132
1 BUKU I FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA 2015

BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

1

BUKU I

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

2015

Page 2: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

2

KATA SAMBUTAN KETUA DEPARTEMEN THT FKUI/RSCM

Assalammu’alaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena Revisi Buku Rancangan Pengajaran Program Pendidikan Profesi Dokter Spesialis-1 (PPDS Sp-1) Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok FKUI/RSCM telah dapat diselesaikan.

Revisi Buku Rancangan Pengajaran ini perlu dilakukan karena adanya pembaharuan pada proses pendidikan dokter spesialis (PPDS) atau Sp-1 ilmu kesehatan THT. Selain itu, dengan perkembangan mutu layanan rumah sakit yang harus terakreditasi nasional maupun internasional dan sesuai Academic Health System (AHS), serta mencapai visi misi departemen THT, maka disusun perangkat pendidikan berupa Buku Rancangan Pengajaran sebagai pedoman untuk melaksanakan pendidikan secara terstruktur dan berkualitas yang dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kompetensi profesional dari masing-masing peserta program.

Pada era globalisasi ini para lulusan Dokter Spesialis THT diharapkan memiliki kompetensi profesional yang baik dan bertaraf internasional serta memiliki kompetensi sebagai seorang peneliti. Semoga dengan terbitnya Buku Rancangan Pengajaran (BRP) ini program pendidikan yang telah berlangsung selama ini dapat berjalan lebih baik lagi. Akhirnya kepada penyusun BRP PPDS Sp-1 Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok FKUI/RSCM saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, atas dedikasi,usaha serta waktu yang diluangkan untuk menyelesaikan buku ini. Wassalammu’alaikum Wr.Wb.

Ketua Departemen THT FKUI/RSCM DR.Dr. Trimartani Sp.THT-KL (K)

Page 3: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

3

Assalammu’alaikum Wr.Wb. Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Allah SWT, revisi Buku Rancangan Pengajaran Program Pendidikan Profesi Dokter Spesialis-1 Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI, untuk peserta PPDS Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok FKUI/ RSCM telah dapat diselesaikan. BRP ini terdiri atas tiga buku sesuai dengan tahapan proses belajar peserta PPDS-Sp1 Ilmu Kesehatan THT-KL yaitu Buku 1 Tahap Pembekalan, Buku 2 Tahap Magang dan Buku 3 Tahap Mandiri. Buku ini berisi materi-materi modul pendidikan sesuai dengan Kolegium THT-KL, kewenangan klinis sesuai dengan kompetensi setiap tahap pendidikan, sistem penilaian baik pre-asessment maupun evaluasi akhir serta aktivitas pembelajaran. BRP ini selalu akan dievaluasi dan diperbaharui setiap 5 tahun untuk penyempurnaan dan penjaminan mutu sesuai dengan kemajuan dan perkembangan Ilmu Kesehatan THT-KL. Kepada para Staf Pengajar dan para Peserta PPDS Ilmu Kesehatan THT FKUI/ RSCM kami harapkan selalu mengikuti dan melaksanakan apa yang tercantum dalam Buku Rancangan Pengajaran ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya revisi dan penerbitan Buku Rancangan Pengajaran ini. Wassalaamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta. Agustus 2015

Penyusun,

Dr.Nina Irawati, Sp.THT KL (K) Koordinator Program Studi

Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI/RSCM

Page 4: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

4

Page 5: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

5

Menghadapi proses globalisasi dan kebutuhan mencetak tenaga ahli dibidang ilmu kesehatan THT-KL bertaraf internasional serta adanya tuntutan dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan berkualitas khususnya dalam bidang Ilmu Kesehatan THT-KL, diperlukan tenaga kesehatan professional yang didukung oleh penguasaan ilmu dan teknologi yang baik.

Penguasaan ilmu teknologi yang baik akan dicapai dengan meningkatkan kompetensi dari peserta program pendidikan Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI.

Dalam rangka meningkatkan kualitas mutu lulusan Dokter Spesialis THT-KL FKUI selain Buku Kurikulum Pendidikan juga diperlukan Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi kurikulum secara lebih lengkap dan sistematis agar program pendidikan berlangsung dengan baik.

Buku Rancangan Pengajaran ini menjelaskan materi pendidikan yang diberikan kepada peserta PPDS-Sp1 setiap semester yang diikutinya. Materi Pendidikan diberikan dalam bentuk modul.

Modul tentang materi pendidikan akan dijabarkan secara terperinci oleh masing-masing divisi terkait yang ada di Departemen Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI pada saat peserta program pendidikan mengikuti stase pendidikan.

Diharapkan dengan cara pembelajaran dengan bentuk modul ini akan dapat meningkatkan kompetensi dari pada lulusan spesialisasi THT-KL FKUI sehingga dapat meningkatkan efektifitas pelayanan serta mampu menjadi pakar dalam bidang Ilmu Kesehatan THT-KL.

Visi dan Misi Visi program studi THT-KL adalah menghasilkan lulusan dokter

spesialis THT yang mempunyai kemampuan professional bersifat internasional dan dapat memberikan pelayanan kesehatan berlandaskan perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran berdasarkan bukti (evidence based medicine) dengan pengalaman luar biasa untuk semua melalui Academic Health Systemdi Asia Tenggara tahun 2019.

Misi program studi THT-KL adalah Menyelenggarakan pendidikan

THT-KL yang berkualitas, berdaya saing, kreatif, inovatif dan berstandar Internasional dengan para pakar berlandaskan profesionalisme. Menyelenggarakan pendidikan suasana yang nyaman dan apresiatif serta pengalaman belajar yang luar biasa. Menyelenggarakanpendidikan yang meningkatkan pelayanan kesehatan diberbagai setting pelayanan kesehatan prima.

Page 6: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

6

Filsafat Ilmu Pengetahuan dan Etika Profesi

Metodologi Penelitian

Biostatistic dan Komputer Statistik

Quality & Safety

Biologi Molekuler

Farmakologi Klinik

Epidemiologi Klinik dan Evidence Based Medicine

SEMESTER I

Page 7: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

7

1. MATERI DASAR UMUM (MDU) : 8 SKS

Materi Dasar Umum merupakan materi bahasan mengenai pengetahuan untuk menjadi seorang

penggagas dan peneliti.Materi ini tidak berhubungan dengan bidang ilmu kedokteran secara langsung.

Komponen MDU terdiri atas :

Filsafat Ilmu Pengetahuan, Etika Profesi ( 1 SKS )

Metodologi Penelitian ( 2 SKS )

Biostatistik& Komputer Statistik ( 3 SKS )

Quality and Safety ( 2 SKS )

2. MATERI DASAR KHUSUS (MDK) : 8 SKS

Materi Dasar Khusus merupakan materi bahasan yang merupakan dasar pengetahuan keahlian dalam

bidang kedokteran agar mampu memecahkan masalah, menjadi pengembang ilmu,dan dapat

menerapkan program pendidikan dengan kualitas yang tinggi.

Komponen MDK terdiri atas :

Biologi Molekuler ( 2 SKS )

Farmakologi Klinik ( 3 SKS )

Epidemiologi Klinik & Evidence Based Medicine ( 3 SKS )

TUJUAN DAN URAIAN TOPIK MATA AJAR

1. MDU-1. Filsafat Ilmu Pengetahuan, Etika Profesi.

Kode Mata Kuliah : MDU-1 UILS801001

Tujuan Mata Ajaran

Setelah menyelesaikan pembelajaran peserta diharapkan mampu memahami berbagai konsep falsafah

keilmuan, struktur logik keilmuan, etika profesi agar dapat meningkatkan kemampuan merencanakan

dan melaksanakan penelitian dengan baik dan benar, serta mampu mengembangkan ilmu dan teknologi

kedokteran untuk bekerja sebagai dokter spesialis yang profesional.

Uraian Mata Ajaran

Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran peserta diharapkan mampu :

1. Memahami filsafat sebagai suatu disiplin ilmu yang mengupayakan penalaran yang sistematis,

menyeluruh dan kritis terarah.

Page 8: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

8

2. Memahami filsafat ilmu pengetahuan sebagai cabang dari ilmu filsafat yang mengkaji ciri-ciri ilmu

pemgetahuan serta cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh penge-tahuan ilmiah dan mampu

mempertanggung jawabkannya

3. Menjelaskan konsep filsafat alamiah (natural) dan filsafat keilmuan

4. Dapat menjelaskan makna suatu metode ilmiah khususnya dalam pengembangan ilmu kedokteran

dan ilmu pengetahuan lain pada umumnya.

5. Mampu menjelaskan dampak dari filsafat keilmuan terhadap pengembangan profesi dan

profesionalisme sebagai dokter.

6. Memahami kaidah-kaidah etika profesi dalam melaksanakan seluruh kegiatan keilmuan dan profesi.

2. MDU-2. Metodologi Penelitian

Kode Mata Kuliah : MDU-2 UILS801002

Tujuan Mata Ajaran

Pada akhir mata ajaran, peserta program diharapkan memahami tentang hubungan antara teori dan

konsep ilmu pengetahuan dan pelaksanaan pengembangan pengetahuan sehingga mampu menerapkan

metodologi penelitian dalam menyusun usulan penelitian.

Uraian Mata Ajaran

Guna mencapai tujuan mata ajar maka disusun strategi pencapaian yaitu :

1. Membahas peran penelitian dalam pengembangan ilmu

2. Membahas teknik perancangan dan pelaksanaan perancangan penelitian kuantitatif dan kualitatif,

termasuk dalam hal ini :

Disain penelitian

Konsep dan teknik pengukuran

Elemen-elemen yang diperlukan dalam usulan penelitian

Pengumpulan data

Teknik penulisan hasil penelitian

3. Pencapaian hasil dengan;

Meminta peserta mempelajari bahan yang dibahas.Walaupun ada kuliah formal, namun

diupayakan agar tatap muka bersifat aktif dan diikuti assignment/latihan yang harus dikerjakan

dan dikumpulkan untuk dinilai.

Menyajikan dan membuat draft awal, simulasi pra usulan penelitian dengan materi yang dapat

dipilih sendiri atau diberikan Program Studi terkait.Pada akhir semester simulasi tersebut siap

untuk dikembangkan lebih lanjut.

Page 9: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

9

3. MDU-3. Biostatistik dan Komputer Statistik

Kode Mata Kuliah : MDU-3 UILS801003

Tujuan Mata Ajaran

Setelah mengikuti kegiatan akademik ini diharapkan bahwa :

1. Bila dihadapkan dengan masalah yang berkaitan dengan penyakit dan penyebarannya di masyarakat

peserta program mampu meninjau dan membahas masalah tersebut dari aspek biostatistik.

2. Bila dihadapkan pada sekumpulan data sekunder,peserta program mampu melakukan pengolahan,

penganalisaan dan pengambilan kesimpulan data statistik secara rasional

3. Bila dihadapkan pada sekumpulan data sekunder indikator kesehatan, peserta program mampu

melakukan perhitungan statistik yang lazim untuk menggambarkan situasi kesehatan masyarakat.

4. Bekerja secara sistematik dalam melakukan aplikasi program statistik menggunakan perangkat

komputer.

Uraian Mata Ajaran

Dalam mata ajaran ini peserta program diajarkan menangani konsep dasar biostatistik, penerapan

metoda pengolahan, penyajian dan analisa data penelitian. Selain itu peserta program akan berlatih

mengenai penggunaan perangkat program statistik komputer dalam proses penganalisaan data

penelitian.

4. MDU-4. Quality and Safety.

Kode Mata Kuliah : MDU-4 UILS801004

Tujuan Mata Ajaran

Setelah menyelesaikan pembelajaran peserta diharapkan mampu memahami berbagai konsep quality

and safety agar dapat meningkatkan kemampuan merencanakan dan melaksanakan penelitian dengan

baik dan benar, serta mampu mengembangkan ilmu dan teknologi kedokteran untuk bekerja sebagai

dokter spesialis yang profesional.

Uraian Mata Ajaran

Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran peserta diharapkan mampu menerapkan kaidah-kaidah

patients safety dalam setiap aktifitas baik penelitian biomedik maupun pelayanan keprofesiannya.

5. MDK-1. Biologi Molekuler

Kode Mata Kuliah : MDK-3 UILS801101

Tujuan Mata Ajaran

Diharapkan peserta program memahami tentang dasar biomolekuler.

Uraian Mata Ajaran

Biologi molekuler merupakan dasar untuk mengetahui tentang sel, antara lain struktur dari transport

serta organ dalam sel.Setelah itu juga dipelajari tentang bioenergik, oksidasi biologi metabolisme

Page 10: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

10

nutrient dan non-nutrien. Disamping itu diajarkan juga tentang membran biologis komunikasi antara sel

dan transduksi, berbagai strategi lokomosi serta replikasi dan ekspresi.

6. MDK-2. Farmakologi Klinik

Kode Mata Kuliah : MDK-2 UILS801102

Tujuan Mata Ajaran

Diharapkan peserta program memahami tentang dasar –dasar farmakologi klinik yang berhubungan

dengan program studi terkait.

Uraian Mata Ajaran

Farmakologi Klinik merupakan salah satu dasar ilmu untuk mengetahui tentang absorpsi dan

biovailabilitas, distribusi, biotransformasi dan ekskresi obat. Selain itu peserta program diharapkan

memahami tentang interaksi obat-reseptor, mekanisme kerja obat, farmakokinetik, pemantauan

terapeutik dan interaksi obat. Setelah itu para peserta diharapkan mengenal prinsip terapi cairan,

farmakoterapi pada syok dan sepsis.Akhirnya peserta harus mengetahui tentang penggunaan obat

secara rasional.

7. MDK-3. Epidemiologi Klinik & Evidence Based Medicine

Kode Mata Kuliah : MDK-3 UILS801103

Tujuan Mata Ajaran

Materi ini meliputi pemahaman pengetahuan epidemiologi klinik yaitu penerapan prinsip-prinsip

epidemiologi dalam masalah yang ditemukan di klinik. Pemahaman akan dilanjutkan dengan

pemanfaatan hasil penelitian yang sahih dan mutakhir untuk memecahkan masalah-masalah yang

ditemukan pada pasien.

Diharapkan peserta program mempunyai kemampuan memformulasikan masalah-masalah klinik dalam

pertanyaan, teknik penelusuran pustaka melaui internet/online journal.

Uraian Mata Ajaran

Mata ajaran ini akan mempelajari telaah kritis terhadap laporan hasil penelitian kualitatif, kuantitatif

serta integrative literature.

STRATEGI PEMBELAJARAN

Dalam rangka mencapai pendidikan strata S2 yang berkualitas, pelaksanaan MDU / MDK

bersama ini disusun secara formal dan terstruktur. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah :

1. Kuliah (tatap muka )

Dilakukan dengan kuliah dua arah dengan cara menjelaskan tentang konsep dan teori serta aplikasi di

dalam klinik.

Page 11: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

11

2. Diskusi Kelompok

Dilakukan dengan tujuan meningkatkan kemampuan melakukan analisis masalah dan akhirnya akan

dicapai kesepakatan bersama.

PENGELOLA

Tim Koordinasi Penyelenggara MDU dan MDK Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Page 12: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

12

Modul Terintegrasi Bidang Keilmuan Dasar

Modul Bedah Dasar THT

Modul Neurotologi 1

Modul Keterampilan Neurotologi 1

Modul Otologi 1

Modul Keterampilan Otologi 1

Modul Laring Faring 1

Modul Keterampilan Laring Faring 1

Modul Rinologi 1

Modul Keterampilan Rinologi 1

Modul Keahlian Komprehensif 1

Modul Pelatihan Kegawatan THT 1

SEMESTER II

Page 13: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

13

MODUL TERINTEGRASI BIDANG KEILMUAN DASAR THT DAN

MODUL BEDAH DASAR THT

Mata Kuliah : MKU-1 MD22801201 / MKU-1 MD22801202 Jumlah SKS :

Modul Terintegrasi Bidang Keilmuan Dasar THT (2 SKS)

Modul Bedah Dasar THT (2 SKS)

Lama : 4 Minggu ( 9 Divisi)

Ketua Modul : Ketua program studi

A. Pendahuluan

Modul Terintegrasi Bidang Keilmuan Dasar THT-KL dan Modul

Bedah Dasar THT-KL adalah materi pendidikan yang memberikan

pengetahuan keahlian di bidang keilmuan dan bedah dasar THT-

KL agar peserta program semester II tahap pembekalan mampu

memberikan pelayanan klinik departemen THT-KL.

Tujuan Mata Ajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program diharapkan

mampu mencapai kompetensi yang diharapkan berkaitan dengan

bidang keilmuan dan bedah dasar THT-KL. Komponen kompetensi

yang diharapkan tercapai setelah melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu menerapkan

etika, disiplin dan taat hukum dengan rasa tanggung jawab

dalam mengamalkan ilmunya berdasarkan kemampuan

intelektual dan profesional.

Area kompetensi: Profesionalisme

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif. Area

kompetensi: Komunikasi efektif interprofesi dan

multidisiplin

3. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu pengetahuan

dan teknologi ilmu penyakit THT-KL dengan tingkat

kompetensi yang tinggi dengan memperhatikan risiko,

manfaat, dan efisiensi biaya. Memiliki komitmen untuk

belajar dan mengikuti perkembangan ilmu penyakit THT-

KL.

Area kompetensi: Pendekatan Keilmuan dan EBM.

Page 14: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

14

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Pembekalan semester II.

C. Sasaran Pembelajaran

C.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program mampu menjelaskan

:

1. Filosofi dan aspek medikolegal keilmuan dan bedah dasar.

2. Keilmuan dan pengetahuan bedah dasar yaitu penyembuhan luka dan tehnik operasi serta

melakukan berbagai tehnik jahitan/simpul.

3. Anatomi organ THT-KL.

C.2 Keterampilan

Peserta didik diharapkan mampu melakukan tindakan bedah dasar.

C.3 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika terhadap

pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan non paramedik. Disiplin dan bertanggungjawab

serta taat dalam pengisian dokumen medik, tugas serta pedoman penggunaan obat. Peserta didik

dapat berkomunikasi yang jujur dan terbuka, bekerjasama dalam tim serta menjunjung tinggi

patient safety.

D. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul keilmuan dan bedah dasar meliputi :

a. belajar mandiri

b. diskusi topik dan presentasi

c. praktikum

E. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan proses dan hasil pembelajaran. Untuk dapat

dievaluasi, peserta PPDS harus memenuhi persyaratan kehadiran sebanyak lebih dari 90%.

Evaluasi Sumatif : dilakukan pada akhir masa rotasi, bertujuan untuk menilai tercapainya seluruh

kompetensi yang diharapkan di modul terintegrasi bidang keilmuan dasar THT-KL dan modul bedah

dasar THT-KL

F. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Ujian tulis

Berupa ujian essay untuk menilai pengetahuan dan kemampuan analisis PPDS. NBL adalah 75.

2. Logbook

3. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari keseharian. NBL adalah 85.

Page 15: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

15

G. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan Essay 70%

Sikap dan perilaku Presentasi 30%

H. Sumber Daya

Pelaksana modul : Seluruh staf Departemen THT-KL RSCM FKUI.

I. Matriks Kegiatan Modul Terintegrasi Bidang Keilmuan Dasar THT

Hari Waktu Materi Staf Pengajar Teknik

Senin s/d Jumat Minggu I

07.30 - 09.00

Filosofi dan aspek medikolegal Patient safety EBM Wound Healing

DR.Dr.Trimartani DR.Dr.Trimartani DR.Dr.Dini Widiarni DR.Dr. Mirta

kuliah

Senin s/d Jumat Minggu II

07.30 - 09.00

Dasar-dasar bedah dasar Persiapan preoperasi dan perawatan pasca operasi Anatomi wajah, hidung, anatomi kulit dan jaringan lunak Prinsip analgesi pada muka materi dan macam-macam jahitan

DR.Dr.Trimartani Mirta Trimartani Dr.Dini W.

Kuliah praktek

Senin s/d Jumat Minggu III

07.30 - 09.00

Prinsip jabir dan tandur Wet Lab tehnik basic skill surgery I Wet Lab tehnik basic skill surgery II

DR.Dr.Trimartani Trimartani, Dini Widiarni, Mirta

praktek

Senin s/d Jumat Minggu IV

07.30 - 09.00

Ujian tulis MCQ & Esai Ujian ketrampilan basic skill surgery

Page 16: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

16

J. Matriks Kegiatan Modul Terintegrasi Bidang Bedah Dasar THT

Hari Waktu Topik Tutor Tehnik

Senin 07.30-09.00 12.00-13.30

Introduksi Bedah Dasar di Bidang THT

Filosofi dan perkembangan Ilmu Penyakit THT

TR BH

Kuliah Kuliah

Selasa 07.30-09.00 12.00-13.30

Cedera sel serta apoptosis dan nekrosisi

Terapi cairan, elektrolit dan keseimbangan asam : Prinsip dasar, jenis cairan, cara penghitungan cairan

RDR An

Kuliah Kuliah

Rabu 07.30-09.00 12.00-13.30

Fisiologi dan biologi sistem hemostasis

Penyembuhan luka

RW DW

Kuliah Kuliah

Kamis 07.30-09.00 Dasar-dasar ketrampilan bedah Tr Kuliah

Jumat 07.30-09.00 12.00-13.30

Kamar bedah dan tata cara kamar bedah serta antisepsis

Infeksi bedah dan infeksi nosokomial

H DF

Kuliah Kuliah

Senin 07.30-09.00 12.00-13.30

Resistensi kuman dan peran biofilm

Dasar pemeriksaan histopatologi dan neoplasma

RDR MA

Kuliah Kuliah

Selasa 07.30-09.00 12.00-13.30

Respon imunologik pada trauma dan Systemic

Inflamatory Respon Syndrome

Perawatan pra dan pasca bedah serta pencegahan dan penangan infeksi pasca trauma / infeksi

NI SMH

Kuliah Kuliah

Rabu 07.30-09.00 12.00-13.30

Pemantauan pengelolaan syok dan nutrisi parental

Tehnik dasar-dasar bedah dan bedah plastik rekonstruksi

An Tr

Kuliah Praktikum

Kamis 07.30-09.00 12.00-13.30

Persiapan pra, saat dan pasca operasi, pasien syok akibat perdarahan

Tehnik trakeostomi

An BH

Kuliah Praktikum

Jumat 07.30-09.00

Persiapan pasien : sebelum pembedahan, saat pembedahan dan pasca pembedahan

An Kuliah

Senin 07.30-09.00 12.00-13.30

Kamar bedah dan tata cara kamar bedah

Dasar-dasar ketrampilan bedah

RU Tr/MA/DW

Praktikum Praktikum

Selasa 07.30-09.00 12.00-13.30

Persiapan operasi di bidang Otologi

Persiapan operasi di bidang Rinologi

Otologi Rinologi

Presentasi Presentasi

Rabu 07.30-09.00 12.00-13.30

Persiapan operasi di bidang Laring-Faring

Nutrisi pasca bedah

Laring-Faring An

Presentasi Kuliah

Kamis 07.30-09.00 12.00-13.30

Persiapan operasi di bidang Plastik & Rekonstruksi

Persiapan operasi di bidang Onkologi

Plastik-Rekonstruksi Onkologi

Presentasi Presentasi

Jumat 07.30-09.00 Persiapan operasi di bidang Endoskopi Bronko-Esofagologi

Endoskopi BE

Presentasi

Page 17: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

17

Daftar Pustaka: 1. Weerda H. Plastic surgery of the ear. In: Scott Brown’s otolaryngology, vol.3, 6th edition,

Butterworth Heinemann, Oxford, 1997,3/8/1-21

2. Weerda H. Surgery of the auricle. Georg Thieme Verlag, NY 2007

3. Becker W. Naumann HH, Pfalt CR, Congenital malformation in Ear, Nose and Throat

Disease, 2nd edition, Thiema Medical Publishers Inc., New York, 1994,

4. Behrbohm H, Tardy ME Jr, Essentials of Septorhinoplasty, Philosophy-Approaches-

Technigues, Thieme Medical Publisher, New York, 2004

5. Lee. KJ, Congenital Malformation in Otolryngology and Head and Neck Surgery, Elseiver

Science Publishers, 1989.

6. Bailey BJ, Johnson JT., Head and Neck Surgery Otolaryngology, Vol 1&2, 5th edition

Lippincot William-Wilkins, Philadelphia USA, 2014

7. Arun KL Randal N, Embriology of Head and Neck. In ; Grabb & Smith’s Plasti Surgery 6th

edition Lippincott William &wilkins, 2007.

Page 18: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

18

MODUL NEUROTOLOGI 1 DAN MODUL KETERAMPILAN NEUROTOLOGI 1

Mata Kuliah : MKK-1 MD22801303 / MPK MD22801504 Jumlah SKS :

Materi Keahlian Khusus (MKK) = 1 SKS

Materi Penerapan Keprofesian (MPK) = 1 SKS

Lama : 4 Minggu

Ketua Modul : Ketua Divisi Neurotologi THT-KL

A. Pendahuluan

Modul Neurotologi I merupakan materi pendidikan

yang memberikan pelatihan keprofesian dasar dengan

menerapkan penyakit serta kelainan THT-KL secara ilmiah

khususnya dalam bidang Neurotologi THT-KL.

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta PPDS THT-KL

diharapkan mampu menjelaskan penyakit serta kelainan

dalam bidang Neurotologi THT-KL dan mencapai kompetensi

:

1. Mampu menerapkan etika, disiplin dan taat hukum

dengan rasa tanggung jawab dalam mengamalkan

ilmunya berdasarkan kemampuan intelektual dan

profesional. Area kompetensi: Profesionalisme, dan Etik

dan Medikolegal.

2. Mampu berkomunikasi secara efektif. Area kompetensi:

Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga, dan

Komunikasi efektif interprofesi dan multidisiplin.

3. Mampu bekerja secara efektif dalam lingkup sistem

pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Area

kompetensi: Kerjasama Tim

4. Mampu bekerja dengan menjaga prinsip-prinsip patient

safety dan pelayanan berkualitas yang berorientasi pada

pasien. Area kompetensi: Patient Safety dan Sistem

Manajemen Mutu.

5. Memiliki komitmen untuk belajar dan mengikuti

perkembangan ilmu penyakit THT-KL. Area kompetensi:

EBM

6. Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi

ilmu penyakit THT-KL dengan tingkat kompetensi yang

tinggi dengan memperhatikan risiko, manfaat, dan

efisiensi biaya. Area kompetensi: Pendekatan Keilmuan

Dan Keterampilan Klinik.

Page 19: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

19

B. Karakteristik Peserta Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Pembekalan

semester II yang sudah melalui ujian masuk penerimaan PPDS.

C. Sasaran Pembelajaran

1. Peserta PPDS THT-KL mampu menjelaskan embriologi, anatomi, fisiologi,

patofisiologi, organ telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam, termasuk didalam

hal ini adalah sistem vestibuler dan sistem saraf fasialis.

2. Peserta PPDS THT-KL mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding mengenai

gangguan pendengaran, keseimbangan dan gangguan saraf fasialis perifer.

3. Peserta PPDS THT-KL mampu melakukan pemeriksaan dan mengiterpretasi hasil

pemeriksaan audiologi dasar, keseimbangan sederhana dan pemeriksaan fungsi

motorik saraf fasialis perifer.

D. Lingkup Bahasan

D.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program mampu

memahami, menegakkan diagnosis, memberikan terapi penyakit-penyakit serta

melakukan tindakan dalam bidang Neurotologi THT, meliputi:

1. Peserta PPDS THT-KL mampu menjelaskan embriologi, anatomi dan fisiologi,

patofisiologi organ pendengaran, organ keseimbangan dan saraf fasialis..

2. Peserta PPDS THT-KL mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding

mengenai penyakit-penyakit yang menimbulkan gangguan pendengaran.

yang disebabkan oleh :

- Atresia liang telinga, mikrotia

- Gangguan fungsi tuba, patolous tuba

- Infeksi (misalnya : OMSK, labirintitis)

- Timpanoskerosis, otosklerosis

- Proses sentral (misalnya :CAPD)

- Vaskuler (misalnya : sudden deafness, stroke)

- Trauma (misalnya: trauma kepala, trauma akustik, barotrauma,

NIHL)

Page 20: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

20

- Degenerasi (misalnya: presbikusis, multipel sklerosis)

- Imunologi (misalnya: ALHL)

- Kongenital

- Tinitus

- Tumor (misalnya : neuroma akustik)

- Ototoksik (misalnya : gol aminoglikosida, cisplatin, furosemid)

3. Peserta PPDS THT-KL mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding

mengenai gangguan keseimbangan perifer yang disebabkan oleh :

- Infeksi (OMSK, labirintitis, neuritis vestibuler)

- Vaskuler (sudden vertigo ec sudden deafness,hipotensi ortostatik)

- Trauma (trauma kepala)

- Degenerasi (Presbiastasis)

- Imunologi (Menier’e deseases)

- Kongenital, BPV pada anak

- Tumor

- Ototoksik

- BPPV

- Superior canal dehiscent

4. Peserta PPDS THT-KL mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding

mengenai gangguan saraf fasialis perifer yang disebabkan oleh :

- Infeksi (OMSK, Bell’s palsy, Ramsay Hunt syndrom, Zine herpete)

- Trauma (trauma kepala, karena operasi)

- Kongenital

- Tumor (Neuroma akustik, tumor telinga, parotis)

- Degeneratif

5. Mampu melakukan pemeriksaan dan menginterpretasi hasil pemeriksaan

otoskop, tes penala, tes bisik, audiometri nada murni, dan tes pendengaran

behavioral pada anak

Page 21: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

21

6. Mampu melakukan pemeriksaan dan menginterpretasi hasil pemeriksaan

keseimbangan sederhana dan Schellong test untuk hipotensi ortostatik

7. Mampu melakukan pemeriksaan dan menginterpretasi hasil pemeriksaan

fungsi motorik saraf fasialis (system House-Brackmann dan sistem Freyss).

Lingkup

Bahasan

Pokokbahasan

Tahap

Kemampuan

Klinis

Gangguan

Pendengaran,

keseimbangan

dan Saraf

Fasialis

Embriologi, anatomi

fisiologi dan

patofisiologi

pendengaran,

keseimbangan dan

saraf Fasialis

C3

C3

C3

interpretasi hasil

pemeriksaan

C3

Pemeriksaan

audiologi, fungsi

keseimbangan dan

fungsi saraf fasialis

dasar

C3

Manajemen pasien C3

Melakukan tahap

persiapan

pemeriksaan dasar

dan

menginterpretasikan

hasil serta

mendiagnosis

C3

Page 22: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

22

gangguan

pendengaran,

keseimbangan dan

saraf Fasialis

Anatomi,

fisiologi,patofisiologi,

diagnosis dan

tatalaksana .

C3

indikasi, dan

persiapan, langkah-

langkah pemeriksaan

C3

Gangguan

pendengaran,

keseimbangan

dan saraf

fasialis

anatomi, fisiologi,

patofisiologi

gangguan

pendengaran,

keseimbangan dan

saraf fasialis

C3

Diagnosis

komprehensif

C3

indikasi, dan langkah-

langkah,

persiapan.pemeriksaa

C3

Page 23: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

23

D.2 Keterampilan

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu:

Tindakan Tingkat kewenangan

klinis

1. Tes berbisik 1

2. Tes Garpu tala 1

3. Pemeriksaan:

- Pemeriksaan Audiometri nada murni &

masking

- Tes SAL (Sensineural Aquity Level) untuk

mengatasi dilema masking

- Tes FIT (Fusion at Inferred Threshold)

2

4. Pemeriksaan audiometri tutur & masking 2

5. Pemeriksaan Psikoakustik untuk Tinitus dan LDL

(Loudness Discomfort Level)

-

6. Pemeriksaan penentuan lokasi lesi (site of

lesion) : ABLB, SISI, Tone decay

2

7. Audiologi pediatric

- Behavioural Observsation Audiometry (BOA)

- Visual Reinvorcement Audiometry (VRA)

- Tes play audiometri

- Tes fungsi persepsi

2

2

2

2

2

8. PemeriksaanTimpanometri 2

9. PemeriksaanTesFungsi Tuba 2

10. Tes keseimbangan sederhana 1

11. Head Impulse Test, Head Shaking Test dan

Dynamic Visual Acuity Test

2

Page 24: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

24

D.3 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika

terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan non paramedik. Disiplin dan

bertanggungjawab serta taat dalam pengisian dokumen medik, tugas serta

pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

terbuka, bekerjasama, dalam tim serta menjunjung tinggi patient safety.

E. Lingkup Bahasan (Pokok/topik Bahasan)

Pada modul ini ditetapkan lingkup bahasan sebagai berikut:

- Atresia liang telinga, mikrotia

- Gangguan fungsi tuba, patolous tuba

- Infeksi (OMSK, labirintitis)

- Timpanosklerosis, otosklerosis

- Proses sentral (CAPD)

12. PemeriksaanTesposisi (Dix Hallpike, side lying,

roll test)

2

13. PemeriksaanTesKalori (dengan air atau udara) 0

14. Pemeriksaan Posturografi 0

15. Tes fungsi motorik saraf fasialis (sistem Freyss

atau House-Brackmann)

2

16. Pemeriksaan Topografi Nervus Fasialis 2

17. Pemeriksaan Elektrofisiologis fungsi saraf

Fasialis (NET)

2

18. Pemeriksaan BERA 0

19. Pemeriksaan ASSR 0

20. Pemeriksaan OAE 0

21. Terapi Reposisi Otolit dan terapi rehabilitasi

vestibuler (VRT)

2

22. Habilitasi dan rehabilitasi fungsi pendengaran 2

Page 25: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

25

- Vaskuler (sudden deafness, stroke)

- Trauma (trauma kepala, trauma akustik, barotrauma, NIHL)

- Degenerasi (presbikusis, multipel sklerosis)

- Imunologi (ALHL)

- Kongenital

- Tinitus

- Tumor (neuroma akustik)

- Ototoksik (gol aminoglikosida, cisplatin, furosemid)

- Infeksi (OMSK, labirintitis, neuritis vestibuler)

- Vaskuler (sudden vertigo ec sudden deafness,hipotensi ortostatik)

- Trauma (trauma kepala)

- Degenerasi (Presbiastasis)

- Imunologi (Menier’e deseases)

- Kongenital, BPV pada anak

- Tumor

- Ototoksik

- BPPV

- Superior canal dehiscent

- Infeksi (OMSK, Bell’s palsy, Ramsay Hunt syndrom, Zine herpete)

- Trauma (trauma kepala, karena operasi)

- Kongenital

- Tumor (Neuroma akustik, tumor telinga, parotis)

- Degeneratif

F. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul Neurotologi ilmu kesehatan THT-KL meliputi tahap

orientasi, latihan, dan umpan balik.

1. Tahap orientasi bertujuan memberikan wawasan mengenai gangguan

pendengaran, keseimbangan dan gangguan saraf wajah (n. fasialis).

a. belajar mandiri

Page 26: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

26

b. diskusi topik

2. Tahap latihan bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kemampuan

praktek klinis/keterampilan di bidang Neurotologi ilmu kesehatan THT-KL.

a. kerja poliklinik

b. skill tutorial

3. Tahap umpan balik bertujuan untuk evaluasi proses pembelajaran dengan

a. tinjauan pustaka/journal reading

b. CBD/case based discussion

G. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan proses dan hasil pembelajaran.

Untuk dapat dievaluasipeserta PPDS THT-KL harus memenuhi persyaratan kehadiran

sebanyak 90%.

1. Evaluasi Formatif : dilakukan selama masa rotasi secara berkesinambungan,

bertujuan untuk menilai pengetahuan sikap dan perilaku peserta didik.

2. Evaluasi Sumatif : dilakukan pada akhir masa rotasi, bertujuan untuk menilai

tercapainya seluruh kompetensi yang diharapkan di modul Neurotologi.

H. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Ujian tulis

Berupa ujian essay pre testpada awal (minggu pertama) dan post test pada awal

minggu ke 6 untuk menilai pengetahuan dan kemampuan analisis peserta PPDS

THT-KL. NBL adalah 75

2. Minicex

Untuk penilaian berkesinambungan kemampuanPeserta PPDS THT-KL

mengumpulkan data, menegakan diagnosis, memilih dan menerapkan

tatalaksana dan memberikan edukasi ke pasien

3. DOPS

Untuk mengevaluasi keterampilan pemeriksaan klinis/prosedural/tindakan

4. Logbook

5. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari keseharian. NBL adalah 85.

Page 27: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

27

I. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan Essay 70%

Minicex

Sikap dan perilaku 30%

Bentuk Evaluasi Bobot

Keterampilan DOPS 100%

J. Sumber Daya

Pelaksana modul :

1. Prof.Dr.dr.Jenny Endang Bashiruddin, Sp THT-KL(K)

2. Dr. Widayat Alviandi, Sp THT-KL(K)

3. Dr. Brastho Bramantyo, Sp THT-KL (K)

K. Lokasi Praktek

1. Poliklinik departemen ilmu kesehatan THT-KL RSCM

2. Ruang rawat Gedung A RSCM

I. Matriks Kegiatan

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

Senin s/d

Jum’at

Minggu I

08.00-

15.30

Cara kerja di Divisi

Neurotologi

Prof.Dr.dr. Jenny

E B, Sp THT

Dr. Widayat

Alviandi, Sp THT

Dr. Brastho

Bramantyo, Sp

THT

Pengarahan

Embriologi,anatomi,

fisiologi, patofisiologi

organ pendengaran,

keseimbangan dan saraf

fasialis

Diskusi topic

Kerja praktek

CBD/case based

discussion

Diagnosis dan diagnosis

banding gangguan

pendengaran,

Page 28: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

28

keseimbangan dan saraf

fasialis

Pelatihan pemeriksaan

dan interpretasi tes

pendengaran dasar

Pelatihan pemeriksaan

dan interpretasi tes

fungsi keseimbangan

dasar

Pelatihan pemeriksaan

dan interpretasi fungsi

motorik saraf fasialis

Evaluasi awal

pengetahuan dan

kemampuan pelayanan

klinik di Div Neurotologi

Ujian tulis: Essay

Senin s/d

Jum’at

Minggu II

08.00-

15.30

Embriologi,anatomi,

fisiologi, patofisiologi

organ pendengaran,

keseimbangan dan saraf

fasialis

Prof.Dr.dr. Jenny

E B, Sp THT

Dr. Widayat

Alviandi, Sp THT

Dr. Brastho

Bramantyo, Sp

THT

Diskusi topic

Kerja praktek

CBD/case based

discussion

Diagnosis dan diagnosis

banding gangguan

pendengaran,

keseimbangan dan saraf

fasialis

Page 29: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

29

Pelatihan pemeriksaan

dan interpretasi tes

pendengaran dasar

Pelatihan pemeriksaan

dan interpretasi tes

fungsi keseimbangan

dasar

Pelatihan pemeriksaan

dan interpretasi fungsi

motorik saraf fasialis

Senin s/d

Jum’at

Minggu III

08.00-

15.30

Embriologi,anatomi,

fisiologi, patofisiologi

organ pendengaran,

keseimbangan dan saraf

fasialis

Prof.Dr.dr. Jenny

E B, Sp THT

Dr. Widayat

Alviandi, Sp THT

Dr. Brastho

Bramantyo, Sp

THT

Diskusi/Praktikum

Diagnosis dan diagnosis

banding gangguan

pendengaran,

keseimbangan dan saraf

fasialis

Pelatihan pemeriksaan

dan interpretasi tes

pendengaran dasar

Pelatihan pemeriksaan

dan interpretasi tes

fungsi keseimbangan

dasar

Page 30: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

30

Pelatihan pemeriksaan

dan interpretasi fungsi

motorik saraf fasialis

Senin s/d

Jum’at Minggu

IV

08.00-

15.30

Embriologi,anatomi,

fisiologi, patofisiologi

organ pendengaran,

keseimbangan dan saraf

fasialis

Prof.Dr.dr. Jenny

E B, Sp THT

Dr. Widayat

Alviandi, Sp THT

Dr. Brastho

Bramantyo, Sp

THT

Diskusi/Praktikum

Diagnosis dan diagnosis

banding gangguan

pendengaran,

keseimbangan dan saraf

fasialis

Pelatihan pemeriksaan

dan interpretasi tes

pendengaran dasar

Pelatihan pemeriksaan

dan interpretasi tes

fungsi keseimbangan

dasar

Pelatihan pemeriksaan

dan interpretasi fungsi

motorik saraf fasialis

EVALUASI Ujian Tulis Essay

Page 31: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

31

Daftar Pustaka:

1. Jackler RK, Brackmann DE, Neurotology

2. Katz J, Clinical Audiology

3. Gelfand SA, Essentials of Audiology

4. Herdman SJ, Vestibuler Rehabilitation

5. May M, Schaitkin BM, The Facial Nerve

Page 32: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

32

MODUL OTOLOGI 1 DAN MODUL KETERAMPILAN OTOLOGI 1

Mata Kuliah : MKK-1 MD22801305 / MPK MD22801506 Jumlah SKS :

Materi Keahlian Khusus (MKK) = 1 SKS

Materi Penerapan Keprofesian (MPK) = 1 SKS

Lama : 4 Minggu

Ketua Modul : Ketua Divisi Otologi THT-KL

A. Pendahuluan

Modul otologi-1 adalah materi pendidikan yang

memberikan pelatihan keprofesian dengan menerapkan

pembelajaran penatalaksanaan penyakit-penyakit

tersering yang dijumpai di bidang otologi ilmu kesehatan

telinga hidung tenggorok bedah kepala leher (THT-KL).

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program

diharapkan mampu memahami patogenesis penyakit,

menegakkan diagnosis kerja, membuat diagnosis banding

dan memberikan terapi penyakit-penyakit telinga di bidang

otologi ilmu kesehatan THT-KL.

Komponen kompetensi yang diharapkan tercapai setelah

melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu

menerapkan etika, disiplin dan taat hukum dengan

rasa tanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya

berdasarkan kemampuan intelektual dan

profesional. Area kompetensi: Profesionalisme,

Etik dan Medikolegal.

2. Kompetensi dalam berkomunikasi secara efektif.

Area kompetensi: Komunikasi efektif dengan

pasien dan keluarga, dan Komunikasi efektif

interprofesi dan multidisiplin.

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif

dalam lingkup sistem pelayanan kesehatan secara

keseluruhan. Area kompetensi: Kerjasama Tim.

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan

menjaga prinsip-prinsip patient safety dan

pelayanan berkualitas yang berorientasi pada

pasien. Area kompetensi: Patient Safety dan

Sistem Manajemen Mutu.

5. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk

belajar dan mengikuti perkembangan ilmu penyakit

THT-KL. Area kompetensi: EBM.

Page 33: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

33

6. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi ilmu

penyakit THT-KL dengan tingkat kompetensi yang tinggi dengan memperhatikan risiko,

manfaat, dan efisiensi biaya. Area kompetensi: Pendekatan Keilmuan Dan

Keterampilan Klinik.

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) tahap pembekalan

semester II yang sudah melalui modul terintegrasi bidang keilmuan dasar THT-KL.

C. Sasaran Pembelajaran

1. PPDS THT-KLmampu memahami dan menjelaskan patogenesis penyakit, cara

menegakkan diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan terapi kelainan

kongenital telinga.

2. PPDS THT-KLmampu memahami dan menjelaskan patogenesis penyakit, cara

menegakkan diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan terapi trauma

telinga.

3. PPDS THT-KLmampu memahami dan menjelaskan patogenesis penyakit, cara

menegakkan diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan terapi benda asing

telinga (luar, tengah dan dalam).

4. PPDS THT-KLmampu memahami dan menjelaskan patogenesis penyakit, cara

menegakkan diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan terapi penyakit

inflamasi telinga luar.

5. PPDS THT-KLmampu memahami dan menjelaskan patogenesis penyakit, cara

menegakkan diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan terapi penyakit

inflamasi telinga tengah.

6. PPDS THT-KLmampu memahami dan menjelaskan patogenesis penyakit, cara

menegakkan diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan terapi penyakit

inflamasi telinga dalam.

Page 34: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

34

7. PPDS THT-KLmampu memahami dan menjelaskan patogenesis penyakit, cara

menegakkan diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan terapi penyakit

tumor jinak dan ganas telinga.

D. Lingkup Bahasan

D.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan proses pembelajaran PPDS THT-

KLmampumemahami dan menjelaskan patogenesis penyakit, cara menegakkan

diagnosis kerja, membuat diagnosis banding dan terapi:

1. Kelainan-kelainan kongenital telinga, yaitu:

i. Kelainan kongenital telinga herediter.

ii. Kelainan kongenital telinga non-herediter.

2. Jenis trauma telinga, yaitu:

i. Trauma mekanik pada telinga.

ii. Trauma kimia pada telinga.

iii. Trauma akustik pada telinga.

3. Benda asing telinga (luar, tengah dan dalam).

4. Penyakit inflamasi telinga luar, yaitu:

i. Otitis eksterna sirkumskripta.

ii. Otitis eksterna difusa.

5. Penyakit-penyakit inflamasi telinga tengah, yaitu:

i. Otitis media supuratif.

ii. Otitis media non-supuratif.

6. Penyakit-penyakit inflamasi telinga dalam, yaitu:

i. Labirinitis.

ii. Penyakit Meniere.

iii. Neuronitis vestibularis.

iv. Presbiakusis.

v. Ototoksisitas.

Page 35: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

35

vi. Sudden deafness.

vii. Tuli akibat bising.

Lingkup Bahasan Topik Bahasan Tingkat

Kemampuan Klinis

Kelainan kongenital

telinga herediter &

non-herediter.

Atresia dan stenosis liang

telinga.

Celah brakial 1.

Trauma mekanik,

kimia, & akustik.

Laserasi & avulsi kulit

liang telinga.

Perforasi membran

timpani.

Dislokasi osikel.

Fraktur tulang temporal.

Benda asing telinga

luar, tengah & dalam

Benda asing organik &

anorganik telinga luar,

tengah & dalam.

Otitis eksterna Otitis eksterna

sirkumskripta.

Otitis eksterna difusa.

Otitis eksterna maligna.

Otitis media Otitis media supuratif:

otitis media akut

(rekuren)& otitis media

supuratif kronik.

Otitis media non-

supuratif: otitis media

efusi, glue ear.

Page 36: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

36

Labirintitis Labirintitis purulenta.

Labirintitis serosa.

Tumor jinak dan

ganas:

A. Liang telinga.

B. Telinga tengah.

C. CPA.

Seruminoma.

Adenokarsinoma liang

telinga.

Osteoma.

Exostosis.

Osteosarkoma.

Adenokarsinoma telinga

tengah.

Neuroma akustik.

D.2 Ketrampilan

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu:

Jenis Keterampilan Tingkat

Kewenangan Klinis

POLIKLINIK

Menggunakan peralatan diagnostik, alat bedah mikro,

dan bahan kimia / obat-obatan untuk telinga.

5

Membaca dan interpretasi hasil pemeriksaan

penunjang (fungsi pendengaran, nervus fasialis,

keseimbangan, radiologi).

5

KAMAR OPERASI

Mampu melakukan persiapan operasi telinga (alat,

pasien, dokumen pendukung).

5

Mampu mengenali dan menyebutkan struktur

anatomi telinga dan tulang temporal.

5

Page 37: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

37

Mampu mempraktekkan teknik bedah dasar pada

operasi telinga.

5

D.3 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika

terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan non paramedik. Disiplin dan

bertanggungjawab serta taat dalam pengisian dokumen medik, tugas serta

pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

terbuka, bekerjasama, dalam tim serta menjunjung tinggi patient safety.

E. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul otologi-1 ilmu kesehatan THT-KL meliputi tahap

orientasi, latihan, dan umpan balik.

1. Tahap orientasi bertujuan memberikan wawasan mengenai penyakit-penyakit

yang sering dijumpai pada praktek sehari-hari di bidang otologi.

a. Belajar mandiri.

b. Diskusi topik.

2. Kerja praktek bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kemampuan

praktek klinis/keterampilan di bidang otologi ilmu kesehatan THT-KL dengan

cara:

a. Kerja poliklinik.

b. Kerja ruang rawat inap.

c. Kerja instalasi gawat darurat.

3. Tahap umpan balik bertujuan untuk evaluasi proses pembelajaran dengan

metode:

a. Tinjauan pustaka/journal reading.

b. CBD/case based discussion.

Page 38: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

38

F. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan proses dan hasil pembelajaran.

Untuk dapat dievaluasi, peserta PPDS harus memenuhi persyaratan kehadiran sebanyak

90%

1. Evaluasi Formatif : dilakukan selama masa rotasi secara berkesinambungan,

bertujuan untuk menilai pengetahuan sikap dan perilaku peserta didik.

2. Evaluasi Sumatif : dilakukan pada akhir masa rotasi, bertujuan untuk menilai

tercapainya seluruh kompetensi yang diharapkan di modul otologi-1.

H. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Ujian tulis.

Berupa ujian essay pre testpada awal (minggu ke-1) dan post test pada awal minggu

ke-4 untuk menilai pengetahuan dan kemampuan analisis PPDS. Nilai batas lulus

(NBL) =75.

2. Minicex.

Untuk penilaian berkesinambungan kemampuan peserta didik mengumpulkan

data, menegakan diagnosis, memilih dan menerapkan tatalaksana dan memberikan

edukasi ke pasien.

3. DOPS.

Untuk mengevaluasi keterampilan pemeriksaan klinis/prosedural/tindakan

4. Logbook

5. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari keseharian. NBL adalah 85.

I. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan Essay 70%

Minicex

Sikap dan perilaku 30%

Bentuk Evaluasi Bobot

Keterampilan DOPS 100%

Page 39: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

39

J. Sumber Daya

Pelaksana modul :

1. Dr.Alfian Farid Hafil, Sp THT-KL(K).

2. DR. Dr. Ratna Dwi Restuti, SpTHT-KL(K).

3. Dr. Harim Priyono, SpTHT-KL(K).

K. Lokasi Praktek

1. Poliklinik/ instalasi rawat jalan divisi otologi departemen ilmu kesehatan THT-KL

RS. Cipto Mangunkusumo.

2. Instlasasi rawat inap departemen ilmu kesehatan THT-KL RS. Cipto

Mangunkusumo.

L. Matriks Kegiatan

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

SENIN 08.00-10.00 Cara kerja di Divisi

Otologi

Dr. Alfian Farid

Hafil, SpTHT-KL

(K).

DR.Dr. Ratna

D.Restuti, SpTHT-

KL (K).

Dr. Harim Priyono,

SpTHT-KL (K).

Pengarahan

Senin s/d

Jum’at

Minggu I

08.00-15.30 Bekerja di Poli Divisi

Latihan menggunakan alat

diagnostik

Memahami penyakit di

bidang Otologi

Bekerja di kamar operasi

IGD/IBP

Melakukan tatalaksana

pasien rawat inap

Idem Diskusi/Praktikum

Senin s/d

Jum’at

Minggu II

08.00-15.30 Bekerja di poli Divisi

Memahami penyakit di

bidang Otologi

Bekerja di kamar operasi

IGD/IBP

Follow up pasien di

bangsal

Idem Diskusi/Praktikum

Page 40: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

40

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

Senin s/d

Jum’at

Minggu III

08.00-

15.30

Bekerja di Poli Divisi

Memahami penyakit di

bidang Otologi

Bekerja di kamar operasi

IGD/IBP

Follow up pasien di

bangsal

Idem Diskusi/Praktikum

Senin s/d

Jum’at

Minggu

IV

08.00-

15.30

Bekerja di Poli Divisi

Memahami penyakit

dibidang Otologi

Bekerja di kamar operasi

IGD/IBP

Follow up pasien di

bangsal

Ujian Tulis

Idem Diskusi/Praktikum

Ujian Tulis Essay

Daftar Pustaka: 1. Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editors. Buku Ajar Telinga Hidung

Tenggorok. Jakarta:Balai Penerbit FKUI;2009.

2. Johnson JT, Rosen CA editors. Bailey’s Head and Neck Surgery Otolaryngology,

5th ed, Volume one, Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins, 2014.

3. Ballenger JJ.: Disease of The Ear Nose Throat and Head and Neck, 13th Ed, Lea-

Febiger, 1985.

4. Adam GL, Boies LR,Hilger PA.: Fundamentals of Otolaryngology. 6th ed. WB

Saunders Co.1989.

Page 41: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

41

MODUL LARING FARING 1 DAN MODUL KETERAMPILAN LARING FARING 1

Mata Kuliah : MKK-1 MD22801307 / MPK MD22801508 Jumlah SKS :

Materi Keahlian Khusus (MKK) = 1 SKS

Materi Penerapan Keprofesian (MPK) = 1 SKS

Lama : 4 Minggu

Ketua Modul : Ketua Divisi Laring Faring THT-KL

A. Pendahuluan

Modul Laring Faring adalah materi pendidikan yang

memberikan pelatihan keprofesian dengan menerapkan

penyakit serta kelainan THT-KL secara ilmiah khususnya dalam

bidang Laring Faring THT-KL.

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program PPDS

diharapkan mampu memahami penyakit serta kelainan dalam

bidang Laring Faring THT-KLdan mencapai kompetensi yang

diharapkan di bidang Laring Faring ilmu kesehatan THT-

KL.Komponen kompetensi yang diharapkan tercapai setelah

melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu menerapkan

etika, disiplin dan taat hukum dengan rasa tanggung

jawab dalam mengamalkan ilmunya berdasarkan

kemampuan intelektual dan profesional. Area

kompetensi: Profesionalisme, dan Etik dan Medikolegal

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif.

Area kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan

keluarga, dan Komunikasi efektif interprofesi dan

multidisiplin

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif dalam

lingkup sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

Area kompetensi: Kerjasama Tim

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan menjaga

prinsip-prinsip patient safety dan pelayanan berkualitas

yang berorientasi pada pasien. Area kompetensi: Patient

Safety dan Sistem Manajemen Mutu

5. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk belajar dan

mengikuti perkembangan ilmu penyakit THT-KL. Area

kompetensi: EBM

6. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi ilmu penyakit THT-KL dengan

tingkat kompetensi yang tinggi dengan memperhatikan

risiko, manfaat, dan efisiensi biaya. Area kompetensi:

Pendekatan Keilmuan Dan Keterampilan Klinik.

Page 42: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

42

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Pembekalan semester

II yang sudah melalui MDU dan MDK semester 1.

C. Sasaran Pembelajaran

1. Residen THT mampu menjelaskan anatomi, fisiologi, patofisiologi, tumbuh-kembang

Faring dan laring, termasuk didalamnya tonsil, sistem terbentuknya suara, sistem

vaskularisasi, persarafan.

2. Residen THT mampu membuat diagnosis, diagnosis bandingdisphonia, Sumbatan Jalan

Napas Atas (Sumbatan laring), Abses leher dalam, Kelainan kongenital laring, Trauma

laring, Lesi jinak laring, Lesi ganas laring, Obtructive Sleep Apnea Syndrome

3. Residen THT mampu menyusun rencana tatalaksana komprehensif disphonia,

Sumbatan Jalan Napas Atas (Sumbatan laring), Abses leher dalam, Kelainan kongenital

laring, Trauma laring, Lesi jinak laring, Lesi ganas laring, Obtructive Sleep Apnea

Syndrome.

D. Lingkup Bahasan

D.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program

mampumenjelaskan, menegakkan diagnosis, memberikan terapi penyakit-penyakit

serta melakukan tindakan dalam bidang Laring Faring THT, meliputi:

1. Residen THT mampu menjelaskan anatomi, fisiologi, patofisiologi, tumbuh-

kembang laring dan faring, termasuk didalamnya tonsil, sistem pembentukan suara,

sistem vaskularisasi, persarafan.

2. Residen THT mampu membuat diagnosis, diagnosis banding disphonia, Sumbatan

Jalan Napas Atas (Sumbatan laring), Abses leher dalam, Kelainan kongenital laring,

Trauma laring, Lesi jinak laring, Lesi ganas laring, Obtructive Sleep Apnea Syndrome

3. Residen THT mampu menyusun rencana tatalaksana komprehensif disphonia,

Sumbatan Jalan Napas Atas (Sumbatan laring), Abses leher dalam, Kelainan

kongenital

4. laring, Trauma laring, Lesi jinak laring, Lesi ganas laring, Obtructive Sleep Apnea

Syndrome.

Lingkup Bahasan Pokok Bahasan

Tahap Kemampuan Klinis

Trauma Laring Anatomi, Fisiologi Laring

C3

Interpretasi CT-Scan

C3

Handling RFL C3

Page 43: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

43

ManajemenPasien C3

Trauma Laring C3

Basic surgical landmark, indikasi, kontraindikasi, komplikasi, persiapan operasi, alat-alat yang akan dipakai

C3

Patofisiologi, dan tatalaksana trauma larig

C3

indikasi, kontraindikasi, komplikasi, persiapan, langkah-langkah tindakan rekonstruksi laring

C3

Abses leher dalam Anatomi, patofisiologi abses leher dalam

C3

Tatalaksana komprehensif

C3

Indikasi, kontraindikasi, komplikasi, langkah-langkah, persiapan.

C3

Obructive sleep apnea syndrome (OSAS)

Anatomi, fisiologi, patofisiologi sumbatan

C3

Pemeriksaan RFL, muller maneuver,ESS, dan mengintrepetasikan polisomnografi

C3

Tatalaksana komprehensif

C3

(OSA surgery, edukasi,

C3

Tumor ganas laring Anatomi, fisiologi, patofisiologi laring

C3

Page 44: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

44

Indikasi, kontraindikasi dan komplikasi laringektomi dan diseksi leher

C3

Persiapan dan melakukan trakeostomi

C3

Stenosis laring Patofisiologi stenosis laring

C3

Diagnosis dan komplikasi

C3

Persiapan pre operasi

C3

Alat-alat yang dipersiapkan

C3

Disfonia Fisiologi, etiologi dan patofisiologi

C3

Diagnosis dan diagnosis banding

C3

Tatalaksana komprehensif

C3

Kelainan kongenital (Laryngomalasia, laryngeal web, laryngeal cleft, hygroma colli, hemangioma,parese)

Tumbuh kembang C3

Diagnosis C3

Tatalaksana komprehensif

C3

Infeksi faring laring (tonsilitis faringitis, laringitis)

Anatomi, histologi, patofisiologi

C3

Diagnosis C3

Komplikasi C3

Tatalaksana komprehensif

C3

Lesi jinak laring (hemangioma, Papiloma laring,granuloma,nodul, polyp,

Patofisiologi C3

Diagnosis C3

Tatalaksana komprehensif

Page 45: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

45

D.2 Keterampilan

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu:

Keterampilan Tahap

Pembekalan

Semester 2

Penegakan Diagnosis Penyakit Laring Faring Dengan

Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan Penunjang,

Inform Consent

1

Tindakan Laringoskopi Tidak Langsung 1

Tatalaksana Medikamentosa 2

Cricotirotomi 1

Trakeostomi Terintubasi 1

Trakeostomi Primer 0

Melebarkan Stoma 0

Decanulasi 0

Pemasangan NGT 1

Ekstraksi Benda Asing Orofaring 1

Biopsi Lokal Anestesi Tumor Orofaring 2

Perawatan Kanul Trakea 1

Perawatan Luka Pasca Operasi 1

Angkat Jahitan 1

Insisi Abses Peritonsil 1

Insisi Submandibula 0

Insisi Retrofaring 0

Insisi Parafaring 0

Perawatan Abses 1

Penggantian Kanul Trakea 2

Flexible Optik Laringoskopi 2

Muller Manuever 2

Interprestasi Hasil PSG 2

Interpretasi Hasilmct Scan 2

Laringoskopi Diagnostic Dan Biopsi 0

Ekstirpasi Lesi Jinak Laring Non Neoplasma 0

Ekstirpasi Lesi Jinak Laring Neoplasma 0

Insisi Dan Flap Pada Operasi Tiroidektomi 0

Page 46: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

46

Insisi Apron Pada Operasi Laringektomi 0

Penutupan Luka Penutupan Luka Pada Operasi

Laringektomi

1

Tonsilekomi Dan Adenoidektomi 0

Diagnosis Dan Tatalaksana LPR 0

Ekstirpasi Kista Leher 0

Keterampilan Tahap

Pembekalan

Semester 3

Penegakan Diagnosis Penyakit Laring Faring Dengan

Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan

Penunjang

1

Penegakan Diagnosis Penyakit Laring Faring Dengan

Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan

Penunjang Kompleks

2

Tindakan Laringoskopi Tidak Langsung 1

Tatalaksana Medikamentosa 2

Trakeostomi Terintubasi 1

Trakeostomi Primer

Pemasangan NGT 2

Biopsi Lokal Anestesi Tumor Orofaring 1

Perawatan Kanul Trakea 1

Perawatan Luka Pasca Operasi 1

Perawatan Abses 2

Muller Manuever 2

2

D.3 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika

terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan non paramedik. Disiplin dan

bertanggungjawab serta taat dalam pengisian dokumen medik, tugas serta

pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

terbuka, bekerjasama, dalam tim serta menjunjung tinggi patient safety.

Page 47: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

47

E. Pokok Bahasan

Pada modul ini ditetapkan pokok bahasan sebagai berikut:

1. Infeksi laring faring

2. Dysphonia

3. Sumbatan Jalan Napas Atas (Sumbatan laring)

4. Abses leher dalam

5. Kelainan kongenital laring

6. Trauma laring

7. Lesi jinak laring

8. Lesi ganas laring

9. Obtructive Sleep Apnea Syndrome

F. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul Laring Faring ilmu kesehatan THT-KL meliputi tahap

orientasi, latihan, dan umpan balik.

1. Tahap orientasi bertujuan memberikan wawasan mengenaidisphonia,

Sumbatan Jalan Napas Atas (Sumbatan laring), Abses leher dalam, Kelainan

kongenital laring, Trauma laring, Lesi jinak laring, Lesi ganas laring, Obtructive

Sleep Apnea Syndrome.

a. belajar mandiri

b. diskusi topic

2. Tahap latihan bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kemampuan

praktek klinis/keterampilan di bidang Laring Faring ilmu kesehatan THT-KL.

1. kerja poliklinik

2. skill tutorial

3. Tahap umpan balik bertujuan untuk evaluasi proses pembelajaran dengan :

a. tinjauan pustaka/journal reading

b. CBD/case based discussion

G. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan proses dan hasil pembelajaran. Untuk

dapat dievaluasi, peserta PPDS harus memenuhi persyaratan kehadiran sebanyak 90%.

1. Evaluasi Formatif : dilakukan selama masa rotasi secara berkesinambungan,

bertujuan untuk menilai pengetahuan sikap dan perilaku peserta didik.

2. Evaluasi Sumatif : dilakukan pada akhir masa rotasi, bertujuan untuk menilai

tercapainya seluruh kompetensi yang diharapkan di modul Laring Faring.

Page 48: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

48

H. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Ujian tulis

Berupa ujian essay pre testpada awal (minggu pertama) dan post test pada awal

minggu ke- 6 untuk menilai pengetahuan dan kemampuan analisis PPDS.NBL adalah

80.

2. Minicex

Untuk penilaian berkesinambungan kemampuan peserta didik mengumpulkan

data, menegakan diagnosis, memilih dan menerapkan tatalaksana dan memberikan

edukasi ke pasien

3. DOPS

Untuk mengevaluasi keterampilan pemeriksaan klinis/prosedural/tindakan

4. Logbook

5. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari keseharian. NBL adalah 85.

I. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan Essay 70%

Minicex

Sikap dan perilaku 30%

Bentuk Evaluasi Bobot

Keterampilan DOPS 100%

J. Sumber Daya

Pelaksana modul :

1. Prof. Dr. Bambang Hermani, Sp THT-KL(K) (HBH)

2. Dr. Syahrial MH, Sp THT-KL(K) (SMH)

3. Dr. Arie Cahyono, Sp THT-KL(K) (ARI)

4. Dr. Fauziah Fardizza, Sp THT-KL(K) (FFZ)

Lahan Praktek

1. Poliklinik departemen ilmu kesehatan THT-KL RSCM

2. Instalasi Bedah Pusat RSCM

3. Ruang rawat Gedung A RSCM

Page 49: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

49

K. Matriks Kegiatan

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

SENIN 08.00-

10.00

Cara kerja di Divisi

Laring Faring

HBH

SMH

ARI

FFZ

Pengarahan

Senin s/d

Jum’at

Minggu I

08.00-

15.30

Infeksi laring

faring

Dysphonia

Sumbatan Jalan

Napas Atas

(Sumbatan laring)

Abses leher dalam

Kelainan

kongenital laring

Trauma laring

Lesi jinak laring

Pelatihan

menggunakan

flexible optic

laryngoscop

HBH

SMH

ARI

FFZ

Diskusi topik

Kerja praktek

CBD/case based

discussion

Ujian tulis: Essay

Senin s/d

Jum’at

Minggu II

08.00-

15.30

Infeksi laring

faring

Dysphonia

Sumbatan Jalan

Napas Atas

(Sumbatan laring)

Abses leher dalam

Kelainan

kongenital laring

Trauma laring

Lesi jinak laring

Pelatihan

membaca CT-

scan/ PSG

HBH

SMH

ARI

FFZ

Page 50: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

50

Senin s/d

Jum’at

Minggu

III

08.00-

15.30

Infeksi laring

faring

Dysphonia

Sumbatan Jalan

Napas Atas

(Sumbatan laring)

Abses leher dalam

Kelainan

kongenital laring

Trauma laring

Pelatihan

ekstraksi benda

asing

HBH

SMH

ARI

FFZ

Diskusi/Praktikum

Senin s/d

Jum’at

Minggu IV

08.00-

15.30

Infeksi laring

faring

Dysphonia

Sumbatan Jalan

Napas Atas

(Sumbatan laring)

Abses leher dalam

Kelainan

kongenital laring

Trauma laring

Lesi jinak laring

HBH

SMH

ARI

FFZ

Ujian Tulis Essay

M. Daftar Pustaka:

1. Alper C., Myers E N., Eibling., Decicion Making In Ear, Nose, and Throat Disorders,

Saunders Company, 152-153., 2001

2. Bailey BJ., Johnson JT. Pharyngitis, 601-613., 2006

3. Becker W., Nauman H H., Pfaltz R C., Ear, Nose, and Throat Diseases, Thieme, 299-

387., 1194

4. Koufman JA, Belafsky PC. Infectious and Inflammatory Diseases of the Larynx.

In:Snow Jr JB, Ballenger JJ, editors. Diseases of the Nose, Throat, Ear, Head and Neck.

16th ed. Philadelpia: Lea&Febiger;2003.p.1194-214.

5. Postma GN, Amin MR, Koufman JA. Laryngitis. In: Bailey BJ, Pillsbury HC, Newlands

SD, Healy GB, Derkay CS, Friedman NR, editors. Head and neck surgery –

otolaryngology. 3rd ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2001. p.599-605.

Page 51: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

51

6. Ballenger JJ. Disease of the Nose, Throat, Ear, Head and Neck, Philadelphia, Lea &

Febiger, 1993, chapter 26, pp.424-34

7. Bailey BJ and Pillsburry III HC.Head and Neck Surgery – Otolaryngology. Philadelphia,

JB Lippincott Co, 1993, chapter 39, pp.492-500

8. Adam GL, Boies LR, Hilger PA, eds. Boies Fundamentalis of

Otolaryngology.Philadelphia : WB Sounders Co, 1989,chapter ,pp. 240-59

9. Paparella MM, Shumrick DA, Gluckman JL, Meyerhoff WL. Otolaryngology.

Philadelphia. WB Saunders Co., 1991, chapter 13, pp. 333-42

10. Lee KJ. Essential Otolaryngology.Head & Neck Surgery. New York. McGraw Hill, 8th Ed,

Chapter 31, pp. 724-92.

Page 52: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

52

Mata Kuliah : MKK-1 MD22801309 / MPK MD22801510 Jumlah SKS :

Materi Keahlian Khusus (MKK) = 1 SKS

Materi Penerapan Keprofesian (MPK) = 1 SKS

Lama : 4 Minggu

Ketua Modul : Ketua Divisi Laring Faring THT-KL

MODUL RHINOLOGI 1 DAN MODUL KETERAMPILAN RHINOLOGI 1

A. Pendahuluan

Modul Rinologi adalah materi pendidikan yang

memberikan pelatihan keprofesian dengan menerapkan

penyakit serta kelainan THT-KL secara ilmiah khususnya dalam

bidang Rinologi THT-KL.

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program

diharapkan mampu memahami penyakit serta kelainan dalam

bidang Rinologi THT-KLdan mencapai kompetensi yang

diharapkan di bidang Rinologi ilmu kesehatan THT-

KL.Komponen kompetensi yang diharapkan tercapai setelah

melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu menerapkan

etika, disiplin dan taat hukum dengan rasa tanggung jawab

dalam mengamalkan ilmunya berdasarkan kemampuan

intelektual dan profesional. Area kompetensi:

Profesionalisme, dan Etik dan Medikolegal

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif.

Area kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan

keluarga, dan Komunikasi efektif interprofesi dan

multidisiplin

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif dalam

lingkup sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

Area kompetensi: Kerjasama Tim

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan menjaga

prinsip-prinsip patient safety dan pelayanan berkualitas

yang berorientasi pada pasien. Area kompetensi: Patient

Safety dan Sistem Manajemen Mutu

5. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk belajar dan

mengikuti perkembangan ilmu penyakit THT-KL. Area

kompetensi: EBM

6. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi ilmu penyakit THT-KL dengan

tingkat kompetensi yang tinggi dengan memperhatikan

risiko, manfaat, dan efisiensi biaya. Area kompetensi:

Pendekatan Keilmuan Dan Keterampilan Klinik.

Page 53: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

53

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Pembekalan

semester II yang sudah melalui ujian masuk penerimaan PPDS

C. Sasaran Pembelajaran

1. Residen THT mampu menjelaskan anatomi, vaskularisasi, persarafan, tumbuh

kembang, fisiologi, patofisiologi hidung dan sinus paranasal serta septum nasal.

2. Residen THT mampu menegakan diagnosis dan diagnosis banding dan

komplikasi dari penyakit hidung dan sinus paranasal.

3. Residen THT mampu menentukan jenis dan waktu untuk dilakukan

pemeriksaan penunjang, serta mampu melakukan interpretasi CT-scan.

4. Residen THT mampu menggunakan endoskopi 0 derajat dengan baik dan benar

5. Residen THT mampu menyusun rencana tatalaksana secara komprehensif baik

medikamentosa maupun pembedahan

6. Residen THT mampu menjelaskan indikasi, kontraindikasi dan komplikasi

operasi serta alat-alat yang diperlukan.

D. Sasaran Pembelajaran

D.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program mampu

memahami, menegakkan diagnosis, memberikan terapi penyakit-penyakit serta

melakukan tindakan dalam bidang Rinologi THT, meliputi:

1. Residen THT mampu menjelaskan anatomi, vaskularisasi, persarafan,

tumbuh kembang, fisiologi, patofisiologi hidung dan sinus paranasal serta

septum nasal.

2. Residen THT mampu menegakan diagnosis dan diagnosis banding dan

komplikasi dari penyakit hidung dan sinus paranasal.

3. Residen THT mampu menentukan jenis dan waktu untuk dilakukan

pemeriksaan penunjang, serta mampu melakukan interpretasi CT-scan.

4. Residen THT mampu menggunakan endoskopi 0 derajat dengan baik dan

benar

5. Residen THT mampu menyusun rencana tatalaksana secara

komprehensif baik medikamentosa maupun pembedahan

6. Residen THT mampu menjelaskan indikasi, kontraindikasi dan komplikasi

operasi serta alat-alat yang diperlukan.

Page 54: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

54

Lingkup Bahasan Pokok Bahasan

Tahap Kewenangan Klinis

Inflamasi dan infeksi

hidung dan sinus

paranasal

Rinosinusitis akut

Rinosinusitis

kronik

Polip nasal

Snusitis dentogen

Infeksi jaringan

lunak (vestibulitis,

selulitis)

Penyakit autoimun

(bersama divisi

alergi imunologi)

Sinusitis Jamur

Abses Septum

Kelainan anatomi kelainan septum

atresia koana

Gangguan penghidu anosmia trauma

anosmia pasca

infeksi

Epistaksis epistaksis anterior

epistaksis

posterior

Benda Asing,

Lesi jinak hidungdan

sinus paranasal

(angiofibroma,

Papiloma inverted,

bekerjasama dengan

divisi onkologi THT)

angiofibroma

papiloma inverted

Page 55: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

55

D.2 Keterampilan

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu:

Jenis Tindakan/ Keterampilan Tahapan

Pembekalan

Penegakan diagnosis dengan

anamnesis, pemeriksaan fisik,

rinoskopi anterior dan posterior

3

Evaluasi menggunakan nasal endoskop

0 derajat

2,3

Pembacaan CT-Scan 2

Evaluasi menggunakan nasal endoskop

30,45, 70, 110 derajat

Pemeriksaan fungsi penghidu 2

Tatalaksana medikamentosa 2

Tatalaksana pembedahan : BSEF I

(Maksila)

0

Tatalaksana pembedahan BSEF II

(Maksila dan Etmoid)

0

Tatalaksana pembedahan BSEF III DCR 0

Tatalaksana pembedahan BSEF III

(Maksila, etmoid dan frontal atau

sfenoid)

0

Tatalaksana BSEF IV (Jabir

Osteoperiosteal)

0

Tatalaksana BSEF IV (kebocoran CSS) 0

Tatalaksana BSEF IV (operasi skull base) 0

Tatalaksana BSEF IV (ekstirpasi tumor

dengan endoskop)

0

Tatalaksana pembedahan : Septoplasti 0

Tatalaksana pembedahan: Reduksi

Konka Inferior

0

Melakukan perawatan luka pasca

operasi BSEF

0

Tindakan polipektomi sederhana di

poliklinik

0

Tindakan sinuskopi diagnostik 2

Page 56: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

56

Tindakan sinuskopi tindakan

Ekstraksi benda asing 2

Pemasangan tampon anterior 1

Pemasangan tampon posterior 2

Ligasi arteri sfenopalatina 0

Ekstraksi benda asing 2

D.3 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika

terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan non paramedik. Disiplin dan

bertanggungjawab serta taat dalam pengisian dokumen medik, tugas serta

pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

terbuka, bekerjasama, dalam tim serta menjunjung tinggi patient safety.

D.4 Lingkup Bahasan (Pokok Bahasan)

Pada modul ini ditetapkan lingkup bahasan sebagai berikut:

1. Inflamasi dan infeksi hidung dan sinus paranasal

2. Kelainan anatomi

3. Gangguan penghidu

4. Epistaksis

5. Benda asing

E. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul Rinologi ilmu kesehatan THT-KL meliputi tahap

orientasi, latihan, dan umpan balik.

1. Tahap orientasi bertujuan memberikan wawasan mengenai Rinosinusitis, Polip,

Kelainan septum, Epistaksis, Gangguan Penghidu dan Benda asing

a. belajar mandiri

b. diskusi topik

2. Tahap latihan bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kemampuan praktek

klinis/keterampilan di bidang Rinologi ilmu kesehatan THT-KL

a. kerja poliklinik

b. skill tutorial

3. Tahap umpan balik bertujuan untuk evaluasi proses pembelajaran dengan

a. tinjauan pustaka/journal reading

b. CBD/case based discussion

Page 57: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

57

F. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan proses dan hasil pembelajaran.

Untuk dapat dievaluasi, peserta PPDS harus memenuhi persyaratan kehadiran sebanyak

90%

1. Evaluasi Formatif : dilakukan selama masa rotasi secara berkesinambungan,

bertujuan untuk menilai pengetahuan sikap dan perilaku peserta didik.

2. Evaluasi Sumatif : dilakukan pada akhir masa rotasi, bertujuan untuk menilai

tercapainya seluruh kompetensi yang diharapkan di modul Rinologi.

I. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Ujian tulis

Berupa ujian essay pre testpada awal (minggu pertama) dan post test pada

awal minggu ke 6 untuk menilai pengetahuan dan kemampuan analisis PPDS.

NBL adalah 75.

2. Minicex

Untuk penilaian berkesinambungan kemampuan peserta didik

mengumpulkan data, menegakan diagnosis, memilih dan menerapkan

tatalaksana dan memberikan edukasi ke pasien .

3. DOPS

Untuk mengevaluasi keterampilan pemeriksaan klinis/prosedural/tindakan

4. Logbook

5. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari keseharian. NBL adalah 85.

G. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan Essay 70%

Minicex

Sikap dan perilaku 30%

Bentuk Evaluasi Bobot

Keterampilan DOPS 100%

Page 58: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

58

H. Sumber Daya

Pelaksana modul :

5. Dr. Umar Said Dharmabakti, Sp THT-KL(K)

6. Dr. Endang Mangunkusumo, Sp THT-KL(K)

7. DR.Dr. Retno S Wardani, Sp THT-KL (K)

8. Dr. Febriani Endiyarti, Sp THT-KL

Lahan Praktek

4. Poliklinik departemen ilmu kesehatan THT-KL RSCM

5. Instalasi Bedah Pusat RSCM

6. Ruang rawat Gedung A RSCM

I. Matriks Kegiatan

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

SENIN 08.00-10.00 Cara kerja di Divisi

Rinologi

Dr.Umar SD

Dr.Endang MK

DR.Dr.Retno SW

Dr.Febriani

Pengarahan

Senin

s/d

Jum’at

Minggu

I

08.00-15.30 Rinosinusitis idem Diskusi topik

Polip Kerja praktek

kelainan septum CBD/case based

discussion

gangguan penghidu Ujian tulis: Essay

benda asing

Epistaksis

pelatihan

pemeriksaan fungsi

penghidu

pelatihan

menggunakan nasal

endoskop 0 derajat

08.00-15.30 Rinosinusitis idem idem

Page 59: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

59

Senin

s/d

Jum’at

Minggu

II

Polip

kelainan septum

gangguan penghidu

benda asing

epistaksis

pelatihan septoplasti

lilin dan atau kambing

pelatihan membaca

CT-scan

Senin

s/d

Jum’at

Minggu

III

08.00-15.30 Rinosinusitis idem Diskusi/Praktikum

Polip

kelainan septum

gangguan penghidu

benda asing

epistaksis

pelatihan sinuskopi,

ekstraksi benda asing

Senin

s/d

Jum’at

Minggu

IV

08.00-15.30 Rinosinusitis idem

Polip Ujian Tulis Essay

kelainan septum

gangguan penghidu

benda asing

epistaksis

Page 60: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

60

Daftar Pustaka

1. Adam GL, Boies LR, Hilger PA.: Fundamentals of Otolaryngology. 6th ed. WB Saunders

Co.1989.

2. Iskandar N, Soepardi EA., Bashiruddin J, Restuti RD, editors. Buku Ajar Telinga Hidung

Tenggorok. Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2009.

3. Bailey BJ, Johnson JT.: Head and Neck Surgery Otolaryngology. Philadelphia. Lippincott

Williams & wilkins. 4th Ed. 2006.

4. Ballenger JJ.: Disease of The Ear Nose Throat and Head and Neck, 13th Ed, Lea –Febiger,

1985. Scott Brown: Otolaryngology, 6th Ed, JP Lippincont, 1997.

5. Lee KJ.: Essential Otolaryngology, Head and Neck Surgery, New York. McGraw Hill, 8th

Ed.2003.

6. Kennedy DW, Bolger WE,Zienrech SJ.: Diseases of the Sinuses, diagnosis and

management, 1st Ed.Ontario, BC Decker Inc, 2001.

7. Stammberger H.: Functional Endoscopic Sinus Surgery. The Messerklinger technique,

Philadelphia, BC Decker Inc 1991.

8. Wormald PJ.: Endoscopic Sinus Surgery. Anatomy, Three-Dimensional Reconstruction

and Surgical Technique, New York. Thieme, 2nd Ed.2008.

9. Fokkens WJ, Lund VJ, Mullol J, Bachert C et al. European Position Paper on

Rhinosinusitis and Nasal Polyps. 2012.

Page 61: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

61

Mata Kuliah : MPA MD22801411

Jumlah SKS : Modul Keahlian Komprehensif THT 1 (2 SKS)

Lama : 6 Bulan (Selama Periode Semester II)

Ketua Modul : Koordinator Penelitian THT-KL

MODUL KEAHLIAN KOMPREHENSIF 1

A. Pendahuluan

Modul Keahlian Kompehensif THT 1 adalah materi

pendidikan yang memberikan dasar pengetahuan serta

mendorong peserta didik agar mampu menyusun karya ilmiah dan

melakukan presentasi ilmiah sehingga menjadi dasar dalam

melakukan pendekatan diagnosis serta penatalaksanaan kasus-

kasus THT sesuai dengan evidence based medicine.

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program diharapkan

mampu mencapai kompetensi yang diharapkan dalam menyusun

dan mempresentasikan karya ilmiah sesuai dengan evidence

based medicine. Komponen kompetensi yang diharapkan

tercapai setelah melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu menerapkan

etika, disiplin dan taat hukum dengan rasa tanggung jawab

dalam mengamalkan ilmunya berdasarkan kemampuan

intelektual dan profesional. Area kompetensi:

Profesionalisme, dan Etik dan Medikolegal.

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif. Area

kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan

keluarga, dan Komunikasi efektif interprofesi dan

multidisiplin.

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif dalam

lingkup sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Area

kompetensi: Kerjasama Tim.

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan menjaga prinsip-

prinsip patient safety dan pelayanan berkualitas yang

berorientasi pada pasien. Area kompetensi: Patient Safety

dan Sistem Manajemen Mutu.

5. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk belajar dan

mengikuti perkembangan ilmu penyakit THT-KL. Area

kompetensi: EBM.

6. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu pengetahuan

dan teknologi ilmu penyakit THT-KL dengan tingkat

kompetensi yang tinggi dengan memperhatikan risiko,

manfaat, dan efisiensi biaya. Area kompetensi: Pendekatan

Keilmuan Dan Keterampilan Klinik.

Page 62: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

62

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Pembekalan semester

II

C. Sasaran Pembelajaran

C.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program mampu:

1. Melakukan penulisan karya ilmiah.

2. Melakukan penelusuran kepustakaan dengan baik dan benar.

3. Melakukan critical appraisal terhadap kepustakaan yang digunakan sebagai

landasan pembuatan karya ilmiah.

4. Melakukan presentasi ilmiah dengan baik dan benar.

C.2 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika

terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan nonpramedik. Disiplin dan

bertanggung jawab serta taat terhadap jadwal diskusi. Peserta didik dapat

berkomunikasi jujur dan terbuka, bekerjasama dalam tim serta menjunjung tinggi

etika penulisan karya ilmiah.

E. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul Keahlian Kompehensif THT 1 meliputi :

a. Menyusun makalah

b. Mencari literatur dan melakukan critical appraisal.

c. Diskusi dengan pembimbing

d. Presentasi Ilmiah

F. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan penilaian karya ilmiah dan

presentasi oleh pembimbing, moderator dan penguji

I. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Formulir penilaian karya ilmiah. NBL adalah 75.

2. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari diskusi dengan pembimbing dan

presentasi ilmiah. NBL adalah 85.

Page 63: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

63

G. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Form penilaian

Karya Ilmiah

-Makalah dan

Media

presentasi

-Presentasi dan

diskusi

50% pembimbing

30 % penguji

20% pembimbing

H. Sumber Daya

Pelaksana modul : 1. DR dr Susyana Tamin SpTHT-KL(K)

2. dr. Nina Irawati SpTHT-KL(K)

I. Matriks Kegiatan Modul Modul Keahlian Kompehensif THT 1

Hari Waktu Materi Staf Pengajar Teknik

Senin-

Jumat

2 bulan Penyusunan karya ilmiah dan

diskusi dengan pembimbing

Pembimbing Belajar

mandiri

diskusi

Selasa/

rabu/

jumat

Sesuai jadwal

yang telah

ditentukan

Presentasi karya ilmiah 1 Pembimbing

Moderator

Penguji

Presentasi

Senin-

Jumat

2 bulan Penyusunan karya ilmiah dan

diskusi dengan pembimbing

Pembimbing Belajar

mandiri

diskusi

Selasa/

rabu/

jumat

Sesuai jadwal

yang telah

ditentukan

Presentasi karya ilmiah 2 Pembimbing

Moderator

Penguji

Presentasi

Daftar Pustaka:

1. Weerda H. Plastic surgery of the ear. In: Scott Brown’s otolaryngology, vol.3, 6th

edition, Butterworth Heinemann, Oxford, 1997,3/8/1-21

2. Weerda H. Surgery of the auricle. Georg Thieme Verlag, NY 2007

3. Becker W. Naumann HH, Pfalt CR, Congenital malformation in Ear, Nose and

Throat Disease, 2nd edition, Thiema Medical Publishers Inc., New York, 1994,

4. Behrbohm H, Tardy ME Jr, Essentials of Septorhinoplasty, Philosophy-

Approaches- Technigues, Thieme Medical Publisher, New York, 2004

5. Lee. KJ, Congenital Malformation in Otolryngology and Head and Neck Surgery,

Elseiver Science Publishers, 1989.

Page 64: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

64

6. Bailey BJ, Johnson JT., Head and Neck Surgery Otolaryngology, Vol 1&2, 5th

edition Lippincot William-Wilkins, Philadelphia USA, 2014

7. Arun KL Randal N, Embriology of Head and Neck. In ; Grabb & Smith’s Plasti

Surgery 6th edition Lippincott William &wilkins,

Page 65: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

65

MODUL KEGAWATDARURATAN THT I

A. Pendahuluan

Modul Kegawatdaruratan THT adalah materi pendidikan yang

memberikan pelatihan keprofesian dengan menerapkan penyakit serta

kelainan THT-KL secara ilmiah khususnya dalam bidang

kegawatdaruratan THT-KL.

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program diharapkan mampu

memahami penyakit serta kelainan dalam bidang Laring Faring THT-KL

dan mencapai kompetensi yang diharapkan di bidang Laring Faring ilmu

kesehatan THT-KL. Komponen kompetensi yang diharapkan tercapai

setelah melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu menerapkan etika,

disiplin dan taat hukum dengan rasa tanggung jawab dalam

mengamalkan ilmunya berdasarkan kemampuan intelektual dan

profesional. Area kompetensi: Profesionalisme, dan Etik dan

Medikolegal

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif. Area

kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan

keluarga, dan Komunikasi efektif interprofesi dan

multidisiplin

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif dalam lingkup

sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Area

kompetensi: Kerjasama Tim

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan menjaga prinsip-

prinsip patient safety dan pelayanan berkualitas yang

berorientasi pada pasien. Area kompetensi: Patient Safety dan

Sistem Manajemen Mutu

D. Lingkup Bahasan

I.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program

mampu memahami, menegakkan diagnosis, memberikan terapi

Mata Kuliah : MKK-1 MD22801309 / MPK MD22801510 Jumlah SKS :2 SKS Lama : 4 Minggu

Ketua Modul : Penanggung Jawab IGD THT

Page 66: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

66

1. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk belajar dan mengikuti perkembangan ilmu

penyakit THT-KL. Area kompetensi: EBM

2. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi ilmu penyakit

THT-KL dengan tingkat kompetensi yang tinggi dengan memperhatikan risiko, manfaat,

dan efisiensi biaya. Area kompetensi: Pendekatan Keilmuan Dan Keterampilan Klinik

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Magang semester II

yang sudah melalui ujian masuk penerimaan PPDS

C. Sasaran Pembelajaran

1. Residen THT mampu menjelaskan anatomi, fisiologi, patofisiologi, tumbuh-kembang

organ telinga, hidung, tenggorok, kepala dan leher.

2. Peserta didik mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding kasus kegawatdaruratan

THT.

3. Mampu melakukan pemeriksaan penunjang dan bekerjasama dengan disiplin ilmu lain

dalam melakukan penatalaksanaan komprehensif kasus kegawatdaruratan THT.

D. Lingkup Bahasan

I.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program mampu memahami,

menegakkan diagnosis, memberikan terapi penyakit-penyakit dalam bidang Kegawatdaruratan

THT, meliputi:

1. Residen THT mampu menjelaskan anatomi, fisiologi, patofisiologi, tumbuh-kembang

organ telinga, hidung, tenggorok, kepala dan leher.

Page 67: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

67

2. Residen THT mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding:

1. Benda asing di THT

2. Nyeri telinga akut

3. Komplikasi intrakranial otitis media akut/ otitis media supuratif kronis

4. Trauma telinga dan tulang temporal

5. Tuli mendadak

6. Epistaksis

7. Trauma wajah

8. Trauma jaringan lunak wajah

9. Trauma hidung

10. Abses leher

11. Sumbatan laring

12. Trauma trakea

13. Disfagia

14. Esofagitis korosif

3. Residen THT mampu menyusun rencana tatalaksana komprehensif :

1. Benda asing di THT

2. Nyeri telinga akut

3. Komplikasi intrakranial otitis media akut/ otitis media supuratif kronis

4. Trauma telinga dan tulang temporal

5. Tuli mendadak

6. Epistaksis

7. Trauma wajah

8. Trauma jaringan lunak wajah

9. Trauma hidung

10. Abses leher

11. Sumbatan laring

12. Trauma trakea

13. Disfagia

14. Esofagitis korosif

Page 68: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

68

Lingkup Bahasan

pokok

bahasan

Kewenangan

klinis

Benda Asing di THT:

Benda asing di Esofagus

Benda asing di Laring

Benda asing di Trakea

Benda asing di Bronkus

Benda asing di Sinus Piriformis

Benda asing di Dasar Lidah

Benda asing di Faring/ Tonsil

Benda asing di Hidung

Benda asing di Liang Telinga

Anatomi,

Fisiologi Dan

Patofisiologi

3c

Diagnosis dan

Diagnosis

Banding

3c

Rencana

tatalaksana

tindakan dan

medikamentosa

pada kasus

benda asing di

THT

3c

Manajemen

pasien

Benda Asing di

THT

3c

3c indikasi,

kontraindikasi,

komplikasi,

persiapan,

langkah-

langkah

pengambilan

benda asing di THT

3c

Nyeri Telinga Akut

Otitis Media Supuratif Akut

(OMA)

Otitis Eksterna Sirkumskrip

(Furunkel)

Anatomi,

patofisiologi

Nyeri Telinga

Akut

3c

Page 69: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

69

Otitis Eksterna Difus

Otitis Eksterna Maligna

3c

Diagnosis 3c

Tatalaksana

Komprehensif

3c

Komplikasi Intrakranial Otitis Media Akut/ Otitis Media Supuratif Kronis:

Meningitis Otogenik

Trombosis Sinus Lateralis

Abses Ekstradural

Abses Subdural

Abses Otak Otogenik

Hidrosefalus Otikus

Anatomi,

fisiologi,

patofisiologi

Intrakranial

Otitis Media

Akut/ Otitis

Media

Supuratif

Kronis

3c

Diagnosis

3c

Rencana

Tatalaksana

komprehensif

3c

Trauma Telinga dan Tulang Temporal;

Trauma Daun Telinga

Keluar Cairan/ Darah dari Liang

Telinga

Gangguan Pendengaran

Gangguan Keseimbangan

Paresis Fasial

Fraktur Tulang Temporal

Anatomi,

fisiologi,

patofisiologi

Telinga

3c

Diagnosis 3c

Rencana Tata

Laksana

3c

Tuli Mendadak

Iskemia Koklea

Infeksi Virus

Pasca Trauma Kepala

Trauma Bising Keras

Perubahan Tekanan Atmosfir

Anatomi dan

patofisiologi

Tuli Mendadak

3c

Page 70: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

70

Obat Ototoksik

Penyakit Meniere

Neuroma Akustik Diagnosis dan

komplikasi

3c

Rencana

tatalaksana

3c

Epistaksis

Perdarahan Anterior

Perdarahan Posterior

Anatomi,

fisiologi dan

patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Rencana

Tatalaksana

komprehensif

3c

Trauma Muka

Fraktur Tulang Hidung

Fraktur Maksila

Fraktur Zigoma

Fraktur Mandibula

Fraktur Orbita

Anatomi,

histologi,

patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Rencana

Tatalaksana komprehensif

3c

Page 71: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

71

Trauma Jaringan Lunak Muka

Avulsi Total

Avulsi Sebagian

H. Laserasi

Anatomi,

histologi,

patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Komplikasi

3c

Rencana

Tatalaksana

komprehensif

3c

Trauma Hidung

Trauma Tertutup

Trauma Terbuka

Anatomi,

histologi,

patofisiologi

3c

Diagnosis 3c

Rencana

Tatalaksana

komprehensif

3c

Abses Leher

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses Parafaring

Abses Submandibula

Anatomi,

histologi,

patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Page 72: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

72

Rencana

Tatalaksana

komprehensif

3c

Sumbatan Laring

Radang

Tumor

Kelainan Kongenital

Paresis Postikus Bilateral

Trauma

Benda Asing

Anatomi,

histologi,

patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Rencana

Tatalaksana

komprehensif

3c

Trauma Trakea

Trauma Tumpul

Trauma Tajam

Trauma Endogen

Anatomi,

histologi,

patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Rencana

Tatalaksana

komprehensif

3c

Disfagia

Kelainan Faring

Kelainan Esofagus

Anatomi,

histologi,

patofisiologi

3c

Diagnosis dan

diagnosis banding

3c

Rencana

Tatalaksana

komprehensif

Esofagitis Korosif

Anatomi,

histologi,

patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Page 73: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

73

Rencana

Tatalaksana

komprehensif

3c

I.2 Ketrampilan

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu:

Keterampilan Tahap

Pembekalan

Semester 2

Ekstraksi Benda Asing:

Benda asing di laring: perasat Heimlich/ laringoskopi 0

Benda asing di trakea: Bronkoskopi 0

Benda asing di bronkus : Bronkoskopi 0

Benda asing di esofagus: Esofagoskopi 0

Benda asing di sinus piriformis: laringoskopi 0

Benda asing di dasar lidah: laringoskopi langsung/ tak

langsung 1

Benda asing di faring/tonsil: ekstraksi dengan pinset/ cunam 1

Benda asing di hidung: ekstraksi dengan pengait 2

Benda asing di liang telinga: ekstraksi dengan pengait/ pinset 1

Nyeri telinga akut

Tatalaksana Medikamentosa 1

Pemasangan tampon telinga 1

Komplikasi intrakranial otitis media akut/ otitis media supuratif kronis

Tatalaksana Medikasmentosa 1

Trauma telinga dan tulang temporal

Tuli mendadak

Diagnosis dan Tatalaksana Medikamentosa 2

Epistaksis

Pemasangan tampon anterior 1

Pemasangan tampon posterior 2

Trauma muka

Trauma jaringan lunak muka

Bedah minor 0

Trauma hidung

Reduksi tertutup 0

Aspirasi dan insisi hematoma septum 0

Page 74: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

74

Abses leher

Aspirasi dan insisi abses peritonsil 1

Aspirasi dan Insisi abses submandibular 0

Aspirasi dan Insisi abses retrofiring 0

Aspirasi dan Insisi abses parafaring 0

Terapi medikamentosa 0

Sumbatan jalan napas atas

Tindakan laringoskopi tidak langsung 1

Tindakan laringoskopi langsung 0

Cricotirotomi 1

Trakeostomi terintubasi 1

Trakeostomi primer 0

Trauma trakea

Tindakan laringoskopi langsung 0

Cricotirotomi 1

Trakeostomi terintubasi 1

Trakeostomi primer 0

Pemasangan NGT 1

Disfagia

Pemasangan NGT 1

Esofagitis korosif

Esofagoskopi

Pemasangan NGT 1

II.3 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika terhadap

pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan nonpramedik. Disiplin dan bertanggung

jawab serta peserta didik dapat berkomunikasi jujur dan terbuka, bekerjasama dalam tim

dalam penatalaksanaan kasus kegawatdaruratan THT.

E. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul kegawatdaruratan ilmu kesehatan THT-KL meliputi tahap :

1. Praktek klinis di IGD dan ruang rawat RSCM dengan supervise berjenjang

2. Diskusi dengan DPJP jaga harian setelah jaga.

Page 75: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

75

I. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Form penilaian yang diisi oleh DPJP jaga harian dan dikumpulkan maksimal 1 minggu

setelah jaga.

G. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan, Form penilaian 40%

Keterampilan Form penilaian 20%

Sikap dan perilaku Form penilaian 40%

H. Sumber Daya

Pelaksana modul : Seluruh staf pengajar THT-KL

Lahan Praktek

1. Unit Gawat Darurat RSCM

2. Ruang rawat RSCM

I. Matriks Kegiatan

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

Senin-

Jumat

15.00-

07.00

Kasus

kegawatdaruratan

THT

DPJP jaga harian Form penilaian

Sabtu-

Minggu

08.00-

20.00

20.00-

08.00

Kasus

kegawatdaruratan

THT

DPJP jaga harian Form penilaian

Daftar Pustaka:

1. Iskandar N, Helmi. Panduan penatalaksanaan gawat darurat telinga hidung

tenggorok. Jakarta: Balai penerbit FKUI. 2008

Page 76: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

76

SEMESTER III

Modul Endoskopi Bronkoesofakologi 1

Modul Keterampilan Endoskopi Bronkoesofakologi 1

Modul Onkologi 1

Modul Keterampilan Onkologi 1

Modul Plastik Rekonstruksi 1

Modul Keterampilan Plastik Rekonstruksi 1

Modul Alergi Imunologi

Modul Keterampilan Alergi Imunologi

Modul Keahlian Komprehensif 2

Modul Pelatihan Kegawatan THT 2

Page 77: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

77

MODUL ENDOSKOPI BRONKOESOFAGOLOGI 1 DAN

MODUL KETERAMPILAN ENDOSKOPI BRONKOE SOFAGOLOGI 1

Mata Kuliah : MKK-1 MD22801313 / MPK MD22801514 Jumlah SKS :

Materi Keahlian Khusus (MKK) = 1 SKS

Materi Penerapan Keprofesian (MPK) = 1 SKS

Lama : 4 Minggu

Ketua Modul : Ketua Divisi Endoskopi Bronkoesofagologi THT-KL

A. Pendahuluan

Modul EBE adalah materi pendidikan yang

memberikan dasar pengetahuan keahlian dalam bidang

ilmu penyakit THT agar peserta program semester III tahap

pembekalan mampu memecahkan masalah ilmu penyakit

THT-KL secara ilmiah khususnya dalam bidang EBE yaitu

KELAINAN DI TRAKTUS TRAKEOBRONKIAL, ESOFAGUS DAN

KESULITAN MENELAN OROFARING.

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program

diharapkan mampu mencapai kompetensi yang diharapkan

di bidang EBE THT-KL. Komponen kompetensi yang

diharapkan tercapai setelah melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu

menerapkan etika, disiplin dan taat hukum dengan

rasa tanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya

berdasarkan kemampuan intelektual dan

profesional. Area kompetensi: Profesionalisme,

ETIK DAN MEDIKOLEGAL

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara

efektif. Area kompetensi: Komunikasi efektif

interprofesi dan multidisiplin.

3. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi ilmu penyakit THT-KL

dengan tingkat kompetensi yang tinggi dengan

memperhatikan risiko, manfaat, dan efisiensi biaya.

Area kompetensi: Pendekatan Keilmuan , EBM.

Page 78: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

78

Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti sesi ini, peserta didik diharapkan mampu untuk :

1. Menjelaskan adanya kelainan di tarktus trakeobronkial, esofagus dan

masalah kesulitan menelan orofaring dengan tepat dan cepat

2. Menentukan sikap/tindakan terhadap kelainan di traktus trakeobronkial,

esofagus dan masalah kesulitan menelan orofaring

3. Mengenal komplikasi kelainan di traktus trakeobronkial, esofagus dan

masalah kesulitan menelan orofaring

4. Melakukan penatalaksanaan yang tepat dalam mengatasi kelainan di traktus

trakeobronkial, esofagus dan masalah kesulitan menelan orofaring

Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk :

1. Menjelaskan anatomi, topografi, histologi dan fisiologi traktus

tracheobronchial dan esofagus (K3,A3)

2. Menjelaskan kemungkinan kelainan di traktus trakeobronkial, esofagus dan

masalah kesulitan menelan orofaring

3. Menjelaskan gejala dan tanda kelainan di traktus trakeobronkial, esofagus

dan masalah kesulitan menelan orofaring

4. Merencanakan pemeriksaan radiologi dan penunjang lainnya pada kelainan

di traktus trakeobronkial, esofagus dan masalah kesulitan menelan orofaring

5. Menjelaskan peralatan yang dibutuhkan untuk tindakan esofagoskopi

/bronkoskopi untuk diagnostik dan terapiutik kelainan di traktus

trakeobronkial, esofagus dan masalah kesulitan menelan orofaring

6. Menjelaskan tanda-tanda klinik bila ada

7. Menjelaskan tanda-tanda klinik bila ada komplikasi akibat kelainan di traktus

trakeobronkial, esofagus dan masalah kesulitan menelan orofaring

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Pembekalan

semester III.

C. Sasaran Pembelajaran

(Audience, Behaviour, Condition, Degree)

1. Mampu mendiagnosis kelainan di traktus trakeobronkial, esofagus dan

masalah kesulitan menelan orofaring

2. Mampu menjelaskan patogenesis kelainan di traktus trakeobronkial,

esofagus dan masalah kesulitan menelan orofaring

Page 79: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

79

3. Mampu menjelaskan gambaran klinis kelainan di traktus trakeobronkial,

esofagus dan masalah kesulitan menelan orofaring

4. Mampu menjelaskan secara lengkap jenis jenis pemeriksaan penunjang

lainnya.pada kelainan di traktus trakeobronkial, esofagus dan masalah

kesulitan menelan orofaring

5. Mampu mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk tindakan

esofagoskopi /bronkoskopi untuk diagnosis dan terapiutik kelainan di

traktus trakeobronkial, esofagus dan masalah kesulitan menelan orofaring

D. Lingkup Bahasan

D.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program mampu

menjelaskan dan memahami :

1. Peserta PPDS THT mampu menjelaskan struktur penting dan fungsi traktus

trakeobronkial esofagus, orofaring serta konsep dasar dan terminologi

anatomi.

2. Peserta PPDS THT mampu menjelaskan proses fisiologi, dan patogenesis

kelainan di traktus trakeobronkial, esofagus dan masalah kesulitan menelan

orofaring

3. Peserta PPDS THT mampu menjelaskan pemberian modalitas farmakologi,

penggunaan radiologi.

4. Peserta PPDS THT mampu melakukan dan membuat laporan bronkoskopi

atau esofagoskopi dan pemeriksaan FEES

5. Peserta PPDS THT mampu menguraikan tindakan pembedahan yang

berhubungan dengan kelainan di traktus trakeobronkial, esofagus dan

masalah kesulitan menelan orofaring.

Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Tahap Kewenangan Klinis

Trakeobronkial, esofagus, orofaring

Anatomi trakeobronkial, esofagus dan orofaring

Persarafan - jaras traktus trakeobronkial, esofagus dan orofaring

Vaskularisasi

C3

Kelainan esofagus : Benda asing esofagus

Patofisiologi

Diagnosis ( gejala, tanda klinis)

C3

Page 80: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

80

Pemeriksaan penunjang (Radiologi, CT scan, Esofagoskopi kaku dan fleksibel)

Tata laksana komprehensif

Komplikasi dan tatalaksananya.

Stenosis esofagus

Patofisiologi

Diagnosis ( gejala, tanda klinis)

Pemeriksaan penunjang (Radiologi, CT scan, Barium esofagogram, Esofagoskopi kaku dan fleksibel)

Tata laksana komprehensif

Komplikasi dan tatalaksananya.

C3

Esofagitis : Refluks Eosinofilik

Patofisiologi

Diagnosis ( gejala, tanda klinis)

Pemeriksaan penunjang (Radiologi, CT scan, Barium esofagogram, pH metri, Esofagoskopi kaku dan fleksibel, biopsy mukosa)

Tata laksana komprehensif

Komplikasi dan tatalaksananya

C3

Gangguan neuromuscular : spasme difus esofagus, Nutcracker Esofagus Akalasia, divertikulum

Patofisiologi dan jenis kelainan.

Diagnosis ( gejala, tanda klinis)

Pemeriksaan penunjang (Radiologi, CT scan, Barium esofagogram, pH metri, Manometri, Esofagoskopi kaku dan fleksibel, biopsy mukosa)

Tata laksana komprehensif

Komplikasi dan tatalaksananya

C3

Disfagia fase oral dan fase faring

Patofisiologi dan jenis kelainan.

C3

Page 81: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

81

Diagnosis ( gejala, tanda klinis)

Pemeriksaan penunjang (FEES, Videofluruoskopi, CT scan

Tata laksana komprehensif

Komplikasi dan tatalaksananya.

Benda asing traktus trakeobronkial

Patofisiologi

Diagnosis ( gejala, tanda klinis)

Pemeriksaan penunjang (Radiologi, CT scan, Bronkoskopi kaku dan fleksibel, Virtual bronkoskopi)

Tata laksana komprehensif

Komplikasi dan tatalaksananya

C3

D.2 Keterampilan

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu:

Tindakan Tingkat Kewenangan

Klinis

1 2 3 4 5

Melakukan anamnesis dan pemeriksaan

fisik

Persiapan dan interpretasi pemeriksaan

rhinolaringoskopi serat optic lentur

Persiapan dan interpretasi pemeriksaan

Trakeo - Bronkoskopi Kaku (Bonkoskopi

diagnostik)

Persiapan dan interpretasi pemeriksaan

Trakeo - Bronkoskopi Fleksibel

Persiapan dan interpretasi prosedur

Ekstraksi Benda Asing Trakeo-Bronkus

dengan Bronkoskopi kaku

Persiapan dan interpretasi pemeriksaan

Esofagoskopi kaku

Page 82: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

82

Persiapan dan interpretasi prosedur

Ekstraksi Benda Asing Esofagus dengan

Esofagoskopi kaku

Persiapan dan interpretasi prosedur biopsi

tumor trakea-bronkus dengan

Bronkoskopi kaku

Persiapan dan interpretasi prosedur Biopsi

tumor esofagus dengan Esofagoskopi kaku

Persiapan pemeriksaan Trans Nasal

Esophagoscopy (Flexible

Esophagoscopy)

Persiapan dan interpretasi prosedur

Dilatasi Esofagus dengan Esofagoskopi

Rigid (Esophagoscopic Dilation Under

Direct Vision)

Persiapan dan interpretasi pemeriksaan

FEES (Flexible Endoscopic Esophageal of

the Swallowing)

D.3 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu

menjaga etika terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan non

paramedik. Disiplin dan bertanggungjawab serta taat dalam pengisian dokumen

medik, tugas serta pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi

yang jujur dan terbuka, bekerjasama, dalam tim serta menjunjung tinggi patient

safety.

Page 83: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

83

E. Lingkup Bahasan

E.1 Tingkat Kewenangan Klinis

F. Metode Dan Tahapan Pengajaran

Metode pengajaran pada modul disfagia THT-KL meliputi

a. Belajar mandiri

b. Kuliah interaktif

c. Kerja praktek

G. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan proses dan hasil pembelajaran.

Untuk dapat dievaluasi, peserta PPDS harus memenuhi persyaratan kehadiran sebagai

berikut :

1. Evaluasi Formatif : dilakukan selama masa rotasi secara berkesinambungan,

bertujuan untuk menilai pengetahuan sikap dan perilaku peserta didik.

2. Evaluasi Sumatif : dilakukan pada akhir masa rotasi, bertujuan untuk menilai

tercapainya seluruh kompetensi yang diharapkan di modul EBE.

H. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Ujian tulis.

Berupa ujian essay pre testpada awal (minggu ke-1) dan post test pada awal

minggu ke-4 untuk menilai pengetahuan dan kemampuan analisis PPDS. Nilai

batas lulus (NBL) =75.

2. Minicex.

Untuk penilaian berkesinambungan kemampuan peserta didik mengumpulkan

data, menegakan diagnosis, memilih dan menerapkan tatalaksana dan

memberikan edukasi ke pasien.

3. DOPS.

Untuk mengevaluasi keterampilan pemeriksaan klinis/prosedural/tindakan

4. Logbook

5. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari keseharian. NBL adalah 85.

I. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan Essay 70%

Minicex

Page 84: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

84

Sikap dan perilaku 30%

Bentuk Evaluasi Bobot

Keterampilan DOPS 100%

J. Sumber Daya

Pelaksana modul :

1. Dr. dr Susyana Tamin, Sp THT-KL(K)

2. dr. Elvie Zulka, Sp THT-KL(K)

3. dr. Rahmanofa Yunizaf SpTHT

K. Lokasi Praktek

3. Poliklinik departemen ilmu kesehatan THT-KL RSCM

4. Ruang rawat Gedung A RSCM

L. Matriks Kegiatan

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

Senin 08.00-10.00 Cara kerja di Divisi Endoskopi-bronkoesofagologi

Dr. Susyana Tamin Dr.Elvie Zulka Dr Rahmanofa Yunizaf

Pengarahan

Senin s/d Jum’at Minggu I

08.00-15.30 Traktus trakeobronkial dan esofagus

Benda asing traktus trakeobronkial dan esofagus

ujian pre tes

Idem D. Diskusi topik E. Kerja praktek F. CBD/case

based discussion

G. Ujian tulis: Essay

Senin s/d Jum’at Minggu II

08.00-15.30 Esofagitis

Stenosis esofagus

Pelatihan membaca Skor Temuan Refluks

Idem H. Diskusi topik I. Kerja praktek J. CBD/case

based discussion

Senin s/d Jum’at

08.00-15.30 Kelainan neuromuscular esofagus

Disfagia fase oral dan fase faring

Idem K. Diskusi topik L. Kerja praktek

Page 85: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

85

Minggu III M. CBD/case based discussion

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

Senin

s/d

Jum’at

Minggu IV

08.00-15.30 Review modul

Idem N. Diskusi topik

O. Kerja praktek

P. CBD/case

based

discussion

Senin

s/d

Jum’at

Minggu V

08.00-15.30 Review modul Idem Q. Diskusi topik

R. Kerja praktek

S. CBD/case

based

discussion

Senin

s/d

Jum’at

Minggu VI

08.00-15.30 Review modul

Ujian Tulis

Idem T. Diskusi topik

U. Kerja praktek

V. CBD/case

based

discussion

W. Presentasi

Timjauan

Pustaka

X. Ujian Tulis

Essay

DAFTAR PUSTAKA

1. Griffith P.F, Joel D.C, Jean D : Trauma. Foreign Bodies. Esophageal surgery, 2nd ed. 2002:577-615

2. Schiratzki H: Removal of Foreign Body in The Esophagus. Archives of Otolaryngology. 1976;102 (4): 238-

40.

3. Ellen MF. Caustic Ingestion and Foreign Bodies in the Aerodigestive Tract. In: Byron I, Bailey eds. Head

and Neck Surgery Otolaryngology, 2nd edition. Lippincot-Raven.1998

4. Byron J, Bailey, Karen H, Calhoun. In: Byron I, Bailey eds. Atlas of Head and Neck Surgery-

Otolaryngology.2nd edition. Lippincot, Philadelphia 2001: p834-5

5. Leder SB, Sasaki CT, Burrell MI. Fiberoptic endoscopic evaluation of dysphagia to identify silent

aspiration. Dysphagia 1998;13:19-21.

Page 86: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

86

6. Tamin S, Ku PK, Cheung D. Assessment and management of dysphagia with fiberoptic endoscopic

examination of swallowing (FEES) and its future implementation in Indonesia. ORLI. 2004; 34(4): 26-33.

7. Kendall K. Head and Neck : Structures, functions, and evaluation in dysphagia. In : Leonard R, Kendall

K,editors. Dysphagia assessment and treatment planning. A team approach,1st ed. San Diego, London:

Singular Publishing Group Inc; 1997. p.7-18.

8. McCulloch TM, Van Daele DJ. Normal anatomy and physiology of the nose, the pharynx, and the larynx.

In: Langmore SE, editors. Endoscopic evaluation and treatment of swallowing Disorder, 1st ed. New York,

Stuttgart: Thieme; 2001. p. 7-36.

9. Eibling DE. Organs of swallowing. In: Carrau RL, Murry T, editors. Comprehensive Management of

swallowing disorders,1st ed. San Diego, London: Singular Publishing Group;1999. p. 11-21.

10. Marks L, Rainbow D. Neuro antomy and anatomy of the normal swallowing process in adults. In: Marks

L, Rainbow D, editors. Working with dysphagia, 1st ed. United Kingdom: Speechmark Publishing Ltd;

2001.p. 2-6.

11. Aviv JE. The normal swallow. In: Carrau RL, Murry T, editors. Comprehensive management of

swallowing disorders, 1st ed. San Diego, London: Singular Publishing Group;1999.p. 23-9.

12. Adams G.L., Boies L.R, Higler P.A., Buku Ajar Penyakit THT. EGC. Jakarta. Hal 455.

13. Bailey BJ., Johnson JT. Esofageal Disorder, 755-70., 2006

14. Ballantyne J.C, Grove John, Edwards C.H., Downton David. In a Synopsis of otolaryngology.

15. Bristal John wright & sons red. Page 353 – 369

Page 87: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

87

MODUL ONKOLOGI 1 DAN MODUL KETERAMPILAN ONKOLOGI 1

Mata Kuliah : MKK-1 MD22801315 / MPK MD22801516 Jumlah SKS :

Materi Keahlian Khusus (MKK) = 1 SKS

Materi Penerapan Keprofesian (MPK) = 1 SKS

Lama : 4 Minggu

Ketua Modul : Ketua Divisi Onkologi THT-KL

A. Pendahuluan

Pada modul ini dipelajari mengenai anatomi, surgical

landmark, patofisiologi, diagnosis dan penatalaksanaan

tumor dibidang onkologi THT.

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program

diharapkan mampu memahami penyakit-penyakit tumor

dibidang Onkologi THT, diagnosis dan penatalaksanaannya.

Komponen kompetensi yang diharapkan tercapai setelah

melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu menerapkan

etika, disiplin dan taat hukum dengan rasa tanggung

jawab dalam mengamalkan ilmunya berdasarkan

kemampuan intelektual dan profesional. Area

kompetensi: Profesionalisme, dan Etik dan Medikolegal.

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif.

Area kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan

keluarga, dan Komunikasi efektif interprofesi dan

multidisiplin.

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif dalam

lingkup sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

Area kompetensi: Kerjasama Tim.

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan menjaga

prinsip-prinsip patient safety dan pelayanan berkualitas

yang berorientasi pada pasien. Area kompetensi: Patient

Safety dan Sistem Manajemen Mutu.

5. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk belajar dan

mengikuti perkembangan ilmu penyakit THT-KL. Area

kompetensi: EBM.

6. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi ilmu penyakit THT-KL dengan

tingkat kompetensi yang tinggi dengan memperhatikan

risiko, manfaat, dan efisiensi biaya. Area kompetensi:

Pendekatan Keilmuan Dan Keterampilan Klinik.

Page 88: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

88

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Pembekalan

semester III yang sudah melalui modul terintegrasi bidang keilmuan dasar THT-KL.

C. Sasaran Pembelajaran

1. Residen THT mampu menjelaskan anatomi dan surgical landmark tumor dibidang

Onkologi THT dengan lengkap

2. Residen THT mampu menjelaskan patofisiologi tumor dibidang Onkologi THT

3. Residen THT mampu menginterpretasi hasil pemeriksaan penunjang (radiologi,

histopatologi, serologi) tumor dibidang Onkologi THT

4. Residen THT mampu menegakkan diagnosis tumor dibidang Onkologi THT

5. Residen THT mampu merencanakan tatalaksana komprehensif tumor dibidang

Onkologi THT

D. Lingkup Bahasan

D.1 Pengetahuan

Sesuai dengan modul Kolegium THT-KL diharapkan setelah menyelesaikan

pembelajaran peserta program mampu menjelaskan penegakkan diagnosis dan

tatalaksana tumor dibidang Onkologi THT, yang meliputi:

- Karsinoma nasofaring

- Tumor sinonasal

- Angiofibroma

- Tumor rongga mulut, oropharynx, hipofaring

- Tumor kelenjar liur

- Tumor tiroid

- Tumor ganas kulit di kepala leher

- Unknown primary tumor

Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Tahap Kewenangan Klinis

Karsinoma Nasofaring Anatomi C3

Patofisiologi C3

Diagnosis

histopatologi

klasifikasi WHO /WF

Interpretasi

imunohistokimia

CT/MRI scan

C3

Page 89: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

89

Foto thoraks

USG Abdomen

Bone scan

Pet scan

Penegakan Diagnosis

Tatalaksana

C3

Informed consent

Komplikasi tindakan

Cara mengatasi

komplikasi

C3

Teknik

rinofaringolaringoskopi

(bekerjasama dengan

divisi Laringfaring)

Interpretasi hasil

pemeriksaan

C3

Teknik biopsi local

dengan endoskopi rigid

(bekerja sama dengan

divisi rinologi)

Teknik biopsi local

dengan endoskopi

fleksibel.

C3

Tumor Sinonasal Anatomi C3

Patofisiologi C3

Diagnosis

histopatologi

Interpretasi

imunohistokimia

CT/MRI scan

Foto thoraks

USG Abdomen

Bone scan

Pet scan

C3

Penegakan Diagnosis

Tatalaksana

C3

Informed consent

Komplikasi tindakan

Cara mengatasi

komplikasi

C3

Page 90: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

90

Teknik

rinofaringolaringoskopi

(bekerjasama dengan

divisi Laringfaring)

Interpretasi hasil

pemeriksaan

C3

Teknik biopsi local

dengan endoskopi rigid

(bekerja sama dengan

divisi rinologi)

Teknik biopsi local

dengan endoskopi

fleksibel.

C3

Angiofibroma

Anatomi C3

Patofisiologi C3

- Diagnosis histopatologi

- Interpretasi

imunohistokimia

- CT/MRI scan

C3

Penegakan Diagnosis

Tatalaksana

C3

Informed consent

Komplikasi tindakan

Cara mengatasi

komplikasi

C3

Teknik

rinofaringolaringoskopi

(bekerjasama dengan

divisi Laringfaring)

Interpretasi hasil

pemeriksaan

C3

Tumor rongga mulut,

oropharynx,

hipofaring

Anatomi C3

Patofisiologi C3

Diagnosis

histopatologi

Interpretasi

imunohistokimia

CT/MRI scan

Foto thoraks

USG Abdomen

C3

Page 91: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

91

Bone scan

Pet scan

Penegakan Diagnosis

Tatalaksana

C3

Informed consent

Komplikasi tindakan

Cara mengatasi

komplikasi

C3

Teknik

rinofaringolaringoskopi

Interpretasi hasil

pemeriksaan

C3

Teknik biopsi lokal

C3

Tumor kelenjar liur

Anatomi

C3

Patofisiologi C3

Diagnosis

histopatologi

Interpretasi

imunohistokimia

CT/MRI scan

Foto thoraks

USG Abdomen

Bone scan

Pet scan

C3

Penegakan Diagnosis

Tatalaksana

C3

Informed consent

Komplikasi tindakan

Cara mengatasi

komplikasi

C3

Teknik biopsi lokal

C3

Tumor tiroid

Anatomi

C3

Patofisiologi C3

Page 92: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

92

Diagnosis

histopatologi

Interpretasi

imunohistokimia

CT/MRI scan

Foto thoraks

USG Abdomen

Bone scan

Pet scan

C3

Penegakan Diagnosis

Tatalaksana

C3

Informed consent

Komplikasi tindakan

Cara mengatasi

komplikasi

C3

FNAB

C3

Tumor ganas kulit di

kepala leher

Anatomi

C3

Patofisiologi C3

Diagnosis

histopatologi

Interpretasi

imunohistokimia

CT/MRI scan

Foto thoraks

USG Abdomen

Bone scan

Pet scan

C3

Penegakan Diagnosis

Tatalaksana

C3

Informed consent

Komplikasi tindakan

Cara mengatasi

komplikasi

C3

Teknik biopsi lokal

C3

Unknown primary

tumor

Anatomi

C3

Page 93: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

93

Patofisiologi C3

Diagnosis

histopatologi

Interpretasi

imunohistokimia

CT/MRI scan

Foto thoraks

USG Abdomen

Bone scan

Pet scan

C3

Penegakan Diagnosis

Tatalaksana

C3

Informed consent

Komplikasi tindakan

Cara mengatasi

komplikasi

C3

Teknik

rinofaringolaringoskopi

Interpretasi hasil

pemeriksaan

C3

Teknik biopsi local

FNAB

C3

Page 94: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

94

D2. Keterampilan

Setelah melewati modul ini peserta didik diharapkan mampu:

Keterampilan Tahap Pembekalan

Semester 3

Menegakan diagnosis berdasarkan anamnesis,

pemeriksaan fisik THT, pemeriksaan penunjang

3

Teknik rinofaringolaringoskopi 3

Interpretasi hasil pemeriksaan 3

Teknik biopsi local dengan endoskopi rigid 3

Teknik biopsi local dengan endoskopi fleksibel 3

D3.Sikap dan prilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika

terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan non paramedik. Disiplin dan

bertanggungjawab serta taat dalam pengisian dokumen medik, tugas serta

pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

terbuka, bekerjasama, dalam tim serta menjunjung tinggi patient safety.

E. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul karsinoma nasofaring meliputi tahap orientasi,

latihan, dan umpan balik.

1. Tahap orientasi bertujuan memberikan wawasan mengenai karsinoma

nasofaring

a. belajar mandiri

b. diskusi topic

2. Tahap latihan bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kemampuan

praktek klinis/keterampilan menjelaskan diagnosis dan tatalaksana karsinoma

nasofaring.

a. kerja poliklinik

3. Tahap umpan balik bertujuan untuk evaluasi proses pembelajaran dengan

a. tinjauan pustaka/journal reading

b. CBD/case based discussion

F. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan proses dan hasil pembelajaran.

Untuk dapat dievaluasi, peserta PPDS harus memenuhi persyaratan kehadiran sebanyak

90%.

Page 95: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

95

1. Evaluasi Formatif : Dilakukan selama masa rotasi secara berkesinambungan,

bertujuan untuk menilai pengetahuan sikap dan perilaku

peserta didik.

2. Evaluasi Sumatif : Dilakukan pada akhir masa rotasi, bertujuan untuk menilai

tercapainya seluruh kompetensi yang diharapkan di modul

alergi imunologi.

G. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Ujian tulis.

Berupa ujian essay pre testpada awal (minggu ke-1) dan post test pada awal minggu

ke-4 untuk menilai pengetahuan dan kemampuan analisis PPDS. Nilai batas lulus

(NBL) =75.

2. Minicex.

Untuk penilaian berkesinambungan kemampuan peserta didik mengumpulkan

data, menegakan diagnosis, memilih dan menerapkan tatalaksana dan memberikan

edukasi ke pasien.

3. DOPS.

Untuk mengevaluasi keterampilan pemeriksaan klinis/prosedural/tindakan

4. Logbook

5. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari keseharian. NBL adalah 85.

H. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan Essay 70%

Minicex

Sikap dan perilaku 30%

Bentuk Evaluasi Bobot

Keterampilan DOPS 100%

Page 96: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

96

I. Sumber Daya

Pelaksana modul :

1. dr. Zanil Musa, Sp THT-KL(K)

2. dr. Marlinda Adham, Sp THT-KL(K), PhD

3. dr. Ika Dewi Mayangsari, Sp THT-KL

J. Lahan Praktek

Lokasi praktek peserta program PPDS adalah Poliklinik departemen ilmu kesehatan

THT-KL RSCM

K. Matriks Kegiatan

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

Senin

(Minggu I)

07.30-08.30 Cara kerja di Divisi

Dr. Zanil

Dr.Marlinda

Dr. Mayang

Pengarahan

Senin

s/d

Jum’at

(Minggu I)

08.30-15.30 Karsinoma nasofaring

Tumor sinonasal

Angiofibroma

Tumor rongga mulut,

oropharynx, hipofaring

Tumor kelenjar liur

Tumor tiroid

Tumor ganas kulit di kepala

leher

Unknown primary tumor

Pemeriksaan RFL

Biopsi

idem Y. Diskusi topik

Z. Kerja

praktek

AA. CBD

BB. DOPS

CC. Ujian tulis:

Essay (pre

test)

Senin

s/d

Jum’at

(Minggu II)

08.00-15.30 Karsinoma nasofaring

Tumor sinonasal

Angiofibroma

Tumor rongga mulut,

oropharynx, hipofaring

Tumor kelenjar liur

Tumor tiroid

Tumor ganas kulit di kepala

leher

Unknown primary tumor

Pemeriksaan RFL

Biopsi

idem DD. Diskusi topik

EE. Kerja

praktek

FF. CBD

GG. DOPS

Page 97: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

97

Senin

s/d

Jum’at

(Minggu III)

08.00-15.30 Karsinoma nasofaring

Tumor sinonasal

Angiofibroma

Tumor rongga mulut,

oropharynx, hipofaring

Tumor kelenjar liur

Tumor tiroid

Tumor ganas kulit di kepala

leher

Unknown primary tumor

Pemeriksaan RFL

Biopsi

Idem HH. Diskusi topik

II. Kerja

praktek

JJ. CBD

KK. DOPS

Senin

s/d

Jum’at

(Minggu IV)

08.00-15.30 Karsinoma nasofaring

Tumor sinonasal

Angiofibroma

Tumor rongga mulut,

oropharynx, hipofaring

Tumor kelenjar liur

Tumor tiroid

Tumor ganas kulit di kepala

leher

Unknown primary tumor

Pemeriksaan RFL

Biopsi

Idem LL. Diskusi topik

MM. Kerja

praktek

NN. CBD

OO. DOPS

PP. Literature

review

Senin

s/d

Jum’at

(Minggu V)

08.00-15.30 Karsinoma nasofaring

Tumor sinonasal

Angiofibroma

Tumor rongga mulut,

oropharynx, hipofaring

Tumor kelenjar liur

Tumor tiroid

Tumor ganas kulit di kepala

leher

Unknown primary tumor

Pemeriksaan RFL

Biopsi

Idem QQ. Diskusi topik

RR. Kerja

praktek

SS. CBD

TT. DOPS

UU. Ujian tulis:

Essay (post

test)

Senin

s/d

Jum’at

(Minggu VI)

08.00-15.30 Karsinoma nasofaring

Tumor sinonasal

Angiofibroma

Tumor rongga mulut,

oropharynx, hipofaring

idem VV. Diskusi topik

WW. Kerja

praktek

XX. CBD

YY. DOPS

Page 98: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

98

Tumor kelenjar liur

Tumor tiroid

Tumor ganas kulit di kepala

leher

Unknown primary tumor

Pemeriksaan RFL

Biopsi

ZZ. Ujian tulis:

Essay

Daftar Pustaka:

1. AbbasAK, Lichtman AH, Pillai S. Cellular and Molecular Immunology. 6th Ed.

Philadelphia: Saunders Elsevier; 2010.

2. Baratawidjaja KG, Rengganis I. Imunologi Klinik Dasar. 8th Ed. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI;2009.

3. Krause JH, Chadwick SJ, Gordon B, Derebery M, editors. Allergy and

Immunology. An Otolaringic Approach. Philadelphia:Lippincott Williams &

Wilkins;2002.

4. King HC, Mabry RL, Mabry CS. Allergy in ENT Practice – A Basic Guide. New

York:Thieme;1998.

5. Bousquet J, et al. WHO Initiative-ARIA . J Allergy Clin Immunol 2001; 108 (5):

147-334

6. Bousquet J, et al. Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma (ARIA) 2008 update

(in collaboration with the World Health Organization, GA(2)LEN and AllerGen).

J Allergy 2008 Apr ; 63 (86):8-160

7. Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editors. Buku Ajar Telinga Hidung

Tenggorok. Jakarta:Balai Penerbit FKUI;2009.

8. Johnson JT, Rosen CA editors. Bailey’s Head and Neck Surgery Otolaryngology,

5th ed, Volume one, Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins, 2014.

Page 99: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

99

MODUL PLASTIK REKOSNTRUKSI 1 DAN MODUL KETERAMPILAN PLASTIK REKONTRUKSI 1

Mata Kuliah : MKK-1 MD22801317 / MPK MD22801518 Jumlah SKS :

Materi Keahlian Khusus (MKK) = 1 SKS

Materi Penerapan Keprofesian (MPK) = 1 SKS

Lama : 4 Minggu

Ketua Modul : Ketua Divisi Plastik Rekonstruksi THT-KL

A. Pendahuluan

Modul Plastik Rekonstruksi Iadalah materi

pendidikan yang memberikan dasar pengetahuan keahlian

dalam bidang plastik rekonstruksi THT-KL yang berkaitan

dengan ilmu penyakit THT agar peserta program semester

III tahap pembekalan mampu memecahkan masalah ilmu

penyakit THT-KL secara ilmiah khususnya dalam bidang

plastik rekonstruksi.

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program

diharapkan mampu mencapai kompetensi yang diharapkan

berkaitan dengan bidang plastic rekonstruksi THT-KL.

Komponen kompetensi yang diharapkan tercapai setelah

melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu

menerapkan etika, disiplin dan taat hukum dengan

rasa tanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya

berdasarkan kemampuan intelektual dan

profesional. Area kompetensi: Profesionalisme,

dan Etik dan Medikolegal

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara

efektif. Area kompetensi: Komunikasi efektif

dengan pasien dan keluarga, dan Komunikasi

efektif interprofesi dan multidisiplin

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif

dalam lingkup sistem pelayanan kesehatan secara

keseluruhan. Area kompetensi: Kerjasama Tim

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan

menjaga prinsip-prinsip patient safety dan

pelayanan berkualitas yang berorientasi pada

pasien. Area kompetensi: Patient Safety dan

Sistem Manajemen Mutu

5. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk

belajar dan mengikuti perkembangan ilmu penyakit

THT-KL. Area kompetensi: EBM

6. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi ilmu penyakit THT-KL

dengan tingkat kompetensi yang tinggi dengan

memperhatikan risiko, manfaat, dan efisiensi

biaya. Area kompetensi: Pendekatan Keilmuan

Dan Keterampilan Klinik.

Page 100: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

100

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Pembekalan

semester II.

C. Sasaran Pembelajaran

C.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program mampu:

1. Menjelaskan dan menerapkan berbagai dasar bedah plastik rekonstruksi THT-

KL dalam penanganan pasien

i. Menjelaskan fisiologi dan patofisiologi penyembuhan luka serta dapat

melakukan perawatan luka yang benar.

ii. Merencanakan dan menjelaskan metode dan jenis tandur dan jabir.

iii. Menjelaskan dan Melakukan analisis wajahdengan cara foto

dokumentasi pre dan post operasi plastik rekonstruksi

2. Menjelaskan patofisiologi kelainan fungsi dan fisik pada maksilofasial termasuk

hidung dan daun telinga.

3. Menjelaskan patofisiologi, etiologi, Menegakkan diagnosis dan merencanakan

tatalaksana serta edukasi tentang kelainan kongenital THT-KL (Celah bibir dan

palatum, deformitas hidung celah bibir, deformitas maksilofasial, mikrotia,

atresia liang telinga, deformitas telinga, dan fistel preaurikuler).

Lingkup

Bahasan

Uraian Pokok Bahasan Tahap

Kewenangan

Klinis

Plastik

Rekonstruksi

THT-KL

Plastik

rekonstruksi

Proses penyembuhan

luka

C3

Perawatan luka C3

Tandur alih. C3

Jabir C3

analisis dan

dokumentasi wajah pre

dan post operasi plastik

rekonstruksi

C3

Kelainan

Hidung

Hidung anatomi dan fisiologi

hidung.

C3

rekonstruksi pada

kelainan hidung luar

dan dalam (septoplasti,

C3

Page 101: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

101

rinoplasti dan

septorinoplasti),

Trauma dan

fraktur

patofisiologi kelainan

fungsi dan fisik akibat

trauma

C3

gejala dan tanda

fraktur hidung

C3

diagnosis dan diagnosis

banding trauma hidung

C3

tindakan dan

pengelolaan trauma

dan fraktur hidung

pada keadaan akut dan

lanjut

C3

tindakan operasi

reposisi tertutup

C3

indikasi, kontraindikasi,

dan komplikasi

berbagai tindakan

pengelolaan trauma

hidung

C3

komplikasi trauma

hidung

C3

C3

C3

Kelainan

kongenital

kelainan kongenital

hidung

C3

kelainan fisik dan

patofisiologi hidung

C3

tindakan dan

pengelolaan untuk

kelainan kongenital

hidung

C3

C3

Defek Hidung kelainan defek hidung C3

kelainan fisik dan

patofisiologi hidung

C3

tindakan dan

pengelolaan untuk

kelainan defek hidung

C3

C3

Page 102: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

102

C3

Maksilofasial Facial Plasty anatomi, histologi dan

fisiologi wajah

termasuk daun telinga

pada anak dan dewasa

C3

kelainan fisik dan

patofisiologi wajah

C3

tata laksana

penanganan kelainan

wajah non patologi dan

patologi

C3

Defek

maksilofasial

kelainan defek

maksilofasial

C3

kelainan fisik dan

patofisiologi

maksilofasial

C3

tindakan dan

pengelolaan untuk

kelainan defek

maksilofasial

C3

Kongenital

telinga

kelainan kongenital

telinga

C3

kelainan fisik dan

patofisiologi telinga

C3

Tata laksana untuk

kelainan kongenital

telinga (mikrotia,

atresia liang telinga,

deformitas telinga, dan

fistel preaurikuler)

C3

Trauma

maksilofasial

anatomi, histologi dan

fisiologi maksilofacial

pada anak dan dewasa.

C3

patogenesis serta

patofisiologi trauma

maksilofasial

C3

komplikasi berbagai

fraktur maksilofasial,

fraktur sinus, fraktur

Lefort I, II dan III,

C3

Page 103: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

103

fraktur zigoma, serta

mandibula.

indikasi, kontra

indikasi, komplikasi

(maloklusi, diplopia)

dan berbagai

pendekatan operasi

terhadap fraktur

maksilofasial

C3

Tata laksana fraktur

maksilofasial: fraktur

sinus frontal, fraktur

maksila, fraktur zigoma

dan mandibula

C3

Labiopalatoski

sis

Labioskisis embriologi, anatomi

dan fisiologi rongga

mulut dan bibir

C3

kelainan anatomi dan

fisiologi rongga mulut

dan bibir

C3

faktor resiko dan

patofiologi terjadinya

berbagai jenis

labioskisis

C3

Tata laksana

komprehensif

labioskisis.

C3

Palatoskisis embriologi, anatomi

dan fisiologi palatum

dan jaringan sekitar

C3

kelainan anatomi dan

fisiologi palatum dan

jaringan sekitar

C3

faktor resiko dan

patofisiologi terjadinya

berbagai jenis

palatoskisis

C3

Tata laksana

komprehensif

palatoskisis.

C3

Page 104: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

104

C.2 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika

terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan non paramedik. Disiplin dan

bertanggungjawab serta taat dalam pengisian dokumen medik, tugas serta

pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

terbuka, bekerjasama, dalam tim serta menjunjung tinggi patient safety.

D. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Ada 3 tahapan pembelajaran: yaitu tahap orientasi, latihan, portfolio, dan umpan

balik. Metode pembelajaran dapat diberikan dalam bentuk : bedah buku, diskusi topik,

belajar mandiri, dan latihan pada pasien. Tiap-tiap topik bahasan akan berada dalam

tahapan yang berbeda dan akan diberikan dengan metode yang berbeda seperti yang

tercantum dalam matriks kegiatan.

E. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan proses dan hasil pembelajaran.

Untuk dapat dievaluasi, peserta PPDS harus memenuhi persyaratan kehadiran sebanyak

lebih dari 75%.

1. Evaluasi Formatif : Dilakukan dalam masa rotasi yang sedang berjalan,

bertujuan untuk memonitor perkembangan PPDS

dalam masa rotasi.

2. Evaluasi Sumatif : Dilakukan pada akhir masa rotasi, bertujuan untuk

menilai tercapainya seluruh kompetensi yang

diharapkan di modul Plastik rekonstruksi THT-KL I.

F. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Ujian tulis.

Berupa ujian essay pre testpada awal (minggu ke-1) dan post test pada awal

minggu ke-4 untuk menilai pengetahuan dan kemampuan analisis PPDS. Nilai

batas lulus (NBL) =75.

2. Minicex.

Untuk penilaian berkesinambungan kemampuan peserta didik mengumpulkan

data, menegakan diagnosis, memilih dan menerapkan tatalaksana dan

memberikan edukasi ke pasien.

3. DOPS.

Untuk mengevaluasi keterampilan pemeriksaan klinis/prosedural/tindakan

4. Logbook

Page 105: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

105

5. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari keseharian. NBL adalah 85.

Waktu Pelaksanaan

1. Ujian pretest dilakukan dalam minggu pertama rotasi

2. Ujian Cased Based Discussion dan post test dilakukan pada selama stase

Ujian Sumatif dilakukan pada minggu ke V (lima)

G. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan Essay 70%

Minicex

Sikap dan perilaku 30%

Bentuk Evaluasi Bobot

Keterampilan DOPS 100%

H. Sumber Daya

Pelaksana modul :

1. DR dr Trimartani SpTHT-KL(K)

2. DR dr Dini Widiarni SpTHT-KL(K) M.Epid

3.DR dr Mirta Hediyati SpTHT-KL(K)

I. Lokasi Praktek

1. Poliklinik departemen ilmu kesehatan THT-KL RSCM

2. Ruang rawat Gedung A RSCM

J. Matriks Kegiatan

Matrik kegiatan dalam Modul Plastik Rekonstruksi THT-KL adalah :

Hari /

Tanggal

Waktu Materi Tutor Teknik

Senin 08.00-10.00 Cara kerja di Divisi Plastik

Rekonstruksi

Dr. dr. Dini W.W SpTHT-

KL (K)

Pengarahan

Page 106: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

106

Senin s/d

Jum’at

Minggu I

08.00-15.30 Bekerja di Poli Divisi

Latihan menggunakan

alat diagnostik

Memahami penyakit di

bidang Plastik

Rekonstruksi THT

Bekerja di kamar operasi

IGD / IBP

DR.dr.Trimartani SpTHT-

KL(K)

Dr. dr. Mirta H.R SpTHT-

KL(K)

Diskusi/

Praktikum

Senin s/d

Jum’at

Minggu II

08.00-15.30 Bekerja di Poli Divisi

Memahami penyakit di

bidang Plastik

Rekonstruksi THT

Bekerja di kamar operasi

IGD / IBP

Follow Up pasien di

bangsal

Diskusi/

Praktikum

Senin s/d

Jum’at

Minggu III

08.00-15.30 Bekerja di Poli Divisi

Memahami penyakit di

bidang Plastik

Rekonstruksi THT

Bekerja di kamar operasi

IGD / IBP

Follow Up pasien di

bangsal

Diskusi/

Praktikum

Senin s/d

Jum’at

Minggu IV

08.00-15.30 Bekerja di Poli Divisi

Memahami penyakit di

bidang Plastik

Rekonstruksi THT

Bekerja di kamar operasi

IGD / IBP

Follow Up pasien di

bangsal

Diskusi/

Praktikum

Senin s/d

Jum’at

Minggu V

08.00-15.30 Bekerja di Poli Divisi

Memahami penyakit di

bidang Plastik

Rekonstruksi THT

Bekerja di kamar operasi

IGD / IBP

Follow Up pasien di

bangsal

Diskusi/

Praktikum

Page 107: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

107

Senin s/d

Jum’at

Minggu VI

08.00-15.30 Bekerja di Poli Divisi

Memahami penyakit di

bidang Plastik

Rekonstruksi THT

Bekerja di kamar operasi

IGD / IBP

Follow Up pasien di

bangsal

Ujian Tulis

Diskusi/

Praktikum

Ujian

Tulis Essay

Daftar Pustaka:

1. Weerda H. Plastic surgery of the ear. In: Scott Brown’s otolaryngology, vol.3, 6th

edition, Butterworth Heinemann, Oxford, 1997,3/8/1-21

2. Weerda H. Surgery of the auricle. Georg Thieme Verlag, NY 2007

3. Becker W. Naumann HH, Pfalt CR, Congenital malformation in Ear, Nose and Throat

Disease, 2nd edition, Thiema Medical Publishers Inc., New York, 1994,

4. Behrbohm H, Tardy ME Jr, Essentials of Septorhinoplasty, Philosophy-Approaches-

Technigues, Thieme Medical Publisher, New York, 2004

5. Lee. KJ, Congenital Malformation in Otolryngology and Head and Neck Surgery,

Elseiver Science Publishers, 1989.

6. Bailey BJ, Johnson JT., Head and Neck Surgery Otolaryngology, Vol 1&2, 5th edition

Lippincot William-Wilkins, Philadelphia USA, 2014

7. Arun KL Randal N, Embriology of Head and Neck. In ; Grabb & Smith’s Plasti Surgery

6th edition Lippincott William &wilkins, 2007.

Page 108: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

108

MODUL ALERGI IMUNOLOGI 1 DAN MODUL KETERAMPILAN ALERGI IMUNOLOGI 1

Mata Kuliah : MKK-1 MD22801319 / MPK MD22801520 Jumlah SKS :

Materi Keahlian Khusus (MKK) = 1 SKS

Materi Penerapan Keprofesian (MPK) = 1 SKS

Lama : 4 Minggu

Ketua Modul : Ketua Divisi Alergi Imunologi THT-KL

A. Pendahuluan

Modul alergi imunologi adalah materi pendidikan

yang memberikan pelatihan keprofesian dengan

menerapkan penyakit serta kelainan THT-KL secara ilmiah

khususnya dalam bidang alergi imunologi THT-KL.

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program

diharapkan mampu memahami penyakit serta kelainan

dalam bidang alergi imunologi THT-KL (united airway

disease) dan mencapai kompetensi yang diharapkan di

bidang alergi imunologi ilmu kesehatan THT-KL.

Komponen kompetensi yang diharapkan tercapai setelah

melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu menerapkan

etika, disiplin dan taat hukum dengan rasa tanggung

jawab dalam mengamalkan ilmunya berdasarkan

kemampuan intelektual dan profesional. Area

kompetensi: Profesionalisme, dan Etik dan Medikolegal

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif.

Area kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan

keluarga, dan Komunikasi efektif interprofesi dan

multidisiplin.

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif dalam

lingkup sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

Area kompetensi: Kerjasama Tim.

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan menjaga

prinsip-prinsip patient safety dan pelayanan berkualitas

yang berorientasi pada pasien. Area kompetensi: Patient

Safety dan Sistem Manajemen Mutu.

5. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk belajar dan

mengikuti perkembangan ilmu penyakit THT-KL. Area

kompetensi: EBM.

6. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi ilmu penyakit THT-KL dengan

tingkat kompetensi yang tinggi dengan memperhatikan

risiko, manfaat, dan efisiensi biaya. Area kompetensi:

Pendekatan Keilmuan Dan Keterampilan Klinik.

Page 109: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

109

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Pembekalan

semester III yang sudah melalui modul terintegrasi bidang keilmuan dasar THT-KL.

C. Sasaran Pembelajaran

1. Residen THT mampu menjelaskan fisiologi sistem imun alami dan adaptif dengan

lengkap

2. Residen THT mampu menjelaskan Mengetahui, dan memahami 4 tipe reaksi

hipersensitifitas

3. Residen THT mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan komplemen

4. Residen THT mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan patofisiologi rinitis

alergi, rinitis non alergi, dan komorbid

5. Residen THT mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan diagnosis rinitis

alergi, rinitis non alergi, dan komorbid

6. Residen THT mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan tatalaksana

komperhensif kasus rinitis alergi, rinitis non alergi dan komorbid

D. Lingkup Bahasan

D.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program mampu

memahami, menegakkan diagnosis, memberikan terapi penyakit-penyakit serta

melakukan tindakan dalam bidang alergi imunologi THT, meliputi:

1. Mengetahui, memahami dan menjelaskan patofisiologi, etiologi, gejala dan

tanda, diagnosis, diagnosis banding, tatalaksana, dan komplikasi rinitis

alergi

2. Mengetahui, memahami dan menjelaskan patofisiologi, etiologi, gejala dan

tanda, diagnosis, diagnosis banding, tatalaksana, dan komplikasi rinitis non

alergi

3. Mengetahui, memahami dan menjelaskan patofisiologi, etiologi, gejala dan

tanda, diagnosis, diagnosis banding, tatalaksana komorbid rinitis alergi.

Lingkup

Bahasan

Pokok Bahasan Tahap

Kewenangan

Klinis

Imunologi

Dasar

Imunitas alami (innate

immunity)

Imunitas adaptif

C3

Rinitis Alergi Patofisiologi rinitis alergi C3

Page 110: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

110

Diagnosis rinitis alergi

(klasifikasi WHO ARIA 2008)

C3

Tatalaksana rinitis alergi

(edukasi, kontrol

lingkungan, farmakoterapi,

dan merencanakan

imunoterapi/tindakan

bedah)

C3

Rinitis Non

Alergi

Rinitis vasomotor

Rinitis okupasi

Rinitis hormonal

Rinitis geriatri

Rinitis idiopatik

NARES

Penyakit Sistemik

Penyebab Rinitis

Nonalergi

Drug Induced Rhinitis

Rinitis atrofi

C3

C3

C3

Penyakit THT

yang

berhubungan

dengan alergi

(komorbid)

Rinosinusitis/polip hidung

OME

Hipertrofi adenoid

United Airway Diseases

C3

C3

C3

D.2 Ketrampilan

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu:

Keterampilan Tahap Pembekalan

Semester 3

Melakukan konseling, persiapan

dan prosedur skin prick test

4

Melakukan konseling, persiapan

dan prosedur nasoendoskopi

4

Melakukan konseling, persiapan

dan prosedur PNIF

4

Page 111: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

111

Melakukan konseling, persiapan

dan prosedur tes fungsi

penghidu

3

Menegakan diagnosis rinitis

alergi, rinitis non alergi, penyakit

THT yang berhubungan dengan

alergi (komorbid)

4

Memberikan farmakoterapi kasus

rinitis alergi, rinitis non alergi,

penyakit THT yang berhubungan

dengan alergi (komorbid)

4

Melakukan edukasi kasus rinitis

alergi, rinitis non alergi, penyakit

THT yang berhubungan dengan

alergi (komorbid) pada pasien

dan keluarga

4

Merencanakan imunoterapi 4

Merencanakan tindakan bedah 4

D.3 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika

terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan non paramedik. Disiplin dan

bertanggungjawab serta taat dalam pengisian dokumen medik, tugas serta

pedoman penggunaan obat. Peserta didik dapat berkomunikasi yang jujur dan

terbuka, bekerjasama, dalam tim serta menjunjung tinggi patient safety.

D.4 Bahasan

Pada modul ini ditetapkan lingkup bahasan sebagai berikut:

1. Imunologi dasar

2. Rinitis alergi

3. Rinitis non alergi

4. Penyakit THT yang berhubungan dengan alergi (komorbid)

E. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul alergi imunologi ilmu kesehatan THT-KL meliputi

tahap orientasi, latihan, dan umpan balik.

Page 112: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

112

1. Tahap orientasi bertujuan memberikan wawasan mengenai imunologi dasar,

rinitis alergi, rinitis non alergi, penyakit THT yang berhubungan dengan alergi

(komorbid).

a. belajar mandiri

b. diskusi topik

2. Tahap latihan bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kemampuan

praktek klinis/keterampilan di bidang alergi imunologi ilmu kesehatan THT-KL

a. kerja poliklinik

3. Tahap umpan balik bertujuan untuk evaluasi proses pembelajaran dengan

a. tinjauan pustaka/journal reading

b. CBD/case based discussion

F. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan proses dan hasil pembelajaran.

Untuk dapat dievaluasi, peserta PPDS harus memenuhi persyaratan kehadiran sebanyak

90%

1. Evaluasi Formatif : Dilakukan selama masa rotasi secara berkesinambungan,

bertujuan untuk menilai pengetahuan sikap dan perilaku

peserta didik.

2. Evaluasi Sumatif : Dilakukan pada akhir masa rotasi, bertujuan untuk menilai

tercapainya seluruh kompetensi yang diharapkan di modul

alergi imunologi.

G. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Ujian tulis.

Berupa ujian essay pre testpada awal (minggu ke-1) dan post test pada awal minggu

ke-4 untuk menilai pengetahuan dan kemampuan analisis PPDS. Nilai batas lulus

(NBL) =75.

2. Minicex.

Untuk penilaian berkesinambungan kemampuan peserta didik mengumpulkan

data, menegakan diagnosis, memilih dan menerapkan tatalaksana dan memberikan

edukasi ke pasien.

3. DOPS.

Untuk mengevaluasi keterampilan pemeriksaan klinis/prosedural/tindakan

4. Logbook

5. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari keseharian. NBL adalah 85.

Page 113: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

113

H. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan Essay 70%

Minicex

Sikap dan perilaku 30%

Bentuk Evaluasi Bobot

Keterampilan DOPS 100%

I. Sumber Daya

Pelaksana modul :

1. dr Nina Irawati, Sp THT-KL(K)

2. dr Niken L. Poerbonegoro, Sp THT-KL(K)

J. Lahan Praktek

1. Poliklinik departemen ilmu kesehatan THT-KL RSCM

K. Matriks Kegiatan

Matrik kegiatan dalam Modul Alergi Imunologi THT-KL adalah :

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

SENIN 08.00-10.00 Cara kerja di Divisi

Alergi Imunologi

Dr. Nina

Dr.Niken

Pengarahan

Senin

s/d

Jum’at

Minggu I

08.00-15.30 imunologi dasar

rinitis alergi

rinitis non alergi

penyakit THT yang

berhubungan dengan

alergi (komorbid)

ujian pre tes

Idem 1. Diskusi topik

2. Kerja praktek

3. CBD/case based

discussion

4. Ujian tulis:

CBD/Case Based

Discussion

Senin

s/d

Jum’at

Minggu II

08.00-15.30 rinitis alergi

rinitis non alergi

penyakit THT yang

berhubungan dengan

alergi (komorbid)

Pelatihan melakukan tes

kulit

Idem 1. Diskusi topik

2. Kerja praktek

3. CBD/case based

discussion

Page 114: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

114

Senin

s/d

Jum’at

Minggu III

08.00-15.30 rinitis alergi

rinitis non alergi

penyakit THT yang

berhubungan dengan

alergi (komorbid)

Pelatihan melakukan tes

nasal peak flowmetri.

Idem 1. Diskusi topik

2. Kerja praktek

3. CBD/case based

discussion

Senin

s/d

Jum’at

Minggu IV

08.00-15.30 rinitis alergi

rinitis non alergi

penyakit THT yang

berhubungan dengan

alergi (komorbid)

Melakukan tes kulit dan

tes nasal peak flowmetri

Idem 1. Diskusi topik

2. Kerja praktek

3. CBD/case based

discussion.

Senin

s/d

Jum’at

Minggu V

08.00-15.30 rinitis alergi

rinitis non alergi

penyakit THT yang

berhubungan dengan

alergi (komorbid)

Melakukan nasal peak

flowmetri dan tes kulit

Presentasi journal

reading

Idem 1. Diskusi topik

2. Kerja praktek

3. CBD/case based

discussion

Senin

s/d

Jum’at

Minggu VI

08.00-15.30 rinitis alergi

rinitis non alergi

penyakit THT yang

berhubungan dengan

alergi (komorbid)

Melakukan tes kulit dan

nasal flowmetri

Ujian Tulis

idem 1. Diskusi topik

2. Kerja praktek

3. CBD/case based

discussion

4. Presentasi

Timjauan

Pustaka

5. Ujian Tulis:

CBD/Case Based

Discussion

Lampiran:

Penilaian PSP, DOPS,minicex

Page 115: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

115

115

Daftar Pustaka:

1. AbbasAK, Lichtman AH, Pillai S. Cellular and Molecular Immunology. 6th Ed.

Philadelphia: Saunders Elsevier; 2010.

2. Baratawidjaja KG, Rengganis I. Imunologi Klinik Dasar. 8th Ed. Jakarta: Balai Penerbit

FKUI;2009.

3. Krause JH, Chadwick SJ, Gordon B, Derebery M, editors. Allergy and Immunology. An

Otolaringic Approach. Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins;2002.

4. King HC, Mabry RL, Mabry CS. Allergy in ENT Practice – A Basic Guide. New

York:Thieme;1998.

5. Bousquet J, et al. WHO Initiative-ARIA . J Allergy Clin Immunol 2001; 108 (5): 147-334

6. Bousquet J, et al. Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma (ARIA) 2008 update (in

collaboration with the World Health Organization, GA(2)LEN and AllerGen). J Allergy

2008 Apr ; 63 (86):8-160

7. Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editors. Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok.

Jakarta:Balai Penerbit FKUI;2009.

8. Johnson JT, Rosen CA editors. Bailey’s Head and Neck Surgery Otolaryngology, 5th ed,

Volume one, Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins, 2014.

Page 116: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

116

116

MODUL KEAHLIAN KOMPREHENSIF 2

Mata Kuliah : MPA MD22801421

Jumlah SKS : Modul Keahlian Komprehensif THT 2 (2 SKS)

Lama : 6 Bulan (Selama Periode Semester II)

Ketua Modul : Koordinator Penelitian THT-KL

A. Pendahuluan

Modul Keahlian Kompehensif THT 2 adalah materi

pendidikan yang memberikan dasar pengetahuan serta

mendorong peserta didik agar mampu menyusun karya ilmiah dan

melakukan presentasi ilmiah sehingga menjadi dasar dalam

melakukan pendekatan diagnosis serta penatalaksanaan kasus-

kasus THT sesuai dengan evidence based medicine.

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program diharapkan

mampu mencapai kompetensi yang diharapkan dalam menyusun

dan mempresentasikan karya ilmiah sesuai dengan evidence

based medicine. Komponen kompetensi yang diharapkan

tercapai setelah melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu menerapkan

etika, disiplin dan taat hukum dengan rasa tanggung jawab

dalam mengamalkan ilmunya berdasarkan kemampuan

intelektual dan profesional. Area kompetensi:

Profesionalisme, dan Etik dan Medikolegal.

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif. Area

kompetensi: Komunikasi efektif dengan pasien dan

keluarga, dan Komunikasi efektif interprofesi dan

multidisiplin.

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif dalam

lingkup sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

Area kompetensi: Kerjasama Tim.

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan menjaga

prinsip-prinsip patient safety dan pelayanan berkualitas

yang berorientasi pada pasien. Area kompetensi: Patient

Safety dan Sistem Manajemen Mutu.

5. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk belajar dan

mengikuti perkembangan ilmu penyakit THT-KL. Area

kompetensi: EBM.

6. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu pengetahuan

dan teknologi ilmu penyakit THT-KL dengan tingkat

kompetensi yang tinggi dengan memperhatikan risiko,

manfaat, dan efisiensi biaya. Area kompetensi:

Pendekatan Keilmuan Dan Keterampilan Klinik.

Page 117: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

117

117

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Pembekalan semester

III

C. Sasaran Pembelajaran

C.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program mampu:

1. Melakukan penulisan karya ilmiah.

2. Melakukan penelusuran kepustakaan dengan baik dan benar.

3. Melakukan critical appraisal terhadap kepustakaan yang digunakan

sebagai landasan pembuatan karya ilmiah.

4. Melakukan presentasi ilmiah dengan baik dan benar.

C.2 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika

terhadap pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan nonpramedik. Disiplin dan

bertanggung jawab serta taat terhadap jadwal diskusi. Peserta didik dapat

berkomunikasi jujur dan terbuka, bekerjasama dalam tim serta menjunjung tinggi

etika penulisan karya ilmiah.

E. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul Keahlian Kompehensif THT 2 meliputi :

a. Menyusun makalah

b. Mencari literatur dan melakukan critical appraisal.

c. Diskusi dengan pembimbing

d. Presentasi Ilmiah

F. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi hasil pendidikan ditentukan berdasarkan penilaian karya ilmiah dan

presentasi oleh pembimbing, moderator dan penguji

I. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Formulir penilaian karya ilmiah. NBL adalah 75.

2. Penilaian sikap dan perilaku didapatkan dari diskusi dengan

pembimbing dan presentasi ilmiah. NBL adalah 85.

Page 118: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

118

118

G. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Form penilaian

Karya Ilmiah

-Makalah dan Media

presentasi

-Presentasi dan

diskusi

50% pembimbing

30 % penguji

20% pembimbing

H. Sumber Daya

Pelaksana modul : 1. DR dr Susyana Tamin SpTHT-KL(K)

2. dr. Nina Irawati SpTHT-KL(K)

I. Matriks Kegiatan Modul Modul Keahlian Kompehensif THT 2

Hari Waktu Materi Staf Pengajar Teknik

Senin-

Jumat

2 bulan Penyusunan karya ilmiah dan

diskusi dengan pembimbing

Pembimbing Belajar

mandiri

diskusi

Selasa/

rabu/

jumat

Sesuai jadwal

yang telah

ditentukan

Presentasi karya ilmiah 3 Pembimbing

Moderator

Penguji

Presentasi

Senin-

Jumat

2 bulan Penyusunan karya ilmiah dan

diskusi dengan pembimbing

Pembimbing Belajar

mandiri

diskusi

Selasa/

rabu/

jumat

Sesuai jadwal

yang telah

ditentukan

Presentasi karya ilmiah 4 Pembimbing

Moderator

Penguji

Presentasi

Daftar Pustaka:

1. Weerda H. Plastic surgery of the ear. In: Scott Brown’s otolaryngology, vol.3, 6th

edition, Butterworth Heinemann, Oxford, 1997,3/8/1-21

2. Weerda H. Surgery of the auricle. Georg Thieme Verlag, NY 2007

3. Becker W. Naumann HH, Pfalt CR, Congenital malformation in Ear, Nose and

Throat Disease, 2nd edition, Thiema Medical Publishers Inc., New York, 1994,

4. Behrbohm H, Tardy ME Jr, Essentials of Septorhinoplasty, Philosophy-

Approaches- Technigues, Thieme Medical Publisher, New York, 2004

Page 119: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

119

119

5. Lee. KJ, Congenital Malformation in Otolryngology and Head and Neck Surgery,

Elseiver Science Publishers, 1989.

6. Bailey BJ, Johnson JT., Head and Neck Surgery Otolaryngology, Vol 1&2, 5th

edition Lippincot William-Wilkins, Philadelphia USA, 2014

7. Arun KL Randal N, Embriology of Head and Neck. In ; Grabb & Smith’s Plasti

Surgery 6th edition Lippincott William &wilkins,

Page 120: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

120

120

MODUL KEGAWATDARURATAN 2

Mata Kuliah : MPK MD22801522

Jumlah SKS : Modul Keahlian Komprehensif THT 2 (2 SKS)

Lama : 6 Bulan (Selama Periode Semester III)

Ketua Modul : Koordinator Penelitian THT-KL

A. Pendahuluan

Modul Kegawatdaruratan THT adalah materi

pendidikan yang memberikan pelatihan keprofesian dengan

menerapkan penyakit serta kelainan THT-KL secara ilmiah

khususnya dalam bidang kegawatdaruratan THT-KL.

Tujuan Pembelajaran

Setelah melewati modul ini, peserta program diharapkan

mampu memahami penyakit serta kelainan dalam bidang

Kegawatdaruratan THT-KL dan mencapai kompetensi yang

diharapkan di bidang Kegawatdaruratan ilmu kesehatan THT-

KL. Komponen kompetensi yang diharapkan tercapai setelah

melewati modul ini:

1. Kompetensi dalam memahami dan mampu

menerapkan etika, disiplin dan taat hukum dengan rasa

tanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya

berdasarkan kemampuan intelektual dan profesional.

Area kompetensi: Profesionalisme, dan Etik dan

Medikolegal

2. Kompetensi dalam area berkomunikasi secara efektif.

Area kompetensi: Komunikasi efektif dengan

pasien dan keluarga, dan Komunikasi efektif

interprofesi dan multidisiplin

3. Kompetensi dalam mampu bekerja secara efektif

dalam lingkup sistem pelayanan kesehatan secara

keseluruhan. Area kompetensi: Kerjasama Tim

4. Kompetensi dalam mampu bekerja dengan menjaga

prinsip-prinsip patient safety dan pelayanan

berkualitas yang berorientasi pada pasien. Area

kompetensi: Patient Safety dan Sistem Manajemen

dalam memiliki komitmen untuk belajar dan

mengikuti perkembangan ilmu penyakit THT-KL.

Area kompetensi: EBM

5. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu

Page 121: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

121

121

3. Kompetensi dalam memiliki komitmen untuk belajar dan mengikuti perkembangan ilmu

penyakit THT-KL. Area kompetensi: EBM

4. Kompetensi dalam mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi ilmu penyakit

THT-KL dengan tingkat kompetensi yang tinggi dengan memperhatikan risiko, manfaat,

dan efisiensi biaya. Area kompetensi: Pendekatan Keilmuan Dan Keterampilan Klinik

B. Karakteristik Peserta

Peserta adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Tahap Magang semester III

yang sudah melalui ujian masuk penerimaan PPDS

C. Sasaran Pembelajaran

1. Residen THT mampu menjelaskan anatomi, fisiologi, patofisiologi, tumbuh-kembang

organ telinga, hidung, tenggorok, kepala dan leher.

2. Peserta didik mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding kasus kegawatdaruratan

THT.

3. Mampu melakukan pemeriksaan penunjang dan bekerjasama dengan disiplin ilmu lain

dalam melakukan penatalaksanaan komprehensif kasus kegawatdaruratan THT.

D. Lingkup Bahasan

I.1 Pengetahuan

Diharapkan setelah menyelesaikan pembelajaran peserta program mampu memahami,

menegakkan diagnosis, memberikan terapi penyakit-penyakit dalam bidang Kegawatdaruratan

THT, meliputi:

1.Residen THT mampu menjelaskan anatomi, fisiologi, patofisiologi, tumbuh-

kembang organ telinga, hidung, tenggorok, kepala dan leher.

2. Residen THT mampu membuat diagnosis dan diagnosis banding:

3. Benda asing di THT

4. Nyeri telinga akut

5. Komplikasi intrakranial otitis media akut/ otitis media supuratif kronis

6. Trauma telinga dan tulang temporal

7. Tuli mendadak

Page 122: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

122

122

8. Epistaksis

9. Trauma wajah

10. Trauma jaringan lunak wajah

11. Trauma hidung

12. Abses leher

13. Sumbatan laring

14. Trauma trakea

15. Disfagia

16. Esofagitis korosif

Residen THT mampu menyusun rencana tatalaksana komprehensif :

a. Benda asing di THT

b. Nyeri telinga akut

c. Komplikasi intrakranial otitis media akut/ otitis media supuratif kronis

d. Trauma telinga dan tulang temporal

e. Tuli mendadak

f. Epistaksis

g. Trauma wajah

h. Trauma jaringan lunak wajah

i. Trauma hidung

j. Abses leher

k. Sumbatan laring

l. Trauma trakea

m. Disfagia

n. Esofagitis korosif

Lingkup Bahasan

pokok bahasan

Kewenangan

klinis

Benda Asing di THT:

Benda asing di Esofagus

Benda asing di Laring

Benda asing di Trakea

Benda asing di Bronkus

Benda asing di Sinus

Piriformis

Benda asing di Dasar Lidah

Benda asing di Faring/ Tonsil

Benda asing di Hidung

Benda asing di Liang Telinga

Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi

3c

Page 123: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

123

123

Diagnosis dan Diagnosis Banding

3c

Rencana tatalaksana tindakan dan

medikamentosa pada kasus benda asing di THT

3c

Manajemen pasien

Benda Asing di THT

3c

3c

indikasi, kontraindikasi, komplikasi, persiapan,

langkah-langkah pengambilan benda asing di

THT

3c

Nyeri Telinga Akut

Otitis Media Supuratif Akut

(OMA)

Otitis Eksterna Sirkumskrip

(Furunkel)

Otitis Eksterna Difus

Otitis Eksterna Maligna

Anatomi, patofisiologi Nyeri Telinga Akut

3c

3c

Diagnosis 3c

Tatalaksana Komprehensif 3c

Komplikasi Intrakranial Otitis

Media Akut/ Otitis Media

Supuratif Kronis:

Meningitis Otogenik

Trombosis Sinus Lateralis

Anatomi, fisiologi, patofisiologi Intrakranial

Otitis Media Akut/ Otitis Media Supuratif

Kronis

3c

Page 124: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

124

124

Abses Ekstradural

Abses Subdural

Abses Otak Otogenik

Hidrosefalus Otikus

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Trauma Telinga dan Tulang

Temporal;

Trauma Daun Telinga

Keluar Cairan/ Darah dari

Liang Telinga

Gangguan Pendengaran

Gangguan Keseimbangan

Paresis Fasial

Fraktur Tulang Temporal

Anatomi, fisiologi, patofisiologi Telinga

3c

Diagnosis 3c

Rencana Tata Laksana

3c

Tuli Mendadak

Iskemia Koklea

Infeksi Virus

Pasca Trauma Kepala

Trauma Bising Keras

Perubahan Tekanan Atmosfir

Obat Ototoksik

Penyakit Meniere

Neuroma Akustik

Anatomi dan patofisiologi Tuli Mendadak

3c

Diagnosis dan komplikasi

3c

Rencana tatalaksana

3c

Page 125: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

125

125

Epistaksis

Perdarahan Anterior

Perdarahan Posterior

Anatomi, fisiologi dan patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Trauma Muka

Fraktur Tulang Hidung

Fraktur Maksila

Fraktur Zigoma

Fraktur Mandibula

Fraktur Orbita

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Trauma Jaringan Lunak Muka

Avulsi Total

Avulsi Sebagian

H. Laserasi

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Komplikasi

3c

Page 126: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

126

126

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Trauma Hidung

Trauma Tertutup

Trauma Terbuka

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis 3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Abses Leher

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses Parafaring

Abses Submandibula

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Sumbatan Laring

Radang

Tumor

Kelainan Kongenital

Paresis Postikus Bilateral

Trauma

Benda Asing

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

Trauma Trakea

Trauma Tumpul

Trauma Tajam

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Page 127: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

127

127

Trauma Endogen

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif 3c

Disfagia

Kelainan Faring

Kelainan Esofagus

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis dan diagnosis banding

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

Esofagitis Korosif

Anatomi, histologi, patofisiologi

3c

Diagnosis

3c

Rencana Tatalaksana komprehensif

3c

I.2 Ketrampilan

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu:

Keterampilan Tahap

Pembekalan

Semester 3

Ekstraksi Benda Asing:

Benda asing di laring: perasat Heimlich/ laringoskopi 0

Benda asing di trakea: persiapan bronkoskopi 1

Benda asing di bronkus : persiapan bronkoskopi 1

Benda asing di esofagus: persiapan esofagoskopi 1

Page 128: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

128

128

Benda asing di sinus piriformis: laringoskopi 0

Benda asing di dasar lidah: laringoskopi langsung/ tak

langsung 1

Benda asing di faring/tonsil: ekstraksi dengan pinset/ cunam 1

Benda asing di hidung: ekstraksi dengan pengait 2

Benda asing di liang telinga: ekstraksi dengan pengait/ pinset 1

Nyeri telinga akut

Tatalaksana Medikamentosa 1

Pemasangan tampon telinga 1

Komplikasi intrakranial otitis media akut/ otitis media supuratif kronis

Tatalaksana Medikasmentosa 1

Trauma telinga dan tulang temporal

Tuli mendadak

Diagnosis dan Tatalaksana Medikamentosa 2

Epistaksis

Pemasangan tampon anterior 1

Pemasangan tampon posterior 2

Trauma muka

Trauma jaringan lunak muka

Bedah minor 1

Trauma hidung

Reduksi tertutup 0

Aspirasi dan insisi hematoma septum 0

Abses leher

Aspirasi dan insisi abses peritonsil 1

Aspirasi dan Insisi abses submandibular 0

Aspirasi dan Insisi abses retrofiring 0

Aspirasi dan Insisi abses parafaring 0

Terapi medikamentosa 0

Sumbatan jalan napas atas

Tindakan laringoskopi tidak langsung 1

Tindakan laringoskopi langsung 0

Cricotirotomi 1

Trakeostomi terintubasi 1

Trakeostomi primer 0

Trauma trakea

Tindakan laringoskopi langsung 0

Cricotirotomi 1

Trakeostomi terintubasi 1

Trakeostomi primer 0

Pemasangan NGT 1

Disfagia

Pemasangan NGT 1

Page 129: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

129

129

Esofagitis korosif

Persiapan esofagoskopi 1

Pemasangan NGT 1

II.3 Sikap dan Perilaku

Setelah mengikuti modul ini diharapkan peserta didik mampu menjaga etika terhadap

pasien, staf pendidik, kolega, paramedik dan nonpramedik. Disiplin dan bertanggung

jawab serta peserta didik dapat berkomunikasi jujur dan terbuka, bekerjasama dalam tim

dalam penatalaksanaan kasus kegawatdaruratan THT.

E. Metode dan Tahapan Pembelajaran

Metode pengajaran pada modul kegawatdaruratan ilmu kesehatan THT-KL meliputi tahap :

1. Praktek klinis di IGD dan ruang rawat RSCM dengan supervise berjenjang

2. Diskusi dengan DPJP jaga harian setelah jaga.

I. Instrumen Evaluasi dan Kriteria/Indikator keberhasilan

1. Form penilaian yang diisi oleh DPJP jaga harian dan dikumpulkan maksimal 1 minggu

setelah jaga.

G. Pembobotan

Bentuk Evaluasi Bobot

Pengetahuan, Form penilaian 40%

Keterampilan Form penilaian 20%

Sikap dan perilaku Form penilaian 40%

Page 130: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

130

130

H. Sumber Daya

Pelaksana modul : Seluruh staf pengajar THT-KL

Lahan Praktek

1. Unit Gawat Darurat RSCM

17. Ruang rawat RSCM

I. Matriks Kegiatan

Hari/Tgl Waktu Materi Tutor Teknik

Senin-

Jumat

15.00-

07.00

Kasus

kegawatdaruratan

THT

DPJP jaga harian Form penilaian

Sabtu-

Minggu

08.00-

20.00

20.00-

08.00

Kasus

kegawatdaruratan

THT

DPJP jaga harian Form penilaian

Daftar Pustaka:

1. Iskandar N, Helmi. Panduan penatalaksanaan gawat darurat telinga hidung

tenggorok. Jakarta: Balai penerbit FKUI. 2008

Page 131: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas

131

Page 132: BUKU I - Departemen Telinga Hidung Tenggorok | RSCMtht-rscm-fkui.org/.../2016/04/RANCANGAN-brp-2015-buku-1080416.pdf · Buku Rancangan Pengajaran untuk menjabarkan isi ... Membahas