19
LAPORAN PRAKTIKUM STUDI LAPANGAN PENANGANAN DAN TRANSPORTASI PRODUK PERTANIAN (buah dan Sayuran Desa Sumber Urip, Curup) Disusun Oleh : Nama Kelompok : 1. Christopel Simatupang : (E1G013110) 2. Lara puspitasari : (E1G013088) 3. M. Agus Subiantoro : (E1G013086) 4. Rexy pratama jayadi : (E1G013093) 5. Rudi Setiawan : (E1G013100) 6. Tika Dahlia : (E1G013099) Dosen : Prof. Dr. Ir., Yuwana, M.Sc Ir. Bonodikun, M.Sc

Buah Dan Sayur Di Curup

Embed Size (px)

DESCRIPTION

buah sayur di curup

Citation preview

Page 1: Buah Dan Sayur Di Curup

LAPORAN PRAKTIKUM

STUDI LAPANGAN PENANGANAN DAN TRANSPORTASI

PRODUK PERTANIAN

(buah dan Sayuran Desa Sumber Urip, Curup)

Disusun Oleh :

Nama Kelompok :

1. Christopel Simatupang : (E1G013110)

2. Lara puspitasari : (E1G013088)

3. M. Agus Subiantoro : (E1G013086)

4. Rexy pratama jayadi : (E1G013093)

5. Rudi Setiawan : (E1G013100)

6. Tika Dahlia : (E1G013099)

Dosen : Prof. Dr. Ir., Yuwana, M.Sc

Ir. Bonodikun, M.Sc

LABORATORIUM TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

2016

Page 2: Buah Dan Sayur Di Curup

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak

dibudidayakan oleh petani di Indonesia, karena memiliki harga jual yang tinggi

dan memiliki beberapa manfaat kesehatan. Salah satunya berfungsi dalam

mengendalikan kanker karena mengandung lasparaginase dan capcaicin. Selain itu

kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan

harian setiap orang, namun harus dikonsumsi secukupnya untuk menghindari

nyeri lambung .Selain sebagai bumbu masak, buah cabai juga digunakan sebagai

bahan campuran industri makanandan untuk peternakan.

Hal utama yang timbul akibat penanganan yang kurang tepat dan cepat

tersebut adalah tingginya kehilangan atau kerusakan hasil. Hal ini disebabkan

antara lain penanganan pasca panen pada tanaman cabai yang masih dilakukan

secara tradisional atau konvensional dibandingkan kegiatan pra panen. Terlihat

bahwa masih rendahnya penerapan teknologi, sarana panen/pasca panen yang

terbatas, akses informasi dalam penerapan teknologi dan sarana pasca panen juga

terbatas sehingga menjadi kendala dalam peningkatan kemampuan dan

pengetahuan petani/pelaku usaha. Penanganan pasca panen pada tanaman cabai

bertujuan untuk memperpanjang kesegaran dan menekan tingkat kehilangan hasil

yang dilaksanakan melalui pemanfaatan sarana dan teknologi yang baik.

1.2 Tujuan Praktikum

mampu mengkaji handling beberapa komoditas pertanian

mendesiminasikan kajian kepada sesama mahasiswa

membandingkan perbedaan handling beberapa komoditas tersebut

Page 3: Buah Dan Sayur Di Curup

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pasca panen pada tanaman cabai merupakan kelanjutan dari proses panen

terhadap tanaman budidaya atau hasil dari penambangan alam yang fungsinya

antara lain untuk membuat bahan hasil panen tanaman cabai tidak mudah rusak

dan memiliki kualitas yang baik serta mudah disimpan untuk diproses selanjutnya.

Penanganan pascapanen yang dibahas dalam tulisan ini meliputi pengolahan

primer, yaitu perlakuan mulai panen sampai komoditas dapat dikonsumsi segar

atau siap diolah, serta pengolahan sekunder, yaitu tindakan yang mengubah hasil

tanaman (dalam hal ini cabai) menjadi bentuk lain agar lebih awet (Mutiarawati

2009).

Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.) adalah tumbuh-tumbuhan perdu

yang berkayu, dan buahnya berasa pedas yang disebabkan oleh kandungan

kapsaisin. Saat ini cabai menjadi salah satu komoditas sayuran yang banyak di

butuhkan masyarakat, baik masyarakat lokal maupun internasional. Setiap harinya

permintaan akan cabai, semakin bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah

penduduk di berbagai negara. Budidaya ini menjadi peluang usaha yang masih

sangat menjanjikan, bukan hanya untuk pasar lokal saja namun juga berpeluang

untuk memenuhi pasar ekspor (Duriat,1995.).

Cabai yang telah dipanen dapat disimpan di lapangan atau di ruang

tertutup, yaitu bangunan berventilasi, ruang berpendingin atau ruang tertutup yang

konsentrasi gasnya berbeda dengan atmosfer. Penyimpanan yang baik dapat

memperpanjang umur dan kesegaran cabai tanpa menimbulkan perubahan fisik

atau kimia. Cara yang biasa digunakan adalah menyimpan cabai segar pada suhu

dingin, sekitar 4OC. Menurut Asgar (2009), pendinginan bertujuan menekan

tingkat perkembangan mikroorganisme dan perubahan biokimia. Penyimpanan

pada suhu rendah merupakan cara terbaik untuk mempertahankan kesegaran

cabai. Suhu optimal pendingin bergantung pada varietas cabai dan tingkat

kematangannya. Pendinginan dengan menggunakan refrigerator umumnya lebih

mudah dibandingkan dengan cara lainnya. Namun, cara ini sulit diterapkan di

Page 4: Buah Dan Sayur Di Curup

tingkat petani karena biayanya mahal. Penyimpanan dengan modifikasi atmosfer

atau udara terkendali dapat memperlambat respirasi dengan mengurangi

kandungan O2 serta meningkatkan kandungan CO2 dan N2. Dengan cara ini,

aktivitas metabolisme bahan akan berkurang sehingga memperlambat proses

kerusakan dan memperpanjang masa simpan penyimpanan dengan udara

terkontrol dan dimodifikasi dapat menghambat metabolisme sehingga menunda

pematangan dan pembusukan buah. Oleh karena itu, cabai yang akan disimpan

hendaknya sehat, seragam kematangannya, dan dikemas dengan baik. Asgar

(2009),

Pengangkutan merupakan mata rantai penting dalam penanganan

pascapanen dan distribusi cabai. Untuk memperpanjang kesegaran, biasanya

pedagang memerlukan alat angkut yang cocok untuk memperlancar pemasaran.

Jika jumlah cabai yang dipasarkan sedikit, biasanya petani/pedagang

menggunakan pikulan, sepeda atau gerobak. Selama pengangkutan, cabai dapat

mengalami kerusakan mekanis karena kontak dengan wadah atau dengan cabai

yang lain akibat goncangan. Kerusakan fisiologis juga bisa terjadi akibat

gangguan metabolisme dalam bahan. Proses respirasi yang masih berlangsung

dalam cabai yang ditumpuk menghasilkan H2O, CO2, dan energi dalam bentuk

panas. Jika panas yang dihasilkan berlebihan akan mengakibatkan cabai menjadi

layu, respirasi makin cepat, dan jaringan sel mati. pengangkutan cabai jarak jauh

dengan menggunakan keranjang bambu, dapat menekan susut bobot hingga 0%,

tingkat kerusakan 1,30%, dan kesegaran cabai cukup baik. Kemasan

karton/kardus dengan kapasitas 20 kg dapat digunakan bila dipadukan dengan

karung jala yang dimasukkan ke dalam kardus berventilasi. Pengemasan cabai

yang kurang baik dapat menyebabkan kerusakan dan kehilangan hasil selama

pengangkutan. pengangkutan cabai dalam jarak lebih dari 200 km dengan

kemasan karung berkapasitas 90 kg menyebabkan kerusakan hingga 20%.

( Hartuti 1993)

Page 5: Buah Dan Sayur Di Curup

Sortasi terhadap warna menjadi hal yang sangat penting bagi konsumen.

Karenanya harus ada upaya untuk menstabilkan warna cabe sebelum dikeringkan.

Petani di Indonesia akan menghamparkan buah cabai yang sudah dipetik di tempat

teduh, dengan tujuan untuk mencegah pembusukan sebelum dijual ke pasar.

Tindakan seperti ini disebut curing yaitu mengondisikan buah cabe untuk dapat

menyesuaikan dengan keinginan dari pasar. (Soetiarso,1992)

Page 6: Buah Dan Sayur Di Curup

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat Dan Bahan

1. Kertas dan alat tulis.

2. Daftar pertanyaan yang akan diajukan saat wawancara.

3. Alat dokumentasi.

3.2 Langkah Kerja

1. Melakukan survei tempat penanaman dan pemanenan cabai

2. Melakukan wawancara terstruktur dengan pemilik lahan

3. Merekam dan mencatat aktivitas yang berhubungan dengan penanganan

dan transportasi pada cabai

4. Mendokumentasikan lahan pembibitan, cara penanaman, cara pemanenan

dan tempat penyimpanan cabai atau gudang.

Page 7: Buah Dan Sayur Di Curup

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Pada hari minggu 20 desember 2015 kami telah melakukan praktikum

lapangan penanganan dan transportasi produk pertanian. Praktikum dilakukan

dengan wawancara kepada petani dan mengamati ladang perkebunan cabe milik

petani yang bernama Bapak Susanto tepat nya diladang perkebunan cabe di desa

sumber urip. Luas ladang perkebunan yang kami amati yaitu seluas 8 patok

dimana 1 patok memiliki luas 400 m.

Dari hasil wawancara dan pengamatan dilapangan kami telah mengetahui

bahwa sebelum bibit cabe ditanam terlebih dahulu dilakukan penyemaian selama

30 hari. Setelah itu bibit di cabut dari tempat penyemaian lalu ditanam kembali

pada tanah perkebunan yang telah dilubangi satu hari sebelum penanaman dengan

jarak 30 cm antara satu lubang dengan lubang yang lain. Penanaman dilakukan

dengan cara memasukkan dua batang bibit cabe pada setiap lubang dan ditutup

kembali dengan sedikit menekan tanah yang ada disekitar batang. Pada setiap

tanaman cabe terdapat dua buah lubang kosong yang sengaja untuk tidak ditanami

cabe karena lubang kosong tersebut dapat digunakan sebagai tempat penanaman

komoditas sayur lain seperti kola tau sawi. Setelah dilakukan penanaman cabe

baru bisa di panen setelah berumur 4 bulan ,selama menunngu waktu pemanenan

cabe diberi pupuk dan disemprot dengan pestisida untuk membasmi hama.

Adapun kendala yang dialami petani cabe yaitu adanya hama atau penyakit yang

sangat merugikan para petani diantaranya yaitu penyakit busuk kering yang

disebabkan oleh virus, keong dan daun yang menguning Pemanenan dilakukan

seminggu sekali selama dua bulan. Biasanya petani menggunakan beberapa

tempat saat pemanenan yaitu karung plastic kecil, ember dan keranjang anyam

dari rotan sedangkan untuk tempat cabe yang siap di angkut kegudang, petani

biasanya menggunakan karung plastic yang berukuran besar. Setelah pemanenan,

cabe dimasukkan ke dalam karung hingga penuh dan langsung ditimbang di

Page 8: Buah Dan Sayur Di Curup

kebun , dalam 1 karung dapat menampung cabe sebanyak 70 – 80 kg dan biasanya

petani mendapatkan hasil panen sebanyak 18 karung dalam jangka waktu 2 bulan

kemudian cabe akan langsung diangkut ke gudang dengan transportasi berupa

ojek dan akan dipasarkan dengan ojek motor yang dilengkapi dengan dua buah

keranjang pada kedua sisinya dan mobil bak terbuka baik ke pasar-pasar sekitar

curup maupun kepasar-pasar yang berada diluar Curup.

Page 9: Buah Dan Sayur Di Curup

Gambar : pembibitan gambar : lahan kosong siap tanam

Gambar : bibit cabe umur 1 bulan gambar : obat untuk hama

Gambar : proses pemanenan gambar : wadah cabai

Gambar : transportasi yang digunakan gambar : pergudangan

Page 10: Buah Dan Sayur Di Curup

4.2 Pembahasan

Proses penanaman cabe dilakukan penyemaian terlebih dahulu, cabe yang

siap ditanam kira kira berumur sekitar 3 minggu,dalam masa tanam cabe tersebut

perlu perawatan yang ekstra agar tidak di serang oleh hama seperti keong,

jangkrik. Perlu juga dilakukan pemupukan agar tanaman tetap subur dan cepat

berkembang, penyemprotan juga perlu dilakukan agar hama tidak di serang hama.

Dan untuk masalah Cara pemanenan tanaman cabai di curup masih

dilakukan secara manual dengan cara pemetikan yang dilakukan oleh manusia,

cara panen yang dipilih ditentukan oleh ketersediaan tenaga kerja dan luasan areal

pertanaman. Yang perlu diperhatikan saat panen sedapat mungkin menghindarkan

komoditas tanaman cabai dari kerusakan fisik ( seperti memar, luka dan lecet).

Adanya kerusakan fisik pada komoditas tanaman cabai dapat memacu

pembusukan dan memacu transpirasi dan respirasi (cepat layu dan menurun

kualitasnya), menginduksi serangan hama dan penyakit pasca panen.

Terkait dengan itu pada saat ingin melakukan pemanenan pada tanaman

cabai yang terpenting adalah ketetapan waktu panen karena ketetapan saat panen

sangat menentukan kualitas produk tanaman cabai, dan apabila produksi tanaman

cabai yang dipanen tidak tepat waktu maka kualitas dan kuantitas cabai menurun.

Pemanenan terlalu muda/awal pada tanaman cabai akan menurunkan kuantitas

hasil dan menyebabkan proses pematangan tidak sempurna. Dan pemanenan

terlalu tua/lewat panen maka kualitas menurun dengan cepat saat disimpan, rentan

terhadap pembusukkan.

Pada tahap ini sebaiknya buah cabai yang telah dipanen harus segera

disortasi untuk mencegah kerusakan.karena Penundaan sortasi akan mempercepat

pembusukan. Sebaiknya sortasi pada tanaman cabai hendaknya di bagi

berdasarkan kualitasnya. Pada wadah pertama buah cabai digolongkan dengan

kriteria buah masak sepenuhnya, yaitu buah cabe yang mengalami kerusakan pada

saat pemanenan. Dan untuk buah cabai yang berpenyakit seperti busuk kering dan

busuk basah juga harus dibuang, karena apabila dicampur akan mepercepat

pembusukan pada cabe yang masih segar. Untuk buah cabai yang mengalami

Page 11: Buah Dan Sayur Di Curup

kerusakan fisik (seperti memar, luka dan lecet) harus di pisahkan dalam wadah

yang lain.

buah cabai telah dimasukkan kedalam karung maka langkah selanjutnya

adalah pengangkutan dengan menggunakan kendaraan motor, yaitu pengangkutan

di ambil dari lahan sang pemilik. Pengangkutan dengan motor cabai relatif lebih

aman karena lebih simple dan cocok untuk daerah pegunungan. Setelah sampai

digudang cabai akan langsung di susun dengan susunan berdiri tegak, selanjutnya

cabai akan langsung dipasarkan. Sementara itu, untuk pasar tradisional, buah

cabai lebih sering diangkut dengan mobil bak terbuka. Untuk memperpanjang

kesegaran, biasanya petani/pedagang memerlukan alat angkut yang cocok untuk

memperlancar pemasaran. Jika jumlah cabai yang dipasarkan sedikit, biasanya

petani/pedagang menggunakan motor untuk mengantarkan ke pedagang terdekat.

Selama pengangkutan, cabai dapat mengalami kerusakan mekanis karena kontak

dengan wadah atau dengan cabai yang lain akibat goncangan. Kerusakan

fisiologis juga bisa terjadi akibat cara penumpukan yang tidak pas dalam bak

mobil.

Page 12: Buah Dan Sayur Di Curup

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penanganan yang baik dalam pasca panen cabe adalah dilakukan

pemanenan yang baik, memisahkan antara yang busuk basah dan busuk

kering, serta cabe yang di masukkan kedalam wadah jangan terlalu ditekan

karena akan merusak cabe di bagian bawah.

Dengan adanya penanganan yang benar mahasiwa dan para petani lebih

berhati hati dalam melakukan penangan komoditas buah dan sayuran.

Dari hasil yang di peroleh untuk komoditas cabe ini tidak kalah saing

dengan komoditas yang lain, karena komoditas cabe tidak sulit dalam

melakukan penanamannya. Namun yang membedakan adalah proses

penanganan harus lebih ekstra agar tidak terjadi cacat fisik pada cabe.

5.2 Saran

Dari segi pengemasan agar jangan terlalu di tekan, lebih baik di biarkan

apa adanya supaya cabe yang telah di kemas tadi tidak mudah mengalami

cacat fisik akibat mengemas yayng terlalu di tekan.

Page 13: Buah Dan Sayur Di Curup

DAFTAR PUSTAKA

Asgar, A. 2009. Penanganan pascapanen beberapa jenis sayuran. Makalah

Linkages ACIAR-SADI. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang.

Duriat, A.S. 1995. Hasil penelitian cabai merah TA 1993/1994. hlm. 201−305

Dalam Prosiding Seminar dan Evaluasi Hasil Penelitian Hortikultura.

Pusat Penelitian Hortikultura, Jakarta

Hartuti, N. dan R.M. Sinaga. 1993. Pengaruh jenis dan kapasitas kemasan

terhadap mutu cabai dalam pengangkutan. Buletin Penelitian Hortikultura

3(2): 124−132.

Mutiarawati, T. 2009. Penanganan pascapanen hasil pertanian. Makalah

disampaikan pada Workshop Pemandu Lapangan I (PL-1) Sekolah

Lapangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (SL-PPHP).

Departemen Pertanian, Jakarta.

Soetiarso, T.A. dan R. Majawisastra. 1992. Preferensi konsumen rumah tangga

terhadap kualitas cabai merah. Buletin Penelitian Hortikultura 27(1):

12−23