Upload
natasya-hermanus
View
395
Download
140
Embed Size (px)
DESCRIPTION
smga bermanfaat
Citation preview
i
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KELUARGA BERENCANA DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONALJakarta, 2014
ii
Judul Asli:PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KELUARGA BERENCANA DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONALCopyright © 2014 by DITJALPEM BKKBN
Jl. Permata No. 1 Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur 13650
Diterbitkan pertama kali dalam Bahasa Indonesia olehPenerbit DITJALPEM BKKBN
Jakarta, September 2014ISBN 978-602-14745-3-2
Hak cipta dilindungi oleh undang-undangDilarang mengutip atau memperbanyak
Sebagian atau seluruh isi buku iniTanpa izin tertulis dari penerbit
iii
Tim Penyusun
Tim Penulis- dr. Irma Ardiana, M. Aps- dr. Fajar Firdawati- dr. Wiwit Ayu Wulandari- dr. Yuliana Slamet- dr. Putri Maulidiana Sari- dr. Umi Salamah- dr. Tuty Sahara, MSi- dr. Budi Utami Handajani- dr. Ari Widiastuti- M. Iqbal Apriansyah, MPH- Karnasih Tjiptaningrum, S.Kom, MPH
Kontributors- I Wayan Sundra, SH., MM (BKKBN)- Dra. Sri Rahayu, M.Si (BKKBN)- Drs. Ary Goedadi (BKKBN)- dr. Wicaksono, M.Kes (BKKBN)- dr. Ali Sujoko (BKKBN)- Lalu Rustam,SH, M.Si (BKKBN)- Drs. E. Agus Sapri, MM. (BKKBN)- Edi Purwoko, S.Sos, MPH (BKKBN)- Drs. Eli Kusnaeli, MMPd (BKKBN)- dr. Raymond Nadeak (BKKBN)- dr. Christina Manurung (Kemenkes)- dr. Arman (Kemenkes)- dr. Adi Pamungkas (Kemenkes)- dr. Diar Wahyu Indriarti, MARS (Kemenkes)- Dwi Desiawan (BPJS Kesehatam)- Windiarsih Madinda, S.Psi- Cicik Agustina, S.Farm.Apt.
Editor- Prof. dr. H. Fasli Jalal, Ph.D., Sp.GK- dr. Julianto Witjaksono, MGO.,Sp.OG., K.Fer- Ir. Ambar Rahayu, MNS
v
SAMBUTANMENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN yang diluncurkan pada tanggal 1 Januari 2014 dimaksudkan untuk meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu, sehingga tercapai jaminan kesehatan semesta atau universal health coverage. Untuk maksud tersebut, setiap penduduk Indonesia berkewajiban untuk menjadi peserta JKN agar terjadi subsidi silang sehingga hambatan fi nansial di masyarakat dalam menjangkau pelayanan kesehatan dapat dihilangkan.
JKN juga dimaksudkan untuk mewujudkan kendali mutu dan kendali biaya dalam pelayanan kesehatan, memperkuat layanan kesehatan primer dan sistem rujukannya, serta mengutamakan upaya promotif-preventif. Upaya promotif-preventif yang efektif akan menekan kejadian penyakit dan berdampak pada berkurangnya jumlah orang sakit serta jumlah orang berobat sehingga pembiayaan kesehatan lebih efi sien. Pelayanan keluarga berencana adalah bagian dari upaya promotif-preventif.
Buku Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga Berencana Dalam Jaminan Kesehatan Nasional ini diterbitkan untuk dijadikan acuan bagi para pengelola program keluarga berencana di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/ kota; para pemangku kepentingan; serta tenaga kesehatan pelaksana program keluarga berencana di semua tingkat administrasi di seluruh Indonesia.
Saya menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan dan penerbitan buku ini. Semoga dengan terbitnya buku ini, pelaksanaan pelayanan keluarga berencana yang bermutu di fasilitas pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia dapat diakses oleh segenap peserta JKN dan seluruh lapisan masyarakat dengan mudah, nyaman, dan tanpa hambatan apapun juga.
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
RE
P U B L I K I N D O N ES
I A
KEM
ENTERIAN KESEHATAN
vi
vii
SAMBUTANKEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN
KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan izin-Nya Penyelenggaran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Nasional, pada tanggal 1 Januari 2014 telah dimulai pelaksanaannya di seluruh Indonesia serta Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB dan KR) merupakan bagian dari manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Program Jaminan Kesehatan Nasional diselenggarakan dengan tujuan agar setiap peserta memperoleh pemeliharaan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan termasuk pelayanan Keluarga Berencana (KB). Dalam pelaksanaannya Jaminan Kesehatan Nasional diharapkan memberi manfaat penguatan akses dan kualitas pelayanan KB dan KR yang lebih baik lagi. Untuk itu hal penting yang menjadi perhatian adalah: 1) menjamin ketersediaan tenaga pelayanan KB dan KR yang kompeten di seluruh fasilitas pelayanan KB, 2) menjamin ketersediaan sarana penunjang pelayanan KB dan KR, 3) menjamin ketersediaan alat dan obat kontrasepsi untuk seluruh peserta Jaminan Kesehatan nasional, 4) serta penguatan sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan KB dan KR di fasilitas pelayanan kesehatan yang bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan .
Operasionalisasi BPJS untuk mengemban amanah Undang-Undang tentunya akan berimplikasi pada kebijakan teknis dan operasional program Keluarga Berencana di Indonesia yang diyakini dapat meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB. Implikasi ini termasuk dalam hal menjamin agar setiap pasangan usia subur dapat secara mudah mendapatkan pelayanan kontrasepsi dan secara sukarela memilih alat dan obat kontrasepsi yang diinginkan. Upaya menjamin tersedianya pelayanan KB yang berkualitas, adil dan merata merupakan hal penting yang harus diperhatikan dengan memanfaatkan peluang pelayanan KB bagi peserta BPJS Kesehatan. Isu penting lainnya dalam pemenuhan jaminan pelayanan kontrasepsi dengan berlakunya program Jaminan Kesehatan Nasional adalah yang berkaitan dengan pembiayaan pelayanan kontrasepsi yang ditanggung pemerintah, kemudahan pasangan usia subur terutama keluarga miskin untuk menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional, tersedianya petugas kesehatan pelayanan KB yang kompeten secara merata di fasilitas kesehatan.
Agar pelayanan KB yang berkualitas, adil dan merata bisa terwujud dengan memanfaatkan peluang Program Jaminan Kesehatan Nasional maka diperlukan buku Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan KB dalam Jaminan Kesehatan Nasional. Buku Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga Berencana dalam Jaminan Kesehatan Nasional ini merupakan acuan dan panduan yang dapat digunakan bagi pengelola program KB di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota, para pemangku kepentingan program KB, dan tenaga kesehatan di semua tingkatan wilayah. Selanjutnya diharapkan seluruh pasangan usia subur mendapatkan pelayanan KB dan
viii
KR yang mudah, terjangkau, dan berkualitas di era JKN, sehingga akhirnya setiap keluarga memiliki peluang untuk mengatur jarak kelahiran, mencegah kehamilan resiko tinggi dan sekaligus membentuk keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Amin.
Jakarta, Juli 2014KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,
Prof. dr. H. FASLI JALAL, PhD, Sp.GK
ix
SAMBUTANDIREKTUR UTAMA BPJS KESEHATAN
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara Program Jaminan Kesehatan mengemban tugas untuk memberikan manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan kepada peserta Jaminan Kesehatan yang terdiri dari Penerima Bantuan luran, Bukan Penerima Bantuan luran, serta orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia.
Terhitung sejak BPJS Kesehatan beroperasi pada tanggal 1 Januari 2014, setiap peserta BPJS Kesehatan berhak memperoleh manfaat jaminan kesehatan yang bersifat pelayanan kesehatan perorangan baik pelayanan promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif, termasuk pelayanan Keluarga Berencana (KB).
Pelayanan KB yang dijamin oleh BPJS Kesehatan meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi, tubektomi, termasuk komplikasi KB yang dalam pelaksanaannya dilakukan melalui kerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana.
Kami menyambut gembira atas terbitnya buku Pedoman Penyelenggaraan Keluarga Berencana dalam Jaminan Kesehatan Nasional ini. Buku Pedoman ini dapat dijadikan acuan dan pedoman bagi pengelola dan pelaksana Program KB tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten, Kota, Pemangku Kepentingan Program Keluarga Berencana serta tenaga kesehatan pelaksana Program KB di seluruh Indonesia.
Kami sampaikan penghargaan dan terima kasih atas upaya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional yang telah berpartisipasi dalam mendukung Program Jaminan Kesehatan. Marilah kita ciptakan keluarga berencana yang sejahtera untuk menjadikan Indonesia lebih sehat.
x
xi
Jakarta, Mei 2014Deputi Bidang KB dan KR BKKBN
dr. Julianto Witjaksono.AS,MGO,Sp.OG (K-FER.)
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr.Wb.
Kami panjatkan Puji Syukur ke hadirat Allah SWT karena atas berkat dan hidayah-Nya maka buku Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga Berencana dalam Jaminan Kesehatan Nasional telah selesai disusun dengan baik.
Proses penulisan buku pedoman ini memerlukan waktu yang cukup panjang karena serangkaian proses pembahasan, pengembangan konsep, keputusan strategik yang dilakukan oleh seluruh elemen yang tergabung dalam Tim Penyusun Buku dan seluruh prosesnya dilakukan dengan penuh dedikasi, ketekunan, keseriusan, keuletan serta komitmen yang tinggi.
Buku pedoman ini akan dijadikan sebagai acuan untuk pelaksanaan pelayanan Keluarga Berencana dan kesehatan Reproduksi (KB dan KR) di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi pengelola dan pelaksanaan program KB di provinsi, kabupaten, kota diseluruh Indonesia.
Kepada semua pihak yang telah membantu sehingga selesainya buku pedoman ini, kami ucapkan banyak terimakasih. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan buku ini, untuk itu kami sangat terbuka terhadap segala masukan yang bermanfaat dan bersifat konstruktif guna penyempurnaan buku ini di kemudian hari
xii
xiii
DAFTAR AKRONIM
1. ABPK : Alat Bantu Pengambilan Keputusan2. ADINKES : Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia3. AKBK : Alat Kontrasepsi Bawah Kulit4. AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim5. ALOKON : Alat dan Obat Kontrasepsi6. ANC : Ante Natal Care7. ASKLIN : Asosiasi Klinik Indonesia8. APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara9. APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah10. BDT TNP2K : Basis Data Terpadu Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan11. BKB : Bina Keluarga Balita12. BKKBD : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah13. BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional14. BKL : Bina Keluarga Lansia15. BKR : Bina Keluarga Remaja16. BP3K : Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi17. BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial18. BPS : Badan Pusat Statistik 19. CTU : Contraceptive Technology Update20. DINKES : Dinas Kesehatan21. FASKES : Fasilitas Kesehatan22. FEFO : First Expired First Out23. FIFO : First In First Out 24. IBI : Ikatan Bidan Indonesia25. IDI : Ikatan Dokter Indonesia26. INA-CBG’s : Indonesian- Case Based Groups27. IUD : Intra Uterine Device28. JKN : Jaminan Kesehatan Nasional29. Ka UPT : Kepala Unit Pelaksana Teknis30. KB : Keluarga Berencana31. KIA : Kesehatan Ibu dan Anak32. KIE : Komunikasi, Informasi dan Edukasi33. KIP/K : Komunikasi Inter Personal/Konseling34. LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat35. MKJP : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang36. MOW : Metode Operatif Wanita 37. MUPEN KB : Mobil Unit Penerangan Keluarga Berencana38. MUYAN KB : Mobil Unit Pelayanan Keluarga Berencana 39. PBI : Penerima Bantuan Iuran40. PRAKTIK BIDAN : Praktik Bidan Mandiri41. PERSI : Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia 42. PKFI : Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia43. PKS : Perjanjian Kerja Sama 44. PLKB : Petugas Lapangan Keluarga Berencana45. PNC : Post Natal Care
xiv
46. POKJA : Kelompok Kerja47. POKTAN : Kelompok Kegiatan48. POLINDES : Pondok Bersalin Desa49. POSKESDES : Pos Kesehatan Desa50. PP-IMS : Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Menular Seksual 51. PPLS : Pendataan Program Perlindungan Sosial 52. PSA : Public Service Advertisement53. PUS : Pasangan Usia Subur54. PUSTU : Puskesmas Pembantu55. R/R : Recording/Reporting56. RS : Rumah Sakit57. SIM : Sistem Informasi Manajemen 58. SIP : Surat Ijin Praktik59. SISMADUR : Sistem Pengaduan Masyarakat60. SJSN : Sistem Jaminan Sosial Nasional61. SKPD KB : Satuan Kerja Perangkat Daerah Keluarga Berencana62. SOP : Standar Operasional Prosedur 63. SPP : Survailan Pasca Pemasaran 64. UGD : Unit Gawat Darurat65. UPPKS : Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera66. VTP : Vasektomi Tanpa Pisau
xv
DAFTAR ISI
TIM Penusun ............................................................................................................................... iii
Sambutan Menteri Kesehatan Republik Indonesia .................................................................. v
Sambutan Kepala Badan Kependudukan danKeluarga Berencana Nasional .................................................................................................. vii
Sambutan Direktur Utama Badan PenyelenggaraJaminan Sosial Kesehatan ........................................................................................................ ix
Kata Pengantar ........................................................................................................................... xi
Daftar Akronim .......................................................................................................................... xiii
Daftar Isi ................................................................................................................................ xv
Peraturan Kepala Badan Kependudukan danKeluarga Berencana Nasional ................................................................................................ xvii
Lampiran Peraturan Kepala Badan Kependudukan danKeluarga Berencana Nasional ................................................................................................. xxi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1 A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1 B. Tujuan .................................................................................................................................. 2 C. Sasaran Pengguna ............................................................................................................ .2 D. Ruang Lingkup .................................................................................................................... 2 E. Pengertian dan Batasan Operasional ................................................................................. 2
BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI .......................................................................................... 6 A. Kebijakan ............................................................................................................................ 6 B. Strategi ................................................................................................................................. 6
BAB III PENYELENGGARAAN PELAYANAN KB DALAM JKN ................................................. 7 A. Persiapan ............................................................................................................................. 7 B. Pengorganisasian ............................................................................................................... 12 C. Pelaksanaan ...................................................................................................................... 16 D. Pembiayaan ....................................................................................................................... 31 E. Pencatatan dan Pelaporan ................................................................................................ 34
xvi
BAB IV PEMANTAUAN DAN EVALUASI .................................................................................. 38 A. Tujuan dan Mekanisme ......................................................................................................38 B. Indikator Keberhasilan ....................................................................................................... 38
BAB V PENUTUP ....................................................................................................................... 41
Lampiran 1. Perjanjian Kerjasama Antara BKKBN dengan PT Askes ........................................ 45Lampiran 2. Contoh Perjanjian Kerjasama ................................................................................. 51Lampiran 3. Kode ICD yang berhubungan dengan KB (ICD-9CM & ICD-10) ............................ 55Lampiran 4. Tarif Pelayanan KB berdasarkan INA CBG’S ......................................................... 66Lampiran 5. Daftar alamat kantor BPJS Kesehatan ................................................................... 69
xvii
PERATURANKEPALA BADAN KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
NOMOR : 185/PER/E1/2014
TENTANG
PEDOMANPENYELENGGARAAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DANKELUARGA BERENCANA NASIONAL,
Menimbang : a. bahwa pelayanan keluarga berencana dalam era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga;
b. bahwa dalam rangka peningkatan akses dan kualitas pelayanan keluarga berencana sebagaimana di maksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepala tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga Berencana dalam Jaminan Kesehatan Nasional;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
xviii
2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
3. Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
6. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009, Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5080);
7. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 264, Tambahan Lembaran Negara Reprublik Indonesia Nomor 5372);
11. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 29) yang telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 255);
12. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013;
xix
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan ;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;
15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 tentang Formularium Nasional;
16. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 455/MENKES/SK/XI/2013 tentang Asosiasi Fasilitas Kesehatan;
17. Peraturan Kepala Badan Koordinasi dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 55/HK-010/B5/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten/Kota;
18. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional;
19. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 82/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi;
20. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 246/PER/E1/2011 tentang Pembinaan Peserta Keluarga Berencana Aktif;
21. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 286/PER/B3/2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penerimaan, Penyimpanan dan Penyaluran Alat dan Obat Kontrasepsi;
22. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 120/PER/G4/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA NASIONAL TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
KESATU : Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga Berencana dalam Jaminan Kesehatan Nasional, sebagaimana dimaksud dalam lampiran merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Peraturan ini.
xx
Ditetapkan di JakartaPada tanggal : Juli 2014
KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,
Prof. dr. H. FASLI JALAL, PhD, Sp.GK
KEDUA : Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga Berencana dalam Jaminan Kesehatan Nasional, sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KESATU digunakan sebagai acuan dan panduan bagi pengelola program KB tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan kota, pemangku kepentingan program KB, dan tenaga kesehatan di semua tingkatan wilayah dalam melaksanakan Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga Berencana dalam Jaminan Kesehatan Nasional.
KETIGA : Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
BADAN KEPENDUDUKAN
DA
NKELUARGA BERENCANA NASI
ON
AL
xxi
KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
LAMPIRAN
PERATURANKEPALA BADAN KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
NOMOR : 185/PER/E1/2014
TENTANG
PEDOMANPENYELENGGARAAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
xxii
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta memperoleh pelayanan kesehatan merupakan amanah yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (1). Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Penyelenggaraan upaya kesehatan ini dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan termasuk didalamnya adalah pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang juga memperhatikan fungsi sosial, nilai, norma agama, sosial budaya, moral, dan etika profesi.
Untuk menjamin terpenuhinya hak hidup sehat bagi seluruh penduduk termasuk penduduk miskin dan tidak mampu, Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Sejalan dengan hal ini, Negara telah bersepakat dan berkomitmen dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) untuk memasukkan jaminan kesehatan sebagai salah satu program jaminan sosial selain 4 (empat) program jaminan sosial lainnya yaitu jaminan kecelakaan kerja, hari tua, pensiun, dan kematian. Didalam undang-undang ini diatur pula dalam penjelasannya bahwa yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan meliputi pelayanan KB.
Dalam Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga dikatakan bahwa penduduk sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan. Untuk itu dilakukan upaya pengendalian angka kelahiran sehingga terwujud pertumbuhan penduduk yang seimbang melalui diantaranya pengaturan kehamilan sebagai upaya untuk membantu pasangan suami istri untuk melahirkan pada usia yang ideal, memiliki jumlah anak, dan mengatur jarak kelahiran anak yang ideal dengan menggunakan cara, alat dan obat kontrasepsi.
Dengan telah diterapkannya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terhitung mulai 1 Januari 2014, telah terjadi beberapa perubahan pengaturan sistem pelayanan kesehatan nasional termasuk didalamnya adalah sub-sistem jaminan pembiayaan, sub-sistem pelayanan kesehatan dan pengelola pembiayaan pelayanan kesehatan. Dengan telah diterbitkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS maka BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Perubahan ini tentunya juga akan berimplikasi terhadap kebijakan, strategi dan program KB yang diyakini dapat mengurangi kesenjangan dan unmet need pasangan usia subur tehadap kebutuhan pelayanan KB.
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
2
B. Tujuan 1. Umum :
Terwujudnya peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB dalam JKN.
2. Khusus : a. Terlaksananya advokasi dan komunikasi, informasi dan edukasi pelayanan KB dan
kesehatan reproduksi;b. Tersedianya data Fasilitas Kesehatan (Faskes) Tingkat Pertama dan Faskes Masukan
Tingkat Lanjutan terkini dan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan;c. Terbentuknya Kelompok Kerja KB JKN disemua tingkatan wilayah;d. Terlaksananya peningkatan pelayanan KB di Faskes Kesehatan Tingkat Pertama dan
Faskes Kesehatan Tingkat Lanjutan;e. Terlaksananya mekanisme pembiayaan pelayanan KB;f. Terjaminnya ketersediaan alat dan obat kontraseps, di Faskes;g. Terlaksananya pencatatan dan pelaporan pelayanan KB;h. Terselenggaranya monitoring dan evaluasi.
C. Sasaran Pengguna 1. Pengelola program KB tingkat pusat dan daerah; 2. Pemangku kepentingan program KB; 3. Tenaga Kesehatan;
D. Ruang Lingkup Ruang lingkup pedoman penyelenggaraan pelayanan KB dalam JKN meliputi : 1. Penyiapan data sasaran ; a. Pendataan kepesertaan JKN b. Pendataan Faskes KB yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
2. Pengorganisasian;3. Advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) KB dan kesehatan reproduksi;4. Pembentukan Kelompok Kerja KB JKN di semua tingkatan wilayah;5. Pelayanan KB di Faskes dan Pelayanan KB bergerak (mobile);6. Tertib mekanisme pembiayaan pelayanan KB;7. Penggerakan kesertaan ber-KB;8. Jaminan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi;9. Pencatatan dan pelaporan pelayanan KB;10. Monitoring dan evaluasi pelayanan KB.
E. Pengertian dan Batasan Operasional1. Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah setiap orang, termasuk orang asing
yang bekerja paling singkat 6 bulan di Indonesia yang telah membayar iuran. 2. Pelayanan Keluarga Berencana adalah pelayanan dalam upaya mengatur kelahiran
anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas melalui pemberian pelayanan Keluarga Berencana (KB) termasuk penanganan efek samping dan komplikasi bagi peserta JKN.
3. Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat baik secara fi sik, mental dan sosial serta bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem fungsi dan proses reproduksi.
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
3
4. Pelayanan Keluarga Berencana bergerak (mobile) adalah pelayanan KB yang dilaksanakan di suatu daerah yang belum tersedia fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat dan ditetapkan oleh Dinas Kesehatan setempat atas pertimbangan BPJS Kesehatan, asosiasi fasilitas kesehatan dan lembaga yang membidangi Keluarga Berencana.
5. Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah fakir miskin dan orang tidak mampu sebagai peserta program Jaminan Kesehatan Nasional.
6. Kontrasepsi dasar adalah jenis, metode alat dan obat kontrasepsi yang diberikan di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan atau jejaringnya yang meliputi Pil, Suntik, Kondom, Intra Uterine Device (IUD), dan Implan.
7. Alat dan Obat Kontrasepsi adalah alat dan obat kontrasepsi yang disediakan oleh pemerintah dan atau pemerintah daerah sesuai dengan formularium nasional.
8. Formularium Nasional adalah daftar obat yang disusun oleh komite nasional yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, didasarkan pada bukti ilmiah mutakhir berkhasiat, aman, dan dengan harga terjangkau yang disediakan serta digunakan sebagai acuan penggunaan obat dalam jaminan kesehatan nasional.
9. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) adalah metode kontrasepsi yang masa efektifnya relatif lama dan terdiri dari Tubektomi/Metode Operasi Wanita (MOW) dan Vasektomi/Metode Operasi Pria (MOP); IUD/Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dengan masa berlaku 8 (delapan) sampai 10 (sepuluh) tahun dan Implan/Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) dengan masa berlaku 3 (tiga) tahun.
10. Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat yang telah memiliki perjanjian kerja sama dengan BPJS Kesehatan dan teregister dalam sistem BKKBN.
11. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama adalah fasilitas kesehatan yang termasuk didalamnya berupa Puskesmas atau yang setara, praktik dokter, klinik pratama atau yang setara dan rumah sakit kelas D pratama atau setara.
12. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan adalah Fasilitas Kesehatan yang termasuk didalamnya berupa klinik utama atau yang setara, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus.
13. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan, memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang memerlukan kewenangan didalam menjalankan pelayanan kesehatan. Dalam pedoman ini tenaga kesehatan yang dimaksud adalah dokter, bidan, perawat dan tenaga promosi kesehatan.
14. Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik (primer) meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat inap.
15. Rawat Jalan Tingkat Pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan yang non spesialistik yang dilaksanakan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama untuk keperluan observasi, diagnosis, pengobatan dan/atau pelayanan kesehatan lainnya.
16. Rawat Inap Tingkat Pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik dan dilaksanakan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama untuk keperluan observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, dan/atau pelayanan medis lainnya, dimana peserta dan/atau anggota keluarganya dirawat inap paling singkat 1 (satu) hari.
17. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan adalah upaya pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik yang meliputi rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan dan rawat inap di ruang perawatan khusus.
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
4
18. Pelayanan kesehatan darurat medis adalah pelayanan kesehatan yang harus diberikan secepatnya untuk mencegah kematian, keparahan, dan/atau kecatatan sesuai dengan kemampuan fasilitas kesehatan.
19. Sarana medis pelayanan Keluarga Berencana (KB) MKJP adalah sarana medis yang menunjang pelayanan KB MKJP termasuk IUD kit, implan kit, Vasektomi Tanpa Pisau (VTP) kit, laparoskopi, obgyn bed, minilap kit dan dry sterilization;
20. Sarana non-medis pelayanan KB MKJP adalah sarana non medis yang menunjang pelayanan KB MKJP termasuk Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) dan Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi (BP3K);
21. Informed choice adalah proses pemilihan metode kontrasepsi oleh klien yang didasari pada pemahaman tentang beberapa pilihan metode KB dan hal-hal yang terkait dengan metode yang dipilihnya;
22. Informed consent adalah suatu persetujuan tindakan medis tertulis yang menyatakan kesediaan dan kesiapan klien untuk ber-KB dengan metode suntik KB, IUD, implan, Tubektomi dan Vasektomi setelah mendapatkan informed choice;
23. KIP/Konseling atau Komunikasi Inter-Personal/Konseling adalah proses komunikasi dua arah antara konselor dengan klien yang bertujuan untuk membantu klien dalam mengambil keputusan secara sukarela untuk memilih dan menggunakan kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhannya;
24. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah;
25. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disingkat BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan;
26. Fasilitas Kesehatan KB Sederhana adalah fasilitas yang mampu memberikan pelayanan KB yang meliputi: konseling, pemberian pil KB, suntik KB, kondom, penanggulangan efek samping dan komplikasi sesuai dengan kemampuan fasilitas kesehatan serta upaya rujukan. Yang termasuk dalam fasilitas kesehatan KB sederhana ini adalah fasilitas kesehatan tingkat pertama.
27. Fasilitas Kesehatan KB lengkap adalah fasilitas yang mampu memberikan pelayanan KB seperti pada fasilitas kesehatan KB sederhana ditambah dengan pemberian pelayanan KB: pemasangan/pencabutan Implan, pemasangan/pencabutan IUD dan atau pelayanan Vasektomi. Yang termasuk dalam fasilitas kesehatan KB lengkap ini adalah fasilitas kesehatan tingkat pertama.
28. Fasilitas Kesehatan KB Sempurna adalah fasilitas yang mampu memberikan pelayanan KB seperti pada fasilitas kesehatan KB lengkap ditambah dengan pemberian pelayanan KB Tubektomi/MOW. Yang termasuk dalam fasilitas kesehatan KB sempurna ini adalah fasilitas kesehatan tingkat lanjutan.
29. Fasilitas Kesehatan KB Paripurna adalah fasilitas yang mampu memberikan pelayanan KB seperti pada fasilitas kesehatan KB sempurna ditambah dengan pelayanan rekanalisasi dan penanggulangan infertilitas. Yang termasuk dalam fasilitas kesehatan KB paripurna ini adalah fasilitas kesehatan tingkat lanjutan.
30. Sistem Rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal.
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
5
31. Asosiasi fasilitas kesehatan adalah asosiasi fasilitas kesehatan yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 455/MENKES/SK/IX/2013 tentang asosiasi fasilitas kesehatan yaitu: 1) Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), 2) Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES), 3) Asosiasi Klinik Indonesia (ASKLIN), 4) Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia (PKFI).
32. Klinik Pratama adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar.33. Klinik Utama adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau
pelayanan medik dasar dan spesialistik.34. Muyan (Mobil Unit Pelayanan) KB adalah fasilitas pelayanan KB bergerak yang
di pergunakan oleh tim pelayanan KB yang terlatih, mencakup satu unit mobil guna mendekatkan akses pelayanan kepada masyarakat khususnya masyarakat di daerah yang sulit atau tidak memiliki fasilitas kesehatan.
35. Stock out alat dan obat kontrasepsi adalah keadaan dimana terjadi kekosongan terhadap salah satu jenis alat dan obat kontrasepsi di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan sesuai kewenangan pelayanan KB yang dimiliki.
36. Kredensialing adalah suatu kegiatan Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan untuk melakukan kualifi kasi fasilitas kesehatan dan proses evaluasi untuk menyetujui atau menolak fasilitas kesehatan apakah dapat diikat dalam kerjasama dengan BPJS yang penilaiannya di dasarkan pada aspek administrasi, teknis pelayanan serta meliputi peninjauan dan penyimpanan data-data fasilitas kesehatan berkaitan dengan pelayanan profesinya yang mencakup lisensi, riwayat malpraktek, analisa pola praktek dan sertifi kasi.
37. Keluarga sejahtera I (KS I) adalah keluarga dengan kategori 1). Dapat makan 2 kali atau lebih dalam sehari; 2). Memiliki beberapa lembar pakaian; 3). Rumah dengan kondisi ada atap, lantai dan dinding; 4). Jika salah satu anggota keluarga ada yang sakit maka ia dapat dibawa ke fasilitas kesehatan; 5). PUS bersedia untuk ber-KB di klinik KB; 6). Semua anak-anak yang berumur 7-15 tahun dapat bersekolah.
38. Keluarga Pra Sejahtera (Pra KS) adalah keluarga yang belum memenuhi satu atau lebih kategori dari keluarga sejahtera I.
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
6
BAB IIKEBIJAKAN DAN STRATEGI
Dalam rangka mendukung penyelenggaraan pelayanan KB dalam JKN ditetapkan kebijakan dan strategi program KB sebagai berikut.
A. Kebijakan1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB dalam JKN yang merata;2. Peningkatan kemitraan lintas sektor dan program dalam penyelenggaraan pelayanan KB
melalui JKN;3. Peningkatan dan penguatan jejaring pelayanan KB dalam JKN baik melalui sektor
pemerintah maupun swasta;4. Peningkatan dan penguatan jejaring tim jaga mutu dan Jaminan Ketersediaan Kontrasepsi
(JKK);5. Peningkatan kualitas rantai pasok alat dan kontrasepsinya (SCM).
B. Strategi1. Meningkatkan promosi, KIE, konseling dan kualitas pelayanan KB dalam JKN;2. Menjamin ketersediaan alat dan obat kontrasepsi di seluruh Faskes atau titik layanan
sesuai dengan ruang lingkup pelayanan KB, JKN;3. Menjamin tersedianya tenaga penggerakan dan tenaga kesehatan yang kompeten dalam
pelayanan KB;4. Meningkatkan akses pelayanan KB dalam JKN di seluruh Faskes atau titik layanan sesuai
dengan ruang lingkup pelayanan KB JKN;5. Meningkatkan penggunaan Informed Choice dan informed consent ;6. Meningkatkan kualitas pelayanan KB bergerak;7. Meningkatkan pembinaan peserta KB yang berkesinambungan;8. Meningkatkan koordinasi/kerjasama dalam penyelenggaraan pelayanan dan pembiayaan
KB dalam JKN.
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
7
BAB IIIPENYELENGGARAAN PELAYANAN KB DALAM JKN
A. Persiapan1. Penyiapan Data Sasaran Peserta KB Data sasaran peserta KB dalam JKN mengacu pada data basis yang ada di Bank Data BPJS
Kesehatan. Dari data basis yang ada di BPJS Kesehatan dipilah peserta yang berstatus Pasangan Usia Subur (PUS). Data sasaran peserta KB dalam JKN meliputi:
a. Pasangan Usia Subur Peserta JKN1) PUS Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN PUS PBI JKN meliputi PUS peserta JKN yang tergolong fakir miskin/tidak mampu.
Data tersebut bersumber dari Basis Data Terpadu (BDT) Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang diperoleh melalui hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) secara berkala yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Data tersebut mencakup 40% rumah tangga yang memiliki tingkat kesejahteraan paling rendah dari seluruh rumah tangga di Indonesia. Data PUS PBI JKN diperoleh dari indikator PPLS yaitu Wanita Usia Subur (usia 15-49 tahun) yang berstatus kawin.
2) PUS Bukan PBI JKN PUS Bukan PBI JKN meliputi PUS peserta JKN yang tidak tergolong fakir miskin dan
tidak mampu.
Data sasaran Peserta KB dalam JKN dilakukan secara bertahap, yaitu tahap pertama meliputi: PUS PBI JKN, PUS anggota TNI/Polri, PUS peserta Askes, PUS peserta Jamsostek, PUS peserta Jamkesda, PUS peserta Jaminan Kesehatan Komersial, dan PUS peserta asuransi mandiri. Selanjutnya tahap kedua meliputi seluruh PUS yang belum masuk sebagai peserta BPJS Kesehatan paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019.
b. PUS Bukan Peserta JKN PUS Bukan Peserta JKN meliputi :
1) PUS yang tidak tergolong fakir miskin dan tidak mampu serta belum mendaftar sebagai peserta JKN. Bagi PUS bukan peserta JKN dapat mendaftarkan dirinya dan anggota keluarganya paling lambat tanggal 1 Januari 2019 dengan cara :a) Mendaftar langsung ke kantor BPJS Kesehatan terdekat sesuai dengan domisili,
info lokasi BPJS terdekat dapat dilihat di http://www.bpjs-kesehatan.go.id atau melalui telepon 500400 (bebas pulsa) atau di Rumah Sakit Pemerintah yang menyediakan fasilitas pendaftaran kepesertaan JKN yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan.
b) Mendaftar secara online melalui http://www.bpjs-kesehatan.go.id. Informasi lebih lanjut mengenai tata cara/prosedur pendaftaran peserta JKN dapat dilihat pada web bkkbn (http://www.bkkbn.go.id).
2) PUS yang tergolong fakir miskin dan tidak mampu atau keluarga prasejahtera atau sejahtera I agar dapat didaftarkan sebagai peserta JKN melalui Sistem Pengaduan Masyarakat (Sismadur) yang dikoordinasikan antara SKPD KB Kab/Kota dan Dinas Sosial, Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Kantor BPJS Kesehatan setempat.
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
8
c. Penyiapan Data Faskes KB Data Faskes KB mengacu pada Daftar Faskes yang bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan. Penyelenggara pelayanan KB dalam JKN meliputi semua Faskes yang telah memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan BPJS Kesehatan serta telah teregistrasi dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM) BKKBN melalui Kartu Pendaftaran Fasilitas Kesehatan KB (K/0/KB/13).
Ketentuan pendataan Faskes KB dalam SIM BKKBN:1) Bagi Faskes yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan namun belum teregistrasi
dalam SIM BKKBN maka BKKBN dan SKPD KB setempat berkewajiban untuk melakukan registrasi.
2) Bagi Faskes yang sudah teregistrasi oleh BKKBN tetapi belum bekerjasama dengan BPJS Kesehatan maka BKKBN dan SKPD KB setempat dapat merekomendasikan Faskes tersebut untuk bekerjasama dengan BPJS Kesehatan sesuai dengan ketentuan.
3) Salah satu persyaratan teknis Puskesmas bekerjasama dengan BPJS Kesehatan adalah kesanggupan untuk memiliki jejaring pelayanan bersama dengan Praktik Bidan.
Pendataan Faskes yang melayani KB dalam JKN dilakukan dengan menggunakan Formulir Pendaftaran Faskes KB (K/0/KB/13). Untuk Faskes KB yang sudah memiliki PKS dengan BPJS Kesehatan namun belum teregistrasi dalam SIM BKKBN maka Perwakilan BKKBN Provinsi dan atau SKPD KB tingkat Kabupaten dan Kota harus segera melakukan pemberian nomor registrasi kepada Faskes KB tersebut menggunakan Formulir K/0/KB/13 dengan berkoordinasi dengan Dinkes setempat. Pemutakhiran data Faskes yang melayani KB dalam JKN dapat dilakukan setiap saat ada pembentukan Faskes KB baru yang telah memiliki PKS dengan BPJS Kesehatan yang akan dilaporkan setiap enam bulan.
Pemuktahiran data Faskes yang bekerjasama degan BPJS Kesehatan dapat diakses melalui www.bpjs-kesehatan.go.id atau kantor BPJS kesehatan terdekat. Dalam hal penambahan atau pengurangan jumlah Faskes yang bekerjasama dengan BPJS kesehatan maka BKKBN atau SKPD KB kabupaten dan kota melakukan koordinasi dengan kantor cabang BPJS Kesehatan dan Kantor Layanan Operasional BPJS Kesehatan kabupaten dan kota.
2. Faskes KB Faskes KB adalah fasilitas yang mampu dan berwenang memberikan pelayanan Keluarga
Berencana, berlokasi dan terintegrasi di Faskes tingkat pertama atau rujukan tingkat lanjutan, yang dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan atau swasta (termasuk masyarakat) meliputi :
a. Faskes Tingkat Pertama Yang termasuk dalam Faskes Tingkat Pertama terdiri dari:
1) Puskesmas atau yang setara;2) Praktik Dokter;3) Klinik Pratama atau yang setara;4) Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara.
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
9
b. Faskes Rujukan Tingkat LanjutanYang termasuk dalam Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan terdiri dari:1) Klinik Utama atau yang setara;2) Rumah Sakit Umum;3) Rumah Sakit Khusus.
c. Dalam hal di suatu kecamatan tidak terdapat Dokter berdasarkan penetapan Dinkes setempat, maka Faskes KB meliputi:1) Praktik Bidan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.2) Praktik perawat yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam hal ini hanya
untuk pelayanan KB sederhana. 3) Pelayanan KB Bergerak.
3. Jaringan / Jejaring Faskes KB Jaringan Faskes KB adalah Fasilitas kesehatan yang menginduk ke Puskesmas pembina
sebagai berikut : a. Puskesmas Pembantu (Pustu);
b. Bidan di desac. Puskemas Keliling (Pusling);
Jejaring Faskes KB adalah fasilitas kesehatan yang menginduk ke Puskesmas pembina setelah melakukan perjanjian kerjasama, yaitu :a. Praktek Bidanb. Pos Pelayanan Terpadu (Pustu)c. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)d. Pos Bersalin Desa ( Polindes)
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh Praktik Bidan sebagai jejaring puskesmas pembina, terdiri atas:a. Surat Ijin Praktik (SIP);b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);c. PKS antara Praktik Bidan dengan puskesmas pembinanya (terlampir);d. Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan penyelenggaraan
KB dalam JKN.
Dalam menetapkan Praktik Bidan sebagai jejaring, puskesmas melakukan seleksi dan kredensialing dengan menggunakan kriteria teknis sebagai berikut :
a. Lingkup Pelayanan KB Sederhana, meliputi:1) Sumber daya manusia, memiliki sertifi kat pelatihan : Komunikasi Inter Personal/Konseling (KIP/Konseling) KB.
2) Kelengkapan sarana penunjang pelayanan KB, mempunyai : Materi KIE; Alat Bantu Pengambil Keputusan (ABPK); Tensimeter; Safety Box;Formulir, register, kartu pencatatan dan pelaporan Keluarga Berencana.
3) Komitmen pelayanan KB Adanya jadwal pelayanan KB.
b. Lingkup Pelayanan KB Lengkap, meliputi:1) Sumber daya manusia, memiliki sertifi kat pelatihanKomunikasi Inter Personal/Konseling (KIP/Konseling) KB Contraceptive Technology Update (CTU) IUD dan Implan Pelatihan Vasektomi
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
10
2) Kelengkapan sarana penunjang pelayanan KB, mempunyai : Materi KIE; Alat Bantu Pengambil Keputusan (ABPK); Tensimeter; Obgyn Bed; Safety Box; IUD Kit; VTP Kit; Implan Removal Kit; Sterilisator;Formulir, register, kartu pencatatan dan pelaporan KB.
3) Komitmen pelayanan KB Adanya jadwal pelayanan KB.
Faskes KB dapat diklasifi kasikan menjadi 4 (empat) kategori berdasarkan ruang lingkup pelayanan KB (Tabel 1). Faskes KB merupakan bagian dari Faskes Tingkat Pertama dan Tingkat Lanjutan dengan perincian sebagai berikut :a. Faskes Tingkat Pertama terdiri dari :
1) Faskes KB Sederhana.2) Faskes KB Lengkap.
b. Faskes Tingkat Lanjutan terdiri dari :1) Faskes KB Sempurna.2) Faskes KB Paripurna.
Tabel 1.Klasifikasi Faskes KB Berdasarkan Lingkup Pelayanan
No. Lingkup Pelayanan
FaskesKB
Sederhana
FaskesKB
Lengkap
FaskesKB
Sempurna
FaskesKB
Paripurna1. Konseling
2. Pemberian Kondom
3. Pelayanan Pil KB
4. Pelayanan Suntik KB
5. Pelayanan IUD/Implan -
6.Pelayanan Vasektomi/MOP
- -
7. Pelayanan Tubektomi/MOW - -
8.Rekanalisasi dan penanggulangan Infertilitas
- - -
9.
Penanggulangan Efek Samping (sesuai kemampuan) dan upaya rujukan
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
11
Dalam menyelenggarakan pelayanan KB, tenaga kesehatan yang diperlukan di Faskes tingkat pertama adalah Dokter atau Bidan terlatih yang melaksanakan pelayanan KB.
Tenaga yang diperlukan untuk melayani KB di Faskes Tingkat Lanjutan:
Tabel 2.Tenaga Untuk Melayani KB di Faskes Tingkat Lanjutan
No Pelayanan Tenaga1. Tubektomi Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan, Dokter
Spesialis Anestesi2. Vasektomi Dokter Spesialis Urologi/ Dokter Spesialis Bedah/
Dokter Umum yang mendapat pelatihan untuk melayani vasektomi
3. IUD Dokter/Bidan yang telah mendapat pelatihan CTU IUD4. Implan Dokter/Bidan yang telah mendapat pelatihan CTU
Implan5. Administrasi Tenaga Administrasi peralatan dan pelaporan
pelayanan KB
Tabel 3.Klasifikasi Faskes KB
Berdasarkan Persyaratan Minimal Tenaga Kesehatan
Klasifikasi TenagaSederhana Dokter/Bidan/Perawat Kesehatan V
Administrasi V/0Lengkap Dokter/Bidan/Perawat Kesehatan V
Administrasi V/0Sempurna Dokter VV
Bidan VVPerawat Kesehatan VVAdministrasi VV
Paripurna Dokter VVBidan VVPerawat Kesehatan VVAdministrasi VV
V : Boleh terisi salah satu atau keduanyaVV : Harus terisi dan tidak bernilai nol “0”V/0 : Boleh terisi atau boleh bernilai nol “0”
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
12
B. Pengorganisasian Dalam rangka memantapkan Penyelenggaraan pelayanan KB dalam JKN maka diperlukan
suatu pengorganisasian dalam bentuk Kelompok Kerja KB JKN secara berjenjang, yaitu Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan.
1. Tugas dan Fungsi Pokja KB JKN a. Pusat
1) Menelaah usulan kebutuhan alat dan obat kontrasepsi serta sarana penunjang pelayanan KB dalam rangka penyelenggaraan pelayanan KB dalam JKN.
2) Memberikan arahan agar peningkatan dan pengembangan program KB dalam JKN dapat terlaksana dengan baik.
3) Menyiapkan kebijakan, strategi dan pedoman program peningkatan dan pengembangan program KB dalam JKN.
4) Melakukan advokasi dan sosialisasi program peningkatan dan pengembangan program KB dalam JKN.
5) Melakukan kerjasama dengan unit sektor terkait/lembaga swadaya/organisasi masyarakat dalam meningkatkan pelayanan KB dalam JKN.
6) Melakukan koordinasi dan pembinaan terhadap pokja provinsi dalam bidang administrasi berupa monitoring dan evaluasi pelaksanaan program.
Tabel 4.Klasifikasi Faskes KB
Berdasarkan Persyaratan Minimal Sarana Faskes KB
Sederhana Lengkap Sempurna Paripurna
Konseling Kit Konseling Kit Konseling Kit Konseling Kit
BP3K BP3K BP3K BP3K
Tensimeter Tensimeter Tensimeter Tensimeter
Timbangan
Berat Badan
Timbangan Berat
Badan
Timbangan Berat
Badan
Obgyn Bed Obgyn Bed Obgyn Bed
IUD KIT IUD KIT IUD KIT
Implant
Removal Kit
Implant Removal
Kit
Implant Removal
Kit
VTP Kit VTP Kit VTP Kit
Minilaparotomi
Kit/Laparoskopi
Minilaparotomi
Kit/Laparoskopi
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
13
b. Provinsi1) Mengusulkan kebutuhan alat dan obat kontrasepsi serta sarana penunjang pelayanan
KB ke kantor BKKBN Pusat dalam rangka penyelenggaraan pelayanan KB dalam JKN.
2) Memberi fasilitasi kepada kabupaten/kota agar peningkatan dan pengembangan program KB JKN dapat terlaksana dengan baik.
3) Menyiapkan dukungan pelaksanaan kebijakan, dan strategi operasional penyelenggaraan Pelayanan KB dalam JKN.
4) Melakukan upaya peningkatan komitmen operasional dan peran stakeholder dalam mendukung penyelenggaraan pelayanan KB dalam JKN.
5) Menyiapkan materi dan media KIE, tenaga, serta sarana pelayanan KB dalam JKN.6) Memfasilitasi kegiatan KIE penyelenggaraan pelayanan KB JKN.7) Melakukan kerjasama dengan unit sektor terkait/lembaga swadaya / organisasi
masyarakat dalam meningkatkan pelayanan KB dalam JKN.8) Melakukan koordinasi dan pembinaan terhadap pokja kabupaten / kota dalam bidang
administrasi berupa monitoring dan evaluasi pelaksanaan program.
c. Kabupaten dan Kota1) Mengusulkan kebutuhan alat dan obat kontrasepsi serta sarana penunjang pelayanan
KB ke kantor perwakilan BKKBN provinsi dalam rangka penyelenggaraan pelayanan KB dalam JKN.
2) Menyiapkan pengembangan dan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan (dokter dan bidan) dalam penyelenggaraan pelayanan KB dalam JKN.
3) Melaksanakan kebijakan dan strategi operasional penyelenggaraan Pelayanan KB dalam JKN.
4) Melakukan koordinasi dan pembinaan terhadap pokja kabupaten dan kota dalam bidang administrasi berupa monitoring dan evaluasi pelaksanaan program.
5) Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan unit/sektor terkait, LSM/LSOM untuk membangun komitmen dalam melaksanakan pelayanan KB dalam JKN.
d. Kecamatan1) Menyusun perencanaan operasional penggerakan dan pelayanan KB di tingkat
Kecamatan.2) Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan unit/sektor terkait, LSM/LSOM
dalam melaksanakan pelayanan KB dalam JKN.3) Memberikan fasilitasi dan dukungan pelayanan KB dalam JKN kepada peserta
termasuk pemantauan ketersediaan alokon dan sarana penunjang pelayanan KB di fasilitas kesehatan.
4) Mengendalikan operasional penggerakan lini lapangan.5) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program KB.
e. Desa/Kelurahan1) Melakukan pemutahiran data keluarga (PUS PBI dan PUS Bukan PBI) dan peta PUS
untuk sinkronisasi sasaran KB dalam JKN.2) Melakukan pembinaan penggunaan R/I/PUS sebagai dasar pemenuhan kebutuhan
alat dan obat kontrasepsi serta pembinaan kesertaan ber-KB.3) Menyusun perencanaan operasional penggerakan dan pelayanan KB.4) Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama/kemitraan dengan unit/sektor terkait,
LSM/LSOM dalam melaksanakan pelayanan KB dan rujukan.5) Menyelenggarakan operasional penggerakan lini lapangan (KIE, Pelayanan KB, dan
Pembinaan Institusi Masyarakat).
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
14
6) Memfasilitasi pengaduan masyarakat terkait dengan penyelenggaraan pelayanan KB.
7) Memfasilitasi masyarakat yang belum terdaftar menjadi peserta JKN.
2. Susunan Organisasi Kelompok Kerja KB JKN, terdiri dari : a. Pusat Pelindung : 1. Menteri Kesehatan RI 2. Kepala BKKBN 3. Direktur Utama BPJS Kesehatan Penasehat : 1. Deputi Bidang KB dan KR BKKBN 2. Dirjen Bina Upaya Kesehatan, Kemenkes RI 3 Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan Ketua I : Direktur Bina Kesertaan KB Jalur Pemerintah, BKKBN Ketua II : Direktur Bina Kesehatan Ibu,Kemenkes RI Ketua III : Direktur Kepesertaan dan Pemasaran, BPJS Kesehatan Sekretaris I : Direktur Bina Kesertaan KB Jalur Swasta, BKKBN Sekretaris II : Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan, Kemenkes RI Sekretaris III : Kepala Grup Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer BPJS Kesehatan
Anggota : 1. Direktur Bina Kesertaan KB Jalur Wilayah dan Sasaran Khusus, BKKBN
2. Direktur Kesehatan Reproduksi, BKKBN 3. Direktur Advokasi dan KIE, BKKBN 4. Direktur Bina Lini Lapangan, BKKBN 5. Direktur Pelaporan dan Statistik, BKKBN 6. Kepala Biro Perencanaan, BKKBN 7. Kepala Biro Keuangan dan BMN, BKKBN 8. Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar, Kemenkes RI 9. Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan 10. Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan 11. Perwakilan Pengurus Besar IDI 12. Perwakilan Pengurus Besar IBI 13. Perwakilan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)
Pusat 14. Perwakilan Asosiasi Klinik Indonesia (ASKLIN) Pusat 15. Perwakilan Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES)
pusat 16. Perwakilan Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer Indonesia (PKFI) Pusat 17. Organisasi unsur mitra kerja pelayanan KB
Kelompok kerja KB JKN di Tingkat Pusat akan ditetapkan oleh Menko Kesra.b. Provinsi Pelindung : Gubernur Penasehat : 1. Sekretaris Daerah Provinsi 2. Kepala Divisi Regional BPJS Kesehatan
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
15
Ketua I : Kepala Perwakilan BKKBN provinsi Ketua II : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Ketua III : Asisten/Kepala Biro yang menangani bidang kesra Tingkat Provinsi Sekretaris I : Kepala Bidang KB-KR Perwakilan BKKBN Sekretaris II : Kepala Bidang di Biro Yansos SETDA Sekretaris III : Kepala Departemen Manajemen Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan
Anggota : 1. Kepala SKPD KB Provinsi 2. Eselon III Dinkes Provinsi 3. Eselon III Perwakilan BKKBN Provinsi 4. Eselon III Biro yang menangani Kesra 5. Kepala Departemen Pemasaran dan Kepesertaan BPJS Kesehatan 6. Unsur Perwakilan Bappeda 7. Perwakilan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (ERSI)
Pusat 8. Perwakilan/Pengurus Daerah Asosiasi Klinik Indonesia (ASKLIN) 9. Perwakilan/Pengurus Daerah Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh
Indonesia (ADINKES) 10. Perwakilan / Pengurus Daerah Perhimpunan Klinik dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia (PKFI) 11. Unsur organisasi mitra kerja pelayanan KB Tk Prov (IBI, IDI, Persi, TP
PKK, dll). Kelompok Kerja KB JKN di Tingkat Provinsi ditetapkan oleh Gubernur.
c. Kabupaten dan Kota Pelindung : Bupati/Walikota Penasehat : 1. Sekretaris Daerah Kabupaten dan Kota 2. Kepala Cabang BPJS Kesehatan Ketua : Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota Wakil Ketua : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota Sekretaris I : Kepala Bidang KB SKPD KB Kabupaten dan Kota Sekretaris II : Kepala Bidang yang menangani KB di Dinkes Anggota : 1. Perwakilan dari SKPD Kabupaten dan Kota 2. Unsur Pemda (setda/Biro Kesra/Sosial) 3. Unsur organisasi mitra kerja pelayanan KB Tingkat Kabupaten dan
Kota (IBI, IDI, Persi, TP PKK, dll). 4. Kepala Unit Kepesertaan dan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan
atau Kepala Layanan Operasional Kabupaten dan Kota Kelompok Kerja KB JKN di Tingkat Kabupaten dan Kota ditetapkan oleh Bupati dan Walikota.
d. Kecamatan Pelindung : Camat Penasehat : Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan Ketua : Kasi Kesos Kecamatan Wakil Ketua : Kepala Puskesmas Kecamatan Sekretaris : PPLKB/Ka.UPT KB/Koordinator KB Anggota : 1. Unsur Kemenag 2. TP PKK
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
16
3. Bidan Koordinator 4. Unsur Toma/Toga. Kelompok kerja KB JKN di Tingkat Kecamatan ditetapkan oleh Camat.
e. Desa/Kelurahan Pelindung : Kepala Desa/Lurah Penasehat : Ketua BPD, Ketua LPM Ketua : Kaur Kesra Wakil Ketua : Bidan Desa Sekretaris : PLKB/PPKBD Anggota : 1. Aparat terkait 2. IMP 3. TP PKK 4. Toma/Toga Dukungan pembiayaan rapat koordinasi kelompok Kerja JKN dibebankan pada anggaran
Rakor Desa dan dilaksanakan setiap bulan sekali.
Kelompok Kerja KB JKN di Tingkat Desa/Kelurahan ditetapkan oleh Kepala Desa/Lurah.
C. Pelaksanaan1. Advokasi dan KIE Advokasi dan KIE merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam penyelenggaraan
pelayanan KB dalam JKN. Kegiatan Advokasi dalam konteks penyelenggaraan pelayanan KB diperuntukkan bagi pembuat kebijakan untuk memastikan semua pemangku kepentingan (stakeholders), terkait pelayanan KB dalam sistem JKN, baik di pusat, provinsi dan kabupaten dan kota, memberikan dukungan kebijakan dan komitmen operasional untuk menunjang pelaksanaan, baik dalam aspek regulasi, infrastruktur, sarana prasarana, SDM, bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi, serta dukungan penganggaran yang memadai. Sementara komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) dalam penyelenggaraan pelayanan KB dalam JKN dilaksanakan dalam konteks untuk memastikan terjadinya peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dan masyarakat, memiliki kepedulian dan peran serta dalam program JKN pada umumnya.
a. Advokasi Kegiatan advokasi diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan
mempengaruhi praktek para pembuat kebijakan, (termasuk pemberi layanan kesehatan dan KB) badan legislatif, tokoh masyarakat, agama dan adat, sehingga mereka mampu menciptakan lingkungan yang kondusif.1) Tujuan Tujuan advokasi penyelenggarakan pelayanan KB dalam JKN adalah :
a) Meningkatkan dukungan dan komitmen pemangku kepentingan (eksekutif dan legislatif) dalam penyelenggaraan pelayanan KB dalam JKN.
b) Meningkatkan sinergitas kebijakan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten dan kota dalam mendukung penyelenggaraan pelayanan KB dalam JKN.
c) Meningkatkan partisipasi dan kerjasama semua institusi formal dan informal dalam penyelenggaraan pelayanan KB dalam JKN.
d) Meningkatkan peran tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat dalam penyelenggaraan pelayanan informasi KB dalam JKN.
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
17
2) Sasaran a) Kementerian dan Lembaga di Pusat terkait penyelenggaraan Pelayanan KB.b) Kepala Pemerintahan dalam semua tingkatan: Gubernur dan Bupati/Walikota,
Camat dan Kepala Desa/Lurah.c) Lembaga legislatif, baik DPR RI maupun DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten
dan Kota.d) Pimpinan organisasi massa/kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat,
organisasi profesi, universitas/perguruan tinggi serta tokoh-tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam semua tingkatan.
e) Pimpinan media massa cetak, media elekronik dan jejaring sosial media.f) Penyedia layanan kesehatan, baik perorangan maupun di fasilitas kesehatan yang
sudah memberikan pelayanan KB maupun yang belum memberikan pelayanan KB.
3) Pelaksanaan Advokasi penyelenggaraan pelayanan KB dalam JKN dilaksanakan pada Tingkat
Pusat dan Daerah.a) Pusat Advokasi diarahkan kepada pengambil kebijakan pemerintah pusat dan anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, untuk mendapatkan dukungan terhadap implementasi penyelenggarakan pelayanan KB dalam JKN.
b) Provinsi Advokasi diarahkan kepada pengambil kebijakan pemerintah provinsi dan anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, untuk mendapatkan dukungan terhadap implementasi penyelenggaraan pelayanan KB dalam JKN.
c) Kabupaten dan Kota Advokasi diarahkan kepada pengambil kebijakan pemerintah kabupaten dan kota
serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, untuk mendapatkan dukungan terhadap implementasi penyelenggaraan pelayanan KB dalam JKN yang terkait pelaksanaan di wilayah kabupaten dan kota, terutama untuk mendekatkan pelayanan KB ke masyarakat dan meningkatkan komitmen masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan pelayanan KB dalam JKN.
4) Bentuk dan Media Advokasi Untuk menentukan bentuk dan media advokasi, terlebih dahulu dilakukan analisis
situasi terkait dengan kebijakan dan regulasi penyelenggaraan pelayanan KB JKN. Selanjutnya memetakan stakeholders kunci yang terkait pelayanan KB, serta isu-isu yang berkembang terkait pelayanan KB. Bentuk-bentuk advokasi antara lain:a) Seminar eksekutif dengan sasaran Pemerintah Daerah (Gubernur, Walikota,
Bupati, DPRD)b) Dialog interaktif c) Lokakaryad) Kunjungan kerjae) Audiensi dengan stakeholders, tokoh masyarakat-tokoh agamaf) Kunjungan ke redaksi media dan konferensi persg) Lobbyh) Audiensii) Pembentukan jaringan ahli dan pemerhati permasalahan pelayanan kesehatan
dan Keluarga Berencana Selanjutnya, penggunaan media advokasi tergantung dengan permasalahan,
hubungan sebab akibat munculnya masalah dan dimana permasalahan itu berada.
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
18
Ketajaman dalam merumuskan masalah mempermudah solusi pemecahan masalah penyelenggaraan pelayanan KB dalam JKN.
Secara umum, media advokasi penyelenggaraan pelayanan KB dalam JKN adalah:a) Advokasi kit (berisi VCD multi media, fi lm pendek, lembar paparan, lembar fakta
(factsheet) terkait pelayanan KB, kependudukan dan keterkaitan dengan sektor-sektor lain).
b) Talkshow / Dialog Interaktif di televisi dan radioc) Advertorial di koran atau majalahd) Media luar ruang, seperti billboard atau baliho, untuk membangun kesadaran
bersama dan kepekaan stakeholderse) TVC (TV Commercial) atau Iklan layanan Masyarakat (PSA)f) Roundtable discussiong) Dll
b. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) KIE mengacu pada intervensi program yang komprehensif, yakni merupakan bagian
integral dari program pembangunan suatu negara, yang bertujuan untuk mencapai perubahan. KIE menggunakan kombinasi teknologi komunikasi, pendekatan dan proses secara fl eksibel dan partisipatif. Titik awal KIE adalah untuk memberikan kontribusi dalam pemecahan suatu masalah atau membangun dukungan dari sasaran terhadap sebuah isu yang terkait dengan sebuah program.1) Tujuan
Tujuan KIE Pelayanan KB dalam JKN sebagai berikut :a) Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku individu, keluarga dan masyarakat
yang belum ber-KB sehingga tercapai penambahan peserta KB baru.b) Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku individu, keluarga dan masyarakat
yang sudah ber-KB sehingga tercapai kelestarian kesertaan ber-KBc) Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku individu, keluarga dan masyarakat
tentang kesehatan reproduksi
2) Sasaran Sasaran KIE dipilah menjadi sasaran langsung (penerima akhir) dan sasaran tidak
langsung. Sasaran tidak langsung diharapkan dapat meneruskan pesan kepada sasaran langsung.
Sasaran langsung meliputi :a) PUS yang belum ber-KB (ibu hamil, ingin anak segera, ingin anak ditunda, dan
tidak ingin anak lagi)b) Peserta KB aktif
Sasaran tidak langsung meliputi :a) Tokoh masyarakat,b) Tokoh agamac) Tokoh adat d) Tokoh partai politik
3) Pelaksanaan KIE penyelenggaraan pelayanan KB dalam JKN dilaksanakan pada Tingkat Pusat
dan Daerah.
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
19
a) Tingkat pusat dan daerah lebih banyak memanfaatkan media above the line yang menempatkan seluruh individu, keluarga, dan masyarakat sebagai sasaran umum dengan pesan yang bersifat umum.
b) Tingkat Kabupaten dan Kota dan lini lapangan, lebih banyak memanfaatkan media below the line dan komunikasi langsung yang memilah individu, keluarga dan masyarakat sebagai sasaran spesifi k sesuai dengan isi pesan program yang disampaikan.
4) Bentuk dan Media KIE Bentuk dan media KIE yang dapat dilakukan dalam Pelayanan KB dalam JKN sebagai
berikut :a) KIE Massa adalah KIE yang dilakukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar,
heterogen, dan anonim melalui media cetak elektronik atau media tradisional (pentas seni dan budaya) sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak pada waktu yang bersamaan.
b) KIE Kelompok, adalah KIE yang dilakukan kepada sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.
c) KIE Perorangan, adalah KIE yang dilakukan kepada orang/individu langsung maupun tidak langsung dengan teknik komunikasi interpersonal.
Media KIE yang digunakan dalam Pelayanan KB dalam JKN antara lain :a) Media Luar Ruang (Billboard, Poster, Mural)b) Media Massa Cetak (Koran, Majalah, Buku, Tabloid)c) Media Massa Elektronik (TV, Radio, Radio Komunitas, Internet)d) Media Jejaring Sosiale) Leafl et dan Brosur
2. Penggerakan Kesertaan Ber-KB Penggerakan adalah upaya peningkatan kepedulian individu, keluarga dan masyarakat
dalam proses pembangunan menyangkut keikutsertaan dalam meningkatkan kepedulian individu, keluarga dan masyarakat untuk tahu, mau dan mampu melaksanakan program KB.
1) Tujuan penggerakan sumber daya program pembinaan kesertaan ber-KB dalam JKN adalah :a. untuk menumbuhkan rasa kepedulian dan peran serta individu, keluarga dan
masyarakat dalam setiap kegiatan keluarga berencanab. untuk meningkatkan partisipasi aktif dari individu, keluarga dan masyarakat itu
sendiri, sehingga menjadi kelompok yang berdaya, bekerja secara mandiri dalam mengembangkan kapasitas dan sumber daya yang dimilikinya.
2) Sasaran penggerakan dipilah menjadi sasaran langsung (penerima akhir) dan sasaran tidak langsung. Sasaran tidak langsung diharapkan dapat meneruskan pesan kepada sasaran langsung.Sasaran langsung meliputi :a. PUS yang belum ber-KB (ibu hamil, ingin anak segera, ingin anak ditunda, dan tidak
ingin anak lagi)b. Peserta KB aktif
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
20
Sasaran tidak langsung meliputi :a. Tokoh masyarakat,b. Tokoh agamac. Tokoh adat d. Tokoh partai politik
3) Pelaksanaan 1) Persiapan
a) Pengumpulan Data dan Informasi, yang mencakup sumber daya, kelembagaan, berbagai kebijakan, sarana dan prasarana, dana sesuai dengan kebutuhan.
b) Identifi kasi masalah penggerakan adalah keterkaitan antara masalah satu dengan yang lain dan dampak pada pencapaian tujuan.
c) Masalah dapat dianalisis berdasarkan kekuatan dan kelemahan, alternatif pemecahan masalah yang akan dihadapi sehingga dapat dirumuskan upaya pemecahan, cara mencapai tujuan serta waktu pelaksanaan.
2) Pelaksanaana) Penggalangan Dukungan Penggalangan dukungan dalam melaksanakan penggerakan kesertaan ber-KB
melalui komitmen yang tinggi di setiap tingkatan khususnya dari lembaga legislatif, eksekutif, LSOM, pihak swasta maupun perorangan.
b) Keterpaduan Kegiatan Komitmen operasional yang menumbuhkan kesediaan untuk melaksanakan
penggerakan kesertaan ber-KB dalam JKN yang dilanjutkan dengan kegiatan fi sik operasional di lapangan.
i) Melakukan Sosialisasi Sosialisasi dapat dilakukan dalam bentuk orientasi, bimbingan, fasilitasi,
pelatihan, penyebaran bahan informasi yang dilakukan secara terus menerus sehingga dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan, sikap serta keterampilan individu, keluarga dan masyarakat.
ii) Mobilisasi Penggerakan Melakukan mobilisasi penggerakan untuk meningkatkan pemahaman secara
menyeluruh ke semua tempat diberbagai tingkatan. Dari hasil pemahaman dan kesadaran tersebut selanjutnya dilakukan pelayanan KB. Mobilisasi penggerakan perlu untuk menyediakan sarana yang dapat menunjang kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, seperti penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk pelayanan KB.
Penggerakan dan mobilisasi kelompok masyarakat, dapat dilakukan dengan cara:1) Melibatkan para tokoh masyarakat dan tokoh agama;2) Mengidentifi kasi norma masyarakat, adat dan kebiasaan kelompok masyarakat;3) Mengidentifi kasi bentuk-bentuk kegiatan yang ada di masyarakat untuk
penyebaran informasi;4) Mengorganisasikan kelompok dalam membantu program KB;5) Menggerakkan kelompok melalui pertemuan, diskusi kelompok, seni tradisional
dan pertunjukan langsung.
iii) Kegiatan Momentum Kegiatan momentum yang dapat dimanfaatkan untuk penggerakan antara lain
kerjasama dengan mitra kerja seperti TNI, POLRI, PKK, Organisasi Profesi (IDI,POGI, IBI,PPNI, dll) dan organisasi keagamaan dan kegiatan lainnya. Untuk mengetahui hasil penggerakan dapat dievaluasi melalui hasil kegiatan
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
21
seperti kesertaan ber KB dan pencapaian peserta KB baru.iv) Pertemuan/Rapat Koordinasi Pertemuan/rapat koordinasi dimaksudkan untuk melakukan evaluasi koordinasi
dan menyiapkan langkah-langkah untuk membina hasil penggerakan yang telah dicapai serta melanjutkan kegiatan yang tertunda.
Jenis pembinaan meliputi: (1) Pembinaan Tingkat Pusat/Provinsi/Kabupaten dan Kota, Kecamatandan
Tingkat Desa/Kelurahan.(a) Melalui pertemuan koordinasi pokja dengan komponen terkait yang
dilakukan setiap periode tertentu sesuai rencana kerja (triwulan)(b) Melalui pertemuan sesuai mekanisme operasional, seperti :(i) Pertemuan rutin IMP/kader secara berjenjang, staf meeting, pembinaan
dari Pusat ke Provinsi dan Kab/Kota, pertemuan UPT/Koordinator, pertemuan PLKB/PKB;
(ii) Rakor Desa/Rakor Kecamatan; Rakor Kabupaten dan Kota.(2) Pembinaan Tidak Langsung dapat dilakukan melalui video conference,
internet, umpan balik (feedback) laporan.(3) Pembinaan Tingkat Pusat/Provinsi/Kabupaten dan Kota, Kecamatandan
Tingkat Desa/Kelurahan.(c) Melalui pertemuan koordinasi pokja dengan komponen terkait yang
dilakukan setiap periode tertentu sesuai rencana kerja (triwulan)(d) Melalui pertemuan sesuai mekanisme operasional, seperti :
(iii) Pertemuan rutin IMP/kader secara berjenjang, staf meeting, pembinaan dari Pusat ke Provinsi dan Kab/Kota, pertemuan UPT/Koordinator, pertemuan PLKB/PKB;
(iv) Rakor Desa/Rakor Kecamatan; Rakor Kabupaten dan Kota.(4) Pembinaan Tidak Langsung dapat dilakukan melalui video conference,
internet, umpan balik (feedback) laporan.
3. Pelayanan KB
a. Ruang Lingkup1) Pelayanan KB di Faskes Pelayanan KB di Faskes disesuaikan dengan klasifi kasi Faskes KB seperti tercantum
di atas. (halaman 10)2) Pelayanan KB oleh Praktik Bidan atau Praktik Perawat Apabila di suatu kecamatan tidak tersedia tenaga dokter dengan penetapan dari
Kepala Dinkes setempat, maka Bidan maupun Perawat dapat bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam memberikan pelayanan KB. Ruang lingkup pelayanan :a) Praktik Bidan mencakup pelayanan KB yang diberikan di Faskes KB sederhana
sampai dengan lengkap (tanpa Vasektomi)b) Praktik perawat mencakup pelayanan KB yang diberikan di Faskes KB sederhana
3) Pelayanan KB oleh jejaring Faskes KB Ruang lingkup pelayanan KB oleh jejaring Faskes KB mencakup pelayanan KB yang
diberikan di Faskes KB sederhana sampai lengkap disesuaikan dengan ketersediaan tenaga kesehatan terlatih dan sarana penunjang pelayanan KB.
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
22
b. Prosedur pelayanan 1) Sistem Pelayanan KB Sistem pelayanan KB di Faskes meliputi:
a) Pelayanan KB dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku serta menerapkan pilihan kontrasepsi secara cafetaria.
b) Mengisi lembar informed consent untuk setiap pelayanan KB suntik, IUD/implan, vasektomi dan tubektomi.
c) Pelayanan KB di Faskes dilakukan melalui pendekatan satu atap (one stop service) artinya setiap klien/calon klien potensial yang membutuhkan pelayanan KB, dapat dilayani kebutuhan KIEnya di beberapa unit terkait, dan setelah dilakukan promosi dan KIP/Konseling serta pengambilan keputusan mengenai metode kontrasepsi yang dipilih, maka dilakukan pelayanan medis KB di tempat yang telah ditetapkan.
d) Pelayanan dilakukan secara terpadu dengan komponen kesehatan reproduksi lainnya, antara lain dengan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Menular Seksual (PP-IMS) dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja (dalam hal ini pemberian informasi tentang KB).
e) SDM dan sarana prasana yang tersedia harus memenuhi ketentuan. f) Semua tindakan harus terdokumentasi dengan baik. g) Harus ada sistem monitoring, evaluasi dan umpan balik dari klien dalam rangka
pengendalian kualitas pelayanan.h) Ayoman pasca pelayanan.
2) Sistem Rujukan Pelayanan KB Sistem rujukan diciptakan untuk mengendalikan mutu dan biaya secara terpadu dan
berkesinambungan. Perhatian khusus terutama ditujukan untuk menunjang upaya penurunan angka kejadian efek samping dan komplikasi penggunaan kontrasepsi.
Tata Laksana Pelayanan KB dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, sesuai kebutuhan
medis. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan hanya dapat diberikan atas rujukan pelayanan kesehatan tingkat pertama dan atau pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan lainnya. Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama. Ketentuan sebagaimana dimaksud diatas dikecualikan pada keadaaan gawat darurat, kekhususan permasalahan kesehatan klien.
Sistem rujukan dapat dilakukan secara vertikal dan horisontal :a) Rujukan Vertikal Rujukan vertikal sebagaimana dimaksud merupakan rujukan antara pelayanan KB
yang berbeda tingkatan, dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya (rujuk balik).
Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi dilakukan apabila :i) Klien membutuhkan pelayanan KB spesialistik atau subspesialistik.ii) Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan KB sesuai dengan kebutuhan klien
karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan. Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke tingkatan pelayanan
yang lebih rendah dilakukan apabila :i) Pelayanan KB dapat ditangani oleh tingkatan Faskes yang lebih rendah sesuai
dengan kompetensi dan kewenangannya;ii) Klien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani oleh tingkatan
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
23
Faskes yang lebih rendah dan untuk alasan kemudahan, efi siensi dan pelayanan jangka panjang, dan/atau;
iii) Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan klien karena keterbatasan sarana, prasarana, peralatan dan/atau ketenagaan.
b) Rujukan Horizontal Rujukan horizontal sebagaimana dimaksud merupakan rujukan antar pelayanan
kesehatan dalam satu tingkatan. Rujukan horizontal dilakukan apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan klien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap. Rujukan horizontal dapat berlangsung sebagai berikut :
i) antara Faskes tingkat pertama dan Faskes tingkat pertama lainnya:
(1) antar internal (antar petugas) di Faskes tingkat pertama;(2) antara puskesmas dan rumah sakit D Pratama atau laboratorium;(3) antara puskesmas dan klinik pratama;(4) antara puskesmas dan Praktik Bidan atau Praktik Perawat yang bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan;(5) antara klinik pratama dan rumah sakit D pratama atau laboratorium;(6) antara rumah sakit D pratama dan Praktik Bidan atau Praktik Perawat yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan;(7) antara klinik pratama dan Praktik Bidan atau Praktik Perawat yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.ii) antara Faskes tingkat lanjutan dan Faskes tingkat lanjutan lainnya.
(1) antar internal (antar bagian/unit pelayanan) di suatu rumah sakit atau klinik utama;
(2) antara rumah sakit umum dan klinik utama;(3) antara rumah sakit khusus dan klinik utama;(4) antara rumah sakit umum dan rumah sakit khusus;
Pelaksanaan pelayanan rujukan didasarkan kriteria sebagai berikut :a) Pelayanan KB belum/tidak tersedia pada Faskes tersebut;b) Komplikasi yang tidak bisa ditangani oleh Faskes tersebut;c) Kasus-kasus yang membutuhkan penanganan dengan sarana/teknologi yang
lebih canggih/memadai.
Dalam melaksanakan rujukan harus diberikan :a) Konseling tentang kondisi klien yang menyebabkan perlu dirujukb) Konseling tentang kondisi yang diharapkan/ diperoleh di tempat rujukanc) Informasi tentang Faskes tempat rujukan ditujud) Pengantar tertulis kepada Faskes yang dituju mengenai kondisi klien saat ini
dan riwayat sebelumnya serta upaya/tindakan yang telah diberikane) Bila perlu, berikan upaya stabilisasi klien selama di perjalananf) Klien didampingi perawat/bidan selama menuju tempat rujukan karena kondisi
klien.g) Menghubungi Faskes rujukan agar diberikan pertolongan segera saat klien tiba
3) Alur pelayanan KB Alur pelayanan KB digambarkan dalam bagan 1,2 dan 3 di bawah ini menurut Faskes
KB yang melayani sebagai berikut :a) Alur Pelayanan KB di Praktik Dokter dan Praktik Bidan b) Alur Pelayanan KB di Faskes Tingkat Pertamac) Alur Pelayanan KB di Faskes Rujukan
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
24
Bagan 1ALUR PELAYANAN KB DI PRAKTIK DOKTER DAN PRAKTIK BIDAN
Peserta Datang
Pendaftaran
Setuju
Ya
TidakKIP/K
KIP/K dengan ABPK
Penapisan Klien/Kelaikan Medis
Informed Consent
Dilakukan Pelayanan KB
Pemantauan Medis &pemberian nasehat
Pasca Tindakan
Laik TidakLaik
Rujuk
Penjelasan :1. Calon klien atau klien KB datang ke Praktik Dokter dan Bidan mendaftar ke petugas
dengan menunjukkan kartu kepesertaan BPJS dan mendapat K/IV/KB.2. Dokter dan Bidan memberikan KIP/K kepada klien untuk memilih pelayanan KB yang
dikehendaki.3. Setelah klien menyetujui untuk menggunakan salah satu metode kontrasepsi khusus
untuk pelayanan Suntik, IUD, Implan dan vasektomi maka dilakukan penapisan klien/kelaikan medis untuk mengetahui eligilibilitas metode kontrasepsi yang dipilih.
4. Jika tidak ditemukan kontraindikasi medis penggunaan metode kontrasepsi yang dipilih maka perlu persetujuan secara tertulis dengan menandatangani formulir infomed consent (Khusus suntik, IUD dan Implan).
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
25
Bagan 2ALUR PELAYANAN KB DI FASKES TINGKAT PERTAMA (PUSKESMAS)
Peserta Datang
UGD
Poli KBdan KTA
KIP/K denganABPK
Rujukan Setuju
Ya
Pemeriksaan Fisik danPenunjang
(Jika diperlukan)
TidakKIP/K
Instalasi rawat jalandan rawat inap
Informed Consent
DilakukanPelayanan KB
Pemantauan Medis & pemberian nasehat Pasca Tindakan
5. Setelah Pelayanan KB diberikan, dokter atau bidan memantau hasil pelayanan KB dan memberikan nasehat pasca pelayanan KB sebelum klien pulang dan kontrol ulang.
6. Jika ditemui kontraindikasi medis penggunaan metode kontrasepsi yang dipilih maka klien perlu dirujuk ke Faskes yang mampu memberikan pelayanan kontrasepsi yang dipilih.
Penjelasan :1. Calon klien atau klien KB datang ke IGD atau Instalasi Rawat Jalan dan Rawat
Inap Praktik mendaftar ke petugas dengan menunjukkan kartu kepesertaan BPJS Kesehatan dan mendapat K/IV/KB.
2. Dokter dan atau Bidan memberikan KIP/Konseling kepada klien untuk memilih pelayanan KB yang dikehendaki
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
26
3. Apabila Dokter dan atau Bidan menemukan kontraindikasi pelayanan KB yang dikehendaki klien maka perlu dirujuk ke Faskes KB yang lebih lengkap/sesuai dengan membuat surat rujukan.
4. Setelah klien menyetujui untuk menggunakan salah satu metode kontrasepsi khusus untuk pelayanan suntik, IUD, implan dan atau vasektomi perlu persetujuan secara tertulis dengan menandatangani formulir informed consent, apabila klien tidak setuju perlu diberikan KIP/Konseling ulang.
5. Setelah pelayanan KB, dokter dan bidan memantau hasil pelayanan KB dan memberikan nasehat pasca pelayanan kepada klien KB sebelum klien pulang dan kontrol kembali.
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
27
Penjelasan :1. Calon klien atau klien KB datang ke IGD atau Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap
Praktik mendaftar ke petugas dengan menunjukkan surat pengantar rujukan, kartu kepesertaan BPJS Kesehatan dan mendapat K/IV/KB.
2. Dokter atau Bidan di UGD, Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap memberikan KIP/Konseling kepada klien untuk memilih pelayanan KB yang disarankan
3. Setelah klien menyetujui untuk menggunakan salah satu metode kontrasepsi khusus untuk pelayanan suntik, IUD, implan, vasektomi dan tubektomi, perlu persetujuan secara tertulis dengan menandatangani formulir informed consent, apabila klien tidak setuju perlu diberikan KIP/Konseling ulang
4. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fi sik dan penunjang untuk menghindarkan kontraindikasi tindakan sebelum klien menyepakati informed consent yang telah dipahami.
5. Setelah pelayanan KB, dokter memantau hasil pelayanan KB dan memberikan nasehat pasca pelayanan kepada klien KB sebelum klien pulang dan kontrol kembali.
6. Dokter memberikan feedback rujukan pelayanan KB yang telah ditindaklanjuti untuk dipantau oleh Faskes perujuk.
c. Pembinaan kesertaan ber-KB Pembinaan kesertaan ber-KB dilakukan oleh petugas lapangan KB/penyuluh KB atau
petugas yang berfungsi sebagai PLKB. Pembinaan dilakukan terutama terkait dengan:1) Merujuk jika terjadi efek samping, komplikasi dan kegagalan akibat pemakaian
metode kontrasepsi. Upaya untuk memantau terhadap timbulnya efek samping, komplikasi dan kegagalan
metode kontrasepsi serta penanganannya perlu dilakukan melalui optimalisasi “Survailan Pasca Pemasaran (SPP)” yang dilakukan oleh petugas lapangan KB. Kegiatan yang dilakukan adalah: a) Kunjungan rumah secara Intensif dalam rangka pembinaan kepada klien KB.b) Pemberian KIE kepada klien agar tetap patuh dalam menggunakan kontrasepsi
secara benar dan patuh terhadap kunjungan ulang secara tepat waktu untuk mencegah risiko efek samping dan komplikasi serta kegagalan penggunaan kontrasepsi.
Apabila terjadi komplikasi dan efek samping setelah tindakan atau pelayanan, klien disarankan untuk segera pergi ke tempat pelayanan kesehatan terdekat. Penanganan komplikasi dan efek samping dapat mengurangi angka ketidaklangsungan pemakaian kontrasepsi oleh karena itu penapisan kesehatan penting dilakukan.
2) Mengatasi rumor yang timbul akibat efek samping Dalam upaya mengatasi rumor tentang kontrasepsi yang ada di masyarakat, tokoh
agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, individu atau kelompok (paguyuban) yang menggunakan metode kontrasepsi tertentu dapat diberdayakan. Selain itu peran serta provider sangat diperlukan untuk menepis rumor seputar penggunaan metode kontrasepsi. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui berbagai model komunikasi.
Pembinaan kesertaan ber KB dapat juga dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat melalui kelompok kegiatan (poktan), sebagai berikut:
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
28
1) Program Bina Ketahanan Keluarga dan pemberdayaan ekonomi keluarga dengan memberikan KIE pada saat pertemuan kelompok kepada klien KB yang menjadi anggota kelompok Bina Keluarga balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Bina Keluarga Lansia (BKL) serta kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) untuk tetap menggunakan kontrasepsi.
2) Menyelenggarakan Lomba-Lomba seperti Lomba Peserta KB Lestari, Lomba Keluarga Harmonis, Lomba KB Perusahaan, Lomba Kelompok KB Pria, Lomba Kader BKB, BKR, BKL, UPPKS, dll untuk menjaga kelestarian penggunaan kontrasepsi. Pemenang atau Peserta Lomba dapat menjadi motivator yang handal dan potensial di lingkungan.
3) Pemberdayaan PA (Peserta KB Lestari 10, 15, 20 tahun) dan Pasangan Keluarga Harmonis untuk berperan serta sebagai Kader.
4) Pembentukan paguyuban Peserta KB, dalam memantapkan perilaku penggunaan alokon.
5) Memberdayakan kader BKB, BKR, BKL, UPPKS, Posyandu dan Poskesdes untuk melakukan Pembinaan kesertaan ber KB.
Dalam melaksanakan pembinaan kesertaan ber-KB, Kader/Petugas Lapangan KB/Penyuluh KB/Petugas yang berfungsi sebagai PLKB dapat memanfaatkan register PUS (R/I/PUS).
4 Jaminan Ketersediaan Alat dan Obat Kontrasepsi Jaminan Ketersediaan Alat dan Obat Kontrasepsi (alokon) adalah untuk mewujudkan kondisi
agar setiap PUS dapat dengan mudah dan aman memilih, memperoleh dan menggunakan alat dan obat kontrasepsi sesuai dengan pilihannya kapanpun dibutuhkan.
Penyediaan alokon program untuk menjamin kelangsungan kesertaan ber-KB dan kelangsungan Program Kependudukan dan KB, terutama yang menyangkut penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang terkait dengan pelayanan dasar program Keluarga Berencana. Penyediaan alat dan obat kontrasepsi ini juga terkait langsung dengan Fungsi BKKBN atas nama pemerintah sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan bahwa penyediaan alat dan obat kontrasepsi menjadi tanggung jawab pemerintah dan atau pemerintah daerah. Oleh karena itu, BKKBN sebagai instansi yang membidangi KB berkewajiban memenuhi alat dan obat kontrasepsi bagi PUS peserta JKN.
Penyediaan alat dan obat kontrasepsi diperuntukkan bagi seluruh peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) baik PBI maupun non PBI mengikuti sub sistem distribusi baku yang telah ditetapkan oleh BKKBN berdasarkan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 286/PER/B3/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penerimaan Penyimpanan dan Penyaluran alat/obat Kontrasepsi dan non kontrasepsi Program KB Nasional. Penyediaannya dilakukan berdasarkan perhitungan rencana kebutuhan sasaran pelayanan KB. Adapun jenis alat/obat kontrasepsi yang disediakan BKKBN bagi peserta JKN adalah sistem cafetaria:a. Kondomb. Pil Kombinasic. Suntikan 3 bulanand. Implan/Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)/Susuk KBe. IUD/Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)f. Alat & obat kontrasepsi baru sesuai kebijakan Pemerintah
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
29
Alokon merupakan barang persediaan yang memiliki nilai sangat strategis, baik dalam menunjang operasional Program Kependudukan dan KB maupun dalam hal anggaran yang dibutuhkan untuk penyediaan/pembeliannya sangat besar yang bersumber dari APBN. Untuk itu alokon tersebut harus dikelola dan dicatat dalam akuntansi barang persediaan dengan baik, dengan memperhatikan prosedur/ketentuan-ketentuan tentang penerimaan, penyimpanan dan pendistribusiannya.
a. Perencanaan Kebutuhan Alkon Perencanaan kebutuhan alkon dilakukan secara berjenjang mulai tingkat Pusat
sampai ke Kabupaten/Kota dengan menggunakan basis data kepesertaan JKN serta mempertimbangkan pola method mix kontrasepsi dan stock alkon. Perencanaan di tingkat lapangan dapat menggunakan R/I/PUS yang memuat informasi mengenai PUS dan metode kontrasepsi yang digunakan. Register ini diisi oleh kader bersama dengan PLKB sebagai bagian dari pengendalian di lapangan.
b. Penerimaan dan Penyimpanan Termasuk Pemeliharaan dan Pengamanan Alokon Penerimaan alokon dilakukan oleh petugas yang berwenang dengan memeriksa
kelengkapan administrasi. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk meyakinkan bahwa barang yang dikirim telah sesuai dengan jumlah pesanan, kualitas dan persyaratannya. Untuk itu hasil pemeriksaan harus dituangkan dalam bentuk berita acara penerimaan barang. Penyimpanan merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan penerimaan barang yang dilakukan dalam rangka pemeliharaan dan pengamanan melalui standarisasi penataan barang berdasarkan pada sistem First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO). Dalam penyimpanan barang khususnya alokon mengikuti standarisasi penyimpanan dari pabrik.
c. Pendistribusian Penyaluran atau pendistribusian merupakan rangkaian kegiatan perpindahan barang
dari suatu tempat ke tempat lain. Alokon dapat didistribusikan ke Faskes tingkat pertama dan tingkat lanjutan dengan syarat telah memiliki PKS dengan BPJS Kesehatan dan telah teregistrasi dalam SIM BKKBN melalui Kartu Pendaftaran Faskes KB (K/0/KB/14). Penyaluran alokon dilakukan berdasarkan rencana kebutuhan pelayanan KB.
Tabel 4.Ratio Kecukupan Stock Alat dan Obat Kontrasepsi
No. LOKASI MINIMUM MAXIMUM1. Pusat 3 Bulan 24 Bulan2. Provinsi 3 Bulan 24 Bulan3. Kabupaten/Kota 3 Bulan 24 Bulan4. Faskes KB 3 Bulan 24 Bulan5. Akseptor (khusus
akseptor Pil KB dankondom)
1 Bulan 1 Bulan
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
30
Bagan 4 di atas menunjukkan mekanisme distribusi alokon program KB Nasional dari tingkat pusat hingga kepada akseptor/klien (end user). BKKBN Pusat akan mendistribusikan alokon ke perwakilan BKKBN provinsi berdasarkan telaah/evaluasi dari F/V/KB tentang persediaan barang di gudang provinsi. Demikian pula halnya pendistribusian alokon dari provinsi ke SKPD KB kabupaten dan kota. Penyerahan alokon dari Perwakilan BKKBN Provinsi ke SKPD KB Kabupaten dan Kota dilengkapi dengan Berita Acara Penyerahan Barang Persediaan, sehingga kewenangan dan tanggung jawab menjadi berada pada SKPDKB Kabupaten/Kota.
Di tingkat kabupaten dan kota, pendistribusian alokon ke puskesmas induk dilakukan berdasarkan telaah/evaluasi F/II/KB tentang laporan bulanan Faskes KB dengan tembusan kepada PPLKB/UPTD. Hasil telah penyaluran alokon dari Puskesmas induk alokon kemudian didistribusikan ke beberapa titik pelayanan, yaitu ke pustu, poskesdes/polindes atau klinik swasta selain langsung ke akseptor. Selain ke Puskesmas Induk,
Bagan 4. Mekanisme Distribusi Alokon Program KB Nasional
PUSKESDES/POLINDES
AKSEPTOR
PUSKESMASINDUK
MEKANISME DISTRIBUSI ALOKON PROGRAM KB
BKKBN PUSAT
Gudang
BKKBNPROVINSI
SKPD KBKab/Kota
DINKES KAB/KOTA
PPLKB/UPTD
PUSTU
KLINIK SWASTA
LSM/RS PEMERINTAH/SWASTA
F/V/KB
F/V/KB
F/V/KB
F/II/KB
= Dropping
= Tembusan
= koordinasi
INFORMATION :
Gudang
Gudang
Faskes KB
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
31
kabupaten dan kota dapat juga men-drop alokon langsung ke LSM/RS pemerintah/RS swasta berdasarkan telaah/evaluasi F/II/KB tentang laporan bulanan Faskes KB. Pendistribusian alokon dari kabupaten/kota ke Faskes tingkat pertama maupun tingkat lanjutan harus melalui koordinasi dengan Dinkes kabupaten dan kota setempat.
SKPD KB dapat mendistribusikan alokon langsung kepada praktik Dokter atau Praktik Bidan serta praktik perawat yang langsung bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dan teregister dalam SIM BKKBN sesuai kewenangan pelayanan KB.
d. Pemantauan Ketersediaan Alat dan Obat Kontrasepsi Pemantauan ketersediaan alokon harus dilakukan secara berjenjang dengan
memperhatikan rasio kecukupan stock alokon sebagaimana tercantum dalam tabel 4. Pemantauan alokon di gudang dapat menggunakan formulir F/V/KB yang dilaporkan secara berjenjang sampai ke tingkat pusat, sedangkan pemantauan alokon di tingkat Faskes menggunakan F/II/KB. Pemantauan alokon di tingkat Faskes ini dapat menggunakan forum minilokakarya antara Puskesmas dan PLKB. Pemantauan alokon di Faskes lainnya dapat menggunakan forum-forum koordinasi seperti pertemuan tim Jaminan Ketersediaan Kontrasepsi/Pokja KB dalam JKN.
D. Pembiayaan 1. Iuran
Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja, dan/atau Pemerintah untuk program Jaminan Kesehatan. Besarnya iuran JKN ditetapkan melalui Peraturan Presiden dan ditinjau ulang secara berkala sesuai dengan perkembangan sosial, ekonomi, dan kebutuhan dasar hidup yang layak. Bagi Peserta PBI, iuran dibayar oleh Pemerintah; bagi Peserta Pekerja Penerima Upah, iurannya dibayar oleh Pemberi Kerja dan Pekerja dan bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja iuran dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, setiap Peserta wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan persentase dari upah (untuk pekerja penerima upah) atau suatu jumlah nominal tertentu (bukan penerima upah, PBI dan penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah).
Setiap Pemberi Kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya, menambahkan iuran peserta yang menjadi tanggung jawabnya, dan membayarkan iuran tersebut setiap bulan kepada BPJS Kesehatan secara berkala (paling lambat tanggal 10 setiap bulan). Apabila tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, maka iuran dibayarkan pada hari kerja berikutnya. Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja wajib membayar iuran pada setiap bulan yang dibayarkan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan kepada BPJS Kesehatan. Pembayaran iuran dapat dilakukan diawal.
BPJS Kesehatan menghitung kelebihan atau kekurangan iuran sesuai dengan Gaji atau Upah Peserta. Dalam hal terjadi kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran, BPJS Kesehatan memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi kerja dan/atau Peserta paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak diterima iuran dan dapat diperhitungkan dengan pembayaran iuran bulan berikutnya.
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
32
2. Cara Pembayaran Pelayanan KBa. Standar Tarif Besaran pembayaran yang dilakukan BPJS Kesehatan kepada Faskes berdasarkan
pada kesepakatan antara BPJS Kesehatan dengan Asosiasi Fasilitas Kesehatan di wilayah fasilitas kesehatan tersebut (di setiap provinsi) berada serta mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
1) Faskes Tingkat Pertama Tarif pelayanan KB pada Faskes Tingkat Pertama menggunakan tarif kapitasi
yang dibayarkan oleh BPJS Kesehatan setiap bulannya. Pelayanan KB konseling, pemberian kondom dan pelayanan pil masuk dalam komponen pembiayaan kapitasi pada FKTP. sedangkan untuk pelayanan KB berupa pemasangan/pencabutan suntik KB, pelayanan IUD/implan, dan pelayanan sterilisasi (tubektomi dan vasektomi) pembayarannya sesuai ketentuan dalam lampiran Permenkes 59 tahun 2014.
Dengan adanya pengaturan tarif kapitasi dan pembayaran kapitasi untuk 1000 jiwa di wilayah FKTP berada maka semua peserta JKN akan mempuyai fasilitas kesehatan tingkat pertama yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, sehingga tidak diperlukan lagi adanya pembayaran kompensasi. (Permenkes 59 tahun 2014 pasal 12).
2) Praktik Bidan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan di kecamatan yang tidak memiliki dokter.
Tarif pelayanan keluarga berencana pada Praktik Bidan disuatu kecamatan yang tidak memiliki dokter berdasarkan ketetapan dari Dinas Kesehatan setempat menggunakan tarif non kapitasi pelayanan kesehatan kebidanan dan neonatal yang dibayarkan oleh BPJS Kesehatan setiap bulannya. (tabel no.5)
3) Praktik Perawat yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan di suatu kecamatan tanpa ada tenaga dokter dengan penetapan Kepala Dinas Kesehatan setempat.
Tarif pelayanan keluarga berencana di Praktik Perawat ini belum diatur.
4) Jejaring fasilitas kesehatan KB Tarif pelayanan KB di jejaring fasilitas kesehatan KB (Praktik Bidan) menggunakan
tarif kapitasi dan non kapitasi yang ada di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Besaran tarif berdasarkan kesepakatan antara pimpinan fasilitas kesehatan tingkat pertama dengan Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES).
Tabel 5Tarif Non Kapitasi Pelayanan Kesehatan Kebidanan
dan Neonatal (Permenkes No. 59 tahun 2014 )
No.
1.2.3.
4.
Pemasangan atau pencabutan IUD/implanPelayanan KB suntikPenanganan komplikasi KB
pelayanan KB MOP/vasektomi
Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah);Rp. 15.000,00 (lima belas ribu rupiah) Rp. 125.000,00 (seratus dua puluh lima ribu rupiah);Rp. 350.000,00 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah).
Pelayanan KB Besaran Tarif Non Kapitasi
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
33
5) Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan Untuk Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan, BPJS Kesehatan membayar
dengan sistem paket Indonesian - Case Based Groups yang selanjutnya disebut Tarif INA-CBG’s, yaitu besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan atas paket layanan yang didasarkan kepada pengelompokan diagnosis penyakit. Pelayanan vasektomi dan tubektomi merupakan pelayanan KB yang dibayar dengan sistem INA-CBG’s. (terlampir)
b. Prosedur Pengajuan Klaim 1) Prosedur pengajuan klaim di Faskes Tingkat Pertama dan Tingkat Lanjutan yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, Praktik Bidan diluar Faskes Tingkat Pertama yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan maupun Faskes Tingkat Pertama yang belum bekerjasama dengan BPJS Kesehatan mengacu pada aturan yang telah ditetapkan.a) Kelengkapan administrasi klaim umum pada Faskes Tingkat Pertama antara lain:
• Formulir pengajuan klaim (FPK) rangkap 3 (tiga);• Softcopy data pelayanan bagi Fasilitas Kesehatan yang telah menggunakan
aplikasi P-Care/aplikasi BPJS Kesehatan lain (untuk PMI/UTD) atau rekapitulasi pelayanan secara manual untuk Fasilitas Kesehatan yang belum menggunakan aplikasi P-Care;
• Kuitansi asli bermaterai cukup;• Bukti pelayanan yang sudah ditandatangani oleh peserta atau anggota keluarga;• Kelengkapan lain yang dipersyaratkan oleh masing-masing tagihan klaim.
b) Kelengkapan administrasi klaim umum pada Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan antara lain:• Formulir pengajuan klaim (FPK) rangkap 3 (tiga); • Softcopy luaran aplikasi;• Kuitansi asli bermaterai cukup; • Bukti pelayanan yang sudah ditandatangani oleh peserta atau anggota keluarga.• Kelengkapan lain yang dipersyaratkan oleh masing-masing tagihan klaim
2) Prosedur pengajuan klaim bagi jejaring Faskes KB (Praktik Bidan, Praktik Dokter yang belum bekerjasama dengan BPJS Kesehatan) sebagai berikut:
Pengajuan klaim pelayanan KB satu bulan sebelumnya dilakukan setiap tanggal 3 (tiga) bulan berjalan dengan mempertimbangkan jadual pelaporan hasil pelayanan KB yang dilakukan dari Faskes ke Kabupaten/Kota yang jatuh pada tanggal 7 (tujuh) bulan berjalan dan waktu yang dibutuhkan oleh fasilitas kesehatan untuk melakukan rekapitulasi dan verifi kasi klaim yang diajukan. Verifi kasi dilakukan untuk memastikan kepesertaan JKN dan kesesuaian besaran nominal yang diklaimkan dengan jumlah pelayanan.
Fasilitas kesehatan tingkat pertama membayarkan pelayanan KB ke jejaring yang diberikan paling lambat 25 (dua puluh lima) hari setelah pengajuan klaim lengkap diterima ke fasilitas kesehatan tempat menginduk.
Pengajuan klaim pelayanan KB dari jejaring ke Faskes tingkat pertama menyertakan berkas pertanggungjawaban klaim berupa:
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
34
a) Formulir Pencatatan Pelayanan KB (F/II/KB/14)b) Foto Kopi Kartu Peserta KB (K/I/KB/14)
E. Pencatatan dan Pelaporan 1. Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan KB dalam JKN Data dan informasi hasil pelayanan KB dalam JKN merupakan bahan pengambilan
keputusan, perencanaan, pemantauan, dan penilaian serta pengendalian program KB dalam JKN. Oleh karena itu data dan informasi yang dihasilkan harus akurat, tepat waktu dan dapat dipercaya.
Hasil pelayanan KB yang dilakukan oleh Faskes wajib dilaporkan, selain kepada BPJS Kesehatan, tembusan juga dikirim kepada SKPD KB di Kabupaten dan Kota, BKKBN Perwakilan Provinsi, serta Dinkes Kabupaten dan Kota, diberikan secara berkala, selambat-lambatnya pada minggu pertama setiap bulan dengan menggunakan formulir serta mekanisme pengelolaan data pencatatan dan pelaporan BKKBN secara manual atau berbasis teknologi informasi.
Kegiatan pencatatan dan pelaporan pelayanan KB dalam JKN meliputi pengumpulan, pencatatan serta pengolahan dan pelaporan data dan informasi tentang kegiatan dan hasil kegiatan pelayanan KB di Faskes KB yang telah memiliki PKS dengan BPJS Kesehatan dan telah teregistrasi dalam SIM BKKBN.
Kegiatan pencatatan dan pelaporan pelayanan Keluarga Berencana dalam JKN dilaksanakan sesuai dengan sistem dan tata cara pencatatan dan pelaporan Program KB Nasional berbasis teknologi informasi yang telah diperbaharui pada tahun 2014. Kegiatan pencatatan dan pelaporan pelayanan KB dalam JKN meliputi:a. Kegiatan Pelayanan KB di Faskes KB
Bagan 5BAGAN PENGAJUAN KLAIM
Praktik Bidan yg Bekerjasama dg BPJS Kesehatan
BPJS Kesehatan/Kantor Cabang, Kantor Layanan Operasional Kab./Kota Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama
PRAKTIK BIDAN
Keterangan :
= pembayaran kapitasi / Non Kapita
= pengajuan klaim
= pembayaran non kapitasi
= pembayaran Klaim INA CBGFasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
35
b. Hasil Kegiatan Pelayanan KB di Faskes KBc. Persediaan Alokon di Faskes KB
2. Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan KB dalam JKN Kegiatan pencatatan dan pelaporan pelayanan KB dalam JKN diharapkan dapat
menyediakan berbagai data dan informasi hasil pelayanan KB di seluruh Faskes KB yang telah memiliki PKS dengan BPJS Kesehatan serta telah teregistrasi dalam SIM BKKBN. Adapun mekanisme dan alur pencatatan dan pelaporan Pelayanan KB dalam JKN adalah sebagai berikut:a. Seluruh Faskes KB yang telah dan akan melakukan PKS dengan BPJS Kesehatan,
baik yang sudah maupun yang belum teregistrasi dalam SIM BKKBN, harus segera dilakukan registrasi dengan menggunakan formulir pendaftaran Faskes KB yang telah diperbaharui (K/0/KB/13).
b. Untuk pembukaan atau peresmian Faskes KB baru harus dibuat kartu pendaftaran Faskes KB (K/0/KB/13) dalam rangkap 2 (dua), masing-masing dikirim ke SKPD KB Kabupaten/Kota dan arsip.
c. Setiap bulan Januari pada awal tahun anggaran dilakukan pendaftaran ulang untuk setiap Faskes KB yang telah teregistrasi, dengan mengisi kartu pendaftaran Faskes KB (K/0/KB/13). Hal ini dimaksudkan untuk melakukan perbaikan/penyesuaian data dan informasi mengenai Faskes KB yang bersangkutan. Kartu Pendaftaran Faskes KB (K/0/KB/14) tersebut harus dikirim ke SKPD KB Kabupaten/ Kota dan Dinkes Kab/Kota dengan tembusan Camat paling lambat tanggal 7 Januari secara manual (pos/kurir) atau elektronik (fax/email/web online http://aplikasi.bkkbn.go.id/sr/).
d. Setiap peserta KB baru dan peserta KB pindahan dari Faskes KB atau pelayanan lain dibuatkan kartu status peserta KB (K/IV/KB/13), yang antara lain memuat anamnesa dan pemeriksaan fi sik peserta KB yang bersangkutan, kartu ini disimpan di Faskes KB yang bersangkutan dan digunakan kembali sewaktu peserta KB melakukan kunjungan ulang di Faskes KB tersebut.
e. Setiap peserta KB baru dibuatkan kartu peserta KB (K/I/KB/13), yang antara lain memuat identitas dan riwayat peserta KB yang bersangkutan, kartu ini disimpan oleh peserta KB yang bersangkutan dan digunakan kembali sewaktu peserta KB melakukan kunjungan ulang pelayanan KB.
f. Setiap hari pelayanan KB yang dilakukan oleh Faskes KB harus dicatat dalam register Faskes KB (R/I/KB/13), dan pada setiap akhir bulan dilakukan penjumlahan hasil pelayanan KB. Register ini merupakan sumber data untuk pengisian laporan bulanan Faskes KB (F/II/KB/13).
g. Setiap penerimaan dan pengeluaran jenis alat kontrasepsi oleh Faskes KB dicatat dalam register alat kontrasepsi Faskes KB (R/II/KB/13), dan pada setiap akhir bulan dilakukan penjumlahan. Register alat kontrasepsi Faskes KB (R/II/ KB/13) merupakan sumber data untuk pengisian laporan bulanan Faskes KB (F/II/KB/13).
h. Setiap pelayanan KB bergerak harus dicatat dalam register pelayanan Faskes KB (R/I/KB/13) dan register alat kontrasepsi (R/II/KB/13) Faskes KB terdekat yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dan teregistrasi dalam SIM BKKBN.
i. Setiap pelayanan KB yang dilakukan oleh Jejaring Faskes KB harus dicatat dalam Buku Bantu, setiap akhir bulan dilakukan penjumlahan hasil pelayanan KB dan hasilnya dilaporkan ke Faskes KB terdekat yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dan teregistrasi dalam SIM BKKBN paling lambat tanggal 5 setiap bulan.
j. Setiap bulan, petugas Faskes KB membuat laporan bulanan Faskes KB (F/II/KB/13) yang sumber datanya diambil dari register pelayanan Faskes KB (R/I/KB/13) dan register alat
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
36
kontrasepsi Faskes KB (R/II/KB/13). Laporan bulanan hasil pelayanan KB (F/II/KB/13) di Faskes KB dan laporan bulanan format dari Dinkes Kab/Kota (laporan Kohort KB) harus dikirim ke SKPD KB Kabupaten/ Kota dan Dinkes Kab/Kota dengan tembusan Camat paling lambat tanggal 7 setiap bulan secara manual (pos/kurir) atau elektronik (fax/ email/ web online http://aplikasi.bkkbn.go.id/sr/).
k. Setiap bulan SKPD KB Kabupaten/Kota membuat rekapitulasi laporan bulanan Faskes KB tingkat kabupaten/ kota dengan menggunakan formulir Rek.Kab.F/II/KB/13. Data untuk membuat laporan ini diambil dari laporan bulanan Faskes KB (F/II/KB/13) yang diterima dari Faskes KB yang berada di wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Laporan Rek.Kab.F/II/KB/13 harus dikirim ke Perwakilan BKKBN Provinsi dengan tembusan Walikota/Bupati paling lambat tanggal 10 setiap bulan secara manual (pos/kurir) atau elektronik (fax/email/web online http://aplikasi.bkkbn.go.id/sr/).
l. Setiap bulan Perwakilan BKKBN Provinsi membuat Rekapitulasi laporan Bulanan Faskes KB tingkat provinsi dengan menggunakan formulir Rek. Prov.F/II/KB/13. Data untuk membuat laporan ini diambil dari rekapitulasi laporan bulanan Faskes KB tingkat kabupaten/kota (Rek.Kab.F/II/KB/13) yang diterima dari SKPD KB Kabupaten/Kota yang berada di wilayah provinsi yang bersangkutan. Laporan Rek.Prov.F/II/KB/13 harus dikirim ke BKKBN Pusat c.q. Direktorat Pelaporan dan Statistik, dengan tembusan Gubernur paling lambat tanggal 15 setiap bulan secara manual (pos/kurir) atau elektronik (fax/email/web online http://aplikasi.bkkbn.go.id/sr/).
m. Satu tahun sekali SKPD KB Kabupaten/kota membuat rekapitulasi kartu pendaftaran Faskes KB tingkat kabupaten/kota dengan menggunakan formulir Rek.Kab.K/0/KB/13. Data untuk membuat laporan ini diambil dari semua K/0/KB/13 yang diterima dari Faskes KB yang berada di wilayah kerja SKPD KB Kabupaten/Kota. Laporan Rek.Kab.K/0/KB/13 harus dikirim ke Perwakilan BKKBN Provinsi dengan tembusan Walikota/Bupati setempat paling lambat tanggal 21 Januari secara manual (pos/kurir) atau elektronik (fax/email/web online http://aplikasi.bkkbn.go.id/sr/).
n. Satu tahun sekali Perwakilan BKKBN Provinsi membuat rekapitulasi pendaftaran Faskes KB tingkat provinsi dengan menggunakan formulir Rek.Prov.K/0/KB/13. Data untuk membuat laporan ini diambil dari semua Rek.Kab.K/0/KB/13 yang diterima dari SKPD KB Kabupaten/Kota yang berada di wilayah kerja BKKBN Provinsi. Laporan Rek.Prov.K/0/KB/13 harus dikirim ke BKKBN Pusat c.q. Direktorat Pelaporan dan Statistik, dengan tembusan Gubernur setempat paling lambat tanggal 7 Februari secara manual (pos/kurir) atau elektronik (fax/email/web online http://aplikasi.bkkbn.go.id/sr/).
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
37
BAGAN 6ALUR PENCATATAN DAN PELAPORAN
PELAYANAN KONTRASEPSI PROGRAM KKB NASIONAL
BKKBN PUSAT
BKKBN PROPINSI
SKPD KBKab/Kota
KA UPT. PPLKB
FASKES KB
Rek.Prov.K/O/KB/13Tgl. 7 Februari
Rek.Prov.F/II/KB/13Bulanan Tgl. 15
Rek.Prov.K/O/KB/13Tgl. 7 Februari
Rek.Prov.F/II/KB/13Bulanan Tgl. 15
Rek.Kab.F/II/KB/13Bulanan Tgl. 10
Rek.Kab.K/O/KB/13Tgl. 21 Januari
Rek.Kab.F/II/KB/13Bulanan Tgl. 10
Rek.Kab.K/O/KB/13Tgl. 21 Januari
K/O/KB/13Tgl. 7 Januari
F/II/KB/13Bulanan Tgl. 7
K/O/KB/13Tgl. 7 Januari
F/II/KB/13Bulanan Tgl. 7
K/O/KB/13Tgl. 7 Januari
F/II/KB/13Bulanan Tgl. 7
R/I/KB/13 R/III/KB/13 K/I/KB/13 K/IV/KB/13 F/I/PH/DBM/13
KETERANGAN
LAPORAN MANUAL
LAPORAN ONLINE
LAPORAN UMPAN BALIK
KOORDINASI
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
38
BAB IVPEMANTAUAN DAN EVALUASI
A. Tujuan dan Mekanisme 1. Tujuan
a. Pemantauan Pelayanan KB bertujuan untuk mengamati perkembangan penyelenggaraan pelayanan KB dalam JKN dan melihat kesesuaian antara perencanaan program dan pelaksanaan dilapangan.
b. Evaluasi pelayanan KB bertujuan untuk melihat pencapaian indikator keberhasilan sebagai mana yang telah ditetapkan.
2. Mekanisme Mekanisme pemantauan dan evaluasi dilakukan secara berkala dan berjenjang oleh
kelompok kerja KB dalam JKN melalui kegiatan:a. Pertemuan koordinasib. Kunjungan lapangan/Supervisi fasilitatif c. Survei.
B. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan penyelenggaraan pelayanan KB dalam era JKN memperhatikan
beberapa indikator keberhasilan yang meliputi:
1. Indikator Inputa. Tersedianya regulasi atau pedoman yang terkait dengan Penyelenggaraan Pelayanan
KB dalam JKN; b. Tersedianya peta PUS yang memberikan informasi mengenai sasaran Program KB
dalam JKN;c. Tersedianya data peserta JKN (PUS) dan Faskes yang bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan dan teregister dalam SIM BKKBN;d. Terbentuknya kelompok kerja KB dalam JKN di berbagai tingkatan wilayah hingga
desa;e. Tersedianya bahan advokasi tentang penyelenggaraan KB dalam JKN;f. Tersedianya jenis dan jumlah materi KIE yang mendukung implementasi
penyelenggaraan pelayanan KB dalam JKN di Faskes; g. Tersedianya alokon di seluruh Faskes yang bekerjasama dengan BPJS dan
teregistrasi dalam SIM BKKBN;h. Tersedianya sarana penunjang pelayanan KB dan formulir pencatatan dan pelaporan
di seluruh Faskes yang bekerjasama dengan BPJS dan teregistrasi dalam SIM BKKBN sesuai dengan ruang lingkup pelayanan yang diberikan;
i. Tersedianya tenaga kesehatan yang terlatih dalam pelayanan KB di seluruh Faskes;j. Tersedianya pendanaan upaya penggerakkan PUS untuk ber KB dan pendanaan
atas pelayanan KB yang diberikan. 2. Indikator Proses
a. Terlaksananya pertemuan berkala kelompok kerja KB dalam JKN di berbagai tingkatan wilayah hingga desa;
b. Terlaksananya advokasi, promosi dan sosialisasi tentang penyelenggaraan KB dalam JKN;
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
39
c. Terdistribusinya alokon di seluruh Faskes yang bekerjasama dengan BPJS dan teregistrasi dalam SIM BKKBN;
d. Terdistribusinya sarana penunjang pelayanan KB dan formulir pencatatan dan pelaporan di seluruh Faskes yang bekerjasama dengan BPJS dan teregistrasi dalam SIM BKKBN sesuai dengan ruang lingkup pelayanan yang diberikan;
e. Terselenggaranya proses klaim pelayanan KB dalam JKN yang terbuka, efi sien dan akuntabel;
f. Terlaksananya pencatatan dan pelaporan pelayanan KB dalam JKN secara berjenjang;g. Terselenggaranya sistem rujukan pelayanan KB secara terstruktur dan berjenjang
dalam JKN.
3. Indikator Output a. Indeks kepuasan peserta terhadap pelayanan KB dalam JKN;b. Indeks kepuasan tenaga dan Faskes terhadap pelayanan KB dalam JKN;c. Dukungan pemerintah daerah dan stakeholder terhadap penyelenggaraan KB dalam
JKN;d. Meningkatnya cakupan kesertaan ber KB.e. Penanganan Keluhan Pelayanan KB Jika dalam pemberian pelayanan kesehatan khususnya KB di dalam JKN, ditemui
beberapa kendala khususnya keluhan dalam pelayanan KB, maka Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah harus memberikan jawaban terhadap keluhan tersebut, Untuk lebih memudahkan pengaduan tersebut, maka perlu diatur tata mekanisme pengaduan, meliputi: 1. Penanganan keluhan untuk menyelesaikan masalah pelayanan KB baik bersifat
administratif maupun medis dilakukan pada tingkat terdekat dan dilakukan secara berjenjang.
2. Permasalahan dapat terjadi antara : a. Peserta dan Faskesb. Peserta dan BPJS Kesehatanc. BPJS Kesehatan dan Faskes d. BPJS Kesehatan dan asosiasi fasilitas kesehatane. BPJS Kesehatan dengan lembaga yang membidangi program KB
4. Penyelesaian keluhana. Jika peserta dan/atau Faskes tidak mendapatkan pelayanan yang baik dari BPJS
Kesehatan maka dapat menyampaikan pengaduan kepada Menteri Kesehatan.b. Jika peserta tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh Faskes yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, peserta dapat mengajukan pengaduan kepada Faskes yang bekerja sama dengan BPJS dan atau kepada BPJS Kesehatan.
c. Jika terjadi sengketa antara pihak-pihak tersebut diatas maka sebaiknya di selesaikan secara musyawarah. Jika tidak dapat diselesaikan secara musyawarah diselesaikan secara mediasi atau pengadilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Setiap pengaduan dan keluhan terhadap layanan KB harus segera ditindaklanjuti. Prinsip Penanganan Keluhan adalah:a. Berdasarkan fakta atau bukti yang dapat dinilai sesuai dengan kriteria tertentu yang
di tetapkan;b. Ditangani/ditanggapi secara cepat dan tepat. Penanganan dan penyelesaian
pengaduan diselesaikan pada tingkat yang terdekat dengan lokasi timbulnya masalah;
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
40
c. Efektif dan efi sien (tepat sasaran, hemat tenaga, waktu dan biaya);d. Akuntabel (dapat di pertanggungjawabkan kepada masyarakat);e. Transparan (berdasarkan mekanisme dan prosedur yang jelas dan terbuka).
d. Rekredensialing Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan pada JKN, rekredensialing dilakukan paling lambat 3 bulan sebelum masa PKS berakhir. Secara berkala Faskes akan dievaluasi oleh BPJS Kesehatan untuk rekredensialing.
Dalam menetapkan Faskes, BPJS Kesehatan melakukan seleksi dan rekredensialing dengan menggunakan kriteria teknis yang meliputi :1. Sumber Daya Manusia2. Kelengkapan sarana dan prasarana 3. Lingkup Pelayanan dan 4. Komitmen Pelayanan
Selain menggunakan kriteria teknis tersebut di atas, BPJS Kesehatan juga menggunakan penilaian kinerja yang disepakati bersama dalam melakukan seleksi dan rekredensialing. Perpanjangan kerjasama antara Faskes dengan BPJS Kesehatan dilakukan setelah dilakukan rekredensialing.
Kriteria Teknis dimaksud untuk penetapan kerja sama dengan BPJS Kesehatan, jenis dan luasnya pelayanan, besaran kapitasi, dan jumlah peserta yang dilayani. BPJS Kesehatan dalam menetapkan kriteria teknis berpedoman pada peraturan Menteri Kesehatan.
Penilaian kinerja Faskes menggunakan indikator kinerja sebagai berikut :1. Cakupan pelayanan KB2. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelayanan KB3. Minimalnya angka komplikasi atau efek samping4. Minimalnya keluhan peserta terhadap pelayanan yang diberikan oleh Faskes Tim Pokja dapat memberikan rekomendasi untuk Rekredensialing.
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
41
BAB VPENUTUP
Secara garis besar pedoman ini memuat pokok-pokok mekanisme pelaksanaan program KB yang meliputi pelayanan KB statis baik di fasilitas tingkat pertama maupun fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan serta pelayanan KB jalur pemerintah maupun swasta.
Dengan tersusunnya pedoman ini diharapkan dapat terjadi keseragaman pemahaman tentang pelaksanaan program KB dalam Jaminan Kesehatan Nasional.
Pedoman ini berlaku dan ditetapkan sejak diterbitkan dan bilamana terdapat hal-hal yang belum diatur dan belum tercantum dalam pedoman ini, dapat diatur kemudian dengan melakukan revisi atas buku pedoman ini. Jika ada saran dan masukan terhadap buku pedoman ini mohon dapat dikirimkan melalui e-mail [email protected]
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
42
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
43
Lampiran
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga BerencanaDalam Jaminan Kesehatan Nasional
44
Lampiran Perjanjian Kerja Sama AntaraBadan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional
Dan PT Askes (Persero)
45
Lampiran 1
PERJANJIAN KERJA SAMAANTARA
BADAN KEPENDUDUKAN DANKELUARGA BERENCANA NASIONAL
DANPT ASKES (PERSERO)
TENTANG
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
NOMOR : 363/KSM/G2/2013NOMOR : 0487/KTR/1213
Pada hari ini, Senin tanggal Tiga Puluh bulan Desember tahun Dua Ribu Tiga Belas, bertempat di Tangerang, Provinsi Banten, kami yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Prof. dr. H. Fasli Jalal, Ph.D., Sp.GK., selaku Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 62/M Tahun 2013 tanggal 10 Juni 2013, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yang berkedudukan di Jl. Permata No. 1 Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA;
II. Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes., selaku Direktur Utama PT Askes (Persero), berkedudukan dan berkantor pusat di Jl. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat 10510, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor SK-09/MBU/2013 tanggal 15 Januari 2013 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan serta Perubahan Nomenklatur Jabatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Asuransi Kesehatan Indonesia, mewakili Direksi untuk dan atas nama serta sah mewakili Perseroan berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan sesuai Akta Notaris Muhani Salim, SH Nomor 104 Tahun 1992, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Akta Notaris N.M. Dipo Nusantara Pua Upa, SH., Nomor 24, tanggal 13 Agustus 2012, untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut PARA PIHAK. PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan bahwa:
1. PIHAK PERTAMA adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertugas di Bidang Pengendalian Penduduk dan Penyelenggaraan Keluarga Berencana. Memiliki fungsi sebagai perumus kebijakan nasional dalam penetapan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria, pelaksanaan advokasi, dan koordinasi, penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi, penyelenggaraan, pemantauan dan evaluasi, pembinaan, pembimbingan dan fasilitasi;
2. Bahwa PIHAK KEDUA merupakan Perusahaan Perseroan (Persero) yang menyelenggarakan pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya serta pihak lain yang ikut serta dalam Program Pemeliharaan Kesehatan;
Lampiran Perjanjian Kerja Sama AntaraBadan Kependudukan Dan Keluarga Berencana NasionalDan PT Askes (Persero)
46
3. Bahwa PIHAK KEDUA pada tanggal 1 Januari tahun 2014 dinyatakan bubar tanpa likuidasi dan berubah menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) yang menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan, sehingga semua aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum PIHAK KEDUA menjadi aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum BPJS Kesehatan.
Berdasarkan:1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahufi 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5080);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991 tentang Pemeliharaan Kesehatan Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 90);
7. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian, yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013;
8. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 29);
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional (JKN);
11. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 235/JP-005/E3/2009 tentang Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Dalam Jaminan Kesehatan Masyarakat;
12. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 47/HK-010/D5/2010 tentang Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional;
13. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 55/HK-010/B5/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten/Kota;
14. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional;
Lampiran Perjanjian Kerja Sama AntaraBadan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional
Dan PT Askes (Persero)
47
15. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 82/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Provinsi.
PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama tentang Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga Berencana pada Sistem Jaminan Kesehatan Nasional dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut:
Pasal 1MAKSUD DAN TUJUAN
(1) Maksud Perjanjian Kerjasama ini adalah sebagai pedoman bagi PARA PIHAK dalam penyelenggaraan Pelayanan Keluarga Berencana untuk peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan.
(2) Tujuan Perjanjian Kerjasama ini adalah terwujudnya kerjasama dan sinergi antara PARA PIHAK untuk peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan agar terjamin akses dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana.
Pasal 2RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Perjanjian Kerjasama ini meliputi:1. Fasilitas Kesehatan milik pemerintah maupun swasta, baik Tingkat Pertama maupun Rujukan
Tingkat Lanjutan yang memberikan pelayanan KB bagi peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan.
2. Pelayanan KB meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi dan tubektomi.3. Mekanisme pemberian pelayanan KB bagi peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan.4. Peningkatan kompetensi dokter dan bidan dalam pelayanan KB.5. Sosialisasi pelayanan KB dalam JKN.6. Pencatatan dan pelaporan pelayanan KB.7. Monitoring dan evaluasi.8. Pelayanan KB pada daerah yang tidak ada fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat.
Pasal 3TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
(1) PIHAK PERTAMA mempunyai tugas dan tanggung jawab:a. Memberikan informasi dan rekomendasi kepada PIHAK KEDUA tentang Fasilitas
Kesehatan yang telah memenuhi kriteria dan persyaratan untuk memberikan pelayanan KB di fasilitas kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta kepada yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan.
b. Menggerakkan secara berjenjang mulai dari perwakilan BKKBN Provinsi dan Satuan Kerja Perangkat Daerah bidang Keluarga Berencana Kabupaten/Kota untuk meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas di wilayah kerjanya dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana melalui pertemuan berkala, bimbingan teknis dan supervisi terpadu.
Lampiran Perjanjian Kerja Sama AntaraBadan Kependudukan Dan Keluarga Berencana NasionalDan PT Askes (Persero)
48
c. Menyediakan dan mendistribusikan:1) Materi komunikasi, informasi dan edukasi untuk penggerakan pelayanan KB dan
Kesehatan Reproduksi (KR) ke fasilitas pelayanan yang berkerja sama dengan BPJS Kesehatan.
2) Sarana penunjang pelayanan kontrasepsi ke fasilitas pelayanan yang berkerja sama dengan BPJS Kesehatan.
3) Menjamin ketersediaan alat dan Obat Kontrasepsi (alokon) sesuai dengan kebutuhan pelayanan KB ke seluruh fasilitas pelayanan yang teregistrasi dan berkerja sama dengan BPJS Kesehatan.
d. Merencanakan lokus penggerakan pelayanan KB mobile sesuai dengan penetapan PUS, yang berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat.
e. Melakukan pelatihan teknis medis pelayanan KB bagi dokter dan bidan serta pelatihan non teknis medis bagi petugas di fasilitas pelayanan yang berkerja sama dengan BPJS Kesehatan.
f. Melakukan sosialisasi pelayanan KB dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).g. Melaksanakan bimbingan teknis, pemantauan, pengawasan dan evaluasi Program
Keluarga Berencana dalam JKN.
(2) PIHAK KEDUA mempunyai tugas dan tanggung jawab:a. Memberikan informasi kepada PIHAK PERTAMA tentang Fasilitas Kesehatan baik milik
pemerintah maupun swasta yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.b. Menyediakan anggaran pelayanan KB pada setiap fasilitas kesehatan, sesuai dengan
peraturan yang berlaku.c. Melakukan sosialisasi pelayanan KB dalam JKN.d. Melaksanakan bimbingan teknis, pemantauan, pengawasan dan evaluasi Program
Keluarga Berencana dalam JKN.
Pasal 4PELAKSANAAN
Pelaksanaan lebih lanjut dari Perjanjian Kerjasama ini diatur dalam bentuk Pedoman secara bersama-sama oleh PARA PIHAK sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
Pasal 5PEMBIAYAAN
Segala pembiayaan terhadap pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini dibebankan pada anggaran PARA PIHAK sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing dan dilaksanakan sesuai ketentuan perundang-undangan.
Pasal 6JANGKA WAKTU
(1) Perjanjian Kerjasama ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal ditandatangani. Dan apabila dikehendaki dapat diperpanjang, diubah atau diakhiri atas kesepakatan PARA PIHAK.
(2) Dalam hal salah satu PIHAK berkeinginan untuk memperpanjang, mengubah atau mengakhiri Perjanjian Kerjasama ini sebelum jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Lampiran Perjanjian Kerja Sama AntaraBadan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional
Dan PT Askes (Persero)
49
berakhir, maka PIHAK tersebut wajib memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK latnnya paling lambat 2 (dua) bulan sebelumnya.
(3) Apabila Perjanjian Kerjasama ini berakhir dan tidak diperpanjang lagi atau diakhiri sebelum jangka waktunya, maka pengakhiran Perjanjian Kerja Sama ini tidak berpengaruh terhadap tugas dan tanggung jawab yang harus diselesaikan oleh PARA PIHAK yang telah disepakati.
Pasal 7PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Apabila PARA PIHAK terjadi perbedaan pendapat dalam pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini, PARA PIHAK sepakat menyelesaikan secara musyawarah untuk mufakat.
Pasal 8PENGALIHAN
Dengan memperhatikan ketentuan dalam pasal 60 ayat (3) huruf a UU BPJS Nomor 24 tahun 2011 maka PARA PIHAK sepakat bahwa sejak 1 Januari 2014 hak dan kewajiban PIHAK PERTAMA yang timbul berdasarkan perjanjian ini akan dialihkan seluruhnya kepada BPJS Kesehatan.
Pasal 9LAIN-LAIN
Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dan atau perubahan dalam Perjanjian Kerjasama ini akan ditetapkan dalam Addendum yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerjasama ini.
Pasal 10PENUTUP
(1) Perjanjian Kerjasama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama, masing-masing 1 (satu) rangkap untuk PARA PIHAK.
(2) Perjanjian Kerjasama ini dibuat dengan semangat kerja sama yang baik • untuk dipatuhi dan dilaksanakan oleh PARA PIHAK.
Lampiran Perjanjian Kerja Sama AntaraBadan Kependudukan Dan Keluarga Berencana NasionalDan PT Askes (Persero)
50
Lampiran Perjanjian Kerjasama AntaraPuskesmas Suka Maju Dengan Praktik Bidan Rinta
51
Lampiran 2
CONTOH PERJANJIAN KERJASAMA
PERJANJIAN KERJASAMAANTARA
PUSKESMAS SUKA MAJUDENGAN
PRAKTIK BIDAN RINTA
NOMOR : ......./…… /Thn…..
TENTANGPENYELENGGARAAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
Pada hari ini ….. tanggal …. bulan …. tahun ……, yang bertanda-tangan dibawah ini:I. dr. Arista Julian, Jabatan Kepala Puskesmas Suka Maju, berkedudukan di Jakarta, Jalan
Belanak No. 1 Suka Maju, Jakarta dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, dan oleh karenanya berwenang melakukan tindakan hukum untuk dan atas nama Puskesmas Suka Maju, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
II. Bidan Rinta, Jabatan Praktik Bidan Mandiri (PRAKTIK BIDAN), berkedudukan di Jakarta, Jalan Gabus, Jakarta, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut dan oleh karenanya berwenang melakukan tindakan hukum untuk dan atas nama Praktik Bidan Mandiri (PRAKTIK BIDAN) selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
(1) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama selanjutnya disebut PARA PIHAK, menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut:a. bahwa PIHAK PERTAMA merupakan Penanggung Jawab Penyelenggara pelayanan
kesehatan dan KB ;b. bahwa PIHAK PERTAMA, melakukan penguatan kemitraan dengan berbagai lembaga/
organisasi kemasyarakatan dalam rangka Jaminan Kesehatan Nasional;c. bahwa PIHAK KEDUA sebagai Praktik Bidan Mandiri (PRAKTIK BIDAN), bergerak
dalam bidang melaksanakan salah satu bagian tugas Pemerintahan di bidang Keluarga Berencana dalam upaya mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera;
d. bahwa PARA PIHAK secara bersama-sama menjalankan dan/atau mendukung pelaksanaan Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga Berencana dalam Jaminan Kesehatan Nasional.
(2) Dengan memperhatikan Peraturan Perundang-undangan, sebagai berikut:1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063 );
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2011 No 116, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256 );
Lampiran Perjanjian Kerjasama AntaraPuskesmas Suka Maju Dengan Praktik Bidan Rinta
52
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/149/I/2010 tentang Izin dan Penyelenggara Praktik Bidan;
6. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 29) yang telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 255);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2014 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan ;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;
9. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 120/PER/G4/2014 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Berdasarkan beberapa hal di atas, PARA PIHAK sepakat bekerjasama untuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga Berencana dalam Jaminan Kesehatan Nasional dengan ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1Maksud dan Tujuan
1) Maksud perjanjian ini adalah meningkatkan cakupan pelayanan KB dalam JKN di fasilitas kesehatan tingkat pertama.
2) Tujuan Kesepakatan Bersama ini adalah:a. Menjamin ketersediaan alat dan obat kontrasepsi di PIHAK KEDUAb. Menjamin pencatatan dan pelaporan pelayanan KB oleh PARA PIHAKc. Meningkatkan koordinasi manfaat oleh PARA PIHAK dalam penyelenggaraan KBd. Menjamin ketepatan waktu dalam pengajuan dan pembayaran klaim oleh PARA PIHAK e. Meningkatkan pembinaan keberlangsungan pelayanan KB kepada PIHAK KEDUA
Pasal 2Ruang Lingkup
Ruang lingkup kesepakatan bersama ini meliputi :a. Pelayanan Keluarga Berencana yang berkualitas.b. Pencatatan dan Pelaporan pelayanan KBc. Pembiayaand. Pemantauan dan Evaluasi
Pasal 3Hak dan Kewajiban
(1) Hak PIHAK PERTAMA, paling sedikit terdiri atas:a. Membuat dan menghentikan Perjanjian kerjasama dengan PIHAK KEDUAb. Menerima laporan pelayanan KB yang dilakukan oleh PIHAK KEDUAc. Menerima pengajuan klaim atas pelayanan KB yang dilakukan oleh PIHAK KEDUAd. Bersama PIHAK KEDUA melaksanakan koordinasi manfaat penyelenggaraan pelayanan
Keluarga Berencana dalam Jaminan Kesehatan Nasional ;(2) Kewajiban PIHAK PERTAMA, paling sedikit terdiri atas:
a. Memberikan informasi kepada PIHAK KEDUA berkaitan dengan kepesertaan, prosedur pelayanan dan pembayaran
b. Melakukan pembayaran klaim kepada PIHAK KEDUA atas pelayanan yang diberikan kepada peserta paling lambat 30 hari kerja sejak dokumen klaim diterima lengkap
Lampiran Perjanjian Kerjasama AntaraPuskesmas Suka Maju Dengan Praktik Bidan Rinta
53
(3) Hak PIHAK KEDUA, paling sedikit terdiri atas:a. Mendapatkan informasi dari PIHAK PERTAMA berkaitan dengan kepesertaan, prosedur
pelayanan, pembayaran dan pembinaan b. Mendapatkan pembayaran klaim atas pelayanan yang diberikan kepada peserta paling
lambat 30 hari kerja sejak dokumen klaim diterima lengkapc. Bersama PIHAK PERTAMA melaksanakan koordinasi manfaat penyelenggaraan
pelayanan Keluarga Berencana dalam Jaminan Kesehatan Nasional ;
(4) Kewajiban PIHAK KEDUA, paling sedikit terdiri atas:a. Memberikan pelayanan KB kepada peserta sesuai dengan ketentuan yang berlaku.b. Memberikan pelaporan atas pelayanan KB yang diberikanc. Mengajukan klaim atas pelayanan yang diberikan kepada pesertad. Bersama PIHAK PERTAMA melaksanakan pemantauan dan evaluasi mengenai
pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan Keluarga Berencana dalam Jaminan Kesehatan Nasional.
Pasal 4Jangka Waktu
(1) Kesepakatan Kerjasama ini berlaku selama 1 (satu) tahun sejak ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA;
(2) Jangka waktu sebagaimana tersebut pada ayat (1) dapat ditinjau kembali berdasarkan kesepakatan KEDUA PIHAK.
Pasal 5Penutup
(1) Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur didalam perjanjian kerjasama ini akan di atur kemudian dalam addendum
(2) Naskah kerja sama ini dibuat dalam 2 (dua) rangkap, bermaterai cukup untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
(3) Kerja sama ini mulai berlaku sejak tanggal ditandatangani oleh KEDUA PIHAK.
PIHAK PERTAMAKepala Puskesmas Suka Maju
(dr. Arista Julian)
PIHAK KEDUAPraktik Bidan Mandiri
(Bidan Rinta)
MengetahuiDinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta,
( ………………………………………………)
Lampiran Perjanjian Kerjasama AntaraPuskesmas Suka Maju Dengan Praktik Bidan Rinta
54
Lampiran kode ICD yang berhubungan dengan KB(ICD - 9 CM & ICD - 10)
55
Lampiran 3
KODE ICD BERHUBUNGAN DGN KB
ICD - 10Z30 Contraceptive managementZ30.0 General counselling and advice on contraception Family planning advice NOS Initial prescription of contraceptivesZ30.1 Insertion of (intrauterine) contraceptive deviceZ30.2 Sterilization Admission for interruption of fallopian tubes or vasa deferentiaZ30.3 Menstrual extraction Interception of pregnancy Menstrual regulationZ30.4 Surveillance of contraceptive drugs Repeat prescription for contraceptive pill or other contraceptive drugs Routine examination for contraceptive maintenanceZ30.5 Surveillance of (intrauterine) contraceptive device Checking, reinsertion or removal of (intrauterine) contraceptive deviceZ30.8 Other contraceptive management Postvasectomy sperm countZ30.9 Contraceptive management, unspecifi ed
ICD-9CM63.73 Vasektomy63.72 Ligation of spermatic cord63.71 Ligation of vas deferens63.70 Male sterization prosedur, NOS66.39 Other bilateral destruction or occlussion of fallopian tube69.7 Insertion of intrauterine contraceptive device97.71 Removal of intrauterine contraceptive device
Lampiran kode ICD yang berhubungan dengan KB(ICD - 9 CM & ICD - 10)
56
Lampiran kode ICD yang berhubungan dengan KB(ICD - 9 CM & ICD - 10)
57
Lampiran kode ICD yang berhubungan dengan KB(ICD - 9 CM & ICD - 10)
58
Lampiran kode ICD yang berhubungan dengan KB(ICD - 9 CM & ICD - 10)
59
Lampiran kode ICD yang berhubungan dengan KB(ICD - 9 CM & ICD - 10)
60
PERMENKES NO 59 TAHUN 2014Tarif INA-CBG 2014 Rawat Inap
61
PERM
ENKE
S N
O 5
9 TA
HUN
201
4
Tarif
INA-
CBG
201
4 Ra
wat
Inap
No
Kode
IN
A-CB
G De
skrip
si K
ode
INA-
CBG
Regi
onal
Ru
mah
Sa
kit
Tarif
Kel
as
3 Ta
rif K
elas
2
Tarif
Kel
as
1 57
4 O
-6-1
0-I
PRO
SEDU
R O
PERA
SI P
EMBE
DAHA
N C
AESA
R RI
NGA
N
1 KE
LAS
A 5.
237.
900
6.28
5.50
0 7.
333.
100
KELA
S B
4.42
4.30
0 5.
309.
200
6.19
4.10
0
KE
LAS
C 4.
022.
100
4.82
6.60
0 5.
631.
000
KELA
S D
3.65
6.50
0 4.
387.
800
5.11
9.10
0
2 KE
LAS
A 5.
285.
100
6.34
2.10
0 7.
399.
100
KELA
S B
4.46
3.70
0 5.
357.
000
6.24
9.20
0
KE
LAS
C 4.
057.
900
4.86
9.50
0 5.
681.
700
KELA
S D
3.68
9.00
0 4.
426.
800
5.16
5.20
0
3 KE
LAS
A 5.
300.
400
6.36
0.50
0 7.
420.
500
KELA
S B
4.47
6.70
0 5.
372.
500
6.26
7.30
0
KE
LAS
C 4.
069.
700
4.88
3.60
0 5.
698.
100
KELA
S D
3.69
9.70
0 4.
439.
700
5.18
0.10
0
4 KE
LAS
A 5.
378.
800
6.45
4.60
0 7.
530.
400
KELA
S B
4.54
2.90
0 5.
452.
000
6.36
0.10
0
KE
LAS
C 4.
129.
900
4.95
5.90
0 5.
782.
500
KELA
S D
3.75
4.50
0 4.
505.
400
5.25
6.80
0
5 KE
LAS
A 5.
425.
600
6.51
0.70
0 7.
595.
900
KELA
S B
4.58
2.40
0 5.
499.
500
6.41
5.40
0
KE
LAS
C 4.
165.
900
4.99
9.00
0 5.
832.
800
KELA
S D
3.78
7.10
0 4.
544.
600
5.30
2.50
0
RSU
Ruj
ukan
Nas
iona
l 6.
905.
000
8.28
6.00
0 9.
667.
000
RS
K Ru
juka
n N
asio
nal
7.44
4.40
0 8.
933.
300
10.4
22.1
00
Lam
pira
n 4
PERMENKES NO 59 TAHUN 2014Tarif INA-CBG 2014 Rawat Inap
62
KELA
S B
2.49
8.90
0 2.
998.
700
3.49
8.50
0
KE
LAS
C 2.
048.
400
2.45
8.00
0 2.
867.
700
KELA
S D
1.72
6.40
0 2.
071.
700
2.41
7.00
0
2 KE
LAS
A 4.
252.
100
5.10
2.60
0 5.
952.
400
KELA
S B
2.52
1.10
0 3.
025.
700
3.53
0.00
0
KE
LAS
C 2.
066.
800
2.48
0.20
0 2.
893.
200
KELA
S D
1.74
1.80
0 2.
090.
200
2.43
8.50
0
3 KE
LAS
A 4.
264.
500
5.11
7.40
0 5.
969.
700
KELA
S B
2.52
8.50
0 3.
034.
500
3.54
0.20
0
KE
LAS
C 2.
072.
800
2.48
7.40
0 2.
901.
600
KELA
S D
1.74
6.90
0 2.
096.
200
2.44
5.60
0
4 KE
LAS
A 4.
327.
600
5.19
3.10
0 6.
058.
000
KELA
S B
2.56
5.90
0 3.
079.
400
3.59
2.60
0
KE
LAS
C 2.
103.
500
2.52
4.20
0 2.
944.
600
KELA
S D
1.77
2.70
0 2.
127.
200
2.48
1.80
0
5 KE
LAS
A 4.
365.
200
5.23
8.30
0 6.
110.
700
KELA
S B
2.58
8.20
0 3.
106.
200
3.62
3.80
0
KE
LAS
C 2.
121.
800
2.54
6.10
0 2.
970.
200
KELA
S D
1.78
8.10
0 2.
145.
800
2.50
3.40
0
RSU
Ruj
ukan
Nas
iona
l 5.
827.
800
6.99
3.40
0 8.
158.
900
RS
K Ru
juka
n N
asio
nal
5.16
2.90
0 6.
195.
400
7.22
8.00
0
57
8 O
-6-1
1-II
PRO
SEDU
R PE
RSAL
INAN
VAG
INAL
DEN
GAN
ST
ERIL
ISAS
I &/ D
ILAT
ASI &
KU
RET
SEDA
NG
1 KE
LAS
A 4.
683.
600
5.62
0.30
0 6.
557.
000
KELA
S B
3.53
4.00
0 4.
240.
900
4.94
7.70
0
KE
LAS
C 2.
721.
300
3.26
5.60
0 3.
809.
800
KELA
S D
2.09
0.10
0 2.
508.
200
2.92
6.20
0
2 KE
LAS
A 4.
725.
300
5.67
0.30
0 6.
616.
000
KELA
S B
3.56
5.90
0 4.
278.
600
4.99
2.20
0
KE
LAS
C 2.
745.
800
3.29
5.00
0 3.
844.
100
KELA
S D
2.10
9.00
0 2.
530.
500
2.95
2.50
0
3 KE
LAS
A 4.
739.
000
5.68
6.70
0 6.
635.
200
577
O-6
-11-
I PR
OSE
DUR
PERS
ALIN
AN V
AGIN
AL D
ENGA
N
STER
ILIS
ASI &
/ DIL
ATAS
I & K
URE
T RI
NGA
N 1
KELA
S A
4.41
2.20
0 5.
507.
100
5.89
9.90
0
PERMENKES NO 59 TAHUN 2014Tarif INA-CBG 2014 Rawat Inap
63
KELA
S B
3.57
6.20
0 4.
291.
000
5.00
6.70
0
KE
LAS
C 2.
753.
800
3.30
4.50
0 3.
855.
300
KELA
S D
2.11
5.10
0 2.
537.
800
2.96
1.10
0
4 KE
LAS
A 4.
809.
100
5.77
0.90
0 6.
733.
400
KELA
S B
3.62
9.10
0 4.
354.
500
5.08
0.80
0
KE
LAS
C 2.
794.
500
3.35
3.40
0 3.
912.
300
KELA
S D
2.14
6.40
0 2.
575.
400
3.00
4.90
0
5 KE
LAS
A 4.
850.
900
5.82
1.10
0 6.
792.
000
KELA
S B
3.66
0.70
0 4.
392.
400
5.12
5.00
0
KE
LAS
C 2.
818.
800
3.38
2.60
0 3.
946.
400
KELA
S D
2.16
5.10
0 2.
597.
800
3.03
1.10
0
RSU
Ruj
ukan
Nas
iona
l 7.
708.
900
9.25
0.70
0 10
.792
.500
RSK
Ruju
kan
Nas
iona
l 6.
656.
400
7.98
7.70
0 9.
318.
900
579
O-6
-11-
III
PRO
SEDU
R PE
RSAL
INAN
VAG
INAL
DEN
GAN
ST
ERIL
ISAS
I &/ D
ILAT
ASI &
KU
RET
BERA
T 1
KELA
S A
8.41
6.00
0 10
.099
.100
11
.782
.300
KELA
S B
6.00
1.50
0 7.
201.
800
8.40
2.10
0
KE
LAS
C 4.
621.
300
5.54
5.60
0 6.
469.
900
KELA
S D
3.53
9.00
0 4.
246.
800
4.95
4.60
0
2 KE
LAS
A 8.
490.
900
10.1
89.0
00
11.8
87.2
00
KELA
S B
6.05
4.90
0 7.
266.
600
8.47
7.70
0
KE
LAS
C 4.
662.
900
5.59
5.50
0 6.
528.
100
KELA
S D
3.57
0.50
0 4.
285.
000
4.99
8.70
0
3 KE
LAS
A 8.
515.
500
10.2
18.6
00
11.9
21.7
00
KELA
S B
6.07
2.50
0 7.
287.
700
8.50
2.30
0
KE
LAS
C 4.
676.
400
5.61
1.70
0 6.
547.
000
KELA
S D
3.58
0.90
0 4.
297.
500
5.01
3.20
0
4 KE
LAS
A 8.
641.
500
10.3
69.8
00
12.0
98.1
00
KELA
S B
6.16
2.30
0 7.
395.
500
8.62
8.10
0
KE
LAS
C 4.
745.
700
5.69
4.80
0 6.
643.
900
KELA
S D
3.63
3.90
0 4.
361.
100
5.08
7.40
0
5 KE
LAS
A 8.
716.
700
10.4
60.0
00
12.2
03.4
00
PERMENKES NO 59 TAHUN 2014Tarif INA-CBG 2014 Rawat Inap
64
KELA
S B
6.21
6.00
0 7.
459.
900
8.70
3.20
0
KE
LAS
C 4.
786.
900
5.74
4.30
0 6.
701.
700
KELA
S D
3.66
5.50
0 4.
399.
000
5.13
1.70
0
RSU
Ruj
ukan
Nas
iona
l 13
.150
.500
15
.780
.600
18
.410
.700
RSK
Ruju
kan
Nas
iona
l 11
.605
.300
13
.926
.300
16
.247
.400
58
3 O
-6-1
3-I
PERS
ALIN
AN V
AGIN
AL R
INGA
N
1 KE
LAS
A 2.
622.
300
3.14
6.80
0 3.
671.
200
KELA
S B
2.21
5.00
0 2.
658.
000
3.10
1.00
0
KE
LAS
C 2.
013.
600
2.41
6.40
0 2.
819.
100
KELA
S D
1.83
0.60
0 2.
196.
700
2.56
2.80
0
2 KE
LAS
A 2.
645.
900
3.17
4.80
0 3.
704.
300
KELA
S B
2.23
4.90
0 2.
681.
700
3.12
8.60
0
KE
LAS
C 2.
031.
800
2.43
8.10
0 2.
844.
500
KELA
S D
1.84
6.90
0 2.
216.
200
2.58
5.90
0
3 KE
LAS
A 2.
653.
600
3.18
4.00
0 3.
715.
000
KELA
S B
2.24
1.40
0 2.
689.
400
3.13
7.70
0
KE
LAS
C 2.
037.
600
2.44
5.20
0 2.
852.
700
KELA
S D
1.85
2.20
0 2.
222.
700
2.59
3.40
0
4 KE
LAS
A 2.
692.
800
3.23
1.10
0 3.
770.
000
KELA
S B
2.27
4.60
0 2.
729.
200
3.18
4.10
0
KE
LAS
C 2.
067.
800
2.48
1.40
0 2.
894.
900
KELA
S D
1.87
9.60
0 2.
255.
600
2.63
1.80
0
5 KE
LAS
A 2.
716.
300
3.25
9.20
0 3.
802.
800
KELA
S B
2.29
4.40
0 2.
753.
000
3.21
1.80
0
KE
LAS
C 2.
085.
800
2.50
3.00
0 2.
920.
100
KELA
S D
1.89
6.00
0 2.
275.
200
2.65
4.60
0
RSU
Ruj
ukan
Nas
iona
l 3.
032.
700
3.63
9.20
0 4.
245.
800
RS
K Ru
juka
n N
asio
nal
2.68
6.30
0 3.
223.
500
3.76
0.80
0
74
8 W
-1-1
3-I
PRO
SEDU
R IN
TERU
PSI T
UBA
DEN
GAN
EN
DOSK
OP
RIN
GAN
1
KELA
S A
3.93
5.20
0 4.
722.
200
5.50
9.30
0
KELA
S B
2.24
9.60
0 2.
699.
500
3.14
9.50
0
PERMENKES NO 59 TAHUN 2014Tarif INA-CBG 2014 Rawat Inap
65
KELA
S C
1.83
4.80
0 2.
201.
800
2.56
8.70
0
KE
LAS
D 1.
530.
900
1.83
7.10
0 2.
143.
300
2
KELA
S A
3.97
0.60
0 4.
764.
300
5.55
8.30
0
KE
LAS
B 2.
269.
900
2.72
3.80
0 3.
177.
800
KELA
S C
1.85
1.10
0 2.
221.
600
2.59
1.90
0
KE
LAS
D 1.
544.
500
1.85
3.60
0 2.
162.
500
3
KELA
S A
3.98
2.10
0 4.
778.
100
5.57
4.40
0
KE
LAS
B 2.
276.
500
2.73
1.70
0 3.
187.
000
KELA
S C
1.85
6.50
0 2.
228.
000
2.59
9.40
0
KE
LAS
D 1.
549.
000
1.85
9.00
0 2.
168.
800
4
KELA
S A
4.04
1.10
0 4.
848.
800
5.65
6.90
0
KE
LAS
B 2.
310.
100
2.77
2.20
0 3.
234.
200
KELA
S C
1.88
4.00
0 2.
261.
000
2.63
7.80
0
KE
LAS
D 1.
571.
900
1.88
6.50
0 2.
200.
900
5
KELA
S A
4.07
6.20
0 4.
891.
000
5.70
6.20
0
KE
LAS
B 2.
330.
200
2.79
6.30
0 3.
262.
300
KELA
S C
1.90
0.40
0 2.
280.
700
2.66
0.80
0
KE
LAS
D 1.
585.
600
1.90
2.90
0 2.
220.
100
RS
U R
ujuk
an N
asio
nal
5.86
1.90
0 7.
034.
300
8.20
6.70
0
RSK
Ruju
kan
Nas
iona
l 4.
989.
000
5.98
6.80
0 6.
984.
600
PERMENKES NO 59 TAHUN 2014Tarif INA-CBG 2014 Rawat Inap
66
Tarif
INA-
CBG
201
4 Ra
wat
Jala
n
No
Kode
IN
A-CB
G De
skrip
si Ko
de IN
A-CB
G Re
gion
al
Rum
ah S
akit
Tarif
INA-
CBG
178
O-7
-11-
0 PE
RSAL
INAN
VAG
INAL
DEN
GAN
STE
RILI
SASI
DA
N A
TAU
PEL
EBAR
AN D
AN K
URE
TASE
1
KELA
S A
2.52
8.50
0
KELA
S B
2.13
5.80
0
KE
LAS
C 1.
941.
600
KELA
S D
1.76
5.10
0
2 KE
LAS
A 2.
551.
300
KELA
S B
2.15
5.00
0
KE
LAS
C 1.
959.
100
KELA
S D
1.78
1.00
0
3 KE
LAS
A 2.
558.
900
KELA
S B
2.16
1.40
0
KE
LAS
C 1.
964.
900
KELA
S D
1.78
6.30
0
4 KE
LAS
A 2.
596.
800
KELA
S B
2.19
3.50
0
KE
LAS
C 1.
994.
100
KELA
S D
1.81
2.80
0
5 KE
LAS
A 2.
619.
600
KELA
S B
2.21
2.70
0
KE
LAS
C 2.
011.
500
KELA
S D
1.82
8.70
0
RSU
Ruj
ukan
Nas
iona
l 3.
496.
700
RS
K Ru
juka
n N
asio
nal
3.05
9.50
0
18
0 O
-7-1
3-0
PRO
SEDU
R PE
RSAL
INAN
MEL
ALU
I VA
GIN
AL/J
ALAN
LAH
IR
1 KE
LAS
A 1.
573.
400
KELA
S B
1.32
9.00
0
KE
LAS
C 1.
208.
200
PERMENKES NO 59 TAHUN 2014Tarif INA-CBG 2014 Rawat Inap
67
KELA
S D
1.09
8.30
0
2 KE
LAS
A 1.
587.
500
KELA
S B
1.34
1.00
0
KE
LAS
C 1.
219.
100
KELA
S D
1.10
8.20
0
3 KE
LAS
A 1.
592.
300
KELA
S B
1.34
4.90
0
KE
LAS
C 1.
222.
700
KELA
S D
1.11
1.50
0
4 KE
LAS
A 1.
615.
900
KELA
S B
1.36
4.90
0
KE
LAS
C 1.
240.
800
KELA
S D
1.12
8.00
0
5 KE
LAS
A 1.
630.
000
KELA
S B
1.37
6.80
0
KE
LAS
C 1.
251.
700
KELA
S D
1.13
7.90
0
RSU
Ruj
ukan
Nas
iona
l 1.
819.
600
RS
K Ru
juka
n N
asio
nal
1.90
3.80
0
25
1 V-
3-10
-0
PRO
SEDU
R ST
ERIL
ISAS
I PAD
A LA
KI-L
AKI
1 KE
LAS
A 83
5.70
0
KE
LAS
B 38
2.40
0
KE
LAS
C 36
9.90
0
KE
LAS
D 35
6.60
0
2 KE
LAS
A 84
3.20
0
KE
LAS
B 38
5.80
0
KE
LAS
C 37
3.20
0
KE
LAS
D 35
9.80
0
3 KE
LAS
A 84
5.70
0
KE
LAS
B 38
7.00
0
KE
LAS
C 37
4.30
0
KE
LAS
D 36
0.90
0
PERMENKES NO 59 TAHUN 2014Tarif INA-CBG 2014 Rawat Inap
68
4
KELA
S A
858.
300
KELA
S B
392.
700
KELA
S C
379.
900
KELA
S D
366.
200
5
KELA
S A
865.
800
KELA
S B
396.
200
KELA
S C
383.
200
KELA
S D
369.
400
RS
U R
ujuk
an N
asio
nal
1.16
6.20
0
RSK
Ruju
kan
Nas
iona
l 1.
211.
800
Cat
atan
:1.
P
elay
anan
IUD
pos
t pla
cent
a / p
elay
anan
tube
ktom
i pos
t pem
beda
han
caes
ar d
ikla
mka
n sa
tu
pake
t.2.
P
rose
dur a
nest
esi l
okal
/ um
um m
enen
tuka
n de
skrip
si IN
A C
BG
ring
an /
seda
ng.
Lampiran 5 Daftar Alamat Kantor BPJS Kesehatan 69
Lam
pira
n 4
NO
KAN
TOR
WIL
AYAH
ALAM
ATTE
LEPO
NH
OTL
INE
1K
AN
TOR
PU
SA
T-
Jl. L
etje
nd. S
upra
pto,
Cem
paka
P
utih
, Jak
arta
Pus
at02
1-42
1293
8Fa
x: 0
21-4
2129
40
DIV
ISI R
EGIO
NAL
I
1K
anto
r Div
isi R
egio
nal I
A
ceh
dan
Sum
ater
a U
tara
Jl. K
arya
No.
135
Kel
.Sei
Agu
l Kec
. M
edan
Bar
at(0
61) 6
6133
17,
6624
132,
661
3191
-
2M
edan
Kod
. Med
an, K
ab. L
angk
at, K
ota
Bin
jai
Jl. K
arya
No.
135
Kel
.Sei
Agu
l Kec
. M
edan
Bar
at(0
61) 6
6133
17,
6624
132,
661
3191
08
1264
3671
1
3P
emat
ang
Sia
ntar
Kot
a P
emat
ang
Sia
ntar
, Kab
. Sim
alun
gun,
Kab
. To
ba S
amos
ir, K
ab. S
amos
irJl
. Per
intis
Kem
erde
kaan
No.
7 P
emat
ang
Sia
ntar
211
16(0
622)
210
8808
1631
0091
1
4K
aban
jahh
e K
ab. K
aro,
Kab
. Dai
ri, K
ab. P
akpa
k B
hara
tJl
. Let
nan
Rat
a P
eran
gin-
angi
n N
o.14
A K
aban
jahe
(0
628)
218
60, 2
2958
0812
6448
675
5S
ibol
gaK
od. S
ibol
ga, K
ab. T
apan
uli T
enga
h, K
ab. N
ias,
K
ab. T
apan
uli U
tara
, Kot
a G
unun
g S
itoli,
Kab
. N
ias
Uta
ra, K
ab. N
ias
Bar
at, K
ab. N
ias
Sel
atan
Jl. D
R. F
. L. T
obin
g N
o.5
Sib
olga
22
412
(063
1) 2
4015
0811
6131
899
6Ta
njun
g B
alai
Kod
. Tan
jung
Bal
ai, K
ab. L
abuh
an B
atu,
Kot
a A
saha
n, K
ab. B
atu
Bar
a, K
ab. L
abuh
an B
atu
Uta
ra, K
ab. L
abuh
an B
atu
Sel
atan
Jl. J
end.
Sud
irman
No.
459
Kel
. P
ahan
g, T
anju
ng B
alai
213
61(0
623)
930
6308
1162
8132
0
7B
anda
Ace
hK
od. B
anda
Ace
h, K
ota
Sab
ang,
Kab
. Ace
h B
esar
, Kab
. Pid
ie, K
ab. P
idie
Jay
aJl
. Cut
Nya
k D
hien
No.
403
Lant
eum
en B
anda
Ace
h(0
651)
4670
508
1360
6299
90
8La
ngsa
Kab
. Ace
h Ti
mur
, Kab
. Ace
h Ta
mia
ng, K
ab.
Ace
h Te
ngga
ra, K
ab. G
ayo
Lues
Jl. P
rof.
A. M
ajid
Ibra
him
(Sei
Pau
h)
No.
5 S
unga
i Pau
h La
ngsa
244
12(0
641)
230
4808
1361
7016
10
9Lh
okse
umaw
eK
ab. A
ceh
Uta
ra, K
ab. A
ceh
Teng
ah, K
ab.
Bire
uen,
Kot
a Lh
okse
umaw
e, K
ab. B
ener
Mer
iah
Jl. I
skan
dar M
uda
No.
2 Lh
okse
umaw
e(0
645)
631
091
0812
6447
220
10M
eula
boh
Jl. T
euku
Diru
nden
g N
o.38
Uju
ng
Bar
oh, M
eula
boh
Ace
h B
arat
236
15
(655
) 700
0192
, 75
5112
608
5260
3128
00
11P
adan
g S
idem
puan
Kod
. Pad
ang
Sid
empu
an, K
ab. M
anda
iling
Nat
al,
Kab
. Pad
ang
Law
as, K
ab. P
adan
g La
was
Uta
ra,
Kab
. Tap
anul
i Sel
atan
Jl. R
aja
Inal
Sire
gar K
M 5
,7 N
o.24
B
atun
adua
Pad
ang
Sid
empu
an(0
634)
211
32-
DAF
TAR
ALA
MAT
KAN
TOR
BPJ
S K
ESEH
ATAN
Lam
pira
n 5
Lampiran 5 Daftar Alamat Kantor BPJS Kesehatan70
NO
KAN
TOR
WIL
AYAH
ALAM
ATTE
LEPO
NH
OTL
INE
12Lu
buk
Pak
amK
ab. D
eli S
erda
ng, K
ab. S
erda
ng B
edag
ai, K
ota
Tebi
ng T
ingg
iJl
. Dip
oneg
oro
No.
111B
205
12
Lubu
k P
akam
(0
61) 7
9555
278
0813
3304
1822
DIV
ISI R
EGIO
NAL
II
13K
anto
r Div
isi R
egio
nal I
I R
IAU
, KE
P. R
IAU
, SU
MA
TER
A B
AR
AT
DA
N
JAM
BI
Jl. J
end.
Sud
irman
No.
3 Ta
ngke
rang
Uta
ra P
ekan
baru
28
282
(076
1) 2
6980
, 70
5353
9-
14P
ekan
baru
Kod
. Pek
anba
ru, K
ab. I
ndra
giri
Hul
u, K
ab.
Indr
agiri
Hili
r, K
ab. K
ampa
r, K
ab. K
uant
an
Sin
ging
i, K
ab. R
okan
Hul
u, K
ab. P
elal
awan
Jl. J
end.
Sud
irman
No.
3 Ta
ngke
rang
Uta
ra P
ekan
baru
28
282
(076
1) 3
2004
, 86
2878
0812
7522
553
15D
umai
Kot
a D
uri,
Kab
. Sia
k S
ri In
drap
ura,
Kab
. Mer
anti,
K
ab. B
engk
alis
, Kab
. Rok
an H
ilirJl
. Jen
d. S
udirm
an N
o.39
1 D
epan
P
olre
s K
ota
Dum
ai K
ode
Pos
288
11(0
765)
595
988,
43
8018
0813
7804
0402
16B
atam
Kot
a B
atam
, Kab
. Lin
gga,
Kab
. Tj.
Bal
ai K
arim
unK
omp.
Reg
ency
Par
k B
lok
IV/4
5 P
elita
, Bat
am 2
9432
(077
8) 4
5098
508
1277
9863
7
17P
adan
gK
od. P
adan
g, K
ab. K
ep. M
enta
wai
, Kab
. Pad
ang
Par
iam
an, K
ab. P
esis
ir S
elat
an, K
ab. P
aria
man
Jl. K
hatib
Sul
aim
an N
o.52
PO
BO
X 22
6 P
adan
g 25
137
(075
1) 7
0511
8008
1267
4622
7
18B
ukit
Ting
giK
ota
Buk
it Ti
nggi
, Kab
. Aga
m, K
ab. P
asam
an,
Kab
. Tan
ah D
atar
, Kab
. Lim
apul
uh K
ota,
Kot
a P
adan
g P
anja
ng, K
ota
Pay
akum
buh,
Kab
. P
asam
an B
arat
Jl. P
rof D
R. H
amka
No.
21 T
arok
D
ipo
Buk
ittin
ggi 2
6112
(075
2) 2
2907
0812
6746
229
19S
olok
Kot
a S
olok
, Kab
. Sol
ok, K
ota
Saw
ahlu
nto,
Kab
. S
awah
lunt
o S
ijunj
ung,
Kab
. Dha
rmas
raya
, Kab
. S
olok
Sel
atan
Jl. D
t. S
epat
ih N
an S
abat
ang
No.
32A
-B S
olok
273
22(0
755)
210
9408
1267
4623
0
20Ja
mbi
Kot
a Ja
mbi
, Kab
. Bat
ang
Har
i, K
ab. T
anju
ng
Jabu
ng B
arat
, Kab
. Tan
jung
Jab
ung
Tim
ur, K
ab.
Mua
ra J
ambi
Jl. H
. Zai
nir H
avis
No.
5 K
ota
Bar
u Ja
mbi
361
44(0
741)
443
516
0812
7305
145
21B
ungo
Kab
. Bun
go, K
ab. M
eran
gin,
Kab
. Teb
o, K
ab.
Sun
gai P
enuh
, Kab
. Sar
olan
gun,
Kab
. Ker
inci
Jl. T
euku
Um
ar R
imbo
Ten
gah
Mua
ra B
ungo
372
14(0
747)
211
3908
1174
5943
6
22Ta
njun
g P
inan
gK
ab. B
inta
n, K
ota
Tanj
ung
Pin
ang,
Kab
. Nat
una,
K
ab. A
nam
bas
Jl. H
. Agu
s S
alim
No.
8 R
T.01
/05
Tanj
ung
Pin
ang
(077
1) 2
1097
, 70
0863
508
1170
1047
DIV
ISI R
EGIO
NAL
III
Lampiran 5 Daftar Alamat Kantor BPJS Kesehatan 71
NO
KAN
TOR
WIL
AYAH
ALAM
ATTE
LEPO
NH
OTL
INE
23K
anto
r Div
isi R
egio
nal I
II S
UM
ATE
RA
SE
LATA
N, B
AN
GK
A B
ELI
TUN
G,
BE
NG
KU
LU D
AN
LA
MP
UN
GJl
. R. S
ukam
to 8
Ilir
Kot
ak P
os 1
128
Pal
emba
ng 3
0114
(071
1) 3
7372
0,
3737
21, 3
6422
4-
24P
alem
bang
Kod
. Pal
emba
ng, K
ab. O
gan
Ilir,
Kab
. Oga
n K
umiri
ng Il
ir, K
ab. M
usi B
anyu
asin
, Kab
. B
anyu
asin
Jl. R
. Suk
amto
8 Il
ir K
otak
Pos
112
8 P
alem
bang
301
14(0
711)
355
700,
35
5772
0812
7308
042
25P
angk
alpi
nang
Kot
a P
angk
al P
inan
g, K
ab. B
angk
a, K
ab.
Bel
itung
, Kab
. Ban
gka
Sel
atan
, Kab
. Ban
gka
Bar
at, K
ab. B
angk
a Te
ngah
, Kab
. Bel
itung
Tim
ur
Jl. T
aman
Ican
Sal
eh N
o.73
P
angk
al P
inan
g 33
121
(071
7) 4
2117
408
1271
7287
9
26Lu
buk
Ling
gau
Kot
a Lu
buk
Ling
gau,
Kab
. Mus
i Raw
as, K
ab.
Laha
t, K
ota
Pag
ar A
lam
, Kab
. Em
pat L
awan
gJl
. Pem
bang
unan
Kom
plek
P
erka
ntor
an P
emda
Tab
a P
ingi
n Lu
buk
Ling
gau
3162
6
(073
3) 4
5184
808
1173
3717
1
27K
ota
Bum
iK
ab. L
ampu
ng U
tara
, Kab
. Lam
pung
Bar
at, K
ab.
Way
kan
anJl
. Dah
lia N
o.11
7A K
el. K
ota
Gap
ura,
Kot
a B
umi L
ampu
ng U
tara
34
512
(072
4) 2
2658
, 25
274,
747
1099
0812
7965
323
28M
etro
Kot
a M
etro
, Kab
. Lam
pung
Tim
ur, K
ab.
Lam
pung
Ten
gah,
Kab
. Tul
ang
Baw
ang,
Kab
. Tu
lang
Baw
ang
Bar
at, K
ab. M
esuj
i
Jl. A
H. N
asut
ion
No.
123D
Yos
orej
o M
etro
Tim
ur(0
725)
452
7608
1279
6322
4
29B
engk
ulu
Kot
a B
engk
ulu,
Kab
. Ben
gkul
u U
tara
, Kab
. R
ejan
g Le
bong
, Kab
. Ben
gkul
u S
elat
an, K
ab.
Muk
o-m
uko,
Kab
. Sel
uma,
Kab
. Kau
r, K
ab.
Kep
ahia
ng, K
ab. L
ebon
g, K
ab. B
engk
ulu
Jl. P
emba
ngun
an N
o.14
Ben
gkul
u 36
224
(073
6) 3
4140
608
1173
0769
6
30B
anda
r Lam
pung
Kod
. Ban
dar L
ampu
ng, K
ab. L
ampu
ng S
elat
ang,
K
ab. P
rings
ewu,
Kab
. Tan
ggam
us, K
ab.
Pes
awar
an
Jl. Z
aina
l Abi
din
Pag
ar A
lam
No.
35
Raj
abas
a B
anda
r Lam
pung
351
44(0
721)
700
444
0811
7965
100
31P
rabu
mul
ihK
od. P
rabu
mul
ih, K
ab. M
uara
Eni
m, K
ab. O
gan
Kom
erin
g U
lu, K
ab. O
ku T
imur
, Kab
. Oku
S
elat
an,
Jl. J
end.
Sud
irman
KM
.6 K
el.
Gun
ung
Ibul
Pra
bum
ulih
Tim
ur,
Pra
bum
ulih
311
13
(071
3) 3
3002
16,
7001
031
0812
7308
045
DIV
ISI R
EGIO
NAL
IV
32K
anto
r Div
isi R
egio
nal I
VD
KI J
AK
AR
TA, B
AN
TEN
DA
N K
ALI
MA
NTA
N
BA
RA
TJl
. Ray
a P
asar
Min
ggu
No.
17
Jaka
rta S
elat
an 1
2780
Kot
ak P
os
8114
(021
) 794
3239
, 79
4324
0-
33Ja
karta
Sel
atan
-Jl
. Ray
a P
asar
Min
ggu
No.
17
Jaka
rta S
elat
an 1
2780
Kot
ak P
os
8114
(021
) 794
6321
0812
8415
147
Lampiran 5 Daftar Alamat Kantor BPJS Kesehatan72
NO
KAN
TOR
WIL
AYAH
ALAM
ATTE
LEPO
NH
OTL
INE
34Ja
karta
Pus
at-
Jl. P
rokl
amas
i No.
94 A
Peg
angs
aan
Men
teng
Jak
arta
Pus
at 1
0320
(021
) 391
2586
0812
8415
148
35Ja
karta
Tim
ur-
Jl. B
alai
Pus
taka
Tim
ur N
o.39
Blo
k B
-10
Raw
aman
gun
Jaka
rta T
imur
13
450
(021
) 478
6234
7,
4786
9778
0812
8415
149
36Ja
karta
Bar
at-
Jl. P
alm
erah
Bar
at 3
53 B
lok
B n
o.4
Kom
plek
Kam
pus
Wid
uri J
akar
ta
Bar
at 1
1220
(021
) 532
2630
0812
8415
124
37Ja
karta
Uta
ra-
Jl. E
ngga
no N
o.94
C T
anju
ng P
riok
Jaka
rta U
tara
143
10(0
21) 4
3024
5708
1285
7158
2
38Ta
nger
ang
Kot
a Ta
nger
ang,
kab
. Tan
gera
ng, K
ota
tang
eran
g S
elat
anJl
. Per
intis
Kem
erde
kaan
II N
o.2
Cik
okol
Tan
gera
ng 1
5118
(021
) 552
7163
, 55
7907
6, 5
5327
0908
1285
8270
4
39P
ontia
nak
Kot
a P
ontia
nak,
Kab
. Pon
tiana
k, K
ab. L
anda
k,
Kab
. Kat
apan
g, K
ab. K
ayan
g U
tara
, Kab
. Kub
u R
aya
Jl. S
ulta
n A
. Rac
hman
No.
135
PO
B
OX
1089
Pon
tiana
k 78
010
(056
1) 7
3307
608
1345
1738
58
40S
ingk
awan
gK
ota
Sin
gkaw
ang,
Kab
. Sam
bas,
Kab
. B
engk
ayan
gJl
. Fird
aus
H. R
ais
No.
58
Sin
gkaw
ang
7912
3(0
562)
631
992
0812
9949
417
41S
inta
ngK
ab. S
inta
ng, K
ab. S
angg
au, K
ab. S
akad
au.
Kab
. Mel
awi,
Kab
. Kap
uas
Hul
uJl
. PK
P M
ujah
idin
Lin
gkar
Tug
u B
I N
o.8
Sin
tang
786
12(0
565)
220
7608
1257
2215
4
42S
eran
gK
ota
Ser
ang,
Kab
. Ser
ang,
Kot
a C
ilego
n, K
ab.
Pan
degl
ang,
Kab
. Leb
akJl
. Ray
a S
eran
g P
ande
glan
g K
M 3
(d
epan
BB
LKI)
Kar
unda
ng K
ota
Ser
ang
(025
4) 2
2911
408
1112
2107
0
43K
husu
s-
Jl. J
end.
Sup
rapt
o C
empa
ka P
utih
Ja
karta
Pus
at 1
0510
(021
) 421
2938
0813
8379
0900
, 08
2110
0065
50
DIV
ISI R
EGIO
NAL
V
44K
anto
r Div
isi R
egio
nal V
JAW
A B
AR
AT
Jl. D
r. D
jund
juna
n N
o.14
1 P
O B
OX
1617
Ban
dung
401
63
(022
) 200
5892
, 20
1317
4-
45B
andu
ngK
ota
Ban
dung
, Kab
. Cim
ahi,
Kab
. Ban
dung
B
arat
Jl. P
elaj
ar P
ejua
ng 4
5 N
o.66
B
andu
ng 4
0263
(022
) 731
7058
, 73
0773
4, 7
3056
93,
7315
572
0812
2044
4445
46B
ogor
Kod
. Bog
or, K
ota
Dep
ok, K
ab. B
ogor
Jl. A
. Yan
i No.
62E
Bog
or(0
251)
835
6538
, 83
5653
908
1285
8270
3
47S
ukab
umi
Kod
. Suk
abum
i, K
ab. S
ukab
umi,
Kab
. Cia
njur
Jl. S
iliwan
gi N
o.12
0-12
2 S
ukab
umi
(026
6) 2
1865
008
1563
0903
7
Lampiran 5 Daftar Alamat Kantor BPJS Kesehatan 73
NO
KAN
TOR
WIL
AYAH
ALAM
ATTE
LEPO
NH
OTL
INE
48K
araw
ang
Kab
. Kar
awan
g, K
ab. P
urw
akar
taJl
. Jen
d. A
. Yan
i No.
8B (B
y P
ass)
K
araw
ang
4131
5(0
267)
402
573,
41
2606
0813
1559
8890
49S
umed
ang
Kab
. Sum
edan
g, K
ab. M
ajal
engk
a, K
ab.
Sum
edan
gJl
. R.A
. Kar
tini N
o.07
Sum
edan
g P
O B
OX
101
(026
1) 2
0358
0 08
1122
0032
9
50C
irebo
nK
od. C
irebo
n, K
ab. C
irebo
n, K
ab. I
ndra
may
u,
Kab
. Kun
inga
nJl
. DR
. Sud
arso
no N
o.43
Kot
ak P
os
119,
Cire
bon
4513
4(0
231)
206
097
0818
4172
61
51Ta
sikm
alay
aK
ota
Tasi
kmal
aya,
Kab
. Tas
ikm
alay
a, K
ota
Ban
jar,
Kab
. Gar
ut, K
ab. C
iam
isJl
. Tan
uwija
ya N
o.9
Tasi
kmal
aya
4611
3(0
265)
332
314
0812
2168
475
52B
ekas
iK
ota
Bek
asi,
Kab
. Bek
asi
Jl. A
. Yan
i (R
uko
Bek
asi M
as B
lok
C N
o.2)
Bek
asi 1
7141
(021
) 884
7071
0812
8582
705
53S
orea
ngK
ab. B
andu
ngJl
. Ter
usan
alfa
thu
No.
6 S
orea
ng
Kab
. Ban
dung
(022
) 888
8627
6,
8888
6277
0811
2001
504
DIV
ISI R
EGIO
NAL
VI
54K
anto
r Div
isi R
egio
nal V
IJA
WA
TE
NG
AH
DA
N D
.I. Y
OG
YAK
AR
TAJl
. Teu
ku U
mar
No.
43 S
emar
ang
(024
) 850
1429
, 85
0143
0-
55S
emar
ang
Kot
a S
emar
ang,
Kab
. Sem
aran
g, K
ab. K
enda
l, K
ab. G
erob
ogan
, Kab
. Dem
akJl
. Sul
tan
Agu
ng N
o.14
4 S
emar
ang
(024
) 844
7698
0815
6579
791
56P
ekal
onga
nK
ab. T
egal
, Kot
a Te
gal,
Kab
. Bre
bes,
Kab
. P
emal
ang,
Kab
. Pek
alon
gan,
Kot
a P
ekal
onga
n,
Kab
. Bat
ang
Jl. S
ingo
sari
No.
1 P
ekal
onga
n 51
111
(028
5)43
3077
, 43
5276
0811
2919
24
57P
urw
oker
toK
ab. B
anyu
mas
, Kab
. Cila
cap,
Kab
. Pur
balin
gga,
K
ab. B
anja
rneg
ara
Jl. J
endr
al S
udirm
an N
o.92
5 P
urw
oker
to 5
3148
(028
1) 6
3021
708
1669
7429
58M
agel
ang
Kot
a M
agel
ang,
Kab
. Mag
elan
g, K
ab.
Tem
angg
ung,
Kab
. Pur
wor
ejo,
Kab
. Won
osob
o,
Kab
. Keb
umen
Jl. G
atot
Sub
roto
No.
2 M
agel
ang
5617
2(0
293)
363
985
0815
6579
760
59B
oyol
ali
Kab
. Boy
olal
i, K
ota
Sal
atig
a, K
ab. K
late
nJl
. Ran
du A
sri S
isw
odip
uran
B
oyol
ali 5
7311
(027
6) 3
2128
808
2135
4850
50
60S
urak
arta
Kot
a S
urak
arta
, Kab
. Kar
anga
nyar
, Kab
. Sra
gen,
K
ab. W
onog
iri, K
ab. S
ukoh
arjo
Jl. K
H. A
gus
Sal
im N
o.2
Sur
akar
ta(0
271)
722
593
0815
6579
754
61K
udus
Kab
. Rem
bang
, Kab
. Blo
ra, K
ab. P
ati,
Kab
. K
udus
, Kab
. Jep
ara
Jl. B
hakt
i No.
50 K
udus
593
00(0
291)
435
587
0815
6579
258
62Yo
gyak
arta
Kot
a Yo
gyak
arta
, Kab
. Sle
man
, Kab
. Ban
tul,
Kab
. Kul
onpr
ogo,
Kab
. Gun
ung
Kid
ulJl
. Ged
ong
Kun
ing
No.
130
A
Yogy
akar
ta(0
274)
372
712,
37
0477
0815
6579
780
Lampiran 5 Daftar Alamat Kantor BPJS Kesehatan74
NO
KAN
TOR
WIL
AYAH
ALAM
ATTE
LEPO
NH
OTL
INE
DIV
ISI R
EGIO
NAL
VII
63K
anto
r Div
isi R
egio
nal V
IIJA
WA
TIM
UR
Jl. R
aya
Jem
ursa
ri 23
4 K
ota
Sur
abay
a(0
31) 8
4325
41-
64S
urab
aya
Kot
a S
urab
aya,
Kab
. Gre
sik,
Kab
. Sid
oarjo
Jl. R
aya
Dha
rmah
usad
a In
dah
No.
2 K
ota
Sur
abay
a 60
285
(031
) 594
7747
0813
3181
9776
65B
ojon
egor
oK
ab. B
ojon
egor
o, K
ab. T
uban
, Kab
. Lam
onga
nJl
. Bas
uki R
ahm
at 6
5 A
Kab
. B
ojon
egor
o 62
116
(035
3) 8
8490
808
5232
5813
02
66M
adiu
nK
ota
Mad
iun,
Kab
. Nga
wi,
Kab
. Mad
iun,
Kab
. M
aget
an, K
ab. P
onor
ogo,
Kab
. Pac
itan
Jl. T
imor
No.
6 K
ota
Mad
iun
6311
3(0
351)
463
324
0812
5914
682
67K
ediri
Kot
a K
ediri
, Kab
. Ked
iri, K
ab. N
ganj
uk, K
ota
Blit
ar, K
ab. B
litar
, Kab
. Tre
ngga
lek,
Kab
. Tu
lung
agun
g
Jl. M
ayje
n S
ungk
ono
No.
91 K
ota
Ked
iri 6
4121
(035
4) 6
9030
608
1259
0519
4
68M
ojok
erto
Kab
. Moj
oker
to, K
ota
Moj
oker
to, K
ab. J
omba
ngJl
. Gaj
ah M
ada
No.
51 -
53
Bal
ongs
ari M
ojok
erto
(032
1) 3
3050
5-
69M
alan
gK
ota
Mal
ang,
Kab
. Mal
ang,
Kab
. Bat
uJl
. Tum
engg
ung
Sur
yo N
o.44
Kot
a M
alan
g(0
341)
493
026,
486
044
0815
5516
665
70P
asur
uan
Kot
a P
asur
uan,
Kot
a P
robo
lingg
o, K
ab.
Pas
urua
n, K
ab. P
robo
lingg
oJl
. Sul
tan
Agu
ng II
No.
1 K
ota
Pas
urua
n 67
118
(034
3) 4
2745
408
1559
0717
7
71Je
mbe
rK
ab. J
embe
r, K
ab. L
umaj
ang
Jl. J
awa
No.
55 K
ab. J
embe
r 681
21(0
331)
330
268
0812
3478
139
72B
anyu
wan
giK
ab. B
anyu
wan
gi, K
ab. B
ondo
wos
o, K
ab.
Situ
bond
oJl
. Let
kol.
Istig
lah
No.
93 K
ab.
Ban
yuw
angi
684
22(0
333)
410
644
0813
3674
5464
73P
amek
asan
Kab
. Pam
ekas
an, K
ab. S
umen
ep, K
ab.
Ban
gkal
an, K
ab. S
ampa
ngJl
. Ray
a P
angl
egur
KM
.02
Kab
. P
amek
asan
(0
324)
334
450
0821
4000
4500
DIV
ISI R
EGIO
NAL
VIII
74K
anto
r Div
isi R
egio
nal V
IIIK
ALI
MA
NTA
N T
IMU
R, K
ALI
MA
NTA
N S
ELA
TAN
D
AN
KA
LIM
AN
TAN
TE
NG
AH
Jl. R
uhui
Rah
ayu
No.
8 R
T.25
S
epin
ggan
Bar
u, B
alik
papa
n K
alim
anta
n Ti
mur
(054
2) 7
2186
82-
75S
amar
inda
Kot
a S
amar
inda
, Kab
. Kut
ai K
arta
nega
ra, K
ab.
Kut
ai T
imur
, Kab
. Kut
ai B
arat
, Kot
a B
onta
ngJl
. Sen
tosa
No.
16 S
amar
inda
75
117
Kal
iman
tan
Tim
ur
(054
1) 7
3641
708
1253
9153
7
76B
alik
papa
nK
ota
Bal
ikpa
pan,
Kab
. Pas
ir, K
ab. P
enaj
am
Pas
er U
tara
Jl. B
lora
I N
o.3
Bal
ikpa
pan
7611
3 K
alim
anta
n Ti
mur
(054
2) 7
3186
408
1258
7470
4
Lampiran 5 Daftar Alamat Kantor BPJS Kesehatan 75
NO
KAN
TOR
WIL
AYAH
ALAM
ATTE
LEPO
NH
OTL
INE
77Ta
raka
nK
ota
Tara
kan,
Kab
. Ber
au, K
ab. B
ulun
gan,
Kab
. N
unuk
an, K
ab. M
alin
au, K
ab. T
ana
Tidu
ngJl
. Pan
gera
n D
ipon
egor
o N
o.06
Ta
raka
n K
alim
anta
n Ti
mur
771
14(0
551)
227
7708
1154
1063
9
78B
anja
rmas
inK
ota
Ban
jarm
asin
, Kab
. Bar
ito K
uala
, Kot
a B
anja
rbar
u, K
ab. B
anja
r, K
ab. T
anah
Lau
t, K
ab.
Kot
abar
u, K
ab. T
anah
Bum
bu
Jl. A
. Yan
i KM
3 N
o.13
9 B
anja
rmas
in 7
0249
Kal
iman
tan
Sel
atan
3251
204,
326
3980
, 32
0813
5188
6000
79B
arab
aiK
ab. H
ulu
Sun
gai T
enga
h, K
ab. T
apin
, Kab
. H
ulu
Sun
gai S
elat
an, K
ab. H
ulu
Sun
gai U
tara
, K
ab. T
abal
ong,
Kab
. Bal
anga
n
Jl. M
urak
ata
No.
3 B
arab
ai
Kal
iman
tan
Sel
atan
713
13(0
517)
411
4708
1150
9100
80P
alan
gkar
aya
Kot
a P
alan
gkar
aya,
Kab
. Kap
uas,
Kab
. Pul
ang
Pis
au, K
ab. G
unun
g M
as, K
ab. K
atin
gan
Jl. D
ipon
egor
o N
o.27
Pal
angk
aray
a K
alim
anta
n Te
ngah
(053
6) 3
2227
8108
1349
7553
92
81S
ampi
tK
ab. K
otaw
arin
gin
Bar
at, K
ab. K
otaw
arin
gin
Tim
ur, K
ab. S
eruy
an, K
ab. L
aman
dau,
Kab
. S
ukam
ara
Jl. M
T H
aryo
no B
arat
No.
199
Sam
pit K
alim
anta
n Te
ngah
(053
1) 3
2432
, 249
6608
1645
0349
6
82M
uara
Tew
ehK
ab. B
arito
Uta
ra, K
ab. B
arito
Sel
atan
, Kab
. B
arito
Tim
ur, K
ab. M
urun
g R
aya
Jl. A
. Yan
i No.
57 M
uara
Tew
eh
7381
1 K
alim
anta
n Te
ngah
(051
9) 2
1259
, 238
9908
1248
5352
0
DIV
ISI R
EGIO
NAL
IX
83K
anto
r Div
isi R
egio
nal I
XS
ULA
WE
SI S
ELA
TAN
, SU
LAW
ES
I BA
RA
T D
AN
SU
LAW
ES
I TE
NG
GA
RA
Jl. A
ndi P
ange
rang
Pet
tara
ni N
o.78
M
akas
sar 9
0013
(041
1) 4
5241
6,
4504
39, 4
4444
2-
84M
akas
sar
Kot
a M
akas
sar,
Kab
. Mar
os, K
ab. P
angk
ajen
e,
Kab
. Gow
a, K
ab. T
akal
arJl
. And
i Pan
gera
ng P
etta
rani
No.
78
Mak
assa
r 900
13 (L
anta
i 1)
(041
1) 4
5605
7,
4328
04, 5
0757
3008
1241
1577
1
85B
uluk
umba
Kab
. Bul
ukum
ba, K
ab. B
anta
eng,
Kab
. Je
nepo
nto,
Kab
. Sel
ayar
Jl. K
enar
i Kab
. Bul
ukum
ba 9
2411
(041
3) 8
1313
0812
4115
773
86W
atam
pone
Kab
. Bon
e, K
ab. S
oppe
ng, K
ab. S
inja
i, K
ab.
Waj
oJl
. HO
S C
okro
amin
oto
No.
34
Wat
ampo
ne 9
2733
(048
1) 2
2784
0812
4115
774
87P
are-
Par
eK
ab. B
arru
, Kab
. Pin
rang
, Kab
. Sid
rap,
Kab
. E
nrek
ang
Jl. J
end.
Sud
irman
No.
105
Par
e-P
are
9112
248
1) 2
2784
, 237
16, 2
2308
1241
1587
76
88P
olew
ali M
anda
rK
ab. P
olew
ali M
anda
r, K
ab. M
ajen
e, K
ab.
Mam
asa
Jl. D
r. R
atul
angi
Por
os M
amas
a P
olew
ali M
anda
r (0
428)
212
9408
1142
0799
6
89P
alop
oK
ota
Pal
opo,
Kab
. Luw
u, K
ab. L
uwu
Uta
ra, K
ab.
Luw
u Ti
mur
, Kab
. Tan
a To
raja
, Kab
. Tor
aja
Uta
ra
Jl. A
ndi M
as J
aya
No.
23 K
ota
Pal
opo
(047
1) 2
2223
0813
5562
5000
90K
enda
riK
ota
Ken
dari,
Kab
. Kon
awe,
Kab
. Kon
awe
Sel
atan
, Kab
. Kon
awe
Uta
ra, K
ab. K
olak
a, K
ab.
Kol
aka
Uta
ra, K
ab. B
omba
na
Jl. M
ayje
n. S
. Par
man
No.
74
Ken
dari
Sul
awes
i Ten
ggar
a (R
S
Bah
tera
mas
)
0401
) 312
2050
, 312
490
0813
4182
8928
Lampiran 5 Daftar Alamat Kantor BPJS Kesehatan76
NO
KAN
TOR
WIL
AYAH
ALAM
ATTE
LEPO
NH
OTL
INE
91B
au-B
auK
ota
Bau
-bau
, Kab
. Wak
atob
i, K
ab. M
una,
Kab
. B
uton
, Kab
. But
on U
tara
Jl. S
ulta
n D
ayan
u Ik
hsan
uddi
n -
Bau
Bau
0402
) 282
6897
, 282
689
0852
4174
1695
92A
mbo
nK
ota
Am
bon,
Kab
. Mal
uku
Teng
gara
, Kab
. S
eram
Bag
ian
Tim
ur, K
ab. M
aluk
u Te
ngah
, Kab
. K
epul
auan
Aru
, Kab
. Bur
u S
elat
an, K
ab. S
eram
B
agia
n B
arat
, Kot
a Tu
al, K
ab. M
aluk
u B
arat
D
aya
Jl. I
R. M
. Put
uhen
a W
aile
la A
mbo
n(0
911)
382
5199
0853
5419
1111
93M
amuj
uK
ab. M
amuj
u, K
ab. M
amuj
u U
tara
, Kab
. Mam
uju
Teng
ahJl
. Pan
gera
n D
ipon
egor
o (D
epan
M
atah
ari M
as)
-08
1241
9050
1
DIV
ISI R
EGIO
NAL
X
93K
anto
r Div
isi R
egio
nal X
SU
LAW
ES
I UTA
RA
, GO
RO
NTA
LO, S
ULA
WE
SI
TEN
GA
H D
AN
MA
LUK
U U
TAR
AJl
. Tol
oliu
Sup
it N
o. 1
1 K
el.
Ting
kulu
, Man
ado
9511
9(0
431)
863
565
-
94M
anad
oK
ota
Man
ado,
Kot
a B
itung
, Kab
. Min
ahas
a U
tara
, Kab
. Kep
. Tal
aud,
Kab
. San
gihe
Jl. T
olol
iu S
upit
No.
11
Kel
. Ti
ngku
lu, M
anad
o 95
119
(043
1) 8
6721
408
1340
4710
00
95G
oron
talo
Kot
a G
oron
talo
, Kab
. Gor
onta
lo U
tara
, Kab
. B
one
Bol
ango
, Kab
. Pah
uwat
o, K
ab. B
oale
mo,
K
ab. G
oron
talo
Jl. S
ulta
n B
otut
ihe
(ex.
Jl.
Nan
i W
arta
bone
) No.
58 K
ota
Gor
onta
lo
9611
2
(043
5) 8
2300
008
1244
2276
7
96P
alu
Kot
a P
alu,
Kab
. Sig
i Biro
mar
u, K
ab. T
olito
li, K
ab.
Par
igi M
outo
ng, K
ab. B
uol,
Kab
. Don
ggal
aJl
. Pro
f. M
oh. Y
amin
No.
31 P
alu
(045
1) 4
8239
408
1341
3690
94
97Lu
wuk
Kab
. Luw
uk, K
ab. B
angg
ai, K
ab. M
orow
ali,
Kab
. To
jo U
na-u
na, K
ab. B
angg
ai K
epul
auan
, Kab
. P
oso
Jl. I
mam
Bon
jol N
o. 1
35 K
M 2
Lu
wuk
947
14(0
461)
217
0608
1341
1417
00
98Te
rnat
eK
ota
Tern
ate,
Kab
. Kep
. Sul
a, K
ab. M
orot
ai,
Kab
. Hal
mah
era
Uta
ra, K
ota
Tido
re K
epua
luan
, K
ab. H
alm
aher
a B
arat
, Kab
. Hal
mah
era
Sel
atan
, K
ab. H
alm
aher
a Te
ngah
, Kab
. Hal
mah
era
Tim
ur
Jl. C
empa
ka M
alia
ro K
ompl
ek
RS
UD
Ter
nate
977
11(0
921)
312
2289
0813
5687
6876
99To
ndan
oK
ab. M
inah
asa,
Kab
. Min
ahas
a S
elat
an, K
ab.
Min
ahas
a Te
ngga
ra, K
ota
Tom
ohon
, Kot
a K
otam
obag
u, K
ab. B
olaa
ng M
ongo
ndow
, Kab
. B
olaa
ng M
ongo
ndow
Sel
atan
, Kab
. Bol
aang
M
ongo
ndow
Tim
ur, K
ab. B
olaa
n M
ongo
ndow
U
tara
Jl. W
alan
da M
aram
is N
o.15
4,
Ken
dis
Tond
ano
Tim
ur M
inah
asa
9561
3
(043
1) 3
2123
508
1143
0883
4
Lampiran 5 Daftar Alamat Kantor BPJS Kesehatan 77
NO
KAN
TOR
WIL
AYAH
ALAM
ATTE
LEPO
NH
OTL
INE
DIV
ISI R
EGIO
NAL
XI
100
Kan
tor D
ivis
i Reg
iona
l XI
BA
LI, N
US
A T
EN
GG
AR
A B
AR
AT
DA
N N
US
A
TEN
GG
AR
A T
IMU
RJl
. Ray
a P
uput
an K
ompl
ek N
iti
Man
dala
Ren
on D
enpa
sar 8
0232
(036
1)22
2206
-
101
Den
pasa
r K
ota
Den
pasa
r, K
ab. B
ulel
eng,
Kab
. Bad
ung,
K
ab. T
aban
anJl
. D. I
. Pan
jaita
n N
o.6
Niti
Man
dala
R
enon
Den
pasa
r 802
32(0
361)
225
057
0812
3656
531
102
Klu
ngku
ngK
ab. K
lung
kung
, Kab
. Gia
nyar
, Kab
. Ban
gli,
Kab
. K
aran
gase
mJl
. Gaj
ah M
ada
No.
55 A
S
emar
apur
a 80
711
(036
6) 2
2767
. 290
1408
1236
5520
6
103
Mat
aram
Kot
a M
atar
am, K
ab. L
ombo
k B
arat
, Kab
. Lo
mbo
k Ti
mur
, Kab
. Lom
bok
Teng
ah, K
ab.
Lom
bok
Uta
ra
Jl. B
ung
Kar
no K
otak
Pos
101
9 M
atar
am 8
3231
(037
0) 6
3831
308
1339
9677
77
104
Kup
ang
Kod
. Kup
ang,
Kab
. Kup
ang,
Kab
. Tim
or T
enga
h S
elat
an, K
ab. A
lor,
Kab
. Tim
or T
enga
h U
tara
, K
ab. B
elu,
Kab
. Rot
enda
o, K
ab. S
abu
Rai
jua
Jl. W
J. L
alam
entik
Kup
ang
(038
0) 8
3130
8(0
380)
820
5401
105
Mau
mer
eK
ab. S
ikka
, Kab
. Lem
bata
, Kab
. Fol
res
Tim
urJl
. Wai
rkal
u, M
aum
ere
8611
3(0
382)
237
47, 2
3748
-10
6E
nde
Kab
. End
e, K
ab. N
gada
, Kab
. Man
ggar
ai, K
ab.
Man
ggar
ai B
arat
, Kab
. Man
ggar
ai T
imur
Jl. M
elat
i Baw
ah, E
nde
(038
1) 2
1168
-
107
Wai
ngap
uK
ab. S
umba
Tim
ur, K
ab. S
umba
Bar
at D
aya,
K
ab. S
umba
Bar
at, K
ab. S
umba
Ten
gah
Jl. J
end.
Soe
harto
, Wai
ngap
u K
otak
P
os 1
52 W
aing
apu
8711
2(0
387)
615
1208
1553
9983
49
108
Bim
aK
od. B
ima,
Kab
. Bim
a, K
ab. D
ompu
, Kab
. S
umba
wa,
Kab
. Sum
baw
a B
arat
Jl. K
eseh
atan
No.
2 (0
374)
646
615
0813
3999
2302
109
Sin
gara
jaK
ab. J
embr
ana
Jl. N
gura
h R
ai N
o.64
Kot
a S
inga
raja
Kab
. Bul
elen
g(0
362)
343
7000
0852
3784
4364
DIV
ISI R
EGIO
NAL
XII
110
Kan
tor D
ivis
i Reg
iona
l XII
MA
LUK
U D
AN
PA
PU
AJl
. Ray
a K
otar
aja
No.
46 P
O B
OX
152
Abe
pura
Jay
apur
a 99
225
(096
7) 5
8163
8,
5872
68, 5
8786
4-
111
Jaya
pura
Kab
. Jay
apur
a, K
ota
Jaya
pura
, Kab
. Jay
awija
ya,
Kab
. Mim
ika,
Kab
. Kee
rom
, Kab
. Sar
mi,
Kab
. P
unca
k Ja
ya, K
ab. P
egun
unga
n B
inta
ng, K
ab.
Yahu
kim
o, K
ab. M
appi
, Kab
. Asm
at, K
ab.
Bou
ven
Dig
oel,
Kab
. Yal
imo,
Kab
. Lan
ny J
aya,
K
ab. N
duga
, Kab
. Pun
cak,
Kab
. Mam
bera
mo
Teng
ah, K
ab. T
olik
ara
Jl. R
aya
Kot
araj
a N
o.46
PO
BO
X 15
2 A
bepu
ra J
ayap
ura
9922
5(0
967)
587
331,
58
9172
, 581
246
0815
2706
1888
Lampiran 5 Daftar Alamat Kantor BPJS Kesehatan78
NO
KAN
TOR
WIL
AYAH
ALAM
ATTE
LEPO
NH
OTL
INE
112
Sor
ong
Kab
. Sor
ong,
Kot
a S
oron
g, K
ab. R
aja
Am
pat,
Kab
. Sor
ong
Sel
atan
Jl. S
unga
i Mar
uni K
M.1
0 M
asuk
S
ampi
ng R
uko
Yupi
ter
(095
1) 3
2975
308
1148
5934
113
Bia
k N
umfo
rK
ab. B
iak
Num
for,
Kab
. Sup
iori,
Kab
. Nab
ire,
Kab
. Yap
en, K
ab. W
arop
en, K
ab. M
embe
ram
o R
aya,
Kab
. Pan
iai,
Kab
. Dog
iyai
Jl. S
riwija
ya K
elur
ahan
Man
douw
, B
iak
Num
for 9
8117
(098
1) 2
1466
0811
4904
162
114
Mer
auke
Kab
. Mer
auke
Jl. B
arw
ijaya
Sam
ping
Tok
o M
atah
ari M
erau
ke P
apua
(097
1) 3
2545
908
2198
1999
91
115
Man
okw
ari
Kab
. Man
okw
ari,
Kab
. Fak
fak,
Kab
. Kai
man
a,
Kab
. Tel
uk B
intu
ni, K
ab. T
eluk
Won
dam
aJl
. Drs
. Esa
u S
esa
Kom
plek
Ruk
o P
ersa
da W
osi,
Man
okw
ari -
Pap
ua
Bar
at
(098
6) 2
1141
608
1148
2882
2