Buku Kisah Inspiratif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Prinsip Ilmu Ushul Fiqh

Citation preview

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto ii

    Judul:

    Kisah Inspiratif Peraih Beasiswa

    Editor:

    Muhammad Nasrullah

    Ilustrator dan Desain Cover: Ways Al Khusaini

    Cetakan Pertama, Juni 2015

    Penerbit:

    Darul Hikmah Media Jalan KH. Ismail No. 90 Mojokerto

    Jawa Timur Telp. 085778081258

    Bekerja sama dengan

    MA Darul Hikmah www.ma-darulhikmah.net

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto iii

    PENGANTAR

    Umumnya masyarakat kita menganggap bahwasanya kuliah itu hanya untuk orang yang memiliki uang banyak saja, sehingga kebanyakan masyarakat dengan tingkat ekonomi kurang mampu sudah mundur dan memutuskan untuk tidak daftar ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN), kebanyakan mereka lebih memilih bahwa Perguruan Tinggi Swasta (PTS) biayanya jauh lebih murah daripada PTN. Padahal secara fakta membuktikan jika sebenarnya kalau di total biaya di PTN jauh lebih murah. Kini informasi tentang beasiswa pun tersedia luas dan dapat diperoleh secara mudah di internet. Mulai dari persyaratan, deskripsi, waktu pembukaan hingga batas akhir pendaftaran beasiswa.

    Buku ini dengan bahasa yang sangat ringan mengupas kisah beberapa pengalaman alumni MA Darul Hikmah dalam menjemput impian beasiswanya, mulai dari mencari informasi, mempersiapkan berkas-berkas beasiswa hingga rahasia dan tips tersembunyi yang barangkali baru diungkapkan oleh penulis kisah yang ada dalam buku ini.

    Semoga buku ini dapat memberikan tambahan suntikan semangat dan motivasi untuk selalu memperjuangkan impian beasiswa masing-masing pembaca.

    Penulis

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto iv

    DAFTAR ISI

    PENGANTAR ......................................................................................... i

    DAFTAR ISI ......................................................................................... iv

    M. NASRULLAH ................................................................................... 1

    Mulai dari Anak Asrama Hingga Anak Rumahan, Berawal dari

    Mahasiswa Biasa hingga Mahasiswa Wirausaha ............................ 2

    IRFATUN NIHAYAH ........................................................................... 11

    Cahaya Yang Kembali Lagi ............................................................. 12

    NUR LAILATUL FARIDA ..................................................................... 20

    Berawal Dari Sebuah Keinginan .................................................... 21

    SAFITRI NENIK AGUSTIN ................................................................... 29

    Mencoret Target Ke-16 ................................................................. 30

    SULTHONUN ARIFIN ......................................................................... 51

    Apel atau Kembang? ..................................................................... 52

    M. ALIFUDDIN IKHSAN ..................................................................... 63

    Dengan Lima Puluh Dua Ribu Tujuh Ratus, Saya Kuliah ................ 64

    ITA AROFAH ...................................................................................... 78

    Jejak Itu Berawal dari Sini .............................................................. 79

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto v

    M. JAWAHIR...................................................................................... 85

    Semua Berawal dari Impian........................................................... 86

    KHOIRUN NISAK ................................................................................ 91

    My Journey To Get Success ........................................................... 92

    SITI MUFARRIKHA ............................................................................. 97

    Berawal dari Bidik Misi .................................................................. 98

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 1

    M. NASRULLAH

    Jurusan Sistem Informasi 2009 -Institut Teknologi Sepuluh

    Nopember-

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 2

    Mulai dari Anak Asrama Hingga Anak Rumahan,

    Berawal dari Mahasiswa Biasa hingga Mahasiswa

    Wirausaha

    6 tahun telah berlalu, segala rasa sedih, senang, suka, duka,

    cita, hingga memperjuangkan hidup menjadi Mahasiswa yang mempunyai ideologi santri. 6 tahun yang lalu gaya hidup yang baru telah dimulai, berawal dari seorang anak Sekolah Menegah Pertama Negeri 1 Krian yang merupakan salah satu sekolah favorit kala itu di daerah Sidoarjo yang setiap selesai sekolah langsung pulang ke rumah dan belajar serta mengaji di salah satu pondok pesantren cabang dari Darul Falah Pusat berubah 90 derajat menjadi seorang santri yang mengais ilmu dari KH. Basyaruddin Ismail, beliau merupakan salah seorang kyai kharismatik di mojokerto yang telah wafat sekitar tahun 2002. Meskipun tidak bertemu dengan beliau, namun jejak serta pemikiran beliau masih bias dirasakan oleh hampir 250 an santri yang belajar di sana. Banyak bibit-bibit unggul telah bercokol dari pesantren ini, meskipun kecil namun alumninya sangat berguna di masyarakat, ada yang menjadi kyai, ustadz, pengajar, hingga menjadi pengusaha.

    3 tahun di pesantren telah berlalu, akhir tahun di pesantren bagaikan sakaratul maut dalam benak ini, bagaimana tidak ? pada akhir tahun itu ditentukan apakah diri ini khusnul khotimah ataupun suul khotimah. Belajar, hafalan, ke maqom Mbah Kyai, serta ibadah-ibadah lainnya menjadi keseharian rutin yang semakin

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 3

    ditambah, harapan mendapatkan akhir yang bagus serta ilmu yang berkah merupakan salah satu alasan utamanya.

    Alhamdulillah, Ujian Nasional dinyatakan lulus meskipun nilainya pas-pasan, bahkan terdapat satu nilai yang hampir saja harus Ngulang pada UNAS tahun depan. 35, merupakan total akumulatifnya, sangat sedikit sekali karena pada waktu itu terdapat 6 mata pelajaran yang diujikan. Ditambah lagi Pengajuan Formulir Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) juga dinyatakan lulus, sehingga dapat melanjutkan pendidikan tingkat sarjana disalah satu perguruan tinggi favorit di negeri ini, yaitu ITS Surabaya. Lengkap sudah kebahagiaan ketika itu. Alhmdulillah permohonan khusnul khotimah di ijabahi olehNya.

    Pijakkan Kaki di Kampus 10 November, gelar Anak Asrama resmi dianugrahkan.

    Nama itu sudah tidak asing terdengar di penjuru negeri ini. Kampus yang mencetak banyak teknokrat, insinyur, analis, hingga pejabat yang tangguh sekaliber Menteri Pendidikan Nasional RI Prof. Dr. Muhammad Nuh, DEA. Bahkan Presiden SBY juga pernah kuliah di ITS meskipun hanya 1 tahun. Hehe

    Melihat Bundaran ITS saja sudah berdecak kagum, apalagi memasuki kampus yang memiliki Luas lebih dari 180 hektar( berdasarkan data dari situs resmi kampus ITS). Esok harinya penyambutan hangat dari temen-temen komunitas CSS MORA ITS menyambut dengan hangat, keluarga baru D09 mulai terbentuk dari berbagai karakter santri dari penjuru negeri. Mulai saat itu telah resmi menjadi anak penghuni Asrama Mahasiswa ITS Surabaya,

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 4

    karena setiap mahasiswa baru dari PBSB wajib bermisili di asrama, agar koordinasi dengan Kementrian Agama selaku penyelenggara Beasiswa menjadi lebih mudah, serta mencegah dari pergaulan-pergaulan yang kurang baik. Ketika Santri Kuliah di Kampus ITS

    Kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi secara gratis tidak saya sia-siakan. Rasanya hampir semua mahasiswa PBSB yang berkuliah di berbagai PTN juga mempunyai satu pikiran yang sama dengan saya. Terbukti banyak prestasi yang mereka torehkan, mulai dari mereka yang berhasil mewakili kampusnya untuk pertukaran pelajar (Student Exchange) ke berbagai Negara, tidak hanya itu saja prestasi mereka di bidang akademik juga sangat tidak mengecewakan, tidak sedikit mereka yang berhasil lulus dengan IPK Cumlaud. Hingga pencetus ide PBSB sekaligus Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi yang ketika itu masih dipegang oleh Dr. Muhammad Ali, beliau selalu memuji anak PBSB sebagai Santri yang Extra Ordinery.

    Melihat mereka yang berhasil menorehkan banyak prestasi,

    siapa yang tidak timbul iri dalam dirinya. Namun iri dalam hal ini bukan iri hati yang cenderung kea rah yang negatif, namun lebih ke iri yang positif yaitu ingin menorehkan prestasi yang sama dengan mereka. Tidak hanya itu saja, berada di kampus ITS juga serasa berada di sebuah lingkungan yang dipenuhi oleh mahasiswa yang prestatif, bagaimana tidak ? prestasi mereka juga sama-sama luar biasa.

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 5

    Mulai ketika itu diri ini bertekad sekuat tenaga untuk meraih prestasi-prestasi yang lebih dari mereka. Langkah itu diawali dengan menuliskan beberapa target dan impian ke depan. Dari sana berhasil saya tuliskan kurang lebih 27 impian, kemudian impian itu saya tempel pada pintu luar lemari, dinding dan tempat-tempat yang mudah terlihat oleh mata, sehingga ketika membaca tulisan tersebut dijamin motivasi dan semangat diri akan berkobar kembali. berbekal coretan-coretan mimpi itulah mulai tersusun kehidupan kampus yang lebih tertata dan terarah serta tidak bingung lagi ke depannya apa yang kita inginkan?

    Mulai saat itu saya manfaatkan waktu untuk hal-hal yang membawa manfaat serta positif, mulai dari mendaftarkan diri ke organisasi mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) hingga organisasi yang bergerak di bidang keagamaan, yaitu Lembaga Dakwah Jurusan (LDJ) karena masih merasa punya tanggungan untuk menyebarkan kalimat-kalimat Allah serta menyalurkan secuil ilmu yang pernah di dapatkan dari pondok pesantren. berikut Riwayat Oragnisasi yang saya ikuti selama 3 tahun terakhir ini : Anggota KOPMA ITS (2009), anggota Kajian Islam Sistem Informasi (2009), Anggota CSS MORA ITS (2009), Staff KOPMA ITS (2010), Staff bidang Pemberdayaan Sumber Daya Islam KISI (2010), Anggota PMII (2010), Staff Humas CSS MORA ITS(2010), Staff Personalia KOPMA ITS (2010), Anggota Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Jurusan JMMI ITS (2010), Ketua Departemen Islamic Business Center KISI (2011), Ketua Departemen Kewirausahaan CSS MORA ITS (2011), Asisten Direktur BISNIS KOPMA ITS (2011), Tim Badan Pengawas Kepengurusan HMSI ITS (2011), Direktur Bidang Personalia KOPMA ITS (2012), dari beberapa organisasi tersebut juga mengikuti cukup

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 6

    banyak pelatihan dan seminar. Alhamdulillah dengan berbagai ORMAWA (Organisasi Mahasiswa) tersebut kehidupan di kampus menjadi sangat berwarna menjadikan mental serta pengalaman yang tak terhitung harganya.

    3 tahun lebih berada di kampus kebanggaan ITS, membawa diri saya meraih beberapa prestasi bersama Keluarga Mahasiswa (KM) ITS, diantaranya :

    1. Penerima Beasiswa Santri Berprestasi ( PBSB ) Kementrian DEPAG 2009.

    2. Peserta Karya Tulis Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember bidang Pengabdian Masyarakat ( PKMM ) tahun 2010 dan Di Danai dengan Judul : Sistem Informasi MICOWEB yang interaktif untuk Masyarakat Desa Kedungmaling Mojokerto .

    3. Tim Admin Website CSS MoRA ITS tahun 2010 2011. 4. Salah satu penerima dana pengembangan Wirausaha

    Mahasiswa dalam Event PMW (Program Mahasiswa Wirausaha ) ITS Surabaya dengan judul Usaha Digital Printing Amanah, digital printing 24 Jam dan Ramah Lingkungan.

    5. Tim Program Kreativitas Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Bidang Kewirausahaan (PKMK) tahun 2011 yang Di danai dengan judul : Penyu Unik : Media Penyubur Tanaman Unik dan Berestetika.

    6. Tim Program Kreativitas Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Bidang Kewirausahaan (PKMK) tahun 2011 yang Di danai dengan judul : Pengembangan

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 7

    Usaha SIPLHO Coorporation sebagai Trade dan Konsultan IT.

    7. Peserta Pekan Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional (PIMNAS ) ke 25 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY ) pada Tahun 2012.

    8. Finalis Program Kreatifitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan PIMNAS 25 UMY Jogjakarta 2012.

    9. Peserta Jambore Koperasi tingkat Nasional dalam rangka HUT Koperasi ke 62 di Kebun Raya Purwodadi Kabupaten Pasuruan JATIM pada Tahun 2010.

    10. Peserta Jambore Koperasi tingkat Nasional dalam HUT Koperasi ke 63 di Bumi Perkemahan Kebun Binatang Ragunan Jakarta pada Tahun 2011.

    11. Finalis 9 Besar Marketing Business Competition Indonetwork.com Tingkat Surabaya Tahun 2011.

    12. Finalis 80 Besar Pemuda Penggerak Koperasi (PPK) Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur Tahun 2011.

    Begitulah kawan, ketika santri diberikan kesempatan untuk belajar di Perguruan Tinggi Negeri (PTN), salah satunya ITS Surabaya, mereka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu, karena tidak akan datang kesempatan yang kedua kalinya.

    CSS MORA ITS di Mount Arjuna

    Pagi yang indah, rerumputan hijau, langit yang cerah serta penampakan dari gunung Penanggungan yang tampat sangat jelas harus segera diabadikan dalam kamera, karena cuaca di puncak

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 8

    pegunungan sangatlah cepat berubah. Selain Puncak Penanggungan juga tampak jelas sekali puncak Welirang. Begitu indah dan besar kuasa ilahi, begitu indah pemandangan serta kekayaan alam negeri Nusantara ini, seluas mata memandang dari ujung barat hingga timur tampak sederetan pegunungan yang saling sambung menjadi satu membentuk barisan gunung yang indah.

    Tepat 06 April 2012 dini hari kami rombongan dari pendaki CSS MORA ITS angkatan 2009 beserta beberapa anak ITS lainnya sampai di ujung puncak Mount Arjuna yang pertama. Meskipun belum sampai pada puncak yang tertinggi, hati kami sangat senang dan gembira. Kamera HP yang sudah kami matikan sejak awal melakukan perjalanan pendakian baru kami nyalakan ketika sampai di puncak, agar kami bias mengabadikan keindahan Sun Rise(matahari terbit). Perjalanan kami lanjutkan kembali hingga puncak yang selanjutnya, pada puncak ke dua ini kami menemukan beberapa makam kecil yang bertuliskan nisan In Memorium. Kemudian juga terdapat taman yang dipenuhi dengan bunga edelwis, Bunga yang hanya tumbuh pada ketinggian tertentu saja. 3 hari berada dalam perjalanan itu sungguh merupakan kenangan yang tak terlupakan hingga sekarang, bahkan ketika kami berhasil mengibarkan bendera spanduk CSS MORA ITS dan menyentuh bendera merah putih yang berada pada puncak tertinggi Gunung Arjuna. Semester 7, Awal dari Anak Rumahan

    Tidak terasa sudah 6 semester menempa kehidupan di kampus perjuangan ITS. Suka maupun duka bercampur menjadi satu

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 9

    kesatuan membentuk rasa syukur kepada ilahi robbi yang tak bias dinilai dengan segala apapun itu. berjuta kenikmatan dan pengalaman yang tidak dapat ditukar dengan apapun, karena waktu dan masa tidak dapat diputar kembali kea rah belakang, bahkan di percepat sekalipun ke masa depan.

    Kini ketika telah berada pada penghujung perkuliahan di kampus ITS semua kenangan ketika menjadi mahasiswa baru, mendapatkan cercaan dosen, mendapatkan hinaan senior angkatan, berlibur bersama dengan angkatan, melihat film premier bersama hingga melakukan pengabdian masyarakat juga bersama.

    Begitu juga dengan urusan tempat tinggal, hampir semua statusnya juga saya sandang. Mulai dari menjadi anak asrama yang tinggal di Asrama Mahasiswa ITS, ketika itu juga menjadi mahasiswa yang kuliah pulang dan kuliah pulang, hal ini terjadi ketika masih berada di jenjang semester 1 dan 2 (Tahun Pertama). Kemudian ketika semester 3 dan 4 (Tahun ke dua ) berpindah ke kos-kosan, dari sini saya mulai aktif diberbagai organisasi, sehingga tidak lagi kuliah pulang dan kuliah pulang, namun kuliah rapat kuliah rapat. Tak jarang pulang sampai kos-kosan diatas tengah malam karena kebetulan saat itu merupakan jadwal ada rapat di salah satu organisasi yang saya ikuti. Tak kurang 3 hingga 5 organisasi yang saat itu saya geluti. Dari sini nilai index prestasi (IP) saya mulai menurun, meskipun masih dalam kisaran 3,.. sihh.

    Pada tahun berikutnya mulai saya cicipi yang nama pesantren mahasiswa, suatu pesantren yang hampir seluruhnya merupakan berasal dari kalangan mahasiswa. Berada disana hanya dalam kisaran 4 hingga 5 bulan. semester 6 menjadi awal terbentuknya usaha baru dan mulai mencoba bidang wirausaha.

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 10

    Alhamdulillah sekitar bulan juni akhir terbentuk Digital Printing Amanah bersama dengan ke empat temen sejawat. Awal semester 7, saya putuskan untuk tidak lagi tinggal dikontrakan bersama teman-teman, sehingga pulang-pergi Sidoarjo Surabaya hingga saat ini. Dari situlah awal saya menjadi anak Rumahan.

    . Berawal dari Mahasiswa Biasa hingga Mahasiswa Wirausaha

    Sekitar tahun 2010 awal kampus ITS mulai menggencarkan program-program yang bertujuan untuk menciptakan pengusaha-pengusaha muda, tidak tanggung-tanggung hingga dibentuk tim kerja khusus yang fokus utamannya adalah menciptakan banyak wirausaha muda. Selain itu kampus ITS tidak ragu mencairkan dana hingga milyaran rupiah untuk memberikan stimulus kepada para mahasiswa agar berani memulai usaha, dana itu kemudian diberikan kepada mahasiswa melalui Program Mahasiswa Wirausaha yang dimulai dari tahun 2010 hingga sekarang, kisaran dana yang diberikan maksimal hingga 40.000.000 setiap tim/bisnis.

    Alhamdulillah tahun 2010 merupakan tonggak awal mulai melirik dan tertarik terhadap dunia wirausaha hingga pada tahun 2011 berhasil lolos dalam program PMW 2011 POKJA ITS sehingga mendapatkan suntikan dana sebesar 27.000.000 untuk merealisasikan bisnis yang telah direncanakan sebelumnya, hingga saat ini pernah mencapai omset 7.000.000 dalam 1 bulan.

    Di tahun 2009 menjadi mahasiswa biasa, 2010 mulai Mahasiswa sibuk Rapat hingga tahun 2011 Mahasiswa Wirausaha dan 2012 ini Insya Allah menuju Mahasiswa siap kembali ke Pesantren. Amiieen.

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 11

    IRFATUN NIHAYAH Jurusan Biologi 2010

    -UIN Maulana Malik Ibrahim-

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 12

    Cahaya Yang Kembali Lagi

    Sebut saja namanya Nur, Nur adalah putri kelima dari 5 bersaudara. Ia punya 3 orang kakak perempuan dan seorang kakak laki-laki. Nur hidup dalam keluarga yang sederhana tapi juga tidak merana. Sewaktu kecil Nur juga pernah merasakan bagaimana pahitnya hidup dalam keluarga kecil itu. Namun orangtuanya selalu mengajarkan padanya indahnya hidup dengan berbagi meskipun dalam keadaan yang kekurangan, sehingga ia tetap bersemangat untuk sekolah. Bahkan, Nur masuk TK pada usia yang masih sangat dini yaitu umur 3,5 tahun.

    Dengan usia yang sangat muda itu Nur sudah belajar mandiri, Nur berangkat dan pulang sekolah bersama dengan kakaknya, Nur tidak pernah diantar oleh ibu ataupun ayahnya karena ibunya sibuk bekerja di sawah dan ayahnya harus bekerja sebagai TU di sebuah sekolahan swasta. Kadang Nur merasa iri melihat teman-temanya yang ditemani oleh orangtua mereka ke sekolah, namun apa daya tangan tak sampai, Nur pun memilih untuk memendam keinginan itu karena ia tahu itu tidak akan terjadi. Saat itu karena Nur masih terlalu kecil untuk pulang sekolah berjalan kaki sehingga ia harus selalu sabar untuk menunggu kakaknya pulang sekolah sampai siang hari. Kadang Nur juga sampai tertidur di bangku sekolah ketika menunggu kakaknya. Sungguh masa kecil yang tak akan terlupakan.

    Nur akhirnya masuk MI, ia tak akan masuk SD karena basic pendidikan orangtuanya adalah pendidikan agama Islam. Sampai MI pun Nur tidak pernah berangkat sekolah diantar ayahnya, mungkin hanya sekali dua kali saja ketika ban sepeda Nur bocor. Nur sadar

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 13

    betapa sibuknya kedua orangtuanya dalam mencari nafkah untuknya dan kakak-kakanya agar tetap bisa sekolah. Sehingga ia sangat senang sekali ketika ada acara pengambilan raport oleh wali murid, karena pada saat itulah ayahnya pasti menyempatkan diri untuk mengambil raport Nur dan kakak-kakaknya karena kebetulan mereka di sekolah yang sama. Oleh karena itu Nur selalu berusaha agar ia selalu mendapat rangking 1 karena ia tidak mau mengecewakan ayahnya. Nur selalu menjadi juara kelas mulai kelas 3 sampai kelas 6.

    Saat itu Nur tidak mengerti apapun mengenai sekolah SMP, sehingga ia juga tidak mempersiapkan diri untuk memilih ia akan sekolah dimana. Nur juga tidak memikirkan sama sekali untuk melanjutkan sekolah di pesantren karena ia merasa Nur terlalu nakal untuk menjadi santri. Namun semua kakak Nur melanjutkan pendidikan mereka di pesantren, maka ia juga hanya bisa menurut saja apa yang dikatakan orangtuanya. Akhirnya orantua Nur memutuskan agar Nur melanjutkan sekolah di pesantren yang sama dengan pesantren kakaknya yaitu PP. Darul Hikmah. Namun pada saat Nur masuk pesantren untuk MTs kakaknya sudah pindah atau boyong karena tidak ada pilihan jurusan yang sesuai dengan minatnya, karena kakaknya sudah masuk kelas 3 MA. Jadilah Nur tinggal di pesantren tersebut tanpa ada seorang pun yang ia kenal.

    Seminggu berjalan Nur tinggal di pesantren dengan perasaan yang sedih karena berpisah dengan orangtuanya. Awalnya setiap seminggu sekali orangtuanya datang untuk menjenguknya, namun lama-kelamaan menjadi 2 atau 3 minggu sekali orangtuanya datang. Nur sudah mulai terbiasa dengan kegiatan di pesantren dan sekolahnya, Nur juga sudah mulai akrab dengan teman-teman di

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 14

    pondoknya. Satu hal baru yang didapatkan Nur pada saat itu, belajar untuk hidup sederhana dan selalu berbagi dengan orang lain. Pelajaran itu tidak mudah didapatkan oleh orang-orang yang tidak pernah merasakan hidup di pesantren.

    Nur tinggal di komplek pesantren yang terpisah dari sekolahnya. Komplek yang ditempati Nur juga tidak memiliki santri yang banyak seperti komplek yang lainnya, sehingga Nur dan teman-temannya sudah seperti keluarga. Nur mempunyai seorang sahabat di pondok tersebut, sebut saja namanya Mala. Nur dan Mala menjadi teman akrab karena mereka adalah santri termuda di komplek pondok tersebut dan juga teman sekelas ketika MTs. Nur dan Mala selalu bersama hingga mereka lulus MTs, meskipun kadang terjadi sedikit kesalahpahaman antara mereka berdua, namun Nur selalu bisa mengatasinya.

    Setelah 3 tahun di pesantren Nur dan Mala lulus dari MTs, kemudian tanpa pikir panjang Nur mendaftarkan diri ke MA Darul hikmah karena ia tidak ingin pindah dari pesantren. Mala pun akhirnya juga masuk MA Darul Hikmah, tapi mereka tidak sekelas karena Mala daftar ulang terakhir. Meskipun mereka beda kelas tapi mereka tetap menjaga persahabatan mereka. Pada saat kelas 1, Nur punya teman baru yang juga akan menjadi teman akrabnya, sebut saja namanya Rere, Kaka, dan Rahma. Mereka menjadi teman akrab dalam tahun pertama. Tahun berikutnya mereka terpisah karena pemilihan jurusan. Nur dan Rere masuk IPA, sedangkan Kaka dan Rahma masuk IPS. Pada saat pemilihan jurusan, Mala juga masuk IPA. Dari kelas IPA tersebut Nur jadi punya banyak sahabat, ada Mala, Rere, Fia, Hida, Siti, dan Lita. Mereka selalu berbagi cerita dan belajar bersama, sampai pada suatu saat ketika Mala harus pindah

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 15

    ke Malaysia karena ia harus ikut ayahnya yang kerja disana. Mereka bersedih atas kepergian Mala, tapi di antara mereka yang paling merasa kehilangan Mala adalah Nur, karena mereka telah lama menjadi sahabat.

    Namun Nur tidak terlarut dalam kesedihannya karena masih ada sahabat-sahabatnya yang lain yang selalu menghiburnya. Akhirnya Nur sampai juga kelas 3 MA bersama sahabat-sahabatnya. Setelah melewati serangkaian kesibukan anak kelas 3 seperti les tambahan dan try out untuk mempersiapkan ujian nasional, Nur dan sahabat-sahabatnya masih belum memikirkan untuk melanjutkan kuliah. Nur dan sahabatnya tidak tahu sama sekali informasi tentang beasiswa untuk kuliah, sampai suatu saat ia tahu dari teman sekelasnya yang akan daftar beasiswa kuliah. Akhirnya informasi itu menyebar ke semua anak kelas 3 dan tentunya Nur dan teman-temannya juga ingin mendapatkan beasiswa tersebut. Namun karena kuota pendaftaran untuk tiap sekolah hanya 10 orang jadi pihak sekolah mengambil kebijakan dengan mengadakan tes untuk pendaftaran beasiswa tersebut. Nur dan sahabatnya juga mengikuti tes tersebut.

    Waktu pengumuman tes pun tiba, 10 orang telah terpilih, 9 orang dari kelas IPA dan 1 orang dari kelas IPS. Nama-nama yang tercantum adalah Lita, Hida, Fia, Rere, Siti, Ria, Yuli, Ahmad, Toha dan Nur. Nur merasa sangat senang karena mendapat kesempatan untuk mengikuti tes beasiswa. Nur bersama teman-temannya akhirnya berangkat ke Surabaya untuk mengikuti tes beasiswa dari Kementrian Agama RI. Pada saat itu Ria tidak ikut karena suatu halangan jadi mereka berangkat hanya 9 orang dengan didampingi seorang TU dari sekolah. Mereka berangkat ke Surabaya dengan

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 16

    angkutan umum dengan biaya mereka sendiri. Di Surabaya sudah ada salah satu kakak kelas mereka yang juga mendapatkan beasiswa di ITS Surabaya, sebut saja namanya Mas Irul. Mas Irul adalah orang yang mencarikan tempat untuk Nur dan teman-temannya menginap karena tes beasiswa diadakan esok harinya. Mas Irul juga mengantarkan adik-adik kelasnya itu menuju tempat tes.

    Ruang tes beasiswa dibedakan berdasarkan pemilihan kampus yang dipilih. Pada saat itu 4 teman Nur memilih kampus UNAIR Surabaya, 4 lainnya memilih kampus ITS Surabaya, dan Nur seorang diri memilih kampus UIN Malang. Awalnya Nur ingin memilih UGM sebagai kampus tujuannya, namun orangtuanya tidak memberinya ijin untuk kulliah terlalu jauh dari rumah. Orangtuanya menyuruh Nur memilih kampus yang di Jawa Timur saja, seperti di Surabaya. Tapi Nur tidak ingin kuliah di Surabaya, akhirnya ia memilih UIN Malang sebagai tujuannya. Nur pun masuk ke ruang tes untuk kampus UIN Malang. Saat itu UIN Malang adalah satu-satunya kampus yang mensyaratkan calon mahasiswanya hafal Al-Quran minimal 10 juz untuk beasiswa tersebut. Nur memilih UIN Malang dengan modal nekat karena hafalannya masih dapat 5 juz pada waktu itu.

    Tes beasiswa pada waktu itu dilaksanakan dalam 2 hari, hari pertama yaitu tes tulis untuk semua kampus tujuan sedangakan hari kedua tes wawancara khusus untuk kampus UIN Malang. Hari pertama tes berjalan lancar mulai jam 8 pagi sampai jam 4 sore. Setelah itu Nur dan teman-temannya kembali ke penginapan untuk istirahat. Namun Nur masih harus mempersiapkan diri untuk tes wawancara. Nur tidak mengetahui apa saja pertanyaan yang akan diajukan esok harinya. Keesokan harinya teman-teman Nur pulang

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 17

    kerumahnya masing-masing karena tidak ada tes lagi, berbeda dengan Nur yang kembali ke tempat tes dengan ditemani Mas Irul saja. Pada saat itu Mas Irul tidak bisa menemani Nur sampai selesai sehingga Nur masuk ke ruang tes seorang diri.

    Awal masuk ruang tersebut Nur biasa saja karena Mas Irul masih disana menuggu Nur. Namun pada saat menunggu nama Nur dipanggil, tiba-tiba Mas Irul sudah tidak ada. Nur merasa takut karena tidak ada yang ia kenal dan juga gugup karena tes wawancara. Akhirnya nama Nur dipanggil, ia pun maju di depan 3 orang penguji utusan dari UIN Malang. Pertanyaan demi pertanyaan bisa Nur jawab, dan pertanyaan terakhir dari penguji tersebut yang mengagetkan Nur, yaitu melanjutkan ayat Al-Quran yang dibaca oleh penguji. Nur merasa sangat takut karena Nur sama sekali tidak mempersiapkan hafalannya, ia tidak menyangka jika wawancara tersebut juga mengenai hafalannya. Ayat yang dibacakan penguji untuk Nur pada saat itu adalah ayat pertama Surah Ali Imran. Namun amat disayangkan oleh Nur, ia hanya bisa meneruskan 2 ayat setelahnya karena ia tidak mempersiapkan sama sekali. Nur pun putus asa dan merasa tidak akan mendapatkan beasiswa tersebut.

    Pengumuman penerimaan beasiswa yaitu sebulan setelah pelaksanaan tes. Dalam waktu sebulan itu Nur hanya bisa berdoa agar ia bisa mendapatkan beasiswa tersebut, karena ia sangat ingin mengurangi beban orangtuanya untuk membiayai kuliahnya. Nur tak henti-hentinya berdoa, hingga suatu ketika ia diajak oleh teman pondoknya untuk mengikuti acara Majlis Al-Quran di pondok Tebuireng Jombang dalam acara 40 hari wafatnya Gus Dur. Majlis tersebut yaitu khataman Al-Quran oleh orang-orang yang hafal Al-

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 18

    Quran dan dibagi menjadi beberapa majlis, satu majlis biasanya berkelompok minimal 2 orang. Pada waktu itu Nur satu majlis dengan teman pondoknya. Nur merasa tidak percaya diri untuk mengikutinya karena Nur masih hafal 5 jus, namun temannya menenangkannya. Akhirnya Nur mendapat bagian juz 1-15, karena Nur masih hafal 5 juz jadi 10 juz sisanya ia membaca bukan menghafal. Itu adalah pertama kalinya Nur menbaca Al-Quran sebanyak itu dalam satu kali duduk. Nur hanya memikirkan satu hal pada saat itu, ia menganggap majlisan itu adalah salah satu ikhtiyar terbesarnya untuk mendapatkan beasiswa dan juga lulus sekolah MA. Karena ia ingin mengurangi beban biaya kuliah dan juga membuat orangtuanya bangga, itulah doa yang selalu diucapkannya.

    Hari pengumuman UNAS pun tiba, Nur dinyatakan lulus. Nur merasa bahagia, namun ia juga masih bimbang karena pengumuman beasiswa belum keluar. Ia menunggu hari pengumuman beasiswa di rumahnya karena sekolahnya sudah libur. Akhirnya pengumuman hasil seleksi beasiswa pun keluar. Awalnya Nur belum tahu hasil itu sudah keluar, sampai pada suatu siang Nur mendapatkan SMS dari Mas Irul yang isinya Alhamdulillah Nur sampean dapat beasiswa dari Kemenag. Nur pun semakin bahagia karena doanya terkabul, ia pun segera memberi tahu kabar gembira itu pada orangtuanya. Namun, sangat disayangkan juga oleh Nur karena teman-temannya tidak ada yang mendapat beasiswa itu. Dari itu Nur semakin menyadari bahwa selain berusaha juga ada kekuatan doa yang juga bisa mengubah nasib seseorang.

    Nur masuk kuliah lebih awal karena harus mengikuti matrikulasi atau pra kuliah selama 2 bulan. Nur masuk jurusan

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 19

    Biologi di UIN Malang. 2 tahun pertama Nur masih bisa merasakan semangat menjadi mahasiswa Biologi, sebagai penghafal Al-Quran dan juga sebagai santri meskipun ia sudah tidak tinggal dipondok. Pada tahun ketiga awal semester 6 Nur mulai merasakan banyak gangguan dari luar sehingga semangatnya untuk menghafalkan Al-Quran semakin memudar dan ia lebih mementingkan urusan kuliahnya. Nur juga mulai sedikit-demi sedikit tidak mengindahkan jiwa kesantriannya. Hal seperti itu berlanjut hingga tahun keempat ketika Nur semester 8 dan mengerjakan skripsinya. Pada saat itu ia mulai jenuh dengan kegiatan kuliahnya, tiba-tiba Nur kembali memikirkan sejatinya ia itu siapa. Akhirnya ia kembali menyadari bahwa Nur adalah seorang santri penghafal Al-Quran dan juga seorang majasiswa Biologi. Tanpa disadari Nur merindukan semua pelajaran hidup yang ia dapatkan ketika ia masih di pesantren. Nur merasa ada secercah cahaya yang hilang dalm hatinya selama ia kuliah yaitu cahaya Al-Quran. Nur pun memutuskan untuk segera menyelesaikan kuliahnya agar ia bisa kembali menimba ilmu di pondok dan mengembalikan secercah cahaya yang hilang dalam hatinya.

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 20

    NUR LAILATUL FARIDA Jurusan Akhwalus Syahsiyah 2011

    -UIN Sunan Ampel Surabaya-

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 21

    Berawal Dari Sebuah Keinginan

    Berawal dari sebuah keinginan dan usaha keras disertai

    dengan doa, semua pasti akan tercapai. Itulah yang senantiasa aku yakinkan dihati kecilku ini. Dua puluh satu tahun yang lalu, aku dilahirkan oleh seorang ibu yang senantiasa aku muliakan. Aku diberi nama Nur Lailatul Farida, biasanya dipanggil Farida or Ida. Aku tinggal di sebuah desa kecil tepatnya desa Brayung, kecamatan Puri kabupaten Mojokerto.

    Aku bukanlah seorang yang sudah mencapai kesuksesan. Bisa dikatakan aku termasuk seseorang yang menerima suatu keberuntungan yang tidak ada bandingannya. Adanya keberuntungan itu tidak terlepas dari adanya suatu usaha keras disertai dukungan dari beberapa pihak. Ucapan syukur kepada Allah Swt senantiasa ku lantunkan ketika aku mendapatkan sebuah kenikmatan. Beribu tutur terima kasih aku ucapkan kepada orang-orang yang selalu memberi dukungan dan motivasi. Diterimanya aku dalam tes PBSB ini merupakan suatu kebanggaan bagiku, tetapi aku tahu bahwa sifat kesombongan tidak melepas kemungkinan akan menghampiriku. Oleh karena itu tetap menjadi seseorang yang biasa saja dan selalu menjaga almamater santri menjadi semboyanku.

    Pada mulanya, aku mendengar kata PBSB dari guru kesiswaanku, ditambah lagi adanya sosialisasi yang diadakan di sekolah yang dipimpin oleh kakak kelas yang menerima beasiswa itu membuatku lebih mengerti tentang Apa sih PBSB itu? Di hati kecil

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 22

    ini, terbesit keinginan untuk bisa melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Untuk bisa mencapai hal itu, maka jalan keluarnya adalah mengikuti tes beasiswa yang di informasikan oleh guru-guru karena aku bukanlah berasal dari keluarga kaya raya, aku hanyalah berasal dari keluarga menengah kebawah.

    Rasa minder dan kurang percaya diri selalu menghampiriku, sehingga awalnya aku berkecil hati dalam mengikuti tes-tes beasiswa yang telah ada. Akan tetapi, besarnya motivasi dan semangat dari teman-teman seperjuangankulah yang menjadi faktor pendorong utama sehingga aku ikut serta mencoba tes-tes yang diadakan baik dari Kemenag maupun dari perguruan tinggi lain.

    Aku dan teman-teman baru mendaftarkan diri untuk melakukan seleksi pada hari terakhir pendaftaran. Awalnya yang berminat ikut tes beasiswa ini sangat sedikit, tetapi ketika hari terakhir pendaftaran, siswa yang ikut tes semakin banyak sehingga sekolah mengadakan seleksi bagi siswa yang berminat untuk mengikuti tes PBSB ini. Seleksinya ialah dengan mengikuti tes tulis dan tes baca kitab. Kitab yang dibaca yakni kitab Fathul Qarib yang biasa dipelajari di sekolah. Meskipun aku adalah seorang santri, aku belum mahir dalam membaca kitab kuning sehingga rasa minderpun muncul lagi, tapi aku yakin dengan usaha dan mencoba, semua akan berjalan dengan lancar.

    Alhamdulillah aku termasuk dari 15 besar siswa yang lulus seleksi sekolah untuk bisa mengikuti tes PBSB. Aku baru memberitahukan hal ini sekaligus meminta izin kepada kedua orang tuaku untuk mengikuti tes yang di adakan di Sukolilo, Surabaya. Kedua orang tuaku ragu karena Surabaya adalah kota Metropolitan,

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 23

    mereka khawatir denganku. Selain itu, aku tidak memiliki saudara di kota Surabaya. Aku berusaha meyakinkan mereka agar aku dapat izin untuk ikut tes tersebut. Berdasarkan pemahaman yang telah aku berikan kepada mereka, akhirnya mereka yakin dan mengizinkanku, malahan mereka selalu memberi motivasi agar aku terus belajar dan berdoa.

    Persyaratan mengikuti PBSB ini sangatlah ribet menurutku, karena aku termasuk santri pondok yang agak sulit mendapat izin pulang dari pengasuh, aku minta tolong kepada orang tuaku untuk mengambil berkas-berkas yang ada dirumah yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan ini. Orang tuaku bolak balik datang ke pondok, aku kasihan dengan beliau, tapi beliau tetap selalu memberi dorongan agar aku mau belajar dan belajar. Mengisi formulir saja banyak yang salah sehingga aku harus memfotocopy ulang dan mengisi lagi sampai berkali-kali. Untuk mempersiapkan diri mengikuti tes, kakak kelasku selalu mengumpulkan seluruh peserta setiap hari minggu untuk sharing bersama tetang kesulitan-kesulitan yang di alami serta juga memberikan informasi terkait seputar tes PBSB yang pernah mereka alami.

    Semua siswa yang ikut harus memilih kemana dia akan melanjutkan kuliyahnya nanti seandainya diterima. Aku sengaja bersama 4 teman sekelasku mengambil jurusan yang sama di Universitas yang sama juga yakni di IAIN Sunan Ampel Surabaya yang sekarang sudah bergani nama menjadi UIN Sunan Ampel Surabaya dengan satu jurusan yang sama yakni Ahwalus Syakhsiyah. Kami berempat belum mengetahui tentang jurusan AS tersebut, bahkan guru-guru kami hanya sedikit menjelaskan tentang Ahwalus Syakhsiyah.

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 24

    Hari demi hari aku lalui disertai dengan adanya kebingungan dan keragu-raguan akan mengikuti tes ini. Akhirnya hari itu pun telah tiba, yakni hari senin. Pada hari minggu semua peserta kumpul di sekolah untuk berdiskusi mengenai pemberangkatan ke Surabaya. Dari sekolahku, ada 15 peserta. Ditengah perjalanan ketika baru sampai di kota Surabaya, mobil yang kita naiki tiba-tiba mogok, padahal itu sudah jam 06.30 pagi, sedangkan jam 07.00 semua peserta harus segera kumpul di tempat pelaksanaan tes. Kita semua cemas dan galau karena khawatir terlambat mengikuti tesnya. Sekitar setengah jam menunggu dan akhirnya mobil bisa dikendarai kembali.

    Kita sampai ditempat tujuan pukul 07.45 dan tes bakat sikolastik sudah dimulai. Sebagai seorang yang masih lugu, aku dan teman-teman gugup dan langsung mencari tempat duduk sesuai dengan nomor identitas kita. Tes berjalan sampai sekitar jam 15.00 dan kemudian kami semua pulang. Waktu kita pulang, mobil mogok lagi. Mungkin itulah cobaan bagi kami. Kami sabar dan tabah dalam menghadapi ujian itu serta kami tetap selalu tersenyum dan tertawa bersama disaat suka maupun duka.

    Saat-saat menunggu hasil tes merupakan saat yang sangat mendebarkan, ketika itu aku berada di pondok meskipun teman-teman kelas tiga Aliyah banyak yang pulang. Entah kenapa aku ingin berada di pondok. Kemudian pagi harinya, aku dipanggil oleh kepala sekolah yang masih termasuk keluarga pengasuh pesantren. Ketika itu aku bangun tidur, beliau memberitahu bahwa aku diterima dalam tes PBSB. Seketika itu aku kaget dan terkejut mendengar berita itu. tak lama kemudian Bu Nyai langsung mencariku ke pondok dan ingin memberi tahu hal yang sama. Semua teman-

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 25

    temanku juga memberitahu tentang pengumuman itu. Perasaanku sangat senang, gembira, tidak menyangka bahwa aku akan diterima. Kemudian aku menelpon keduan orang tuaku dan mereka sangat terkejut dan senang sekali ketika mendengar hal itu. Aku juga merasa senang bisa membuat orang tuaku kagum dan bangga memilikiku.

    Hari demi hari kulalui dengan membayangkan perasaan menjadi seorang mahasiswa. Waktu matrikulasi pun tiba, aku berangkat ke UIN Sunan Ampel Surabaya yakni tepatnya di Wisma Bahagia diantar kedua orang tuaku naik biz. Itulah pertama kalinya aku ke Surabaya meskipun aku pernah beberapa kali wisata ke Surabaya.

    Pada awalnya, aku merasa minder melihat teman-teman dari berbagai daerah yang dilihat dari wajahnya saja termasuk orang yang berprestasi. Aku menjadi seorang yang pendiam, tidak pandai bersosialisasi. Beruntunglah aku bertemu dengan anak yang kota asalnya sama denganku meskipun beda kecamatan, yakni Mojokerto. Semua anak masih saling malu-malu karena belum mengenal lebih jauh. Dihari pertama aku menangis karena aku rindu dengan keluargaku yang ada ddirumah. Entah mengapa air mata seketika itu menetes begitu saja, padahal aku sudah terbiasa hidup jauh dari orang tua. Tapi lama-kelamaan aku merasa senang dan nyaman bisa bertemu dengan teman-teman baru yang berasal dari berbagai daerah serta bisa mengenal berbagai bahasa mereka. Matrikulasi berlangsung selama sekitar 2 minggu.

    Pertama kali masuk kuliah, suasana dikampus sangatlah jauh berbeda dengan suasana di pesantren dulu. Berbagai macam karakter manusia ditemukan disini. Pergaulanpun lebih bebas

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 26

    dibanding pergaulan ketika di pesantren dulu, bahkan antara laki-laki dan perempuan semakin tidak ada jarak. Pertama kali melihat beberapa mahasiswa yang sedikit alay, aku merasa ilfill, tapi lama-kelamaan bisa terbiasa.

    Kebiasaan dan budaya pondok dalam kehidupan seorang santri, lama-kelamaan semakin luntur dan mungkin bisa hilang begitu saja. Dulu, aku sebagai seorang santri, selalu melakukan ibadah-ibadah sunnah seperti sholat dhuha, tahajud, puasa sunnah karena lingkungan juga mendukung. Tetapi sekarang, ketika seorang santri menjadi seorang mahasiswa, banyak perubahan yang terjadi. Mulai dari penampilan, sampai dengan moral yang dimilikinya.

    Pada dasarnya, cara berpikir seorang santri kebanyakan hanyalah memandang dari satu sisi saja. Sikap seorang santri identik dengan menerima apa yang dikatakan oleh seorang guru atau ustadz. Mereka juga sangat menghormati dan menghargai seorang guru serta kesopanan sangat di utamakan oleh mereka. Apalagi santri yang berasal dari pondok salafiyah. Sebagai seorang santri yang berasal dari pondok yang tidak begitu besar, aku merasa minder dan kurang percaya diri untuk menjadi seorang mahasiswa. Mulai dari penampilan, pergaulan dll, tetapi bagaimanapun juga aku harus tetap menjaga nilai kesantrian yang selama ini aku miliki.

    Sebagai seorang mahasiswa yang hidup di kota Metropolitan, aku harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar dalam hal kemampuan akademik. Kalau masalah penampilan, aku tetap berpenampilan seperti layaknya seorang santri meskipun sedikit ada perubahan. Pada zaman yang sudah modern ini, banyak santri yang mampu melanjutkan studi mereka ke jenjang perkuliahan, mereka berani membuktikan bahwa santri

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 27

    juga bisa menjadi seseorang yang lebih dari mahasiswa yang tidak memiliki latar belakang pesantren. Pemikiran seorang santri juga mengalami perubahan, yang awalnya berpikir hanya dari satu sisi saja, tetapi sekarang mereka sudah berpikir dengan melihat berbagai sisi.

    Oleh karena itu, sebagai seorang santri hendaknya tetap mempertahankan nilai-nilai kesantriannya serta tidak mudah terpengaruh oleh kehidupan sekitar yang kurang baik. Banyak nilai kesantrian seorang santri itu hilang ketika mereka sudah masuk di dunia pekuliahan. Ini sudah terbukti, karena sesuai dengan pengalaman dan pengamatan yang telah aku lakukan.

    Didalam benakku, selalu tersimpan keinginan-keinginan yang memberikan semangat ketika melakukan sesuatu yang aku inginkan. Oleh karena itu, adanya keinginan merupakan hal pertama kali yang harus ada dalam diri kita untuk mencapai kesuksesan disamping adanya usaha keras, doa kepada sang Kuasa dan restu dari kedua orang tua serta guru-guru.

    Alhamdulillah, aku bisa menyelesaikan studi selama tiga setengah tahun. Hal ini berkat usaha dan kemauan keras yang ada dalam diriku serta atas dukungan dan motivasi dari berbagai pihak. Kini, aku tidak hanya senantiasa menjaga almamater pesantren saja. Aku juga harus senantiasa menjaga nama baik almamater perguruan tinggi yang selama ini menjadi tempatku menimba ilmu yakni Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Terima kasih semuanya. Berkat doa kalian aku bisa menyelesaikan studi ini dan menyandang gelar Sarjana Hukum Islam.

    Memang, ini hanyalah sedikit dari beberapa succes story yang pernah di alami oleh beberapa orang, oleh karena itu kiranya

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 28

    ada kesalahan yang tidak mengindahkan dihati pembaca, penulis memohon beribu-ribu kata maaf. Sekian, Thank You!!!

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 29

    SAFITRI NENIK AGUSTIN Jurusan Pend. Dokter 2013

    -UIN Jakarta

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 30

    Mencoret Target Ke-16

    Namaku Neni. Lengkapnya Safitri Nenik Agustin. 18 tahun yang lalu aku dilahirkan dari seorang ibu yang sangat menyayangiku. Seorang wanita yang tidak pernah lelah untukku, seorang yang sangat aku banggakan, seorang yang doanya tak pernah berhenti mengalir untukku dan adikku. Seorang wanita yang paling aku sayangi. Karena beliau aku ada dan bisa seperti ini. My mom is my everything.

    This is my story ..

    Pengumuman UN MTs . Alhamdulillah aku tertinggi se angkatanku. Hari ini juga kebingungan melanda batin. Perasaan yang wajib ada bagi siswa yang sudah lulus. Begitulah kelas tiga, lulus bingung tak lulus pun bingung. Hal yang paling menyiksa batin adalah ketika ada yang bertanya mau melanjutkan sekolah kemana. Sungguh, itu menyebalkan. Beribu tawaran nama nama sekolah terngiang di telingaku. Mulai dari kakak kelas, teman teman, guru guru menawarkan nama nama sekolah dengan kelebihan masing masing. Prinsipku waktu itu adalah pokoknya aku nggak mau tetap di Darul Hikmah. Aku ingin sekolah yang ada embel-embel negerinya. Mungkin karena dari kecil aku sekolah di sekolah swasta jadinya ingin merasakan bagaimana bersekolah di Sekolah Negeri. Untuk nilai NEM mungkin aku bisa lulus mungkin. Namun problemku waktu itu adalah biaya dan transportasi. Orang tuaku kala itu belum memiliki kendaraan pribadi yang dapat

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 31

    mengantarkanku kemanapun. Penghasilan orang tua juga mungkin terdapat gap yang cukup jauh untuk membayar biaya sekolah apalagi untuk sekolah yang RSBI atau bertaraf internasional.

    Di saat kebingungan itu hadir, seorang guruku Pak Alfan menawariku untuk tetap berada di Darul Hikmah. Dengan alasan uang orang tua dapat ditabung untuk biaya kuliahku nanti. Usulan pak Alfan aku sampaikan kepada ibu, dan ibuku mengiyakan hal tersebut. Walhasil aku tetap berada di Darul Hikmah.

    Mungkin untuk memikirkan kuliah terlalu jauh bagi anak seorang tukang sol sandal sepertiku. Tapi hal itu tak mengapa, karena aku selalu tidak mau memikirkan soal biaya dan aku selalu beranggapan bahwa tak ada sesuatu yang tak mungkin selagi kita mau berusaha. Tetap semangat SEKOLAH !!

    Banyak sekali godaan yang menghampiri ketika aku memilih tetap berada di Darul Hikmah. Dimulai dari sepupuku yang berpendapat bahwa hal tersebut hanya akan menghambat prestasiku karena dengan tetap berada di Darul Hikmah akan menimbulkan kebosanan dalam diriku yang membuatku malas untuk belajar. Tetapi aku beruntung, ada ibu yang selalu menyupport aku. Beliau mengatakan kabeh iku tergantung arek e, masio sekolah e favorit nek arek e gak temen yo gak bakal dadi. Tapi nek arek e temen masio di sekolah yang tidak negeri insyaAllah bakal dadi kok nak, contoh e cak Habib. Nasihat itulah yang selalu aku ingat dan selalu menyemangatiku dikala putus asa sedang menggoda untuk berhenti. Aku selalu tidak mau mendengar tentang omongan orang yang berniat untuk mencibir dan membuatku

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 32

    pesimis karena bagiku yang mengerti aku adalah diriku bukan orang lain. Mereka hanya bisa mencibir tanpa memberikan hasil yang baik. Anjing menggonggong kafilah berlalu. Huh, EGP !!

    Perkataan sepupuku memang pernah aku rasakan. Namanya juga manusia, pasti pernah merasakan yang namanya kebosanan. Tetapi hal yang patut digaris bawahi adalah berada tetap di Darul Hikmah mengajarkanku tentang bagaimana belajar tentang kehidupan yang tidak hanya terfokus pada hitungan ekonomi dan matematika yang rumit atau hukum hukum sosial yang serba njelimet tetapi hidup adalah bagaimana kita bisa mengenal-Nya dan berjalan diatas ridla-Nya.

    Setelah sepupuku, kini giliran orang di sekitar rumahku. Ada yang pernah mengatakan sekolahno SMK ae, enak koyok anakku langsung kerjo. Lapo mbok sekolahno kunu? Kepingin dadi opo. Enak an SMK.? . DASAR memangnya aku sekolah niatnya untuk kerja apa !! huuuuuhhh .. lagi pula aku juga gak mau kerja seperti anaknya kaleeeeee ..

    Ada juga yang pernah berkata kepada ibuku anak sampean sekolah nang ndi? ten Darul Hikmah ealah .. uuhhhh.. sungguh menyebalkan. Memang apa taunya mereka tentang almamaterku, sekolah disitu aja gak pernah. Berani nggomong yang aneh aneh. Lagi pula memangnya sehebat apa sekolahan yang mereka pilihkan untuk anak mereka. Bisa jamin bagus gak ?? dan satu hal yang harus mereka catat. Impianku bukan sekedar bisa kerja dan menghasilkan apa itu yang dinamakan duit. Aku ingin menjadi bagian dari sebuah solusi yang nyata. Bukan bagian dari sebuah solusi yang

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 33

    untungnya hanya sekejap. Beh, ortu gue juga lebih punya tujuan yang realistik kalee nyekolahin gue disitu. CAMKAN ITU !!

    Namun hal tersebut tidak jadi beban bagiku. Toh, bukan kata kata mereka yang memutuskan hasilku kelak. Lagi pula Darul Hikmah bagiku satu satunya sekolah yang terbaik. Merekanya saja yang belum mengenal Darul Hikmah apa dan bagaimana. Perkataan mereka yang mengusik hati aku jadikan penyemangatku untuk meraih apa yang aku impikan. Dalam hati aku berjanji Kalian lihat ! 10 tahun mendatang, kalian akan dengan sadar mengatakan. Wah, ternyata Nenik yang sekolah di Darul Hikmah masa depannya tidak seperti yang aku duga ya. Amiin. Dan kalian akan sadar bahwa mereka yang menjadi bagian dari solusi yang nyata adalah mereka yang lulus dari MA DARUL HIKMAH.

    Okelah, langsung aja..

    Sewaktu kelas dua, aku sering menjemput bapakku pulang kerja karena memang sepeda motornya Alhamdulillah ada satu. Setelah pulang les dari BBEC aku bertolak ke tempat kerja bapak. Aku sering mendapati bapakku dengan penutup hidung seadanya berhadapan dengan debu debu sandal yang beliau selep. Aku jujur kasihan melihat orang tua. Tetes keringat beliau yang menjadi perantara aku dan adikku bisa mengenyam pendidikan. Aku sempat berpikiran aku harus jadi Dokter, aku ingin mengetahui kondisi paru bapak, aku juga tidak mau bapak terus terusan kerja seperti ini. Namun kala itu aku juga tidak begitu yakin. Biologiku lemah. Bagiku kala itu hanya.. mimpi.

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 34

    Kelas tiga MA. Ujian Nasional tahun ini memang berbeda dari UN tahun sebelumnya. UN 2013 adalah ujian percobaan dalam penerapan sistem 20 kode. Memang, kejam juga kedengarannya pemerintah itu. Rasa takut, Khawatir, gundah, galau dan sebagainya menyelimuti seluruh hati anak kelas tiga. Tidak hanya muridnya tetapi juga gurunya. Setiap hari buku buku UN dipelototi sampai robek. Duh, lebai. Kebingungan tidak hanya terfokus pada soal UN tetapi juga soal SBMPTN. Selain usaha lahiriah, usaha batiniah juga kami lakukan meskipun tidak sebaik saat zaman kakak kelas terdahulu.

    Passion terbesarku kala itu adalah bisa masuk Fakultas Farmasi (FF) UNAIR. Alasannya simple, aku menyenangi Kimia dan Matematika. Passionku terinspirasi dari pamanku yang sudah sukses, yang namanya sering menjadi buah bibir ibuku ketika menyemangatiku. Ya, beliau adalah pak Habib. Pak Habib merupakan lulusan pertama MA Darul Hikmah. Beliau kala itu melanjutkan pendidikan ke FF UNAIR. Dan Alhamdulillah, sekarang beliau sudah sukses menjadi kepala Apoteker. Beliau adalah salah satu motivatorku juga. Alasannya karena beliau merupakan seseorang yang memiliki semangat belajar yang tinggi, optimistis, pekerja keras dan juga karena kita berasal dari keluarga yang berlatar belakang kurang berada dengan mimpi yang sangat besar. Nama pak Habib juga cukup terkenal dikeluarga Dalem bahkan ketika bu Nyai Hj. Siti Aliyah menyemangati kami ketika hendak ujian, pak Habib adalah salah satu tokoh yang disebut oleh bu Nyai waktu itu. Dan aku ingin menjadi seperti beliau. Aku ingin mewarisi ilmu dan buku beliau yang seabrek itu. DASAR GAK MODAL !!

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 35

    Ucapan miring kembali beredar. Dan ibuku kembali yang harus mendengarnya. kerjo ae loh, lapo kuliah. Paling yo akhir e sobo pawon wong arek wedok. nenik jare kate kuliah, dibiayai Habib ta?. Nenik loh gak kedukuren ta jupuk Farmasi? Saingane akeh lhoo . aku tak mengusikkan hal itu. Soal biaya, mungkin orang tuaku belum mampu. Tetapi ibuku selalu mengatakan rezeki pean gak tekok ibu ambek bapak. Kalau kemampuan, memang aku gak pintar kok. Tetapi apa salahnya mencoba. Tidak ada yang salah dari suatu percobaan. Hipotesis pun boleh salah kok. Dan ini yang ingin aku ubah di masyarakat sekelilingku. Siapa juga yang bilang aku cowok. Iya aku cewek, terus kenapa? Memangnya ilmu itu diturunkan hanya untuk kaum rijal aja. Ini zaman emansipasi. Lagi pula bukan berarti kuliah terus aku tidak bisa nyaman di dapur?

    Semangat tidak hanya hadir dari orang tua, tetapi juga kakak kelas yang mengabdi. Ketika itu jam kosong. Kami sekelas nonton film untuk penyemangat kami. Tak lama kemudian datang seorang pria yang tidak asing. Sebagian besar temanku sudah mengenalnya. Tapi tidak denganku. Kemudian ia memperkenalkn diri dan sebagainya. Namanya Nasrul, biasa dipanggil cak Nasrul. Sesuai arti namanya, pertolongan (mungkin, kan aku gak bisa bahasa Arab hohohohoho Dia sering sekali membantu kami. Dia memutar video untuk kami waktu itu. Dalam video itu dikisahkan ada seorang pria namanya pak Danang. Dia seorang yang sukses. Dan satu hal yang sangat menginspirasi adalah beliau bisa kuliah ke Jepang. Dan aku sangat ingin kuliah ke Jepang juga. Cara yang beliau tempuh adalah menuliskan 100 impian beliau dalam secarik kertas dan menempelkannya di dinding kamar beliau sebagai penyemangat beliau. Jika sudah tercapai maka beliau akan mencoret impiannya

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 36

    tersebut. Cara itu aku ikuti, namun tidak aku tempel. Jujur, aku masih geli kalau seumpama impianku harus dibaca orang tuaku. Dan jujur, untuk 100 aku gak sanggup. Aku hanya bisa 15. Serius, dikit bangett.. ya mau gimana lagi. Orang gak bisa kok. Biar aja ntar kan seiring berjalannya waktu aku bisa menulis lebih dari 100. Amiin . dan impian pertamaku adalah Menjadi MAHASISWI FAKULTAS FARMASI UNAIR 2013.

    Semangatku untuk melanjutkan studi juga sering dicoba dengan soal soal SBMPTN yang rumitnya luar biasa. Mungkin mengikuti bimbingan adalah cara yang bagus namun itu tidak mungkin. Mengingat biaya bimbel yang luar biasa mahal bagiku. Ibuku hanya mengatakan wah, kalau segitu ibu gak bisa nak. Aku juga sebenarnya malu untuk mengutarakan bimbel kepada ibu. Jalan yang kedua adalah aku membeli buku SBMPTN lengkap dengan kunci jawabannya dan mempelajarinya sendiri. Hanya saja jika aku tidak bisa maka guruku dan kakak kelas adalah sasaran utamaku. Bagiku PDKT dengan guru adalah hal yang terpenting karena yang menentukan kesuksesan kita juga ridlanya guru. Selain itu jika kita kenal dengan guru juga proses pembelajaran juga akan berlangsung dengan nyaman. Namun PDKT nya juga yang wajar wajar saja. Wkwkwkwk .

    Namun Allah Maha Pengasih. Alhamdulillah, aku dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangiku. Aku ditawari oleh Cak Nasrul untuk mengikuti tes beasiswa untuk bimbel SBMPTN. Aku masih hafal kronologinya. Kala itu aku tengah berada di kamarku, sedang belajar dan handphoneku berdering. Isi pesannya adalah bahwa hari ini adalah hari terakhir pendaftaran beasiswa itu. Aku dengan segala

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 37

    kebingungan mengiyakan hal tersebut karana bagiku ini adalah kesempatan atau jalan untuk bisa lolos SBMPTN. Akhirnya dari MA dDarul Hikmah yang mengikuti tes tersebut adalah aku dan Sulton. Kami memang memiliki mimpi yang sama yaitu melanjutkan studi hingga tingkat tertinggi. Tidak berhenti hanya di MA saja. Kami ingin mengharumkan nama MA Darul Hikmah dengan cara kami.

    Keesokannya, aku meminta bu Khur (guru BK ku) untuk memintakan izin kami kepada Gus Nafek (kepala sekolah) agar direstui mengikuti tes tersebut. Hingga akhirnya, Gus Nafek mengiyakan. Hal tersebut juga aku utarakan kepada adik ibuku (pak Hariri) kebetulan beliau juga guruku dan reaksi beliau sangat mengejutkanku ini yang mengadakan bukan lembaga NU, tetapi lebih mengarah kepada HTI. Kamu boleh ikut tetapi kamu harus yakin bahwa dirimu tetap berideologi NU. Aku khawatir kamu tidak bisa menerima ketika mereka mengajarkan hal hal yang kamu belum bisa menerimanya yang menjadikan kamu masuk dan menjadi salah satu diantara mereka. Perkataan beliau menjadikan restu ibuku mengambang namun aku tetap bersikeras untuk ikut dengan alasan terlanjur daftar. Akhirnya, Try Out pertama dimulai. Ibuku masih ragu untuk mengizinkan aku ikut dan ditambah juga karena aku harus pergi hanya dengan Sulton. Bukan karena ibu berpikiran negatif terhadap Sulton, tetapi karena kita berdua sama sama tidak mengerti jalan ke Surabaya. Kami hanya berpatokan pada omongan cak Alif yang lebih mengerti daripada kami. Akhirnya, aku sempat murung dan kesal sama orang tua sebelum pergi. Aku hanya meninggalkan mereka untuk mandi dan setelah itu suasana berubah. Ibuku mengizinkan, mungkin karena beliau kasihan juga terhadapku. Dan sebelum berangkat aku meminta

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 38

    maaf kepada beliau dan beliau merangkulku. Hati hati ya Nak . kata ibuku. Ohh.. I wanna Cry. ;)

    Singkat cerita, kami sampai juga di Surabaya dengan selamat. Alhamdulillah. Kami menginap di tempat Mbak Nisa (kakak kelas kami) dan Try Out pertama berjalan lancar. Aku peringkat ke-3 dari 58 siswa, yang artinya aku lolos ke Try Out kedua. Try Out kedua pun berjalan lancar. Kali ini peringkatku bertambah dari 3 menjadi 4 yang intinya aku berhak untuk mendapatkan bimbingan intensif SBMPTN selama satu bulan di Surabaya. Begitupun juga Sulton.

    Kendala kembali hadir. Neng Bidah (ketua yayasan) tidak mengizinkan kami untuk mengikuti bimbingan itu dengan alasan seperti yang disampaikan oleh pak Hariri. Kami sungguh pusing dengan masalah ini hingga akhirnya aku memutuskan untuk menghubungi cak Nasrul dan memintanya untuk menjelaskan keadaan yang sebenarnya kepada guru guru. Cak Nas menyanggupi permintaanku dan hasilnya guru guru menyerahkan hal tersebut kepada kami. Namun terlihat bahwa guru guru sepertinya kurang mengizinkan kami untuk mengikutinya. Bukan beliau menghambat kami tetapi karena beliau sanagat menyayangi kami. I Love You too My Parents ..

    Aku yang kurang mengetahui medan cukup merasa tersiksa kala itu. Dan ketika acara meminta maaf ke guru guru terjadi percakapanku dengan bu Taurisia.

    Bu Taurisia : (sambil menyambut salamanku dengan lembut) calon mahasiswa endi iki? Unair ta ITS?

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 39

    Aku : (hanya bisa tersenyum)

    Bu Taurisia : lha katae lulus beasiswa iku opo?

    Aku : mboten kantuk guru guru bu .

    Bu Taurisia : lalapo?

    Aku : niku mergakne yang mengadakan mboten tiyang NU

    Bu Taurisia : selagi kamu tetap NU kan gak papa sih Nik

    Aku : enggeh sih bu

    Bu Taurisia : jare wong tuwomu piye?

    Aku : nggeh terserah sekolahan bu

    Bu Taurisia : nggene lok Nik, ikuti kata hatimu

    Aku : (hanya mengangguk dan mulai meneteskan air mata)

    Bu Taurisia : ikuti kata hatimu karena jika kamu gagal, kamu akan menyalahkan orang lain.

    Aku : enggeh bu .

    Keesokan harinya acara meminta maaf kepada guru guru berlanjut. Kali ini aku ke pak Fatoni.

    Aku : pak, nggapunten.

    Pak Fatoni : iyo yo.

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 40

    Aku : (mulai meneteskan air mata) pak, kulo loh bingung.

    Pak Fatoni : bingung lapo? Koyok ditawani rabi ae bingung

    Aku : hehehehe. Niku lho pak, kulo kan kantuk beasiswa bimbel damel Ujian ten perguruan tinggi tapi guru guru loh mboten setuju dan keputusane niku diserahaken ten kulo, kulo kan bingung pak.

    Pak Fatoni : lalapo gak oleh?

    Aku : nggeh niku mergakne sing nggadak aken sanes tiyang NU.

    Pak Fatoni : nggene loh, guru kamu itu memang tidak berhak melarang kamu untuk mengikuti hal semacam itu. Tetapi harus kamu ingat, kamu lebih mengutamakan memegang akidah kamu atau tidak. Kalau memang cara kamu mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan cara belajar ya gak papa.

    Aku : ohh enggeh pak .

    Saran dari guru guru masih aku pikirkan matang-matang karena ini adalah jalan untuk masa depanku. Berminggu minggu kabar dari pihak pemberi beasiswa juga tidak ada. Keadaan itu sangat membuatku dan Sulton bingung tak tentu arah. Namun Sulton lebih beruntung karena orang tuanya mengizinkan. Neng Bidah juga menanyakan keputusan kami. Dan aku hanya bisa menjawab dengan senyum. Aku hanya bisa nangis. Aku diajari bu Khur untuk sholat istikharah kala itu. (Kalau tidak salah) sehari

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 41

    sebelum berangkat aku disuruh ke rumah Pak Marjoko, kebetulan aku lumayan dekat dengan keluarga bu Khur dan pak Marjoko. Pak Joko hanya mengatakan tidak usah terlalu dianggap pusing, kamu kalaupun tidak ikut bimbel itu juga insyaAllah akan bisa lulus SBMPTN. ASALKAN kamu belajarnya sungguh sunggguh dan tidak terganggu cowok. Kamu lho bisa nik, murid saya yang dulunya agamanya kuat dan memang NU nya juga kuat, akhirnya juga bisa terpeleset ikut aliran aliran yang gak jelas. Aku hanya khawatir kalau kamu ikut beasiswa itu kamu harus ada imbal balik terhadap mereka setelah lulus nanti.

    Malam yang membingungkan. Besok siang adalah hari dimana aku harus berangkat ke Surabaya. Aku membujuk orang tuaku untuk mengizinkanku. Segala upaya aku kerahkan untuk meyakinkan orang tua dan keluarga. Orang tuaku mungkin kasihan juga kepadaku dan akhirnya mengizinkan. Namun ditengah yang lain sedang tidur, orang tuaku melakukan istikharah untukku sesuai dengan yang diajarkan bu Khur, kebetulan aku waktu itu sedang halangan. Dan hasilnya, ternyata keburukannya lebih banyak dari kebaikannya. Esok paginya orang tuaku memutuskan untuk konsultasi kepada guru agamaku di rumah mengenai hal itu. Sementara aku memutuskan untuk ke warnet dan mencari info tentang lembaga yang mengadakan beasiswa tersebut. Mulai dari website, akun facebooknya dan lain lain aku jelajahi. Dan aku tidak menemukan hasil yang bisa meyakinkan. Akhirnya aku putuskan untuk chatting dengan Neng Lail. Dan beliau menyarankan untuk konsultasi ke Kyai saja. Setelah itu aku pulang.

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 42

    Orang tuaku yang baru datang langsung aku introgasi. Beliau menyuruhku duduk dan mengatakan sekarang ibu dan bapak udah yakin dan mantap. Yang sabar ya Nak, kata pak Huda tidak usah ikut aja. Wes nurut guru ae. Kalau rezeki kamu memang kuliah ya insyaAllah kuliah, semua udah diatur dengan yang diatas. Wes kamu belajar yang rajin ae, kamu minta beli buku apa? Tak beliin. Aku dan ibuku menangis kala itu. Aku hanya mengatakan enggeh pak. Walaupun sebenarnya juga sulit tetapi aku mencoba untuk tetap semangat. Aku mengatakan ke Sulton kalau aku gak jadi dan dia hanya mengatakan gak apa nik, jangan nangis, doakan aku yaa.

    Sulton kala itu jadi berangkat karena orang tuanya mengizinkan. Aku menyampaikan keputusanku itu kepada neng Lail dan bu Khur, neng Lail membalas sms ku dengan iyo, gak opo nik. Nurut wong tuwo ae. Luweh barokah. insyaAllah masio pean gak melu bimbingan, iso keterimo ndek PTN sing pean pingini. Nek sempat, nang sareane abah Mail.

    Motivasi dari guru dan orang tuaku membakar semangatku. Hari hari aku lalui dengan soal soal SBMPTN. Aku juga me-copy soal dari temanku yang mengikuti bimbel dengan syarat aku harus mengajari dia. Itu tak mengapa bagiku, yang penting aku dapat soal soal yang termutakhir. Selain itu, aku juga mempelajari soal soal dari yang diberikan cak Hadi. Lama kelamaan aku dapat melupakan soal beasiswa itu.

    Selain belajar, aku juga sering bertanya perihal bidikmisi. Cak Alif dan Cak Huda adalah kakak yang paling sering jadi narasumber

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 43

    soal Bidikmisi. Saking seringnya nanya, sampai sampai cak Alif sering menjawab pertanyaanku dengan iya Nenik... . Dan singkat cerita, aku tidak lolos SNMPTN. Dari semua siswa yang ikut SNMPTN, hanya Dinda yang lolos di UB. Hal tersebut mengharuskanku untuk ikut SBMPTN. Kebingungan kali ini adalah jurusan. Untuk pilihan pertama oke mantap Farmasi UNAIR, pilihan ketiga Kimia UNAIR. Untuk pilihan yang kedua tanda tanya. Aku ingin ke Farmasi UNEJ. Tetapi ibuku hanya memperbolehkan Malang dan Surabaya. Farmasi UB menurut info, belum terakreditasi kala itu. Akhirnya, aku nurut dengan berat hati bahwa pilihan kedua adalah pendidikan Matematika UM. Itu pilihan ibuku. Waktu tes, aku mendapatkan tempat duduk yang dekat dinding. Dan hal tersebut menjadikanku dapat merebahkan kepalaku. Jujur soal SBMPTN itu sangat memusingkan kepala. Apalagi waktu bidang studi bahasa Inggris. Serius, aku gak nggerti sama sekali. Ditambah lagi rasa kantuk yang tak tertahankan. Akhirnya, aku mengerjakan soal tersebut dengan sedikit sadar dan sedikit tidur. Wkwkwkwk.. tolong jangan ditiru yaaa..

    Disaat menunggu pengumuman SBMPTN, ada tawaran untuk mengikuti PBSB. Dan pilihan untuk prodi Farmasi adalah di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pilihanku pasti UIN Malang, namun hal tersebut ditertawakan oleh teman-teman. Karena ternyata salah satu syarat ke UIN Malang adalah harus hafal min. 10 juz. Walah, kalau aku hafalnya 10 surat terakhir.

    Akhirnya, mau gak mau ke UIN Jakarta. Aku hanya mengatakan ke orang tua kalau tidak ada pilihan lain. Dan orang

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 44

    tuapun setuju. Untuk pilihan prodi yang pasti Farmasi dong, kan aku mau jadi Apoteker. tapi ini ada dua pilihan dan itu sangat konyol kalau aku hanya mengisi satu pilihan saja. Aku bingung waktu itu, apa yang mau aku pilih. Aku tidak begitu suka pelajaran Biologi. Bahkan nilai UN Biologiku hanya 6,5. Pilihan yang tersisa adalah Kedokteran, Perawat, dan Kesehatan Masyarakat. Aku sempat berpikiran untuk mengambil kedokteran. Namun hal tersebut membuatku tersenyum dalam hati. Bagaimana mungkin? UN Biologi saja segitu. Aku juga tidak begitu sabar sebagaimana seorang dokter pada umumnya. Lagi pula aku tidak ingin bersaing dengan temanku sendiri yang dari awal ingin memilih kedokteran. Dan akhirnya aku memilih Kesehatan Masyarakat.

    Salah satu syarat ikut PBSB adalah adanya surat keterangan sehat. Aku dan teman teman (kita ber-10 kala itu) pergi ke RS dr. Wahidin Sudirohusodo. Aku sempat nyasar karena memang tidak tau jalan. Duh, aku memang benar benar katrok. sampai di Rumah Sakit, aku bingung mau nggapain. Disana banyak orang dengan resepsionis yang sedang sibuk. Aku memang tidak bersahabat dengan rumah sakit. Mungkin ini adalah kali kedua aku ke rumah sakit. Aku bertanya kepada seorang resepsionis yang berada diujung dan beliau hanya menjawab pertanyaanku dengan arahan tangan. Aku yang tidak mengerti hal tersebut memutuskan untuk kembali duduk. Lama kemudian, aku bertanya kepada resepsionis yang lain dan mendapat jawaban yang memuaskan bahkan beliau sangat ramah denganku. Aku disuruh ke lantai 2.

    Sampai di Lantai 2 aku bingung juga mau kemana. Banyak ruangan disana. Ketika aku berada di dekat ruang poli gigi, ada

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 45

    seorang dokter yang memanggilku Safitri bukan?. iya bu jawabku. oh iya, kesini. Dokter itu bernama dr.Tenri kalau tidak salah. Beliau sangat ramah, baik dan aku nyaman dengan beliau. Pandanganku tentang dokter berubah, aku berpikiran bahwa seorang dokter itu sombong dan sebagainya. Tetapi ternyata itu salah. Di tengah perbincangan, datang seorang ibu dengan menggendong anaknya yang menderita HYDROSEFALUS. Ibu itu berdiri didekatku yang menjadikan aku leluasa dekat dengan balita tersebut. Balita tersebut tersenyum kepadaku dan mengajakku untuk bercanda. Aku hanya tersenyum dan berbalik mengajak untuk bercanda dengannya. Aku sangat iba dengannya. Aku terharu melihat keadaannya yang masih kecil harus menanggung beban yang semacam itu. Waktu itu aku beranggapan enak juga ya jadi dokter, bisa menolong mereka yang tengah sakit.

    Setelah sampai di rumah, aku bingung dengan pilihan yang aku ambil, aku mau jadi apa kalau mengambil prodi Kesehatan Masyarakat karena jujur saja aku kurang begitu mengerti dengan tugas tugas seorang tenaga medis. Akhirnya, keesokan hari di Sekolah aku memutuskan untuk mengganti pilihanku yang semula Kesehatan Masyarakat dan Farmasi menjadi Kedokteran dan Farmasi. Hal tersebut tidak aku sampaikan kepada keluarga dan guru. Setiap ditanya aku hanya menjawab mau ke Farmasi pak, bu.

    Aku memang kalah kalau dibanding dengan temanku yang hafalan ALFIYYAH nya sudah ratusan. Aku bahkan tidak mengerti sama sekali hal itu. Bahkan aku selalu mengatakan aku hanya lala undil di PBSB ini. Pemain utamanya adalah teman temanku. Aku

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 46

    juga beranggapan mungkin si-A dan si-B yang lolos. Namun bukan berarti aku tidak serius, aku tetap enjoy dengan belajarku dan tawakkal aja lah istilahnya. Yang terpenting aku usaha maksimal. Ketika tes aku tidak sempat membawa penghapus, sharpener. Bolpoint yang aku bawa pun tidak bisa dipakai. Keterlaluan !! Akhirnya, teman sebelah dan depanku yang harus menjadi korban. Maaf yaa. Aku meminta penghapus dan pinjam bolpoint serta sharpener kepada mereka. dasar MEMANG BENAR BENAR tidak modal !!

    Soal PBSB aku kerjakan dengan hati yang santai. Bukan karena bisa, tetapi hanya ingin membuat enjoy saja. Dan musuhku tetap sama. Bahasa Inggris !! aku sempat cemas melihat soal bahasa Inggris itu. Tetapi ya sudahlah tawakkal saja. Tetapi, pilihanku kedokteran. Sainganku banyak, Dengan jawaban bahasa Inggris yang tisak karuan ... bagaimana BISA LOLOS?

    Selesai tes kepesantrenan kita ber-10 berkumpul di loby depan Asrama Haji Sukolilo. Ada Cak Nasrul disana. Aku hanya mengatakan duh, Alfiyyah e aku kowah kowoh. Temanku yang bisa mengatakan oh, tadi itu tentang bab ini bab itu dan sebagainya. Aku hanya bisa diam mendengar perkataan mereka dan tetap keep smiling.

    Sampai di rumah, aku dengan iseng menulis mimpi ke-16. Lolos PBSB Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Aneh juga, sudah tes kok baru nulis mimpi. Tetapi ya sudah, terkadang suatu hal itu tidak harus berjalan dengan prosedur yang runtut juga kok.

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 47

    Pengumuman SBMPTN pun keluar dan ternyata aku tidak lulus. Dan Alhamdulillah Sulton lolos di UB. Aku tidak menangis awalnya palingan juga sedih kala itu karena bagiku masih ada PBSB. Namun ibuku merasa sungkan kepadaku. Setelah sholat Ashar, aku menunggu ibu untuk bersalaman. Biasa lah setelah sholat. Saat aku minta salaman, ibu merangkulku dan mengatakan sambil menagis maafkan ibu ya nak, pean ojok nyalahno ibu nak yo, soal gak boleh ke Surabaya waktu iku, ibu mek pingin sing luweh apik dinggo pean. enggeh bu, mboten nopo nopo. Jawabku, nangis deh jadinya aku. Setelah itu ibuku berdoa ya Allah, apa yang diinginkan anak kulo, jenengan ridlani ya Allah, jenengan kabulkan. Aku hanya mengamini doa ibuku dan merasa kasihan juga dengan orang tua karena aku belum bisa memberikan yang terbaik. Aku seperti memberikan beban kepada orang tua. Namun aku meyakinkan diriku tenang Nen, masih ada PBSB.

    Pengumuman PBSB hanya berselang sehari setelah pengumuman SBMPTN. Namun, karena ada kesalahan, pengumuman itu tertunda. Akhirnya, lusa pagi, pak Barok sms aku

    bancaan Nen

    apanya pak, wong kulo mboten lolos SBMPTN

    Lho, pean lolos PBSB ke UIN Jakarta Kedokteran lho.

    lho enggeh nopo pak, beneran ?

    iya

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 48

    Kemudian aku putuskan untuk ke Warnet dan memang benar. Alhamdulillah ya Allah. Aku peringkat ke-14 dari 20 anak kedokteran. Bapakku langsung merangkulku dan sujud syukur akan hal itu. Ibuku terlihat sangat bergembira kala itu. Mungkin mereka juga kaget dengan prodi yang aku ambil. Kemudian aku memutuskan untuk ke Sekolah dengan Sulton, karena yang lolos dari MA Darul Hikmah jalur PBSB hanya aku dan Sulton.

    Sampai di sekolah, aku bertemu Bu Khur. selamat yo Nik, iya bu, matur suwon. Kemudian aku bersalaman dengan pak Marjoko, beliau mengatakan lho ya, luweh apik kan?, enggeh pak. Kemudian aku disuruh ke kantor dan disana aku bertemu dengan guru guru yang terlihat sangat bahagia dengan lolosnya aku dan Sulton. Lulus pun juga membuat kami bingung. Sulton bingung mau memilih yang mana dan aku bingung bagaimana selanjutnya aku ke Jakarta. Aku belum pernah ke Jakarta. Dan aku tidak memiliki keluarga disana. Kerepotan tidak hanya melandaku tetapi juga keluargaku dan guru guruku, mulai dari menyiapkan tiket, barang barang, berkas berkas dan lain sebagainya. Aku memang paling tidak bisa kalau tidak merepotkan. Dasar belum bisa mandiri !!

    Sebelum berangkat aku bertanya mengenai matrikulasi kepada pak Habib, karena aku tau beliau pasti paham karena beliau yang mengurusi PBSB di sekolah Amanatul Ummah. Akhirnya beliau mengenalkanku kepada salah seorang murid beliau yang juga kuliah di UIN Jakarta Kedokteran dengan program PBSB. Belaiu juga mengatakan selamat ya, setiap perjuangan pasti ada air mata, keringat dan darah. Itu biasa. Hanya pastikan berakhir dengan senyum itu saja. Kata kata itu aku lakukan sebisa mungkin.

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 49

    Singkat cerita, aku sampai di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Aku ke Jakarta dengan diantar pakdeku. Karena pakdeku lebih paham Jakarta daripada orang tuaku. Tak mengapa bagiku. Pesan ibu sebelum aku berangkat adalah dijogo awak e, ibu lebih baik tidak punya anak yang menjadi dokter daripada ibu harus memiliki anak yang tidak berakhlak. Keluarga adalah segalanya bagiku. ohh.. I Miss You Mom ..

    Di Jakarta aku menemukan keluarga CSS MoRA yang selalu menjadi tumpuan curhat dan yang selalu menyemangatiku. Aku bertemu orang orang hebat disini. Bertemu dengan para santri yang semangat, hebat dengan satu tujuan yang sama. Menjadikan pesantren selalu didepan. Kami memang berasal dari pesantren, tetapi bukan berarti kami kalah dengan mereka yang berasal dari SMA dan sebagainya. Kami yakin, selagi kami melakukan yang terbaik dan menyerahkan hasil kepada-Nya.

    Dan ALHAMDULILLAH, Aku bisa mencoret impian ke-16 dalam hidupku. Saatnya untuk berusaha mencoret impian yang lainnya.. SELAMAT BERJUANG !!

    SALAM KENAL BAGI MASALAH DAN TANTANGAN, AKU DATANG UNTUKMU KESUKSESAN, SELAMAT TINGGAL WAHAI PELAJARAN

    MASA LALU.

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 50

    Loving you so much,

    SAFITRI NENIK AGUSTIN

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 51

    SULTHONUN ARIFIN Jurusan Biologi 2013

    -Universitas Brawijaya

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 52

    Apel atau Kembang?

    Batas Akhir SMA

    Tak terasa waktu itu adalah hari pertama saya menginjakkan

    kaki disekolah dengan status sebagai siswa kelas 3 MA Darul Hikmah

    Mojokerto. Selain rasa bahagia terdapat juga rasa cemas yang

    menandakan tidak kurang dari 1 tahun kisah perjalanan SMA saya

    akan berakhir. Kelak jadi apa saya setalah lulus SMA nanti?

    Mampukah dengan kemampuan biasa-biasa seperti ini saya bisa

    melanjutkan kuliah? Apakah Orang tua saya mampu untuk

    membiayai kuliah? Terus apa yang harus saya lakukan saat ini?

    Apakah saya harus kerja setelah lulus nanti, Kemudian Gaji yang

    saya dapatkan dipergunakan untuk kuliah?. Pertanyaan-pertanyaan

    itulah yang membuat saya menjadi agak cemas dengan keadaan

    saat ini. Pikiran terasa terbagi menjadi dua, salah satunya

    memikirkan sekolah karena pada saat jejang ini saya akan

    menghadapi UN dan disisi lain saya juga memikirkan Apa yang harus

    saya lakukan untuk masa depan saya nanti. Namun, Alhamdulillah

    dalam keadaan seperti itu, saya mendapatkan wejangan (nasihat)

    dari pak fathoni salah satu guru yang sangat saya kagumi di MA

    Darul Hikam. saat itu, beliau sedang mengisi jam pelajaran dikelas

    saya. Disela-sela pemberian pelajaran beliau mengatakan bahwa

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 53

    Apa yang kelak terjadi pada kita dimasa mendatang itu semua sudah

    direncanakan baik oleh Allah. Tugas kita adalah hidup sebaik-

    baiknya pada hari ini dan berusaha memantaskan diri untuk

    direncanakan baik oleh Allah. Saat itu juga, saya yakin bahwa Allah

    telah merencanakan baik setelah saya lulus SMA nanti. Dan tugas

    saya saat ini adalah berusaha sebaik mungkin untuk meraih hal itu ,

    berusaha membahagiakan kedua orang tua, guru-guru dan saudara-

    saudara saya dengan cara mendapat nilai UN yang baik dan bisa

    lolos di salah satu Perguruan Tinggi (PT) terbaik di Indonesia.

    Langkah awal menuju kuliah

    5 bulan kemudian tersiar kabar bahwa pedoman Bidikmisi

    akan dirilis, dimana anggapan saya bahwa Bidik Misi merupakan

    jalur masuk kuliah bagi lulusan SMA dengan mendapatkan Beasiswa

    penuh sampai lulus. Tiba saatnya pada pertengahan desember saya

    bersama teman-teman siswa kelas 3 MA Darul Hikmah yang

    berminat mengikuti Bidikmisi diwajibkan mengumpulkan berkas-

    berkas yang diperlukan untuk mendaftar Bidikmisi. Perjalanan

    dalam mengumpulkan berkas-berkas tersebut dimulai dengan

    legalisasi Akta kelahiran dan Kartu Keluarga di Dinas Kependudukan

    dan Catatan Sipil Kabupaten Mojokerto, Kemudian surat keterangan

    kurang mampu di kelurahan, dan meminta Struk Pembayaran listrik

    di Kantor PLN. Alhamdulillah kurang lebih 2 minggu semua

    persyaratan yang diperlukan telah terkumpul. Pada saat itu, saya

    mengira bahwa perjuangan saya telah selesai dan tinggal menunggu

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 54

    hasilnya. Namun , ternyata Proses sebenarnya masih panjang hingga

    akhirnya salah satu teman saya mengingatkan bahwa untuk bisa

    kuliah di perguruan tinggi negeri kita harus mengikuti seleksi secara

    nasional yaitu SNMPTN (Jalur Undangan) dan SBMPTN (Jalur Tulis)

    dan Jalur Mandiri di masing-masing Universitas. Selanjutnya tiap

    sekolah harus mengisi data-data siswa di PDSS. Setelah di beri tahu

    hal itu oleh teman saya, saya semakin bingung apa itu SNMPTN?

    Apa itu PDSS? Tidak faham tentang hal itu, akirnya setelah pulang

    sekolah saya pergi ke warnet untuk mencari informasi tentang

    SNMPTN dan PDSS dan mendownload buku panduan. Setelah saya

    baca berkali-kali saya pun paham bahwa untuk bisa kuliah di

    Perguruan tinggi negeri calon Mahasiswa harus mengikuti seleksi

    terlebih dahulu yaitu seleksi nasional jalur undangan (SNMPTN),

    jalur tulis (SBMPTN) dan jalur mandiri. jalur pertama yang dibuka

    adalah SNMPTN, untuk jalur SNMPTN masing-masing sekolah harus

    mengisi data siswa yang akan mendaftar ke Perguruan tinggi Negeri

    ke dalam PDSS yang berisi nilai rapor dari kelas 1 MA sampai kelas 3

    MA. Akhirnya saya mulai mengerti langkah awal dalam masuk

    Perguruan Tinggi Negeri.

    BPNJ

    Pendaftaran SNMPTN dibuka pada awal maret 2013,

    Sedangkan waktu itu masih bulan januari 2013. Jadi ada waktu

    kosong 2 bulan. Waktu tersebut saya manfaatkan untuk mendalami

    materi UN dengan mengikuti pelajaran dan mengikuti les tambahan

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 55

    disekolah, Menjelang akhir februari tepatnya tanggal 27 februari

    2013 malam hari terdengar bunyi suara dari HP saya pertanda

    bahwa ada satu pesan masuk. Pesan tersebut ternyata dari cak

    nasrul kakak kelas saya di MA Darul Hikmah yang telah lebih dulu

    sukses dan sedang menjalani semester akhir di ITS Surabaya. Pesan

    tersebut berisi ajakan kepada saya untuk mengikuti seleksi Beasiswa

    Perintis Nusantara Jawa Timur (BPNJ) yang diadakan oleh

    Mahasiswa ITS. Beasiswa ini merupakan Beasiswa pelatihan untuk

    menghadapi Tes Tulis Masuk PTN. Bagi peserta yang lolos akan

    mengikuti bimbingan persiapan masuk PTN serta dikarantina selama

    3 minggu di Surabaya. Awalnya saya ragu-ragu untuk mengikuti

    seleksi tersebut namun cak nasrul berhasil meyakinkan saya untuk

    mengikuti seleksi beasiswa tersebut. 3 hari kemudian saya pergi ke

    ITS untuk menjalani seleksi tahap 1 BPNJ bersama teman satu

    sekelas saya Safitri Nenik. Namun, kami berangkat lebih awal

    tanggal 1 Maret (1 hari sebelum tes) agar tidak terlambat pada saat

    tes. Kami berangkat dengan naik bus. Perjalanan itu merupakan

    perjalanan pertama saya berkunjung ke ITS yang kami tempuh

    selama 3 jam, Kami berangkat hanya mengandalkan petunjuk dari

    Cak Nasrul. Esoknya tes dilaksanakan tepat pukul 08.00 WIB sampai

    pukul 10.00 WIB. Setelah menjalani tes, sore itu kami langsung

    pulang ke Mojokerto. 3 hari kemudian diumumkan peserta yang

    lolos seleksi tahap 2 BPNJ. Alhamdulillah saya dan dan Nenik lolos

    ditahap 1. Sehingga kami harus berangkat lagi ke ITS untuk

    menjalani tes tahap 2 BPNJ pada akhir maret. Selang beberapa hari

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 56

    kemudian tersiar kabar bahwa pendaftaran SNMPTN telah dibuka.

    Namun sampai saat itu juga saya belum menetukan PTN mana yang

    akan saya pilih. Proses pendaftaran menggunakan NISN dan Kode

    Akses / Password yang telah diberikan oleh Sekolah. Malam Hari,

    Saya pergi ke Warung Internet untuk melakukan pendaftarn online

    SNMPTN, Saya memilih Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang

    sebagai pilihan PTN pertama dan Universitas Negeri Malang (UM)

    sebagai pilihan PTN kedua . Esoknya, saya berkonsultasi dengan

    guru BK, beliau menyarankan agar UM diganti dengan Universitas

    Brawijaya (UB) Malang. Spontan saya menanggapi bahwa seleksi di

    UB ketat dan saya kurang yakin bisa lolos di UB karna UB termasuk

    salah satu Universitas bergengsi di Indonesia. Meskipun saya tidak

    yakin lolos di UB tapi keinginan saya untuk belajar di UB sangat

    besar. sepulang dari sekolah saya pergi ke Warung internet, Saya

    mengambil keputusan untuk mengganti Universitas Negeri Malang

    (UM) menjadi Universitas Brawijaya (UB). Namun, Seiring

    berlalunya waktu saya yakin dengan 2 pilihan tersebut. Setalah

    melakukan pendaftaran online SNMPTN, Saya membaca pada situs

    SNMPTN bahwa Hasil SNMPTN akan diumumkan pada tanggal 29

    mei 2013, yang artinya bahwa 3 bulan lagi hasil tersebut akan

    keluar. 3 bulan adalah waktu yang lama untuk ditunggu, Namun

    waktu tersebut saya manfaatkan untuk mendalami materi UN,

    karena hasil SNMPTN juga ditentukan dengan nilai UN.

  • Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa

    MA Darul Hikmah Mojokerto 57

    Pada tanggal 30 Maret 2013, saya dan nenik kembali pergi ke

    Surabaya untuk menjalani tes kedua BPNJ seperti pada tes pertama

    kami berangkat satu hari sebelum tes berlangsung. Namun, pada

    tes kedua ini ada hal yang berbeda jika pada tes pertama malam

    harinya saya tidur di Asrama Mahasiswa ITS pada saat tes kedua ini

    malam harinya saya tidur di Base Camp KOPMA ITS. Saya tiba di

    Basecamp KOPMA ITS jam 12 malam. Meskipun di Basecamp

    tersebut hanya beralas tikar dan tidak ada kipas angin apalagi AC

    serta kondisi ruangan yang sedikit berantakan tapi tidak apalah yang

    penting malam ini bisa tidur. Pagi harinya saya bangun jam 05.00,

    dan Langsung menuju masjid untuk menjalankan sholat subuh

    setelah itu saya bergegas untuk menyiapkan diri untuk menghadapi

    tes kedua BPNJ.Tes kedua dilakukan di Gedung Jurusan Ki