31
TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Teori 1. Definisi Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru-paru yang ditandai oleh terjadinya infiltrasi atau konsolidasi yang penyebabnya dapat lobar, lobuler atau interstisial. 2. Penyebab Bronchopneumonia dapat disebabkan oleh : a. Bakteri misalnya Staphylococcus dan Streptococcus. b. Virus misalnya Virus influenza. c. Jamur seperti Candida albicans. d. Aspirasi karena makanan atau benda asing. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya bronchopneumonia adalah penyakit menahun, trauma paru, berat badan anak yang turun karena KKP (Kurang Kalori Protein). Faktor pencetus timbulnya penyakit ini antara lain karena udara dan cuaca yang buruk, makanan snek anak- anak dan lingkungan yang kurang bersih. 3. Patofisiologis Proses terjadinya bronchopneumonia yaitu masuknya mikroorganisme ke traktus respiratorius yang menginfeksi saluran napas atas. Karena daya tahan tubuh lemah maka infeksi mneybar ke paru-paru sampai ke bronchioli dan menimbulkan gejala ringan: batuk, pilek, panas, malaise. Bila infeksi bertambah kuat, terjadi infiltrasi yaitu masuknya mukus paru-paru yang menyebabkan sumbatan dan konsolidasi yaitu penimbunan mukus paru-paru yang 1

Bronkopneumoni (Hery & Swardana)

Embed Size (px)

Citation preview

TINJAUAN TEORI

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Teori

1. Definisi

Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru-paru yang ditandai oleh terjadinya infiltrasi atau konsolidasi yang penyebabnya dapat lobar, lobuler atau interstisial. 2. PenyebabBronchopneumonia dapat disebabkan oleh :a. Bakteri misalnya Staphylococcus dan Streptococcus. b. Virus misalnya Virus influenza.

c. Jamur seperti Candida albicans.

d. Aspirasi karena makanan atau benda asing.

Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya bronchopneumonia adalah penyakit menahun, trauma paru, berat badan anak yang turun karena KKP (Kurang Kalori Protein).

Faktor pencetus timbulnya penyakit ini antara lain karena udara dan cuaca yang buruk, makanan snek anak-anak dan lingkungan yang kurang bersih.

3. Patofisiologis

Proses terjadinya bronchopneumonia yaitu masuknya mikroorganisme ke traktus respiratorius yang menginfeksi saluran napas atas. Karena daya tahan tubuh lemah maka infeksi mneybar ke paru-paru sampai ke bronchioli dan menimbulkan gejala ringan: batuk, pilek, panas, malaise. Bila infeksi bertambah kuat, terjadi infiltrasi yaitu masuknya mukus paru-paru yang menyebabkan sumbatan dan konsolidasi yaitu penimbunan mukus paru-paru yang menyebabkan gangguan ventilasi, gangguan difusi dan gangguan perfusi yang menyebabkan hipoksemia yang ditandai dengan gejala bertambah berat dengan pernapasan cuping hidung, pernapasan cepat, sianosis, kadang-kadang konstipasi atau diare, muntah dan distensi abdomen. Jika hal ini tidak ditanggulangi terjadi kondisi yang lebih buruk yaitu kegagalan pernapasan.Web of Caution

4. Pemeriksaan laboratorium & diagnostik

Pada pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang sering dijumpai adalah:

a. Rontgen untuk melihat infiltrasi atau daerah konsolidasi yang kadang disertai efusi pleura, kultur nasofaring, tenggorokan dan darah yang mengisolasi organisme.

b. Jika penyebabya bakteri maka, dijumpai leukositosis (18000 30000), kultur nasofaring darah yang positif.

c. Urine counter Curren Immuno Electrophoresis (CIE) untuk mendeteksi antigen bakterikhusus.

5. Diagnosis bandingDiagnosis banding yang dapat dilihat yaitu atelektasis dan efusi pleura. 6. Penatalaksanaan medis

a. Penicillin 50.000 u/kg BB/ hari ditambah dengan Klorampenikol 50-70 mg/ kg BB/ hari atau diberikan antibiotik yang mempunyai spektru luar seperti Ampicillin. Pengobatan ini diteruskan sampai batas demam 4-5 hari.

b. Pemebrian oksigen dan cairan intravena biasanya diperlukan campuran glukosa 5% dan NaCl 0,9% dengan perbandingan 3 : 1 ditambah larutan KCl 10 mEq/ 500 ml/ batas infus.

c. Karena sebagian besar pasien jatuh pada keadaan asidosis metabolik akibat kurang makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi dengan analisis gas darah arteri.B. Konsep Dasar Askep1. Pengkajian

a. Data subjektif

Kemungkinan akan ditemukan data bahwa anak dikeluhkan batuk pilek, muntah, panas, diare, nafsu makan menurun, jumlah jam tidur berkurang, sesak, rewel dan mual. Orang tua pasien bertanya-tanya tentang keadaan penyakit anaknya.b. Data objektif

Kemungkinan data yang ditemukan adalah anak/pasien tampak sesak, nafas cepat dan dangkal, terlihat nafas cuping hidung, retraksi otot bantu pernafasan, cyanosis, respirasi > 60 x/menit, anak tampak pucat, batuk-batuk, suhu meningkat( > 38C, berkeringat, bibir kering, terjadi leukositosis, ronkhi positif, ekspirasi memanjang, dari hasil rontgen tampak adanya konsolidasi atau infiltrasi paru, kultur nasofaring positif, berat badan menurun.2. Diagnosa

Diagnosa keperawatan yang sering muncul adalah :

a. Ketidakefektipan bersihan jalan nafas berbuhungan dengan produksi mukus kental pada paru dan ketidakefektipan batuk.b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan karena peningkatan upaya pernafasan.

c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan demam, masukan cairan yang kurang karena dispnea.

d. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun).

e. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.

f. Kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit anaknya.

3. Perencanaan

a. Diagnosa 1 : Ketidakefektipan bersihan jalan nafas.Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif

Intervensi : - Observasi vital sign tiap 2-4 jam.

Beri oksigen sesuai kebutuhan

Anjurkan batuk efektif. Penghisapan lendir.

Ubah posisi tidur setiap 2 jam

Kolaborasi pemberian antibiotik.

b. Diagnosa 2 : Intoleransi aktivitas.Tujuan : Tidak ada intoleransi aktivitas.

Intervensi : - Ciptakan lingkungan yang tenang.

Meminimalkan aktivitas.

Anjurkan aktivitas disamping tempat tidur.

c. Diagnosa 3 : Resiko kekurangan volume cairan.

Tujuan : Pemasukan cairan pasien adekuat (CM = CK)

Intervensi : - Catat intake dan output cairan.

Kaji status hydrasi.

Berikan cairan parenteral.

Ciptakan lingkungan yang sejuk.

Berikan terapi antipiretik.

d. Diagnosa 4 : Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi.

Tujuan : Tidak terjadi penyebaran infeksi.

Intervensi : - Patau vital sign tiap 2-4 jam.

Batasi pengunjung pencegahan secara individual. Kolaborasi dalam pemberian antibiotik.

e. Diagnosa 5 : Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Tujuan : Gangguan pemenuhan nutrisi dapat teratasi.

Intervensi : - Kaji faktor yang menimbulkan mual dan muntah. Timbang berat badan setiap hari.

Beri makanan porsi kecil tapi sering. Beri makanan secara menarik, hangat dan bervariasi.

Beri suplemen vitamin bila perlu.

Kolaborasi pemberian antiemetik.

f. Diagnosa 6 : Kurang pengetahuan orang tua.

Tujuan : Orang tua mengerti tentang penyakit yang dialami anaknya.

Intervensi : - Jelaskan perlunya istirahat.

Jelaskan faktor predisposisi penyakit yang diderita anaknya.

Jelaskan perlunya diet bergizi sesuai usia dan cairan tambahan.4. Evaluasi

a. Bersihan jalan nafas efektif.

b. Pasien/klien dapat melakukan aktivitas.

c. Tidak terjadi kekuangan volume cairan.

d. Tidak terjadi penyebaran infeksi.

e. Kebutuhan nutrisi terpenuhi.

f. Orang tua tidak cemas lagi.

TINJAUAN KASUSA. PengkajianPengkajian dilakukan pada tanggal 7 Mei 2008 pukul 10.00 wita di ruang Arjuna RSU Sanjiwani Gianyar dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan catatan medik pasien.1. Pengumpulan dataa. Identitas

1) Anak

Nama

: KM

Tanggal lahir/ umur: 26 Mei 2007/ 1 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

2) Orang tua

AyahIbu

Nama : KAAlmh KA

Umur : 30 tahun26 tahun

Pendidikan :SMASMP

Pekerjaan :WiraswastaIRT

Agama :HinduHindu

Alamat :Br. Gubengan Tulikup Gianyar. Br. Gubengan Tulikup Gianyar.

b. Kedudukan anak dalam keluargaTabel 1

KEDUDUKAN ANAK DALAM KELUARGA

NoNamaJenis KelaminUmurKeadaan sekarangKet

LPSehatSakitMati

1WN15 hariPrematur

2KW4 tahun

3KM1 tahunBronkopneumoia

c. Alasan dirawat1) Keluhan utama

a) Saat masuk rumah sakit (6 Mei 2008)

Keluarga mengeluh pasien sesak, batuk dan panas.

b) Saat pengkajian (7 Mei 2008)

Keluarga mengeluh anaknya batuk dan sesak.

2) Riwayat penyakitKeluarga mengatakan pada tanggal 4 Mei 2008 pasien sudah panas dan pilek. Oleh keluarga hanya dikira panas dan pilek biasa sehingga tidak diperiksakan ke dokter. Setelah lama tak kunjung sembuh, akhirnya atas saran keluarga pasien disarankan untuk berobat ke dokter. Tanggal 6 Mei 2008 pasien dibawa berobat kesalah satu praktek dokter. Kemudian oleh dokter pasien disarankan untuk memeriksakan anaknya ke RSU Sanjiwani Gianyar untuk mendapat perawatan intensif. Pasien tiba di UGD (Unit Gawat Darurat) RSU Sanjiwani Gianyar tepat pukul 18.00 wita dengan membawa surat rujukan dengan diagnosa Bronchopneumoia dalam keadaan sadar. Pasien diperiksa oleh dokter dan dari hasil pemeriksaan didapatkan suhu tubuhnya 38C, dilakukan foto rontgen thorax, dipasang IVFD D5 S 10 tetes/menit (mikro) dan dilakukan pemeriksaan darah. Untuk mendapat perawatan lebih lanjut pasien disarankan untuk menjalani rawat inap di ruang Arjuna. Pasien tiba pukul 20.00 wita di ruang Arjuna denagn kesadaran compos mentis, masih terpasang infus IVFD D5 S 10 tetes/menit. Sebelumnya di ruang UGD pasien sudah diberi injeksi taxegram 300 mg, dexametason 0,5 ampul, fenris 1 cth dan salbuven expectorant syrup 1 cth serta terpasang oksigen 1 liter/ menit.

Diagnosa medis : Bronchopneumoia.

Terapi tanggal 7 Mei 2008

Fenris syrup 3 x 1 cth Salbuven expectorant 3 x 1 cth

Taxegram 3 x 300 mg

Dexametason 3 x 0,5 ampul.

Diet : BBd. Riwayat anak1) Riwayat kehamilan

Selama hamil ibu rajin memeriksakan kandungannya ke dokter tiap bulan sampai umur kehamilan 9 bulan. Ibu mendapat imunisasi TT dua kali pada umur kehamilan 4 dan 5 bulan. Selama kehamilannya ibu tidak pernah mengalami penyakkit perti asma ataupun hipertensi, juga tidak pernah menkonsumsi obat-obatan, rokok dan alkohol. Dari hasil pemeriksaan dinyatakan kehamilannya normal, ibu juga diberikan vitamin penambah darah.

2) Riwayat persalinan

Bayi lahir normal di RSU Gianyar dengan pertolongan oleh bidan denga berat badan lahir 2500 gram dan panjang badan 44 cm. Bayi lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan.e. Riwayat nutrisiPasien diberikan ASI (Air Susu Ibu) secara ekslusif dari umur 0-4 hari. Setelah 40 hari sampai 4 bulan diberikan susu formula (SGM-2) karena ibu pasien sakit-sakitan. Pada umur 4-6 bulan pasien diberi bubur dan susu formula, umur 6 bulan sampai sekarang pasien dibrikan nasi tim, susu formula dan biskuit.

f. Kebutuhan Bio-psiko-sosial-spiritual

1) Bernafas

Sebelum sakit pasien dikatakan tidak mengalami gangguan dalam bernafas baik saat menarik nafas maupun mengeluarkan nafas. Saat pengkajian keluarga mengatakan pasien masih sesak dan batuk berdahak lebih kurang 3 kali setiap menit. Batuk setiap saat terutama saat menghembuskan nafas serta terdapat sekret yang tidak dapat dikeluarkan, pilek ada, sekret berwarna jernih. Pasien tampak sesak (kesulitan pada saat mengeluarkan nafas), masih terdengar batuk dan sekret yang tidak dapat dikeluarkan, pasien terlihat dispnea, terdengar suara grek-grek pada saat bernafas.

2) Makan dan minum

Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasa makan 3-4 kali/hari (makan habis 1 mangkok kecil 900 cc/hari), biskuit 5 potong, susu formula biasanya 3 kali sehari ( 600 cc/hari), air putih (100 cc/hari). Saat pengkajian dilakukan, keluarga pasien mengatakan pasien makan 3 kali sehari, namun makan yang diberi hanya habis porsi yang diberikan di rumah sakit, biskuit 2 potong dan susu formula 100 cc/hari. Terkadang pasien terlihat mual dan muntah saat diberi makan.3) Eliminasi

a) Buang Air Besar

Keluarga mengatakan sebelum sakit pasien biasa BAB 1 kali sehari dengan konsistensi feces lembek dan berwarna kuning. Saat pengkajian, keluarga pasien mengatakan pasien belum BAB sejak dirawat di rumah sakit. b) Buang Air Kecil

Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit dan saat pengkajian pasien biasa BAK 4-5 kali sehari dengan volume 400 cc/hari dengan bau pesing, warna putih dan tidak terdapat keluhan saat kencing.

4) Gerak dan aktivitas

Sebelum sakit keluarga pasien mengatakan bahwa pasien duduk tegak dan berdiri dengan topangan serta menggerakkan tangan. Saat pengkajian keluarga pasien mengatakan pasien agak lemas. Pasien tampak lemah, lemas dan masih terpasang IVFD D5 S pada kaki kanan. 5) Istirahat dan tidur

Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasa tidur siang 1 jam, tidur malam 9 jam (21.00 06.00 wita). Saat pengkajian keluarga pasien mengatakan anaknya kadang-kadang batuk saat tidur namun tidak sampai mengganggu tidurnya, tidur malam jam 9 malam (21.00 06.00 wita) dan tidur siang 1 jam.6) Pengaturan suhu tubuh

Saat pengkajian keluarga mengatakan pasien tidak mengalami peningkatan suhu tubuh. Badan pasien tidak terasa hangat.

7) Kebersihan diri

Keluarga pasien mengatakan pasien biasa dimandikan 2 kali sehari dengan menggunakan sabun. Saat sakit dan saat pengkajian keluarga pasien mengatakan anaknya dimandikan setiap pagi dan sore dengan menggunakan air hangat dan ganti pakaian setiap hari, pasien tampak bersih. 8) Psikologisa) Rasa aman (orang tua/keluarga)Keluarga mengatakan sudah tidak khawatir dengan keadaan pasien karena sudah tidak panas, batuk dan sesaknya sudah berkurang. Keluarga tampak tenang.

b) Rasa nyaman

Keluarga mengatakan pasien tidak sering menangis lagi. Pasien tampak tenang.9) Hubungan sosian anaka) Sosial anakPasien adalah anak ketiga dan keluarga mengatakanbahwa pada saat pasien berumur 4 bulan saudah ditinggaloleh ibunya. Saat pengkajian pasien tampak ditemani oleh keluarganya. Hubungan pasien dengan keluarga dan perawat cukup baik.b) Bermain

Keluarga mengatakan bahwa pasien biasa bermain di rumah bersama keluarga. Saat pengkajian keluarga pasien mengatakan anak sedikit berbicara karena masih lemah, kadang-kadang bermain dengan kakak sepupunya apabila dijenguk.

c) RekreasiKeluarga mengatakan sebelumsakit pasien sering bermain dengan keluarga kakaknya di lingkungan rumahnya. Saat sakit pasien kadang berjalan-jalan disekitar kamar.

10) Spiritual

Keluarga dan pasien beragama hindu dan biasa diajak sembahyang pada hari-hari tertentu. Selama pasien dirumah sakit, keluarga pasien hanya sembahyang di Padmasana rumah sakit dan pasien diberikan tirta yang didapat dari Padmasana.

g. Status imunisasiKeluarga pasien mengatakan anaknya sudah mendapatkan imunisasi BCG saat pasien berumur 2 hari, DPT saat pasien berumur 2 bulan sampai 4 bulan, polio saat pasien berumur 2 hari sampai 2 bulan dan pada saat PIN, Hepatitis B saat berumur 2 hari, umur 1 bulan dan 6 bulan, serta imunisasi campak pada umur 9 bulan.h. Penyakit yang pernah diderita

Kaluarga mengatakan pasien tidak pernah mengalami penyakit yang sama ataupun penyakit lain seperti asma tapi hanya pilek saja.

i. Riwayat penyakit keluarga

Keluarga mengatakan dalam keluarga tidak ada yang pernah mengalami sakit asma maupun bronchopneumonia.

j. Pengetahuan orang tua tentang kesehatanKeluarga mengatakan belum tahu tentang penyakit, penyebab dan pengobatan dari penyakit pasien. Jika pasien sakit, keluarga biasanya memeriksakan pasien ke RS Sanjiwani Gianyar atau ke dokter praktek swasta. k. Pemerikasaan fisik1) Keadaan umum

a) Kebersihan anak: cukup

b) Keadaan kulit: tugor kulit elastis, tidak ada sianosis, lesi tidak ada.

c) Kesadaran

: compos mentis.

2) Ukuran-ukuran a) BB sebelum sakit: 9,5 kg

b) BB saat sakit: 9,0 kg

c) Panjang badan: 72 cm

d) Lingkar lengan : 14 cm

e) Lingkar dada: 32 cm

f) Lingkar kepala: 47 cm3) Gejala kardinal

a) Suhu

: 36,5Cb) Nadi

: 110 kali/ menit

c) Respirasi

: 42 kali/ menit

4) Keadaan fisik

a) Kepala Bentuk normochepali, rambut hitam, penyebaran rambut merata, lesi tidak ada, ubun-ubun datar, tidak ada benjolan dan kebersihan cukup.b) Mata

Bentuk simetris, reflek pupil +/+ (isokor), pergerakan mata baik, konjunctiva ananemis, sklera anikterik.c) Hidung

Nafas cuping hidung tidak ada, kebersihan cukup, pilek ada dan mengeluarkan sekret encer berwarna jernih.

d) Telinga

Bentuk simetris, terdapat sedikit serumen, kebersihan cukup.

e) Mulut

Mukosa bibir lembab dan merah muda, lidah bersih, sudah tumbuh 6 gigi susu masing-masing gigi seri atas dan bawah serta geraham.

f) Leher

Pembesaran kelenjar limpe dan tiroid tidak ada, pembesaran vena ugularis tidak ada, kaku kuduk tidak ada.

g) Thorax

Bentuk dan pergerakan dada simetris, terdapat tarikan dada ke dalam, ronkhi +/+ basah halus, wheezing -/-, nyeri tidak ada, bunyi jantung S1S2 tunggal reguler.h) Abdomen

Distensi abdomen tidak ada, bising usus 6 kali/ menit.

i) Ekstremitas

Atas: Pergerakan terkoordinir, sianosis tidak ada, edema tidak ada.

Bawah: Pergerakan terkoordinir, sianosis tidak ada, edema tidak ada, terpasang IVFD D5 S 10 tetes/ menit.555555

555555

Kekuatan otot :

j) Genetalia & anus

Tidak ditemukan kelainan, kemerahan tidak ada, kebersihan cukup.

l. Pemeriksaan penunjang1) Hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap pada tanggal 6 Mei 2008 :ParameterHasilNilai normal

WBC10,1 103 k/ul4,0 9,0

RBC4,26 106 k/ul2,80 5,30

HGB9,9 g/dl12,0 18,0

HCT29,4 %34,0 48,0

MCV69,0 fl80,0 100

MCH23,2 pg27,0 32,0

MCHC33,7 g/dl32,0 - 36,0

PLT351 103 k/ul120 380

LY35,2 103 k/ul11,0 49,0

MO2,6 103 k/ul0,0 9,0

GR62,2 103 k/ul42,0 85,5

RDW15,6 %11,1 14,5

PLT0,14 %0,08 1,00

MPV4,0 fl6,0 10,0

PDW17,4 %10,00 15,0

2) Hasil rontgen (foto thorax) tanggal 6 Mei 2008 : Cor: Besar contur dalam batas normal. Pulmo: Infiltrasi disekitar hilus dan pericardial kanan, hiperected (+)

Sinus pleura dan diafragma normal.

Tulang-tulang normal.

Kesan penyokong adanya Bronchopneumonia.2. Analisis dataANALISIS DATA KEPERAWATAN PADA PASIEN KM

DENGAN BRONKHOPNEUMONIA DI RUANG ARJUNA

RSU SANJIWANI GIANYAR TANGGAL 7 MEI 2008

NoData SubjektifData ObjektifKesimpulan

1Keluarga mengeluh anak-nya batuk berdahak lebih kurang 3 kali setiap menit dan sesak. Pasien tampak sesak. Pasien tampak batuk dan ter-dengar sekret yang tidak dapat dikeluarkan.

Pasien terlihat dispnea dan terdengar suara grek-grek pada saat bernafas. Nadi : 110 kali/ menit.

Respirasi : 42 kali/ menit.

Pasien pilek dan mengeluar-kan sekret encer berwarna jernih.

Terdapat tarikan dada ke dalam.

Ronkhi +/+ basah halus.

Berdasarkan hasil rontgen (foto thorax) terdapat infiltrasi disekitar hilus dan pericardial kanan, hiperected (+) dan terdapat kesan pe-nyokong adanya Bronchopneumonia.

Bersihan jalan nafas tidak efektif.

2Keluarga pasien mengata-kan pasien makan 3 kali sehari, namun makan yang diberi hanya habis porsi yang diberikan di rumah sakit, biskuit 2 potong dan susu formula 100 cc/hari.

Pasien terlihat mual dan muntah saat diberi makan. BB saat sakit : 9,0 kgPemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan.

3Keluarga mengatakan belum tahu tentang penyakit, penyebab dan pengobatan dari penyakit pasien.

Kurang pengetahuan keluarga.

4Keluarga pasien mengatakan pasien agak lemas. Pasien tampak lemah, lemas dan masih terpasang IVFD D5 S pada kaki kanan.

Intoleransi aktivitas.

5 Pasien pilek dan mengeluar-kan sekret encer berwarna jernih.

Ronkhi +/+ basah halus.

WBC 10,1 x 103 k/ul.Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi

3. Rumusan masalaha. Bersihan jalan nafas tidak efektif.

b. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan.

c. Intoleransi aktivitas.

d. Kurang pengetahuan keluarga.

e. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi.

4. Analisis masalaha. P: Bersihan jalan nafas tidak efektif.

E: Produksi sekret meningkat dan ketidakefektipan batuk.S: Pasien tampak sesak, batuk dan terdengar sekret yang tidak dapat dikeluarkan. Pasien terlihat dispnea dan terdengar suara grek-grek pada saat bernafas. Nadi : 110 kali/ menit dan respirasi : 42 kali/ menit. Pasien pilek dan mengeluarkan sekret encer berwarna jernih. Terdapat tarikan dada ke dalam, ronkhi +/+ basah halus, hasil rontgen (foto thorax) terdapat infiltrasi disekitar hilus dan pericardial kanan, hiperected (+) dan terdapat kesan penyokong adanya Bronchopneumonia.

Proses terjadinya :

Peradangan pada paru yang diderita pasien akan menyebabkan peningkatan produksi sekret di dalam bronkus dan paru yang menyebabkan terjadi sumbatan pada jalan nafas sehingga pasien berada dalam keadaan dipsnea.Akibat bila tidak ditanggulangi :

Dapat menyebabkan henti nafas.

b. P: Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan.

E: Mual dan muntah.

S: Keluarga pasien mengatakan pasien makan 3 kali sehari, namun makan yang diberi hanya habis porsi yang diberikan di rumah sakit, biskuit 2 potong dan susu formula 100 cc/hari. Pasien terlihat mual dan muntah saat diberi makan. BB saat sakit : 9,0 kg.

Proses terjadinya :

Anak yang mengalami sesak akan cepat merasa lelah saat mengunyah sehingga anak tidak mau makan dan meyebabkan kurangnya asupan nutrisi pada anak.Akibat bila tidak ditanggulangi :

Asidosis metabolik.

c. P: Intoleransi aktivitas.

E: Kelemahan karena peningkatan upaya pernafasan.

S: Keluarga pasien mengatakan pasien agak lemas. Pasien tampak lemah, lemas dan masih terpasang IVFD D5 S pada kaki kanan.

Proses terjadinya :

Oleh karena terjadi ketidakefektifan bersihan jalan nafas, oksigen yang masuk ke dalam paru akan berkurang. Hal tersebut akan mempengaruhi kadar oksigen di dalam darah yang akan diedarkan keseluruh tubuh. Karena kadar oksigen yang diedarkan berkurang, maka akan menyebabkan pasien lemah dan lemas sehingga berpengaruh pada gerak dan aktivitas pasien.

Akibat bila tidak ditanggulangi :

Gangguan pemenuhan ADL.

d. P: Kurang pengetahuan keluarga.

E: Kurang informasi tentang penyakit anaknyaS:Keluarga mengatakan belum tahu tentang penyakit, penyebab dan pengobatan dari penyakit pasien.

Proses terjadinya :

Karena orang tua pasien belum mendapat informasi tentang penyakit yang diderita anaknya maka akan mengakibatkan kurang pengetahuan pada orang tua pasien.

Akibat bila tidak ditanggulangi :

Tidak ada peningkatan pengetahuan tentang penyakit yang diderita anaknya.

e. P: Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi.FR: Tidak adekuatnya pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun).Proses terjadinya :

Infeksi virus, bakteri dan jamur penyebab bronchopneumonia dapat menyebabkan penurunan sistem imun yang akan mempermudah penyebaran virus, bakteri dan jamur tersebut ke organ tubuh yang lain.

Akibat bila tidak ditanggulangi :

Terjadi penyebaran infeksi.

B. Diagnosa Keperawatan1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi sekret meningkat dan ketidakefektipan batuk ditandai dengan pasien tampak sesak, batuk dan terdengar sekret yang tidak dapat dikeluarkan. Pasien terlihat dispnea dan terdengar suara grek-grek pada saat bernafas. Nadi : 110 kali/ menit dan respirasi : 42 kali/ menit. Pasien pilek dan mengeluarkan sekret encer berwarna jernih. Terdapat tarikan dada ke dalam, ronkhi +/+ basah halus, hasil rontgen (foto thorax) terdapat infiltrasi disekitar hilus dan pericardial kanan, hiperected (+) dan terdapat kesan penyokong adanya Bronchopneumonia.

2. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah ditandai dengan keluarga pasien mengatakan pasien makan 3 kali sehari, namun makan yang diberi hanya habis porsi yang diberikan di rumah sakit, biskuit 2 potong dan susu formula 100 cc/hari. Pasien terlihat mual dan muntah saat diberi makan. BB saat sakit : 9,0 kg.3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan karena peningkatan upaya pernafasan ditandai dengan keluarga pasien mengatakan pasien agak lemas. Pasien tampak lemah, lemas dan masih terpasang IVFD D5 S pada kaki kanan.

4. Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit anaknya ditandai dengan keluarga mengatakan belum tahu tentang penyakit, penyebab dan pengobatan dari penyakit pasien.

5. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun).

C. Perencanaan 1. Prioritas masalah keperawatan

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif.

b. Pemenuhan nutrisi kurang.

c. Intoleransi aktivitas.

d. Kurang pengetahuan keluarga.

e. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi.

2. Rencana keperawatanRENCANA KEPERAWATAN PADA PASIEN KM

DENGAN BRONKHOPNEUMONIA DI RUANG ARJUNA RSU SANJIWANI GIANYAR TANGGAL 7 MEI 2008Hari/ Tgl/ JamDiagnosa KeperawatanRencana TujuanRencana TindakanRasional

Rabu,

7 Mei 2008 pukul 09.00 wita Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi sekret meningkat dan ketidakefektipan batuk.

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan bersihan jalan nafas pasien efektif dengan kriteria hasil :1. Sesak & batuk tidak ada.2. Sekret dapat dikeluarkan.

3. Respirasi = 20-24 kali/ menit.

4. Tarikan dada ke dalam tidak ada.

5. ronkhi -/-

Observasi tanda-tanda gagal nafas.

Observasi vital sign tiap 2-4 jam. Beri oksigen sesuai kebutuhan.

Ubah posisi tidur setiap 2 jam (semi fowler).

Kolaborasi pemberian Sulbuven expectorant 3x1 cth.

Untuk mengetahui adanya kegagalan nafas. Mengetahuai seberapa besar sesak pasien. Membantu memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.

Peninggian posisi kepala dari tempat tidur ekan mempermudah fungsi pernafasan. Untuk merontokkan dahak.

Rabu,

7 Mei 2008 pukul 09.00 wita Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah.

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan gangguan pemenuhan nutrisi pasien dapat teratasi dengan kriteria :1. Mual dan muntah tidak ada.2. Setiap makan habis 1 porsi.

3. Pasien mau makan.

4. BB = 9,5 kg.

Kaji faktor yang menimbulkan mual dan muntah. Timbang berat badan setiap hari.

Beri makanan porsi kecil tapi sering.

Beri suplemen vitamin bila perlu.

Kolaborasi pemberian antiemetik.

Untuk mrnrntukan tindakan selanjutnya. Mengetahui perkembangan nutrisi pasien.

Mencegah kebosanan terhadap makanan.

Mendukung pemenuhan nutrisi pasien. Menetralisir/ menurunkan sekresi asam lambung.

Rabu,

7 Mei 2008 pukul 09.00 wita Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan karena peningkatan upaya pernafasan.

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tidak ada intoleransi aktivitas dengan kriteria :1. Pasien tidak lemas.

2. Pasien tidak lemah.

3. Pasien tidak terpasang infus.

4. Vital sign dalam batas normal.

Observasi keadaan umum pasien.

Anjurkan aktivitas disamping tempat tidur. Meminimalkan aktivitas.

Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan pasien.

Mengetahui tingkat kelemahan pasien. Untuk meminimalkan gerak dan aktivitas tubuh.

Menurunkan kebutuhan metabolik tubuh.

Keluarga mampu melakukan perawatan secara mandiri.

Rabu,

7 Mei 2008 pukul 09.00 wita Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit anaknya.

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x15 menit diharapkan orang tua pasien mengerti tentang penyakit yang dialami anaknya dengan kriteria hasil :1. Orang tua tahu tentang penyakit anaknya.2. Orang tua tidak bertanya-tanya tentang penyakit anaknya.

Kaji pengetahuan orang tua pasien. Beri HE pada orag tua pasien tentang penyakit, prognosis dan pengobatan anaknya.

Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan orang tua pasien terhadap penyakit yang diderita anaknya. Meningkatkan pengetahuan orang tua pasien tentang penyakit yang diderita anaknya.

Rabu,

7 Mei 2008 pukul 09.00 wita Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun).

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tidak terjadi penyebaran infeksi dengan kriteria hasil :1. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor dan fungsiolesa).

2. WBC dalam batas normal.

3. LED dalam batas normal. Pantau vital sign tiap 2-4 jam.

Observasi tanda-tanda infeksi.

Meningkatkan asupan nutrisi dengan memberi makanan tambahan.

Kolaborasi dalam pemberian antibiotik.

Untuk mengetahui adanya infeksi. Untuk mencegah infeksi lebih lanjut. Meningkatkan pertahanan tubuh terhadap infeksi.

Membunuh kuman penyakit penyebab bronkhopneumonia.

Bakteri, virus dan jamur penyebab bronchopneumonia, aspirasi karena makanan atau benda asing.

Menginfeksi saluran nafas atas.

Daya tahan tubuh lemah.

Infeksi menyebar ke paru-paru sampai ke bronkheoli

Intoleransi aktivitas

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Kurang pengetahuan orang tua

Resiko kekurangan volume cairan

Ketidakefektipan bersihan jalan nafas.

Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi

Infiltrasi (masuknya mukus ke paru)

Penyumbatan & penimbunan mukus di paru

Hipoksemia

Pernafasan cuping hidung.

Pernafasan cepat.

Batuk, pilek.

Kelelahan.

Gagal nafas.

Orang tua pasien bertanya-tanya tentang penyakit anaknya.

Muntah.

Diare.

Demam.

Berkeringat.

Bibir kering.

Mual/ muntah.

Nafsu makan menurun.

Komplikasi

PAGE 6