Upload
syuwarno-l-t
View
220
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
askep
BAB I
KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
Bronkitis adalah suatu peradangan pada saluran bronkial atau
bronki.Peradangan tersebut disebabkan oleh virus, bakteri, merokok, atau polusi
udara (Samer Qarah, 2007).
Definisi bronkitis akut adalah batuk dan kadang-kadang produksi dahak tidak
lebih dari tiga minggu (Samer Qarah, 2007).
Definisi bronkitis kronis adalah batuk disertai sputum setiap hari selama
setidaknya 3 bulan dalam setahun selama paling sedikit 2 tahun berturut-turut.
B. ETIOLOGI
1. Merokok merupakan satu-satunya penyebab kausal yang terpenting.
Peningkatan resiko mortalitas akibat bronkitis hampir berbanding lurus
dengan jumlah rokok yang dihisap setiap hari (Rubenstein, et al., 2007).
2. Polusi udara yang terus menerus juga merupakan predisposisi infeksi rekuren
karena polusi memperlambat aktivitas silia dan fagositosis. Zat-zat kimia
yang dapat juga menyebabkan bronkitis adalah O2, N2O, hidrokarbon,
aldehid, ozon
3. Defisiensi alfa-1 antitripsin adalah gangguan resesif yang terjadi pada sekitar
5% pasien emfisema (dan sekitar 20% dari kolestasis neonatorum) karena
protein alfa-1 antitripsin ini memegang peranan penting dalam mencegah
kerusakan alveoli oleh neutrofil elastase (Rubenstein, et al., 2007).
4. Terdapat hubungan dengan kelas sosial yang lebih rendah dan lingkungan
industri banyak paparan debu, asap (asam kuat, amonia, klorin, hidrogen
sufilda, sulfur dioksida dan bromin), gas-gas kimiawi akibat kerja.
5. Riwayat infeksi saluran napas. Infeksi saluran pernapasan bagian atas pada
penderita bronkitis hampir selalu menyebabkan infeksi paru bagian bawah,
serta menyebabkan kerusakan paru bertambah.
6. Virus, bakteri (Haemophilus influenzae, Streptococcus pneumoniae) dan
organisme lain seperti Mycoplasma pneumonia
C. TANDA DAN GEJALA
1. Tanda toksemi : Malaise, demam, badan terasa lemah, banyak keringat
“Diaphoresis”, tachycardia, tachypnoe.
2. Tanda iritasi : Batuk, ekspektorasi/ peningkatan produksi sekret, rasa sakit
dibawah sternum
3. Tanda obstruksi : sesak nafas, rasa mau muntah.
D. PATOFISIOLOGI
Pada bronkitis terjadi penyempitan saluran pernapasan.Penyempitan ini dapat
menyebabkan obstruksi jalan napas dan menimbulkan sesak. Pada bronkitis
kronik, disebabkan karena perubahan pada saluran pernapasan kecil, yang
diameternya kurang dari 2 mm, menjadi lebih sempit, berkelok-kelok dan kadang-
kadang terjadi obliterasi. Penyempitan lumen terjadi juga oleh metaplasia sel
goblet.Saluran pernapasan besar juga menyempit karena hipertrofi dan hiperplasia
kelenjar mukus. Pada penderita bronkitis saat terjadi ekspirasi maksimal, saluran
pernapasan bagian bawah paru akan lebih cepat dan lebih banyak yang tertutup.
Hal ini akan mengakibatkan ventilasi dan perfusi yang tidak seimbang, sehingga
penyebaran udara pernapasan maupun aliran darah ke alveoli tidak merata.
Timbul hipoksia dan sesak napas.Lebih jauh lagi hipoksia alveoli menyebabkan
vasokonstriksi pembuluh darah paru dan polisitemia.Terjadi hipertensi pulmonal
yang dalam jangka lama dapat menimbulkan kor pulmonal.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
a. Pemeriksaan Radiologis.
Pemeriksaan foto thoraks posterio-anterior dilakukan untuk menilai derajat
progresivitas penyakit yang berpengaruh menjadi penyakit paru obstruktif
menahun.
b. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya perubahan pada
peningkatan eosinofil (berdasarkan pada hasil hitung jenis darah).Sputum
diperiksa secara makroskopis untuk diagnosis banding dengan tuberkulosis paru.
Pemeriksaan kadar gas dalam arteri untuk menentukan pH darah, tekanan CO2
(Pa CO2), tekanan oksigen (Pa O2) dan prosentase saturasi oksihemoglobin
(SaO2)
F. PENATALAKSANAAN
a. Perbaikan keadaan umum, istirahat dan jangan merokok.
b. Bila ada alergi berikan antihistamin
c. Bila ada bronkospasme berikan bronkodilator.
d. Bila batuk produktif berikan ekspektoran untuk mempermudah pengeluaran
riak.
e. Berikan terapi simtomatik bila perlu.
f. Obat analgetik diberikan untuk mengurangi rasa nyeri, sakit punggung dan
otot.
g. Terapi istirahat di tempat tidur diberikan sejak panas badan meninggi.
h. Cairan diberikan untuk membantu menurunkan panas dan mencegah dehidrasi.
i. Berikan diet lunak atau cair.
G. KOMPLIKASI
- Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronik.
- Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan
gizi kurang dapat terjadi Othithis Media, Sinusitis dan Pneumonia.
- Bronkitis Kronik menyebabkan mudah terserang infeksi. Bila sekret tetap
tinggal, dapat menyebabkan atelektasis atau Bronkietaksis.
H. PENCEGAHAN
a. Tidak tidur di kamar yang berAC atau gunakan baju dingin, bila ada gunakan
baju yang tertutup lehernya.
b. Hindari makanan yang merangsang.
c. Jangan memandikan anak terlalu pagi atau terlalu sore, dan mandikan anak
dengan air hangat.
d. Jaga kebersihan makanan dan biasakan cuci tangan sebelum makan.
e. Menciptakan lingkungan udara yang bebas polusi.
Patofisiologi dan penyimpangan KDM Faktor iritan (fisik & kimiawi) dan factor infeksi
Hipertropi dan hyperplasia pensekresi mucus dan inflamasudsi
Pembentukan lendir dan penurunan fx siliaris
Penumpukan mucus pada sal. Napas
Media berkembangnya kuman mikroorganisme
Exsudat mukopurelin, ulserasi dan Destruksi dinding bronchial
Obstruksi jalan napas oleh karena Granulasi dan fibrosis peribronchial
Perubahan pada membrane alveolar kapiler
Udara teroksigenasi menjadi menurun
Deficit O₂ pada jaringan alveoli
Gangguan pertukaran gas
Rasa tidak enak di mulut
Bersihan jalan napas tidak efektif
Resiko infeksi
Pola napas tidakefektif
Transport O₂ ke jaringan menurun
Metabolism terganggu
Energy yg dihasilkan berkurang
Intoleransi aktivitas
Asupan nutrisi inadekuat
Kurang nafsu makan
Nutrisi kurang dari kebutuhan
Perubahan status kesehatan
Kurang pemahaman tentang info kes mengenai peny & pengob
Tdk ada pemahaman tntang kondisiKoping in adekuat
Stressor psikologi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. A DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN BRONKHITIS
DI RUANG PERAWATAN PENYAKIT DALAM
RSUD KOTA BAUBAU
Pengkajian
Tanggal masuk : 05-10-2011
Tanggal pengkajian : 05-10-2011
Diagnosa medic : Bronkhitis
No. Register : 024088
A. Biodataa. Identitas Klien
Nama : Tn. AUmur : 60 tahunJenis kelamin : Laki-lakiAgama : IslamStatus perkawinan : KawinPekerjaan : Pensiunan PNSPendidikan terakhir : s1Alamat : Kel. Tanganapada
b. Identitas penanggungNama : Ny. SUmur : 55 tahunJenis kelamin : PerempuanPendidikan terakhir : D2Alamat : Kel. Tanganapada
B. Riwatat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekaranga) Keluhan utama : Klien mengatakan batuk terus menerus
Kurang pengetahuan
cemas
b) Keluhan yang menyertai: Klien mengatakan sesak, mudah lelah, kurang nafsu makan.
c) Kronologis keluhan:1. Provocative
Klien mengatakan yang menyebabkan gejala adalah jika beraktifitas berlebihan, klien langsung merasakan batuk dan tiba-tiba sesak napas.
2. QualityGejala yang dirasakan sangat sesak ketika beraktifitas berlebihan.
3. RegionalKlien mengatakan lokasi gejala dirasakan pada daerah dada, sifat gejalanya menetap.
4. SeverityKeparahan penyakitnya sangat dirasakan sehingga dilakukan pengukuran tingkat sesak dengan menggunakan skala 0-10 klien menunjukan skala 6.
5. TimingGejala mulai dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu.
b. Riwayat kesehatan masa laluKlien dan keluarganya tidak pernah menderita penyakit ini sebelumnya.
c. Riwayat kesehatan keluargaKlien mengatakan keluarganya atau kedua orang tuanya tidak pernah mengalami penyakit yang dialaminya dan tidak ada penyakit menular ataupun penyakit turunan.
C. Riwayat PsikososialBerdasarkan hasil wawancara, klien mengatakan bahwa ia ingin cepat sembuh dan dapat berkumpul kembali bersama keluarganya. Hubungan klien dengan keluarganya baik, hubungan klien dengan tenaga kesehatan baik.
D. Riwayat SpiitualBerdasarkan hasil wawancara dengan Klien mengatakan bahwa sebelum sakit, rutin menjalankan ibadah 5 waktu. Tetapi selama sakit pasien hanya berdoa dan berharap penyakitnya bisa sembuh.
E. Pola aktivitas sehari-haria. Nutrisi
Sebelum sakit, tidak terdapat masalah dalam pemenuhan nutrisi, nafsu makan baik. Menu yang disediakan dirumah nasi, sayur, lauk, buah, pudding serta jus dengan frekuensi 3x/hari dan porsi selalu dihabiskan. Tetapi selama dirumah sakit nafsu makan klien berkurang, makanan yang disajikan 3x/hari dengan menu bubur, telur, sayur, namun hanya ¼ porsi yang dihabiskan, klien selalu disuap saat makan.
b. EliminasiSaat dirumah sebelum sakit, mempunyai kebiasaan BAB 1 kali sehari tanpa ada kesulitan. BAK 4-5 kali sehari tanpa kesulitan. Namun selama seminggu dirawat dirumah sakit klien baru 3 kali BAB, dan saat ini klien terpasang kateter, urine berwarna kuning dan bebau amoniak.
c. Istrahat dan tidurSebelum dirawat dirumah sakit klien cukup istrahat dan tidak mengalami kesulitan tidur, tidur siang 13.00-15.00, sedangkan pada malam hari dari jam 22.00-05.00. Sedangkan selama dirumah sakit klien mengalami kesulitan untuk tidur karena batuk. tidur siang maupun tidur malam klien tidak menentu.
d. Aktifitas/ mobilitas fisikSebelum sakit klien menjalankan aktivitas harian dengan baik. Namun selama dirawat dirumah sakit klien tidak dapat menjalan kan aktivitas harian seperti sedia kala, klien hanya terbaring diatas tempat tidur.
e. Personal hygieneDalam pemenuhan personal hygiene klien mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun, mencuci rambut 4 kali seminggu dengan menggunakan shampoo, menggosok gigi 2 kali sehari dengan pasta gigi, memotong kuku bila telah panjang. Mengganti pakaian 2 kali sehari setelah mandi. Selama dirumah sakit, klien belum pernah mandi, namun hanya membersihkan badannya dengan handuk basah dengan bantuan keluarga, belum pernah mencuci rambut dan gosok gigi. Kuku dipotong dengan bantuan keluarga. Pakaian klien diganti sehari oleh keluarga.
F. Pemeriksaan Fisika. Keadaan umum
Kesadaran compos mentis, Nampak lemah,klien tidak dapat makan sendiri, saat ini sedang terpasang infus dan kateter.
b. Tanda-tanda vitalTekanan darah 110/70 mmhg, nadi 86 dpm, suhu 40 derajat celcius, pernapasan 25 kali/menit.
c. Pemeriksaan Head to ToeRambut : rambut beruban, dan jarang.
Kepala : Bentuk simetris dan normalWajah : Bentuk ovalMata : Penglihatan normal, konjungtiva normal, sclera tidak
ikterus.Telinga : Simetris kiri dan kanan , fungsi pendengaran berkurang.Hidung : Bentuk Simetris.Mulut : bibir tampak kering, tidak terdapat stomatitis.Leher : Tidak ada pembesaran kelenjafr tiroid.Thoraks : Bentuk simetris kiri dan kanan.Abdomen : Abdomen tidak kembung, tidak dijumpai adanya masa.Integumen : Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik.Ekstermitas : Simetris pada tungkai atas dan bawah.
G. Pemeriksaan penunjanga. Pemeriksaan laboratorium
TLC : meningkatVolume residu : meningkatFEV1/FVC : Rasio volume meningkatGDA : PaO2 dan PaCO2 menurun, PH normal
b. Pengobatan
- Infus NaCl 0,9 % 20 tts/menit- Epinefrin
2.1 Diagnosa Keperawatan
1. Klasifikasi
Data Subjektif:
- Klien mengeluh sesak
- Klien mengatakan batuk berdahak
- Klien mengatakan tidak ada nafsu makan
- Klien mengeluh mailase
- Klien mengatakan kelelahan bila beraktifitas
- Rasa sakit dibawah sternum
- Klien mengatakan cemas dengan keadaan penyakinya
Data Objektif:
- Sesak
- Bunyi resonan pada paru
- Dyspnea
- Menggunakan otot bantu pernapasan
- Klien batuk berdahak
- Peningkatan produksi secret
- Mual
- Muntah
- Porsi makan tidak dihabiskan
- Suhu tubuh 40°c
- Batuk produktif dengan sputum purulent
- Nadi meningkat
Klien sering bertanya tentang penyakitnya
2. Analisa Data
No SIGN ETIOLOGI PROBLEM
1 DS;
- Klien mengeluh sesak
- Klien mengatakan
kelelahan bila beraktivitas
Do:
- Sesak
- Bunyi resonan pada paru
- Dyspnea
- Menggunakan otot bantu
pernapasan
Faktor iritan (fisik & kimiawi) dan factor infeksi
Hipertropi dan hyperplasia pensekresi mucus dan inflamasi
Pembentukan lendir dan penurunan fx siliaris
Penumpukan mucus pada sal. Napas
Exsudat mukopurelin, ulserasi danDestruksi dinding bronchial
Obstruksi jalan napas oleh karenaGranulasi dan fibrosis peribronchial
Perubahan pada membrane alveolar kapiler
Udara teroksigenasi menjadi menurun
Kerusakan
pertukaran
gas
Deficit O₂ pada jaringan alveoli
2 Ds:
Klien mengatakan sesak
Rasa sakit dibawah sternum
DoDO:
Sesak
Dyspnea
Faktor iritan (fisik & kimiawi) dan factor infeksi
Hipertropi dan hyperplasia pensekresi mucus dan inflamasi
Pembentukan lendir dan penurunan fx siliaris
Penumpukan mucus pada sal. Napas
Exsudat mukopurelin, ulserasi danDestruksi dinding bronchial
Obstruksi jalan napas oleh karenaGranulasi dan fibrosis peribronchial
Pola napas
tak efektif
3 Ds:
Klien mengatakan batuk
berdahak
DO:
- Klien batuk berdahak
- Peningkatan produksi
secret
Faktor iritan (fisik & kimiawi) dan factor infeksi
Hipertropi dan hyperplasia pensekresi mucus dan inflamasi
Pembentukan lendir dan penurunan fx siliaris
Penumpukan mucus pada sal. Napas
Bersihan
jalan napas
tak efektif
4 Ds:
- Klien mengatakan tidak
ada nafsu makan
Do:
- Mual
- Muntah
- Porsi makan tidak
dihabiskan
Penumpukan mucus pada sal. Napas
Rasa tidak enak dimulut
Asupan nutrisi in adekuat
Nutrisi
kurang dari
kebutuhan
5 Ds:
-Klien mengeluh mailase
-Klien mengatakan kelelahan
bila beraktifitas
Asupan nutrisi in adekuat
Metabolisme terganggu
Energi yang dihasilkan berkurang
Intoleransi
aktivitas
-Klien mengatakan badan
terasa lemah
Do:
-Klein memerlukan bantuan
orang lain untuk memenuhi
kebutuhan aktifitas sehari-
hari
6 Ds:
- Rasa sakit dibawah sternum
Do:
- Suhu tubuh 40°c
- Batuk produktif dengan
sputum purulent
- Nadi meningkat
Faktor iritan (fisik & kimiawi) dan factor infeksi
Hipertropi dan hyperplasia pensekresi mucus dan inflamasi
Pembentukan lendir dan penurunan fx siliaris
Penumpukan mucus pada sal. Napas
Media berkembangnya kuman mikroorganisme
Resiko
infeksi
7 Ds:
- Klien mengatakan cemas
dengan keadaan
penyakinya
Do:
- Klien Nampak tegang
Deficit O₂ pada jar. Alveoli
Perubahan status kesehatan
Kurang terpajan tentang infomasi kesehatan mengenai penyakit dan pengobatan
sterossor psikologis
koping in adekuat
Cemas
8 Ds:
- Klien mengatakan cemas
DO:
- Klien sering bertanya
tentang penyakitnya
Perubahan status kesehatan
Kurang terpajan tentang infomasi kesehatan mengenai penyakit dan pengobatan
Tidak ada pemahaman tentang kondisi penyakit
Kurang
pengetahuan
NO DIAGNOSA KEPERAWATANRENCANA KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN INTERVENSI
1 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan deficit O2 pada jaringan alveoli ditandai dengan :DS :
- Klien mengeluh sesakDO :- Sesak- Bunyi resonan pada paru- Takikardi- Dyspnea- Menggunakan otot bantu pernapasan
Menunjukan perbaikan ventilasidan oksigenasijaringan adekuatdengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
-
1. Kaji frekuensikedalaman pernapasan. Catat otot aksesoris,napas bibir,ketidakmampuanberbicara/berbincang
2. Aukultasi bunyi napas, catat area penurunan aliran udara dan/ atau bunyi tambahan
3. Dorong pengeluaran sputum; pengisapan bla di indikasikan
4. Berikan oksigen tambahan yang sesuai dengan indikasi hasil GDA dan toleransi pasien
1. Berguna dalam evaluasi derajat distress pernapasan dan atau kronisnya proses penyakit.
2. Bunyi napas mungkin redup karena penurunan aliran udara atau area konsiludasi
3. Kental, tebal dan banyaknya sekresi adalah sumber utama gangguan pertukaran gas pada jalan napas kecil.
4. Dapat memperbaiki/mencegah buruknya hipoksia.
2 Pola napas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan napas oleh karena
Menunjukan pola napas normal/efektif
1. Auskultasi bunyi napas. Catat adanya bunyi napas
1. Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan napas dan dapat dimanifestasikan dengan bunyi
Granulasi dan fibrosis peribronchial ditandai dengan :DS :Klien mengatakan sesakDO :- Sesak- Dyspnea- Rasa sakit dibawah sternum
dengan GDA dalam rentang normal.
misalnya mengi, krekels, ronki.
2. Berikan klien untuk posisi nyaman misalnya peninggian kepala tempat tidur,duduk pada sndaran tempat tidur.
3. Observasi karakteristik batuk missal menetap, batuk pendek, atau basah. Bantu tindakan untuk memperbaiki keefektifan upaya batuk.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat : Bronkodilator (epinefrin, albutenol, terbutalin)
nafas tambahan.2. Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi
pernapasan.3. Batuk paling efektif pada posisi duduk tinggi atau kepala
dibawah setelah perkusi dada.4. Merilekskan otot halus dan menurunkan kongesti local,
menurunkan nafas, mengi, dan produksi mukosa.
3 Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan mucus pada saluran napas ditandai denganDS : - Klien mengatakan batuk berdahakDO :- Klien batuk berdahak
Mempertahankan jalan napas paten dengan bunyi napas bersih/jelas
-
1. Kaji/ pantau frekuensi pernapasan. Catat rasio inspirasi/ ekspirasi
2. Catat adanya derajat dyspnea, missal keluhan “lapar udara”, gelisah, ansietas, distress
1. Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada pasien cemas dan adanya proses infeksi akut.
2. Disfungsi pernapasan adalah variable yang tergantung pada tahap proses kronik selain proses akut yang menimbulkan perawatan dirumah sakit.
3. Memberikan pasien beberapa cara untuk mengatasi
- Peningkatan produksi sekret pernapasan.3. Dorong/bantu latihan
napas dalam.4. Kolaborasi dalam
pengobatan pernapasan missal IPPB, fisioterapi.
dan mengontrol dyspnea dan menurunkan jebakan udara.
4. Drainase postural dan perkusi penting untuk membuang banyaknya sekresi/kental dan memperbaiki ventilasi.
4 Nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan asupan nutrisi
inadekuat ditandai dengan:
DS:
- Klien mengatakan tidak ada nafsu makan
DO:
- Mual
- Muntah
- Porsi makan tidak dihabiskan
Menunjukan
peningkatan berat
badan
1. Kaji kebiasaan diet,
masukan makanan saat
ini. Catat derajat
kesulitan makan.
Evaluasi berat badan
dan ukuran tubuh
2. Berikan perawatan
oral sering, buang
sekret, berikan wadah
khusus untuk sekali
pakai dan tisue.
3. Timbang berat badan
sesuai indikasi.
4. Kolaborasi dengan
1. Pasien distress pernafasan akut sering anoreksia karena
dyspnea, aputum ban obat.
2. Rasa tak enak, bau dan penampilan adalah pencegah
utama terhadap nafsu makan.
3. Berguna untuk menentukan kebutuhan kalori dan
evaluasi keadekuatan rencana nutrisi.
4. Meminimalkan pasien dalam penggunaan energy.
ahli gizi untuk
memberikan makanan
yang mudah dicerna.
5 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
nutrisi kurang dari kebutuhan ditandai
dengan:
DS:
- Klien mengeluh malaise
- Klien mengatakan kelelahan bila
beraktifitas
- Klien mengatakan badan terasa lemah
DO:
- Klien memerlukan bantuan orang lain
untuk memenuhi kenutuhan aktifitas
sehari-hari.
Menunjukan
peningkatan toleransi
terhadap aktivitas
yang dapat diukur
dengan tidak adnya
dyspnea, kelemahan
berlebihan dan tanda
vital dalam rentang
normal
1. Evaluasi respons
pasien terhadap
aktivitas. Catat laporan
dispnea, peningkatan
kelemahan/ kelelahan
dan perubahan tanda
vital selama dan
setelah aktivitas.
2. Berikan lingkungan
tenang dan batasi
pengunjung selama
fase akut sesuai
indikasi. Dorong
penggunaan
1. Menetapkan kemampuan/ kebutuhan pasien dan
memudahkan pilihan intervensi.
2. Menurunkan stress dan rangsangan berlebihan,
meningkatkan istrahat.
3. Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk
menurunkan kebutuhan metabolic, menghemat energy
untuk penyembuhan.
4. pasien mungkin nyaman dengan kepala tingg, tidur di
kursi atau merunduk ke depan meja atau bantal.
5. meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan
suplai dan kebutuhan oksigen
manajemen stres dan
pengalih yang tepat..
3. Jelaskan pentingnya
istirahat dalam rencana
pengobatan dan
perlunya
keseimbangan
aktivitas dan istirahat..
4. Bantu pasien memilih
posisi nyaman untuk
istirahat dan/atau tidur.
5. Bantu aktivitas
perawatan diri yang
diperlukan. Berikan
kemajuan peningkatan
aktivitas selama fase
penyembuhan.
.
6 Resiko infeksi berhubungan dengan
penumpukan mucus pada saluran napas
ditandai dengan:
DS:
-Rasa sakit dibawah sternum
DO:
- Suhu tubuh 40 C
- Batuk produktif dengan sputum purulent
- Nadi meningkat
Infeksi tidak terjadi 1. Awasi suhu klien
2. Observasi warna,
karakter dan bau
sputum
3. Tunjukkan dan bantu
pasien tentang
pembuangan tisu dan
sputum. Tekankan
cuci tangan yangbenar
dan penggunaan
sarung tangan bila
memegang/
membuang tisu, wadah
sputum
4. Dorong keseimbangan
antara aktivitas dan
1. demam dapat terjadi karena infeksi.
2. secret berbau, kuning atau kehijauan menunjukkan
adanya infeksi paru
3. mencegah penyebaran pathogen melalui cairan
4. menurunkan konsumsi/ kebutuhana oksigen dan
memperbaiki pertahanan pasien terhadap infeksi.
5. dapat diberikan untuk organisme khusus yang
teridentifikasi dengan kultur dan sensivitas atau
diberikan secara profilaktik karena resiko tinggi
istirahat
5. Berikan antimicrobial
sesuai indikasi
7 Cemas berhubungan dengan perubahan
status kesehatan ditandai dengan:
DS:
- Klien mengatakan cemas dengan keadaan
penyakitnya.
DO:
- Klien sering bertanya tentang
penyakitnya
Menunjukan rentang
perasaan yang tepat
dan penampilan
wajah tampak rileks.
1. Observasi tingkat
kecemasan melalui
kemampuan
memecahkan masalah,
memusatkan perhatian,
ketepatan berespon
terhadap situasi.
2. Bantu untuk
mengenali faktor
faktor penyebab cemas
dan upaya
mengatasinya.
3. Ciptakan lingkungan
tenang, aman, jauhkan
benda berbahaya.
1. mengidentifikasi seberapa parah tingkat kecemasan
pasien.
2. mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan
penghambat dalam proses penyembuhan.
3. membuat pasien dalam lingkungan nyaman dan aman.
4. menumbuhkan rasa percaya diri pasien.
5. Menumbuhkan rasa percaya diri dan menghindarkan
ketergantungan.
6. mendekatkan hubungan pasien dan perawat.
7. menumbuhkan rasa percaya klien terhadap perawat.
8. pasien mudah mengerti apa yang dibicarakan perawat
4. Beri dukungan setiap
melakukan aktivitas.
5. Beri kesempatan untuk
memilih mekanisme
koping yang efektif.
6. Bina hubungan saling
percaya, lakukan
kontak mata dan
kontak fisik.
7. Bicara dengan sikap
tegas, tenang dan
meyakinkan.
8. Gunakan kalimat
pendek dan sederhana.
terutama saat pasien cemas
8 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan tentang informasi mengenai penyakit dan pengobatan ditandai dengan:DS:
Klien menyatakan pemahaman kondisi/ proses penyakit dan tindakan.
1. Intruksikan/ kuatkan
rasional untuk latiahan
napas, batuk efektif
dan latihan kondisi
1. napas bibir dan napas abdominal/ diafragmatik menguatkan otot pernafasan, membantu meminimalkan kolaps jalan nafas kecil dan memberikan individu arti untuk mengontol dyspnea.
2. menurunkan pertumbuhan bakteri pada mulut
- Klien mengatakan cemasDO:- Klien sering bertanya tentang penyakitnya
umum.
2. Tekankan pentingnya
perawatan oral/
kebersihan gigi.
3. Diskusikan pentingnya
menghindari orang
yang sedang infeksi
pernafasan aktif.
Tekankan perlunya
vaksinasi influenza/
pnemokokal rutin.
4. Berikan informasi
tentang pembatasan
aktivitas dan aktivitas
pilihan dengan periode
istirahat untuk
mencegah kelemahan.
dimana dapat menimbulkan infeksi saluran napas
atas.
3. menurunkan pemajanan dan insiden mendapatkan infeksi saluran napas.
4. mempunyai kemampuan ini dapat memampukan pasien untuk membuat pilihan/ keputusan informasi untuk menurunkan dispnea, memaksimalkan tingkat aktivitas, melakukan aktivitas yang diinginkan dan mencegah komplikasi.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NO DX KEP Hari/ Tgl Jam IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PARAF JAM EVALUASI PARAF
1 Senin 05 oktober
08.05
08.12
08.20
09.20
09.30
10.00
10. 30
1. Memberikan oksigen tambahan
2. Mengkaji frekuensi kedalaman
pernapasan
3. Mengkaji/ mengawasi warna
membrane mukosa
4. Mendorong pengeluaran sputum
melalui pengisapan
5. Mengawasi tingkat kesadaran/ status
mental
14.00
S : Pasien mengatakan sesak
berkurang
O: Pasien tampak lemas
A: Masalah sebagian teratasi
P : pertahankan intervensi
keperawatan
6. Mengevaluasi tingkat toleransi
aktifitas
2 Senin05 oktober
08.08
08.15
08.25
08.40
09.00
09.15
09.45
1. Memberikan pasien posisi yang
nyaman dengan peninggian kepala
tempat tidur
2. Mengauskultasi bunyi napas
3. memantau frekuensi pernafasan
4. Mencatat adanya/ derajat dispnea
5. Mengkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat Bronkodilator,
analgesic dan antitusif sesuai indikasi
6. Membantu latihan napas dalam
14.00
S : Pasien Mengatakan sesak
berkurang
O: Frekuensi napas 22 kali/menit
A : Masalah sebagian teratasi
P : Pertahankan intervemsi
keperawatan
3 Senin 05 oktober
09.
50
09.55
10.10
1. Meningkatkan masukan cairan sampai
3000 ml/hari dengan Memberikan air
hangat
2. Mengobservasi karakteristik batuk dan
membantu tindakan untuk memperbaiki
keefektifan upaya batuk.
14.00
S : Pasien mengatakan Batuk
dan sesak berkurang
O : Batuk tampak berdahak dan
bunyi napas wheezing
A : Tujuan Belum tercapai
3. Melakukan kolaborasi dengan
fisioterapi.
P : Lanjutkan intervensi
4 Senin 05 oktober
08.00
09.10
09.25
19.40
13.00
13.00
13.00
13.20
1. Menimimbang berat badan
2. Mengauskultasi bunyi usus.
3. Mengkaji kebiasaan diet
4. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
memberikan makanan yang mudah
dicerna.
5. Mendorong periode istirahat selama 1
jam sebelum dan sesudah makan.
Memberikan makan porsi kecil tapi
sering
6. Menghindari makanan penghasil gas dan
minuman karbonat.
7. Memberikan vitamin/mineral/elektrolit
sesuai indikasi
8. Memberikan perawatan oral
14.00 Jam 14.00S : Klien mengatakan tidak ada nafsu makanO : Porsi makan tidak dihabiskan
A : Tujuan beum tercapai
P : Lanjutkan intervensi, 3,4,6,7
5 Senin 05 oktober
08.30 1. Manunjukkan dan membantu pasien
tentang pembuangan tisu dan sputum
14.00
S : Klen mengatakan masih
08.35
08.37
08.50
08.52
09.05
13.10
2. Mengkaji pentingnya latihan napas,
batuk efektif, perubahan posisi sering
dan masukkan cairan adekuat
3. Mengobservasi warna, karakter dan bau
sputum
4. Menekankan cuci tangan yang benar
5. Mendorong keseimbangan antara
aktivitas dan istirahat
6. Mendiskusikan kebutuhan masukan
nutrisi adekuat
7. Memberikan antimicrobial sesuai
indikasi
batuk
O : Klien batuk berdahak
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5,6,7
6 Senin 05 oktober
10.05
10.15
10.20
1. Mengobservasi tingkat kecemasan
melalui kemampuan memecahkan
masalah, memusatkan perhatian,
ketepatan berespon terhadap situasi.
2. Membina hubungan saling percaya,
melakukan kontak mata dan kontak fisik
3. membantu untuk mengenali faktor-
14.00
S : Klien mengatakan cemas
berkurang
O : Klien napak rileks
A : Tujuan sebagian tercapai
P : Lanjutkan intervensi
10.25
10.35
10.40
10.42
10.45
faktor penyebab cemas dan upaya
mengatasinya.
4. memberi kesempatan untuk memilih
mekanisme koping yang efektif.
5. memberi dukungan setiap melakukan
aktivitas.
6. berbicara dengan sikap tegas, tenang dan
meyakinkan.
7. menggunakan kalimat pendek dan
sederhana.
8. Menciptakan lingkungan tenang, aman.
1,2,3,4,5,6,7
7 Senin 05 oktober
11.00
11.05
11.10
11.15
1. Mengkaji efek bahaya rokok dan
nasehatkan menghentikan rokok pada
pasien dan/atau orang terdekat.
2. Menjelaskan/ menguatkan penjelasan
proses penyakit individu. Mendorong
pasien/ orang terdekat untuk
menanyakan pertanyaan.
3. Menginstruksikan/ Menguatkan rasional
14.00
S : Klien mengatakan cemas
berkurang
O : Klien sering bertanya
tentang penyakitnya
A : Tujuan Belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi
11.20
11.25
11.30
untuk latiahan napas, batuk efektif dan
latihan kondisi umum
4. Menekankan pentingnya perawatan oral/
kebersihan gigi.
mendiskusikan pentingnya menghindari
orang yang sedang infeksi pernafasan
aktif. Menekankan perlunya vaksinasi
influenza/ pnemokokal rutin.
5. Mendiskusikan obat pernafasan, efek
samping dan reaksi yang tak diinginkan.
Mendiiskusikan faktor individu yang
menurunkan kondisi seperti udara terlalu
kering, 28eriod, lingkungan dengan suhu
ekstrem, serbuk, asap rokok, polusi
udara.
6. Mendiskusikan pentingnya mengikuti
perawatan 28erio, foto dada 28eriodic
dan kultur sputum.cara mengontrol
faktor ini dan sekitar rumah
1,2,3,4,5,6,7
7. Memberikan informasi tentang
pembatasan aktivitas dan aktivitas
pilihan dengan periode istirahat untuk
mencegah kelemahan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. [internet]. Hptt:/www.asuhankeperawatan.com.
Aljeir.2007. Asuhan Keperawatan dengan Infeksi dan Inflamasi Sistem Pernafasan.Jakarta : EGC.
Bataone, Marosa. 2002. Standar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Yayasan Panti Rapih.
Brunner & Suddarth, 1997, Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8, EGC,Jakarta
Doenges, Marilynn dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC