknologi

3 Dr. Bambang Setiadi, MS Kementerian Negara Riset dan Teknologi

4 Ir. Hari Purwanto, MSc.DIC Kementerian Negara Riset dan Teknologi

5 Soekarno Suyudi BATAN

6 Dr. Neni Sintawardani LIPI

7 Dr. Ir. Bambang Prasetya, APU LIPI

8 Prof. Lillik Hendrajaya, MSc Kementerian Negara Riset dan Teknologi

9 Dr. Ing. Raldi Artono Koestoer Kementerian Negara Riset dan Teknologi

10 Ir. Adiwardoyo BATAN

11 Dr. Arnold J. Sutrisnanto BATAN

12 Dr. Agus Rusyana Hoetman BPPT

13 Drs. Ajat Sudradjat, MSc BPPT

14 Drs. Suripno LAPAN

15 Drs. Arjuno Brojonegoro LIPI

16 Dr. Achiar Oemry LIPI

17 Drs. Bambang Supriyo Utomo BSN

18 Ir. Nenny Sri Utami ESDM

19 Dr. Ir. As Natio Lasman BAPETEN

20 Dr. Agus Salim Dasuki, MEng BPPT

21 Ir. Soni Solistia Wirawan, MEng BPPT

22 Dr. Rahayu Dwi Hartati ESDM

23 Dr. Verina J. Wargadalam ESDM

24 Dr. Totok M.S. Soegandi, MSc. APU LIPI

25 Anjar Susatyo, ST LIPI

26

Page 32: Buku Putih Energi

NARA SUMBER

NO NAMA INSTANSI 1 Suryadarma PhD Pertamina

2 Dr. Tatang H. Surawidjaja ITB

3 Dr. Evita Legowo Departemen ESDM

4 Noke Kiroyan Kaltim Prima Coal (KPC)

5 Dr. Rinaldy Dalimi UI

6 Mukaiyama Takehiko Japan Atomic Industrial Forum (JAIF)

7 Dr.Ir. Hardiv Situmeang KNI-WEC

8 Dr. Ir. Nur Pamuji KNI-WEC

9 Gene Baranowski BP Indonesia

10 Sujiastoto MA Departemen ESDM

11 Dr. Emmy Perdanahari Departemen ESDM

12 Dr. Ir. M. Arif Yudiarto MEng BPPT

13 Dr. Ir. Unggul Priyanto MSc BPPT

14 Ir. Rohmadi Ridlo MEng BPPT

15 Dr. M.A.M. Oktaufik BPPT

16 Drajat Pandjawi KPC

17 Amir Fauzi Pertamina Sekretariat GUGUS TUGAS ENERGI 1. Drs. Sjaeful Irwan (Kementerian Negara Riset dan Teknologi) 2. Mustapa, S.Sos (Kementerian Negara Riset dan Teknologi)

27

Page 33: Buku Putih Energi

LAMPIRAN

ROADMAP SEKTOR ENERGI

28

Page 34: Buku Putih Energi

Teknologi

Tahun

Pasar

Produk

Pasokan Biodiesel 1,5 Jt kL10%

Solar Transportasi

Biodiesel Sawit/Jarak Pagar

Biodiesel Sawit/Jarak Pagar

Biodiesel Berbiaya Produksi Rendah

Biodiesel Berbiaya Produksi Rendah

Biodiesel Kualitas TinggiAngka Setana TinggiTitik Kabut Rendah

Biodiesel Kualitas TinggiAngka Setana TinggiTitik Kabut Rendah

Pasokan Biodiesel 3 juta kL15% Solar

Pemutakhiran Standardisasidan Uji Unjuk

Kerja

2005-2010 2011-2015 2016-2025

IntensifikasiProses

Biodiesel

Pasokan Biodiesel 6.4 juta KL(20% Solar

Transportasi)(5% Konsumsi Solar)

Pabrik KomersialKapasitas

(5000 - 20000 Ton/Thn

Pabrik KomersialKapasitas 20.000 s/d

100.000 Ton/tahun

Komersialisasi Formula Biodiesel

Kualitas Tinggi

Rekayasa & Disain Pabrik

DesainEnjiniring

Teknologi Pembuatan

aditif

STANDAR BIODIESEL NASIONALSTANDAR BIODIESEL NASIONAL

OptimasiDan

ModifikasiDesain plant

Uji Unjuk Kerja

Teknologi blending

Litbang

Gugus Tugas EnergiKementrian Negara Riset dan Teknologi

Teknologi

Tahun

Pasar

Produk

Pasokan Biodiesel 1,5 Jt kL10%

Solar Transportasi

Pasokan Biodiesel 1,5 Jt kL10%

Solar Transportasi

Biodiesel Sawit/Jarak Pagar

Biodiesel Sawit/Jarak Pagar

Biodiesel Berbiaya Produksi Rendah

Biodiesel Berbiaya Produksi Rendah

Biodiesel Kualitas TinggiAngka Setana TinggiTitik Kabut Rendah

Biodiesel Kualitas TinggiAngka Setana TinggiTitik Kabut Rendah

Pasokan Biodiesel 3 juta kL15% SolarPasokan Biodiesel 3 juta kL15% Solar

Pemutakhiran Standardisasidan Uji Unjuk

Kerja

Pemutakhiran Standardisasidan Uji Unjuk

Kerja

2005-2010 2011-2015 2016-2025

IntensifikasiProses

Biodiesel

IntensifikasiProses

Biodiesel

Pasokan Biodiesel 6.4 juta KL(20% Solar

Transportasi)(5% Konsumsi Solar)

Pasokan Biodiesel 6.4 juta KL(20% Solar

Transportasi)(5% Konsumsi Solar)

Pabrik KomersialKapasitas

(5000 - 20000 Ton/Thn

Pabrik KomersialKapasitas

(5000 - 20000 Ton/Thn

Pabrik KomersialKapasitas 20.000 s/d

100.000 Ton/tahun

Pabrik KomersialKapasitas 20.000 s/d

100.000 Ton/tahun

Komersialisasi Formula Biodiesel

Kualitas Tinggi

Komersialisasi Formula Biodiesel

Kualitas Tinggi

Rekayasa & Disain Pabrik

DesainEnjiniring

Rekayasa & Disain Pabrik

DesainEnjiniring

Teknologi Pembuatan

aditif

Teknologi Pembuatan

aditif

STANDAR BIODIESEL NASIONALSTANDAR BIODIESEL NASIONAL

OptimasiDan

ModifikasiDesain plant

OptimasiDan

ModifikasiDesain plant

Uji Unjuk Kerja

Uji Unjuk Kerja

Teknologi blending Teknologi blending

Litbang

Gugus Tugas EnergiKementrian Negara Riset dan Teknologi

1. Roadmap Sektor Energi Bio Diesel

29

Page 35: Buku Putih Energi

30

Jangka Pendek (2005-2010)

Jangka Menengah (2011-2015)

Jangka Panjang (2016-2025)

Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah

• Penelitian dan pengembangan intensifikasi teknologi produksi biodiesel dari bahan baku sawit, kelapa, jarak pagar dan tumbuhan lain.

• Penelitian dan pengembangan konversi gliserol menjadi etanol dan produk turunan lainnya seperti surfaktan

• Peningkatan kualitas tanaman jarak pagar dan bahan baku potensial lainnya

• Penelitian dan pengembangan proses produksi biodiesel berbiaya rendah

• Pemanfaatan gliserol

menjadi produk turunan lainnya (surfaktan, monomer plastik, dll)

• Penyediaan bibit unggul

tanaman jarak pagar dan bahan baku potensial lainnya

• Penelitian dan pengembangan aditip biodiesel berkualitas tinggi

• Pemanfaatan produk

turunan gliserol dalam produk akhir (polimer, consumer goods, dll)

• Penyediaan bibit unggul

tanaman jarak pagar skala besar dengan teknik in vitro

• Rekayasa dan konstruksi pabrik biodiesel secara bertahap skala 5.000-20.000 ton/tahun

• Rekayasa dan Konstruksi pabrik biodiesel berbiaya produksi rendah 20.000-100.000 ton/tahun

• Formulasi biodiesel berkualitas tinggi

• Uji karakteristik, unjuk kerja,uji jalan, pemutakhiran standar dan pembentukan lembaga sertifikasi mutu biodiesel (LSPro) serta Laboratorium Uji Biodiesel di beberapa propinsi

• Pemutakhiran uji karakteristik, unjuk kerja, uji jalan, standar dan pembentukan Laboratorium Uji Biodiesel di seluruh propinsi

• Pemutakhiran uji karakteristik, unjuk kerja, uji jalan, standar dan pembentukan Laboratorium Uji Biodiesel di setiap kabupaten

Peran Industri Jangka Pendek

(2005-2010) Jangka Menengah

(2011-2015) Jangka Panjang

(2016-2025) Mendukung penelitian dan pengembangan perbaikan proses produksi biodiesel di Perguruan Tinggi dan lembaga litbang melalui cost sharing dan kerjasama kemitraan

Komersialisasi hasil penelitian teknologi produksi biodiesel berbiaya rendah

Komersialisasi hasil penelitian teknologi formulasi biodiesel berkualitas tinggi

Peningkatan kandungan lokal mesin dan peralatan pabrik biodiesel sampai minimum 50%

Peningkatan mesin dan kandungan lokal peralatan pabrik biodiesel sampai minimum 75%

Mesin dan peralatan biodiesel dengan kandungan lokal 100%

Pengembangan teknologi engine agar dapat mengikuti perkembangan penggunaan biodiesel

Pengembangan teknologi engine lanjutan agar dapat mengikuti perkembangan penggunaan biodiesel

Pengembangan teknologi engine lanjutan agar dapat mengikuti perkembangan penggunaan biodiesel

Membantu dalam pemutakhiran standar biodiesel nasional

Membantu dalam pemutakhiran standar biodiesel nasional

Membantu dalam pemutakhiran standar biodiesel nasional

Page 36: Buku Putih Energi

31

Peluang Pasar Peran Pemerintah

Program Langit Biru yang merujuk pada standar lingkungan global

Peningkatan target Program Langit Biru yang merujuk pada standar lingkungan global

Peningkatan target Program Langit Biru yang merujuk pada standar lingkungan global

Pengurangan subsidi solar untuk transportasi umum

Penghapusan subsidi solar dan pengenaan pajak lingkungan terhadap solar sebesar 10 %

Pengenaan pajak lingkungan terhadap solar sebesar 25%

Peran Industri Jangka Pendek

(2005-2010) Jangka Menengah

(2011-2015) Jangka Panjang

(2016-2025) Sosialisasi penghematan BBM karena kelangkaan BBM fosil dan harga yang terus meningkat

Sosialisasi lanjutan penghematan BBM karena kelangkaan BBM fosil dan harga yang terus meningkat

Sosialisasi lanjutan penghematan BBM karena kelangkaan BBM fosil dan harga yang terus meningkat

Sosialisasi penggunaan biodiesel pada kendaraan operasional di instansi pemerintah dan transportasi umum maksimum 10% (B10)

Penggunaan pada transportasi umum di seluruh Indonesia maksimum 20% (B20)

Penggunaan pada transportasi umum di seluruh Indonesia sampai 100% (B100)

Fasilitasi Pemanfaatan Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM) oleh industri biodiesel di Indonesia

Fasilitasi Pemanfaatan Mekanisme Seperti CDM di rezim iklim pasca Protokol Kyoto oleh industri biodiesel di Indonesia

Fasilitasi Pemanfaatan Mekanisme Seperti CDM di rezim iklim pasca Protokol Kyoto oleh industri biodiesel di Indonesia

• Sebesar 10% kebutuhan solar transportasi dipenuhi dari biodiesel yaitu 1.5 juta kL

• Sebesar 600 ribu kL

dipenuhi dari biodiesel jarak pagar

• Sebesar 15% kebutuhan solar transportasi dipenuhi dari biodiesel yaitu 3 juta kL

• Sebesar 1.5 juta kL

dipenuhi dari biodiesel jarak pagar

• Sebesar 20% kebutuhan solar transportasi dipenuhi dari biodiesel yaitu 7.5 juta kL

• Sebesar 3 juta kL

dipenuhi dari biodiesel jarak pagar

Peran Industri Kawasan industri harus memenuhi standar emisi yang disyaratkan oleh ISO 14000

Kawasan industri harus memenuhi standar emisi yang disyaratkan oleh ISO 14000

Kawasan industri harus memenuhi standar emisi yang disyaratkan oleh ISO 14000

Peran Industri Peningkatan produksi biodiesel untuk pemakaian oleh industri paling sedikit 10%

Peningkatan produksi biodiesel untuk pemakaian oleh industri paling sedikit 20%

Peningkatan produksi biodiesel untuk pemakaian oleh industri paling sedikit 50%

Sosialisasi penggunaan bahan bakar biodiesel oleh industri otomotif

Peningkatan peran industri otomotif dan alat berat dalam penggunaan biodiesel

Peningkatan peran industri otomotif dan alat berat dalam penggunaan biodiesel

Page 37: Buku Putih Energi

32

Kebijakan Peran Pemerintah

• Mendorong budidaya dan produksi bahan baku potensial skala komersial

• Kebijakan penanaman jarak pagar seluas 1.5 juta hektar

• Mendorong budidaya dan produksi bahan baku potensial skala komersial

• Kebijakan penanaman jarak pagar seluas 3.4 juta hektar

• Mendorong budidaya dan produksi bahan baku potensial skala komersial

• Kebijakan penanaman jarak pagar seluas 7.5 juta hektar

Pemberlakuan peraturan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan sesuai standar yang berlaku terutama di kota-kota besar berpolusi tinggi

Pemberlakuan peraturan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan sesuai standar yang berlaku terutama di kota-kota besar

Pemberlakuan peraturan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan sesuai standar yang berlaku di seluruh kota

Penetapan target 10% dari kebutuhan solar transportasi dipenuhi dari bahan bakar biodiesel

Penetapan target 15% dari kebutuhan solar transportasi dipenuhi dari bahan bakar biodiesel

Penetapan target 20% dari kebutuhan solar transportasi dipenuhi dari bahan bakar biodiesel

Kebijakan Peran Pemerintah

Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri biodiesel : • Harga biodiesel kompetitif

dibanding solar • Pinjaman lunak (bunga

lebih rendah dengan waktu pengembalian lebih panjang) bagi pengembang industri biodiesel

• Pengurangan pajak bagi industri yang menggunakan 100% biodiesel sebagai pengganti solar

• Pemberian tax holiday bagi usaha perkebunan jarak pagar

• Bagi perkebunan tanaman jarak pagar diberikan Hak Guna Usaha (HGU) selama 50 tahun

• Pengurangan berbagai

jenis pajak dan retribusi daerah untuk industri biodiesel yang digunakan di dalam negeri.

• Kewajiban industri biodiesel memasok kebutuhan dalam negeri

Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri biodiesel : • Harga biodiesel lebih murah

dibanding solar • Pinjaman lunak (bunga

lebih rendah dengan waktu pengembalian lebih panjang) bagi pengembang industri biodiesel

• Pengurangan pajak bagi

industri yang menggunakan 100% biodiesel sebagai pengganti solar

• Pemberian tax holiday bagi

usaha perkebunan jarak pagar

• Bagi perkebunan tanaman jarak pagar diberikan Hak Guna Usaha (HGU) selama 50 tahun

• Pengurangan berbagai

jenis pajak dan retribusi daerah untuk industri biodiesel yang digunakan di dalam negeri

• Kewajiban industri biodiesel memasok kebutuhan dalam negeri

Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri biodiesel : • Harga biodiesel lebih

murah dibanding solar • Pinjaman lunak (bunga

lebih rendah dengan waktu pengembalian lebih panjang) bagi pengembang industri biodiesel

• Pengurangan pajak bagi industri yang menggunakan 100% biodiesel sebagai pengganti solar

• Pemberian tax holiday tahun bagi usaha perkebunan jarak pagar

• Bagi perkebunan tanaman jarak pagar diberikan Hak Guna Usaha (HGU) selama 50 tahun

• Pengurangan berbagai jenis pajak dan retribusi daerah untuk industri biodiesel yang digunakan di dalam negeri

• Kewajiban industri biodiesel memasok kebutuhan dalam negeri

Page 38: Buku Putih Energi

33

• Pengurangan pajak bagi perusahaan yang bekerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga litbang yang melakukan riset dan pengembangan peningkatan kualitas bahan baku, intensifikasi teknologi produksi dan pemanfaatan hasil samping proses produksi biodiesel

• Pengurangan pajak bagi perusahaan yang bekerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga litbang yang melakukan riset dan pengembangan peningkatan kualitas bahan baku,intensifikasi teknologi produksi dan pemanfaatan hasil samping proses produksi biodiesel

• Pengurangan pajak bagi perusahaan yang bekerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga litbang yang melakukan riset dan pengembangan peningkatan kualitas bahan baku, intensifikasi teknologi produksi dan pemanfaatan hasil samping proses produksi biodiesel

Peran Industri Menerapkan kebijakan penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar lain sebesar 10% untuk transportasi

Menerapkan kebijakan penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar lain sebesar 15% untuk transportasi

Menerapkan kebijakan penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar lain sebesar 20% untuk transportasi

Partisipasi Pemanfaatan Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM) oleh industri biodiesel di Indonesia

Partisipasi Pemanfaatan Mekanisme Seperti CDM di rezim iklim pasca Protokol Kyoto oleh industri biodiesel di Indonesia

Partisipasi Pemanfaatan Mekanisme Seperti CDM di rezim iklim pasca Protokol Kyoto oleh industri biodiesel di Indonesia

Peran Industri Kerjasama petani/perkebunan dengan produsen biodiesel dalam bentuk skema inti plasma

Kerjasama kelompok petani/pekebun untuk memiliki pabrik biodiesel

Kerjasama kelompok petani/pekebun untuk memiliki pabrik biodiesel

Page 39: Buku Putih Energi

34

Tahun 2005 – 2010 2011-2015 2016-2025

2. Roadmap Sektor Energi Bio-Etanol

Produksi bioetanol 99,5% (FGE) dari serat lignoselulosa (limbah

pertanian/kehutanan) nira dan pati (termasuk algae) pada skala komersial

Gasohol/ FGE (Bioetanol dari lignoselulosa, nira dan pati )

Pasokan Bioetanol 4,99 jt kl ( 20 % total

konsumsi bensin)

serat lignoselulosa sbg bahan baku bietanol & bahan

bakar

STANDAR FUELGRADE ETHANOL (FGE) & GASOHOL NASIONAL

Produksi bietanol 99,5% (FGE) dg laju produksi dan rasio energi

tinggi berbahan baku pati dan nira pada skala komersial

Gasohol/ FGE (Bioetanol dari pati , nira dan molases)

Pasokan Bioetanol 1,85 jt kl (10% total

konsumsi bensin)

Gasohol E-10 (Bioetanol dari pati &molases)

Perbaikan strain yeast

Pasokan Bioetanol 3,08 jt kl ( 15% total konsumsi bensin)

Teknologi proses

fermentasi

Teknologi. membran utk

dehidrasi

Produksi bioetanol 99,5% (FGE) dengan teknik dehidrasi kimiawi dan molecular sieving berbahan

baku molases dan skala komersial

Dehidrasi bioetanol dg

adsorben

Sumber daya karbohidrat untuk

bahan baku bioetanol

Produk

Technology

R & D

Market Pasar

Teknologi

Litbang

Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi

Page 40: Buku Putih Energi

Millestones Bio Etanol

35

2005 2015 202 52007 2009

Demo plant BPPT8 kL/hari

Pembangunan104 plant @ 60kL/hari

Pembangunan 62 plant @ 60kL/hari

2013

Pembangunan 114 plant @ 60kL/hari

2018 2023202020102005 2015 202 52007 2009

Demo plant BPPT8 kL/hari

Pembangunan104 plant @ 60kL/hari

Pembangunan 62 plant @ 60kL/hari

2013

Pembangunan 114 plant @ 60kL/hari

2018 202320202010

Catatan : 1). Kapasitas 60 kL/hari merupakan kapasitas terendah plant bioetanol komersial dengan

bahan baku ubikayu. Diperlukan modal sekitar Rp 150 milyar per-plant. 2). Agar lebih efisien, investor perlu didorong untuk membangun plant 2-3 kali lipat dari

kapasitas di atas. 3). Pengembangan plant komersial di bawah 60 kL/hari dimungkinkan dengan bahan baku

lokal (khususnya nira-nira aren, lontar, nipah, tebu dan sorgum manis) untuk kawasan terpencil dengan harga BBM yang tinggi

Page 41: Buku Putih Energi

36

Jangka Pendek (2005-2010)

Jangka Menengah (2011-2015)

Jangka Panjang (2016-2025)

Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah

Litbang teknologi produksi bioetanol dengan bahan baku molases dan pati serta perbaikan strain yeast

Litbang teknologi fermentasi: perbaikan galur yeast tahan temperatur tinggi dan penerapannya pada fermentasi berbahan baku nira (tebu dll) dan pati.

Litbang teknologi produksi bioetanol menggunakan selulase dan bahan baku lignoselulosa.

Pengkajian dan produksi FGE skala 200 L/hari dengan molecular sieve dan penambahan unit dehidrasi pada demo-plant 8 kL/hari

Litbang teknologi dehidrasi etanol dengan teknologi membran zeolit dan penambahan unit dehidrasi membran pada demo plant 8 kL/hari.

Penerapan teknologi utilitas (steam dan listrik) secara co-generation pada demo plant 8 kL/hari berbahan baku lignoselulosa.

Uji karakteristik gasohol dan kinerja kendaraan berbahan bakar gasohol E-10 serta penyusunan standar gasohol nasional

Pengembangan teknologi utilitas (steam dan listrik) secara co-generation.

Uji karakteristik gasohol dan kinerja kendaraan berbahan bakar gasohol dengan kandungan etanol > 10% .

Penyuluhan dan pelatihan budidaya bahan baku bioetanol secara berkelanjutan (ramah lingkungan).

Asistensi teknis rancang bangun pabrik bioetanol skala komersial.

Asistensi teknis rancang bangun pabrik bioetanol skala komersial.

Studi kelayakan pembangunan pabrik bioetanol di wilayah Indonesia timur.

Pembangunan dua pabrik percontohan di Sulawesi Selatan & Papua berbahan baku lokal kaps. 60 kL/hari.

Peran Industri Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan.

Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan.

Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan.

Kerjasama dalam rancang bangun pabrik bioetanol & peningkatan penggunaan bahan industri lokal untuk pembangunan pabrik bioetanol.

Kerjasama dalam penerapan teknologi utilitas (steam dan listrik) secara co-generation

Kerjasama dalam rancang bangun pabrik bioetanol berbahan baku lignoselulosa.

Pengembangan formula bahan bakar gasohol untuk mesin otomotif dengan spesifikasi tertentu.

Membantu dalam penyusunan standar gasohol nasional.

Peluang Pasar Peran Pemerintah

Persyaratan kandungan oksigen yang tinggi pada bahan bakar bensin

Page 42: Buku Putih Energi

37

Jangka Pendek (2005-2010)

Jangka Menengah (2011-2015)

Jangka Panjang (2016-2025)

Sumber BBM fosil menipis dan harga terus meningkat, sedangkan biaya produksi bioetanol cenderung menurun atau tetap.

Sumber BBM fosil menipis dan harga terus meningkat, sedangkan biaya produksi bioetanol cenderung menurun atau tetap.

Sumber BBM fosil menipis dan harga terus meningkat, sedangkan biaya produksi bioetanol cenderung menurun atau tetap.

Sosialisasi penggunaan gasohol pada kendaraan berbahan bakar bensin di kawasan padat lalu lintas (Jakarta, dll) bekerjasama dengan Pemda setempat.

Penggunaan gasohol untuk transportasi umum di berbagai kota besar di Indonesia.

Penggunaan gasohol untuk transportasi umum di seluruh wilayah Indonesia.

Implementasi Program CDM berdasarkan Kyoto Protocol

Konsumsi premium tahun 2004 sebesar 15 juta kL, dan pada tahun 2009 akan mencapai sekitar 21 juta kL (laju konsumsi 7% per tahun). Ditargetkan penggunaan bioetanol 1,85 jt kL (10% dari total konsumsi bensin)

Ditargetkan pada tahun 2015 penggunaan bioetanol mencapai 3,08 jt kL (15% dari total konsumsi bensin)

Ditargetkan pada tahun 2025 penggunaan bioetanol mencapai 4,99 juta kL (20% dari total konsumsi bensin)

Peran Industri Kawasan industri yang harus memenuhi persyaratan lingkungan secara global. Meningkatnya peran investasi dan industri bioetanol lokal untuk memenuhi kebutuhan gasohol, khususnya di daerah terpencil/pulau-pulau kecil.

Sosialisasi penggunaan bahan bakar gasohol oleh industri otomotif

Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah

Mendorong budidaya dan produksi bahan baku potensial skala komersial

Mendorong budidaya dan produksi bahan baku potensial skala komersial

Pemberlakuan peraturan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan sesuai standar yang berlaku, terutama di kota-kota besar berpolusi tinggi

Pemberlakuan peraturan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan sesuai standar yang berlaku, terutama di kota-kota besar berpolusi tinggi

Mendorong dan memberikan contoh dalam penggunaan gasohol yang ramah lingkungan

Mendorong dan memberikan contoh dalam penggunaan gasohol yang ramah lingkungan

Kebijaksanaan Energi Nasional mentargetkan 5% (2025) dari kebutuhan energi dipenuhi dari bahan bakar terbarukan

Page 43: Buku Putih Energi

38

Jangka Pendek (2005-2010)

Jangka Menengah (2011-2015)

Jangka Panjang (2016-2025)

Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri bioetanol : • Pemberian subsidi

dengan menyamakan harga gasohol E-10 dengan harga premium yang disubsidi

• Pemberian kredit lunak untuk produksi bioetanol skala kecil-menengah.

• Pemberian kredit lunak untuk petani produsen bahan baku etanol.

Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri bioetanol : • Pemberian subsidi dengan

menyamakan harga gasohol E-10 dengan harga premium yang disubsidi

• Pemberian kredit lunak untuk produksi bioetanol skala kecil-menengah.

• Pemberian kredit lunak untuk petani produsen bahan baku etanol

Peran Industri Menerapkan kebijakan penggunaan bahan bakar yang memenuhi standar lingkungan Partisipasi Industri dalam implementasi program CDM-Kyoto Protocol

Partisipasi Industri dalam implementasi program CDM-Kyoto Protocol

Kerjasama petani/perkebunan dengan produsen bioetanol

Kerjasama petani/perkebunan dengan produsen bioetanol

Page 44: Buku Putih Energi

39

3. Roadmap Sektor Energi Bio-oil (Pirolisa)

Tahun 2005 - 2010 2011-2015 2016-2025

Technology

Sosialisasi dan Penggunaan Bio Oil

di Jawa Barat

Bio Oil (Crude)

Penambahan Solvent

Teknologi Piro- lisa

Cepat

Emulsifikasi

Model Reak-tor Pirolisa

Cepat

Produksi bio oil untuk keperluan panas dengan teknologi pirolisa cepat skala

semi komersial 8 ton/hari s/d Skala komersial 100 ton/hari

Konversi 20-60%

Produksi dan upgrading bio oil pada skala komersial 50-100 ton/hari

Konversi 60-80%

Sumber daya limbah biomassa sebagai

baku bio oil

Catalytic vapor cracking dan

hydrotreating biooil

Produksi dan upgrading bio oil pada skala komersial 50-100

ton/hari

Product

R & D

Market Penggunaan Bio Oil Konsumsi Minyak

Bakar

Penggunaan Bio Oil sebesar 2,5% konsumsi

Minyak Bakar & IDO

Bio Oil (treated) Bio Oil (treated)

Standar Bio Oil untuk keperluan Panas Standar Bio Oil untuk keperluan panas

dan mesin Standar Bio Oil untuk keperluan panas

dan transportasi

Pasar

Produk

Teknologi

Litbang

Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi

Page 45: Buku Putih Energi

40

Jangka Pendek (2005-2010)

Jangka Menengah (2011-2015)

Jangka Panjang (2016-2025)

Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah

Litbang teknologi produksi bio oil dengan teknologi pirolisa cepat dan pemetaan potensi bahan baku, produsen bio oil, kerjasama dengan pihak lain, dan diseminasi produk.

Litbang teknologi pirolisa cepat bio oil

Litbang teknologi produksi bio oil dan upgrade bio oil untuk keperluan mesin penggerak.

Pengkajian dan produksi bio oil skala 8 -100 ton/hari,konversi perolehan 10-40%

Litbang teknologi pirolisa cepat dan upgrade bio oil dengan skala 50-100 ton/hari dengan konversi 60%

Penerapan teknologi pirolisa cepat secara komersial untuk keperluan bahan bakar campuran minyak diesel.

Uji karakteristik bio oil di boiler industri untuk keperluan panas

Pengujian bio oil plus aditif sebagai bahan campuran dengan minyak diesel untuk penggunaan mesin diesel stasioner.

Pengujian bio oil sebagai campuran minyak disel untuk penggunaan mesin disel untuk keperluan transportasi.

Pengkajian reaktor pirolisa cepat dan perangkat utilitasnya, skala semi komersial

Rancang bangun pabrik bio oil dan sistem upgrade bio oil skala komersial.

Rancang bangun pabrik bio oil dan sistem upgrade bio oil skala komersial.

Studi kelayakan dan pembangunan pabrik bio oil di industri berbasis biomasa.

Studi kelayakan dan pembangunan pabrik bio oil di industri berbasis biomassa.

Studi kelayakan dan pembangunan pabrik bio oil di industri berbasis biomassa.

Peran Industri Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan.

Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan.

Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan.

Kerjasama dalam rancang bangun pabrik bio oil dan pemanfaatan bio oil skala semi komersial untuk produksi komponen dan sistem pendukung pabrik bio oil.

Kerjasama dalam penerapan teknologi dan rancang bangun teknologi pirolisa cepat dan upgrade bio oil juga mendukung memperbanyak komponen lokal.

Kerjasama dalam penerapan teknologi dan rancang bangun teknologi pirolisa cepat dan upgrade bio oil skala komersial juga penyedia komponen dan sistem pendukung pabrik bio oil.

Pengembangan bio oil untuk industri untuk keperluan panas.

Pengembangan bio oil untuk mesin disel stasioner

Pengembangan bio oil untuk mesin disel transportasi

Peluang Pasar Peran Pemerintah

Sosialisasi penggunaan bio oil di industri mengganti minyak berat (marine fuel oil) untuk keperluan panas.

Penggunaan bio oil untuk bahan bakar campuran mesin penggerak dan keperluan panas.

Penggunaan bio oil untuk keperluan panas dan bahan bakar campuran untuk mesin disel transportasi.

Page 46: Buku Putih Energi

41

Implementasi Program CDM berdasarkan Kyoto Protocol dan kesempatan pasar luar negeri dalam program Renewable Portfolio Standar di beberapa negara.

Kemudahan peraturan dan perundangan yang mendorong penggunaan bio oil

Peran Industri Meningkatnya peran investasi pada industri bio oil khususnya di industri berbasis biomassa.

Meningkatnya peran investasi pada industri bio oil khususnya di industri berbasis biomassa.

Meningkatnya peran investasi pada industri bio oil khususnya di industri berbasis biomassa.

Sosialisasi penggunaan bahan bakar bio oil oleh industri untuk keperluan panas

Sosialisasi penggunaan bahan bakar bio oil oleh industri untuk keperluan panas

Sosialisasi penggunaan bahan bakar bio oil oleh industri untuk keperluan panas

Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah

Pemberlakuan peraturan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan terutama yang terbarukan.

Mengutamakan komponen lokal

Kebijaksanaan Energi Nasional mentargetkan 5 % (2025) dari kebutuhan energi dipenuhi dari bahan bakar terbarukan

Mendorong dan memberikan contoh dalam penggunaan bio oil di PTPN

Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri bio oil

Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri bio oil

Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri bio oil

Peran Industri Partisipasi Industri dalam implementasi program CDM-Kyoto Protocol

Partisipasi Industri dalam implementasi program CDM-Kyoto Protocol

Partisipasi Industri dalam implementasi program CDM-Kyoto Protocol

Kerjasama industri berbasis biomassa dengan produsen bio oil

Kerjasama industri berbasis biomassa dengan produsen bio oil

Kerjasama industri berbasis biomassa dengan produsen bio oil

Page 47: Buku Putih Energi

42

4. ROAD-MAP PURE PLANT OIL

Pemanfaatan Pure Plant Oil untuk konsumsi Minyak Solar

disekitar industri & transportasi Kend. Berat & Kerosin

Pure Plant Oil dari Sawit dan Jarak pagar

Optimasi Teknologi

Pembuatan PPO

Teknologi Pembuatan PPO

Pengembangan teknologi

pembuatan PPO

PPO dari Bermacam bahan baku

Produksi PPO untuk keperluan industri dari berbagai bahan baku

Produksi PPO skala komersial untuk keperluanIndustri dan transportasi

Pencampuran, Pengujian,

standardisasi

Pengembangan bahan baku lain

menjadi PPO

Produksi dan upgrading PPO pada skala

komersial

Produk

Teknologi

Pasar

Tahun 2005 – 2010 2011-2015 2016-2025

High grade Pure Plant Oil Dari Sawit, Jarak pagar, dll

High grade Pure Plant Oil Sawit, Jarak Pagar, dll

Standar PPO untuk Keperluan Industri Standar PPO untuk keperluan Industri dan transportasi Standar PPO untuk keperluan Industri

dan transportasi

Pemanfaatan Pure Plant Oil untuk subtitusi Minyak Solar di

sektor industri & transp. dan kerosin

Peningkatan Pemanfaatan Pure Plant Oil untuk subtitusi Minyak Solar di sektor industri& Tranp.

& Kerosin

Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi

Litbang

Page 48: Buku Putih Energi

43

Jangka Pendek

(2005-2010) Jangka Menengah

(2011-2015) Jangka Panjang

(2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang)

Peran Pemerintah Litbang teknologi produksi PPO dengan teknologi murah dan pemetaan potensi bahan baku, produsen PPO, kerjasama dengan pihak lain, dan diseminasi produk.

Litbang optimasi teknologi produksi PPO dalam rangka upgrade kualitas untuk keperluan transportasi.

Litbang teknologi produksi PPO dalam rangka upgrade kualitas untuk keperluan transportasi.

Uji karakteristik PPO untuk keperluan diesel engine industri dan keperluan panas

Uji karakteristik PPO untuk keperluan diesel engine transportasi

Uji karakteristik PPO upgrade kualitas untuk keperluan diesel engine transportasi

Standarisasi karakteristik produksi PPO untuk keperluan diesel engine industri dan keperluan panas

Standarisasi karakteristik produksi PPO untuk keperluan diesel engine transportasi.

Standarisasi karakteristik produksi PPO upgrade kualitas untuk keperluan diesel engine transportasi.

Studi kelayakan dan pembangunan pabrik PPO di industri berbasis sawit dan jarak pagar.

Studi kelayakan dan pembangunan pabrik PPO di industri berbasis bahan biomassa lain.

Studi kelayakan dan pembangunan pabrik PPO di industri berbasis bahan biomassa lain.

Peran Industri Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan.

Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan.

Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan.

Kerjasama dalam rancang bangun pabrik PPO dan pemanfaatan dalam skala semi komersial untuk produksi komponen dan sistem pendukung pabrik PPO.

Kerjasama dalam penerapan teknologi dan rancang bangun teknologi proses dan upgrade PPO juga mendukung memperbanyak komponen lokal.

Kerjasama dalam penerapan teknologi dan rancang bangun teknologi proses dan upgrade PPO skala komersial juga penyedia komponen dan sistem pendukung pabrik PPO.

Pengembangan PPO untuk industri untuk diesel engine industri , transportasi berat, dan keperluan panas.

Pengembangan PPO untuk mesin diesel transportasi

Pengembangan PPO upgrade kualitas untuk mesin diesel transportasi

Peluang Pasar Peran Pemerintah

Sosialisasi penggunaan PPO di industri untuk mengganti solar diesel industri, transportasi berat, minyak berat (marine fuel oil) untuk keperluan panas dan kompor rumah tangga.

Penggunaan PPO untuk transportasi

Penggunaan PPO upgrade kualitas untuk keperluan diesel engine transportasi.

Page 49: Buku Putih Energi

44

Jangka Pendek (2005-2010)

Jangka Menengah (2011-2015)

Jangka Panjang (2016-2025)

Implementasi Program CDM berdasarkan Kyoto Protocol dan kesempatan pasar luar negeri dalam program Renewable Portfolio Standar di beberapa negara.

Kemudahan peraturan dan perundangan yang mendorong penggunaan PPO

Kemudahan peraturan dan perundangan yang mendorong penggunaan PPO

Peran Industri Meningkatnya peran investasi pada industri PPO khususnya di industri berbasis minyak nabati.

Meningkatnya peran investasi pada industri PPO khususnya di industri berbasis minyak nabati.

Meningkatnya peran investasi pada industri PPO khususnya di industri berbasis minyak nabati.

Sosialisasi dan komitmen penggunaan bahan bakar PPO oleh industri untuk keperluan panas

Sosialisasi dan komitmen penggunaan bahan bakar PPO oleh industri transportasi

Sosialisasi dan komitmen penggunaan bahan bakar PPO oleh industri transportasi

Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah

Pemberlakuan peraturan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan terutama yang terbarukan.

Memberlakukan pengutamakan penggunaan komponen lokal

Kebijaksanaan Energi Nasional mentargetkan 5 % (2025) dari kebutuhan energi dipenuhi dari bahan bakar terbarukan

Mendorong dan memberikan contoh dalam penggunaan PPO di PTPLN, PTPN

Mendorong dan memberikan contoh penggunaan PPO untuk sektor transportasi

Mendorong pertumbuhan penggunaan PPO untuk sektor transportasi

Membuat kebijakan dalam bentuk insentif yang mendorong tumbuhnya industri PPO

Membuat kebijakan dalam bentuk insentif yang mendorong tumbuhnya industri PPO

Membuat kebijakan dalam bentuk insentif yang mendorong tumbuhnya industri PPO

Peran Industri Partisipasi Industri dalam implementasi program CDM-Kyoto Protocol

Menerapkan pengunaan komponen lokal dalam industri PPO

Menerapkan pengunaan komponen lokal dalam industri PPO

Kerjasama industri berbasis minyak nabati dengan produsen PPO

Kerjasama industri berbasis minyak nabati dengan produsen PPO

Kerjasama industri berbasis minyak nabati dengan produsen PPO

Page 50: Buku Putih Energi

45

5. Roadmap Sektor Bahan Bakar Padat & Gas dari Biomassa

2005-2010

2011-2015

2016-2025

Reduction of environmental impacts Improvement of efficiency Increase of economy

Rumah tangga

Industri kecil

Industri menengah dan besar

PLN

Energi listrik

Energi mekanis

Energi termal

Briket biomassa

High quality solid fuel

Fuel gas

Biogas (CH4)

cogeneration

Tungku pembakaran (Fluidized bed, stoker, stove)

Briquette machine

Reaktor karbonisasi

Gasifier Digester

pembakaran

karakterisasi

briquetting karbonisasi gasifikasi Anaerobic digestion

Desain Sistem

Kontrol Sistem

New Fuel Type

New Conversion Technology

Inventions & Improvements

Desain dan rancang bangun

komponen

Material science

Reduction of environmental impacts Improvement of efficiency

Gugus Tugas Energi

Teknologi

Produk

Litbang

Pasar

Tahun

Kementerian Negara Riset dan Teknologi

Page 51: Buku Putih Energi

46

Jangka Pendek (2005-2010)

Fokus : Efisiensi & Lingkungan

Jangka Menengah (2011-2015)

Fokus : Efisiensi, Lingkungan & Ekonomi

Jangka Panjang (2016-2025)

Fokus : Efisiensi, Lingkungan,

Ekonomi, Inovasi & Ekspor Penelitian dan Pengembangan (litbang)

Peran Pemerintah Mendukung karakterisasi berbagai macam biomassa di seluruh propinsi

Mendorong penyempurnaan berkelanjutan litbang Teknologi Pembriketan, Karbonisasi, Gasifikasi dan Anaerobic Digestion macam macam biomassa, serta pembuatan prototipenya

Mendorong penyempurnaan berkelanjutan litbang Teknologi Pembriketan, Karbonisasi, Gasifikasi dan Anaerobic Digestion berbagai macam biomassa, serta pembuatan prototipenya

Mendorong penyempurnaan berkelanjutan litbang Teknologi Pembakaran berbagai macam biomassa, serta pembuatan prototipenya

Mendorong penyempurnaan berkelanjutan litbang Teknologi Pembakaran bebagai macam biomassa, serta pembuatan prototipenya

Mendorong penyempurnaan berkelanjutan litbang desain dan rancang bangun komponen dan sistem pendukung

Mendorong penyempurnaan berkelanjutan litbang desain dan rancang bangun komponen dan sistem pendukung

Bekerjasama dengan industri nasional dalam semua langkah tersebut

Mendorong litbang untuk penemuan jenis bahan bakar dan teknologi konversi baru

Peran Industri

Peningkatan kemampuan SDM untuk menunjang kegiatan manufakturnya

Mengembangkan kapasitas industri komponen & sistem energi nasional

Memberikan informasi kemampuan & fasilitas manufaktur untuk pembuatan prototipe peralatan

Bekerjasama dengan pemerintah dalam pembuatan & penggunaan peralatan konversi energi biomassa

Bekerjasama dengan pemerintah dalam pembuatan & penggunaan peralatan konversi energi biomassa

Page 52: Buku Putih Energi

47

Peluang Pasar

Peran Pemerintah Memberikan insentif finansial / pajak / subsidi kepada industri yang menggunakan briket / gas biomassa

Memberikan insentif finansial / pajak / subsidi kepada industri yang menggunakan briket / gas biomassa

Memberikan subsidi kepada rumah tangga yang menggunakan briket / gas biomassa

Memberikan subsidi kepada rumah tangga yang menggunakan briket / gas biomassa

Membuka kesempatan ekspor bahan bakar biomassa (sejauh kebutuhan dalam negeri sudah tercukupi)

Peran Industri

Investasi untuk fasilitas manufakturing

Meningkatkan kemampuan manufacturing

Mengembangkan model bisnis di bidang pembangkitan energi dan penyediaan bahan bakar

Memanfaatkan insentif pemerintah untuk pengembangan kekuatan bisnis

Memanfaatkan insentif pemerintah untuk pengembangan kekuatan bisnis

Mengembangkan pasar domestik dan internasional

Kebijakan

Peran Pemerintah Mendorong dan mengarahkan pemakaian bahan bakar biomassa di rumah tangga & industri

Mendorong program untuk mengutamakan produksi bahanbakar biomassa dari Indonesia yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan

Mendorong peningkatan teknologi dan kapasitas produksi bahan bakar biomassa, apabila memungkinkan untuk diekspor

Peran Industri Kesediaan untuk diversifikasi energi, terutama pemakaian energi dari biomassa yang ekonomis dan ramah lingkungan

Meningkatkan kapasitas produksi bahan bakar biomassa, apabila memungkinkan untuk diekspor

Kesediaan untuk diversifikasi energi, terutama pemakaian energi dari biomassa yang ekonomis dan ramah lingkungan

Mengoperasikan peralatan pembakaran / gasifikasi skala besar

Mengoperasikan peralatan pembakaran / gasifikasi skala besar

Page 53: Buku Putih Energi

6. Roadmap Sektor Energi Panas Bumi

Pasar

Produk

Teknologi

Litbang

Resources Investment (Instrumentations & Laboratories, Human Res Dev)

Expertise

Tahun

2005 2010 2011

Badan Usaha Pemerintah / Swasta bidang Eksplorasi & Eksploitasi Panasbumi

• G-G-G Explorations SOP • Reservoir Modeling & Simulation • Processing & Modeling Softwares Softwares

• Reservoir Monitoring SOP • Reservoir Image and/or Model • Re-injection SOP • Tracer Types

Exploration Science & Engineering

• Data Acquisition & Processing Technology (software) • Data Modeling (soft- and hard-wares) • Down-hole Imaging Technology (soft- & hard-wares) • Tracer Technology

• Monitoring Technology • Re-injection Technology • Modeling & Simulation Technology

GEOLOGY• Remote sensing & mapping • Volcano- geothermy • Petrology & Mineralogy • Hydrogeology • Fluid Inclusion

GEOCHEMISTRY • Geothermometry • Geochronology / Absolute dating • Isotope Geochemistry • Others

GEOPHYSICS• Electromagnetics (MT/CSAMT, TDEM) • Electrical Resistivity • Self Potential • Gravity & Magnetic • Borehole geophysics

RESERVOIR SYSTEM• Characterization • Modeling & Simulation • Monitoring • Re-injection

Geothermal Reservoir Engineering

1 2

Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi

48

Page 54: Buku Putih Energi

49

6. Roadmap Sektor Energi Panas Bumi

Pasar

Produk

Teknologi

Litbang

ResourceCompetence/

Expertise

Tahun 2015 - 2016 2025

• Big hole drilling technology • Directional drilling technology • Mud drilling technology • Cementation technology • Safety drilling technology • Piping & Separator tech.

• Drilling SOP (big hole & directional) • Mud mixing SOP • Cementation SOP • Safety SOP • Piping & Separator SOP

Binary PLTP Engr. Design &

Direct Use

Small-scale [<10 MWe] Binary PLTP & Direct Use

Related-Industries

PLTP Design&

Engineering

Badan Usaha Negara / Swasta bidang Eksplorasi &

Eksploitasi Panasbumi

DRILLING ENGINEERING• Big-hole type • Directional • Drilling Mud • Casing & Cementation • Safety PIPING SEPARATOR

1 2

PLTP (55 MWe)

Badan Usaha Negara / Swasta di bidang Pembangkitan Tenaga Listrik /

Agro-Industri

FLUIDS UTILIZATIONS & ECONOMIC • Heater & Dryer System • Direct Use of Steam • Heat Exchanger • Fluids Utilization • Industrial Partnerships • Economic Analyses

POWER PLANT• Turbine • Generator • Condenser • Cooling Tower • Control Panels • Materials & Scaling

Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi

Page 55: Buku Putih Energi

50

Jangka Pendek (2005-2010)

Jangka Menengah (2011-2015)

Jangka Panjang (2016-2025)

Kebijakan, Penelitian dan pengembangan (litbang) dan Teknologi

Peran Pemerintah

Menyiapkan perangkat kebijakan di bidang litbang sains dan teknologi panasbumi, khususnya eksplorasi panasbumi untuk meningkatkan local content di bidang industri jasa eksplorasi pemanfaatan langsung

Menyiapkan perangkat kebijakan litbang sains dan teknologi pemanfaatan panasbumi, khususnya di bidang eksploitasi panasbumi untuk meningkatkan local content dalam pengusahaan uap panasbumi dan pembangkit listrik panasbumi

Menyiapkan perangkat kebijakan di bidang litbang sains dan teknologi pemanfaatan panasbumi untuk meningkatkan local content di bidang industri pembangkit tenaga listrik

Menyediakan perangkat keras dan lunak, serta laboratorium untuk keperluan litbang sains dibidang panasbumi dan teknologi eksplorasi panasbumi yang masih belum tersedia. Bidang Geologi: • Absolute dating (K-Ar, Ar-

Ar, Zircon-Apatite) • Fluid inclusion technology Bidang Geofisika: • Electromagnetic/

magnetotelluric exploration system (natural source dan controlled-source)

• Multi-electrode resistivity meter

• Borehole geophysics Bidang Geokimia: • X-Ray diffraction clay

mineralogy • Isotope hydrology • Gas detector/ monitoring

system • Rekayasa pemanfaatan

langsung (direct use) panasbumi

Menyediakan perangkat keras dan lunak, serta laboratorium untuk keperluan litbang sains dan teknologi simulasi reservoir dan eksploitasi panasbumi, di antaranya: • Reservoir simulator and

modeling • Artificial reservoir simulator • Fracture imaging • Teknologi sistem pembangkit

listrik skala kecil.

Menyediakan perangkat keras dan lunak, serta laboratorium untuk keperluan litbang teknologi pemanfaatan energi panasbumi, di antaranya: • Disain dan rekayasa

sistem pembangkit listrik tenaga panasbumi

• Material & Scaling technology

Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di bidang sains & teknologi eksplorasi,eksploitasi dan pemanfaatan panasbumi,

Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di bidang sains & teknologi simulasi reservoir dan eksploitasi panasbumi,dan teknologi pemanfatan

Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di bidang teknologi pemanfaatan energi panasbumi melalui pendidikan di dalam maupun

Page 56: Buku Putih Energi

51

Jangka Pendek (2005-2010)

Jangka Menengah (2011-2015)

Jangka Panjang (2016-2025)

melalui pendidikan di dalam maupun luar negeri

panasbumi melalui pendidikan di dalam maupun luar negeri

luar negeri

Melaksanakan litbang sains dan teknologi di bidang eksplorasi sumberdaya energi panasbumi, yang terdiri dari berbagai studi, yakni: Geologi: • Remote sensing • Volcano-geothermy • Petrology & mineralogy • Hydrogeology • Fluid inclusion Geofisika: • Electromagnetics

(MT/CSAMT, TDEM) • Electrical resistivity • Self potential • Gravity & magnetic • Borehole geophysics Geokimia: • Chemical geothermometry • Isotope hydrology • Thermodynamics Serta teknologi pemanfatan panas bumi untuk skala kecil dan pemanfaatan langsung

Melaksanakan litbang sains dan teknologi di bidang eksploitasi sumberdaya energi panasbumi, yang menyangkut: • Reservoir characterization, • Reservoir simulation and

modeling • Reservoir monitoring and re-

injection • Drilling technology • Piping • Separator • Fracture imaging • Teknologi pemanfaatan

panasbumi untuk listrik

Melaksanakan litbang teknologi di bidang pemanfaatan energi panasbumi, yakni menyangkut, • Fluid utilizations, • Heater & dryer system, • Direct use system, • Heat exchanger, • Power plant systems, • Material & scaling

technology.

Peran Industri/Swasta

Membangun kemitraan dengan Pemerintah di bidang litbang sains dan teknologi eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya panasbumi

Membangun kemitraan dengan Pemerintah di bidang litbang sains dan teknologi eksploitasi dan pemanfaatan untuk tenaga listrik dari sumberdaya panasbumi

Membangun kemitraan dengan Pemerintah di bidang teknologi pembangkitan energi panasbumi

Peluang Pasar

Peran Pemerintah

Mendorong pengusahaan di bidang eksplorasi & eksploitasi sumberdaya energi panasbumi

Mendorong pengusahaan di bidang eksplorasi & eksploitasi sumberdaya energi panasbumi

Mendorong pemanfaatan energi panasbumi sebagai pembangkit listrik maupun penggunaan secara langsung (direct use)

Page 57: Buku Putih Energi

52

Memberikan insentif kepada industri di bidang pengusahaan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya energi panasbumi

Memberikan insentif kepada industri di bidang pengusahaan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya energi panasbumi

Memberikan insentif kepada industri di bidang pemanfaatan sumberdaya energi panasbumi agar tercapai harga ke-ekonomian

Peran Industri/Swasta

Meningkatkan kegiatan pengusahaan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya energi panasbumi dan pemanfaatannya

Meningkatkan kegiatan pengusahaan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya energi panasbumi dan pemanfaatannya

Meningkatkan pemakaian sumberdaya energi panasbumi untuk pembangkit listrik dan pemanfaatan secara langsung (direct use)

Page 58: Buku Putih Energi

53

Litbang

Teknologi

Produk

Pasar

SKEA skala s/d 300 kW

SKEA skala menengah 300 kW (kandungan lokal tinggi)

600 kW of grid dan 10 MW on grid terpasang

US$ 15.9 juta

SKEA skala menegah/besar, 750 kW (kandungan lokal tinggi)

SKEA skala besar s/d > 1 MW (kandungan lokal tinggi)

generator magnet permanen putaran

rendah, advanced airfoil, struktur ringan & kuat serta sistem kontrol

SKEA skala s/d 750 kW

1 MW off grid, 25 MW on Grid terpasang

US$ 39 juta

5 MW off grid 125 MW on Grid terpasang

US $ 195 juta

2005-2010 2011-2015 2016-2025

SKEA skala s/d > 1 MW

advanced airfoil , struktur ringan dan kuat serta sistem

kontrol efisien

Pembuatan peta potensi energi angin perwilayah

berdasarkan titik pengukuran dan

pengguna

generator magnet permanen, advanced airfoi ,

strukturl ringan & kuat serta sistem kontrol

Pembuatan peta potensi energi angin

global berdasarkan titik pengukuran

Pembuatan peta potensi energi angin

regional dan peta pengguna

7. Roadmap Sektor Energi Bayu

Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi

Page 59: Buku Putih Energi

54

Jangka Pendek

(2005-2010) Jangka Menengah

(2011-2015) Jangka Panjang

(2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang)

Peran Pemerintah Melaksanakan litbang dengan mengoptimasi sistem kendali, rotor SKEA pada regim kec. angin rendah, pemilihan material ringan dan kuat untuk daya s/d 300 kW

Melaksanakan litbang untuk meningkatkan performance terhadap sistem kendali advanced air foil dan generator dan material yang ringan, kuat dan tahan korosi untuk daya s/d 750 kW

Melanjutkan litbang dalam material, system control, rancang bangun dan rekayasa komponen SKEA dengan teknologi tinggi untuk daya s/d 1 MW.

Meningkatkan partisipasi masyarakat daerah dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi SKEA

Meningkatkan kemampuan analisis desain dan rancang bangun SKEA

Mengembangkan pemanfaatan teknologi SKEA untuk penyediaan Hidrogen

Peran Industri Menurunkan biaya produksi dengan meningkatkan volume produksi

Memproduksi komponen yang inovatif, handal dan efisien dengan tingkat perawatan yang rendah

Meningkatkan kualitas produksi komponen – komponen SKEA

Mengurangi biaya konstruksi komponen dan instalasi SKEA dengan optimasi penggunaan komponen bahan baku

Mendukung pemerintah dalam pembiayaan riset-riset komponen SKEA

Meningkatkan penggunaan komponen lokal untuk pembuatan komponen SKEA

Mengembangkan peralatan dan proses untuk kegiatan produksi SKEA

Meningkatkan kehandalan sistem melalui pemilihan material yang ringan dan kuat namun relatif murah

Menyiapkan infrastruktur pemanfaatan teknologi SKEA untuk penyediaan Hidrogen

Peluang Pasar Peran Pemerintah

Melaksanakan pemetaan potensi energi angin dan pengguna untuk pemanfaatan SKEA

Melanjutkan pemetaan potensi energi angin dan pengguna untuk pemanfaatan SKEA

Melanjutkan pemetaan potensi energi angin dan pengguna untuk pemanfaatan SKEA

Menyelenggarakan openhouse, pameran, dan workshop

Meningkatkan informasi dan pendidikan (sekolah dan luar sekolah) dalam pemanfaatan SKEA

Melaksanakan training dan penyuluhan kepada masyarakat pengguna

Menerbitkan / mempublikasikan hasil – hasil litbang dan produk SKEA

Mendukung mekanisme pasar dalam efektifitas distribusi komponen komponnen pembangkit listrik

Mengembangkan strategi untuk mendapatkan material unggulan untuk penggunaan khusus bagi keperluan pengembangan SKEA

Melaksanakan diseminasi hasil – hasil litbang melalui proyek percontohan

Membuat / mengadopsi standar – standar dan menerbitkan sertifikat SKEA

Peran Industri Melaksanakan promosi produk SKEA yang ada di pasaran

Mengembangkan kemungkinan pembiayaan dalam pemanfaatan SKEA

Meningkatkan partisipasi dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi SKEA

Page 60: Buku Putih Energi

55

Melaksanakan optimasi dalam proses produksi komponen SKEA

Mengembangkan dan memproduksi berbagai model dan kapasitas SKEA untuk berbagai segmen pasar

Menyiapkan dana untuk pembangunan infrastruktur pabrik SKEA skala besar

Melaksanakan produksi massal komponen SKEA skala kecil s/d 10 kW

Melaksanakan pabrikasi komponen SKEA skala kecil - menengah

Melaksanakan pabrikasi komponen SKEA skala menengah - besar

Berkembangnya peluang usaha swasta produsen listrik yang berbasis SKEA baik untuk off-grid (stand alone) maupun grid connected

Makin bertambahnya peran usaha swasta produsen listrik (IPP) yang berbasis SKEA dengan kapasitas besar baik untuk off-grid (stand alone) maupun grid connected

Banyaknya usaha swasta produsen listrik (IPP) yang berbasis SKEA dan dapat go public (perusahaan public)

Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah

Menciptakan kebijakan yang mendukung pengembangan pasar dengan pemberian insentif pajak dan regulasi lainya

Mendorong pembangunan infrastruktur teknologi SKEA (standar, sertifikat)

Membuat kerangka kerja peraturan dan kebijakan yang mendukung pengembangan dan pemanfaatan teknologi SKEA

Mendukung dan memberikan kemudahan kredit untuk program listrik pedesaan yang menggunakan teknologi SKEA

Mendukung standar nasional dan international yang relevan untuk produk SKEA

Mendukung pemberian insentif pajak dan komponen biaya lainya dalam pengembangan dan pemanfaatan energi hijau

Meningkatkan koordinasi antar pelaku litbang dan bisnis di bidang teknologi SKEA

Melakukan koordinasi antar pelaku litbang dan bisnis di bidang teknologi SKEA

Melakukan koordinasi antar pelaku litbang dan bisnis di bidang teknologi SKEA

Membuat kerangka kerja peraturan dan kebijakan yang lebih mendukung usaha listrik yang memanfaatkan teknologi SKEA

Membuat kerangka kerja peraturan dan kebijakan yang mendukung usaha listrik yang memanfaatkan teknologi SKEA agar dapat menjadi perusahaan publik

Mendorong usaha listrik yang memanfaatkan teknologi SKEA agar dapat menjadi perusahaan publik

Peran Industri Mendukung terciptanya pasar yang kompetitif

Membangun infrastruktur jaringan distribusi untuk memasarkan produk SKEA

Mendorong berlakunya mekanisme pasar SKEA yang kompetitif dan terbuka

Meningkatkan pengertian dan kepedulian masyarakat terhadap pelaku bisnis dan pengguna SKEA

Bersama sama pemerintah melanjutkan kegiatan penyuluhan, training kepada masyarakat dan pengguna

Bersama sama pemerintah melanjutkan kegiatan penyuluhan, training kepada masyarakat dan pengguna

Page 61: Buku Putih Energi

PASAR

PRODUK

TEKNOLOGI

2005-2010

LITBANG

2010-2015 2015-2025

Gugus Tugas EnergiKementerian Negara Riset dan Teknologi

8. Roadmap Sektor Mikro Hidro

56

Page 62: Buku Putih Energi

57

Jangka Pendek

(2005-2010) Jangka Menengah

(2011-2015) Jangka Panjang

(2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang)

Peran Pemerintah Percontohan PLTMH yang lengkap dan berskala komersial

Mengembangkan generator dan sistem kendali PLTMH produk lokal

Melanjutkan pengembangan generator dan sistem kendali PLTMH produk lokal

Pengembangan Turbin Low head

Pengembangan turbin PLTMH yang efisien dan pengembangan sistem kapasitas 750 kW

Melanjutkan pengembangan turbin PLTMH yang efisien dan pengembangan sistem kapasitas 1 MW

Melakukan studi-studi kelayakan di daerah yang berpotensi untuk penerapan PLTMH

Updating data potensi PLTMH di daerah dan pembuatan Feasibility Study PLTMH

Updating data potensi PLTMH di daerah dan melanjutkan pembuatan Feasibility Study PLTMH

Peran Industri Memberi dukungan pendanaan pada proyek percontohan PLTMH yang lengkap dan berskala komersial

Mengusahakan pabrikasi hasil pengembangan turbin, generator dan sistem kendali PLTMH

Mengusahakan pabrikasi hasil pengembangan turbin, generator dan sistem kendali PLTMH

Peluang Pasar Peran Pemerintah

Membentuk Pusat data dan informasi terpadu pada level nasional sebagai bagian promosi

Membentuk Pusat data dan informasi terpadu pada level propinsi/ kabupaten sebagai bagian promosi

Mengintegrasikan seluruh Pusat data dan informasi terpadu yang ada dengan sistem jaringan informasi regional maupun internasional sebagai bagian promosi

Mengembangkan skema pendanaan untuk penyebarluaskan penggunaan PLTMH yang berkesinambungan

Bekerjasama dengan industri perbankan dan finansial untuk mendorong pendanaan untuk industri kelistrikan yang berbasis pada PLTMH

Mengembangkan inovasi sistem pendanaan untuk mendorong pendanaan untuk industri kelistrikan yang berbasis pada PLTMH

Peran Industri Melakukan investasi untuk manufakturing sistem PLTMH guna memenuhi pasar domestik dengan target 60 MW on-grid, 15 MW off-grid terpasang

Menciptakan model bisnis kelistrikan yang berbasis pada PLTMH baik yang off grid (stand alone) maupun yang terintegrasi dengan jala-jala listrik (grid connected) bekerjasama dengan lembaga perbankan dan finansial untuk mencapai target pemanfaatan PLTMH 150 MW on-grid, 50 MW off-grid terpasang.

Melakukan inovasi-inovasi untuk model bisnis kelistrikan yang berbasis pada PLTMH baik yang off grid (stand alone) maupun yang terintegrasi dengan jala-jala listrik (grid connected) untuk mencapai target pemanfaatan PLTMH 500 MW on-grid, 330 MW off-grid terpasang.

Page 63: Buku Putih Energi

58

Jangka Pendek (2005-2010)

Jangka Menengah (2011-2015)

Jangka Panjang (2016-2025)

Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah

Menetapkan target pemanfaatan PLTMH 0,02% energy mix nasional

Menetapkan target pemanfaatan PLTMH 0,06% energy mix nasional

Menetapkan target pemanfaatan PLTMH 0,22% energy mix nasional

Peran Industri Memberikan masukan kepada pemerintah dan legislatife tentang kebijakan yang harus dibuat untuk mendorong dikeluarkannya kebijakan insentif untuk investasi industri komponen PLTMH

Memberikan masukan kepada pemerintah untuk mendorong dikeluarkannya kebijakan sistem dukungan financial yang lebih kondusif untuk usaha kelistrikan berbasis PLTMH

Menciptakan inovasi-inovasi sistem financial untuk mendukung perluasan pasar PLTMH

Page 64: Buku Putih Energi

59

9. Roadmap Sektor Energi Surya (Fotovoltaik)

2005-2010

Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi

Tahun

Litbang

Produk

Teknologi

Pasar

Page 65: Buku Putih Energi

60

Jangka Pendek

(2005-2010) Jangka Menengah

(2011-2015) Jangka Panjang

(2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah Melaksanakan litbang Pemurnian silikon hingga ke ’electronic grade’

Melanjutkan pelaksanakan litbang pemurnian silikon hingga ke ’electronic grade’

Melaksanakan penelitian material dasar sel surya lain selain silikon

Melaksanakan litbang untuk bahan metal-organic gases

Melanjutkan melaksanakan litbang bahan metalorganic gases

Melanjutkan melaksanakan litbang metalorganic gases untuk mendukung industri sel surya thin-film

Melaksanakan litbang teknologi pembuatan sel surya silikon monokristal dan silikon polykristal

Melaksanakan litbang teknologi pembuatan sel surya silikon monokristal dan silikon polykristal dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan umur sel dan modul surya

Melanjutkan litbang teknologi pembuatan sel surya silikon monokristal dan silikon polykristal dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan umur sel dan modul surya

Melaksanakan koordinasi seluruh balitbang dan perguruan tinggi untuk melakukan pemilihan jenis teknologi sel surya yang sudah siap diproduksi secara komersial

Melaksanakan litbang teknologi pembuatan modul surya dan pengembangan aplikasinya (hybrid, grid-connected, building integrated, dll)

Melanjutkan litbang teknologi pembuatan modul surya dan pengembangan aplikasinya (hybrid, grid-connected, building integrated, dll)

Membangun pilot proyek pabrikasi sel dan modul surya untuk kebutuhan dalam negeri

Memberikan dukungan litbang kepada industri sel dan modul surya lokal

Melanjutkan memberikan dukungan litbang kepada industri sel dan modul surya lokal

Peran Industri/Swasta Mendukung kegiatan litbang modul surya monocrystal/polycrystal dengan menyiapkan dana

Mengembangkan model untuk volume produksi yang tinggi dengan melihat pasokan bahan mentah yang tersedia

Menciptakan bahan baru dan peralatan dengan efisiensi tinggi dan harga murah

Menggalang kerjasama kegiatan litbang

Mengembangkan produk PLTS skala kecil yang mudah diinstalasi

Mengembangkan metoda quality assurance/quality control untuk pengujian di pabrik

Mengembangkan sistem aplikasi PLTS yang handal dan murah

Mengembangkan teknologi komponen sistem-sistem PLTS (misalnya hybrid, grid connected)

Mengembangkan industri komponen sistem-sistem PLTS yang diintegrasikan pada bangunan.

Mengembangkan pilot proyek sistem PLTS untuk dihubungkan ke jala-jala PLN

Melanjutkan pengembangan sistem PLTS untuk dihubungkan ke jala-jala PLN

Mengembangkan industri komponen sistem-sistem PLTS untuk dihubungkan ke jala-jala PLN

Page 66: Buku Putih Energi

61

Peluang Pasar & Produk

Peran Pemerintah Melaksanakan penerapan dan pengkajian sistem PLTS secara terus menerus dan bertahap yang bekerjasama dengan Pemerintah Daerah

Melakukan pengkajian penerapan sistem-sistem PLTS hasil litbang

Melanjutkan pengkajian penerapan sistem-sistem PLTS hasil litbang

Melakukan pelatihan , dan melaksanakan “public awarness” tentang PLTS secara terus menerus

Melanjutkan training dan “public awareness” tentang PLTS di Indonesia.

Melanjutkan training dan “public awareness” tentang PLTS di Indonesia.

Mengembangkan skema pendanaan untuk penyebarluasan penggunaan PLTS yang berkesinambungan

Bekerjasama dengan industri perbankan dan finansial untuk mendorong pendanaan untuk industri kelistrikan yang berbasis pada PLTS

Mengembangkan inovasi sistem pendanaan untuk mendorong pendanaan untuk industri kelistrikan yang berbasis pada PLTS

Memfasilitasi pengembangan infrastruktur distribusi untuk penjualan retail

Memfasilitasi pengembangan infrastruktur distribusi untuk penjualan retail

Memfasilitasi pengembangan infrastruktur distribusi untuk penjualan retail

Menetapkan SNI sistem dan komponen PLTS agar terjadi persaingan yang lebih sehat dalam upaya mendukung diversifikasi sistem PLTS sebagai pilihan konsumen

Menetapkan SNI komponen dan sistem PLTS hasil inovasi baru

Menetapkan SNI komponen dan sistem PLTS hasil inovasi baru

Peran Industri / Swasta Menyiapkan pendanaan untuk pembangunan industri dan melaksanakan promosi secara intensif tentang pasar domestik dan internasional.

Membangun industri komponen penunjang sistem-sistem PLTS

Melakukan investasi untuk manufakturing sistem PLTS guna memenuhi pasar domestik, dengan target pasar rata-rata 50 MW per tahun

Menciptakan model bisnis kelistrikan yang berbasis pada PLTS baik yang off grid (stand alone) maupun yang terintegrasi dengan jala-jala listrik (grid connected) bekerjasama dengan lembaga perbankan dan finansial untuk mencapai target pemanfaatan PLTS rata-rata 50 MW per tahun

Melakukan inovasi-inovasi untuk model bisnis kelistrikan yang berbasis pada PLTS baik yang off grid (stand alone) maupun yang terintegrasi dengan jala-jala listrik (grid connected)

Page 67: Buku Putih Energi

62

Kebijakan

Peran Pemerintah Mengeluarkan kebijakan insentif seperti keringanan pajak bagi usaha PLTS dan mendorong lembaga keuangan dan perbankan menciptakan inovasi “kredit” untuk mendorong pemanfaatan sistem PLTS

Mengeluarkan kebijakan insentif (misalnya fiskal, moneter dan kolateral) untuk mendorong usaha kelistrikan yang berbasis pada PLTS

Membuat Standard Nasional Indonesia untuk semua sistem-sistem PLTS

Mendorong pengembangan infrastruktur, seperti laboratorium uji untuk sertifikasi

Menerapkan kewajiban sertifikasi bagi penjualan sistem-sistem PLTS

Mengeluarkan kebijakan tariff listrik khusus yang diarahkan pada pencapaian pemanfaatan PLTS sesuai target yang ditetapkan dalam Perpres 05/2006

Menerapkan standard porto folio energi terbarukan bagi produsen listrik/ energi sebesar 5% dari total pembangkitan

Mewajibkan standard porto folio energi terbarukan bagi produsen listrik/ energi sebesar 5% dari total pembangkitan

Mendorong keluarnya kebijakan-kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah yang lebih kondusif untuk penerapan sistem PLTS

Memantau pelaksanaan kebijakan-kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah yang lebih kondusif untuk penerapan sistem PLTS

Memantau pelaksanaan kebijakan-kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah yang lebih kondusif untuk penerapan sistem PLTS

Peran Industri / Swasta Memberikan masukan kepada pemerintah dan legislative tentang kebijakan yang harus dibuat untuk mendorong dikeluarkannya kebijakan insentif untuk investasi industri komponen PLTS

Memberikan masukan kepada pemerintah untuk mendorong dikeluarkannya kebijakan sistem dukungan finansial yang lebih kondusif untuk usaha kelistrikan berbasis PLTS

Menciptakan inovasi-inovasi system finansial untuk mendukung perluasan pasar PLTS

Bersama-sama pemerintah membuat Standard Nasional Indonesia untuk semua sistem-sistem PLTS

Mendorong penggunaan standar nasional Indonesia untuk produk-produk komponen dan sistem yang dihasilkan

Memproduksi komponen-komponen sistem PLTS sesuai SNI dan bersertifikat

Page 68: Buku Putih Energi

63

Surya Termal

Litba

ngLi

tban

gTe

knolo

giTe

knol

ogi

Prod

ukPr

oduk

Pasa

rPa

sar

2006 - 2010 2011 - 2015 2016 - 2025

Kajian Teknologi Skala Kecil-Medium :

Adsorption Cooling , Absorption Cooling , Recirculation Solar Drying ,

Konsentrator , Sterilisator, Desalinasi

Kajian /Pengembangan Material & Komponen :

Material Baru untuk Thermoelectric Cooling , Material Plastik UV Stabilized , Material Transparent , Kolektor Tabung Hampa ,

Thermal Storage

Survei Potensi Energi Surya , Potensi

Hasil Pertanian & Kelautan Daerah berbasis lokasi

Teknologi Surya Termal : Passive /Noctural Cooiling ,

Heat Pump, Sistem Hibrida, Pendingin

Termoelektrik, Pengering Multiproduk, Pompa Air

Teknologi Surya Termal & Komponen: Passive/Noctural Cooiling, Heat Pipe, Heat Pump, Sistem Hibrida, Pendingin Termoelektrik, Pengering

Multiproduk, Solar Process Heat, Solar Steam Turbine, Magnetized Plasma (Artificial Sun), OTEC, Absorber Coating (Thermal Material),

Kolektor & Konsentrator Surya Termal

Survei Potensi Energi Surya , Potensi

Hasil Pertanian & Kelautan Daerah berbasis lokasi

Komponen Teknologi Surya Termal: Kolektor

Temperatur Tinggi (Heat Pipe, dll),

Thermal Storage, Konsentrator

Kajian Teknologi Skala Kecil-Medium :

Adsorption Cooling , Absorption Cooling , Recirculation Solar Drying , Konsentrator ,

Sterilisator , Desalinasi

Kajian /Pengembangan Material & Komponen :

Material Baru untuk Thermoelectric Cooling , Material Plastik UV Stabilized , Material Transparent , Kolektor Tabung Hampa ,

Thermal Storage

Solar Dryer (Multi-produk), Solar Cooker , Solar Cooler/Refrigerator, Solar Water Heater, Solar Still /Desalination , Eco-House, Thermal Storage System , Solar Collector , Solar Concentrator , Solar Thermal

Pump, Sterilisator

Rumah Tangga, UKMK, Agroindustri, Rumah Sakit/Puskesmas, Bangunan Komersial

Solar Dryer, Solar Cooker , Solar Cooler/Refrigerator, Solar Water

Heater, Solar Still /Desalination , Eco-House, Thermal-Storage System,

Solar Collector , Solar Concentrator , Solar Thermal Pump, Sterilisator ,

Industrial Solar Process Heat , Solar Electric

Rumah Tangga, UKMK, Industri, Rumah Sakit/Puskesmas,

Bangunan Komersial

Rumah Tangga, UKMK, Industri, Rumah Sakit/Puskesmas,

Bangunan Komersial

Standar Peralatan & Sistem

Surya Termal

Fasilitas Lab . Uji

Terakreditasi

Labelisasi

Solar Dryer , Solar Cooker, Solar Cooler/Refrigerator, Solar Water Heater , Solar Still /Desalination , Eco-House, Thermal-Storage System , Solar Collector , Solar

Concentrator, Solar Thermal Pump, Sterilisator , Industrial Solar Process Heat ,

OTEC, Solar Electric

Gugus Tugas EnergiKementerian Negara Riset dan Teknologi

10. Roadmap Sektor Surya Thermal

Page 69: Buku Putih Energi

64

Jangka Pendek

(2005-2010) Jangka Menengah

(2011-2015) Jangka Panjang

(2016-2020) Penelitian dan Pengembangan (litbang)

Peran Pemerintah Melaksanakan litbang Teknologi Surya Termal skala aplikasi kecil-medium untuk kegiatan pra & pasca panen pertanian, rumah tangga, klinik/puskesmas desa, industri kecil-menengah: Pendingin Adsorbsi (Adsorption Cooling), Pendingin Absorpsi (Absorption Cooling), Pengering Surya Resirkulasi (Recirculation Solar Drying), Konsentrator, Sterilisator, Desalinasi

Melanjutkan litbang Teknologi Surya Termal skala aplikasi kecil-medium untuk kegiatan pra & pasca panen pertanian, rumah tangga, klinik/puskesmas desa, industri kecil-menengah-Besar: Adsorption Cooling, Absorption Cooling, Recirculation Solar Drying, Konsentrator, Sterilisator, Desalinasi, Industrial Solar Process Heat, OTEC

Percontohan dan aplikasi semi-komersial teknologi Surya Termal: Solar Dryer (Multi-produk), Solar Cooker, Solar Cooler/Refrigerator, Solar Water Heater, Solar Still/Desalination, Eco-House, Cool-Storage System, Solar Collector, Solar Concentrator, Solar Thermal Pump, Sterilisator

Pengembangan aplikasi komersial teknologi Surya Termal: Solar Dryer, Solar Cooker, Solar Cooler/Refrigerator, Solar Water Heater, Solar Still/Desalination, Eco-House, Cool-Storage System, Solar Collector, Solar Concentrator, Solar Thermal Pump, Sterilisator, Industrial Solar Process Heat

Pengembangan aplikasi komersial : Solar Dryer, Solar Cooker, Solar Cooler/Refrigerator, Solar Water Heater, Solar Still/Desalination, Eco-House, Cool-Storage System, Solar Collector, Solar Concentrator, Solar Thermal Pump, Sterilisator, Industrial Solar Process Heat, OTEC

Penelitian & Pengembangan Komponen Teknologi Surya Termal: Kolektor Temperatur Tinggi (Heat Pipe, dll), Thermal Storage, Konsentrator

Penelitian & Pengembangan sistem Teknologi Surya Termal: Passive/Noctural Cooiling, Heat Pump, Sistem Hibrida, Pendingin Termoelektrik, Pengering Multiproduk, Pompa Air

Penelitian & Pengembangan Teknologi Surya Termal & Komponen: Passive/Noctural Cooiling, Heat Pipe, Heat Pump, Sistem Hibrida, Pendingin Termoelektrik, Pengering Multiproduk, Solar Process Heat, Solar Steam Turbine, Magnetized Plasma (Artificial Sun), OTEC, Absorber Coating (Thermal Material), Kolektor & Konsentrator Surya Termal

Mengembangkan Standar Peralatan & Sistem Surya Termal untuk aplikasi komersial Pengembangan Fasilitas Lab. Uji Terakreditasi Survei Potensi Energi Surya, Potensi Hasil Pertanian & Kelautan Daerah berbasis lokasi

Pengembangan Basis Data potensi aplikasi teknologi Surya Termal

Page 70: Buku Putih Energi

65

Kajian /Pengembangan Material & Komponen: Material Baru untuk Thermoelectric Cooling, Material Plastik UV Stabilized, Material Transparent, Kolektor Tabung Hampa, Thermal Storage, etc. Partisipasi dalam kegiatan Litbang terapan terkait

Partisipasi dalam kegiatan Litbang terapan terkait, dan inisiatip melakukan investasi untuk produksi

Initiatif untuk membuat kegiatan litbang sendiri maupun secara kemitraan dengan lembaga Litbang dan Komersialisasi teknologi baru hasil litbang untuk mencapai target Bauran energi Nasional

Market Opportunities (Peluang Pasar) Peran Pemerintah

Sosialisasi: • Kampanye, Konsultasi,

Pelatihan, Pendidikan, Penghargaan

• Menyediakan informasi yang memadai dan akurat yang diperlukan konsumen sebagai teknologi energi alternatif untuk substitusi BBM

Sosialisasi: Menyediakan informasi yang memadai dan akurat yang diperlukan konsumen

Mengembangkan skema pendanaan untuk penyebarluasan penggunaan teknologi Surya Termal yang berkesinambungan

Bekerjasama dengan industri perbankan dan finansial untuk mendorong pendanaan untuk industri produk teknologi Surya Termal

Mengembangkan inovasi sistem pendanaan untuk mendorong pendanaan untuk industri produk teknologi Surya Termal

Peran Industri Menyiapkan pendanaan untuk pembangunan industri dan melaksanakan promosi secara intensif tentang pasar domestik dan internasional.

Membangun industri komponen penunjang sistem-sistem teknologi Surya Termal

Initiative procurement (Promosi peralatan Surya Termal) Kebijakan

Peran Pemerintah Membuat Standar Nasional Indonesia untuk semua sistem-sistem Surya Termal dan Labelisasi

Mendorong pengembangan infrastruktur, seperti laboratorium uji untuk sertifikasi & Labelisasi

Menerapkan kewajiban sertifikasi/Labelisasi bagi penjualan sistem-sistem Surya Termal

Mendorong keluarnya kebijakan-kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah yang lebih kondusif untuk penerapan sistem energi surya

Memantau pelaksanaan kebijakan-kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah yang lebih kondusif untuk penerapan sistem energi surya

Kebijakan Insentif: mendorong penerapan teknologi energi surya termal yang bersih lingkungan Kebijakan Transformasi Pasar: meningkatkan penggunaan produk yang memanfaatkan sumber energi surya termal di masyarakat

Page 71: Buku Putih Energi

66

Kebijakan Informasi: meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang sumber-sumber energi terbarukan

Peran Industri Partisipasi aktif dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah dan memberikan masukan untuk meningkatkan efektivitas kebijakan pemerintah

Memberikan masukan untuk meningkatkan efektivitas kebijakan pemerintah

Bersama-sama pemerintah membuat Standar Nasional Indonesia untuk semua sistem-sistem teknologi energi surya termal

Mendorong penggunaan standar nasional Indonesia untuk produk-produk komponen dan sistem aplikasi

Memproduksi komponen-komponen sistem teknologi energi surya termal sesuai SNI dan bersertifikat

Memberikan masukan kepada pemerintah dan legislative tentang kebijakan yang harus dibuat untuk mendorong dikeluarkannya kebijakan insentif untuk investasi industri komponen energi surya

Memberikan masukan kepada pemerintah untuk mendorong dikeluarkannya kebijakan sistem dukungan finansial yang lebih kondusif untuk usaha produksi teknologi energi surya

Menciptakan inovasi-inovasi system finansial untuk mendukung perluasan pasar teknologi energi surya

Page 72: Buku Putih Energi

67

Litbang

Teknologi

Produk

Pasar

2005 – 2010 2011 – 2015 2016 - 2025Tahun

Litbang

Teknologi

Produk

Pasar

2005 – 2010 2011 – 2015 2016 - 2025Tahun

Pengguna Khusus 12 x 25 kW off Grid 10 x 1000 mW of Grid

SKEAL Skala Kecil(Penelitian)

SKEAL Skala4 x 25kW

SKEAL Skala Kecil 1 kW(Konstruksi Terapung, Terbenanm)

SKEAL Skala 25kW (terapung)SKEAL Skala 50 kW (terbenam)

(Kandungan Lokal Tinggi)

SKEAL Skala > 500 kW(terapung dan terbenam)(kandungan lokal tinggi)

SKEAL Skala > 500 kW (5 x 100kW)

Struktur terapung,struktur terbenam, generator kecp.Rendah, Sudu Turbin, Gear Box, Sistem Kendali, SIstem Kapasitor

/Inverter, Material

Struktur terapung,struktur terbenam, generator kecp.Rendah, Sudu Turbin, Gear Box, Sistem Kendali, SIstem Kapasitor

/Inverter, Material,Sistem Insfeksi & Sertifikasi

Struktur terapung,struktur terbenam, generator kecp.Rendah, Sudu Turbin, Gear Box, Sistem Kendali, SIstem Kapasitor

/Inverter, Material,Sistem Inspeksi& Sertifikasi

Pembuatan Peta Potensi EnergiArus Laut di Wilayah Indonesia

(Survey & Simulasi Numerik)

Pemetaan Rinci Energi Arus Lautdi Daerah Potensial

Gugus Tugas EnergiKementerian Negara Riset dan Teknologi

11. Roadmap Sektor Energi Arus Laut

Page 73: Buku Putih Energi

68

Jangka Pendek

(2005-2010) Jangka Menengah

(2011-2015) Jangka Panjang

(2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang)

Peran Pemerintah Melaksanakan pemetaan potensi arus laut untuk SKEAL ( survey dan simulasi numerik) di Indonesia

Melaksanakan pemetaan lebih rinci untuk daerah-daerah yang potensial untuk SKEAL

Melaksanakan Litbang untuk SKEAL skala menengah dalam jumlah banyak (Marine Curent Turbin Tidal Farm)

Melaksanakan litbang berbagai sistim konversi energi Arus Laut ( SKEAL ) yakni konversi SKEAL sumbu turbin horisontal dan vertikal

Melaksanakan litbang kinerja SKEAL terhadap lingkungan tropis dan sksla menegah terhadap lingkungan laut yang bergelombang

Meningkatkan litbang dalam rancang bangun dan rekayasa komponen SKEAL dengan teknologi tinggi

Melakasanakan litbang rotor daun turbin yang cocok dengan perairan Indonesia dan meningkatkan performance dan efisiensi SKEAL Darieus turbine blade tidak simetris skala kecil

Meningkatkan kemampuan rancang bangun rekayasa sistem Darieus turbine blade tidak simetris skala kecil dan analisis disain rancang bangun sistem SKEAL skala menengah.

Meningkatkan litbang rancang bangun sistem kendali SKEAL

Meningkatkan kinerja dan efisiensi sistem SKEAL skala kecil dengan mempertimbangkan pengaruh gelombang dan lingkungan sekelilingnya serta mengoptimumkan sistem kendalinya.

Meningkatkan kinerja dan efisiensi sistem SKEAL skala menengah dengan mempertimbangkan pengaruh gelombang dan lingkungan sekelilingnya serta mengoptimumkan pengembangan sistem kendalinya.

Mengembangkan pemanfaatan teknologi SKEAL untuk berbagai keperluan

Membuat Prototipe SKEAL skala 1 kW

Membuat prototipe SKEAL skala 25 kW dan meningkatkan kemampuan rancang bangun SKEAL skala menengah (50-300 kW)

Peran Industri Menurunkan biaya produksi dengan meningkatkan volume produksi

Menurunkan biaya perawatan dengan pemilihan komponen yang handal

Meningkatkan kualitas produksi komponen – komponen SKEAL

Mengurangi biaya konstruksi tower dan instalasi serta komponen lainya

Mendukung pemerintah dalam pembiayaan riset-riset komponen SKEAL

Meningkatkan penggunaan komponen lokal untuk pembuatan komponen SKEAL

Mengembangkan peralatan dan proses untuk kegiatan produksi SKEAL

Meningkatkan kehandalan sistem melalui pemilihan material yang sesuai namun relatif murah

Peluang Pasar Peran Pemerintah

Melaksanakan pemetaan Melanjutkan pemetaan Melanjutkan pemetaan

Page 74: Buku Putih Energi

69

Jangka Pendek (2005-2010)

Jangka Menengah (2011-2015)

Jangka Panjang (2016-2025)

potensi energi Arus Laut dan pengguna untuk pemanfaatan SKEAL

potensi energi arus laut dan pengguna untuk pemanfaatan SKEAL

potensi energi Arus Laut dan pengguna untuk pemanfaatan SKEAL

Menyelenggarakan openhouse, pameran, dan workshop

Meningkatkan informasi dan pendidikan (sekolah dan luar sekolah) dalam pemanfaatan SKEAL

Melaksanakan training dan penyuluhan kepada masyarakat pengguna

Menerbitkan / mempublikasikan hasil – hasil litbang dan produk SKEAL

Mendukung mekanisme pasar dalam efektifitas distribusi komponen komponnen pembangkit listrik

Mengembangkan strategi untuk mendapatkan material unggulan untuk penggunaan khusus bagi keperluan pengembangan SKEAL

Melaksanakan diseminasi hasil – hasil litbang melalui proyek percontohan

Membuat / mengadopsi standar – standar dan menerbitkan sertifikat SKEAL

Peran Industri Melaksanakan promosi produk SKEAL yang ada di pasaran

Mengembangkan kemungkinan pembiayaan dalam pemanfaatan SKEAL

Meningkatkan partisipasi dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi SKEAL

Melaksanakan optimasi dalam proses produksi komponen SKEAL

Mengembangkan dan memproduksi berbagai model dan kapasitas SKEAL untuk berbagai segmen pasar

Menyiapkan dana untuk pembangunan infrastruktur pabrik SKEAL skala besar

Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah

Menciptakan kebijakan yang mendukung pengembangan pasar dengan pemberian insentif pajak dan regulasi lainya

Mendorong pembangunan infrastruktur teknologi SKEAL (standar, sertifikat)

Membuat kerangka kerja peraturan dan kebijakan yang mendukung pengembangan dan pemanfaatan teknoloogi SKEAL

Mendukung dan memberikan kemudahan kredit untuk program listrik menggunakan teknologi SKEAL

Mendukung standar nasional dan international yang relevan untuk produk SKEAL

Mendukung pemberian insentif pajak dan komponen biaya lainya dalam pengembangan dan pemanfaatan energi hijau

Meningkatkan koordinasi antar pelaku litbang dan bisnis di bidang teknologi SKEAL

Peran Industri Mendukung terciptanya pasar yang kompetitif

Membangun infrastruktur jaringan distribusi untuk memasarkan produk SKEAL

Mendorong berlakunya mekanisme pasar SKEAL yang kompetitif dan terbuka

Meningkatkan pengertian dan kepedulian masyarakat terhadap pelaku bisnis dan pengguna SKEAL

Melanjutkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat dan memberikan training

Page 75: Buku Putih Energi

70

Pasar

Produk

Teknologi

2005-2010

Litbang

12. Roadmap Sektor Energi Gelombang

Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi

Page 76: Buku Putih Energi

71

Jangka Pendek

(2005-2010) Jangka Menengah

(2011-2015) Jangka Panjang

(2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang)

Peran Pemerintah Melaksanakan litbang berbagai sistim konversi energi gelombang selain OWC

Melaksanakan litbang untuk meningkatkan performance Berbagai Sistem Konversi Energi Gelombang (SKEG)

Meningkatkan litbang dalam rancang bangun dan rekayasa komponen SKEG dengan teknologi tinggi

Meningkatkan performance dan efisiensi SKEG metode OWC skala kecil

Meningkatkan kemampuan rancang bangun rekayasa sistem OWC

Meningkatkan litbang rancang bangun sistem kendali SKEG interkoneksi

Meningkatkan partisipasi masyarakat daerah dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi SKEG

Meningkatkan kemampuan analisis desain dan rancang bangun SKEG

Mengembangkan pemanfaatan teknologi SKEG untuk berbagai keperluan

Peran Industri

Menurunkan biaya produksi dengan meningkatkan volume produksi

Menurunkan biaya perawatan dengan pemilihan komponen yang handal

Meningkatkan kualitas produksi komponen – komponen SKEG

Mengurangi biaya konstruksi tower dan instalasi serta komponen lainya

Mendukung pemerintah dalam pembiayaan riset-riset komponen SKEG

Meningkatkan penggunaan komponen lokal untuk pembuatan komponen SKEG

Mengembangkan peralatan dan proses untuk kegiatan produksi SKEG

Meningkatkan kehandalan sistem melalui pemilihan material yang sesuai namun relatif murah

Peluang Pasar

Peran Pemerintah Melaksanakan pemetaan potensi energi angin dan pengguna untuk pemanfaatan SKEG

Melanjutkan pemetaan potensi energi gelombang dan pengguna untuk pemanfaatan SKEG

Melanjutkan pemetaan potensi energi gelombang dan pengguna untuk pemanfaatan SKEA

Menyelenggarakan openhouse, pameran, dan workshop

Meningkatkan informasi dan pendidikan (sekolah dan luar sekolah) dalam pemanfaatan SKEG

Melaksanakan training dan penyuluhan kepada masyarakat pengguna

Menerbitkan / mempublikasikan hasil – hasil litbang dan produk SKEG

Mendukung mekanisme pasar dalam efektifitas distribusi komponen komponnen pembangkit listrik

Mengembangkan strategi untuk mendapatkan material unggulan untuk penggunaan khusus bagi keperluan pengembangan SKEG

Melaksanakan diseminasi hasil – hasil litbang melalui proyek percontohan

Membuat / mengadopsi standar – standar dan menerbitkan sertifikat SKEG

Page 77: Buku Putih Energi

72

Jangka Pendek (2005-2010)

Jangka Menengah (2011-2015)

Jangka Panjang (2016-2025)

Peran Industri Melaksanakan promosi produk SKEG yang ada di pasaran

Mengembangkan kemungkinan pembiayaan dalam pemanfaatan SKEG

Meningkatkan partisipasi dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi SKEG

Melaksanakan optimasi dalam proses produksi komponen SKEG

Mengembangkan dan memproduksi berbagai model dan kapasitas SKEA untuk berbagai segmen pasar

Menyiapkan dana untuk pembangunan infrastruktur pabrik SKEG skala besar

Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah

Menciptakan kebijakan yang mendukung pengembangan pasar dengan pemberian insentif pajak dan regulasi lainya

Mendorong pembangunan infrastruktur teknologi SKEG (standar, sertifikat)

Membuat kerangka kerja peraturan dan kebijakan yang mendukung pengembangan dan pemanfaatan teknoloogi SKEG

Mendukung dan memberikan kemudahan kredit untuk program listrik menggunakan teknologi SKEG

Mendukung standar nasional dan international yang relevan untuk produk SKEG

Mendukung pemberian insentif pajak dan komponen biaya lainya dalam pengembangan dan pemanfaatan energi hijau

Meningkatkan koordinasi antar pelaku litbang dan bisnis di bidang teknologi SKEG

Peran Industri Mendukung terciptanya pasar yang kompetitif

Membangun infrastruktur jaringan distribusi untuk memasarkan produk SKEG

Mendorong berlakunya mekanisme pasar SKEG yang kompetitif dan terbuka

Meningkatkan pengertian dan kepedulian masyarakat terhadap pelaku bisnis dan pengguna SKEG

Melanjutkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat dan memberikan training

Page 78: Buku Putih Energi

73

13. Roadmap Sektor Energi Hidrogen/Fuel Cell

1 MW

50 MW

250 MW

2025201520102005

Gugus Tugas Energi

Teknologi

Produk

Litbang

Tahun

Pasar

Kementerian Negara Riset dan Teknologi

Page 79: Buku Putih Energi

74

Jangka Pendek

(2005-2010) Jangka Menengah

(2011-2015) Jangka Panjang

(2016-2025) Peran institusi Litbang : Disain dan pengembangan stack Proton Exchange Fuel Cell (PEFC) dan unit portable PEFC kapasitas per unit 2 – 5 kW dengan kandungan lokal hingga 70%. Sasaran untuk pembangkit listrik mikro di rumah tangga, unit emergency, penggunaan khusus, dan telekomunikasi.

Peran institusi Litbang : Disain dan pengembangan sistem PEFC kapasitas hingga 50 kW, dengan kandungan lokal 70-90 % . Sasaran untuk pembangkit listrik mikro di rumah tangga, unit emergency, penggunaan khusus, telekomunikasi, dan utk alat transportasi.

Peran institusi Litbang : Disain dan pengembangan system power generator PEFC dengan kapasitas modular 50 kW untuk digunakan sebagai unit utilitas, di Rumah sakit, maupun hotel. Sasaran kandungan lokal hingga 90 %.

Peran Pemerintah : - Keringanan pajak dan

dukungan kemudahan import sistem/komponen fuel cell untuk pengembangan dan penguasaan teknologi fuel cell di dalam negeri.

- Mendorong penggunaan sistem portable fuel cell di fasilitas-fasilitas yang dipunyai oleh pemerintah.

- Pembuatan regulasi dan standarisasi yang diperlukan.

- Menetapkan persentase kontribusi pembangkit energi ramah lingkungan dan terbarukan.

- Sosialisasi Penggu-naan Teknologi Energi Hidrogen dan Ternologi Fuel Cell

Peran Pemerintah : - Insentif pajak dan

dukungan kemudahan untuk pengembangan industri fuel cell di dalam negeri.

- Penggunaan sistem portable fuel cell di fasilitas-fasilitas yang dipunyai oleh pemerintah dan mendorong penggunaannya di masyarakat luas.

- Mendukung penyiapan sarana pendukung penggunaan teknologi fuel cell

- Menetapkan tahapan persentase penggunaan komponen yang dikembangkan dengan teknologi bangsa sendiri dalam industri manufaktur di Indonesia.

- Pembuatan dan penyesuaain regulasi dan standarisasi bila diperlukan.

- Sosialisasi Penggunaan Teknologi Energi Hidrogen dan Ternologi Fuel Cell

Peran Pemerintah : - Insentif pajak dan

dukungan kemudahan untuk pengembangan industri fuel cell di dalam negeri.

- Secara konsisten dan dukungan penuh untuk meningkatkan peran serta dan kesadran publik dalam penggunaan teknologi fuel cell.

- Mendukung pengembngan sarana pendukung penggunaan teknologi fuel cell

- Pembuatan dan penyesuaain regulasi dan standarisasi bila diperlukan.

- Sosialisasi Penggu-naan Teknologi Energi Hidrogen dan Ternologi Fuel Cell

Page 80: Buku Putih Energi

75

Jangka Pendek (2005-2010)

Jangka Menengah (2011-2015)

Jangka Panjang (2016-2025)

Peran Swasta : Bekerjasama dan membuat jaringan dengan institusi litbang dalam negri dalam pertukaran informasi, pengembangan prototipe untuk komponen subsitusi, dan manufucturing.

Mengembangkan unit perakitan dengan multi sourcing components, dan dengan sasran terus meningkatkan kandungan komponen lokal.

Meningkatkan kapasitas produk dan dana investasi serta menciptakan kerjasama dengan investor luar negeri.

Peran Swasta : Mengembangkan instalasi produksi, penyimpanan dan pendistribusian gas hidrogen.

Mendukung aktif dalam pengembangan standar industri untuk peralatan fuel cell.

Membangun dan mengembangkan kemampuan industri manufucturing fuel cell di dalam negeri.

Pengembangan dan diversifikasi produk komponen fuel cell.

Peran Swasta : • Pengembangan dan

diversifikasi produk fuel cell.

• Melakukan investasi manufaktur untuk menigkatkan kemampuan dan pemenuhan permintaan pasar dalam negeri dan peluang export.

• Meningkatkan pengembangkan instalasi produksi, penyimpanan dan pendistribusian gas hidrogen.

Sasaran Kapasitas Terpasang dan Pengguna : 1 Mega Watt • 2005 : s.d 15 kW, jenis

portable, ±10 unit digunakan di rumah tangga (rt) kls menengah keatas sbg back-up sistem

• 2006 : s.d 50 kW, portable,± 20 unit digunakan di rumah tangga kls menengah keatas sbg back-up sistem

• 2007 : s.d 100 kW, ±50 unit portable, digunakan juga di industri parawisata.

• 2008 : s.d 250 kW, ±125 unit portable di rt dan industri parawisata

• 2009 : s.d 500 kW, ±200 unit, diperkirakan mulai digunakan juga pada sistem telekomunikasi sbg catu daya dan back up system

• 2010 : s.d 1000 kW, ±400 unit, digunakan di rt, unit parawisata, dan telekomunikasi

Sasaran Kapasitas Terpasang dan Pengguna : 50 Mega Watt • Sistem dengan kapasitas

hingga 50 kW mulai di gunakan, khususnya untuk komplek industri pariwisata, back up sistem pada instalasi khusus.

• Terintegrasi dengan jenis EBT lain ( PV dan Wind) menjadi sistem pembangkit tersebar yang digunakan pada daerah terpencil untuk keperluan khusus, a.l daerah wisata, pangkalan militer, telekomuni-kasi, industri budidaya perikanan.

• 2011 : s.d 5 MW , ± 2500 unit*

• 2012 : s.d 10 MW , ± 5000 unit*

• 2013 : s.d 20 MW , ± 10 000 unit*

• 2014 : s.d 35 MW , ± 17 500 unit* 2015 : s.d 50 MW ,

Sasaran Kapasitas Terpasang dan Pengguna : 250 Mega Watt • Teknologi sistem

Portable telah sangat maju dan teruji keandalannya.

• Harga investasi per kW telah sangat kompetitif dengan pembangkit portable konvensional menggunakan bahan bakar non-EBT.

• Mekanisme perkembangan penggunaan telah memasuki tahap mengkuti mekanisme pasar.

• Diperkirakan penggunaan untuk sistem transportasi dimulai. Biaya per kW utk transportasi sudah mendekati US$ 100 s.d US $50.

Page 81: Buku Putih Energi

76

( 1kg Hidrogen ekivalen dengan 3,93 liter bahan bakar minyak, ekivalen dengan 33,5 kWjam listrik )

Penggunaan 5 jam per hari selama 1 tahun : 2005 ; 1,6 ton Hidrogen 2005 ; 5,4 ton Hidrogen 2007 ; 10,8 ton Hidrogen 2008 ; 27,2 ton Hidrogen 2009 ; 54,5 ton Hidrogen 2010 ; 108,9 ton Hidrogen

2011 ; 544,8 ton Hidrogen 2012 ; 1089,5 ton Hidrogen

2013 ; 2179,1 ton Hidrogen

2014 ; 3813,4 ton Hidrogen

2015 ; 5447,7 ton Hidrogen

2016-2020 ; 68.097 ton Hidrogen

Penggunaan 7 jam per hari selama 1 tahun : 2005 ; 2,2 ton Hidrogen 2005 ; 7,6 ton Hidrogen 2007 ; 15,3 ton Hidrogen 2008 ; 38,1 ton Hidrogen 2009 ; 76,3 ton Hidrogen 2010 ; 152,5 ton

Hidrogen 2011 ; 762,7 ton

Hidrogen 2012 ; 1525,4 ton

Hidrogen 2013 ; 3050,7 ton

Hidrogen 2014 ; 5338,8 ton

Hidrogen 2015 ; 7626,9 ton

Hidrogen 2016-2020 ; 95.335 ton Hidrogen

Penggunaan10 jam per hari selama 1 tahun : 2005 ; 3,2 ton Hidrogen 2005 ; 10,9 ton Hidrogen 2007 ; 21,8 ton Hidrogen 2008 ; 54,5 ton Hidrogen 2009 ; 109,5 ton Hidrogen 2010 ; 217,9 ton Hidrogen

2011 ; 1089,5 ton Hidrogen

2012 ; 2179,1 ton Hidrogen

2013 ; 4358,2 ton Hidrogen

2014 ; 7626,9 ton Hidrogen

2015 ; 10.896,5 ton Hidrogen 2016-2020 ; 136.194 ton Hidrogen

Page 82: Buku Putih Energi

77

1144.. RROOAADDMMAAPP SSEEKKTTOORR IINNDDUUSSTTRRII EENNEERRGGII NNUUKKLLIIRR

LLiittbbaanngg

TTeekknnoollooggii //EEkksspplloorraassii

PPrroodduukk

Eksplorasi daerah potensial di Indonesia

PLTN 1, 2, 3 & 4 beroperasi Tahun 2016, 2017, 2023 & 2024 4-5% listrik Jamali

22000055--22001100 22001111--22001155 22001166--22002255

Konstruksi PLTN 3 & 4 Tahun 2018 dan 2019

Teknologi reaktor dan sistem PLTN

Basis data untuk pengambilan kebijakan pengelolaan energi

nuklir jangka panjang Peta Cadangan Uranium di

seluruh Indonesia

Konstruksi PLTN 1 & 2 Tahun 2010 dan 2011

Kajian tekno-ekonomi bahan

bakar nuklir (BBN)

Rancang-bangun pabrikasi BBN dan pengelolaan limbah

Pabrikasi BBN dan proses pengolahan limbah

Desain pabrik pengolahan bahan dan elemen bakar nuklir

Pemetaan cadangan uranium di seluruh wilayah Indonesia

Desain dan rancang-bangun Sistem & komponen PLTN

Litbang industri komponen PLTN

Desain sistem dan komponen PLTN

Litbang teknologi daur BBN

Litbang keselamatan PLTN

Litbang operasi dan perawatan

Persiapan pembangunan & operasi

Pemilihan teknologi daur BBN

Tahun

Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi

PPaassaarr

Page 83: Buku Putih Energi

78

Jangka Pendek

(2005-2010) Jangka Menengah

(2011-2015) Jangka Panjang

(2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang)

Peran Pemerintah Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif Basis data untuk pengambilan kebijakan pengembangan bahan bakar nuklir dan pengelolaan Uranium jangka panjang.

Updating data sebagai bagian dari pengembangan kapasitas pasokan Uranium jangka panjang.

Data terbukti tentang pasokan Uranium jangka panjang untuk mengamankan operasi PLTN.

Explorasi Uranium di daerah Kalimantan, serta pengembangan pabrik Uranium Oksida (Yellow Cake) skala pilot.

Eksplorasi Uranium di daerah Sumatera dan daerah lainnya di Indonesia.

Cadangan Uranium di seluruh wilayah Indonesia.

Kajian teknologi dan ekonomi bahan bakar nuklir yang disesuaikan dengan jenis PLTN yang akan dikembangkan di Indonesia.

Desain pabrik bahan dan elemen bakar nuklir.

Produksi bahan dan elemen bakar nuklir.

Kajian teknologi pengolahan limbah nuklir dan proses penyimpanan bahan bakar nuklir bekas.

Desain pabrik pengolahan limbah nuklir dan penyimpanan bahan bakar nuklir bekas.

Proses pengolahan limbah nuklir dan penyimpanan bahan bakar nuklir bekas.

Teknologi Reaktor dan Sistem PLTN Dukungan untuk persiapan pembangunan (Pre-project activities), penyiapan URD, BIS, PSAR, transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.

Penyiapan laboratorium Science & technology base bidang teknologi PLTN, khususnya nuklir

Dukungan litbang untuk operasi dan perawatan serta desain komponen dan sistem PLTN.

Pembangunan & Pengoperasian PLTN 4x1000Mwe Public information & education, program penerimaan masyarakat terhadap PLTN.

Penerimaan masyarakat terhadap pembangunan PLTN.

Penerimaan masyarakat terhadap pengoperasian PLTN.

UU dan aturan pelaksanaannya, penyiapan dan penyelesaian sistem perizinan nasional, perizinan konstruksi PLTN ke 1 & 2.

Sistem perizinan untuk Pembangunan dan pengoperasian PLTN.

Perizinan pembangunan PLTN ke 3, 4 dan izin pengoperasian PLTN ke 1, 2, 3, 4.

Penyiapan tapak dan draf Penyiapan tapak dan draf Penyiapan studi tapak

Page 84: Buku Putih Energi

79

Jangka Pendek (2005-2010)

Jangka Menengah (2011-2015)

Jangka Panjang (2016-2025)

dokumen pendukung URD, PSAR, BIS serta pendanaan dan pembentukan pemilik (owner) untuk PLTN 1 & 2.

dokumen pendukung URD, PSAR, BIS untuk PLTN 3 & 4.

terpilih lainnya di Wilayah Jamali.

Litbang pembangunan dan pengoperasian PLTN, serta transfer teknologi dan partisipasi industri nasional (parnas).

Transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.

Panas mencapai >30 %.

Litbang keselamatan untuk mendukung perizinan pembangunan dan pengoperasian PLTN, serta dikuasainya karakteristik keselamatan calon reaktor.

Analisis keselamatan untuk dokumen izin konstruksi.

Jaminan keselamatan operasi PLTN berikutnya.

Peran Industri Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan teknologi, ekonomi dan pendanaan pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.

Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan teknologi produksi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif dalam rangka transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.

Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan desain dan prototipe untuk komponen peralatan pabrik dan proses manufacturing, serta pengembangan material/bahan peralatan yang semakin efisien dengan harga yang makin bersaing.

Teknologi Reaktor dan Sistem PLTN Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan teknologi, ekonomi dan pendanaan dalam rangka persiapan pembangunan PLTN, rangka transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.

Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan teknologi PLTN, khususnya bagian kenukliran (nuclear island) dalam rangka transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.

Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan desain dan prototipe untuk komponen PLTN dan proses manufacturing, serta pengembangan material/bahan peralatan yang semakin efisien dengan harga yang makin bersaing.

Page 85: Buku Putih Energi

80

Pembangunan & Pengoperasian PLTN 4x1000Mwe Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam penyiapan tapak dan draf dokumen pendukung URD, PSAR, BIS serta pendanaan dan pembentukan pemilik (owner) untuk PLTN 1 & 2.

Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam penyiapan tapak dan draf dokumen pendukung URD, PSAR, BIS untuk PLTN 3 & 4.

Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pelaksanaan studi detil tapak terpilih lainnya di Wilayah Jamali.

Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan teknologi, ekonomi dan pendanaan dalam rangka persiapan pembangunan PLTN, rangka transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.

Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan teknologi PLTN, khususnya bagian kenukliran (nuclear island) dalam rangka transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.

Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan desain dan prototipe untuk komponen PLTN dan proses manufacturing, serta pengembangan material/bahan peralatan yang semakin efisien dengan harga yang makin bersaing.

Peluang Pasar Peran Pemerintah

Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif Membantu BUMN dalam mengusahakan transfer teknologi tentang komponen dan sistem pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.

Membantu BUMN dalam mengembangankan desain komponen dan sistem pabrikasi, serta pembangunan pabrik bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.

Membantu BUMN dalam mengembangankan desain dan manufacturing komponen dan sistem pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.

Teknologi Reaktor dan Sistem PLTN Membantu BUMN/Swasta dalam mengushakan transfer teknologi dan pengembangan desain komponen dan sistem PLTN.

Membantu BUMN/Swasta dalam pengembangan desain komponen dan sistem PLTN.

Membantu BUMN/Swasta dalam pengembangan desain komponen dan sistem PLTN.

Pembangunan & Pengoperasian PLTN 4x1000MWe

Membantu BUMN/Swasta dalam program penyiapan pembangunan PLTN 1 & 2, termasuk penyiapan partisipasi industri nasional.

Membantu BUMN/Swasta dalam proses pembangunan PLTN 1 & 2 dan penyiapan pembangunan PLTN 3 & 4.

Membantu BUMN/Swasta dalam proses pembangunan PLTN 3 & 4.

Page 86: Buku Putih Energi

81

Peran Industri Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif Mengusahakan transfer teknologi tentang komponen dan sistem pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.

Mengembangkan desain komponen dan sistem pabrikasi, serta pembangunan pabrik bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.

Mengembangkan desain dan manufacturing komponen dan sistem pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.

Teknologi Reaktor dan Sistem PLTN Mengusahakan transfer teknologi yang terkait dengan komponen dan sistem PLTN.

Mengusahakan transfer teknologi serta pengembangan desain komponen dan sistem PLTN.

Mengusahakan transfer teknologi serta pengembangan desain dan manufacturing komponen dan sistem PLTN.

Pembangunan & Pengoperasian PLTN 4x1000MWe Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah melaksanakan program penyiapan pembangunan PLTN 1 & 2, khususnya partisipasi industri nasional.

Berperan aktif pada proses pembangunan PLTN 1 & 2, khususnya partisipasi industri nasional dan penyiapan pembangunan PLTN 3 & 4.

Berperan aktif pada proses pembangunan PLTN 3 & 4, khususnya partisipasi industri nasional.

Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah

Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif Bersama BUMN merencanakan dan mengusahakan sendiri pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif, karena sifatnya yang strategis secara politis dan keamanan nasional.

Menetapkan sistem insentif dan disinsentif dalam transfer teknologi dan pengembangan sistem pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.

Menetapkan sistem insentif dan disinsentif dalam pengembangan/desain komponen dan sistem serta manufakturing pabrik bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.

Teknologi Reaktor dan Sistem PLTN Merencanakan dan melaksanakan program transfer teknologi, pengembangan/desain komponen dan sistem PLTN, serta mengusahakan partisipasi industri nasional

Menetapkan sistem insentif dan disinsentif dalam transfer teknologi dan pengembangan desain komponen dan sistem PLTN.

Menetapkan sistem insentif dan disinsentif serta pengembangan desain komponen dan sistem PLTN.

Page 87: Buku Putih Energi

82

Pembangunan & Pengoperasian PLTN 4x1000MWe Mendorong penggunaan energi nuklir dalam program diversifikasi energi nasional, serta menetapkan persentase kontribusi energi nuklir terhadap penyediaan energi nasional, dan kontribusi prosentasi parnas.

Mendukung dan menetapkan sistem insentif dan disinsentif pada proses penyiapan dan pembangunan PLTN 1 & 2 dan penyiapan pembangunan PLTN 3 & 4.

Mendukung dan menetapkan sistem insentif dan disinsentif pada proses pembangunan PLTN 3 & 4.

Peran Industri Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif Merencanakan dan mengusahakan pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.

Mengusahakan transfer teknologi dan pengembangan sistem pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.

Mengusahakan pengembangan/desain komponen dan sistem serta manufakturing pabrik bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.

Teknologi Reaktor dan Sistem PLTN Merencanakan dan melaksanakan program transfer teknologi, pengembangan/desain komponen dan sistem PLTN, serta mengusahakan partisipasi industri nasional.

Melaksanakan program transfer teknologi dan pengembangan/desain komponen dan sistem PLTN.

Melaksanakan program pengembangan/ desain dan manufakturing komponen dan sistem PLTN.

Pembangunan & Pengoperasian PLTN 4x1000MWe Mengusahakan pembentukan pemilik (owner) PLTN dan proses pendanaannya.

Mengusahakan proses penyiapan dan pembangunan PLTN 1 & 2 dan penyiapan pembangunan PLTN 3 & 4.

Mengusahakan proses pembangunan PLTN 3 & 4.

Page 88: Buku Putih Energi

83

15. Roadmap Sektor Energi Batubara

2016 - 2025 2005 - 2010 2011 - 2015

DeSOx

Mill Fire

Integrasi Sistem

Karakterisasi

Coal Co. , Ekspor

Upgrading

Disain Komp.

Mapping

Industri ( tekstil, semen, kimia,dll) , Daerah, PLN

Pulverizing

Fine CB

MesinBriket

B.B. CairChemicals

Briket

Pulverizer Marketable Coal

Boiler

Tek.Karboni

sasi

Sistem Proses/pembangkit

Efisien, Ramah Lingkungan

KemampuanNasional PLTU

Tek.Pembakaran

Up-grading

Teknologi HidrogenasTeknologi

Gasifikasi

Industri (petrokimia), Transportasi

TeknologiLiquefaksi, Separasi,

B.B. Alternatif

Chemical

Disain Konsep

Analysis

PLN, Daerah, Industri

Polution Control PLTU

Bio-Coal

Boiler

Polution Control

Gugus Tugas Energi

Teknologi

Litbang

Produk

Pasar

Kementerian Negara Riset dan Teknologi

Page 89: Buku Putih Energi

84

Jangka Pendek (2005-2010)

Jangka Menengah (2011-2015)

Jangka Panjang (2016-2025)

Penelitian dan Pengembangan (litbang)

Peran Pemerintah Finalisasi mapping dan karakterisasi (sifat kimia dan fisik) batubara Meningkatkan litbang Teknologi up-grading (blending, peningkatan nilai kalor, pencucian, bio-coal mixed fuel, pembriketan batubara) serta pembuatan prototipe berdasarkan kemampuan bangsa sendiri

Melakukan kerjasama dengan industri dan perusahaan tambang batubara untuk peningkatan ke skala komersial

Peningkatan kapasitas teknologi nasional di bidang pemanfaatan batubara peringkat rendah

Meningkatkan litbang di bidang teknologi pembakaran dan gasifikasi batubara peringkat rendah, serta disain sistemnya

Melakukan litbang di bidang teknologi pembakaran & gasifikasi batubara peringkat rendah yang terintegrasi dengan lebih memperhatikan aspek lingkungan dan efisiensi.

Mendorong investor nasional dan internasional untuk peningkatan ke skala komersial, serta melaksanakan integrasi sistem

Meningkatkan litbang di bidang rekayasa rancang bangun gasifier, peralatan/komponen pem-bangkit listrik (boiler, BOP, dll), modifikasi boiler industri (fuel switching) serta pembuatan prototipenya.

Menjembatani kerjasama antar industri nasional dan internasional untuk pembuatan skala komersial, serta melaksanakan integrasi sistem

Meningkatkan litbang di bidang teknologi desulfurisasi pada sistem pembangkit dan pencegahan kebakaran spontan batubara

Melakukan kerjasama antar industri untuk peningkatan ke skala komersial

Meningkatkan litbang di bidang optimalisasi teknologi fines coal briquetting atau briket limbah batubara halus

Melakukan kerjasama dengan industri dan perusahaan tambang batubara untuk pembuatan skala komersial

Melakukan litbang di bidang teknologi karbonisasi (pembuatan kokas briket dan karbon aktif) dan hidrogenasi untuk penyediaan bahan bakar alternatif dan produk kimia

Melanjutkan litbang pembuatan skala prototipe dan mendorong kerjasama dengan industri untuk skala komersial terutama untuk briket kokas dan karbon aktif Mendorong kerjasama antar industri dan perusahaan tambang batubara untuk pembuatan industri

Mendorong kerjasama dengan industri dan perusahaan tambang batubara untuk pembuatan skala komersial Mendorong tercapainya kontribusi batu bara cair sedikitnya 2 % terhadap bauran energi nasional pada

Page 90: Buku Putih Energi

85

Jangka Pendek (2005-2010)

Jangka Menengah (2011-2015)

Jangka Panjang (2016-2025)

pencairan batubara dalam skala demonstrasi/ komersial

tahun 2025

Peran Industri Memberikan informasi kemampuan & fasilitas manufaktur untuk pembuatan prototipe peralatan up-grading batubara (blending, bio-coal mixed fuel, peningkatan nilai kalor, pencucian, pembriketan batubara) serta sistem PLTU dan boiler industri.

Peningkatan kemampuan SDM untuk menunjang kegiatan manufaktur dan peluang pasar

Mengembangkan kapasitas industri komponen & sistem energi nasional

Peluang Pasar

Peran Pemerintah Memberikan insentif finansial maupun pajak kepada pengusaha dan fabrikator teknologi nasional

Investasi untuk peningkatan infrastruktur, serta jejaring untuk distribusi

Memberikan kesempatan kepada fabrikator untuk memproduksi komponen & sistem

Memberikan fasilitas untuk pengembangan SDM Memberikan kemudahan keterlibatan swasta nasional dalam program PLN, Industri lain, dll

Membuka kesempatan pengembangan usaha di dalam negeri maupun luar negeri

Peran Industri Investasi untuk fasilitas manufakturing

Menghimpun kemampuan manufakturing Memanfaatkan insentif pemerintah seoptimal mungkin untuk pengembangan kekuatan bisnis

Meningkatkan kemampuan manufakturing Mengembangkan model bisnis di bidang pembangkit listrik, industri, penyediaan bahan bakar, dan produk kimia serta jaringannya

Mengembangkan pasar domestik dan internasional.

Kebijakan

Peran Pemerintah • Mengarahkan pemakaian

batubara peringkat rendah baik digunakan sebagai bahan bakar langsung maupun tidak langsung melalui proses konversi di PLTU dan industri

• Mendorong industri untuk mengutamakan produksi bangsa sendiri

• Mendorong perusahaan

tambang batubara untuk meningkatkan produksi

Meningkatkan kapasitas teknologi dan industri pemanfaatan energi batubara peringkat rendah nasional

Page 91: Buku Putih Energi

86

Jangka Pendek (2005-2010)

Jangka Menengah (2011-2015)

Jangka Panjang (2016-2025)

• Meningkatkan litbang untuk peningkatan kandungan lokal yang tinggi (≥ 68 %) dalam pembangunan PLTU skala kecil

Peran Industri Mengkonsentrasikan pada kebijakan peningkatan kemampuan untuk dapat mandiri

Meningkatkan kemampuan SDM dan fasilitas produksi

Meningkatkan kapasitas dan daya saing produk

Page 92: Buku Putih Energi

87

16. Roadmap Sektor Gas Bumi

Teknologi

Pasar

Produk

Litbang

Konsumen Gas :•Pembangkit Listrik• Industri•Rumah Tangga & Komersial•Transportasi

2005 - 2010

Teknologi Infrastruktur (Pipa, BBG/SPBG, LPG)

Teknologi CNG/LGVTeknologi PLTG

Kelayakan Teknologi :Pipa, CNG/BBG, LPG, PLTG

(Small Scale) GTL, LNG, Hidrat, reduksi flare gas,

combustion, Fuel Cell

Pilot Proyek Teknologi :(Small Scale) GTL , LNG, Hidrat,

Natural gas based Fuel Cell

2011-2015

Gas Pipa (Transmisi & distribusi Gas), Teknologi Small Scale : GTL, LNG,

Hidrat, GTW, Fuel Cell

Penggunaan Gas domestik minimal 15 % dalam Energi Mix.

Kandungan lokal meningkat dalam peralatan gas

Penggunaan Gas domestik Mencapai 30,6 % dalam Energi Mix. Kandungan lokal tinggi dalam peralatan gas

Gas Pipa (Transmisi & distribusi Gas), Teknologi Small Scale : GTL, LNG,

Hidrat, GTW, Fuel Cell(Kandungan Lokal Tinggi)

2016-2025

Optimasi antara :•Sumber Energi Gas•Penggunaan Gas Domestik•Infrastruktur•Kandungan/Komponen Lokal

Pemetaan Sumber Energi Gas : Lapangan Gas/stranded, CBM, Biogenic gas, Hidrat di darat/lepas pantai/laut dalam.

Gas Pipa (Transmisi & distribusi Gas), BBG, LPGHidrat, LNG, Syngas, listrik

Gas Pipa (Transmisi & distribusi Gas), BBG, LPGHidrat, LNG, Syngas, listrik

Gas Pipa (Transmisi & distribusi Gas), LPG, LNG

Gugus Tugas EnergiKementerian Negara Riset dan Teknologi

Page 93: Buku Putih Energi

88

Jangka Pendek

(2005-2010) Jangka Menengah

(2011-2015) Jangka Panjang

(2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang)

Peran Pemerintah Penyusunan Peta/Pemetaan Nasional Sumber Energi Gas: lapangan Gas/stranded, CBM, Biogenic gas, hidrat di darat/lepas pantai/laut dalam

Evaluasi/Review Kebijakan Energi, Peta Nasional Sumber Energi Gas: lapangan Gas/stranded, CBM, Biogenic gas, hidrat di darat/lepas pantai/laut dalam.

Evaluasi & Review Kebijakan Energi

Persiapan dan Penyusunan Master Plan Gas: Alokasi, Harga, Pengembangan/ litbang, Standarisasi diversifikasi sumber (fosil maupun energi terbarukan)

Evaluasi/Review Master Plan Gas: Alokasi, Harga, Pengembangan / litbang, Standarisasi diversifikasi sumber (fosil maupun energi terbarukan, dll.)

Kajian Optimasi & Studi Kelayakan sumber-sumber gas/stranded gas, peningkatan teknologi produksi gas bumi,

Kajian Optimasi/Studi Kelayakan pengembangan stranded gas, peningkatan teknologi produksi gas bumi.

Peningkatan kandungan teknologi lokal pada industri hulu gas bumi.

Kajian Teknologi Inspeksi/Monitoring Pipa Gas (Kehandalan sistem pipa)

Pengawasan/monitoring Transmisi dan Distribusi Gas Bumi

Pengawasan/monitoring Transmisi dan Distribusi Gas Bumi

Kajian teknologi kendaraan BBG, SPBG, tangki BBG

Peningkatan kandungan teknologi lokal pada Pemanfaatan BBG transportasi.

Kajian kelayakan teknologi konversi pilihan (LNG, GTL, H2, Hidrat.)

Peningkatan kandungan lokal pada konversi pilihan (LNG, GTL, H2, Hidrat.)

Peningkatan status cadangan gas dari kategori probable / possible menjadi kategori proven melalui pemboran sumur-sumur pengembangan di lapangan-lapangan gas yang telah ditemukan.

Upaya penemuan cadangan gas baru dari reservoir overlook zone melalui kajian ulang lapangan-lapangan gas yang telah ditemukan.

Mempertahankan besar cadangan gas kategori proven yang dapat menjamin target produksi gas nasional

Upaya peningkatan nilai keekonomian cadangan gas dari lapangan-lapangan marjinal melalui strategi pengembangan yang tepat

Upaya mengembangkan lapangan-lapangan gas marjinal secara komersial melalui proyek terpadu

Tercapainya pengembangan semua potensi cadangan gas dari lapangan-lapangan marjinal

Pembangunan infrastruktur produksi gas secara terpadu dalam upaya optimasi pengembangan lapangan-lapangan gas.

Kesinambungan pembangunan infrastruktur produksi gas secara terpadu

Tersedianya infrastruktur produksi gas terpadu sehingga semua lapangan gas dapat dikembangkan secara ekonomis

Page 94: Buku Putih Energi

89

Jangka Pendek (2005-2010)

Jangka Menengah (2011-2015)

Jangka Panjang (2016-2025)

Pengembangan teknologi eksploitasi lapangan gas di laut dalam (deep offshore)

Implementasi teknologi pengembangan lapangan-lapangan gas di laut dalam

Terciptanya standard baku (good engineering practices) pengembangan lapangan gas di laut dalam

Penelitian potensi cadangan gas inkonvensional (coalbed methane and gas hydrate) serta pelaksanaan proyek pilot.

Uji komersialisasi produksi gas inkonvensional dari coalbed methane dan gas hidrat.

Pengembangan lapangan coalbed methane dan gas hidrat secara komersial skala penuh

Eksplorasi gas di daerah frontier & laut dalam di Cekungan berpotensi mengandung gas, di wilayah Indonesia bagian Barat & Timur

Evaluasi dan monitoring kegiatan eksplorasi lanjut untuk keperluan pelaksanaan pengembangan lapangan gas

Monitoring pengembangan prospek-prospek berpotensi mengandung gas secara ekonomis di cekungan-frontier & laut dalam.

Persiapan & implementasi: kajian teknis penentuan wilayah eksplorasi, inventarisasi dan kemudahan akses data

Peran Industri Pengujian/percontohan Optimasi & Kelayakan sumber-sumber gas, peningkatan teknologi produksi Gas Bumi

Penerapan teknologi peningkatan produksi Gas Bumi

Pilot proyek Penerapan teknologi pengawasan/keamanan pipa gas, konversi pilihan (LNG, GTL, H2, Hidrat)

Pengembangan & Penerapan teknologi pengawasan/keamanan pipa gas, teknologi konversi pilihan (LNG, GTL, H2, Hidrat)

Berperan aktif dalam pelaksanaan pengembangan cadangan gas nasional melalui program kerja dan investasi yang tepat.

Pembentukan konsorsium dan kerjasama yang saling menguntungkan diantara stakeholders dalam upaya optimalisasi pengembangan cadangan gas nasional

Tercapainya pengembangan semua potensi cadangan gas nasional dalam upaya memenuhi target produksi gas

Perencanaan, program kerja dan pelaksanaan Speculative survey dan pemboran eksplorasi migas di Cekungan frontier & laut dalam

Implementasi pembentukan konsorsium antar instansi terkait (pemerintah & industri migas) untuk kegiatan eksplorasi lanjut

Pengembangan dan komersialisasi lapangan-lapangan gas daerah frontier & laut dalam untuk menjamin pasokan gas jangka panjang

Peluang Pasar Peran Pemerintah

Kajian Pasar Gas Nasional & Internasional

Pengembangan Pasar Gas Nasional & Internasional

Penyusunan peta dan rencana strategis pengembangan industri pemakai gas

Evaluasi Rencana strategis pengembangan industri pemakai gas

Page 95: Buku Putih Energi

90

Jangka Pendek (2005-2010)

Jangka Menengah (2011-2015)

Jangka Panjang (2016-2025)

Rencana Induk Substitusi BBM oleh Gas/LPG Sektor Rumah Tangga

Evaluasi Rencana Induk Substitusi BBM oleh Gas/LPG Rumah Tangga

Rencana Induk Substitusi BBM oleh Gas/LPG Sektor Transportasi

Evaluasi Rencana Induk Substitusi BBM oleh Gas/LPG Sektor Transportasi

Kajian Kebutuhan dan pelelangan Infrastruktur Gas Bumi/LPG (Rencana Induk Transmisi dan Distribusi Gas Bumi)

Evaluasi/review dan monitoring Infrastruktur Gas Bumi/LPG (Rencana Induk Transmisi dan Distribusi Gas Bumi)

Perencanaan, Monitor dan kendali Implementasi Substitusi BBM oleh Gas/LPG

Evaluasi Monitor dan kendali Implementasi Substitusi BBM oleh Gas/LPG

Penyusunan Peta Pembangkit Gas bumi, dan kajian pengembangan PLTG, FC.

Evaluasi dan Review Peta Pembangkit Gas bumi, dan kajian pengembangan PLTG, FC.

Kajian peningkatan kandunga lokal sistem PLTG dan FC.

Meningkatkan kandungan lokal sistem PLTG dan FC.

Penetapan kebijakan prioritas pemanfaatan produksi gas

Strukturisasi harga gas yang tepat sehingga lebih kompetitif

Terciptanya pemanfaatan gas secara nasional

Pengembangan teknologi pemanfaatan gas skala kecil dan menengah

Pengembangan peluang pasar domestik dalam pemanfaatan gas secara ekonomis

Terciptanya peluang pasar gas domestik secara nasional

Pembangunan sarana dan prasarana untuk pemasaran gas kepada konsumen

Peningkatan sarana dan prasarana sebagai upaya berkesinambungan dari rencana sebelumnya

Terciptanya sarana dan prasarana pemasaran gas

Penyusunan peta sebaran potensi gas

Pemanfaatan potensi gas untuk pengembangan gas & peningkatan produksi gas

Penyiapan dan melaksanakan penawaran wilayah kerja eksplorasi gas daerah froniter dan laut dalam

Intensifikasi penawaran wilayah kerja eksplorasi gas

Mempertahankan pengembangan gas untuk menambah peningkatan produksi gas

Peran Industri Implementasi rencana induk pengembangan industri pemakai gas

Pengembangan industri pemakai gas

Pengembangan industri lokal peralatan teknologi

Distribusi Gas Bumi/LPG ke Pengguna

Perluasan distribusi gas bumi ke pengguna

Implementasi Rencana Induk Substitusi BBM oleh Gas/LPG Sektor Rumah Tangga

Peningkatan/perluaan substitusi BBM oleh Gas/LPG Sektor Rumah Tangga

Pembangunan Infrastruktur Gas Bumi/LPG

Pengembangan infrastruktur gas bumi

Page 96: Buku Putih Energi

91

Jangka Pendek (2005-2010)

Jangka Menengah (2011-2015)

Jangka Panjang (2016-2025)

Pelaksanaan produksi gas dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar melalui rencana kerja dan investasi yang tepat

Upaya mempertahankan produksi gas untuk memenuhi kebutuhan pasar

Terpenuhinya kebutuhan pasar gas baik domestik maupun ekspor

Penggunaan teknologi eksplorasi gas daerah frontier dan laut dalam

Mempercepat pelaksanaan investasi eksplorasi gas

Meningkatkan pelaksanaan investasi eksplorasi gas

Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah

Mendukung dan memberikan kemudahan kredit untuk program peningkatan penggunaan gas di dalam negeri

Mendukung standar nasional dan international yang relevan untuk penggunaan gas bumi

Mendukung pemberian insentif pajak dan komponen biaya lainnya dalam pengem- bangan dan pemanfaatan Gas/LPG

Melakukan koordinasi antar pelaku litbang dan bisnis di bidang teknologi Gas

Meningkatkan koordinasi antar pelaku litbang dan bisnis di bidang teknologi Gas

Perumusan dan penetapan regulasi dalam pengusahaan dan pengelolaan cadangan gas inkonvensional

Upaya perbaikan regulasi untuk menarik investor berpartisipasi dalam pengusahaan dan pengelolaan cadangan gas inkonvensional

Terciptanyan regulasi yang baku sebagai acuan bagi investor dalam pengusahaan dan pengelolaan cadangan gas inkonvensional

Perumusan insentif (pajak/royalti) serta model keekonomian dalam pengembangan lapangan gas marjinal serta lapangan gas inkonvensional.

Perbaikan rumusan insentif (pajak/royalti) serta model keekonomian yang saling menguntungkan bagi pemerintah dan investor

Terciptanya rumusan insentif (pajak/royalti) serta model keekonomian yang memiliki daya tarik bagi investor

Menciptakan kondisi sosial, politik dan keamanan nasional yang kondusif bagi investor dalam kegiatan pengusahaan cadangan gas

Mempertahankan kondisi sosial, politik dan keamanan nasional yang kondusif bagi investor dalam kegiatan pengusahaan cadangan gas

Terciptanya kondisi sosial, politik dan keamanan nasional yang kondusif bagi investor dalam kegiatan pengusahaan cadangan gas

Penentuan regulasi insentif eksplorasi gas daerah frontier dan laut dalam

Evaluasi dan monitoring regulasi insentif, akses data dan akuisisi data untuk tujuan meningkatkan investasi di bidang eksplorasi gas

Penentuan regulasi kemudahan akses dan akuisisi data, serta penyiapan lahan eksplorasi gas

Menjalin kerjasama dengan investor disektor hulu

Peningkatan kerjasama dengan investor disektor hulu

Menyusun dan melaksanakan rencana strategis eksplorasi sumberdaya gas

Melanjutkan pelaksanaan renstra eksplorasi sumberdaya gas

Melanjutkan pelaksanaan renstra eksplorasi sumberdaya gas

Page 97: Buku Putih Energi

92

Jangka Pendek (2005-2010)

Jangka Menengah (2011-2015)

Jangka Panjang (2016-2025)

Peran Industri Percontohan/Long-term test teknologi kendaraan BBG, SPBG, tangki dan industri pemakai gas

Membangun infrastruktur jaringan Transmisi dan distribusi gas

Mendorong berlakunya mekanisme pasar Gas/LPG yang kompetitif dan terbuka

Pengujian dan Piloting teknologi PLTG dan FC lokal.

Peningkatan kandungan lokal pada teknologi industri pemakai gas komponen automotif BBG, SPBG, PLTG dan FC untuk pembangkitan listrik

Mendukung terciptanya pasar yang kompetitif serta meningkatkan pengertian dan kepedulian masyarakat terhadap pelaku bisnis dan pengguna Gas Bumi

Melanjutkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat dan memberikan pelatihan.

Berperan aktif dalam pengembangan semua potensi cadangan gas nasional secara komersial baik yang berskala kecil, menengah maupun besar

Meningkatkan besar dan status cadangan gas melalui program kerja dan investasi yang berkesinambungan serta pemanfaatan perkembangan teknologi

Menjamin terpenuhinya kebutuhan gas nasional baik domestik maupun ekspor melalui konsep usaha yang saling menguntungkan

Transfer teknologi akuisisi data eksplorasi

Eksplorasi dan pengembangan gas secara komersial

Melanjutkan eksplorasi dan pengembangan gas secara komersial

Page 98: Buku Putih Energi

93

TEKNOLOGI

PASAR

PRODUK

Exploration& Production

Residential Industry

Crude oil supply

Electricity Transportation

2005-2010 2011-2015 2016-2025

LogisticSystem

Commercial

E-P Offshore/Deep Water

Enhancement Oil Recovery

CleanFuels Technology

Refinery

Low grade crude oilutilization

Blending with bio-fuelsand synthetic fuels

Integrated Refinery

Otimization Logistic Energy efficiency & Improve Process

ReliablePetroleum Logistic

Clean Petroleum Fuels & Blend with Biofuels& synfuels

LITBANG

TAHUN

Gugus Tugas EnergiKementerian Negara Riset dan Teknologi

17. Roadmap Sektor Minyak Bumi

Page 99: Buku Putih Energi

94

Jangka Pendek (2005-2010)

Jangka Menengah

(2011-2015)

Jangka Panjang

(2016-2025) Penelitian dan Pengmbangan (litbang)

Peran Pemerintah Explorasi dan Produksi • Melaksanakan Libang

Enhanced Oil Recovery (EOR)

• Melaksanakan Litbang Eksplorasi – produksi migas offshore/deep water

• Melaksanakan litbang EOR • Melaksanakan Litbang

Eksplorasi – produksi migas offshore/deep water

• Melaksanakan litbang EOR • Melaksanakan Litbang

Eksplorasi – produksi migas offshore/deep water

Logistik Minyak Bumi • Litbang optimisasi sistem

logistik minyak mentah dan bahan bakar

• Litbang minimisasi emisi polutan sistem distribusi BBM di sisi retail (SPBU)

Meningkatkan kehandalan sistem logistik minyak bumi baik disisi wholesale maupun retail

Meningkatkan kehandalan sistem logistik minyak bumi baik disisi wholesale maupun retail

• Kilang Minyak • Meningkatkan kinerja

kilang baik dari aspek efisiensi energi maupun aspek lingkungan

• Feasibility study (FS) pembangunan kilang baru dan revamping yang memenuhi kebutuhan BBM domestik dan spesifikasi bahan bakar ramah lingkungan

• Meningkatkan kinerja kilang

baik dari aspek efisiensi energi maupun aspek lingkungan

• Intensifikasi proses kilang via bio-process

• Meningkatkan kinerja

kilang baik dari aspek efisiensi energi maupun aspek lingkungan

• Intensifikasi proses kilang via bio-process

Bahan bakar bersih Studi peningkatan kualitas BBM dalam negeri melalui pembangunan kilang modern dan blending dengan biofuels dan synfuels

Meningkatkan kualitas BBM dalam negeri

Meningkatkan kualitas BBM dalam negeri

Peran Industri Eksplorasi dan Produksi Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah melaksanakan riset dan pengembangan EOR & deep water/offshore technology

Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah melaksanakan riset dan pengembangan EOR & deep water/offshore technology

Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah melaksanakan riset dan pengembangan EOR & deep water/offshore technology

Page 100: Buku Putih Energi

95

Logistik Minyak Bumi Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah melaksanakan riset pengembangan logistik minyak yang handal

Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah melaksanakan FS pembangunan infrastruktur (kilang, transportasi, penyimpanan)

Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah melaksanakan FS pembangunan infrastruktur (kilang, transportasi, penyimpanan)

Kilang Minyak Bumi • Bekerjasama dengan

institusi litbang melaksanakan benchmarking kinerja kilang minyak nasional

• FS pembangunan kilang baru dan revamping

• Bekerjasama dengan institusi litbang, melaksanakan studi Life Cycle Analysis (LCA) kilang minyak

• Bekerjasama dengan institusi litbang, melaksanakan studi intensifikasi proses untuk meningkatkan kinerja kilang dan mereduksi limbah

• Bekerjasama dengan institusi litbang studi intensifikasi proses untuk meningkatkan kinerja kilang dan mereduksi limbah

Bahan bakar bersih • Bekerjasama dengan

institusi litbang melaksanakan riset produksi bahan bakar bersih, biofuels dan synfuels

• Bekerjasama dengan institusi litbang melaksanakan riset blending BBM dengan biofuels dan synfuels

• Bekerjasama dengan institusi litbang melaksanakan riset produksi bahan bakar bersih, biofuels dan synfuels

• Bekerjasama dengan institusi litbang melaksanakan riset produksi bahan bakar bersih, biofuels, dan synfuels

Peluang Pasar Peran Pemerintah

• Mendorong industri dalam

meningkatkan intensifikasi melalui EOR, dan eksplorasi – produksi potensi migas deep water/offshore

• Mendorong industri dalam

meningkatkan intensifikasi melalui EOR, dan eksplorasi –produksi potensi migas deep water/offshore

• Mendorong industri dalam

meningkatkan intensifikasi melalui EOR, dan eksplorasi – produksi potensi migas deep water/offshore

• Mempercepat

pembangunan infrastruktur minyak bumi untuk menjamin pasokan BBM nasional

• Mempercepat pembangunan

infrastruktur minyak bumi untuk menjamin pasokan BBM nasional

• Mempercepat

pembangunan infrastruktur minyak bumi untuk menjamin pasokan BBM nasional

• Menetapkan target minimum kinerja kilang

• Mendorong industri dalam pembangunan kilang modern baru

• Mendorong industri dalam pembangunan kilang modern baru

• Mendorong produksi bahan bakar bersih

Page 101: Buku Putih Energi

96

• Menetapkan standar

kualitas bahan bakar yang lebih bersih

• Mendorong produksi bahan bakar bersih

Peran Industri • Meningkatkan produksi

minyak melalui EOR dan pengembangan lapangan offshore/deep water

• Meningkatkan produksi

minyak melalui EOR dan pengembangan lapangan offshore/deep water

• Meningkatkan produksi

minyak melalui EOR dan pengembangan lapangan offshore/deep water

• Investasi pembangunan

infrastruktur minyak: kilang, penyimpanan, transportasi

• Investasi pembangunan infrastruktur minyak: kilang, penyimpanan, transportasi

• Investasi pembangunan infrastruktur minyak: kilang, penyimpanan, transportasi

• Produksi bahan bakar bersih

• Produksi bahan bakar bersih • Produksi bahan bakar bersih

Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah

• Paket insentif untuk meningkatkan produksi minyak melalui EOR untuk sumur tua dan cadangan offshore

• Kebijakan skema financial percepatan pembangunan infrastruktur minyak bumi untuk menjamin pasokan BBM nasional

• Kebijakan skema financial percepatan pembangunan infrastruktur minyak bumi untuk menjamin pasokan BBM nasional

• Menetapkan standar kualitas bahan bakar yang lebih bersih

• Paket Insentif untuk meningkatkan produksi bahan bakar bersih termasuk biofuels dan synfuels

• Paket Insentif untuk meningkatkan produksi bahan bakar bersih termasuk biofuels dan synfuels

Peran Industri • Meningkatkan produksi

minyak melalui investasi di kegiatan EOR untuk sumur tua dan cadangan offshore/deep water

• Meningkatkan produksi minyak melalui investasi di kegiatan EOR untuk sumur tua dan cadangan offshore /deep water

• Meningkatkan produksi minyak melalui investasi di kegiatan EOR untuk sumur tua dan cadangan offshore/deep water

• Investasi pembangunan infrastruktur minyak bumi

• Investasi pembangunan infrastruktur minyak bumi

• Investasi pembangunan infrastruktur minyak bumi

• Investasi produksi bahan bakar ramah lingkungan baik melalui pembangunan kilang modern maupun blending

• Investasi produksi bahan bakar ramah lingkungan baik melalui pembangunan kilang modern maupun blending

• Investasi produksi bahan bakar ramah lingkungan baik melalui pembangunan kilang modern maupun blending

Page 102: Buku Putih Energi

97

18. Roadmap Konservasi Energi

Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi

Page 103: Buku Putih Energi

98

Jangka Pendek (2005-2010)

Jangka Menengah (2011-2015)

Jangka Panjang (2016-2020)

Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah

Kajian Teknologi Konservasi Energi di sektor pemakai energi; Industri, Bangunan dan Rumah Tangga: Pengembangan Standar Peralatan Hemat Energi

Pengembangan metode analisis Energi/Exergi untuk menentukan potensi penghematan energi

Pengembangan metode Integrasi Proses di Industri

Kajian Teknologi Konversi Energi Baru: • Prototipe Adv. Conversion/ Generating Syst.: Fuel Cell, Hybrid, EBT

Litbang Teknologi Disain Rekayasa & Manufaktur Sistem Energi: • Prototipe komersial Adv.

Conversion/ Generating Syst.: Fuel Cell, Hybrid, EBT

Kajian Disain Sistem Teknologi Energi: Analisis Optimasi Sistem & Komponen/Peralatan Energi

Kajian Penyempurna Daya Listrik

Kajian sistem Kendali/Automatisation

Kajian Bangunan Hemat Energi

Kajian Pemanfaatan Kalor Buang/Sisa, Optimasi Disain Boiler Multifuel skala menengah-kecil.

Litbang Optimasi Sistem & Komponen/Peralatan Energi: Litbang Teknologi Disain Rekayasa & Manufaktur Sistem Energi Kajian Disain Sistem & Proses Konversi Energi

Melanjutkan Kajian Disain Sistem & Proses Konversi Energi Kajian Teknologi Konservasi Energi di sektor Industri, Bangunan, Rumah Tangga & Transportasi Prototipe Komersial

Pengembangan Standar Peralatan Hemat Energi

Evaluasi Penerapan dan Pengembangan Standar Peralatan Hemat Energi

Melanjutkan Evaluasi Penerapan & Pengembangan Standar Peralatan Hemat Energi

Litbang Analisis/Audit Energi & Benchmarking: Pengembangan Manajemen Energi

Pemetaan potensi penghematan energi melalui analisis/audit energi sektor pemakai energi

Melanjutkan Analisis/Audit Energi & Benchmarking; Evaluasi Indikator energi nasional & sektoral (Elastisitas Energi, Intensitas Energi

Melanjutkan dan Mengembangkan Analisis/Audit Energi & Benchmarking

Peran Industri Partisipasi dalam kegiatan Litbang terapan terkait

Partisipasi dalam kegiatan Litbang terapan terkait, dan inisiatif melakukan investasi untuk produksi peralatan hemat energi atau implementasi teknologi yang lebih efisien.

Inisiatif melakukan investasi untuk produksi peralatan hemat energi atau implementasi teknologi yang lebih efisien.

Page 104: Buku Putih Energi

99

Inisiatif untuk membuat kegiatan litbang sendiri maupun secara kemitraan dengan lembaga Litbang guna meningkatkan kinerja perusahaan

Inisiatif untuk membuat kegiatan litbang sendiri maupun secara kemitraan dengan lembaga Litbang guna meningkatkan kinerja perusahaan

Komersialisasi teknologi baru hasil litbang untuk mencapai target penurunan elastisitas energi nasional.

Peluang Pasar Peran Pemerintah

Sosialisasi: Kampanye, Konsultasi, Pelatihan, Pendidikan, Penghargaan, DSM (Rumah tangga, PJU)

Menyediakan informasi yang memadai dan akurat yang diperlukan konsumen tentang teknologi konservasi energi dan penggunaan energi alternatif untuk substitusi BBM

Sosialisasi: Menyediakan informasi yang memadai dan akurat yang diperlukan konsumen tentang teknologi konservasi energi

Sosialisasi: Menyediakan informasi yang memadai dan akurat yang diperlukan konsumen tentang teknologi konservasi energi

Insentif/Disinsentif: Reduksi pajak Dana Investasi berbunga rendah

Insentif/Disinsentif: Reduksi Pajak Dana Investasi berbunga rendah Kebijakan Tarif Energi

Insentif/Disinsentif: Reduksi Pajak Dana Investasi berbunga rendah Kebijakan Tarif Energi

Pemberian audit energi yang free of charge, workshop dan pelatihan

Menyediakan pedoman atau standar yang bermanfaat dalam perencanaan, pengoperasian dan pengendalian suatu sistem energi

Mengembangkan Penerapan Program Demand Side Management

Menyediakan pedoman atau standar yang bermanfaat dalam perencanaan, pengoperasian dan pengendalian suatu sistem energi Mengembangkan Program Demand Side Management

Mengembangkan pedoman atau standar yang bermanfaat dalam perencanaan, pengoperasian dan pengendalian suatu sistem energi Mengembangkan Program Demand Side Management

Peran Industri Initiative procurement (Promosi peralatan hemat energi)

Initiative procurement (Promosi peralatan hemat energi)

Initiative procurement (Promosi peralatan hemat energi)

Menerapkan Manajemen Energi di perusahaan

Menerapkan & mengembangkan Manajemen Energi di perusahaan

Menerapkan & mengembangkan Manajemen Energi di perusahaan

Menerapkan tindakan efisiensi energi secara kontinyu melalui manajemen energi yang dimiliki (DSM)

Menerapkan tindakan efisiensi energi secara kontinyu melalui manajemen energi yang dimiliki (DSM)

Menerapkan tindakan efisiensi energi secara kontinyu melalui manajemen energi yang dimiliki (DSM)

Page 105: Buku Putih Energi

100

Mengikuti program standarisasi & Labelisasi Tanda Tingkat Hemat Energi dan Efisiensi (Peralatan Rumah Tangga dan Peralatan Industri)

Mengikuti program standarisasi & Labelisasi Tanda Tingkat Hemat Energi dan Efisiensi (Peralatan Rumah Tangga dan Peralatan Industri)

Mengikuti program standarisasi & Labelisasi Tanda Tingkat Hemat Energi dan Efisiensi (Peralatan Rumah Tangga dan Peralatan Industri)

Kebijakan Peran Pemerintah

Kebijakan Pengaturan: mempercepat realisasi program konservasi energi dan menciptakan iklim yang kondusif bagi implementasi konservasi energi Tenaga fungsional Manajemen energi Audit Energi Pengawasan Konsumsi Energi

Target Intensitas & elastisitas Energi

Desain Efisien Energi Pemberlakuan SNI Standar Implementasi Labelisasi Peralatan Listrik RT

Kebijakan Pengaturan: Tenaga fungsional Manajemen energi Audit Energi Pengawasan Konsumsi Energi Target Intensitas & elastisitas Energi Desain Efisien Energi Pemberlakuan SNI Standar Implementasi Labelisasi Peralatan Listrik RT

Kebijakan Pengaturan: Tenaga fungsional Manajemen energi Audit Energi Pengawasan Konsumsi Energi Target Intensitas & elastisitas Energi Desain Efisien Energi Pemberlakuan SNI Standar Implementasi Labelisasi Peralatan Listrik RT

Kebijakan Insentif: mendorong penerapan konsumsi energi yang bersifat cost efektif Kebijakan Transformasi Pasar: meningkatkan penggunaan produk yang hemat energi di masyarakat Kebijakan Informasi: meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang konservasi energi

Peran Industri Mengikuti program standarisasi & Labelisasi Tanda Tingkat Hemat Energi dan Efisiensi (Peralatan Rumah Tangga dan Peralatan Industri)

Mengikuti program standarisasi & Labelisasi Tanda Tingkat Hemat Energi dan Efisiensi (Peralatan Rumah Tangga dan Peralatan Industri)

Mengikuti program standarisasi & Labelisasi Tanda Tingkat Hemat Energi dan Efisiensi (Peralatan Rumah Tangga dan Peralatan Industri)

Menerapkan kebijakan Manajemen Energi dan penghematan energi di perusahaan