141
Revisi 1 Free, not for sale! 2014 CARA MUDAH MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH REMAJA Motivasi dan Panduan untuk Pemula Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc.

buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ingin menyusun karya ilmiah remaja namun bingung harus mulai dari mana? Motivasi dan pengetahuan dasar lah mestinya yang harus anda miliki dahulu. Dapatkan kedua hal tersebut dalam buku ini. Silahkan download gratis!

Citation preview

Page 1: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

Revisi 1

Free, not for sale!

2014

CARA MUDAH MENYUSUN KARYA

TULIS ILMIAH REMAJA Motivasi dan Panduan untuk Pemula Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc.

Page 2: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya

sehingga buku dengan judul “Cara Mudah Menyusun Karya Tulis Ilmiah Remaja” ini

dapat terselesaikan dengan lancar. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah mendukung penyusunan buku ini.

Barangkali sudah banyak beredar buku panduan penulisan karya tulis ilmiah.

Namun, dalam buku-buku tersebut, metodologi penulisan karya tulis ilmiah

disampaikan dengan ragam bahasa yang kurang begitu bisa dipahami oleh anak remaja

yang masih duduk di bangku SMA. Oleh karena itu, penulis memandang perlu untuk

menyusun suatu buku panduan penulisan karya tulis ilmiah remaja dengan

menggunakan ragam bahasa yang mudah dipahami serta mampu memotivasi siswa

dalam menulis karya tulis ilmiah remaja.

Tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari

sempurna. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga buku

ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Amin.

Yogyakarta, Januari 2014

Penulis

Page 3: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

3

Tentang Penulis

Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc., lahir di Yogyakarta pada

tanggal 13 Juni 1989. Setelah menyelesaikan kelas akselerasi

di SMA N 8 Yogyakarta pada tahun 2006, penulis

melanjutkan studi S1 di Universitas Gadjah Mada pada

jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian. Tahun 2010

penulis melanjutkan studi S2 di jurusan yang sama pada Prodi

Teknologi Hasil Perkebunan dan berhasil lulus dengan

predikat cumlaude tahun 2012. Pada tahun 2013, penulis memperoleh beasiswa S3 dari

Dikti untuk program beasiswa calon dosen di jurusan yang sama pula, pada Prodi Ilmu

Pangan. Penulis aktif membimbing karya ilmiah remaja sejak tahun 2010 di

Puspanegara Research Community, sebuah komunitas peneliti belia di SMA Negeri 5

Yogyakarta. Penulis telah banyak mengantarkan siswa bimbingannya ke ajang

kompetisi karya ilmiah remaja tingkat nasional. Selain masih aktif menjadi advisor di

Puspanegara Research Community, penulis aktif membuat artikel untuk

dipublikasikan di beberapa media massa. Beberapa artikelnya terkait isu pangan dan

pertanian kerap mewarnai kolom opini di surat kabar lokal dan nasional. Selain itu,

saat ini penulis tengah menyusun beebrapa buku terkait ilmu pangan dan pertanian.

Penulis dapat dihubungi melalui email [email protected].

Page 4: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

4

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ 2

Daftar Isi ......................................................................................................................... 4

Tentang Buku Ini ............................................................................................................ 6

Bagian pertama : Apa Itu Karya Tulis Ilmiah ? .............................................................. 9

Pengertian karya tulis ilmiah ...................................................................................... 9

Jenis-jenis karya tulis ilmiah ...................................................................................... 9

Motivasi kita-1 .......................................................................................................... 14

Bagian kedua : Menemukan Ide Hebat ......................................................................... 16

Memunculkan ide kelompok .................................................................................... 27

Motivasi kita-2 .......................................................................................................... 30

Bagian ketiga : Persiapan Menulis ................................................................................ 32

Mencari bahan tulisan ............................................................................................... 32

Jujur menyampaikan informasi................................................................................. 33

Motivasi kita-3 .......................................................................................................... 35

Bagian keempat : Mulai Menulis .................................................................................. 37

Bagian awal .............................................................................................................. 37

Bagian inti ................................................................................................................. 45

Bagian akhir .............................................................................................................. 53

Motivasi kita-4 .......................................................................................................... 55

Bagian kelima : Kalimat yang Efektif .......................................................................... 57

Motivasi kita-5 .......................................................................................................... 63

Bagian keenam : Menyiapkan Presentasi ..................................................................... 65

Jenis-jenis presentasi ................................................................................................ 65

Page 5: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

5

Membuat slide preentasi ........................................................................................... 66

Menjelang dan saat presentasi .................................................................................. 69

Unsur-unsur dalam presentasi................................................................................... 71

Penunjang penampilan presentator ........................................................................... 75

Tips mengurangi kecemasan..................................................................................... 77

Motivasi kita-6 .......................................................................................................... 79

Daftar Pustaka ............................................................................................................... 82

Lampiran ....................................................................................................................... 84

Page 6: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

6

TENTANG BUKU INI

Mengapa disusun buku ini?

Halo sobat muda sekalian, selamat telah memiliki kemauan untuk membaca

buku ini. Artinya, sobat muda memiliki semangat yang tinggi untuk meningkatkan

kemampuan pribadi masing-masing. Yah, dalam hal ini tentunya kemampuan dalam

penulisan karya tulis ilmiah. Sebagai pendahuluan perlu saya sampaikan bahwa buku

ini ditulis berdasarkan kondisi di lapangan yang hampir selalu saya temui ketika

membimbing siswa dalam menyusun karya tulis ilmiah mereka.

Banyak siswa SMA serta mahasiswa yang belum mengetahui apa itu karya tulis

ilmiah. Akibatnya, mereka tidak bisa mengikuti berbagai lomba karya tulis ilmiah yang

sering diadakan di Indonesia, baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional. Menang

lomba karya tulis ilmiah adalah suatu prestasi yang luar biasa serta mampu menambah

kualitas diri orang yang bersangkutan. Hadiah yang ditawarkan pun cukup WOW…!

Sebagai contoh, pada tingkat sekolah menengah atas ada even Olimpiade Penelitian

Siswa Indonesia (OPSI). Pada tahun 2013, peraih medali emas mendapatkan hadiah

uang pembinaan sejumlah lima belas juta rupiah. Siapa yang nggak pengen sih dengan

uang segitu banyak. Selain hadiah uang, pemenang juga masih berkesempatan untuk

mengikuti lomba karya tulis ilmiah tingkat internasional di luar negeri. Biaya

perjalanan dan akomodasi lainnya tentu sudah ditanggung pihak pemerintah.

Belum pahamnya materi karya tulis ilmiah pun juga terjadi di tingkat

mahasiswa. Selain tidak bisa mengikuti berbagai lomba karya tulis ilmiah yang sering

diadakan oleh kampus-kampus besar, mereka tentu juga akan dipusingkan dengan

beban penyelesaian tugas akhir mereka. Nah, dengan melihat permasalahan di

lapangan tersebut, saya berusaha menyusun buku ini untuk sobat muda sekalian.

Penggunaan diksi yang mudah

Mungkin pada bagian-bagian selanjutnya sobat muda akan merasakan nuansa

yang berbeda ketika membaca buku ini. Komentar yang muncul mungkin seperti ini :

buku tentang karya tulis ilmiah kok bahasanya santai kayak gini yah…?! Semua itu

memang saya sengaja.

Sesuai dengan pengalaman saya sebagai Advisor di Puspanegara Research

Community (sebuah komunitas peneliti di SMA Negeri 5 Yogyakarta), bagi remaja

Page 7: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

7

SMA, pemilihan ragam bahasa menjadi sangat penting untuk bisa memahami suatu

materi. Menurut saya, hal yang dibutuhkan remaja setingkat pelajar SMA dan

mahasiswa adalah bisa paham dan bisa segera menulis, bukan hanya hafal banyak

pengertian dengan bahasa yang muluk-muluk saja. Ketika masih kuliah dulu, beberapa

teman S1 saya masih belum bisa paham dengan penjelasan yang ada di buku mata

kuliah metodologi penelitian karena pilihan kata yang digunakan di dalamnya terlalu

formal sehingga malah menjadi sulit dipahami. Oleh karena itu, dalam buku ini

digunakan pilihan kata yang lebih mudah dipahami bagi remaja SMA serta mahasiswa.

Disertai contoh konkrit

Dalam menjelaskan banyak hal, buku ini disertai dengan contoh nyatanya.

Contoh tersebut saya ambil dari beberapa karya tulis, baik karya saya sendiri maupun

karya siswa bimbingan saya yang telah berhasil mendapatkan juara pada suatu

kompetisi karya tulis ilmiah, baik lokal, regional, maupun nasional.

Keberadaaan contoh konkrit yang sederhana ini bisa sobat muda temukan di

setiap bagian dalam buku ini, terutama bagian ketiga yang menyampaikan materi

tentang sistematika karya tulis ilmiah. Di bagian lampiran, sobat muda bisa

mendapatkan contoh konkrit karya tulis ilmiah yang full version. Inilah salah satu hal

yang istimewa dalam buku ini.

Berdasarkan pengalaman di lapangan

Sobat muda, apa yang saya sampaikan dalam buku ini adalah berdasarkan

pengalaman saya selama bertahun-tahun sebagai advisor di Puspanegara Research

Community. Komunitas tersebut merupakan komunitas peneliti di lingkungan SMA

Negeri 5 Yogyakarta. Selama beberapa tahun menjadi advisor di komunitas tersebut,

saya banyak merumuskan kebutuhan materi karya tulis ilmiah yang dibutuhkan oleh

Contoh yang akan ditampilkan merupakan contoh

sederhana sehingga sobat muda tidak down dulu di

awal. Hal terpenting yang ditekankan dalam buku ini

adalah membangkitkan semangat menulis sobat

muda semua.

Page 8: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

8

siswa bimbingan saya. Hal yang mereka butuhkan adalah pengarahan langsung beserta

praktiknya, bukan sekedar teori saja. Inilah nantinya yang akan sobat muda temukan

dalam buku ini : pengarahan dan contoh.

Harapannya, buku ini bisa menjadi referensi yang akrab bagi siswa SMA serta

mahasiswa dalam membuat karya tulis ilmiah, baik untuk kepentingan lomba maupun

lainnya. Pembahasan dalam buku ini akan diawali dengan materi ringan yang

membahas tentang karya tulis ilmiah dan jenis-jenisnya. Selamat belajar !

Page 9: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

9

Bagian pertama :

APA ITU KARYA TULIS ILMIAH ?

Keberhasilan adalah hak setiap hamba dari Tuhannya.

Keberhasilan itu adalah pasti, tinggal kemauan si hamba untuk mengambilnya,

dengan bercita-cita luhur, berusaha, dan berdoa

(Fatchul Anam Nurlaili)

Pengertian karya tulis ilmiah

Mungkin sobat muda ada yang belum tahu atau masih bingung mengenai apa

itu karya tulis ilmiah. Nah, di bagian awal dari buku ini akan disampaikan gambaran

umum tentang karya tulis ilmiah.

Ditilik dari definisinya, karya tulis ilmiah merupakan karya tulis yang memiliki

sifat ilmiah dan memenuhi syarat keilmuan. Syarat keilmuan yang dimaksud di sini

adalah :

a. Isi kajian berada pada lingkup pengetahuan ilmiah

b. Menggunakan metode berfikir ilmiah yang logis dan sistematis

c. Bersifat objektif

Nah, dari definisi di atas kita sudah mulai tahu apa itu karya tulis ilmiah. Jadi,

tidak semua tulisan bisa dikategorikan sebagai karya tulis ilmiah. Puisi, prosa, pantun,

dan cerpen tentu tidak termasuk dalam karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah memiliki

beberapa jenis. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis-jenis karya tulis ilmiah tersebut,

sobat muda bisa membaca keterangan berikut.

Jenis-jenis karya tulis ilmiah

Kita sudah tahu bahwa tidak semua tulisan bisa dimasukkan dalam klasifikasi

karya tulis ilmiah. Selanjutnya, berdasarkan isi dan bentuknya, karya tulis ilmiah dapat

dibagi menjadi beberapa jenis.

a. Buku Pelajaran

Buku pelajaran merupakan karya tulis ilmiah di bidang pendidikan karena

memiliki nilai kebenaran ilmiah dan disusun dengan landasan teori tertentu. Buku

pelajaran mencakup materi pelajaran yang disusun berdasarkan kurikulum yang telah

ditentukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku pelajaran pun

Page 10: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

10

bermacam-macam tergantung pada muatan materi yang ada di dalamnya, seperti buku

pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, Geografi, dan Fisika.

Gambar 1. Contoh sampul buku pelajaran

b. Makalah

Jenis berikutnya dari karya tulis ilmiah adalah makalah. Makalah adalah sebuah

karya tulis ilmiah yang ruang lingkup permasalahannya mencakup suatu topik tertentu.

Makalah memiliki ciri-ciri khusus ,yaitu :

1. Merupakan hasil kajian literatur atau hasil laporan penelitian (baik penelitian

laboratorium maupun lapangan) mengenai suatu permasalahan, misalnya

adalah makalah hasil kunjungan studi ke salah satu pabrik minuman ringan.

2. Mendemonstrasikan kemampuan menerapkan suatu teori dalam penanganan

suatu kasus di lapangan.

3. Menunjukkan kemampuan memahami suatu permasalahan dilihat dari sisi

teoretik.

4. Tersaji metode pemecahan masalah yang logis dan sistematis sesuai dengan

teori.

Bentuk makalah yang sering digunakan dalam karya tulis ilmiah ada dua

macam, yaitu :

1. Common paper, makalah yang dibuat secara deskriptif dan dengan

mengemukakan berbagai aliran pendapat kemudian disampaikan argumentasi

untuk mempertahankan salah satu aliran atau pendapat tersebut.

2. Position paper, makalah yang dibuat untuk menunjukkan penguasaan

pengetahuan yang dimiliki oleh penulis serta sebagai gambaran nyata atas

keberpihakan penulis pada salah satu teori dengan dukungan argumentasi yang

logis.

Page 11: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

11

c. Modul

Selanjutnya, yang termasuk karya tulis ilmiah adalah modul. Tentunya kita

sering mendengar atau membaca kata ”modul”. Apa itu modul? Modul adalah materi

pelajaran yang disusun sedemikian rupa sehingga pembacanya dapat menyerap

sendiri materi tersebut. Jadi, dalam penyusunan modul harus menggunakan bahasa

yang mudah dipahami sehingga pembaca bisa menyerap materi dengn cepat. Beberapa

contoh modul adalah modul pengoperasian komputer. Dalam modul tersebut akan

disampaikan prosedur pegoperasikan perangkat komputer secara runtut dan praktis.

Contoh selanjutnya adalah modul mata kuliah di Universitas Terbuka. Dengan model

pembelajaran mandiri, mahasiswa universitas ini dituntut untuk bisa menguasai materi

secara mandiri melalui modul yang telah disediakan.

Gambar 2. Contoh sampul modul. Karya tulis ilmiah jenis ini dibuat untuk

memudahkan pembacanya guna memahami suatu materi secara mandiri.

d. Diktat Pelajaran

Serupa dengan buku pelajaran, diktat adalah catatan tertulis suatu materi bidang

studi yang disiapkan oleh guru untuk mempermudah penyampaian materi kepada

siswanya. Perbedaan antara diktat dengan buku pelajaran adalah bahwa buku pelajaran

diterbitkan oleh penerbit dan telah melalui proses pengecekan yang ketat. Diktat

sifatnya lebih ringkas dan simpel daripada buku pelajaran dan bisa disesuaikan dengan

kebutuhan siswanya masing-masing. Tidak semua guru bisa membuat diktat karena

walaupun terlihat mudah, namun proses penyusunannya memerlukan kemampuan

khusus dan cukup menyita waktu. Jenis-jenis diktat pun bermacam-macam

berdasarkan materi pelajaran yang disampaikan di dalamnya, seperti diktat pelajaran

biologi, diktat pelajaran sejarah, dan diktat pelajaran komputer.

Page 12: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

12

e. Karya Terjemahan

Sobat muda, karya terjemahan adalah karya tulis hasil penerjemahan dari buku

atau karya tulis ilmiah yang berbahasa asing ke bahasa Indonesia atau sebaliknya. Jadi,

karya terjemahan bisa dianggap sebagai karya tulis ilmiah jika karya yang

diterjemahkan juga termasuk karya tulis ilmiah. Sebagai contoh konkrit, bila karya

yang diterjemahkan merupakan hand book (semacam buku pegangan suatu bidang

keilmuan tertentu) maka karya tersebut termasuk karya tulis ilmiah. Selanjutnya, jika

yang diterjemahkan adalah buku puisi maka tentunya karya terjemahan tersebut tidak

termasuk karya tulis ilmiah.

Gambar 3. Contoh karya terjemahan. Al Majmu‟ adalah kitab hukum Islam berbahasa

Arab karya Imam Nawawi yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

Tentunya tidak semua orang bisa berprofesi sebagai penerjemah. Ada

persyaratan-persyaratan khusus yang harus dipenuhi sebagai seoang penerjemah, di

antaranya yaitu :

1. menguasai materi yang akan diterjemahkan

2. menguasai tata bahasa asing terkait

3. menguasai bahasa Indonesia dengan baik

4. menguasai teknik penerjemahan

5. memahami latar belakang budaya dari bahasa asing tersebut

Sobat muda yang memenuhi klasifikasi di atas, segera saja memulai debut

karirnya sebagai penerjemah hebat. Selamat mencoba!

f. Laporan hasil penelitian

Laporan hasil penelitian merupakan sajian tertulis dari hasil kegiatan penelitian

yang telah dilakukan atau sebagai pertanggungjawaban dari kegiatan penelitian

Page 13: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

13

tersebut. Jadi, laporan hasil penelitian adalah bentuk komunikasi tertulis atas penelitian

yang telah dilakukan. Jika disusun dalam kaitannya dengan persyaratan akademik,

maka bentuk laporannya dapat berupa skripsi (tugas akhir untuk jenjang S-1), tesis

(tugas akhir untuk jenjang S-2), atau disertasi (tugas akhir untuk jenjang S-3).

Biasanya, karya tulis jenis ini adalah jenis karya yang biasa diperlombakan untuk

lomba karya tulis ilmiah, baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional. Pada bab

selanjutnya dari buku ini kita akan banyak membahas mengenai jenis karya tulis ini.

g. Artikel Ilmiah

Sobat muda sekalian, jenis selanjutnya dari karya tulis ilmiah adalah artikel

ilmiah. Artikel ilmiah ini berbeda dengan laporan hasil penelitian yang baku. Artikel

ilmiah menyampaikan materi yang lebih bersifat singkat, padat, dan mudah dipahami.

Artikel ini terbagi menjadi dua macam yang berbeda, yaitu :

1. Artikel ilmiah hasil penelitian, merupakan tulisan ilmiah yang didasarkan pada

hasil penelitian yang telah dilakukan. Artikel ini disusun sedemikian rupa

sehingga tetap menampilkan semua aspek laporan hasil penelitian, tetapi dalam

format yang lebih ringkas. Jadi, bisa dikatakan bahwa artikel ilmiah jenis ini

hampir serupa dengan ringkasan atas semua bagian dari laporan hasil

penelitian.

2. Artikel ilmiah nonpenelitian, adalah artikel-artikel hasil pemikiran yang

memiliki dasar teori yang jelas. Dasar teori tersebut bisa berasal dari hasil

penelitian terdahulu ataupun berasal dari buku-buku teks.

Nah, sekarang sobat muda sudah tahu kan apa itu karya tulis ilmiah beserta

jenis-jenisnya. Selanjutnya, dalam bab berikutnya sobat muda akan diperkenalkan

dengan cara-cara yang bisa digunakan untuk menggali ide hebat. Ide penelitian

merupakan pijakan awal bagi peneliti sebelum melangkah lebih jauh. Dalam penilaian

lomba karya tulis ilmiah, ide penelitian memiliki skor nilai yang tinggi. Untuk lebih

jelasnya, sobat muda bisa mempelajari bagian selanjutnya dari buku ini. Keep spirit!

Page 14: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

14

Motivasi kita-1

Memahat Diri

Realita, manis ataupun pahit, adalah kenyataan yang mengajarkan

kita untuk menjadi pribadi yang lebih berharga. Sobat muda, ada suatu

kiasan menarik yang menggambarkan betapa pentingnya suatu "masalah"

dalam kehidupan ini.

Tentunya kita tahu apa itu batu hitam. Mungkin dianggap sama

sekali tak berharga, diinjak-injak, dan dicampakkan. Bahkan biasanya

dijual per-truk. Bedakan dengan batu hitam yang sudah dipahat oleh

pemahat ternama, tentu harganya akan melejit jauuuuuuh lebih tinggi.

Bahkan batu hitam kecil yang sudah dipahat, bisa bernilai jutaan rupiah.

Bandingkan dengan harga batu hitam biasa yang tak pernah tersentuh

pahat....

Sobat muda, apa yang membedakan keduanya? Mengapa selisih

harganya begitu jauh? Dipahat mungki terasa sakit bagi batu hitam.

Namun, ketahuilah bahwa sakitnya goresan pahat justru menambah nilai

bagi si batu hitam. sobat muda, begitu juga dengan "masalah" yang kita

hadapi, bagaikan pahat yang mengiris-iris kita. Mungkin terasa sakit,

pilu, penuh derita. namun, itulah proses kita untuk menjadi pribadi yang

bernilai tinggi.....

Page 15: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

15

Bila sobat muda mengalami kendala

dalam memahami bagian pertama

ini, sobat muda bisa menghubungi

saya via email

[email protected]

Page 16: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

16

Bagian kedua :

MENEMUKAN IDE HEBAT

Kawan, kita hanyalah manusia biasa yang hanya bisa berusaha sebatas kemampuan, melukis mimpi

dalam alam nyata. Mungkin kita bukan siapa-siapa dan tak punya apa-apa, namun ingatlah kawan

bahwa semua itu tak bisa membatasi mimpi kita.

(Fatchul Anam Nurlaili)

Ide penelitian, selama ini cukup menjadi kendala awal bagi para pemula.

Sekilas, mungkin ide penelitian terlihat begitu mudah. Namun, dalam praktiknya

banyak orang yang mengalami kebuntuan pada tahap ini.

Saya seringkali bertanya kepada siswa bimbingan saya mengenai ide penelitian

yang akan dia jalankan. Dengan pertanyaan yang sangat singkat „idenya apa nih?‟,

terbukti mereka kelabakan untuk menjawabnya. Hampir 80% siswa kebingungan

untuk menjawabnya. Jawaban yang terlontar mungkin sangat seadanya, „waduh, apa ya

mas, bingung e‟. Ada juga yang menjawab „belum tahu mas mau ngapain. Gimana ya

mas enaknya?‟ Nah loh, malah ganti nanya.

Uraian di atas membuktikan bahwa untuk menemukan ide penelitian memang

gampang-gampang susah. Padahal, dalam penilaian lomba karya tulis ilmiah, unsur ide

penelitian memiliki porsi nilai yang cukup besar bila dibandingkan dengan unsur-unsur

lainnya. Juri akan memberikan apresiasi penilaian yang luar biasa tinggi terhadap ide

yang orisinil, inovatif, kreatif, solutif, dan aplikatif. Sobat muda, di bagian ini akan

dibahas mengenai cara-cara yang bisa digunakan untuk mendapatkan ide penelitian

dengan mudah.

Memunculkan ide individu

Seringkali kita terpesona dengan suatu ide hebat orang lain. Bagaimana tidak,

mereka bisa menemukan ide luar biasa yang begitu bermanfaat bagi manusia. Pujian

pun tak jarang kita lontarkan kepada mereka. Selama ini mungkin kita hanya sebagai

penonton atas ide hebat tersebut. namun, bagaimana dengan kita? Apakah kita pernah

terbesit ide seperti itu dalam pikiran kita? Mungkin di antara pembaca sekalian akan

banyak yang menjawab “tidak”, sedikitpun belum pernah terbesit ide sehebat itu.

Page 17: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

17

Terkait dengan hal di atas, banyak orang yang berpikir bahwa kemampuan

menumbuhkan gagasan itu muncul karena adanya bakat sejak lahir, bukan karena

belajar. Anggapan itu kemudian berkembang dan menancap kuat dalam alam bawah

sadar mereka. Namun, ada juga orang yang berpendapat bahwa gagasan-gagasan

muncul begitu saja dalam pikiran manusia. Mungkin saja pendapat tersebut betul,

tetapi kita tidak dapat mengandalkan faktor kebetulan saja. Bila kita cermati,

anggapan-anggapan tersebut merupakan produk pikiran kita sendiri yang menjadi

penghalang untuk berkreasi dan berinovasi menciptakan ide hebat. Secara alami,

sebenarnya kita mampu memunculkan ide-ide besar yang bermanfaat.

Pada tahap awal, kita harus tanamkan dalam diri kita bagaimana cara untuk

dapat memunculkan gagasan-gagasan baru dan hebat sewaktu-waktu kita

memerlukannya. Proses untuk menumbuhkan ide-ide baru bersifat aktif, bukan reaktif.

Berikut ini adalah cara-cara untuk memunculkan gagasan baru.

a. Identifikasi masalah

Sekarang, pertanyaan mendasar yang harus kita jawab adalah ”mengapa kita

perlu memunculkan ide-ide baru yang hebat?” Jawaban yang disampaikan tentunya

adalah “untuk memenuhi kebutuhan kita dalam menemukan metode pemecahan

masalah secara hebat”. Kebutuhan tersebut adalah induk penemuan sedangkan

kesulitan yang sering kita temui adalah sering kali tanpa sadar kita mengejar

permasalahan yang salah dan berputar-putar sendiri. Sebetulnya yang kita perlukan

adalah pemahaman yang sangat jernih mengenai apa yang menjadi masalah

sesungguhnya. Atau, dengan bahasa yang lebih mudah, kita harus melakukan

identifikasi masalah secara tepat.

Sebagai contoh adalah seorang dokter yang dituntut untuk memberikan obat

secara tepat. Dalam hal ini, dokter harus mendiagnosis penyakit si pasien sehingga

baru bisa menentukan obat apa yang cocok bagi pasien. Seperti halnya dokter, sebagai

calon peneliti kita juga harus melakukan identifikasi masalah sehingga masalah

utamanya bisa ditemukan. Hal ini membutuhkan kejernihan pikiran dan perlu dilatih

sejak dini. Setelah masalah utamanya ditemukan, kita baru bisa menentukan solusi

yang akan kita tawarkan.

Contoh kasus :

Mimin akan mengikuti suatu lomba karya tulis ilmiah yang diadakan oleh salah

satu universitas negeri ternama di Yogyakarta. Lomba tersebut mengangkat tema

Page 18: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

18

“peningkatan ketahanan pangan melalui diversifikasi produk pangan berbahan baku

lokal”. Awalnya dia bingung, topik apa yang akan dia pilih agar karyanya mengandung

ide hebat. Akhirnya dia berkonsultasi dengan pembimbingnya dan terjadilah

percakapan berikut ini.

Mimin : Siang mas, saya mau ikut lomba karya tulis ilmiah, tapi saya

bingung menentukan ide utama yang akan saya angkat mas.

Pembimbing : Temanya apa emang ?

Mimin : Temanya “peningkatan ketahanan pangan melalui diversifikasi

produk pangan berbahan baku lokal” mas. Kira-kira mau tentang

apa ya yang saya tulis?

Pembimbing : Oke, sekarang saya tanya, mengapa ketahanan pangan kita perlu

ditingkatkan?

Mimin : Kan kita masih belum bisa lepas dari ketergantungan bahan

pangan dari luar negeri mas sehingga dikatakan bahwa ketahanan

pangan kita masih perlu ditingkatkan.

Pembimbing : Iya, memang benar. Sekarang, bahan pangan apa yang masih harus

kita impor 100 % dari luar negeri?

Mimin : Ehmmmm, apa yah. Oh iya, gandum mas.

Pembimbing : Tepat sekali, gandum. Sebagai ide utama karya tulis ilmiahmu,

coba kamu pikirkan, bahan pangan lokal apa yang bisa digunakan

untuk mengganti tepung gandum dalam pembuatan suatu produk

pangan? Harapannya kan impor gandum bisa menurun sehingga

ketergantungan kita pada bahan pangan impor bisa dikurangi.

Mimin : Bagaimana kalau kita mencoba memanfaatkan tepung singkong

mas ? Kita bisa mencoba membuat berbagai macam kue kering dan

brownis dari tepung singkong mas. Lumayan mas, bisa mengurangi

ketergantungan tepung gandum.

Nah, dari contoh kasus di atas, kebingungan Mimin sebenarnya terjadi karena

dia belum memahami permasalahan utama dari tema yang ditentukan panitia

penyelenggara lomba. Pembimbing berusaha mengarahkan pemikiran Mimin agar

permasalahan utamanya bisa ditemukan. Sesuai percakapan di atas, permasalahan

utamanya adalah “ketergantungan kita pada bahan pangan impor masih tinggi”.

Page 19: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

19

Setelah masalah utama tersebut diketahui, ide karya tulis ilmiah bisa diambil dari

solusi yang bisa ditawarkan dari permasalahan tersebut. Sebagai solusinya, Mimin

mencoba membuat produk pangan berbahan baku tepung singkong untuk mengurangi

ketergantungan pada tepung gandum.

b. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai

Hal yang sangat penting sebelum kita mulai menyelesaikan suatu masalah

adalah kita perlu menentukan, apa tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah kita. Cara

ini sebenarnya berhubungan dengan cara sebelumnya. Hanya saja, dengan cara ini

yang didahulukan adalah penentuan tujuannya terlebih dahulu dengan tidak begitu

mementingkan identifikasi masalahnya. Penentuan ide penelitian dengan cara ini tidak

bertentangan dengan cara sebelumnya. Keduanya bisa digunakan, tergantung dengan

permasalahan yang dihadapi serta kecenderungan sobat muda sekalian selaku peneliti.

Contoh kasus :

Dari percakapan Mimin dengan pembimbingnya, kita bisa tahu bahwa Mimin

benar-benar bingung mengenai ide apa yang akan dia angkat dalam karya tulisnya.

Cara kedua selain identifikasi masalah, Mimin juga bisa menetapkan tujuan yang ingin

dicapai dari penulisan karya tulis ilmiahnya. Agar lebih jelas, berikut ini adalah contoh

konkrit metode berfikir untuk menetapkan tujuan akhirnya.

Mimin : Siang mas, saya mau ikut lomba karya tulis ilmiah, tapi nggak

tau nih mas mau ngangkat ide apa.

Pembimbing : Temanya apa, Min?

Mimin : Temanya “peningkatan ketahanan pangan melalui diversifikasi

produk pangan berbahan baku lokal” mas. Kira-kira mau tentang

apa ya yang saya tulis?

Pembimbing : Hmmm, emang menurutmu, apa sih maksud dari penulisan

karya tulis ilmiah dengan tema di atas?

Mimin : Ya kan biar dapat solusi untuk meningkatkan ketahanan

pangan melalui diversifikasi produk pangan mas …iya nggak

sih ?

Pembimbing : Yoa, benar. Makanya sekarang kamu mikirin produk baru yang

memanfaatkan bahan baku lokal.

Page 20: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

20

Contoh kasus percakapan di atas sebenarnya mirip dengan contoh sebelumnya.

Perbedaan yang mencolok bertumpu pada landasan awal berfikirnya. Pada percakapan

sebelumnya, landasan berfikir untuk menemukan ide adalah berawal dari

“menemukan masalah utama” sedangkan yang kedua berawal dari “tujuan atau solusi

yang diharapkan”.

c. Analisis SWOT

Analisis masalah perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi serta solusi

yang dibutuhkan, bisa dilakukan dengan membaca kasus-kasus yang serupa atau

melakukan tanya jawab kepada orang-orang yang berkompeten. Cara lain yang bisa

digunakan adalah dengan melakukan analisis strengths (kekuatan), weaknesses

(kelemahan), opportunities (kesempatan) dan threats (ancaman), atau lebih dikenal

dengan analisis SWOT.

Teknik ini ditemukan oleh Albert Humphrey, pemimpin proyek riset di

Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an. Analisa SWOT dapat

diterapkan dengan cara memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktor-

faktor utamanya kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT.

Aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil

keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara

mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari

peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu

menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi

kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau

menciptakan sebuah ancaman baru. Sebelum menuju contoh kasus tentang aplikasi

analisis SWOT yang spesifik dalam penelitian, nih ada contoh kasus yang asik untuk

lebih memahami analisis SWOT.

Contoh kasus berikut ini adalah contoh sederhana analisa SWOT yang dibuat oleh

seorang siswa SMA saat ingin memulai debut karirnya di dunia pacaran.

Strength (Kekuatan)

a. wajah saya lumayan ganteng

b. IQ lumayan membanggakan

Page 21: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

21

c. saya punya cukup uang untuk jajan, nonton, beli alat musik, dan beli pulsa

modem internetan

d. saya punya bakat hebat di grup band

Weakness (Kelemahan)

a. kurang percaya diri

b. masih minder jika bertemu cewek

c. belum punya kendaraan pribadi

Oppurtunities (Peluang)

a. saya punya banyak teman yang punya adik cewek cantik

b. banyak teman cewek sekelas yang belum punya pacar

Threat (Ancaman)

a. teman-teman cowok sekelas banyak yang berdompet tebal dan suka jago

merayu

b. siswa kelas lain banyak yang tebar pesona

Dengan kondisi SWOT seperti di atas, bagaimana langkah yang harus diambil

oleh si cowok SMA tadi saat akan memulai debut karir pacarannya ? Nah, paling tidak

rekomendasinya adalah seperti berikut ini.

a. lebih rajin berlatih di grup band dan cari kesempatan untuk manggung sehingga

lebih terkenal dan jadi rebutan cewek

b. belajar istiqomah update status, biar selalu eksis dan gaul

c. hindari cari pacar di kelas. Mending cari adik cewek temannya karena masih

gampang dibohongin

d. tabung uang yang dimiliki untuk membeli motor guna mendongkrak performa

e. harus tambah cool dan stylish untuk mengurangi mindernya

Hal penting yang harus diperhatikan saat menggunakan analisa SWOT adalah

“semua yang dituliskan haruslah jujur dan berdasarkan fakta”. Gimana coba bila si

cowok SMA di atas hanya berandai-andai bahwa ia punya cukup uang jajan, tentunya

arahan untuk menabung uang jajan buat beli motor pun jadi tidak berguna.

Nah, sudah semakin jelas kan apa itu analisis SWOT. Sekarang kita akan

beralih ke contoh kasus nyata tentang aplikasi analisis SWOT dalam hal penemuan ide

penelitian. Analisis SWOT bisa digunakan dalam menentukan atau mengerucutkan ide,

Page 22: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

22

agar penelitian yang akan dilakukan memiliki nilai lebih dengan mengelola potensi

yang dimiliki.

Sebagai contoh kasus, Mimin akan membuat inovasi produk berupa brownis

dengan bahan baku utamanya adalah tepung singkong modifikasi (tepung Mocaf).

Untuk itu, ia melakukan analisis SWOT sebagai berikut.

Strength

a. Menggunakan bahan baku lokal

b. Unik

c. Tabungan yang dimiliki lebih dari cukup untuk melakukan penelitian ini

Weakness

a. Secara teori, pengembangan brownis dari tepung mocaf tidak seperti brownis

yang dari tepung terigu (terancam bantat)

b. Belum ada resep dan teknik yang baku untuk membuat produk ini

Opportunities

a. Belum banyak diangkat dalam penelitian ilmiah

b. Isu diversifikasi pangan cukup menonjol

Threats

a. Potensi kegagalan produksi cukup tinggi

b. Rasanya belum tentu enak

Berdasarkan analisis di atas, Mimin menemukan beberapa rekomendasi yang

merupakan penyempurna dari idenya tersebut :

a. Membuat variasi substitusi tepung gandum-tepung mocaf untuk meminimalkan

kebantatan produk

b. Mengujikan produk pada responden hingga didapatkan resep yang disukai

dengan menggunakan uji organoleptik

c. Menonjolkan kebaruan produk serta kaitannya dengan program diversifikasi

pangan yang digalakkan oleh pemerintah

d. Yakin sebagai pribadi kreatif

Oke sobat muda sekalian, satu hal yang tak boleh kita lupakan dalam rangka

mencari ide hebat : kita harus yakin bahwa Tuhan menganugerahi setiap manusia

Page 23: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

23

dengan kreativitas dalam dirinya. Sejumlah orang yang tidak menganggap dirinya

kreatif, dapat terkejut sendiri ketika melihat betapa dirinya memiliki kreativitas yang

hebat pada waktu-waktu tertentu. Kreativitas itu tiba-tiba muncul begitu saja, entah

dari mana asalnya. Nah, permasalahannya adalah tinggal bagaimana kita memunculkan

kretaivitas tersebut ketika kita membutuhkannya. Yah, tentunya setiap orang akan

berbeda-beda metodenya. Ada yang berusaha merangsang kreativitas dengan jalan-

jalan, menyendiri, main-main ke tempat teman, ataupun hanya mengkhususkan diri

membaca di perpustakaan. Agar sobat muda tambah yakin bahwa setiap pribadi

memiliki kreativitas sendiri-sendiri, simaklah cerita Archimedes berikut :

Kisah tentang Archimedes yang banyak diceritakan oleh orang adalah kisah

saat Archimedes menemukan cara dan rumus untuk menghitung volume benda yang

tidak mempunyai bentuk baku. Menurut kisah tersebut, sebuah mahkota untuk Raja

Hiero II telah dibuat dan raja memerintahkan Archimedes untuk memeriksa apakah

mahkota tersebut benar-benar terbuat dari emas murni ataukah mengandung

campuran perak. Hal tersebut diperintahkan pada Archimedes karena Raja Hiero II

tidak mempercayai pembuat mahkota tersebut. Sobat muda, awalnya Archimedes ragu

apakah ia bisa memecahkan teka-teki tersebut atau tidak. Namun, ia yakin bahwa

suatu ketika pasti ia dapat menemukan ide untuk memecahkan teka-teki tersebut. Ia

pun segera menerima titah sang raja tersebut.

Saat Archimedes berendam dalam bak mandinya, tanpa sengaja dia melihat

bahwa air dalam bak mandi yang tumpah sebanding dengan besar tubuhnya.

Archimedes menyadari bahwa efek ini dapat digunakan untuk menghitung volume dan

isi dari mahkota tersebut. Dengan membagi berat mahkota dengan volume air yang

dipindahkan, kerapatan, dan berat jenis dari mahkota bisa diperoleh. Dengan cara

inilah kemudian Archimedes bisa memecahkan misteri keaslian mahkota raja.

Page 24: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

24

Gambar 4. Secara tidak sengaja kreativitas Archimedes menghubungkan fenomena

tumpahnya air dengan teka-teki dari raja

Berat jenis mahkota akan lebih rendah daripada berat jenis emas murni

apabila pembuat mahkota tersebut berlaku curang dan menambahkan perak ataupun

logam dengan berat jenis yang lebih rendah. Karena terlalu gembira dengan

penemuannya ini, Archimedes melompat keluar dari bak mandinya, lupa berpakaian

terlebih dahulu, kemudian berlari keluar ke jalan dan berteriak "Eureka!" (“Saya

menemukannya”).

Dalam kisah di atas jelas sekali bahwa munculnya ide adalah datang begitu

saja. Kreativitas Archimedes lah yang kemudian mengkonversi realita tak disengaja

menjadi teori hebat yang masih tetap diakui kebenarannya hingga saat ini. Nah, sama

seperti Archimedes, sobat muda juga memiliki kreativitas yang bisa muncul kapanpun

tanpa kita sadari.

e. Mengamati benda

Poin ini sebenarnya adalah salah satu dari sekian banyak tips untuk mengasah

kepekaan kreativitas kita. Seringkali tips ini dilupakan oleh banyak orang sehingga

perlu saya sampaikan di sini. Praktiknya cukup mudah :

Amatilah salah satu benda yang ada di sekitar sobat muda selama kurang lebih

setengah menit kemudian gambarkan kembali apa yang sobat muda ingat. Setelah itu,

pikirkan secara acak : apa yang bisa sobat muda kerjakan dengan benda tersebut ?

Page 25: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

25

Tujuan dari latihan ini adalah untuk melatih ketajaman ingatan kita.

Sebenarnya nggak hanya ingatan dan penglihatan saja yang dilatih. Ketika otak diberi

pertanyaan untuk memunculkan kemungkinan yang bisa dilakukan dengan suatu benda

maka hal itu bisa melatih otak dalam memunculkan kreativitas terpendamnya.

Sebenarnya tidak hanya penglihatan saja yang bisa digunakan dalam latihan ini,

semua indera dapat membantu kita dalam membangun kreativitas karena baik indera

penglihat, pendengar, pencium, pengecap maupun peraba memperoleh berbagai

masukan sepanjang hari. Membangun kreativitas berarti meningkatkan kepekaan

penginderaan yang kita miliki. Itulah yang sobat muda bisa lakukan dalam latihan ini.

f. Beri waktu pada otak

Salah satu hal yang menakjubkan adalah bahwa kita dapat memerintahkan otak

untuk bekerja secara otomatis bagaikan autopilot dalam pesawat. Apabila kita

memberinya gagasan-gagasan dasar dan sejumlah rangsangan yang cocok, akhirnya

otak akan memunculkan gagasan-gagasan yang dapat diteruskannya. Saat dihadapkan

pada suatu tugas, sobat muda mungkin akan menunda sampai detik-detik terakhir,

dengan alasan bahwa otak akan bekerja lebih baik kalau terdesak. Namun, dalam

tulisan ini saya tegaskan bahwa :

“Jangan menunda tugas”

Mungkin ada benarnya bahwa ketegangan otak yang diakibatkan oleh

mepetnya batas waktu tugas dapat mempersatukan pikiran dengan baik. Namun, hal

tersebut tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada otak untuk menghasilkan

pekerjaan yang maksimal.

Mencari ide hebat pun juga seperti itu. Ada baiknya bila kita meluangkan

waktu jauh-jauh hari sebelum deadline pengumpulan karya tulis sehingga kita

diuntungkan dengan beberapa hal berikut :

a. Mendapat ide yang di atas batas minimal

b. Memiliki cukup waktu untuk menindaklanjuti ide hingga menulis laporan

karya tulis ilmiahnya

c. Tersedia cukup waktu untuk mengevaluasi hasil penelitian yang didapat

Page 26: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

26

g. Menerima masukan dari teman

Dengan teknik ini, kita mencoba untuk menempatkan diri kita pada posisi

orang lain, dengan tujuan untuk mengetahui reaksi seseorang atas tindakan yang kita

ambil. Sebagai contoh kasus, akan saya sampaikan cerita teman saya yang bisa

dipanggil Uun.

Uun adalah seorang mahasiswa yang menyelesaikan pendidikan magisternya di

Universitas Kassel, Jerman. Ia akan melakukan penelitian di Indonesia terkait

pandangan konsumen terhadap informasi nilai gizi yang ada pada kemasan produk

pangan. Untuk itu, dia membuat kuesioner yang akan dibagikan kepada responden.

Kuesioner tersebut telah selesai dibuatnya dan tinggal dibagikan saja kepada

responden. Namun, ia menyadari bahwa apa yang ia anggap sempurna belum tentu

tidak memiliki kekurangan di mata orang lain. Ia kemudian mengirimkan rancangan

kuesionernya kepada beberapa temannya via kotak masuk Facebook dan mengatakan :

“Haloooo teman2ku tercinta, apa kabar? Aku sekarang lagi dalam proses

pengerjaan thesis. Thesisku tentang "Perilaku konsumen terhadap label informasi nilai

gizi pada produk pangan". Aku akan mengadakan survei terhadap konsumen di

Semarang.

Nah, untuk mendapatkan data, aku menggunakan kuesioner. Jadi intinya aku

pengen minta pendapat teman2 mengenai konten kuesionerku sebelum aku

distribusikan (ibaratnya FGD untuk evaluasi kuesioner sebelum digunakan). Kira2

kontennya sudah mudah dipahami atau belum? Apakah ada yang perlu diperbaiki?

Dan kalo ada masukan-masukan monggo secara kalian kan anak pangan (email ini

dikirimkan kepada kami yang merupakan alumni UGM jurusan Teknologi Pangan dan

Hasil Pertanian) heheee.

Berikut aku lampirkan file kuesionerku, contoh label informasi nilai gizi

produk pangan di Indonesia, dan file proposal thesisku kalo2 teman2 tertarik untuk

membacanya”

Teman saya Uun, dalam redaksi email di atas, berusaha membuka komunikasi

dengan teman-temannya yang berlatar belakang pendidikan teknologi pangan.

Langkah ini menurut saya cukup tepat karena dengan membuka diri terhadap saran dan

kritik orang lain, ia akan mendapatkan masukan yang cukup berarti bagi kesempurnaan

pemahamannya terhadap kuesioner yang telah dibuatnya.

Page 27: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

27

Memunculkan ide kelompok

Mengumpulkan orang bersama-sama untuk mencari ide merupakan cara yang

efektif, apabila ditangani dengan semestinya. Tapi, pertemuan itu dapat juga menjadi

penghamburan waktu bagi para peserta apabila tidak ditangani secara benar.

Gambar 5. Diskusi kelompok untuk menemukan ide penelitian

ataupun mencari solusi atas kendala penelitian yang tengah dihadapi

Di bawah ini ada beberapa tips agar pemunculan ide secara kelompok dapat

berjalan secara efektif.

a. Mempraktikkan brainstrorming

Nah loh, ada istilah baru nih buat sobat muda sekalian. Brainstorming kalau

diartikan secara etimologi bisa menjadi “badai otak” (brain=otak, storm=badai). Aneh

kan?! Makanya harus dilihat secara terminologis juga biar nggak kacau pengertiannya.

Brainstrorming akan lebih mudah dipahami sebagai “curah-gagasan”. Maksudnya,

otak dibiarkan berfikir secara liar (bagaikan badai) agar bisa menghasilkan banyak ide.

Maksudnya berfikir secara liar adalah bebas berfikir tanpa harus memperhatikan

berbagai “kemustahilan” yang ada. Brainstorming ini akan memudahkan kita untuk

mendapatkan banyak gagasan dengan cepat dan orisinil. Proses ini berlandaskan

anggapan bahwa sekelompok orang yang bekerja bersama di bawah pimpinan yang

baik, dapat memunculkan jauh lebih banyak ide daripada bekerja secara sendiri-

sendiri. Metode ini membutuhkan satu orang pemimpin diskusi. Namun, perlu diingat

bahwa pemimpin diskusi harus bisa mengkondisikan agar ide setiap anggota bisa

muncul secara bebas, tidak boleh ada yang mencela ataupun meremehkan.

Page 28: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

28

b. Menyampaikan informasi penting

Sebelum pertemuan brainstorming, beberapa hari sebelumnya para peserta harus

mendapatkan informasi penting yang berisi beberapa hal, yaitu waktu dan tempat

diskusi, pokok pembicaraan, dan hasil akhir yang diminta.

c. Menggunakan pemandu

Sobat muda, tujuan adanya pemandu adalah untuk mengarahkan dan

mengendalikan pertemuan. Selain itu, juga untuk membantu para peserta

mengembangkan gagasan-gagasan mereka tanpa ada kendalan dalam

menyampaikannya (seperti keterangan sebelumnya). Tentunya, pemandu tersebut

harus yang sudah berpengalaman dan menguasai bidang ilmu yang akan didiskusikan.

Dengan adanya rencana yang jelas maka pemandu dapat mempersiapkan

dengan baik sehingga ia dapat mengetahui banyaknya waktu yang tersedia dan mampu

membagi waktu. Keuntungan cara ini adalah berkurangnya hambatan di dalam

kelompok diskusi dibandingkan dengan diskusi brainstorming yang tanpa pemimpin.

d. Tinggalkan pikiran negatif

Jangan membiarkan pikiran-pikiran negatif muncul di permukaan karena akan

menjadi penghalang keberhasilan diskusi. Pemimpin diskusi juga tidak boleh

membiarkan adanya peserta yang mencerca gagasan orang lain karena hanya akan

merusak suasana dan menimbulkan permusuhan. Seseorang yang telah dicerca

tentunya akan mundur dan tidak akan bersuara lagi sehingga kehadirannya menjadi

tidak berarti. Lebih buruknya lagi, ia akan menjadi agresif dan mencari peluang untuk

melakukan tindakan balas dendam. Nah, kalau sudah begini, situasinya pasti ruwet dan

tidak kondusif lagi untuk diskusi.

e. Keaktifan peserta diskusi

Dalam diskusi brainstorming, penting untuk menjaga peran aktif peserta

diskusi dalam memberikan sumbangan ide ataupun pendapatnya, bukan hanya menjadi

pengamat saja. Jika ada peserta yang hanya berdiam diri, maka ia harus didorong untuk

memberikan sumbangan pemikiran. Jika ada peserta yang terlalu aktif, maka ia harus

pula dikendalikan agar tidak sampai memaksakan ego atau pendapatnya. Inilah salah

satu pentingnya keberadaan pemandu dalam diskusi brainstrorming.

Page 29: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

29

f. Belajar menghargai pendapat orang lain

Sobat muda, terkadang sulit bagi kita untuk menjadi pendengar yang baik, bisa

dikarenakan orang tersebut memang menyebalkan atau hal yang diceritakan kurang

menarik. Selain alasan-alasan itu, sebenarnya mendengarkan adalah suatu kegiatan

yang harus dilakukan secara aktif. Keuntungan dari mendengar ialah perhatian kita

akan lebih terarah ke masalah yang sedang dihadapi dan kita akan mendapatkan lebih

banyak informasi. Peserta diskusi yang menyampaikan pendapat pun akan merasa

dihargai sehingga suasana diskusi tetap kondusif.

g. Mencatat hasil diskusi dan membagi tugas

Usahakanlah untuk menyelesaikan satu masalah hanya dalam satu kali

pertemuan saja. Tidak efektif untuk melanjutkan atau memulai lagi pada hari-hari

berikutnya karena mungkin akan timbul masalah-masalah sampingan. Jika selama

pertemuan, telah didapatkan hasil diskusi yang dianggap cukup maka buatlah suatu

ringkasan akhir, dapatkan kata mufakat dari semua peserta, dan lakukan pembagian

tugas secara merata. Hal ini seringkali saya sampaikan kepada siswa bimbingan saya.

Setiap akhir diskusi saya katakan pada mereka : jangan lupa hasil diskusi ini dicatat,

kemudian sebelum kalian pulang, bagilah tugas untuk menjalankan hasil diskusi ini.

Page 30: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

30

Motivasi Kita-2

Doa Yang Terkabul

Sobat muda, ada seorang ibu penjual tempe yang sudah

berpengalaman dalam membuat tempe selama lebih dari 20 tahun. Suatu

hari ia butuh uang ekstra untuk membayar SPP anak bungsunya yang

telah menunggak beberapa bulan. Seperti biasa, satu-satunya penghasilan

yang dapat ia harapkan adalah dari penjualan tempe. Katena butuh uang

ekstra, iapun juga membuat tempe yang lebih banyak daripada biasanya.

Namun, pada suatu malam ia heran karena tempe yang dibuatnya tidak

kunjung jadi. Selama 20 tahun, baru kali ini ia gagal membuat tempe.

Pada malam itu juga, dengan meneteskan air mata ia pun berdoa kepada

Tuhan : “Ya Tuhan, semoga tempe ini segera jadi. Dengan apa saya harus

membayar SPP anak saya, wahai Tuhan?”

Dan paginya pun, bim salabim. Tempenya masih tetap belum jadi.

Sang ibu tertunduk lesu. Kali ini air mata yang mengalir lebih banyak dari

pada yang semalam. Ia bingung. Tak ada lagi stok tempe yang tersedia.

Dengan ragu, ia membawa tempe yang belum jadi tersebut ke pasar.

Pasrah kepada Tuhan. Seperti biasa, ia menggelar dagangan di pasar. Tak

satupun pembeli yang datang menghampirinya. Tiba-tiba ada seorang ibu-

ibu yang bertanya dengan lembut, “Bu, ada tempe yang belum jadi? Saya

butuh banyak untuk saya bawa keluar kota. Kalau saya bawa yang jadi,

nanti di sana pasti sudah busuk”.

Sobat muda, ternyata Tuhan mengabulkan doa ibu tadi dengan arti

“terkabul” yang sesungguhnya.

Page 31: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

31

Bila sobat muda mengalami kendala

dalam memahami bagian kedua ini,

sobat muda bisa menghubungi saya

via email

[email protected]

Page 32: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

32

Bagian ketiga :

PERSIAPAN MENULIS

Sukses itu bukanlah ketika menjadi orang lain.

Sukses adalah ketika kita bisa menjadi diri kita sendiri.

(Fatchul Anam Nurlaili)

Mencari bahan tulisan

Sobat muda, kita bisa mendapatkan informasi dengan benar dari referensi

aslinya jika kita mampu membacanya secara benar pula. Dalam hal ini, seorang

pembaca yang baik adalah pembaca yang bisa memanfaatkan kelompok kata tertentu

sebagai kunci pembuka gambaran. Tulisan yang dibacanya tidaklah kata demi kata,

namun beberapa kata yang saling berkaitan. Setelah menangkap maksud umumnya, ia

beralih ke deret kata lainnya sehingga ia bisa mendapatkan gambaran pemahaman

tulisan tersebut secara umum.

Dengan teknik membaca seperti di atas, pembaca mampu mengingat-ingatnya

kembali secara lebih baik daripada membaca kata demi kata. Mengingat kembali inti

bacaan, itulah hal yang penting bagi penulis karya ilmiah sehingga ia bisa kapan saja

menghubungkan teori yang dibacanya dengan fenomena yang sedang ditelitinya.

Untuk bisa membaca dengan cepat dan efisien, pembaca perlu

menggarisbawahi kelompok kata yang membentuk ungkapan itu dengan pensil atau

pulpen warna. Ketika membaca lagi, ia akan terbantu banyak oleh garis bawah atau

tanda-tanda lainnya yang telah dibuatnya hingga ia bisa mendapatkan informasi yang

banyak dari sumber yang dibacanya tersebut.

Pada kenyataannya, ketika kita membaca suatu berita surat kabar mula-mula

kita tidak membacanya kata demi kata. Namun, kita akan melihat judulnya terlebih

dahulu dan itupun tidak kata demi kata. Jika sekiranya judul tersebut menarik, kita

akan meneruskan membacanya dan jika tidak maka kita akan beralih ke berita lainnya

pada halaman yang sama.

Nah, seperti halnya membaca berita seperti di atas, ketika membaca buku pun

secara tidak sadar kebanyakan dari kita juga seperti itu. Mula-mula kita akan

menjelajahi terlebih dahulu bahan bacaan tersebut sehingga kita tahu apakah perlu

untuk meneruskannya atau tidak. Membaca secara grambyangan (global) terlebih

Page 33: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

33

dahulu ini memiliki beberapa keuntungan, di antaranya adalah untuk mengetahui

apakah bahan tersebut :

1. Relevan dengan tema penulisan karya ilmiah kita

2. Terlalu mendasar dan hanya mengemukakan hal-hal yang sudah lama menjadi

pengetahuan umum

3. Terlalu sulit dicerna

4. Menjawab permasalahan yang sedang kita hadapi dalam kaitannya dengan

penulisan karya tulis ilmiah

Membaca secara grambyangan atau mengambil makna globalnya saja ini dapat

menghemat waktu karena kita tdak perlu membacanya hingga akhir tulisan, kata demi

kata. Kalaupun suatu tulisan perlu dibaca berulang-ulang maka pembacaan global yang

telah dilakukan sebelumnya sudah bisa memberikan gambaran umum mengenai

kerangka tulisannya. Kerangka tersebut akan menolong kita untuk membedakan,

pokok-gagasan, konsep, atau gambaran dari perincian kecil yang sebenarnya tidak

perlu dibaca.

Untuk menjelajahi isi buku secara cepat, kita harus melihat daftar isinya

terlebih dahulu sehingga bisa mendapatkan gambaran topik yang disajikan dalam buku

tersebut. Setelah itu, kita membaca secara sekilas kata pendahuluannya sehingga kita

bisa mengetahui latar belakang dan tujuan dari ditulisnya buku tersebut.

Selanjutnya, kita baru menuju keterangan di tiap bab.

Pencarian referensi tulisan dari suatu buku bisa dilakukan dengan beberapa cara,

di antaranya adalah :

1. Memilih dan mengumpulkan pokok isinya saja

2. Mencari jawaban atas permasalahan yang sedang kita hadapi

3. Mengecek kebenaran suatu pernyataan, baik yang bersumber dari buku lain,

hasil penelitian yang kita dapat, maupun di bagian lain dari buku itu sendiri.

Jujur menyampaikan informasi

Pada pencatatan informasi hasil pembacaan, kita dituntut untuk berpikiran terbuka

sehingga kejernihan isinya dapat kita serap. Keterbukaan pikiran ini baru ada ketika

kita bisa menghargai pendapat orang lain. Setelah pendapat ornag lain masuk, kita baru

boleh menyampaikan pendapat kita. Namun, sepertinya hal yang sering terjadi adalah

kebalikannya. Saat ,membaca tulisan orang lain, pikiran kita sudah menyempit terlebih

Page 34: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

34

dahulu, menghalang-halangi masuknya informasi yang berharga tersebut. belum apa-

apa kita sudah menyanggah pernyataan yang dismapaikan oleh penulis.

Informasi yang didapat selanjutnya akan kita sampaikan dalam karya tulis yang

akan kita buat. Dalam penyampainnya, kita harus jujur, tidak boleh mengurangi atau

menambahi suatu keterangan yang memang tidak bisa ditambah ataupun dikurangi.

Contoh yang sering kita temui adalah pembuangan sebagian kalimat yang berakibat

pada perubahan makna yang terkandung. Sobat muda, kita harus ingat suatu pepatah

yang mengatakan bahwa “sepandai-pandainya tupai melompat maka akan jatuh juga”.

Jadi, jujur sajalah!

Page 35: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

35

Motivasi kita-3

Pelajaran dari ember, batu bata, batu, kerikil, dan pasir

Sobat muda, suatu ketika seorang guru besar universitas ternama

di Eropa bertanya pada mahasiswanya,”Saudara-saudara, Anda semua

lihat kan apa yang saya bawa? Ini adalah ember, batu bata, batu, kerikil,

dan pasir”.

“Yes Sir, kami melihatnya”, jawab para mahasiswa dengan

kompak.

“Sekarang coba perhatikan, saya akan masukkan batu bata ke

dalam ember hingga penuh”, kata sang guru besar. Kemudian dia

memasukkan batu bata satu persatu ke dalam ember hingga penuh.

“Lihatlah! Penuh kan?”, tanya sang guru besar.

“Penuuuhhhh”, jawab mahasiswa hampir serempak.

“Iya, memang sudah penuh. Namun, masih ada rongga-rongga

besar”, sang guru besar menimpali.

“Nah, sekarang saya akan memasukkan batu ke dalam ember.

Masuk tidak?”, lanjutnya.

Para mahasiswa mengangguk. Kemudian sang guru besar

memasukkan batu-batuan yang ukurannya lebih kecil daripada batu bata.

Ketika sudah terlihat penuh, dia kembali memasukkan kerikil-kerikil kecil

ke dalamnya. Dan ketika terlihat sudah penuh lagi, ternyata guru besar

tersebut masih bisa memasukkan pasir ke dalamnya.

Guru besar tersebut kemudian bertanya,”Jika saya memasukkan

pasir terlebih dahulu hingga penuh, bisakah saya kemudian memasukkan

batu bata?” para mahasiswa hanya menggeleng.

“Fenomena ini mengajari kita agar bisa mengisi waktu yang kita

miliki dengan kegiatan-kegiatan yang besar atau penting. Ketika kita telah

bisa menggunakan waktu tersebut untuk hal-hal yang besar maka hal-hal

yang kecil masih bisa kita lakukan. Jika kita hanya menggunakan untuk

hal-hal kecil maka hal yang besar tidak bisa kita lakukan”, imbuh sang

guru besar.

Page 36: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

36

Bila sobat muda mengalami kendala

dalam memahami bagian ketiga ini,

sobat muda bisa menghubungi saya

via email

[email protected]

Page 37: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

37

Bagian keempat :

MULAI MENULIS

Mungkin benar bahwa berusaha itu melelahkan.

Namun, kelak akan jauh lebih lelah lagi jika sekarang kita hanya berdiam diri,

tak berusaha sama sekali.

(Fatchul Anam Nurlaili)

Sobat muda, sampailah kita pada bagian keempat yang saya beri judul “Mulai

Menulis”. Di bagian ini saya akan mulai menyampaikan materi tentang sistematika

penulisan karya tulis ilmiah. Sistematika karya tulis ilmiah sangat penting untuk

diketahui oleh sobat muda sekalian karena menjadi salah satu kriteria umum dalam

penilaian karya tulis ilmiah. Juri sebagai tim penilai akan meneliti apakah sistematika

penulisan yang sobat muda tulis sudah sesuai dengan kaidah ilmiah atau belum.

Dalam buku ini, sistematika yang akan disampaikan hanya sistematika karya

tulis ilmiah jenis laporan hasil penelitian saja. Mengapa? Tentunya adalah karena

karya tulis jenis ini adalah yang paling sering digunakan dalam lomba karya tulis

ilmiah. Sebelumnya perlu saya sampaikan bahwa panitia penyelenggara suatu lomba

karya tulis ilmiah biasanya memberikan sistematika khusus yang berbeda dengan

panitia lomba karya tulis ilmiah lainnya. Nah, apa yang akan saya sampaikan pada

bagian ini merupakan ketentuan sistematika penulisan yang paling umum

dipersyaratkan oleh sebagian besar panita penyelenggara.

Secara garis besar, karya tulis ilmiah yang berbentuk laporan hasil penelitian

terdiri dari tiga bagian besar yang harus ada, yaitu (1) bagian awal, berisi bahan-bahan

preliminer/pendahuluan, (2) bagian inti, memuat naskah utama dari karya tulis ilmiah,

dan (3) bagian akhir, menyajikan bahan-bahan referensi dokumen pendukung lainnya.

Untuk mempermudah pemahaman, berikut ini disampaikan keterangan beserta contoh

nyata dari masing-masing bagian tersebut.

Bagian awal

Bagian awal adalah suatu bagian dalam karya tulis ilmiah sebelum masuk ke

bagian inti dari suatu karya tulis ilmiah. Pada bagian ini, baru disampaikan beberapa

poin yang mendukung keutuhan sistematika suatu karya tulis ilmiah saja. Artinya,

apabila bagian awal ini tidak ada maka sama sekali tidak mengurangi keutuhan makna

Page 38: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

38

(penyampaian materi) dalam karya tersebut. Namun, dengan begitu tak berarti bahwa

bagian awal tidak penting. Bagian awal menjadi sangat penting karena terkait dengan

keutuhan sistematika karya tulis ilmiah serta kelengkapan administratifnya, seperti

halaman pengesahan, halaman pernyataan orisinalitas, serta daftar isi. Bagian awal

memuat beberapa poin berikut ini.

a. Halaman judul

Halaman ini berisi judul, logo sekolah, nama penulis dan NIS, nama sekolah,

alamat sekolah, kota lokasi sekolah, tahun pembuatan karya tulis. Perhatikan

contoh berikut ini!

Gambar 6. Contoh halaman judul

Di bagian ini saya sampaikan bahwa judul yang dipilih harus benar-benar

mencerminkan isi karya tulis. Selain itu, judul harus menarik karena ketika

tahap seleksi, salah satu hal yang bisa menarik perhatian juri adalah judulnya.

Ketika kita akan membeli produk makanan kemasan, apa yang pertama kali

membuat kita tertarik? Apakah rasanya, aromanya, atau nilai gizinya? Saya kira

nggak mungkin karena makanannya masih dalam kemasan. Pertama kali yang

menarik kita adalah kemasan dan nama merek dagangnya. Saya masih ingat

Page 39: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

39

bahwa suatu ketika dosen pascasarjana saya pernah mengatakan, “Buatlah judul

yang seksi, bombastis, dan fantastis!”.

Nah, dengan keterbatasan waktu yang ada, juri pun juga tidak mungkin

membaca seluruh isi karya tulis ketika seleksi tahap awal. Paling tidak, hal

sepele yang pasti bisa menarik perhatian mereka pada pandangan pertama

adalah judul yang digunakan.

Oke sobat muda semua, sudah siap dengan judul kalian? Harus siap dong yah…

b. Halaman bebas plagiatisme

Halaman ini berisi pernyataan penulis bahwa karya yang dibuat sesuai dengan

etika akademik dan bebas dari unsur plagiat. Pernyataan ini diperkuat dengan

tanda tangan dan nama terang penulis di bagian bawah. Berikut ini adalah

contoh dari surat pernyataan orisinalitas (keaslian) karya tulis ilmiah yang saya

ambilkan dari tesis saya.

Gambar 7. Contoh surat pernyataan

c. Halaman pengesahan

Halaman pengesahan dimaksudkan untuk menjamin keabsahan karya tulis

ilmiah. Lembar pengesahan memuat judul, nama penulis, dan NIS. Lembar

Page 40: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

40

pengesahan ditandatangani oleh guru pembimbing dan kepala sekolah. Dari

halaman pengesahan ini dapat diketahui bahwa karya tulis tersebut sudah

diteliti oleh pembimbing dan sudah disahkan oleh pihak sekolah ataupun

instansi lainnya.

Pembimbing selaku pihak yang mengesahkan merupakan pihak yang harus

bersedia untuk dimintai klarifikasi atas kebenaran isi dari karya tulis ilmiah

yang bersangkutan. Itulah beratnya beban moral yang dipikul oleh

pembimbing. Selain harus bersusah payah membimbing, ketika tanda tangan

pegesahan telah ia bubuhkan maka ia harus bersedia ikut bertanggung jawab

atas kebenaran isi karya yang telah disahkannya.Lembar pengesahan diberi

tanggal sesuai dengan tanggal disahkannya karya tulis.

Gambar 8. Contoh halaman pengesahan

d. Kata pengantar

Halaman ini memuat ucapan terima kasih atau penghargaan kepada berbagai

pihak yang telah membantu penyusunan karya tulis. Ucapan terima kasih atau

penghargaan tersebut disertai dengan jenis bantuan yang telah berikan,

misalnya bantuan dalam memperoleh masukan, data, sumber informasi, atau

Page 41: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

41

bantuan dalam memotivasi penyelesaian karya tulis. Tidak ada perbedaan yang

nyata antara kata pengantar pada suatu jenis karya tulis ilmiah dengan jenis

lainnya. Berikut ini saya cantumkan contoh kata pengantar yang saya ambil

dari tesis saya.

Gambar 9. Contoh kata pengantar

e. Daftar isi

Page 42: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

42

Daftar isi memuat semua bagian tulisan beserta nomor halamannya masing-

masing. Dari daftar isi tersebut bisa diketahui urutan setiap bab/sub-bab beserta

halamannya sehingga bisa mempermudah pembaca dalam mencari bab/sub-bab

tertentu.

Gambar 10. Contoh daftar isi

f. Daftar tabel

Daftar tabel memuat semua tabel yang ada dalam karya tulis beserta nomor

halamannya masing-masing. Tentunya, daftar tabel ini dicantumkan kalau

memang ada tabelnya di dalam karya tulis. Sama dengan daftar isi, daftar tabel

Page 43: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

43

digunakan untuk mempermudah pembaca dalam mencari letak tabel tertentu

dalam karta tulis.

Gambar 11. Contoh daftar tabel

g. Daftar gambar/grafik/diagram

Daftar gambar/grafik/diagram memuat semua gambar/grafik/diagram yang ada

dalam karya tulis beserta nomor halamannya masing-masing. Daftar

gambar/grafik/diagram ini dicantumkan kalau memang ada

gambar/grafik/diagram di dalam karya tulis. Gambar/grafik/diagram sangat

diperlukan dalam karya tulis ilmiah karena bisa digunakan sebagai sarana

untuk menjelaskan hasil penelitian ataupun aggasan penulis kepada pembaca.

Page 44: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

44

Gambar 12. Contoh daftar gambar

h. Daftar lampiran

Daftar lampiran memuat semua lampiran yang ada dalam karya tulis beserta

nomor halamannya masing-masing.

i. Daftar lambang dan singkatan.

Daftar lambang dan singkatan memuat semua lambang dan singkatan yang ada

dalam karya tulis beserta nomor halamannya masing-masing.

j. Abstraksi

Hampir setiap murid yang saya ajar mengalami kesulitan ketika akan membuat

abstraksi. Kesulitan tersebut berawal dari belum pahamnya mereka tentang apa

itu abstraksi. Untuk lebih praktisnya, saya biasanya menyampaikan bahwa

abstrak adalah ringkasan dari latar belakang, tujuan, metode, dan hasil

penelitian yang dibuat dalam beberapa paragraf yang singkat. Beberapa

universitas ataupun penyelenggara lomba karya tulis ilmiah biasanya

membatasi jumlah kata yang digunakan dalam pembuatan abstraksi. Biasanya

batasan tersebut berkisar abtara 200 hingga 300 kata. Di bagian bawah abstrak

disertakan kata kunci (key words) antara 3-5 kata. Masih belum ada gambaran

tentang bentuk abstraksi? Perhatikanlah contoh berikut!

Page 45: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

45

Gambar 13. Contoh abstrak

Bagian inti

Bagian inti merupakan bagian pokok dari karya tulis ilmiah yang memuat

materi pembahasan. Artinya, tanpa adanya bagian ini maka suatu karya tidak bisa

dikatakan sebagai karya tulis ilmiah. Bagian initi harus mencantumkan beberapa hal

berikut ini.

a. Pendahuluan

Diumpamakan sebagai sebuah rumah, pendahuluan ini ibarat beranda depan. Di

beranda ini seorang tamu akan bisa sedikit mengira-ngira seperti apa keadaan

di dalam rumah. Begitu juga dalam karya tulis ilmiah, saat membaca bagian

pendahuluan, seorang pembaca akan bisa menerka arah pembahasan yang akan

disampikan pada bagian selanjutnya. Pendahuluan memuat beberapa poin

berikut :

Page 46: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

46

1. Latar belakang masalah

Bagian ini berisi uraian tentang gambaran permasalahan dan hal-hal

yang mendasari pentingnya dilakukan penelitian, atau alasan mengapa

penelitian tersebut penting untuk dilakukan. Perhatikan contoh berikut!

Gambar 14. Contoh latar belakang

Dari contoh di atas kita dapat mengetahui bahwa latar belakang mencakup

hal-hal berikut ini.

Uraian yang runtut dan logis mengenai latar belakang

penelitian/penulisan

Pengerucutan masalah hingga didapatkan masalah yang perlu

dipecahkan

Page 47: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

47

Meyakinkan pembaca bahwa penelitian/penulisan tersebut harus

dilakukan

2. Rumusan masalah

Permasalahan penelitian harus dituliskan dalam bentuk kalimat deskriptif

atau kalimat pertanyaan yang tegas dan jelas. Masalah penelitian

merupakan perumusan kesenjangan antara keadaan yang ada dengan

keadaan yang akan dicapai.

Gambar 15. Contoh rumusan masalah

3. Tujuan

Tujuan penelitian memuat uraian yang menyebutkan secara spesifik

maksud atau tujuan yang hendak dicapai dari penelitian yang dilakukan.

Tujuan ini muncul dari permasalahan yang disampaikan dalam rumusan

masalah pada bagian sebelumnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh

berikut!

Gambar 16. Contoh tujuan penulisan

Page 48: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

48

4. Manfaat

Setiap hasil penelitian pada prinsipnya harus berguna sebagai penunjuk

praktik pengambilan keputusan dalam artian yang cukup jelas. Manfaat

tersebut baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan, manfaat bagi obyek

yang diteliti dan manfaat bagi peneliti sendiri maupun bagi pengembangan

negara pada umumnya.

Gambar 17. Contoh manfaat penulisan

b. Tinjauan pustaka

Tinjauan pustaka berisi prinsip-prinsip teori yang akan dijadikan dasar dalam

pembahasan hasil penelitian. Prinsip-prinsip teori itu berguna untuk membantu

gambaran langkah dan arah kerja.

Tinjauan pustaka akan membantu penulis dalam membahas masalah yang

sedang diteliti. Pustaka dalam teks disitasi dengan format sebagai berikut: satu

penulis, Fauzi (2005); dua penulis, Fauzi dan Faisal (2005) atau (Fauzi dan

Faisal, 2005); tiga penulis atau lebih, Fauzi dkk. (2005) atau (Fauzi dkk., 2005).

c. Metode penelitian

Dalam metode penelitian tersirat pesan bahwa penelitian yang dilakukan sudah

terencana dan terlaksana dengan baik. Inilah yang membedakan kegiatan

penelitian dan kegiatan lainnya. Metode penelitian bisa mencakup beberapa

poin berikut ini.

Page 49: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

49

1. Jenis penelitian

2. Tempat dan waktu penelitian

3. Metode penelitian

4. Populasi dan sampling

5. Alat dan bahan

6. Teknik pengumpulan data

7. Teknik analisa data.

Contoh untuk metode penelitian saya lampirkan di bagian belakang buku ini

(pada contoh lengkap karya tulis ilmiah). Silahkan sobat muda melihat

lampiran di bagian belakang yah…

d. Hasil dan pembahasan

Bila bagian pendahuluan diibaratkan sebagai beranda maka hasil dan

pembahasan ibarat bagian dalam rumah. Seorang tamu tidak lagi hanya

menerka dari luar bagaimana kondisi di dalam rumah, namun sudah bisa

mengetahui secara pasti apa saja yang ada di dalamnya. Begitu juga dengan

hasil dan pembahasan, di dalamnya pembaca bisa mengetahui secara rinci

mengenai hasil penelitian beserta pembahasannya yang disampaikan dalam

karya tulis tersebut.

Bagian hasil dan pembahasan menyampaikan data yang diperoleh dari

penelitian yang telah dilakukan. Data dapat disajikan dalam bentuk tabel atau

gambar dan kemudian dibahas secara cermat. Pembahasan berisi uraian dan

analisis berkaitan dengan temuan-temuan dari penelitian yang telah dilakukan.

Bagian ini juga perlu menyampaikan pemecahan masalah yang berhasil

dilakukan serta perbedaan/persamaan antara hasil yang diperoleh dengan hasil

penelitian terdahulu/pustaka.

Perhatikan contoh berikut!

Page 50: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

50

Gambar 18. Contoh hasil dan pembahasan

Pada bagian ini sebenarnya tidak ada yang sulit karena murni merupakan

penyajian data hasil penelitian yang dilakukan beserta pembahasannya. Apalagi

jika penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan. Beberapa teman

yang menjalankan penelitian di laboratorium mengalami masalah pada bagian

ini karena hasil yang didapat tidak sesuai dengan teori. Namun, untuk

Page 51: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

51

penelitian study lapangan, kesesuian hasil penelitian dengan teori tidak begitu

dituntut karena kondisi di lapangan sangat dipengaruhi oleh berbabagi variabel.

Pada bagian hasil dan pembahasan, peneliti tinggal mencari dan membahas

beberapa faktor yang kemungkinan menjadi variabel tersebut.

d. Penutup

Bagian ini adalah suatu bagian yang menjadi penutup atas pembahasan yang

telah disampaikan di bagian sebelumnya. Di bagian ini disampaikan

kesimpulan dari pembahasan tersebut. kesimpulan yang ditulis harus menjawab

tujuan penelitian/penulisan yang telah disebutkan pada bagian pendahuluan.

1. Kesimpulan

Pada bagian ini berisi simpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah

dilakukan. Simpulan yang dimaksud adalah gambaran umum seluruh

analisis dan relevansinya dengan hipotesis yang sudah dikemukakan.

Simpulan ini harus bisa menjawab tujuan penelitian. Berikut ini diberikan

contoh adanya kesesuaian antara tujuan penelitian dan kesimpulan.

Page 52: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

52

Gambar 19. Contoh kesesuaian antara tujuan dan kesimpulan

Amatilah tujuan penelitian di atas! Berapakah jumlahnya? Apa saja poin

penting yang diangkat dalam tujuan tersebut? Setelah kalian amati, lihatlah

contoh kesimpulannya! Ada berapa poin? Apakah poin yang disampaikan di

kesimpulan menjawab tujuannya? Nah, itulah yang dimaksud dengan adanya

kesesuaian antara tujuan penelitian dan kesimpulan.

2. Saran-saran

Selanjutnya, saran-saran penulis tentang metodologi penelitian lanjutan,

penerapan hasil penelitian, dan beberapa saran yang mempunyai hubungan

dengan hambatan yang dialami selama penelitian. Saran-saran tersebut bisa

ditujukan untuk berbagai pihak, misalnya peneliti lainnya, pemerintah,

serta pihak-pihak yang terkait dengan penelitian. Contohnya adalah sebagai

berikut.

Page 53: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

53

Gambar 20. Contoh saran

Bagian akhir

Sobat muda, bagian akhir merupakan bagian karya tulis yang di luar konten

utama materinya. Bagian ini terdiri dari daftar pustaka dan lampiran. Untuk lebih

jelasnya, perhatikanlah keterangan berikut ini.

a. Daftar pustaka

Daftar pustaka memuat semua pustaka yang dijadikan acuan dalam

penulisan karya tulis. Pencantuman ini sangat penting karena sebagai

pertanggungjawaban ilmiah atas pemuatan hasil karya orang lain. Bila ada

pustaka yang secara sengaja tidak dicantumkan maka hal tersebut termasuk

plagiat dan telah melanggar kode etik ilmiah. Jadi, memasukkan tulisan orang

lain dalam karya tulis ilmiah yang dibuat tidak masalah selama dicantumkan

sumber-sumbernya secara jelas. Pustaka tersebut harus berasal dari sumber

yang terpercaya, seperti buku teks, jurnal ilmiah, prosiding, majalah

ilmiah, dan dokumen paten. Di pelajaran Bahasa Indonesia sobat muda pasti

sudah mendapatkan materi tentang aturan penulisan daftar pustaka tersebut.

Untuk melihat secara langsung seperti apa format dan contoh penulisan daftar

pustaka yang benar, bukalah bagian akhir beberapa buku pelajarn sobat muda

semua.

b. Lampiran-lampiran

Page 54: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

54

Lampiran memuat informasi atau keterangan tambahan untuk memahami

karya tulis. Tanpa informasi tersebut isi karya tulis bisa tetap dipahami

secara utuh. Biasanya, lampiran memuat foto dokumentasi serta informasi-

informasi yang mendukung penelitian.

Page 55: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

55

Motivasi Kita-4

Sobat, semua itu butuh perjuangan…!

Pagi itu, terlihat seorang siswa baru yang tertunduk lesu. Sungguh

kebanggan sekaligus beban berat, duduk bersama teman-teman baru di

sebuah kelas keramat, kelas akselerasi. Itulah yang ia rasakan saat itu.

Dalam kepalanya tergambar perjuangan berat yang harus ia tempuh

selama dua tahun ke depan di kelas itu.

Tiba-tiba masuklah seorang guru dan langsung berkata,”Anak-anak,

siapkan kertas! Sekarang kita akan ulangan”. Itulah ulangan matematika

pertamanya di kelas keramat. Dua hari kemudian, hasil ulangan pun

dibagikan dan hasil ulangan matematikanya yang pertama adalah, luar

biasa jelek. Apakah nilainya 4, 5, ataukah 6? Dengan sangat jelas tertulis

bahwa nilainya adalah 0,75. Sungguh hal itu membuatnya shock. Seumur-

umur baru kali ini ia dapat nilai sejelek itu. Tak ayal, galaupun datang

melanda. Bak tsunami yang meluluhlantahkan gedung-gedung tinggi.

Namun, ia tidak berlarut-larut dalam kegalauannya. Ia sadar bahwa itulah

masa adaptasi di sekolah dan kelas yang baru. Ia pun bangkit dan mulai

memperbaiki cara belajarnya. Jam belajar ia tambah. Latihan soal selalu ia

kerjakan setiap hari. Tiada hari tanpa belajar. Kemanapun ia pergi,

ringkasan pelajaranlah yang ia bawa.

Ulangan selanjutnya, terdapat peningkatan nilai menjadi 1,5. Meningkat

lagi menjadi 3,5. Terus meningkat hingga 7, kemudian 8, dan puncaknya

adalah 10. Itulah perjuangan beratnya di awal kelas akselerasinya. Enam

tahun setelah kelulusannya dari SMA tersebut, ia berhasil menyabet gelar

magister di salah satu universitas ternama di Yogyakarta. Dan di tahun

2013, ia tengah menempuh pendidikan doktoral di universits yang sama.

Page 56: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

56

Bila sobat muda mengalami kendala

dalam memahami bagian keempat

ini, sobat muda bisa menghubungi

saya via email

[email protected]

Page 57: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

57

Bagian kelima :

KALIMAT YANG EFEKTIF

Karya tulis akan tetap abadi walaupun penulisnya telah tiada.

Maka abadikanlah dirimu dengan menulis!

(Fatchul Anam Nurlaili)

Sobat muda, dalam menulis karya tulis ilmiah, kita dituntut untuk

menggunakan kalimat yang efektif. Nah, sudah tahukah sobat muda tentang apa itu

kalimat efektif yang dimaksud di sini?

Kalimat efektif dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah kalimat yang harus

mengandung unsur-unsur berikut :

1. Singkat, maksudnya adalah tidak perlu menambahkan keterangan yang tidak

terkait dengan tema pembahasan. Tidak pula melakukan pengulangan

keterangan yang sudah diterangkan di bagian sebelumnya.

2. Jelas, maksudnya adalah tidak memiliki makna ganda, rancu, atau ambigu.

3. Tepat, dalam arti pemilihan kosa katanya harus bisa menyampaikan informasi

yang dimaksud secara tepat.

4. Logis, maksudnya adalah penjelasan ide yang masuk akal.

5. Koheren, merupakan paparan ide pokok yang saling berkaitan untuk

mendukung ide utama sehingga bisa didapatkan kesimpulan yang beralasan.

Untuk membuat kalimat yang efektif seperti kriteria di atas, ada beberapa jurus yang

bisa sobat muda praktikkan. Jurus-jurus tersebut pernah dipraktikkan dalam program

menulis The Little Red Schoolhouse of Chichago di University of Chicago. Pengen tau

kan jurusnya seperti apa? Berikut ini adalah jurus-jurus penulisan kalimat efektif yang

bisa sobat muda praktikkan :

1. Menyampaikan ide penting dengan „kata kerja yang tepat‟, bukan dengan kata

benda. Masih belum paham kan apa maksudnya jurus tersebut??!! Langsung

saja saya berikan contohnya untuk mempermudah pemahaman sobat muda

semua. Perhatikan beberapa contoh berikut ini !

Contoh 1

(Pemerintah membuat keputusan untuk menghentikan impor beras)

(Pemerintah memutuskan untuk menghentikan impor beras)

Keterangan :

Page 58: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

58

„Membuat keputusan‟ pada kalimat pertama diringkas dalam kata kerja yang

tepat menjadi „memutuskan‟ pada kalimat kedua.

Contoh 2

(Percobaan-percobaan telah dilakukan pada peralatan baru oleh peneliti)

(Peneliti telah mencoba peralatan baru)

Keterangan :

„Percoban-percobaan‟ pada kalimat pertama diringkas dalam kata kerja yang

tepat menjadi „mencoba‟ pada kalimat kedua

Contoh 3

(Pembangunan tambak udang berukuran 4x4 meter dilakukan oleh Gunawan)

(Gunawan membangun tambak udang berukuran 4x4 meter)

Keterangan :

„Pembangunan‟ pada kalimat pertama diringkas dalam kata kerja yang tepat

menjadi „membangun‟ pada kalimat kedua

2. Letakkan informasi yang mudah dipahami di bagian awal. Hal tersebut perlu

dilakukan agar pembaca tidak kesulitan dalam mencerna maksud kalimat. Bila

informasi yang rumit disampaikan di bagian awal maka pembaca akan

mengalami kesulitan memahami maknanya sejak awal. Hal ini bisa

menyebabkan kesulitan dalam memahami kalimat selanjutnya.

Contoh :

Paragraf 1

Warna indah dan keanekaragaman jenis kupu-kupu mendapat perhatian

manusia. Kupu-kupu bermanfaat bagi tanaman, yaitu membantu penyerbukan

bunga. Selain itu tidak menggigit manusia. Karena keindahan sayap-sayapnya,

kupu-kupu yang telah mati pun banyak dimanfaatkan oeh manusia. Hiasan

dinding, penyekat buku, dan gantungan kunci adalah bentuk-bentuk souvenir

yang mengabadikan keindahan mereka. Souvenir kupu-kupu yang dikirim ke

mancanegara menghasilkan devisa bagi negara. Demikian pula keindahan

mereka menyejukkan mata yang memandangnya. Dan untuk mengungkapkan

kekaguman akan keindahannya, banyak lagu bertema kupu-kupu diciptakan.

Page 59: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

59

Paragraf 2

Kupu-kupu banyak mendapat perhatian manusia. Binatang yang bisa terbang

ini tidak hanya banyak jenisnya, tetapi juga indah warnanya. Binatang

bersayap indah ini tidak menggigit manusia, tetapi justru bermanfaat

membantu tanaman berbuah dengan menyerbukkan bunganya. Kupu-kupu yang

telah mati diawetkan oleh manusia, dan banyak dijual ke mancanegara sebagai

souvenir yang menghasilkan devisa. Keindahan sayapnya diabadikan sebagai

hiasan dinding, gantungan kunci, dan penyekat buku. Kupu-kupu juga indah

dipandang mata. Lagu tentang kupu-kupu banyak diciptakan sebagai ungkapan

kekaguman dan keindahannya.

Keterangan :

Manakah paragraf yang lebih mudah dipahami, yang pertama atau kedua?

Tentunya yang kedua. Paragraf pertama menjadi lebih sulit dipahami karena

dari awal sudah menggunakan kalimat-kalimat yang kurang familier. Pada

paragraf kedua, kita lebih mudah memahaminya karena di bagian awal

menggunakan kalimat yang familier dan berulang-ulang. Perhatikanlah kata-

kata yang dicetak miring pada oaragraf kedua! Nah, terbukti kan.

3. Penyampaian informasi berawal dari yang sederhana menuju yang lebih

kompleks dan panjang. Untuk lebih memahami maksud jurus yang ketiga ini,

langsung saja perhatikan contoh berikut ini!

Contoh 1

(Murid-murid SDN I Kotagede di Kota Yogyakarta yang telah berusia 7 tahun

ke atas dan berjenis kelamin perempuan berjumlah 35, sedangkan pada SDN II

Kotagede di Kota Yogyakarta yang telah berusia 7 tahun ke atas dan berjenis

kelamin perempuan hanyalah 25 orang.)

(Jumlah murid perempuan yang telah berusia 7 tahun di SDN I dan II

Kotagede, Kota Yogyakarta berturut-turut adalah 35 dan 25 orang.)

Keterangan :

Kalimat yang kedua lebih mudah dipahami daripada yang pertama. Selain itu,

bentuknya pun lebih ringkas.

Page 60: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

60

Contoh 2

(Peniciline, amoxyciline, dan tetracycline adalah jenis-jenis antibiotik yang

banyak digunakan di Indonesia.)

(Indonesia banyak menggunakan jenis-jenis antibiotik peniciline, amoxyciline,

dan tetracycline.)

Keterangan :

Manakah yang lebih mudah dipahami ? Tentunya kalimat yang kedua lebih

mudah dipahami daripada yang pertama. Selain itu, bentuknya pun lebih

ringkas. Pada kalimat tersebut kata-kata yang spesifik diletakkan di bagian

belakang sehingga pembaca tidak mengalami kesulitan sejak awal dalam

memahami kalimat.

4. Meletakkan subjek berdekatan dengan predikatnya. Perhatikanlah contoh

berikut ini!

Kalimat 1

Ahli psikologi dengan berbagai cara telah mempelajari kreativitas.

Kalimat 2

Kreativitas oleh ahli psikologi telah dipelajari dengan berbagai cara.

Kalimat 3

Kreativitas dengan berbagai cara telah dipelajari oleh ahli psikologi.

Kalimat 4

Ahli psikologi (subjek) telah mempelajari (predikat) kreativitas dengan

berbagai cara.

Keterangan :

Keempat contoh kalimat di atas tentunya bisa dipahami. Namun, manakah yang

paling mudah dipahami? Tentunya kalimat yang keempat karena subjek (ahli

psikologi) dan predikatnya (mempelajari) berdekatan. Bandingkan dengan

kalimat 1, 2, dan 3!

5. Memelihara kesatuan. Maksud dari jurus ini adalah menjaga alur logika yang

ada dalam kalimat sehingga bisa runtut dan mudah dipahami. Dalam membuat

kalimat yang memiliki alur logika lancar, tak bisa lepas dari bebetapa kata

penghubung. Beberapa kata penghubung yang bisa dipakai adalah sebagai

berikut.

Page 61: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

61

Atau Sebelum

Jika Sebab

Ketika Sampai

Tetapi Oleh karena itu

Sehingga Demikian juga

Penggunaan kata penghubung tersebut harus tepat sehingga tidak menimbulkan

makna yang rancu. Perbedaan letak kata penghubung bisa mengubah makna

suatu kalimat sehingga kita harus berhati-hati. Contoh :

Kalimat 1

Kita harus mendukung program transmigrasi bila DPR menyetujui anggaran

dananya.

Kalimat 2

Bila kita mendukung program transmigrasi, DPR menyetujui anggaran

dananya.

Keterangan :

Kalimat 1 dan 2 menggunakan kata penghubung yang sama, yaitu bila. Namun,

letak yang berbeda menyebabkan maknanya berbeda pula.

Kalimat 3

Kita harus mendukung program transmigrasi karena DPR menyetujui anggaran

dananya.

Kalimat 4

Kita harus mendukung program transmigrasi dengan atau tanpa DPR

menyetujui anggaran dananya.

Kalimat 5

Kita harus mendukung program transmigrasi meskipun DPR tidak menyetujui

anggaran dananya.

Keterangan :

Kalimat 3, 4, dan 5 memiliki bagian yang sama, kecuali kata penghubungnya.

Perbedaan kata penghubung tersebut berdampak pada perbedaan makna yang

sangat jelas di antara ketiganya.

Page 62: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

62

Sebenarnya masih ada banyak poin yang harus diperhatikan dalam membuat

kalimat yang efektif selain jurus-jurus di atas. Namun, dalam buku ini saya hanya

membatasinya hingga lima jurus saja agar sobat muda bisa fokus dalam

mempraktikkannya. Selamat mempraktikkan…!

Page 63: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

63

Motivasi kita-5

Adam Khoo

Sobat muda, seorang warga negara Singapura bernama Adam

Khoo, pada umur 26 tahun sudah mempunyai bisnis yang beromzet US$

20 juta. Padahal, ketika umur 12 tahun Adam dicap sebagai orang yang

malas, bodoh, agak terbelakang dan tidak ada harapan. Ketika masuk SD,

dia benci membaca; maunya hanya main game dan nonton TV.

Namun, ketika SMP, Adam Khoo mulai berani menentukan

targetnya, yaitu iaingin mendapatkan nilai A semua. Dia menentukan

tujuan jangka pendeknya, yaitu masuk Vitoria Junior College (SMA

terbaik di Singapura), tujuan jangka panjangnya masuk National

University of Singapore dan menjadi murid terbaik disana.

Ketika teman-teman dan gurunya bertanya apa yang akan dia raih,

Adam Khoo menjawab bahwa dia akan menjadi rangking.1 di sekolahnya,

masuk Victoria Junior College, dan National University of Singapore.

Semua orang menertawakannya, karena tidak pernah terjadi dalam sejarah

bahwa lulusan SMP tersebut masuk Victoria Junior College dan National

University of Singapore. Bukannya jadi loyo karena ditertawakan, Adam

Khoo malah semakin tertantang untuk semakin bekerja dengan cerdas dan

keras untuk mencapai impian dan mengubah sejarah.

Nah, dalam waktu 3 bulan, rata-rata nilainya naik menjadi 70.

Dalam satu tahun, dari ranking terbawah dia naik menduduki ranking 18.

Ketika lulus SMP, dia menduduki ranking 1 dengan Nilai Ebtanas A

untuk semua mata pelajaran yang diujikan. Dia kemudian diterima di

Victoria Junior College dan mendapatkan nilai A bulat untuk tiga mata

pelajaran favoritnya. Selepas SMA, akhirnya dia bisa diterima di National

University of Singapore (NUS). Di universitas tersebut dia selalu menjadi

juara sehingga Adam Khoo bisa mengikuti NUS Talent Development

Programme. Program ini diberikan khusus kepada TOP 10 mahasiswa

yang dianggap jenius.

Sobat muda, teruslah melangkah maju menggapai cita-citamu.

Anggaplah ejekan orang disekitarmu sebagai pemicu semangat. Buktikan

bahwa kamu bisa!

Page 64: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

64

Bila sobat muda mengalami kendala

dalam memahami bagian kelima ini,

sobat muda bisa menghubungi saya

via email

[email protected]

Page 65: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

65

Bagian keenam :

MENYIAPKAN PRESENTASI

Cinta suci hanyalah omong kosong

ketika simbolisme cinta menuntut apresiasi atas keberadaannya

(Fatchul Anam Nurlaili)

Sobat muda, sampailah kita pada bagian terakhir dari pembahasan dalam buku

ini, yaitu teknik presentasi. Saya merasa perlu untuk menyampaikan teknik presentasi

karena pada umumnya, sepuluh besar atau lima besar naskah terbaik akan diundang

panitia untuk mempresentasikan karyanya. Nilai presentasi tersebut selanjutnya akan

menjadi salah satu pertimbangan besar untuk menetapkan siapa yang berhak menjadi

pemenangnya.

Jenis-jenis presentasi

Sobat muda, sebelum masuk ke teknik presentasi ilmiah yang menarik, ada tiga

jenis presentasi yang patut untuk diketahui sebelumnya. Ketiga jenis tersebut adalah

sebagai berikut.

a. Presentasi persuasif

Persuasif artinya merayu, membujuk, menghimbau. Contoh model presentasi ini

adalah memperkenalkan produk baru dalam kegiatan marketing, pengarahan pada

masyarakat, ceramah/presentasi di bidang kerohanian (agama), dan sebagainya.

Dengan model presentasi ini, presentator tidak secara langsung memperoleh hasil atau

jawaban dari audience apakah presentasi yang disampaikan dapat diterima/disetujui

dan ditindaklanjuti oleh target penerima informasi atau tidak.

b. Presentasi informatif

Contoh model ini di antaranya seorang manager yang sedang mempresentasikan status

dari sebuah proyek atau rangkaian pekerjaan yang ditugaskan kepadanya, laporan

finansial, atau kebijaksanaan pemasaran, penyampaian proposal untuk meminta dana.

Hasil presentasi model ini sangat menentukan, apakah idenya diterima atau tidak.

Selain itu, presentator akan menerima pertanyaan atau memberikan

pertanggungjawaban secara langsung terhadap apa yang disampaikan kepada

audience-nya. Nah, presentasi karya tulis ilmiah bisa dimasukkan dalam kategori ini

Page 66: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

66

karena dalam presentasi tersebut diinformasikan suatu hasil penelitian kepada

audience.

c. Presentasi training

Misalnya pelatihan yang diberikan kepada karyawan baru, pelatihan yang

diberikan sehubungan dengan akan diterapkannya sistem ISO, pelatihan kepada para

pengajar sehubungan adanya sistem pengajaran yang baru, dan sebagainya.

Membuat slide presentasi

Sobat muda, tidak menutup kemungkinan bahwa suatu penelitian yang

mempunyai nilai intrinsik yang sangat tinggi serta manfaat yang sangat besar terhadap

pengembangan iptek dan perbaikan kehidupan masyarakat, menjadi hilang dan rusak

karena teknik pelaporan dan presentasi yang tidak baik. Untuk menghindari masalah

tersebut, seorang peneliti harus mampu membuat laporan dan presentasi hasil

penelitian secara menarik, jelas, dan lengkap.

Slide presentasi ilmiah biasanya mencakup bagian-bagian berikut ini.

a. Halaman judul, minmal memuat judul karya tulis, logo sekolah atau

instansi, nama penulis/peneliti, kota dan tahun penyusunan. Cukup satu

slide.

b. Latar belakang, mencakup latar belakang penelitian atau penulisan

secara ringkas. Bisa dua hingga tiga slide.

c. Rumusan masalah, memuat rumusan masalah yang diangkat dalam

karya tulis. Cukup satu slide.

d. Tujuan, berisi tujuan dilakukannya penelitian atau penulisan karya.

Cukup satu slide.

e. Metode, memuat metode penelitian atau penulisan yang telah

dilakukan. Bisa tiga hingga lima slide.

f. Hasil, berisi data hasil penelitian. Jumlah slide menyesuaikan data yang

diperoleh.

g. Kesimpulan, berisi kesimpulan yang bisa menjawab tujuan. Cukup satu

slide.

h. Saran, cukup satu slide.

Saat ini telah tersedia berbagai fasilitas teknologi komputer yang bisa

membantu pembuatan presentasi hasil penelitan yang memungkinkan seorang peneliti

bisa mengkomunikasikan hasil temuannya dengan jelas, komunikatif, informatif dan

Page 67: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

67

menarik. Presentasi teks dalam powerpoint bukan seperti tulisan lengkap dalam bentuk

kalimat atau paragraf pada perangkat lunak pengolah kata.

Berikut ini adalah beberapa tips dan teknik untuk menunjang keberhasilan

presentasi hasil penelitian.

a. Meringkas teks sepadat mungkin

Presentasi yang baik menghindari penggunaan teks yang panjang dan

membosankan. Teks cukup yang disampaikan harus singkat, jelas, dan hanya kata atau

frase intinya saja. Perhatikan contoh presentasi berikut.

Gambar 21. Contoh slide latar belakang yang disajikan

dalam skema yang menarik

b. Menyajikan data dengan tabel, grafik, atau gambar

Dalam pembuataan presentasi, sebaiknya kita tidak hanya menggunakan teks saja.

Apalagi, jika teks tersebut menggunakan ukuran huruf yang relatif kecil dengan

kalimat yang panjang. Presentasi seperti itu akan membosankan pendengar sehingga

slide yang kita gunakan tidak efektif. Selain itu, dengan waktu presentasi yang singkat

pendengar akan “tersiksa” membaca seluruh teks yang ada dalam slide. Slide hanyalah

alat bantu untuk menjelaskan hal-hal yang penting. Penjelasan yang lengkap bisa

dibaca di ringkasan atau laporan penelitian.

1. Tabel

Penyajian data dalam bentuk Tabel lebih diutamakan daripadadalam bentuk

teks. Tabel merupakan alat yang efektif untuk menginformasikan

perbandingan kuantitatif atau pola kecenderungan data numerik.

Page 68: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

68

Gambar 22. Contoh slide hasil penelitian yang disajikan

dalam bentuk tabel

2. Grafik

Penyajian data ke audience melalui grafik mempunyai keunggulan

dibandingkan tabel, yaitu diketahuinya nilai-nilai kuantitatif dan

perbandingannya secara cepat. Pembaca juga lebih suka melihat grafik

daripada memperhatikan deretan angka-angka yang disajikan dalam tabel.

Namun, grafik mempunyai kelemahan mendasar, yaitu tidak memberikan

informasi yang terperinci karena grafik tersebut hanya mencantumkan nilai-

nilai pendekatan secara visual saja, apalagi jika datanya relatif banyak.

Gambar 23. Contoh slide hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk

diagram

3. Gambar

Perancangan slide presentasi juga tidak terlepas dari unsur-unsur seni atau

nilai artistik, selain masalah teknis mengenai data atau informasi yang akan

Page 69: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

69

disampaikan. Penggunaan aspek seni dalam presentasi ini bertujuan untuk

memperlancar proses komunikasi (lebih santai, mudah dipahami, dan menarik

perhatian).

Presentasi yang baik kadang-kadang bisa dibantu dengan penyajian gambar

untuk menarik perhatian (eye cathing) audience. Selain itu penyajian gambar

bisa membantu suasana presentasi lebih menarik atau atraktif tanpa

mengurangi suasana ilmiah. Penyajian gambar harus mempertimbangkan

aspek-aspek lain. Beberapa hal yang harus dihindari adalah penggunaan

gambar yang berlebihan, tidak relevan dengan topik penyajian, dan

penempatan yang tidak tepat. Presentasi karya tulis ilmiah merupakan

kegiatan resmi dan ilmiah sehingga jangan sampai kegiatan tersebut rusak

karena penyajian gambar yang tidak tepat dan tidak terkait dengan materi

yang disajikan..

Gambar 24. Contoh penyampaian alat dan bahan

yang disajikan dalam gambar relevan (dengan tema kampanye antirokok)

Menjelang dan saat presentasi

Ada beberapa hal yang harus sobat muda lakukan menjelang presentasi. Hal

tersebut perlu sobat muda perhatikan sehingga presentasi bisa berjalan secara lancar.

Berkut ini adalah beberapa hal yang harus sobat muda lakukan menjelang presentasi.

a. Mengecek peralatan presentasi

Ketika ssobat muda akan mempresentasikan karya tulis, sobat muda perlu

memeriksa peralatan presentasi seperti LCD Projector, layar, atau bidang di mana slide

Page 70: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

70

akan diproyeksikan. Bahkan, sobat muda mungkin perlu juga memeriksa laptop atau

komputer desktop yang akan digunakan.

Nah, itu tadi kalau sobat muda sudah di lokasi presentasi pada hari H. Beberapa

hari sebelumnya, sobat muda perlu konfirmasi juga dengan panitia menyangkut

beberapa hal terkait dengan teknis presentasi yang akan diselenggarakan. Paling tidak,

ada beberapa hal yang harus sobat muda cari informasinya, meliputi:

Ketersediaan laptop

Ketersediaan proyektor

Ketersediaan operator laptop

Durasi presentasi beserta pembagian sesinya (durasi presentasi biasanya sekitar

10-15 menit, dilanjutkan dengan tanya jawab sekitar 10-20 menit)

Mungkin sobat muda akan bertanya, mengapa sih harus repot-repot mencari

informasi segala? Perlu diketahui bersama bahwa kesuksesan presentasi adalah

bagaimana kita bisa membuat para hadirin terpesona dan paham dengan apa yang kita

sampaikan. Kita perlu memastikan bahwa semuanya telah tersedia. Kita juga perlu

memastikan teknis operasionalnya sehingga pada saat presentasi kita tidak merasa

asing lagi dengan peralatan tersebut.

b. Mempersiapkan rencana alternatif

Sobat muda, bisa saja sebuah presentasi yang telah berjalan tiba-tiba gagal total

karena peralatan yang digunakan mengalami kendala di tengah presentasi. Kendala

tersebut bisa terjadi hanya karena laptop yang akan sobat muda gunakan mendadak

tidak dapat digunakan atau bisa karena sebab-sebab lainnya. Oleh karena itu,

diperlukan rencana alternatif gar presentasi dapat tetap berjalan lancar dalam kondisi

apapun. Saya ada cerita menarik terkait dengan kendala yang saat presentasi tengah

berlangsung :

Saat acara presentasi final lomba karya tulis ilmiah kesejarahan yang

diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT)

Yogyakarta pada pertengahan tahun 2012, ada seorang siswi yang meenyuguhkan

presentasi dengan cukup mempesona. Sebagai bahasa pengantar, dia memilih Bahasa

Inggris (walaupun kemudian dikritik juri). Cukup lancar, fasih, dan menyenangkan.

Audience dan juri pun terpesona dibuatnya. Tapi, sekitar 5 menit setelah presentasi

dimulai, angin besar merobohkan layar proyektor sehingga slide yang telah dibuat tak

Page 71: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

71

bisa ditampilkan. Presentasi pun menjadi sangat tidak nyaman. Presentasi yang sudah

diatur sedemikian rupa akhirnya rusak berantakan akibat adanya faktor luar yang tidak

dipertimbangkan sebelumnya. Banyak waktu terbuang untuk menunggu layar dapat

digunakan kembali. Mungkin hal tersebut juga menjadi masukan bagi panitia agar

tidak menyelenggarakan acara di luar ruangan.

Nah, dari kisah nyata di atas sobat muda bisa mengambil pelajaran bahwa

presentator harus menyiapkan beberapa skenario presentasi, dari kondisi terbaik

hingga kondisi yang terburuk sekalipun. Presentator sebaiknya membuat check list

tentang kemungkinan buruk apa saja yang bisa terjadi ketika presentasi. Dari

kemungkinan-kemungkinan tersebut selanjutnya dicari solusinya bersama guru

pembimbing.

c. Mengomunikasikan ide

Pada saat sobat muda tampil di depan audience, buatlah kesan bahwa melalui

presentasi ini sobat muda sedang mengomunikasikan ide sendiri. Jangan biarkan orang

mengambil kesan bahwa sobat muda hanyalah “orang suruhan” untuk menyampaikan

presentasi tersebut dan tidak bertanggung jawab pada ide yang disampaikan. Oleh

karena itu, sobat muda harus menyampaikan materi dengan penuh keyakinan serta tak

perlu ragu. Ingat, penuh keyakinan dan tak perlu ragu!

Untuk menunjang hal di atas, satu hal yang harus sobat muda persiapkan adalah :

memahami materi presentasi secara rinci. Hal ini akan sangat membantu dalam

memunculkan kesan bahwa materi presentasi yang disajikan memang berasal dari

sobat muda.

Unsur-unsur dalam presentasi

Keberhasilan sebuah presentasi setidaknya terletak pada empat unsur yang ada

di dalamnya. Keempat unsur tersebut yang pertama dan paling utama adalah

presentatornya, yaitu orang yang menyampaikan presentasi secara langsung di depan

audience. Berikut adalah keempat unsur tersebut.

Page 72: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

72

Gambar 25. Dokumentasi anggota Pusrec ketika presentasi final nasional dalam

Gama Medfair 2012 di UGM. Presentator dituntut untuk tampil penuh,

tanpa rasa takut

a. Presentator adalah seorang penyaji informasi. Tidak semua orang mampu

menyusun suatu paparan sehingga mudah diterima oleh pihak lain sekalipun orang

tersebut sebenarnya sangat menguasai permasalahan yang akan dipresentasikan.

Di Amerika, pernah dilakukan survey yang hasilnya dimuat di beberapa majalah.

Hasil survey tersebut menyatakan bahwa :

ketakutan nomor satu dari kebanyakan orang Amerika (dan ternyata juga merupakan

tendensi kebanyakan orang di seluruh dunia) adalah ketika dia diminta untuk

menjelaskan sesuatu di muka orang banyak (public speaking).

Cara yang efektif untuk mengurangi bahkan menghapus ketakutan tersebut ialah

dengan mempelajari bagaimana teknik menyusun presentasi dengan baik sehingga

bukan ketakutan lagi yang muncul, melainkan kebanggaan ketika bisa tampil di

muka publik dengan bahan presentasi yang telah disusun secara menarik.

b. Materi yang disampaikan. Materi yang akan dipresentasikan sebenarnya memiliki

bobot skor yang paling menentukan. Oleh karena itu, dari awal sudah kita bahas

mengenai betapa pentingnya ide yang hebat. Materi yang unik, beda, dan solutif

tentu akan menarik perhatian para audience dan juri pun tak akan ragu untuk

memberikan nilai lebih. Materi yang dipresentasikan harus memiliki beberapa

unsur berikut ini.

Page 73: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

73

Kejelasan

Sebuah informasi merupakan data-data yang tersusun dengan baik. Tanpa

adanya struktur yang baik, informasi masih merupakan kumpulan data mentah

yang belum memiliki makna. Data yang terstruktur, terorganisasi, dan

mempunyai bentuk, barulah dapat dikategorikan sebagai sebuah informasi.

Sama halnya dengan susunan kata-kata atau kalimat, belum tentu mampu

menjelaskan informasi yang ingin disampaikan. Oleh karenanya, kita masih

memerlukan alat lain yang dapat mempresentasikan informasi-informasi,

khususnya informasi mengenai data yang bersifat kuantitatif yang dapat

menunjang susunan kata agar lebih efektif. Dengan peralatan tersebut, kita

dapat menjadikan informasi lebih jelas lagi, khususnya untuk menjelaskan hal-

hal sebagai berikut.

1. Penjelasan mengenai suatu perubahan atau trend data secara jelas dan

logis

2. Penjelasan data secara berurutan, logis, dan sistematis

3. Memperlihatkan urutan peristiwa dari sudut yang berbeda

4. Menyebutkan langkah-langkah penelitian secara runtut

5. Menampilkan informasi yang saling berhubungan

Agar informasi dapat diterima lebih jelas oleh audience, sobat muda bisa

memberi sentuhan visual pada informasi tersebut. Alat bantu untuk visualisasi

informasi. Jika informasi yang ingin disampaikan berupa nilai-nilai data, maka

untuk menangkap perbandingan atau kecenderungan (trend) nilai-nilai data,

maka lebih tepat bila disajikan dalam bentuk grafik.

Ringkas

Sebuah laporan maupun penjelasan yang panjang tidaklah efektif untuk

disajikan dalam sebuah presentasi. Oleh karena itu, dalam menyusun sebuah

presentasi haruslah digunakan cara-cara peringkasan dan disajikan secara visual

untuk memudahkan audience memahaminya.

Dengan grafik/diagram/gambar/foto maupun peraga akan dapat meringkas

informasi yang disajikan. Poin ini sudah dibahas di bagian sebelumnya.

Kesamaan pemahaman

Dengan bantuan diagram alir atau flowchart akan dapat dicapai suatu kesamaan

pemahaman terhadap suatu informasi yang sifatnya prosedural atau penjelasan

Page 74: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

74

tentang jalannya suatu proses. Sebaliknya, jika informasi seperti ini diuraikan

dengan kata-kata, mungkin akan terjadi distorsi atau penyimpangan, apalagi

bila informasi yang disampaikan bersifat multiproses.

Penguatan

Penguatan adalah suatu proses untuk mengingatkan kembali suatu informasi

dengan cara mengulang (repetisi). Cara ini telah lama dikenal dan diterapkan

ketika seorang guru mengajar muridmurud tingkat Prasekolah maupun Sekolah

Dasar. Dengan mengulang-ulang penjelasan atau mengulang bacaan kepada

anak SD akan mampu menguatkan ingatan terhadap apa yang dibaca atau

diterangkan gurunya.

Penguatan informasi pada sebuah presentasi dapat dilakukan dengan cara

mengulang inti informasi pada badan teks maupun pada ilustrasinya. Namun,

yang harus diperhatikan ketika akan mempraktikkannya adalah ketersediaan

waktu yang disediakan panitia. Presentasi harus dirancang sedemikian rupa

sehingga waktu presentasi bisa cukup. Ketika waktu presentasi melebihi waktu

yang disediakan oleh panitia maka ada dua kemungkinan. Pertama, presentator

diwajibkan untuk menghentikan presentasinya sehingga akan ada materi yang

belum disampaikan. Kedua, presentator masih bisa meneruskan presentasi

namun akan mendapatkan pengurangan nilai. Tentunya sobat muda tidak ingin

memilih salah satu dari kedua kemungkinann tersebut kan?!

Berpihak pada audience

Dalam melakukan pendekatan kepada, audience, usahakan sobat muda

menempatkan diri pada posisi mereka. Berperanlah seolah-olah sobat muda

berada pada posisi mereka sehingga informasi yang akan disampaikan bisa

lebih menyentuh sasaran.

c. Sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan presentasi. Hal ini lagi-lagi

terkait dengan penampilan slide yang akan disampaikan. Seperti keterangan

sebelumnya, presentator atau presentator harus mengecek segala macam sarana

yang akan digunkan, seperti laptop, LCD projector, laser pointer, serta sound

system.

d. Audience yang dijadikan sasaran sebagai penerima informasi. Jika ketiga unsur di

atas telah dipersiapkan dengan baik, tetapi ternyata tidak ada audience-nya, atau

Page 75: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

75

tidak dihadiri oleh audience yang tepat sebagaimana yang dimaksud sebagai

sasaran tersebut, maka rangkaian acara presentasi tersebut tidak akan sukses

sebagaimana yang diinginkan. Audience, hadirin, atau penonton seringkali

dianggap sebagai unsur pasif dari sebuah acara presentasi. Namun, sejujurnya

reaksi dari audience ketika mengikuti suatu presentasi dapat memperlihatkan

berhasil atau tidaknya presentasi itu.

Reaksi dari audience yang bisa ditangkap adalah apakah pandangan mata mereka

“terhanyut” dalam mengikuti slide dan uraian presentator, atau sebaliknya mereka

hanya mendengar suara presentator tanpa memandang ke layar. Hal ini bisa

terjadi bila tampilan slide amat buruk dan ”menyiksa” mata audience. Hal yang

lebih buruk lagi adalah apabila selama presentasi audience bercakap-cakap satu

sama lain maka ketiga elemen di atas gagal membangun keberhasilan presentasi.

Pernahkah sobat muda melakukan presentasi kemudian audience mengerumuni

sobat muda seolah-olah masih kurang puas (maksudnya masih ingin menambah

lagi informasi) dan mereka minta izin untuk meng-copy slide yang sobat muda

presentasikan? Pasti sobat muda merasa bangga karena hal tersebut merupakan

indikasi bahwa presentasi yang sobat muda bawakan berhasil. Jadi, jangan

sepelekan audience karena merekalah yang menjadi target presentasi. Audience

adalah parameter keberhasilan dalam menyampaikan presentasi serta parameter

dalam mempersiapkan ketiga unsur lainnya.

Penunjang penampilan presentator

Sobat muda, penampilan presentator yang monoton hanya akan membuat suasana

menjadi menjemukan. Presentasi yang seharusnya menjadi media penyampaian ide

karya tulis ilmiah akhirnya hanya sebatas sebagai kegiatan formalitas yang membuat

audience dan juri merasa “tersiksa”. Nah, oleh karena itu, presentator harus

memperhatikan beberapa hal yang menunjang sehingga presentasi bisa membuat

audience dan juri terpukau serta paham dengan materi yang disajikan.

Beberapa hal yang menunjang presentasi adalah seperti keterangan berikut ini.

a. Bahasa tubuh (Body language)

Salah satu macam bahasa komunikasi adalah menggunakan bahasa tubuh.

Gerakan tangan, badan, mimik muka, dan sebagainya merupakan sarana sobat muda

Page 76: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

76

dalam berkomunikasi. Kuasai “panggung”, bergeraklah mengisi ruang. Jangan hanya

menjadi patung yang berbicara di depan audience.

b. Metode penyampaian

Presentasi menuntut adanya persiapan yang matang terkait metode apa yang

akan digunakan dalam penyampaian materi. Ada beberapa metode penyampaian yang

bisa sobat muda pilih dalam presentasi. Masing-masing dari metode tersebut tentu

memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Paling tidak ada empat macam

metode penyampaian materi, yaitu :

1. Metode baca layar

Dengan metode baca layar atau verbatim, presentator berbicara berdasarkan teks

catatan maupun slide yang ditampilkan di layar. Keuntungannya, informasi yang

disampaikan bisa detail. Jika ini memang perlu dilakukan, lakukanlah untuk hal-hal

yang bersifat definitif dan rinci saja. Kontak mata dengan audience perlu dilakukan

sesekali sehingga sobat muda seolah-olah berbicara kepada mereka secara pribadi.

Sepertinya metode ini enak diterapkan.

Namun, sayangnya model ini biasa dilakukan oleh pembicara yang tidak

berpengalaman dan kurang menguasai materi. Saya tidak menyarankan sobat muda

untuk menggunakan metode ini pada keseluruhan presentasi. Sobat muda bisa

menggunakannya hanya pada bagian slide yang memang menuntut keterangan

yang rinci.

2. Metode menghafal

Metode lain yang bisa digunakan adalah dengan metode menghafal atau

memorized. Beberapa pembicara mempersiapkan apa saja yang akan dibicarakan

di depan audience dan juri, kemudian dibaca beberapa kali sehingga hafal (atau

hampir hafal). Biasanya kalau berasal dari ide sendiri cukup dibaca sebanyak dua

atau tiga kali maka sudah bisa hafal.

Menghafal teks dengan cara ini masih memiliki risiko. Pertama, metode ini akan

memperlihatkan kurangnya „greget‟ di dalam presentasi karena sobat muda

dibebani mengingat teks yang disampaikan. Risiko lain, jika sobat muda lupa pada

suatu kata kunci maka bisa jadi urutan pembicaraan akan kacau atau bahkan

macet.

3. Metode spontan

Page 77: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

77

Metode selanjutnya adalah yang disebut dengan extemporaneuos atau berbicara

secara spontan. Pembicara dengan jam terbang tinggi biasanya menggunakan cara

ini. Ia cukup berpengalaman serta cukup terlatih untuk menguasai materi yang

dipresentasikan. Oleh karena itu, slide yang sobat muda buat hendaknya berupa

kerangka pokok pembicaraan yang akan membantu sobat muda dalam

menyampaikan materi. Kelemahan metode bicara spontan ini adalah adanya

kesulitan dalam mengontrol waktu karena semuanya terucap begitu saja tanpa

melalui perancangan waktu yang tepat.

4. Metode campuran

Metode ini merupakan pencampuran antara metode baca layar, menghafal, dan

spontan. Maksudnya, dalam suatu presentasi seorang presentator bisa

menggunakan lebih dari satu metode penyampaian. Di suatu slide dia

menggunakan metode menghafal, di slide yang lain menggunakan metode spontan,

kemudian di slide berikutnya menggunakan metode baca layar. Saya kira metode

ini cukup menarik bagi audience karena variasi metode penyampaian bisa

mengurangi kebosanan mereka.

Tips mengurangi kecemasan

Bagi seorang pemula, presentasi merupakan sesuatu yang menakutkan. Berbicara

di muka umum tidak selancar menulis kisah di buku harian pribadi. Kecemasan

seringkali menimpa para pemula. Ada beberapa tips yang bisa digunakan untuk

mengurangi rasa cemas tersebut.

e. Rencanakan

Tindakan yang kurang atau bahkan tidak terencana sama sekali merupakan

sebab utama dari kecemasan. Oleh karena itu, presentasi harus direncanakan

dengan matang. Perencanaan tersebut sudah sobat muda pelajari di bagian

sebelum pembahasan „tips mengurangi kecemasan‟.

f. Visualisasikan

Sobat muda, bayangkan bahwa kamu sedang memasuki suatu ruangan

presentasi kemudian dipersilahkan untuk menyampaikan presentasi yang telah

kamu siapkan. Bayangkan pula bahwa sobat muda bisa presentasi dengan

lancar, memukau audience, serta menjawab pertanyaan dengan tepat. Yakinlah

bahwa hal tersebut akan sobat muda alami. Jadi, tak perlu cemas.

Page 78: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

78

g. Praktikkan

Sebelum benar-benar presentasi di hadapan audience dan juri, sobat muda

harus melakukan simulasi terlebih dahulu. Dalam hal ini, saya biasanya

menerapkan sistem gladi bersih beberapa kali pertemuan bagi siswa bimbingan

saya yang akan mengikuti presentasi karya tulis ilmiah. Dalam gladi bersih

tersebut, kondisinya dibuat menyerupai kondisi presentasi yang sebenarnya

sehingga harus dipersiapkan laptop, proyektor, serta audience-nya. Cara ini

sangat efektif sekali dalam mempersiapkan mentalitas serta kemampuan para

siswa.

h. Tarik nafas

Kecemasan bisa menyebabkan otot tegang. Oleh karena itu, bernafaslah yang

dalam. Hal yang perlu kamu lakukan adalah duduk tegap, rileks, tariklah nafas

beberapa kali secara perlahan hingga merasa tenang.

i. Rileks

Masih terkait dengan tips di atas, ketika sobat muda menarik nafas, ucapkan

dalam hati kata “saya”. Kemudian ucapkan kata “rileks” ketika

menghembuskan nafas. Ulanglah beberapa kali.

Page 79: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

79

Motivasi Kita-6

Gunakan senjatamu!

Sobat muda, pernah membayangkan situasi perang seperti apa?

Semua orang yang ada dalam medan pertempuran pasti memegang senjata

andalan mereka. Ada yang membawa senapan serbu, pedang, bayonet,

granat, pistol, dan lain-lain. Nah, ceritanya ada anak muda yang gagah

berani, ikut dalam sebuah pertempuran. Dengan percaya diri dia terus

melangkah maju, dengan membawa senapan serbu AK-12

Kalashnikov buatan Rusia. Namun, agaknya si pemuda tadi kurang begitu

waras. Dia tidak menggunakan senapan tersebut untuk menyerbu musuh.

Dia hanya berteriak-teriak “ Awas, saya membawa senapan hebat. Awas!

Awas!”

Sobat muda, kira-kira tindakan si pemuda tadi apakah bisa

memukul mundur musuh? Tentu tidak. Bisa-bisa malah nyawa si pemuda

tadi melayag.

Nah, sobat muda sekarang sudah memiliki ilmu untuk membuat

karya tulis ilmiah beserta penyajian prsentasinya. Tunggu apa lagi,

segeralah dipraktikkan! Jangan hanya seperti si pemuda tadi yang sudah

memiliki senjata namun tak mau menggunakannya. Ingat, ilmu itu seperti

senjata!

Salam sukses!

Page 80: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

80

Bila sobat muda mengalami kendala

dalam memahami bagian keenam ini,

sobat muda bisa menghubungi saya

via email

[email protected]

Page 81: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

81

Ingin segera menjadi pemenang?

Semua bagian dalam buku ini telah sobat muda pelajari. Artinya, sobat muda

telah memiliki bekal pengetahuan yang cukup untuk melangkah maju menjadi

pemenang lomba karya tulis ilmiah. Impian sudah di depan mata. Oleh karena itu, hal

yang perlu sobat muda lakukan selanjutnya adalah mempraktikkan materi yang telah

sobat muda pelajari. Lakukanlah hal-hal berikut.

1. Carilah info tentang lomba karya tulis ilmiah yang sedang diselenggarakan.

Untuk sobat muda yang masih duduk di bangku SMA, bisa mencarinya melalui

mesin pencari Google dengan kata kunci „lomba karya tulis ilmiah SMA‟.

2. Pilihlah salah satu lomba yang temanya sesuai dengan minat sobat muda.

3. Konsultasikan tema tersebut dengan guru pembimbing yang berkompeten

4. Segeralah menulis dan jangan takut salah. Selalu berkomunikasilah dengan

guru pembimbing sehingga setiap ada kesalahan bisa segera dibenarkan.

Sukses untuk kita semua!

Penulis dapat dihubungi melalui

Email: [email protected]

Nomer HP: 085292794986

Facebook: Fatchul Anam Nurlaili

Blog: http://f-ppg.blogspot.com/

Page 82: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

82

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Pedoman Penulisan Proposal Penelitian, Tugas Akhir dan Skripsi.

Amikom, Yogyakarta.

Anonim. 2008. Pedoman Teknis Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa Universitas

Indonesia.UI, Jakarta.

Anonim1. 2009. Buku Panduan Tugas Akhir, Skripsi, dan Ujian Pendadaran. Jurusan

Teknik Fisika UGM, Yogyakarta.

Anonim2. 2009. Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Jurusan Teknik Elektro ITS,

Surabaya.

Anonim. 2010. Pedoman Progran Kreativitas Mahasiswa. Depdiknas, Jakarta.

Fathurohman, Muhammad Fajar. 2012. Nilai - Nilai Kepahlawanan dalam

Pembentukan Karakter Bangsa. SMA Negeri 5 Yogyakarta, Yogyakarta.

Indriaty, Etty. 2003. Menulis Karya Ilmiah. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Maksum. 2005, Strategi dan Teknik Komunikasi dalam Presentasi, Bogor.

Mandel, Steve. 2010. Terampil Menyajikan Presentasi yang Efektif. PT Indeks,

Jakarta.

Medista, Ertia, dkk. 2012. Introduksi Edu-Gama (Education Game Card) sebagai

Media Kampanye Antirokok Bagi Pelajar. SMA Negeri 5 Yogyakarta,

Yogyakarta.

Nurlaili, Fatchul Anam. 2010. Hubungan status gizi dengan prestasi belajar (Studi

Kasus di Madrasah Aliyah Nurul Ummah dan Madrasah Aliyah Negeri 2

Yogyakarta). Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

___________. 2012. Karakterisasi Mikrokapsul Minyak Atsiri Jahe dan Oleoresin

Ampas Jahe (Zingiber officinale Rubrum) dengan Penyalut Maltodekstrin.

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Pranowo, dkk. 1999. Teknik Menulis Makalah Seminar. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Ridlo, Mahmudin. 2010. Optimisasi Perbandingan Jagung dan Biji Kecipir dalam

Pembuatan Susu Jagung Tinggi Asam Amino Lisin Berdasarkan Uji

Organoleptik. SMA Negeri 5 Yogyakarta, Yogyakarta.

Wikanti, L.S., dkk. 2011. Potensi Biji Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus ) dan

Jagung (Zea mays) sebagai Bahan Pembuatan Tempe Analog. SMA Negeri 5

Yogyakarta, Yogyakarta.

Page 83: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

83

Soeseno, Slamet. 1997. Teknik Penulisan Ilmiah Populer. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Referensi website :

http://www.rosadtea.blog.com/

http://www.ilerning.com/

www.erabaru.net/

Referensi gambar :

http://www.pendidikanpesantren-toniardi.blogspot.com/

http://www.edusarana.com/

http://www.the-xp.blogspot.com/

http://www.afkar.ws/

http://www.galeriniaga.blogspot.com/

http://www.srijrsns.blogspot.com/

http://www.wales.nhs.uk/

Page 84: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

84

LAMPIRAN

Dalam buku ini saya lampirkan :

1) Foto dokumentasi penulis

2) Contoh panduan OPSI

3) Contoh proposal

4) Contoh laporan karya tulis ilmiah

Page 85: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

85

Lampiran 1

Beberapa Foto Dokumentasi Kegiatan Penulis

Foto 1. Penulis (dua dari kiri) saat mendampingi anggota Puspanegara Research

Community dalam final nasional LKTI di Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyyah Malang tahun 2011

Foto 2. Penulis (paling kiri) saat mendampingi tim Puspanegara Research

Community di Gamamedfair 6 tahun 2012, Fakultas Kedokteran UGM

Page 86: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

86

Foto 3. Penulis (bawah, paling kanan) saat mendampingi

tim Puspanegara Research Community dalam final nasional OPSI 2012 di Jakarta

Foto 4. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh,

dan penulis saat di gedung Kemendikbud Jakarta tahun 2012

Page 87: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

1

Foto 5. Penulis (paling kanan) saat mendampingi kunjungan study

di salah satu kebun buah naga di Yogyakarta

Foto 6. Penulis (tengah) bersama tim Puspanegara Research Community

dalam final nasional OPSI 2013 di Jakarta

Page 88: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

2

Lampiran 2

Panduan mengikuti Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tahun 2013

Panduan ini penting untuk dijadikan acuan dalam mengetahui standar pelaksanaan

lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional. Sobat muda perlu membacanya sehingga

bisa mengetahui gambaran keseluruhan medan yang akan sobat muda lalui.

Page 89: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

3

PANDUAN OPSI 2013

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

mengamanatkan bahwa pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

dengan tujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Sesuai dengan undang-undang tersebut, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan sebagai acuan dalam

pengembangan dan pelaksanaan pembinaan kesiswaan.

Menindaklanjuti undang-undang dan peraturan menteri tersebut, Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah telah mengembangkan dan

melaksanakan berbagai program pembinaan bakat dan prestasi siswa tingkat Sekolah Menengah

Atas melalui berbagai kegiatan kesiswaan. Dengan kegiatan yang dilaksakanan tersebut diharapkan

siswa berbakat dan perprestasi dapat memacu potensinya menjadi generasi yang kompetitif dan

berperilaku unggul; generasi yang memiliki keunggulan dan keseimbangan dalam aspek kognitif,

psikomotorik dan afektif.

Kompetensi intelektual, keterampilan, dan sikap tersebut hanya dapat dicapai melalui kegiatan yang

mengakomodasi berbagai kecerdasan. Satu diantara cara yang dapat ditempuh adalah dengan

mengarahkan siswa ke dalam aktivitas penelitian.

Untuk menghidupkan kegiatan penelitian di kalangan siswa Sekolah Menengah Atas dan sederajat

dilakukan kompetisi penelitian ilmiah dalam berbagai bidang ilmu, yang direalisasikan dalam suatu

kegiatan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI).

B. Dasar Hukum

Dasar hukum penyelenggaraan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) adalah Undang-

undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional nomor 34 tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang Memiliki Potensi

Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa; Peraturan Menteri pendidikan Nasional nomor 39 tahun 2008

tentang Pembinaan Kesiswaan.

C. Tujuan

Page 90: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

4

1. Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) bertujuan untuk Memotivasi siswa SMA untuk

berkreasi dalam berbagai bidang ilmu sesuai dengan minat dan bakatnya;

2. Menjaring siswa yang memiliki bakat dan kemampuan dalam bidang penelitian;

3. Menumbuhkembangkan budaya meneliti di kalangan siswa SMA;

4. Mendapatkan hasil penelitian yang orisinal, berkualitas, dan kompetitif.

D. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari kegiatan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia adalah :

1. Termotivasinya siswa untuk berkreasi dalam penelitian pada berbagai bidang ilmu sesuai

dengan minat dan bakatnya;

2. Terjaringnya siswa yang memiliki minat dan bakat dalam bidang penelitian;

3. Berkembangnya budaya penelitian di kalangan siswa;

4. Terjaringnya hasil penelitian yang orisinal, berkualitas, dan kompetitif.

BAB 2

PELAKSANAAN OPSI

A. Bidang Lomba pada OPSI

Bidang lomba pada Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia tahun 2013 dikelompokkan sebagai

berikut:

Sains Dasar

a. Matematika.

b. Fisika.

c. Kimia.

d. Biologi.

Sains Terapan

a. Ekologi

Page 91: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

5

b. Mesin dan Elektronika

c. Informatika

d. Kesehatan

e. Pertanian.

Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora

a. Ekonomi dan Manajemen

b. Sejarah dan Budaya

c. Bahasa, Sastra dan Seni

d. Pendidikan dan Psikologi

e. Sosiologi dan Antropologi

B. Persyaratan Seleksi

a. Peserta adalah siswa SMA/MA kelas X atau XI pada bulan April 2013;

b. Projek/penelitian dapat dilakukan secara individual atau berkelompok;

c. Satu Kelompok Peneliti maksimal berjumlah 3 (tiga) orang termasuk ketua kelompok;

d. Setiap peserta hanya diperbolehkan mengirimkan 1 (satu) judul penelitian;

e. Naskah penelitian yang diusulkan adalah penelitian yang dikerjakan saat siswa masih

kelas X atau kelas XI.

f. Peserta mengirimkan naskah hasil penelitiannya sebanyak 1 eksemplar dalam bentuk

hardcopy dan sebuah file dalam bentuk CD dalam format MS-WORD kepada panitia;

g. Peserta menyertakan pasfoto berwarna dalam file digital yang dimasukkan ke dalam CD

bersama naskah makalahnya;

h. Peserta membuat pernyataan orisinalitas karya penelitiannya dan pernyataan bahwa

makalah yang diajukan belum pernah menjuarai lomba karya ilmiah tingkat

nasional/internasional.

i. Untuk memudahkan, cover makalah Bidang Sains Dasar berwarna Merah, cover makalah

Bidang Sains Terapan berwarna Kuning, dan cover makalah Bidang IPS/Humaniora

berwana Hijau

Catatan: Makalah dan berkas persyatan lainnya menjadi milik panitia.

C. Tata Cara Pendaftaran

Page 92: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

6

Berkas persyaratan dimasukkan ke dalam amplop, dan dikirimkan kepada panitia, dengan alamat:

Panitia Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI)

Subdit Kelembagaan dan Peserta Didik

Direktorat Pembinaan SMA

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah

Jl. R.S. Fatmawati, Cipete

Jakarta Selatan - 12410

Tlp. 021-75912056, 75908519; Fax: 021-75908519, 75912057

D. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan OPSI ini dibagi ke dalam tiga tahapan, yaitu

a. Tahap penilaian naskah

b. Tahap gelar poster dan pameran

c. Tahap presentasi

D.1. Tahap Pertama: Penilaian Naskah

Tim juri/penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh Direktorat Pembinaan SMA melakukan

penilaian naskah laporan peneltian yang diajukan peserta dengan mengacu kepada kriteria yang

telah ditetapkan. Melalui penilaian tersebut dihasilkan sejumlah NASKAH TERSELEKSI, dan

peserta yang meraih PENGHARGAAN NASKAH. Jumlah naskah yang lolos pada tahap pertama

tersebut tidak harus seimbang untuk masing-masing bidang ilmu. Peneliti yang naskahnya terpilih

pada saringan tahap pertama ini dipanggil untuk mengikuti tahap selanjutnya. Teknis seleksi tahap

pertama adalah sebagai berikut:

1. Direktorat Pembinaan SMA menetapkan tim juri

2. Tim juri melakukan penilaian naskah hasil penelitian sesuai dengan kriteria penilaian yang

ditetapkan;

3. Direktorat Pembinaan SMA menetapkan naskah hasil penelitian yang 4) terpilih pada tahap

pertama;

4. Direktorat Pembinaan SMA mengundang peserta yang berhasil masuk 5) ke tahap

berikutnya.

D.2. Tahap kedua: Gelar Poster dan Pameran

Page 93: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

7

Peserta yang naskah hasil penelitiannya terpilih pada tahap pertama diharuskan menampilkan hasil

penelitiannya pada kegiatan Gelar Poster dan Pameran. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk

menilai poster dan pameran hasil penelitiannya. Dari kegiatan tersebut dihasilkan peserta yang

BERHASIL MASUK KE TAHAP PRESENTASI, peserta yang meraih PENGHARGAAN

POSTER.

Teknis pelaksanaan seleksi tahap ke dua adalah sebagai berikut:

1. Peserta yang diundang (lolos tahap pertama) diharuskan menyiapkan poster hasil penelitan

dan material pajang hasil penelitiannya, dan dibawa secara langsung saat pelaksanaan

seleksi tahap ke dua;

2. Peserta memasang poster dan memajang hasil penelitian sesuai dengan waktu yang

ditentukan;

3. Tim juri melakukan penilaian terhadap poster dan pameran;

4. Tim juri melakukan tanya-jawab dengan peserta, berdasar pada format penilaian poster dan

pameran;

5. Peserta juga melayani pertanyaan dari pengunjung;

6. Direktorat Pembinaan SMA menetapkan peserta yang berhasil masuk ke tahap presentasi

D.3. Tahap ketiga: Presentasi

Presentasi dikelompokkan sesuai dengan kelompok bidang penelitiannya. Setelah memaparkan hasil

penelitiannya, peserta menjawab pertanyaan-pertanyaan juri. Dari kegiatan tahap ketiga ini

dihasilkan peserta yang meraih “PENGHARGAAN PRESENTASI”.

Teknis pelaksanaan seleksi tahap ke tiga adalah sebagai berikut:

1. Peserta memaparkan hasil penelitiannya dalam bahasa Indonesia selama 10 menit,

dilanjutkan tanya-jawab dengan tim juri;

2. Tim juri mengajukan peserta terbaik pada masing-masing kelompok bidang penelitian.

E. TIM JURI

Penjurian pada semua tahap seleksi akan dilakukan oleh tim juri yang pada tingkat nasional

dibentuk dan ditetapkan oleh Direktorat Pembinaan SMA. Tim juri terdiri dari para peneliti dari

berbagai lembaga penelitian dan perguruan tinggi. Keputusan tim juri tidak dapat diganggu gugat.

F. PEMENANG OPSI

F.1. Kategori Pemenang

Pemenang dikelompokkan berdasarkan kelompok bidang penelitian: kelompok bidang

ilmu.

Page 94: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

8

a. Sains Dasar

MEDALI EMAS : 3 orang atau 3 judul penelitian

MEDALI PERAK : 3 orang atau 3 judul penelitian

MEDALI PERUNGGU : 3 orang atau 3 judul penelitian

PENGHARGAAN MAKALAH : 1 orang atau 1 judul penelitian

PENGHARGAAN POSTER : 1 orang atau 1 judul penelitian

PENGHARGAAN PRESENTASI : 1 orang atau 1 judul penelitian

PENGHARGAAN KHUSUS : 3 orang atau 3 judul penelitian

b. Sains Terapan

MEDALI EMAS : 3 orang atau 3 judul penelitian

MEDALI PERAK : 3 orang atau 3 judul penelitian

MEDALI PERUNGGU : 3 orang atau 3 judul penelitian

PENGHARGAAN MAKALAH : 1 orang atau 1 judul penelitian

PENGHARGAAN POSTER : 1 orang atau 1 judul penelitian

PENGHARGAAN PRESENTASI : 1 orang atau 1 judul penelitian

PENGHARGAAN KHUSUS : 3 orang atau 3 judul penelitian

c. IPS dan Bahasa

MEDALI EMAS : 3 orang atau 3 judul penelitian

MEDALI PERAK : 3 orang atau 3 judul penelitian

MEDALI PERUNGGU : 3 orang atau 3 judul penelitian

PENGHARGAAN MAKALAH : 1 orang atau 1 judul penelitian

PENGHARGAAN IPOSTER : 1 orang atau 1 judul penelitian

PENGHARGAAN PRESENTASI : 1 orang atau 1 judul penelitian

PENGHARGAAN KHUSUS : 3 orang atau 3 judul penelitian

Page 95: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

9

F.3. Rambu-Rambu Penilaian

Secara garis besar, penilaian meliputi aspek berikut :

a. Keterpenuhan metoda ilmiah

b. Keunikan ide penelitian dan kreativitas

c. Peluang aplikasi;

d. Orisinalitas penelitian;

e. Keunggulan pada gelar poster dan pameran;

f. Kemampuan interaksi saat pameran;

g. Kemampuan Presentasi;

h. Kebahasaan

Page 96: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

10

Page 97: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

11

Page 98: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

12

BAB 3

FORMAT PEMBUATAN KARYA ILMIAH

A. Tim Juri

Penjurian pada semua tahap seleksi akan dilakukan oleh tim juri yang pada tingkat nasional

dibentuk dan ditetapkan oleh Direktorat Pembinaan SMA. Tim juri terdiri dari peneliti pada

berbagai lembaga penelitian dan perguruan tinggi terkemuka. Keputusan tim juri tidak dapat

diganggu gugat.

B. Petunjuk Pembuatan Makalah

Makalah penelitian disusun oleh peserta dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Makalah ditulis dalam bahasa Indonesia

2. Urutan penyajian materi dalam makalah mengikuti struktur yang diberikan oleh panitia

3. Makalah diketik pada kertas HVS A4 80 gram dengan ketentuan:

a. Jenis huruf : Times New Roman;

b. Ukuran huruf : - Judul : 18 pt

- heading 1 : 16 pt

- heading 2 : 14 pt

- heading 3 : 13 pt

- heading 4 dst : 12 pt

- isi/body : 12 pt

c. Batas margin atas : 2 cm

d. Batas margin bawah : 2 cm

e. Batas margin kanan : 2 cm

f. Batas margin kiri : 3 cm

g. halaman : center, bottom

4. Makalah diberi halaman depan, soft cover dengan warna sesusai bidang penelitiannya, yang

memuat judul penelitian, bidang ilmu, nama siswa/peneliti (maksimum 3 orang), nama sekolah,

alamat sekolah, kabupaten/kota, provinsi, nomor telepon;

5. Makalah dilengkapi dengan Abstrak penelitian maksimal 500 kata diketik dalam 1 spasi,

diletakkan di halaman pertama isi makalah;

Page 99: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

13

6. Nama institusi/lembaga dan perorangan yang terkait dengan penelitian sebagai mitra kerjasama

maupun sebagai narasumber harus dicantumkan.

7. Nama guru-guru pembimbing di sekolah dicantumkan dalam makalah, lengkap dengan gelar

dan bidang ilmunya.

C. Aturan Gelar Poster dan Pameran

1. Pameran dan poster dilakukan secara perorangan/kelompok dengan ketentuan sebagai berikut:

2. Untuk setiap penelitian disediakan dua muka panel pameran berukuran 120 cm x 120 cm yang

diletakkan di atas meja berukuran 40 cm x 120 cm dengan ketinggian 80 cm.

3. Kedua panel dipasang sedemikian sehingga membentuk formasi “V”.

4. Disediakan meja terpisah berukutan lebar 50 cm, panjang 60 cm, dan tinggi 80 cm.

5. Disediakan hanya sebuah kursi.

6. Pada panel-panel tersebut peserta dapat menempelkan poster dan foto-foto yang terkait dengan

penelitian yang dilakukan.

7. Ukuran poster disesuaikan dengan disain panel.

8. Meja digunakan untuk kepentingan gelar pameran.

9. Bahan poster dan pameran disediakan sendiri oleh peserta, demikian pula perlengkapan untuk

menempel poster dan gelar pameran;

10. Peserta stand by di stand pameran masing-masing dan diharuskan menjawab setiap pertanyaan

yang disampaikan oleh pengunjung maupun juri yang berkeliling melakukan penilaian atau

berisi uraian dan hasil yang diperoleh;

11. Peserta mengenakan pakaian seragam sekolah masing-masing pada kegiatan pameran dan

poster.

12. Tidak diperkenankan membawa bahan atau perlengkapan yang dapat membahayakan;

13. Peserta hasus meninjukkan buku journal penelitiannya.

D. Aturan Presentasi

Peserta yang lolos pada Gelar Poster dan Pameran diharuskan melakukan presentasi oral di hadapan

dewan juri dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Presentasi dilakukan secara terbuka dengan urutan presentasi yang iundi oleh panitia, dan

diumumkan kepada seluruh peserta sebelum acara presentasi berlangsung;

Page 100: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

14

2. Presentasi dilakukan dalam bahasa Indonesia atau Inggris selama 10 menit, dengan dukungan

Power Point, dilanjutkan dengan tanya jawab dengan Dewan Juri;

3. Peserta diperkenankan untuk menggunakan laptop sendiri.

4. Panitia tidak menyediakan laser pointer;

5. File Power Point seluruh penelitian dikumpulkan dalam laptop panitia yang digunakan untuk

presentasi (walaupun peserta menggunakan laptop sendiri);

6. Bagi peserta yang menggunakan laptop Apple, harus menyediakan sendiri converter untuk

hubungan ke LCD Projector;

7. Peserta mengenakan pakaian seragam sekolah masing-masing pada presentasi penelitian.

Lampiran 3

Contoh Proposal Penelitian

Berikut ini adalah contoh proposal yang pernah diajukan

di Gamed Fair Fakultas Kedokteran UGM tahun 2012. Proposal ini mendapatkan juara

2 tingkat nasional di kompetisi tersebut setelah dipresentasikan di hadapan juri.

Page 101: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

15

Page 102: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

1

PROPOSAL

INTRODUKSI Edu-GAMA (EDUCATION GAME CARD) SEBAGAI

MEDIA KAMPANYE ANTIROKOK

BAGI PELAJAR

Proposal Penelitian Ini Disusun untuk Mengikuti Lomba yang Diadakan oleh

Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada

Disusun oleh:

Ertia Medista

Nazula Rahmi Safitri

Nur Anisa Dika Maharani

SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2012

Page 103: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

2

HALAMAN PENGESAHAN

Proposal karya tulis dengan judul “Introduksi Edu-GAMA (Education Game Card)

sebagai Media Kampanye Antirokok bagi Pelajar” yang disusun oleh

No. Nama Lengkap NIS Kelas / Absen

1 Ertia Medista 12437 XI IPS 1/13

2 Nazula Rahmi Safitri 12708 XI IPA CI /13

3 Nur Anisa Dika Maharani 12577 XI IPA 2/ 24

telah dikoreksi dan disahkan di Yogyakarta pada tanggal………..April 2012

Kepala Sekolah, Pembimbing,

Drs. Munjid Nur Alamsyah,M.M.

NIP. 196112121987031007

Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc.

Page 104: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang penelitian

Tembakau menjadi salah satu komoditi utama perdagangan di Indonesia. Salah satu

hasil produksi yang tembakau yang menduduki rating teratas yaitu rokok. Produk ini dinilai

mampu memberikan sugesti kenikmatan, ketenangan, dan kenyamanan bagi para

penghisapnya.

Kaum yang mudah tersugesti akan kenikmatan rokok (baik dalam bentuk

iklan,maupun ajakan teman) adalah kaum remaja karena secara alamiah remaja memiliki

sifat yang masih labil, mudah terpengaruh, serta masih dalam pencarian jati diri. Sugesti

tersebut menjadikan kaum remaja mudah masuk ke dalam jeratan kenikmatan sesaat yang

ditawarkan rokok. Akhirnya, banyak kasus yang terkait dengan kaum remaja yang

kecanduan rokok. Bahkan, beberapa waktu yang lalu mulai muncul berita tentang fenomena

balita perokok, seperti Sandi Adi Susanto- balita gemar merokok mulai dari umur 1,5 tahun

yang berasal Jl. Nusakambangan 19C, Kota Malang, dan Aldi yang berasal dari Desa Teluk

Kemang, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Menurut data statistik, jumlah perokok di Indonesia adalah 34,7% dari 241 juta

jiwa(jumlah penduduk Indonesia) yaitu sekitar 83,627 juta jiwa. Sedangkan jumlah remaja

perokok di Indonesia adalah 31,2% dari jumlah penduduk Indonesia, atau sekitar 31,812 juta

jiwa. Indonesia juga menempati peringkat ketiga sebagai negara pengkonsumsi rokok terbesar

di dunia.

Rokok mengandung banyak zat berbahaya, seperti tar, vinyl choride (bahan pembuat

plastik), carbon monoxide (senyawa hasil pembakaran kendaraan bermotor), aceton (cairan

pembersih kuku), DDT (racun serangga), amoniac, arcenic (racun tikus), cadmium (logam

radio aktif yang terdapat dalam baterai), nicotine, pyrene, methanol, urethane, cyanhidric acid

(fumigan untuk membunuh tikus), toluene, hexamine, stearic acid,dan bahan kimia lainnya

yang berbahaya.

Kebiasaan merokok yang dilakukan selama bertahun-tahun dapat menyebabkan

penyakit Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK). Setiap tahun ditemukan 2,2 juta kematian

akibat penyakit ini. Dari data yang dilansir oleh World Lung Organisation (WLO), tembakau

membunuh 50 juta orang dalam 10 tahun terakhir. Selain itu, rokok juga bertanggung jawab

atas lebih dari 15% kematian pria dan 7% kematian wanita. Rokok juga menambah daftar

Page 105: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

4

panjang pasien pengidap kanker (terutama kanker paru-paru) dan penyakit pernapasan kronis.

Menurut penelitian, seseorang yang menghisap rokok setiap hari dapat meningkatkan resiko

terkena kanker laring, paru-paru, kerongkongan, rongga mulut, gangguan pembuluh darah,

gangguan kehamilan dan sakit jantung. Riset juga menyatakan bahwa, seseorang yang secara

rutin merokok 3 hingga 4 batang rokok perhari, delapan kali lebih beresiko terkena kanker

mulut jika dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Bahkan hasil terbaru

menunjukkan bahwa dalam perkembangannya, merokok akan mengakibatkan kanker

pankreas.

Kampanye masif antirokok mutlak harus dilaksanakan secara gencar dengan sasaran

utama adalah kaum remaja, karena mereka adalah salah satu investasi bangsa yang perlu

dibina agar tercetak generasi yang bebas rokok. Salah satu cara yang lazim digunakan dalam

kampanye antirokok adalah sosialisasi bahaya antirokok dan motivasi untuk tidak mencicipi

rokok atau berhenti menjadi pecandu. Namun, metode yang digunakan selama dirasa kurang

efektif karena sifat anak-anak dan remaja cenderung menolak atau tidak menghiraukan ajakan

tersebut.

Sulit memang ketika menentukan metode yang paling tepat untuk digunakan sebagai

media kampanye antirokok tersebut. Anak-anak dan remaja harus bisa didekati dengan

metode yang tepat disesuaikan dengan kondisi perkembangan psikologisnya. Salah satu

metode yang berpotensi untuk diterapkan adalah dengan menggunakan media permainan

kartu pendidikan atau yang kami sebut dengan “Edu-Gama”, singkatan dari Education Game

Card. Edu-Gama dimainkan secara manual. Dalam hal ini kami cenderung memilih game

manual dari pada game komputer karena game manual mempertimbangkan sisi sosialisasi dan

psikologi anak. Game komputer cenderung menggiring anak ke arah individualis, egois, dan

tertutup sehingga harus berpikir ulang untuk menggunakannya sebagai media pembelajaran

bagi anak dan remaja. Melalui Edu-Gama, anak secara langsung mengalami interaksi sosial

asosiatif berupa asimilasi pendapat dan persaingan untuk menjadi pemenang. Dengan

permainan yang dilakukan secara kolektif ini maka setiap anak harus berkomunikasi satu

sama lain. Secara tidak langsung rasa solidaritas sesama anak akan muncul sehingga

menumbuhkan kepribadian yang positif pada diri anak. Oleh karena itu, dalam proposal ini

akan diperkenalkan Edu-Gama yang dikhususkan untuk kampanye antirokok. Belum ada

penelitian yang mengangkat tema ini sehingga penelitian ini perlu dilaksanakan.

Page 106: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

5

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana cara melakukan inovasi permainan kartu dengan Education Game Card

sebagai media kampanye anti rokok?

2. Bagaimana tanggapan siswa sekolah dasar terhadap permainan Education Game

Card?

3. Bagaimana efektivitas permainan Education Game Card sebagai media pendidikan

lingkungan ?

4. Bagaimana efektivitas permainan Education Game Card sebagai media kampanye anti

rokok ?

1.3 Tujuan penelitian

1. Melakukan inovasi permainan kartu dengan memperkenalkan Education Game Card

kepada siswa sekolah sebagai media kampanye anti rokok.

2. Mengetahui tanggapan siswa sekolah dasar terhadap permainan Education Game

Card.

3. Mengetahui efektivitas permainan Education Game Card sebagai kampanye anti

rokok.

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat penelitian yang diperoleh bisa dilihat dari dua sisi, yaitu sisi teoretis dan praktis.

Manfaat teoretis bisa yang diperoleh adalah :

1. Menumbuhkan minat bagi peneliti dalam bidang penelitian pengembangan

(innovation)

2. Menumbuhkan semangat untuk memahami bahaya rokok dan membentengi para

siswa dari rayuan maut untuk mencicipi rokok.

Manfaat praktis yang bisa diperleh adalah :

1. Terciptanya game edukasi yang secara nyata dapat digunakan sebagai media

kampanye anti rokok bagi siswa.

2. Terciptanya game edukasi kampanye anti rokok yang mempertimbangkan aspek

interaksi sosial serta psikologis anak.

Page 107: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

a. Bahaya rokok

(tidak ditampilkan)

b. Game edukasi

(tidak ditampilkan)

c. Manfaat Game Edukasi

(tidak ditampilkan)

2.2 Kerangka Pikiran

Melalui Education Game Card ini diharapkan para siswa pelajar (SD,SMP,maupun

SMA) yang memainkannya dapat mengerti dan memahami tentang beberapa hal yang terkait

dengan upaya kampanye anti rokok , yaitu (1).kandungan kimia berbahaya yang ada dalam

rokok (2).penyakit yang ditimbulkan sebagai dampak dari merokok (3).angka kematian yang

diakibatkan karena merokok dan (4).bagaimana menolak ajakan untuk mencoba merokok .

Setidaknya, sejak usia dini para generasi muda telah dikenalkan tentang pentingnya kampanye

anti rokok. Upaya ini merupakan investasi jangka panjang. Dengan hanya menggunakan

sedikit modal (anggaran dana terlampir), bangsa ini akan mendapatkan hasil yang

menggembirakan di masa yang akan datang terkait dengan generasi bebas rokok.

Page 108: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

7

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian inovasi atau innovation research.

3.2 Waktu dan Tempat

No. Waktu Kegiatan Tempat

1. Senin, 9 April 2012 Membuat desain kartu

SMA N 5 Yogyakarta, di

rumah

2.

Selasa-Rabu, 10-11

April 2012

Mencetak kartu educard

game

Spectrum Digital Printing,

Sagan Yogyakarta

3.

Kamis-Jumat, 12-13

2012

Mengurus Perijinan ke

sekolah terkait

SD N Kotagede 1

SMP N 9

SMA N 8

4. Sabtu, 14 April 2012 Testing ke responden

SD N Kotagede 1

SMP N 9

SMA N 8

5.

Senin-Sabtu, 16- 21

April 2012

Analisa dan evaluasi

SMA N 5 Yogyakarta, di

rumah

6.

Senin-Sabtu, 23-28

April 2012

Penyusunan laporan

SMA N 5 Yogyakarta, di

rumah

Page 109: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

8

3.3 Jadwal Penelitian

1.4 Alat dan Bahan

a. Alat

Alat-alat yang digunakan adalah gunting, perangkat komputer untuk mendesain, jaringan

internet untuk mencari gambar yang representatif, dan print digital untuk mencetak kartu.

b. Bahan

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas lux.

No. Tahap

Minggu ke

I II III IV

1 Design kartu

2 Cetak kartu

3 Testing ke responden

4 Pengambilan data

5 Analisa data

6 Evaluasi desain

7 Pembuatan laporan

Page 110: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

9

1.5 Alur Penelitian

MULAI

perumusan masalah

studi pustaka

desain kartu

pembuatan dan pengajuan proposal

pembuatan kartu

testing kartu ke resonden

evaluasi dan pengembangan

SELESAI

Page 111: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

10

LAMPIRAN

1. Desain Kartu

Kata umum, terdiri dari kata yang makna dan pemakaiannya mencakup hal-hal yang bersifat

umum dan luas. Contoh di kartu tersebut adalah kata “bahaya”.

Kata khusus, terdiri dari kata yang makna dan pemakaiannya mencakup hal-hal yang bersifat

khusus, percabangan dari kata umum yang ada di atasnya. Contoh di kartu tersebut adalah

kata “kandungan rokok ”, “perokok aktif”, dan “perokok pasif”.

2. Cara permainan Education Game Card

a. Permainan ini dimainkan oleh minimal dua orang.

b. Awalnya kartu diacak (dikocok) lalu dibagikan kepada setiap pemain, empat lembar

kartu untuk setiap pemain.

c. permainan dimulai ketika masing-masing pemain sudah mendapatkan empat kartu.

d. salah satu orang (A) menyebutkan kata khusus kartu yang dia miliki, mislanya kata

umum “ bahaya”, kata khusus “kandungan rokok”, “perokok aktif”, dan “perokok

pasif”.

e. misalkan jika (A) memiliki kartu kata khusus “perokok aktif” dan “perokok pasif”,

berarti (A) masih kurang satu kartu, yaitu “kandungan rokok”. Jika (A) ingin

Page 112: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

11

melengkapi kartu dari kata umum yang dimiliki, caranya dengan menyebutkan kata

khusus yang ingin ia miliki misal “kandungan rokok”

f. jika salah seorang anggota pemain (B/C/D/dst) memiliki kartu dengan kata khusus

“pencemaran lingkungan”, pemain tersebut wajib memberikan kartu tersebut kepada

(A).

g. jika para pemain tidak mempunyai kata khusus tersebut, maka (A) wajib mengambil

kartu yang tersedia.

h. pemenangnya adalah pemain yang bisa menyusun kartu khusus menjadi kata umum

terbanyak.

3. Rencana anggaran

a. Pemasukan

- -

b. Pengeluaran

Barang Jumlah Harga Harga

Total

Perencanaan Proposal(jilid,print) 6 25000 150000

Pencarian Data 1 20000 20000

Laporan Akhir 6 25000 150000

Alat Gunting/cutter 2 3500 7000

Biaya cetak 8 5000 40000

Laminating 8 4000 32000

Reward 12 3000 36000

Transportasi 1 25000 25000

Dokumentasi 150000 150000

Total 610000

Kekurangan dana = Pengeluaran - Pemasukan

= Rp 296.000,00 - Rp 0,00

= Rp 296.000,00

Page 113: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

12

Lampiran 4

Contoh asli karya yang pernah dikirimkan ke OPSI 2013

Coba sobat muda cocokkan dengan materi yang telah diuraikan

di bagian sebelumnya! Apakah sudah sesuai? Apa saja kekurangannya? Bagaimana

seharusnya? Silahkan didiskusikan dengan teman-temen yang lain!

Page 114: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

LAPORAN PENELITIAN

POTENSI ANTIKANKER MINUMAN CELUP DAUN SIRSAK (Annona muricata

L) DENGAN PENAMBAHAN DAUN PANDAN (Pandanus ammaryllifolius)

Kelompok Bidang Penelitian : Sains Terapan

Bidang Ilmu : Kesehatan

Ketua Tim Peneliti

Nama Lengkap : Andhika Mahendra

NIS : 12960

Kelas : XI IPA 2

Pembimbing

Nama Lengkap : Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc.

NIP : -

Bidang Studi yang diampu : Karya ilmiah

Instansi lain yang terlibat

Nama Instansi : -

Alamat : -

Core Business Instansi : -

SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA

Jalan Nyi Pembayun No.39, Kotagede, Yogyakarta, DIY

Telp. (0274) 377 400

2013

Page 115: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

i

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Makalah : Potensi Antikanker Minuman Celup Daun Sirsak

(Annona muricata L) dengan Penambahan Daun

Pandan (Pandanus ammaryllifolius)

2. Kelompok Bidang Penelitian : Sains Terapan

3. Bidang Ilmu : Kesehatan

4. Ketua Tim Penelitian :

Nama Lengkap : Andhika Mahendra

NIS : 12960

Kelas : XI IPA 2

e-mail : [email protected]

Asal Sekolah : SMAN 5 Yogyakarta

Alamat Sekolah : Jalan Nyi Pembayun No.39 Yogyakarta, DIY

tlp/faks: (0274) 377 400

Menyatakan bahwa substansi ini, yang berjudul Potensi Antikanker Minuman Celup

Daun Sirsak (Annona muricata L)dengan Penambahan Daun Pandan (Pandanus

ammaryllifolius) belum pernah disertakan dalam lomba apapun, dan dikerjakan

dengan melibatkan pembimbing sebanyak satu orang, dengan rincian sebagai berikut:

Pembimbing

Nama Lengkap : Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc.

NIP : -

Bidang Studi yang diampu : Karya ilmiah

Kepala Sekolah

Drs. H. Jumiran, M.Pd.I

NIP. 195902271982031011

Yogyakarta, 25 Juli 2013

Pembimbing Penelitian

Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc.

Page 116: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

ii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama Lengkap : Andhika Mahendra

NIS : 12960

Kelas : XI IPA 2

Sekolah : SMAN 5 Yogyakarta

Alamat Sekolah : Jalan Nyi Pembayun No.39 Yogyakarta, DIY

Telepon/faks sekolah : (0274) 377 400

Alamat Rumah : Celeban Baru gang 2 UH III/740 , Yogyakarta

Telepon/HP : 0817261697

Menyatakan bahwa makalah ini, yang berjudul Potensi Antikanker Minuman Celup Daun

Sirsak (Annona muricata L)dengan Penambahan Daun Pandan (Pandanus ammaryllifolius)

adalah

1) sepenuhnya ditulis oleh peneliti

2) dikerjakan di bawah bimbingan

Nama Lengkap : Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc.

NIP : -

Bidang Studi yang diampu : Karya ilmiah

3) asli merupakan karya peneliti, tanpa ada unsur plagiarisme baik dalam aspek

substansi maupun penulisan.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Bila dikemudian hari

ditemukan kekeliruan, maka kami bersedia menanggung semua risiko atas perbuatan

yang kami lakukan sesusi dengan aturan yang berlaku.

Yogyakarta, 25 Juli 2013

Yang membuat pernyataan

Ketua tim penelitian,

Andhika Mahendra

NIS. 12960

Page 117: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

iii

ABSTRAKSI

Potensi Antikanker Minuman Celup Daun Sirsak (Annona muricata L)

dengan Penambahan Daun Pandan (Pandanus ammaryllifolius)

Andhika Mahendra, SMAN 5 Yogyakarta

Penyakit kanker adalah penyakit yang paling kompleks dan tidak memiliki gejala.

Kalangan tua dan kalangan muda dapat terjangkit penyakit kanker tersebut. Serta pengobatan

kanker modern saat ini yaitu kemoterapi memiliki harga yang sangat mahal dan sulit

dijangkau oleh kalangan menengah kebawah. Penelitian ini bertujuan untuk membuat produk

yang dapat mencegah kanker dengan harga yang terjangkau dan disukai semua kalangan serta

mencegah lebih dini, lebih mudah, dan praktis.

Daun sirsak (Annona muricata L) dan daun pandan (Pandanus ammaryllifolius) yang

kami gunakan berasal dari pinggir jalan dan Wonosari. Kemudian kami olah menjadi

minuman celup. Pembuatan minuman celup ini dengan cara, daun sirsak dan daun pandan

yang telah kami kumpulkan dikeringkan terlebih dahulu. Lalu dihancurkan menjadi serbuk

daun menggunakan blender. Kemudian diambil perbandingan berat tertentu untuk membuat

beberapa variasi.

Uji sensoris telah dilakukan terhadap 20 orang panelis tak terlatih untuk mengetahui

kesukaan terhadap inovasi baru ini. Hasil uji sensoris menyatakan bahwa para panelis lebih

menyukai produk dengan perbandingan daun sirsak : daun pandan = 3 : 2 yang memiliki

warna coklat sedang, rasanya lebih kuat sirsak, dan aroma pandan tidak terlalu kuat. Uji

kandungan flavonoid telah dilakukan di SMAN 5 Yogyakarta. Hasilnya menyatakan bahwa

semua variasi yang diuji memiliki kandungan flavonoid. Variasi 431, 234, dan 365 memiliki

kandungan flavonoid lebih banyak dari ketiga variasi yang lain.

Kata kunci : penyakit kanker, daun sirsak, daun pandan, uji sensoris, dan uji kandungan

flavonoid

Page 118: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya pada kita sehingga tersusunlah dan terselesaikanlah sebuah karya tulis

ilmiah kami dalam rangka untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah OPSI yang

diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional.Penyusun mengambil judul mengenai

“POTENSI ANTIKANKER MINUMAN CELUP DAUN SIRSAK (Annona muricata L)

DENGAN PENAMBAHAN DAUN PANDAN (Pandanus ammaryllifolius)”.

Dalam penyusunan karya ilmiah ini tentunya tidak lepas dari bimbingan bapak ibu

guru baik secara langsung maupun tidak langsung serta baik materil maupun moril. Maka

pada kesempatan kali ini kami sampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. H. Jumiran, M.Pd.I, selaku Kepala SMA Negeri 5 Yogyakarta,

2. Bapak Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc., selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan arahan sehingga karya ini dapat terselesaikan,

3. Bapak ibu guru SMA Negeri 5 Yogyakarta yang telah memberikan dukungan kepada

kami,

4. Orang tua kami tercinta yang senantiasa mendoakan kami,

5. Puspanegara Research Community yang telah membantu dan mewadahi penelitian

kami ,serta

6. Pihak-pihak yang telah memberikan bantuan baik secara materil dan imateril yang

tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu.

Penyusun menyadari bahwa karya ilmiah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik

dan saran selalu penyusun nantikan demi perbaikan karya ilmiah ini

Yogyakarta, 25 Juli 2013

Peneliti

Page 119: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Akhir-akhir ini banyak orang yang terjangkit penyakit kanker. Dan di dunia penyakit

kanker ini sangat ditakuti karena penyakit kanker tersebut datang tiba-tiba dan efeknya sangat

berbahaya bahkan menyebabkan kematian. Mungkin sebagian dari penderita kanker berasal

dari orang-orang yang usianya sudah lanjut. Namun, kita juga harus tahu bahwa bukan hanya

orang-orang yang berasal dari kalangan tua saja, tetapi juga dari kalangan muda. Padahal kita

juga harus mengetahui bahwa orang-orang yang terjangkit penyakit kanker tersebut sebagian

besar dari orang-orang yang memiliki ekonomi menengah ke atas. Tetapi fakta di lapangan

menyatakan bahwa orang-orang dari kalangan menengah ke bawah juga banyak yang

terjangkit penyakit kanker.

Oleh karena itu, kami melakukan inovasi untuk membuat minuman fungsional dari

bahan daun sirsak dan pandan yang sekiranya akan disukai oleh orang-orang yang berasal dari

kalangan muda juga, bukan hanya dari kalangan tua. Bukan itu saja, harga yang kami berikan

untuk para konsumen juga jauh lebih murah daripada harga yang ditawarkan pengobatan

kanker modern sehingga bukan hanya dari orang-orang yang berasal dari kalangan ekonomi

menengah ke atas saja yang dapat mengobati penyakit kankernya, tetapi orang-orang yang

berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah juga dapat mengobati penyakit kankernya

karena harganya yang terjangkau.

Kami memilih daun sirsak sebagai bahan utama dari minuman fungsional kami karena

daun sirsak memiliki kandungan zat annonaceus acetogenin yang dapat memakan sel-sel

kanker dalam tubuh tanpa menggangu sael-sel tubuh sehat yang berada di dalam tubuh. Dan

keampuhan dari daun sirsak lebih ampuh 100 kali dari keampuhan pengobatan kanker modern

saat ini. Kami juga memilih daun pandan karena kami mengetahui bahwa jika kami hanya

menggunakan daun sirsak kemungkinan hanya orang-orang dari golongan tua saja yang

menyukainya. Oleh karena itu, daun pandan ini kami pilih karena dapat meningkatkan

kualitas atribut sensoris dari daun sirsak tersebut sehingga golongan muda pun juga suka

dengan minuman fungsional tersebut. Secara tidak langsung masyarakat dapat memahami

bahwa kesehatan itu penting dari dini. Oleh karena itu,dalam penelitian ini akan

dikembangkan minuman fungsional yaitu minuman celup daun sirsak dengan daun

Page 120: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

2

pandanyang merupakan modifikasi dari pengolahan daun sirsak yang sudahada. Belum ada

penelitian yang mengangkat tema ini sehingga penelitian ini perlu dilaksanakan.

B. Rumusan masalah

Dengan memperhatikan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah

sebagai berikut.

Pengobatan kanker modern kemoterapi dirasa cukup mahal bagi masyarakat dan perlu

alternatif lain. Saat ini ada minuman sirsak yang memiliki aktivitas anti kanker. Namun,

atribut sensoris dari minuman tersebut belum disukai oleh masyarakat sehingga, perlu

dilakukan pengembangan produk lebih lanjut.

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka diajukan beberapa pertanyaan sebagai

berikut.

1. Bagaimana cara membuat minuman fungsional dari daun sirsak dan pandan?

2. Apakah minuman celup daun sirsak dengan daun pandan memiliki potensi

antikanker?

3. Berapakah perbandingan yang digunakan untuk membuat minuman fungsional dari

daun sirsak dan pandan?

4. Bagaimana respon para panelis terhadap minuman fungsional dari daun sirsak dan

pandan?

C. Tujuan penelitian

1. Mengetahui metode pembuatan minuman fungsional dari daun sirsak dan pandan

2. Mengetahui potensi antikanker yang dimiliki minuman celup daun sirsak dan pandan

3. Mengetahui formula daun sirsak dan pandan yang terbaik untuk membuat minuman

fungsional

4. Mengetahui kesukaan panelis terhadap minuman fungsional

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diperoleh untuk peneliti :

1. Menumbuhkan minat bagi peneliti dalam bidang penelitian dan pengembangan

(innovation)

2. Menumbuhkan semangat untuk memahami pentingnya kesehatan bagi kehidupan

umat manusia.

Page 121: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

3

Manfaat untuk pemerintah :

1. Dapat mensukseskan program pemerintah yang tercantum di UU No 7 th 1996

2. Mendapatkan solusi baru untuk mengobati dan mencegah penyakit kanker

Manfaat untuk masyarakat :

1. Menemukan jalan keluar untuk mencegah dan mengobati penyakit kanker dengan

biaya yang lebih murah dan efektif.

Page 122: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

4

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Minuman fungsional

Pangan fungsional merupakan makanan dan bahan pangan yang dapat memberikan

manfaat tambahan di samping fungsi gizi dasar pangan tersebut, dalam suatu kelompok

masyarakat tertentu. Sektor pangan yang bisa dijangkau oleh pangan fungsional biasanya

berupa produk susu dan turunannya (termasuk yoghurt), minuman, sereal, produk kembang

gula, lemak dan suplemen lemak, makanan bayi, produk bakery, dan produk pangan jadi.

Pada dasarnya, minuman fungsional termasuk dalam salah satu jenis pangan fungsional.

Sebagai pangan fungsional, minuman fungsional tentunya harus sudah memenuhi dua fungsi

utama pangan yaitu memberikan asupan gizi serta pemuasan sensori seperti rasa yang enak

dan tekstur yang baik, sebelum melengkapi fungsi nilai fungsionalnya seperti menjadi

regulasi boritme, sistem imunitas,sistem saraf dan pertahanan tubuh. Apabila, minuman biasa

menawarkan kita kebutuhan terhadap air dan sebagai pemuas rasa. Namun, khusus untuk

minuman fungsional dilengkapi dengan fungsi tersier seperti probiotik, menambah asupan

vitamin dan mineral tertentu, meningkatkan stamina tubuh dan mengurangi resiko penyakit

tertentu (seperti: antioksidan untuk mengurangi resiko kanker).

(sumber : www.rewisa.wordpress.com)

Daun Sirsak (Annona muricata L)

Sirsak (Annonamuricata L) atau sirsat, nangka sabrang, nangka belanda, durian

belanda merupakan salah satu tanaman yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah, dan

Amerika Selatan. Sebenarnya nama asli dari buah ini adalah Zuursak. Nama tersebut diambil

dari bahasa Belanda yang berarti “kantong asam”. Kemudian buah tersebut masuk ke

Indonesia pada masa penjajahan Belanda di abad yang ke-19. Orang Indonesia mengalami

kesulitan dalam menyebut nama buah tersebut. Untuk mempermudah, orang Indonesia pun

menyebutnya sirsak. Di Inggris sendiri,buah tersebut bernama soursop.

Berbeda dengan srikaya, buah ini memiliki kandungan daging buah yang lebih banyak

daripada bijinya. Dalam sebutir buah sirsak, bisa terdiri dari 68% daging buah, 20% kulit

buah, 8% biji buah, dan 4% inti buah.

Page 123: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

5

Sedangkan, daunnya sangat rimbun sehingga menyerupai perdu. Daunnya berukuran

lebar dan agak tebal serta mempunyai bau yang tidak enak (langu). Daun sirsak berbentuk

lonjong, berwarna hijau tua, dan letaknya berhadapan.

Daun sirsak mengandung senyawa monotetrahidrofuran asetogenin, seperti

anomurisin A dan B, gigantetrosin A, annonasin-10-one, murikatosin A dan B, annonasin, dan

goniotalmisin. Khasiat senyawa-senyawa ini untuk pengobatan berbagai penyakit.

(sumber : Suranto,Adji,2011)

Khasiat daun Sirsak (Annona muricata L)

Pada tahun 1951, Prof Clery Salazar, yang bekerja di fakultas Pertanian di Mayaguez,

Puerto Rico, sudah mulai mendorong pengembangan produk sirsak di negara tersebut. Riset

mengenai khasiat sirsak atau populer graviola ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1976

oleh The National Cancer Institute, Amerika Serikat. Hasil riset membuktikan bahwa daun

dan tunas sirsak dapat menyerang dan merusak sel kanker. Namun, hasil penelitian ini tidak

dipublikasikan. Setelah sekitar 7 tahun tak ada beritanya, akhirnya muncul berita keajaiban

sirsak yang dipublikasikan oleh The National Cancer Institute. “Hasil riset menyatakan sirsak

mengandung asetogenin yang mampu melawan 12 jenis sel kanker”.

(sumber : Suranto,Adji,2011)

Daun Pandan (Pandanus ammaryllifolius)

Pandan wangi (atau biasa disebut pandan saja) adalah jenis tumbuhan monokotil dari

famili Pandanaceae yang memiliki daun beraroma wangi yang khas. Daunnya merupakan

komponen penting dalam tradisi masakan Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara

lainnya.

Tumbuhan ini mudah dijumpai di pekarangan atau tumbuh liar di tepi-tepi selokan yang

teduh. Akarnya besar dan memiliki akar tunjang yang menopang tumbuhan ini bila telah

cukup besar. Daunnya memanjang seperti daun palem dan tersusun secara roset yang rapat,

panjangnya dapat mencapai 60cm. Beberapa varietas memiliki tepi daun yang bergerigi.

Daun tumbuhan merupakan komponen cukup penting dalam tradisi boga Indonesia dan

negara-negara Asia Tenggara lainnya sebagai pewangi makanan karena aroma yang

dihasilkannya. Daun pandan biasa dilibatkan dalam pembuatan kue atau masakan lain seperti

kolak dan bubur kacang hijau. Sewaktu menanak nasi, daun pandan juga kerap diletakkan di

sela-sela nasi dengan maksud nasi menjadi beraroma harum.

Page 124: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

6

Aroma harum yang khas ini terasa kuat ketika daunnya masih cukup segar atau agak

kering. Selain sebagai pengharum kue, daun pandan juga dipakai sebagai sumber warna hijau

bagi makanan (selain daun suji), sebagai komponen hiasan penyajian makanan, dan juga

sebagai bagian dalam rangkaian bunga di pesta perkawinan (dironce) untuk mengharumkan

ruangan. Daun pandan biasa dilibatkan dalam pembuatan kue-kue atau masakan lain seperti

kolak dan bubur kacang hijau. Sewaktu menanak nasi, daun pandan juga kerap diletakkan di

sela-sela nasi dengan maksud nasi menjadi beraroma harum.

(sumber : Suseno,Mahfud,2013)

Khasiat Daun Pandan (Pandanus ammaryllifolius)

Pandan wangi ini mempunyai kandungan kimia alkaloid, saponin,tannin, polifenol,

flavonoida dan zat pewarna. Dengan kandungan kimianya tersebut daun pandan memiliki

beberapa kasiat yaitu obat penenang, obat tidur, syaraf lemah, memulihkan nafsu makan,

rematik, pegal linu, gelisah, mencegah kerontokan rambut, menghitamkan rambut, dan

menghilangkan ketombe.

(sumber : www.agricenter.jogjaprov.go.id dan www.weus.net )

Uji Sensoris

Uji sensoris merupakan disiplin ilmu yang mempelajari identifikasi, pengukuran, analisis

dan interpretasi sifat sensoris atau atribut bahan pangan ayau bahan lain yang diterima

sensasinya oleh indra penglihat, pencecap, pembau, peraba dan pendengar.

Metode ini biasanya dilakukan dengan cara dilihat, dipegang, diraba, diremas,

diterawang, dibentang dan lainya yang hanya mengandalkan kemampuan panca indera

manusia. Disamping itu biasanya konsumen juga melihat berdasar struktur harga (semakin

mahal semakin baik), merk yang telah dikenal dan lainnya. Validitas metode uji sensoris ini

sangat tergantung pada pengalaman si konsumen

Ada tiga hal utama yang diperhatikan. Pertama adalah proses penginderaan yang

menjelaskan mekanisme pencecapan (gestation), pembauan (olvaction), penglihatan (vision)

dan perabaan – persepsi tekstur, dimulai dari adanya rangsangan/stimuli sampai timbulnya

respon. Kedua,menjelaskan bagaimana cara menilai sifat sensoris bahan pangan yaitu flavor

meliputi cecap dan odor; ketampaan mencakup warna, bentuk, ukuran dan cacat; serta sifat

tekstural yang mencakup sifat mekanis, geometris dan orientasi partikel. Ketiga, adalah

membahas analisis secara sensoris yaitu pemilihan dan penggunaan tipe tipe pengujian

disesuaikan dengan tujuannya yaitu untuk penelitian, pengembangan produk, atau

Page 125: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

7

pengendalian mutu. Pada pembahasan ketiga ini dipelajari analisis statistik dan interpretasi

hasilnya.

Evaluasi sensoris dapat digunakan untuk menilai adanya perubahan yang dikehendaki

atau tidak dikehendaki dalam produk atau bahan-bahan formulasi, mengidentifikasi area

untuk pengembangan, menentukan apakah optimasi telah diperoleh, mengevaluasi produk

pesaing, mengamati perubahan yang terjadi selama proses atau penyimpanan, dan

memberikan data yang diperlukan bagi promosi produk. Penerimaan dan kesukaan atau

preferensi konsumen, serta korelasi antara pengukuran sensori dan kimia atau fisik dapat juga

diperoleh dengan eveluasi sensoris.

Pada evaluasi sensori, segala macam faktor yang dapat mengganggu proses penilaian

ditekan seminimal mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan memisahkan setiap perserta

evaluasi sensori agar tidak saling berkomunikasi sehingga penilaian yang dihasilkan benar-

benar murni berasal dari pendapat pribadi masing-masing individu.

(sumber : Ridlo, 2010.)

Kajian Tentang Flavonoid

Flavonoid adalah senyawa fenol terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini

merupakan zat warna merah, ungu, dan biru dan sebagian zat warna kuning yang ditemukan

dalam tumbuh-tumbuhan. Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon, dimana dua cincin

benzene (C6) terikat dalam suatu propana (C3) sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6.

Susunan ini dapat menghasilkan tiga jenis struktur yakni flavonoid, isoflavonoid, dan

neoflavonoid.

Istilah flavonoid yang diberikan untuk senyawa-senyawa fenol ini berasal dari kata

flavon, yakni nama sebuah flavonoid yang banyak jumlahnya dan banyak dikenal. Senyawa

falvonoid terdapat pada semua bagian tumbuhan tingkat tinggi seperti bunga, daun, ranting,

buah, kayu, kulit kayu, dan akar. Akan tetapi senyawa flavonoid seringkali terkonsentrasi

dalam suatu jaringan tertentu misalnya antoisianidin (zat warna dari bunga, buah atau daun).

Flavonoid dalam tumbuhan mempunyai empat fungsi yaitu :

1 Sebagai pigmen warna

2 Fungsi fisiologi dan patologi

3 Aktivitas farmakologi

4 Flavonoid dalam makanan

Flavonoid dalam tubuh manusia berfungsi sebagai antioksidan sehingga sangat baik

untuk pencegah kanker. Selain itu, juga berfungsi untuk melindungi struktur sel,

Page 126: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

8

meningkatkan efektivitas vitamin C, antiflamasi, mencegah keropos tulang dan sebagai

antibiotik.

Dalam beberapa kasus, flavonoid berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan

menganggu fungsi dari bakteri atau virus. Fungsi flavonoid sebagai antivirus telah banyak

dipublikasikan termasuk untuk virus HIV, herpes, asma, katarak, diabetes, encok, migren,

wasir, dan perionditis.

(Anggraeni, 2011)

Kerangka Pikir

Gambar 1. Diagram kerangka pikir

Gambar 1menyebutkan bahwa Melaluiminuman celup daun sirsak dengan daun

pandan inidiharapkan para penderita kanker dapat mengobati penyakit kankernya dengan

harga yang jauh lebih murah dari pengobatan kanker dengan cara kemoterapi yang telah ada

sekarang dan diharapkan masyarakat juga dapat mencegah penyakit kanker tersebut dengan

meminum minuman fungsional tersebut khususnya untuk anak-anak dan remaja serta

diharapkan masyarakat dapat mengenal dan memahami akan pentingnya kesehatan. Upaya ini

merupakan investasi jangka panjang.Dengan hanya menggunakan sedikit biaya yang

Kemoterapi

Harga mahal

Mencari alternatif

Minuman celup daun sirsak dan pandan

Harga terjangkau, mudah, dan praktis

Semua kalangan dapat menerima terutama remaja

Menurunnya angka kematian akibat kanker

Page 127: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

9

dikeluarkan bangsa ini akan mendapatkan hasil yang menggembirakan di masa yang akan

datang terkait dengan menurunnya angka kematian karena penyakit kanker tersebut.

Page 128: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

10

BAB III

METODOLOGI

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (innovation research). Metode yang

digunakan adalah metode kuantitatif.

Waktu dan Tempat

Tabel 1. Jadwal Penelitan

No. Kegiatan Waktu Tempat

1.

Menyiapkan alat dan

bahan

Rabu,20 Februari 2013

dan Minggu,7 Juli 2013

Di pasar,di rumah peneliti,

dan di wonosari

2. Pengeringan daun

Kamis-Sabtu,21-23

Februari 2013 dan Jumat-

Jumat,10-24 Mei 2013

Di rumah peneliti

3. Pemblenderan daun

Selasa,2 April 2013 dan

Rabu,26 Juni 2013

Di rumah peneliti

4. Testing ke panelis Senin-Selasa,6-7 Mei 2013 SMAN 5 Yogyakarta

5. Uji kandungan flavonoid Minggu,30 Juni 2013 SMAN 5 Yogyakarta

6.

Analisa,evaluasi dan

penarikan kesimpulan

Selasa-Minggu,2-7 Juli

2013

SMAN 5 Yogyakarta dan

dirumah peneliti

7. Pembungkusan

Sabtu-Selasa,29 Juni-2 Juli

2013

CV. Dewi Makmur

8. Penyusunan laporan

Minggu-Rabu, 7-24 Juli

2013

Di rumah peneliti

Page 129: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

11

B. Alat dan Bahan

Alat

1. 18 buah tabung reaksi

2. Pipet

3. Blender

4. Lap

5. Teko

6. Saringan

7. Gelas

Bahan

1. Daun sirsak

2. Daun pandan

3. Air panas

4. Eter

5. H2SO4

6. HCl pekat

7. Magnesium

8. NaOH

9. Cup

10. Kantong celup

C. Langkah-langkah Penelitian

Perumusan masalah

Studi pustaka

Pembuatan sampel

Pengujian sampel

Pembuatan desain produk

Selesai

Page 130: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

12

D. Variabel Penelitian

Variasi perlakuan

1. Kontrol (132) (Sirsak : Pandan = 2 : 0 )

2. Variasi 875 (Sirsak : Pandan = 2 : 2 )

3. Variasi 431 (Sirsak : Pandan = 3 : 2 )

4. Variasi 186 (Sirsak : Pandan = 4 : 3 )

5. Variasi 234 (Sirsak : Pandan = 2 : 3 )

6. Variasi 365 (Sirsak : Pandan = 3 : 4 )

Variabel tetap : rasio daun sirsa : daun pandan

Variabel tergayut : atribut sensoris dan kandungan flavonoid.

E. Metode Penelitian

1. Cara pembuatan kontrol (daun sirsak : daun pandan = 2 : 0)

Page 131: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

13

3. Cara pembuatan variasi (daun sirsak : daun pandan = 3 : 2)

4. Cara Uji Kandungan Flavonoid

a. Mengambil 15 ml minuman celup untuk masing-masing variasi

b. Mengisi 18 buah tabung reaksi dengan masing-masing 5 ml minuman celup dari

6 variasi tersebut, dengan penamaan tabung reaksi untuk variasi 132 adalah

A1,A2,A3. Variasi 875 adalah B1,B2,B3. Variasi 431 adalah C1,C2,C3. Variasi

186 adalah D1,D2,D3. Variasi 234 adalah E1,E2,E3. Dan variasi 365 adalah

F1,F2,F3.

c. Menambahkan eter secukupnya untuk masing-masing tabung reaksi

d. Tabung A1,B1,C1,D1,E1, dan F1 ditambahkan 3 tetes H2SO4, jika mengandung

flavonoid akan menghasilkan warna merah

e. Tabung A2,B2,C2,D2,E2, dan F2 ditambahkan 0,5 HCl pekat dan Magnesium,

jika mengandung flavonoid akan menghasilkan warna merah

f. Tabung A3,B3,C3,D3,E3, dan F3 ditambahkan NaOH, jika mengandung

flavonoid akan menghasilkan warna kuning

5. Cara Uji Sensoris

Uji sensoris yang digunakan adalah uji kesukaan yang meliputi beberapa atribut

sensoris, yaitu warna, rasa, dan aroma. Panelis yang digunakan adalah panelis tidak terlatih

karena menyesuaikan dengan kondisi konsumen di lapangan. Jumlah panelis keseluruhan

adalah 20 orang dengan rentang usia antara 16-20 tahun.

Page 132: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

14

Setiap panelis menguji kontrol (daun sirsak : pandan = 2 : 0), sampel dengan variasi 875

(daun sirsak : pandan = 2 : 2), 431 (daun sirsak : pandan = 3 : 2), 186 (daun sirsak : pandan =

4 : 3), 234 (daun sirsak : pandan = 2 : 3), dan 365 (daun sirsak : pandan = 3 : 4). Skor

penilaian panelis dituliskan di borang (terlampir) berdasarkan skala yang telah ditentukan

sebelumnya oleh peneliti, yaitu sebagai berikut.

5 = suka 2 = agak tidak suka

4 = agak suka 1 = tidak suka

3 = biasa

Hasil uji sensoris ini selanjutnya dianalisa dengan menggunakan bantuan software

statistic. Software yang digunakan yaitu Microsoft Excel 2007.

Page 133: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari semua atribut sensoris yang diujikan

(warna, rasa, dan aroma) panelis lebih menyukai kontrol (daun sirsak : pandan = 2 : 0)

dari pada kelima variasi sampel yang telah dikombinasikan dengan daun pandan

dengan perbandingan berat tertentu (2 , 2 , 3 , 3 , dan 4). Namun, dalam penelitian ini

kontrol hanya digunakan sebagai pembanding dari setiap variasi sampel yang

diujikan. Penilaian kesukaan panelis terhadap kelima variasi sampel secara overall

memberikan hasil bahwa variasi yang paling disukai oleh panelis adalah variasi 431

(daun sirsak : pandan = 3 : 2). Berikut merupakan rincian pembahasan mengenai

hasil penelitian yang telah dilakukan.

Warna

Secara keseluruhan, dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang cukup mencolok

antara warna kontrol (daun sirsak : pandan = 2 : 0) dengan warna dari kelima variasi

sampel. Warna kontrol adalah coklat muda sedikit kuning sedangkan warna dari

kelima variasi sampel adalah kuning kecokelatan, dengan tingkat kecokelatan sesuai

dengan banyaknya daun pandan yang digunakan. Semakin banyak jumlah daun

pandan yang digunakan maka warna yang ditunjukkan semakin cokelat. Berikut

merupakan tabel yang menyajikan kesukaan panelis terhadap warna kontrol dan

sampel yang diujikan

Tabel. Kesukaan panelis terhadap warna kontrol dan sampel

Variasi Rerata skor

Kontrol 132 3,30

Sampel

875 3,15

431 3,40

186 3,10

234 3,30

365 3,15

Hasil penelitian menunjukkan bahwa panelis “mulaisuka” terhadap warna kontrol

dan kelima variasi. Pernyataan bahwa panelis “mulaisuka” terhadap warna-warna

tersebut didasarkan pada perolehan skor dari pengujian kesukaan warna kontrol dan

Page 134: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

16

kelima variasi yang berada di antara jangkauan skor 3,00 dan 5,00. Skor 3,00

menyatakan bahwa kesukaan panelis terhadap warna sampel yang diuji adalah biasa

sedangkan skor 5,00 menyatakan bahwa warna sampel yang diuji adalah warna yang

disukai oleh panelis. Skor antara 3,00 dan 5,00 menunjukkan bahwa warna sampel

yang diujikan “mulai disukai” oleh panelis.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa panelis lebih menyukai warna variasi

431 dari pada warna dari kontrol dan keempat variasi sampel. Rerata penilaian yang

diberikan dua puluh panelis untuk variasi 431adalah 3,40. Skor ini menunjukkan

bahwa walaupun belum begitu familiar dengan minuman celup daun sirsak dengan

pandan, namun panelis sudah “mulai suka “ terhadap produk tersebut.

Rasa

Secara keseluruhan, dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang cukup mencolok

antara rasa dari kontrol (daun sirsak : pandan = 2 : 0) dengan rasa dari kelima variasi

sampel. Rasa dari kontrol adalah rasa khas daun sirsak sedangkan rasa dari kelima

variasi sampel adalah rasa khas daun sirsak dengan kombinasi rasa khas daun pandan.

Semakin banyak jumlah daun pandan yang digunakan maka rasa khas daun sirsak

yang dapat diindera semakin lemah. Berikut merupakan tabel yang menyajikan

kesukaan panelis terhadap rasa kontrol dan sampel yang diujikan

Tabel. Kesukaan panelis terhadap rasa kontrol dan sampel

Variasi Rerata skor

Kontrol 132 2,60

Sampel

875 2,35

431 2,30

186 1,95

234 2,25

365 2,50

Hasil penelitian menunjukkan bahwa panelis menyatakan “mulai biasa”

terhadap rasa kontrol dan kelima variasi.Pernyataan bahwa panelis “mulai biasa”

terhadap rasa-rasa tersebut didasarkan pada perolehan skor dari pengujian kesukaan

rasakontrol dan kelima variasi yang berada di antara jangkauan skor 1,00 dan 3,00.

Skor 1,00 menyatakan bahwa kesukaan panelis terhadap rasa sampel yang diuji

adalah tidak suka sedangkan skor 3,00 menyatakan bahwa rasa sampel yang diuji

Page 135: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

17

adalah rasa yang “biasa” oleh panelis. Skor antara 1,00 dan 3,00 menunjukkan bahwa

warna sampel yang diujikan “mulai biasa” oleh panelis.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa panelis lebih menyukai rasakontrol dari

pada rasa dari kelima variasi sampel. Rerata penilaian yang diberikan dua puluh

panelis untuk kontrol adalah 3,40. Skor ini menunjukkan bahwa walaupun belum

begitu familiar dengan minuman celup daun sirsak dengan pandan, namun panelis

sudah “mulai suka “ terhadap produk tersebut.

Aroma

Secara keseluruhan, dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang cukup mencolok

antara aroma dari kontrol (daun sirsak : pandan = 2 : 0) dengan aroma dari kelima

variasi sampel. Aroma kontrolyang diujikan adalah aroma khas daun sirsak sedangkan

aroma dari kelima variasi sampel adalah aroma khas daun sirsak dengan kombinasi

aroma khas daun pandan. Semakin banyak jumlah daun pandan yang digunakan maka

aroma khas daun sirsakyang dapat diindera semakin lemah. Berikut merupakan tabel

yang menyajikan kesukaan panelis terhadap aroma dari kontrol dan sampel yang

diujikan

Tabel. Kesukaan panelis terhadap aroma kontrol dan sampel

Variasi Rerata skor

Kontrol 132 2,70

Sampel

875 2,55

431 2,60

186 2,30

234 2,70

365 2,25

Hasil penelitian menunjukkan bahwa panelis menyatakan “mulai biasa”

terhadap aromakontroldan kelima variasi sampelyang diujikan. Pernyataan bahwa

panelis “mulai biasa” terhadap aroma dari kontrol dan kelima variasi sampel tersebut

didasarkan pada perolehan skor pengujian kesukaan panelis yang berada di antara

jangkauan skor 2,00 dan 3,00. Skor 2,00 menyatakan bahwa kesukaan panelis

terhadap aroma sampel yang diuji adalah agak tidak suka sedangkan skor 3,00

menyatakan bahwa aroma sampel yang diuji “biasa” oleh panelis. Skor antara 2,00

dan 3,00 menunjukkan bahwa aroma kontrol dan sampel yang diujikan “mulai biasa”

oleh panelis.

Page 136: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

18

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa panelis lebih menyukai aroma

kontrol dari pada aroma kelima variasi sampel. Rerata penilaian yang diberikan oleh

dua puluh panelis untuk aromakontrol yang diujikan adalah 2,70. Skor ini

menunjukkan bahwa walaupun belum begitu familiar dengan daun sirsak dan pandan,

namun panelis sudah “mulai biasa “ terhadap aroma produk tersebut. Dari kelima

variasi sampel, aroma yang paling disukai panelis adalah variasi 234 dengan

perbandingan berat daun sirsak : pandan = 2 : 3. Rerata skor yang diberikan oleh dua

puluh orang panelis untuk variasi 234 adalah 2,70. Skor ini menyatakan bahwa

panelis sudah “mulai biasa” terhadap aromadari sampel variasi 234.

Overall (keseluruhan)

Kesukaan panelis terhadap sampel uji didapatkan dari rerata keseluruhan skor

semua atribut sensoris yang diujikan (warna, rasa, dan aroma). Hasil tersebut

diharapkan dapat mewakili kesukaan panelis secara keseluruhan terhadap sampel

yang diujikan. Berikut merupakan tabel yang menyatakan hasil tersebut.

Tabel. Kesukaan panelis terhadap kontrol dan sampel secara keseluruhan

Variasi Rerata skor

Kontrol 132 3,10

Sampel

875 2,70

431 3,10

186 2,50

234 2,65

365 2,75

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa panelis “mulai biasa” semua sampel

yang diujikan kecuali kontrol dan sampel dengan variasi 431 yang “mulai agak

disukai”. Skor kesukaan tertinggi diberikaan panelis untuk kontrol dan variasi 431.

Namun, kontrol dalam penelitian ini hanya digunakan sebagai pembanding. Penelitian

ini tetap terfokus pada usaha untuk mendapatkan formula kombinasi antara daun

sirsak dan pandan yang paling disukai panelis. Dari variasi sampel yang diujikan, skor

kesukaan tertinggi ada pada sampel dengan variasi 431, yaitu kombinasi daun sirsak :

pandan = 3 : 2. Berikut ini merupakan diagram yang menggambarkan atribut sensoris

dari kontrol dan sampel variasi 431.

Page 137: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

19

Diagram perbedaan skor atribut sensoris kontrol dan sampel variasi 431

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa panelis dapat membedakan semua

atribut sensoris yang diujikan (warna, rasa, dan aroma) antara kontrol dan sampel

dengan variasi 431. Perbedaan tersebut nyata secara statistik.

Uji Kandungan Flavonoid

Tabel 2. Uji Kandungan Flavonoid.

Sampel Warna

sampel

Perlakuan Hasil Keterangan

132 Coklat

muda

sedikit

orange

Ditambah

H2SO4

Sampel menjadi

berwarna kuning

jernih

+

Ditambah 0,5

HCl pekat dan

Mg

Sampel menjadi

berwarna kuning

bening

+

Ditambah

NaOH

Sampel menjadi

berwarna merah

agak tua

+

875 Kuning

agak coklat

muda

Ditambah

H2SO4

Sampel menjadi

berwarna kuning

jernih

+

Ditambah 0,5

HCl pekat dan

Mg

Sampel menjadi

berwarna kuning

bening

+

Ditambah

NaOH

Sampel menjadi

berwarna merah

tua

+

431 Coklat

sedang

Ditambah

H2SO4

Sampel menjadi

berwarna kuning

jernih

+

0

1

2

3

4warna

rasaaroma

kontrol

variasi 431

Page 138: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

20

Ditambah 0,5

HCl pekat dan

Mg

Sampel menjadi

berwarna kuning

bening

+

Ditambah

NaOH

Sampel menjadi

berwarna kuning

+

186 Coklat tua

gelap

Ditambah

H2SO4

Sampel menjadi

berwarna kuning

jernih

+

Ditambah 0,5

HCl pekat dan

Mg

Sampel menjadi

berwarna kuning

bening

+

Ditambah

NaOH

Sampel menjadi

berwarna kuning

tua

+

234 Coklat

muda

Ditambah

H2SO4

Sampel menjadi

berwarna kuning

jernih

+

Ditambah 0,5

HCl pekat dan

Mg

Sampel menjadi

berwarna kuning

bening

+

Ditambah

NaOH

Sampel menjadi

berwarna kuning

+

365 Coklat

sedikit tua

Ditambah

H2SO4

Sampel menjadi

berwarna kuning

jernih

+

Ditambah 0,5

HCl pekat dan

Mg

Sampel menjadi

berwarna kuning

bening

+

Ditambah

NaOH

Sampel menjadi

berwarna kuning

+

+ menandakan produk (sampel) tersebut mengandung flavonoid

- menandakan produk (sampel) tersebut tidak mengandung flavonoid

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa variasi

431,234,dan 365 mengandung flavonoid lebih banyak daripada sampel 132,875, dan

186. Hal ini diketahui melalui uji laboratorium yang menunjukkan bahwa ketiga

sampel tersebut berubah menjadi warna kuning setelah ditetesi NaOH. Sementara itu,

variasi 132,875, dan 186 berubah menjadi warna kuning tua dan merah sesudah

ditetesi dengan NaOH. Sampel 132, 875, 431, 186, 234, dan 365 yang ditetesi dengan

H2SO4 ataupun 0,5 HCl pekat dan Mg menjadi berwarna kuning jernih dan kuning

bening. Kemungkinan hal ini terjadi karena adanya variabel pengganggu. Namun hal

ini tidak mempengaruhi analisa bahwa sampel-sampel tersebut mengandung

flavonoid.

Page 139: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

21

Page 140: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

22

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Metode pembuatan minuman fungsional dari daun sirsak dan pandan dengan

cara mengumpulkan daun sirsak dan pandan lalu dikeringkan. Kemudian

dihancurkan menggunakan blender hingga menjadi serbuk daun. Setelah itu

diambil perbandingan tertentu untuk membuat beberapa variasi. Lalu

dimasukkan dalam kantong celup dan dikemas.

2. Potensi antikanker dari minuman fungsional dari daun sirsak dan pandan

sangat baik. Karena semua variasi yang telah diuji kandungan flavonoid

menyatakan positif memiliki kandungan flavonoid. Variasi 431, 234, dan 365

memiliki kandungan flavonoid lebih banyak dari ketiga variasi yang lain.

3. Formula terbaik untuk membuat minuman fungsional daun sirsak dan pandan

adalah variasi 431 dengan perbandingan daun sirsak dan pandan = 3 : 2. Hasil

tersebut berdasarkan uji sensoris yang dilakukan sebelumnya.

4. Respon dari para panelis yang meminum minuman fungsional daun sirsak dan

pandan adalah “mulai suka” terhadap variabel kontrol tetapi para panelis lebih

menyukai variasi 431 karena rerata dari atribut warna lebih besar daripada

variasi yang lain. Dan atribut keseluruhan memiliki rerata yang sama dengan

variabel kontrol.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai penerimaan panelis terhadap daun

sirsak yang telah dikombinasi dengan daun pandan.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai kandungan flavonoid dan

acetogenin yang terdapat di dalam daun sirsak dan daun pandan.

Page 141: buku panduan dan motivasi menyusun karya ilmiah remaja_edisi revisi

23

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Anggraeni,Anisa.2011. Pemanfaatan Buah Biola Cantik Sebagai Obat Kanker Pada

Manusia.Yogyakarta : Sagasitas.

Ridlo,Mahmudin.2010.Optimisasi Perbandingan Jagung dan Biji Kecipir dalam

Pembuatan Susu Jagung Tinggi Asam Amino Lisin Berdasarkan Uji

Organoleptik.Yogyakata : SMA N 5 Yogyakarta.

Suranto, Adji.2011.Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit.Jakarta : Pustaka Bunda.

Suseno, Mahfud.2013.Sehat Dengan Daun.Yogyakarta : Buku Pintar.

Internet :

http://agricenter.jogjaprov.go.id/index.php?action=generic_content.main&id_gc=256

http://rewisa.wordpress.com/2011/05/02/konsep-minuman-fungsional-sebagai-solusi-

cerdas-membentuk-masyarakat-modern-yang-sehat/

http://weus.net/manfaat-dan-khasiat-daun-pandan/2806/